LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
KAJIAN TERHADAP POTENSI WISATA KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN DALAM PENYUSUNAN MODEL DESTINASI PARIWISATA KREATIF
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Ketua Tim Anggota
: Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M. : Theodosia C. Nathalia, S.ST. Par., M.M.
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN JULI 2014
0316047401 0328127901
2
HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
RINGKASAN
7
BAB 1. PENDAHULUAN
8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
11
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
19
BAB 4. METODE PENELITIAN
21
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
24
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
39
BAB 7. SIMPULAN DAN SARAN
40
DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Bisnis Pariwisata Kreatif……………………………….
18
Gambar 2 Tahapan Penelitian……………………………………………..
23
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Sediaan Pariwisata Kreatif……………………………................
17
Tabel 2
Jumlah Penduduk Provinsi Banten…………………...................
25
Tabel 3
Obyek Wisata dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Pandeglang, Banten ………………………........................................................
34
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Foto-foto Kegiatan
Lampiran 2
Sertifikat sebagai Penyaji dalam Konferensi Internasional
Lampiran 3
Surat Undangan Nara Sumber Workshop Pengelolaan Desa Wisata
6
RINGKASAN Provinsi Banten yang disahkan menjadi provinsi melalui Undang-Undang no. 23 tahun 2000, adalah wilayah yang memiliki banyak potensi wisata. Kedelapan wilayah administratif Provinsi Banten memiliki potensi wisata masing-masing yang bervariasi dan dapat dikembangkan untuk menjadi destinasi yang unggul. Namun, kesemua potensi yang ada belum dioptimalkan dengan baik sehingga masih banyak perencanaan dan pengembangan yang perlu dilakukan bagi kepariwisataan di provinsi ini. Penelitian ini secara khusus akan difokuskan untuk menindaklanjuti permasalahan pengelolaan destinasi yang terkait dengan kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal destinasi wisata. Selanjutnya, hasil penyempurnaan akan digunakan untuk menyusun sebuah Model Destinasi Pariwisata Kreatif bagi Wilayah Kabupaten Pandeglang. Langkahlangkah yang dilakukan untuk menyusun model destinasi pariwisata kreatif di Wilayah Kabupaten Pandglang Banten adalah: 1. Melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal 2. Melakukan identifikasi terhadap kajian awal terkait informasi dasar mengenai destinasi wisata yang meliputi: atraksi, transportasi intra dan antar daerah, infrastruktur, fasilitas dan layanan, event/festival dan aktivitas wisata. 3. Melakukan identifikasi terhadap Baur Pemasaran 4. Menyusun sebuah model destinasi pariwisata kreatif bagi Kabupaten Pandeglang, Banten. Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah terbentuknya Model Destinasi Pariwisata Kreatif dari Kabupaten Pandeglang, Banten; yang selanjutnya akan dipublikasikan secara ilmiah pada jurnal terakreditasi: Jurnal Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Badan Pengembangan Sumber Daya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kata Kunci: destinasi pariwisata, pariwisata kreatif
7
BAB 1 PENDAHULUAN
Berdasarkan paparan dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap kinerja Destination Management Organization (DMO) yang dilakukan oleh tim Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan (2012), dapat disimpulkan permasalahan yang umumnya terjadi dalam pengelolaan destinasi wisata adalah : 1. Komitmen Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan destinasi wisata belum kuat karena adanya berbagai kendala yang dihadapi. 2. Partisipasi dan kesadaran masyarakat lokal dalam pengelolaan destinasiwisata masih rendah dan insidental. 3. Kemampuan dan kapasitas masing-masing destinasiwisata berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan kondisi geografis, ekonomi dan budaya setempat, sehingga sulit dalam tata kelolanya. 4. Peran
dan
kontribusi
pemangku
kepentinganmasih
belum
optimal
dalam
pengembangan destinasi wisata. 5. Belum sempurnanya inventarisasi terhadap potensi wisata yang terdapat pada destinasi, sebagai kajian awal mengenai profil dan peta wilayah destinasi wisata. 6. Belum sempurnanya kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal mengenai destinasi wisata. mengenai tata kelola destinasi wisata yang mencakup atraksi, transportasi intra dan antar destinasi, infrastruktur, fasilitas dan layanan, event dan festival, serta aktivitas wisata. Provinsi Banten yang disahkan menjadi provinsi melalui Undang-Undang no. 23 tahun 2000, adalah wilayah yang memiliki banyak potensi wisata. Wilayah Provinsi Banten dengan luas 9.018,64 km2 dibagi kedalam empat kabupaten: Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang; serta empat kota: Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan. Kedelapan wilayah administratif Provinsi Banten tersebut memiliki potensi wisata masing-masing yang bervariasi dan dapat dikembangkan untuk menjadi destinasi yang unggul. Namun, kesemua potensi yang ada belum dioptimalkan dengan baik sehingga masih banyak perencanaan dan pengembangan yang perlu dilakukan bagi kepariwisataan di provinsi ini. Dengan demikian, adanya upaya-upaya pembangunan kepariwisataan yang mendasar dan komprehensif adalah suatu hal yang mendesak dilakukan untuk memajukan kepariwisataan Provinsi Banten.
8
Penelitian ini secara khusus akan difokuskan untuk menindaklanjuti permasalahan pengelolaan destinasi yang terkait dengan kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal destinasi wisata.Selanjutnya, hasil penyempurnaan akan digunakan untuk menyusun sebuah model destinasi pariwisata kreatif bagi wilayah Kabupaten Pandeglang. Menurut Richards dan Wilson (2007) pariwisata kreatif adalah pariwisata yang mendorong munculnya potensi kreatif wisatawan melalui partisipasi aktif dalam program dan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik destinasi yang dikunjunginya, seperti yang dinyatakan berikut ini. Pada tahun pertama penelitian langkah-langkah yang dilakukan berfokus pada: 1. Menyusun profil lengkap dari potensi wisata di Kabupaten Pandeglang 2. Menyusun analisa SWOT kepariwisataan Kabupaten Pandeglang 3. Menyusun analisa terhadap baur pemasaran dari kepariwisataan Kabupaten Pandeglang 4. Menyusun publikasi ilmiah pada Jurnal Nasional terakreditasi LIPI, yaitu Jurnal Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan, Badan Pengembangan Sumber Daya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk mendapatkan data yang digunakan penyusunan profil, analisis SWOT dan analisis baur pemasaran, dilakukan pengumpulan data dengan cara observasi, survei dengan kuesioner, dan wawancara. Adapun wilayah Kabupaten Pandeglang yang menjadi fokus penelitian adalah: Taman Nasional Ujung Kulon, Kawasan Pantai Carita, Tanjung Lesung, Situ Cikedal, Kawasan Pantai Bama, Kawasan Gunung Karang dan Kawasan Pantai Selatan. Selain itu, untuk memperkuat data, informasi dan analisa yang terkait dengan topik penelitian ini, tim peneliti berpartisipasi dalam beberapa pertemuan ilmiah yang membawakan topik ini secara langsung maupun tidak langsung. Adapun pertemuan ilmiah yang dilakukan adalah: 1. Presentasi pada konferensi internasional mengenai pariwisata “”Global Tourism & Hospitality Conference and Asia Tourism Forum” 18 – 20 Mei 2014 di Hong Kong. Karya Ilmiah yang dipresentasikan adalah “The Application of Creative Tourism Business Model on Service Innovation in a Destination”. Artikel ilmiah yang dipresentasikan sudah masuk ke dalam prosiding dari konferensi ini. 2. Menjadi Pembicara dalam Workshop Pembinaan Pengelola Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada 179
18 Juni 2014. Pada kesempatan tersebut tim peneliti menyampaikan aplikasi model pariwisata kreatif pada desa wisata di Kab. Pandeglang.
Tersusunnya profil lengkap, analisa SWOT dan analisa baur pemasaran dari kepariwisataan Kabupaten Pandeglang akan menjadi dasar bagi penyusunan Model Destinasi Pariwisata Kreatif, yang merupakan target luaran tahun kedua dari penelitian ini. Keanekaragaman jenis obyek wisata tersebut menjadikan Kabupaten Pandeglang dapat dijadikan percontohan model pengembangan destinasi pariwisata kreatif yang selanjutnya dapat disusun sebuah model destinasi wisata pariwisata kreatif yang meliputi produk, harga, tempat, promosi, manusia, pengemasan, pemrograman dan kerjasama yang dibutuhkan.
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Destinasi Wisata Menurut Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Daerah
Tujuan Wisata atau Destinasi Wisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Definisi yang berdasarkan area geografis tersebut merupakan pendekatan lama terhadap sebuah destinasi. Stankovic dan Dukic (2009) menjabarkan beberapa komponen produk pariwisata dari sebuah destinasi yaitu: 1. Atraksi (alam, buatan manusia, dibangun untuk tujuan tertentu acara special dan mempunyai nilai sejarah) 2. Aksesibilitas (keseluruhan system transportasi yang mencakup rute-rutenya, terminal dan kendaraan yang tersedia) 3. Amenitas (fasilitas akomodasi dan makan minum, ritel dan layanan wisata lainnya) 4. Paket-paket yang tersedia – available packages (berbagai paket yang sudah diatur sebelumnya oleh perantara dan principal) 5. Aktivitas (semua aktivitas yang tersedia di sebuah destinasi, dan apa yang bisa dilakukan wisatawan selama waktu kunjungannya) 6. Layanan tambahan – ancillary services (berbagai layanan tambahan yang digunakan wisatawan seperti bank, wartel, rumah sakit, dan sebagainya) Menurut Cooper et.al. (1998) daerah tujuan wisata memiliki komponen berikut, yang dikenal sebagai empat A: 1. Attraction (Atraksi) Terdapat beberapa pengertian dan terminologi mengenai atraksi wisata, diantaranya diberikan oleh Inskeep yaitu: “Tourist attraction are all those natural, cultural, and special features and related activities of an area that attract tourist to visit it”. Secara singkat, suatu atraksi wisata akan: a. Menyediakan motivasi awal wisatawan untuk datang berkunjung. b. Menjadi gambaran yang wisatawan bayangkan dan membawa mereka datang. 11
2. Amenities (Fitur-fitur yang membuat nyaman) a. Segala sesuatu yang membuat wisatawan tinggal dengan nyaman b. Memenuhi kebutuhan wisatawan yang jauh dari rumah. c. Termasuk: Akomodasi, makanan dan minuman, toko-toko, dan lainnya 3. Accessibility (Aksesibilitas) a. Seberapa mudah daerah tujuan wisata dicapai dari rumah b. Pengembangan dan perawatan jaringan transportasi menuju lokasi yang efisien menghasilkan pasar yang penting untuk keberhasilan daerah tujuan wisata c. Tidak hanya akses fisik dan pasar menuju lokasi, namun juga bantuan layanan seperti penyewaan kendaraan dan transportasi lokal, untuk membawa wisatawan menuju tempat akomodasi 4. Ancillary services (Layanan pendukung) a. Kebanyakan daerah tujuan wisata menyediakan layanan pendukung kepada konsumen dan industri melalui badan pariwisata lokal b. Layanan ini termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan, dan koordinasi c. Perusahaan mungkin merupakan perusahaan pemerintah, gabungan pemerintah dan swasta, atau dalam beberapa kasus merupakan perusahaan swasta d. Layanan utama yang biasa disediakan antara lain: 1) Promosi daerah tujuan wisata 2) Koordinasi dan kendali pengembangan 3) Bantuan layanan informasi dan pemesanan kepada publik Sebagai tambahan atas keempat komponen di atas, infrastruktur dan superstruktur dari sebuah daerah juga merupakan faktor yang penting.Infrastruktur umumnya digunakan bersama oleh penduduk lokal dan pengunjung.Infrastruktur yang memadai adalah penting untuk daerah tujuan wisata dan kebanyakan berupa transportasi (jalan raya, rel kereta, bandara, tempat parkir); utilitas (listrik, air, dan jaringan komunikasi); dan layanan lainnya (kesehatan dan keamanan).Suprastruktur umumnya merupakan kegiatan sektor swasta, yang digunakan sebagai elemen penghasilan dari daerah tujuan wisata.Suprastruktur meliputi akomodasi, bangunan atraksi dan toko-toko dan layanan lainnya.
12
2.2.Konsep Baur Pemasaran (Marketing Mix) Marketing Mix atau baur pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2004: 56) adalah: “A set of controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market. The Baur Pemasaran consists of everything the firm can do to influence the demand for its product. The possibilities can be collected into four groups of variables known as the “four Ps”: product, price, place and promotion.” Pengertian Baur Pemasaran di atas dapat diterjemahkan secara bebas sebagai serangkaian alat pemasaran yang dapat dikontrol oleh manajemen perusahaan untuk mendapatkan respon yang diinginkan oleh perusahaan tersebut dari pasar sasarannya.Baur Pemasaran tersebut terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya. Berikut ini adalah uraian dari masing-masing variabel tersebut : 1. Produk (Product) Menurut Kotler dan Armstrong (2004:276-279) produk adalah kombinasi dari barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. 2. Harga (Price) Menurut Kotler dan Armstrong (2004:56) harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk yang diingininya. Dalam menentukan besarnya harga yang pantas bagi suatu produk pariwisata perlu ditetapkan dahulu apa yang menjadi tujuan dari pengelolanya, apakah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya (Surplus Maximum), menjadikan produk tersebut sebagai produk yang paling luas penggunaannya di dalam pasar (Usage Maximization) ataupun hanya agar harga yang ditetapkan dapat mencapai titik impas saja (Cost Recovery). 3. Promosi (Promotion): Promosi adalah upaya-upaya perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produknya agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut.Promosi merupakan sarana bagi sebuah perusahaan, organisasi atau asosiasi untuk berkomunikasi dengan konsumen potensialnya, karyawan, manajemen dan berbagai publik yang ada. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:467), program komunikasi suatu perusahaan secara keseluruhan disebut dengan nama promotion mix (bauran promosi), yang terdiri dari : a. Advertising (periklanan) 13
b. Personal Selling (penjualan pribadi) c. Sales Promotion (promosi penjualan) d. Public Relation (hubungan masyarakat) 4. Tempat (place) Menurut Morrison (2010:310), tempat (place) adalah: How does the organization plan to place the product or to work with other complementary groups in the distribution channel? Untuk lebih jelasnya lagi, dengan mengaitkan tempat sebagai saluran distribusi, maka Morrison (2010:749) berpendapat bahwa distribusi dapat diartikan sebagai sebuah rencana yang dibuat oleh sebuah organisasi untuk memperbolehkannya bekerja dengan kelompok komplimen lainnya dalam jaringan distribusi.
5. Manusia (people) Menurut Morrison (2010:362), pariwisata adalah ‘people industry’ dimana dalam hal ini dikatakan bahwa seorang karyawan (people) memberikan pelayanan kepada seorang pelanggan (people) yang membagi pelayanan tersebut dengan pelanggan lainnya (people). 6.Pengemasan dan Pemrograman (Packaging and Programming) Menurut Morrison (2010:392), pengemasan adalah kombinasi dari layanan yang berhubungan dengan layanan pelengkap dalam satu harga yang ditawarkan. Sedangkan pemrograman adalah suatu teknik yang berkaitan erat dengan pengemasan.
7. Kerjasama (Partnership) Menurut Morrison (2010:352), organisasi yang ada semakin menyadari pentingnya dan keuntungan memiliki hubungan jangka panjang atau kerjasama dengan pelanggan, pemasok, dan organisasi lainnya. Kerjasama dapat terjalin dalam jangka panjang ataupun jangka pendek yang merupakan suatu perjanjian yang meliputi kombinasi dari produk dan jasa dari dua atau lebih organisasi.
2.3. Konsep Pariwisata Kreatif Menurut Richards dan Raymond (2000) pariwisata kreatif adalah sebuah pengalaman berwisata yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk mengembangkan potensi kreatifnya. Selanjutnya, Richards dan Wilson (2007) menyatakan bahwa potensi kreatif wisatawan tersebut muncul melalui adanya partisipasi aktif dalam berbagai program dan pengalaman pembelajaran sesuai
14
dengan karakteristik destinasi yang didatangi. Konsep pariwisata kreatif berkembang karena adanya perubahan dalam permintaan wisatawan terhadap produk-produk pariwisata. Wisatawan menuntut adanya suatu pengalaman yang berbeda, yang menjadikan mereka pelaku dalam kegiatan wisata yang ada. Misalnya, ketika berkunjung ke suatu obyek mereka tidak hanya melihat-lihat hasil kerajinan dari penduduk lokal, namun juga mempelajari proses pembuatannya secara aktif. Dalam hal ini (Ritzer, 1999) menyatakan adanya pergeseran dari istilah konsumen/consumer menjadi “prosumer” atau konsumen yang juga berperan sebagai produsen, distributor, dan juga perfomer. Terkait dengan uraian di atas, dalam memahami definisi pariwisata kreatif, Adriani (2012) menggarisbawahi beberapa hal:
1. Mengutamakanpengalaman otentik yang dirasakan wisatawan. 2. Adanya pembelajaran secara partisipatif, interaktif, dan informal. 3. Memberikan peluang kepada wisatawan untukmemanfaatkan potensi kreatifnyadalam mengonsumsi produk pariwisata. 4. Tidak bersifat massal, diadakan dalam kelompok kecil. 5. Berhubungan erat dengan masyarakat lokal sebagai pelaku kegiatan tersebut. Lebih jauh lagi, karakteristik yang harus ada dari pariwisata kreatif menurut Adriani (2012) adalah:
1. Topik yang diangkat adalah yang berhubungan dengan budaya lokal, meliputi aktivitas budaya masyarakat, makanan, alam, kesenian, dan sebagainya. 2. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan yang informal dan tidak kaku. 3. Wisatawan harus terlibat dan belajar secara interaktif. 4. Wisatawan sebagai peserta harus dibagi dalam kelompok kecil atau secara individual. 5. Untuk menjamin adanya suasana yang asli dan informal, kegiatan dilakukan di tempat pengajar atau tempat kerja/bengkel, bukan di ruang seminar mewah. 6. Tidak ada kurikulum pengajaran yang ketat dan membatasi sehingga wisatawan dapat mengeksplorasi kreativitas mereka. 7. Keberadaan pasar/market bagi peningkatan kemampuan/skill tradisional suatu komunitas serta pemanfaatan sarana dan prasarana yang sudah ada merupakan bentuk dukungan terhadap pariwisata yang berkelanjutan. 8. Wisatawan dapat berinteraksi dan mendekat pada komunitas lokal, termasuk pengajar dan masyarakat di sekelilingnya.
15
Selanjutnya, Adriani (2012) memberikan daftar dari Supply/sediaan pariwisata kreatif yang berupa produk pariwisata baik yang bersifat tangible (berwujud) maupun intangible (tidak berwujud) yang dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 1. Sediaan Pariwisata Kreatif Kegiatan Wisata Kegiatan di alam terbuka Olahraga pantai dan laut (berselancar, menyelam, berenang) Memancing Berperahu, berkano, arung jeram Mengamati flora dan fauna Mengamati landscape Fotografi Hiking Memanjat tebing Mendaki gunung Bersepeda Tur geologi Berpartisipasi dalam event
Produk Industri Kreatif snorkeling,
Kegiatan seni budaya Mengamati dan mengikuti tradisi/adat-istiadat masyarakat setempat Belajar dan mempertunjukkan kesenian (seni tari, musik) Belajar dan mempertunjukkan bela diri Terlibat dalam kegiatan budidaya hasil pantai/laut, hutan, perkebunan, pertanian Mengamati dan mempelajari seni bangunan tradisional
Karya seni tari, musik Produk budidaya
Sejarah dan heritage Melakukan tur ke situs arkeologi, situs bersejarah Melakukan tur pendidikan barang-barang koleksi ke museum Arsitektur dan urban design Melakukan tur arsitektural Melihat dan mengamati urban landscape Kegiatan desain Mengamati dan terlibat dalam kegiatan desain interior, desain grafis , desain industri, fesyen Mengkonsumsi produk Film, tv, dan radio Mengamati dan terlibat dalam kegiatan pembuatan film/sinema Mengamati dan terlibat dalam kegiatan pembuatan acara tv dan radio Teknologi dan industri high tech Mengamati dan ikut melakukan proses produksi -
Produk desain interior, grafis, industri, fesyen
Karya film Acara televise dan radio
Produk teknologi dan industri berteknologi tinggi
Melihat dan mengamati industrial landscape Melihat dan mengamati tempat tinggal pekerja industri
Rekreasi Menikmati konser musik Menikmati pertunjukan theatre Berekreasi di theme park Bersantai di taman Film, tv, dan radio
16
-
Kegiatan Wisata Mengamati dan terlibat dalam kegiatan pembuatan film/sinema Mengamati dan terlibat dalam kegiatan pembuatan acara tv dan radio
Teknologi dan industri high tech Mengamati dan ikut melakukan proses produksi -
Produk Industri Kreatif Karya film Acara televise dan radio
Produk teknologi dan industri berteknologi tinggi
Melihat dan mengamati industrial landscape Melihat dan mengamati tempat tinggal pekerja industri
Rekreasi Menikmati konser musik Menikmati pertunjukan theatre Berekreasi di theme park Bersantai di taman Kuliner Mengamati dan terlibat dalam kegiatan kuliner baik tradisional maupun kontemporer Berpartisipasi dalam event kuliner Mengkonsumsi produk Literatur Ikut serta dalam event/festival literatur Mengamati proses pembuatan percetakan Tur melihat kediaman dan tempat kerja penulis terkenal Mengunjungi perpustakaan, toko buku dan cultural space Mengkonsumsi produk literatur Kriya/craft Mengamati dan terlibat dalam pembuatan kerajinan, baik folk art maupun kontemporer Ikut berpartisipasi dalam event kriya Mengkonsumsi produk
Makanan dan minuman
Literatur/buku
Produk kerajinan
Sumber: Adriani (2012)
Merujuk kepada daftar tersebut, dapat disimpulkan bahwa seperti namanya, pariwisata kreatif dapat menggunakan berbagai sumber daya yang ada sebagai sarana dan tempat pelaksanaannya, selama pengelola kegiatan memiliki ide-ide kreatif. Selanjutnya, Ohrdiska-Olson dan Ivanov (2010) menyusun suatu model bisnis untuk pariwisata kreatif, yang terdiri dari lima kelompok elemen. Model tersebut adalah seperti sebagai berikut:
17
Gambar 1. Model Bisnis Pariwisata Kreatif
Sumber: O hridska-O lson (2 0 1 0 ) Kelima elemen dari model di atas adalah: 1 . Faktor-faktor Permintaan (Demand Factors) 2 . Faktor-faktor Penawaran (Supply Factors 3 . Produk dan Layanan (Products and Services) 4 . Manfaat berwujud dan tak berwujud dari pariwisata kreatif (Creative Tourism
Tangible and Intangible Benefits). 5 . Hasil dalam bentuk keuangan bagi destinasi (Financial Results for The Destinations).
Penjabaran pengertian, karakteristik dan model bisnis pariwisata kreatif diatas akan digunakan untuk mengembangkan model destinasi pariwisata kreatif bagi Kabupaten Pandeglang, Banten.
18
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang, Banten, ini adalah: 1. Melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal destinasi wisata
Kabupaten Pandeglang, Banten. 2. Melakukan identifikasi terhadap kajian awal terkait informasi dasar mengenai
destinasi wisata Kabupaten Pandeglang, Banten; yang meliputi: atraksi, transportasi intra dan antar daerah, infrastruktur, fasilitas dan layanan, event/festival dan aktivitas wisata. 3. Melakukan identifikasi terhadap Baur Pemasaran dari destinasi wisata Kabupaten
Pandeglang, Banten. 4. Menyusun sebuah model destinasi pariwisata kreatif bagi Kabupaten Pandeglang,
Banten.
3.2.
Manfaat Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan destinasi
pariwisata di Kabupaten Pandeglang khususnya, yang kemudian dapat diaplikasikan pada Provinsi Banten secara luas.Secara spesifik, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Para pemangku kepentingan dalam tata kelola destinasi pariwisata di Banten akan mendapatkan data yang lebih lengkap mengenai lingkungan internal dan eksternal dari Kabupaten Pandeglang sebagai sebuah destinasi pariwisata. 2. Profil yang lengkap, analisa SWOT dan Baur Pemasaran yang ada dapat dijadikan dasar dalam menyusun rencana pengembangan Kabupaten Pandeglang sebagai sebuah destinasi pariwisata. 3. Aplikasi model pariwisata kreatif dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan destinasi pariwisata yang dapat menggunakan potensi pariwisata yang ada secara optimal, sehingga usaha parwiisata yang ada sekaligus dapat menjadi sarana pelestarian alam dan budaya di destinasi. 19
4. Pada gilirannya masyarakat yang berada pada destinasi pariwisata dimana pariwisata kreatif dikembangkan dapat memetik manfaat ekonomi secara optimal sehingga kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut mengalami peningkatan.
20
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.
Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif.Menurut Sekaran (2010:105-
106) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk memastikan dan memampukan peneliti untuk menggambarkan karakteristik dari variable-variabel yang menjadi perhatian pada suatu situasi. Upaya-upaya yang digunakan untuk mendapatkan profil lengkap dari potensi wisata di Kabupaten Pandeglang Banten, adalah dengan mengajukan kegiatan-kegiatan dibawah ini: 1. Melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal dan eksternal destinasi wisata Kabupaten Pandeglang, Banten. 2. Melakukan identifikasi terhadap kajian awal terkait informasi dasar mengenai destinasi wisata Kabupaten Pandeglang, Banten; yang meliputi: atraksi, transportasi intra dan antar daerah, infrastruktur, fasilitas dan layanan, event/festival dan aktivitas wisata. 3. Melakukan identifikasi terhadap Baur Pemasaran dari destinasi wisata Kabupaten Pandeglang, Banten. 4. Menyusun sebuah model destinasi pariwisata kreatif bagi Kabupaten Pandeglang, Banten.
4.2.
Metode Pengumpulan Data Untuk menghasilkan simpulan studi kelayakan bisnis yang tepat dan akurat, sangat
dibutuhkan adanya data yang valid dan reliable.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah: 1. Data Primer a. Observasi Langsung (Pengamatan) Kegiatan observasi akan dilakukan terhadap destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang Banten. Hal-hal yang akan diamati secara langsung adalah dari kondisi atraksi yang ada; kondisi amenitas yang berguna memberikan kenyamanan bagi wisatawan; kondisi aksesibilitas sampai kondisi layanan tambahan yang diberikan 21
di wilayah banten seperti promosi.Untuk mendukung pengamatan ini peneliti menggunakan Daftar Periksa Atraksi (Attraction Check List) sebagai instrumen. b. Survei dengan menggunakan kuesioner Survei dengan menggunakan kuesioner ditujukan kepada wisatawan yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik pasar dan menggali perilaku pasar dari sudut pandang baur pemasaran (marketing mix) yang diinginkan oleh wisatawan dengan menggunakan metode convenience sampling. Menurut Sekaran (2010: 269), convenience sampling memberikan kebebasan pada peneliti saat menentukan sampel yang diambil. Adapaun responden yang dituju adalah wisatawan di wilayah Kabupaten Pandeglang. c. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur yang akan dilakukan adalah mewawancarai narasumber secara langsung yaitu para pemangku kepentingan dari destinasi wisata Kabupaten Pandeglang Banten. Panduan wawancara terstruktur digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan wawancara. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya, contohnya dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pariwisata setempat, website internet, makalah ataupun penelitian-penelitian yang sudah pernah dibuat sebelumnya. 4.3.
Tahapan Penelitian Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama dua tahun, dan dibagi kedalam
beberapa tahap, sebagaimana yang tercantum pada diagram berikut ini:
22
Gambar 2. Tahapan Penelitian Kegiatan Tahun II
·
Latar Belakang
· ·
Masalah Provinsi Banten dalam pengelolaan kepariwisataan Adanya kebutuhan akan model pengembangan pariwisata yang dapat diterapkan di Provinsi Banten, khususnya Kab. Pandeglang
Kegiatan Tahun I
·
· ·
Pengumpulan data primer dan sekunder melalui: observasi, survey dengan kuesioner dan wawancara Lokasi Penelitian: Penyusunan hasil penelitian
· · ·
Hasil Penelitian Sebelumnya:
· · · ·
·
Naskah Akademik: Kajian Pengembangan Pariwisata Kreatif oleh Adriani (2012)
·
Creative Tourism Business Model and Its Application in Bulgaria oleh OhrdiskaOlson dan Ivanov (2010).
Menyusun model destinasi pariwisata kreatif untuk Kabupaten Pandeglang. Melakukan observasi, survey maupun wawancara tambahan untuk pemantapan hasil Menyiapkan terwujudnya Destinasi Wisata Kreatif di Kabupaten Pandeglang, Banten
· ·
Profil lengkap dari potensi wisata di Kabupaten Pandeglang Analisa SWOT kepariwisataan Kabupaten Pandeglang Analisa Baur Pemasaran dari kepariwisataan Kabupaten Pandeglang Publikasi Ilmiah di Jurnal Nasional terakreditasi,
Terwujudnya Destinasi Wisata Kreatif di Kab. Pandeglang, Banten.
Hasil Tahun II
Hasil Tahun I
Creative Tourism oleh Richards dan Raymond, (2000).
Tourism, Creativity and Development oleh Richards dan Wilson (2007).
Analisa terhadap informasi dari kegiatan Tahun I dan membaginya kedalam elemenelemen model bisnis pariwisata kreatif.
· · ·
·
Tersusunnya model destinasi pariwisata kreatif Terwujudnya Destinasi Wisata Kreatif di Kabupaten Pandeglang, Banten. Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat destinasi wisata kreatif di Kabupaten Pandeglang, Banten. Publikasi Ilmiah di Jurnal Internasional Terakreditasi.
23
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI
Hasil-hasil yang telah dicapai oleh tim peneliti sampai dengan tahap ini adalah: 1. Mendatangi Kantor Dinas Budaya dan Pariwisata Banten untuk mendapatkan arahan mengenai lokasi penelitian yang akan di survei. 2. Tim peneliti telah menyusun beberapa instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu: a. Daftar Periksa Atraksi b. Kuesioner c. Panduan Wawancara 3. Tim peneliti telah melakukan pembelian souvenir untuk responden yang akan diminta untuk mengisi kuesioner dan juga penggandaan kuesioner sebagai alat untuk melakukan survei terhadap para wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Pandeglang. 4. Tim peneliti telah melakukan wawancara dengan: a. Beberapa anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia, cabang Banten b. Bapak Ade Abdulrachman, Kepala Seksi Pengembangan Obyek Wisata, Disbudpar Banten c. Bapak Sapta Gumelar, Sub Direktur Dinas Budaya dan Pariwisata Banten. 5. Tim peneliti juga melakukan wawancara informal dengan beberapa pengelola desa wisata, baik dalam wilayah Kabupaten Pandeglang maupun kabupaten lainnya. Wawancara informal dilakukan untuk mendapatkan pandangan atau pendapat mereka mengenai kemungkinan pengembangan pariwisata kreatif di berbagai destinasi wisata di Banten, dan kaitannya dengan desa wisata. 6. Tim peneliti telah membuat Profil Destinasi Pariwisata di Kabupaten Pandeglang. Berikut gambaran umum tentang Provinsi Banten dilanjutkan dengan profil destinasi pariwisata di Kabupaten Pandeglang. a. Gambaran Umum Provisi Banten Penetapan Banten menjadi sebuah provinsi sejak pada tahun 2000, yaitu setelah penetapan UU No. 23 Tahun 2000.Karena lokasi Provinsi Banten dekat dengan perairan Internasional maka Provinsi Banten menjadi lokasi yang strategis sebagai gerbang pergerakan barang dan jasa antar pulau dengan menggunakan alat transportasi laut. 24
Selain lokasi yang strategis, dan penetapan Banten menjadi Provinsi sendiri, banyak masyarakat yang akhirnya memutuskan untuk menetap.Hal ini membuat jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun.Hal ini dapat dilihat dari table dibawah yang menunjukkan peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Banten sejak tahun 2010 sampai dengan 2013.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Provinsi Banten Kabupaten/Kota
Tahun/ Jumlah Penduduk 2010
2011
2012
2013
Pandeglang
1.149.610
1.172.179
1.181.430
1.183.006
Lebak
1.204.095
1.228.884
1.239.660
1.247.906
Tangerang
2.834.376
2.960.474
3.050.929
3.157.780
Serang
1.402.818
1.434.137
1.448.964
1.450.894
Kota Tangerang
1.798.601
1.869.791
1.918.556
1.952.396
Kota Cilegon
374.559
385.72
392.341
398.304
Kota Serang
557.785
598.407
611.897
618.802
Kota Tangerang Selatan
1.290.322
1.355.926
1.405.170
1.443.403
Banten
10.632.166
11.005.518
11.248.947
11.452.491
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Meningkatnya jumlah penduduk dan potensi yang ada di wilayah Provinsi Banten terutama potensi alam, membuat Banten menjadi salah satu provinsi yang berpotensi besar pada sektor Pariwisata.Apabila pembangunan pariwisata di wilayah banten dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan sektor ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Tetapi hal ini tidak mudah dilakukan, persaingan yang ketat mengharuskan setiap daerah destinasi wisata dapat lebih meningkatkan sumber daya yang dimiliki menjadi produk dan layanan yang lebih berkualitas.Tidak cukup keindahan alam tanpa adanya pengembangan, pembangunan, kreatifitas dari seluruh pemangku kepentingan. Besarnya dampak pariwisata untuk meningkatkan perekonomian di suatu destinasi wisata dirasa sangat penting, hal ini juga dikemukan oleh Spillane (1993) yang mengutip pernyataan IUOTO (International Union Official Travel Organization) bahwa ada delapan belas alasan sektor pariwisata harus dikembangkan:
25
1. Pariwisata sebagai faktor pemicu kemakmuran bagi perkembangan ekonomi nasional maupun internasional, 2. Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan lainnya, 3. Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi, 4. Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan di destinasi wisata, 5. Penghasil devisa 6. Pemicu perdagangan internasional 7. Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun, 8. Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada suatu daerah destinasi.
Salah satu Kabupaten dengan sumber daya alam yang besar adalah Kabupaten Pandeglang.Potensi yang ada di kabupaten ini adalah adalanya alam pegunungan sekaligus pemandangan alam pantai yang sangat indah.Mengacu pada perrnyataan pentingnya pengembangan pariwisata, di Kabupaten Pandeglang sendiri berusaha untukdikembanggembangkan pola perjalanan wisata dengan menampilkan produk dan layanan yang dimiliki. Lebih jauh akan dijelaskan apa saja yang obyek dan daya tarik wisata di kabupaten ini.
b. Profil Destinasi Pariwisata di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di provinsi banten, yaitu provinsi yang secara geografis terletak berdekatan dengan pulau Jawa dan kepulauan Sumatra. Batas administrasi kabupaten ini adalah terletak sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serang, Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda. Kabupaten pandeglang memiliki 24 wilayah kecamatan yang terdiri dari 322 desa dan 13 kelurahan, dengan luas daerah mencapai 369.308 hektar, yang dimanfaatkan oleh 26
penduduk sekitar sebagai lahan perkebunan campuran, tegalan, pemukiman penduduk bahkan bangunan-bangunan lainnya. Penduduk lokal di kabupaten Pandeglang mayoritas bermata pencarian di bidang pertanian, tetapi melihat potensi yang besar di wilayah ini, pemerintah mulai membantu masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dibidang pariwisata dengan cara membantu membuat desa-desa di kabupaten Pandeglang menjadi desa-desa wisata dengan tujuan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Beberapa destinasi wisata di kabupaten ini memang cukup dikenal bagi wisatawan, bahkan beberapa destinasi telah memiliki fasilitas-fasilitas yang lengkap seperti akomodasi dengan fasilitas hotel bintang, toko yang menjual cenderamata yang dibuat oleh masyarakat sekitar, area bermain bagi anak-anak sampai penyewan peralatan yang digunakan oleh para penyelam profesional. Wisata yang tidak kalah menarik di Kabupaten Pandeglang adalah wisata kuliner.Karena berlikasi dekat dengan laut membuat panganan dari bahan dasar ikan menjadi sangat favorit di kawasan ini seperti kebab ikan, sate ikan, otak-otak. Tetapi banyak juga panganan lainnya yang disajikan di sekitar kawasan seperti rabeg (sejenis soto), balok, kikiping, dan apem putih. Untuk mencapai destinasi wisata di kabupaten Pandeglang, sebenarnya telah banyak akses yang dapat dilalui. Dari kota Jakarta sendiri terdapat jalan bebas hambatan (toll) kearah timur yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam. Atau dapat pula melalui tol Cilegon yang memakan waktu selama kurang lebih 2 jam. Sedangkan dari kota Bogor menuju Pandeglang dapat dmelalui Rangkasbitung yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam. Untuk mencapai lokasi selama perjalanan dengan menggunakan transportasi pribadi, banyak sekali penunjuk arah yang sangat membantu dalam menemukan lokasi wisata yang dituju.Bahkan untuk beberapa lokasi wisata, banyaknya transportasi umum seperti bis Damri juga dapat dipergunakan sebagai alat transportasi yang cukup murah.
Secara garis besar, provinsi banten membedakan obyek dan daya tarik wisata menjadi empat kategori: 1. Kategori Wisata Alam, yaitu wisata yang meliputi daerah pantai, pulau, kawasan gunung, kawasan cagar alam , air terjun, pemandian dan danau. 2. Kategori Obyek Wisata Sejarah dan Budaya, yaitu obyek wisata yang meliputi sejarah di daerah tersebut, budaya, masjid, keratin, benteng dan situs-situs. 27
3. Kategori Obyek Wisata Buatan, meliputi agrowoisata atau tempat-tempat wisata seperti pemandian air panas buatan. 4. Kategori Wisata Kehidupan Masyarakat (Living culture), meliputi atraksi kesenian, desa wisata dan kerajinan tradisional.
Kabupaten Pandeglang sebenernya sangat berpotensi untuk menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, karena keindahan wisata alam, wisata budaya, wisata buatan dan kehidupan maasyarakat yang kemudian dijadikan kesenian sangat menarik untuk dilihat dan pahkan dipelajari sebagai bentuk pariwisata kreati. Lebih lanjut akan dijelaskan destinasi wisata apa saja yang dimiliki di Kabupaten Pandeglang. 1. Kawasan Ujung Kulon a. Taman Nasional Ujung Kulon Taman Nasional Ujung Kulon merupakan taman nasional dengan lokasi konservasi alam yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan alam dunia pada tahun 1991. -
Atraksi wisata: Kawasan ini memiliki keindahan hutan topis dan habitat alami berbagai jenis binatang yang dilindungi seperti Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus), Kijang, Banteng, Rusa, dan berbagai jenis burung.
-
Kegiatan wisata: Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon adalah wisatawan dapat belajar mengenai ekowisata dan kehidupan habitat alami yang ada di hutan tropis tersebut.
-
Fasilitas wisata: Kawasan ini telah memiliki berbagai fasilitas yang bertujuan untuk menunjang daerah wisata. Berbagai akomodasi, pusat informasi, pemandu wisata dan fasilitas transportasi telah banyak disediakan.
-
Aksesibilitas: Untuk mencapai kawasan Tanjung Kulon dari Jakarta, dapat melalui perjalanan darat maupun perjalanan laut dengan jarak tempuh antara 60 sampai dengan 90 km tergantung destinasi yang dituju.
28
b. Pulau Peucang Pulau Peucang terletak di wilayah Kawasan Ujung Kulon dan dijuluki sebagai pulau impian (dream island) karena keindahan alam yang dimiliki pulau ini. -
Atraksi wisata: Pulau ini memiliki keindahan pantai yang bersih dan keindahan kehidupan biota laut yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.
-
Kegiatan wisata: Kegiatan wisata yang yang dapat dilakukan tergolong banyak seperti menjelajah hutan tropis, wisata satwa liar dan burung, berkemah, kegiatan air: kano; memancin; dan menyelam (diving) maupun snorkeling.
-
Fasilitas Wisata: Telah tersedia layanan akomodasi resor dengan fasilitas televisi dan pendingin ruangan di dalam kamar yang disewakan dengan harga yang cukup bervariasi tergantung fasilitas yang dipesan. Hal menarik lainnya, ternyata pihak pengelola Pulau Peucang, tetap memberikan himbauan kepada tamu resor untuk membatasi penggunaan fasilitas tersebut dengan tujuan ramah lingkungan. Pulau Peucang juga menyediakan layanan lainnya seperti layanan pusat informasi, penyediaan pemandu wisata, dan pemesanan tiket masuk untuk menikmati destinasi wisata lainnya di sekitar pulau.
-
Aksesibilitas: Untuk pengantaran ke lokasi Pulau Peucang, harus menggunakan perahu cepat (speed boat) untuk mengantar maupun menjemput kembali.
c. Pulau Panaitan Pulau Panaitan merupakan kawasan konservasi dan tidak dikelola dengan tujuan komersial.Pulau ini banyak dinikmati oleh wisatawan karena memiliki alam dan pantai yang sangat indah.Arus laut di pulau ini juga cukup tinggi sehingga banyak penyuka olah raga selancar (surfing) datang untuk menikmati ombak yang besar. -
Atraksi wisata: Pulau ini memiliki wisata budaya berupaGunung Raksa dan Patung Ganesha peninggalan budaya Hindu-Belanda.
29
-
Kegiatan wisata: Kegiatan yang banyak dilakukan wisatawan di Pulau Panaitan adalah menyelam, berselancar, dan wisata budaya atau sejarah yang kemudian dijadikan sebagai tempat berfoto bagi wisatawan.
-
Fasilitas wisata: Kawasan ini tidak membuat berbagai fasilitas yang dikelola secara komersial. Baik layanan penginapan maupun tempat makan sulit ditemukan di lokasi. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga Pulau Panaitan sebagai kawasan konservasi dengan tujuan pelestarian alam. Untuk menunjang kegiatan wisata di Pulau, petugas kawasan konservasi dapat membantu wisatawan melakukan pemesanan penginapan berupa mess atau tenda pada sebelum kedatangan.
-
Aksesibilitas: Perjalanan dari Jakarta ke Pulau Panaitan dapat menggunakan transportasi darat sekitar 4 jam menuju Sumur, dilanjutkan dengan transportasi laut selama 3 jam.
2. Kawasan Pantai Carita Pantai Carita terletak di pesisir Selat Sunda, berdampingan dengan wisata pantai lainnya seperti Pantai Anyer, Pantai Karang Bolong dan Pantai Tanjung Lesung.Lokasi Pantai Carita adalah 35 km kearah barat dari Kabupaten Pandeglang. -
Atraksi wisata: Terkenal dengan keindahan Alam dan pantaiAdanya atraksi wisata pantai seperti speed boat, banana boat, dan berperahu.
-
Kegiatan wisata: Pantai Carita memberikan berbagai aktivitas wisata air seperti surfing, boating, berenang, snorkeling.
-
Fasilitas wisata: Untuk menunjang banyaknya wisatawan yang datang ke pulau ini, fasilitas seperti akomodasi, transportasi telah cukup lengkap,
-
Aksesibilitas: dapat ditempuh dengan melakukan perjalanan darat dengan transportasi darat seperti kendaraan pribadi maupun dengan menggunakan transportasi umum seperti bis.
30
3. Kawasan Tanjung Lesung Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di propinsi Banten.Terletak di kecamatan Cigeulis sebelah barat pantai Panimbang, 30 km di sebelah barat pantai Panimbang. -
Atraksi wisata: Pantai Tanjung Lesung memiliki panorama dan keindahan alam pantai serta air yang jernih.
-
Kegiatan wisata: Arus air laut di pantai ini cukup tenang sehingga lokasi ini banyak diminati wisatawan untuk melakukan rekreasi airi seperti berenang, memancing dan berperahu. Selain itu kegiatan Agro lesung dan olah raga golf juga terdapat di sekitar kawasan Tanjung Lesung.
-
Fasilitas wisata: Untuk menunjang kegiatan wisata, kawasan Tanjung Lesung terlah menyediakan berbagai fasilitas seperti akomodasi dengan fasilitas hotel berbintang, perlengkapan rekreasi air yang lengkap serta sarana dan prasarana untuk berolah raga disekitar pantai.
-
Aksesibilitas: Untuk mencapai lokasi dari Jakarta, tersedia akses jalan tol yang menuju Merak.
4. Situ Cikendal Situ Cikendal atau danau cikendal merupakan wisata alam yang terletak di Desa Karyasari kecamatan Cikendal. -
Atraksi wisata: Danau dengan pemandangan alam yang indah.
-
Kegiatan wisata: wisatawan dapat melakukan aktivitas memancing sekaligus menikmati pemandangan alam yang indah. Kegiatan rekreasi keluarga juga dapat dilakukan seperti berfoto.
-
Fasilitas wisata: Situ Cikendal telah memiliki fasilitas listrik dan telepon
-
Aksesibilitas: perjalan ke Situ Cikendal Jarak tempuh ke lokasi ini adalah 36 km dari Pandeglang kearah Labuan dengan perjalanan darat.
-
Pengembangan pariwisata di sekitar danau dinilai membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. Selain taman seluas 1,5 hektar yang memiliki fungsi sebagai agro wisata yang banyak membantu dalam konservasi air dan saluran irigasi, penduduk juga melakukan budi daya perikanan air tawar yang dapat meningkatkan pendapatan sekaligus pelestarikan lingkungan.
31
5. Kawasan Pantai Bama Pantai Bama terletak di Kecamatan Labuhan, di tepi jalan kolektor primer kearah panimbang, merupakan salah satu pantai yang termasuk kawasan konservasi. -
Atraksi wisata: Pantai Bama merupakan destinasi wisata bawah laut yang cukup terkenal karena memiliki beragam biota laut, berbagai jenis ikan hias dan karang-karang yang sangat indah.
-
Kegiatan wisata: karena keindahan bawah laut ini, aktivitas yang paling banyak dilakukan wisatawan adalah menyelam (diving) ataupun snorkeling.
-
Fasilitas wisata: kawasan ini sudah memiliki beberapa jenis akomodasi tetapi membatasi jumlah layanan ini karena tetap menjaga kawasan Pantai Bama sebagai salah satu kawasan konservasi.
-
Aksesibilitas Jarak tempuh dari Jakarta dengan transportasi darat melalui tol Jakarta –Merak sekitar 3 jam menuju jalan raya panimbang – Labuan.
-
Kawasan Pantai Bama melakukan budidaya laut dan budidaya burung wallet, budidaya ini ternyata cukup membantu pendapatan masyarakat sekitar selain dari mata pencarian utama mereka sebagai nelayan.
6. Gunung Karang Kawasan Gunung Karang terletak pada sisi utara perbatasan antara kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.Menurut kepercayaan masyarakat, Gunung Karang merupakan bagian dari letusan Gunung Krakatau pada tahun 1928 karena banyaknya batu-batu karang di pegunungan tersebut. Ketinggian Gunung dari permukaan laut mencapai 1778, sehingga kawasan ini memiliki keindahan alam pegunungan hujan tropis dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang yang hidup di pegunungan. -
Atraksi wisata: Keindahan alam pegunungan hutan tropis and hewan-hewan yang hidup di gunung. Daya tarik lainnya adalah adanya Makam raja-raja kerajaan Banten yang mengundang wisatawan untuk wisata ziarah ke lokasi ini.
-
Kegiatan wisata: karena memiliki tebing-tebing yang curam dan terjal, banyak wisatawan yang datang ke Gunung karang untuk melakukan kegiatan memanjat tebing (climbing), kegiatan lainnya seperti wisata pemandian air
32
panas dapat djuga dinikmati di kawasan ini yaitu di obyek wisata Cisolong, Citaman dan Cikoromoy. -
Fasilitas Wisata: Banyaknya obyek wisata di kawasan sekitar Gunung Karang membuat banyaknya layanan penginapan wilayah ini.
-
Aksesibilitas:
Perjalanan
menuju
Kawasan
Gunung
karang
dapat
menggunakan transportasi darat. Transportasi umum juga tersedia sepert bis dengan tujuan Labuan dengan waktu sekitar 3 jam.
7. Kawasan Pantai Selatan Kawasan Pantai Selatan terletak di Desa Cikeruh Wetan, kecamatan Cikeusik. Jarak tempuh untuk mencapai lokasi adalah 72 km dari kota Pandeglang. -
Atraksi wisata: keindahan pantai-pantai dengan keindahan alam.
-
Kegiatan wisata: wisatawan dapat melakukan kegiatan memancing atau aktivitas berperahu disekitar pantai.
-
Fasilitas wisata: Beberapa lokasi pantai fasilitas akomodasi dan transportasi telah tersedia, sedangkan lokasi lainnya yang dijadikan kawasan konservasi, fasilitas masih terbatas.
-
Aksesibilitas: untuk mencapai destinasi wisata ini dapat dilalui jalan raya provinsi
8. Wisata Kesenian Rampak Bedug. Rampak Bedug merupakan kesenian tradisional masyarakat Pandeglang, Banten.Kesenian ini terdapat di beberapa wilayah di desa-desa yang berada di Pandeglang Selatan. Kata Rampak sendiri mengandung makna “serempak” sedangkan Bedug merupakan media yang menginformasikan datangnya shalat wajib 5 waktu bagi umat Muslim.Tradisi memukul beduk sebenarnya diperkenalkan pada saat menyambut perayaan keagamaan umat Muslim seperti Idul fitri dan idul Adha.Tradisi ini kemudian berkembang menjadi tradisi mengadu bedug dengan tujuan menghasilkan irama selaras yang kemudian banyak dinikmati oleh para wisatawan.
33
Tabel 3.Obyek Wisata dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Obyek/Daya Tarik Wisata Kategori Wisata Alam
Destinasi Wisata
Lokasi
Atraksi wisata
Kegiatan Wisata:
Taman Nasional Ujung Kulon
Pulau Peucang
Fasilitas Wisata
Aksesibilitas:
Terletak di Semananjung Barat Pulau Jawa
Keindahan hutan topis dan habitat alami berbagai jenis binatang yang dilindungi seperti Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus), Kijang, Banteng, Rusa, dan berbagai jenis burung.
Ekowisata
Tersedia pusat informasi, layanan akomodasi, layanan pemandu wisata dan layanan transportasi.
Menjelajahhutan tropis, mengamati burung dan satwa liar lainnya, berkemah, kegiatan air seperti kano, memancing, menyelam (diving) dan snorkeling.
Berbagai jenis layanan akomodasi dengan harga bervariasi, layanan pusat informasi, layanan pemandu wisata, layanan pemesanan tiket rekreasi untuk
Transportasi darat sekitar 3 jam menuju kecamatan Sumur, dilanjutkan transportasi laut selama 4 jam. Jarak tempuh dari Jakarta mencapai 60 – 90 km tergantung kawasan yang di tuju. Tersedia speed boat untuk pengantaran dan penjemputan.
Terletak di Sebelah Timur Taman Nasional Ujung Kulon, di Selat Panaitan, Kabupaten Pandeglang.
Keindahan pantai dan pasir yang bersih, keindahan kehidupan biota laut.
Lain-lain
34
Obyek/Daya Tarik Wisata
Destinasi Wisata
Lokasi
Atraksi wisata
Kegiatan Wisata:
Fasilitas Wisata
Aksesibilitas:
Lain-lain
kawasan sekitar. Kategori Wisata Alam
Kawasan Pantai Carita
Lokasi Pantai Carita adalah 35 km kearah barat dari Kabupaten Pandeglang.
Keindahan alam pantai
Berselancar (surfing), berperahu, berenang dan snorkeling.
Jasa akomodasi, transportasi, sarana olah raga dan wisata pantai.
Jarak tempuh ke lokasi sekitar 2 jam dari pusat kota melalui perjalanan darat.
Tanjung Lesung
Terletak di kecamatan Cigeulis sebelah barat pantai Panimbang, 30 km di sebelah barat pantai Panimbang.
Keindahan alam dan keindahan pantai
Berenang, memancing dan berperahu
Layanan Akomodasi setaraf hotel bintang, penyediaan fasilitas rekreasi pantai, sarana olah raga.
Jarak tempuh sekitar 76 km dari pusat kabupatem Pandeglang, atau sekitar 3.5 jam dari Jakarta melalui tol Jakarta-Merak.
KawasanPantai Bama
Terletak di Kecamatan Labuhan, di tepi jalan kolektor primer kearah panimbang.
Menawarkan keindahan bawah laut.
Menyelam (diving),snorkeling dan rekreasi air lainnya.
Akomodasi terbatas dikarenakan termasuk kawasan konservasi.
Gunung Karang
Terletak di perbatasan utara kabupaten pandeglang dan
Keindahan alam pegunungan, dan tebingtebing karang,
Memanjat tebing (climbing), mendaki (hiking), pemandian air
Memiliki 3 obyek wisata lainnya dikawasan ini:
Jarak tempuh dari Jakarta dengan transportasi darat melalui tol Jakarta –Merak sekitar 3 jam menuju jalan raya panimbang – Labuan. Menggunakan transportasi darat dan juga tersedia
Nelayan, dengan Adanya budidaya laut dan budidaya burung wallet.
35
Obyek/Daya Tarik Wisata
Destinasi Wisata
Lokasi
Atraksi wisata
Kegiatan Wisata:
kabupaten serang, 20 km dari sebelah selatan kota Serang.
Makam raja-raja panasdan wisata kerajaan Banten. ziarah.
Fasilitas Wisata Wisata Cisolong, Wisata Citaman, wisata buatan kolam Cikoromoy. Memiliki fasilitas yang cukup lengkap.
Aksesibilitas:
transportasi umum berupa bis dengan tujuan Labuan dengan waktu sekitar 3 jam.
Kategori Wisata Alam
Kawasan Pantai Selatan
Terletak di Desa Cikeruh Wetan, kecamatan Cikeusik.
Keindahan pantai-pantai dengan keindahan alam.
Memancing atau Fasilitas aktivitas berperahu akomodasi dan disekitar pantai. transportasi telah tersedia, kecuali pantaipantai yang dijadikan sebagai kawasan konservasi.
Jarak tempuh untuk mencapai lokasi adalah 72 km dari kota Pandeglang.
Kategori Wisata Budaya/ Sejarah
Pulau Panaitan
Berlokasi di bagian barat kawasan Ujung Kulon.
Wisata budaya di gunung raksa dan patung ganesha sebuah peninggalan budaya Hindu Belanda.
Wisata budaya, berfoto, menyelam, berselancar.
Dari Jakarta menggunakan Transportasi darat sekitar 4 jam menuju Sumur, dilanjutkan dengan transportasi laut selama 3 jam ke Pulau Panaitan.
Tidak tersedia secara umum, tetapi dapat diakomodasi oleh petugas kawasan konservasi.
Lain-lain
Kawasan konservasi yang dinilai sangat baik untuk menjaga lingkungan.
36
Obyek/Daya Tarik Wisata
Destinasi Wisata
Lokasi
Kategori Wisata Buatan
Situ Cikedal
Terletak di desa Karyasari kecamatan Cokendal, 36 km dari Pandeglang kearah Labuan.
Kategori Wisata Kehidupan Masyarakat.
Rampak Bedug
Terdapat di beberapa wilayah di desa-desa yang berada di Pandeglang Selatan.
Atraksi wisata
Kegiatan Wisata:
Danau dengan pemandangan alam yang indah.
Memancing, rekreasi keluarga seperti berfoto.
Fasilitas Wisata
Aksesibilitas:
Lain-lain
Telah tersedia listrik dan layanan komunikasi seperti telepon.
Jarak tempuh ke lokasi ini adalah 36 km dari Pandeglang kearah Labuan dengan perjalanan darat.
Konservasi air dan saluran irigasi, penduduk juga melakukan budi daya perikanan air tawar.
Belajar dan ikut serta dalam melakukan Rampak Bedug.
37
7. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yang sifatnya adalah tambahan dari kegiatan-kegiatan pada tahapan penelitian ini adalah: a. Mengirimkan topik mengenai pengembangan Model Pariwisata Kreatif ke konferensi pariwisata internasional, dan artikel yang dikirimkan diterima untuk dipresentasikan pada konferensi internasional tersebut (Presentasi pada konferensi internasional mengenai pariwisata “”Global Tourism & Hospitality Conference and Asia Tourism Forum” 18 – 20 Mei 2014 di Hong Kong. Karya Ilmiah yang dipresentasikan adalah “The Application of Creative Tourism Business Model on Service Innovation in a Destination”. Artikel ilmiah yang dipresentasikan sudah masuk ke dalam prosiding dari konferensi ini. b. Menjadi Pembicara dalam Workshop Pembinaan Pengelola Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada 17-18 Juni 2014. Tema dari workshop tersebut adalah Paradigma Baru pengembangan Desa Wisata. Pada kesempatan tersebut tim peneliti menyampaikan ide untuk pengaplikasian model pariwisata kreatif pada sebuah desa wisata. c. Menjadi Pembicara dalam Workshop Pembinaan Pengelola Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada 24 – 25 Juni 2014. Tema dari workshop tersebut adalah Prospek Desa Wisata dalam Upaya Promosi Pariwisata Banten. Pada kesempatan tersebut tim peneliti kembali menyampaikan ide untuk pengaplikasian model pariwisata kreatif pada sebuah desa wisata.
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Sejauh ini, penelitian sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disusun pada proposal. Untuk itu, hal-hal yang akan dilakukan selanjutnya dalam penyelesaian penelitian di tahun pertama adalah:
1. Melakukan penyebaran kuesioner kepada para wisatawan di berbagai lokasi pariwisata Kabupaten Pandeglang. 2. Melakukan tabulasi data dari kuesioner yang telah diisi. 3. Melanjutkan pengumpulan data melalui wawancara dengan para pemangku kepentingan pariwisata di Kabupaten Pandeglang, Banten. 4. Melakukan analisis data dan identifikasi terhadap kajian awal terkait
informasi dasar mengenai destinasi wisata Kabupaten Pandeglang Banten, yang mencakup: atraksi, transportasi intra dan dan antar daerah, infrastruktur, fasilitas dan layanan, event/festival dan aktivitas wisata. 5. Melakukan identifikasi terhadap Baur Pemasaran dari destinasi Pariwisata di
Kabupaten Pandeglang Banten. 6. Menyusun laporan penelitian, sekaligus menulis naskah akademik untuk
dimuat dalam Jurnal Kepariwisataan Indonesia.
Apabila tahap pertama ini telah selesai dilakukan, maka tim peneliti akan melanjutkan kepada tahapan pada tahun kedua, yaitu: 1. Melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. 2. Penyusunan model pariwisata kreatif bagi kabupaten Pandeglang, Banten. 3. Pemaparan hasil penyusunan model destinasi pariwisata kreatif
bagi
Kabupaten Pandeglang, Banten kepada pemerintah terkait. 4. Penyusunan naskah akademik dari hasil penelitian ini. 5. Pelaporan
39
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan sementara yang dapat diambil dari wawancara dan pengumpulan data sekunder yang sudah dilakukan adalah sebagai sebuah destinasi, Kabupaten Pandeglang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata kreatif. Adapun kesimpulan tersebut diambil
berdasarkan
adanya
komponen-komponen
pariwisata
yang
mendukung
pengembangan pariwisata kreatif di daerah tersebut, antara lain: ketersediaan atraksi pariwisata kreatif dan desa wisata binaan yang sudah ada. Saat ini yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan pariwisata setempat adalah adanya perencanaan dan koordinasi yang jelas.Dalam hal ini, dibutuhkan peran pemerintah daerah yang kuat untuk mewujudkan perencanaan tersebut.
40
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Yani. (2012). Naskah Akademik: Kajian Pengembangan Pariwisata Kreatif. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Badan Pusat Statistik. (2014) Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert D., dan Wanhill, S. (1998).Tourism : Principles & Practices, London : Pittman Publishing. Kotler, Phillip and Armstrong, Gary.(2004).Principles of Marketing, ed. 10. New Jersey : Prentice Hall. Morrison, Alastair M. (2010). Hospitality and Travel Marketing.Ed. 4.New York : Delmar Cengage Learning. Ohridska-Olson, Rossitza dan Ivanov Stanislav.(2010). Creative Tourism Business Model and Its Application in Bulgaria.Cultural Realms. Richards, G. dan Raymond, C. (2 0 0 0 ).Creative Tourism.In Atlas News no. 2 3 . Richards, G. dan J. Wilson. (2007).Tourism, Creativity and Development.Routledge Ritzer, G. (2010).Focusing on the prosumer—On correcting an error in the history of social theory.In Prosumer Revisited; VS Verlag: Wiesbaden, Germany. Sekaran, Uma and Bougie, Roger. (2010). Research Methods for Business: a Skill Building Approach, 5th edition, Southern Illinois University at Carbondale, John Wiley & Sons, Inc. Spillane, James J. (1993). Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius.Yogyakarta. Stankovic, Liljana dan Dukic, Suzana.(2009). Challenges of Strategic Marketing of Tourist Destination Under The Crisis Conditions.Economics and Organization Vol. 6, No.1, pp. 23 – 31 Undang-Undang Kepariwisataan RI No.10 Tahun 2009.Kementerian Pariwisata Seni dan Budaya Indonesia (2009). http:// bps.go.id (diakses pada tanggal 10Februari 2013)
41
LAMPIRAN
1. Foto-foto Kegiatan
42
43
44
45
46
2. Sertifikat Penyaji dalam Konfrensi Internasional
47
3. Surat Undangan Nara Sumber Workshop Pengelolaan Desa Wisata 48
49
50