LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A.
Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di
ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi Banten) merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang sudah dikenal oleh masyarakat nasional maupun internasional. Kawasan TNUK yang ditunjuk oleh Menteri Kehutanan pada tanggal 26 Pebruari 1992 mencakup areal seluas 120.551 Ha yang terdiri dari kawasan daratan 76.214 Ha dan kawasan perairan laut 44.337 Ha. Dimana secara administratif berada di wilayah Kecamatan Cimanggu dan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Salah satu kekayaan hayati TNUK yang paling terkenal dan langka adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus, Desmarest 1822) yang sudah menjadi bagian dari perlindungan dan kekayaan alam dunia (the world heritage), disamping kekayaan flora dan fauna lainnya yang sangat melimpah. Apabila dibandingkan antara kekayaan jenis yang ada di Pulau Jawa dengan di TNUK, yaitu sebesar 26,32% untuk mamalia, 66,30% untuk burung dan 34,10% untuk reptil. Pengelolaan kawasan konservasi dimanapun diseluruh Indonesia sangat rentan dengan konflik kepentingan, karena kerap kali harus berhadapan dengan kebijakan pemerintah pada satu sisi dan kepentingan ekonomi masyarakat disisi lain. Kepentingan ekonomi masyarakat tersebut ada yang berasal dari sekitar kawasan maupun masyarakat pemodal yang memanfaatkan masyarakat local untuk mengeksploitasi sumberdaya alam dengan tujuan untuk meraup keuntungan ekonomi semata tanpa mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya alam itu sendiri. Salah satu ancaman konservasi yang menduduki peringkat ancaman pertama di TNUK adalah perluasan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK, untuk mengurangi perluasan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK, petani penggrap di sekitar kawasan TNUK dikenalkan sistem pertanian pola intensifikasi lahan. Peningkatan pengetahuan dan penerapan teknologi sistem pertanian tersebut dilakukan di 3 desa prioritas pride campaign yaitu Ds. Rancapinang, Cibadak dan Ujung Jaya. TNUK dalam menjalankan program ini bekerjasama dengan RARE, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten serta WWF. Program ini dikenalkan karena masyarakat dalam upaya meningkatkan hasil pertanian selalu memperluas lahan garapan didalam kawasan (ekstensifikasi), hal ini dikarenakan mereka belum dapat mengoptimalkan hasil pertanian pada lahan garapan yang dimiliki, serta keterbatasan ilmu dan teknologi pertanian yang dimiliki.
B.
Maksud dan Tujuan Maksud diterapkan program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang
intensifikasi lahan pertanian dan metode penerapan teknologi pertanian, sedangkan tujuan program ini adalah mengurangi pembukaan lahan garapan baru di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berbatasan dengan desa Rancapinang, desa Cibadak dan desa Ujung Jaya. C.
Output Output yang diharapkan dari program ini adalah sebagai berikut:
1.
Luasan habitat Badak Jawa tetap terjaga/ terlindungi dari ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK sebanyak 30 % dari tahun sebelumnya.
2.
Pengetahuan masyarakat terhadap teknik intensifikasi pertanian meningkat 20 %.
3.
Terbentuk 3 kelompok tani yang mengimplementasikan demplot masing-masing seluas 6 hektar.
4.
Pada akhir Juni tahun 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 3 desa target primer bersedia untuk berperan serta dalam menerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya
5.
Pada akhir Juni 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK
di 3 desa target
primer yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 70 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 42,7 % 6.
Pada akhir bulan Juni 2010, 25 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK mulai membicarakan dengan teman
sistem dan teknik pertanian
yang lebih
produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 4,9 % 7.
Diakhir keg. Pride (akhir Juni 2010) 30 % petani penggarap diluar kawasan TNUK, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian (meningkat dari 0).
D.
Kegiatan Yang Sudah Dilakukan Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam implementasi BROP adalah sebagai
berikut : 1. Sosialisasi BROP di 3 desa target utama pride campaign (1 kali di masing-masing desa) 2. Pembentukan dan penguatan kelompok tani, sebanyak 3 kelompok. 3. Sosialisasi BROP dengan para pihak di Sumur 4. Kegiatan kunjungan bulanan / sekolah lapangan (setiap bulan) 5. Kegiatan Calon Penggarap Calon Lahan (CPCL) (1 kali di masing-masing desa) 6. Identifikasi sumber air (1 kali di masing-masing desa) 7. Penguatan jejaring kerja dengan WWF serta Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten (3 kali)
8. Observasi dan survey kesesuaian lahan garapan dengan produk pertanian, pasar dan penerapan teknologi pertanian. (1 kali di 3 desa) E.
Adopsi Manajemen Beberapa hal yang dilakukan sebagai penyesuaian kondisi dilapangan dari rencana yang telah dibuat sebelumnya adalah : 1. Pada rencana awal, tanaman Jagung adalah produk yang ditawarkan dalam implementasi demplot program ini, setelah melakukan serangkaian sosialisasi dan komunikasi dengan kelompok tani dan Petugas Pertanian Lapang (PPL), kemudian dipilihlah tanaman Kedelai untuk Ds. Rancapinang dan Ds.Cibadak serta Kacang Hijau untuk Ds. Ujung Jaya. Hal yang menjadi alasan, kenapa Jagung tidak diterima masyarakat adalah karena masyarakat pada tahun sebelumnya memiliki pengalaman tidak bagus dalam menerapkan program jagung, yaitu pasar belum jelas dan sangat sulit dalam pemasarannya sehingga petani tidak mau merugi lagi. Sedangkan kedelai dan kacang hijau dipilih, karena pasarnya sudah jelas dan dapat memenuhi kelompok usaha tempe dalam pengadaan bahan baku. 2. Musim tanam setiap desa dan setiap demplot berbeda-beda, hal ini tergantung dengan kondisi musim dan ketersediaan air di setiap lokasi tanam. 3. Disepakati bahwa penggunaan pupuk tidak 100 % menggunakan pupuk kimia, tetapi juga menggunakan pupuk hijau atau pupuk organic sebanyak 10 % yang telah diajarkan sebelumnya oleh Distanak. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia serta meningkatkan hasil pertanian. 4. Dalam setiap kegiatan sekolah lapangan, ternyata tidak hanya diikiuti anggota kelompok dalam demplot saja, tetapi juga diikuti oleh anggota kelompok lainnya yang ingin mengetahui ilmu intensifikasi pertanian. 5. Hasil identifikasi ditemukan, bahwa program ini memerlukan penampung/ saluran air serta pompa air, untuk mengatasi datangnya musim kemarau. 6. Penerapan sekolah lapangan di Desa Ujung Jaya agak terganggu, dikarenakan ada Pemilihana Kepala Desa, tidak bisa dipaksakan karena sangat rentan dengan isu pengumpulan masa serta isu keberpihakan pada salah satu kandidat, sehingga sekolah lapang dijadikan 2 kali dalam 1 bulan di bulan Pebruari 2010.
F. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah : 1. Persiapan lahan 2. Persiapan pembuatan penampung/ saluran air dari sumber air terdekat 3. Sekolah Lapang/ kunjungan bulanan
4. Pengadaan pupuk 5. Pengadaan benih 6. Mempersiapkan pasar 7. Transfer informasi/ persiapan replikasi program ke desa lain atau kepada kelompok tani lainnya G. Hambatan di lapangan Hambatan yang dialami dilapangan adalah : 1. Cuaca yang tidak menentu, akan menentukan hasil panen dan keberhasilan program. 2. Ketersediaan air disetiap desa berbeda, akan menentukan hasil panen. 3. Masa tanam tidak serentak, akan menyulitkan dalam monitoring dan fase implementasinya. H. Penutup Demikian laporan singkat implementasi BROP di TNUK, semoga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan strategi berikutnya. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan, dan kami mengucapkan terima kasih atas segala bentuk kerjasamanya.
Yang Melaporkan, Manaje Kampanye TNUK, ttd Indra K. Harwanto, S.Hut NIP. 198010022000121001
Dokumentasi – Dokumentasi Kegiatan BROP di TNUK
Lokasi Demplot Ds. Cibadak, Disaat Musim Tanam Padi : Sawah Tadah Hujan
Lokasi Demplot Desa Ujungjaya, Disaat Musim Kemarau
Kegiatan Pembekalan dan Sosialisasi BROP dengan Para Mitra dan Ketua Kelompok Tani
Diskusi Kelompok Pada Saat Sosialisasi Pembagian Peran
Kegiatan Identifikasi Potensi Saluran air untuk irigasi di Ds. Cibadak