Laporan Kasus : Tuan Nurdin Nyeri Sendi
Kelompok VI
Dewi Fitriani
(03009067)
Wella Rusni
(03010277)
Margo Sebastian
(03009143)
Muhammad Agrifian
(03010188)
Jasmine Ariesta
(03010139)
Muhammad Dainul
(03010189)
Jeffri Irtan
(03010140)
Shafa
(03010252)
Sherhaniz Melissa A
(03010253)
M Reza Adriyan
(03010166)
Made Ayundari P
(03010167)
R.Ifan Arif Fahrurozi
(03010226)
Vivi Nurvianti
(03010276)
Rachel Aritonang
(03010227)
Rachma Tia Wasril
(03010228)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Jakarta, 12 Mei 2012
BAB I PENDAHULUAN
Arthritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Arthritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout akut, akumulasi Kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat dan yang jarang adalah kegagalan ginjal (gout nefropati). Gangguan metabolism yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl.1
2
BAB II LAPORAN KASUS
Seorang pria umur 28 tahun datang ke poliklinik RS, jam 10 pagi dengan keluhan nyeri sendi pada kaki dan siku kiri sejak 2 hari yang lalu. Identitas Pasien : Nama
: Nurdin
Usia
: 28 tahun
Suku
: Padang
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Status
: Menikah, 1 anak
Alamat
: Jalan Tawakal, Jakarta Barat Pasien mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu. Mula-mula nyeri pada ibu
jari kaki kiri yang makin lama makin berat. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas. 1 hari kemudian timbul bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan mulai timbul nyeri pada siku kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu pasien juga mengeluh tidak enak badan dan sedikit demam. Pasien mengaku tidak ada riwayat cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan malam dan banyak makan udang dan hati. Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami keluhan serupa tetapi pada kaki kanan, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada sendi kambuh kembali dan sembuh sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi. Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan seafood. 3
Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini.
Status Generalis Kesadaran : Compos Mentis, tampak kesakitan Datang dengan berjalan terpincang menahan nyeri (antalgic gait) T : 130/85 mmHg N : 88x/menit Suhu : 37,50C Pernafasan : 12x/menit BB : 80 kg TB : 170 cm Kulit : tampak tidak anemis Thorax :
Cor
: bunyi jantung dalam batas normal
Paru
: suara napas dalam batas normal
Status Lokalis kaki kiri dan siku kiri Look/Inspeksi : Odem pada dorsum pedis, terutama pada sendi metatarsophalangeal 1 sinistra tampak hipermis mengkilat. Oedem dan hipermis pada articulation cubiti sinistra Feel/Palpasi: Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa di sendi MTP 1 sinistra, dan Olecranon pada articulation cubiti (elbow) sinistra Move/Gerak :
4
Pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif sendi MTP 1, karena sangat nyeri. Sedangkan gerakan fleksi dan ekstensi articulation cubiti sinistra dapat dilakukan maksimal tetapi terdapat nyeri gerak. Pemerikasaan Laboratorium Darah Hb
: 12,5 mg/dl
Leukosit
: 12.000/dl
Eritrosit
: 6,5 juta/dl
LED
: 40 mm/jam
Asam Urat
: 15 mg/dl
SGOT
: 20 u/l
SGPT
: 27 u/l
Ureum
: 22 mg/dl
Kreatinin
: 0,7 mg/dl
GD Puasa
: 95 mg/dl
GD 2 jam PP : 105 mg/dl Pemeriksaan Urine Warna
: Kuning jernih
BJ
: 1,003
PH
: 4,8
Urine tamping 24 jam : Asam urat : 800 mg/24 jam Aspirasi Cairan Sendi Siku : Warna putih, keruh Kristal urat (seperti jarum) (+)
5
Leukosit 12.000/µl Viskositas sedang
6
BAB III PEMBAHASAN
Identitas Pasien Nama
: Nurdin
Usia
: 28 tahun
Suku
: Padang
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Status
: Menikah, 1 anak
Alamat
: Jalan Tawakal, Jakarta Barat
Keluhan Utama Nyeri akut articulatio cubiti sinistra dan ekstremitas inferior sinistra sejak 2 hari yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu. Mula-mula nyeri pada ibu jari kaki kiri yang makin lama makin berat. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas. Satu hari kemudian timbul bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan mulai timbul nyeri pada siku kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu pasien juga mengeluh tidak enak badan dan sedikit demam. Pasien mengaku tidak ada riwayat cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan malam dan banyak makan udang dan hati. Riwayat Penyakit Dahulu Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami keluhan serupa tetapi pada kaki kanan, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Setelah 7
beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada sendi kambuh kembali dan sembuh sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini. Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan seafood. Berdasarkan anamnesis didapatkan hipotesis pada pasien ini adalah gout arthritis, rematoid arthritis dan osteoathritis.
Perbandingan
GOUT
RHEUMATOID
ARTHRITIS
ARTRITIS
OSTEOARTRITIS
15 : 1
1:2 atau 1:3
1:1
35-60 tahun
25-50 tahun
50-60 tahun
Tiba-tiba
Biasanya secara
Secara perlahan-
perlahan-lahan
lahan/lambat
seks pria : wanita Umur resiko tinggi Awal serangan
Sendi-sendi
Metatarsophalange
Setiap sendi
Lutut, tulang
yang di serang
al .dari ibu jari
(biasanya simetris)
punggung, pinggul,
kaki, pergelangan
terutama pada
sendi interphalangeal
kaki, lutut,
bagian atas dari
bagian ujung dari
pergelangan
interphalangeal dan
jari tangan.
tangan, siku dan
metacarpophalange
jari tangan
al tangan.
Pembengkakan
Pembengkakan
Tidak terdapat
periartikular yang
periartikular dan
pembengkakan
nyata, kemerahan
effusi dari pada
periartikular, juga
pada kulit dan
sendi
tidak ada atau hanya
Bentuk sendi
8
effusi sendi
sedikit saja terdapat effusi sendi.
Tanda-tanda
Tophi, biasanya
Perubahan bentuk
Sendi-sendi jari
khas
pada daun telinga
yang khas: sendi-
tangan yang tidak
bagian luar dan
sendi jari tangan
teratur, Heberden
bursa olecranon.
yang berbentuk
Nodes
fusiform, nodul subkutan (10-15 %) Gejala
Demam yang
Demam yang
konstituonal
sedang pada saat
rendah
Tidak ada demam
serangan akut Sifat rasa sakit
Sangat nyeri
Biasanya ringan,
Ringan sampai
selama beberapa
hilang dengan
sedang, setlah
hari yang diikuti
beristirahat,
istirahat semakin
dengan masa
berlangsung terus
memburuk
berurangnya rasa
selama berbulan-
nyeri yang
bulan tanpa
menyeluruh.
berkurangnya rasa sakit yang berarti
Kadar asam
Biasanya
Tidak ada Kristal-
Tidak ada kristal-
urat
meningkat dalam
kristal dalam cairan kristal dalam cairan
darah, Kristal-
synovial
synovial
kristal temui dalam cairan synovial.
Anamnesis tambahan yang dapat diberikan pada pasien ini untuk menyingkirkan hipotesis. a. Apakah ada kekakuan dipagi hari ? Kalo iya, berapa lama? Lebih atau kurang dari 1 jam? Ini ditanyakan untuk menyingkirkan diagnosis RA. Pada RA kekakuan lebih dari 1 jam.
9
-
Apakah sering merasa lelah? Untuk mengetahui apakah pasien anemia, yg salah satu tanda dari RA dan juga pada RA kelelahan itu bisa menjadi hebat.
-
Apakah ada rasa nyeri pada tulang belakang/punggung? Tanda tanda dari osteoarthritis.
-
Apakah ada keluhan sakit kepala? Karena biasanya pada OA pasien sering mengeluh sakit kepala akibat langsung dari OA pada bagian leher.
Pemeriksaan Fisik 1. Tanda Vital Pemeriksaan Suhu
Nilai Normal
Hasil
36,50-37,20C
37,50C
Keterangan Subfebris (Penyebab demam
(febris
atau
subfebris)
90%
adalah
infeksi Nadi
60-100x/menit
88x/menit
Normal
Tekanan Darah
120/80 mmHg
130/85 mmHg
Peningkatan. Akibat
respon
terhadap nyeri. Pernapasan
14-18x/menit
12x/menit 2
BB : 80 kg
BMI
= 80/(1,70) =
TB : 170 cm
BB(kg)/TB2(m2)
27,68
18,5-22,9
2. Keadaan Umum Kesan Sakit
: Tampak Kesakitan
Tingkat Kesadaran
: Compos Mentis 10
Normal Obes I
Warna Kulit
: Tampak tidak anemis
Cara Berjalan
: Datang dengan berjalan terpincang menahan nyeri
(antalgic gait) Toraks
: Cor : Bunyi jantung dalam batas normal Paru : Suara nafas dalam batas normal
3. Status Lokalis kaki kiri dan siku kiri Inspeksi :
Oedem pada sendi metatarsophalangeal 1 sinistra
Hiperemis mengkilat
Oedem dan hiperemis pada articulation cubiti sinistra
Palpasi :
Fluktuasi (+)
Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa di sendi MTP 1 sinistra
Nyeri tekan dan teraba hangat pada articulation cubiti (elbow) sinistra
Gerak :
Keterbatasan gerak aktif pada sendi MTP 1 sinistra
Gerakan maksimal fleksi dan ekstensi articulation cubiti sinistra tetapi terdapat nyeri gerak
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapati diagnosis kerja yaitu gout arthritis dengan diagnosis banding RA. Pemerikasaan Laboratorium : 1. Pemeriksaan Laboratorium Darah Pemeriksaan
Nilai
Hasil
Keterangan
13,5-18,0
12,5
Menurun
mg/dl
mg/dl
5000-
12.000/dl Meningkat. Menandakan adanya
Normal HB
Leukosit
10000/dl
suatu inflamasi.
11
Eritrosit
4,6-6,2
6,5 jt/dl
Meningkat
0-15
40
Meningkat.
mm/jam
mm/jam
penyakit yang kronis
3,5-8,0
15 mg/dl
Meningkat. Menandakan keadaan
jt/dl LED
Asam Urat
mg/dl SGOT
5-40 u/l
Menandakan
suatu
hiperurisemia. 20 u/l
Normal. Menandakan tidak adanya kelainan hepar.
SGPT
0-40 u/l
27 u/l
Normal. Menandakan tidak adanya kelainan hepar.
Ureum
10-38
22 mg/dl
mg/dl Kreatinin
GD Puasa
kelainan ginjal.
0,7-1,5
0,7
Normal. Menandakan tidak adanya
mg/dl
mg/dl
kelainan ginjal.
70-110
95 mg/dl
Normal. Menandakan tidak adanya
mg/dl GD 2 Jam PP
Normal. Menandakan tidak adanya
penyakit diabetes mellitus.
<140
105
Normal. Menandakan tidak adanya
mg/dl
mg/dl
penyakit diabetes mellitus.
2. Pemeriksaan Laboratorium Urine Pemeriksaan
Nilai
Hasil
Keterangan
Kuning
Kuning
Normal
Jernih
Jernih
BJ
1,003-1,030
1,003
Normal
PH
5,0-6,5
4,8
Asam. Terjadi pada keadaan
Normal Warna
hyperurisemia, aminosiduria, hiperkalsiuria, kemoterapi. Urine Tampung 250-
800mg/24
Tidak
Normal.
Terjadi
24 jam (Asam 500mg/24jam jam
pada
keadaan
intake
urat)
makanan yang mengandung purin berlebihan. 12
3. Pemeriksaan Radiologi
Dalam membaca foto radiologi terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Identitas, pada kasus ini foto radiologi pasien tidak memiliki kelengkapan identitas. 2. Kekerasan cahaya foto, pada articulatio cubiti kekerasan cahaya yaitu radiopaque dan jelas, pada articulatio tarsal gambaran radiologi masih radiopaque dengan kejelasan minimal. 3. Keterlibatan sendi a. Articulatio cubiti sinistra : sendi yang terlibat yaitu articulatio humeroulna dan articulatio radioulna. b. Articulatio pedis sinistra : sendi yang terlibat yaitu articulatio metatarsophalangeal, articulatio proximal interphlangeal dan articulatio distal interphalangeal.
Interpretasi Gambaran radiologi a. Articulatio Cubiti Sinistra Terdapat gambaran punch out area pada area olecranon dengan kemungkinan Olecranon Bursitis yaitu nyeri pada bursa olecranon sebagai efek dari penumpukan asam urat pada bursa tersebut. b. Articulatio Pedis Sinistra Pada articulatio ini tidak terdapat flukasasi, terdapat penyempitan celah sendi pada
articulatio
proximal
interphalangeal,
13
adanya
deformitas
pada
metatarsalphalangeal 1 yang mengarah lateral kelainan ini disebut hallux valgus dan terdapat pembengkakkan pada metatarsalphalangeal berupa tofus.
Pemeriksaan Khusus : Tabel dibawah merupakan gambaran analisis cairan sendi : Kriteria
Noninflamasi
Inflamasi
Purulen
(grup I)
(grup II)
(grup III)
Volume (ml)
Biasanya > 4
Biasanya > 4
Biasanya > 4
Warna
Kekuningan
Xantochrome
Putih
(Xantochrome)
atau putih
Transparan
Translusen
Kejernihan
atau Opak
opak Viskositas
Tinggi
Sedang
Bekuan musin
Sedang
sampai Sedang
Rendah sampai Buruk
baik
buruk
Bekuan spontan
Sering
Sering
Sering
Jumlah
< 3.000
3.000-50.000
50.000-
leukosit/mm3
300.000
Polimorfonuklear < 25 %
> 70 %
> 90 %
Aspirasi cairan sendi siku pada pasien ini : Hasil Warna putih, keruh.
Keterangan Keadaan ini terdapat pada inflamasi (grup I) atau purulen (grup II). Warna putih ini disebabkan kadar leukosit yang tinggi dalam cairan sendi.
Kristal urat (seperti jarum) (+)
Diagnosis pasti dari gout arthritis
Leukosit 12.000/µl
Keadaan ini terdapat pada inflamasi (grup I)
Viskositas sedang
Keadaan ini terdapat pada inflamasi (grup I). Normalnya viskositas tinggi disebabkan konsentrasi 14
polimer
hyaluronat
yang
merupakan komponen non protein utama cairan sinovial. Berperan pada lubrikasi dimana
pada
inflamasi
mengalami
kerusakan atau depolimerisasi.
Pemerikasaan aspirasi cairan synovial dilakukan untuk memastikan pirai (gout) walaupun gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya peningkatan kadar asam urat di darah maupun urine. Karena pasien yang hiperurisemia merupakan faktor resiko untuk menderita gout arthritis bukan keadaan yang lazim ditemukan pada pasien gout arhritis. Pada gout arthritis terjadi karena penumpukan kristal monosodium urat di persendian sedangkan hiperurisemia keadaan peningkatan kadar asam urat dalam serum darah. Diagnosis Pasti : Setelah dilakukan anamnesis, pemerikasaan fisik dan pemeriksaan penunjang kelompok kami mendiagnosis pasien ini menderita Gout Artritis stadium interkritik ekstraserbasi akut. Komplikasi yang mungkin terjadi : •
Tophus
•
Deformitas sendi
•
Nefropati gout
•
Gagal ginjal
•
Nephrolithiasis
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
b. Diet 1. Pembatasan purin Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua
bahan
makanan 15
sumber protein
mengandung
nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). 2. Kalori sesuai dengan kebutuhan Jumlah
asupan
kalori
harus
benar
disesuaikan
dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan p a d a t i n g g i d a n b e r a t b a d a n . Penderita
gangguan
berat b a d a n ,
berat
asam
urat
badannya
yang harus
kelebihan diturunkan
d e n g a n t e t a p m e m p e r h a t i k a n j u m l a h konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi pengeluaran asam uratmelalui urin. 3. Tinggi karbohidrat Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asamurat dalam darah. 4. Rendah protein Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi,m i s a l n y a h a t i , g i n j a l , o t a k , p a r u d a n limpa.Asupan
protein
yang
dianjurkan
b a g i penderita
gangguan asam urat adalah sebesar 50 -70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasaldari susu, keju dan telur. 5. Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui ur in. Makanan yang digoreng, b e r s a n t a n , s e r t a m a r g a r i n e d a n m e n t e g a s e b a i k n y a d i h i n d a r i . K o n s u m s i l e m a k sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori. 16
6. Tinggi cairan Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih. Karena itu, disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak
2,5
minuman,
liter
atau
cairan
10
bisa
gelas
sehari.
diperoleh
Selain
melalui
dari buah-
b u a h a n s e g a r y a n g mengandung banyak air. Buah -buahan yang
disarankan
adalah
semangka,
melon, blewah,
nanas,
belimbing manis, dan jambu air. Selain buah -buahan tersebut, buah- b u a h a n karena
yang
buah-buahan
lain
juga
sangat
boleh
dikonsumsi
s e d i k i t mengandung purin.
Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi. 7. Tanpa alkohol Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini a d a l a h k a r e n a a l k o h o l akan
meningkatkan
asam
laktat
plasma,
dan
m e n g h a m b a t pembuangan purin melalui ginjal. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. c. Istirahat yang cukup untuk mengurangi inflamasi.
Medika mentosa 1.
Berikan OAINS (yang banyak dipakai adalah Indometasin, dengan dosis 150-200mg/hari selama 2-3 hari dan dilanjutkan 75-100mg/hari) atau Kolkisin oral 3-4kali (dengan dosis 0,5-0,6mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg perhari) selama 2 minggu
2.
Lanjutkan dengan pemberian obat urikosurik (yang banyak digunakan adalah probenesid dengan dosis 2 kali 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari, bila perlu dinaikkan sampai maksimal 2 gram/hari.). Tidak digunakan pada fase akut.
3.
Lanjutkan pemberian obat OAINS selama 3-6 bulan
17
PROGNOSIS Ad vitam
: Ad bonam
Karena belum ada komplikasi yang terjadi. Ad fungsionam : Ad bonam Karena persendian masih belum mengalami masa kronis dimana terjadi kerusakan yang permanen. Ad sanationam : Dubia ad bonam Karena pada pasien ini kemungkinan disebabkan intake yang berlebih, apabila karena genetik akan lebih sulit.
18
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI2 Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. 1. Tulang Membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh.
2. Sendi Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk melumasi sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan. 19
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula. Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 7080% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim. Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang dapat digerakkan maupun yang tidak dapat digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Komponen penunjang persendian: Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat rongga. Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi. Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan. Membran sinovial adalahjaringan avaskularyang melapisi permukaan dalam kapsul sendi, tetapi tidak melapisipermukaan kartilago hialin. Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Macam-macam persendian :
Sinartrosis
20
Sendi yang terbatas atau tidak ada gerakan. Dapat dibedakan menjadi tiga: a. Sinostosis:Sendi yang dihubungkan oleh tulang. Contoh: persendian tulang tengkorak. b. Sinkondrosis: Sendi yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: lempeng epifisis. c. Sindesmosis:Sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat padat. Contoh: simfisis pubis, radioulna, tibiofibula.
Diartrosis Sambungan dua tulang atau lebih yang dapat bergerak secara luas. Contoh: sendi siku, sendi lutut.
Amfiartrosis Sendi yang memungkinkan tulang-tulang yang saling berhubungan dapat bergerak secara terbatas. Contoh: sendi sakroiliaca.
Beberapa artikulatio yang berhubungan dengan kasus : •
Articulatio humeroulna Merupakan sendi diarthrosis. Pada ujung distal os. humerus dan fosa olecrani dilapisi oleh kartilago hialin. Antara dua tulang tersebut terdapat ruang sendi yang berisi cairan sinovial. Pada kedua sisinya terdapat dua ligamen, yaitu ligamentum collateral ulnaris dan ligamentum collateral radialis.
•
Articulatio radioulna Merupakan sendi sinarthrosis sindesmosis. Persendian antara proximal os. Radius dan proximal os. Ulnaris.
•
Articulatio humeroradialis Persendian antara capitulum humerus dan os. radius.
21
1. Articulatio talocruralis Persendian antara talus dan regio cruralis. Pada medial terdapat ligamentum medialis, sedangkan pada lateral terdapat ligamentum talofibularis anterior, ligamentum talofibularis posterios, dan ligamentum calcaneafibularis. 2. Articulatio midtarsalis 1. Articulatio talocalcaneus medial dan anterior 2. Articulatio talocalcaneonavicularis 3. Articulatio calcaneocuboidea 3. Articulatio tarsometatarsal 4. Articulatio metatarsophalangeal 5. Articulatio interphalangeal 3. Jaringan ikat Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah sekitarnya terutama adalah jaringan ikat yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar.
22
HYPERURISEMIA DAN GOUT ARTRITIS Hyperurisemia Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat (AU) darah di atas normal. Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolisme AU (overproduction), penurunan pengeluaran AU urin (underexcretion), atau gabungan keduanya. Banyak batasan untuk menyatakan hiperurisemia, secara umum kadar AU di atas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal dikatakan sebagai hiperurisemia. Batasan pragmatis yang sering digunakan untuk hiperurisemia adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan kadar AU yang bisa mencerminkan adanya kelainan patologi. Dari data didapatkan hanya 5-10% pada laki-laki normal mempunyai kadar AU di atas 7 mg%, dan sedikit dari gout mempunyai kadar AU di bwah kadar tersebut. Hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gout atau pirai, namun tidak semua hiperurisemia akan menimbulkan kelainan patologi berupa gout. Gout atau pirai adalah penyakit akibat adanya penumpukan kristal monosodium urat pada jaringan akibat peningkatan kadar AU. Penyakit gout terdiri dari kelainan artitis pirai atau artritis gout, pembentukan tophusm kelainan ginjal berupa nefropati urat dan pembentukan batu urat pada saluran kencing. Penyebab Hiperurisemia Penyebab hiperurisemia dan gout dapat dibedakan dengan hiperurisemia primer, sekunder dan idiopatik. Hiperurisemia dan gout primer adalah hiperurisemia dan gout tanpa disebabkan penyakit atau penyebab lain. Hiperurisemia dan gout sekunder adalah hiperurisemia atau gout yang disebabkan karena penyakit lain atau penyebab lain. Gout Arhtritis Tanda dari gout arhritis tampak kemerahan dan pembengkakan serta panas pada sendi
23
yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil pada basis dari ibujari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri di sekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar jari tangan, diujung siku dan sekitar ibu jari kaki. Patofisiologi Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga jumlah yang diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam urat normaldipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.Faktor-faktor yang merupakan presipitasi pembentukan kristal dan deposit di jaringan antara lain : •
Penurunan PH cairan ekstraseluler
•
Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat
•
Trauma jaringan
•
Peningkatan kadar asam urat dari makanan
Stadium klinis1 1. Akut Radang sendi pada stadium ini sangat akut yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat, Pasien tidur tampa gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Bersifat monoartikuler keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam mengigil dan merasa lelah. Lokasi yang sering MTP-1 yang biasa disebut podagra. 2. Interkritikal Kelanjutan stadium akut dimana asimtomatik. Tidak didapatkan tanda radang akut tapi pada aspirasi cairan sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukan proses peradangan terus berlanjut. Tanpa penanganan yang baik dan pengaturan asam urat yang benar, maka timbul serangan akut lebih sering. Tampa manejemen yang benar akan berlanjut ke stadium kronis. 3. Kronis 24
Pada stadium ini biasa pasien mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak berobat teratur ke dokter.. Berupa tofi yang banyak dan poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang dapat timbul infeksi sekunder.
ARTRITIS REUMATOID2 Meupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan dari lapisan selaput sendi (sinovium) yang mana menyebabkan nyeri. Merupakan salah satu dari penyakit hipersensitifitas tipe 4. Menyebabkan kerusakan pada tulang dan kartilago. Terdapat lesi ekstra artikular, seperti di kulit, jantung, paru-paru dan hepar. Biasanya menyerang sendi kecil seperti tangan, kaki, dan pergelangan tangan secara simetris. Efek sistemiknya seperti vaskulitis dan visceral nodul. Insidennya tiga kali lebih sering kepada perempuan dari pada laki-laki. Insidensi meningkat dengan bertambahnya usia dengan puncak antara usia 40-60 tahun.
OSTEOARTRITIS2 Merupakan penyakit rhemautisme yang paling sering. Penyakit ini bersifat kronis, tidak meradang dan ditandai oleh deteoriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian. Insidensinya pada perempuan sedikit lebih banyak dari laki-laki biasa dimulai umur 40 tahun dan prevalensinya
25
meningkat setelah umur 65tahun. Menyerang pada sendi besar seperti penopang berat badan, hip, knees, lumbosacral spine joints.
26
BAB IV PENUTUP
Melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab serta penunjang maka pasien ini dapat didiagnosis dengan arthritis gout dengan hyperurisemia. Penyakit ini merupakan diagnosis pasti karena ditemukannya kristal urat pada cairan sendi. Pasien ini berada pada fase interkritik dimana pasien tersebut harus dilakukan penanganan segera dengan baik agar tidak menuju ke fase kronis. Penanganan yang diberikan kepada pasien ini berupa edukasi yang baik tentang diet rendah purin serta istirahat yang cukup untuk mengurangi inflamasi dan pengobatan dengan antiinflamasi dan obat penurun asam urat. Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat dengan prevalensi lebih sering ditemukan pada pria.
27
DAFTAR PUSTAKA 1. Sudono AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Internal Publishing; 2010. p. 1085-92 p. 2550-60. 2. Prince SA. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Elseiver: EGC; 2002. p.1381-3, p. 1386-7. 3. Keith L. Moore, Anne M. R. Agur, Anatomi Klinik Dasar , 2002 4. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran – EGC. 2004. 756-763. 5. Available at : http://medicastore.com/penyakit/7/Gout.html. 6. Available at : : http://www.scribd.com/doc/66170274/Penyakit-Gout
28