KELOMPOK I KASUS ASUSILA
Saudari. SILVI, SE. lahir 18 Januari 1979 adalah calon Pegawai Negeri Sipil pada Dinas kesehatan dengan NIP. 19790118 200403 2 001, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/a tmt 1 Maret 2004,sekarang yang bersangkutan ditempatkan PUSKESMAS Asemrowo dan menjabatan sebagai Kepala Sub Bagian Keuangan Pada PUSKESMAS Asemrowo Kota Surabaya.
Saudari SILVI, SE. sejak tanggal 24 Oktober2008 telah menikah dengan saudari RENAL, SH dan sekarang telah dikaruniai seorang anak perempuan bernama VATO lahir tanggal 29 Agustus 2009 dan bertempat tinggal di Sidoarjo, awalnya kehidupan rumah tangganya harmonis, namun sejak tahun 2010 sering cekcok rumah tangga disebabkan SILVI,SE sering lembur dan suaminya sering tugas keluar kota.
Pada bulan Januari 2012 saudari SILVI, SE bertemu dengan saudara IRVAN, ST. (teman lama semasa SMA); lama-lama hubungan keduanya semakin akrab dan cinta keduanya terus menggelora, maka sejak bulan Juli 2012 sampai dengan April 2014 yang bersangkutan melakukan hubungan layaknya suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah dengan saudara IRVAN, ST. dan hal inipun dilakukan secara berulangkali baik di Hotel Cempaka Pasuruan maupun dirumahnya SILVI, jalan Kembang goyang Sidoarjo, pada saat suami sdri SILVI,SE. (RENAL,SH) tidak ada di rumah.
Akibat sering melakukan perbuatan tersebut, sdri, SILVI,SE positif hamil 3 (tiga) bulan dan hal ini surat keterangan dari Dokter pada tanggal 2 Agustus 2014l. Kasus ini terungkap atas laporan suaminya saudara RINAL, SH yang telah mengetahui didalam isi tas isterinya terdapat banyak bill hotel dan ketika ditanya pada isterinya atas kehamilannya, sdri SILVI,SE mengakui perbuatannya. Maka dengan kejadian tersebut sdr, RENAL,SH, melaporkan perbuattan itrinya kepada Walikota Surabaya,selanjutnya Walikota meneruskan surat tersebut ke BKD Kota Surabaya kemudian diteruskan ke Dinas kesehatan sampai kepada atasan langsungnya agar ditindak sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
KELOMPOK II KASUS TIDAK MASUK KERJA
Saudara MUCHTAR,BA. seorang PNS pada BKD Kota Surabaya
bekerja sejak 1
September 1998 pangkat II/b dengan NIP : 19730801 199801 006 Pada tanggal 27 Pebruari 2006 dipindahkan
pada Subbag T U Bagian Kepegawaian pada PUSKESMAS Kec. Gubeng,
pangkat terakhir Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d. Bahwa suadara JEFRISON telah mempunyai isteri bernama AMINAH (nikah 2 Juni 1997) dan sekarang telah dikaruniai 2 orang anak. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari keluarganya dan biaya sekolah anak-anaknya; yang bersangkutan mencari tambahan penghasilan dengan membuka servis elektronik dan AC. Karena saudara JEFRISON sering banyak pesanan dan bahkan banyak panggilan dari berbagai rumah atau kantor sehingga yang bersangkutan bekerja sampai larut malam sampai menjelang pagi menyebabkan saat masuk kantor sering mengantuk dan suka terlambat masuk kerja, bahkan pada bulan Januari 2014 sesuai daftar hadir absensi yang bersangkutan terbukti tidak masuk kerja selama 5 hari. Atasan yang bersangkutan telah memanggil sebanyak dua kali untuk dilakukan pemeriksaan, Surat Panggilan Pertama tertanggal 2 Februari 2014 sdr, MUCHTAR,BA. tidak hadir. Surat Panggilan Kedua tanggal 8 Februari 2014 dimana yang bersangkutan juga tidak hadir. Maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin Tegoran lisan secara tertulis. Selanjutnya pada Mei 2014 tidak masuk kerja lagi selama 5 hari maka atasan langsung memanggilnya pada tanggal 2 juni 2014 agar hadi pada tgl 10 Juni 2014, namun yang bersangkutan tidak hadir, lalu atasannya melakukan pemanggilan kembali pada tanggal 11-62014 agar hadir tanggal 20 Juni 2014 yang bersangkutan baru hadir dan diperiksa serta dibuatka Berita Acara Pemeriksaan, yang bersangkutan mengakui tidak masuk kerja selama bulan Mei s/d Juni 2014 selama 19 hari. Maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang oleh pejabat yang berwenang menghukum berupa penundaan KP selama 1 tahun. Pada bulan Agustus s/d November 2014 sdr, MUCHTAR,BA. Mengulangi lagi perbuatan tidak masuk kerja selama 5 hari, atasan lansungnya memanggilnya dengan surat tgl 5 November2014 agar hadir tgl 16 November 2014 lagi-lagi sdr, MUCHTAR,BA tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan ke dua tanggal 17 November 2014 agar hadir tgl 25 November 2014 yang bersangkutan baru hadir, lali dilakukan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan
tersebut
diketahui saudara JEFRISON mengakui sesuai daftar absensi tidak masuk kerja dari bulan
Januari sampai dengan bulan November 2014 selama 69 hari. Yang bersangkutan juga mengakui pada tahun 2014 pernah di jatuhi hukuman disiplin ringan berupa tegoran lisan dan tunda KP Selama 1 tahun karena tidak masuk kerja. Atas perbuatan tersebut sdr. MUCHTAR,BA. Harus dijatuhi hukuman disiplin apa ? dan siapa yang berwenang menghukum ? kerjakan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
KELOMPOK III KASUS PERKAWINAN DAN PERCERAIAN
Saudari Dra. ELOK yang lahir pada tanggakl 10 Maret 1981 adalah seorang guru pada salah satu SMAN di Kota Surabaya NIP. 19810310 200403 2 001, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a dan sekarang sdr, ELOK berpangkat Pembina golongan ruang VI/a.
Bahwa suadari dra.ELOK yang telah mempunyai suami bernama DEN BAGUS (nikah 20 Januari 2009) dan telah dikaruniai 2 orang anak, karena sering ada cekcok dalam rumah tangga sdri. Dra.ELOK melakukan gugatan cerai kepada suaminya ke Pengadilan Agama di Kota Surabaya tanggal 10 Mei 2014 tanpa izin pejabat yang berwenang. Sebelum gugatan cerai tersebut diputus oleh Pengadilan Agama sdr. Dra.ELOK pada tanggal 15 Juni 2014 telah melakukan perkawinan kedua secara agama di desa Pesantren kec. Temboro Kab. Magetan dengan saudara SURATNO tanpa izin dari Pejabat yang berwenang.Terjadinya perkawinan kedua tersebut karena diketahui saudari Dra. ELOK telah hamil 5 bulan akibat telah melakukan hubungan layaknya suami istri SURATNO hal ini dibuktikan dengan serat keterangan dokter.
Maka atas perbuatan tersebut sdr. DEN BAGUS (suami sdri.dra.ELOK) melaporkan perbuatan sdri.dra.ELOK. kepada Walikota Surabaya agar ditindak sesuai dengan Peraturan Perundang-undangn yang berlaku. Maka Walikota Surabaya meneruskan laporan tersebut kepada dinas pendidikan dan selanjutnya disampaikan kepada kepala SMAN terkait untuk segera diperiksa dan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Hukuman disiplin apa yang harus diterima sdri.dra. ELOK dan siapa Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin atas perbuatan sdri. dra.ELOK.
KELOMPOK IV KASUS CALO CPNS
Saudara Drs. LEXON yang lahir pada tanggal 20 April 1963 adalah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil tmt 1 Maret 1985, NIP. 19630420 198503 1 001, dan sejak 1 April 2001 diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Kepala TU pada SMPN salah satu di Kota Surabaya dengan pangkat terakhir Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. Pada Bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 yang bersangkutan melakukan perbuatan berupa bertindak sebagai calo penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil tenaga honorer katagori II (K 2) khusus bagi pelamar yang berijazah sarjana. Bahwa setiap pelamar dijanjikan akan diangkat menjadi CPNS dan dipekerjakan sebagai Guru SMPN di Kota Surabaya dengan syarat membayar uang sebesar Rp. 75.000.000.- (tujuh puluh lima juta rupiah) untuk setiap pelamar honorer. . Dengan cara yang menarik dan meyakinkan yang bersangkutandapat menjaring 50 (lima puluh) orang tenaga honorer dan dari sejumlah pelamar terkumpul uang sebesar Rp. 3.750.000.000.- (tiga milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah). Namun keyakinan tenaga honorer berubah menjadi curiga, karena hingga sekarang tak seorangpun diantara mereka diterima sebagai CPNS, bahkan panggilan pun tidak pernah ada. Kemudian salah seorang diantara honorer bernama UMAR, S.Pd mengumpulkan temantemannya berjumlah 49 orang mendatangi saudara Drs. LEXON ke tempat kerjanya namun sulit ditemui bahkan mendatangi ke rumah di jl. Ampel 13 Wonocolo yang bersangkutan tidak ada. karena merasa kesal mereka langsung melaporkan hal tersebut kepada Walikota Surabaya sesuai suratnya tanggal 20 Januari 2015 secara kolektidf berjumlah 50 orang dan laporan tersebut diteruskan ke Inspektorat untuk segera ditinjak lanjuti dan selanjutnya diteruskan sampai kepada Kepala Dinas Pendidikan dan atasan langsungnya Kepala SMPN untuk dilakukan tindakan pemeriksaan dan segera dijatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Hukuman disiplin apa yang harus dijatuhkan kepada sdr. Drs. LEXON dan siapa pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin ?