STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
DISUSUN OLEH :
FATIKHAH TINA ARIYANTI NIM. P.10094
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
2
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
FATIKHAH TINA ARIYANTI NIM. P.10094
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
3
4
5
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya
KEPERAWATAN
Tulis
Ilmiah
dengan
judul
“ASUHAN
NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRESENTASI BOKONG
DI
RUANG
CEMPAKA
RSUD
dr.
SOEHADI
PRIJONEGORO SRAGEN”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Setiyawan, S.Kep, Ns, selaku Ketua Program studi D III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep. Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi D III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep. Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfailitasi demi sempurna studi kasus ini.
7
4. Tyas Ardi Suminarsis,
S.Kep. Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji II yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfailitasi demi sempurna studi kasus ini. 5. Nurma Rahmawati, S.Kep. Ns, sekalu dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji III yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfailitasi demi sempurna studi kasus ini. 6. Semua dosen Program studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku tercinta, yang selaku menjadi inspirasi, memberikan dukungan, semangat, dan do’a untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Teman-teman mahasiswa program D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin
Surakarta,
Juni 2013
Penulis
8
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
iv
KATA PENGANTAR.............................................................................
v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................
6
C. Manfaat Penulisan ..................................................................
7
BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Klien..........................................................................
8
B. Pengkajian .............................................................................
9
C. Perumusan Masalah Keperawatan........................ ................... 12 D. Intervensi Keperawatan .......................................................... 13 E. Implementasi Keperawatan...................................................... 14 F. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 15
BAB
III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan.................................................... ......................... 17 B. Simpulan ................................................................................ 30
9
C. Saran ...................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
Lampiran 1
: Look Book
Lampiran 2
: Format Pendelegasian
Lampiran 3
: Surat Keterangan Pengambilan Kasus
Lampiran 4
: Lembar Asuhan Keperawatan
Lampiran 5
: Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6
: Daftar Riwayat Hidup
10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Persalinan
dan
kelahiran
merupakan
kejadian
fisiologis
yang
normal.Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan.Ketika persalinan dimulai peranan ibu adalah melahirkan bayinya.Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu dan bersalin (Saifuddin 2006 dalam Rukiyah 2009). Tanda-tanda persalinan, didahului dengan tanda sebagai berikut : kekuatan harus makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi pengeluaran pervaginan yaitu pengeluaran lendir bercampur darah dan dapat juga disertai ketuban pecah. Pada pemeriksaan
dalam
terdapat
perubahan
serviks
yaitu
:
pelunakan
serviks,pendapatan serviks dan terjadinya pembukaan serviks (Manuaba dalam Rukiyah 2009). Terdapat berbagai macam teknik persalinan diantaranya persalinan spontan yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan memulai jalan lahir. Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan eutralisi forceps, eustralisi vakum dan section caesarea. Persalinan anjuran yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi
1
11
baru
berlangsungsetelah
pemecahan
ketuban,
pemberian
pitocin
aprostaglandin.(Mochtar 2006 dalam Rukiyah 2009). Sectio caearea merupakan salah satu persalinan yang ditunjukkan untuk indikasi medis tertentu,berbagai atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi. Persalinan sectio caesarea atau bedah caesarea harus dipahamsebagai alternatif persalinan ketika dilakukan persalinan secara normal tidak bisa lagi (Lang, 2011). Meskipun 90% persalinan termasuk kategori normalatau tanpa komplikasi maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas keselamatan ibu.Operasi sectio caesarea ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir setelah dipertimbangkan cara-cara persalinan pervaginan tidak iayak untuk dikerjakan (Asamoah, 2008). Operasi sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut serta dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Jitowiyono dan Kristiyanasari 2012). Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat savatjan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, sectio caesarea juga dapat didefinisikan sebagai suatu histerotomia lunak melahirkan janin dari 3a.lam rahim (Mochtar, 2011). Beberapa indikasi dilakukannya sectio caesarea adalah plasenta previa, panggul sempit, Disproporsi safolapalulu, Ruptura uteri, partus lama, Distosia serviks, preeklamsi dan Malpresentasi janin (letak lintang dan letak bokong). Kontra indikasi sectio caesareapada umumnya sectio caesarea tidak
12
dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat, sebelum di atas, kelainan kongenital berat (Sarwono dalam Rukiyah 2009). Presentasi bokong adalah bila bayi letak longitudinal dan bokong bayi berada di segmen bawah uterus ibu. Bayi presentasi bokong bias mengalami bernbagai posisi, seperti pada bayi sefalik dengan sacrum sebagai denominator. Jenis presentasi bokong yaitu presentasi bokong komplet apabila bayi terlipat dan lutut, kaki terletak dekat dengan bokong bayi dalam posisi kaki menyilang, presentasi bokong inkomplet yaitu tungkai bayi dalam posisi jack-kife dan presentasi bokong kaki menumbung yaitu satu atau kedua lutut dan panggul ekstensi dengan kaki bayi di bawah bokong (Chapman, 2006). Dinegara maju sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai 7% dari semuapersalinan. Indikasi yang dilakukan sectio caesarea pada ibu adalah disproporsi janin-panggul, plasenta previa, gawat janin, kelainan letak, preklamsi dan hipertensi. Presentasi bokong juga merupakan indikasi dilakukan sectiocaesarea karena apabila dipaksakan pervagina dapat beresiko, sehingga dapatmenyebabkan kematian ibu dan janin yang dikandungnya (Winujosastro, 2005). Angka persalinan melalui sectio caesarea di Amerika Serikat telah meningkat empat kali lipat, dari 5,5 per 100 kelahiran pada tahun 1985. Sekarang ini angkanya berkisar antara 10 sampai 40 persen dari semua kelahiran. Karena sectio caesarea telah ikut mengurangi angka kematian perinatal (Hacker, 2011). Pada kasus sectio caesarea angka mobilitas dua kali
13
angka pada pelahiran pervaginan, di samping itu angka morbiditas yang terjadi akibat infeksi, kehilangan darah dan kerusakan organ internal lebih tinggi pada persalinan sectio caesarea. Indonesia mempunyai kriteria angka sectio caesarea standar antara 1520% untuk RS rujukan. Survai demografi dan kesehatan tahun 1997 dan tahun 2002-2003, mencatat angka persalinan bedah sectio caesarea secara nasional hanya berjumlah kurang dari jumlah total persalinan. Secara umum jumlah persalinan sectio caesarea di rumah sakit pemerintahan adalah sekitar 2025% dari total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-80% dari total persalinan. Masalah yang sering muncul pada pasien post operasi section caesarea akibat insisi oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan dinding uteras adalah nyeri. Upaya dalam mengatasi ketidaknyamanan nyeri salah satunya adalah teknik relaksasi, yang didasarkan bahwa tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.Tujuan relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008). Suatu proses pembedahan setelah operasi atau post operasi akan menimbulkan respon nyeri dan cemas. Mengatasi masalah nyeri dan kecemasan pada pasien post operasi merupakan intervensi keperawatan yang independen dan memeerlukan
ketrampilan
perawat
dalam
memberikan
intervensi
keperawatan, perawat memfokuskan pada penurunan nyeri (Sumanto, 2011).Rasa ketidak nyamanan (nyeri) dapat disebabkan oleh terjadinya
14
kerusakan saraf sensorik atau juga diawali rangsangan aktivitas sel T ke korteks sarebri dan menumbuhkan presepsi nyeri 1 (Hidayat, 2005). Nyeri biasanya terjadi karena adanya rangsangan mekanik kimia padakulit
di
ujung-ujung
syaraf
bebas
yang
disebut
nosireseptor.Nyeribersifat lama dan bersifat singkat, berdasarkan lama waktu terjadinyamaka nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri kronik dan akut. Nyeri kronis secara luas dipercaya menggambarkan penyakitnya, nyeri ini konstan danintermiten yang menetap sepanjang waktu, nyeri kronik
sulit
untukmenentukan
awitannya,
sedangkan
nyeri
akut
diakibatkan oleh penyakit, radang atau injuri jaringan, nyeri ini biasanya awitannya datang tiba-tiba, sebagai akibat trauma pembedahan (Judha, 2012). Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Ny. S didapatkan hasil nyeri karena pembedaha, pasien mengatakan nyeri saat bergerak pencetus nyeri bekas luka post operasi sectio caesarea, kualitas nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri Abdomen bagian umbilikus, skala 7, nyeri muncul kurang lebih 5 menit saat bergerak, pasien meringis menahan sakit, tanda-tanda vital : tekanan darah 130 per 90 mmHg, suhu 37 derajat celcius, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali permenit Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul laporan “Asuhan keperawatan nyeri akut pada Ny. S post operasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr.Soehadii Prijonegoro Sragen.
15
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengetahui kasus
nyeri akut
pada
Ny.
S post operasi
sectiocaesareaatas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijongoro Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Ny. S post operasi sectio caesareaatas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut padaNy. S post operasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan nyeri akutpada Ny. S post operasi sectio caesareaatas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. d. Penulis mampu melakukan implementasi nyeri akut pada Ny. S post operasi sectio caesareaatas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. e. Penulis mampu melakukan evaluasi nyeri akut pada Ny. S postoperasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
16
f. Penulis mampu menganalisa nyeri akut pada Ny. S post operasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.
3. Manfaat Penulis a. Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatankhususnya pada klien post operasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong b. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan post operasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong. c. Bagi Penulis Sebagai sarana dan alat dalam menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang maternitas pada pasien post operasi sectiocaesarea atas indikasi presentasi bokong. d. Bagi profesi Untuk menambah pengetahuan bagi profesi keperawatan dengan cara memberikan asuhan keprawatan pada pasien post operasi sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong, sehingga dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan.
17
BAB II LAPORAN KASUS
Dalam bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan post sectio caesarea dengan indikasi presentasi bokong yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 2013 – 25 April 2013. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Identitas Klien Pasien masuk pada tanggal 23 April 2013, pengkajian dilakukan pada tanggal 23April 2013 jam 12.50 WIB, dengan caraallotoanamnesadan autoanamnesa. Dari pengkajian tersebut didapatkan hasil identitas klien bahwa kien bernama Ny. S umur 30 tahun, No.RM 369114, pekerjaan ibu rumah tangga, agama Islam, suku bangsa Indonesia, pendidikan SLTA, alamat Kalikobok RT 2/RW 3 Tanon, Sragen, yang dirawat dibangsal cempaka di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dengan Diagnosa Medis post sectio caesareaatas indikasi presentasi bokong.Yang bertanggung jawab kepada kien adalah Tn. A umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, pendidikan terakhir SLTA, alamat Kalikobok RT 2/RW 3 Tanon, Sragen.
18
B. Pengkajian
8 Ketika dilakukan pengangkajian, keluhan utama klien mengatakan
nyeri saat bergerak, pencetus nyeri post operasi sectio caesarea, kualitas nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri pada abdomen bawah umbilikus, skala nyeri 7 waktu nyeri kurang lebih 5 menit saat bergerak. Mengkaji skala nyeri PQRST dengan menggunakan skala penilaian numeric (Numerical Rating Scales, NRS). Pada pengkajian masalah kehamilan sekarang yaitu postoperasisectiocaesarea indikasi presentasi bokong. Riwayat persalinan sekarang kurang lebih pukul 09.00 WIB tanggal 23 April 2013 klien mengatakan mulai mengeluh kenceng-kenceng, keluar lendir kecoklatan kemudian klein dibawa ke bidan terdekat pukul 09.20 WIB, Bidan menyarankan agar klien dibawa ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen karena posisi sungsang diketahui dari pemeriksaan USG, umur kehamilan 38 minggu. Kemudian klien masuk IGD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pukul 10.00 WIB dan klien diberi therapy RL 20 tetes per menit, cofetaxime 500 mg per 12 dan ketorolac 10 mg per 12 jam. Dokter lalu menyarankan agar klien dilakukan post sectio caesarea, kemudian klien dipindahkan ke ruang operasi kemudian dilakukan operasi pukul 12.00 WIB dan selesai pukul 13.20 WIB, bayi lahir dengan berat badan bayi 3100 gra, keadaan baik, sehat, gerak aktif, tidak ada cacat, panjang badan 44 cm.
19
Dalam pengkajian adapun riwayat kesehatan keluarga tidak terdapat penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung. Pada pengkajian riwayat persalinan masa lalu Ny. S kelahiran pertama dengan carapostoperasisectio caesareaatau indikasi ketuban pecah dini berat badan 2600 grambayi saat lahir dengan jenis kelamin laki-laki, keadaan bagi saat lahir sehat, bayi tidak ada kompilaksi nifas, umur sekarang 7,5 tahun. Persalinan kedua secara post operasi sectio caesarea dengan indikasi presentasi bokong, berat badan 3100 gram, jenis kelamin perempuan, keadaan bayi hidup, sehat, tidak ada komplikasi nifas, umur sekarang 1 hari. Dalam pengkajian fisiologis/pola kesehatan fungsional pada pengkajian pola persepsi pemeliharaan kesehatan sebelum sakit kien mengatankan jika mengalami sakit langsung diperiksakan ke bidan terdekat. Pada riwayat ginekologi, pasien mengatakan tidak ada masalah ginekologi, pasien mengatakan riwayat menggunakan pil KB selama 2 tahun. Pada pola kognitif-perceptual sebelum dan sesudah masuk rumah sakit, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, pendengaran dan dapat berinteraksi dengan orang lain. Selama dirawat di rumah sakit pasien mengeluh nyeri pada perut bekas luka post operasi sectio caesarea pencetusklien mengatakan nyeripada bekas post operasi sectio caesarea, kualitas nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri pada abdomen bawah umbilikus, skala nyeri 7, nyeri muncul kurang lebih 5 menit, saat bergerak. Pada toleransi – koping stress sebelum dirawat di rumah sakit klien bersifat sabar dan tenang dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada,
20
selama dirawat di rumah sakit klien mengatakan sabar dan menghadapi kelahiran sekarang. Pada pola seksualitas reproduksi klien adalah seorang istri dan mempunyai 2 anak, klien menjalani KB suntik selama 2 tahun. Pada pola hubungan peran seblum dirawat di rumah sakit klien mengatakan hubungan dengan semua keluarga biak selama dirawat di ruma sakit klien mengatakan tinggal serumah bersama suami dan anaknya, keluarga selalu menemani dan memberi dukungan kepada Ny. S agar cepat sembuh dan mempunyai hubungan baik dengan sekitar, perawat dan dokter. Data pengkajian pemeriksaan fisik didapat data bahwa kedaaan umum klien composmintis, berat badan 68 kg, GCS 15, kepala mesosepal, rambut, keriting hitam, kuat atau rontok. Pada pemeriksaan paru inspeksi data simetris, tidak menggunakan alat bantu nafas, pengembangan dada kanan dan kiri sama, palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkuasi bunyi paru sonor, auskultasi vesikuler. Pada pemeriksaan jantung inspeksi ictus cordis tidak nampak, palpasi ictus cordis teraba di Sic V, perkusi bunyi jantung pekak, auskultasi Bj I dan Bj II murni.Pada pemeriksaan payudara membesar, kencang kanan dan kiri, putting menonjol, ASI sudah keluar, aerola mamae hitam. Pada pemeriksaan abdomen pasien mengatakan nyeri akut pada luka postoperasi sectio caesarea, skala 7, nyeri muncul kurang lebih 5 menit,saat bergerak,inspeksi tampak luka post operasi sectio caesarea vertikal dari
21
samping kanan ke kiri memanjang sepanjang kurang lebih 15 cm (tertutup kassa steril). Pada pemeriksaan genetalia perineum kurang bersih, perdarahan cc per hari. Lokhea merah segar (rubra), klien terpasang DC. Pada pemeriksaan ekstermitas kanan atas bawah pergerkan baik, tidak edemea, tidak ada kekuatan, ektremitas kiri atas dan bawah, pergerakan baik, tidak edema, tida ada kekluatan, kekuatan otot atas dan bawah 5. Pada
pemeriksaan
penunjang
hasil
pemeriksaan
laboratorium
didapatkan hasil pada 23 April 2013 pukul 11.00 WIB, yaitu : Haemoglobin 13 ng/dl dengan nilai normal (12,2 sampai 18,1 gr/dl), Eritrosit 4,21 juta.ml dengan nilai normal (4,04 sampai 6,13 juta/ml), Hematokrit 400% dengan nilai (37,7 sampai 53,7%), Leukosit 25,80 ribu/ml dengan nilai normal (4,5 sampai 11,5) ribu/ml, Neutrofil 91,1% dengan nilai normal (37 sampai 80%), Limfosit 5,5% dengan nilai normal (19 sampai 48%).Setelah jam 13.30 pasien selesai operasi dan pukul 14.00 pasien dipindahkan diruang Cempaka kemudian mendapatkan terapapy RL 20 tetes per menit, mendapatkan injeksi cefotaxime 500 gram 12 per jam dan keterolag 50 mg per 12 jam.
C. Daftar Perumusan Masalah Dari data pengkajian dan observasi diatas penulis melakukan analisa data dan kemudian diprioritaskan diagnosa aktual yaitu pada hari pertama tanggal 23 April 2013 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (post sectio caesarea). Ditandai dengan respon subjektif pasien
22
mengatakan nyeri saat bergerak. Pencetus nyeri post sectio caesarea, kualitas pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri abdomen bagian bawah umbilikus, skala 7 nyeri muncul kurang lebih 5 menit saat bergerak. Respon obyektif didapatkan hasil klien tampak meringis menahan sakit, Tekanan darah 130 per 90 mmHg, suhu 37derajat celcius, Nadi 80 kali per meni, pernafasan 20 kali per menit, tampak luka heating kurang lebih 15 cm vertical diatas umbilikus (tetutup kassa steril).
D. Intervensi Keperawatan Setelah melakukan prioritas Diagnosa maka penulis menegakkan maka intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri nerkurang dengan kriteria hasil, skala nyeri 1, ekspresi wajah rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal (Tekanan darah 120 per 80 mmHg, Nadi 60 sampau 100 kali per menit, pernafasan 16 sampai 24 kali per menit, suhu (36 sampai 37 derajat celcius). Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu kaji ulang karasteristik nyeri (PQRST) dengan rasional untuk mengetahui skala nyeri pasien, berikan posisi yang nyaman dengan rasional supaya pasien lebih nyaman atau rileks, ajarkan teknik relaksasi dengan rasional agar pasien rileks dan nyeri berkurang, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik dengan rasional mempercepat penyembuhan nyeri dan sebagai farmakologi.
23
E. Implementasi Setelah penulis melakukan prioritas diagnosa keperawatan serta merencanakan intervensi keperawatan atau tindakan maka implementasi yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut, implementasi yang dilakukan pada tanggal 23 April 2013 pukul 14.00 WIB yaitu, mengkaji skala nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak, pencetus nyeri bekas luka post operasi sectio caesare. Kualitas pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk jarum, skala nyeri 7, nyeri muncul kurang lebih 5 menit saat bergerak, dengan respon obyektif pasien tampak meringis menahan sakit. Pukul 14.20 mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon subyektif pasien mengatakan mau untuk dilatih teknik relaksasi nafas dalam, dengan respon obyektif pasien terlihat melakukan dan pasien tampak rileks. . Pada hari kedua tanggal 24 April 2013 pukul 08.20 mengkaji skala nyeri (PQSRT) dengan respon data subyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak, pencetus nyeri post operasi section caesarea. Kualitas nyeri seperti ditusuk jarum bagian abdomen bagian atas umbilikus, skala 6 waktu kurang lebih4 menit, saat bergerak Pukul 08.40 WIB memberikan injeksi ketorolag 500 mg per 12 jam dengan respon data subyektif pasien mengatakan mau diinjeksi. Respon obyektif injeksi cufotaxime 500 mg per 12 jam masuk Intravena lewat selang infus. Pukul 09.00 WIB menganjurkan pasien untuk
24
melakukan
teknik
relaksasi
dengan
respon
subyektif
pasien
mau
melakukannya, data obyektif pasien tampak rileks. Pada hari ketiga tanggal 25 April 2013 Pukul 08.10 WIB mengkaji keluhan utama dan tanda-tanda vital, dengan respon data subyektif pasien mengatakan nyeri berkurang, pencetus nyeri pasien bekas luka post operasi sectioncaesarea. Kualitas nyeri cekit-cekit bagian abdomen dibawah umbilikus, waktu kurang kebih 3 menit saat bergerak. Pasien mengatakan bersedia di tanda-tanda vital, respon obyektif tekanan darah 120 per 80 mmHg, Pernafasan 20 kali per menit, Nadi 80 kali per menit, Suhu 36 derajat celcius. Pukul 09.00 mengkaji skala nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak pencetus nyeri post operasi sectio caesarea, kualitas seperti cekit-cekit. Pasien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri bagian nyeri abdomen bawah umbilikus skala 3 waktu kurang lebih 4 menit saat bergerak.
F. Evaluasi Setelah
penulis
melakukan
prioritas
diagnosa
keperawatan
merencanakan tindakan keperawatan dan melakukan tindakan evaluasi yang didapatkan penulis dari implementasi keperawatan adalah sebagai berikut : Pada prioritas diagnosa yang pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (post operasi sectio caesarea). Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi pada hari pertama 23 April 2013 yaitu pukul 16.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah
25
data subyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak pencetus nyeri (post operasi sectio caesarea), kualitas pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri abdomen bagian dibawah umbilikus, skala 7 waktu nyeri muncul kurang lebih 5 menit, data obyektif pasien tampak meringis menahan sakit, Assesesment masalah belum teratasi, Planning intervensi dilanjutkan kaji skala nyeri (PQRST).Berikan posisi yang nyaman. Anjurkan melakukan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik. Pada hari kedua tanggal 24 April 2013 yaitu pada pukul 13.20 WIB dengaan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah reson subyektif yaitu pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk jarum, nyeri abdomen bagian bawah umbilikus skala 5 nyeri muncul kurang lebih 5 menit, respon obyektif pasien tampak meringis menahan sakit, Assesment masalah belum teratasi, Planning intervensi dilanjutkan kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman, anjurkan melakukan tehnik relaksasi. kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan analgetik. Pada hari ketiga tanggal 25 April 2013 Pukul 12.00 WIB dengan metode SOAP yang hasilnya adalah respon subyektif pasien mengatakan nyeri sudah berkurang nyeri (post operasi sectio caesarea), nyeri berkurang, kualita cekit-cekit nyeri bagian bawah umbilikus (tertutup kassa steril), skala 3 waktu kurang lebih 3 menit saat bergerak. Dengan respon obyektif pasien tampak rileks, assesementmasalah teratasi sebagaian, planningintervensi kaji skala nyeri (PQRST), berikan posisi yang nyaman, anjurkan melakukan teknik relaksasi, kalaborasi dengan dokter dalam pemberian analgenik.
26
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan Dalam bab ini dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata pada asuhan keperawatan nyeri akut pada Ny. S denganpost sectio caesarea atas indikasi presentasi bokong di ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi. Dalam asuhan keperawatan pada Ny. S yang dilakukan pada tanggal 22 April -25 April 2013. Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding dan dinding uterus. Sectio caesarea direncanakan lebih dahulu karena sudah diketahui bahwa kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan (Saifuddin, 2009). Letak sungsang mengakibatkan angka mortalitas dan morbiditas perinatal
lebih
tinggi presentasi
kepala.
Faktor-faktor
yang dapat
meningkatkan insiden letak langsung meliputi prematuritas atau janin memiliki ruang yang luas untuk melakukan manuver in utero. Penyebab terjadinya letak sungsang meliputi panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat pendek, kelainan uterus (uterus arkuatus, uterus septus, uterus dupleks), terdapat tumor dipelvis minor yang mengganggu masuknya kepala janin, ke PAP, plasenta previa, kehamilan anda (Manuaba, 2008). 17
27
Pertolongan letak sungsang pervagina tidak dapat dilakukan bila letak sungsangnya digolongkan beresiko tinggi, Artinya mortalitas dan morbiditasnya tinggi bila dipaksakan persalinan pervagina. Resiko tinggi ini meliputi kemungkinan panggul sempit, pada primigravida, riwayat obstetrik buruk, terdapat perdarahan antepartum, kehamilan ganda, terdapat hipertensi, terdapat bekas luka post operasi section caesarea, atau operasi didaerah uterus, letak sungsang disertai penyulit langsung (Manuaba, 2008). Kebutuhan dasar manusia adalah hal hal yang seperti makanan, air, keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahap hidup dan kesehatan.Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah aebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Hirarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri (Potter, 2005). Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan temrganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual maupun potensial (Deswani 2009).
28
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan denganmengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahuisebagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2005). Dalam pengkajian ditemukan keluhan klien mengatakan nyeri bekasluka post operasi sectio caesarea, kualitas nyeri seperti di tusuk jarum, ragio padaabdomendibawah umbilikus, skala nyeri 7, nyeri muncul kurang lebih 5 menit, saat bergerak. Nyeri
dapat
diartikan
sebagai
suatu
sensasi
yang
tidak
menyenangkanbaik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanyasuatu kerusakan jaringan atau faktor lain sehingga individu merasa tersiksa,menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis danlain-lain (Asmadi, 2008). Nyeri
akut
masalahkeperawatan
lebih yang
diprioritaskan muncul
penulis
pada
dari
klien.Alasan
beberapa penulis
memprioritaskanmasalah nyeri akut, karena nyeri yang dirasakan klien merupakan salah satumasalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan rasa nyaman.Walaupun skala memberikan suatu pengukuran yang relatif obyektif, tingkat keparahan nyeri terlalu subyektif untuk digunakan dalam perbandingan nyeriantar individu, skala penilaian numeric (Numerical Rating Scales, NRS) lebihdigunakan sebagai alat pendeskripsi kata, dalam hal ini klien menilai nyeridengan menggunakan skala 0-10 yaitu nilai skala 0 tidak nyeri, skala 1-3nyeri ringan, skala 4-7 nyeri sedang, skala 8-10 nyeri berat (Perry dan Poter, 2006).
29
Karakteristiki
nyeri
adalah
kualitas
nyeri
itu
sendiri
karena
tidakterdapat pembendaharaan kata nyeri yang khusus atau umum, dalampenggunaan yang umum, kata-kata
yang seorang klien pilih
untukmendeskripsikan nyeri dapat diterapkan pada suatu hal dengan jumlah berapapun.Seringkali
klien
mendeskripsikan
nyeri
sebagai
sensasi
remuk(crushing), berdenyut (throbbing), tajam atau tumpul.Nyeri yang klienrasakan seringkali tidak dapat dijelaskan.Nyeri akibat insisi bedah seringkalidideskripsikan sebagai sensasi tajam atau tikaman (Potter dan Perry, 2006). Pada pengkajian klien dengan operasi sectio cesarea data yang dapat ditemukan meliputi distress janin, gagalan untuk melanjutkan persalinan danmal posisi janin (Tucker 1998 dalam Jito Wiyono dan Kristiyanasari, 2010). Pada pengkajian riwayat persalinan masa lalu Ny. S kelahiran pertama secara post operasi section caesarea, atas indikasi ketuban pecah dini, berat badan 2600 gram, jenis kelamin laki-laki, keadaan bayi saat lahir sehat, baik, hidup, tidak ada komplikasi nifas, umur sekarang 7,5 tahun. Kelahiran persalinan kedua secara post operasi sectio caesarea, atas indikasi presentasi bokong, berat badan lahir bayi 3100 gram, jenis kelamin perempuan, keadaan bayi hidup, sehat, tidak ada komplikasi nifas, umur sekarang 1 hari. Pada pola aktivitas latihan nyeripost operasi sectio caesareayang dirasakan klien berpengaruh dalam aktivitas klien, sehingga pergerakan klien sangat terbatas, dan aktivitas dibantu orang lain. Nyeri somatic superfisial
30
cenderung berlokalisasi, Bersifat tajam atau menusuk, dan ditransmisikan melalui serabut bermielin besar.nyeri somatic dalam lebih menyebar dandiungkapkan sebagai rasa terbakar atau nyeri dengan impuls ditransmisikan disepanjang serabut C tak bermielin kecil (Prince dan Wilson, 2005). Sehingga mengganggu aktivitas klien, Nyeri yang terbakar mau pun seperti tertusuk-tusuk mempersulit klien dalam beraktifitas karena terjadi kelemahan atau ketakutan dalam beraktifitas setelah operasi post operasi sectio caesarea. Setiap klien mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur, jumlah kebutuhan istirahat bervariasi tergantung pada kualitas tidur,
status
kesehatan,
pola
aktifitas,
gaya
hidup
dan
umur
seseorang.Menurut teori tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode
terjaga
berikutnya.Tidur
nampaknya
diperlukan
untuk
memperbaikan proses biologis secara rutin. Berdasarkan teori yang ada nyeri mengarah pada penyebab ketidakmampuan, dikarenakan salah satu ketakutan yang paling dini dirasakan setiap klien yang didiagnosis suatu penyakit ialah kekhawatiran nyeri yang akan mereka rasakan. Sesuai dengan teori dikarenakan didalam teori sudah dikatakan nyeri menyebabkan ketidakmampuan seseorang dalam beraktivitas serta adanya rasa takut klien merasakan nyeri saat beraktivitas secara mandiri (Perry dan Potter, 2006). Nyeri
menyebabkan
ketakutan
dan
kecemasan
sehingga
menyebabkan stress, penurunan toleransi terhadap nyeri, dan perubahan fisiologis sekunder, nyeri berat dan akut berkaitan dengan kelelaha fisik
31
yang diperburuk oleh gangguan tidur, mual, serta pengerahan fisik dan mental yang akan mempengaruhinya homeostatis (Perry & Potter, 2005). Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tiaak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat subyektif.Sesuai teori yang menyebutkan bahwa nyeri menyebabkan ketakutan dan kecemasan disini penulis menyimpulkan bahwa nyeri yang dialami klien adalah skala 7 (Nyeri sedang) yang membuat klien cemas dan takut, sehingga mempengaruhi pola tidur klien. Pada pola istirahat tidur penulis berpendapat gangguan pola tidur disebabkan karena nyeri bekas luka post operasi sectiocaesarea yang masih dirasakan klien, sehingga geraknya terbatas dan mengganggu kebutuhan polatidur klien, seperti pada teori bahwa stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan actual atau pada fungsi ego seorang individu (Potter, 2005). Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur,maka dapat menimbulkan penurunan kemampuan kosentrasi, membuat keputusan dan berpartisipasi dalam melakukan aktifitas sehari-hari, serta menyebabkan terjadinya peningkatan (iritability) (Potter & Perry, 2005). Pada pola kognitif- perceptual sebelum dan selama dirawat di rumah sakit klien berbicara menggunakan bahasa jawa dan dapat berbicara dengan normal, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, pendengaran dan dapat berinteraksi dengan orang lain, klien mengatakan
32
nyeri pada bekas post operasi sectiocaesarea, kualitas nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri pada abdomen dibawah umbilikus, skala nyeri 7, waktu kurang lebih 5 menit, saat bergerak. Menurut penulis pola kognitif dann sensori yang dialami klien sesuai dengan teori yang ada, setiap respon nyeri yang dialami individu antara satu dengan yang lainnya berbeda tergantung individu dalam mengartikan dan mempersepsikan nyeri sesuai dengan sistem interaksi persepsi yang ada diteori.Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiri, untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk menilai skala nyeri pada skala numerik, seperti 0-10. Data pengkajian pemeriksaan fisik abdomen inspeksi tampak luka post operasi sectio caesarea vertical di bawah umbilikus memanjang kurang lebih 15 cm, Penulis tidak mencantumkan palpasi dan perkusi karena terdapat luka postoperasi sectio caesarea, luka masih sangat nyeri untuk dilakukannya palsapi dan perkusi, penulis juga tidak mencantumkan kondisi lukanya, hal ini dikarenakan klien post operasi hari pertama dan belum dilakukan perawatan luka. Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian yang interpretasi ini digunakan perawat untuk membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi (NANDA, 2012). Diagnosa keperawatan merupakan pernyatan yang menguraikan repon aktual atau potensisl klien klien terhadap masalah yang perawat mempunyai izin dan berkopenten untuk mengatasinya (Potter, 2005).
33
Diagnosa keperawatan utama yang diangkat penulis yaitu nyeri berhubungan dengan agen injuryfisik (Postoperasi section caesarea). Respon subyektif yang didapatkan penulis dari hasil pengkajian untukmenegakkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik, yaitu klien mengatakan nyeri pada bekas luka Postoperasi section caesarea, kualitas nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri pada abdomen, skala nyeri 7, waktu kurang lebih 5 menit, saat bergerak, data obyektif klien tampak meringis, tampak luka heating kurang lebih 15 menit vertical dari atas kebawah (tertutup kassa steril), tanda-tanda vital Tekanan Darah 130 per 90 mmHg, Suhu 37 derajat celcius, Pernafasan 20 kali per menit, Nadi 80 kali per menit. Banyak respon non verbal yang bisa dijadikan indikator nyeri.Yang paling utama adalah ekspresi wajah.Perilaku seperti menutup mata rapat-rapat atau membukanya lebar-lebar, mengigit bibir bawah, dan seringai wajah dapat mengidndikasikan nyeri.Selain ekspresi wajah ada perilaku lain yang dapat menandakan nyeri yaitu vokalisasi misalnya erangan, menangis,berteriak, immobilisasi bagian tubuh yang mengalam tanpa tujuan (misalnya menendang-nendang, membolak-balikkan tubuh di atas kasur), dll (Mubarak, 2008). Dalam
prioritas
masalah
diagnosa
keperawatan
nyeri
akut
berhubungan dengan agen injuri fisik (post operasi sectio caesarea), berada dalam urutan yang utama. Alasan penulis karena diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut adalah aktual dan nyeri merupakan keluhan yang dirasakan pasien dan harus segera ditangani supaya tidak muncul
34
masalah keperawatan yang lain, misalnya gangguan aktivitas dan gangguan pola tidur. Intervensi adalah rencana keperawatan yangakan penulis rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Mubarak, 2006). Dalam terori intervensi dituliskan sesuai
dengan
kriteria
intervensi
NIC
(Nursing
Interventions
Classification) dan NOC (Nursing Outcomes Classification). Rencana tindakan dalam diagnosa keperawatan nyeri penulis akanmencoba untuk membandingkan kemungkinan adanya kesenjangan antarateori dengan fakta di lapangan atau kasus pada Ny.S. Dalam kasus Ny.Spenulis mengungkapkan tujuan dari intervensi adalah setelah dilakukantindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri akutdapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu, tanda-tanda vital dalam batas normal tanda-tanda vital 120 per 80 mmHg, Pernafasan 16 sampai 24 kaliper menit, Nadi 60 sampai 80 kali per menit, Suhu 36 sampai 37 derajatcelcius). Intervensi meliputi kaji skala nyeri (PQRST), kaji tanda-tanda vital, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasikan dengan tim kesehatan. Pada awal awitan nyeri akut, respons fisiologis dapat meliputi tekanan darah, nadi dan pernafasan, diaforesis, ekspresi wajah klien rileks, pasien mengungkapkan mata dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis.(Mubarak, 2007).Nyeri berkurang baik secara
35
verbal maupun non verbal, klien mengungkapkan nyeri akut berkurang dari 7 menjadi 2 atau 0 (Wilkinson, 2006). Teknik relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri, pada beberapa penelitian
telah
menunjukkan
bahwa
relaksasi
efektif
dalam
menurunkannyeri post operasi sectio caesarea. Teknik relaksasi sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman.Irama yang konstan dapat dipertahankan dalam menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”) dan ekshalasi (“hembuskan, dua, tiga”). Pada saat perawat mengajarkan teknik ini, akan sangat membantu bila menghitung dengan keras bersama klien pada awalnya. Nafas yang lambat berirama juga dapat digunakan sebagai teknik distraksi (Brunner & Suddarth,2003). Pemberian analgesik efektif membantu mengurangi nyeri.analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Ini bekerja pada sistem saraf pusat untuk menghasilkan kombinasi efek yang mendepresi
dan
ambang nyeri,
menstimulasi.Memiliki sehingga
karakteristik
meningkatkan
menurunkan persepsi nyeri, menurunkan
kecemasan dan ketakutan yang merupakan komponen reaksi terhadap nyeri (Potter, 2005). Implementasi adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan kepada klien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006).
36
Setelah penulis melakukan prioritas diagnosa keperawatan serta merencanakan intervensi keperawatan maka implementasi yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut, implementasi yang dilakukan pada tanggal 23 April 2013 pukul 14.00 WIB yaitu mengkaji keluhan utama dan Tanda-Tanda Vital respon Subyektif pasien mengatakan Nyeri bekas lukapost operasi sectio caesarea, pasien mengatakan mau dilakukan tandatanda vital, dengan respon obyektif Tekanan darah 130/90 mmHg,Pernafasan 20 kali per menit, Nadi 80 kali per menit, Suhu 37 °C. Pada pukul14.20 WIB yaitu mengkaji skala nyeri (PQRST) dengan respon responsubyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak, pencetus nyeri
bekas
lukapost
operasi
sectio
caesarea,
Kualitas
pasien
mengatakan Nyeri sepertiditusuk jarum, pada abdomen di bawah umbilikus, skala nyeri 7, nyeri muncul kurang lebih5 menit, dengan respon obyektif pasien tampak meirngis menahan sakit.Pukul 14.25 mengajarkan teknik relaksasi dengan respon subyektif pasienmengatakan mau untuk diajari tehnik relaksasi, respon objektif pasien kooperatif dalam melakukan tehnik relaksasi. Pada hari kedua tanggal 24 April 2013 pukul 08.20 mengkaji skalanyeri (PQSRT) dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri saatbergerak, pencetus nyeri post operasi section caesarea. Kualitas nyeri sepertiditusuk jarum bagian abdomen bagian atas umbilikus, skala 6 waktu kurang lebih5menit, saat bergerak Pukul 08.40 WIB memberikan injeksi ketorolag 500mg dalam 12 jam per hari dengan respon subyektif
37
pasien mengatakankan mau diinjeksi. Respon obyektif injeksi cefotaxime 500 mg per 12 jam masukintravena lewat selang infus. Pukul 09.00 WIB menganjurkan pasien untuk melakukan tehnik relaksasi dengan respon subyektif pasien mau melakukannya, respon obyektif pasien tampak rileks. Pada hari ketiga tanggal 25 April 2013 Pukul 08.10 WIB mengkaji keluhan
utama
dan
tanda
vital,
dengan
respon
subyektif
pasienmengatakan nyeri bekas luka post operasi section caesarea pasien mengatakan mau dilakukan tanda-tanda vital, respon obyektif Tekanan Darah 120 per 80 mmHg, Respirasi 20 kali per menit, Nadi 80 kali per menit, Suhu 36 derajat celcius Pukul 09.00 mengkaji skala nyeri (PQRST) dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak pencetus nyeri post operasi sectio caesarea, kualitas seperti cekit-cekit, pasien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri bagian nyeri abdomen bawah umbilikus (tertutup kassa ateril) skala 4 waktu kurang lebih 4 menit saat bergerak. Evaluasi adalah tahap akhir dari proseskeperawatan, dengan cara melakukan identifikasi sejauhmana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuaiSOAP (subyektif, obyektif, assessement, planning) (Hidayat, 2008). Pada
prioritas
diagnosa
yang
pertama
adalah
nyeri
akut
berhubungan dengan agen injury fisik (post operasi sectio caesarea).
38
Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi pada hari pertama 23 April 2013 yaitu pukul 16.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah respon subyektif pasien mengatakan nyeri saat bergerak pencetus nyeri (post operasi sectio caesarea), kualitas pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk jarum, bagian nyeri abdomen bagian atas umbilikus, skala 7 waktu nyeri muncul kurang lebih 5 menit, respon
obyektif
pasien
tampak
meringis
menahan
sakit,
assesesmentmasalah belum teratasi, planningintervensi dilanjutkan kaji skala nyeri (PQRST).Berikan posisi yang nyamananjurkan melakukan tehnik relaksasi, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik. Pada hari kedua tanggal 24 April 2013 yaitu pada pukul 13.20 WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah respon subyektif yaitu pasien mengatakan nyeri saat bergerak. Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk jarum, nyeri abdomen bagian atas skala 5dibawah umbilikus nyeri muncul kurang lebih 5 menit.Responsubyektif pasien tampak menahan sakit assesment masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan observasi keluhan utama clan tanda -tanda vital kaji skala nyeri (PQRST) anjurkan melakukan tehnik relaksasi. Kolaborasikan dengan tim dokter dalam memberikan analgetik. Pada hari ketiga tanggal 25 April 2013 Pukul 12.00 WIB dengan metode SOAP yang hasilnya adalah respon subyektif pasien mengatakan nyeri sudah berkurang nyeri (post operasi sectio caesarea), nyeri berkurang, kualitas cekit-cekit nyeri bagian bawah umbilikus (tertutup kassa steril), skala 3 dengan respon obyektif pasien tampak rileks, masalah
39
teratasi sebagian lanjutkan intervensi kaji skala nyeri anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi. Selama melakukan penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menemui beberapa kesulitan antara lain pencarian literatur, waktu penyusunan yang terbatas dan dengan Praktek Klinik Keperawatan Kegawatdaruratan. Penulis tidak melakukan pengukuran TFU saat pengkajian karena penulis belum begitu mengerti tentang TFU.
B. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Dari
uraian
bab
pembahasan,
maka
penulis
dapat
menarik
kesimpulansebagai berikut : a. Sumber data yang diperoleh dari hasil pengkajian tanggal 23 - 25 April2013 didapatkan respon subyektif pencetus bekas luka post operasisectio caesarea, kualitas nyeri seperti ditusuk jarum, bagian pada abdomen, skala 7, waktu nyeri kurang lebih 5 menit saat bergerak respon obyektif didapatkan hasil klien tampak meringis menahan sakit,tekanan darah 120 per 80 mmHg, suhu badan 37 derajat celcius, pernafasan 20 kali per menit, nadi 80 kali per menit, tampak lukaheating kurang lebih 15 cm. b. Diagnosa utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Ny. Sadalah
nyeri
akut
berhubungan
(operasisectio caesarea).
dengan
agen
injury
fisik
40
c. Intervensikeperawatan yang dilakukan pada Ny. S pada tanggal 23 April 2013-25 April2013 mengkaji nyeri (PQRST), mengkaji tandatanda vital,memberikan posisi nyaman, ajurkan melakukan teknik relaksasi, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik. d. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. S pada tanggal 23-25 April 2013 adalah mengobservasi nyeri (PQRST), mengkaji tanda-tanda vital, memberikan posisi nyaman, ajurkan melakukan teknik relaksasi,kolaborasi dengan timmedis dalam pemberian analgesik. e. Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. S pada tanggal 25 April 2013 masalah teratasi sebagian. f. Analisa yang didapatkan pasien pada hari ketiga tanggal 25 April 2013 Pukul 12.00 WIB dengan metode SOAP yang hasilnya adalah respon subyektif pasien mengatakan nyeri sudah berkurang nyeri (post operasisectio caesarea),nyeri berkurang, kualita cekit-cekit nyeri bagian bawah umbilikus (tertutup kassa steril), skala 3 dengan respon obyektif pasien tampak rileks, masalah teratasi sebagian lanjutkan intervensi kaji skala nyeri, berikan posisi yang nyaman, anjurkan pasien untuk melakukan teknikrelaksasi, kaloborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik. 2. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai berikut :
41
a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. b. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana clan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan laporan. c. Bagi Penulis Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal.
42
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan,Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Medika Jakarta Asmonoah, 2008 dalam Buku Asuhan Keperawatan Post Operasi Sectio Caesarea, penerbit Nuha Medika Yogyakarta. Brunner dan Suddart, 2003, Buku Ajar Keperawatan Medikah Bedah, Vol. 1, Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Chapman, 2006 Asuhan Persalinan 2,Penerbit Trans info Media Jakarta. Deswani, 2009,Proses Keperawatan Dan Berfikir Kritis, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, Hal 13. Hidayat, Aziz Aimul, 2005, Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta Hal 172. Iai Mulyawati, Mahalul Azam, Dina Nur Anggraini Ningrum, 2011, Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Persalinan Melalui post Operasi Sectio Ceaesarea, http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas.Diakses tanggal4 April 2013. Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010, Asuhan Keperawatan Post Operasi, penerbitkedokteran, EGC, Jakarta. Mochtar, Rustam, 2011, Sinopsis Obstetri, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta Ha185 - 86. Mohammad Judha, Sudarti, Afroh Fauziah, 2012, Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan, Nuha Medika, Yogyakarta, Hal 2 - 3. Manuaba, Chandranita, dkk, 2008, Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetriali-Ginekologi Social Untuk Profesi Bidan, editor Monica Ester, penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Mubarak, Wahitlqbal, 2007, Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia, editor Eka analisa Mardella, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.
43
Perry, Potter, A, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik, Ed. 4, Vol 1 Editor Edisi Bahasa Indonesia Monica Ester, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Perry, Potter, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik, Ed. 4, Vol 1 Editor Edisi Bahasa Indonesia Monica Ester, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Rukiyah, 2009, Asuhan Kebidanan 2 (persalinan), penerbit Trans Info Media, Jakarta. Reader, Sharo J., 2011, Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita Bayi Dan Keluarga, Edisi 18 penerjemahan Yati Afiyanti, dkk, penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono, 2009, Ilmu Kebidanan, Edisi 4, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Prawirohardjo,Sarwono,2010,Buku Acuan NasionalPelayanan kesehatan Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Tuker, Susan Martin, 1998, Dalam Buku Asuhan Keperawatan Post Operasi, 2010, Penerbit Nuha Medika,Yogyakarta Wiknjosastro, Hanifa,2005,Ilmu Kebidanan,Ed 3,Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. Wilkinson, Judith M., 2006, Buku saku diagnosa Keperawatan dengan NIC dan Kriteria Hasil NOC, Penerjemah Eny Meiliya, Monica Ester, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Yanyan Bahtiar, S. Suarli, 2005, Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis, Penerbit Erlangga.