No. Kode: 23.07.RDHP.0012
LAPORAN AKHIR TAHUN 2008
PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh : I Putu cakra Putra Adnyana Ika Novita Sari Farida Sukmawati
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
2009
No. Kode: 23.07.RDHP.0012
LAPORAN AKHIR TAHUN 2008
PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh : I Putu cakra Putra Adnyana Ika Novita Sari Farida Sukmawati
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT
2009
LEMBAR PENGESAHAN 1.
Judul Kegiatan
:
Pelatihan Pengembangan Agribisnis Pedesaan di kabupaten Lombok Timur
2.
Unit Kerja
:
3.
Alamat
:
Balai Pengkajian Tenologi Pertanian (BPTP) NTB Jl. Raya Peninjauan Narmada, Lombok Barat-NTB
4.
5.
Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan c1. Struktural c2. Fungsional Lokasi Kegiatan
: : :
6. 7. 8. 9. 10.
Status kegiatan Tahun dimulai Tahun Ke Biaya Kegiatan TA. 2008 Sumber dana
: : : : :
:
I Putu Cakra Putra A. SP.MMA. Penata Muda/IIIa Peneliti Pertama Gedung Juang Selong Kabupaten Lombok Timur Baru 2008 I Rp 42.990.000 Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat Balai Besar pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian T.A. 2008
Mengetahui Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB
Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Ir. H. Dwi Praptomo S, MS. NIP. 080 065 973
I Putu Cakra Putra A., SP. MMA NIP. 080 135 277
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , pelaksanaan kegiatan pelatihan Pengembangan Agribisnis Pedesaan yang merupakan salah satu Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) tahun anggaran 2008 telah terselenggara dengan sukses dan lancar. Berbagai materi tentang manajemen usaha agribisnis pedesaan telah disampaikan dalam kegiatan pelatihan oleh peneliti dan penyuluh pertanian dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat sebagai nara sumber dari kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Gedung Juang Selong Kabupaten Lombok Timur, dengan peserta
petani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Komite
Investasi Desa (KID) , Fasilitator Desa (FD). Laporan ini mengurai hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan, mudah-mudahan bermanfaat bagi yang memerlukan. Apabila ada kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan laporan ini, kami menerima saran dan kritik guna penyempurnaan lebih lanjut.
Narmada,
Juli 2008
Kepala Balai
Dr. Ir. H. Dwi Praptomo S. MS. NIP. 080 065 973
ii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... i KATA PENGATAR................................................................................................... ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL..................................................................................................... iv GAMBAR GRAFIK................................................................................................... v RINGKASAN.......................................................................................................... vi I. PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1 1.2. Dasar Pertimbangan..................................................................................... 2 1.3. Manfaat....................................................................................................... 2 1.4. Tujuan........................................................................................................ 2 1.5. Luaran........................................................................................................ 2 1.6. Dampak...................................................................................................... 3 II. METODOLOGI.................................................................................................. 3 2.1. Pendekatan................................................................................................. 3 2.2. Skala kegiatan............................................................................................. 3 2.3. Ruang lingkup kegiatan dan prosedur kerja.................................................. 3 2.4. Lokasi dan waktu......................................................................................... 4 2.5. Peserta........................................................................................................ 5 2.6. Akomodasi................................................................................................... 6 2.7. Organisasi Penyelenggara............................................................................. 6 III. JADWAL KEGIATAN......................................................................................... 6 IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN............................................................... 7 4.1. Pembukaan................................................................................................. 7 4.2. Materi, Diskusi, Hasil Pre Test dan Post Test, Rencana Tindak Lanjut Kelompok................................................................. 8 4.3. Penutupan................................................................................................... 17 V. EVALUASI........................................................................................................ 19 5.1. Evaluasi Pelaksanaan.................................................................................. 19 5.1.1. Tingkat kepuasan peserta pelatihan...................................................... 19 5.1.2. Indikator yang diamati narasumber...................................................... 19 5.2. Evaluasi Hasil.............................................................................................. 20 VI. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT.................................................................. 21 6.1. Kesimpulan.................................................................................................. 21 6.2. Tindak Lanjut............................................................................................. 21 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 22 LAMPIRAN........................................................................................................... 23
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Materi pelatihan yang akan diinformasikan............................................. 4 Tabel 2. Lokasi dan jadwal waktu pelatihan.......................................................... 4
iv
GAMBAR GRAFIK Grafik Hasil Test dan Post Test Pelatihan.............................................................. 20
v
RINGKASAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai mandat untuk mengembangkan agribisnis pedesaan sesuai spesifik lokasi. Guna memberikan kontribusi real terhadap pengembangan usaha yang berorientasi agribisnis, BPTP NTB harus inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan agribisnis pedesaan. Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan agribisnis pertanian, yaitu : meningkatkan kemampuan peserta dalam manajemen usaha agribisnis sesuai dengan komoditi unggulan yang ada di pedesaan. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Gedung Juang Selong Kabupaten Lombok Timur, yang melibatkan petani, Fasilitator Desa (FD), Komite Investasi Desa (KID) dan PPL. Materi pelatihan mencakup tahapan pengembangan agribisnis pedesaan, manajemen usaha ternak sapi mencakup manajeman pakan manjemen kawin ternak sapi, kompos, biogas dan biourin, manajemen usaha tani kentang, mencakup quality control product mulai dari persiapan saprodi, usahatani, panen, manajemen organisasi mencakup pembukuan sederhana seperti kas, simpan pinjam, manajemen finansial ternak dan kentang mencakup kelayakan usaha B/C dan analisis kelayakan usaha secara kualitatif, pengolahan hasil kentang yang tidak lolos sortasi. Melalui kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis pedesaan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan manajemen peserta pelatihan dalam mengelola inovasi teknologi dan kelembagaan yang berorientasi agribisnis pedesaan. Yang kemudian diharapkan hasil pelatihan dapat diterapkan di desa masing-masing Sesuai dengan rencana tindak lanjut yang telah disusun bersama oleh petani,PPL, KID dan FD dari Desa Perian dan Desa Sembalun, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di desa tersebut.
vi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemberdayaan petani merupakan salah satu fokus penting berbagai negara berkembang selama beberapa dekade ini seperti diungkapkan Bank Dunia. Hakekatnya pemeberdayaan adalah suatu proses perubahan terhadap kelompok masyarakat yang dalam hal ini adalah petani yang dilakukan dengan cara memobilisasi petani secara kolektif untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial dan politik. Pemberdayaan petani dalam konteks pengentasan kemiskinan telah dirintis
oleh
P4MI,
melalui
pendekatan
kegiatan
Agribisnis.
Tujuan
pengembangan agribisnis adalah 1) sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan
dan
kesejahteraan
masyarakat
pedesaan,
terutama
untuk
mengentaskan golongan miskin, 2) sebagai sarana pengembangan, pemanfaatan dan keberlanjutan investasi desa yang telah dibangun. Agribisnis dilihat dari pendekatan bisnis adalah kegiatan usaha pertanian yang mencari keuntungan. Keuntungan itu diperoleh dari hasil produksi yang dijual ke pasar dimana selisih nilai jual dengan biaya produksi menjadi milik petani. Dengan orientasi mencari keuntungan, memotivasi petani berpikir keras, rasional, kreatif atau inofatif
dan berani mengambil resiko dalam setiap
kegiatannya, sebagai ciri usahawan. Salah
satu
hambatan
pengembangan
usaha
adalah
rendahnya
kemampuan untuk berwirausaha. Kemampuan berwirausaha dapat dicontohkan seperti kemampuan dalam melihat peluang kegiatan usaha, memanfaatkan peluang kerja, pemilihan jenis usaha, peluang pasar, teknik memasuki pasar, manajemen usaha dan keuangan, sumber informasi, mencari mitra usaha dan sebagainya. Khususnya kemampuan manajemen petani dalam mengelola sumber daya yang ada seoptimal mungkin masih kurang akibat kemampuan sumberdaya manusia yang masih rendah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai mandat untuk mengembangkan agribisnis pedesaan sesuai spesifik lokasi. Guna memberikan kontribusi real terhadap pengembangan usaha yang berorientasi agribisnis, BPTP NTB harus inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan agribisnis pedesaan. Dalam upaya mencapai
1
tujuan pengembangan agribisnis pertanian yang telah ditentukan, maka salah satu faktor yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan manajemen usaha agribisnis pedesaan. 1.2. Dasar Pertimbangan Sektor informal yang terkait agribisnis adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pangan yang mencapai 42,39 juta unit atau 99 % dari total UMKM (2006). UMKM pangan memiliki nilai produksi Rp 439,86 trilyun (40% total nilai produksi). Hal ini menunjukkan bahwa manfaat pembangunan petanian dalam mendukung UMKM pangan luar biasa kontribusinya. UMKM pangan tersebar di wilayah perkotaan maupun pedesaan dan sektor inilah bersama sektor pertanian yang berjasa dalam meredam gejolak krisis ekonomi yang menerpa Indonesia. Kedua sektor tersebut menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja. Kemampuan manajemen pengelola usaha agribisnis dalam mengelola sumber daya yang ada seperti, tenaga kerja, saprodi, dll., yang menyebabkan sebaik apapun teknologi yang diintroduksikan ke masyarakat pengguna teknologi, maka tidak akan terjadi kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan,
hanya
bersifat
sesaat
dan
juga
dapat
mengoptimalkan
penggunaan sumber daya yang berdampak pada peningkatan keuntungan dari usaha agrbisnis pedesaan. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan pelatihan pengembangan agribisnis, khususnya dibidang manajemen usaha agribisnis pedesaaan. 1.3. Manfaat Dengan pelatihan yang dilakukan diharapkan terjadi kebangkitan petani yang selanjutnya membawa perubahan dalam kegiatan usahataninya. Usahatani mereka tidak lagi berorientasi untuk mencukupi kebutuhan keluarga tetapi menjadi petani yang berwawasan komersial.
2
1.4. Tujuan Meningkatkan kemampuan peserta dalam manajemen usaha agribisnis sesuai dengan komoditi unggulan yang ada di pedesaan.
Luaran a. Kemampuan peserta dalam manjemen usaha agribisnis sesuai dengan komoditi unggulan yang ada di pedesaan meningkat. 1.5. Dampak 1. Berkembangnya usaha pertanian yang berwawasan agribisnis 2. Meningkatnya pendapatan dan nilai tambah usaha di sektor pertanian
II. METODOLOGI 2.1. Pendekatan Pelatihan pengembangan agribisnis ini pendekatannya adalah andragogi atau pendekatan pelatihan untuk orang dewasa. 2.2. Skala kegiatan Kegiatan pelatihan ini untuk Pengurus kelompok tani, PPL, KID, FD yang di Desa Perian, dan di Desa Sembalun. 2.3. Ruang lingkup kegiatan dan prosedur kerja 2.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan 2.3.2. Dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai maka pelatihan ini terbatas hanya untuk mengetahui, memahami dan mempraktekkan (Kognitf 3) manajemen usaha agribisnis pedesaan. 2.3.3. Prosedur kerja 2.3.3.1. Metode Penyampaian Pelatihan pengembangan agribisnis Desa Perian dan Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur akan dilakukan melalui : a.1. Ceramah/kuliah a.2. Tanya jawab a.3. Praktek
3
2.3.3.2. Materi dan Narasumber Materi yang diberikan disesuaikan dengan tujuan kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis. Hari pertama dan hari kedua penyampaian materi, tanya jawab dan praktek. Hal ini berlaku untuk petani, KID, FD, PPL. Narasumber pelatihan terdiri dari para peneliti dan penyuluh pertanian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat. Tabel 1. Materi pelatihan yang akan di informasikan No. 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Judul Materi Manajemen Usaha Ternak Sapi Mencakup Manajeman Pakan Manjemen Kawin Ternak Sapi, Kompos, Biogas dan Biourin. Manajemen usaha tani kentang, mencakup Quality Control Product mulai dari persiapan saprodi, usahatani, panen. Presentasi rencana kegiatan lanjutan kelompok setelah pelatihan Manajemen Organisasi mencakup pembukuan sederhana seperti kas, simpan pinjam a. Manajemen Finansial Ternak dan kelayakan usaha B/C dan Analisis kelayakan usaha secara kualitatif b. Tahapan Pengembangan Agribisnis Pedesaan Manajemen Finansial Usahatani Kentang Pengolahan hasil kentang yang tidak lolos sortasi.
Narasumber Ir. A. Muzani Ir. Kunto Kumoro Ir. Kukuh Wahyu Widjajanto Ir. Kukuh Wahyu Widjajanto I Putu Cakra P. A., SP. MMA.
Ir. Sri Hastuti M.Si. Ulyatu Fitrotin, SP. MP
2.4. Lokasi dan waktu Kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis pelaksanaannya dilakukan pada Tahun 2008 di Gedung Juang Kabupaten Lombok Timur. Tabel 2. Lokasi dan Jadwal waktu pelatihan No. Jam Kegiatan/Materi I. Rabu , 18 Juni 2008 1. 08:00-09:00 Pendaftaran Peserta 2. 09:00-09:30 Pembukaan/Pengarahan Ka. Bappeda Kab Lotim. dan Ka. BPTP NTB. 3. 09:30-09:45 Istirahat 4. 09:45-11:15 Tahapan Pengembangan Agribisnis Pedesaan
Narasumber
Lokasi/Tempat
Panitia Ka. Bappeda Kab Lotim dan Ka. BPTP NTB Panitia I Putu Cakra Putra A.
Gedung juang Gedung juang Gedung Juang Gedung Juang
4
5.
11:15-12:15
Manajemen Usaha ternak sapi mencakup Manajeman Pakan Manjemen Kawin ternak sapi, kompos, Biogas dan Bio urin.
Ir. A. Muzani.
Gedung Juang
6.
12:15-13:15
ISOMA
Panitia
Gedung Juang
7.
13:15-15:45
Lanjutan Manajemen Usaha ternak sapi mencakup Manajeman Pakan Manjemen Kawin ternak sapi, Kompos, Biogas dan Bio urin.
Ir. A. Muzani.
8.
15:45-16:00
Istirahat
Panitia
Gedung Juang
9.
16:00-18:00
Ir. Kukuh Wahyu W.
Gedung Juang
Ir. Kukuh Wahyu W.
Gedung Juang
Ir. Kunto Kumoro
Gedung Juang
Panitia
Gedung Juang
I Putu Cakra Putra A. Dan Ir. Sri Hastuti M.Si.
Gedung Juang
Panitia I Putu Cakra Putra A. Dan Ir. Sri Hastuti M.Si.
Gedung Juang Gedung Juang
Panitia Ulyatu Fitrotin, SP. MP Ir. Kukuh Wahyu W
Gedung Juang Gedung Juang
Panitia Ka. BPTP NTB
Gedung Juang Gedung Juang
II. 1.
2.
3.
Manajemen Organisasi Petani permasalahan dan cara pemecahannya. Pembukuan sederhana seperti kas, simpan pinjam. Kamis, 19 Juni 2008 08:00-09:00 Lanjutan Manajemen Organisasi Petani permasalahan dan cara pemecahannya. Pembukuan sederhana seperti kas, simpan pinjam. 09:00-11:00 Manajemen usaha tani kentang, mencakup Quality Control product mulai dari persiapan saprodi, usahatani, panen. 11:00-11:15 Istirahat
4.
11:15-12:15
5. 6.
12:15-13:15 13:15-14:15
7. 8.
14:15-14:30 14.30-15:30
9.
15:30-16:30
10. 11.
16:30-17:00 17.00-17:30
Manajemen Finansial ternak/kentang kelayakan usaha B/C dan Analisis kelayakan usaha secara kualitatif ISOMA Lanjutan Manajemen Finansial ternak/kentang kelayakan usaha B/C dan Analisis kelayakan usaha secara kualitatif Istirahat Pengolahan hasil kentang yang tidak lolos sortasi. Presentasi rencana kegiatan lanjutan kelompok setelah pelatihan Evaluasi Pelaksanaan Penutupan
Gedung Juang
5
2.5. Peserta Peserta pelatihan sebanyak 20 orang terdiri dari KID, FD, PPL, Petani (ketua/pengurus kelompok). 2.6. Akomodasi Panitia menyediakan Akomodasi dan konsumsi selama pelatihan berlangsung 2.7. Organisasi Penyelenggara Berdasarkan SK Ka. BPTP NTB Nomor : 16/OT.160/I.10.17/6/2008 (SK terlampir) Pelindung/ Pengarah
: Kapala BPTP NTB
Penanggung Jawab
: Ulyatu Fitrotin, SP. MP
Ketua
: I Putu Cakra Putra A. SP. MMA
Sekretaris
: Ika Novita Sari SP
Bendahara
: Husnul Umy
Seksi-Seksi 1. Seksi Acara dan Materi
: - Farida Sukmawati Mayang, S.Pt - Abdullah Sika
2. Seksi Publikasi dan Dokumentasi
: - Ibnu Trianto
3. Seksi Akomodasi dan Konsumsi
:- Mekar Dwi Wahyuni
4. Seksi Umum dan Transportasi
:- Lalu Sukarto - Zulkarnain
III. JADWAL KEGIATAN No
Kegiatan
Bulan dalam tahun 2008 1
2 XX X
3 XX X
4 XX X
5 XX X
6
1.
Persiapan
2.
Pelatihan
XX X
3
Entri data
XX X
4
Analisis data
XX X
5
Pelaporan
7
8
9
10
11
12
XX X XX X
6
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembukaan Pada acara Pelatihan Pengembangan Agribisnis Pedesaan di Gedung Juang Selong Kabupaten Lombok Timur dari tanggal 18 s/d 19 Juni 2008 yang dihadiri oleh 20 orang peserta pelatihan dari Desa Perian, Desa Sembalun dan instansi terkait seperti dari Bappeda Lotim, BPTP NTB, PIU Lombok Timur (Lotim), DLO/DME P4MI, ATL LSM. Adapun tema dari kegiatan pelatihan ini
adalah
teknologi
manajemen dan
inovasi
kelembagaan
mendukung agribisnis pedesaan di Kabupaten Lombok Timur.
Kepala
Bappeda Kabupaten Lombok Timur dalam sambutannya mengatakan :
Pembukaan pelatihan yang dilakukan kepala Bappeda Lombok Timur
1. Kabupaten Lombok Timur 60% bergerak di bidang pertanian sehingga Bappeda Lombok Timur akan membuat kebijakan yang berhubungan dengan bidang pertanian. 2. Diharapkan KID, FD, untuk bisa membantu menginformasikan hasil pelatihan ini kepada masyarakat khususnya petani dalam proses pengembangan pertanian dan dapat bekerja sama dengan instansi pemerintah misalnya BPTP NTB atau instansi lainnya. 3. Produksi yang berlimpah dapat menurunkan harga produk maka perlu dicarikan teknologi pengolahan hasil sehingga memberikan nilai tambah bagi produk pertanian. 4. Tiga komponen dalam agribisnis yang penting : i. Produktivitas yang tinggi, bermutu, dan berkelanjutan ii. Berorientasi pasar iii. Pengembangan/pemanfaatan modal berwujud dan tidak berwujud (iman dan taqwa) 5. Dalam agribisnis jika ingin tetap berlanjut, maka tumbuhkan kepercayaan pada mitra /buyer/stakeholder.
7
6. Mengharapkan setelah pelatihan ini peserta bisa menindaklajutkan hasil pelatihan dapat diterapkan di lapangan sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Senada dengan Bappeda, Ka. BPTP NTB, dalam sambutannya yang
diwakili
SP.M.Si
oleh
M.
Nazam,
menyatakan
pentingnya
bahwa
pengembangan
agribisnis pedesaan khususnya di Dihadiri oleh M. Nazam, SP.M.Si sebagai perwakilan Ka. BPTP NTB
Kabupaten Lombok Timur yang melibatkan semua komponen atau
stakeholder yang ada, serta perlu keselarasan dan kesinambungan subsistem dari sektor hulu sampai ke sektor hilir, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Perian dan Desa Sembalun di Kabupaten Lombok Timur. 4.2 Materi, Diskusi, Hasil Pre Test dan Pos Test, Rencana Tindak Lanjut Kelompok. 1. Tahapan Pengembangan Agribisnis Pedesaan (Materi terlampir), yang disampaikan oleh I Putu Cakra P. A. SP. MMA. Hasil Pre Test = 46, Post Test = 64 (Hasil test terlampir). Diskusi : •
Pertanyaan peserta a. Dalam
penentuan
lokasi
Presentasi Materi Tahapan pengembangan Agribisnis Pedesaan
usaha agribisnis, perlu adanya dukungan atau partisipasi dari masyarakat, seperti masyarakat subak di Bali yang bergerak bersamasama, tidak hanya pada pengaturan air tetapi juga bergerak pada kegiatan
keuangan
Mikro,
bagaimana
bisa
memotivasi
agar
masyarakat kami bisa melakukan kegiatan secara bersama-sama? b. Dalam penentuan kriteria lokasi pengembangan agribisnis perlu diperhatikan biofisik seperti unsur tanah yang sesuai komoditi
8
pertanian
tertentu,
sehingga
dapat
meningkatkan
produktifitas
komoditi pertanian. Adakah pelatihan untuk analisis tanah? •
Jawaban narasumber a. Dalam memotivasi masyarakat agar ikut berpartisipasi pada suatu kegiatan, banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya adalah petani
diajak
ke
lokasi
yang
berhasil
dalam
pengembangan
kelembagaan keuangan Mikro (study banding) sehingga petani, masyarakat dapat lebih percaya dan termotivasi melakukan hal serupa. Kelemahan dalam masyarakat adalah kurangnya komitmen terhadap suatu hal yang telah diputuskan bersama, sehingga hal ini dapat menghambat kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan hal itu dipandang perlu dilakukan penyadaran melalui penyuluhan yang terus-menerus atau berkelanjutan, yang melibatkan semua pihak atau stakeholder. b. Mengadakan pelatihan bisa saja, tetapi untuk menganalisis tanah yang cocok untuk suatu komoditi pertanian terbentur pada biaya analisis yang tinggi, tidak ekonomis dilakukan ditingkat petani sehingga disarankan untuk melakukan kemitraan atau kerja sama dengan instansi pemerintah seperti BPTP NTB, yang memilki kemampuan untuk itu, BPTP NTB memiliki peta AEZ yang merupakan peta kesesuaian lahan dengan komoditi tertentu. Ada analisis tanah sederhana, tetapi terbatas pada lahan sawah. Namun untuk menentukan apakah tanah itu cocok untuk komoditi tertentu, perlu analisis lanjutan yang memerlukan biaya yang cukup tinggi. Dari materi pelatihan ini peserta pelatihan dapat memahami bahwa dalam pengembangan agribisnis pertanian khususnya di pedesaan tidak hanya bercocok tanam namun merupakan satu kesatuan dari sektor hulu, sektor usahatani sampai ke sektor hilir, perlu adanya koordinasi atau kerjasama, antara semua stakeholder yang terkait, seperti petani, pengusaha, LSM, pemerintah, lembaga keuangan dll., dimana pelaksanaan suatu program kegiatan seharusnya harus saling terkait antara satu dengan yang lannya, yang menciptakan peluang usaha yang berorientasi agribisnis, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya .
9
2. Manajemen Usaha ternak sapi mencakup
Manajeman
Pakan,
Manjemen Kawin ternak sapi, Kompos,
Biogas
dan
(Materi
terlampir).
Biourin Yang
disampaikan oleh Ir. A. Muzani.
Demo Fermentasi jerami, dan UMB, untuk pakan ternak
Dilakukan
Praktek
Fermentasi
Jerami,
bersama dan
UMB
untuk pakan ternak. Hasil Pre
Test = 48 Post Test = 79 (Hasil test terlampir). Diskusi : •
Pertanyaan peserta a. Dalam melakukan kemitraan dengan pengusaha, organisasi petani jangan
memenuhi
target
yang
ditetapkan
pengusaha,
karena
bilamana pada saat produksi maksimal akan justru menurunkan harga, akibat dari produksi yang berlebih, bagaimana menurut bapak? b. Jenis pakan yang bisa untuk ternak? c. Program
Inseminasi
Buatan
(IB)
sangat
bagus
memperbaiki
keturunan sapi namun mengapa banyak yang tidak berhasil? d. Manajemen pakan yang salah satunya adalah fermentasi jerami bagaimana dengan aromanya, apakah disukai ternak? e. Fermentasi jerami selain untuk pakan sapi, apa bisa untuk kambing? f. •
Apa tujuan UMB, Saat pembuatan UMB, apa kapur tidak direndam?
Jawaban narasumber a. Dalam
kemitraan
sebaiknya
dipenuhi
semua
permintaan
dari
konsumen atau pengusaha sesuai dengan ketersedian sumber daya yang ada, sehingga tidak mengcewakan atau merusak nama baik, sehingga kemitraan dengan pengusaha tetap terjaga, namun yang perlu diperhatikan adalah mencoba melihat informasi pasar tentang permintaan dan penawaran dalam sekala yang lebih luas, sehingga tidak terjebak pada produksi yang berlebihan. b. Rumput gajah, Turi, gamal, Lamtoro, dll. c. Ketidak berhasilan IB bisa disebabkan oleh Insiment yang mati, keterampilan dari inseminator yang kurang, dan ketidak tepatan waktu saat IB dengan birahi sapi. Sehingga disarankan dengan kawin
10
alam dengan menerapkan manajemen kawin ternak dimana ternak dikawinkan saat musim kemarau sehingga bisa melahirkan di musim hujan dengan ketersediaan pakan yang cukup. Misalnya kemarau pada bulan April sampai september maka sapi akan melahirkan di bulan januari sampai juni. d. Untuk aroma pada fermentasi jerami, tidak menggangu sapi, namun sapi perlu dibiasakan dalam memakannya. Kandungan mineral lebih tinggi dibandingkan jerami tanpa fermentasi. e. Fermentasi jerami bisa untuk kambing. f.
Tidak hanya urea dan SP36 yang direndam. Tujuan UMB untuk meningkatkan nafsu makan sapi dan sebagai suplemen (menambah gizi) bagi sapi.
Dari materi pelatihan ini petani dapat memahami, bahwa dalam mengelola pakan ternak pada saat musim kemarau disaat pakan ternak terbatas, sangat dibutuhkan untuk menjaga dan meningkatkan berat badan ternak. Disamping itu juga peserta dapat memahami manajemen kawin ternak secara alami perlu dilakukan secara baik, sehingga setiap tahun bisa melahirkan anak sapi tepat pada saat pakan banyak tersedia, sehingga dapat mengurangi kematian anak sapi. Peserta dalam pelatihan juga dapat menyadari bahwa limbah ternak dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat seperti kompos, biourine dan biogas. Sehingga kesejahteraan peternak dapat meningkat. 3. Manajemen usaha tani kentang, mencakup Quality Control product mulai
dari
usahatani,
persiapan
saprodi,
panen
(Materi
terlampir). Yang disampaikan oleh Ir.
Kunto
Kumoro.
Praktek
kelompok membedakan kentang yang
rusak
karena
hama/
Presentasi oleh petani tentang mutu kentang
penyakit, mekanis, budidaya yang tidak tepat. Hasil Pre Test = 41 Post Test = 72 (Hasil tes terlampir). 4. Diskusi : •
Pertanyaan peserta
11
a. Dalam
pemilihan
lahan
untuk
budidaya
kentang
apa
yang
diperhatikan? b. Apakah di Desa perian bisa tanam kentang? •
Jawaban narasumber a. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan untuk kentang adalah tanah harus gembur, terjamin ketersediaan air bukan bekas petanaman keluarga Solanaceae (tomat, cabai,terung) dan bukan daerah endemik OPT kentang. b. Bisa
tetapi
kentang
memerlukan lahan
granula,
bukan
kentang
atlantik
karena
pada ketinggian diatas 1000 m.dpl. sedangkan
Desa perian sekitar 500 m.dpl. Dalam praktek, peserta diminta untuk menunjukkan kentang yang rusak akibat
hama
penyakit,
kerusakan
mekanis,
dan
teknis.
Serta
menjelaskannya kepada peserta lainnya. Sehingga terjadi diskusi : Pertanyaan dari petani dari Desa Perian : a. Adakah
pembeli
selain
PT
Indofood,
bilamana
ada
tolong
dihubungkan ke Desa Perian? b. Bagaimana kentang yang bisa dijadikan bibit? Jawaban dari petani dari Desa Sembalun a. Tidak ada kemitraan selain dengan PT Indofood. b. Hal yang perlu diperhatikan adalah : Pertumbuhan yang baik baru bisa dijadikan bibit, warna kuning pucat, bila kentang ditekan terasa empuk berati tidak bagus untuk bibit, kulit ari terkelupas tidak bagus untuk bibit maupun untuk pasar, umur panen 85 sapai 90 hari. Dari materi pelatihan ini peserta pelatihan dapat memahami, bahwa dalam mengelola usahatani kentang, untuk mendapatkan mutu produk kentang yang baik tidak hanya memperhatikan teknologi budidayanya saja namun harus juga diperhatikan dalam
penyediaan saprodi seperi bibit harus bebas dari
penyakit, penanganan panen dan pasca panen yang harus tepat sesuai dengan standar pengelolaan usahatani kentang. Sehingga produk yang dihasilkan berkualitas ekspor. Petani juga dilatih untuk bisa menjelaskan mutu dari kentang,
12
sehingga saat selesai pelatihan, peserta pelatihan dapat menjelaskan kepada petani lainnya tentang bagaimana berusahatani kentang yang baik. 5. Manajemen
Organisasi
permasalahan
Petani
dan
pemecahannya.
cara
Pembukuan
sederhana seperti kas, simpan pinjam (Materi Terlampir). Yang disampaikan
oleh
Ir.
Kukuh
Wahyu W. Hasil Pre Test = 72 Presentasi Materi Manajemen organisasi dan pembukuan •
Post
Test
=
97
(Hasil
test
terlampir). Diskusi :
Pertanyaan peserta a. Apa perbedaan anatar buku register anggota dengan buku daftar anggota? b. Saran agar buku anggota dilengkapi dengan keterangan jenis kelamin? c. Apa bisa dipisahkan daftar hadir dengan notulen? d. Dalam buku inventaris kekayaan kelompok, bila ada barang yang ditukar apa perlu dicatat? e. Apa kartu simpan pinjam dimiliki setiap anggota? f. Bagaimana mendapatkan informsi dari internet, TV? g. Bagaimana cara menciptakan pasar yang terjamin atau berkelanjutan ?
•
Jawaban narasumber a. Sama saja b. Saran diterima c. Boleh, tapi sebaiknya dijadikan satu, di lembar kiri daftar hadir, di lembar kanan untuk notulen, tujuannya agar diketahui siapa saja yang hadir saat dalam pembuatan suatu keputusan, sehingga tidak ada alasan bagi anggota yang hadir tidak mengetahui hasil keputusan rapat. d. Harus dicatat. e. Kartu simpan pinjam dimiliki setiap anggota, yang disesuaikan dengan buku simpan pinjam milik kelompok. f.
Mengakses internet mudah, sudah banyak warnet yang biayanya murah sangat berguna dalam mendapatkan informasi tentang
13
teknologi baru yang dibutuhkan kelompok tani, dalam mengelola usaha yang dikelola suatu kelompok tani/ternak. Selain itu BPTP NTB juga menyediakan media cetak dan elektronik VCD, yang bisa diakses oleh semua pihak. g. Banyak cara yang bisa dilakukan, namun yang perlu diperhatikan sebelum kepemasaran adalah cobalah mulai sekarang untuk mulai mencatat produksi dan perkembangan harga produk pertanian yang ada di desa masing-masing, dan dianalisa sejauh mana usaha agribisnis bisa dikembangkan sesuai sumber daya yang tersedia di desa, setelah itu baru kita bisa merangkul pengusaha untuk melakukan kemitraan. Berdayakan lembaga kelompok tani dalam mencatat perkembangan produksi dan harga produk pertanian. Ada PPL Perian H Sayahidin yang menceritakan pengalamannya tentang kemitraan yang coba dilakukan dalam suatu
wadah
GAPOKTAN
yang
merangkul perusahan swasta seperti CV Hidayah, namun karena pindah rayon, diganti PT Iham untuk diajak dalam bermitra dalam hal saprodi maupun
pemasarannya
PPL menceriitakan Pengalaman dalam melakukan kemitraan dengan pengusaha
komoditi
pertanian, dimana Gapoktan sebagai organisasi petani bertanggung jawab pada membajak, saprodi, panen dan jual, sedangkan petani menanam, memelihara, memupuk. Sedangkan pengusaha memfasilitasi biaya pembelian saprodi
dan
pembelian hasil panen melalui Gapoktan. Dari materi pelatihan ini, petani memahami pentingnya mengelola organisasi atau lembaga kelompok tani atau GAPOKTAN (Gabungan Kelompok tani), untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi anggota kelompok tani baik permasalahan teknologi maupun pemasan. Salah satu ukuran kelompok tani dapat mengelola organisasinya dengan baik adalah dilihat dari kemampuan pengurus kelompok tani dalam mengelola pembukuan kelompok tani. Sehingga peserta pelatihan memperhatikan materi pelatihan ini untuk dapat mengelola pembukuan dengan baik.
14
6. Manajemen Finansial ternak/kentang kelayakan usaha B/C dan Analisis kelayakan usaha secara kualitatif (Materi terlampir). Yang disampaikan oleh I Putu Cakra Putra A. dan Sri Hastuti M.Si. Praktek bersama menghitung B/C kentang, dan NPV penggemukan sapi. Hasil Pre Test = 38 Post Test = 61 (Hasil test terlampir). Diskusi : •
Pertanyaan peserta a. Saat mengelola keuangan di suatu kelompok, bagaimana caranya agar tertib? b. Saat kapan bisa dikatakan suatu proyek/kegiatan layak dilaksanakan? c. Kami terbiasa dengan berpikir sederhana saja, yang penting hasil kegiatan untung ya pasti layak, bagaimana dengan hal tersebut?
•
Jawaban narasumber a. Buat dulu aweg-awegnya yang
disepakati
oleh
semua anggota, setelah itu sekertaris catatan
memegang pembukuan,
bendahara
memegang
keuangan, dan ketua yang memerintahkan penggunaan uang sesuai
Presentasi Materi Manajemen keuangan
dengan aweg-aweg yang telah ditetapkan rapat anggota. b. Ada beberapa cara yaitu dengan analisis B/C ratio dan NPV. Saat BC ratio > 1 maka kegiatan usa layak dilakukan. Bila mana hasil NPV positif maka layak dilakukan c. Cara
berpikir
seperti
itu
tidak
salah,
tapi
bukan
disana
permasalahannya yang menjadi masalah adalah saat suatu usaha dikatakan untung, apakah usaha tersebut sudah mengembalikan modal investasi selain biaya variabel, dan berapa lama modal investasi itu akan kembali dengan tingkat bunga tertentu? Untuk menjawab hal itu bisa dilakukan dengan analisis NPV. Dari materi pelatihan ini peserta pelatihan memahami perlunya pengurus kelompok mengelola keuangan kelompok dengan baik agar dapat dipertanggung jawabkan kepada anggota, dan juga dapat mempergunakan keuangan untuk
15
kegiatan produktif yang dapat meningkatkan modal kelompok. Dengan bertambahnya modal kelompok maka pelayanan kepada anggota kelompok dapat ditingkatkan. Pada akhirnya anggota kelompok akan sejahtera. Dalam memilih kegiatan atau usaha produktif perlu dilakukan analisis kelayakan usaha, sehingga didapatkan usaha yang betul-betul dapat memberi keuntungan bagi anggota dan kelompok tani. Namun karena keterbatasan waktu dalam penjelasan analisis kelayakan usaha, petani mengharapkan ada pembinaan lanjutan, yang tidak hanya di pelatihan saja, tetapi bisa disaat kunjungan ke kelompok tani. 7. Pengolahan hasil kentang yang tidak lolos sortasi (Materi terlampir). Yang disampaikan oleh Ulyatu Fitrotin, SP. MP. Tidak ada praktek dan test, yang dilakukan adalah Diskusi dengan menampung aspirasi peserta pelatihan dalam pengolahan hasil yang disesuaikan dengan potensi desa-masingmasing. Hasilnya sebagian besar mereka menginginkan pengolahan hasil kripik
kentang
dan
limbah
ternak
sapi
menjadi
kompos,
sisanya
menginginkan proses bio urin, cabe, jahe, jagung saos tomat, tepung kentang,
kripik
nangka
(data
terlampir). Sebagai bahan dalam kegiatan
lapangan
masing-masing
di
desa
binaan
P4MI
khususnya Desa Perian dan Desa Sembalun. • Presentasi Pengolahan Hasil pertanian
Pertanyaan peserta a. Apakah
BPTP
memiliki
teknologi pengolahan hasil? b. Bagaimana tentang pemasaran pengolahan hasil? •
Jawaban narasumber a. Ada beberapa teknologi pengolahan hasil yang telah dilakukan BPTP, salah satunya adalah kripik pisang, emping jagung, dan untuk sembalun, akan di coba teknologi kripik kentang. b. Pemasaran hasil disesuaikan dengan permintaan pasar, jangan sampai kita membuat suatu produk yang tidak disukai konsumen, pengolahan hasil pada intinya adalah untuk memberikan nilai tambah pada suatu produk pertanian.
16
Dari materi pelatihan ini peserta pelatihan memahami bahwa banyak sekali hasil pertanian yang bisa diolah untuk meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian. Namun yang perlu diperhatikan adalah potensi sumber daya yang ada untuk mendukung pengolahan hasil pertanian, disamping itu juga perlu diperhatikan pemasaran dari produk olahan pertanian. Presentasi
Kegiatan
Lanjutan
(Rencana Tindak Lanjut) kelompok setelah pelatihan. Yang difasilitasi oleh Ir. Kukuh Wahyu W. Kegiatan ini
mempresentasikan
rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
kelompok
tani
yang
ada
dimasing-masing desa, yang akan dipresentasikan
oleh
salah
Presentasi Tindak Lanjut Kelompok Tani
satu
perwakilan dari kelompok yang ada yaitu Kelompok Horsela dan kelompok Perian. Kemudian dibahas oleh semua peserta, untuk mendapatkan kriktik dan saran untuk memperbaiki kelemahan dalam perencanaan kegiatan kelompok. Adapun hasil presentasi dan diskusi adalah sebagai berikut : a. Untuk kelompok Horsela Desa Sembalun, berencana untuk pembenahan, administrasi kelompok, demplot pembibitan kentang atlantik, pengolahan kompos, penanganan pasca panen kentang. b. Untuk kelompok Desa perian segera melakukan Rapat angota, rehabilitasi lantai kandang dan rencana pembuatan bio urine, pembuatan bio gas, pengujian bahan kompos, demplot cabai dan bawang daun, demplot kentang granula, penerapan teknologi cabai keriting. c. Dari peserta pelatihan ada usulan tambahan agar diadakan kegiatan pengolahan hasil untuk kentang sembalun, serta dari peserta dari desa perian mengharapkan ada kerja sama antara sembalun dan perian dalam hal pengadaan kompos oleh perian untuk menambah kekurangan kebutuhan kompos dari sembalun. Dari hasil diskusi didapatkan Rencana kerja kelompok di Desa Perian dan Desa Sembalun (Data terlampir). Dari rencana tindak tanjut kelompok ini peserta pelatihan memiliki program rencana kerja dengan memperhatikan komponen: apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana dilakukan, dimana
17
dilakukan, kapan dilakukan, berapa biaya usaha atau kegiatan tersebut. Yang semua itu didasarkan dengan sumber daya yang tersedia dan pemasarannya. 4.3. Penutupan Penutupan pelatihan pada tanggal 19 Juni 2008, dilakukan oleh Ka. BPTP NTB yang diwakili oleh M. Nazam, SP.M.Si
lalu dilanjutkan
dengan acara penyerahan sertifikat oleh M. Nazam, SP.M.Si kepada peserta Penyerahan Sertifikat Pelatihan Pengembangan Agribisnis Pedesaan yang
diwakili
pelatihan
oleh
dari
dua
dua
telah
pelatihan mengikuti
sebagai
tanda
pelatihan
Pengembangan Agribisnis Pedesaan,
peserta
Desa
yaitu
Musniati (Fasilitator Desa Sembalun) dan H. Syahidin (PPL Desa Perian). Pemberian
Informasi
(Infotek)
sebagai
Teknologi proses
dari
diseminasi, berupa majalah, brosur, dll.
yang
berisi
tentang
inovasi
Penyerahan Informasi Teknologi berupa majalah, brosur dll.
teknologi yang telah ditemukan oleh Badan Litbang Pertanian. Dengan adanya infotek ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan informasi kepada petani tentang teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan mayarakat dibidang
pertanian,
perkebunan,
peternakan, yang diwakili oleh L.A. Jailani (KID Desa Perian), Badrin (FD Desa Perian), H. Janirip Haeril (KID Sembalun) dan Musniati (FD Sembalun). Penyerahan buku pembukuan oleh Ir. Penyerahan Buku Pembukuan Kelompok tani
Kukuh Wahyu W. kepada kelompok yang ada di Desa Perian dan Desa
Sembalun, agar kelompok yang ada bisa melakukan pencatatan pembukuan yang baik sesuai dengan standar pembukuan kelompok. Sehingga dapat
18
mempermudah kelompok tani dalam mengelola atau memiliki manajemen yang baik dalam mengelola suatu organisasi. V. EVALUASI Evaluasi dimaksudkan untuk menilai sejauh mana tahapan-tahapan perencanaan pelaksanaan dan hasil program yang telah berjalan sesuai dengan yang ditetapkan. Untuk lebih memperjelas evaluasi ini maka ditetapkan beberapa indikator yang mesti dievaluasi disertai dengan skor nilai. Evaluasi dibagi atas 2 tahap antara lain : 2. Evaluasi Pelaksanaan 3. Evaluasi Hasil 5.1. Evaluasi Pelaksanaan Pada
evaluasi
pelaksanaan
pelatihan
dilakukan
dengan
cara
menggunakan angket/daftar pertanyaan yang dijawab oleh peserta pelatihan dan daftar pertanyaan ini diisi oleh pihak narasumber pelatihan berdasarkan penilaian / pengamatan terhadap pelatihan yang berlangsung. 5.1.1 Tingkat Kepuasan Peserta Pelatihan Hasil dari angket/daftar pertanyaan kepada peserta pelatihan didapatkan bahwa peserta pelatihan sangat puas dengan kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis yang dilaksanakan di Gedung Juang Kabupaten Lombok Timur baik fasilitas gedung, materi pelatihan, staf pengajar (nara sumber) maupun pelayanan dari panitia. Dengan nilai rata-rata 2,5 atau dibulatkan menjadi 3 (data terlampir) 5.1.2. Indikator yang diamati narasumber Hasil dari angket/daftar pertanyaan kepada Narasumber didapatkan bahwa tingkat kehadiran peserta 100 % dengan nilai 3, peserta tekun mengikuti pelatihan dengan nilai 2,3 atau dibulatkan nilainya menjadi 2. Partisipasi peserta dalam diskusi aktif dengan nilai 2,3 atau dibulatkan nilai menjadi 2. Partisipasi peserta dalam praktek Sangat aktif dengan nilai 2,5 dibulatkan nilai menjadi 3 (data terlampir)
19
5.2. Evaluasi Hasil Hasil dari angket/daftar pertanyaan kepada narasumber kegiatan pelatihan hasil
pre test dan post test memuaskan skor 2,6 atau dibulatkan
menjadi 3 dengan nilai rata-rata pre test 49 dan post test nilainya 74. Praktek oleh peserta berhasil dilakukan skor 2,5 dibulatkan menjadi 3, Individu sangat kompak dalam kelompok skor 2,6 atau dibulatkan menjadi 3. Peserta mampu mempresentasikan hasil praktek skor 2,0 atau dibulatkan menjadi 2. (data terlampir).
Hasil Pre Test & Post Test Pelatihan Pengembangan Agribisnis Pedesaan 100 80 60 Nilai 40
Pre Test
20
Post Test
0 M1
M2
M3
M4
M5
Rata
Materi
Dari Gambar Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis pedesaan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan manajemen peserta pelatihan dalam mengelola inovasi teknologi dan kelembagaan yang berorientasi agribisnis pedesaan. Yang kemudian diharapkan hasil pelatihan dapat diterapkan di desa masing-masing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di desa tersebut.
20
VI. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT 6.1 Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan pengembangan agribisnis pedesaan dapat disimpulkan sebagai berikut : •
Dari sejumlah materi pelatihan bagi Fasilitator Desa, PPL, KID, Petani, merupakan pedoman didalam melakukan proses pengembangan pengelolaan usaha agribisnis pedesaan yang ada dalam lingkup program P4MI Lombok Timur.
•
Dari sejumlah materi pelatihan dapat menjawab atau merupakan solusi bagi permasalahan yang dihadapi petani.
•
Melalui
kegiatan
pelatihan
dapat
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan manajemen peserta pelatihan dalam mengelola inovasi teknologi dan kelembagaan yang berorientasi agribisnis pedesaan. •
Melalui kegiatan pelatihan proses diseminasi dan penyebarluasan informasi teknologi pertanian hasil kajian Badan Litbang Pertanian atau BPTP NTB dapat dipercepat sampai ke pengguna teknologi.
6.2. Tindak lanjut Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini akan dilakukan kegiatan pendampingan untuk mengembangkan usaha agribisnis pedesaan sesuai dengan komoditi unggulan yang telah dirancang saat pelatihan bersama-sama oleh petani, KID, FD, PPL dari Desa Perian Dan Desa Sembalun lingkup program P4MI.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali. BPTP NTB, Mataram. Anonim, 2006. Budidaya Kentang. Balitsa. Balitbang. Deptan. Jakarta Anonim, 2007. Pandum Pelaksanaan P4MI. Jakarta Anonim, 2007. Training of Trainers (TOT) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Bambang, dkk., 2006. Hijauan Pakan Ternak di Indonesia, Badan Litbang Deptan, Jakarta. Cushway B. And Lodge D., 2002. Perilaku dan Desain Organisasi. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Deptan, 2007. Petunjuk Pembentukan 273/Kpts/OT.160/4/2007. Jakarta
kelompok
Kepmentan
no
Duriat dkk., 2006. Penerapan Teknologi PHT Pada Kentang. Balitsa. Balitbang. Deptan. Jakarta. Madura Jeff, 2001. Pengantar Bisnis Buku 1. Salemba Empat. Yakarta. Anonim, 2006. Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta Soekartawi, 2003. Agribisnis Teori & Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
22
No 1.
BIODATA PESERTA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN (P4MI) Pend Telp / HP Tempat/Tgl. Lahir Jabatan SMA 08786513447 Lekong Lima, Ketua KID Perian 2 19 Nop 1957 S.Sos 08175760242 Gegek Likoq Desa Ketua Kelompok Tani Perian 43 th A.Ma.Pd 08180571458 Lombok Timur , Sekretaris Kelompok 9 31 – 12 – 1970 Usahatani “Sepakat”
2.
Nama H. Moh. Idharuddin Ridwan M Nasrun, S.Sos
3.
Ihsan Wadi, A.Ma.Pd
4.
Lalu Ahmad Jailani
SMA
-
5.
H. L. Syahidin
SPP
6.
Indriati
SPP
0376-632172 08191773955 3 08786520955 2
7.
H. Azharuddin
SMA
-
Perian, 1956
8.
Rupnih S
SMA
9.
Badrin
SMA
Sembalun Lawang, 22 – 2 – 1968 Perian, 1972
10.
Musniati, S.Ag
S.Ag
11.
Harun, A.Ma
A.Ma
08133975757 1 08193315240 4 08191741017 5 08193315483 0
12.
Abdullah Khaeri
SMP
13.
Tapaol Mujahidin
SD
14.
H. Heri Sumerdan
SD
Nyambuk Bawang, 8 – 1 – 1969 Sakra, 3 – 8 – 1953
Sekretaris KID
Alamat Perian Kec. Montong Gading Lombok Timur Gegek Likoq Desa Perian Kec. Montong Gading Gegek Liqok Desa Perian Kec. Montong Gading Lotim Pesisok Perian
PPL Desa Perian DISTANNAK Selong Kab. Lombok Timur PPL Bantu DISTANAK Sembalun Lawang Kepala Dusun Perian Selatan Ketua KID Sembalun Lawang Fasilitator Desa
Desa Kilang Kec. Montong Gading
Sembalun Lawang, 1975 Perian, 1969
Fasilitator Desa
-
Perian, 20 Mei 1955
Kelompok tani
08191598655 1 -
Desa Perian, 1971
-
4 – 6 – 1958
-
Berugak Mujur Sembalun Lawang RT 02 Perian Selatan Desa perian Montong Gading Lombok Timur Perian Selatan Desa Perian Perian Kec. Montong Gading Perian Lebak Daya Sembalun
Gembalun Lawang 1972
Anggota Kelompok Tani
Lebak Daya RT.01 Desa Perian Kec. Montong Gading Sembalun Lawang Kec. Sembalun Perian
23
15.
H. Jamirip Haeri
SMP
16.
H. Sayuti
SMP
08525366638 0 -
17.
H. Suriadin
SMP
-
18.
H. Anwar
SMP
-
19.
H. Suhiluadi
SD
-
20.
H. Suandi
SD
-
Sembalun, 1959
Petani
Sembalun Lawang, 1959 Sembalun Lawang, 17 – 11 – 1974 Sembalun Lawang, 21 Juli 1959 Sembalun Lawang 43 th Sembalun Lawang 43 th
Petani Petani Petani Petani Petani
Lawang Sembalun Lawang Lendang Luar Sembalun Lawang Ds. Kodrat Sembalun Lawang Lebak Daya Sembalun Lawang Bakit Desa Sembalun Dasan Kudrat Sembalun Lawang
MATRIK RTL PERIAN PELATIHAN AGRIBISNIS PROGRAM P4MI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR 2008 No
Setelah menerima pelatihan kira-kira bagaimana memanfaatkan hasil pelatihan ini dalam waktu dekat di kedua desa (diwujudkan dalam bentuk rencana kegiatan)
Waktunya kapan
Dimana dilaksanakannya
Kira-kira apa masalah atau kesulitan nantinya pada saat melakukan kegiatan
(1) 1.
(2) Rapat anggota tahunan klp. tani ternak Almuhajirin
(3) Tgl 6 Juli 2008
(5) Balai Pertemuan klp.tani
2.
Meningkatkan kwalitas hasil produksi pupuk kompos yg sesuai dgn permintaan konsumen
Tgl 1 Juli 2008
Kelompok tani ternak Almuhajirin
(4) Teknis : Menyusun AD/ART Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis : Uji kandungan Ukuran bahan dasar Sosial Ekonomi
Cara mengatasi masalah
Dinas/instansi yang bertanggung jawab
Mempelajari dan mengikuti hasil pelatihan management Mohon petunjuk dan bimbingan BPTP NTB
BPTP NTB
24
3.
Perangkat Bio Gas
Tgl 25 Juli 2008
Kelompok tani Almuhajirin
4.
Perangkat Bio Urine
Juli 2008
Klmp. tani ternak Almuhajirin
5.
Rehabilitasi kandang
Juli 2008
Klmp. tani ternak Almuhajirin
6.
Penambahan jumlah sapi penggemukan
Juli 2008
Klmp. tani ternak Almuhajirin
7.
Penguatan kelembagaan kelompok usaha tani
Tgl 25 Juni 2008
Klmp. Usaha tani ”Sepakat” Gegek Lego
8.
Budidaya cabe kriting
Juni 2008
Klmp. ”Sepakat” Gegek Lebak
SDA SDM Teknis : Konstruksi bangunannya Sosial Ekonomi SDA SDM : Belum ada yg terlatih Teknis : Konstruksi kandang Sosial Ekonomi SDA SDM : Belum ada ahlinya Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis : Teknologi budidaya cabe Sosial
Mohon petunjuk dan bimbingan Bappeda Lotim dan BPTP NTB
Bappeda Kab. Lombok Timur
Mohon bantuan BPTP NTB
BPTP NTB
Bappeda Kab. Lombok Timur
Bappeda Kab. Lombok Timur
Mohon bimbingan BPTP NTB
Bappeda Kab. Lombok Timur dan BPTP NTB
25
9.
Penyiapan makanan ternak sepanjang tahun (3 strata).
Juli 2008
Wilayah klp. tani Almuhajirin dan ”Sepakat”
10.
Pelaksanaan pembukuan pada unit pembuatan pupuk ka...............
Juli 2008
Kelompok tani ternak Almuhajirin
Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM
MATRIK RTL SEMBALUN PELATIHAN AGRIBISNIS PROGRAM P4MI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR 2008 No
Setelah menerima pelatihan kira-kira bagaimana memanfaatkan hasil pelatihan ini dalam waktu dekat di kedua desa (diwujudkan dalam bentuk rencana kegiatan)
Waktunya kapan
Dimana dilaksanakannya
Kira-kira apa masalah atau kesulitan nantinya pada saat melakukan kegiatan
(1)
(2)
(3)
(5)
(4)
Cara mengatasi masalah
Dinas/instansi yang bertanggung jawab
26
3.
Demplot ”Kentang” dgn sistim organik sebagai perbandingan dgn sistim konpensional.
Agustus, September
Kelompok tani HORSELA Sembalun Lawang
Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM
4.
Penanganan pasca panen kentang Atlantik (hasil sortasi akibat mekanik dan bekas ..........
Agustus, September, Oktober, Nopember, Desember
Kelompok tani HORSELA
Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM
5.
6.
7.
8.
Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis : Teknologi
kompos sbg pupuk dasar penanaman kentang atlantik Praktik / pengawalan mulai sejak tanam pemeliharaan sampai penanganan pasca panen, pemberian label bibit. Pelatihan penanganan hasil panen - untuk kripik - tepung kentang
Dinas Pertanian dan BPTP NTB
BPTP NTB
Bappeda Kab. Lombok Timur
Bappeda Kab. Lombok Timur
Bappeda Kab.
27
budidaya cabe
9.
10.
Lombok Timur dan BPTP NTB
Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM Teknis Sosial Ekonomi SDA SDM
28
SATUAN ACARA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
1. 2. 3.
Nama Mata Ajaran Pertemuan hari ke Waktu Pertemuan
: : :
4.
Pokok bahasan / materi
:
5.
Tujuan Instraksional Umum
:
6.
Sub Pokok Bahasan
:
Sub Pokok Bahasan Pre Test Pengertian Agribisnis Subsistem Agribisnis Tahapan pengembangan Agribisnis pedesaan Post Test 7. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan Pelatih Membagikan Materi/Modul Menjelaskan Materi Praktek
8.
Evaluasi
Daftar Pustaka
Tahapan Pengembangan Agribisnis 1 30 menit Ceramah 30 menit diskusi 30 menit praktek Tahapan Pengmbangan Agribisnis Pedesaan Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang pokok bahasan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami secara mendalam Agribisnis pedesaan Pedesaan
TIK Penerapan C2 Penerapan C2 Penerapan C2
Lama Waktu (menit) 10 10 30 30 10
Kegiatan peserta Media OHP/LCD/papan tulis, Mendengar Mendengar, mencatat Video/kertas manila Mampu menjelaskan Tahapan pengembangan Agribisnis pedesaan
:
Kemampuan mengerti/menjelaskan secara terperinci
: 1. 2.
Anonim 2008, Modul Agribisnis Pedesaan. P4MI Anonim 2008, Modul ACIAR SADI
29
SATUAN ACARA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
1. 2. 3.
Nama Mata Ajaran Pertemuan hari ke Waktu Pertemuan
: : :
4. 5.
Pokok bahasan / materi Tujuan Instraksional Umum
: :
6.
Sub Pokok Bahasan
:
Sub Pokok Bahasan Pre Test Manajemen Pakan Ternak Sapi Manajemen Kawin Ternak Sapi Kompos Biogas Biourin Post Test 7. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan Pelatih Membagikan Materi/Modul Menjelaskan Materi Praktek
8.
Evaluasi
Daftar Pustaka
: : 1. 2.
Manajemen Usaha Ternak Sapi 1 60 menit Ceramah 60 menit diskusi 60 menit praktek 30 menit test Manajemen Produksi Sapi Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang pokok bahasan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami secara mendalam tentang Manajemen Usaha Ternak Sapi
TIK Penerapan Penerapan Penerapan Penerapan Penerapan
C3 C3 C2 C2 C2
Lama Waktu (menit) 15 40 40 40 30 30 15
Kegiatan peserta Media Mendengar OHP/LCD/papan tulis, Mendengar, mencatat Video/kertas manila Mampu menjelaskan manajemen pakan ternak sapi, manajemen kawin ternak sapi, biogas dan biourin
Kemampuan mengerti/menjelaskan secara terperinci Anonim, 2003. Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali. BPTP NTB, Mataram. Bambang, dkk., 2006. Hijauan Pakan Ternak di Indonesia, Badan Litbang Deptan, Jakarta.
30
SATUAN ACARA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR 1. 2. 3.
Nama Mata Ajaran Pertemuan hari ke Waktu Pertemuan
: : :
4.
Pokok bahasan / materi
:
5.
Tujuan Instraksional Umum
:
6.
Sub Pokok Bahasan
:
Sub Pokok Bahasan Pre test Faktorfaktor yang mempengaruhi organisasi Kelompok kerja bagaimana yang paling baik Motivasi Permasalahan kelompok dan cara pemecahannya Pembukuan sederhana Dinamika Kelompok Post Test 7. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan Pelatih Membagikan Materi/Modul Menjelaskan Materi Praktek
8.
Evaluasi
Daftar Pustaka
: : 1. 2.
Manajemen Organisasi 1&2 50 menit Ceramah 50 menit diskusi 60 menit praktek 20 menit test Manajemen Organisasi Kelompok ternak Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang pokok bahasan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami secara mendalam tentang manajemen organisasi
TIK Penerapan C2
Lama Waktu (menit) 10 20
Penerapan C2
20
Penerapan C2 Penerapan C2
20 30
Penerapan C3 Penerapan C3
60 10 10
Kegiatan peserta Media Mendengar OHP/LCD/papan tulis, Mendengar, mencatat Video/kertas manila Simulasi pemecahan permasalahan kelompok tani/ternak yang coba diselesaikan melalui manajemen kelompok yang baik
Kemampuan mengerti/menjelaskan secara terperinci Cushway B., Lodge D., 2002. Perilaku dan Desain Organisasi. PT Elex Media Komputindo. Jakarta Deptan, 2007. Petunjuk Pembentukan kelompok Kepmentan no 273/Kpts/OT.160/4/2007. Jakarta
31
SATUAN ACARA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
1. 2. 3.
Nama Mata Ajaran Pertemuan hari ke Waktu Pertemuan
: : :
4. 5.
Pokok bahasan / materi Tujuan Instraksional Umum
: :
6.
Sub Pokok Bahasan
:
Sub Pokok Bahasan Pre Test Manajemen usaha tani kentang, mencakup Quality Control product mulai dari persiapan saprodi Quality control usahatani. Quality Control panen Post Test 7. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan Pelatih Membagikan Materi/Modul Menjelaskan Materi Praktek
8.
Evaluasi
Daftar Pustaka
: : 1. 2.
Manajemen usahatani Kentang 2 30 menit Ceramah 30 menit diskusi 30 menit praktek 30 menit test Manajemen Produksi kentang Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang pokok bahasan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami secara mendalam tentang manajemen produksi kentang
TIK Penerapan C3
Penerapan C3 Penerapan C3
Lama Waktu (menit) 15 30
30 30 15
Kegiatan peserta Media Mendengar OHP/LCD/papan tulis, Mendengar, mencatat Video/kertas manila Mampu menerapkan manajemen usahatani kentang yang mencakup quality control
Kemampuan mengerti/menjelaskan secara terperinci Anonim, 2006. Budidaya Kentang. Balitsa. Balitbang Deptan. Jakarta. Duriat dkk., 2006. Penerapan Teknologi PHT Pada Kentang. Balitsa. Balitbang. Deptan. Jakarta.
32
SATUAN ACARA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
1. 2. 3.
Nama Mata Ajaran Pertemuan hari ke Waktu Pertemuan
: : :
4. 5.
Pokok bahasan / materi Tujuan Instraksional Umum
: :
6.
Sub Pokok Bahasan
:
Sub Pokok Bahasan Pre Test Analisis B/C ratio usahatani ternak Analisis kelayakan usaha secara kualitatif Post Test 7. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan Pelatih Membagikan Materi/Modul Menjelaskan Materi Praktek
8.
Evaluasi
Daftar Pustaka
: : 1. 2. 3.
Manajemen Finansial 2 30 menit Ceramah 30 menit diskusi 30 menit praktek 30 menit test Manajemen Finansial Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang pokok bahasan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami secara mendalam tentang manajemen finansial dan kelayakan usaha sesuai kegiatan yang dilakukan
TIK Penerapan C3
Lama Waktu (menit) 15 45
Penerapan C3
45 15
Kegiatan peserta Media OHP/LCD/papan tulis, Mendengar Mendengar, mencatat Video/kertas manila Mampu menganalisis kelayakan usaha ternak/kentang
Kemampuan mengerti/menjelaskan secara terperinci Madura Jeff, 2001. Pengantar Bisnis Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Soekartawi, 2003. Agribisnis Teori & Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Yakarta Anonim, 2007. Training of Trainers (TOT) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
33
SATUAN ACARA PELATIHAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
1.
Nama Mata Ajaran
:
2. 3.
Pertemuan hari ke Waktu Pertemuan
: :
4.
Pokok bahasan / materi
:
5.
Tujuan Instraksional Umum
:
6.
Sub Pokok Bahasan
:
Sub Pokok Bahasan Pre test Potensi kuantitas Kentang yang tidak lolos sortasi Macam-macam Produk olahan dari kentang Post test 7. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan Pelatih Membagikan Materi/Modul Menjelaskan Materi Praktek
8.
Evaluasi
Daftar Pustaka
Pengolahan Hasil dari produk Kentang 2 20 menit Ceramah 20 menit diskusi 20 menit test Pengolahan Hasil dari produk Kentang Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang pokok bahasan ini peserta pelatihan diharapkan mampu memahami secara mendalam tentang pengolahan hasil kentang
TIK Penerapan C2
Lama Waktu (menit) 10 20
Penerapan C2
20 10
Kegiatan peserta Media Mendengar OHP/LCD/papan tulis, Mendengar, mencatat Video/kertas manila Mampu menganalisis efisiensi pemasaran sapi dan kentang
:
Kemampuan mengerti/menjelaskan secara terperinci
: 1. 2.
Anonim, Pengolahan Hasil Pertanian
34
Hasil Pre Test dan Post Test Pelatihan Pengembangan Agribisnis Pedesaan No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Rata
H. M. Idaruddin Tapaol Mujahidin H. Azharudin Ihsan Wadi Badrin L. A. Jailani M Nasrun Harun H. Lalu Syahidin Abdullah Khairi H. Suandi H. Heri Sumerdan H. Janirip Haenil H. Suhiluadi H. Sayuti H. Suriadin H. Anwar Indriati Musniati Rupnih
Ket:*
1. Perian 2. Sembalun Materi 1 Materi 2 Materi 3
Desa *
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Materi 1 50 50 10 50 90 50 60 10 90 90 0 25 25 10 25 10 10 100 100 70 925 46
Materi 2 40 70 40 40 70 60 70 60 70 50 20 40 30 10 20 40 30 80 50 70 960 48
Pre Test Materi 3 10 20 10 60 35 15 10 50 75 70 60 40 30 5 50 60 15 80 50 75 820 41
Total Materi 4 70 100 71 70 100 60 0 85 70 80 0 90 100 80 100 71 78 60 64 100 1449 72
Materi 5 0 40 10 30 30 60 60 40 40 30 20 30 20 10 50 50 20 90 90 30 750 38
170 280 141 250 325 245 200 245 345 320 100 225 205 115 245 231 153 410 354 345 4904 245
Rata
34 56 28 50 65 49 40 49 69 64 20 45 41 23 49 46 31 82 71 69 981 49
Materi 1 90 95 50 75 90 90 100 75 90 95 25 50 50 10 25 90 10 100 50 25 1285 64
Materi 2 95 95 70 90 90 95 90 80 95 60 75 90 80 10 80 80 40 95 90 70 1570 79
Post Test Materi 3 80 75 80 80 80 75 90 80 80 85 75 40 60 20 70 75 45 95 75 85 1445 72
Total Materi 4 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80 100 70 100 100 100 100 85 100 100 100 1935 97
Tahapan Pengembangan Agribisnis Pedesaan Manajemen Usaha ternak sapi mencakup Manajeman Pakan Manjemen Kawin ternak sapi, Kompos, Biogas dan Biourin. Manajemen usaha tani kentang, mencakup Quality Control product mulai dari persiapan saprodi, usahatani, panen.
Materi 5 95 90 30 70 100 95 90 65 60 30 20 30 50 10 75 60 20 100 90 30 1210 61
460 455 330 415 460 455 470 400 425 350 295 280 340 150 350 405 200 490 405 310 7445 372
Rata
92 91 66 83 92 91 94 80 85 70 59 56 68 30 70 81 40 98 81 62 1489 74
Materi 4 Materi 5
Manajemen Organisasi mencakup pembukuan sederhana seperti kas, simpan pinjam Manajemen Finansial ternak/kentang kelayakan usaha B/C dan Analisis kelayakan usaha secara kualitatif (materi ada 2 yaitu kentang dan ternak, namun test nya dijadikan satu) 34 Materi 6 Pengolahan hasil kentang tidak ada testnya Indikator Kepuasan peserta pelatihan No resp Indikator Total Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 33 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 28 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 30 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 32 3 5 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 28 2 6 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 30 3 7 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 30 3 8 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 3 9 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 30 3 10 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 33 3 11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33 3 12 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33 3 13 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 27 2 14 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 28 2 15 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 33 3 16 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 33 3 17 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34 3 18 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 30 3 19 2 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 29 2 20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 2 Total 49 51 49 57 55 53 50 50 46 53 50 47 610 51 Rata-rata 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 3 Ket indikator : Ketepatan waktu 7 Bahan dan peralatan yang digunakan selama pelatihan 1 pelatihan 2 Kesesuaian isi pelatihan dengan rencana yang ditawarkan 8 Kesigapan staf nonakademik (panitia) dalam melayani peserta pelatihan 3 Penguasaan materi ajaran 9 Penanganan keluhan peserta
36
4 Komunikatif dengan peserta 5 6
Tingkat kehadiran pengajar selama pelatihan Tingkat Manfaat materi yang disampaikan bagi peserta
10
12
Keramahan, perhatian dan kesopanan staf nonakademik (panitia)
11 Keadaan fisik gedung Lingkungan lokasi tempat pelatihan
37
Lampiran Evaluasi pelaksanaan Indikator yang diamati narasumber No Materi 1 2 3 4 5 6 Total Rata
1 3 3 3 3 3 3 18 3
Indikator 2 2 2 3 2 2 3 14 2
Total 3 2 2 2 2 3 3 14 2
Rata
4 3 2 2 3 10 2
7 10 10 9 11 9 56 9
2 3 3 2 3 2 15 2
Ket indicator: 1 Kehadiran peserta selama pelatihan 2 Ketekunan peserta mengikuti pelatihan Partisipasi peserta dalam 3 diskusi Partisipasi peserta dalam 4 praktek - Tidak dilakukan
Evaluasi Hasil No Materi 1 2 3 4 5 6 Total Rata ket : indicator 1 2 3 4
Indikator 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 13 10 3
3
Total 3 2 2 3 2 2 2 13
Rata
4 2 2 -
3 2
4
5 7 11 8 7 2 40
3 2 3 2 2 2 14
8
2
Bagaimana hasil dari test tulis akhir terhadap peserta Bagaimana hasil praktek yang dilakukan oleh peserta Bagaimana kekompakan individu dalam kelompok diskusi Kemampuan peserta mempresentasikan hasil prakatek
38
Lampiran Jenis usaha yang ingin diolah berdasarkan potensi desa Desa Jenis usaha yang ingin diolah berdasarkan * potensi desa No. Nama Limbah padat ternak sapi 1 H. M. Idaruddin 1 jadi kompos Limbah cair ternak sapi jadi bio urine Keripik nangka 2 Tapaol Mujahidin 1 Kelapa 3 H. Azharudin 1 Limbah sapi 4 Ihsan Wadi 1 Cabe, jagung Produknya apa saja yang penting menjadi petani 5 Badrin 1 berhasil 6 L. A. Jailani 1 Jahe 7 M Nasrun 1 Cabe Kompos sampah rumah 8 Harun 1 tangga 9 H. Lalu Syahidin 1 Kentang Limbah sapi untuk 10 Abdullah Khairi 1 kompos 11 H. Suandi 2 Kentang 12 H. Heri Sumerdan 2 kripik kentang Penggemukan, kripik 13 H. Janirip Haenil 2 kentang 14 H. Suhiluadi 2 kripik kentang kripik kentang, saos 15 H. Sayuti 2 tomat 16 H. Suriadin 2 Penanaman kentang 17 H. Anwar 2 kripik kentang kripik kentang, tepung kentang, saos 18 Indriati 2 tomat kripik kentang, tepung kentang, saos 19 Musniati 2 tomat 20 Rupnih 2 kripik kentang Ket :*
1. Perian 2. Sembalun
39