LAPORAN AKHIR PLPBK TAHUN 2013
KELURAHAN SUMUR MELELEH KECAMATAN TELUK SEGARA BKM RAFFLESIA KOTA BENGKULU
1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN PLPBK REGULER Kelurahan
: Sumur Meleleh
Kecamatan
: Teluk Segara
Kota
: Bengkulu
Dokumen Laporan Akhir PLPBK REGULER Kelurahan Sumur Meleleh Lokasi Tahun 2013 telah disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan Review Program Investasi RTPLP yang berorientasi 100 0 100, Matriks Investasi Kegiatan, Penyusunan DED dan Pelaksanaan Kegiatan Fisik, Selanjutnya, Laporan Akhir PLPBK Reguler ini dapat disepakati dan dijadikan Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan PLPBK Reguler di Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Disahkan di : Sumur Meleleh Tanggal : ............................. 2016 TIPP PLPBK
BKM RAFFLESIA
KELURAHAN SUMUR MELELEH
KELURAHAN SUMUR MELELEH
JHON TEDY
RUDI MARTIN Mengetahui :
LURAH
KOORDINATOR KOTA
KELURAHAN SUMUR MELELEH
KOTA BENGKULU
RUSDI, S.Sos Nip. 1941115 198703 1 006
DEDI ARIZANDI, S.PdI
2
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-NYA, Laporan Akhir ini dapat terselesaikan. Semua itu atas kepercayaan dan kerja sama dari semua elemen sehingga program intervensi akhir PLPBK Reguler ini dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan PLPBK Reguler berlangsung sejak tahun 2013, seiring dengan berjalannya kegiatan PLPBK di wilayah Kelurahan Sumur Meleleh, masyarakat memperoleh banyak pelajaran, terutama di kawasan prioritas, baik dari segi perencanaan kawasan maupun pelajaran dari segi pembangunan fisik dengan berbasiskan komunitas. Dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK Kelurahan Sumur Meleleh, keterlibatan masyarakat sebagai pelaku utama menjadi poin penting keberhasilan kegiatan ini, sehingga menghasilkan rencana-rencana kegiatan yang terfokus pada penyelesaian persoalan Padat, Kumuh dan Miskin demi pencapaian 100-0-100. Masyarakat secara bahu membahu bersama-sama membangun Kelurahan Sumur Meleleh menjadi lebih baik demi menjadikan lingkungan mereka menjadi lingkungan yang layak huni. Selain itu dalam kegiatan PLPBK masyarakat juga diberi pembelajaran terkait pemasaran dan kemitraan untuk mendukung keberlanjutan program di Kelurahan Sumur Meleleh yang pada akhirnya mampu menjadikan masyarakat menjadi lebih mandiri dan dapat memberikan penghidupan yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, khususnya masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh dan masyarakat Kota Bengkulu umumnya, agar dalam menjalankan program-program pembangunan ke depan semakin baik. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sumur Meleleh, 19 Mei 2016 BKM RAFFLESIA KELURAHAN SUMUR MELELEH
3
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................
1
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
2
DAFTAR ISI
..........................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN 1.1.
BAB II
Latar Belakang ................................................................................
5
1.1.1 Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas.. ........
6
1.1.2 Tujuan.. ................................................................................
7
1.1.3 Strategi.. ...............................................................................
8
1.1.4 Keluaran.. .............................................................................
8
1.1.5 Tahapan Pelaksanaan Program.. ...........................................
9
PROFIL KELURAHAN SUMUR MELELEH 2.1
Gambaran Umum Kelurahan Sumur Meleleh .................................
12
2.1.1 Aspek Geografis.. ..................................................................
12
2.1.2 Pemanfaatan Lahan Kelurahan Sumur Meleleh.. ...................
13
2.1.3 Data Kependudukan Kelurahan Sumur Meleleh.. ..................
14
2.1.4 Kondisi Sosial Kelurahan Sumur Meleleh.. ............................
16
2.1.5 Perekonomian Masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh.. ........
17
Kondisi Infrastruktur Kelurahan Sumur Meleleh...............................
18
2.2.1. Jaringan Jalan……………………………………………………
18
2.2.2. Jaringan Drainase.. ...............................................................
18
2.2.3. Sistem Persampahan.. ...........................................................
19
2.2.4. Jaringan Air Bersih.. ..............................................................
20
2.2.5. Sanitasi.. ...............................................................................
21
2.3
Permasalahan di Kelurahan Sumur Meleleh .....................................
22
2.4
Mitigasi Bencana Kelurahan Sumur Meleleh.. ..................................
22
2.5
Gambaran Wilayah Kawasan Prioritas.. ..........................................
23
2.5.1 Penentuan Kawasan Prioritas................................................
23
2.5.1 Metode Penentuan Kawasan Prioritas.. ................................
24
2.2
4 BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 3.1. Tahap Perencanaan PLPBK Reguler .................................................
28
3.1.1 Pelaksanaan Siklus Kegiatan Perencanaan.. ............................. 3.1.2 Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan.. .......................... 3.1.3 Pemanfaatan Dana Perencanaan PLPBK Kelurahan Sumur Meleleh (BLM Tahap I)..............................................
28 36
Tahap Pelaksanaan Fisik.. ...............................................................
40
3.2.1 Pemasaran.. ........................................................................... 3.2.2 Pemanfaatan Dana Kegiatan Fisik BLM II PLPBK .. ..................
40 42
3.3
Capaian Hasil Pelaksanaan Pembangunan PLPBK Reguler.. .............
44
3.4
Aturan Bersama.. ............................................................................
47
3.5
Rencana Pengelolaan Kawasan (RPK) PLPBK Reguler ......................
52
3.2
BAB IV
RENCANA KERJA TAHUN 2016-2017 4.1. Rencana Kerja Tahun 2016-2017 Kelurahan Sumur Meleleh.. ..........
BAB V
38
58
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan......................................................................................
60
5.2 Rekomendasi.. .................................................................................
60
5.2.1. Rekomendasi Tentang Rencana Kerja Tindak Lanjut Kegiatan Pemasaran.. .........................................................
60
5.2.2. Rekomendasi Tentang Pengelolaan Pasca Pembangunan.. ..
61
5.2.3. Rekomendasi Tentang Peran Pelaku dam Kegiatan Penataan Lingkungan (Pemerintah, Swasta, Kelompok Peduli, dll).....
61
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara sistematis dan komprehensif oleh semua pihak (pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli). Sesuai kedudukan, tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum memberikan perhatian yang besar dalam mendukung upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Hal tersebut diwujudkan secara menyeluruh dan terpadu antara pembangunan fisik (infrastruktur dan hunian) dan pembangunan sosial, ekonomi masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan manusia. Ketiga bidang garapan tersebut merupakan kesatuan yang saling terkait erat dan dikenal sebagai pendekatan TRIDAYA dengan memadukan antara pemberdayaan sosial, ekonomi, dan lingkungan (SEL) secara sinergis. Pendekatan TRIDAYA ini adalah aktualisasi dari prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan kebijakan pembangunan SEL yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya
adalah
melalui
pelaksanaan
Program
Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang telah berlangsung sejak tahun 1999. Sejak tahun 2007 program tersebut menjadi PNPM Mandiri Perkotaan, kemudian disebut PNPM MP dan terakhir program itu menjadi P2KKP Yakni Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang refresentatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social
capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka
6 menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah kota dan kelompok peduli setempat. Sejarah terbentuknya Kelurahan Sumur Meleleh berawal dari sebelum kemerdekaan, dimana disekitar wilayah ini terdapat tiga buah mata air yang terus mengalir yaitu disebelah Selatan dikenal dengan nama Sumur Manis (pokok mangga), dibagian Timur dikenal dengan nama Gedung Kolam dan yang terakhir dibagian utara dikenal dengan nama Sumur Ketaping. Di sekitar wilayah inilah pemerintahan Belanda membangun pusat pemerintahannya. Setelah zaman kemerdekaan, wilayah ini kemudian dibangun oleh pemerintah Indonesia. Seiring berjalannya waktu, hanya tinggal satu mata air yang telah dibangun menjadi sumur yang airnya terus mengalir, yaitu dibagian selatan. Karena itulah warga setempat menyebutnya dengan Sumur Meleleh. 1.1.1
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas Semenjak tahun 2007 Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)
berganti nama menjadi PNPM yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, dan pada bulan Mei 2015 berubah kembali menjadi Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Perkotaan yang salah satu programnya adalah PLPBK. PLPBK adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas. Merupakan pembangunan multi dimensional mencakup sosial, ekonomi dan fisik, oleh sebab itu diperlukan landasan perencanaan yang menjadi dasar pijakan bersama dan menjamin keberlangsungan kerja kolektif. Terdapat 6 prinsip yang harus saling bersinergi agar pelaksanaan PLPBK dapat berjalan lancar. Adapun prinsip-Prinsip pelaksanaan PLPBK adalah: 1. Perencanaan Komprehensif, 2. Perencanaan Ruang Kawasan, 3. Keterlibatan Aktif Pemerintah Daerah, 4. Kreatif, 5. Inovatif dan
6. Good Governance Pada tahap pertama P2KKP berorientasi untuk membangun pondasi “masyarakat
berdaya” dengan sejumlah kegiatan intervensi padaperubahan sikap, perilaku, cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai nilai universal. Pada tahapberikutnya P2KKP berorientasi untuk membangun transformasi menuju “masyarakat mandiri” yang dilakukan melalui
7 sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dansinergi antara pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli untuk mengakses berbagaipeluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat. Pada tahap terakhir, PNPM MP berorientasi untuk membangun transformasi
menuju “masyarakat madani” yang dilakukan melalui intervensi pembelajaran penataan lingkungan
permukiman
secara
comprehensive
berbasis
komunitas
(PLPBK)
atau
“Neighbourhood Development”. Dengan demikian, Kegiatan PLPBK merupakan salah satu intervensi di tahap transformasi menuju masyarakat madani, sebagaimana tertuang dalam skema PNPM Mandiri Perkotaan (lihat gambar 1).
Gambar 1.1 Intervensi PLPBK dalam Konsep Transformasi Sosial Sumber: Pedoman Teknis PLPBK
Dalam konteks pembelajaran menuju masyarakat mandiri dan madani, maka intervensi nomor 5, 6 dan 7 dapat dilaksanakan baik secara berurutan maupun tidak, sesuai kemampuan dan kebutuhan masing-masing masyarakat. 1.1.2
Tujuan PLPBK memiliki tujuan secara umum yaitu mewujudkan perbaikan kualitas hidup
masyarakat miskin melalui penataan lingkungan permukiman yang teratur aman dan sehat”, dan tujuan khususnya sebagai berikut:
8 a) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih, sehat dan produktif melalui peningkatan kapasitas, kemitraan dan integrasi perencanaan pembangunan; b) Penataan lingkungan permukiman miskin berbasis ruang; c) Peningkatan sarana, prasarana dan pelayanan permukiman untuk masyarakat miskin. Terdapat syarat tertentu agar suatu kelurahan dalam suatu kota/ privinsi terpilih untuk mendapatkan program PLPBK. Syarat yang menjadi sasaran PLPBK, diantaranya : 1. Kelurahan PNPM Mandiri Perkotaan; 2. BKM/LKM Berdaya dalam arti BKM/LKM tersebut memiliki kesiapan dan komitmen untuk belajar melaksanakan kegiatan PLPBK; 3. Kesiapan dan komitmen pemerintah Kabupaten/Kota untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
PLPBK baik yang didanai oleh Pemerintah
Pusat maupun
Pemerintah
Kabupaten/Kota. 1.1.3
Strategi Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka strategi yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut: a. Mendorong terjadinya sinergi antara Pemerintah daerah, masyarakat dan kelompok peduli melalui proses perencanaan partisipatif yang berorientasi pada ruang. b. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat maupun pemerintah daerah agar dapat mengelola proses peningkatan kualitas lingkungan permukiman secara mandiri dan berkelanjutan. c. Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat melalui proses penataaan lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat. 1.1.4
Keluaran Keluaran yang diharapkan melalui pelaksanaan program PLPBK ini adalah :
a. Tersusunnya dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kawasan Prioritas 1 yang sudah diuji publik dan disahkan oleh Walikota/Bupati. RTPLP adalah rencana rinci tata ruang dengan kedalaman rencana penataan bangunan dan lingkungan kawasan prioritas untuk kurun waktu 5 tahun. Rencana ini, memuat: i. Rumusan konsep/gagasan dasar penanganan Kawasan Prioritas ii. Rencana penataan lingkungan permukiman (sosial, ekonomi dan lingkungan) di kawasan prioritas, meliputi:
9 Arahan pengembangan sosial dan ekonomi atau sumber kehidupan dan penghidupan warganya Rencana tata ruang dan penataan bangunan di kawasan prioritas Rencana sistem prasarana kawasan Rencana investaso Penyusunan Detail Engineering Design (DED) b. Tersusunya Aturan Bersama, Rencana Pengelolaan Kawasan, dan lembaga-lembaga yang mengelola penataan lingkungan permukiman. Aturan Bersama adalah aturan-aturan kesepakatan dan komitmen warga/komunitas di kawasan prioritas dan kelurahan, untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat, sesuai kesepakatan dalam proses penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas. Rencana Pengelolaan Kawasan adalah dokumen perencanaan yang memuat aturanaturan/ketentuan pengelolaan hasil-hasil pembangunan Kawasan prioritas dan Kelurahan yang disusun dan disepakati masyarakat Tertatanya lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat, khususnya di kawasan prioritas. Terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola lingkungan permukimannya. c. Tertatanya lingkungan permukiman yang teratur, aman, dan sehat, khususnya di kawasan prioritas. d. Terjadinya perubahan sikap dan perilaku mayarakat dalam mengelola lingkungan permukimannya. 1.1.5
Tahapan Pelaksanaan Program PLPBK Siklus PLPBK merupakan kelanjutan dan bagian kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan
khususnya terkait dengan penataan kawasan prioritas. Siklus PLPBK terdiri dari 4 (empat) tahap, yang meliputi: 1. Tahap Persiapan, dengan rincian kegiatan : a. Sosialisasi PLPBK tingkat pusat b. Lokakarya dan sosialisasi PLPBK tingkat kota c. Lokakarya penyepakatan kawasan prioritas PLPBK
10 d. Sosialisasi PLPBK tingkat kawasan prioritas dan wilayah Kelurahan secara umum e. Pengukuhan dan penguatan kapasitas TIPP f. Perekrutan dan penguatan kapasitas TAPP 2. Tahap Perencanaan dan Pemasaran Sosial, dengan rincian kegiatan : a. Membangun visi kawasan prioritas b. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya (PS) c. Penyusunan RTPLP kawasan prioritas, Aturan Bersama, dan Rencana Pengelolaan Kawasan d. Uji publik hasil perencanaan partisipatif (draft RTPLP kawasan prioritas) e. Forum konsultasi : RTPLP kawasan prioritas f. Pengesahan dokumen RTPLP kawasan prioritas dan disosialisasikan ditingkat kawasan prioritas dan kelurahan g. Pemasaran social
Gambar 2.2. Siklus PLPBK
11 3. Tahap Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Prioritas, dengan rincian : a. Persiapan pelaksanaan konstruksi : 1) Pembentukan dan penguatan kapasitas KSM 2) Penyusunan proposal kegiatan b. Pelaksanaan kegiatan pembangunan c. Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan 4. Tahap Keberlanjutan, dengan rincian kegiatan : a. Melakukan evaluasi awal b. Melakukan evaluasi berkala c. Menyusun laporan akhir dan program kerja minimal 1 tahun kedepan d. Melakukan sosialisasi program kerja 1 tahun kedepan e. Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja perencanaan, pemasaran sosial, dan pelaksanaan pembangunan f. Penguatan lembaga pengelola pembangunan kawasan
12
BAB II PROFIL KELURAHAN SUMUR MELELEH
2.1.
Gambaran Umum Kelurahan Sumur Meleleh Sejarah terbentuknya Kelurahan Sumur Meleleh berawal dari sebelum kemerdekaan,
dimana disekitar wilayah ini terdapat tiga buah mata air yang terus mengalir yaitu disebelah Selatan dikenal dengan nama Sumur Manis (pokok mangga), dibagian Timur dikenal dengan nama Gedung Kolam dan yang terakhir dibagian utara dikenal dengan nama Sumur Ketaping. Di sekitar wilayah inilah pemerintahan Belanda membangun pusat pemerintahannya. Setelah zaman kemerdekaan, wilayah ini kemudian dibangun oleh pemerintah Indonesia. Seiring berjalannya waktu, hanya tinggal satu mata air yang telah dibangun menjadi sumur yang airnya terus mengalir, yaitu dibagian selatan. Karena itulah warga setempat menyebutnya dengan Sumur Meleleh. 2.1.1.
Aspek Geografis
Gambar 2.1 Peta Wilayah RT Kelurahan Sumur Meleleh
13 Kelurahan Sumur Meleleh memiliki wilayah administrasi yang tidak terlalu besar. Kelurahan Sumur Meleleh hanya terdiri dari 2 wilayah administrasi Rukun Warga (RW) dan dibagi menjadi 7 wilayah administrasi Rukun Tetangga (RT). Adapun pengelompokkan RW dan RT di Kel. Sumur Meleleh adalah sebagai berikut : RW 01 terdiri atas RT 01, 02, dan 03 RW 02 terdiri atas RT 04, 05, 06, 07 Batas wilayah Kel.Sumur Meleleh adalah sebagai berikut : Utara : Kel. Malabero Selatan : Kel. Berkas Barat : Samudera Indonesia Timur : Pasar Baru 2.1.2. Pemanfaatan Lahan Kelurahan Sumur Meleleh
Gambar 2.3 Peta Pemanfaatan Lahan Kelurahan Sumur Meleleh
14 Luas Kel. Sumur Meleleh adalah 11.9 Ha, terdiri atas permukiman 8,22 Ha dan prasana umum dan jalan 3,68 Ha. Sebagian besar lahan merupakan lahan rumah tinggal dan area milik pemerintah Tabel II.1 Pemanfaatan Lahan Kel. Sumur Meleleh Geografis Desa Luas Kawasan (Ha) Luas Kelurahan 11,9 Permukiman 8,22 Prasarana Umum/Jalan Total Luas Kelurahan Sumber : Data Kelurahan
3,68 23,8
2.1.3. Data Kependudukan Kelurahan Sumur Meleleh Tabel II.2 Data Kependudukan Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan pemetaan swadaya
yang dilakukan di kelurahan Sumur Meleleh, total
keseluruhan jumlah KK yang ada adalah 344 KK, sedangkan total penduduk kelurahan adalah 937 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kelurahan Sumur meleleh terdiri atas laki-laki sebanyak 494 jiwa dan perempuan sebanyak 543 jiwa. Dari total Luas kawasan 11,9 Ha, maka dapat diperkirakan kepadatan penduduk rata-rata di Kelurahan Sumur Meleleh adalah 79 jiwa/Ha.
15 Berdasarkan Kelompok Usia, Tingkat Pendidikan dan Basis Pekerjaan Berdasarkan kelompok usia, maka jumlah penduduk kategori anak (0-10th) sebanyak 169 jiwa, remaja (11-19th) 197 jiwa, produktif (20-60th) 602 jiwa, dan manula (>60th) 47 jiwa. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar warga kelurahan Sumur Meleleh adalah anakanak yang bersekolah dasar yaitu 110 jiwa. Selanjutnya adalah SMA atau sederajat 78 jiwa, SMP atau sederajat 75 jiwa, Diploma 29 jiwa, sarjana 15 jiwa, serta TK atau sederajat 14 jiwa. Adapun total jumlah warga kelurahan yang saat ini mengenyam pendidikan adalah 321 jiwa. Sedangkan sisanya masuk kedalam kategori tidak atau belum bersekolah, serta telah selesai.
Berdasarkan Basis Pendidikan Berdasarkan Kelompok Usia
Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, jumlah warga Kelurahan Sumur Meleleh berdasarkan jenis mata pencahariannya dari yang terbanyak adalah sebagai buruh, yaitu 121 jiwa. Selanjutnya adalah pedagang 75 jiwa, swasta 55 jiwa, nelayan 20 jiwa, Pegawai negeri Sipil (PNS) 13 jiwa, serta tenaga pengajar baik guru maupun dosen 9 jiwa. Sebagian besar perempuan yang ada di keluarga tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.
Berdasarkan Basis Pekerjaan
16 2.1.4. Kondisi Sosial Kelurahan Sumur Meleleh
Gambar 2.2 Peta KK Miskin di Kel. Sumur Meleleh Tabel II.2 Jumlah KK Miskin Per RT
RT 01 02 03 04 05 06 07 Total
Jumlah KK 97 39 40 42 33 36 57 344
KK Miskin 36 25 20 16 20 20 36 173 Gambar 2.3 Diagram Jumlah KK Miskin per-RT
17 2.1.5. Perekonomian Masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh
Gambar 2.4 Peta Sebaran Usaha Masyarakat Kel. Sumur Meleleh Tabel II.3 Jenis dan Jumlah Usaha Warga Per-RT
RT 01 02 03 04 05 06 07 Total
Toko/ Warung 3 7 2 3 3 3 6 27
Home Stay 4 3 0 0 0 0 0 7
Usaha/ Industri Kecil 1 1 1 0 2 6 1 12 Tabel 2.4 Perbandungan Jumlah Usaha Warga Per-RT
18 2.2. Kondisi Infrastruktur Kelurahan Sumur Meleleh 2.2.1.
Jaringan Jalan Kondisi jalan di Kelurahan Sumur Meleleh
saat ini sudah dalam kondisi baik,
masuknya program PLPBK banyak memberikan bantuan berupa jalan paving, sehingga kawasan menjadi lebih tertata rapi. Namun masih terdapat kawasan yang belum diperkeras karena masih kurangnya dana untuk membuat seluruh kawasan Sumur Meleleh diberikan jalan paving.
Gambar 2.1 Peta Jaringan Jalan Kelurahan Sumur Meleleh
2.2.2.
Jaringan Drainase Kondisi jaringan drainase di Kelurahan Sumur Meleleh
di beberapa titik sudah
dalam kondisi yang baik, namun dibeberapa titik masih terdapat kawasan yang memiliki jaringan drainase yang buruk. Selain itu masi terdapat kawasan yang belum memiliki jaringan drainase. Dibeberapa titik terdapat sistem drainase yang terbentuk secara alami belum diperkeras, namun terdapat pula drainase yang sudah diperkeras. Berikut peta sistem jaringan drainase Kelurahan Sumur Meleleh :
19
Gambar 2.2 Peta Drainase Kelurahan Sumur Meleleh
2.2.3.
Sistem Persampahan Sistem persampahan di Kelurahan Sumur Meleleh masih mengelola sampah secara individu yaitu dengan jalan dibakar. Selain itu sistem pembuangan sampah di Kelurahan Sumur Meleleh juga terdapat rumah yang memiliki tempat pembuangan pribadi, dan ada pula warga yang membuang sampah ke tempat pembuangan sampah komunal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada peta dibawah ini :
20
Gambar 2.3 Peta Pengelolaan Sampah Kelurahan Sumur Meleleh
2.2.4.
Jaringan Air Bersih Hampir rata-rata masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh menggunakan air ledeng PDAM. Namun terdapat pula kawasan yang sistem penyediaan air bersihnya menggunakan air sumur bor dan sumur galian mata air.
Gambar 2.4 Peta Jaringan Air Bersih Kelurahan Sumur Meleleh
21 2.2.5.
Sanitasi Sistem sanitasi di Kelurahan Sumur Meleleh rata-rata masyarakat sudah memiliki jamban sendiri. Tetapi masih terdapat dibeberapa titik kawasan yang belum memiliki jamban.
Gambar 2.5 Peta Jaringan Sanitasi Kelurahan Sumur Meleleh
2.3. Permasalahan di Kelurahan Sumur Meleleh Dari segi infrastruktur masih terdapat permasalahan yang terjadi di Kelurahan Sumur Meleleh. Permasalahan itu berupa masih banyaknya kawasan yang sistem drainasenya masih berupa drainase alami atau belum adanya perkerasan, selain itu juga ada saluran pembuangan kecil menyebabkan debit air melebihi kapasitas dan meluap saat terjadi hujan.
22
Gambar 2.6 Peta Permasalahan Kelurahan Sumur Meleleh
2.4. Mitigasi Bencana Kelurahan Sumur Meleleh Berikut ini merupakan arahan jalannya titik berkumpul di Kelurahan Sumur Meleleh. Kelurahan Sumur Meleleh merupakan salah satu kelurahan yang berada di pinggiran pantai panjang Kota Bengkulu. Terdapat jalur evakuasi titik berkumpul di Kelurahan Sumur Meleleh jika terjadi bencana tsunami. Alur evakuasi bencana bagi warga Kelurahan Sumur Meleleh pada saat terjadi bencana seperti tsunami adalah menuju ke wilayah yang lebih tinggi, yaitu menuju Kelurahan Pasar baru. Alur dapat ditempuh melalui jalan utama maupun jalan lingkungan. Gambar 2.7 Jalur Evakuasi Kel.Sumur Meleleh
23
Gambar 2.7 Peta Mitigasi Kelurahan Sumur Meleleh
2.5. Gambaran Wilayah Kawasan Prioritas 2.5.1. Penentuan Kawasan Prioritas Penentuan kawasan prioritas di Kelurahan Sumur Meleleh didasarkan pada beberapa hal yaitu masalah dan potensi kawasan prioritas, kebijakan pemerintah, dampak sosial dan ekonomi, serta kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan. 1. Masalah dan Potensi Kawasan Prioritas „ Permasalahan serta potensi yang terdapat di kawasan prioritas menjadi salah satu poin penting dalam penetapan skala prioritas kawasan yang akan dilakukan penataan terlebih dahulu. Permasalahan dan potensi yang ada di kelurahan Sumur Meleleh digali melalui pemetaan swadaya yang dilakukan oleh masyarakat kelurahan. Permasalahan yang ada di kawasan tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan potensi yang dimiliki oleh kawasan itu sendiri.
24 Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, terpetakan berbagai macam permasalahan yang terdapat di Kelurahan Sumur Meleleh, baik dari segi lingkungan sosial dan ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya. Adapun permasalahan dominan yang terdapat di kelurahan ini antara lain masalah permukiman kumuh, penyediaan sarana dan prasarana sanitasi (air bersih, MCK, sampah, dan pengolahan limbah rumah tangga), masalah infrastruktur lingkungan (drainase dan jalan lingkungan), sarana dan prasaran lingkungan (peneranganjalan), serta masalah ekonomi dan sosial (pendapatan keluarga, tingkat kesejahteraan dan sumberpenghidupan). Hasil dari pemetaan swadaya di kelurahan Sumur Meleleh tersebut kemudian dibuat perengkingan sehingga memunculkan Kawasan prioritas penanganan, yaitu kawasan prioritas I, ll dan Ill. Pengelompokan ini menunjukkan bahwa penanganan dilakukan terlebih dahulu untuk menyelesaikan permasalahan kawasan dengan rangking yang lebih tinggi sebelum dilakukan penanganan di kawasan lainnya. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa kawasan prioritas I terdapat di RT 01, 02, dan 07. Selanjutnya kawasan prioritas ll melingkupi RT 03 dan 04, dan kawasan prioritas Ill melingkupi RT 05 dan 06. Dari hasil kajian tersebut dapat digali pula potensi dimasing-masing kawasan prioritas yang dapat dioptimalkan yaitu pekarangan rumah warga yang dapat dijadikan lahan untuk mengembangkan „urban farming‟ sekaligus dapat meningkatkan perekonomian warga, Pengolahan sampah rumah tangga, jalan-jalan lingkungan yang dapat menjadi koridor hijau kawasan, serta kesadaran warga untuk bergotong-royong yang masih tinggi.
2. Kebijakan Pemerintah Penataan ruang dan pembangunan di Kelurahan Sumur Meleleh perlu memperhatikan arah kebijakan pemerintah kedepan berdasarkan rencana tata ruang yang lebih tinggi. Kelurahan Sumur Meleleh berdasarkan RTRW Kota Bengkulu masuk dalam rencana pengembangan kawasan budidaya, yaitu kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah. Dimana hal tersebut merupakan upaya untuk mengendalikan alih fungsi guna lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Selain itu Kel. Sumur Meleleh yang masuk dalam lingkup Kecamatan Teluk Segara juga masuk dalam kawasan peruntukan pariwisata alam, yaitu terletak di pesisir pantai panjang yang merupakan salah satu aset pariwisata di Kota Bengkulu sehingga sangat strategis untuk dikembangkan.
25 Penataan lingkungan di kelurahan di Sumur Meleleh juga diarahkan untuk mendukung visi dan misi kelurahan, dimana visi Kelurahan Sumur Meleleh adalah Menciptakan Kelurahan yang bersih, rapi, asri, berjati diri, dan tanggap bencana. Sedangkan misi Kelurahan Sumur Meleleh dalam rangka mencapai visi tersebut antara lain adalah: a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan melalui peningkatan ekonomi dan kesehatan c. Meningkatkan pemahaman Masyarakat kelurahan untuk tanggap bencana 3. Dampak Sosial dan Ekonomi Berdasarkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, tingkat kesejahteraan masyarakat menentukan skala prioritas kawasan. Penataan lingkungan permukiman dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Salah satu potensi di kawasan prioritas adalah berada pada kawasan pariwisata pantai panjang. Karena itu, penataan lingkungan permukiman diarahkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam rangka mengelola lingkungannya sehingga dapat menghasilkan. Pengelolaannya dapat dilakukan dengan cara mengolah sampah rumah tangga sendiri, bank sampah, mengembangkan sistem tanam hidroponik yang dapat dilakukan di rumah masing-masing, dan lain sebagainya. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan akan memberi dampak positif pada peningkatan taraf hidup masyarakatnya. Selain itu, penataan area tempat berjualan makanan di sepanjang pantai dan koridor-koridorjalan lingkungan juga akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kelurahan.
4. Kebutuhan Anggaran Kemampuan dana yang dimiliki oleh Tim PLP-BK Kel. Sumur Meleleh diarahkan pada penataan Iingkungan permukiman di kawasan prioritas I. Dana yang ada digunakan untuk perencanaan dan pembangunan fisik di kawasan prioritas untuk menyelesaikan persoalanpersoalan yang ada selama ini. Setelah persoalan-persoalan di kawasan prioritas I terselesaikan, barulah penataan Iingkungan selanjutnya diarahkan untuk kawasan prioritas II
26 dan kawasan prioritas III. Ketersediaan dana untuk penataan Iingkungan di kawasan prioritas I tentunya tidak sebanding apabila diperuntukkan untuk keseluruhan kegiatan, mulai dari pemasaran kawasan hingga pembangunan pI'Ioa„pro_1'eca„ kawasan prioritas dalam rangka untuk mendapat peran dalam pengembangan wilayah yang Iebih besar. Selain itu, terdapat pula beberapa elemen kegiatan yang tidak dapat didanai melalui PLPBK karena status wilayahnya milik pemerintah kota, sehingga perlu dilakukan channeiing dengan dinas- dinas terkait. Dana Pembangunan/penataan kawasan prioritas I Kel. Sumur Meleleh diarahkan untuk membangun dan memperkuat citra kawasan melalui konsep „Kampung Hijau' yang ramah Iingkungan dan cocok untuk diterapkan pada kawasan tersebut. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara membangun menejemen pengolahan sampah dan Iimbah rumah tangga dan Iimbah sisa penjualan kelapa, mengoptimalkan pekarangan rumah melalui pembuatan apotik hidup, serta pembangunan dan penataanjalurf koridor hijau. Selain itu dana juga diarahkan untuk pembangunan kincir angin sebagai pembangkit Iistrik yang nantinya digunakan untuk penerangan jalan, pembangunan serta perbaikan rumah tidak Iayak huni dengan konsep rumah tahan gempa menggunakan bahan utama botol plastik dan pasir, serta pengadaan mesin pengolahan sampah sisa kelapa. Kegiatan Iain yang juga direncakanan tetapi tidak dapat didanai oleh PLPBK antara Iain adalah pembangunan pintu air dan pembangunan area foodcourt di kawasan pantai. Kegiatan pembangunan dan penataan Iingkungan permukiman yang tidak terdanai oleh dana PLPBK serta yang tidak dapat didanai oleh dana PLPBK akan didanai dengan cara bekerja sama dengan pihak ketiga (channeling). Pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta sarana dan prasara milik pemerintah akan dilakukan channeling dengan dinasfinstansi terkait oleh tim pemasaran. Skenario pembangunan dan penataan ini harus dipastikan berjalan dengan baik dan sesuai perencanaan melalui evaluasi kegiatan yang dilakukan secaraterus menerus.
27 Berikut ini merupakan kawasan prioritas Kel. Sumur Meleleh :
Gambar 2.8. Lokasi Kawasan Prioritas Kel. Sumur Meleleh Sumber : Google 2013 dan Pemetaan Swadaya 2014
Kawasan Proritas I : Lokasi : RT 01, RT 02, dan RT 07 Kawasan Proritas II : Lokasi : RT 03 dan RT 04 Kawasan Proritas III : Lokasi : RT 05 dan RT 06
28
BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN Dari kondisi existing yang digambarkan pada bab diatas, dijelaskan mengenai capaian siklus atau tahapan kegiatan yang telah tercapai maupun belum tercapai sekaligus sebaran biaya dan dokumentasinya. Penjelasan mengenai capaian tersebut
diuraikan
dalam tahapan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan fisik dan pemasaran sosial berikut :
3.1. TAHAP PERENCANAAN PLPBK REGULER 3.1.1. Pelaksanaan Siklus Kegiatan Perencanaan TAHAP PERSIAPAN
A. Lokakarya Tingkat Kelurahan Kegiatan Lokakarya Tingkat Kelurahan Sumur Meleleh dilaksanakan di Kantor Lurah pada Tanggal 19 Februari 2014 yang di ikuti oleh 26 peserta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan program PLPBK kepada masyarakat Sumur Meleleh bahwa ada alokasi dana sebesar 1 Milyar yang bisa digunakan untuk menata kawasan yang padat, kumuh, dan miskin menjadi kawasan yang layak. Adapun alokasi dana PLPBK sebesar 1 Milyar akan dibagi menjadi dua Tahapan yaitu Tahap Perencanaan alokasi dana Rp 150.000.000,- ( Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) dan tahap pelakasanaan fisik Rp 850.000.000,- (Delapan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
Gambar 3.1 Kegiatan Lokakarya Tingkat Kelurahan Kel.Sumur Meleleh
29 B. Pembentukan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) Tim Inti Perencanaan Parisipatif adalah relawan yang akan membantu dan mengawasi pelaksanaan program PLPBK. Tim ini berjumlah 25 orang yang dibentuk oleh BKM terdiri dari perwakilan seluruh lapisan masyarakat. Pembentukan TIPP Kelurahan Sumur Meleleh dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2014 di kantor lurah.
Gambar 3.2 Proses Pembentukan TIPP
C. Pelatihan TIPP & Bimbingan LKM, UP-UP Pelatihan TIPP, BKM, dan UP-UP dilaksanakan tanggal 14-17 Oktober 2014. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota TIPP, BKM, dan UPUP agar paham mengenai program dan dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Pelatihan ini dibagi menjadi dua jenis pelatihan yaitu pelatihan di dalam kelas dan diluar kelas (OJT). Pelatihan di dalam kelas berisi tentang materi-materi mengenai tata cara pelaksanaan program, dan OJT langsung ke kawasan padat, kumuh, dan miskin mengidentifikasi masalah yang ada dikawasan tersebut.
Gambar 3.3 Pelatihan TIPP dan Bimbingan LKM, UP
30 D. Pembentukan dan Pelatihan Tim Teknis di Tingkat Kota Pelatihan Tim Teknis Kota di lakukan setelah dibentuknya Tim Teknis di tingkat kota. Pelatihan Tim Teknis Kota ini dilakukan untuk mendukung berjalannya kegiatan penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas (PLPBK). Tim Teknis ini nantinya yang terpilih akan mendampingi kelurahan PLPBK dampingan. Kegiatan berlangsung di Hotel Splash Kota Bengkulu selama dua hari pada tanggal 07 – 08 April 2014 yang dihadiri oleh Tim Teknis dari berbagasi SKPD di Kota Bengkulu.
Gambar 3.4 Pelatihan Tim Teknis PLPBK
E. Kegiatan Sosialisasi PLPBK Tingkat Kota Kegiatan sosialisasi kegiatan penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas ini berlangsung pada tanggal 07 Mei 2014, berlokasi di Hotel Raffles. Kegiatan ini adalah bentuk sosialisasi adanya kegiatan PLPBK di Kota Bengkulu.
31
Gambar 3.5 Kegiatan Sosialisasi PLPBK Tingkat Kota
F. Kegiatan Sosialisasi Massal Kegiatan
sosialisasi
massal
bertujuan
untuk mensosialisasikan
pada seluruh
masyarakat kelurahan Sumur Meleleh bahwa ada program PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas). Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 14-16 November 2014. Kegiatan hari pertama yaitu keliling kelurahan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang Program , hari Kedua dilakukan kegiatan perlombaan seperti lomba mewarnai anak-anak, lomba Song, Lomba kreasi kelapa muda. Hari ketiga dilaksanakan jalan santai mengelilingi kawasan kumuh kelurahan Sumur Meleleh sehingga masyarakat tahu dan turun langsung melihat kawasan kumuh di kelurahannya, pembagian hadiah lomba serta perngarahan dari Tim Teknis PLPBK, Konsultan PLPBK, Korkot Kota Bengkulu serta dari kepala kelurahan Sumur Meleleh.
32
Gambar 3.6 Rangkaian Kegiatan Sosialisasi Masal
G. Seleksi TAPP & TAP Kegiatan seleksi TAPP diaksanakan pada tanggal 27 Mei 2014, kegiatan ini dihadiri oleh para peserta yang mendaftar sebagai TAPP untuk kegiatan PLPBK. Kegiatan ini berlangsung di kantor KORKOT. Kegiatan dilaksanakan dengan mendengarkan persentasi dari masing-masing calon TAPP yang mendaftar, kemudian masing-masing calon TAPP diberikan tanya jawab mengenai pemasaran, dan metode metode yang akan digunakan untuk memasarkan kegiatan PLPBK, dalam hal ini tim teknis dari BAPPEDA sebagai tim penilai.
33
Gambar 3.7 Seleksi TAPP & TAP
H. Pelatihan Tenaga Ahli Perencanaan dan Pemasaran (TAPP) Setelah dilaksanakanya perekrutan calon TAPP, selanjutnya TAPP yang terpilih dilatih selama 3 hari dari tanggal 3-5 Juli 2014 yang berlokasi di Hotel Tiara. Peserta pelatihan tenaga ahli perencanaan dan pemasaran (TAPP) program penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas (PLPBK) ini diberi pembekalan terkait kegiatan pemasaran PLPBK kedepan. Peserta diberikan pemahan terkait program PLPBK oleh tim teknis dan narasumber lainnya terkait perencanaan komprehensif, pemasaran partisipatif.
Gambar 3.7 Proses Kegiatan Pelatihan TAPP
34 I.
Pembahasan Kontrak TAPP Proses pembahasan sekaligus penandatanganan kontrak TAPP dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2014, bertempat di kantor KORKOT Kota Bengkulu. TAPP terpilih melaksanakan penandatangan kontrak setelah dilakukan pelatihan kepada TAPP.
Gambar 3.8 Pembahasan dan Penandatanganan Kontrak TAPP TAHAP PERENCANAAN DAN PEMASARAN
J. Pemetaan Swadaya
Pemetaan Swadaya adalah memetakan potensi dan masalah kawasan padat, kumuh, dan miskin sehingga dapat diperoleh perangkingan kawasan untuk mementukan kawasan prioritas. Pelatihan Pemetaan Swadaya kelurahan Sumur Meleleh dilaksanakan pada tanggal 22-24 Oktober 2014. Setelah didapat rumusan potensi dan masalah kawasan dilakukan lokakarya penyepakatan hasil PS tingkat kelurahan pada tanggal 12 Desember 2014. Pada kelurahan Sumur Meleleh disepakati 3 (tiga) kawasan Prioritas. Prioritas 1 (satu) RT 1, 2, 7, prioritas 2 (dua) RT 3 dan RT 4, prioritas 3 (tiga) RT 5 dan RT 6.
Gambar 3.9 Diskusi FGD Pembuatan Dokumen Pemetaan Swadaya
35 K. Penyusunan RTPLP serta Aturan Bersama Rencana Tindak Lanjut Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) merupakan bagian dari rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK). Penyusunan RTPLP ini dimaksudkan sebagai panduan rancang bangun terutama di kawasan prioritas. Sedangkan tujuan disusunnya dokumen RTPLP kawasan prioritas adalah sebagai contoh nyata penataan lingkungan yang akan dikembangkan oleh masyarakat terutama warga di Kelurahan Sumur Meleleh di masa yang akan datang sesuai dengan visi yang telah disepakati warga kelurahan. Dengan disusunnya RTPLP ini diharapkan dapat terwujudnya penataan lingkungan permukiman yang sehat, teratur, berjatidiri, dan berkelanjutan serta terwujudnya pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan. Lokakarya RTPLP dilaksanakan di kantor lurah pada tanggal 6 Juni 2015 dihadiri oleh 34 orang. Dalam pelaksanaan pembangunan, kesadaran dan partisipasi masyarakat kelurahan merupakan faktor penting penentu keberhasilan. Masyarakat harus memiliki rasa keinginan untuk mau bersama-sama melakukan upaya dalam mencapai tujuan dan terus menjaga lingkungan yang sudah ditata sehingga kegiatan ini dapat terus berlanjut. Untuk membangun kesadaran masyarakat maka diperlukan kesepakatan yang ditentukan bersama-sama untuk menjadikannya sebagai kontrol sosial yang kuat dari dan bagi masyarakat kelurahan Sumur Meleleh itu sendiri. Kesepakan bersama yang dibangun diharapkan dapat menjadi awal kesadaran dan dapat terus ditingkatkan hingga nantinya dapat menjadi sebuah budaya atau kebiasaan yang terus dijalankan oleh masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh. Dalam aturan bersama tersebut terdapat tidak hanya ketentuan yang harus dijalankan, tetapi juga bentuk insentif dan disinsentif yang diterapkan kepada setiap orang tanpa terkecuali. TAHAP KEMITRAAN DAN KEBERLANJUTAN L. Peresmian Kegiatan PLPBK Kota Bengkulu Kegiatan peresmian PLPBK Kota Bengkulu adalah bentuk dari telah terselesaikannya kegiatan PLPBK di setiap kelurahan penerima manfaat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016 bertempat di Halaman Gedung Persada Bung Karno. Selain itu kegiatan
ini
juga
disertai
dengan
penandatanganan
prasasti
PLPBK
dan
36 penandatanganan berita acara alih kelola kegiatan KOTAKU dari Pemerintah Provinsi ke Pemerintah Kota Bengkulu.
Gambar 3.22 Peresmian Kegiatan PLPBK
M. Evaluasi, Refleksi dan Kemitraan Kegiatan PLPBK Kota Bengkulu Kegiatan ini berlangsung dalam 3 tahap kegiatan, tahap I yaitu evaluasi dan refleksi kegiatan PLPBK Kota Bengkulu berlangsung di Hotel Madelin pada tanggal 07 April 2016 , tahap II yaitu melakukan on the job training di Kelurahan Pipa Reja Palembang pada tanggal 26-28 April 2016, tahap III yaitu kegiatan refleksi pasca kunjungan kelapangan dan penguatan kemitraan PLPBK Kota Bengkulu pada tanggal 12 Mei 2016. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk penguatan kapasitas pemasaran di masyarakat, penguatan lembaga pengolah pengelola pembangunan kelurahan dan keberlanjutan program PLPBK.
Evaluasi dan Refleksi PLPBK Hotel Madelin
OJT Kel.Pipa Reja Palembang
Gambar 3.23 Rangkaian Kegiatan
Refleksi, dan Kemitraan Pasca Kunj.Lapangan
37 3.1.2. Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan -
Rangkuman Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan Proses
perencanaan
di
Kelurahan
Sumur
Meleleh
menggunakan
pendekatan
partisipatif, dimana masyarakat berperan aktif dalam proses berjalannya kegiatan ini. Seberapa baik kualitas perencanaan ini sangat dipengaruhi oleh seberapa jauh peran aktif masyarakat Sumur Meleleh itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah jadwal kegiatan dalam proses perencanaan partisipatif ini. Hal ini bertujuan untuk menyusun rencana kerja agar setiap stakeholder dapat mempersiapkan diri dan melaksanakan target- target apa yang harus dilakukan agar penyusunan perencanaan berjalan dengan efektif, efisien dan selesai tepat waktu. - Rekap Indikasi Kegiatan (RTPLP) Rencana investasi di Kelurahan Sumur Meleleh melihat potensi, masalah dan tingkat keberlanjutan dari pengembangan kawasan secara keseluruhan. Dengan tidak mengesampingkan sasaran dari wilayah pada kumuh dan miskin. Berikut ini merupakan tabel rencana investasi.
38
39 3.1.3. Pemanfaatan dana untuk perencanaan PLPBK Kelurahan Sumur Meleleh (BLM Tahap I) Tabel III.1 Pemanfaatan Dana Perencanaan Kelurahan Sumur Meleleh
No 1 2 3
Kegiatan Biaya Tenaga Pendamping Biaya Langsung Tenaga Pendamping Perencanaan Biaya Langsung Tenaga Pendamping Pemasaran BOP BKM
Penggunaan Dana 25,000,000 25,000,000 9.831.500
Tahun Transaksi 2014, 2015 2014, 2015,2016 2014, 2015, 2016
Tahap Persiapan 1 2
Publikasi, Tes Kompetensi & Wawancara, Penetapan TAPP, Penandatanganan Kontrak dan Mobilisasi TAPP (3 x pertemuan) Pelatihan TA Perencanaan Partisipatif
1,363,500
2014
2,000,000
2014
Pengembangan Kapasitas Masyarakat 1
Pelaksanaan Sosialisasi Massal
8,665,000
2014
2
Pelatihan BKM, UP-UP dan Aparat Kelurahan
2,500,000
2014
3
Pelatihan Rembug Perkara Kritis (RPK)
1,000,000
2014
4
Pelatihan Pemetaan Swadaya (PS)
1,500,000
2014
Pelatihan Tim Inti Perencanaan Partisipatif
2,000,000
2014
910,000
2014
5
Visi Misi Kelurahan 1 2
Lokakarya Visi dan Misi Kelurahan tkt. Kelurahan (Pemetaan Swadaya) Laporan Lokakarya Visi Misi Kelurahan Cetak Dokumen PS)
770,000
2014
Penyusunan Aturan Bersama 1
Coaching dan Persiapan TIPP & Pokja
400,000
2
Rembug Perumusan Aturan Bersama Tingkat Basis
650,000
2015 2015
Perencanaan Lingkungan Mikro/RTPLP 1
Coaching dan persiapan
1,250,000
2015
2
Survey Primer Kawasan Prioritas
300,000
2015
40
No 3
Kegiatan
Penggunaan Dana
Tahun Transaksi
Rembug Perumusan RTPLP dengan masyarakat kawasan prioritas Konsultasi Publik RTPLP (masyarakat dan Tim Teknis Pemda) Lokakarya Penyepakatan RTPLP tingkat Kelurahan
610,000
2015
1,000,000
2015
910,000
2015
6
Penyusunan Dokumen RTPLP dan DED
6,390,000
2015
7
Pembuatan Maket RTPLP Kawasan Prioritas
7,000,000
2015
8
Sosialisasi Dokumen RTPLP melalui penyebaran dokumen dan media sosialisasi (Poster)
2,000,000
9
Standing Banner
1,600,000
2015
10
Buku Saku
3,750,000
2015
7,000,000
2015
4 5
2015
DED dan RKS 1
Penyusunan Rencana Detail Enginering Design (DED) Konsultasi Publik
1
Konsultasi Publik (Lobi & Negosiasi)
1,000,000
2015
2
Pembuatan Web Site
3,000,000
2015
3
Info Cerominal TV (30')
2,000,000
2015
4
Talk Show Radio
2,500,000
2015
Pameran Hasil perencanaan RTPLP, AB, 5,000,000 DED Persiapan Pelaksanaan Tahap Pemasaran (Tahap II)
2015
5
1
Dukungan Kegiatan Pemasaran (Cetak Booklet)
1,000,000
2015
7,100,000
2016
15,000,000
2016
Penguatan Kapasitas Pemasaran Masyarakat 1
Peresmian PLPBK dan Expose Kotaku Kegiatan Lain-Lain
1
Kegiatan Fisik Pembangunan Pengaman Jalan
Total
150,000,000
41 Pemanfaatan dana perencanaan di Kelurahan Sumur Meleleh sudah mencapai Rp. 150.000.000,- sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun terdapat kronologis kejadian dimana dana perencanaan SENILAI Rp 15.000.000,- dimanfaatkan untuk pembangunan fisik hal ini dikarenakan : “ Kemendesakan dari masyarakat Sumur Meleleh terhadap kebutuhan pembatas Jalan dan Drainase”. Karena sering terjadinya motor jatuh ke saluran drainase dan juga terbatasnya dana swadaya dari masyarakat, maka dari itu masyarakat bersepakat untuk memanfaatkan sisa dana perencanaan untuk pembangunan pagar jalan, hal tersebut tertuang dalam berita acara masyarakat yang telah disepakati.
Berita Acara Kesepakatan Pembangunan Pembatas Jalan dan Drainase
42 3.2
Tahap Pelaksanaan Fisik 3.2.1.
Pemasaran
Rekrutmen Tenaga Ahli Pemasaran telah dilakukan dan telah turut serta terlibat langsung dalam proses identifikasi permasalahan, perumusan masalah, analisa dan kajian potensi serta penggalian ide-ide. Sebelumnya Tenaga Ahli Pemasaran telah mendapatkan bimbingan teknis dan pembekalan dari Konsultan terkait job description dalam mendorong berjalannya PLPBK dan khususnya dalam memasarkan produk perencanaan.
Kajian Dokumen Perencanaan Tenaga Ahli Pemasaran telah dilibatkan dalam kajian dokumen RPLP dan RTPLP. Hal ini dalam rangka memahami bersama produk perencanaan yang dihasilkan dalam kegiatan perencanaan, TIPP, TAP dan BKM. Kajian tersebut tidak hanya difokuskan pada indikasi program yang ada, namun juga pada substansi gagasan yang diusung oleh dokumen tersebut yang harus diimplementasikan di Kelurahan Sumur Meleleh.
Penyusunan Grand Strategi Pemasaran Agar kegiatan pemasaran yang dilakukan Tim Pemasaran, BKM dan TIPP bersama Tim Teknis menyusun Action Plan agar kegiatan-kegiatan yang disusun terjadwal dengan baik, dan output serta capaiannya dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin. Capaian yang dimaksud kemudian disosialisasikan kepada masyarakat, dengan merangkul masyarakat sebagai relawan pemasaran dan memberikan coaching clinic terkait ide dan gagasan serta rencana kerja tim pemasaran.
Penyusunan dan Penyepakatan Dok Strategi Pemasaran Penyusunan Dokumen Pemasaran dilakukan bersama dengan Tim Teknis, BKM dan TIPP melalui diskusi-diskusi serta rembug tematis dengan narasumber. Kegiatan ini dilakukan dengan tolok ukur yaitu adanya investasi serta dampaknya terhadap pembangunan. Selain itu juga diharapkan ada tolok ukur perubahan perilaku. Tindak lanjut dari diskusi-diskusi tersebut yaitu adanya kesepahaman, kesepakatan dan komitmen bersama.
43 3.2.2. Pemanfaatan Dana Kegiatan Fisik BLM PLPBK Kelurahan Sumur Meleleh (Tahap II) Tabel III.2 Pemanfaatan Dana BLM Tahap II Pembangunan Fisik
No 1
Kegiatan 2
Rincian Kebutuhan Biaya
Sumber Dana
Biaya Sat
Vol
Biaya Satuan
Jumlah
Swadaya
BLM PLPBK
3
4
5
6
7=5x6
8
9
155.035.000
M
500
310.070
155.035.000
17.625.000
137.410.000
Paket
1
15.000.000
15.000.000
1.740.000
15.000.000
247.630.000
M
1110
223.090
247.630.000
13.225.000
234.405.000
245.593.000
Unit
7
33.674.714
245.593.000
9.870.000
235.723.000
139.580.000 13.806.000 10.364.000 51.145.000 30.002.000
Unit Unit Unit Unit M
4 1 1 6 87
33.605.000 139.580.000 13.806.000 13.806.000 10.364.000 10.364.000 8.524.167 51.145.000 344.851 30.002.000
5.160.000 1.085.000 1.085.000 7.080.000 3.025.000
134.420.000 12.721.000 9.279.000 44.065.000 26.977.000
53.210.000
850.000.000
Pemda Lainnya 10
Penanggung Jawab
11
KSM Semangat 1
1
Pembuatan drainase
2
Penghijauan KSM Semangat 2 Pembuatan jalan paving block KSM Semangat 3
3
Rehab Rumah
15.000.000
Sofyan Burhan
Yusrizal Nepo Dodo Kurniawan
KSM Semangat 4
4
Rehab rumah Rehab dinding rumah Rehab dapur Pembuatan WC gakin Jalan Paving Jumlah
903.210.000
903.210.000
Chan Ansori
44 Pelaksanaan kegiatan fisik untuk pemanfaatan dana BLM PLPBK Tahap 2 dilakukan setelah sebelumnya telah dilakukan rangkaian fasilitasi pembentukan KSM berikut proposal kegiatan setelah tersedianya dokumen perencanaan (RTPLP dan DED) beserta maket wilayah.
a. Siklus Pelaksanaan Pembangunan Pelaksanaan Pembangunan merupakan langkah dalam membangunkepercayaan masyarakat luas. Sehingga BKM Rafflesia Kelurahan Sumur Meleleh
mempersiapkan pembangunan
PLPBK ini dengan persiapan yang cukup baik dengan melibatkan masyarakat melalui berbagai sosialisasi dan kesiapan sumberdaya. Berikut
kegiatan dalam persiapan dan
pelaksanaan pembangunan oleh KSM diantaranya :
1.
Pembentukan Tim Inti Pelaksana Pembangunan yang bertugas untuk mengkoordinir dan mengendalikan pembangunan fisik. Pembentukan TIPP melalui musyawarah mufakat dengan menghadirkan tokoh masyarakat.
2.
Pelatihan Tim Inti Pelaksana Pembangunan. Dilakukan di Gedung PKP2B PU Propinsi Bengkulu dengan menghadirkan narasumber dari konsultan.
3.
Penyusunan DED (Detail Engineering Kelurahan) oleh pihak ketiga yang dipilih/ditunjuk secara transparan dan akuntabel.
4.
Konsultasi teknis DED yang meliputi gambar kerja, RAB dan RKS dengan Tim Teknis dan Dinas terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum.
5.
Pembentukan KSM dan Pelatihan KSM. Agar dalam penyusunan proposal maupun pelaksanaan pembangunan dapat optimal.
6.
Penyusunan Proposal, didampingi dan diverifikasi oleh Tim fasilitator.
7.
Pencairan atau pemanfaatan dana oleh KSM. Dalam penggunaan dana, KSM membuka rekening dengan tandatangan speciment oleh 3 orang dari unsur KSM
8.
Sosialisasi
kegiatan
KSM
dimasyarakat
di
kawasan
bertujuan
untuk
menggugahkepedulian dan meningkatkan swadaya masyarakat dengan berkontribusi bahan material, pendanaan dan tenaga kerja. 9.
Pelaksanaan pembangunan dan pengendalian oleh BKM Rafflesia dengan tim teknis.
10. Sertifikasi Teknis oleh UPL dan Tim Faskel bersama Tim Korkot Kota Bengkulu.
45 3.4. Capaian Hasil Pelaksanaan Pembangunan PLPBK Reguler Kegiatan fisik PLPBK di Kelurahan Sumur Meleleh memanfaatkan dana BLM sebesar Rp 850.000.000,00 (BLM Tahap 2), yang kegiatannya dilakukan oleh 4 KSM, yaitu : A. KSM Semangat I
B. KSM Semangat II
46 C. KSM Semangat III
D. KSM Semangat IV
47 Program PLPBK banyak memberikan manfaat kepada masyarakat kelurahan Sumur Meleleh manfaat dari kegiatan ini adalah diharapkan dapat terwujudnya penataan lingkungan permukiman yang sehat, teratur, berjati diri, dan berkelanjutan serta terwujudnya pengendaliaan pelaksanaan pengembangan lingkungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup warga miskin di Kelurahan Sumur Meleleh. Semangat tersebut yang selalu ada di dalam diri masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh dalam mendampingi program PLPBK. Selain itu manfaat yang dirasakan didalam masyarakat adalah adanya perubahan perilaku. Hampir 3 Bulan, dana BLM Tahap 1 kelurahan Sumur Meleleh tertunda. Hingga akhirnya terjadi perubahan pola pikir dan tingkat partisipatif masyarakat sudah mulai kembali baik. Peran aktif dari BKM, TIPP, dan pendampingan yang dilakukan KMW, tim korkot, dan faskel, membuahkan hasil yang baik bagi perubahan pola pikir dan tingkat partisipatif masyarakat di sumur Meleleh. Semangat dan partisipasi masyarakat kembali dapat dirasakan di Kelurahan Sumur Meleleh. Masyarakat kelurahan Sumur Meleleh sangat terbantu dengan hadirnya PLPBK di Kelurahan Mereka. Setelah sekian lama hidup dalam rumah yang tidak layak huni, akhirnya dengan PLPBK, perubahan itu nyata. Kualitas fisik yang dilaksanakan masyarakat, dengan kualitas sangat memuaskan. Masyakarat Kelurahan Sumur Meleleh bersama – sama berkomitmen menjaga dan merawat hasil dari kegiatan PLPBK berupa jalan lingkungan dan drainase, seperti yang tertuang dalam ATURAN BERSAMA, dengan gotong royong rutin setiap bulannya.
48 3.5. Aturan Bersama
49
50
51
52
53 3.6. Rencana Pengelolaan Kawasan (RPK) PLPBK Reguler RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN (RPK) KELURAHAN SUMUR MELELEH TAHUN 2015 – 2019 Rencana Pengelolaan Kawasan (RPK) Kelurahan Sumur Meleleh Tahun 2015 -2019 terdiri dari 4 (empat) subbab, yaitu sebagai berikut : RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN (RPK)
MEKANISME PENGELOLAAN
1.
ORGANISASI PENGELOLA
PERAN DAN TUGAS
KEMANFAATAN BAGI WARGA MISKIN
MEKANISME PENGELOLAAN Mekanisme pengelolaan adalah rencana alur kerja dalam pengelolaan kawasan di Kelurahan
Sumur Meleleh. Rencana mekanisme pengelolaan kawasan Kelurahan Sumur Meleleh adalah sebagai berikut :
Dilakukan MONEV (Monitoring/ Pengawasan dan Evaluasi)
54 Mekanisme pengelolaan di Kelurahan Sumur Meleleh adalah sebagai berikut : 1.
MERENCANAKAN Merupakan kegiatan untuk merencanakan kebutuhan pembangunan di Kelurahan Sumur Meleleh yang meliputi segala aspek pembangunan, meliputi :
Rencana program pembangunan
Rencana investasi/ pembiayaan Pembiayaan dapat direncanakan dari berbagai sumber, termasuk dari pihak luar. Kerja sama pembiayaan dari pihak luar ini diupayakan melalui kegiatan pemasaran program. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya perlu dilakukan kegiatan “Memasarkan”
2.
MEMASARKAN Merupakan kegiatan untuk menjalin kemitraan/ kerja sama dengan pihak luar untuk turut serta dalam mewujudkan program pembangunan yang direncanakan di Kelurahan Sumur Meleleh, dengan ketentuan kerja sama yang disepakati kedua belak pihak.
3.
MEMBANGUN Merupakan kegiatan pelaksanaan pembangunan. Pembangunan dilakukan pada perencanaan yang diprioritaskan, dan dapat merupakan hasil kemitraan yang terjalin dari tahapan “Memasarkan”. Setelah pembangunan selesai, maka mulai dilakukan pemanfaatan atas hasil pembangunan tersebut.
4.
MEMANFAATKAN Merupakan kegiatan memanfaatkan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya.
5.
MEMELIHARA Merupakan kegiatan untuk memelihara hasil – hasil pembangunan, agar tetap dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh dalam jangka waktu yang lama.
6.
MONEV Merupakan kegiatan Monitoring atau Pengawasan serta kegiatan Evaluasi atau penilaian. Monitoring merupakan upaya untuk mengawasi apakah pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan telah sesuai dengan perencanaan semula. Kemudian, Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai hasil monitoring yang telah dilakukan, disertai dengan berbagai rekomendasi yang perlu disarankan.
55 2.
ORGANISASI PENGELOLA Organisasi pengelola (OP) Kelurahan Sumur Meleleh direncanakan untuk dapat menjalankan mekanisme pengelolaan yang akan dilakukan di Kelurahan Sumur Meleleh sebagaimana telah disampaikan di atas.
Rencana Organisasi Pengelola (OP) di Kelurahan Sumur Meleleh terdiri dari : 1.
ORGANISASI PENGELOLA (OP) PERENCANAAN Organisasi Pengelola (OP) Perencanaan ini lebih memanfaatkan dan meningkatkan peran dari lembaga masyarakat yang sudah ada saat ini, yaitu : Bidang Perikanan : Kelompok Tani Ikan Bidang Kesenian dan Pariwisata : Pelaku kesenian lokal dan Pengelola pariwisata Bidang Pemberdayaan Ekonomi : PKK Bidang Bangunan dan Lingkungan : Perangkat RT dan RW Bidang Kebersihan Lingkungan : Kader Kesehatan
2.
ORGANISASI PENGELOLA (OP) PEMASARAN Dibentuk Organisasi Pengelola (OP) Pemasaran baru
3.
ORGANISASI PENGELOLA (OP) PEMBANGUNAN Dibentuk KSM, sesuai dengan kebutuhan pembangunan
4.
ORGANISASI PENGELOLA (OP) PEMANFAATAN Pemanfaat hasil pembangunan adalah lembaga masyarakat yang sudah ada saat ini serta masyarakat Kelurahan Sumur Meleleh secara umum, yaitu : Petani Ikan Kelompok Kesenian Pengelola Pariwisata PKK Kader Kesehatan Karang Taruna Masyarakat Miskin Masyarakat secara keseluruhan
5.
ORGANISASI PENGELOLA (OP) PEMELIHARAAN Dibentuk Organisasi Pengelola (OP) Pemeliharaan baru
6.
TIM MONEV Berasal dari Pemerintah Kelurahan Sumur Meleleh, LKM Rafflesia, serta Kepala Kelurahan Sumur Meleleh
56 3.
PERAN DAN TUGAS Peran dari masing – masing Organisasi Pengelola (OP) yang direncanakan di Sumur Melelehadalah sebagai berikut : PERAN
Pemerintah Kelurahan Sumur Meleleh
Penanggung Jawab Tingkat Desa, Penasihat Substansi Pelaksana MONEV
LKM Rafflesia
Penasihat Substansi Pelaksana MONEV
Kepala Sumur Meleleh
Penanggung Jawab Tingkat Kelurahan
OP Perencanaan
Koordinator Bidang Perencanaan
OP Pemasaran
Koordinator Bidang Pemasaran
OP Pembangunan
Koordinator Bidang Pembangunan
OP Pemanfaatan dan Pemeliharaan
Koordinator
Bidang
Pemanfaatan
dan
Pemeliharaan Tugas dari masing – masing Organisasi Pengelola (OP) tersebut adalah sebagai berikut : 1.
PEMERINTAH KELURAHAN SUMUR MELELEH Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap pengelolaan kawasan di Sumur Meleleh Melakukan koordinasi dengan lembaga/ pihak di tingkat desa dengan Organisasi Pengelola (OP) Kelurahan Sumur Meleleh, untuk memastikan kegiatan pengelolaan kawasan di Sumur Melelehberjalan dengan baik Mendampingi dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan di Sumur Meleleh Mendampingi dan mengarahkan secara substansi pelaksanaan pengelolaan kawasan di Sumur Meleleh Melakukan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) terhadap pelaksanaan pengelolaan kawasan di Sumur Meleleh
2.
LKM RAFFLESIA
Bersama – sama dengan Pemerintah Desa dan BPD, melakukan koordinasi dengan lembaga/ pihak di tingkat desa dengan Organisasi Pengelola (OP) Kelurahan Sumur Meleleh, untuk memastikan kegiatan pengelolaan kawasan di Sumur Melelehberjalan dengan baik
Mendampingi dan mengarahkan secara substansi pelaksanaan pengelolaan kawasan di Sumur Meleleh
57 3.
KEPALA KELURAHAN SUMUR MELELEH Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan kawasan Sumur Meleleh di tingkat Kelurahan Melakukan koordinasi dengan Organisasi Pengelola (OP) Kelurahan Sumur Meleleh, untuk memastikan pengelolaan kawasan Sumur Melelehberjalan dengan baik Memberikan fasilitasi dan arahan kepada Organisasi Pengelola (OP) Sumur Meleleh
4.
5.
OP PERENCANAAN
Melaksanakan kegiatan perencanaan program pembangunan Sumur Meleleh
Menyusun rencana investasi pembangunan Sumur Meleleh
Melakukan koordinasi dengan Organisasi Pengelola (OP) bidang lain
OP PEMASARAN Melakukan pemasaran program pembangunan yang telah disusun oleh Organisasi Pengelola (OP) Perencanaan kepada pihak luar (swasta, dinas, LSM, dll) Melakukan koordinasi dengan Organisasi Pengelola (OP) Bidang Perencanaan, agar dapat menjalankan pemasaran program pembangunan sesuai dengan direncanakan oleh Organisasi Pengelola (OP) Bidang Perencanaan
6.
OP PEMBANGUNAN Melaksanakan pembangunan di Sumur Melelehsesuai dengan yang direncanakan oleh Organisasi Pengelola (OP) Bidang Perencanaan Melaksanakan pembangunan yang merupakan hasil kerja sama yang dilakukan oleh Organisasi Pengelola (OP) Bidang Pemasaran Melakukan koordinasi dengan Organisasi Pengelola (OP) Bidang Perencanaan dan Bidang Pemasaran, untuk dapat menjalankan pembangunan dengan baik
7.
OP PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN Mengkoordinasikan pemanfaatan hasil pembangunan yang telah selesai dilaksanakan Melakukan perencanaan tentang penerima manfaat dari hasil pembangunan yang dilakukan, terutama bagi warga miskin
Melakukan pemeliharaan atas hasil – hasil pembangunan yang telah selesai dilakukan di Sumur Meleleh
4.
KEMANFAATAN BAGI WARGA MISKIN Kegiatan pembangunan dan pengembangan potensi wilayah Sumur Melelehharus mampu
memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi warga miskin. Kegiatan pembangunan dan pengembangan potensi wilayah Sumur Melelehtidak semuanya berupa kegiatan fisik, ada juga yang berupa kegiatan nonfisik. Namun demikian, baik itu
58 merupakan kegiatan fisik maupun nonfisik, semuanya harus tetap memberikan kemanfaatan bagi warga miskin di Kelurahan Sumur Meleleh, baik kemanfaatan yang secara langsung diterima oleh warga miskin maupun kemanfaatan yang tidak secara langsung diterima oleh warga miskin. Berikut ini adalah skema kemanfaatan bagi warga miskin di Sumur Melelehdari setiap pembangunan dan pengembangan potensi wilayah yang dilakukan di Kelurahan Sumur Meleleh.
Kegiatan Pembangunan di Kelurahan Sumur Meleleh baik itu Profit maupun Non Profit, harus memberikan MANFAAT BAGI WARGA MISKIN Kegiatan yang bersifat mengguntungkan (PROFIT)
1. 2. 3. 4.
APBD Desa Kas Sumur Meleleh Kas Pengelola Dana Sosial Bagi Warga Miskin ,meliputi : a. Pinjaman b. Dana Pendidikan c. Dana Kesehatan d. Dana Kesejahteraan e. Dana dll
Kegiatan yang bersifat tidak mengguntungkan (NON PROFIT)
1. Pembangunan yang dilakukan menjangkau permukiman warga miskin. Misal pembangunan jalan di sekitar rumah Warga Miskin 2. Pembangunan sarana prasarana bagi warga miskin, missal WC Umum
Rencana Organisasi Pengelola yang kan dijalankan di Padukuhan Sangurejo adalah sebagai berikut : Penanggung Jawab OP Perencanaan
1. Bidang Perikanan
Yusrizal
2. Bidang Kesenian dan Pariwisata
Jhon Tedy
3. Bidang Pemberdayaan Ekonomi
T. Heri Sopran
4. Bidang Bangunan dan Lingkungan
Semua Ketua RT
5. Bidang Kebersihan Lingkungan
Chan Ansori
OP Pemasaran
Rudi Martin
OP Pembangunan
Bondani
OP Pemanfaatan dan pemeliharaan
Arif Usman
59
Organisasi Pengelola tersebut akan bekerja di lingkup Sumur Meleleh (meliputi wilayah RT 1 sampai dengan RT 7). Selain kepengurusan Organisasi Pengelola di atas, sangat dimungkinkan masyarakat Sumur Meleleh akan membentuk beberapa kelompok kegiatan / organisasi masyarakat, misalnya : Kelompok Pengelola Sampah Kelompok Kuliner Keberadaan kelompok kegiatan/ organisasi masyarakat tersebut secara struktur organisasi dan fungsi akan masuk dalam Organisasi Pengelola Sumur Melelehsesuai dengan bidang kegiatannya, sebagai contoh : Kelompok Pengelola Sampah : akan menjadi bagian dari OP Bidang Kebersihan Lingkungan Kelompok Kuliner : akan menjadi bagian dari OP Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Tani Ikan : akan menjadi bagian dari OP Bidang Perikanan
60
BAB IV RENCANA KERJA TAHUN 2016 – 2017 4.1.
Rencana Kerja Tahun 2016-2017 Kelurahan Sumur Meleleh
No
Kegiatan
April 16
Mei 16
Juni 16
Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I
Kegiatan Internal
1
Penguatan Tim O & P
2
Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Bangunan
3
Launching Kawasan Prioritas
II
Kegiatan Eksternal
1
Identifikasi & Informasi kerjasama dengan dinas terkait
No
Kegiatan
Juli 16
Agustus 16
Septem 16
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 III
Kegiatan Internal
1
Penguatan Tim O & P
2
Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Bangunan
3
Review Kegiatan , Revisi RKTL & Penyusunan Ulang RKTL
IV
Kegiatan Eksternal
1
Identifikasi & Informasi kerjasama dengan dinas terkait
2
Penyusunan proposal kegiatan
Keterangan
61
No
Kegiatan
Oktober 16
Nopem 16
Desem 16
Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 V
Kegiatan Internal
1
Penguatan Tim O & P
2
Review Kegiatan , Revisi RKTL & Penyusunan Ulang RKTL
3
Sosialisasi kepada warga & Penyepakatan RKTL
4
Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Bangunan
VI
Kegiatan Eksternal
1
2
Identifikasi & Informasi kerjasama dengan dinas terkait Penyusunan proposal kegiatan
No
Kegiatan
Januari 17
Februari 17
Maret 17
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 VII
Kegiatan Internal
1
Penguatan Tim O & P
2
Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Bangunan
3
Review Kegiatan , Revisi RKTL & Penyusunan Ulang RKTL
4
Sosialisasi kepada warga & Penyepakatan RKTL
VIII Kegiatan Eksternal 1
Identifikasi & Informasi kerjasama dengan dinas terkait
Keterangan
62
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi terhadap pendampingan PLPBK di Kelurahan Sumur Meleleh. Dengan semua analisa yang ada, diharapkan bisa disusun PLPBK di Kelurahan Sumur Meleleh
yang nantinya dapat digunakan untuk strategi pendampingan
berkelanjutan. 5.1.
KESIMPULAN Secara umum pelaksanaan PLPBK Reguler di Kelurahan Sumur Meleleh berjalan dengan
baik sesuai dengan alur tahapan yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan pelaksanaan PLPBK sudah melalui tahapan yang tepat, meskipun ada beberapa keterlambatan baik dari masyarakat sendiri maupun dari luar masyarakat. Dari kegiatan tersebut meski belum maksimal keterlibatan masyarakat harus tetap kita hargai, karena ditengah kesibukan masyarakat mereka masih menyisihkan waktu untuk melaksanakan kegiatan PLPBK. Pelaksanaan PLPBK di Kelurahan Sumur Meleleh walaupun masih banyak kekurangan namun sudah banyak hasil pula kegiatan PLPBK yang bisa kita lihat sebagai bentuk perencanaan partisipatif, pemasaran, dan implementasi fisik dari masyarakat, dengan masyarakat masih tetap konsisten untuk terus menjalankan program ini sampai selesai dan tercapai tujuannya. 5.2. REKOMENDASI Memperhatikan sinkronisasi
hambatan-hambatan
pelaksanaan
dan
permasalahan
yang
rencana kegiatan dengan kegiatan yang
ada,
diperlukan
sudah berjalan
di masyarakat. Beberapa rekomendasi untuk pelaksanaan PLPBK untuk kegiatan selanjutnya antara lain: 5.2.1 Rekomendasi Tentang Rencana Kerja Tindak Lanjut Kegiatan Pemasaran
BKM dan Tim Teknis Senantiasa memberikan pemahaman terhadap masyarakat dikawasan prioritas, hal ini berkaitan dengan perubahan perilaku dan kontribusi terhadap program
63
Segera menyusun Rencana Kerja dalam hal penggunaan dana sisa perencanaan dan pemasaran untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang kawasan prioritas.
Pemasaran sosial selalu digalakan untuk dapat bersinergi dengan pihak swasta dan donator lainnya, dan menguatkan internal masyarakat dalam memahami dan menguatkan internal masyarakat dalam memahami dan mengawal visi kawasan prioritas.
5.2.2 Rekomendasi Tentang Pengelolaan Pasca Pembangunan
Kelurahan
Sumur
Meleleh
sudah
mempunyai
lembaga pengelolaan
aset‐aset PLPBK yang berada dibawah naungan Pemerintah Kelurahan dan juga BKM. Ke depan diharapkan lembaga ini mampu menjalankan tugasnya dalam pengelolaan pasca pembangunan dan juga di keberlanjutan pengembangan pembangunan. Kegiatan peningkatan kapasitas dapat diberikan sebagai bekal kepada tim terkait. Tidak menutup kemungkinan juga Tim ini berusaha untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang dianggap mampu mewujudkan cita‐cita Kelurahan Sumur Meleleh .
Dibutuhkan komunikasi dengan warga setempat untuk menggali swadaya dan gotong-royong dalam pelaksanaan pemeliharaan.
5.2.3 Rekomendasi Tentang Peran Pelaku dalam kegiatan Penataan Lingkungan (Pemerintah, swasta,kelompok peduli dll) Keterlibatan pihak lain dalam pelaksanaan PLPBK sudah tidak diragukan lagi akan memberi banyak dampak positif terhadap Kelurahan yang bersangkutan. Berikut beberapa rekomendasi yang bisa diberikan kepada pihak‐pihak terkait : 1. Dukungan Pemerintah Daerah dalam keberlanjutan program sangat dibutuhkan terutama di pengelolaan pasca pembangunan. Selain itu monitoring dan evaluasi yang harus dilakukan secara kontinyu untuk memastikan kegiatan ini tetap berjalan sesuai dengan koridor yang ada. 2. Dukungan dan dorongan Pemerintah Kelurahan kepada relawan atau motor pengerak dalam pelaksanaan kegiatan.
64 3. Keterlibatan Pemerintah Kelurahan terutama Bapak Lurah dalam Penjaringan relawan‐relawan sebagai generasi baru dan membangun modal sosial 4. Adanya kontrol sosial baik dari masyarakat maupun kelompok peduli yang ada di Kelurahan Sumur Meleleh dalam upaya menjaga keberlanjutan program.