Laporan Acara Berjejaring dan Belajar Menghubungkan Petani ke Pasar: Tantangan dan Pembelajaran 1 Juni 2016 Latar Belakang AgriProFocus Indonesia adalah jaringan nasional yang mempromosikan dan mendorong kewirausahaan pertanian di antara petani dan organisasinya. Jaringan ini adalah bagian dari jaringan AgriProFocus global yang berakar di Belanda, yang memberikan ruang (baik online maupun offline) bagi organisasi, para profesional, dan unit bisnis pertanian untuk bertemu, melakukan bisnis, dan berbagi sumber daya serta pengetahuan. Asumsinya, dengan adanya ruang bagi para aktor rantai nilai untuk berbagi dan berkreasi bersama maka sistem pendukung kewirausahaan petani akan lebih baik, dan hal ini akan bermuara pada kewirausahaan petani yang lebih kuat. Agar menjadi ruang ideal bagi aktor pertanian, AgriProFocus secara rutin mengorganisir acara temu jaringan, temu bisnis dan pameran, temu ahli, acara pengetahuan dan diskusi. Selain itu, jaringan AgriProFocus bisa menghubungkan usaha pertanian untuk bertransaksi, menyediakan ruang online yang aktif untuk berjejaring, dan bertukar informasi. AgriProFocus bekerja untuk dan melalui anggota jaringan. Keaktifan sekretariat AgriProFocus sangat tergantung pada keaktifan anggota jaringan. Di Indonesia, AgriProFocus difasilitasi oleh Hivos. Acara Berjejaring dan Belajar ini bermaksud mempromosikan jejaring dan saling belajar di antara para anggota. Pada acara ini AgriProFocus berbagi rencana kegiatan tahun 2016 di mana para anggota jaringan bisa bergabung. Pertemuan ini juga berperan sebagai acara konsultasi rencana strategi AgriProFocus 2017 – 2021.
Dengan demikian acara ini bertujuan: 1. Berbagi pembelajaran antar anggota tentang pasar hortikultura 2. Memberi ruang anggota untuk bertatap muka dan saling berkenalan 3. Berbagi rencana tahunan AgriProFocus Indonesia untuk 2016 sehingga anggota tahu dan bisa bergabung 4. Berkonsultasi dengan anggota dan mengumpulkan masukan dari mereka tentang rencana strategi AgriProFocus 2017 - 2021
Waktu & Tempat Acara Berjejaring dan Belajar telah dilakukan pada 1 Juni 2016, pukul 09.30 – 10.00 di Grand Cemara Hotel, Jakarta Pusat.
Distribusi Undangan & Peserta Undangan acara Berjejaring dan Belajar disebar sejak 13 Mei 2016 melalui mailing list, online platform, dan media sosial. Sebanyak 50 peserta dengan latar belakang beragam menghadiri acara ini. 6 peserta berasal dari organisasi tani, 12 dari perusahaan, 6 dari institusi pendidikan, 5 orang dari pemerintahan, 19 orang dari NGO, dan 2 orang datang sebagai individu. Bedasarkan gender, peserta perempuan ada 20 dan laki-laki sebanyak 30 peserta.
Agenda Waktu
08.30 – 13.00
Registrasi & Eksplorasi “The Walls”
08.30 – 09.00
Pembukaan : Biranchi Upadhyaya (Hivos Hub SEA)
09.00 – 09.30
Menghubungkan Petani ke Pasar: Tantangan & Pembelajaran Pembicara : Marijn van der Laan & Noviyanto (VegImpact)
09.30 – 10.30
Diskusi
10.30 – 10.45
Rehat kopi & Matchmaking
10.45 – 12.00
Konsultasi AgriProFocus 2017 ke atas Fasilitator: Dika Rinakuki
12.30 – 13.00
Penutup & Makan siang
Pembukaan Oleh Biranchi Upadhyaya (Hivos Hub SEA)
“Pertanian bisa jadi bukanlah topik yang menarik, tapi tanpa pertanian tidak akan ada harapan, maka dari itu pendekatan kewirausahaan sangat diperlukan untuk pertanian yang lebih baik,” Biranchi Upadhyaya. Hivos telah bekerjasama dengan AgriProFocus selama beberapa tahun. Hal ini dikarenakan Hivos mendukung dan menghargai peran AgriProFocus dalam menjembatani kepentingan antar pemangku kepentingan bidang pertanian. Dikaruniai tanah yang luas dan subur, Indonesia menjadi penghasil berbagai jenis produk pertanian. Sektor pertanian menjadi mata pencaharian 46 juta rakyat Indonesia, jumlah yang juga mewakili sekitar 40 Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 2
sampai 45 persen tenaga kerja Indonesia. Namun, meski jumlah tersebut sangat besar, sektor pertanian hanya menyumbang 15 persen Produk Domestik Bruto. Angka ini terus menurun dalam belakangan ini. Penurunan ini berhubungan dengan keengganan generasi muda untuk terlibat dalam sektor ini. Inilah yang menjadi tantangan organisasi seperti AgriProFocus untuk mengambil bagian, mendekati sektor pertanian dengan nilai dan prinsip kewirausahaan. Masalah lain pertanian Indonesia adalah pada sektor kebijakan. Selama 15 tahun terakhir, jumlah investasi yang dikeluarkan negara untuk sektor pertanian terus menurun. Pemerintah enggan untuk berinvestasi pada pertanian kecil, walaupun sebenarnya pertanian yang demikian adalah yang paling efisien dan berkesinambungan. Lagi-lagi ini adalah tantangan untuk Agriprofocus untuk menghubungkan pertanian-pertanian skala kecil agar menjadi lebih menguntungkan di masa mendatang. Lebih jauh lagi, telah terjadi hilangnya keanekaragaman hayati dalam kurun waktu terakhir. Masalah ini disebabkan oleh ketergantungan manusia akan senyawa hidrokimia. Hal ini merupakan tantangan bagi pertanian secara umum untuk dapat menghasilkan bahan pangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, untuk mencukupi kebutuhan 9 milliar penduduk bumi pada 2050. Lalu masalah perubahan iklim. Pertanian adalah sektor yang sangat bergantung pada iklim. Kekeringan di India adalah contohnya. Kekeringan di India memicu timbulnya kasus bunuh diri petani di India. Petani bunuh diri karena mereka tidak dapat membayar hutang akibat gagal panen. Dapat kita simpulkan bahwa pertanian bisa jadi bukanlah topik yang menarik, tapi merupakan inti dari perekonomian kita. Tanpa pertanian, tidak akan ada harapan. Pendekatan kewirausahaan sangat diperlukan untuk pertanian lebih baik. Forum seperti AgriProFocus juga sangat dibutuhkan untuk menjembatani semua pemangku kepentingan bidang pertanian untuk saling bekerjasama satu sama lain. Hivos sangat mendukung pertemuan ini dan berharap untuk lebih terlibat dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Menghubungkan Petani ke Pasar: Tantangan dan Pembelajaran Oleh Marijn Van Der Laan, Noviyanto (VegIMPACT)
“Ada tiga element penting dalam pengembangan rantai pasokan: contract farming, continuous supply and farmer group organization,” Noviyanto. VegIMPACT (vegetable production and marketing with impact) adalah program keamanan pangan yang diprakarsai oleh pemerintah Belanda untuk meningkatkan produksi sayuran dan membantu petani terhubung dengan pasar. Salah satu program VegIMPACT adalah Product Market Combination (PMC). PMC melibatkan petani dan mitra dalam rantai pasokan (supply chain) seperti pedagang dan pengecer untuk bekerjasama guna meningkatkan hubungan pasar atau menciptakan peluang-peluang pasar baru. Tidak seperti bisnis pertanian pada umumnya dimana jenis, kualitas produk ditentukan oleh petani, PMC mendorong petani untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam PMC petani memperoleh informasi informasi tentang permintaan pasar akan suatu produk, seperti jenis, kualitas, volume, jumlah produk. Informasi tersebut yang kemudian menjadi patokan petani untuk menanam. Metode ini memungkinkan untuk terciptanya kestabilan harga, kestabilan pendapatan petani dan kepastian pasar. PMC adalah bukti bahwa kerja sama dalam rantai pasokan yang berorientasi pasar dapat menguntungkan semua mitra dalam rantai pasar, khususnya petani. Petani kecil diuntungkan oleh program ini melalui pelatihan untuk peningkatan produksi, praktek, dan pemasaran. Partisipasi petani meningkatkan produksi sayuran dan juga akan meningkatkan keuntungan produksi dan pemasaran. Hal ini kemudian menyebabkan produksi sayuran yang berkelanjutan dan meningkatnya pendapatan keluarga petani. vegIMPACT telah berkolaborasi dengan petani Indonesia selama 3 tahun. Dalam waktu tersebut Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 3
vegIMPACT menyimpulkan ada tiga elemen penting dalam model produksi yang berorientasi pasar. Elemen pertama adalah contract farming. Contract farming melibatkan baik pihak petani maupun pembeli untuk mengatur hal-hal apa saja yang terkait dalam produksi suatu produk pertanian. Perjanjian kontrak meliputi informasi tentang volume, kualitas, pengiriman, spesifikasi, persetujuan harga, dan persetujuan spesifikasi serta jangka waktu perjanjian. Yang kedua adalah continuous supply (pasokan yang berkelanjutan). Hal ini dapat dicapai dengan melakukan produksi sayur dengan cara sedemikian rupa sehingga jumlah produk sayur yang stabil dapat dipanen setiap minggu. Continuous supply penting karena dapat menghasilkan pendapatan yang stabil bagi petani. Elemen ketiga adalah pembentukan Farmer Group (kelompok tani). Dengan pembentukan farmer group, petani dapat saling membantu satu sama lain bila terjadi kesulitan. Kelompok petani juga dapat berperan sebagai mediator jika terjadi sengketa baik diantara petani ataupun antara petani dan pedagang.
Diskusi 1. Metode mana yang Anda sarankan? Supply Driven atau Demand Driven? Demand driven, sebab permasalahan yang ada pada petani Indonesia adalah kurangnya informasi akan permintaan pasar. Petani hanya menanam berdasarkan intuisi mereka. Terkadang produk pertanian membanjiri pasar, dikarenakan banyak petani yang menanam tanaman yang sama. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakstabilan harga. Hal ini tidak akan terjadi jika petani mengetahui informasi tentang apa yang diinginkan pasar. 2. Kemudian, bagaimana dengan komoditas lainnya? Untuk komoditas lainnya metode demand driven tidak dapat diterapkan. Misalnya pada komoditas padi. Dalam PMC telah disimpulkan ada tiga elemen yang penting dalam pengembangan rantai pasokan. Salah satu elem tersebut adalah pengembangan farmer group (kelompok tani). Demand driven kemungkinan tidak dapat diterapkan dalam komoditas tertentu selain sayuran, di sini farmer group mengambil bagian. Dengan kelompok tani, petani kemudian mampu mengatur distribusi hasil pertanian. 3. Pasar hanya menerima produk yang memenuhi standard yang berlaku, bagaimana dengan produk sisa produk petani yang tidak memenuhi standard? (Fahmi) kami juga mengalami hal yang serupa. Dalam pengalaman kami, produk yang tidak diterima oleh pabrik akan diolah lagi menjadi makanan, kemudian dipasarkan. 4. Kebanyakan kelompok tani di Indonesia didirikan hanya untuk menampung bantuan dari pemerintah. Bagaimana cara mengajak petani benar- benar mendirikan organisasi tanpa bayangbayang pamrih dana bantuan pemerintah? Pasar hanya menunjuk pemasok besar yang menghasilkan banyak jenis komoditas, bagaimana petani kecil yang hanya memiliki satu jenis komoditas saja mampu bersaing dengan perusahaan besar? Di sinilah peran kelompok tani diperlukan, untuk mengorganisasi petani-petani kecil dari dengan berbagai jenis produk, kemudian dikumpulkan untuk memenuhi permintaan pasar. 5. Siapa yang seharusnya mengambil peran sebagai pemimpin dalam model produksi supply chain? Kami, petani Indonesia mengharapkan pemerintah turun tangan untuk mengambil peran ini. Kami setuju bahwa petani Indonesia masih memerlukan bantuan dalam hal ini. Di Eropa dan Amerika Utara yang mengambil peran tersebut adalah supply chain facilitator yang dibentuk oleh pasar. Menurut pendapat kami supply chain facilitator adalah badan yang independen. (Barid - LPPSLH Purwokerto) LPPSLH telah mencoba memotong rantai pengepul sejak tahun 2013, Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 4
melalui metode yang berbeda. LPPSH masih melibatkan pengepul-pengepul, namun sebagai gantinya mereka harus berkontribusi dalam kegiatan sosial di masyarakat. Market driven seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi dapat menyediakan kesinambungan dan kestabilan harga, namun di sisi lain kadang memaksa petani untuk melakukan sesuatu yang sulit untuk mereka lakukan. Contohnya adalah sertifikasi organik. Pasar hanya menerima produk yang tersertifikasi, namun biaya sertifikasi sangat tinggi dan ini mempengaruhi biaya produksi. (Nanang - KRKP) Di Indonesia, menanam padi bukan sekedar pemenuhan kebutuhan ekonomi belaka, melainkan juga pemenuhan kebutuha sosial dan budaya. Kadang petani padi tidak memiliki perhitungan ekonomi yang matang seperti petani sayuran, mereka menanam dengan intuisi mereka. Padi juga merupakan komoditas politik , harga dapat melambung tinggi ketika mendekati pemilihan umum. Jadi sangat susah untuk menerapkan metode ini pada tanaman padi. (Rini) Menurut saya, gender seharusnya ditambahkan pada elemen penting rantai pasokan. Berdasarkan penelitian saya, peran wanita sangat penting dalam organisasi kelompok tani. 6. Untuk menginisiasi program rantai pasokan ini, tentu membutuhkan investasi yang besar. Apakah vegIMPACT menyediakan dana? Program kami telah berjalan selama tiga tahun dan ini adalah tahun terakhir kami. Tidak ada lagi investasi dalam bentuk dana untuk tahn depan. Tetapi, akan tetap ada seminar dan pelatihan, untuk menyebarkan pengetahuan tentang kewirausahaan untuk pertanian di Indonesia.
Konsultasi AgriProFocus untuk 2017 ke Atas Dika Rinakuki memfasilitasi sesi ini dengan membagi peserta dalam tujuh kelompok untuk menjawab tiga pertanyaan berikut: 1. Pada sektor atau komoditas apa AgriProFocus harus lebih fokus pada tahun 2017 seterusnya? 2. Keuntungan apa yang Anda harapkan setelah menjadi member AgriProFocus? 3. Jasa atau produk apakah yang menurut Anda harus disediakan oleh sekretariat AgriProFocus?
Hasil Diskusi Kelompok Kelompok Pertanyaan 1 1
Membangun profesionalitas di antara petani Indonesia lewat penguatan kelompok tani. Asosiasi kelompok tani Akses pembiayaan/model pencarian dana Agroforestry Pertanian berkelanjutan Informasi pasar kopi Informasi akses pasar untuk petani
2
Ketahanan pangan yang berfokus pada pangan lokal, contohny sorghum Kewirausahaan untuk kopi dan
Pertanyaan 2
Pertanyaan 3
Mengadakan acara dengan tema yang lebih spesifik
Sesi webinar interaktif
Platform berbagi pengetahuan Berbagi pasar antar anggota Basis data tentang produk per area (komoditas, informasi harga) Jaringan yang lebih luas dan melibatkan ilmuwan
Berbagi informasi (pendidikan/kursus, pelatihan, penelitian, beasiswa, workshop, seminar) dan kesempatan
Peraturan pemerintah untuk perdagangan Mendukung promosi produk anggota jaringan, analisis pasar Menyediakan kontak yang relevan untuk anggota yang membutuhkan
Pertemuan rutin Diskusi (Focus Group Discussion) Menyediakan buku,
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 5
kakao Gula palma (akses pasar dan peningkatan kualitas)
bekerjasama Membangun kemitraan dengan pemerintah lokal untuk menghubungkan kebijakan dengan kebutuhan akar rumput Lebih sering melakukan sosialisasi AgriProFocus Mendukung penelitian di sektor pertanian dan membangun kolaborasi dengan universitas Iuran anggota dan sekretariat bisa memberi keuntungan lebih
infografis tentang pertanian Diskusi rutin melalui webinar Asistensi teknis Menyediakan akses untuk peningkatan skala bisnis Aktif moderasi melalui website (dengan menghubungkan dan diskusi) Menghubungkan startup
Informasi pertanian terbaru (tren pasar, kebijakan, penelitian, kesempatan) 3
4
Mendukung komoditas bernilai tinggi seperti kelapa, kopi, pisang, beras, lada, kakao, terong Belanda, kedelai, mangga, buah naga, melon, paprika, madu hutan, dan produk perikanan
Pertanian terintegrasi Kewirausahaan pemuda Kewirausahaan untuk mendukung pertanian terintegrasi
5
Pasar berbasi online untuk produk petani Pelatihan untuk koperasi petani Meningkatkan kapasitas petani Penguatan peran organisasi tani Fokus pada beras, madu, bambu, dan kelapa Diversifikasi tanaman pangan dan obat tradisional
Akses pembiayaan Temu bisnis Akses pasar, akses sertifikasi (cepat dan terjangkau), roadmap kelayakan bisnis, berbagi teknologi dan pengalaman, jasa business development
Kemitraan untuk menghubungkan transaksi bisnis, menghubungkan ke sektor swasta SMS gateway untuk informasi pasar Lebih banyak sektor swasta, distribusi informasi
Menyediakan informasi dan Platform sebagai hub teknologi untuk pemangku kepentingan sektor Meningkatkan pertanian produktivitas anggota terutama komoditas Pelatihan untuk pemuda bernilai tinggi Mempromosikan pembiayaan berkelanjutan untuk petani kecil dan menyediakan literasi pembiayaan Berbagi informasi dan diskusi online untuk mencari solusi bersama Memadukan elemen bisnis, pemberdayaan, dan pengetahuan teknis dari akademisi
Memfasilitasi dialog antara petani, sektor swasta, dan pemerintah Akses pembiayaan, dana hibah, dan basis data organisasi (berdasarkan lokasi, skala, dan spesialisasi) Data anggota yang akurat Penguatan organisasi tani
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 6
Pewarna tekstil
Matchmaking
Ganja sebagai obat tradisional dan bumbu
Dampak postif bagi sesama anggota
Tembakau
Membuat mailing list (milis)
Lahan pertanian di Papua
6
Terhubung dengan pemerintah
Family farming
Memberikan asistensi teknis untuk level akar rumput
Mekanisme kualitas kontrol untuk produk petani Akses pasar Pelatihan untuk menambah kompetensi aktor pertanian dan kualitas produk petani
Menghubungkan organisasi/individu yang memiliki kapasitas pembiayaan ke kerja-kerja akar rumput seperti pembinaan dan pemberdayaan Informasi dari sisi permintaan atau pembeli Jaringan dan data harga Menyediakan informasi yang menjadi fokus anggota Kerjasama berdasarkan ketertarikan bersama dengan semua aktor pertanian
7
Mete, rumput laut, produk berbahan kelapa
menerjemahkan buku tentang pertanian Arsip film Menyediakan forum bagi pemangku kebijakan sektor pertanian
Produk lokal dari komunitas tani (contohnya gula palma) Benih lokal
Pelatihan untuk urban farming
Data produk anggota Data pembeli Fasilitasi berbagi dan menghubungkan anggota dengan ahli dari sektor swasta Mendukung lobi ke pemerintah dan ahli lain yang kompeten Jaringan harus menghubungkan permintaan dan suplai sehingga petani sejahtera Pembenahan aturan atau kebijakan pemerintah yang tidak mendukung petani Menyampaikan persoalan utama pertanian ke pemerintah untuk melindungi pertanian dan mengurangi impor
Akses pembiayaan
Data anggota
Sertifikasi organik
Pembelajaran dan kolaborasi kemitraan
Manajemen keuangan rumah tangga tani
Pemberdayaan petani kecil untuk mengakses pasar
Pelatihan (contohnya pelatihan kualitas kontrol produk)
Penguatan petani kecil agar lebih diperhatikan
Grup e-mail untuk distribusi informasi
Penguatan kewirausanaan pertanian agar mampu mengakses pembiayaan
Kampanye keamanan pangan
Pelatihan e-marketing untuk petani
Penghubungkan produsen ke konsumen Jaringan yang lebih luas
Data portofolio mitra dan anggota Menyediakan teknologi open source yang bisa diakses petani Diskusi dab berbagi soal GMO dan benih lokal Menyediakan
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 7
ICT untuk pertanian Fokus pada beras dan kedelai
untuk mendapat lenih banyak pembelajaran
mekanisme kualitas kontrol Akses pembiayaan
Akses pasar (contoh: informasi harga)
Informasi (pasar, produk, NGO, pemerintah, dll)
Hortikultura, kopi, kakao, teh, pala
Temu bisnis Asistensi teknis
Acara Sisipan: Theme wall, Find your match wall, 2016 Activitiy wall Di sela waktu untuk konfirmasi kehadiran di meja pendaftaran, peserta berkesempatan mengeksplorasi tiga dinding yaitu Theme Wall, Find Your Match Wall and AgriProFocus 2016 Activity Wall. Pada Theme Wall, peserta dapat menyarankan tema untuk diusung Komunitas Inovasi. Di Find Your Match Wall, peserta bisa membaca profil organisasi peserta dan menulis ketertarikan mereka untuk bertemu di sesi matchmaking. AgriProFocus 2016 Activity Wall menyuguhkan aktivitas tahun ini yang bisa diikuti oleh peserta dengan cara menulis nama/organisasi di aktivitas tertentu.
Theme Wall Sepanjang acara, beberapa peserta menulis tema yang mereka inginkan pada theme wall. Peserta lain, baik organisasi maupun individu, yang tertarik dengan tema di dinding bisa mendukung atau berminat terlibat mengusung tema itu dengan cara menulis nama dan organisasi mereka. Tema dengan minimal dua organisasi pendukung akan menjadi tema Komunitas Inovasi (Innovation Community) baru AgriProFocus. Tema yang berpotensi diusung menjadi Komunitas Inovasi adalah Jaminan Mutu, Benih Lokal, dan Kelayakan Bisnis Kelompok Tani. Sekretariat akan menindaklanjuti potensi ini dengan cara menghubungi organisasi pendukung, melalui email salah satunya, untuk membahas lebih lanjut aktivitas apa yang akan mereka lakukan untuk mempromosikan tema tersebut.
Tema
Organisasi Pendukung
Gender dalam Rantai Nilai
-
Jaminan Kualitas
Rumah Organik, VECO Indonesia, WAMTI
Mekanisme Pasar untuk Perdagangan yang Adil
-
Local Seed
Aliansi Petani Indonesia, Serikat Petani Indonesia, At Thariq, Rumah Organik, KRKP, Wamti, Kussastri (personal)
Kelayakan Bisnis Kelompok Tani
AgriYouth, WAMTI, Rumah Organik, Fortani, VECO Indonesia, At Thariq, Kussastri (personal), Aliansi Petani Indonesia
Jaminan Sosial Pertanian
-
Asuransi Pertanian
-
ICT di Rantai Nilai Pasok Pertanian
-
Manajemen Resiko dalam Rantai Pasok
-
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 8
Find Your Match Wall Ada 23 organisasi yang mengembalikan formulir profil organisasi ke tim AgriProFocus untuk dipasang di dinding ini. Profil tersebut dicetak beserta logo untuk proses matchmaking. Ada 39 pertemuan tatap muka yang berpotensi terjadi, namun karena masalah teknis, hanya setengah tatap muka yang berhasil dipertemukan. Organisasi ini kemudian akan berkenalan lebih dalam melalui email.
AgriProFocus 2016 Activity Wall Ada empat aktivitas yang ditempel di activity wall yaitu Gender dalam Rantai Nilai, Musyawarah Nasional Gula Palma, Kemah Young Agripreneurs, dan Pameran Pembiayaan Gula Palma. Setiap peserta boleh menulis nama organisasi atau personal di aktivitas 2016 yang diminati. 15 organisasi tertarik terlibat Training Gender dalam Rantai Nilai, 8 organisasi tertarik bergabung Musyawarah Nasional Gula Palma, 19 organisasi berminat Kemah Young Agripreneurs, dan 10 organisasi tertarik Pameran Pembiayaan Gula Palma.
Evaluasi Tim AgriProFocus membagikan formulir evaluasi di akhir acara sebagai alat sederhana untuk mengumpulkan masukan perbaikan ke depan. Beberapa informasi menarik muncul dari 36 formulir yang terkumpul. Dari respons peserta kami bisa menyimpulkan bahwa meski topik acara ini dirasa sesuai oleh sebagian besar peserta, dan prosesnya menarik, namun sebagian peserta tidak banyak mendapat pengetahuan baru. Sebaliknya, meski berjejaring bukan prioritas peserta, pada akhirnya sebagian besar peserta menjalin jejaring baru dalam acara ini.
Kanal Informasi, Harapan & Manfaat Kanal informasi teratas untuk acara ini adalah mailing list, sebanyak 59% responden memilih mailing list sebagai sumber informasi acara ini, urutan kedua dan ketiga adalah melalui teman dan lalu facebook. Tak ada yang memilih media sosial lain yaitu twitter sebagai sumber informasi mereka. Peserta yang datang bertujuan untuk mendapat pengetahuan baru (48%), terhubung dengan organisasi lain (34%), mempromosikan organisasinya (12%) , dan alasan lain (6%). Dan melalui acara ini mereka mendapat pengetahuan baru (36%), mendapat jaringan baru (48%), and lainnya (2%) – 14% tidak menjawab.
Isi, Dinamika & Fasilitasi Sesi 42% peserta merasakan kesesuaian topik acara dengan pekerjaan, 28% menilai sangat sesuai, 14% cukup sesuai, dan 17% tidak menjawab. Melihat keseluruhan dinamika sesi dan gaya fasilitasi, peserta menilai baik gaya penyampaian pembicara, dinamika diskusi dan matchmaking, dan fasilitasi.
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 9
Dari lembar evaluasi, ada permintaan untuk membuat suasana lebih santai dan informal di semua sesi.
Usulan Sesi & Topik untuk Acara Berjejaring dan Belajar Selanjutnya Usulan Sesi 1. 2. 3. 4.
Konsultasi kewirausahaan pertanian Presentasi dari sisi pembeli/ permintaan Sesi berbagi antar petani Presentasi organisasi
5. 6. 7. 8.
Pameran produk Pembelajaran produk Promosi produk / pitching bisnis Menghubungkan Start- up
Usulan Topik 1. Akses Pembiayaan 2. Akses kemitraan / akses agar terhubung dengan mitra 3. Jaminan sosial pertanian 4. Buruh tanui Agriculture labor 5. Penguatan kapasitas petani kopi 6. Mendesain kerangka pikir sebagai pendekatan kewirausahaan pertanian 7. E-commerce untuk petani 8. Family farming 9. Kelayakan Bisnis dan pemetaan bisnis per komoditas 10. Pasar global, kesempatan dan mekanisme ekspor 11. Manajemen keuangan rumah tangga tani dan peran koperasi 12. Benih lokal 13. Public Private Partnership (PPP) 14. Jaminan mutu 15. Manajemen resiko 16. Sistem pertanian berkelanjutan, teknologi dan implementasinya 17. Teknologi dalam pertanian 18. 10 produk unggulan Indonesia 19. Kewirausahaan petani untuk anak muda
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 10
Daftar Peserta No Nama
Jenis Kelamin
Perwakilan
E-mail
Kontak
1
Agusdin Pulungan
L
WAMTI
wamti_indonesia@yah oo.com
08129184101
2
Ana Saleh
P
The Embassy of Kingdom of the Netherland
[email protected]
08118778002
3
Bibong W
P
Rumah Organik
[email protected]
62818879869
4
Christina Sulistyo Rini
P
Swisscontact Indonesia
christina.rini@swissco ntact.org
081291702972
5
Dede Herland .V
GIZ-SREGIP
[email protected] /
[email protected] om
08118881567 / 082112864729
6
Dika Rinakuki
P
CBI
[email protected]
7
Diny Hartiningtias
P
Research Center for Climate Change UI
[email protected] m
08989163627
8
Edwin Halim
L
PT BPR Nasional Nusantara
[email protected] m
082122115050
9
Ewaldo Zulfikar Damanik
L
Arendo Global Suiker
ewaldo.zulfikar@gmail .com
08568068486
10
Fahmi S.R
L
CV Mulio Fahmi
[email protected] m
11
Holidi
L
Universitas Musi Rawas
[email protected] d
082185714457
12
Handaru Tampiko
L
Institut Teknologi Indonesia
[email protected] om
081382376949
13
Kussastri
P
Personal
[email protected]
081280480215
14
Lioni Breatrik
P
Common Room Networks Foundation
[email protected] m
081808093266
15
Lewi Cuaca
L
PT Profil Mitra Abadi
[email protected] m
0811800199
16
Lintang Sutawika
L
Ladang Nusantara
lintangsutawika@gmai l.com
6285781521554
17
M. Iwan Nazirwan
L
Microbanker Connection
[email protected]
82122391212
L
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 11
18
Marijn van der Laan
P
Fresh Dynamic Indonesia/ VegImpact
marijn@freshdynamic s.biz
19
Mentari
P
Agriyouth
mentariamandap@gm ail.com
085257537885
20
Maula Paramitha W.
P
AgriProFocus Indonesia
mwulandaru@agriprof ocus.com
085729384699
21
Muhammad Syarif Abadi
L
Lembaga Kesejahteraan
[email protected] Sosial (LKS) Bantuan .id Kopi
081272429394
22
Nana Suhartana
L
VECO Indonesia
[email protected]
08113859944
23
Nanang Hari Supraptiyo
L
KRKP
bapake_jagat@yahoo. co.id
081296903268
24
Nathalia Tjandra
P
PT. Dujung Sejahtera Bersama
nathalia.tjandra@gmai l.com
085885855555
25
Nenny Wahyuni
P
Universitas Musi Rawas
nennywahyuni@ymail. com
081278910181
26
Lusi Dianti Duryat
P
Sekolah Ekologi Kebon Sawah Ath Thaariq Garut
laspim_indonesia@ya hoo.co.id
081222302024
27
Noviyanto
L
Fresh Dynamic Indonesia/ VegImpact
28
Nyoman Oka Tridjaja
L
yayasan komoditi lestari dan asia cocoa net (ACN)
[email protected]
081388671684
29
Puspita Insan Kamil
Ladang Nusantara
puspita93@rocketmail .com
085212773798
30
Putro Santoso Kurniawan
Serikat Petani Indonesia cabang bogor
[email protected]
081380166290
31
Rini Hanifa
Personal
[email protected]
08111110570
32
Rizki Estrada O.P
L
Petani Sayur di Lembang/ Universitas Winaya Mukti
estrada.callofduty@g mail.com
081320040487
33
Ronnie S. Natawidjaja
L
Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat
[email protected] m
08122015020
34
Setijanti Purwengtyas L
Wahana Visi Indonesia
setijanti_purwengtyas @wvi.or.id
082299289823
35
Tina Naitupulu
AgriProFocus Indonesia
tnapitupulu@agriprof ocus.com
081212503496
P L
P
P
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 12
36
Ulfa Wulandari
P
Hivos SEA
ulfa.wulandari@gmail. com
081376922242
37
Veronica
P
SCOPI
veronica.hlina@gmail. com
08157600004
38
Yayan Daryana
L
Toko Segar.Com
[email protected] om
081286398799
39
Yohanes Yanuarius
L
Bappeda Kabupaten Manggarai Timur - NTT
[email protected]
082147969787
40
Biranchi Upadhyaya
L
Hivos SEA
[email protected] g
41
Falahudin
L
WAMTI
falahudin.s.hum@gma il.com
085870800600
42
Sinta R.U
P
WAMTI
[email protected]
08121999018
43
Sitti Aminah P
P
SEDSSTC Bapenas
[email protected] m
081266293031
44
Ervin Maryoni
L
SEDSSTC - IFAD Bapenas
[email protected] o.id
081395897899
45
Eddy Pryono
L
Fortani
berkahhasilaam@yaho o.co.id
0819058421878
46
M. Rifai
L
API
[email protected]
081332933501
47
Christiva Pawestri
JAVARA
[email protected]
081289843803
48
Barid Hardiyanto
L
LPPSLH
baridhardiyanto@yah oo.com
085293195531
49
Muhlas
L
LPPSLH
muhlas.lppslh@gmail. com
085747739375
50
Fahmi S.R
L
CV Mulyo Fahmi
[email protected] m
085226474000
51
Djoko Prakoso
L
PCRF
[email protected] 081283080862
52
Steviani T.
PT. Dujung Sejahtera Bersama
[email protected]
P
P
081398401023
Laporan Acara Berjejaring dan Belajar AgriProFocus – Juni 2016 - 13