Teori Belajar dan Pembelajaran Oleh: Restu Wijayanto ( TP/B/048 )
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. B. Macam-Macam Teori Belajar 1. Teori Behavioristik Teori Behavioristik merupakan teori dengan pandangan tetang belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Belajar: Perubahan Tingkah laku Proses Belajar Mengajar:
Penguatan
Stimulus
Proses
Respon
Penguatan
Kritik: - Proses belajar yang kompleks tidak terjelaskan - Asumsi “stimulus-respon” terlalu sederhana
Contoh Aplikasi Teori Behaviorisme: 1. Menentukan tujuan – tujuan instruksional 2. Menentukan materi pelajaran pokok 3. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi “ entry behavior” mahasiswa 4. Mengidentifikasikan toopik-topik yang memungkinkan mahasiswa ,e,pelajarinya secara aktif ( mengalami )
restuwijayanto.blogs.uny.ac.id
5.
Mendesain wahana ( lingkungan, media, fasilitas, dsb.) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar
6. Memberikan stimulus berupa:
Pertanyaan Test Latihan Tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan 8. Memberikan penguatan/reinforcement ( positif ataupun negatif ) 9. Memberikan stimulus baru 10. Mengevaluasi hasil belajar 11. Memberikan penguatan dan seterusnnya
2. Teori Kognitivisme Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan. Belajar: Perubahan persepsi atau pemahaman Proses Belajar Mengajar:
A
B
C D
A, B, C, D> Struktur kognitif mahasiswa
Kritik: - Lebih dekat ke Psikologi - Sulit melihat “struktur kognitif” yang ada pada setiap individu
restuwijayanto.blogs.uny.ac.id
Contoh Aplikasi Teori Kognitif ( Ausubel ): 1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional 2. Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemempuan, struktur kognitif) 3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci 4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai mahasiswa dari materi tersebut 5. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari 6. Membuat dan menggunakan “advanced organizer” 7. Memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang ada 8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar Contoh Aplikasi Teori Kognitif ( Bruner ): 1. 2. 3. 4. 5.
Menentukan tujuan-tujuan instruksional Memilih materi pembelajaran Menentukan topik yang bisa dipelajari secara induktif Mencari contoh-contoh Mengatur topik-topik pelajaran: - Sederhana Kompeks - Enaktif ikonik simbolik 6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
3. Teori Humanistik Teori belajar Humanistik yaitu proses memanusiakan manusia, dimana seorang individu diharapkan dapat mengaktualisasikan diri artinya manusia dapat menggali kemampuannya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan. Proses belajar Humanistik memusatkan perhatian kepada diri peserta didik sehingga menitikberatkan kepada kebebasan individu. Teori Humanistik menekankan kognitif dan afektif memengaruhi proses. Kognitif adalah aspek penguasaan ilmu pengetahuan sedangkan afektif adalah aspek sikap yang keduanya perlu dikembangkan dalam membangun individu. Belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Hal yang penting lagi pada proses pembelajaran Humanisme harus adanya motivasi yang diberikan agar peserta didik dapat terus menjalani pembelajaran dengan baik. Motivasi dapat berasal dari dalam yaitu berasal dari diri sendiri, maupun dari guru sebagai fasilitator. Belajar: Memanusiakan manusia Proses Belajar Mengajar:
Pengalaman
restuwijayanto.blogs.uny.ac.id
Ilmu Pengetahuan
Kritik: - Lebih dekat kefilsafat dari pada mengembangkan kemampuan/bakat yang sudah dimiliki siswa dan mengetahui karakteristik peserta didik ( bakat dan minat ) “guru pendidikan”.
Contoh Aplikasi Teori Humanistik: 1. 2. 3. 4.
Menentukan tujuan-tujuan instruksional Menentukan materi pelajaran Mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa mempelajarinya secara aktif ( mengalami ) 5. Mendesain wahana ( lingkungan, media, fasilitas, dsb.) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar 6. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif 7. Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman belajar mereka 8. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut 9. Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep baru kesituasi yang baru 10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar
4. Teori Konstruktivistik Teori Konstruktivistik adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman. Dalam proses belajarnya pun, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Yang terpenting dalam teori konstruktivistik adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Peserta didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan karena kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.
restuwijayanto.blogs.uny.ac.id
Panca indera:
Melihat Mendengar Menjamah Mencium Merasakan
Konstruksi Pengetahuan Baru
Obyek Lingkungan
Pengalaman:
Fisik Kognitif Mental
Strategi Pembelajaran Konstruktivistik ( Student-centered learning strategies )
Belajar Aktif Belajar mandiri Belajar kooperatif dan kolaboratif Self-regulated learning Model pembelajaran; - Problem based learning - Discovery learning - Cognitive strategies - Project based learning
Daftar Pustaka: - https://ikhsanhidayat28.wordpress.com/2013 -
http://whendikz.blogspot.co.id/2013
restuwijayanto.blogs.uny.ac.id