3/17/2015
JADWAL KULIAH PENGANTAR EKOLOGI LANSKAP
LANDSCAPE STRUCTURES: EDGES AND BOUNDARIES
Week Date I II III
Referensi: Dramstad, Olson & Forman (1996) dan Farina (1998)
Dr. KASWANTO, SP, MSi PENGANTAR EKOLOGI LANSKAP (ARL 230) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP SEMESTER GENAP
References:
1.
Principles and Methods in Landscape Ecology Almo Farina
2.
Landscape ecology principles in Landscape Architecture and Land use Planning Wenche E. Dramstad, James D. Olson, Richard T.T. Forman
3.
International Journals
IV V VI VII VIII
Topic
PIC
9 Feb 2016
Introduction to Landscape Ecology 16 Feb 2016 FOUNDATION: Times Changes, Objective 23 Feb 2016 Development of Landscape Ecology; Landscape Ecology Today 1 Mar 2016 Patches 8 Mar 2016 Corridors and Connectivity 15 Mar 2016 Mosaics 22 Mar 2016 Edges and Boundaries
HSA HSA HSA KAS SWI SWI KAS
Mid-term Exam (UTS)
Source: Wynne (2007)
PPT would be uploaded to the BLOG
Source: Wynne (2007)
Source: Wynne (2007)
1
3/17/2015
Source: Wynne (2007)
EDGES 5 principles Fig.1 & 2 show simple ECOTONES with equal and homogeneous surfaces in both cases. Fig.3 shows an inclusion of each medium in the other, creating multiple ecotones, which are shown in a more complex form in figure 4. Fig. 5 & 6 show the edges of forests or banks treated in such a way as to lengthen the ecotone considerably without excessively modifying the environment. Fig.7 shows a common interpenetration of media (such as that found at the edge of a forest). Fig.8 shows an ecotone that could have been formed by an animal modifying its environment.
Edge
E2. Ketebalan Edge E1. Keragaman Struktur Edge Edge tanaman dengan keragaman struktur yang tingi, baik vertikal maupun horizontal, lebih banyak memiliki spesies hewan Edge.
Ketebalan / Kelebaran Edge berbeda di sekeliling patch, dengan Edges yang lebih lebar berada pada bagian yang menghadap arah angin dan cahaya.
2
3/17/2015
E3. Batas Ekologi Administratif dan Alami Batas administratif atau politik tidak bertepatan dengan batas ekologi, kawasan diantara boundary sering menjadi berbeda dan bisa menjadi zona penyangga (Buffer Zone), mengurangi pengaruh sekelilingnya terhadap interior Kawasan Lindung (Protected Area).
E4. Edge sebagai penyaring (Filter) Patch Edge biasanya berfungsi sebagai penyaring (filters), yang mana mengurangi/mereduksi pengaruh sekeliling terhadap patch interior.
BOUNDARIES E5. Kecuraman Edge
9 principles
Kecuraman Edge yang meningkat cenderung meningkatkan pergerakan sepanjang Edge, sementara Edge yang tidak curam cenderung membuat pergerakan melintasi sebuah Edge.
Boundaries
E6. Edge Alamiah dan Edge Manusia Kebanyak Edge curvelinear, kompleks dan lunak, sementara manusia cenderung untuk membuatnya lurus, simpel dan kaku.
E7. Boundary STRAIGHT dan Boundary CURVELINEAR STRAIGHT Boundary cenderung memiliki banyak pergerakan spesies di sepanjang tepiannya, berbeda dengan CURVELINEAR Boundary yang cenderung mempunyai pergerakan melintasi tepiannya.
3
3/17/2015
E8. Boundary KERAS dan Boundary LUNAK Bila dibandingkan dengan HARD Boundary di antara dua kawasan, SOFT Boundary cenderung memiliki banyak keuntungan ekologis, termasuk didalamnya erosi tanah yang sedikit dan satwa liar yang banyak.
E9. Edge Curvilinearity dan Edge Width Kombinasi curvelinearity dan lebar sebuah Edge menentukan jumlah Edge habitat di dalam lanskap. Pola organik memberikan Edge habitat yang lebih tebal dan beragam.
E10. Teluk (Coves) dan Tanjung (Lobes) Keberadaan Teluk-Tanjung di sepanjag Edge menyediakan keragaman habitat yang lebih besar dibandingkan dengan Edge yang lurus, bahkan bisa meningkatkan keragaman spesies.
E11. Spesies pada Edge dan Interior Semakin berliku patch akan memiliki proporsi edge habitat yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan jumlah spesies Edge, NAMUN menurunkan jumlah spesies interior, termasuk pada kawasan yang penting untuk dikoservasi.
E12. Interaksi dengan sekelilingnya Semakin berliku bentuk patch, semakin banya interaksi, baik positif maupun negatif, interaksi terjadi antara patch dan matrix di sekelilingnya.
E13. Bentuk Shape “OPTIMUM” secara Ekologis Patch yang secara ekologi OPTIMUM menyediakan beberapa keuntungan ekologis, dan biasanya seperti “SPACESHIP SHAPED”, dengan inti yang membulat untuk melindungi sumberdaya, plus beberapa CURVILINEAR BOUNDARY dan beberapa “FINGERS” untuk penyebaran spesies.
4
3/17/2015
CASE(S) E14. Bentuk dan Orientasi Patch yang berorientasi sepanjang axis paralel dengan rute berpencarnya individu akan memiliki peluang yang rendah untuk di RE-KOLONISASI daripada patch yang tegak lurus dengan rute penyebaran.
Edges and Boundaries
5
3/17/2015
Source: Wynne (2007)
BOUNDARIES This TRANSITION area possesses some characteristics of
Boundaries The TRANSITION zone between two distinct landscape elements (e.g. patch and matrix) is variously called:
• an EDGE • an ECOTONE • a BOUNDARY
5-1. Aerial view of existing situation.
both landscape elements but is neither completely one nor the other. Therefore, some people refer to an ECOTONE as a landscape element (habitat type) unto itself. EDGES are often DRIER and HOTTER, with more weedy species, than the patches of which it is an edge. Others recognize that although it may have some emergent properties, an edge/ ecotone/boundary’s PRIMARY FUNCTION IS AS A BARRIER (permeable or impermeable) to ECOLOGICAL FLOWS (movement of matter [including organisms] and energy).
5-2. Aerial view after conventional development.
6
3/17/2015
CONVENTIONAL
5-3. Aerial view after creative development.
6-1. Aerial view of existing situation.
CREATIVE
6-2. Aerial view after conventional development.
CONVENTIONAL
6-3. Aerial view after creative development.
CREATIVE
7
3/17/2015
7-1. Aerial view of existing situation.
7-2. Aerial view after conventional development.
CONVENTIONAL
7-3. Aerial view after creative development.
CREATIVE
Contact Address:
[email protected] www.kaswanto.staff.ipb.ac.id FB Regan Leonardus Kaswanto
Setiap pengambilan material, copy & paste sebagian atau keseluruhan material ini harap mensitasi sumber dan mencantumkan link blog. Terima kasih
WORST
INTERM EDIATE
BEST
8