April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
TUGAS MAKALAH
LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB Dosen Pembina :
DR. Darmansyah, ST, M.Pd
Oleh Kelompok IV: IKA NURIKA RAMADHAYANI SRI SULASTRI SUHELIA YANUARMI TENGKU MARDIANA VANDI FERNANDEZZ YANE ATHENA KOMAYA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, tanpa mengalami hambatan yang berarti. Makalah ini dimaksudkan guna untuk meyempurnakan tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Web. Hasil makalah ini berupa deskripsi teori komunikasi, model desain instruksional dan konsep belajar jarak jauh.
Teori komunikasi merupakan salah satu landasan dalam desain pembelajaran berbasis web. Teori komunikasi menjelaskan proses penyampaian informasi, bentuk dan struktur informasi serta fungsi dan pengaruh informasi. Lalu akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai bagaimana mendesain instruksional untuk pembelajaran berbasis web. Terakhir akan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai konsep pembelajaran jarak jauh.
Dengan rampungnya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, April 2012
Kelompok IV
ii
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................................................
ii
Daftar isi ....................................................................................................................
iii
BAB I TEORI KOMUNIKASI ..........................................................................................
1
BAB II MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL ......................................................................
2
Model Tradisional ..............................................................................................
4
Model Alternatif ................................................................................................
5
BAB III KONSEP BELAJAR JARAK JAUH .........................................................................
9
Defenisi Pendidikan Jarak Jauh.........................................................................
9
Teori dan Konsep Pendidikan Jarak Jauh ..........................................................
10
Sistem Pendidikan Jarak Jauh ...........................................................................
11
Pertimbangan Desain .......................................................................................
11
iii
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
BAB I TEORI KOMUNIKASI
Teori komunikasi merupakan salah satu landasan dalam desain pembelajaran berbasis web. Richey (dalam Romussen 1986) menyatakan bahwa teori komunikasi menjelaskan proses penyampaian informasi, bentuk dan struktur informasi serta fungsi dan pengaruh informasi. Komunikasi berpengaruh terhadap bagaimana pesan pesan diciptakan dan didistribusikan dari instruktur, antar peserta didik dan pengaruhnya terhadap dirinya sendiri. Pada dasarnya model komunikasi diawali dari seorang sender menciptakan pesan dan mengirimkannya kepada receiver melalui suatu system penyampaian pesan. Setelah pesan diterima, receiver memproses dan lalu menginterpretasikan kemudian memberikan umpan balik kepada sender. Prinsip utama dalam teori komunikasi yang dihubungkan dengan desain pembelajaran berbasis web adalah desain pesan. Desain pesan merupakan salah satu langkah proses pengembangan yang membawa spesifikasi cetak biru desain pembelajaran dalam detail yang lebih besar. Desain pesan meliputi fitur-fitur visual teks dan grafik serta penempatannya dalam suatu halaman. Dalam suatu lingkungan pembelajaran berbasis web, desain pesan yang cocok tergantung pada desainer, yang tampak dalam bentuk tata letak halaman web. Teori system adalah salah satu bidang studi yang memainkan peran penting dalam perkembangan teori komunikasi. Keberartian komunikasi manusia tidak lagi diperlakukan sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari proses komunikasi lainnya. Bertalanffy (1968) menyatakan bahwa teori system komunikasi manusia diperlakukan sama dengan semua komunikasi lainnya baik itu system teknik (seperti telepon system), fenomena komunikasi fisik seperti cahaya atau proses transfer energy, system biologis hidup, atau seluruh system social.
1
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Wiener (1948) menyatakan bahwa prinsip-prinsip komunikasi adalah sama tanpa memperhatikan apakah orang berurusan dengan system mesin, manusia atau makhluk hidup lainnya. Weiner lebih lanjut menambahkan bahwa komunikasi adalah salah satu prinsip dimana alat dikombinasikan dengan system lingkungan eksternal. Pada tahun 1949 Shanon dan Weaver, diilhami oleh perkembangan teori system dan komunikasi baru sibernetika memperkenalkan model “Teori Informasi”. Komunikasi merupakan hasil dari beroperasinya elemen-elemen dalam sebuah system informasi yaitu sumber pesan yang diteruskan oleh saluran ke penerima. Saluran ini diistilahkan dengan bandwidth. Kapasitas bandwidth mempengaruhi tingkat informasi yang dapat disampaikan dan inilah yang sering disebut ukuran kapasitas komunikasi. Saluran bandwidth juga mungkin dibatasi oleh saluran bentuk komunikasi. Sebagai contoh, ketika berbicara ditelepon, saluran terbatas hanya pada data audio sedngakn informasi visual tidak ditampilkan. Wiener (1948) menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi dalam model seperti itu bergantung pada kualitas saluran. Saluran berkualitas tinggi
mengirimkan informasi secara bermutu, sedangkan saluran kualitas rendah
mungkin terkontaminasi oleh informasi lain.
2
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
BAB II MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL
Model desain instruksional adalah aturan desain yang umumnya berisikan tentang cara mengajar atau mengarahkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, subjek dan konteks pada kelas tertentu. Desain instruksional adalah suatu pendekatan sistematik untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai. Ini adalah proses yang berulang-ulang secara terus menerus yang memerlukan evaluasi dan umpan balik. Kebanyakan model desain instruksional didasarkan pada landasan behavioris dimana fokusnya adalah pada hal-hal seperti tujuan belajar dan persyaratan instrumental melalui penguatan perilaku yang diinginkan. Model ini lebih mengarah pada dekomposisi dari setiap komponen system instruksional ke bagian-bagian komponen yang sudah umum seperti peserta didik, tujuan, isi dan strategi pembelajarn. Model yang lebih progresif mengarah pada landasan pendekatan konstruktivist, yang menyatakan bahwa belajat itu yang terbaik adalah berdasarkan pengalaman dan pengetahuan individu yang relevan. Model ini cenderung lebih cair dan tidak dibatasi pada proses yang berirutan dalam sebuah desain. Selain itu juga cenderung untuk menggabungkan kegiatan belajar lebih bersifat kolaboratif dan mengurangi peran guru. Unsur-unsur yang dianggap ada untuk kedua pendekatan model adalah mendefenisikan tujuan, menentukan isi (urutan dan struktur konten), menentukan strategi dan metode pembelajaran untuk menyajikan materi dan mengembangkan kurikulum. Kebanyakan model selalu memasukkan unsur sama dan elemennya termasuk evaluasi dan umpan balik pada tahap tertentu dalam proses. Perbedaan utama dalam berbagai model desain hanya terletak pada metode atau pendekatan untuk merancang. Model desain instruksional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari desain pembelajaran berbasis web. MDI dijadikan sebagai landasan dalam merancang desain 3
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
pembelajaran berbasis web baik konten, strategi penyampaian dan bentuk evaluasi berpola pada MDI. Model pembelajaran dalam desain pembelajaran berbasis web menggunakan pola yang sama dengan model-model pembelajaran lainnya. Hanya saja dalam MDPBW ada penekanan terhadap konsep yang mengarah pada pembelajaran jarak jauh. Ada dua model pembelajaran yaitu model tradisional dan model alternative. 1. Model Tradisional “Model DI umumnya memiliki elemen-elemen inti termasuk menentukan kebutuhan peserta didik, mengidentifikasi sasaran dan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat asesmen, merancang strategi dan media pembelajaran, dan melaksanakan tes lapangan (evaluasi formatif)” Andrew and Goodson (1980). Model ADDIE adalah model desain instruksional sistematis yang terdiri dari lima fase: a. Analisis Perancang pembelajaran mengidentifikasi masalah, tujuan dan sasaran, kebutuhan peserta didik, pengetahuan dan karakteristik lain yang relevan. Analisis juga mempertimbangkan lingkungan belajar, setiap kendala, pilihan penyampaian pesan dan waktu yang tersedia. b. Desain Proses sistematis yang menetapkan tujuan belajar, menjelaskan scenario pembelajaran, prototype, capaian hasil belajar, desain grafis dan konten. c. Pengembangan Pengembangan isi dan materi pembelajaran berdasarkan tahap yang telah dilaksanakan sebelumnya (desain). d. Pelaksanaan Selama pelaksanaan, rencana dimasukkan kedalam tindakan dan prosedur pembelajaran bagi para peserta didik dan guru yang telah dikembangkan. Bahan itu dikirim atau dibagikan kepada kelompok peserta didik. Setelah dilaksanakan, efektivitas materi pembelajaran dievaluasi. e. Evaluasi Evaluasi ini terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif hadir dalam setiap tahapan proses ADDIE. Evaluasi sumatif terdiri dari tes yang dirancang untuk 4
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
mendapatkan umpan balik dari para pengguna. Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang hasil evaluasi, revisi dibuat sesuai dengan kebutuhan.
2. Model Alternatif
Model Desain Instruksional Alternatif (Rasmussen & Shivers:2003)
Tahapan-tahapan dalam desain model alternative: a. Analysis Stage 1) Problem Analysis Investigasi permasalah yang muncul dan lakukan identifikasi solusi yang dianggap paling tepat. Salah satu factor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan kelayakan PBW adalah alat evaluasi dan dukungan yang tersedia di institusi dimana PBW akan dilaksanakan. Dalam merancang halaman web, desainer harus memiliki akses terhadap semua komponen pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
5
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
2) Instructional Component Analysis Pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai kerangka analisis ini: Apa tujuan PBW? Apa konteks PBW? Siapa peserta didiknya? Apa content pembelajarannya? 3) Instructional Goal Analysis Fase ini dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Peserta didik dapat melihat langsung secara nyata apa tujuan yang ingin dicapai dalam setiap level pembelajaran. 4) Instructional Context Analysis ICA merupakan analisis situasi lingkungan yang terjadi pada waktu yang akan datang dalam model desain PBW. Antara lain menguraikan lingkungan dimana desain PBW dirancang dan diajarkan. Lalu infrastruktur secara organisasional, akses peserta didik terhadap teknologi dan daya dukung fasilitas yang tersedia. 5) Linear’s Analysis Davidson (1999), tujuan dari LA adalah untuk mengidentifikasi minat peserta didik, kebituhan, kemampuan dan juga pengetahuan awal, keterampilan dan pengalaman. 6) Instructional Content Analysis Para desainer menentukan struktur dan urutan dari langkah utama dan keterampilan tambahan yang akan dipresentasikan dalam desain PBW. Hal ini untuk mengetahui dimana desain PBW harus dimulai dan keterampilan awal apa yang diperlukan oleh seorang peserta didik untuk berpartisipasi secara baik.
b. Evaluation Planning Stage Bagian akhir dari rencana evaluasi formatif adalah uji coba dengan pengguna akhir. Lakukan perbandingan antara model desain PBW jika dibadingkan dengan desain model tradisional. EPS dikembangkan dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
6
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB Siapa stakeholder-nya? Apa yang dievaluasi? Siapa evaluator dan reviewer-nya? Bagaimana metode evaluasinya? Kapan dan bagaimana evaluasi itu diambil? Apa jenis keputusan yang perlu dibuat dan rencana desain PBW dan bagaimana mengembangkannya?
c. Concurrent Design Stage 1) Preplanning Activites Mulai proses perancangan yang terkait dengan rancangan biaya dan alokasi sumber daya. Desainer dapat mengidentifikasi tugas-tugas utama dan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan desain PBW. 2) Design Processes Proses desain diperlihatkan dalam bentuk TOAB (Task Objective Assessment Item Blueprint) yang berisi: Identifikasi konten tujuan desain PBW Contoh assessment serta memberikan penjelasan tentang cara menyelesaikan tugas tersebut Strategi pembelajaran Motivasi 3) Development Processes Proses pengembangan tidak perlu menunggu desain selesai secara lengkap. Setelah
satu
seksi
desain
dapat
diselesaikan,
selanjutnya
dilakukan
pengembangan dalam bentuk penyempurnaan secara stimultan. Proses desain secara stimultan ini dapat membantu desainer merencanakan dan menciptakan unit-unit pembelajaran baik yang sederhana maupun yang komplek.
7
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
d. Implementation stage Tahapan implementasi terjadi apabila PBW sudah siap digunakan oleh peserta didik. 1) Initial Implementation Desainer akan mendapatkan hasil uji lapangan yang benar-benar actual dengan audiens yang nyata. Selain itu juga pada tahap ini dapat dilihat perbedaan antara model desain PBW dengan model desain pembelajaran lainnya. 2) Full Implementation Dalam FI ditekankan kepada hubungan antar komponen seperti sumber daya manusia dan manajemen. Sumber daya manusia merupakan kelengkapan penting untuk membangun komunitas belajar yang dilaksanakan oleh tim implementasi. Tim ini mencakup instruktur, peserta didik, dukungan teknisi dan administrasi serta mentor. Sedangkan manajemen diperlukan untuk memelihara PBW tetap berjalan sepanjang waktu tanpa hambatan. Dukungan manajemen diperlukan untuk mengupdate
website secara rutin, menyiapkan link aktif,
meng-upgrade software dan berbagai utilitas lainnya.
8
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
BAB III KONSEP BELAJAR JARAK JAUH
Konsep yang melandasi desain pembelajaran berbasis web adalah pendidikan jarak jauh (Distance Learning). Artinya pendekatan yang digunakan dalam mendesain PBW didasarkan pada konsep pendidikan jarak jauh. Implikasi terhdapa desain PBW adalah bahwa desain pembelajaran berbasis web dirancang dengan kaedah-kaedah pembelajaran jarak jauh. Ada dua fungsi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menyatakan perbedaan pendidikan jarak jauh atau bukan, yakni waktu dan lokasi antara pendidik (sender) dan peserta didik (receiver). a. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu dan lokasi yang sama, maka bukan pembelajaran jarak jauh. b. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu yang sama tetapi lokasi berbeda, maka merupakan pembelajaran jarak jauh. c. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu yang berbeda tetapi lokasi sama, maka merupakan pembelajaran jarak jauh. d. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu dan lokasi yang berbeda, maka merupakan pembelajaran jarak jauh.
1. Definisi Pendidikan Jarak Jauh Pembelajaran jarak jauh adalah bidang pendidikan yang berfokus pada pedagogi dan andragogi, teknologi dan desain system instruksional yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik yang tidak secara fisik berada di lokasi tertentu dalam waktu yang sama. Defenisi yang lebih menjurus pada penggunaan teknologi informasi berbasis internet, menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh kadang disebut e-learning. E-learing adalah system pengajaran dan pembelajaran formal yang dirancang khusus untuk dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan komunikasi elektronik. 9
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
2. Teori dan Konsep Pendidikan Jarak Jauh Saat ini, terdapat dua pandangan saling bertentangan yang mempengaruhi desain instruksional yaitu pengolahan symbol dan kognisi (Bredo:1994). Pandangan dominan yang telah lazim digunakan adalah pendekatan pemrosesan informasi yang didasarkan pada konsep computer melakuakn operasi pada symbol-simbol resmi (Siamnas, 1990). Konsep kunci adalah bahwa guru dapat menularkan informasi tertentu kepada peserta didik melalui stimulus ekternal. Ide abstrak dijadikan sebagai gambar konkret dan kemudian disajikan kepada peserta didik melalui media. Para peserta didik pada gilirannya menyerap, menerjemahkan informasi itu menjadi sebuah informasi baru. Horton (1994) memodifikasi pendekatan ini dengan menambahkan dua factor tambahan: konteks siswa (lingkungan, situasi saat ini, input sensorik lainnya) dan pikiran (ingatan, asosiasi, emosi, kesimpulan dan penalaran, rasa ingin tahu). Peserta didik kemudian mengembangkan citra sendiri dan menggunakannya untuk membangun pengetahuan baru dalam konteks yang sesuai didasarkan pada pengetahuan dan kemampuan sendiri. Pendekatan alternative ini didasarkan pada prinsip-prinsip konstruktivist, dimana peserta didik secara aktif membangun pengetahuan internal dan berinteraksi dengan materi yang akan dipelajari. Ini dasar bagi kedua komponen yaitu kognisi (Streibel, 1991) dan Problem Based Learning (Savery & Duffy, 1995). Nourse dan Floden (1994) menyatakan bahwa untuk melaksanakan konstruktivisme dalam pelajaran, seseorang harus mengalohkan focus seseorang keluar dari model transmisi tradisional untuk sesuatu yang jauh lebih kompleks, interaktif dan berkembang. Schlosser dan Anderson (1994) merujuk kepada Desmon Keegan tentang teori oendidikan jarak jauh, dimana system pembelajaran jarak jauh harus dapat menciptakan setting artificial yaitu menciptakan interkasi belajar mengajar dan mengintegrasikan kembali kedalam proses pembelajaran. Ini adalah dasar Model IOWA yang menawarkan ke peserta didik agar mereka mendapatkan pengalaman yang tidak jauh berbeda dengan kelas tradisional, pembelajaran face to face, melalui kelas utuh dan hidup, interaksi dua arah audio-visual. Sebaliknya Model Norwegia memiliki tradisi panjang menggabungkan antara
10
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
system pembelajaran jarak jauh dengan selingan kelas tradisional yang langsung bertatap muka (Rekkedal, 1994). Peran guru dalam pembelajaran jarak jauh Ketika melalui pilihan media yang paling efektif, ia bertatap muka dengan mahasiswa jarak jauh, maka ia menjadi fasilitator pembelajaran dan bukan seorang komunikator informasi (Hilary Perraton, 1998).
3. Sistem Pendidikan Jarak Jauh Pada sekolah dasar dan tingkat menegah, pembelajaran jarak jauh pembelajarn jarak jauh biasanya mengambil bentuk modul pengayaan kurikulum dan proyek telekomunikasi berkelanjutan. Meskipun teknologi merupaka bagian integral dari pendidikan jarak jauh, setiap program harus focus pada kebutuhan instruksional pserta didik dan buka pada teknologi itu sendiri. Sangat penting untuk mempertimbangkan usia mereka, budaya dan latar belakang social ekonomi, minat dan pengalaman, tingkat pendidikan dan keakraban dengan metode pendidikan jarak jauh dan system pengiriman pesan (Schamber, 1988). Factor yang paling penting untuk keberhasilan pembelajaran jarak jauh adalah perhatian, guru yang bersangkutan percaya diri, berpengalaman, merasa nyaman dengan peralatan, menggunakan media kreatif dan mempertahankan keakraban tingkat tinggi untuk merinteraksi dengan para siswa.
4. Pertimbangan Desain Willis (1992) menggambarkan proses pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak jauh terdiri dari tahap desain, pengembangan, evaluasi dan revisi. Agar pendidikan jarak jauh efektif dalam pembelajaran guru/dosen harus mempertimbangkan tidak hanya tujuan, kebutuhan dan karakteristuk guru dan siswa tetapi juga isi, persyaratan dan kendala teknis.
11
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
a. Interaktifitas Interaktifitas menggunakan berbagai bentuk, tetapi tidak hanya terbatas pada audio dan video atau semata-mata interaksi antara guru dan murid. Garrison (1990) berpendapat bahwa kualitas dan integritas dari proses pendidikan tergantung pada keberlanjutan dan komunikasi dua arah. Tanpa konektivitas, pembelajaran jarak jauh berubah menjadi kursus korespondensi lama model studi bebas.
b. Pembelajaran Aktif Peserta didik harus sama-sama mau dan mampu menerima pesan instruksional. Usaha mental seorang pelajar yang akan berinvestasi dalam tugas belajar tergantung pada persepsi sendiri yang terdiri dari: 1) Relevansi dari kedua media dan pesan 2) Kemampuannya untuk membuat sesuatu yang bermakna keluar dari materi yang disampaikan c. Visual Imagery (Citra Visual) Edutainment atau televisi pendidikan dapat memotivasi dan memikat siswa juga merangsang minat dalam proses belajar. Tetapi, ketergantungan pada visual yang menarik dapat mendistorsi kurikulum dengan memfokuskan perhatian siswa pada profokatif menghibur dan fitur presentasi daripada mendorong analisis mendalam makna yang mendasari mereka. Siswa harus belajar membedakan antara “sampah” informasi dan informasi berkualitas, dapat menilai keandalan atau bias, untuk mengidentifikasi distorsi dan sensasi, untuk membedakan fakta dan persuasi dan memahami bagaimana bentuk informasi yang dibawa oleh teknologi itu sendiri. d. Effective Communication (Komunikasi Efektif) Horton (1994) menyatakan aturan penting untuk perancang instruksional visual: berkomunikasi kepada orang lain sejatinya dibuat sebagaimana mereka akan berkomunikasi kepada diri mereka sendiri. Dengan kata lain, jika anda ingin pembelajar membangun sebuah ide yang serupa dengan anda, kemudian menggunakan sebuah gambar untuk presentasi akan memicu ide serupa dalam benak pelajar.
12
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
e. Metode dan Strategi Guru membutuhkan pelatihan dalam desain pesan instruksional, strategi untuk memberikan instruksi didepan kamera, metode diversifikasi jenis presentasi, memilih berbagai campuran dari kegiatan guru-murid dan interkasi, memilih situasi dan contoh yang relevan dengan murud-murid mereka dan menilai tingkat pembelajaran yang seharusnya dicapai oleh siswa dalam pembelajaran jarak jauh. f. Media Berbasis Tantangan Peserta didik harus cepat menjadi sadar dan nyaman dengan komunikasi pola baru, belajar untuk mengelola waktu mereka dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Guru harus memberikan kesempatan siswa untuk menjalin kontak dengan mereka serta berinteraksi diantara mereka sendiri. g. Inquiry Pembelajaran Guru memerlukan adanya pembelajaran dengan teknik terbaru karena ia menjadi fasilitator dari pembelajaran penemuan untuk murid-muridnya, melalui wacana progresif. Bahkan jika seorang guru terlatih dan santai dengan perlatan didalam kelas, ia masih memerlukan pelatihan untuk mengintegrasikan strategi pengajaran baru dengan teknologi. h. Teamwork Sesama guru dapat bekerja sama dengan membuat modul pembelajaran dan mencoba belajar melalui rekaman video, lalu kemudian mengintegrasikan program nyata kedalam jadwal mereka di kemudian hari.
13