BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Persediaan dan Perputaran Persediaan
Sumber penghasilan yang utama dari sebuah perusahaan adalah penjualan atas barang - barang atau jasa yang dihasilkan. Harga jual
barang - barang atau jasa itu haruslah Iebih besar dari seluruh biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung agar perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan atas kegiatan usaha produksinya. Bagi perusahaan yang menghasilkan suatu produk atau barang bukan jasa, harga pokok barang - barang yang
akan dijual dan barang - barang yang akan disimpan untuk dijual di masa yang akan datang, merupakan unsur yang mempunyai arti penting untuk mengukur pendapatan dan menentukan posisi keuntungan perusahaan tersebut.
Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah ( nilai )
persediaan pada umumnya relatif besar diantara unsur - unsur aktiva
lancar, sehingga investasi pada persediaan memerlukan dana yang cukup besar.
Sedangkan peranan persediaan adalah sebagai
pendapatan perusahaan melalui penjualan barang.
sumber utama
Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan perdagangan, industri maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa selalu mengadakan
persediaan. Tanpa adanya perusahaan, para pengusaha akan pada resiko
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan langganan
yang
memerluJcan
atau
meminta
barang atau jasa
dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya
yang
barang -
barang atau jasa - jasa tersisa pada setiap saat. Hal ini berarti, perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Jadi, persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan. Sebelum membicarakan persediaan lebih jauh lagi penulis akan
menyampaikan pengertian persediaan.
Persediaan menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 , paragraf 03 ( 2004 : 14.1 ) disebutkan : Persediaan adalah aktiva : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan 3. Dalam
bentuk
bahan
atau
perlengkapan
(
supplies
)
untuk
digunakan dalam produksi atau pemberiaan jasa
Kemudian dijelaskan juga pada paragraf 04 ( 2004 : 14.2 ): Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual
kembali misalnya ; barang yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang telah diproduksi perusahaan dan termasuk bahan digunakan dalam proses produksi.
serta
perlengkapan
yang
akan
Tujuan pemilik persediaan pada dasarnya adalah untuk dijual kepada pihak luar perusahaan ( konsumen ) dalam usaha normal perusahaan atau untuk digunakan dalam proses produksi dalam rangka menghasilkan barang siap jual.
Bentuk
persediaan
yang
berwujud dapat
dibedakan
menajadi bahan baku (raw material), bahan penolong (supplies ), barang
dalam proses {work in process) dan barang jadi {finished goods). Selanjutnya
pengertian
persediaan
dapat
dikemukakan
oleh
beberapa pendapat yaitu : " Persediaan adalah pos - pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal alau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam memproduksi barang yang akan dijual " (Kieso et al. 2002 : 444).
" Persediaan adalah merupakan aktiva yang penting untuk kebanyakan bisnis dan
biasanya
berupa akliva lancar ierbesar dari perusahaan
manufaktur danpengecer (retail) "(Dyckmanet al. 2000 : 376).
" Persediaan adalah merupakan simpanan atau persediaan material yang berupa bahan mentah , barang dalam proses dan barang jadi yang digunakan sebagai sarana produksi atau untuk memuaskan dan memenuhi permintaan pelanggan " ( Lula Sumayang 2003 : 197 ).
Kemudian pengertian Persediaan menurut ( Warren et al. 2005 : 440 ) adalah sebagai berikut:
1. Barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal 2. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.
Pengertian persediaan menurut Sofjan Assauri ( 1999 : 169 ) adalah sebagai berikut: Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang - barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang yang masih pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Dari berbagai macam pendapat telah dikemukakan di atas tentang arti atau pengertian persediaan. Pada dasarnya persediaan mempermudah
atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut - turut untuk memproduksi barang - barang yang selanjutnya disampaikan kepada konsumen. Tetapi walau bagaimanapun pentingnya persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan persediaan harus dikendalikan
sesuai
dengan
kebutuhan
yang
sesuai
dikarenakan
persediaan
juga
merupakan salah satu bagian dari harta perusahaan yang memerlukan
investasi yang cukup besar. Dalam iklim ekonomi yang kompetitif saat ini, metode akuntansi persediaan dan praktek manajemen telah dijadikan alat untuk memperbaiki nilai laba. Sistem persediaan laba yang lebih baik dapat meningkatkan profitabilitas,
sementara sistem
yang
buruk
dapat
mengikis
laba dan
menjadikan bisnis kurang kompetitif. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kagiatan bisnis berfluktuasi. Selama iklim usaha
sedang baik, penjualan menjadi tinggi dan persediaan bergerak lebih cepat dari pembelian ke penjualan. Namun ketika kondisi ekonomi menurun, tingkat penjualan turun, persediaan bertumpuk dan mungkin perlu dijual
walaupun rugi. Dalam hal ini manajemen harus memantau jenis dan tingkat persediaan secara terus - menerus jika ingin menjaga kinerja iabanya. Sehingga peranan persediaan yang dilakukan di dalam perusahaan adalah sebagai berikut: 1.
Menjaga kontinuitas usahanya
2. Menjaga agar jangan sampai
terjadi
kerugian sebagai akibat tidak
tepatnya waktu proses produksi dan penyerahaan barang yang telah jadi kepada pelanggan 3. Menghindari kerugian - kerugian yang mungkin terjadi karena kenaikkan
harga yang tidak dapat diduga oleh manajemen perusahaan
4. Memperkecil biaya pemesanan dan biaya pengangkutannya Persediaan merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus - menerus mengalami perubahan, karena persediaan
selalu mengalami perubahan , maka perusahaan perlu mangadakan evaluasi persediaan yang dimiliki. Evaluasi ini akan membantu pihak perusahaan dalam melakukan menganalisa persediaan dengan tingkat perputarannya.
Banyak
pendapat
tentang
bagaimana
cara
mengukur
tingkat
perputaran persediaan yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama. Untuk memperjeias pengertian perputaran persediaan, berikut disajikan pendapat diantaranya :
Menurut Sofjan Assauri ( 2004 ; 203 ), adalah : Perputaran persediaan merupakan angka yang menunjukkan kecepatan penggantian persediaan dalam tahun. Angka
suatu periode tertentu, biasanya satu
ini diperoleh dengan membagi semua harga persediaan
yang terdiri dari bahan - bahan dan barang - barang yang di pergunakan selama setahun dengan jumlah nilai rata - rata persediaan. " Perputaran persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan dengan nilai rata - rata sediaan yang mengukur efisiensi penggunaan persediaan " (Agus Sartono 1997: 23). Perputaran
persediaan
yang
tinggi
menunjukkan
bahwa
perusahaan tidak mempertahankan persediaan yang berlebihan.
Perputaran Persediaan =
Rata - rata Persediaan
B.
Harga Pokok Penjualan Rata - rata Persediaan
Persediaan Awal + Persediaan Akhir
Klasifikasi Persediaan
Jenis persediaan sering juga disebut dengan istilah keluaran produk (product output), di mana hampir setiap orang mengidentifikasikan secara cepat sebagai persediaan. Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik khusus tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Hal tersebut dapat dijelaskan dari beberapa pendapat antara lain : Menurut Zaki Baridwan ( 1999 ; 150 ). Dalam perusahaan dagang
hanya ada satu persediaan yaitu barang dagangan (merchandise inventory), sedangkan dalam perusahaan manufaktur jenis persediaannya sebagai berikut;
12
1.
Bahan baku dan penolong
Bahan baku adalah barang - barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah cepat dapat diikuti biaya. Sedangkan bahan penolong adalah barang - barang yang juga menjadi bagian dan produk jadi tetapi jumlahnya relati kecil atau sulit diikuti biaya. 2.
Supplies pabrik Adalah barang - barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses
produksi. 3.
Barang dalam proses
Adalah barang - barang yang sedang dikerjakan ( diproses ) tetapi ada tanggal neraca barang - barang tadi belum selesai dikerjakan. 4.
Produk selesai Adalah barang - barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses
produksi dan menunggu saat penjualannya. Sedangkan menurut Earl K. et al. ( 2004 : 654 ), jenis persediaan dapat dibedakan menjadi : 1.
Bahan baku Adalah barang - barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses
produksi sebagian bahan baku diambii langsung dari sumber aslinya, namun lebih sering bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok. Misalnya : kertas bebas asam.
2.
Barang dalam proses
13
Adalah
bahan
membutuhkan
-
bahan
yang
telah
pengerjaan
lebih
lanjut
diproses
namun
masih
dapat
dijual.
sebelum
Persediaan terdiri dari tiga (3) komponen biaya, yaitu : a. Bahan
baku
langsung
adalah
biaya bahan
baku
yang
secara
Iangsung dapat diidentifikasikan dalam barang yang diproduksi. b. Tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang secara
langsung dapat difdentifikasikan dengan barang yang diproduksi. c. Overhead
pabrik
adalah
bagian
dari
overhead
pabrik
yang
dibebankan atas barang yang diproduksi. 3.
Barangjadi
Adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual, setelah produk selesai diproduksi, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi di transfer dari akun persediaan barang dalam proses ke akun persediaan barangjadi.
Dari pendapat - pendapat di atas, dapat disimpulkan persediaan
dapat dibedakan menurut jenisnya dilihat dari bentuk perusahaannya, yaitu sebagai berikut:
1.
Perusahaan
manufakture
persediaannya : a. Bahan mentah b. Barang dalam proses c. Barangjadi
(
indusin
utau
pahnkan
),
jenis
14
2.
Perusahaan dagangjenis persediaannya : a. Barangjadi b. Barang konsinyasi
C. Sistem Pencatatan Persediaan
Pencatatan memegang peranan penting dalam sistem pencatatan
persediaan, karena pencatatan merupakan bentuk dokumentasi tertulis dari suatu
transaksi
yang
akan
memberikan
informasi
untuk
perusahaan
masalah dalam pengelolaan persediaan.
Di samping itu berguna pula dalam membantu kegiatan yang
dilakukan manajemen untuk mempermudah pekerjaannya menjadi efektif dan eftsien berdasarkan laporan yang tersusun dengan baik dan relevan.
Menurut K. Fred Skousen ( 2001: 364 ), ada dua metode untuk mengetahui kuantitas persediaan yang belum terjual pada akhir periode yaitu : 1. Sistem periodik ( berkala )
Adalah suatu sistem akuntansi untuk persediaan yang harga pokok
penjualan ditentukan dan persediaan dikoreksi pada akhir periode akuntansi bulan pada saat persediaan tersebut dibeli. 2. Sistem perpetual ( metode buku ) Adalah sistem akuntansi untuk persediaan yang merinci Catalan dari jumlah unit dan biaya darai setiap transaksi pembelian dan penjualan yang dibuat selama periode akuntansi.
15
Dalam metode sistem perpetual ini terdapat beberapa karakterisitik, diantaranya adalah :
a.
Pembelian barang dagangan untuk dijuai atau pembelian bahan baku untuk produksi didebet ke persediaan dan bukan ke pembelian.
b.
Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian dicatat dalam persediaan bukan dalam akun terpisah.
c.
Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet
akun harga pokok penjualan, dan mengkredit persediaan. Dari penjelasan diatas didapat bahwa pemakai metode ini jauh lebih menguntungkan dari pada pemakaian periodik, karena dengan metode ini harga pokok penjualan dapat diketahui sewaktu - waktu bila
dibutuhkan. Metode perpetual ini merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yang dapat membantu memudahkan penyusunan dan
laporan keuangan , juga dapat digunakan untuk mengawasi barang barang dalam gudang.
D. Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
Dalam penentuan harga pokok persediaan ini terdapat tiga metode
yang umum digunakan untuk mengalokasikan biaya produk kepada barang yang dijuai, yaitu : 1.
Metode First In First Out ( FIFO )
16
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang akan digunakan ( untuk perusahaan manufaktur ) atau dijual (untuk perusahaan dagang ), sehingga harga pokok barang yang digunakan akan dibebani dengan harga satuan pembelian yang
mula - mula dibeli, sedangkan persediaan akhir akan dinilai dengan harga satuan pembelian yang terakhir. Penggunaan
metode
ini
mempunyai
keuntungan
dan
kelemahannya, antara lain : a.
Keuntungannya adalah persediaan akhir mencerminkan nilai akurat
karena dinilai dengan harga satuan yang terakhir masuk.
b.
Kelemahannya adalah kurang mencerminkan laba operasi berjalan, karena penghasilan dibandingkan dengan biaya lama ( oldest cost).
Dalam metode FIFO, harga pokok dari pembelian bamg persediaan terakhir akan dilaporkan dalam neraca sebagai persediaan. Jadi dalam hal ini persediaan dalam neraca akan mencerminkan harga pokok mendekati harga ganti
(replacement cost ). Sedangkan harga pokok
pembelian terdahulu yang mula - mula terjadi akan dibebankan ke harga pokok penjualan dalam laporan laba - rugi (income statement). Apabila digunakan metode FIFO, dalam masa kenaikan harga (inflasi), maka terdapat kecendrungan untuk terlalu membesarkan laba,
karena biasanya perusahaan akan terus menaikan harga jualnya, padahal persediaan yang terjual tersebut dibelinya dengan harga yang lebih rendah sebelum harga naik.
17
2.
Metode Last In first Out ( LIFO )
Metode ini adalah merupakan kebalikan dari metode FIFO yang mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli merupakan barang yang pertama kali digunakan atau dijual, harga pokok barang yang
digunakan atau dijual akan dibebani dengan harga satuan yang terakhir masuk, sedangkan barang yang belum terjual akan dinilai dengan harga satuan pembelian pertama masuk.
Penggunaan
metode
ini
mempunyai
keuntungan
dan
kelemahannya, antara Iain :
a.
Keuntungannya adalah mencerminkan laba operasi berjalan karena
penghasilan yang diperoleh ditandingkan dengan biaya saat ini (current cost).
b.
Kelemahannya adalah mencerminkan nilai persediaan akhir yang tidak mutakhir karena dinilai dengan harga satuan pembelian yang mula - mula masuk tidak memberikan arti saat ini apabila harga satuannya menrngkat tajam.
Karena daiam metode LIFO harga pokok terakhir memperoleh
persediaan barang adalah harga pokok yang akan dibebankan sebagai
harga pokok penjualan, maka dalam keadaan harga - harga cenderung meningkat ( inflasi ), harga pokok paling mutakhir yang sudah tinggi atau naik harganya akan dipertemukan dengan harga jual yang paling
mutakhir yang tinggi harganya pula. Begitu juga dalam keadaan harga cenderung menurun (deflasi\ harga jual paling mutakhir yang sudah
turun harganya. Jadi dapat dikatakan penerapan metode FIFO dalam keadaan
inflasi
dan
deflasi
tetap
akan
memberikan
gambaran
pendapatan yang relitis dan wajar.
Pada metode ini, persediaan barang dalam neraca dinilai dengan harga pokok yang mula - mula terjadi, sehingga dalam keadaan inflasi nilai persediaan dalam neraca akan dinyatakan dengan harga pembelian yang lama ( rendah harganya ) dan tidak mutakhir, sebagaimana telah dijelaskan di atas. Pada keadaan deflasi, nilai persediaan dalam neraca akan dinyatakan dengan harga pembelian yang lama (tinggi harganya ) dan juga tidak mutakhir. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan metode LIFO dalam inflasi nilai persediaan yang tercantum dalam neraca tidak
mencerminkan nilai persediaan yang logis dan sewajamya pada tanggal neraca.
3.
Metode Harga Pokok Rata - Rata {Average Cost Metohd) Metode
ini
menggunakan
suatu harga
pokok
tunggal
yang akan
digunakan untuk menghitung harga pokok barang yang dijual atau yang masih ada dalam persediaan.
Metode
ini
bersifat
netral
terhadap
penentuan
pendapat
maupun
penialian persediaan akhir dineraca, karena tidak membandingkan biaya sekarang dengan penghasilan dan tidak pula mencerminkan penilaian persediaan dengan harga saat ini. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang - barang yang
dipakai untuk produksi atau dijual atau dibebani dengan harga pokok
rata - rata, untuk persediaan akhir juga dengan harga pokok rata - rata.
Untuk menentukan harga pokok rata -rata ini dapat di tempuh dengan beberapa cara, yaitu :
a.
Dengan
tidak
perhitungan
memperhatikan
rata
-
rata
kuantitas
sederhana
atau
tak
dikenal
sebagai
tertimbang
{simple
unweighted average). Dalam metode ini rata - rata dihitung tanpa di perhatikan besarnya partai barang masing - masing, metode ini dirasakan tidak memuaskan dan hanya dapat digunakan dalam
prakteknya apabila barang - barang yang dibeli dalam tiap - tiap partai adalah sama atau kira - kira sama. b.
Dengan
memperhatikan
kuantitas
atau
rata -
rata
tertimbang
{weighted average ) yang dalam hal ini ada pada pula variasinya,
yaitu: 1)
Secara sederhana ( simple weight average ) yang biasanya
ditentukan pada akhir suatu periode. Metode ini disebut juga end of period weighted average, karerta dalam metode ini harga
rata
-
rata
dihitung
pada
akhir
periode
yang
bersangkutan. 2}
Secara bergerak ( moving weighted average ) yang ditentukan
selama periode berjalan yaitu setelah
penerimaan barang.
Metode ini disebut juga during the period weighted average, karena harga rata - rata dihitung sepanjang suatu periode.
20
E. Metode Harga Pokok atau Harga Pasar Yang Lebih Rend ah Menurut ( Kieso et ai. 2002 : 508 ) pada umumnya persediaan dinilai dan dinyatakan dineraca sebesar harga pokok atau harga perolehan, tetapi dalam keadaan tertentu, misalnya karena kerusakan fisik, susut, perubahan tingkat harga atau sebab-sebab lain, persediaan dinilai pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar ( lower of cost market ). Apabila persediaan dinilai berdasarkan harga terendah antara harga pokok dan harga pasar, maka harga pokok persediaan dibandingkan dengan harga pasarnya. Harga yang terendah diantara keduanya, dipitih untuk penilaian dan digunakan untuk penyajian dilaporan keuangan. Pada dasarnya, yang dimaksud dengan harga pasar adalah harga untuk mengganti barang yang bersangkutan pada tannggal persediaan, kadang-kadang istilah untuk ini adalah nilai ganti persediaan. Agar lebih
praktis, harga pasar biasanya diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh perusahaan pada tanggal neraca apabila dibeli sejumlah tertentu dari sumber yang biasa didapat. Ada tiga prosedur yang dapat digunakan untuk mencatat aturan harga pokok yang lebih rendah. 1. Metode pengurangan persediaan langsung, dimana kerugian penurunan
harga persediaan tidak dilaporkan tersendiri. 2. Metode pengurangan persediaan langsung, dimanan hanya kerugian penurunan harga persediaan akhir yang dilaporkan tersendiri.
3. Metode cadangan persediaan-persediaan, di mana kerugian penurunan harga persediaan awal dan akhir dilaporkan.
2!
F.
Pclaporan Persediaan
Saiah satu manfaat di adakannya pencatatan akuntansi perediaan adalah
menghasilkan
laporan
yang
berguna
bagi
para
pengambil
keputusan, mudah dipahami dan disediakan tepat pada waktunya. Hal
Iain
yang
dimaksud
adatah
agar
informasi
Persediaan
diikhtisarkan menurut tanggung jawab dan diukur terhadap sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Data persediaan biasanya berjumlah
banyak, sehingga ada baiknya untuk membuat ikhtisar informasi da dalam kebanyakan hal menggunakan cara pelaporan yang hanya melaporkan
penyimpangannya saja, yang terkadang juga bisa menyisipkan tabel persediaan itu sendiri. Beberapa contoh dari sekian iaporan keuangan untuk persediaan diantaranya :
1. Ikhtisar persediaan menurut katergori 2. Laporan analisa nilai persediaan 3. Laporan khusus tentang barang yang tinggi niiai per unitnya 4. Laporan tentang kelebihan atau kekurangan persediaan
Dalam PSAK No. 14 ( 2004 : 14.7 ), dijelaskan pula dalam bahwa laporan keuangan mengenai persediaan harus mengungkapkan : a.
Kebijakan
akuntansi
yang
digunakan
dalam
pengukuran
persediaan, termasuk rum us biaya yang dipakai.
b.
Total jumlah tcrcatat pcrscdiaan dan jumlah dalam nilai tercatat
c.
Jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebcsar nilai realisasi
menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan. bersih.
d.
e.
Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap pcnurunan nilai yang diakui sebagai penghasilan selama periode.
Kondisi atau
peristiwa
penyebab
persediaan yng diturunkan.
terjadinya
pemulihan
nilai
22
f.
Nilai tercatat persediaan yang diperuntukan sebagai jam in an kewajiban.
Fakta - fakta yang telah dicatat akan menjadi kurang berguna untuk
mengambil keputusan apabila tidak dilaporkan secara memadai sehingga laporan tersebut perlu didukung oleh ikhtisar laporan ataupun catatan laporan keuangan.
G. Akibat
Kesalahan
Pencatatan
Persediaan
Terhadap
Laporan
Keuangan
Dalam proses penilaian dan pencatatan persediaan mungkin saja terjadi kesalahan dalam proses perhitungannya, berikut inr akan drsajrkan
bentuk kesalahan pencatatan persediaan, serta pengaruhnya terhadap neraca
dan
laporan
laba-rugi
yang
merupakan
bagian
dari
laporan
keuangan. Untuk masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Persediaan akhir dinilai terlalu tinggi karena kesalahan perhitungan persediaan, kesalahan penetapan barang, atau barang yang bukan milik atau telah dijual termasuk dalam persediaan. Tahun
berjalan
:
dalam
perhitungan
sebelumnya penjualan sebab
diakui
dan
laba-rugi
tahun
harga
ini
pokok
itu laba kotor dan
penjualan
dalam
tahun
bentuk
penjualan,
oleh
laba bersih dinilai
terlalu tinggi sebesar laba kotor atas penjualan tersebut.
Sedangkan dalam neraca persediaan
dan ekuitas pemilik akan dinilai terlaJu tinggi.
23
Tahun berikutnya : dalam perhitungan laba-rugi persediaan awal dinilai terlaiu tinggi akan menyebabkan harga
pokok penjualan dinilai terlalu tinggi dan laba bersih terlalu rendah. 2.
Persediaan akhir dinilai terlalu rendah karena kesalahan perhitungan
persediaan, kesalahn penetapan harga ataun tidak memasukkan barang persediaan yang telah dibeli atau barang yang telah dikirim tetapi belum dijual.
H.
Pengertian Laba dan Pertumbuhan Laba 1.
Pengertian Laba
Laba adalah pengembalian atau return yang melebihi investasi. Menurut Henry Simamora ( 2000 : 25 ), pengertian laba adalah : Laba adalah merupakan kenaikan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari transaksi - transaksi sampingan atau insidentil dan
semua kejadian lainnya selama periode tertcntu, kecuali kejadian - kejadian yang berasal dari pendapat atau investasi oleh pemilik.
Kemudian menurut Sofyan Syafri H. ( 2002 : 60 ), pengertian laba adalah :
Laba adalah
naiknya
sifatnya insidentil dan transaksi
atau
nilai buka
kejadian
equity yang dari kegiatan
lainnya
yang
transaksi
yang
utama entity dan dari mempengaruhi
entity
selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.
24
"
Laba
dapat
herupa
pemherian
atau
hibah
yang
diterima
diperusahaan maupun dari penjualan atau pertukaran asset yang bukan inventory "
(TheodorusM. Tuanakota 2001 : 177).
" Laba adalah jumlah yang dihonsumsi tanpa menunggu modal, baik modal letap maupun modal kerja " ( Eldon S, Hendriksen 2001 : 143).
"Laba adalah selisih bersih antara pendapaian dan biaya atau
dikurangi selisih hasil pengukuran pendapaian, biaya dan rugi (Suwardjono 2003 : 53).
Selanjutnya menurut Zaki Baridwan ( 1999 : 31 ), pengertian laba adalah :
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi olch pemilik. Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
dalam
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Per 1 April 2004 adalah : Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran
kinerja sebagai dasar bagi ukuran Iain seperti imbalan investasi {return on investment) atau penghasilan per saham (earning per share). Unsur yang berkaitan dengan
pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.
Laba dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah aktiva (baik aktiva tetap maupun lancar) dimana dapat diperoleh melalui
25
modal sendiri ataupun melalui pinjaman (jangka pendek maupun jangka
panjang)
pemakaian
hutang
jangka
pendek
cenderung
menghasilkan keuntungan yamg lebih tinggi. Laba ini mempunyai beberapa komponen - komponen diantaranya, yaitu : a. Pendapatan ( income ) adalah arus masuk atau penambahan lain
atas
aktiva
kewajibannya
suatu atau
entitas
penyesuaian
kombinasi
penyerahan atau produksi
bagi
keduanya
atau yang
kewajiban berasal
dari
pemberi jasa atau aktivitas -
aktivitas lain merupakan operasi utama atau operasi inti
yang
berkelanjutan dari suatu entitas.
b. Beban ( Expenses ) adalah arus keiuar atau pemakaian lain aktiva terjadinya kewajiban atau kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan
atau
atau
produksi
barang
pemberi
jasa
atau
pelaksanaan aktivitas - aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas. c.
Keuntungan ( Gains ) adalah kenaikan ekuitas ( aktiva bersih )
yang berasal dari transaksi periferal ( menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan tidak merupakan hal yang utama atau inti )
atau insidentil pada suatu entitas dan dari semua transaksi lain dan kejadian serta situasi Iain yang mempengaruhi entitas kecuah yang dihasilakan dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian ( Losses ) adalah penurunan ekuitas ( aktiva bersih ) yang berasal dari transaksi periferal atau insidentil pada suatu entitas
26
dari semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi
entitas
kecuali
yang
dihasilkan
dari
beban
distribusi kepada pemilik.
2. Pengertian Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba menurut Zainuddin et.al (1999 : 72), adafah : " Pertumbuhan laba dihitung dari selisih laba tahun t dengan laba tahun t-1 dibagi laba tahun t-1". Perhitungan tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kenaikan atau penurunan laba dari suatu periode ke periode lain.