L1 LAMPIRAN
Pertanyaan wawancara ibu Chatrine Siswoyo 1. bagaimana strategi anda untuk meningkatkan brand awareness yang dimana ketika orang mendengar nama brand Philips mereka
juga bisa mengingat
produk Healthcare dan Consumer Lifestyle yang dijawab oleh ibu Chaterine Siswoyo adalah? 2. Sebagai seorang Corporate Communication Manager, menurut anda pribadi, apa yang menyebabkan rendahnya awareness masyarakat atas produk Healthcare dan Consumer Lifestyle? atau anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut? 3. Salah satu tujuan public relations adalah mendukung bauran pemasaran, yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana peran anda sebagai corporate communication manager untuk mendukung bauran pemasaran tersebut? 4. Apakah public relations pernah melakukan kolaborasi dengan marketing dari Health care dan Consumer Lifestyle untuk meningkatkan penjualan prod`uk dari sektor tersebut ? 5. seperti yang kita ketahui PR tools itu beraneka ragam, yang ingin saya tanyakan adalah, kenapa PT. Philips Indonesia tidak mengiklankan produk seperti Healthcare dan Consumer Lifestyle kemudian kenapa Sektor Lighting ada Kota Terang Hemat Energi, sedangkan sektor yang lain tidak ada yang sejenis Kota Terang Hemat Energi , kalau tidak ada apakah ada planning untuk membuat event khusus untuk Consumer Lifestyle dan Healthcare?
Pertanyaan wawancara Ibu Ella Viryananda 1. peran apa yang anda mainkan oleh seorang Country Internet Manager dalam PT. Philips Indonesia ini? 2. strategi apa saja yang telah anda lakukan/ tindakan apa yang telah anda lakukan sampai sekarang
untuk membangun kesadaran produk akan PT. Philips
Indonesia, terutama dalam kategori, Consumer Lifestyle dan Healthcare ?
L2 3. PT. Philips Indonesia mempunyai beberapa account Facebook yang terdiri atas Facebook Philips Indonesia, Avent, Self-expression dan Philips berbagi terang. Pertanyaan saya adalah, kenapa Healthcare tidak ada facebook tersendiri? 4. , berdasarkan pengalaman pebeliti sampai sekarang ini,
dalam melihat
perkembangan media sosial PT. Philips Indonesia, dapat dilihat bahwa begitu banyak prosedur sehingga menyebabkan keterlambatan dalam memberikan feedback kepada para penanya di account facebook dan , menurut anda apakah lebih baik , prosedur seperti itu di hilangkan? sehingga feedback tersebut dapat diberikan dengan cepat? apa pendapat anda?
Pertanyaan wawancara dengan ibu Maria Simanjuntak 1. seperti yang kita ketahui brand Philips itu lebih dikenal masyarakat Indonesia sebagai brand untuk produk Lighting daripada brand untuk produk Healthcare dan Consumer Lifestyle apa pendapat anda? Alasannya? 2. Pertanyaan kedua yang peneliti ajukan kepada ibu Maria Simanjuntak adalah, berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari ibu Chatrine Siswoyo, Philips mulai fokus untuk memperkenalkan produk Consumer Lifestyle dan Healthcare untuk10 tahun terakhir ini, menurut anda bagaimana peran public relations untuk mendukung sektor Consumer Lifestyle dalam usaha untuk meningkatkan awareness masyarakat atas produk dari sektor anda? 3. seperti yang kita ketahui Healthcare dan Lighting berhasil mencapai target pada Q1 sedangkan Consumer Lifestyle tidak berhasil mencapai target. Menurut anda yang merupakan salah satu bagian dari sektor tersebut, hal apa yang menyebabkan sektor Consumer Lifestyle tidak dapat mencapai target pada Q1? dan menurut anda bagaimana peran public relations dalam mendukung sektor Consumer Lifestyle pada Q1 ini? 4. public relations memiliki beberapa program, salah satunya adalah +Project. Apa tanggapan anda mengenai +Project tersebut dan bagaimana pendapat anda mengenai dampak yang diberikan +Project kepada sektor Consumer Lifestyle?
Pertanyaan dengan Bapak Teguh Purwanto 1. seperti yang kita ketahui brand Philips itu lebih dikenal masyarakat Indonesia sebagai brand untuk produk Lighting daripada brand untuk produk Healthcare
L3 dan Consumer Lifestyle apa pendapat anda mengenai pernyataan ini? Alasannya? 2. public relations memiliki beberapa program, salah satunya adalah +Project. Apa tanggapan anda mengenai +Project tersebut dan bagaimana
pendapat anda
mengenai dampak yang diberikan +Project kepada sektor Healthcare? 3. seperti yang dapat kita lihat bahwa Healthcare merupakan salah satu dari ketiga sektor PT. Philips Indonesia yang berhasil mencapai hasil yang memuaskan pada Quarter 1, menurut anda seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh public relations atas pencapaian tersebut? 4. berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari Mbak Chatrine, Philips mulai fokus untuk memperkenalkan produk Consumer Lifestyle dan Healthcare untuk 10 tahun terakhir ini. Menurut anda bagaimana peran public relations untuk mendukung sektor Healthcare dalam usaha untuk meningkatkan awareness masyarakat atas produk dari Healthcare selama 10 tahun terakhir ini? dan Apa saran anda untuk public relations PT. Philips indonesia, supaya bisa lebih mendukung sektor Healthcare dalam hubungan kerja sama untuk meningkatkan awareness maysarakat atas produk Healthcare?
Proses Wawancara dengan ibu Chatrine Siswoyo K
: bagaimana strategi anda untuk meningkatkan brand awareness
yang dimana ketika orang mendengar nama brand Philips mereka juga bisa mengingat produk Healthcare dan Consumer Lifestyle yang dijawab oleh ibu Chaterine Siswoyo adalah? CS
: Di Indonesia Philips itu kan e… memang dikenal sebagai brand
e…, diidentifikasikan sebagai brand yang langsung terkait dengan light bulb , which is not true .karena bisnis kita udah mulai berkembang dalam e… sepuluh tahun belakangan ini, sudah berembang e… ke ketiga sektor yaitu Lighting, Consumer Lifestyle dan juga
Healthcare. Ada beberapa strategi e…, salah
satunya adalah dengan mengintegrasikan ke dalam message yang kita komunikasikan ke publik, baik ke media, atau konsumen bahwa Philips itu adalah perusahaan diversivied company, dalam e… arti tidak apa….hanya berfokus pada satu bidang saja e… yang kedua kita memberikan e… beberapa program e.. kami apa … kami meluncurkan sebuah program yang namanya +
L4 project itu, + project itu e… kita.. kami intinya e… mengajak masyarakat untuk e… apa namanya… mengidentifikasikan challenges,
dan juga oppurtunity
dalam tiga tema. Tema tersebut dikaitkan kembali dengan ketiga bisnis sektor kami, jadi mulai dari situlah kami berharap masyarakat mulai mengerti bahwa Philips itu tidak hanya brand yang represent light bulb, juga Healthcare dan Consumer Lifestyle”
K
: Sebagai seorang Corporate Communication Manager, menurut anda
pribadi, apa yang menyebabkan rendahnya awareness masyarakat atas produk Healthcare dan Consumer Lifestyle? atau anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut? CS
: Kalau mengenai awareness e… masyarakat terhadap poduk
Consumer Lifestyle dan Healthcare masih termasuk limited, karena dalam hal ini Philips kan emang di lahirkan sebagai perusahaan lampu yang dilahirkan di Einhoven pada tahun 1891, dan itupun dari awalnya adalah lampu, dan tentu saja masyarakt tahu e… …. Philips memang e… apa namanya…, dalam produknya seperti Healthcare kembali lagi pada tahun 1940an, dimana kami termasuk salah satu perusahaan yang meng-invent X-ray, jadi e…. cuman e… apa namanya…. Philips masih belum mulai berfokus pada Healthcare sama Consumer Lifestyle. Philips baru mulai fokus 10 tahun ke belakang ini, maka dari itu kami ingin dikenal sebagai perusahaan inovasi teknologi yang bisa membantu improving peoples live.”
K
:Salah satu tujuan
public relations
adalah mendukung bauran
pemasaran, yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana peran anda sebagai corporate communication manager untuk mendukung bauran pemasaran tersebut?
CS
: kalau mengenai pemasaran itu tergantung pemasarannya apa ya,
make sure that everything is align to our brand e.. and our brand it need should be expose in any event, its basicly my job e.., im not really responsible for the marketing, because its not the
public relations is about, so basicly yang dari
corporate communication lakukan adalah making sure that in all marketing
L5 activity event yang berkaitan dengan media terutama atau stakeholder kita masih dalam satu guideline untuk brand kita”
K
: Apakah
public relations pernah melakukan kolaborasi dengan
marketing dari Health care dan Consumer Lifestyle untuk meningkatkan penjualan produk dari sektor tersebut ? CS
: “Untuk berkolaborasi tentu saja, karena dalam hal ini salah satu
tugas dari public relations adalah mendukung program – program marketing, tapi bukan dalam penjualannya tetapi lebih mengenai bagaimana kita mengenalkan Brand Philips
dan dikaitkan dengan produk tersebut. terus
penjualan ya bukan e… , kami tidak melakukan itu.”
K
:seperti yang kita ketahui PR tools itu beraneka ragam, yang ingin
saya tanyakan adalah, kenapa PT. Philips Indonesia tidak mengiklankan produk seperti Healthcare dan Consumer Lifestyle kemudian kenapa Sektor Lighting ada Kota Terang Hemat Energi, sedangkan sektor yang lain tidak ada yang sejenis Kota Terang Hemat Energi , kalau tidak ada apakah ada planning untuk membuat event khusus untuk Consumer Lifestyle dan Healthcare? CS
: “Seperti yang kita ketahui PR tools itu beraneka ragam, karena
begini, sebenarnya kami mengiklankan kayak Consumer Lifestyle, tapi kami tidak mengiklankan di televisi, tetapi kami mempunyai iklan - iklan banyak di media, sedangkan kenapa Healthcare kami tidak terlalu mengiklankan di media, itu karena e… target audiens kami kan berbeda, dalam arti e…. ketika kita ingin reaching certain target audiences, we use that specific channel yang bisa reaching out to them, yang gak melulu mengenai iklan, jadi ya misalnya mengadakan seminar, terus mengundang ahli radiologi untuk memperkenalkan Philips itu sendiri, memperkenalkan produk produk Philips, seperti itu, jadi tidak melulu mengenai iklan.”
L6 Proses Wawancara dengan ibu Ella Viryananada K
: peran apa yang anda mainkan oleh seorang Country Internet
Manager dalam PT. Philips Indonesia ini? EV
:
Country Internet Manager itu basicly,
dia yang akan meng-
overview dan memanage semua digital access di perusahaan, kalau kita lihat digital access itu apa saja, yang satu website itu sudah pasti, sekarang memang lagi merupakan seperti Facebook,Twitter
kedua yang
consumer heaven itu ada di sosial media
Youtube e.. dan lain sebagainya. Okay… Nah
perannya disini adalah bagaimana channel-channel yang ada itu, digunakan untuk mensupport bisnis PT. Philips Indonesia seperti itu, nah kalau kita melihat bisnis Philips dari sisi apanya, kalau di website itu pasti product information, begitu orang meilhat produk Philips atau apa mereka ingin mengenal Philips
mereka akan datang ke website
produknya and then
mereka
akan melihat
how to drive the conversion, konversi ini darimana?
Misalnya kita mau ukur e.. apa … klik ke dealer locater, artinya mereka ada intention to buy dikarenakan mereka
ingin menemukan produk ini secara
offline dimana? Digital access seperti itu yang kita manage untuk supaya drivenya adalah ke bisnis termasuk juga di social media. Fungsinya dari sosial media itu apa? satu kita connect dengan target audience atau consumer, kemudian kita pasti melakukan engagement dengan mereka, mereka akan menganggap kita as a brand. Kita menyediakan content-content yang relevan untuk mereka, mulai dari product information ditempat untuk mereka connect secara digital, bila mereka mempunyai pertanyaan, yang tidak kalah penting adalah bagaimana menengage mereka sebagai consumer kita untuk arahnya adalah ke bisnis kita, setelah mereka merasakan produk ini, dia akan berpikir saya beli dari phiilips kemudian dengan support seperti ini, informasi yang lebih banyak itu akan m emudahkan atau memotivasi mereka untuk membeli produk Philips lainnya. Bila mereka memang preferred dengan apa yang telah kita bangun dan bisa jadi lebih preferred dengan Philips maka mereka akan menjadi brand ambassador , misalnya seperti itu . itu beberapa secara singkat apa sih yang dilakukan oleh Country Internet Manager.” Kira-kira dapat ya jawabannya?
L7
K
: Strategi apa saja yang telah anda lakukan/ tindakan apa yang telah
anda lakukan sampai sekarang untuk membangun kesadaran produk akan PT. Philips Indonesia, terutama dalam kategori, Consumer Lifestyle dan Healthcare? EV
: “Visibility yang juga tidak kalah dengan Lighting adalah, kalau di
web itu sendiri ada yang namanya cross kategori, misalnya website tersebut
kalau melihat di
begitu kita klik produk langsung semua produk ada disitu.
Mulai dari Lighting , Consumer Lifestyle dan semuanya all about Philips ada disana, dan tentu saja Healthcare, itu merupakan sisi dari website. Kemudian dari sisi sosial media channel misalnya kita juga melakukan yang namanya bukan cross campaign artinya visibility dari sektor lain ada disana, misalnya kalau kita lihat di Facebook Lighting disana ada link juga untuk Facebook Consumer Lifestyle baik itu avent , shaver maupun Domestic appliences ada interlink visibility dan connection antar sektor itu kita manage juga. Nahh yang terakhir, Terakhir itu kalau kamu pernah dengar, yang sekarang kita lagi persiapkan adalah + project . program itu lebih seperti brand campaign supaya Philips ingat as a brand , mereka mendapatkan mendapatkan perceive yang total yang complete
bahwa Philips itu
didalamnya ada Consumer Lifestyle
bukan hanya Lighting tapi
dan ada Healthcare juga, itu lah yang
digarap dari the + project, yaitu untuk mengintegrasi atau menjahiti 3 sektor ini menjadi satu in term of digital di Philips, misalnya presence Lighting disosial media juga lebih kuat, mereka sudah memulai duluan dengan dengan fanspage yang lebih banyak dengan activites yang lebih banyak dan tentunya didukung dengan budget yang lebih besar, tapi artinya Consumer Lifestyle jaraknya tidak boleh terlalu jauh dengan Lighting. Tahun lalu untuk Consumer Lifestyle itu hanya ada 2 kategori e.. , yang punya sosial media presence itu untuk mother and child care which is avent dan yang kedua itu untuk male grooming which is itu shaver yang Philips self self expression itu, tahun ini kita baru launch juga untuk kategori Domestic Appliences, itu baru ditahun ini.”
L8 K
: PT. Philips Indonesia mempunyai beberapa account Facebook yang
terdiri atas Facebook Philips Indonesia, Avent, Self-expression dan Philips berbagi terang. Pertanyaan saya adalah, kenapa Healthcare tidak ada facebook tersendiri? EV
: Jawaban dari nomor tiga ini sudah saya jawab pada nomor dua
tadi, kemudian kalau mengenai Facebook tersebut juga di diperkuat dengan fungsinya sosial media ini sendiri ada di sana untuk mendukung bisnis sektor Consumer Lifestyle dan Lighting , jadi berbagai aktivitas juga sedang kita coba untuk merencanakan, kita mencoba untuk menjahit dan mensupport ketiga sektor ini, misalnya activities di facebooknya Domestic Appliences
itu juga
ada product show case , link untuk ke e-commerce, rencana ini lagi tahap persiapan tetapi masih belum launch namun ide tersebut sudah ada, yaitu untuk meng-connect consumer brand dan juga akses ke produk yaitu melalui ecommerce dari digital activationnya, kalau dari sisi web sendiri memang tidak ada bedanya antara Consumer Lifestyle, Healthcare dan Lighting. Semua produk update, semua informasi kita perlakukan sama dan itu dijawab supaya selalu update, jadi tidak ada yang mana porsinya lebih besar , karena semua informasi harus ada disana dan terupdate. Sementara untuk Healthcare sosial media untuk saat ini bisa dikatakan memang belum e.. , tetapi dari corporate level kita bawanya lebih ke linkedin , kalau di linkedin itu lebih bersifat B to B yaitu business to business,
sementara social media
seperti Facebook dan
Twitter itu lebih kepada B to C yaitu business to consumer.”
K
: berdasarkan pengalaman pebeliti sampai sekarang ini,
dalam
melihat perkembangan media sosial PT. Philips Indonesia, dapat dilihat bahwa begitu
banyak
prosedur
sehingga
menyebabkan
keterlambatan
dalam
memberikan feedback kepada para penanya di account facebook dan , menurut anda apakah lebih baik , prosedur seperti itu di hilangkan? sehingga feedback tersebut dapat diberikan dengan cepat? apa pendapat anda? EV
: disitu sebenarnya ada kebutuhan untuk stakeholder, atau pemilik
platform tersebut untuk intouch disana sehingga jawaban bisa diberikan lebih cepat, karena informasi datang dari pihak pertama, tapi pada kenyataannya
L9 resource untuk melakukan itu tidak ada, hal itu menandakan adanya gap antara brand social media, kemudian supervisor atau manager untuk mengelolah social media, jadi kurang lebih apa yang menyebabkan terlambat adalah, ketersediaan informasi untuk menjawab itu , bisa disebabkan oleh akses kepada informasi atau sumber informasi, pihak pertama itu tidak bisa cepat didapatkan dan dua
knowledge dari
orang yang mengurusi
social media
memang tidak sejauh dari yang ditanyakan , kurang lebih itu. Jadi sebetulnya bukan karena prosedur tetapi lebih dikarenakan oleh operation dalam operasi sehari-hari untuk bisa memberikan jawaban. Alasan kenapa proses menjawab menjadi agak lama adalah karena kita tidak bisa menjawab dengan menjawab yang tidak valid , karena lebih baik telat dan jawaban benar daripada jawab cepat tapi salah.
Proses Wawancara dengan ibu Maria Simanjuntak K
: Seperti yang kita ketahui brand
Philips itu lebih dikenal masyarakat
Indonesia sebagai brand untuk produk Lighting daripada brand untuk produk Healthcare dan Consumer Lifestyle apa pendapat anda? Alasannya? MS
: Mungkin kalau ini ditanyakan untuk lima tahun yang lalu saya setuju, tetapi
jika ditanyakan untuk akhir-akhir ini saya kurang setuju. Karena kalau misalnya orang ingat brand Philips itu bukan hanya ingat bola lampu tetapi mereka akan mengingat setrikaan dan blender juga dan kebetulan memang untuk produk setrika dan blender itu kita mendapat TOP Brand Award jadi consumer awareness e.. untuk blender dan setrika e.. specifically untuk dikategori Consumer Lifestyle sudah lumayan tinggi awarenessnya. Apa namanya… Sektor Lighting lebih dikenal masyarakat sebagai produk dari brand Philips karena memang sektor tersebut yang start pertama kali di Indonesia dan mereka juga mempunyai budget yang cukup e... karena penjualannya dari sektor Lighting memungkinkan sektor tersebut untuk advertise di televisi, media hal itu yang mendorong mereka e…, sedangkan kalau sektor Consumer Lifestyle specifically di Domestic Appliences khususnya e… seperti setrika, blender itu memang karenae… kita punya kegiatan below the line yang cukup banyak, kita mengadakan demo-demo approaching
secara langsung
kepada community ibu-ibu segala macam, akhirnya dengaan approaching tersebut
L10 produk kita tersebar melalui mulut ke mulut, word of mouth ya. Saat ini untuk setrika dan blender kita masih nomor satu berdasarkan data market share dan juga kita dapat Top Brand award untuk kedua kategori tersebut, yai itu ya, saya sudah bilangjadi, saya setuju jika itu lima tahun yang lalu, tetapi akhir-akhir ini orang sudah mulai aware dengan blender dan setrika dan mixer".
K
: Pertanyaan kedua yang peneliti ajukan kepada ibu Maria Simanjuntak
adalah,
berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari ibu Chatrine Siswoyo,
Philips mulai fokus untuk memperkenalkan produk Consumer Lifestyle dan Healthcare untuk10 tahun terakhir ini, menurut anda bagaimana peran
public
relations untuk mendukung sektor Consumer Lifestyle dalam usaha untuk meningkatkan awareness masyarakat atas produk dari sektor anda? MS : Mungkin yang bisa saya lihat peran dari public relations , sebelum itu saya akan menjelaskan sesuatu terlebih dahulu, proses ini kurang berjalan dengan baik dikarenakan oleh budget ATL kita yang terbatas untuk
memasang iklan
secara terus - menerus sehingga hal itu sangat tidak memungkinkan, unlike rekan kita Lighting gitu ya. rolenya dari mempublikasikan
public relations itu
produk kita seperti produk-produk baru
masyarakat banyak, itu merupakan lah salah satu keuntungan tetapi
adalah membantu kepada media
dan
yang kami peroleh
kalau beriklan itu orang hanya bisa melihat feature dari produk produk
Consumer Lifestyle, tetapi
dengan peran dari public relations tersebut dapat
memungkinkan media untuk meng-cover aplikasi pemakaian produk kami berupa test and review lah ya di media - media. Pada dasarnya a orang juga pingin melihat produk tersebut diaplikasikan dan bukan nya hanya feature dan
highlight saja,
tentunya kita mau highlight yang bagus – bagus sehingga dengan adanya publisitas ini bisa menjadikan kami lebih objektif.”
K
: Seperti yang kita ketahui Healthcare dan Lighting berhasil mencapai target
pada Q1 sedangkan Consumer Lifestyle tidak berhasil mencapai target. Menurut anda yang merupakan salah satu bagian dari sektor tersebut, hal apa yang menyebabkan sektor Consumer Lifestyle tidak dapat mencapai target pada Q1? dan menurut anda
L11 bagaimana peran public relations dalam mendukung sektor Consumer Lifestyle pada Q1 ini? MS : Sebenarnya ada banyak hal yang mendukung untuk mencapai target, dan tentunya bukan hanya karena marketing program atau karena sales program yang tidak berjalan dengan baik tetapi
ada juga masalah-masalah internal-internal yang
tidak bisa saya utarakan disini. Sekali lagi yang menyebabkan sektor Consumer Lifestyle tidak mencapai target bukan karena marketing program dan sales kita tidak running well maksudnya produk dari Consumer Lifestyle terdistribusi dengan baik dan sesuai harapan masyarakat tetapi ada internal-internal problems karena belum ada kesepakatan kita dengan distributor, marketing program kita tidak berjalan
lebih dari itu bukan karena
dengan baik atau berkurangnya …
apa….animo masyrakat terhadap produk kita, jadi so far sales throughnya itu ada sale in yaitu jualan kita ke distributor dan ada sales through yaitu jualan distributor ke konsumen sale throughnya berjalan dengan baik
begitu juga dengan selling
amount dan consumer acceptance. Kesimpulannya hal yang menyebabkan sektor kami tidak dapat mencapai target pada Q1 ini adalah lebih kepada masalah internal, karena memang masalah kita ada sama distributor. Kalau mengenai kinerja public relations untuk 10 bulan ini , sebenarnya kita yang lebih menghambat pergerakan public relations untuk melakukan kegiatan pada sektor kami, karena kita tahu masalah yang sedang kita hadapi adalah masalah internal yaitu antara kami dengan distributor yang sampai sekarang masih belum terselesaikan. Takutnya kalau kita sudah heboh melalui kegiatan yang dilakukan oleh public relations tetapi produk tidak didistribusikan dengan baik dan sebagainy, hal tersebut akan menjadi problems karena begitu produk tersebut dipublikasikan ke media dan sebagainya, supposely produk kita harus ada di pasaran betul? mau bagaimana consumer akan terima bila mereka sudah melihat publisitas yang dilakukan oleh public relations melalui media tetapi mereka tidak dapat menemukan produk tersebut di pasaran? Tentunya mereka akan kecewa. Kesimpulannya adalah pada Q1 memang sektor Consumer Lfiestyle yang menghambat pergerakan dari public relations tersebut.”
L12 K
: Public relations memiliki beberapa program, salah satunya adalah +Project.
Apa tanggapan anda mengenai +Project tersebut dan bagaimana pendapat anda mengenai dampak yang diberikan +Project kepada sektor Consumer Lifestyle? MS
: Niat dari aktivitas ini sebenarnya baik, tujuannya adalah bagaimana +
project untuk Consumer Lifestyle yang berupa Chef Goes to School. Pada program ini kita mau mengajari food seller mengenai bagaimana cara untuk menyajikan makanan yang baik dan juga orang tua mengenai bagaimana caranya supaya mereka lebih waspada terhadap makanan yang dimakan oleh anak- anak mereka di sekolah itu seperti apa. Sebaiknya orang tua juga dapat memungkinkan anak – anak mereka untuk membawa makanan sendiri dari rumah, hal tersebut lebih baik di ajarkan dari sedini mungkin kepada mereka sehingga anak – anak dapat mengetahui bahwa makanan yang sehat itu seperti apa dan merkea jatidak hanya bisa memilih makananmakaan yang tidak sehat. Program ini seharusnyat idak hanya dilakukan sekali atau dua kali tetapi program ini harus bersifat continuous dan perlu sustainability harus dijaga, supaya program tersebut dapat reaching more people untuk lebih sadar akan makanan yang sehat. Sebenarnya bagus program ini bseserta dampaknya terhadap bisnis kita , seperti ketika orang yang ikut serta dalam program ini mereka akan menjadi sadar untuk perlu minum jus setiap hari, misalnya dengan menjadikan Philips juicer sebagai solusinya ataupun dengan air fryer dari Philips mereka dapat menikmati makanan fried food without oil atau perlu juga
untuk mengukus
makanan-makanan dengan alat berupa food steamer, long term dari program ini menurut saya dapat memberikan dampak yang baik, tetapi perlu konsistensi untuk menjalankan program ini secara berkala, dan sebaiknya program ini bukan hanya dilakukan di sekolah - sekolah saja, tetapi alangkah baiknya bila orang – orang dapat mengakses media internet untuk melihat isi dari acara tersebut, tetapi baru beberapa persen sih sebenarnya pengaruh internet ini. Jadi saya masih belum bisa megutarakan sekarang, tetapi so far karena program ini begitu kita launching kita juga ada follow up survey terhadap program tersebut dari tiga bulan setelah acara berlalu, yaitu sejak bulan September setelah kita melaunching program ini kita memberikan edukasi kepada food seller, parents,
teacher dan juga anak-anak
mengenai cara membuat makanan yang sehat dan cara untuk menyajikannya, setelah 3 bulan kita menemukan bahwa ternyata banyak food seller yang sudah berganti menu - menu makanan mereka menjadi lebih variasi begitu juga dengan
L13 minumannya,
walaupun anak-anak cenderung tidak memlih makanan tersebut,
mungkin dikarenakan mereka masih tergiur dengan makanan seperti chiki dan segala macam dan minuman yang berwarna-warni, sebenarnya si food seller sudah mulai menyajikan jus buah dan oleh karena itu kami sangat appreciate”.
Proses Wawancara dengan Bapak Teguh Purwanto
K
: Seperti yang kita ketahui brand
Philips itu lebih dikenal masyarakat
Indonesia sebagai brand untuk produk Lighting daripada brand untuk produk Healthcare dan Consumer Lifestyle apa pendapat anda mengenai pernyataan ini? Alasannya? TP : Saya setuju, kalau memang brand daripada Philips ini sekarang adalah Lighting, jadi ketika orang melihat Philips pasti ingatnya Lighting. Taglinenya yang orang ingat pasti terus terang – terang terus yang notebene itu adalah brandnya Lighting. Hal tersebut tentu saja bisa dipahami
karena
sejak awal Philips di
Indonesia ini memang bergerak di bidang Lighting ia kan…, terus kemudian second brand dari Philips adalah di bidang audio sebenarnya atau domestic Appliances. Sebenarnya Healthcare sendiri masih banyak orang tidak terlalu aware
bahwa
Philips itu punya Healthare. Pada tahun 2005/2006 baru terjadi ada tiga sektor pada saat itu kami melakukan simplifikasi, dari situlah Healthcare melakukan branding, bahwa Philips itu ada sektor Healthcarenya. nah itu kan diubah dengan adanya Philips itu sebagai sebuah perusahaan
health and well being. Dari disitu lah
merupakan asal usul sebenarnya kemudian kenapa Healthcare muncul.
K
: Public relations memiliki beberapa program, salah satunya adalah +Project.
Apa tanggapan anda mengenai +Project tersebut dan bagaimana pendapat anda mengenai dampak yang diberikan +Project kepada sektor Healthcare? TP
: +Project itu bagus Pertama, ini merupakan program pertama setahu saya
yang melibatkan masyarakat untuk memberikan effort, kontribusi, dan ide untuk
L14 menentukan seperti apa +project ini, acaranya seperti yang saya lihat itu adalah Spot It Your Self, event itu sangat fenomenal. Menurut saya itu adalah sebuah event yang menarik jadi memang + project ini bisa menjadi salah satu.tools bagi kita untuk melakukan komunikasi kepada masyarakat karena apa, karena dengan + Project ini kita melakukan engage kepada masyarakat, kita memberikan platform supaya orang bisa jump in, berkontribusi nah itu yang menarik dari + Project itu.”
K
: Seperti yang dapat kita lihat bahwa Healthcare merupakan salah satu dari
ketiga sektor PT. Philips Indonesia yang berhasil mencapai hasil yang memuaskan pada Quarter 1, menurut anda seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh public relations atas pencapaian tersebut? TP bisnis,
: Kembali lagi public relations itu punya objektif yang berbeda dengan public relations itu
kalau saya bilang
dia memberikan
environment,
memberikan sebagai bisnis enable, dengan public relations yang baik kita bisa bekerja dengan nyaman, komunikasi kita lancar kepada masyarakat begitu. Jadi kalau kita mesti mengkuantifikasi peran public relations per quarter, menurut saya itu agak susah. Pada dasarnya kita menyadari bahwa perannya
public relations
besar, bagaimanapun bila kita diminta untuk mengukur itu menurut saya agak sulit, tetapi yang jelas kita bisa melihat bahwa in this last five years, saya bisa merasakan ada perubahan engagement dengan stakeholders, seperti pemerintah, customer, akademisi itu ada perubahan. Justru itu role dari public relations, jadi kalau dalam beberapa tahun terakhir itu ada perubahan menjadi lebih baik, tetapi kalau kita kita mesti
mengkuantifikasi peran public relations per quarter, menurut saya itu agak
sulit ya karena public relations sendiri kegiatannya kan juga tidak bisa per kuarter. Itu seperti orang sedang menanam
pohon-pohon besar
sekali tanam mungkin
tumbuhnya beberapa tahun lagi, tetapi kalau bisnis kan orang lebih bisa tangible.
K
: Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari Mbak Chatrine, Philips
mulai fokus untuk memperkenalkan produk Consumer Lifestyle dan Healthcare untuk 10 tahun terakhir ini. Menurut anda bagaimana peran public relations untuk mendukung sektor Healthcare
dalam usaha untuk meningkatkan awareness
L15 masyarakat atas produk dari Healthcare selama 10 tahun terakhir ini? dan Apa saran anda untuk public relations PT. Philips indonesia, supaya bisa lebih mendukung sektor Healthcare dalam
hubungan kerja sama untuk meningkatkan awareness
maysarakat atas produk Healthcare? TP
: Betul lima sampai sepuluh tahun terakhir ini tentunya peran dari public
relations itu besar sekali. Jadi apa yang membedakan antara bisnis dalam arti disini adalah komersial dengan public relation, kalau bisnis itu straight forward apa yang saya lakukan hari ini supaya saya bisa mendapatkan penjualan, tetapi kalau public relations adalah bagaimana kita menjadi bagian dari masyarakat yang baik dan part of society yang baik
and its
public relations,
in the end of the day kita
mengharapkan dengan
public relations yang baik ada engagement baik dengan
semua stakeholders akan membuat perusahaan kita
mencapai tujuan
bisnis,
tentunya menjadi lebih cepat, gampang, efektif dan efisien. Jadi goalnya berbeda, saya melihat bahwa dalam kerangka itu memang lima sampai sepuluh tahun terakhir ini
kita cukup
banyak sekali melakukan
kegiatan yang bersifat
stakeholder
engagement, komunikasi kepada media massa kemudian melakukan kegiatan – kegiatan
yang kita sebutkan, misalnya
dialog dengan
masyarakat, praktisi,
akademisi nah itu yang dilakukan oleh public relations. Menurut saya hal tersebut sangat berpengaruh positif, karena dengan begitu masyarakat di industri kesehatan itu aware ternyata Philips itu ada di dunia kesehatan dan bisnis untuk kemudian mencapai tujuan – tujuan objektif.
mungkin mempermudah
L16
GAMBAR
Gambar 2.1 Model Alir Banyak-Tahap
Gambar 2.2 David Aaker The awareness Pyramid
L17
Gambar 2.3 Kerangka Teori
L18
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
L19
Gambar 3.1 Analisis data Kualitatif menurut Miles dan Huberman
Gambar 4.1 Logo Philips
L20
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
L21
Gambar 4.3 Foto email Now Jakarta
Gambar 4.4 Foto iklan advertorial
L22
Gambar 4.5 Foto iklan di majalah Sekar
L23
Gambar 4.6 Foto iklan di Kompasiana
L24
Gambar 4.7 Foto Publisitas mengenai produk Juicer
L25
Gambar 4.8 Foto jadwal acara Media Tour di Singaore
Gambar 4.9 Foto Daftar Media
L26
Gambar 4.10 Foto jadwal Brand Development Activities
Gambar 4.11Foto Email pernyataan Sponsorship
L27
Gambar 4.12 Foto Tanda terima pemberian barang sponsor
L28 Gambar 4.13 Foto Kegiatan Chef Goes to School
Gambar 4.14 Foto Kegiatan Spot it Yourself di Bali
L29
Gambar 4.15 Foto dengan ibu Ella Viryananda
Gambar 4.16 Foto dengan Ibu Maria Simanjuntak
L30
Gambar 4.17 Foto dengan ibu Chatrine Siswoyo TABEL Nama Perusahaan
PT. Philips Indonesia
Bidang Usaha
Terbagi menjadi 3 kategori : Produk Lighting Cuctomer Lifestyle Healthcare
Jaringan kantor
Batam, Surabaya, Makassar, Medan, Balikpapan
Jaringan pembayaran
American Express, Lintas Cargo
L31 Jaringan media sosial
Facebook Avent (Philips Avent Indonesia) Facebook Lighting ( Philips berbagi terang) Facebook Aqua touch ( Philips self expression Indonesia) Facebook Corporate (Philips Indonesia) New ! ( Philips domestic appliences)
Alamat kantor
Gedung Philips, Jl. Buncit Raya kav.99, Jakarta, 12510, Indonesia Telp:+62217940040 Fax:+62217940030
Tabel 4.1 Gambaran singkat PT. Philips Indonesia