LAMPIRAN – LAMPIRAN - Daftar Pertanyaan - Surat Pengantar Fakultas - Profil Tempat Usaha - Hasil Wawancara - Dokumentasi
Daftar Pertanyaan : Karakteristik Informan Nama
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Alamat
:
Pendidikan Terakhir
:
Pekerjaan
:
Pertanyaan 1. 2. 3. 4.
6.
Dari mana mengenal awul-awul? Sejak kapan mengenal awul-awul? Apa yang menjadi alasan membeli awul-awul? Di mana pertama kali membeli awul-awul? 5. Bagaimana sikap anda terhadap informasi dari luar diri anda tentang awulawul? Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda membeli awul-awul ? 7. Apa jawaban anda terhadap tanggapan tersebut? 8. Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda menggunakan awul-awul? 9. Jika orang dekat anda melarang anda membeli awul-awul, bagaimana sikap anda? Mengapa? 10. Kriteria apa saja yang anda tentukan dalam memilih awul-awul? 11. Kesan pertama kali membeli awul-awul? 12. Apa yang anda lakukan terhadap produk awul-awul setelah membelinya? Mengapa? 13. Pernahkah anda mendengar cerita negatif tentang awul-awul? 14. Bagaimana sikap anda terhadap cerita negatif tersebut? 15. Seberapa besar pengaruh cerita tersebut terhadap keputusan anda mengkonsumsi awul-awul?
Profil Usaha 1.
Identitas Usaha Nama tempat Usaha
: Pusat Pakaian Impor Stock Center Singapore
Alamat
: Jalan Raya Blotongan, Depan Terminal Lama Salatiga
2.
3.
Identitas Pemilik Nama
: Ferry Setiawan
Pendidikan Terakhir
: SMU
Tahun Berdiri November 2009
4.
Sejarah Berdiri Berdiri November 2009 di depan Terminal Lama Salatiga. Sebelum membuka lapak jual sendiri, Ferry Setiawan ikut bekerja membantu temannya berjualan di Magelang kemudian di Mrican Salatiga. Awalnya lapak yang ia buka kecil, setengah dari lapak sekarang. Barang yang dijual pun terbatas pada pakaian dan celana saja. Awal tahun 2011 ia menambah jumlah dagangan, seperti karpet, gorden, tas, seprei, handuk dan diikuti dengan pelebaran tempat. Sekarang ia memiliki + 8 pegawai, yan dahulu hanya bekerja bersama saudaranya 4 orang.
Ferry Ramadhani (Pemilik tempat usaha)
Hasil Wawancara dengan Pemilik Tempat Usaha (Kamis. 12 April 2012 / 17.00 ) 1. Bagaimana asal mula usaha ini?Sejak kapan berdirinya tempat usaha ini? Kalau usaha jualan seperti ini sudah sejak lama, tapi berdiri sendiri di sini sejak November 2009. Usaha seperti ini bermula dari tempat asal di Dumai, Riau, Sumatera Barat. Mulai masuk wilayah Jawa tahun 1990 berawal di Jakarta (Pasar Senin), dilanjut di Bandung tahun 1992 kemudian masuk wilayah Yogyakarta tahun 2002. Masuk wilayah Jawa Tengah dimulai dari pasar Babadan Ungaran, Ambarawa, Salatiga. Usaha berjualan seperti ini bisa dikatakan merupakan tradisi dari tempat asal di Riau. Rata – rata orang yang berjualan seperti ini di Salatiga masih saudara sekamung. 2.
Bagaimana mekanisme perdagangan atau sistem jual beli? Barang dagangan dikirim dari Bandung dengan distributor utama di Riau. Setiap barang dagangan dihitung dengan satuan ball/karung besar., kemudian disortir oleh penjual. Membeli dalam hitungan ball itu seperti gambling tidak tahu barang di dalamnya bagus atau tidak. Antara barang bagus dan tidak, penjualannya pun kita pisah. Biasanya kalau barang yang cacat, luntur, sobek dijual obral di meja paling depan dengan harga dari Rp. 5.000 – Rp. 20.000. Tetapi untuk barang yang masih bagus dijual dari harga Rp. 25.000 – Rp. 400.000. Display barang pun juga dipisahkan, untuk barang berkualitas 3 digantung di bawah dengan harga Rp. 20.000 –Rp. 35.000, kualitas 2 digantung di atas dengan harga Rp. 25.000 – Rp. 45.000, kualitas 1 dengan harga Rp. 50.000 – Rp. 400.000, itu semua bergantung pada jenis barang yang dijual. 3. Bagaimana sistem perputaran barang? Barang dagangan seperti ini cepat tidaknya perputaran tergantung pada stok barang dipusat dan sesuai dengan permintaan penjual. Sepi ramainya jualan juga berpengaruh terhadap perputaran barang. Cara menarik pelanggan juga salah satunya dengan barang-barang yang dijual obral tersebut.
Hasil Wawancara Karakteristik Informan Nama : Ovie Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 19 thn Alamat : Solo Agama : Islam Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Mahasiswa Universitas Muhhamdiyah Solo Pelaksanaan : Selasa, 24 April 2012 / 14.30 wib 1. Dari mana mengenal awul-awul? Aku tau dari teman mbak waktu jaman SMA. 2. Bagaimana sikap anda terhadap informasi dari luar diri anda tentang awulawul? Awalnya percaya sama info-info yang beredar kalo baju beginian tu kotor, sampah. Apalagi pernah aku nonton berita di televisi tentang baju sisa impor yang dianggap illegal dan mengandung banyak virus. Tapi setelah aku coba buat dateng & beli ternyata gak seperti yang aku bayangin & kebanyakan orang bilang tapi setelah aku coba buat dateng&beli ternyata gak seperti yang aku bayangin&kebanyakan orang bilang. 3. Sejak kapan mengenal awul-awul? Kalo mengenal sih udah lama mbak, karena asalku Makasar dan di sana juga banyak orang jualan baju Sisa Import kaya gini. Tapi untuk benar-benar pakai&beli itu baru mulai SMA, ya karena ajakan temen itu tadi. 4. Apa yang menjadi alasan membeli awul-awul? Selain harganya murah, Barang-barang di sini (Awul-awul) itu barang import, jadi barangnya itu limited, cm satu-satu gitu mbak. Selain itu kainnya juga bagus, gak kalah dengan barang-barang baru. 5. Di mana pertama kali membeli awul-awul? Pertama beli waktu masih di Makasar mbak, di dekat pelabuhan tu tiap minggu pasti ada gelaran barang-barang import kaya gini mbak. 6. Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda membeli awul-awul ? Ada yang biasa aja, ada yang bilang jijik, ada juga yang bilang ‘kalo bisa beli baru kenapa mesti beli bekas atau sisa import?’, ada juga yang muji bagus juga. 7. Apa jawaban anda terhadap tanggapan tersebut? Ya aku coba cerita apa adanya tentang pengalamanku beli baju kaya gitu, ada yang nanggepin, ada juga yang biasa aja. Itu semua kembali ke pribadi masingmasing kan mbak, gak bisa memaksakan apa yang kita mau.
8. Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda menggunakan awul-awul? Banyak yang bilang bagus mbak dan ada yang gak percaya kalo itu baju sisa import ‘awul-awul’. .. kadang kalau ada temen tanya, taunya saya dapet beli dari distro dan harganya mahal, padahal ini saya dapet dari awul-awul sini, dari harga 5rb - 50rb an hehehe... 9. Jika orang dekat anda melarang anda membeli awul-awul, bagaimana sikap anda? Mengapa? Sikapku biasa aja sih mbak, kalo ada yang bilang ini itu aku cuek aja. Karena aku pikir selama kita bisa&tahu cara pencucian yang benar barang-barang kaya gini, gak masalah juga to? Dan setelah dicuci pun gak jauh beda sama bajubaju yang baru. 10. Kriteria apa saja yang anda tentukan dalam memilih awul-awul? Gak ada kriteria, sesuai apa yang aku mau dan cocok buat aku, selain itu juga baramgnya yang masih bagus. 11. Kesan pertama kali membeli awul-awul? seru & ada kepuasan tersendiri gitu . Dari milih baju satu-satu, terus tanpa diduga kita bisa nemuin barang-barang bagus juga & itu bikin kepuasan tersendiri mbak. Dari situ bikin ketagihan mbak. Kadang tanpa diduga bisa nemuin barang-barang ber-merk, entah itu baju, celana, tas, atau jaket. Aku pernah nemu baju merk Zara dan masih bagus mbak, kalo di toko harganya bisa di atas Rp. 100.000,. 12. Apa yang anda lakukan terhadap produk awul-awul setelah membelinya? Mengapa? Pastinya dicuci dulu donk mbak, karena aku mahasiswa jadi langsung aku masukin laundry. 13. Pernahkah anda mendengar cerita negatif tentang awul-awul? Jelaskan ! Pernah mbak, ya itu banyak yang bilang kalo baju sisa import itu sarang kuman, sampah, bekas/sisa dari luar negeri. 14. Bagaimana sikap anda terhadap cerita negatif tersebut? Cuek dan biasa aja mbak, ya hampir sama kaya jawaban tadi soalnya kan dari cara kita setelah membeli kan ada cara-caranya kita untuk memncuci bersih apa yang kita beli. Nyatanya sampai sekarang aku baik-baik aja dan malah ketagihan terus buat beli dan pakai baju sisa import. 15. Seberapa besar pengaruh cerita tersebut terhadap keputusan anda mengkonsumsi awul-awul? Untuk sekarang ini sudah tidak berpengaruh lagi, karena aku nyaman dan suka kenapa gak? karena ini kan juga merupakan salah satu kebutuhan ya mbak jadi bakal berlangsung terus.
Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pelaksanaan 1.
: Putri Riski : Perempuan : 24thn : Salatiga : Islam : SMA : Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana : Kamis, 10Mei 2012 / 13.30 wib
Dari mana mengenal awul-awul? Dari teman. awal aku tau beginian itu diajak temenku, kebetulan dia seorang breaker dan dia udah sering pergi ke tempat penjualan baju sisa impor. Awalnya pun aku jijik karena tempatnya bau, pengap, berdebu. Beberapa kali aku diajak lagi untuk datang ke tempat penjualan baju sisa impor di Pujasera dan Mrican, dari situ aku mulai tertarik karena aku menemukan baju yang aku anggap bagus dan menarik dari segi model dan motif, selain itu harganya yang terhitung murah mbak, hehee…
2.
Bagaimana sikap anda terhadap informasi dari luar diri anda tentang awulawul? Kalo informasi negatif sih cuek aja, kalo informasi positif tergantung informasi yang disampaikan. Misalkan ketemu sama temen yang kebetulan juga penggila baju awul-awul seneng, karena bisa tukar informasi atau bisa dibilang up date terbaru soal awul-awul.
3.
Sejak kapan mengenal awul-awul? Sejak SMA
4.
Apa yang menjadi alasan membeli awul-awul? Kalo dulu untuk pertama kalinya murah dan bagus, tapi semakin kesini lebih dari itu justru jadi lebih asik, seru, dan bisa dapat barang yang unik.
5.
Di mana pertama kali membeli awul-awul? Di salatiga, di pandawa (pujasera) 6. Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda membeli awul-awul ?
Dulu sih pernah pertama-tama pake sih tanggapannya menjijikkan, bau (debu, asap kendaraan). Walaupun sebenarnya setelah dicuci barangnya bisa terlihat bagus. Kalo tanggapan negatif sih gak ada, cuma kadang mereka terkejut kalau mereka tahu bajunya itu dapat/belinya di awul-awul. Jadi terkejutnya itu terkejut gak nyangka. 7. .
Apa jawaban anda terhadap tanggapan tersebut? ’Saya ngaku saja kalo saya suka beli dan pakai baju sisa impor ‘awul-awul’, kadang malahan saya bangga, ngapain mesti malu, seharusnya bangga bisa make barang luar. Saya bangga karena saya bisa membeli suatu barang tertentu dengan harga murah sedangkan orang lain membeli dengan harga mahal padahal kualitasnya sama. Saya juga pernah nemuin baju merk lho mbak, kaya Zara, Forever 21 jadi itu yang bikin seneng & sering pamer sama teman saya. Kebetulan kakak saya bekerja di bidang fotografi dan sering diminta tolong, jadi juga mendukung untuk bagian wardrobe, bisa mengikuti mode tanpa harus merogoh kantong dalam, hehee… 8. Jika orang dekat anda melarang anda membeli awul-awul, bagaimana sikap anda? Mengapa? Ngeyel, maksudnya ya tetep pada pendirian saya sendiri ya kalau pengen beli ya beli aja. Kalau udah suka mau gimana lagi, jadi semacam ketergantungan. Pernah mamaku marah karena aku sering beli baju kaya gitu, tapi aku ya tetep ngeyel dan akhirnya mamaku lama. 9. Kriteria apa saja yang anda tentukan dalam memilih awul-awul? Kriteria khusus gak ada, paling dilihat secara fisik itu bagus, minim cacat, kalau gak ya bener-bener gak ada cacat. Kalau masalah noda kan bisa dilihat, kira-kira kalau dicuci bisa bersih atau gak. Gak berpatokan sama merk juga, cenderung lebih melihat ke model/gaya saat itu, kalo memang bagus dan suka ya udah ambil aja. 10. Kesan pertama kali membeli awul-awul? Terkejut, soalnya gak nyangka kalo dalamnya kaya gitu. Dulu waktu belum pernah, pemikarannya sama kaya orang pada umumnya, kesannya kumuh dan menjijikkan. Dan ternyata sangat memuaskan dan bikin ketagihan. 11. Apa yang anda lakukan terhadap produk awul-awul setelah membelinya? Mengapa?
Yang pasti merendamnnya, lebih lama dari pakaian biasa bahkan bisa dua kali pencucian. Dikasih pewangi juga kan kadang walaupun udah dicuci dua kali, bau asap atau debu karena tertimbun lama masih melekat. Jadi memang harus ekstra pencucian biar benar-benar bersih dan terlihat seperti baru 12. Pernahkah anda mendengar cerita negatif tentang awul-awul? Jelaskan ! Pernah, negatif itu paling negatif menurut asumsi orang lain, misalnya tempat kotor atau tempatnya yang menjijikkan paling negatif-negatifnya ya kaya gitu. 13. Bagaimana sikap anda terhadap cerita negatif tersebut? Cuek dan bodo amat, cuma lebih menjelaskan kalo asumsi mereka belum tentu benar dan cenderung utuk mempengaruhi mereka, lama-lama bisa saja mereka tertarik karena sudah melihat dari orang lain yang memakai. 14. Seberapa besar pengaruh cerita tersebut terhadap keputusan anda mengkonsumsi awul-awul? Tidak ada pengaruhnya. Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pelaksanaan
: Putut setyoko : Laki - laki : 22 thn : Salatiga : Kristen : SMA : Mahasiswa : Selasa, 28 Agustus 2012 / 14.00 wib
1. Dari mana mengenal awul-awul? Dari orang tua saya. 2. Sejak kapan mengenal awul-awul?di mana? Udah lama, sejak SMP kelas 3 di Boyolali. 3. Apa yang menjadi alasan membeli awul-awul? Aku sendiri juga gak tau mbak kenapa aku suka, aku ngrasa ‘klik’ aja dengan barang-barang begituan. Bukan karena murahnya tetapi ada keunikan tersendiri, sperti udah ng-soul jadi panggilan jiwaku. Hahahahha.
Selain murah, bisa dibilang limited barangnya mbak. 4. Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda membeli awul-awul ? Tanggapannya biasa aja sih mbak, soalnya keluargaku juga suka beli dan pakai mbak. Jadi kita sekeluarga punya kebiasaan berbelanja baju sisa impor sebelum Natal, biasanya H-3 gitu mbak dan kita itu belanja gak cuma di satu tempat penjualan aja mbak, kita tu pasti menjelajahi ‘awulan’ dari Tingkir sampai Ungaran. 5. Apa jawaban anda terhadap tanggapan tersebut? 6. Jika orang dekat anda melarang anda membeli awul-awul, bagaimana sikap anda? Mengapa? Bodo amat mbak, karena dasarnya aku udah suka jadi gak bisa diganggu gugat. hhahahha 7. Kriteria apa saja yang anda tentukan dalam memilih awul-awul? Klo kriteria khusus sih gak ada, selama aku suka dan ‘klik’ di mata dan hati pasti aku beli. dulu waktu masih jaman SMP aku masih mikirin merk semacam adidas, nike, tapi mulai dari SMA kelas 1 dari situ ada semacam refrensi baru dari film Realita Cinta dan Rock n Roll yang bikin aku semakin menggilai ‘awul-awul’. Ada satu segmen yang menyebutkan bahwa ‘ketika barang itu semakin rombeng itu lebih oke dan lebih keren’ 8. Kesan pertama kali membeli awul-awul? Seru aja mbak, gak nyangka bisa dapetin barang-barang yang bisa dibilang gak pasaran. 9. Apa yang anda lakukan terhadap produk awul-awul setelah membelinya? Mengapa? Yang pasti aku rendam pake air panas dan detergen dengan waktu yang cukup lama. 10. Pernahkah anda mendengar cerita negatif tentang awul-awul? Jelaskan ! Pernah, ya pendapat pada umumnya mbak yang kotor, bekas pakai orang lain, banyak penyakitnya. 11. Bagaimana sikap anda terhadap cerita negatif tersebut?
Cuek aja sih, ya karena pemikiranku kalo baju yang aku beli direndam pake air panas ya udah bakalan mati. Santai aja sih.. 12. Seberapa besar pengaruh cerita tersebut terhadap keputusan anda mengkonsumsi awul-awul? Tidak berpengaruh sama sekali, karena pada dasarnya aku tipe orang yang cuek banget. Jadi tidak ambil pusing sama omongan orang, ya ini aku.
Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pelaksanaan
: Koko Haryono : Laki - laki : 27 thn : Salatiga : Kristen : S1 : Karyawan Swasta / Rapper : Kamis, 26 April 2012 / 21.30
1. Dari mana mengenal awul-awul? Kakakku, karena dia juga penjual baju sisa impor ‘awul-awul’ 2. Sejak kapan mengenal awul-awul?di mana? Udah lama, sejak SMP kelas 2 3. Apa yang menjadi alasan membeli awul-awul? Barangnya itu bagus, kualitasnya juga tidak kalah jauh dengan barangbarang yang dijual pada umumnya dan kualitas barangnya berbeda dengan barang di dalam negeri. 4. Bagaimana tanggapan orang dekat anda ketika anda membeli awul-awul ? Biasa aja, justru mereka tertarik dengan apa yang saya beli dan pakai (baju sisa impor ‘awul-awul’). Karena selain memakai, saya juga menjual lagi barang-barang yang saya beli. 5. Apa jawaban anda terhadap tanggapan tersebut? 6. Jika orang dekat anda melarang anda membeli awul-awul, bagaimana sikap anda? Mengapa? Cuek aja sih mbak. 7. Kriteria apa saja yang anda tentukan dalam memilih awul-awul? Kebetulan saya punya hobi ng-rapp (rapper) jadi saya lebih condong sama style hiphop yang identik sama pakaian serba besar (big size). Ada beberapa merk yang mencerminkan style hiphop, seperti Roca Wear, Dicckies, South Pole, Tribal, dll. Kalau beli barang ber-merk gitu mahal
mbak, paling ga untuk sebuah kaos, jaket, celana, jumper antara 250rb – 700rb itu barang baru lho mbak. Sedangkan aku di sini (awul-awul) bisa dapat dengan harga lebih murah antara 20rb – 150rb, walaupun kondisi barang tidak sebagus aslinya (ada cacat, warna pudar)’.
8. Kesan pertama kali membeli awul-awul? Seneng karena gak nyangka bisa dapetin baju kaya yang dipake artis2 hiphop di luar negeri. Ya walopun mungkin ada cacat dikit tapi juga ga keliatan. 9. Apa yang anda lakukan terhadap produk awul-awul setelah membelinya? Mengapa? Saya cuci dan rendam seharian mbak. 10. Pernahkah anda mendengar cerita negatif tentang awul-awul? Jelaskan ! Pernah, yang sumber penyakitlah, kotor, bau, berdebu. 11. Bagaimana sikap anda terhadap cerita negatif tersebut? Cuek aja sih, toh saya sudah lama pake juga gak kenapa2 alias baik2 saja gak penyakitan. Yang penting kita kan cuci bersih. 12. Seberapa besar pengaruh cerita tersebut terhadap keputusan anda mengkonsumsi awul-awul? Tidak berpengaruh sama sekali, Aku punya hobi ng-rapp jadi setidaknya gaya berpakaianku pun menyesuaikan dengan hobiku, di mana aku mengadopsi budaya luar, gaya berpakaian rapper yang identik dengan serba gombrong (big size). Meniru bukan berarti sama, setidaknya mewakili dari gaya pada umumnya
DOKUMENTASI
