DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Informend Concent
Lampiran 2
: Pedoman Wawancara
Lampiran 3
: Pedoman Observasi
Lampiran 4
: Verbatim Hasil Wawancara
Lampiran 1
: Informed Concent
Informed Concent Judul penelitian :
Undangan : Saya ingin meminta kesedian anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini .Silahkan membaca lembar persetujuan ini dan jika anda memiliki pertanyaan, Anda tidak perlu ragu untuk menanykana kepada saya. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tahapan perubahan perilaku dengan model tranteoritikal pada profesi internal auditor di sebuah perusahaan swasta di daerah Bekasi. Keterlibatan Partisipan : Dalam partisipasi anda selama penelitian ini saya meminta kesediaan anda meluangkan waktu dan melakukan beberapa hal, yaitu : a) Meminta anda membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi dalam penelitian; b) Melakukan wawan cara c) Melakukan wawancara lanjutan apabila diperlukan untuk melengkapi informasi
Jika ada sesuatu hal yang membuat anda terganggu selama proses wawancara, anda berhak untuk membatalkannya. Penjelasan Prosedur: Saya akan mewawancarai anda dengan menggunakan alat perekan suara, rekaman ini akan saya jaga kerahasiannya. Dalam wawancara, saya akan bertanya kepada anda mengenai pengalaman anda yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk menjaga kebenaran dalam penelitian ini, Anda berhak untuk membaca transkrip wawancara yang akan dibuat dalam bentuk tertulis, untuk melihat apakah transkrip itu sesuai dengan yang telah anda katakana atau tidak. Jika ada kesalahan dalam transkrip, anda bisa memberitahu saya. Semua informasi yang anda berikan benar – benar dijaga kerahasiannya. Manfaat dan Resiko : Penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk diajukan sebagai syarat kelulusan sarjana Psikologi Universitas Mercubuana. Penelitian ini tidak memiliki resiko yang akan membahayakan anda secara psikis maupun secara fisik. Jaminan Kerahasian : Kerahasiaan anda akan saya jaga. Saya tidak akan menyebutkan nama anda, saya hanya akan memberikan nama samaran. Semua informasi yang anda berikan akan saya jaga kerahasiannya sehingga identitas anda tetap saya lindungi. Wawancara akan
direkam dan kemudian diketik. Semua informasi menjadi rahasia peneliti. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi
Hak untuk berpartisipasi dan Mengundurkan diri : Anda akan berpartisipasi dalam peneitian ini secara sukarela dan anda bisa menarik diri dari penelitian ini kapan pun anda inginkan. Salinan surat persetujuan ini akan menjadi milik anda untuk disimpan. Saya memahami semua informasi diatas dan dengan ini menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
Tanda tangan Partisipan
Inisial.
Tanggal
Saya menyetujui perekaman wawancara.
Saya telah menjelaskan penelitian ini kepada partisipan/subjek diatas sebelum meminta persetujuannya untuk terlibat dalam penelitian ini.
Tanda Tangan Peneliti
Tanggal
Peneliti
Mahasiswa Fak. Psikologi UMB
Dosen Fak. Psikologi UMB
Lampiran 2
: Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara
Gambaran Psychological Well-Being Pada Profesi Internal Auditor Data diri 1. Nama
:
2. Tempat lahir
:
3. Usia
:
4. Agama
:
5. Suku
:
6. Jumlah saudara
:
7. Pendidikan
:
8. Pekerjaan
:
9. Alamat
:
10. Masa hukuman
:
11. Masa hukuman yang sudah dijalani : 12. Jenis Kasus
:
Latar belakang subyek, minat subjek dan prestasi subjek 1. Bisa diceritakan mengenai masa kecil dan remaja anda? 2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, saudara-saudara, dan lingkungan anda ? 3. Apa pekerjaan anda ? 4. Bagaimana kondisi keluarga anda? 5. Bagaimana cara kedua orangtua anda mengasuh dan mendidik anda dan saudara-saudara anda? Terkait Profesi Internal Auditor 1. Bisa anda jelaskan terkait ketertarikan anda menjadi internal auditor ? 2. Apa sebelumnya anda sudah memiliki pemahaman tentang auditor? 3. Apa hal yang mendasari anda ingin menjadi internal auditor? 4. Siapa yang mendorong anda memilih profesi internal auditor? 5. Apa yang anda rasakan ketika memilih profesi internal auditor? 6. Adakah penyesalan atau rasa bersalah dalam diri anda setelah memilih profesi sebagai internal auditor? 7. Apakah sebelumnya anda sudah merencanakan ingin menjadi seorang auditor? 8. Apa yang mendasari anda hingga memutuskan untuk menjadi auditor?
Menjadi Profesi Internal Auditor 1. Apakah anda sudah memikirkan konsekuensinya menjadi seorang internal auditor? 2. Bagaimana kondisinya setelah anda bergabung dengan profesi internal auditor? 3. Bagaimana perasaan anda pada saat pertama kali menjadi internal auditor? 4. Apakah anda mengalami tekanan dari sesama profesi internal auditor? 5. Apa yang sering anda rasakan dan pikirkan dengan keadaan anda sebagai internal auditor? 6. Apakah keluarga dan teman-teman anda mendukung profesi anda? 7. Bagaimana sikap mereka terhadap anda? 8. Kegiatan apa saja yang anda isi pada waktu senggang?
Dimensi Psychological Well-Being 1. Penerimaan diri (Self-Acceptance) (Sub-skala penerimaan diri mengukur sejauhmana subjek merasa positif atau negatif mengenai atribut personalnya) Bagaimana anda menggambarkan tentang diri anda secara umum setelah anda menjadi internal auditor? Bagaimana pendapat anda mengenai kehidupan yang telah anda jalani selama ini?
-
Apakah anda merasa puas atau tidak puas dengan kehidupan anda?
-
Apakah ada hal yang anda sesali dalam kehidupan anda? mengapa? Bisa ceritakan?
Bagaimana anda memandang kelebihan dan kelemahan pada diri anda? -
Menurut anda, apa kelebihan yang ada pada diri anda?
-
Menurut anda, apa kelemahan yang ada pada diri anda?
-
Bagaimana anda menerima kelebihan dan kelemahan diri anda?
Jika ada kesempatan, hal-hal apa saja yang ingin anda ubah dari diri anda atau hidup anda? Bagaimana pendapat anda secara subjektif tentang diri anda sendiri setelah memutuskan untuk memilih profesi internal auditor?
2. Hubungan Positif Dengan Orang Lain (Positive Relations with others) (Sub-skala hubungan positif dengan orang lain mengukur sejauh mana partisipan memiliki hubungan yang hangat dan saling percaya dengan orang lain dan sejauh mana partisipan mengembangkan empati dan menyesuaikan diri dalam hubungan interpersonal mereka) Siapakah orang yang paling dekat dengan anda saat ini? -
Bisakah anda ceritakan seberapa dekat anda dengan orang-orang tersebut?
-
Seberpa percayakah anda pada orang-orang tersebut?
Apakah arti menjalin hubungan pertemanan bagi anda? -
Kriteria seperti apa yang anda inginkan dari seorang teman?
-
Apa yang anda harapkan dari hubungan pertemanan?
-
Bagaimana pendapat anda tentang pandangan teman, sahabat dan lingkungan anda terhadap anda sebagai seorang internal auditor?
Menurut anda, bagaimana kualitas dari hubungan pertemanan yang anda jalin? -
Apa saja yang biasanya anda bicarakan dengan teman anda? (apakah anda membicarakan masalah keluarga atau pribadi?)
-
Jika sedang ada masalah pada siapa anda berbagi dan menceritakannya?
-
Apakah anda sering berbagi perasaan dengan teman atau orang disekitar anda?
-
Apakah anda pernah menjadi tempat berkeluh kesah teman anda? Apa yang anda lakukan ketika teman anda menceritakan masalah kehidupannya kepada anda?
-
Apakah menurut anda, anda bisa dipercaya oleh orang tersebut? Mengapa?
Menurut anda, apakah anda termasuk orang yang terbuka dengan orang lain?
3. Otonomi (autonomy) (Sub skala otonomi mengukur seberapa baik subjek dapat mengarahkan diri, bersikap mandiri, dan mengevaluasi diri dengan menggunakan standar personal) Menurut anda apakah anda termasuk orang yang mandiri? -
Dalam hal apa saja, anda termasuk orang yang mandiri?
Bagaimana cara anda mengambil keputusan dalam hidup anda? (keputusan menjadi internal auditor) -
Siapa saja yang anda libatkan dalam pengambilan keputusan (teman atau keluarga) ?
-
Biasanya
bagaimana
anda
dalam
mengambil
keputusan?
Seringakah berdiskusi dengan orang lain sebelum mengambil keputusan? -
Bagaiman pendapat anda, ketika anda memutuskan untuk melakukan pembunuhan disertai mutilasi? apakah keputusan anda tersebut memang berdasarkan keinginan anda?
-
Bagaimana orang di sekitar anda, terutama keluarga dan teman memberikan pengaruh terhadap cara berpikir anda?
-
Apa yang anda lakukan ketika orang disekitar anda menjauhi anda?
-
Apakah menurut anda, anda sudah bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungan?
Seperti apakah nilai atau prinsip yang anda miliki? -
Bagaimana cara untuk mewujudkannya?
4. Tujuan Hidup (Purpose in Life) (sub-skala tujuan hidup mengukur apakah partisispan mempunyai tujuan dan arah dalam hidupnya) Bisakah anda menceritakan yang menjadi tujuan dari hidup anda? -
Apakah anda telah mencapainya?
-
Bagaimana cara anda mencapainya?
Bagaimana anda menilai hidup yang telah anda jalani ? -
Bagaimana pendapat anda mengenai kehidupan anda sebelum menjadi internal auditor?
-
Bagaimana pendapat anda mengenai kehidupan anda saat ini setelah anda menjadi internal auditor?
-
Bagaimana anda memaknai kehidupan anda ini sebagai seorang internal auditor?
Apakah ada keyakinan atau prinsip yang terus anda pegang dalam diri anda? Bisa ceritakan? Apa yang anda ingin lakukan kedepannya terutama dalam profesi anda sebagai internal auditor?
5. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth) (sub-skala pertumbuhan pribadi mengukur sejauh mana partisipan dapat memandang dirinya tumbuh dan berkembang serta terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru) Sepanjang hidup anda adakah perubahan terbesar yang terjadi? Bisa ceritakan? Menurut anda, apa dampak perubahan tersebut bagi kehidupan anda? -
Masih adakah yang ingin anda ubah atau perbarui dalam hidup anda?
Apa saja kegiatan anda sebagai internal auditor? -
Dapatkah anda ceritakan mengenai kegiatan yang anda lakukan di waktu luang?
Apakah anda termasuk orang yang terbuka pada dengan pengalaman ? -
Bagaimana sikap anda dalam menghadapi pengalaman atau tantangan yang baru dalam hidup anda?
Menurut anda, apakah potensi yang ada dalam diri anda ? -
Apakah masih ada keterampilan tertentu yang ingin anda kuasai?
-
Bagaimana anda menggunakan potensi yang anda miliki ?
-
Bagaiaman usaha anda merealisasikan potensi anda?
-
Menurut anda, apa keuntungan dari potensi yang anda miliki ?
Bagaimana menjadi seorang internal auditor merubah hidup anda saat ini?
6. Penguasaan Lingkungan (Enviromental Mastery) (Sub-skala penguasaan lingkungan mengukur sejauh mana partisipan dapat menggunakan kesempatan-kesempatan dan memilih situasi yang sesuai dengan bakat dan minatnya) Bisa tolong ceritakan tentang aktivitas anda sehari-hari pada waktu libur? Apakah anda orang yang terencana atau senang melakukan kegiatankegiatan dengan spontan? Mengapa? -
Apakah anda puas dengan perencanaan dan pengaturan yang selama ini anda buat dalam hidup anda?
Bagaimana cara anda memilih lingkungan yang tepat bagi anda ? -
Bagaimana anda menyesuaikan diri dengan dengan lingkungan baru?
-
Apakah anda memiliki pengalaman mendapat hambatan dari lingkungan sekitar?
-
Lingkungan seperti apakah yang anda sukai?
-
Bagaiamana cara anda menghindari lingkuangan yang memberi pengaruh buruk bagi anda?
Bagaimana hubungan anda dengan lingkungan sekitar anda? -
Apakah anda memiliki aktivitas yang berhubungan dengan profesi sebagai internal auditor?
-
Apakah anda berusaha mengatur lingkungan kerja anda?
Apakah anda merasa nyaman dengan lingkungan profesi anda saat ini?
Penutup Wawancara 1. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menceritakan kehidupan anda sebagai narapidana pembunuhan mutilasi kepada saya sebagai peneliti? 2. Apakah anda merasa terbebani dalam menjawab pertanyaan-pertanyaa yang saya ajukan?
Lampiran 3
: Pedoman Observasi Pedoman Observasi
Gambaran Psychological Well-Being Pada Profesi Internal Auditor Pengamatan
Variabel Interaksi social
Indikator -
Dengan profesi sebagai internal auditor usia remaja
-
Dengan profesi sebagai internal auditor usia dewasa
-
Subyek
Dengan Orang tua dan keluarga
-
Dengan Teman sesama profesi internal auditor
Sikap dan perilaku
-
Saat wawancara
-
Saat berbicara dengan orang lain
Lampiran 4: Pedoman Dokumentasi Pedoman Dokumentasi Gambaran Psychological Well-Being Pada Profesi Internal Auditor
Dokumen arsip 1. Data Subyek a. Identitas Subyek b. Riwayat Hidup c. Karakteristik Subyek
JADWAL RENCANA KEGIATAN SKRIPSI NO 1.
KEGIATAN Penjelasan mengenai bentuk dan konsep proposal skripsi.
TANGGAL 16-27 Sept.2012
2.
Pencarian judul proposal skripsi seminar terapan
29 Sept.2012
3.
Penetapan judul dan konsep proposal
15 Okt. 2012
4.
Pencarian referensi jurnal-jurnal yang berhubungan dengan tema yang akan diangkat. Pencarian
26 Okt. 2012
berlangsung di univ. Mercubuana 5.
Pembuatan jurnal dan pembuatan BAB I
28 Okt.-15 Nov.2012
6.
Pengumpulan BAB I (UTS seminar psikologi
11 Nov.2012
terapan) 7.
Revisi BAB I
8.
Presentasi konsep untuk BAB I- BAB III
9.
Revisi presentasi konsep proposal
10.
Pencarian bahan dan data dalam pembuatan BAB II-BAB III
11.
Pengumpulan BAB I – BAB III (UAS seminar psikologi terapan)
12.
Pengajuan judul skripsi
11 Des.2012 16 Des.2012 17 Des.12-26 Jan.13 28 Jan.13 Maret 2013
13.
Bimbingan Skripsi
14.
Pencarian referensi bahan dan data dari tema yang terkait
15.
Pembuatan BAB I- BAB III
16.
Sidang Proposal Skripsi
17.
Revisi dan pembuatan BAB IV – BAB V
18.
Sidang Skripsi
19.
Wisuda
Hasil wawancara Subjek I Tanggal : 29 dan 31 Juli 2013 Jam : 12.00 WIB Lokasi : Bekasi Pewawancara : P (Peneliti) Subjek : RL (Subjek) P : Selamat siang pak? S : Selamat siang juga pak P : Saya mohon ijin waktunya pak, S: Ada apa pak? P : Saya ingin mendapatkan informasi dari bapak berkaitan dengan profesi bapak sebagai internal auditor. S : Maksudnya wawancara pak? P : Iya pak...... S : Iya, bisa pak...... P : Ok pak, kita mulai, namanya siapa ya pak? S : R.... P : Pak, umur berapa sekarang pak? S : 37 th pak...... P : Kelahiran tahun berapa? S : tanggal 19 September 1977 P : Sekarang tinggal dimana pak? S : Daerah Cikarang pak (perumahan Delta Mas), bersama istri dan anak-anak tapi kadang ke Jakarta ke rumah orang tua saya..... P : Orang tua masih lengkap pak? S : kalau ibu masih ada pak, tapi kalau bapak sudah meninggal berapa tahun yang lalu. Bapak saya meninggal karena sakit pak...... P : Sakit apa pak? S : Komplikasi pak. Waktu bapak saya meninggal, saya sedang tugas kantor di luar kota pak, dan saya merasa bersalah karena saya lebih memilih kerja dari pada orang tua. Saya tidak melihat bapak saya untuk terakhir kalinya.... P : Terus ibu sekarang sama siapa pak? S : Kalau ibu tinggal sendirian di rumah di jakarta pak, tapi kadang saya sama istri dan anak jenguk ibu setiap hari sabtu pak........ P : Bapak nikah tahun berapa? S : Saya nikah tahun 2006 pak..... P : Sudah punya anak berapa pak? S : Anak saya 2 orang pak, anak pertama cewek, sudah kelas 3 SD sekarang dan anak ke 2 cowok mau masuk SD sekarang...... P : Maaf pak, keluarga bapak ada berapa saudara? S : Kami cuma berdua pak, saya anak pertama dan berdua semuanya cowok. Adik saya tinggalnya di Depok sekarang dan sudah menikah juga....
P : Waku kecil tinggalnya sama siapa pak? S : Saya dari kecil bersama orang tua terus pak, kecuali waktu kuliah saya tinggal di Medan karena saya kuliah di sana...... P : Bisa ceritakan masa kecil dan remaja bapak? S : Iya pak, saya tinggal dengan kedua orang tua saya dan masa kecil saya cukup menyenangkan pak. Selama saya tinggal bersama orang tua, saya selalu diajarkan supaya tidak sombong pak dan hidup sederhana. Saya tinggal bersama orang tua sampai selesai SMA. Selama sekolah, bapak saya selalu mengawasi saya waktu belajar. Hal yang saya dapat dari orang tua, kerja keras dan hidup sederhana pak. Saya mulai tinggal sendiri ketika saya kuliah karena saya kuliah di Sumatra. Saya dulu pengen masuk UI pak tapi saya lihat ekonomi keluarga kurang cukup, akhirnya saya memilih kuliah di sana dan di sana juga termasuk kampung halaman orang tua saya. Saya senang kuliah di sana. Dan saya kembali ke Jakarta setelah lulus kuliah. P: Bagaimana hubugan bapak dengan keluarga, saudara dan lingkungan sekitarnya? S: Baik-baik saja pak hubungan saya dengan keluarga, saya bergaul dengan siapa saja pak…. P: Bagaiamana kondisi keluarga pak? S: Mereka baik dan sehat-sehat pak, apalagi anak saya. Mereka yang memberi motivasi buat saya. P: Cara orang tua dulu mengasuh bapak bagaimana? S: Orang tua mengasuh saya sewajarnya pak, dan mereka mendidik saya supaya disiplin pak. Apalagi bapak saya selalu mengajari saya untuk hidup sederhana karena orang tua saya tergolong ekonomi menengah. P: Apa background pendidikan bapak? S: Saya lulusan akunting pak. P: Apakah ada pemahaman sebelumnya? S: Tidak ada pemahaman sama sekali pak. P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan profesi internal auditor? S: Saya ingin menciptkan sebuah pekerjaan yang bersih pak….. P: Apa ada pengalaman sebelumnya? S: Ada pak….. P: Dimana? S: Saya dulu pernah bekerja di KAP pak setelah lulus kuliah. Saya banyak belajar di sana tentang bagaimana mengasudit. Kurang lebih 5 th saya di KAP, terus saya melamar di perusahaan ini. P: Bisa diceritakan bagaimana pengalaman bapak di sini? S: Saya pertama kali masuk di perusahaan ini biasa saja pak, dan setelah beberapa bulan, saya menemukan banyak sekali kecurangan dan penyelewengan. Kemudian saya diskusi dengan bos dan bos meminta saya untuk melakukan audit semua transaksi di perusahaan ini. Bos minta saya untuk audit di bagian penjualan pertama. Di penjualan itu saya menemukan banyak sekali saya
kecurangan. Ada banyak transaksi bodong tapi uangnya tidak masuk ke perusahaan. Saya kumpulin semua barang bukti sambil melakukan konfirmasi ke customer. Selama sebulan saya ngumpulin barang barang bukti termasuk konfirmasinya pak. Seteleh semuanya lengkap, saya bertanya langsung ke pelakunya. Awalnya dia pura-pura tidak tahu, katanya tidak ada yang salah dengan transaksi penjualan. Saya langsung menunjukan semua bukti transaksi dan dia baru mengaku kesalahannya. Di situ saya minta dia membuat surat pernyataan bahwa dirinya terbukti melakukan kecurangan. Bukti-bukti itu, saya langsung bertemu dengan bos. P: Bagaimana tanggapan atasan apak dengan temuan itu? S: Iya, bos saya melakukan verifikasi lagi sama saya mengenai kebenaran laporan tersebut pak. Katanya jika laporan ini tidak kuat, maka kamu yang akan saya pecat. P: Apa tanggapan bapak? S: Agak takut juga pak, detak jantung semakin cepat. Karena jika tidak terbukti, saya akan dituntut balik pak, dan bos tidak percaya lagi sama saya. Saya katakan ke bos, kalau laporanya saya, saya siap nanggung resiko pak. P: Apakah bos bapak merespon? S: Bos saya langsung memanggil pelakunya. Di situ bos tanya lansung ke pelakunya dan pelakunya mengakui semua kesalahannya di depan bos. P: Lalu bagaimana tindakan selanjutnya? S: Di laporan yang saya berikan ke bos, saya memberikan masukan, pertama mutasi ke bagian lain, kedua beri surat peringatan, ketiga tetap masuk kerja tapi gaji dipotong untuk ganti rugi, keempat pemecatan pak. Ternyata dari masukan itu, bos menyetujui pemecatan dengan catatan tidak diberi pesangon P: Bagaimana tanggapan bapak mendengar hal itu? S: Saya merasa kaget dan panik pak, saya pikir dipecat terus dikasih pesangon, ternyata tigak sama sekali. Saya pun merasa bersalah pak melihat hal itu. P: Terus bagaiman tanggapan pelakunya pak? S: Dia menangis dan minta pesangon pak, tapi bos saya tetap pada pendiriannya untuk tidak memberikan sedikitpun uang pak. Sampe pelaku bilang ke bos, kasihan istri dan anak saya pak. P: Apa yang bapak rasakan setelah dilakukan pemecatan? S: Saya merasa bersalah dan terbayang terus sampe pulang kerja, tapi mau bagaimana lagi, itu berkaitan dengan tanggung jawab saya kepada bos pak….. P: Apakah sudah terpikir sebelumya? S: Tidak ada pak. Saya pikir hanya pindah bagian saja ternyata dipecat tanpa pesangon. P: Bagaimana tanggapan pelaku terhadap bapak? S: Saya melihat wajahnya marah sama saya pak. Saya tidak bisa tenang dan konsentrasi dengan kerjaan pak P: Apakah bapak tahu konsekuensinya waktu mengumpulkan bukti-bukti?
S: Saya tidak tahu pak, saya hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab saya sebagai internal auditor P: Bagaimana kondisi di tempat kerja bapak setelah pelaku dipecat? S: Jadi rame pak membicarakan pemecatan itu, P: Bapak selama mejadi internal auditor, apakah pernah mendapat perlakuan atau tekanan baik di kantor taupun di luar kantor? S: Kalau dari kantor tidak pernah pak, tapi saya pernah diancam. Katanya akan dibunuh dan disantet. P: Diancam sama siapa pak? S: Iya sama keluarga pelaku pak. Ancaman mcam-macam bahkan ada yang ngirim bbm ke saya katanya, saya akan bunuh kamu. P: Apa tindakan bapak dengan ancaman tersebut? S: Saya hanya berdoa pak, mohon perlindungan dari Tuhan P: Apakah bapak cerita kondisi tersebut kepada keluarga? S: Iya, saya cerita semua pak terutama ke istri sebagai bahan pertimbangan untuk bersikap pak. P: Bagaimana sikap keluarga bapak? S: Mereka kaget pak, terutama ibu dan istri saya, tapi mereka tetap memberi dukungan moral pak P: Apakah bapak sempat berpikir untuk mengundurkan diri? S: Tidak pak, saya tetap kerja di tempat yang sekarang tapi saya kurang tahu kalau nanti P: Aktvitas bapak apa saja selain bekerja? S: Saya traning pajak pak setiap hari sabtu dan minggu, iya untuk nambah ilmu, P: Bisa diceritakan bagaimana bapak melihat diri bapak sendiri sebagai internal auditor? S: Apa ya pak, profesi saya sebagai internal auditor dan saya harus menjaga kerahasiaan perusahaan laporan keuangan, saya tetap ngobrol dengan temanteman, membahas masalah-masalah yang umum saja. Kalaupun ada yang bertanya masalah pekerjaan ke saya, saya jawab seadanya saja dan tidak menyinggung masalah laporan keuangan. Ini memang resiko sebagai internal audit pak. P: Apa bapak merasa nyaman dengan profesi ini? S: Emang sih nyaman pak, yang buat saya tidak nyaman itu kalau ada ancaman dari luar terhadap diri saya. Seperti ancaman pembunuhan, itu merupakan konsekuensi sebuah pilihan sebagai internal auditor pak..... P: Pendapat bapak dengan kehidupan yang sudah dijalani, bagimana pak? S: Saya merasa bangga dengan kehidupan yang sudah saya jalani pak. Saya tidak mengalami kesulitan. Dan saya selalu terbayang dengan pesan almarhum bapak saya bahwa tetap hidup sederhana dan jangan pernah mengeluh. Saya juga akan mengajar ke anak-anak untuk belajar hidup sederhana. P: Apakah bapak merasa puas dengan kehidupan bapak?
S: Saya tidak merasa puas pak karena keinginan masih belum tercapai. P: Apa keinginan bapak yang belum tercapai? S: Banyak pak, membahagiakan istri dan anak, menyekolahkan mereka setinggitingginya dan ingin punya usaha sendiri untuk menambah penghasilan keluarga..... P: Apa yang akan bapak lakukan untuk mencapai keinginan bapak? S: Saya terus berusaha dan berdoa kepada Tuhan, agar membuka jalan untuk saya dan keluarga. P: Apa kelebihan dan kekurangan dalam diri bapak? S: Kalau dalam profesi sebagai internal auditor, saya memiliki pengetahuan tentang ilmu pak dan saya selalu berbagi ilmu ke teman-teman dan saya bisa memprediksi suatu masalah yang akan terjadi. P: Seperti apa pak? S: Iya.... saya sering bantu teman-teman bagaimana cara mengaudit pak..... kalau kelebihan di bidang musik atau sejenisnya tidak ada pak...... P: Kalau kekurangan dalam diri bapak apa saja? S: Saya termasuk orang pendiam pak, lebih banyak tertutup, minder dan malu terus kalau ada masalah pekerjaan, saya kepikiran terus sampe rumah P: Bagaimana bapak melihat kelebihan dan kekurangan dalam diri bapak? S: Iya dari kelebihan dan kekurangan itu, saya bisa menilai kualitas hidup saya sendiri pak, P: Seperti apa kualitas hidup yang bapak inginkan? S: Mampu menerima kelebihan dan kekurangan pak, dua hal tersebut yang buat saya ingin dan terus maju untuk mencapai keberhasilan. P: Bagaimana pandangan bapak sendiri tentang internal auditor? S: Menurut saya profesi ini termasuk berat pak P: Maksudnya bagaimana pak? S: Siap dimusuhi banyak orang pak, terus siap menerima resiko ancaman dan kehilangan banyak teman tapi saya tidak menyesal dengan profesi ini..... P: Bagaimana bapak menilai diri bapak sendiri saat ini? S: Saya menjadi seorang internal auditor atas kemauan sendiri pak, seperti yang saya katakan di awal tadi bahwa saya ingin mencipatakan lingkungan pekerjaan yang bersih pak makanya saya masuk ke profesi sepertia saat ini. P: Apa bapak punya teman dekat? S: Dekat banget si tidak juga pak, namanya A, dia lebih tualah dari saya. Saya sering bertukar pikiran dengan saya.... P: O gitu pak, apa saja yang bapak ceritakan kepada teman bapak? S: Saya hanya menceritkan masalah-masalah umum pak, karena itu tadi saya harus menjaga kerahasiaan perusahaan, apalagi masalah keluarga saya tidak pernah menceritakan kepada orang lain. P: Seperti apa pertemanan menurut bapak?
S: Pertemanan penting pak, saya disini banyak teman, kalau tidak ada teman tidak enak rasanya pak, saya senang banyak teman di sini, bisa bercanda dan tukar pikiran..... tapi dalam suatu kondisi tertentu dimana hendak mengungkap kecurangan seseorang, hubungan terhadap orang tersebut menjadi tidak luwes. Apalagi ketika orang tersebut dikenakan sangsi maka penerimaan orang tersebut terhadap diri saya menjadi tidak baik....... P: Pernah ribut sama teman pak? S: Saya tidak pernah ribut sama teman pak, lagian saya tidak suka yang namanya berantem, P: Apa bapak suka memilih teman untuk bergaul? S: Saya bergaul dengan siapa saja boleh pak, yang penting tujuannya baik, P: Apa si yang bapak harapkan dari berteman? S: Iya sebagai teman untuk bertukar pikiran pak atau bertukar pengetahuan juga, banyaklah manfaat berteman pak. P: Kalau ada masalah, bapak cerita kepada siapa? S: Saya lebih sering cerita sama istri pak, bagi saya istri merupakan orang yang tepat untuk curhat, kalau ada masalah dalam keluarga, saya dan istri selalu menyelesaikannya berdua P: Temen-temen suka bercerita kepada bapak seperti berkeluh kesah? S: Oh banyak pak, tapi mereka hanya menceritakan masalah pekerjaan masingmasing, ada yang sedih dan ada yang lucu, saya beri masukan atau beri motivasi dan mereka senang kalau ngobrol sama saya P: Apakah bapak termasuk orang yang mandiri? S: Iya pak, saya bertanggung jawab terhadap keluarga, memberi kebahagiaan untuk mereka, apalagi sejak bapak saya meninggal, saya bertanggung jawab penuh menjaga ibu dan menikahi adik saya. P: Bagaimana cara bapak dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal ? S: Saya sangat hati-hati pak dan mempertimbagkan dengan matang tapi saya tidak mengambil keputusan sendiri, saya melibat beberapa orang yang menurut saya berpengaruh. Seperti mengambil keputusan dalam mengatasi masalah pekerjaan, saya melibatkan bos, kalau dalam keluarga sama istri, P: Mengenai keputusan bapak menjadi internal auditor, apakah itu keputusan bapak sendiri? S: Iya pak, keputusan saya sendiri, P: Apakah lingkungan bapak, teman, keluarga, saudara mempengaruhi cara berpikir bapak? S: Iya pak, saya benyak belajar dari lingkungan sekitarnya, tapi yang negatif saya tidak ikutin P: Apa yang bapak lakukan jika lingkungan menjauhi bapak? S: Saya terima pak karena itu resiko saya seorang internal auditor, apalagi kalau ada orang yang dipecat dari tempat kerjanya, pasti akan menghindari saya, di satu sisi
saya merasa bersalah tapi di sisi lain karena perbuatan mereka sendiri, yang penting keluarga tetap mendukung saya pak P: Apakah menurut bapak sudah bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungan? S: Saya tetap mengikuti tuntutan lingkungan pak dan menjaga ketenangan lingkungan tersebut, P: Kalau kegiatan lebih suka yang terencana atau spontan pak? S: Saya terbiasa dengan kegiatan yang terencana pak, tapi bukan berarti saya tidak melakukan kegiatan yang spontan juga, kalau yang terencana saya ada agenda sendiri, kalau yang spontan mengunjungi sauadara atau teman yang sakit P: Apa bapak sudah puas dengan perencanaan tersebut? S: Belum lah pak, bisa jadi ada rencana yang tidak terwujud karena suatu kondisi kan saya tidak tahu P: Bagaimana cara memilih lingkungan yang tepat ? S: Saya dimana saja bisa pak, saya lebih suka tinggal di daerah yang jauh dari keramaian pak, rasanya lebih tenang, dulu mau beli rumah di daerah Bogor pak tapi istri saya tidak setuju P: Apakah mengalami hambatan di lingkungan sekitar? S: Selama saya menjalani profesi sebagai internal auditor, saya punya teman, dan saya tidak merasa diri saya ditolak oleh mereka lagipula saya merasa tidak ada hambatan dalam lingkungan sekitar...... P: Seperti apa lingkungan yang bapak dambakan? S : Saya suka lingkungan yang aman dan nyaman pak, P: Bagaimana cara bapak menolak lingkungan yang buruk? S: Saya tidak menghindar pak tapi saya berusaha menutup diri karena itu tadi saya masih terbayang dengan ancaman yang pernah saya terima dari luar…... P: Apa ada aktivitas yang berkaitan dengan profesi bapak? S: Tidak ada pak, saya cuma mengikuti kegiatan keagamaan di gereja, P: Apa merasa nyaman dengan profesi bapak saat ini? S: Iya nyaman si pak, tapi kalau ada karyawan yang dipecat pasti tidak nyaman pak, selalu ada ancaman lewat bbm ke saya, tapi saya selalu berdoa supaya diberi perlindungan dari Tuhan, P: Apakah bapak berusaha untuk mengatur di lingkungan kerja bapak? S: Saya tidak berani megatur pak, karena saya tidak memiliki wewenang, saya hanya bisa mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, apalagi semua sudah dituangkan dalam peraturan dan kebijakan perusahaan..... P: Apa tujuan hidup bapak? S: Iya saya ingin hidup bahagia bersama keluarga pak, terus ingin punya usaha sendiri, biar nanti kalau sudah tidak bekerja lagi saya tidak kepikiran untuk membiayai sekolah anak-anak, apalagi biaya pendidikan semakin mahal...... P: Bagaimana cara untuk mencapainya? S: Berusaha semaksimal mungkin pak dan tidak lupa berdoa kepada Tuhan,
P: Semoga terwujud ya pak, terus bagaimana bapak memaknai kehidupan sebagai internal auditor? S: Saya bersyukur dengan profesi ini pak, saya menjalaninya dengan senang hati meskipun sering dapat ancaman tapi tidak membuat saya patah semangat atau hilang konsentrasi...... P: Apa bapak memiliki prinsip dalam hidup? S: Prinsip saya harus bertanggung jawab terhadap semua keputusan, sama keluarga apapun resikonya, P: Perubahan terbesar apa yang ada dalam hidup bapak? apakah perubahan tersebut memengaruhi kondisi? S: Iya prestasi dalam kerja pak, saya bisa dipercaya sama bos untuk memeriksa semua transaksi perusahaan, dan kalau bos mau ambil keputusan, bos pasti minta masukan dari saya....... P: Masih ada yang ingin bapak raih dalam hidup bapak? S: Ingin menjadi orang sukses pak dan menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi, P: Apa bapak termasuk terbuka dengan pengalaman baru? S: Saya sudah banyak dapat pengalaman dalam profesi saya sebagai internal auditor pak, saya lebih realistis, lebih teliti, bisa memahami karakter orang dan saya berharap supaya apa yang sudah saya dapatkan ini bisa membawa saya menjadi pribadi yang lebih matang baik dalam berpikir maupun dalam bertindak...... P: Menurut bapak apa potensi yang ada dalam diri bapak? S: Saya memiliki pengetahuan terhadap bidang ilmu pak, ilmu itu yang saya pakai untuk analisa beberapa laporan, apalagi yang berkaitan dengan profesi saya sebagai internal audit sangat berguna untuk menganalisa dan memudahkan saya untuk mengungkapkan kecurangan, dan saya mengetahui potensi kecurangan dalam sebuah laporan tersebut........ P: Apakah bapak masih memiliki keterampilan lain? S: Mengajar pak..... tapi saya lebih senang profesi saat ini P: Bagaiamana bapak mengembangkan potensi tersebut? S: Dulu saya pernah jadi dosen pak, ngajar mahasiswa kelas karyawan, tapi cuma setahun, karena saya terlalu cape akhirnya saya berhenti jadi dosen, P: Apa makna yang bapak bisa ambil dari potensi tersebut? S: Saya merasa bangga dengan diri saya pak, P: Bagiamana profesi bapak dapat mengubah hidup bapak? S : Maksudnya gimana pak? P: Maksud saya, apakah dengan profesi sebagai internal auditor dapat membawa pengaruh positif? S: Iya ada pak, kalau buat perusahaan semua kecurangan sudah mulai berkurang dan kalau buat saya sendiri bisa lebih percaya diri,
P: Apakah bapak mengalami kesulitan ketika menceritakan kehidupan bapak kepada saya? S: Tidak pak P: Apakah merasa terbebani dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan? S: Tidak juga pak, justru saya semua pertanyaan bapak saya bisa melihat kelebihan dan kekurangan dalam diri saya pak..... P: Saya rasa cukup sekian pak dan saya berterima kasih untuk informasinya, semoga harapan bapak dapat terwujud, S: Amin, terima kasih pak....
Hasil Wawancara Subjek II Tanggal : 26 dan 30 Agustus 2013 : 11.30 WIB Jam Lokasi : Bekasi Pewawancara : P (Peneliti) Subjek : CH (Subjek) P: Kita mulai saja wawancaranya ya bu? S: Iya pak..... P: Namanya ibu siapa bu ? S: Ch.... P: Ibu lahir tahun berapa ?. S: Surabaya tahun 1983. P: Berarti sekarang umurnya berapa bu ? S: 30 tahun pak..... P: Tibggal dimana sekarang bu? S: Di Jakarta Timur pak.... P: Pendidikan terakhir apa bu? S: S1 Akunting pak... P: Ibu ada berapa bersaudara? S: Dua bersaudara pak, saya anak pertama..... P: Agama ibu apa? S: Katolik P: Apa saja Jobdes ibu sebagai Internal Auditor? S: Analisa laporan pak, tapi saya lebih ke operasionalnya.... P: Ibu sudah berkeluarga? S: sudah pak, P: punya anak berapa bu? S: baru 1 pak.... P: Anak sudah umur berapa bu?
S: 4 th pak..... P: Kalau ibu masih kerja, terus anak saya siapa di rumah bu? S: Kebetulan ada neneknya di rumah, jadi neneknya yang jaga, kalu sama pembantu, saya agak kuatir karena banyak kasus penculikan sekarang..... P: Sehari berapa kali menelpon anak bu, S: Cuma sekali doang pak, manfaatkan waktu istirahat kantor buat ngobrol sama anak P: Kondisi anak sehat bu? S: Puji Tuhan sehat pak.... P: Ibu bisa berbagi ceritakan bagaimana masa kecil ibu? S: Iya biasa aja sih pak, tapi sejak adik saya lahir, perhatian orang tua lebih ke adik saya...... P: Maksudnya gimana bu? S: perhatian ke saya berkurang pak, apalagi sejak adik saya masuk SMA, orang tua belikan adik saya motor tapi saya tidak di kasih hadiah apa-apa..... P: apa hal tesebut bisa mempengaruhi sikap ibu ke orang tua? S: Tidak juga pak..... P: apa ibu merasa kecewa dengan perlakuan tersebut? S: iya kecewa sih ada pak, tapikan saya tidak mau minta apa-apa sama orang tua, saya merasa kasihan juga pak karena ekonomi keluarga pas-pasan.... P: ok bu, bagimana dengan masa remaja ibu? S: Kurang bahagia pak, saya jarang bermain dengan teman-teman karena saya merasa orang yang paling kecil, sementara teman-teman saya gemuk, saya jadi malu sendiri..... P: bagaimana tanggapn orang tua bu? S: orang tua selalu bilang harus banyak makan biar gemuk...... P: terus apakah mengurangi rasa percaya diri ibu? S: tidak juga pak, buktinya teman-teman saya masih mau berteman dengan saya pak..... P: baguslah kalau begitu bu, terus hubungan ibu dengan keluarga, saudara-saudara dan lingkungan ibu gimana? S: baik pak, tidak pernah ada masalah dengan mereka....... P: bagaimana kondisi keluarga ibu? S: keluarga saya sederhana pak, hidup apa adanya meskipun ekonomi pas-pasan tapi tidak membuat keluarga saya putus asa...... P: bagaimana cara orang tua mengasuh ibu? S: tidak ada perhatian khusus pak, dan orang tua tidak terlalu banyak aturan, maksudnya bebas mau ngapain aja boleh........ P: bisa diceritakan, apa yang membuat ibu tertarik dengan profesi tersebut? S: saya g pernah berpikir untuk menjadi seorang internal auditor pak, saya malah pengen menjadi akuntan tapi entah kenapa saya terjun ke bidang internal auditor, saya tidak ada bayangan sama sekali pak, tapi saya diajarin bagaimana mengaudit,
setelah saya ngerti, saya mulai tertantang dengan profesi ini, dari situ saya tertarik dengan audit pak......... P: sudah berapa lama ibu bekerja sebagai internal auditor? S: sudah 6 th pak, mau jalan 7 th sekarang...... P: apa ibu sudah pernah bekerja sebagai internal auditor sebelumnya? S: belum pernah pak, saya baru pengalaman disini....... P: Sejak kapan ibu bekerja di sini? S: saya bekerja di sini sejak tahun 2007 pak dengan profesi yang sama...... P: bagaimana menurut ibu tentang profesi ibu sendiri sebagai internal auditor? S: saya senang dengan profesi ini pak, banyak ilmunya dan cukup menantang meskipun saya mengalami tekanan seperti ancaman......, P: maksudnya bagaimana bu, bisa diceritakan? S: saya kan menganalisa laporan pak dan saya menemukan kejanggalan, saya sampaikan ke atasan, katanya „coba kamu periksa, kalau sudah selesai saya minta datanya......‟ saya periksa laporan itu kurang lebih 2 sampe 3 hari dan ngumpulin semua datanya sebagai bukti...... hari berikutnya saya bawa laporan tersebut ke atasan, P: bagaimana tanggapan atasan ibu? S: iya atasan saya periksa lagi mengenai kebenaran laporan dari saya pak, atasan saya dan saya lengsung bertemu direksi, dalam pertemuan itu disepakati untuk memecat pelakunya berdasarkan data dari saya. Direktur langsung memanggil pelakunya pak untuk mengkonfirmasi lansung, awalnya dia tidak merasa bersalah pak, dia sempat marah tapi bos langsung tunjukin bukti, dia langsung diam dan mengaku perbuatannya, bos langsung mengeluarkan surat pemecatan pak...... P: bagaiman tanggapan pelaku dengan pemecatan itu? S: dia nangis pak dan langsung keluar dari ruangan..... P: bagaimana perasaan ibu? S: ikut sedih juga si pak..... P: tadi ibu bilang dapat ancaman, bagaimana bu? S: iya pak, saya dapat surat kaleng yang isinya “awas kamu ya, saya tidak akan takut bunuh kamu......” itu isi suratnya pak...... kadang lewat sms ancamannya, hampir seminggu saya diteror pak, saya jadi takut tapi saya berdoa dalam hati mohon perlindungan dari Tuhan...... P: bagaiman tanggapan temen-temen ibu dengan pemecatan tersebut? S: sempat heboh si pak, bahkan ada juga yang nakut-nakutin saya, kata mereka hatihati bu......saya tidak merespon pak, saya tetap konsentrasi pada pekerjaan saya..... P: apa ibu merasa tertekan dengan hal tersebut? S: tertekan karena merasa diancam tadi terus merasa bersalah pak, jadi saya kurang fokus dan hilang konsentrasi, pekerjaan yang lain jadi berantakan, saya sempat berpikir untuk mengundurkan diri pak...... P: apa kejadian itu, ibu ceritakan ke keluarga? S: iya pak, saya cerita ke suami saya......
P: lalu bagaimana tanggapan suami ibu? S: suami saya sempat kaget pak waktu saya cerita, tapi suami saya beri dukungan orang biar saya lebih tenang....... P: Ok bu, terus kegiatan ibu sehari-hari apa kalau hari libur bu? S: iya masak, bersih-bersih rumah, terus jaga anak juga, dan saya senang buat kue pak buat makan sekeluarga..... P: oh ibu punya keahlian buat kue? S: Iya pak, saya belajar waktu masih sekolah, dulu sebelum nikah kadang sama ibu saya buat kue, ......... P: Bagaimana ibu menggambarkan tentang diri ibu secara umum setelah ibu menjadi internal auditor? S: iya..... saya jadi tertutup dengan temen-temen pak..... apalagi sejak kasus pemecatan itu, pergaulan saya jadi tidak bebas...... P: Ibu merasa puas dengan kehidupan yang dijalani atau ibu merasa tidak puas sekarang ini? S: Gimana ya.... saya senang profesi ini.... tapi kalau dibilang puas atau belum puas, namanya juga hidup kadang puas kadang belum puas...... yang buat saya belum merasa puas itu ya karena ada ancaman dari luar..... P: berarti bisa dibilang saat ini kepuasan hidup yang ibu rasakan kalau ibu bebas dari ancaman ya bu? S: iya pak..... saya pengen hidup tenang biar saya bisa bebas jalani kehidupan saya bersama keluarga....... P: apakah ibu merasa menyesal bahwa laporan dari ibu yang membuat karyawan dipecat? S: iya ada rasa nyesel juga pak, P: apakah ibu memiliki kelebihan dalam diri ibu? S: saya bingung pak apa kelebihan saya.... P: apakah ibu memiliki keahlian tertentu mungkin? S: paling bikin kue pak, tidak ada yang lain lagi, saya belajar bikin kue waktu masih sekolah, sebelum nikah sering buat kue sama ibu..... P: kalau kekurangan apakah ibu mengetahui kekurangan dalam diri ibu? S: kalau kekurangan ya ada, saya kurang pd (percaya diri), minder dan malu pak....... P: bagaimana ibu menerima kelebihan dan kekurangan dalam diri ibu? S: ya......saya terima kelebihan dan kekurangan dalam diri saya pak, itu bagian dari diri saya, jadi saya bisa menerima diri apa adanya........ P: terus hal-hal apa saja yang ingin ibu ubah dari diri ibu atau hidup ibu? S: saya ingin mengubah hidup saya menjadi lebih baik pak dan bahagia bersama keluarga, apalagi sama anak........ P: apa ibu memiliki keinginan untuk menjadi orang lain S: jadi orang lain si kayanya g juga pak, mungkin saya perlu mengambil keputusan untuk mengundurkan diri, saya mau bisnis aja, jualan kue...... P: Siapa orang yang paling dekat dengan ibu saat ini?
S: ada pak cuma beda departemen dengan saya, ....... P: Bisa ibu ceritakan seberapa dekat ibu dengan orang tersebut? S: ya,..lumayan deket, dia orangnya baik dan cukup perhatian sama saya, P: apa saja yang ibu ceritakan? S: iya.....masalah kerjaan pak......tapi kalau soal data yang berkaitan dengan perusahaan, saya keep pak karena saya tidak mau ada orang lain tahu meskipun itu adalah teman dekat sekalipun karena saya g mau ada anca,am lagi dari luar........ D : Seberapa percaya ibu pada orang tersebut? S: biasa aja,....... lagian saya tidak mudah memberikan kepercaya kepada teman pak..... biarpun itu temen dekat.... P: jadi ibu kurang bisa percaya sama orang lain walaupun itu teman dekat? S: iya pa...... P: kalau masalah pribadi bagaimana bu? S: iya saya simpan sendiri pak.......... P: menurut ibu arti hubungan keluarga itu seperti apa? S: Ya, yang pasti arti hubungan keluarga itu bisa berbagi, tapi saya takut kalau cerita ke suami entar nambahin beban....... P: Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga? S: Ya.... dalam keluarga saya selalu saling mendukung, dan kalaupun ada masalah, saya selalu cerita dengan suami, kami juga selalu berdoa bersama dalam keluarga..... P: bagaimana sikap atau perlakuan keluarga terhadap ibu? S: Keluarga tetap dukung saya, mereka kasih saya semangat, suami saya selalu beri motivasi....... P: kalau teman gimana bu? S: temen juga masih ada yang dukung pak....... P: Apa arti menjalin hubungan pertemanan bagi ibu? S: ya kalau punya temen enak pak, bisa ngobrol-ngobrol, bercanda....... P: pertemanan penting tidak buat ibu? S: o..... sangat penting...... P: apa sih kriteria ibu dalam berteman? S: saya tidak memilih dalam bergaul pak, saya terbuka semua orang untuk berteman dengan saya....... P: Apa yang ibu harapkan dari hubungan pertemanan? S: saya sih berharap bisa hidup damai pak,...... P: bagaimana kualitas dari hubungan pertemanan yang ibu jalin?
S: biasa aja pak‟ P: Apa ibu pernah menjadi tempat berkeluh kesah teman ibu? S: jarang sih,..paling cerita-cerita biasa aja,.. P: Apa yang ibu lakukan kalau teman ibu menceritakan masalah kehidupannya pada ibu? S: saya dengerin aja cerita mereka pak...., P: trus ibu kasih saran buat masalah mereka? S: kadang saya ngasih saran pak........ P: Apa ibu bisa dipercaya oleh orang yang menceritakan masalahnya pada ibu? S: iya bisa pak...... P: apa ibu bisa menyimpan rahasia? S: iya...... P: Menurut ibu, apa ibu termasuk orang yang terbuka dengan orang lain? S: tidak juga pak‟ apalagi kalau orang yang belum saya kenal lama...... P: Ibu termasuk orang yang mandiri? S: iyalah pak, kalau saya belum mandiri, bagaimana saya bisa bertanggung jawab sama keluarga P: bisa jelaskan mandiri dalam hal apa? S: saya ikut bertanggung jawab terhadap keluarga pak, bukan Cuma suami doang yang harus bertanggung jawab, apalagi sama anak, saya beri perhatian khusus biar anak saya sehat dan bisa berkembang baik fisik maupun mentalnya....... P: Oh gitu, trus klo ibu mau mengambil keputusan, ibu bagaimana mengambil keputusan, perlu saran dari orang lain apa ibu jalani sendiri? S: saya selalu minta saran dari suami...... kalau suami sepakat, saya jalani dan kalau menurut dia baik, dia ikutin pak tapi kalau tidak dia pasti larang..... di kantor juga saya sering tanya ke atasan, karena secara prosedur semua keputusan harus diketahui atasan...... P: Apa menurut ibu sudah bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungan? S: iya saya sudah ngikutin aturan yang ada, apalagi kalau dikantor saya mengikuti atauran dan kebijakan perusahaan....... P: Kalau di lingkungan rumah bagaimana? S: biasa-biasa aja di lingkungan, saya tidak membuat yang aneh-aneh, apalagi saya orangnya tidak suka ribut.......
P: kalau menurut ibu apa sih hal yang mendasari ibu ingin memeriksa data atau laporan tersebut? S: ya tadinya saya tidak tahu kalau ada yang melakukan kecurangan, saya tiba-tiba diminta periksa data tersebut..... apalagi atasan saya meminta supaya bisa menemukan kecuarangannya, di situlah saya ditantang untuk menciptakan suatu pekerjaan yang bersih dan jujur..... P: Seperti apa nilai atau prinsip yang ibu miliki? S: apa ya....... jalani hidup dengan penuh syukur pak...... P: maksudnya bagaimana bu? S: ya seperti bekerja sesuai aturan dan tidak neko-neko, tidak membuat masalah baik di tempat kerja maupun di luar..... P: Apa ibu orang yang terencana atau senang melakukan kegiatan-kegiatan spontan aja? S: kalau di kantor saya suka pekerjaan yang terencana pak, tapi kalau di rumah spontan aja....... ada aja yang saya lakukan di rumah, kadang anak juga minta jalan-jalan....... P: Seperti apa bu yang terencana? S: menyusun pekerjaan mana yang utama, urgent, pekerjaan yang bersifat sementara, pokoknya menentukan skala proritaslah pak, biar fokus dan teratur....... P: Apa sih yang ibu rasakan selama menjadi internal auditor? S: Ya saya jadi lebih realistis pak dan pekerjaan saya lebih tersusun rapih, fokus sehungga pekerjaan terselesaikan dengan baik, kalaupun ada yang masih pending mungkin karena ada pekerjaan yang mendesak banget........ P: Apa ibu puas sama perencanaan dan pengaturan yang ibu buat dalam hidup ibu? S: rasanya belum puas pa....... P: Lalu apa yang ibu rencanakan dalam hidup ibu? S: Saya pengen punya usaha pak, terus memberi kebahagiaan untuk keluarga terutama anak......
P: Gimana cara ibu memilih lingkungan yang tepat bagi ibu ? S: saya si tidak memilih lingkugan untuk bergaul pak..... saya bergaul dengan siapa aja boleh yang penting bisa menerima satu sama lain dan hidup tenang terus g ada yang saling ngancam......... P: Gimana ibu menyesuaikan diri dengan dengan lingkungan baru? S: Saya bersikap baik aja, ikutin aturan yang sudah ada di lingkungan itu...... P: Apa ibu memiliki pengalaman mendapat hambatan dari lingkungan sekitar? S: sejauh ini tidak ada pak..... saya belum tau kedepannya akan seperti apa....... P: Lingkungan seperti apakah yang ibu sukai? S: saya suka lingkugan yang tenang pak, terus tidak terlalu rame, ya pokonya yang ramahlah pak...... saya si tetap bersyukur dengan lingkungan saat ini pak tapi saya g membuka diri terhadap lingkungan, itu karna saya masih trauma dengan peristiwa yang mengancam keselamatan saya, saya belum bisa keluar hal itu, saya g tau sampe kapan......... P: seperti apa kepedulian mereka terhadap ibu? S: biasanya kalau ada laporan saya yang kurang, mereka ajarin saya bagaimana cara buat laporan yang bagus, biar bisa diterima atasan..... P: Bagaiamana cara ibu menghindari lingkungan yang memberi pengaruh buruk buat ibu? S: saya ambil hikmahnya aja, dan tidak terpengaruh dengan lingkungan yang buruk itu........ P: kalau orang disekitar menjauhi ibu, setelah mendengar bahwa laporan ibu menyebabkan salah satu karyawan dipecat, apa yang ibu lakukan? S: saya diem aja pak, kalau memang mereka jauhin saya mau bagaimana lagi, mungkin mereka tidak membutuhkan saya, yang pasti saya merasa sedih, paling saya tidak peduli dengan hal kaya gitu...... P: Gimana hubungan ibu dengan lingkungan sekitar ibu? S: saya tetap menjaga hubungan saya pak, apalagi saya tidak suka cari masalah di sini, emang waktu kejadian pemecatan itu, saya merasa tidak nyaman pak, bahkan sempat hubungan saya dengan lingkugan sekitarnya kurang kondusif tapi sekarang sudah baik dan saya sedikit demi sedikit mulai bisa tenang......
P: Ooo berarti sekarang sudah berlahan-lahan membaik ya bu...... S : Iya pak‟ D: Apa ibu punya aktivitas yang berhubungan dengan profesi ibu? S: tidak ada pak, paling itu tadi mebuat kue, masak, bersih-bersih rumah dan jaga anak.......... P: Apa ibu merasa nyaman dengan profesi internal adutor saat ini? S: sekarang sih sudah merasa nyaman pak, tapi belum tau kalau ada masalah atau kejadian yang sama lagi...... P: Bisa ibu ceritakan apa yang menjadi tujuan dari hidup ibu? S: Saya pengen membahagiakan keluarga pak karena keluarga sngat penting buat saya, terus punya usaha untuk bisa menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi...... P: Gimana cara ibu mencapainya? S: beruhasa dan terus berdoa pak...... P: Gimana ibu menilai hidup yang telah ibu jalani? S: saya bersyukur pak dengan hidup yang sudah saya lewati, dan yang penting saya tidak menyesal dengan masa lalu saya, karena masa lalu dapat mengubah hidup saya jadi lebih baik....... P: Gimana pendapat ibu mengenai kehidupan ibu saat ini setelah ibu menjadi seorang interna auditor? S: gimana ya pak....... menurut saya sih hidup itu perlu disyukuri, apapun keadaanya tetap bersyukur, karena dengan begitu saya bisa menerima diri apa adanya........ P: apa sih yang ibu harapkan dari profesi ibu sebagai internal auditor? S: saya ingin perusahaan ini bersih dari kecurangan pak, sehingga perusahaan ini tetap berjalan dan berkembang..... P: harapan ibu supaya perusahaan ini lebih maju ya..... S: iya pak......... P: apa sih yang akan ibu lakukan?
S: saya berusaha semampu saya pak dengan mengungkap semua kecurangan yang terjadi, dan mereka harus diberi sanksi yang cukup berat biar jera, sehingga profit perusahaan ini semakin besar..... P: apa perubahan besar yang terjadi dalam diri ibu sebagai internal auditor? S: masuk profesi internal auditor perubahan besar buat saya pak, banyak hal yang saya dapat di sini, saya bisa menbaca karakter teman atau pelaku yang melakukan kecurangan, saya juga lebih rasionalis, dan perubahan lain yang saya alami bahwa mulai disegani di kantor yang tadinya biasa aja, rasanya kurang nyaman pak kalau ada yang segan sama saya...... P: Ibu termasuk orang yang terbuka pada pengalaman baru? S: iya pak....... P: Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi pengalaman atau tantangan yang baru dalam hidup ibu? S: saya coba ikutin aja pak, apalagi profesi ini termasuk pengalaman baru bagi saya, semua tuntutan dari manajemen harus saya jalani...... P: potensi apa yang ada dalam diri ibu? S: apa ya pak, paling saya cuma bisa menganalisa sebuah laporan aja pak..... P: kalau keterampilan yang lain? S: saya bisa buat kue pak, yang penting ada resep kuenya, entar saya bisa buat sendiri tanpa perlu diajari...... P: apa ibu masih ada keterampilan tertentu yang ingin dikuasai? S: ada pak, pengen bisa masak yang enak, saya merasa masakan saya kurang enak ketimbang orang lain yang masak...... P: Bagaimana ibu menggunakan potensi yang ibu miliki? S: iya paling saya manfaatkan waktu libur untuk buat kuenya pak..... P: Bagaimana usaha ibu merealisasikan potensi yang dimiliki dan yang belum dimiliki? S: saya biasanya kalu hari sabtu suka nonton acara yang ada masak-memasak pak, saya tulis resepnya terus praktek deh....... P: Menurut ibu, apa keuntungan dari potensi yang dimiliki ? S: saya tidak perlu ngeluarin duit banyak untuk beli kue, cukup beli bahan mentahnya aja, bikin sendiri buat makan-makan sama keluarga terus ada peluang juga bisa buka bisnis kue.......... P: Gimana menjadi seorang internal auditor merubah hidup ibu saat ini?
S: iyalah pak, saya lebih kritis dan yang pasti banyak ilmu yang saya dapatkan di sini...... P: ok bu, ini pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan profesi ibu, apa ibu mengalami kesulitan dalam menceritakan kehidupan ibu sebagai narapidana pembunuhan mutilasi kepada saya? S: oh tidak pak..... P: apa ibu merasa terbebani dalam menjawab pertanyaan-pertanyaa yang saya ajukan? S: iya tidak juga pak....... P: Oke saya rasa cukup pertanyaan dari saya, terima kasih untuk waktunya dan kesediaan ibu dalam menjawab pertanyaan dari saya dan semoga sukses ya bu... Su : Iya pak,......terima kasih juga.....
Tanggal Jam Lokasi Pewawancara Subjek
Hasil wawancara Subjek III : 03 dan 09 Jan. 2014 : 11.30 WIB : Bekasi : P (Peneliti) : SR (Subjek)
P: Selamat siang pak? S: Selamat siang juga pak P: Saya mohon ijin waktunya sebentar ya pak, S: Kenapa pak? P: Saya ingin mendapatkan informasi dari bapak berkaitan dengan profesi sebagai internal auditor. S: Maksudnya wawancara pak? P: Iya pak...... S: Iya, bisa pak...... P: sekarang tinggal dimana pak? S: Di daerah pndok kopi pak.... P: Umur berapa sekarang pak? S: 64 th pak...... P: Kelahiran tahun berapa pak? S: 18 Nov. 1950 pak.... P: Orang tua masih lengkap pak? S: Orang tua semuanya sudah almarhum.....
P: Anak sudah umur berapa pak? S: Anak pertama sudah kuliah semester 4 di unibraw (Univ. Brawijaya Malang, anak kedua masih SMA kelas 2 di Jakarta pak...... P: Dulu nikah tahun berapa pak? S: Saya nikah tahun 1970, makanya anak saya sudah gede semuanya..... P: Ada berapa saudara dalam keluarga bapak? S: Saya ada 4 bersaudara, saya anak pertama dan kami sudah berkeluarga semuanya P: Waku kecil tinggalnya sama siapa pak? S: Waktu masih kecil sih tinggal sama orang tua sampe saya lulus SD, SMP sampe SMA saya tinggal di asrama karena jarak sekolah dan rumah lumayan jauh........ P: Bisa ceritakan masa kecil dan remaja bapak? S: Masa kecil saya kurang menyenangkan pak, karena keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan, saya dari keluarga yang tidak mampu pak, sehingga saya harus berjuang untuk bantu orang tua. Mulai SMP saya sudah bisa cari uang sendiri untuk biaya sekolah, terua waktu kuliah juga, saya kuliah sambil kerja karena saya tidak mau membenani orang tua, selain itu, saya juga bantu biaya sekolah adikadik saya, saya merasa kasihan sama orang tua pak…… P: Bagaimana hubugan bapak dengan keluarga, saudara dan lingkungan sekitarnya? S: Saya tidak ada masalah hubungan saya dengan keluarga, saudara dan lingkungan pak...... P: Bagaiamana kondisi keluarga pak? S: Semua sehat pak..…. P: boleh diceritakan pak, gimana orang tua dulu mengasuh bapak? S: Orang tua tidak pernah memanja saya pak, justru mereka mendidik saya supaya bisa mandiri bahkan sejak sekolah saya sudah bisa nyari uang sendiri pak, karena itu tadi orang tua tidak cukup untuk membiayai saya dan adik-adik saya. Ya mereka tidak memaksa saya nyari uang si, sayanya aja yang inisiatif nyari uang sendiri biar tidak membebani orang tua...... P: Apa background pendidikan bapak? S: Saya lulusan dulu SMA ambil IPA pak terus waktu mau kuliah saya ambil akutansi...... P: Apakah ada pemahaman sebelumnya? S: Saya tidak ada gambaran sama sekali pak...... P: Apa yang membuat bapak tertarik dengan profesi internal auditor? S: Iya karena saya ingin menerapkan sistem kerja yang bebas dari bentuk penyelewengan pak......... P: Apa ada pengalaman sebelumnya?
S: Ada pak….. P: Dimana pak? S: Saya dulu pernah bekerja di KAP terus pernah kerja di astra internasional sebagai internal auditor, dan terakhir ya di sini....... di sana saya mendapatkan banyak ilmu tentang auditor, bagaimana cara audit, buat laporan hasil audit..... P: Bisa diceritakan bagaimana pengalaman bapak di sini? S: Iya saya pertama kali masuk di sini lumayan senang pak, dalam benak saya itu perusahaan ini omsetnya lumayan besar, tapi setelah itu, saya baca SOPnya, saya kaget karena SOPnya tidak sampe ke akarnya dan bahkan banyak kemungkinan orang akan melakukan kecurangan, dan memang benar banyak kecurangan...... P: Bagaimana respon bapak melihat hal tersebut? S: Saya diminta periksa beberapa laporan pak, ada satu laporan yang saya temukan transaksinya janggal...... P: Terus bagaimana caranya untuk bisa mengungkapkannya pak? S: Saya minta data yang berkaitan dengan transaksi itu pak terus melakukan konfirmasi ke lapangan, kalau sudah lengkap baru saya buat laporan berdasarkan bukti-bukti yang ada..... P: Hasilnya diserahkan ke siapa pak? S: Saya berikan ke bos pak, nanti mereka akan periksa lagi.... P: Bagaimana jawaban dari bos pak? S: Ya mereka manggil saya untuk pembenaran laporan tadi, dan saya yakin kalau memang ada transaksi yang janggal, sempat deg-degan juga pak..... P: Emang kenapa pak? S: Takutnya laporan saya ada yang salah, kalau ada yang salah bos tidak akan percaya lagi pak, tapi ternyata laporan itu bos percaya...... P: Terus sikap bos gimana pak? S: Waktu meeting sempat rame pak karena ada yang tidak seutuju dengan pemecatan, tapi akhirnya orang yang melakukan penyelewengan itu dikeluarkan pak.... P: Waktu bapak dengan pelakunya dikeluarin gimana pak? S: Saya biasa aja pak, toh terbukti bersalah mau bagaimana lagi lagian kan saya bekerja atas permintaan bos..... P: Apa bapak tidak merasa sesuatu? S: Tidak ada pak..... P: Terus waktu pelaku dikeluarin bagaimana pak? S: Tidak ada yang tau pak karena waktu meeting, bos bilang tolong jangan disebarkan kasus ini ke orang lain, makanya tidak ada yang tau...... P: Apa tanggapan pelaku pak?
S: Dia kaget pak dan tidak percaya, tapi ada bukti yang kuat akhirnya dia terima pemecatan itu bahkan dia sempat ngancam, katanya „saya akan cari tau siapa yang laporin, kalau ketemu saya tidak akan segan-segan bunuh orangnya P: Waktu dengar kalimat gitu, bapak gimana? S: Saya jadi kepikiran pak, nanti kalau ada yang tau terus ngasih info ke dia, bisa panjang urusannya, saya sudah mulai g bisa tenang pak, P: Apa tindakan bapak dengan ancaman tersebut? S: Saya hanya berdoa, semoga g akan terjadi apa-apa, P: Apakah bapak cerita kondisi tersebut kepada keluarga? S: Ya pak, saya kalo ada masalah di kerjaan cerita ke istri, saya cerita semua ke istri, P: Bagaimana sikap keluarga bapak? S: Istri saya tanya pak, emang ada apa, saya bilang tadi ada karyawan yang dipecat karena ketahuan bos melakukan kecurangan, kata istri saya, itu salah dia sendiri dan katanya, udah jangan dipikirin, g usah panik toh Tuhan masih lindungi kamu, P: Apakah bapak sempat putus asa? S: Ya sempat pak sebelum saya cerita ke istri, tapi stelah saya cerita ke istri, saya udah mulai tenang lagi..... P: Aktvitas bapak apa saja selain bekerja? S: Saya ngajar di sebuah kampus pak, ya buat nambah-nambah penghasilan terus biar ilmu saya bisa dipake.... P: Bisa diceritakan bagaimana bapak melihat diri bapak sendiri sebagai internal auditor? S: Saya sejak masuk ke bidang internla auditor, saya agak tertutup pak, ya mungkin karena banyak yang harus dirahasiakan, saya dulunya cukup terbuka dengan orang lain pak, emang sih masih sempat ngobrol-ngobrol sama temen-temen...... P: Apa bapak merasa nyaman dengan profesi ini? S: Saya merasa nyama pak profesi ini, yang buat saya g merasa nyaman itu, kalo bos g percaya dengan saya, saya juga g tau alasannya apa, padahal saya udah kerja sesuai prosedur, belum lagi kalo ada ancaman seperti tadi, P: Mungkin bos tidak merasa puas dengan hasil kerja bapak? S: Ya bisa jadi pak, mungkin metode kerja saya ada yang salah juga, kalo emg itu, saya akan rubah metode atau cara kerja saya..... P: Apa pendapat bapak dengan kehidupan yang sudah dijalani? S: Ya banyak yang sudah saya jalani pak, pengalaman saya sudah bertahun-tahun buat semakin matang dalam berpikir, saya senang dengan apa yang sudah saya dapatkan selama ini, apalagi anak saya semua udah gede jadi saya g kepikiran lagi.
Memang selama kerja di sini banyak tekan tapi g buat saya putus asa pak dan saya g mau cerita ke anak saya, saya g mau mereka terganggu pikiran mereka, cukup istri aja yang tau, P: Apakah bapak merasa puas dengan kehidupan bapak? S: Ya kalo dibilang puas sih kayanya mustahil pak, yang buat saya bangga, anak saya semua sudah gede, anak pertama sudah kuliah terus anak kedua sudah kelas 2 SMA, tapi kalo soal puas tadi ya belum puas karena itu tadi di tempat kerja saya g merasa nyaman...... P: Apa keinginan bapak yang belum tercapai? S: Saya kepengen buka kantor jasa akunting pak, kalo udah punya kantor sendiri kan enak pak, suka dukanya saya sendiri yang tanggungg terus g ada tekanan dari orang lain juga...... P: Apa yang akan bapak lakukan untuk mencapai keinginan bapak? S: Saya terus berusaha pak nyari temen biar bisa tukar pikiran karena saya belum punya pengalaman, mungkin saya akan nebeng sama temen dulu sementara, kalo sudah punya modal, saya buka kantor sendiri..... P: Apa kelebihan dan kekurangan dalam diri bapak? S: Apa ya pak, kelebihan saya cuma bisa membuat SOP pak atau menset ulang SOP yang g jalan, kuncinya untuk mengurangi potensi kecurangan dalam sebuah perusahaan, sama ngajari orang pak, P: Ngajar orang maksudnya gimana pak? S: Saya kebetulan ngajar juga di sebuah kampus swasta, jadi saya bisa berbagi ilmu, bagi saya berbagi ilmu ke orang lain itu sebuah kebanggaan besar buat saya pak, P: Kalau kekurangan dalam diri bapak apa saja? S: Saya kurang tegas pak terus kurang percaya diri, mungkin itu yang buat bos g puas dengan hasil kerja saya, P: Bagaimana bapak melihat kelebihan dan kekurangan dalam diri bapak? S: Iya senang pak, saya bisa menerima diri apa adanya, saya g menyalahkan diri sendiri meskipun ada yang g senang dengan saya, P: Seperti apa kualitas hidup yang bapak inginkan? S: seperti yang saya bilang tadi, bisa menerima kelebihan dan kekurangan pak dalam diri...... P: Bagaimana pandangan bapak sendiri tentang internal auditor? S: Sebenarnya menarik profesi internal auditor pak, yang penting siap menerima berbagai macam tantangan, mulai dari dibenci, g disukai, terus kadang g dipercaya, kalo g benar-benar profeisonal, pasti putus asa pak.... P: Bagaimana bapak menilai diri bapak sendiri saat ini?
S: Saya bangga dengan diri saya sendiri pak, dengan segudang pengalaman yang saya dapatkan selama ini, itu sudah cukup buat saya tapi kalo soal ilmu saya belum cukup pak, P: Apa bapak punya teman dekat? S: G ada pak, lagian saya bebas ngobrol sama siapa aja, saya g pernah menempatkan orang khusus sebagai temen dekat, P: O gitu pak, apa saja yang bapak ceritakan kepada teman bapak? S: Ya ngobrol biasa pak, saya biasanya senang kalo bahas isu politik, apalagi mendekati pilpres, terus masalah ekonomi dan bisnis, P: Seperti apa pertemanan menurut bapak? S: Intinya kalau bertemen itu g saling musuh-musuhan pak, hidup damai dan tenang satu sama lain enak, kalau musuh-musuhan buat apa, g ada gunanya juga, hanya menimbulkan perpecahan aja, P: Pernah ribut sama teman pak? S: Ribut masalah kerjaan sih wajar pak, kalau ribut masalah yang lain g pernah terjadi, P: Apa bapak suka memilih teman untuk bergaul? S: Oh g pernah pak, saya bergaul sama siapa aja yang penting tidak membuat saya kecewa atau nyakitin saya atau keluarga saya, P: Apa si yang bapak harapkan dari berteman? S: Adanya persaudaraan pak, hidup damai satu sama lain, berteman itukan bisa membangun persaudaraan pak, beda ras, budaya, agama itu wajar dan g perlu dipersoalkan, P: Kalau ada masalah, bapak cerita kepada siapa? S: Kalau ada masalah, saya simpan sendiri pak, g pernah saya ceritakan ke orang lain kecuali sama istri pak, karena saya lebih terbuka sama istri dari pada temen atau siapapun, P: Temen-temen suka bercerita kepada bapak seperti berkeluh kesah? S: Ya di tempat kerja g ada yang cerita masalah mereka ke saya pak, yang sering cerita ke saya masalahnya cuma mahasiswa aja, P: Apakah bapak termasuk orang yang mandiri? S: O kalau saya g mandiri, gimana saya bisa hidupin kelurga pak, apalagi sebagai kepala keluarga, saya harus bertanggung jawab supaya kebutuhan keluarga tetap terpenuhi, dan saya juga bertanggung jawab sama adik-adik saya pak, P: Bagaimana cara bapak dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal ?
S: Saya ngambil keputusan harus realitis pak, saya butuh pertimbangan yang matang, g asal-asalan, apalagi yang berkaitan dengan pekerjaan, kalau keputusannya salah, ya bisa boomerang buat saya sendiri, P: Terus keputusan bapak menjadi internal auditor, apakah itu keputusan bapak sendiri? S: Itu memang keputusan saya sendiri pak, g ada faktor atau pengaruh dari luar, P: Apakah lingkungan bapak, teman, keluarga, saudara mempengaruhi cara berpikir bapak? S: Saya flesibel sih pak, g memakasa diri atau menutup diri terhadap pengaruh dari luar, kalau pengaruh positif saya membuka diri karena itu masukan buat saya tapi kalau yang negatif g saya jadikan masukan buat saya sendiri, P: Apa yang bapak lakukan jika lingkungan menjauhi bapak? S: Kalau ada yang menjauhi saya mau bagaimana lagi pak, mungkin lingkungannya g mau menerima kehadiran saya, dan saya biarin aja yang penting g mengganggu diri saya, ya memang rasanya aneh pak kalau lingkungan jauhin saya, P: Apakah menurut bapak sudah bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungan? S: saya selalu menyesuaikan diri dengan tuntun lingkungan pak, kalau di kantor, ikutin aturan dan prosedur, terus kalau di rumah ikuti kegiatan lingkungan, kerena saya g mau buat masalah di sini, P: Kalau kegiatan lebih suka yang terencana atau spontan pak? S: Yang mana aja bisa pak, tapi saya memang terbiasa dengan kegiatan yang sudah tersusun, biasanya saya ada list tersendiri setiap hari pak terutama kerjaan kantor, saya list mana yang pekerjaan pokok, urgen, dan kerjaan tamabahan, tapi bisa aja berubah kalau ada yang mendesak banget dan g bisa ditinggal, P: Apa bapak sudah puas dengan perencanaan tersebut? S: Kalau pekerjaan pokok bisa selesai tepat waktu, ada kepuasan tersendri pak, tapi kalau belum selesai belum puas rasanya, atau ada pekerjaan yang pending, itu juga yang bisa buat g puas, dan sejauh ini belum ada kerjaan yang ketinggalan, itu yang buat saya merasa lega, P: Bagaimana cara memilih lingkungan yang tepat? S: Saya g pernah memilih lingkungan pak, saya dimana aja bisa, tapi kalau tanya suka tinggal di lingkungan yan gseperti apa, saya lebih suka tinggal di tempat yang tenang dan bebas dari polusi, impian saya kepengen tinggal di Jogja pak, di sana lebih tenang rasanya, P: Apakah mengalami hambatan di lingkungan sekitar?
S: Ada pak, seperti yang saya bilang tadi ada yang g suka dengan saya di lingkungan pekerjaan, saya g ngerti apa alasan mereka, tapi saya g peduli dengan hal tersebut, P: Seperti apa lingkungan yang bapak dambakan? S : Saya suka lingkungan yang nyaman pak, g ada yang buat ribut, terus g ada ancaman segala macam, P: Bagaimana cara bapak menolak lingkungan yang buruk? S: Saya berusaha berdamai dengan lingkungannya pak, P: Apa ada aktivitas yang berkaitan dengan profesi bapak? S: Ya ngajar pak, ngajar akuntansi, terus ikut kegiatan keagamaan, P: Apa merasa nyaman dengan profesi bapak saat ini? S: Saya sangat mencintai profesi sebagai internal auditor pak, dan saya merasa nyaman dengan profesi ini, justru saya kepengen belajar lagi dalam bidang ini, P: Apakah bapak berusaha untuk mengatur di lingkungan kerja bapak? S: apa yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, saya tidak berani mengaturnya lagi pak, saya hanya membetulkan jika ada yang salah, P: Apa yang menjadi tujuan hidup bapak? S: Saya ingin membahagiakan istri dan anak-anak pak, bahagia di tempat kerja, terus ingin membuka kantor jasa akuntan, itu impian saya dari dulu pak, P: Bagaimana cara untuk mencapainya? S: Saya harus kerja keras untuk bisa mewujudkan semuanya pak, dan yang terpenting terus berdoa kepada Tuhan, P: Semoga terwujud ya pak, terus bagaimana bapak memaknai kehidupan sebagai internal auditor? S: Apapun keberadaan diri saya dan profesi saya saat ini, saya sangat bersyukur, pak, saya tetap mencintai profesi saya sebagai internal auditor, itu sebagai ucapan syukur untuk memaknai kehidupan saya saat ini, P: Apa bapak memiliki prinsip dalam hidup? S: Ya prinsip saya, apapun yang telah saya menjadi keputusan saya, saya harus jalani dengan senang hati pak apapun resikonya, P: Perubahan terbesar apa yang ada dalam hidup bapak? apakah perubahan tersebut memengaruhi kondisi? S: Apa ya pak, mungkin ketika pertama kali saya membongkar kasus kecurangan tadi, bos bisa percaya sama saya, tapi sekarang sudah beda pak, malah berbalik, bos sudah g percaya lagi dengan hasil kerja saya, mereka g merasa puas dengan apa yang saya kerjakan, P: Masih ada yang ingin bapak raih dalam hidup bapak?
S: Ya saya hanya ingin mengembalikan kepercayaan bos sama saya pak, meskipun itu mustahil tapi saya akan tetep berusaha memperbaikinya, hilang kepercayaan dari bos kan, sama aja saya g bisa kerja, P: Apa bapak termasuk terbuka dengan pengalaman baru? S: Oh saya sangat terbuka dengan hal atau pengalaman baru pak, karena bagi saya merupakan tantangan baru buat saya, P: Menurut bapak apa potensi yang ada dalam diri bapak? S: Apa ya pak, kayanya g ada, paling saya cuma bisa ajarin orang lain pak, P: Apakah bapak masih memiliki keterampilan lain? S: Saya bingung pak, saya g ada keterampilan lain, P: Tadi bapak bilang bisa membuat SOP, itu gimana pak, S: O ya, paling itu doang pak, bisa buat SOP yang berkaitan dengan akunting, arus dokumen transaksi, mulai dari pembelian sampe penjualan, P: Bagaiamana bapak mengembangkan potensi tersebut? S: Saya banyak membaca buku pak tentang pembuatan SOP yang bagus, kalau g buka di internet melihat cara yang efektif, karena saya merasa SOP yang saya buat itu harus disempurnakan lagi, P: Apa makna yang bapak bisa ambil dari potensi tersebut? S: Saya sangat senang pak, itu merupakan modal bagi saya, P: Bagiamana profesi bapak dapat mengubah hidup bapak? S : Maksudnya gimana pak? P: Maksud saya, apakah dengan profesi sebagai internal auditor dapat membawa pengaruh positif? S: Ya dong, kalau g ada pengaruh positif, g ada gunanya ilmu saya, P: Apakah bapak mengalami kesulitan ketika menceritakan kehidupan bapak kepada saya? S: G juga pak, P: Apakah merasa terbebani dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan? S: Tidak juga pak, justru saya semua pertanyaan bapak saya bisa melihat kelebihan dan kekurangan dalam diri saya pak..... P: Saya rasa cukup sekian pak dan saya berterima kasih untuk informasinya, semoga harapan bapak dapat terwujud, S: Amin, terima kasih pak....
DAFTAR PUSTAKA Bradburn, M. 1969.The Structure of Psychological Well-Being. Chicago: Aldine Publishing Company. Carr, A. (2004). Positive Psychology: The Science of Happiness and Human Strengths. New York: Brunner-Routledge. Compton, W. C. (2005). An Introduction to Positive Psychology. USA: Thomson Wadsworth. Haney, C. (2002, Januari). The Psychological Impact of Incarceration; Implications of Post-Prison Adjusment. Santa Cruz: University of Clifornia, The Urban Institute, U.S. Departement of Health and Human Service. Jurnal Telaah dan Riset Akutansi (Vol. 2. No.1 Januari 2009 Hal. 15-25). Keyes, C. L. & Haidt, J. 2003. Flourishing: Positive psychology and the life welllived. USA: American Psychological Association. Nian Lucky Hartati, AAJ, 2012. Accounting Analist Journal. Poerwandari, K. (2009). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Depok: LPSP3. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Poerwandari, K. (2010). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3 UI. Park, N., Peterson, C., dan Seligman, M. E. P. (2004). Strengths of Character and Well – Being. Journal of Social and Clinical Psychology Vol.23, No. 5, pp. 603-619.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=737635361&sid=3&Fmt=4&clientId=4 5625&RQT=309&VName=PQD (17 Maret 2008) Peterson, C., dan Seligman, M. E. P. (2004). Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. Washington DC: APA. Ryff, C.D. (1989). Happiness is everything, or is it? Exploration on the meaning of Psychological well being. Journal of personality and Social Psychology. Vol. 57(6), 1069-1081. Ryff, C.D. & Keyes, C.L.M. (1995). The Structure of PWB revisited. Journal of Personality and Social Psychology, Vol.69, 0022-3514. Ryff, C.D. & Singer, B. H. (2008). Know They self and Become What You Are: A Eudaimonic Approach to psychological Well-Being. Journal of Happines Studies (2008) 9:13-39. Sarafino, E. P. 2006. Health Psychology : Biopsychosocial Interaction (5th edition). USA: Jhon Wiley & Sons, Inc. Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan : Model-Model Kepribadian Sehat (edisi 1). Yogyakarta: Kanisius. Seligman, M. E. P. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. New York: Free Press. Snyder, C. R.., dan Lopez, S. J. (Ed.). (2005). Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press, Inc. Snyder, C.R., dan Lopez, S.J. (2007). Positive Psychology: The Scientific and Practical Exploration of Human Strengths. London: Sage Publication, Inc.