67
Lampiran KUESIONER Hubungan Kapasitas Mesin dan Tahun Pembuatan serta Perawatan Kendaraan Bermotor dengan Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012 No. Responden
:
Tanggal Wawancara
:
Lokasi Titik uji
:
I.
Karakteristik Kendaraan a. Plat Kendaraan
:
b. Jenis Kendaraan
:
c. Bahan Bakar
:
d. Kapasitas Mesin
:
e. Tahun Kendaraan
:
cc
II. Perawatan Kendaraan 1.
Apakah Bapak selalu mengganti oli kendaraan Bapak setiap 5000 km? 1. Ya
2.
2. Tidak
Sewaktu penggantian Oli apakah Bapak mengganti saringan minyak pelumas pada kendaraan Bapak? 1. Ya
3.
2. Tidak
Apakah Bapak membersihkan filter udara pada kendaraan Bapak? 1. Ya
2. Tidak
4. Apakah Bapak menggunakan peningkat kualitas bahan bakar? 1. Ya
2. Tidak
5. Sewaktu melakukan servis kendaraan, Apakah Bapak melakukan pembersihan pada filter bahan bakar? 1. Ya
2. Tidak
6. Apakah Bapak Melakukan Tune-Up secara berkala sesuai dengan buku pedoman servis? 1. Ya
2. Tidak
68
Hasil Uji Emisi Kendaraan Berbahan Bakar Bensin No
1.
Kategori
Ambang batas Emisi Hasil Uji
Tahun pembuan
Parameter CO (%) HC (ppm)
< 2007 ≥ 2007
4,5 1,5
1200 200
Kendaraan Berbahan Bakar Solar Parameter
Opasitas (%)
Ambang Batas Emisi
70
Hasil Uji
Ambang batas yang digunakan berdasrkan Kepmen LH No.05 Tahun 2006 Hasil Uji Emisi Lulus (Dibawah Ambang Batas) Tidak Lulus (Diatas Ambang Batas)
69
Frequency Table Jenis Kendaraan yang Diuji emisi Frequency Valid
Mobil Barang
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
4
5.6
5.6
5.6
Mobil Penumpang
67
94.4
94.4
100.0
Total
71
100.0
100.0
tahun kendaraan yang diuji emisi Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2000
6
8.5
8.5
8.5
2001
7
9.9
9.9
18.3
2002
8
11.3
11.3
29.6
2003
6
8.5
8.5
38.0
2004
5
7.0
7.0
45.1
2005
6
8.5
8.5
53.5
2006
2
2.8
2.8
56.3
2008
4
5.6
5.6
62.0
2009
8
11.3
11.3
73.2
2010
5
7.0
7.0
80.3
2011
8
11.3
11.3
91.5
2012
6
8.5
8.5
100.0
Total
71
100.0
100.0
70
bahan bakar kendaraan yang diuji emisi
Frequency Valid BENSIN
Percent
37
Valid Percent
52.1
Cumulative Percent
52.1
52.1 100.0
SOLAR
34
47.9
47.9
Total
71
100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan mengganti oli setiap 5000 km Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
30
42.3
42.3
42.3
Ya
41
57.7
57.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan mengganti sarngan minyak pelumas Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
33
46.5
46.5
46.5
Ya
38
53.5
53.5
100.0
Total
71
100.0
100.0
71
Perawatan Kendaraan dengan rutin membersihkan filter udara Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak
36
50.7
50.7
50.7
Ya
35
49.3
49.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan menggunakan peningkat kualitas bahan bakar Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
57
80.3
80.3
80.3
Ya
14
19.7
19.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan membersihkan filter bahan bakar Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
30
42.3
42.3
42.3
Ya
41
57.7
57.7
100.0
Total
71
100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan melakukan Tune-Up secara Berkala Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
36
50.7
50.7
50.7
Ya
35
49.3
49.3
100.0
Total
71
100.0
100.0
72
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Crosstab Hasil Pengukuran Uji Emisi LULUS Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
Mobil Penumpang
Mobil Barang
Total
Count
TIDAK LULUS
Total
47
20
67
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
70.1%
29.9%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
94.0%
95.2%
94.4%
% of Total
66.2%
28.2%
94.4%
3
1
4
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
75.0%
25.0%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
6.0%
4.8%
5.6%
% of Total
4.2%
1.4%
5.6%
50
21
71
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
70.4%
29.6%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
100.0%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
100.0%
Count
Count
% of Total
73
Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi * Hasil Pengukuran Uji Emisi Crosstab Hasil Pengukuran Uji Emisi LULUS Tahun Kendaraan yang 2000-2006 Diuji Emisi
2007-2012
Total
Count
TIDAK LULUS
Total
23
17
40
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
57.5%
42.5%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
46.0%
81.0%
56.3%
% of Total
32.4%
23.9%
56.3%
27
4
31
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
87.1%
12.9%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
54.0%
19.0%
43.7%
% of Total
38.0%
5.6%
43.7%
50
21
71
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
70.4%
29.6%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
100.0%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
100.0%
Count
Count
% of Total Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.836
.000
1
1.000
.044
1
.834
.043 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Exact Sig. (2sided)
1.000 .042
1
.838
71
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,18. b. Computed only for a 2x2 table
Exact Sig. (1sided)
.661
74
Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi Hasil Pengukuran Uji Emisi Crosstab Hasil Pengukuran Uji Emisi LULUS Kapasitas Mesin Kendaraan <=1500 yang diuji emisi
Count
> 1500
Total
30
14
44
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
68.2%
31.8%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
60.0%
66.7%
62.0%
% of Total
42.3%
19.7%
62.0%
20
7
27
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
74.1%
25.9%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
40.0%
33.3%
38.0%
% of Total
28.2%
9.9%
38.0%
Count
Total
TIDAK LULUS
Count
50
21
71
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
70.4%
29.6%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
100.0%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
100.0%
% of Total
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square b Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
7.345 5.993 7.838
1 1 1
.007 .014 .005
7.241
1
.007
Exact Sig. (2-sided)
.009
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,17. b. Computed only for a 2x2 table
Exact Sig. (1-sided)
.006
75
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.597
.068
1
.795
.282
1
.595
.279 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Exact Sig. (2sided)
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (1sided)
.789
Linear-by-Linear Association
.275
N of Valid Cases
1
.401
.600
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,99. b. Computed only for a 2x2 table
Perawatan Kendaraan * Hasil Pengukuran Uji Emisi Crosstab Hasil Pengukuran Uji Emisi LULUS Perawatan Kendaraan
Baik
Count
Total
Total
28
0
28
100.0%
.0%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
56.0%
.0%
39.4%
% of Total
39.4%
.0%
39.4%
22
21
43
% within Perawatan Kendaraan
Buruk
TIDAK LULUS
Count % within Perawatan Kendaraan
51.2%
48.8%
100.0%
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
44.0%
100.0%
60.6%
% of Total
31.0%
29.6%
60.6%
50
21
71
Count % within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
70.4%
29.6%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
100.0%
76
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.000
17.144
1
.000
26.641
1
.000
19.418 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.000 19.144
1
.000
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,28. b. Computed only for a 2x2 table
.000
77 MASTER DATA HUBUNGAN KAPASITAS MESIN DAN TAHUN PEMBUATAN SERTA PERAWATAN KENDARAAN DENGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MEDAN
NO
PLAT
Merk
Jenis
Tahun
thnk
CC
CCK
BB
CO
HC
HSU
Hasil
HasilK
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
Pk6
Skor
Kat
1
BK 1746 GI
TOYOTA KIJANG
Mobil Penumpang
2009
1
1500
1
BENSIN
0
0.8
LULUS
1
2
2
2
0
2
0
8
1
2
BK 74
TOYOTA FORTUNER
Mobil Penumpang
2008
2
2500
2
BENSIN
1
1
LULUS
1
0
2
2
2
0
2
8
1
3
BK 1681 EH
DAIHATSU GRAND MAX
Mobil Penumpang
2008
2
1496
1
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
2
2
0
0
2
2
8
1
4
BK 741 JA
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang
2005
1
2000
2
BENSIN
0
0
LULUS
1
2
2
0
0
0
0
4
2
5
TOYOTA YARIS
Mobil Penumpang
2011
2
1497
1
BENSIN
0
0
LULUS
1
2
0
2
0
2
2
8
1
6
BK 4317 QH BK 1467 EFX
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2012
2
1498
1
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
2
0
0
2
2
2
8
1
7
B 1443 WFH
DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang
2010
2
1298
1
BENSIN
0
1
LULUS
1
0
2
2
0
2
2
8
1
8
BK 1246 JH
DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang
2009
2
1298
1
BENSIN
0
10
LULUS
1
2
0
0
2
0
0
4
2
9
BK 1282 PI
HONDA JAZZ
Mobil Penumpang
2011
2
1497
1
BENSIN
0.03
0
LULUS
1
2
0
2
0
0
0
4
2
10
BK 9 U
FORD FIESTA
Mobil Penumpang
2011
2
1388
1
BENSIN
0.02
0
LULUS
1
2
0
0
2
2
2
8
1
11
BK 1965 KP
HONDA JAZZ
Mobil Penumpang
2004
1
1497
1
BENSIN
145
1.22
TL
2
2
0
0
0
0
0
2
2
12
BK 1883 ZA
SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang
2003
1
998
1
BENSIN
10
2381
TL
2
2
0
0
0
0
0
2
2
13
BK 1458 LX
TOYOTA KIJANG
Mobil Penumpang
2000
1
1500
1
BENSIN
5
309
TL
2
0
2
2
0
0
0
4
2
14
BK 1338 HF
CHEVROLET SPARK
Mobil Penumpang
2004
1
1206
1
BENSIN
28.5
185
TL
2
0
2
0
0
0
0
2
2
15
BK 1771 BA
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang
2006
1
2000
2
BENSIN
0.18
0
LULUS
1
2
2
2
0
2
0
8
1
16
BK 1266 CA
HYUNDAI ATOZ
Mobil Penumpang
2000
1
1396
1
BENSIN
9.2
150
TL
2
0
0
0
0
2
0
2
2
17
BK 1326 GE
SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang
2002
1
998
1
BENSIN
9.2
126
TL
2
0
2
0
0
0
0
2
2
18
BK 1271 JM
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang
2010
2
2000
2
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
2
2
0
2
2
0
8
1
19
BK 1857 CU
SUZUKI BALENO
Mobil Penumpang
2001
1
1500
1
BENSIN
179
28
TL
2
2
0
0
0
0
0
2
2
20
BK 1276 JT
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang
2010
2
2000
2
BENSIN
0.03
0
LULUS
1
2
0
2
2
0
2
8
1
21
BK 1971 QK
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang
2011
2
2000
2
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
2
2
2
0
0
0
6
2
22
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2009
2
1498
1
BENSIN
0.18
0
LULUS
1
2
2
2
0
0
2
8
1
23
BK 1525 JT BK 10748 ZD
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2012
2
1498
1
BENSIN
0.71
0
LULUS
1
2
2
2
0
2
0
8
1
24
BK 1517 QS
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2012
2
1498
1
BENSIN
0.06
0
LULUS
1
2
2
2
2
0
0
8
1
E
78 25
BK 1604 QQ
HONDA JAZZ
Mobil Penumpang
2009
2
1497
1
BENSIN
0.03
0
LULUS
1
0
2
2
0
2
2
8
1
26
BK 1020 GU
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2005
1
1498
1
BENSIN
0.15
0
LULUS
1
0
2
2
0
0
0
4
2
27
BK 1648 PI
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2012
2
1498
1
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
0
2
2
0
2
2
8
1
28
BK 1813 QH
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang
2012
2
2000
2
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
2
0
2
0
2
2
8
1
29
BK 1000 RZ
SUZUKI AEREO
Mobil Penumpang
2009
2
1500
1
BENSIN
1.92
167
TL
2
0
0
0
2
2
0
4
2
30
BK 1270 ZW
TOYOTA RUSH
Mobil Penumpang
2009
2
1496
1
BENSIN
0
0
LULUS
1
2
2
0
0
0
0
4
2
31
B 8773 PO
SUZUKI CARRY
Mobil Penumpang
2001
1
1500
1
BENSIN
9.64
1485
TL
2
2
0
0
0
0
0
2
2
32
BK 1342 JO
DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang
2009
2
1298
1
BENSIN
0.02
14
LULUS
1
2
0
2
2
0
2
8
1
33
BK 1908 KT
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang
2011
1
1498
1
BENSIN
0
0
LULUS
1
0
2
2
2
0
2
8
1
34
BK 1342 JO
DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang
2009
2
1298
1
BENSIN
0.22
40
LULUS
1
0
0
2
0
2
2
6
2
35
BK 38 V
HONDA CRV
Mobil Penumpang
2012
2
2000
2
BENSIN
0.01
0
LULUS
1
2
2
0
0
2
2
8
1
36
BK 1883 ZA
SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang
2003
1
1000
1
BENSIN
10
381
TL
2
2
0
0
0
0
0
2
2
37
BK 1127 JN
DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang
2008
2
1298
1
BENSIN
1.32
110
TL
2
2
0
0
0
2
0
4
2
38
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2001
1
2500
2
SOLAR
65
LULUS
1
0
2
2
0
0
0
4
2
39
BK 9863 DF BK 1378 UKT
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2011
2
2500
2
SOLAR
77
TL
2
0
2
0
0
2
0
4
2
40
BK 1919 SG
Mitsubishi
Mobil Penumpang
2010
2
1468
1
SOLAR
47
LULUS
1
0
2
2
0
2
2
8
1
41
BK 1531 GL
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2004
1
2500
2
SOLAR
24
LULUS
1
2
2
2
0
2
2
10
1
42
BK 1988 GF
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2003
1
2500
2
SOLAR
53
LULUS
1
0
2
2
0
2
2
8
1
43
BK 1537 FN
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2000
1
1500
1
SOLAR
38
LULUS
1
0
2
2
0
2
0
6
2
44
B 2741 WX
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2002
1
2500
2
SOLAR
15
LULUS
1
2
2
2
0
0
0
6
2
45
BK 632 JK
Toyota Fortuner
Mobil Penumpang
2011
2
1500
1
SOLAR
96
TL
2
0
0
0
0
2
0
2
2
46
BK 126 YL
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2002
1
2500
2
SOLAR
70
TL
2
0
0
0
0
2
0
2
2
47
BK 1071 KT
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2011
2
2500
2
SOLAR
25
LULUS
1
2
0
2
0
0
0
4
2
48
B 2331 NR
Daihatsu Taft
Mobil Penumpang
2008
2
2765
2
SOLAR
69
LULUS
1
2
0
2
0
2
0
6
2
49
BK 180 HJ
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2005
1
2500
2
SOLAR
98
TL
2
0
0
0
0
2
0
2
2
50
BK 1482 HG
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2006
1
2500
2
SOLAR
87
TL
2
0
0
0
0
2
0
2
2
51
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2005
1
2500
2
SOLAR
20
TL
2
2
0
0
0
2
0
4
2
52
BK 1184 RH BK 1178 KW
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2002
1
1500
1
SOLAR
9.4
LULUS
1
2
0
0
0
2
0
4
2
53
BK 1494 FW
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2001
1
1500
1
SOLAR
71
TL
2
0
2
0
0
2
0
4
2
79 54
BK 323 TY
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2002
1
1500
1
SOLAR
25
LULUS
1
2
2
2
0
0
2
8
1
55
BK 1626 GL
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2004
1
1500
1
SOLAR
62
LULUS
1
0
0
2
0
2
0
4
2
56
BK 578 WW
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2004
1
1500
1
SOLAR
62
LULUS
1
0
2
2
0
2
0
6
2
57
BK 531 HS
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2001
1
1500
1
SOLAR
24
LULUS
1
0
2
2
0
0
0
4
2
58
BK 1676 PT
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2001
1
1500
1
SOLAR
33
LULUS
1
2
2
0
0
2
2
8
1
59
BK 1235 HQ
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2001
1
2500
2
SOLAR
70
LULUS
1
2
2
0
0
0
0
4
2
60
BK 9074 CO
Isuzu Panther
Mobil Barang
2000
1
2500
2
SOLAR
90
TL
2
0
0
0
0
2
0
2
2
61
BK 1811 HI
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2003
1
1500
1
SOLAR
44
LULUS
1
2
0
0
2
2
0
6
2
62
BK 8033 BN
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2002
1
1500
1
SOLAR
40
LULUS
1
2
0
2
0
2
2
8
1
63
B 332 MS
Nissan Terrano
Mobil Penumpang
2002
1
2400
2
SOLAR
49
LULUS
1
0
2
2
0
2
0
6
2
64
Isuzu Panther
Mobil Penumpang
2003
1
2500
2
SOLAR
48
LULUS
1
2
0
2
0
2
0
6
2
65
BK 1024 LH BK 1986 MM
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2003
1
1500
1
SOLAR
8.6
LULUS
1
2
2
0
2
0
0
6
2
66
BK 1356 XI
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2000
1
1500
1
SOLAR
14
LULUS
1
2
2
0
2
0
2
8
1
67
BK 1072 H
Daihatsu Taft
Mobil Penumpang
2000
1
2765
2
SOLAR
76
TL
2
0
0
0
0
0
0
0
2
68
BK 9680 EB
Mitsubishi L300
Mobil Barang
2005
1
2500
2
SOLAR
12
LULUS
1
2
2
0
0
2
2
8
1
69
BK 83 GU
Toyota Kijang
Mobil Penumpang
2002
1
1500
1
SOLAR
86
TL
2
0
0
0
2
0
0
2
2
70
BK 9841 EA
Mitsubitshi L300
Mobil Barang
2005
1
2500
2
SOLAR
28
LULUS
1
2
2
0
0
2
2
8
1
71
BK 9365 GK
Mitsubitshi L300
Mobil Barang
2010
2
2500
2
SOLAR
53
LULUS
1
0
0
2
0
2
0
4
2
80
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2006
81
Tim Penyusun: 1. Ir. Edy Purwanto M. Bakri, MAS 2. Endang Nooryastuti, ST 3. M. Didin Khaerudin, SH 4. Drs. Ade Palguna Ruteka 5. Himsar Sirait, SH 6. Dian Sugiarti, SE Tim Editor : 1. Ridwan D. Tamin, M.S 2. Ir. Edy Purwanto Moh. Bakri, MAS 3. Endang Nooryastuti, ST
82
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa maka atas perkenan-Nya telah ditetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama Nomor 05 tanggal 1 Agustus 2006. Peraturan Menteri ini ditetapkan sebagai pengganti dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 Tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Peraturan Menteri ini diharapkan dapat menjawab perkembangan keadaan di lapangan dalam upaya mengendalikan pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang saat ini terus meningkat terutama yang dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan uji emisi berkala kendaraan bermotor di daerahnya masing-masing dan sebagai acuan dalam mengembangkan standar emisi idle maupun akselerasi bebas (free acceleration) di masa mendatang. Kami berharap Peraturan Menteri ini dapat ditaati oleh masyarakat dan sebagai bentuk kepedulian terhadap terciptanya kualitas udara yang lebih baik dan sehat Hal tersebut dapat terwujud dengan meningkatkan perawatan kendaraan bermotor sehingga memenuhi standar emisi gas buang yang telah ditetapkan.
83
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
Menimbang
:
Mengingat
:
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, a. bahwa pencemaran udara dari emisi gas buang kendaraan bermotor semakin meningkat, sehingga perlu upaya pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor; b.bahwa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama tidak sesuai lagi dengan perkembangan sehingga perlu diperbaharui; 1.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 2.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);
84
4.Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530); 5.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 7.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
Menetapkan :
MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA.
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama adalah batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor lama; 2. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu; 3. Kendaraan Bermotor Lama adalah kendaraan yang sudah diproduksi, dirakit atau diimpor dan sudah beroperasi di wilayah Republik Indonesia; 4. Uji emisi kendaraan bermotor lama adalah uji emisi gas buang yang wajib dilakukan untuk kendaraan bermotor lama secara berkala; 5. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup; 6. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi; 7. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota.
85
Pasal 2 Ruang lingkup peraturan ini meliputi ambang batas emisi gas buang, metode uji, prosedur pengujian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama. Pasal 3 Gas Buang
(1) Ambang Batas Emisi Kendaraan Bermotor Lama sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Metode uji kandungan CO dan HC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diukur pada kondisi tanpa beban (idle) sedangkan kandungan asap diukur pada kondisi percepatan bebas (free accelaration). (3) Prosedur pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengacu pada Lampiran II Peraturan Menteri ini yang meliputi: a. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak cetus api pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.1-2005. b. Cara uji kadar opasitas asap untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas menggunakan SNI 19-7118.2-2005. c. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori L (sepeda motor)pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.32005. (4)
(5)
(1)
(2)
Format pelaporan pelaksanaan uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a, huruf b, dan huruf c tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini. Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) serta perubahan-perubahannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Ini. Pasal 4 Setiap kendaraan bermotor lama wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1). Setiap kendaraan bermotor lama wajib melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5 Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang telah mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
86
(1) (2)
(3)
(4)
(1) (2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Pasal 6 Bupati/Walikota melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama yang terdaftar di daerahnya. Bupati/Walikota dapat bekerjasama dengan Bupati/Walikota lain dalam melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Bupati/Walikota melakukan evaluasi pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan laporan pelaksanaan uji emisi kepada Gubernur minimal 6 (enam) bulan sekali. Bupati/Walikota mengumumkan hasil uji emisi minimal 1 (satu) tahun sekali kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik. Pasal 7 Gubernur mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan uji emisi di daerahnya. Gubernur melaksanakan evaluasi kegiatan uji emisi minimal 1 (satu) tahun sekali dan mengumumkan hasil uji emisi berkala kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik. Gubernur melaporkan hasil uji emisi yang dilaksanakan oleh Bupati/Walikota di wilayahnya kepada Menteri sekurang-kurangnya 1(satu) tahun sekali. Pasal 8 Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraanbermotor lama di daerahnya sama atau lebih ketat dari ambang batas kendaraan bermotor lama sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya dengan tidak menambah maupun mengurangi parameter yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. Dalam hal Gubernur belum menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya maka berlaku ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 9 Dalam rangka penaatan ambang batas emisi gas buang kendaran bermotor lama, Menteri berwenang: a. mengevaluasi pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama; b. melakukan uji petik emisi (spot check) dalam rangka pengumpulan data; c. memberikan pembinaan (bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan penaatan ambang batas kendaraan bermotor lama.
87
Pasal 10 Pembiayaan atas pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 11 Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dievaluasi sekurangkurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 12 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dinyatakan tidak berlaku. Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2006 Menteri Negara Lingkungan Hidup, Ttd Ir. Rachmat Witoelar.
88
89
90
91
92
Lampiran 8
Gambar 1. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan kendaraan jenis Mobil Barang
Gambar 2. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan jenis kendaraan Mobil Barang
93
Gambar 3. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan jenis kendaraan Mobil Penumpang
Gambar 4. Peneliti melihat data kendaraan
94
Gambar 5. Pengukuran emisi kendaraan
Gambar 6. Pengukuran emisi kendaraan
95
Gambar 7. Hasil pengukuran emisi kendaraan mesin bensin dengan menggunakan gas analyzer
Gambar 8. Hasil pengukuran emisi kendaraan mesin diesel (solar) dengan menggunakan Smoke Opacimeter