LAMPIRAN
1. Indeks Artikel tahun 1999 – 2003 2. Indeks Artikel tahun 2007 – 2007
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Albert Einstein percaya bahwa ilmu pengetahuan tidaklah lebih dari suatu penyempurnaan dari cara berpikir sehari-hari. Penyempurnaan ini dapat dicapai lewat penemuan dari penyempurnaan metode ilmiah. Maksudnya semua hanya terletak dalam metodenya, bukan dalam materinya, karena itu metode ilmiah berlaku untuk semua sains dan juga semua teknologi yang bisa diterapkan secara luas dalam disiplin lain. Ilmu pengetahuan berkembang dalam sebuah proses yang berlangsung secara bertahap dan berubah secara perlahan-lahan. Secara konsisten dan sistematis, ilmu disusun di atas dasar-dasar yang telah ada sebelumnya dan membentuk suatu kerangka keilmuan yang bersifat kumulatif. Ilmu baru bergantung dan berkembang berdasarkan ilmu yang telah ada. Ilmu baru berasimilasi dengan ilmu yang lebih dulu, ada yang melalui proses difusi dan pembelajaran di antara para peneliti (Surtikanti, 2005).
11
Dalam menciptakan pengetahuan peneliti melakukan penelitian atau kajian ilmiah yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan cara dan metode yang bersifat ilmiah. Dengan demikian peneliti dituntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan dan alat serta fasilitas lainnya yang cukup untuk melaksanakan tugasnya dengan lancar sehingga dapat mencapai hasil-hasil yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah. Permasalahan yang penting dalam menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan
dan
teknologi
adalah
bagaimana
mendefinisikan
dan
menggambarkan bidang tertentu dari ilmu pengetahuan yaitu subjek, pendekatan dan persepsi. Subjek mengacu kepada bidang akademis dan spesialisasi, pendekatan mengacu kepada teknik, teori dan subjek tersebut. Sedangkan persepsi adalah menyangkut dimensi psikologis. Domain kajian suatu bidang ilmu pengetahuan dapat dilihat dengan melakukan visualisasi pengetahuan. Visualisasi ilmu pengetahuan dapat diwujudkan dalam bentuk peta1 sehingga muncullah bidang pemetaan pengetahuan atau knowledge mapping.2 Pemetaan pengetahuan ini digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya memberikan batasan program penelitian, keputusan menyangkut aktifitas yang berkenaan dengan teknologi, disain struktur basis pengetahuan serta pembuatan program pendidikan dan pelatihan.(Sulistyo-Basuki, 2001:1) Hubungan istilah kedekatan antar dokumen merupakan salah satu bidang subjek kajian bibliometrika. Istilah Bibliometrika pertama kali diciptakan oleh Pritchard tahun 1969, ketika ia mengkaji proses komunikasi tertulis secara kuantitatif. Pritchard
mendefinisikan bibliometrika sebagai aplikasi metode
statistika dan matematika. Sementara itu Von Ungeern-Sternberg (1995) mendefinisikan bibliometrika merupakan kajian yang mengaplikasikan metode matematika dan statistika untuk mengukur suatu perubahan baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada sekumpulan buku atau media lainnya.
1
Dalam KBBI. 2001 Visualisasi didefinisikan sebagai pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan, peta, grafik. 2
Peta ilmu pengetahuan adalah alat relasi yang meyediakan informasi antar hubungan entitas yang dipetakan (Spasser, 1997. 78)
12
Salah satu subjek kajian bibliometrik adalah hubungan dokumen. Dua dokumen atau lebih dikatakan mempunyai hubungan apabila berada pada penjajaran yang sama pada koleksi perpustakaan, yang pada hakekatnya dimaksudkan untuk memvisualisasikan struktur ilmu pengetahuan. Salah satu penelitian tentang kajian pemetaan ilmu pengetahuan dengan menggunakan analisis bibliometrik adalah pemetaan terhadap bioteknolgi yang pernah dilakukan oleh Mymoon dan Raghavan (2001). Dijelaskan bahwa pemetaan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya adalah berdasarkan co-klasifikasi (co-classification) dan co- kata kunci (co-words). Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pemetaan dalam bidang bibliometrika
adalah
pembuatan
peta
hubungan
sekelompok
dokumen
berdasarkan kemunculan bersama (co-occurence) dari variabel yang dimiliki oleh masing-masing dokumen. Kemunculan bersama ini dapat terjadi dalam penyitiran bibliografi atau pasangan bibliografi (bibliogaphic coupling), kemunculan bersama karena kata-kata atau istilah yang dipakai oleh pasangan dokumen (cowords) yang oleh Kopesa (1998) digunakan istilah keyword, kemunculan bersama karena pasangan dokumen (dua majalah) atau dua pengarang atau dua dokumen disitir majalah lain atau pengarang lain atau dokumen lainnya secara simultan sehingga membentuk co-citation, dan kemunculan bersama karena kesamaan klasifikasi (co-classification). Pemetaan co-words dilakukan melalui analisis kemunculan istilah yang dipakai bersama oleh suatu dokumen dengan melihat kata-kata yang dipakai secara bersama oleh suatu dokumen. Kopesa (1998) dalam penelitiannya menyajikan pemetaan co-words berdasarkan kata kunci (keyword) yang dimiliki oleh artikel yang ditelitinya, dimana keyword dari suatu artikel dipasangkan dengan artikel lain untuk menentukan co-words. Hasil nya adalah co-words yang Kopesa menyebutnya ”technology map” Analisis co-words didasarkan pada co-occurence kata kunci yang digunakan untuk mengindeks artikel atau dokumen. Metode ini sangat bermanfaat dalam pemetaan isi dokumen dalam bidang ilmu. Hubungan antar istilah pada analisis co words dapat di kaji dengan menggunakan perangkat lunak tertentu,
13
seperti CAIR yang digunakan oleh Coutler, Monarrch, Konda; leximamppe digunakan oleh De looze, Emrie; SAS Packge digunakan oleh Hasibuan; SPSS digunakan oleh Spasser, McCain, Morris, dan lain-lainya. Program tersebut dapat mengelompokkan dokumen sesuai dengan kedekatan dokumen tersebut. Untuk memperoleh hasil visual yang terbentuk dari analisis kluster dapat digunakan analisis lanjutan seperti Multidimensional scaling (MDS). MDS berhubungan dengan pembuatan grafik (MAP) yang berguna untuk menggambarkan posisi sebuah objek yang lain berdasarkan kemiripan objek tersebut (Santoso, Tjiptono, 2001, 322) 1.2. Universitas Tebuka Dorongan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi para dosen Universitas terbuka untuk melakukan penelitian bidang Pendidikan dengan melakukan kegiatan penelitian, pengkajian, percobaan dan penemuan baru secara individual maupun berkelompok dan bekerjasama. Universitas Terbuka (UT) adalah perguruan tinggi negeri (PTN) yang menyelenggarakan pendidikan melalui sistem terbuka dan jarak jauh. UT merupakan PTN ke-45 yang diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1984. Tujuan pendirian UT ialah untuk: (1) memberikan kesempatan bagi warga negara Indonesia di manapun tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi; 2) menampung lulusan SMA yang tidak tertampung di PTN dan PTS; (3) mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka yang karena pekerjaan atau alasan lain tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka, serta (4) mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan
nyata
pembangunan.
Kehadiran UT ternyata mendapat respon yang baik dari masyarakat. Pada registrasi pertama tahun 1984 telah mendaftar sebanyak 270.000 pelamar. Dari jumlah tersebut 40.000 diterima sebagai mahasiswa UT. Pada tahun 1997 jumlah mahasiswa UT pernah mencapai 700 ribu orang. Saat ini diperkirakan sekitar 413 ribu orang tercatat sebagai mahasiswa UT dengan berbagai latar belakang tingkat pendidikan, sosial ekonomi, usia, pekerjaan dan tersebar luas diseluruh pelosok negeri.
14
Daya tampung UT yang besar dimungkinkan karena daya jangkau media yang digunakan sangat luas dan mampu mengatasi kendala jarak dan waktu. Televisi dan radio dapat disiarkan secara nasional dan bahan ajar cetak dapat dikirimkan kepada mahasiswa melalui pos ke seluruh pelosok negeri. Istilahnya, mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja tidak seperti mahasiswa PTTM yang mengharuskan kuliah tatap muka di dalam kelas. Dengan jumlah mahasiswa yang besar, dilihat dari sei jumlah jurnal UT termasuk dalam kelompok 11 universitas raksasa di dunia. Sampai tahun 2003 UT telah meluluskan sekitar 534 ribu lulusan yang berkiprah di berbagai institusi. Sebagai lembaga pendidikan, UT telah berjasa dalam memecahkan problem SDM. Sistem Belajar Mengajar UT menerapkan sistem belajar “jarak jauh” dan “terbuka”. Istilah “jarak jauh” berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun noncetak (audio/video, komputer / internet, siaran radio dan televisi). Makna “terbuka” adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, berapa kali mahasiswa mengikuti ujian dan sebagainya. Batasan yang ada hanyalah setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah (SMA atau yang sederajat). Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri, yaitu cara belajar yang menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa sendiri dalam memahami bahan ajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan keterampilan dan menerapkan pengalaman di lapangan. Selain belajar mandiri, belajar juga dapat
dilakukan
dalam
kelompok,
mengikuti
tutorial,
memanfaatkan
perpustakaan, mengikuti siaran radio, televisi dan internet. Perkembangan dunia informasi dan teknologi yang begitu cepat telah mengubah paradigma pendidikan dari pendidikan kontemporer dosen (lecturer centered education) menjadi pendidikan berbasis pada mahasiswa (student centered education). Saat ini dosen bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi pengetahuan bisa bersumber dari mana saja (multi knowledge provider).Catatan Akhir Sumber daya manusia merupakan merupakan asset penting untuk ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya diharapkan sebagai faktor determinan peningkatan kualitas taraf hidup. Usaha peningkatan kualitas SDM
15
dalam arti sempit dapat diartikan sebagai peningkatan kualitas pendidikan. Untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas yaitu masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge based society) dan menyediakan kesempatan belajar di pendidikan tinggi untuk semua warga negara, model pendidikan tinggi jarak jauh sebagaimana dilakukan Universitas Terbuka perlu terus dikembangkan. Begitu juga dengan perkembangan jurnal online di UT yang terus memacu para penulis untuk berpacu meraih angka kredit dalam kenaikan pangkatnya. Seorang akademik di UT berbeda dengan akademik di lingkungan perguruan tinggi konvensional, karena tidak melakuan pengajaran langsung, mereka lebih banyak berkiprah dibidang penelitian, dalam hal ini penulisan artikel. 1.3. Permasalahan Penelitian Perpustakaan
merupakan salah satu unit yang menyimpan dokumen,
belum sepenuhnya didukung oleh sarana bibliografi yang memadai. Hal ini menyebabkan terjadi redudansi penulisan artikel dan penelitian pada bidang tertentu, atau sebaliknya subjek penelitain atau artikel tidak berhubungan dengan bidang ilmu yang dikaji. Sulistyo-basuki (1995, 23) mengatakan bahwa tidak adanya sarana bibliografi menyebabkan terjadinya redudansi karya ilmiah. Bila selama ini terjadi redudansi laporan penulisan, maka hal itu disebabkan tidak adanya informasi tentang laporan penelitian yang telah dibuat pada bidang yang bersangkutan, atau karena tidak tahu karya ilmiah yang pernah diteliti. Dari uraian di atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur ilmu pengetahuan yang terbentuk berdasarkan tulisan artikel pada Jurnal Pendidikan di Universitas Terbuka. Dengan mengetahui struktur ilmu pengetahuan tersebut diharapkan dapat memberi gambaran tentang keterkaitan disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya di lingkungan universitas terbuka.
1.4. Tujuan •
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui peta Ilmu Pendidikan berdasarkan artikel Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka tahun 1999-2007 menggunakan analisis Co-Words..
1.5. Manfaat Penelitian
16
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi lembaga pengelola informasi maupun pihak terkait dengan pengambil kebijakan pendidikan khususnya di lingkungan universitas terbuka. 1. Sebagai masukan bagi pimpinan Universitas Terbuka dan staf pengajar mengenai gambaran kecenderungan dan arah penelitian yang pernah dilakukan, dengan demikian dapat dijadikan kebijakan menentukan arah penelitian yang akan datang secara tepat. 2. Sebagai
masukan
bagi
perpustakaan
untuk
mengevaluasi
pengembangan koleksi,khususnya bidang ilmu pendidikan.
3. Sebagai khasanah bagi bidang Ilmu Pengetahuan, khususnya Ilmu Perpustakaan dan informasi.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian Untuk memfokuskan pembahasan, maka penelitian ini dibatasi pada ; 1. Penelitian dilaksanakan di Universitas terbuka pada koleksi Jurnal Ilmu Pendidikan. 2. Jurnal yang diterbitkan oleh universitas terbuka. 3. Jurnal yang menjadi objek adalah yang diterbitkan tahun 1999 2007.
1.7. Definisi Operasional Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Analisis Co-Word adalah analisis perulangan kata atau kata kunci dari dua atau lebih dokumen yang digunakan untuk dokumen (Todorov, 1990:292). Analisis Gugus (Cluster) adalah suatutekniksecara otomatis menilai objek ke dalam kelompok yang belum diketahui berdasrkan penghitungan tingka similaritas(similarity) diantara objek (Santoso, Tjipto,2001,334).
17
Analisis Subjek adalah menganalisis isi (content) yang terwujud dalam suatu dokumen atau menghadirkan, mengidentifikasi, dan mengekspresikan subjek
yang terdapat dalam teks dokumen, pangkalan data, bahasa
alami dan terkendali (Lancasater, et.al. dalam Chowdhary, 1999,68). Deskriptor adalah suatu kata atau simbol yang diberikan pada suatu dokumen untuk menggambarkan dokumen tersebut agar dapat ditemukan kembali bila dibutuhkan (Enclopedia of information and Library Science, 1993,887). Jurnal adalah Terbitan berkala/Periodik yang diterbitkan oleh suatu lembaga, seperti lembaga/Institusi pendidikan yang berisi ilmiah yang terbit menurt kala terbitnya. Ada yang berfrekuensi mingguan, Bulanan, 3 Bulanan, 4Bulanan.,bahkan juga 6 bulanan Kata Kunci adalah kata yang terdapat dalam suatu prasa, biasa dalam judul suatu dokumen
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
dokumen
tersebut
(Encyclopedia of Information and Library Science, 1993,1731). Distace Learning adalah kegiatan pembelajaran/pelatihan yang disampaikan kepada individu peserta didik yang terpisah secara ruang dan waktu dengan dosen/instruktur/widyaiswara/tutor dengan memanfaatkan TIK. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Keterpisahan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik
bertempat tinggal jauh dari
lokasi institusi
pendidikan. Keterpisahan dapat pula karena jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak
dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran di institusi tersebut. Skala
Multidimensi
adalah
metode
pembuatan
grafik
(map)
untuk
menggambarkan posisi sebuah objek dengan yang lain, berdasarkan kemiripan objek tersebut (santoso, Tjiptono,2001,322).
18