PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Lampiran : Nota Kesepakatan Antara Pemerintah Kabupaten Murung Raya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Murung Raya tentang Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2014. Nomor
:
913/ /BAPP –
Tanggal
: 20 Oktober 2013
/
/
/ 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan
bahwa
Pemerintah
Daerah
melaksanakan
bidang
kewenangan urusan wajib dan urusan pilihan. Secara lebih spesifik pembagian urusan dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 83 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Kepala Daerah menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, Kebijakan pendapatan, Kebijakan Belanja Daerah, Kebijakan Pembiayaan daerah dan strategi pencapaianya untuk periode 1 (satu) tahun sebagai landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Penyusunan Kebijakan Umum APBD ( KUA ) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara ( PPAS ) dimaksudkan sebagai bagian dari upaya menyeluruh untuk mewujudkan visi Kabupaten Murung Raya yang tertuang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
1
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
dalam RPJMD Kabupaten Murung Raya 2013 – 2018 yaitu “Terwujudnya Masyarakat
Sejahtera
yang
Mandiri
dan
Bermartabat
Berbasis
Pembangunan Perdesaaan Menuju Murung Raya Emas Tahun 2030” yang akan dicapai melalui 7 Misi sebagai berikut : (1)
Meningkatkan dan memantapkan akses pendidikan bermutu. Hal ini untuk
menciptakan
masyarakat
Kabupaten
Murung
Raya
yang
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, (2)
Meningkatkan dan memantapkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
Hal ini untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan
produktif, (3)
Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata mulai dari desa.
Hal ini untuk meningkatkan aksesibilitas di seluruh wilayah
Kabupaten Murung Raya, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (4)
Meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
kerakyatan
berbasis
agro
ekonomi, UMKM dan pengusahaan potensi SDA. Hal ini agar seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, (5)
Meningkatkan
tata
kelola
yang
baik
(good
pemerintahan yang bersih (clean government).
governance)
dan
Hal ini untuk
menciptakan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel, bebas penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, efektif dan efisien sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kehidupan yang lebih baik. (6)
Meningkatkan kesadaran hukum, kerukunan beragama, kehidupan sosial budaya dan politik yang demokratis berbasis kearifan lokal. Hal ini untuk menciptakan masyarakat Kabupaten Murung Raya yang berdisiplin, taat hukum, aman, saling menghargai, demokratris toleransi dan penghargaan terhadap budaya lokal.
(7)
Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan tata ruang wilayah. Hal ini untuk menciptakan kepastian berusaha sehingga akan tercapai pembangunan yang berkelanjutan.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
2
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
1.2
TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014,
2.
Sebagai kerangka acuan dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang memuat prioritas program dan pagu maksimal anggaran SKPD,
3.
Mensinkronkan agenda dan Program prioritas pembangunan Nasional yang tertuang di dalam rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan rencana kegiatan pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota,
4.
Memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2014 agar berdayaguna dan berhasil guna,
5.
Meningkatkan
koordinasi
antara
eksekutif
dan
legislatif
dalam
memantapkan penyusunan perencanaan anggaran yang transparan dan akuntabel. 1.3
DASAR HUKUM PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) 1.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 18,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180); 2.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
3
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
4.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembarn Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 9.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
4
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
11. Peraturan
Presiden
Nomor
7
Tahun
2005
Tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rahun 2004 – 2009 (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mentari Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008-2028; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor
Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2013 - 2018; 17. Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 8 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kabupaten Murung Raya Tahun
Anggaran 2014.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
5
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
A. PERTUMBUHAN EKONOMI Perekonomian Indonesia secara umum, termasuk Kalimantan Tengah pada tahun 2012 tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tahun 2011. Namun ternyata tidak demikian halnya dengan perekonomian Murung Raya. Pada tahun 2012 PDRB Murung Raya tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya, karena nilai produksi dari mayoritas komoditas andalan di Murung Raya tetap meningkat di tahun 2012. Krisis ekonomi yang melanda eropa beberapa tahun terakhir secara tidak langsung memberi pengaruh terhadap perekonomian tanah air. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 melambat menjadi 6,23 persen terhadap tahun 2011, dari sebesar 6,5 persen pada tahun 2011. Sejalan dengan itu, perekonomian Kalimantan Tengah juga turut mengalami perlambatan, dari 6,77 persen pada tahun 2011 melambat menjadi 6,69 persen pada tahun 2012. Berbeda
halnya
dengan
pertumbuhan
ekonomi
nasional
dan
Kalimantan Tengah yang mengalami perlambatan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Murung Raya tahun 2012 tetap mengalami percepatan, yaitu dari 6,29 persen di tahun 2011 tumbuh sebesar 6,69 persen di tahun 2012. Hal ini dikarenakan produksi tanaman perkebunan khususnya karet dan produksi sektor pertambangan sebagai penyumbang terbesar perekonomian Murung Raya tetap mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
6
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Tabel PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya, 2008-2012 PDRB ADHK
Pertumbuhan
(Juta Rp)
(%)
(1)
(2)
(3)
2008
851 599,63
5,21
2009
895 750,35
5,18
2010
949 337,69
5,98
2011*)
1 009 040,24
6,29
2012**)
1 076 563,12
6,69
Tahun
Nilai PDRB Murung Raya yang dihitung dengan harga tahun dasar 2000 selama lima tahun terakhir selalu menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 nilai PDRB atas dasar harga tahun 2000 sudah menembus nilai satu trilyun rupiah, dan terus maningkat pada tahun 2012. Namun jika dilihat laju pertumbuhannya, tahun 2009 PDRB atas dasar tahun 2000 sempat mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2008. Namun pada tahun 2009 sampai dengan 2012 lajunya kembali mengalami percepatan. Laju pertumbuhan sektoral dapat menjelaskan sektor-sektor mana yang memicu terjadinya percepatan pertumbuhan ekonomi, Murung Raya pada tahun 2012, serta sektor mana yang perlu dipacu untuk percepatan pertumbuhan ekonomi tahun-tahun berikutnya. Data selengkapnya disajikan pada tabel dibawah ini :
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
7
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Tabel Pertumbuhan PDRB Murung Raya ADHK Menurut Sektor, 2008-2012 (Persen) SEKTOR
2008
2009
2010
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
-0,71
1,31
1,38
1,73
1,73
2. Pertambangan dan Penggalian
11,04
8,59
9,67
10,37
9,63
3. Industri Pengolahan
3,77
5,10
5,03
5,14
5,12
4. Listrik dan Air Bersih
7,39 10,80
10,44
8,23
7,71
5. Bangunan/Konstruksi
11,61 10,22
10,78
11,28
13,06
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
4,19
4,80
7,05
4,08
6,90
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,88
4,27
4,35
4,21
3,78
8. Keuangan Persewaan & J.Persh
11,48
6,26
6,74
6,31
10,91
9. Jasa-jasa
4,30
4,39
5,15
5,92
7,57
PDRB
5,21
5,18
5,98
6,29
6,69
Dari tabel di atas, ada enam sektor yang laju pertumbuhannya di atas pertumbuhan total PDRB Murung Raya 2012, yaitu: 1.
Sektor Pertambangan dan Penggalian,
2.
Sektor Listrik dan Air Bersih,
3.
Sektor Bangunan,
4.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
5.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan
6.
Sektor Jasa-jasa.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
8
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Sedangkan tiga sektor sisanya yang menunjukkan laju pertumbuhan di bawah pertumbuhan PDRB total yaitu : 1.
Sektor Pertanian,
2.
Sektor Industri Pengolahan,
3.
Sektor Pengangkutan dan Kominukasi, dan Jadi, dari sembilan sektor yang ada, enam sektor di antaranya memicu
percepatan laju pertumbuhan ekonomi Murung Raya tahun 2012. Sektor pertanian sebagai kontributor kedua terbesar dari nilai PDRB ternyata memiliki laju sektoral di bawah laju pertumbuhan PDRB total. Laju sektor pertanian hanya sebesar 1,73 persen sama persis dengan laju tahun sebelumnya. Dengan laju yang relatif kecil tersebut sektor pertanian sudah mampu memberi kontribusi sebesar 23,77 persen terhadap total PDRB Murung Raya tahun 2012. Dapat dibayangkan jika laju dapat didongkrak sedikit saja, maka akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian total Murung Raya. Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi, penyokong utama pertumbuhan ekonomi Murung Raya tahun 2012 adalah sektor pertambangan dan penggalian, sejalan dengan besarnya kontribusi yang diberikan Sumber pertumbuhan perekonomian Murung Raya secara lebih detail menurut sektor dijabarkan dalam tabel berikut.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
9
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Tabel Sumber Pertumbuhan PDRB Murung Raya Menurut Sektor, 2008-2012 (Persen) 2010 2011*) 2012**)
SEKTOR
2008
2009
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
-0,24
0,42
0,43
0,52
0,49
2. Pertambangan dan Penggalian
3,58
2,94
3,41
3,79
3,65
3. Industri Pengolahan
0,12
0,16
0,16
0,16
0,16
4. Listrik dan Air Bersih
0,02
0,03
0,03
0,03
0,03
5. Bangunan/Konstruksi
0,46
0,43
0,48
0,52
0,63
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
0,36
0,40
0,59
0,35
0,57
7. Pengangkutan dan Komunikasi
0,27
0,23
0,24
0,22
0,20
8. Keuangan Persewaan & J.Persh
0,23
0,13
0,15
0,14
0,24
9. Jasa-jasa
0,42
0,43
0,50
0,57
0,72
5,21
5,18
5,98
6,29
6,69
1. Pertanian
PDRB
Sedangkan penyokong pertumbuhan yang kedua setelah pertambangan dan penggalian adalah sektor jasa-jasa yang didominasi oleh peran sektor pemerintah. Artinya bahwa sebagai wilayah pemekaran, Murung Raya masih sangat tergantung terhadap peran aktif pemerintah termasuk dalam bidang perekonomian. Dari total pertumbuhan ekonomi sebesar 6,69 persen, sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan sebesar 3,65 persen dan sektor jasa memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,72 persen.
B. PDRB PER KAPITA Pendapatan regional per kapita adalah nilai PDRB suatu wilayah pada tahun tertentu pertengahan
dibagi dengan jumlah penduduk wilayah tersebut pada
tahun
yang
bersangkutan.
PDRB
per
kapita
dapat
menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh setiap jiwa dalam satu Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
10
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
tahun secara rata-rata, meskipun untuk tingkat pemerataannya diperlukan kajian lebih lanjut lagi. Laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga berlaku Murung Raya pada tahun 2012 adalah sebesar 14,26 persen, sedangkan laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun Murung Raya tahun 2012 adalah sebesar 4,59 persen. Dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga berlaku yang jauh lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi pertumbuhan positif terhadap PDRB per kapita. Perkembangan PDRB per kapita Murung Raya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan secara lengkap pada tabel sebagai berikut.
Tabel PDRB Perkapita Murung Raya ADHB dan ADHK 2000, 2008-2012 (Rupiah) Tahun
(1)
PDRB Perkapita (Rp) ADHB
ADHK 2000
(2)
(3)
2008
17 146 656,28
9 157 969,94
2009
19 230 013,86
9 429 050,32
2010
21 672 030,36
9 801 436,08
2011*)
24 936 007,93
10 246 143,74
2012**)
27 241 888,21
10 452 069,09
Dari tahun ke tahun PDRB per kapita Murung Raya baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan 2000, menunjukkan pola trend yang positif. Pada tahun 2012, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mencapai nilai 27 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 9,25 persen dibandingkan tahun 2011. Artinya PDRB per kapita atas dasar harga berlaku per bulan secara rata-rata mencapai nilai 2 juta rupiah lebih.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
11
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Sementara itu, PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2012 mencapai 10,5 juta rupiah, atau tumbuh sebesar 2,01 persen dari tahun 2011 yang juga sudah menembus 10 juta rupiah. Artinya PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 perbulan secara rata-rata mencapai 871 ribu rupiah. Namun kedua agregat nilai di atas belum dapat diartikan sebagai pendapatan yang diterima oleh masyarakat Murung Raya secara rata-rata, karena dalam komponen PDRB masih terkandung nilai penyusutan, pajak tak langsung serta nilai PDRB yang dimiliki penduduk non residen dari Murung Raya. Nilai pendapatan yang secara rata-rata riil diterima oleh penduduk residen Murung Raya dapat dihitung dengan studi lebih lanjut untuk mengeluarkan nilai PDRB non residen serta komponen penyusutan dan pajak tak langsung.
C. PROSPEK EKONOMI TAHUN 2014 Kondisi ekonomi Kabupaten Murung Raya secara umum pada tahun 2012 relatif tumbuh dengan baik seiring dengan perkembangan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Murung Raya tahun 2012 tetap mengalami percepatan, yaitu dari 6,29 persen di tahun 2011 tumbuh sebesar 6,69 persen di tahun 2012. Hal ini dikarenakan produksi tanaman perkebunan khususnya karet dan produksi sektor pertambangan sebagai penyumbang terbesar perekonomian Murung Raya tetap mengalami peningkatan. Trend peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Murung Raya dari tahun 2018 -2012 dapat dilihat pada Tabel berikut :
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
12
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
TAHUN
PERTUMBUHAN
2008
5,21
2009
5,18
2010
5,98
2011
6,29
2012
6,69
Perkembangan perekonomian nasional dan regional memberikan dampak langsung pada kondisi perekonomian di Kabupaten Murung Raya, oleh karena itu isu-isu nasional dan bahkan isu global yang sedang berkembang
saat
ini
perlu
mendapatkan
perhatian
daerah
dalam
menetapkan target capaian ekonomi makro pada tahun mendatang. Permasalahan
ekonomi
nasional
seperti
terjadinya
kelangkaan
BBM
bersubsidi khususnya solar dan Premium perlu mendapatkan perhatian karena akan menjadi pemicu peningkatan inflasi karena menghambat distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Selain itu tingginya harga bahan pokok juga dapat menjadi pemicu inflasi yang mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat. Pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2013, diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat termasuk kebutuhan akan transportasi. Dalam hal perencanaan program kegiatan, diperlukan penajaman program bagi masyarakat rentan dalam menghadapi kenaikan harga bahan pokok serta peningkatan ketahan pangan. Sehingga diharapkan pada tahun 2014 kondisi perekonomian akan kembali normal dan tetap tumbuh lebih baik walaupun mengalami
sedikit
perlambatan.
Seiring
dengan
peningkatan
laju
pertumbuhan ekonomi diharapkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan pendapatan riil masyarakat. Sebagaimana amanat inpres No. 3 tahun 2010 tentang Pembangunan Berkeadilan, dengan semangat dan kebijakan progrowth, pro justice dan pro-poor.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
13
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) Asumsi dasar ekonomi makro sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2014 adalah sebagai berikut : a.
Pertumbuan Ekonomi diprediksi sebesar 7 %
b.
PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku dalam jutaan rupiah diasumsikan mencapai 2.905.914,49
c.
PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan diasumsikan bisa mencapai 1.176.563,12
d.
PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya atas dasar harga berlaku diasumsikan sebesar 28,5 Juta rupiah
e.
PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya atas dasar harga konstan diasumsikan sebesar 11,45 Juta rupiah Tabel 3.1
Proyeksi Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Murung Raya Tahun 2014 No
Indikator
Tahun 2014
1
Pertumbuan Ekonomi
7%
2
PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku dalam jutaan rupiah diasumsikan mencapai
2.905.914,49 Juta Rupiah
3
PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan diasumsikan bisa mencapai
1.176.563,12 Juta Rupiah
4
PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya atas dasar harga berlaku diasumsikan sebesar
28,5 Juta rupiah
5
PDRB perkapita Kabupaten Murung Raya atas dasar harga konstan diasumsikan sebesar
11,45 Juta rupiah
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
14
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
A. KEBIJAKAN UMUM PENDAPATAN DAERAH Sejalan dengan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah yang terus meningkat, kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan daerah lainnya. Kebijakan
alokasi
penganggaran
dalam
rangka
mewujudkan
Pembangunan Kabupaten Murung Raya tahun 2014 secara umum ditujukan dalam rangka mencapai target RPJMD Kabupaten Murung Raya, Meningkatkan dan
memantapkan
akses
pendidikan
bermutu,
Meningkatkan
dan
memantapkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata mulai dari desa, Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis Agro ekonomi, UMKM dan pengusahaan potensi SDA, Meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance), Meningkatkan kesadaran hukum, kerukunan beragama, kehidupan sosial budaya dan politik yang demokratis berbasis kearifan lokal, Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan tata ruang wilayah. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, agar alokasi anggaran pada program dan kegiatan SKPD lebih realistis, terukur serta akuntabel perlu disusun kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah sebagai pedoman dalam penyusunan APBD Kabupaten Kendal tahun 2014 dengan mengacu pada Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014. 1.
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Pendapatan Daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur dan secara rasional dan memiliki kepastian
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
15
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
serta dasar hukum penerimaannya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2014 diperkirakan sebesar Rp. 32.518.000.000,00 atau naik sebesar
6,27 % bila dibandingkan dengan target tahun 2013
setelah perubahan yaitu sebesar Rp. 30.600.000.000,00. Kontribusi perkiraan kenaikan pendapatan Asli daerah tersebut disumbangkan dari sektor Pajak Hotel sebesar 118,75 %, dari 80.000.000 Tahun 2013 menjadi 175.000.000 Tahun 2014. Pajak restoran
147,52
%
dari
202.000.000.-
Tahun
2013
menjadi
500.000.000.- Tahun 2014. Pajak Sarang Burung Walet 7,14 % Dari 700.000.000.- Tahun 2013 menjadi 750.000.000.- Tahun 2014. Retribusi Pelayanan Kesehatan naik sebesar 0,50 % Dari 4.975.000.000.- Tahun 2013 menjadi 5.000.000.000.- Tahun 2014. Retribusi Biaya penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil naik sebesar 100 % dari 50.000.000. pada Tahun 2013 menjadi 100.000.000.- pada Tahun 2014. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah naik sebesar 14,98 % dari 1.335.000.000.- pada Tahun 2013 menjadi 1.535.000.000.- pada Tahun 2014. 2.
DANA PERIMBANGAN Dana
Perimbangan
naik
sebesar
7,66
%
dari
717.825.210.177,00 pada Tahun 2013 menjadi 767.417.628.177,00 pada tahun 2014. Kontribusi terbesar penyumbang kenaikan Dana perimbangan adalah bersumber dari dana alokasi umum naik sebesar 10
%
dari
545.932.782.000,00
pada
Tahun
2013
menjadi
600.525.200.000,00 pada tahun 2014. 3.
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan sebesar 9,95 % Dari 86.944.142.241,14 pada Tahun 2013 menjadi 78.294.542.241,14 pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh tidak dimasukannya Bantuan keuangan dari provinsi untuk pelaksanaan pilkada, Dak Kalteng Harati dan Dak Kalteng Barigas.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
16
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Peningkatan pendapatan daerah tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya kebijakan-kebijakan strategis yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Murung Raya dalam rangka ekstensifikasi dan intensifikasi sumber-sumber pendapatan di daerah termasuk berbagai regulasi kebijakan. Disamping itu, peningkatan pendapatan daerah pada tahun 2014 tersebut diharapkan sebagai salah satu upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Murung Raya dan juga upaya-upaya melakukan terobosan peluang investasi bagi dunia usaha.
Secara
rinci
proyeksi
pendapatan
daerah
tahun
2014
sebagaimana tabel berikut ini :
B. KEBIJAKAN UMUM BELANJA DAERAH Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan maka kebijakan pendanaan pembangunan dituntut lebih transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kinerja. Pendanaan digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta
memperjelas
efektivitas
dan
efisiensi
penggunaan
anggaran.
Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Anggaran Belanja Daerah pada tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp. 1.858.050.211.252,88 meningkat sebesar
Rp
956.472.591.031,39
dibanding
tahun
2013
sebesar
Rp 901.577.620.221,49. Anggaran tersebut digunakan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 636.550.699.823,07 dan belanja langsung sebesar Rp 1.221.499.511.429,81 sehingga pada Tahun Anggaran 2014 terjadi Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
17
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
defisit
sebesar
Rp
71.437.105.609,23
atau
sebesar
4,95
%
dari
pendapatan. Anggaran belanja tidak langsung tersebut dipergunakan untuk membiayai gaji dan tunjangan pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga. Anggaran belanja langsung dipergunakan untuk membiayai program dan kegiatan masing–masing SKPD sesuai dengan fungsi dan urusan Pemerintah Daerah yang harus dilaksanakan. 1. Kebijakan Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung dianggarkan untuk membiayai gaji dan tunjangan pegawai, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga a.
Belanja Pegawai
Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, termasuk Uang Representasi dan
Tunjangan
Pimpinan
dan
Anggota
DPRD,
Gaji
dan
Tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Penghasilan/Penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pada
Tahun
Anggaran
2014
Belanja
Pegawai
yang
dianggarkan sebesar Rp. 562.752.603.102,07 naik 105,03 % dari Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.274.471.815.994,15. b.
Belanja Bunga Belanja Bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran Bunga Utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pada Tahun Anggaran 2014 tidak dialokasikan.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
18
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
c.
Belanja Subsidi Belanja Subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga daerah tertentu agar harga jual
produksi/jasa
yang
dihasilkan
dapat
terjangkau
oleh
masyarakat banyak. Belanja Subsidi ini dalam Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar
Rp. 3.155.452.161,00 turun dibandingkan
pada APBD Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 3.487.452.161,00. d.
Belanja Hibah
Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Belanja
Hibah
Tahun
Anggaran
2014
dianggarkan sebesar Rp. 27.249.636.000,00 atau naik 19,40% dari Tahun Anggaran 2013 sebesar
Rp. 22.822.796.871,69
dengan kenaikan sebesar Rp. 4.426.839.128,31. e.
Bantuan Sosial
Bantuan Sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan
dalam
bentuk
uang
dan/atau
barang
kepada
masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Termasuk di dalam belanja bantuan sosial ini antara lain bantuan sosial kemasyarakatan seperti bantuan kepada organisasi keagamaan, dan lain-lain, serta bantuan kepada Partai Politik.
Jumlah anggaran Belanja Bantuan Sosial ini dalam Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp. 3.141.300.000,00 mengalami kenaikan sebesar 520,20% dari plafon belanja pada APBD Tahun Anggaran 2013
sebesar
Rp. 506.500.000,00,
dengan jumlah kenaikan sebesar Rp. 2.634.800.000,00.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
19
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
f.
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bagi Hasil, digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil
yang
bersumber
dari
pendapatan
provinsi
kepada
kabupaten/kota atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Jumlah anggaran Belanja Bagi Hasil ini dalam
Tahun
Anggaran
2014
direncanakan
sebesar
Rp. 827.000.000,00 dianggarkan tetap dari plafon belanja yang
sama
pada
APBD
Tahun
Anggaran
2013
sebesar
Rp. 827,000,000.00. g.
Bantuan Keuangan
Bantuan Keuangan, digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum dan khusus dari provinsi kepada Kabupaten/Kota, pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. Jumlah anggaran Belanja Bantuan Keuangan ini dalam Tahun Anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp. 39.171.011.000,00 dianggarkan turun sebesar 2,73% dari plafon belanja yang sama pada Rp.
APBD
Tahun
40.271.011.000,00
Anggaran dengan
2013 penurunan
sebesar sebesar
Rp. 1.100.000.000,00. h.
Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya,
termasuk
pengembalian
atas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. Jumlah anggaran Belanja Tidak Terduga ini dalam
Tahun
Anggaran
2014
direncanakan
sebesar
Rp. 1.000.000.000,00 dianggarkan tetap dari plafon belanja yang
sama
pada
APBD
Tahun
Anggaran
2013
sebesar
Rp. 1.000,000,000.00. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
20
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
2. Kebijakan Belanja Langsung Kebijakan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung
dianggarkan
untuk
belanja
pegawai
dalam
bentuk
honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Tahun 2014 adalah tahun Pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Murung Raya Tahun 2003-2018. Prioritas pembangunan daerah yang dilakukan Kurun Waktu tahun 2013-2018 selalu mengalami progres dari tahun ke tahun sesuai dengan kondisi terkini. Adapun Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Murung Raya selama periode 2013 – 2018 sesuai dengan Visi dalam RPJMD “Terwujudnya Masyarakat Sejahtera yang Mandiri dan Bermartabat Berbasis Pembangunan Perdesaaan Menuju Murung Raya Emas Tahun 2030”diprioritaskan pada bidang : a.
Pendidikan dengan Program Prioritas :
Program pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
Program peningkatan kualitas/mutu, relevansi pendidikan dan daya saing pendidikan;
Program penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik;
Program peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan;
b.
Program beasiswa.
Kesehatan dengan Program Prioritas : Program promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; Program pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan; Program pengembangan sistem Jamkesmas melalui Kartu Mura Sehat
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
21
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
Program
peningkatan
status
gizi
masyarakat
dan
penanggulangan Gizi Buruk Program Peningkatan Kesehatan ibu, bayi dan balita; Program Pelayanan Imunisasi; Program peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya sebagai tempat pelayanan umum (Primary Health Care); Program peningkatan Kinerja Rumah Sakit sebagai pelayanan rujukan kesehatan serta status rumah sakit Umum Puruk Cahu berkelas International; Program
peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; Program pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana : Puskesmas, Pustu, Polindes dan Posyandu, serta jaringan kesehatan lainnya; Program Pemberdayaan dan Pemerataan tenaga kesehatan di setiap pelosok desa; Program peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan.
c.
Infrastruktur dengan Prioritas : Program pembangunan, peningkatan, pemeliharaan jalan, jembatan, air bersih, irigasi, listrik, pelabuhan, bandara, terminal, telekomunikasi antar kecamatan dan antar desa terisolir di pedalaman; Program pembangunan, peningkatan, pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintahan; Program pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana pasar, olah raga, sarana ibadah dan pariwisata
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
22
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
d.
Pertambangan dengan Prioritas : Program penyediaan dan penetapan areal WPR dalam upaya mengakomodir usaha pertambangan rakyat; Program pemanfaatan potensi alam sebagai sumber energi listrik untuk memenuhi krisis listrik melalui pembangunan mikro hidro; Program penyediaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bagi masyarakat desa; Program peningkatan Subsidi BBM bersubsidi ke seluruh Kecamatan.
e.
Pemerintahan dengan Prioritas : Program pengangkatan dan penempatan pejabat berdasarkan kompetensi dan profesionalisme; Program rekrutmen PNS berdasarkan mekanisme merit system, yakni yg menerapkan asas profesionalitas, transparan, tanpa mekanisme KKN, dan tidak diskriminatif dan disesuaikan dgn kebutuhan birokrasi; Program peningkatan potensi desa melalui penguatan aparatur dan partisipasi masyarakat; Program penyelesaian tapal batas; Program perlindungan terhadap terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, baik di dalam maupun di luar lingkungan rumah tangga; Program penyertaan rakyat pada proses kebijakan yang akan dituangkan dalam peraturan daerah; Program penciptaan rasa aman, kemudahan dan kepestian hukum bagi dunia usaha; Program penegakan hukum berkaitan dengan usaha-usaha pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan hidup
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
23
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
f.
Politik Sosial dan Budaya dengan Prioritas :
Program
peningkatan
komunikasi
melalui
forum2
kemasyarakatan;
Program
pelaksanaan
pelatihan
kepada
anggota
Badan
Permusyawaratan Desa (BPD);
Program pelembagaan sistem pembuatan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan yang partisipatif;
Program peningkatan pendidikan politik masyarakat;
Program pengembangan LSM dan lembaga lokal;
Program peningkatan pelaksanaan otonomi Desa;
Program peningkatan kapasitas Damang;
Program penanganan dan pemeliharaan para jompo dan anak terlantar;
Program peningkatan layanan sosial berupa santunan kematian dan percepatan lahan kuburan;
Program penguatan lembaga adat dan memupuk kesadaran dan cinta budaya asli daerah.
g.
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Wilayah
Program pencegahan terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup;
Program pemulihan kerusakan ekosistem untuk pelestarian lingkungan;
Program penyusunan dan penerapan tata ruang kabupaten;
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
24
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
3. Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Belanja daerah berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2014 adalah belanja daerah yang dialokasikan dengan pertimbangan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1.
Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial
dan
fasilitas
umum
yang
layak,
serta
mengembangkan sistem jaminan sosial. 2.
Penyusunan belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pilihan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah dalam upaya memenuhi kewajiban daerah di luar urusan wajib, yang mencakup peningkatan pertanian dalam arti luas, energi dan sumber daya mineral,
pariwisata,
perindustrian
dan
perdagangan
serta
transmigrasi. 3.
Penyusunan belanja daerah berdasarkan Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) digunakan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan
daerah
yang
menjadi
tanggungjawabnya.
Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur, yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
25
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
C. PEMBIAYAAN DAERAH 1. Penerimaan Pembiayaan a)
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2013 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2014 yang tidak dapat didanai
akibat
tidak
tercapainya
SiLPA
yang
direncanakan.
Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2013. b)
Dalam
menetapkan
anggaran
penerimaan
pembiayaan
yang
bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan. c)
Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.
d)
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pinjaman daerah.
2. Pengeluaran Pembiayaan a)
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD, pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan
modal/investasi
pemerintah
daerah,
obyek
dana
bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
26
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
b)
Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang Penyertaan Modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal.
c)
Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal dimaksud, pemerintah daerah melakukan perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut.
d)
Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD
dimaksud
dapat
lebih
berkompetisi,
tumbuh
dan
berkembang. Penambahan penyertaan modal dilengkapi dengan analisis investasi, khusus untuk BUMD sektor perbankan, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal dimaksud guna memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagaimana dipersyaratkan oleh Bank Indonesia. e)
Dalam
rangka
meningkatkan
akses
pembiayaan
bagi
Usaha
Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
27
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
f)
Dalam rangka penguatan struktur permodalan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), bagian laba bersih PDAM yang layanannya belum mencapai 80% (delapan puluh persen) dari jumlah penduduk yang menjadi cakupan pelayanan PDAM harus diinvestasikan kembali untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, baik fisik maupun non fisik serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Selain itu, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal guna meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kapasitas pelayanan
air
minum
kepada
masyarakat,
agar
percepatan
pemenuhan target pelayanan air perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak 80% (delapan puluh persen) dan wilayah pedesaan sebanyak 60% (enam puluh persen) sesuai target Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015 dapat segera tercapai. g)
Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan
terlebih
dahulu
peraturan
daerah
tentang
pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan. h)
Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
3. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan a)
Pemerintah daerah menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Anggaran 2014 bersaldo nihil.
b)
Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA
Tahun
Berjalan
memanfaatkannya
untuk
positif,
pemerintah
penambahan
daerah
program dan
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
harus
kegiatan 28
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. c)
Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
Pembiayaan daerah dari penerimaan pembiayaan tahun anggaran 2014 sebesar Rp. 37.039.813.297,00 dan pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp. 14.219.213.297,00.
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
29
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
BAB V PENUTUP
Demikianlah Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RAPBD
Tahun Anggaran 2014. Puruk Cahu, 02 Oktober 2013 PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA
HENRY,SE., M.H Ketua
BUPATI MURUNG RAYA,
Drs. PERDIE, M.A
TIM ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH 1. SEKRETARIS DAERAH 2. KEPALA BAPPEDA Drs. BURIONO Wakil Ketua
3. KEPALA DINAS PPKAD 4. ASISTEN ADMINISTRASI UMUM 5. ASISTEN PEMERINTAHAN UMUM & KESRA 6. ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
30
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA KUA APBD TAHUN 2014
BAB V PENUTUP
Demikianlah Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RAPBD
Tahun Anggaran 2014. Puruk Cahu, 02 Oktober 2013 PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA
HENRY,SE., M.H Ketua
BUPATI MURUNG RAYA,
Drs. PERDIE, M.A
Drs. BURIONO Wakil Ketua
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
31