LAMPIRAN - LAMPIRAN
171
Lampiran 1. Produksi Buah-buahan Indonesia Tahun 2000-2006 Komoditi Alpukat Belimbing Blewah Duku / Langsat Durian Jambu Air Jambu Biji Jeruk Jeruk Besar Jeruk Siam Mangga Manggis Markisa Melon Nangka / Cempedak Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Semangka Sirsak Sukun
Satuan
2000
2001
2002
Ton 145.795 141.703 238.182 Ton 48.252 53.157 56.753 Ton 0 0 0 Ton 111.248 113.071 208.350 Ton 236.794 347.118 525.064 Ton 0 0 0 Ton 128.621 137.598 162.120 Ton 644.052 691.433 968.132 Ton 0 0 0 Ton 0 0 0 Ton 876.027 923.294 1.402.906 Ton 26.400 25.812 62.055 Ton 0 0 0 Ton 0 37.141 59.106 Ton 369.875 415.079 537.186 Ton 399.299 494.968 555.588 Ton 429.207 500.571 605.194 Ton 3.746.962 4.300.422 4.384.384 Ton 296.103 350.875 476.941 Ton 423.548 681.255 768.015 Ton 53.275 63.011 69.479 Ton 171.885 240.298 266.904 Ton 40.115 46.951 52.974 Ton 35.435 41.036 47.549 8.182.893 9.604.793 11.446.882
Total Sumber :: www.deptan.go.id Sumber Direktur Jenderal Hortikultura, 2007
2003 255.957 67.261 31.532 232.814 741.831 0 239.108 1.441.680 0 0 1.526.474 79.073 0 70.560 694.654 677.089 626.745 4.177.155 815.438 928.613 83.877 0 0 62.432 12.752.293
2004
2005
221.774 227.577 78.117 65.966 34.582 63.860 146.067 163.389 675.902 566.205 117.576 110.704 327.896 178.509 2.071.084 2.214.020 76.324 63.801 0 2.150.219 1.437.665 1.412.884 62.117 64.711 0 82.892 47.664 58.440 710.795 712.693 709.918 925.082 732.611 548.657 4.874.439 5.177.608 709.857 675.578 800.975 937.931 88.031 83.787 410.195 366.702 82.338 75.767 66.994 73.637 14.482.921 17.000.619
2006 239.463 70.298 67.708 157.655 747.848 128.648 196.180 2.565.543 85.691 2.479.852 1.621.997 72.634 119.683 55.370 683.904 1.427.781 643.451 5.037.472 801.077 861.950 107.169 392.587 84.373 88.339 18.736.673
172 Lampiran 2. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Untuk Sub Golongan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (dalam Rp/Rupiahs dan persentase) Tahun 2006 Komoditi Padi-padian Umbi-umbian Ikan Daging Telur, susu Sayuran Kacangkacangan Buah Minyak dan lemak Bahan minuman Bumbubumbuan Konsumsi lainnya Makanan/ minuman jadi Minuman beralkohol Tembakau/ sirih Jumlah
30.000 s.d 39.999 7714 (20,5) 160 (0,43) 3750 (9,99) 548 (1,46) 1315 (3,5) 1980 (5,27) 1295 (3,45) 708 (1,89) 2679 (7,14) 1245 (3,32) 750 (2,00) 525 (0,67) 2285 (6,09)
40.000 s.d 59.999 19309 (32,98) 689 (1,18) 3177 (5,43) 405 (0,69) 1624 (2,77) 2630 (4,49) 1997 (3,41) 443 (0,76) 2034 (3,47) 1057 (1,81) 1281 (2,19) 1247 (2,13) 1522 (2,60)
-
-
2143 (5,71) 26824 (71,45)
2325 (3,97) 39739 (67,88)
60.000 s.d 79.999 21897 (27,75) 717 (0,91) 3788 (4,80) 595 (0,75) 195 (2,48) 3231 (4,10) 2484 (3,15) 903 (1,14) 2572 (3,26) 1761 (2,23) 1808 (2,29) 1547 (1,96) 3906 (4,95) 6 (0,01) 5089 (6,45) 52264 (66,24)
80.000 s.d 99.9999 23880 (24,21) 941 (0,95) 4835 (4,90) 1002 (1,02) 3006 (3,05) 4308 (4,37) 3084 (3,13) 1521 (1,54) 3119 (3,16) 2513 (2,55) 2010 (2,04) 2238 (2,27) 6298 (6,39) 4 7454 (7,56) 66212 (67,13)
100.000 s.d 149.999 24571 (16,65) 1058 (0,72) 6592 (4,47) 2304 (1,56) 4424 (3,00) 5312 (2,64) 3895 (1,60) 2364 (2,50) 3684 (2,28) 3368 (1,79) 2644 (2,28) 3363 (7,49) 11058 (0,02) 29 (7,75) 11435 (0,02) 86102 (58,33)
> 150.000
Rata-rata Perkapita
24552 (6,86) 1469 (0,41) 11758 (3,28) 9328 (2,61) 12140 (3,39) 9472 (2,65) 5902 (1,65) 6596 (1,84) 5457 (1,52) 6178 (1,73) 4230 (1,18) 6701 (1,87) 30717 (8,58) 141 (0,04) 23477 (6,56) 158116 (44,16)
24405 (9,11) 1355 (0,51) 10361 (3,87) 7529 (2,81) 10149 (3,76) 8366 (3,12) 5344 (2,00) 5498 (2,05) 4971 (1,86) 5420 (2,02) 3794 (1,42) 5801 (2,17) 25576 (9,55) 112 (0,04) 20234 (7,55) 138915 (51,87)
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2007
173 Lampiran 3. Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun 2003-2006 NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
KOMODITAS Alpukat Belimbing Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nangka/Cempedak Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Melon Semangka Kedondong Apel Tomat Buah Buah lainnya Total Buah-Buahan
2003*) 0.21 0.05 0.73 1.56 0.21 2.44 3.12 0.68 0.47 2.44 7.96 5.72 1.04 0.10 0.47 1.09 0.05 0.52 0.16 0.42 29.44
KONSUMSI PERKAPITA ( Kg/Th ) 2004*) 2005 0.21 0.10 0.05 0.05 0.62 0.10 0.94 0.21 0.16 0.21 2.70 6.14 1.04 0.26 0.52 0.26 0.52 0.47 2.34 3.28 7.59 8.89 6.66 0.26 1.61 1.04 0.10 0.16 0.26 0.47 0.78 1.87 0.10 0.05 0.52 0.78 0.16 0.21 0.31 0.36 27.19 25.17
2006*) 0.36 0.05 0.52 0.78 0.21 3.07 0.16 0.31 0.42 2.03 7.54 5.10 1.09 0.10 0.16 0.68 0.10 0.52 0.10 0.26 23.56
Keterangan : *) Panel Sumber : Susenas Badan Pusat Statistika, 2007
174 Lampiran 4. Standar Mutu Belimbing Segar a. Berdasarkan Bobot.
Grade A B C
Bobot (gram) > 250 150-250 gram (< 150 gram
Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok, 2007
b.
Berdasarkan Uji/Komponen Mutu Jenis Uji/Komponen Mutu Stn/unit
Keseragaman varietas Keseragaman berat Keseragaman tingkat kesegaran Keseragaman tingkat ketuaan buah Cacat dan busuk Kadar kotoran Serangga hidup atau mati Organisme pengganggu tumbuhan
Persyaratan
% %
I seragam 100 100
II seragam 75 - 90 75 - 90
%
100
75 - 90
% %
0 0 Ada atau tidak ada 0
0-5 2 Ada atau tidak ada 0
Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok, 2007
c. Berdasarkan Indeks Kematangan Indeks Warna Kegunaan Hijau tua (belum 1 siap panen) 2 Hijau sedikit kuning Salad dan hiasan 3
Hijau kekuningan
4
Kuning kehijauan
5
6 7
Salad dan hiasan
Salad, kue/cake, hiasan, juice, dan konsumsi segar. Salad, kue/cake, Kuning sedikit hijau hiasan, juice, dan konsumsi segar. Salad, kue/cake, Kuning hiasan, juice, dan konsumsi segar. Orange kekuningan Juice dan (buah terlalu masak) konsumsi segar
Kemungkinan ekspor
Ekspor melalui laut Ekspor melalui udara dan laut Ekspor melalui udara
Ekspor melalui udara Tidak disarankan untuk ekspor Tidak disarankan untuk ekspor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok, 2007
175
Lampiran 5. Data Pembelian dan Penjualan Belimbing PKPBDD pada Bulan Januari-April 2008 Pembelian Jumlah A(kg) B(kg) C(kg) (kg/bulan) Januari 27298 22996 9979 60273 Februari 21715 27056 12448 61219 Maret 13872 6030 1535,5 21437,5 April 15021 9534 3915 28470 Bulan
Sumber : Manajemen PKPBDD, 2008 (diolah)
Jumlah (kg/hari) 2318,19 2354,5 824,52 1095
Nilai (Rp) 267.466.500 237.907.000 114.429.750 145.034.500
Penjualan C(kg) Jumlah (kg/bulan) 11790,2 1270,5 6851 19911,7 15889,64 10162,48 7283,47 33335,59 13134,5 1233 1916 16283,5 16478,36 4027,3 4646 25146,66 A(kg)
B(kg)
Jumlah (kg/hari) 765,83 1282,14 626,28 967,18
Nilai (Rp) 123.717.700 206.034.800 130.615.730 191.515.000
176 Lampiran 6. Kekuatan dan Kelemahan PKPBDD Faktor Internal Manajemen
Pemasaran
Kekuatan ‐ Struktur organisasi yang ringkas dan sesuai dengan kebutuhan dengan didukung oleh pengurus yang berpengalaman di bidang budidaya dan pemasaran belimbing. ‐ Telah memiliki job description dan job specification yang jelas. ‐ Visi dan misi yang representatif sebagai koperasi perekonomian rakyat di bidang pertanian yang mendukung perekonomian daerah secara keseluruhan ‐ Memiliki target dan segmentasi pasar ‐ Data mengenai permintaan pasar dan perilaku konsumen pada target pasar. ‐ Produk belimbing berkualitas dari varietas Dewa dan Dewi. ‐ Peggolongan belimbing berdasarkan bobot dan kualitas menjadi tiga grade untuk segmen pasar berbeda. ‐ Memiliki dua lini produk, yaitu belimbing segar dan olahan. ‐ Kemasan sesuai berdasarkan segmentasi pasar, segmen pasar modern menggunakan wraffing dan karton, pasar tradisional menggunakan kemasan keranjang curah. ‐ Penggunaan merek “Belimbing Dewa Depok” untuk menanamkan image Belimbing Dewa Depok sebagai belimbing berkualitas. ‐ Adanya bagian khusus yang bertanggungjawab sebagai pengendalian mutu. ‐ Memili standar harga yang kompetitif berdasarkan
Kelemahan ‐ Fungsi dasar manajemen seperti perencanaan, evaluasi dan kontrol belum terstruktur dan masih bersifat insidentil untuk jangka pendek. ‐ Pengkomunikasian sasaran, tujuan, serta implementasi strategi belum berjalan dengan efektif pada anggota (petani) dan karyawan.
‐ Angka penjualan masih berfluktuasi ‐ Target penjualan sebesar 30 ton/bulan belum tercapai (kecuali pada saat penen raya) ‐ Pasokan belimbing yang belum kontinyu sehingga dapat mengakibatkan kehilangan pangsa pasar. ‐ Jumlah pembelian belimbing masih lebih besar daripada penjualan. ‐ Kekurangan pangsa pasar yang dapat menyerap semua produksi belimbing dari total 650 petani di Kota Depok.
177
Keuangan
Produksi dan Operasi
Penelitian dan Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen
mekanisme pasar. ‐ Memiliki armada distribusi sendiri yang memadai. ‐ Saluran pemasaran yang pendek mengurangi biaya pemasaran. ‐ Memiliki jaringan internet dan website sebagai media promosi. ‐ Promosi melalui pemberitaan media cetak lokal dan nasional serta media elektronik, serta pameran. ‐ Produk (Belimbing Dewa) merupakan belimbing yang seringkali menang dalam kompetisi buahbuahan nasional dan juga cukup dikenal oleh konsumen. ‐ Sumber modal yang memadai, dengan didukung oleh bantuan pemerintah dan fasilitasi pinjaman ke lembaga perbankan oleh pemerintah. ‐ Adanya pertumbuhan penerimaan setiap bulannya menggambarkan kondisi keuangan yang mulai membaik. ‐ Teknik budidaya belimbing yang dipasarkan melalui PKPBDD telah memiliki Standar Operating Proccedure (SOP) ‐ Jumlah pemasok dan calon pemasok yang besar dan hubungan yang baik antara PKPBDD dengan pemasok ‐ Adanya kerjasama dengan pihak pemerintah dan UKM dalam pengembangan produk dan pemasaran. ‐ Memiliki perangkat komputer serta jaringan internet sebagai sarana sistem informasi.
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Belum memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai Belum memiliki ruang kantor sendiri (masih menyewa) Belum semua petani anggota menerapkan SOP dengan benar. Pengaturan waktu panen belum bisa berjalan Belum memiliki fasilitas litbang sendiri Belum ada program pengembangan karyawan mengenai pemasaran dan eskpor. Belum memiliki sistem informasi manajemen yang efektif dan efisien. Fasilitas internet dan website belum dimanfaatkan secara maksimal.
178 Lampiran 7. Peluang dan Ancaman PKPBDD Faktor Eksternal Lingkungan Makro Ekonomi
Peluang ‐ ‐
Sosial dan Budaya
‐ ‐ ‐ ‐
Fisik
‐ ‐
Politik, Hukum, dan Pemerintahan
‐ ‐ ‐
Pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Barat mencapai 0,53 persen dengan didominasi oleh sektor pertanian sebesar 14,37 persen. Kebijakan ekonomi perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 untuk AFTA dan 2010 untuk APEC meminimalkan halangan perdagangan antar negara (biaya ekspor lebih murah) Belimbing dikenal sebagai buah yang berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit. Semakin banyak masayarakat Kota Depok yang tertarik pada agribisnis belimbing. Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi dari buah-buahan. PKPBDD memiliki misi sosial yaitu meningkatkan kesejahterahan petani dan mengurangi pengangguran. Usaha PKPBDD tidak menghasikan limbah berbahaya. PKPBDD memiliki kontribusi secara tidak langsung dalam pengembangan komoditi belimbing sebagai bagian dari pembangunan pertanian perkotaan berwawasan lingkungan. Kebijakan menjadikan belimbing sebagai ikon Kota dan PKPBDD sebagai pintu tunggal pemasaran belimbing di Kota Depok. Kebijakan pembangunan pertanian perkotaan berupa ekstensifikasi dan intensifikasi komoditi belimbing. Dukungan pemerintah dan legislatif dalam
Ancaman ‐ ‐
‐ ‐ ‐
‐
Kenaikan harga BBM menyebabkabn efek multiplier pada biaya produksi dan menurunkan daya beli masyarakat. Kebijakan ekonomi perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 untuk AFTA dan 2010 untuk APEC meminimalkan halangan perdagangan antar negara (biaya impor lebih murah) Tingkat konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia yang cenderung menurun. Pola konsumsi masyarakat yang menempatkan buah-buahan sebagai menu pelengkap. Belimbing bukan termasuk buah-buah yang populer dikonsumsi.
Peralihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman di Kota Depok telah mencapai 25 persen dari tahun 2000 hingga 2005.
179
‐
‐
Teknologi
‐ ‐ ‐ ‐ Lingkungan Mikro Pelanggan
‐ ‐ ‐ ‐
Pesaing
‐
‐ ‐
permodalan, baik dalam bentuk bantuan dana tunai maupun pinjaman. Kebijakan liberalisasi perdagangan dunia yang meminimalkan dan menghilangkan segala bentuk halangan perdagangan antar negara. PKPBDD telah memiliki dan mengembangkan teknologi pengolahan belimbing melalui kemitraan dengan tujuh UKM. Perkembangan industri pengolahan yang ditandai dengan banyaknya produk-produk olahan berbahan dasar buah yang berredar di pasaran. Letak PKPBDD yang strategis terkait dengan pusat-pusat pengembangan teknologi. Letak PKPBDD yang strategis, terkait dengan industri-industri pengolahan berbahan dasar essens buah. Jaringan internet sebagai sarana promosi dan sistem informasi. Jumlah pelanggan tetap yang semakin meningkat. Permintaan pelanggan masih banyak yang belum terpenuhi Potensi pelanggan baru dari pasar tradisonal dan pasar modern. Potensi sebagai komoditi ekspor cukup besar. Konsep pemasaran belimbing satu pintu menjadikan PKPBDD memiliki kelebihan dari segi kelembagaan dan efisiensi pemasaran dibandingkan pesaing. Belimbing Dewa/Dewi telah dikenal sebagai belimbing berkualitas tinggi. Frekuensi pasokan lebih tinggi karena jarak
‐
‐ ‐
Perkembangan pesaing dari luar daerah, yaitu belimbing Madu dari Blitar yang cukup pesat sejak dikembangkan tahun 2002. Pesaing lokal merupakan pihak-pihak seperti tengkulak dan pedagang besar yang telah lama berkecimpung di bidang agribisnis belimbing Dewi di Kota Depok sebelum PKPBDD
180 distribusi yang lebih dekat dibandingkan pesaing dari daerah Jawa Tengah (Blitar)
‐ ‐
Saluran Distribusi
‐ ‐ ‐ ‐
Pemasok
‐
Letak yang strategis terhadap pemasok dan pasar. Memiliki armada distribusi sendiri. Telah menjalin kerjasama dengan beberapa distributor atau supplier buah di Ps. Induk Kramat jati. Terdapat beberapa supplier buah antar propinsi dan eksportir buah di daerah DKI Jakarta. Kebijakan pemasaran satu pintu memungkinkan untuk mengelola seluruh produksi belimbing di Kota Depok.
didirikan. Sebagian pelanggan (khususnya pasar tradisional) lebih mengedepankan pertimbangan harga daripada varietas belimbing yang dibeli. Tingkat persaingan yang tinggi dengan buahbuahan lain yang lebih populer sebagai produk subtitusi, baik produksi lokal maupun impor.
‐
‐ ‐ ‐ ‐
Belum memenuhi syarat kuantitas dan kuntinyuitas yang merupakan faktor penting bagi supplier dan eksportir. Pengaturan waktu panen untuk mengatasi fluktuasi pasokan masih menemui kendala dari metode dan keadaan ekonomi petani. Peran tengkulak dan pedagang besar yang memiliki saluran pemasaran sendiri masih cukup besar. Kurang lebih 63 persen petani belimbing Kota Depok belum menjadi pemasok PKPBDD.
181 Lampiran 8. 6. Matriks Matriks Perbandingan IFE Lampiran PerbandinganBerganda Bergandadan danMatriks Matriks IFE Responden 1 Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL
A B C D E F G H I J K L MNOP Q
2 3 3 3 2 1 2 1 3 1 3 3 2 1 3 2
2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
1 1 2 3 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 1 1 1 3 3 2 3 1 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2
1 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3
3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1
1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3
2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2
3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1
1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2
SKOR TOTAL BOBOT RATING RATA‐ RATA 29 0,053 3 0,160 25 0,046 3 0,138 26 0,048 4 0,191 26 0,048 4 0,191 28 0,051 4 0,206 38 0,070 4 0,279 35 0,064 3 0,193 21 0,039 4 0,154 37 0,068 3 0,204 23 0,042 3 0,127 38 0,070 2 0,140 35 0,064 2 0,129 35 0,064 2 0,129 35 0,064 1 0,064 38 0,070 2 0,140 38 0,070 2 0,140 37 0,068 2 0,136 544 1,000 2,721
Responden 2
SKOR Faktor Strategis A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL BOBOT RATING RATA‐ RATA Internal A 2 1 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 2 28 0,051 3 0,154 B 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 3 32 0,059 4 0,235 C 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 38 0,070 4 0,279 D 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 30 0,055 4 0,220 E 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 3 2 31 0,057 3 0,171 F 2 1 1 1 1 3 3 2 1 2 1 1 1 1 3 2 26 0,048 3 0,143 G 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 1 1 1 2 3 2 30 0,055 4 0,220 H 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 1 3 2 29 0,053 4 0,213 I 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2 25 0,046 3 0,138 J 3 2 2 3 1 3 1 1 3 3 1 1 1 2 3 2 32 0,059 3 0,176 K 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 27 0,050 1 0,050 L 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 42 0,077 1 0,077 M 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 44 0,081 1 0,081 N 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 44 0,081 1 0,081 O 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 39 0,072 1 0,072 P 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19 0,035 2 0,070 Q 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3 29 0,053 2 0,106 545 1 2,484 TOTAL
182 Lanjutan Lampiran 8 Keterangan : Skala matriks perbandingan berganda 1 = jika faktor horisontal kurang pentingdari faktor vertikal 2 = jika faktor horisontal sama penting dengan faktor vertikal 3 = jika faktor horisontal lebih penting dari faktor vertikal Skala Rating pada matriks IFE 1 = kelemahan utama 2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama Faktor Strategis : Faktor Kekuatan A = Struktur organisasi ringkas dengan pengurus berpengalaman B = Memiliki target dan segmentasi pasar yang jelas C = Produk belimbing berkualitas memenuhi persyaratan mutu Kemasan menggunakan brand image dan disesuaikan dengan D = permintaan E = Kebijakan harga fleksibel sesuai mekanisme pasar F = Olahan belimbing sebagai lini produk tambahan G = Letak yang strategis terhadap pemasok dan pasar H = Saluran pemasaran singkat dengan armada sendiri yang memadai. I = Memiliki fasilitas internet dan website sebagai media promosi. Pertumbuhan penerimaan selama 4 bulan awal menggambarkan kinerja J = keuangan yang terus membaik. Faktor Kelemahan Pengkomunikasian dan implementasi strategi belum berjalan dengan K = efektif hingga ke tingkat petani dan karyawan. Kuantitas dan kontinyuitas pasokan yang masih berfluktuasi dan belum L = mencapai target kecuali pada saat panen raya. M = Selisih kuantitas penjualan dan pembelian masih bernilai negatif. Belum memiliki sumber modal sendiri, masih tergantung pada N = pemerintah. O = Belum memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai. P = Bangunan dan lahan kantor masih berstatus sewa. Q = Kegiatan pengembangan karyawan belum berjalan.
183 Lampiran 7.9.Matriks Perbandingan Berganda dan Matriks EFE Lampiran Matriks Perbandingan Berganda dan Matriks EFE Responden 1 Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G I J K L M N O P Q R TOTAL
A B C D E F G I J K L M N O P Q R TOTAL BOBOT RATING
3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3
1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3
1 1 2 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2
2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3
1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3 1 3
2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 2 3 2 3
2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 3 3 2 3
1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2
1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2
2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3
1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2
1 2 2 1 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2
23 28 29 32 29 31 32 27 34 27 27 40 43 32 41 29 39 543
0,042 0,052 0,053 0,059 0,053 0,057 0,059 0,050 0,063 0,050 0,050 0,074 0,079 0,059 0,076 0,053 0,072 1,000
2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3
SKOR RATA‐ RATA 0,085 0,103 0,160 0,118 0,160 0,114 0,118 0,149 0,188 0,099 0,099 0,221 0,158 0,177 0,227 0,107 0,215 2,499
Responden 2 Faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL
A B C D E F G H I
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2
1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2
1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 3 1 1
1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 3 1 1
J K L M N O P Q TOTAL BOBOT RATING 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2
1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3
2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3
2 2 2 1 1 1 1 2 2 3
1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 1 1 3 2 2 1
18 26 32 33 35 21 33 34 40 33 26 23 45 44 45 23 33 544
0,033 0,048 0,059 0,061 0,064 0,039 0,061 0,063 0,074 0,061 0,048 0,042 0,083 0,081 0,083 0,042 0,061 1,000
2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3
SKOR RATA‐ RATA 0,066 0,143 0,176 0,121 0,193 0,077 0,182 0,188 0,221 0,182 0,143 0,169 0,248 0,243 0,248 0,085 0,182 2,868
184 Lanjutan Lampiran 9 Skala matriks perbandingan berganda 1 = jika faktor horisontal kurang pentingdari faktor vertikal 2 = jika faktor horisontal sama penting dengan faktor vertikal 3 = jika faktor horisontal lebih penting dari faktor vertikal Skala Rating pada matriks EFE 1 = respon di bawah rata-rata 2 = respon rata-rata 3 = respon di atas rata-rata 4 = respon superior Faktor Strategis Eksternal Peluang Pertumbuhan ekonomi Jabar 0,83 % dengan didominasi sektor A = pertanian 14,47 % B = Belimbing dikenal luas sebagai buah yang berkhasiat mengobati beberapa macam penyakit. Dukungan pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan C = maupun pendanaan. D = Pengembangan berbagai produk olahan belimbing melalui UKM E = Potensi pasar lokal yang besar, baik tradisional maupun modern Potensi pasar ekspor yang masih terbuka, baik dalam bentuk segar F = maupun olahan. G = Peningkatan jumlah permintan dari pelanggan tetap. Letak yang strategis terhadap pusat perkembangan ekonomi dan I = teknologi. Konsep pemasaran satu pintu memungkinkan PKPBDD untuk J = mengelola seluruh produksi belimbing di Kota Depok. Ancaman Kenaikan harga BBM memicu efek multiplier pada harga-harga input K = dan daya beli Tingkat konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia yang cenderung L = menurun. Peralihan fungsi lahan pertanian di Kota Depok yang mencapai 25 % M = pada jangka waktu 2000-2005 Pesaing lokal (tengkulak, pedagang besar, suplier) masih cukup N = berperan di Kota Depok. Tingkat persaingan yang tinggi dengan buah-buahan lain yang lebih O = populer dikonsumsi (lokal/ekspor) sebagai produk subtitusi. Pengaturan waktu panen untuk menjamin kuantitas dan kontinyuitas P = pasokan belum maksimal Perilaku pembelian pelanggan akhir yang lebih mementingkan harga Q = daripada varietas belimbing. Perkembangan agribisnis belimbing madu dari Blitar yang cukup pesat R = dan telah memasuki pasar DKI Jakarta.
185 Lampiran 11. Matriks QSPM Faktor Strategis
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
Strategi 8
Strategi 9
Strategi 10
Strategi 11
Bobot AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Kekuatan A
0,052
3
0,157
4
0,209
4
0,209
4
0,209
4
0,209
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
4
0,209
4
0,209
B
0,052
4
0,209
4
0,209
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
4
0,209
3
0,157
3
0,157
C
0,059
4
0,235
4
0,235
4
0,235
3
0,176
3
0,176
3
0,176
3
0,176
3
0,176
4
0,235
3
0,176
2
0,118
D
0,051
4
0,206
4
0,206
3
0,154
2
0,103
2
0,103
3
0,154
2
0,103
2
0,103
4
0,206
2
0,103
2
0,103
E
0,054
4
0,217
3
0,163
2
0,108
3
0,163
2
0,108
2
0,108
2
0,108
2
0,108
4
0,217
2
0,108
3
0,163
F
0,059
3
0,176
4
0,235
4
0,235
3
0,176
4
0,235
3
0,176
3
0,176
3
0,176
3
0,176
3
0,176
2
0,118
G
0,060
4
0,239
3
0,179
3
0,179
3
0,179
2
0,119
3
0,179
3
0,179
4
0,239
4
0,239
3
0,179
4
0,239
H
0,046
4
0,184
2
0,092
3
0,138
3
0,138
3
0,138
3
0,138
2
0,092
3
0,138
4
0,184
3
0,138
4
0,184
I
0,057
4
0,228
4
0,228
3
0,171
2
0,114
3
0,171
2
0,114
3
0,171
3
0,171
4
0,228
2
0,114
3
0,171
J
0,050
4
0,202
4
0,202
3
0,151
4
0,202
3
0,151
3
0,151
3
0,151
3
0,151
4
0,202
3
0,151
3
0,151
K
0,060
2
0,119
3
0,179
2
0,119
3
0,179
2
0,119
3
0,179
2
0,119
3
0,179
2
0,119
4
0,239
2
0,119
L
0,071
4
0,283
2
0,141
3
0,212
4
0,283
3
0,212
4
0,283
4
0,283
3
0,212
2
0,141
4
0,283
4
0,283
M
0,073
4
0,290
4
0,290
4
0,290
3
0,218
4
0,290
3
0,218
3
0,218
3
0,218
3
0,218
3
0,218
4
0,290
N
0,073
3
0,218
2
0,145
2
0,145
2
0,145
4
0,290
2
0,145
2
0,145
3
0,218
3
0,218
4
0,290
3
0,218
O
0,071
3
0,212
3
0,212
3
0,212
4
0,283
3
0,212
3
0,212
4
0,283
3
0,212
3
0,212
3
0,212
3
0,212
P
0,052
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
3
0,157
Q
0,061
3
0,182
3
0,182
3
0,182
3
0,182
3
0,182
2
0,121
3
0,182
4
0,242
3
0,182
3
0,182
2
0,121
0,04
3
0,113
3
0,113
3
0,113
3
0,113
4
0,151
4
0,151
3
0,113
3
0,113
3
0,113
4
0,151
3
0,113
Kelemahan
Peluang A
186 Lanjutan Lampiran 11 B
0,05
4
0,199
4
0,199
4
0,199
2
0,099
2
0,099
2
0,099
3
0,149
3
0,149
3
0,149
3
0,149
2
0,099
C
0,06
3
0,168
3
0,168
4
0,224
4
0,224
3
0,168
4
0,224
4
0,224
4
0,224
3
0,168
4
0,224
4
0,224
D
0,06
3
0,179
3
0,179
4
0,239
3
0,179
4
0,239
3
0,179
3
0,179
3
0,179
2
0,120
3
0,179
2
0,120
E
0,06
4
0,235
4
0,235
4
0,235
3
0,177
3
0,177
3
0,177
3
0,177
4
0,235
4
0,235
3
0,177
4
0,235
F
0,05
4
0,191
4
0,191
4
0,191
3
0,144
3
0,144
3
0,144
3
0,144
4
0,191
3
0,144
4
0,191
4
0,191
G
0,06
4
0,239
2
0,120
2
0,120
3
0,179
3
0,179
3
0,179
3
0,179
3
0,179
3
0,179
2
0,120
3
0,179
H
0,06
4
0,224
4
0,224
4
0,224
3
0,168
4
0,224
3
0,168
4
0,224
4
0,224
3
0,168
4
0,224
4
0,224
I
0,07
4
0,272
4
0,272
4
0,272
4
0,272
3
0,204
3
0,204
4
0,272
4
0,272
3
0,204
4
0,272
4
0,272
J
0,055
4
0,221
3
0,166
3
0,166
3
0,166
3
0,166
3
0,166
2
0,110
3
0,166
3
0,166
3
0,166
3
0,166
K
0,049
4
0,195
4
0,195
4
0,195
3
0,146
3
0,146
2
0,098
2
0,098
3
0,146
3
0,146
3
0,146
3
0,146
L
0,058
3
0,174
3
0,174
3
0,174
3
0,174
3
0,174
4
0,232
2
0,116
2
0,116
2
0,116
4
0,232
4
0,232
M
0,081
4
0,324
3
0,243
4
0,324
4
0,324
4
0,324
4
0,324
3
0,243
4
0,324
3
0,243
4
0,324
4
0,324
N
0,070
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
O
0,079
3
0,237
2
0,158
3
0,237
4
0,316
4
0,316
4
0,316
4
0,316
3
0,237
4
0,316
4
0,316
4
0,316
P
0,048
4
0,191
4
0,191
3
0,144
3
0,144
2
0,096
2
0,096
2
0,096
3
0,144
4
0,191
3
0,144
2
0,096
Q
0,066
4
0,265
4
0,265
4
0,265
4
0,265
3
0,199
4
0,265
4
0,265
4
0,265
4
0,265
4
0,265
4
0,265
123
7,223
114
6,639
113
6,659
108
6,434
106
6,317
103
6,128
101
6,043
109
6,461
111
6,504
112
6,653
109
6,496
Ancaman
STAS Prioritas
1
4
2
7
8
9
10
6
11
3
5
1 = tidak menarik ; 2 = agak menarik ; 3 = cukup menarik ; 4 = sangat menarik.
187 Lanjutan Lampiran 11 Keterangan Strategi 1 = Mempertahankan tingakat penjualan dan secara bertahap meningkatkan penjualan dengan melakukan penetrasi pasar. Strategi 2 = Meningkatkan kegiatan promosi melalui media-media yang ada, tarutama melalui internet dan program acara di media elektronik. Strategi 3 = Melakukan seleksi dan pengembangan produk serta pasar dari produk olahan yang memiliki prospek bagus. Strategi 4 = Meningkatkan kontinyuitas pasokan dengan cara-cara seperti menambah jumlah pemasok dan memaksimalkan pengaturan waktu panen. Strategi 5 = Mengurangi ketergantungan modal dari pemerintah melalui kerjasama dengan lembaga perbankan. Strategi 6 = Memiliki lahan sendiri yang dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk mengantisipasi kekurangan pasokan serta sebagai percontohan. Strategi 7 = Kerjasama dengan institusi berbasiskan teknologi untuk mengembangkan fasilitas penyimpanan belimbing. Strategi 8 = Pengembangan karyawan, terutama yang berhubungan dengan pemasaran, baik lokal maupun ekspor. Strategi 9 = Melakukan strategi harga dan peningkatan pelayanan untuk mengantisipasi persaingan dengan pesaing terdekat (belimbing madu). Strategi 10 = Meningkatkan kordinasi dengan pemerintah dan petani, terutama dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada serta perencanaan program ke depan. Strategi 11 = Melakukan strategi integrasi horisontal dengan suplier besar yang terlebih dahulu ada di Kota Depok