LAMPIRAN 1 Padoman Wawancara Sampel.
Pertanyaan
Anggota tetap dan anggota simpatisan
Mengapa sampai anda beralih?
Anggota yang beralih
Menurut seoang guru, mengatakan bahwa mengapa saya beralih? Bagi saya faktor yang membuat saya beralih yaitu faktor pribadi antara saya dan Tuhan, saya beralih tidak dipaksakan oleh siapapun tapi ini kehendak saya sendiri, ketika saya berada di GBI Rock saya benar-benar merasakan sesuatu yang berbedah yang betul-betul berarti dalam kehidupan saya. Menurut mantan pengasuh GPM ketika ditanyakan dan melakukan wawancara mengenai peralihan tersebut, ibu Sin menjawab dengan singkat Mengapa saya beralih dan apa faktornya? Bagi saya sendiri memaknai apa yang terjadi dalam diri saya, menurut saya ini merupakan panggilan bagi saya. Faktor keterpanggilan. Menurut Ibu rumah tangga. tegas mejawab apapun yang terjadi dalam diri saya dan keluarga saya, saya tidak pernah tahu dan tidak pernah mengerti, dan faktor saya beralih yaitu ketika saya diajak teman untuk mengikuti ibadah minggu di GBI Rock, dan ketika saya mengikuti ada sesuatu yang saya dapati pertama liturgi yang menarik, khotbah yang menarik yang begitu menyentuh dan benar-benar dirasakan saya, dan pelayan-pelayannnya murah senyum bahkan ramah ketika melayani. Selain mereka ramah dalam pelayanan ibadah, diluar ibadahpun tetap ramah dan memperhatikan anggota jemaatnya, membantu anggota jemaatnya tanpa mengeluh, membantu dengan iklas. Dan tidak memilih-milih pelayanan, bahkan perangkat pelayan dapat melayani dengan baik dan dapat menjaga privasi anggota jemaatnya, dan menunjukan cara hidup yang baik bagi anggota jemaatnya. Seorang pengusaha kecil. mengatakan faktor pelayanan dan faktor keluarga. Faktor pelayanan dimana saya kurang begitu suka dengan cara hamba Tuhan (majelis) yang tidak bisa menyimpan rahasia anggota jemaatnya. Dan soal keluarga ada ketidak cocokan dalam
keluarga, sehingga saya, suami saya dan anak-anak memilih untuk beralih ke GBI Rock. Menurut seorang pemuda. mengapa saya beralih dan apa penyebab terjadinya peralihan dalam diri saya, bagi saya faktor penyebabnya yaitu yang pertama soal liturgi yang tidak kakuh, khotbah yang menyentuh anggota jemaat. menurut sudara mahasiswa beralih dikarenakan faktor pelayanan. Bagi saya pelayanan pada saat itu sangat diperlukan oleh keluarganya ketika ia mengalami kesakitan yang begitu berat dan memerlukan pelyanan namun dari pihak pelayan GPM di jemaat saya pada waktu itu tidak merespon bahkan jarang melakukan pelayanan bagi kami, sehingga kami merasa putus asah dan meminta pelayanan dari gereja tetangga, dan akhirnya pelayanan yang kami harapkan kami dapati, dan karena mujizat Tuhan Yesus saya sembuh, dan pada tahun 2003 kami sekeluarga beralih. Jemaat simpatisan
Seorang simpatisan, yang merupakan seorang pemuda yang sering beribadah pada GBI Rock mengatakan bahwa Saya beribadah bukan berarti saya langsung dibaptiskan? Mengapa saya masuk dan apa faktornya? Faktornya yaitu saya ingin merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya, seperti dalam hal liturgi, di GBI Rock liturginya tidak monoton bahkan semua alat musik dipakai, sehingga begitu enak kita rasakan. Selain itu seorang pemuda yang juga memberikan alasannya mengapa ia sering beribadah di denominasi, “saya sering melihat kelompok-kelompok denominasi beribadah dirumah saya mereka beribadah begitu sungguh-sungguh, pendalaman alkitabnya menyentuh kebutuhan kami, hari pertama saya tidak mengikuti Cuma saya melihat saja, namun ketika mereka datang pada hari-hari selanjutnya, dan saya disuru ibu saya mengikuti kebaktian bersama dan saya mencoba mengikuti, yang saya dapati bahwa semuanya ibadah itu sama saja, semua berdoa kepada Tuhan Yesus, membaca alkitab yang sama. Namun dalam gereja saya (GPM) masi terfokus pada liturgi, dan banyak kreteria, contohnya ketika kita mau mengikuti Tuhan Yesus memikul salib yang dikenal dengan sidi dalam kalangan GPM, kita harus mengikuti dulu kategetsasi,
selain itu sebelum kita mengikuti kategetsasi kita harus mengikuti sekolah minggu. Melewati beberapa tahap. Sementara pada denominasi mereka tidak melihat proses tersebut, tp mereka lebih melihat keinginan angota jemaat dalam menganal Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ini pengalaman yang saya dapati. Tetapi bagi saya semua berpulang pada pribadi kita semua agama itu sama, apa lagi kita yang sama-sama menyembah Tuhan Yesus. intinya bahwa dalam GPM terfokus pada liturgi sementara di denominasi bebas, di GPM mempunyai begitu banyak peraturan untuk mengikut Yesus dan mengenal Yesus, di denominasi tidak. Jadi bagi saya ada sisi baik dari GPM dan ada sisi baik juga dari denominasi sebaliknya. Maka keduanya harus saling melengkapi. Menurut ibu rumah tangga. saya semua ibadah punya tujuan yang sama, yaitu menyembah dan mengenal Tuhan Yesus, faktor yang buat saya suka dan sering beribadah minggu di karenakan dalam ibadah minggu tersebut selain liturgi, adanya khotbah yang dibawakan begitu singkat, padat jelas, bahkan ada ruang buat anggota jemaat untuk bersaksi, dan selain itu yang pernah saya dapati pelayan dan tim sangat membantu anggota jemaatnya dalam segi ekonomi, tidak saja melayani secarah rohani tapi secara jasmani juga. Dan yang menjadi faktor utama bagi saya cara berpakian yang bagi saya sederhana dalam artian terserah anggota mau berpakian seperti apa untuk beribadah selagi wajar, tidak ada pelayan atau jemaat yang pusing atau menjadikan hal atau mejadikan pandangan mata mereka.
Sampel Ketua Majelis
Pertanyaan Bagaimana pandangan anda terhadap fenomena peralihan ini?
Jemaat Silo
Menurut saya terjadinya peralihan diakibatkan oleh dua faktor yaitu faktor pelayanan dan faktor ekonomi.
Jemaat Imanuel Karpan
Terjadinya peralihan karena faktor pribadi dan faktor teologis.
Jemaat Imanuel Osm
Bapak pendeta jemaat Passo menyatakan selama saya melihat, selaku Ketua Majelis Jemaat Imanuel Osm masalah peralihan itu
berpulang pada kebijakan dari ketua majelis jemaat dalam sistim pelayanan. Jemaat Nafiri Passo
Sampel
Masalah atau persoalan peralihan ini dilihat dari dua faktor yaitu faktor kemiskinana akan jemaat dan pelayanan dari pihak gereja. Mengapa saya mengatakan demikian karena fakta yang pernah saya dapati selama menjadi ketua majelis jemaat banyak yang beralih karena faktor kemiskinan, Cuma karena beras secupa atau sekula bisa beralih itu misalnya. Sementara dari pelayan khusus kita GPM harus tau jiwa seorang hamba itu apa dan bagaimana serta harus mempraktekan, bukan tahu lalu tidak mempraktekan bagaimana kita mau mempertahankan jemaat jika kita sendiri tidak tau menjadi seorang pelayan, melayani orang itu bagaimana?, dapatkah kita menjaga rahasia atau privasi seorang anggota jemaat?, dan bagaimana kita membedakan urusan tugas pelayanan dan tugas pribadi kita, maka bagi saya ini faktor Pertanyaan Adakah strategi yang dibuat untuk mengatasi fenomena peralihan anggota yang terjadi?
Jemaat Silo
Jemaat Imanuel Karpan
Ketua Majelis mengatakan bahwa ada strategi yang di lakukan dalam memimpin jemaat khususnya dalam mengatasi fenomena peralihan. Bagi saya strategi yang dilakukan yaitu melihat kembali liturgi ibadah kami, kami mencobah mengubah liturgi ibadah minggu tersebut lebih kreatif, selain itu diluaribadah diadakan program-program yang dapat memberdayakan umat seperti pengembangan usaha, memberikan beasiswa bagi anggota jemaat yang membutuhkan, memberikan bantuan bagi anggota jemaat janda, duda, anak yatim piatu yang memerlukan setiap bulan mendapatkan yuran dari gereja, dan dana kesempatan. Dana kesempatan ini berupa adanya kesempatan pembedahan rumah bagi anggota jemaat yang rumahnya tidak layak lagi digunakan, program ini berejalan tiap tahun sekali. Ketua Majelis Jemaat Mengutarakan bahwa langkah pertama yang di buat melakukan strategi bagi pelayanannya, yaitu dengan menata kembali pelayanan bagi anggota
Jemaat Imanuel Osm
Jemaat Nafiri Passo
Sampel
jemaat baik spiritualitas,dan dalam segi ekonomi. Serta adanya sebuah program baru yang dibuat oleh Imanuel karpan demi mempertahankan anggota jemaatnya yaitu diadakan Imanuel bermazmur yang dimana dalam Imanuel bermazmur ini dilaksanakan dengan mengundang denominasi yang ada disekitar wilayah pelayanan GPM Imanuel Karpan (kononia) yang akan dilaksanakan setiap akhir tahun. Ketua Majelis mengatakan strategi yaitu pertama-tama melakukan penataan ulang pelayanan ibadah baik itu ibadah minggu mupun diluar ibadah minggu. Ibadah minggu suda diterapkan liturgi yang kreatif dan menggunakan asset gereja seperti alatalat musik yang dimiliki oleh gereja, dan memperlibatkan kaum muda mudi dalam liturgi tersebut, selain pelayanan ibadah dilakukan juga sentunan pelayanan bagi anak yatim piatu, janda, duda dan anggota jemaat yang tidak mampu. Bantuan tersebut berupa pengobatan gratis maupun bantuan dari segi materi maupun pastoralia. Ketua Majelis Jemaat passo mengatakan bahwa strategi yang dibuat pertama diadakan penataan strategi khususnnya bagi para pelayan, dan harus diingat bahwa strategi harus berdasarkan Firman Tuhan yaitu gereja bertumbuh dalam roh kudus melakukan pelayanan bagi jemaat yang membutuhkan perlu diperhatikan dengan baik oleh para pelayan, Selain hal tersebut ada juga peningkatan pelayanan diakonal, pelayanan kapasitas pelayan untuk pastoral, dan peningkatan dalam segi ekonomi demi memberdayakan anggota jemaatnya salah satunya adanya beasiswa bagi yang membutuhkan.
Pertanyaan Apakah strategi yang dibuat berdasarkan analisis SWOT?
Jemaat Silo
Menurut ketua Majelis Jemaat Silo yaitu analisis soisal dan SWOT, menggunakan keduanya menurut ketua majelis Jemaat Bapak Pendeta Hengki menyatakan analisis sosial merupakan analisis yang dapat membantu pelayan untuk lebih mengenal dan memahami kebutuhan warga jemaat, semantara SWOT sebuah analisis yang
merupakan sebuah alat untuk memberikan dan membantu melihat strategi dalam jangka waktu yang panjang, demi mencapai suatu tujuan organisasi yang ingin dicapai. Jemaat Imanuel Karpan
Ketua Majelis Jemaat Imanuel Karpan dalam masalah peralihan seperti ini analisis yang digunakan dalam strateginya adalah analisis sosial karena baginya untuk menghadapi umat analisis sosial sangat membantu dalam mengenal dan memahami anggota jemaat tersebut.
Jemaat Imanuel Osm
Analisis yang digunakan dalam Jemaat Imanuel Osm sama dengan analisis yang digunakan oleh Imanul Karpan yaitu analisis sosial, bagi ketua Majelis Jemaat Imanuel Osm yang sering dan selalu digunakan dalam menghadapi masalah pelayanan jemaat yaitu analisis sosial, memang SWOT sering dipakai namun cenderung menggunakan analisis sosial. ketua Majelis Jemaat Nafiri Passo mengatakan bahwa dalam sebuah strategi yang dibuat ketika dalam kepimpinannya Ia menggunakan semua analisis yang ada demi memperoleh hasil yang baik. Analisis SWOT juga di gunakan dalam menganalisis strategi yang dibuat.
Jemaat Nafiri Passo
Sampel
Apakah ada data statistik yang didata oleh pihak gereja?
Jemaat Silo
Kami tidak mendata.
Jemaat Imanuel Karpan
Data statistik tidak diambil
Jemaat Imanuel Osm
Data tidak ada
Jemaat Nafiri Passo
Tidak ada
GBI Rock
Kami tidak mendata Statistik anggota yang hadir atau yang beralih karena bagi kami siapa saja berhak untuk datang mengenal Tuhan Yesus yang penting tidak dipaksakan oleh kami.
LAMPIRAN 2
GEREJA PROTESTAN MALUKU SILO
GAMBAR PEMBANGUNAN GPM IMANUEL KARPAN
GAMBARAN
BANGUNAN
YANG
PROTESTAN MALUKU IMANUEL OSM
GPM NAVIRIPASSO
SEDANG
DIBANGUN
GEREJA
LAMBANG ATAU LOGO GBI ROCK
GEREJA GBI ROCK AMBON
RUANGAN IBADAH GBI ROCK