94
Lampiran 1
LAPORAN KASUS I
A. Pengkajian Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 25 juni 2012 1. Identitas pasien Nama : Ny. M Umur : 34 tahun Jenis : Perempuan Suku bangsa : Jawa Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Pendidikan : STM Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Desa Durian- Patumbak Tanggal Masuk : 23 Juni 2012 No. Register : 048802 Diagnosa medis : Post Partum Spontan hari ke 3
2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Juni 2012 dan didapatkan hasil pengkajian Ny. M dirawat di RS. G.L Tobing Tanjung Morawa dengan rujukan bidan karena ketuban pecah dini namun tidah ada kemajuan dalam persalinan. Saat tiba di rumah sakit his lemah sehingga untuk membantu persalinan klien diberi sinto drip dan pada hari sabtu pukul 14.35 klien melahirkan secara normal. b. Riwayat Kesehatan masa lalu Awal menstruasi umur 12 tahun dengan lama menstruasi 5-7 hari. Setiap bulan rutin menstruasi sesuai jadwal. Selama kehamilan klien
94 Universitas Sumatera Utara
95
rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan mengaku tidak pernah mengalami masalah saat hamil. Klien juga mengaku tidak pernah mengalami hipertensi baik saat kehamilan maupun sebelum kehamilan, klien juga mengaku tidak mengalami DM pada saat kehamilan maupun sebelum kehamilan. c. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami masalah persalinan. Klien juga mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami panggul sempit,riwayat penyakit DM, hipertensi, dan Hepatitis B. d. Pola Fungsional 1) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Saat kehamilan klien selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan. Klien juga selalu menjaga pola makannya dengan memakan makanan yang bergizi. Saat kontrol kehamilan klien mengatakan mendapatkan obat-obatan dari bidan berupa obat penambah darah dan obat penguat kandungan. 2) Pola Nutrisi dan Metabolik Saat dilakukan pengkajian klien sudah mulai makan sedikit-sedikit, dengan makanan biasa. 3) Pola Eliminasi Saat dilakukan pengkajian klien sudah bisa BAK sendiri ke kamar mandi dan juga sudah bias BAB. 4) Pola Aktivitas dan Latihan Pada saat dilakukan pengkajian klien sudah bias berjalan perlahanlahan. 5) Pola Istirahat dan Tidur Klien mengalami sulit tidur karena tidak nyaman dengan suasana di rumah sakit. Klien mengatakan lebih nyaman berda di rumah. 6) Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
95 Universitas Sumatera Utara
96
Sebelum dan setelah persalinan, klien tidak mengalami penurunan kemampuan
sensasi
(penglihatan,
pendengaran,
penghidung,
pengecapan, dan perabaan). Klien tidak menggunakan alat bantu dengar maupun alat bantu penglihatan seperti kacamata. Saat sebelum dan setelah persalinan tidak ada masalah dengan kemampuan mengingat. 7) Pola Hubungan dengan Orang Lain Pada saat sebelum dan setelah persalinan klien masih dapat bergaul baik dengan lingkungan sekitar, klien berbicara dengan jelas dan dapat menempatkan situasi yang ada. 8) Pola Reproduksi dan Seksual Klien mengerti mengenai fungsi seksual maupun reproduksinya, karena klien mengatahuinya dari orang tua dan sumber lainnya. 9) Persepsi Diri dan Konsep Diri Klien berharap bisa cepat pulang. Perasaan klien saat ini adalah merasa senang dan bahagia karena bertambahnya anggota baru di dalam keluarga. Status dan posisi klien sebelum dirawat adalah sebagai seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Klien menerima apa yang terjadi pada dirinya dan tidak merasa rendah diri dengan keadaannya sekarang. 10) Pola Mekanisme Koping Dalam
mengambil
memusyawarahkan
keputusan terlebih
di
dahulu
keluarga kepada
Ny.
N
selalu
suaminya
dalam
menetapkan keputusan. Jika menghadapi masalah klien berusaha memecahkan masalah tersebut dan memusyawarahkan dengan keluarga. 11) Pola Nilai Kepercayaan/Keyakinan Menurut pasien sumber kekuatan bagi dirinya adalah Allah SWT. Tidak ada pertentangan dengan nilai/kebudayaan yang dianut terhadap pengobatan yang dijalani saat ini. 12) Pengkajian Fisik Ibu
96 Universitas Sumatera Utara
97
a) Keadaan umum : tampak lemah b) Kesadaran
: compos mentis
c) TTV
: TD = 130/80 mmHg Nadi = 80 x/menit
Suhu = 370C Respirasi
=
20
x/menit d) Kepala
: Bentuk kepala simetris, tidak ada luka, warna
rambut hitam, tebal, dan bersih tidak ada ketombe. e) Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
tidak terjadi penurunan kemampuan penglihatan. f) Hidung
: Bersih, tidak ada polip, tidak ada penggunaan
oksigen. g) Telinga
: Bersih, tidak ada serumen, pendengaran jelas.
h) Mulut
: Bersih, mukosa bibir kering, tidak sianosis
i) Leher dan tenggorok : Tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran tiroid j) Dada
: Simetris
k) Payudara
: Putting sebelah kiri kurang menonjol, areola menghitam, ASI belum keluar.
l) Paru-paru : Inspeksi
: Simetris, tidak menggunakan alat bantu pernafasan
Palpasi
: Normal
Perkusi
: Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: Vesikuler
m) Jantung Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
97 Universitas Sumatera Utara
98
Palpasi
: Ictus cordis teraba pada ics 5
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
: Tidak ada suara gallop
n) Abdomen Auskultasi
: bising usus (+)
Palpasi
: Terdapat nyeri tekan pada daerah bawah pusat, tinggi fundus uteri adalah 28cm
Perkusi o)
: Soepel
Ekstremitas atas : Tidak ada edema,tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes/menit,tidak ada kemerahan
p) Ekstremitas bawah : Terdapat edema q) Genitalia
: Lochea rubra, warna merah segar
r) Kulit
: Bersih,warna kuning langsat, turgor kulit baik
13) Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 24 juni 2012 menunjukkan nilai Hb : 10,5 gr/dl. Leukosit : 19.103/mm3 Eritrosit : 4,15.106/mm3 Trombosit : 318.103/mm3 Hematokrit : 32%
98 Universitas Sumatera Utara
99
B. Analisa Data No Data Etiologi Masalah 1. DS : Nyeri Post Partum Normal Os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak Vagina dan Perineum seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum Ruptur dan Jaringan DO: • TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : Terputusnya kontinuitas o jaringan (episiotomy) 22x/menit, T : 37 C • Skala nyeri : skala 6 • Wajah tampak meringis Nyeri • Os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri • Terdapat luka episiotomy pada perineum 2. DS : Menyusui tidak Potpartum normal efektif • Os mengatakan ASI belum keluar Perubahan fisiologis • Os mengatakan tidak pernah melakukan Laktasi perawatan payudara selama hamil Struktur dan karakter DO : payudara ibu • ASI belum keluar. • Payudara terasa keras saat dipalpasi Hormone estrogen Hormone prolaktin meningkat Pembentukan ASI Perawatan Payudara tidak adekuat Penyempitan pada ductus intiverus ASI tidak keluar
99 Universitas Sumatera Utara
100
Menyusui tidak efektif Post Partum Normal
3.
DS: Os mengatakan sulit bergerak karena nyeri. Os masih belajar Vagina dan Perineum untuk bergerak dan masih lemas. DO : Ruptur dan Jaringan • TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : Terputusnya kontinuitas jaringan (episiotomy) 22x/menit, T : 37oC • Keterbatasan rentang Nyeri gerak. • Melambatnya gerakan Hambatan mobilitas • Skala nyeri : skala 6 fisik • HB : 10,5 gr/dl.
4.
DO : • • • • • DS : letih.
Post Partum Normal TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : Vagina dan Perineum o 22x/menit, T : 37 C Ruptur dan Jaringan CRT < 2 detik 3 3 Leukosit : 19.10 /mm Jumlah darah yang keluar Terputusnya kontinuitas jaringan (episiotomy) pasca partum >500cc Ketuban pecah dini saat Resiko tinggi infeksi persalinan. Klien mengeluh lemah dan
Hambatan mobilitas fisik
Resiko infeksi
tinggi
C. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomy ditandai dengan os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada perineum 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena
100 Universitas Sumatera Utara
101
nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC 3. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi. 4. Resiko tinggi : infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy pada perineum ditandai dengan klien mengatakan lemah dan letih, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC, CRT < 2 detik, Leukosit : 19.103/mm3, jumlah darah yang keluar pasca partum >500cc dan ketuban pecah dini saat persalinan. D. Intervensi Keperawatan
No 1.
Diagnosa
Tujuan/ Kriteria Hasil Gangguan Hasil yang rasa nyaman diharapkan : dapat : nyeri mengontrol rasa berhubungan nyerinya. dengan adanya luka Kriteria hasil : episiotomy Mampu ditandai mengidentifikasika dengan os n cara mengurangi mengatakan nyeri, bahwa nyeri mengungkapkan dirasakan keinginan untuk meningkat mengontrol saat bergerak nyerinya, dan seperti mampu untuk ditusuktidur/istirahat tusuk pada dengan tepat. daerah perineum, TD : 130/90, HR : 82x/menit,
Intervensi Keperawatan
Rasional
•
Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, dan lamanya.
•
Memberikan informasi untuk membantu memudahkan tindakan keperawatan.
•
Ajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakan untuk mengatasi nyeri. Ajarkan teknik relaksasi. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Anjurkan menggunakan kompres hangat. Berikan obat sesuai indikasi. Masukan kateter dan dekatkan untuk kelancaran drainase.
•
Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang di dalamnya.
•
•
Meningkatkan kenyamanan klien. Tirah baring diperlukan pada awal selama fase reteksi akut. Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien. Mengurangi nyeri.
•
Pengaliran kandung
• • • • •
•
•
101 Universitas Sumatera Utara
102
RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada perineum 2.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 130/90, HR : 82x/menit,
kemih menurunkan tegangan
Hasil yang diharapkan : mempertahankan posisi fungsi dibuktikan tidak adanya kontraktur, meningkatkan kekuatan bagian tubuh yang sakit / kompensasi, dan mendemonstrasik an teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan kembali aktivitas.
•
•
•
•
• •
Kaji fungsi motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada waktu klien sadar. Berikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta pertolongan, seperti bel atau lampu pemanggil. Bantu / lakukan latihan ROM pada semua ekstremitas dan sendi, pakailah gerakan perlahan dan lembut. Anjurkan klien istirahat. Tingkatkan aktifitas secara bertahap.
•
•
Mengevaluasi keadaan khusus. Pada beberapa lokasi trauma mempengaruhi tipe dan pemilihan intervensi Pengaruh anestesi dapat mempengaruhi aktifitas klien
•
Membuat pasien memiliki rasa aman, dapat mengatur diri dan mengurangi ketakutan karena ditinggal sendiri.
•
Meningkatkan sirkulasi, meningkatkan mobilisasi sendi dan mencegah kontraktur dan atrofi otot.
•
Mencegah kelelahan
•
Aktifitas sedikit demi sedikit dapat dilakukan oleh klien sesuai yang diinginkan, memberikan rasa tenang dan aman pada klien emosional.
102 Universitas Sumatera Utara
103
RR : 22x/menit, T : 37oC 3.
4.
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadeku atan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi.
Hasil yang diharapkan : dapat mengidentifikasi aktivitas yang menentukan atau meningkatkan menyusui yang berhasil.
Resiko tinggi : infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy pada perineum ditandai dengan klien mengatakan lemah dan letih, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR :
Hasil yang diharapkan : tidak ada tandatanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio laesa), tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-370C), dan pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.
•
Kaji isapan bayi, jika • ada lecet pada putting.
•
• Berikan penkes breast care dan anjurkan klien breast care dan menyusui yang efektif. Anjurkan klien • memberikan asi esklusif.
•
• •
Berikan informasi • untuk rawat gabung. Anjurkan bagaimana • cara memeras, menyimpan, dan mengirim atau memberikan ASI dengan aman.
•
Monitor tanda-tanda • vital.
•
Kaji luka pada abdomen dan balutan. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka dengan teknik aseptik. Dapatkan kultur darah, vagina, dan plasenta sesuai indikasi.
•
•
• •
•
Menentukan kermampuan untuk memberikan perawatan yang tepat. Mendapatkan pengetahuan bagaimana cara breast care sehingga dapat mempelancar laktasi. ASI dapat memenuhu kebutuhan nutrisi bagi bayi sehingga pertumbuhan optimal. Menjaga meminimalkan tidak efektifnya laktasi. menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap higienis bagi bayi.
Suhu yang meningkat, dapat menunjukkan terjadinya infeksi (color). Mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda infeksi adanya pus. Mencegah kontaminasi silang/penyebaran organisme infeksius
Mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan tingkat keterlibatan.
103 Universitas Sumatera Utara
104
22x/menit, T : 37oC, CRT < 2 detik, Leukosit : 3 3 19.10 /mm , jumlah darah yang keluar pasca partum >500cc dan ketuban pecah dini saat persalinan.
•
Catat nilai laboratorium pasien.
•
Berikan antibiotik pada praoperasi.
•
Risiko infeksi pasca melahirkan dan penyembuhan buruk meningkat bila kadar hemoglobin rendah dan kehilangan darah berlebihan.
•
Mencegah terjadinya proses infeksi.
E. Implementasi Keperawatan dan Catatan Perkembangan Pasien Tanggal
25 Juni 2012
Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomy ditandai dengan os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada perineum
Implementasi Keperawatan • • • • •
Mengkaji nyeri, lokasi, intensitas, dan lamanya. Mengajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakan untuk mengatasi nyeri. Mengajarkan teknik relaksasi : tarik nafas dan pengalihan perhatian. Mempertahankan tirah baring. Kolaborasi pemberian analgetik : asam mefenamat tab 3x1.
Evaluasi Keperawatan S: Os masih merasakan nyeri pada daerah abdomen O: Skala nyeri : skala 6 Wajah masih tampak meringis A: Masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi dan anjurkan tetap melakukan teknik relaksasi
104 Universitas Sumatera Utara
105
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC
•
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi. Resiko tinggi : infeksi berhubungan
•
•
• •
•
• •
• •
Mengkaji fungsi motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan. Membantu pasien melakukan pergerakan ringan pada ekstremitas dan sendi, dan memakai gerakan perlahan dan lembut. Menganjurkan klien istirahat. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
S: Os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri. Tetapi os sudah dapat turun dari tempat tidur. O: Keterbatasan rentang gerak. Melambatnya gerakan Skala nyeri : skala 6 TD : 130/90 mmHg A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
Menkaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting. Memberikan penkes breast care dan anjurkan klien breast care dan menyusui yang efektif. Memberikan informasi untuk rawat gabung. Menganjurkan bagaimana cara memeras, menyimpan, dan mengirim atau memberikan ASI dengan aman.
S: Os mengatakan ASI belum keluar dan akan mencoba tentang penkes yang telah diberikan yaitu perawatan payudara. O: ASI belum keluar. A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
Memonitor tanda-tanda vital. S : Klien mengatakan Mengkaji luka pada adanya luka pada perineum.
105 Universitas Sumatera Utara
106
dengan adanya • luka episiotomy pada perineum ditandai dengan klien mengatakan • lemah dan letih, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC, CRT < 2 detik, Leukosit : 19.103/mm3, jumlah darah yang keluar pasca partum >500cc dan ketuban pecah dini saat persalinan.
26 Juni 2012
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomy ditandai dengan os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada
• • •
• •
Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, Mencatat nilai laboratorium pasien. Memberikan antibiotik inj. Cefotaxim 1 amp/8 jm, metronidazole 1 flash/8jam dan amoxicillin tab 3x1.
perineum O: Adanya luka bekas episiotomy Tidak adanya kemerahan, tidak ada edem, tidak ada kebiruan Leukosit = 25,8.103x103/mm3 TTV (S = 370C, HR = 80 x/menit) A: Masalah teratasi, tidak terjadi infeksi pada pasien
P: Lanjutkan intervensi S: Mengkaji nyeri, lokasi, Os mengatakan nyeri intensitas, dan lamanya. pada daerah abdomen Mengajarkan dan catat tipe berkurang nyeri serta tindakan untuk O: mengatasi nyeri. Skala nyeri : skala 4 Menganjurkan tetap melakukan teknik relaksasi : Wajah masih tampak meringis tarik nafas dan pengalihan A: perhatian. Masalah belum teratasi Mempertahankan tirah baring. P : lanjutkan intervensi Kolaborasi pemberian anjurkan tetap analgetik : asam mefenamat dan melakukan teknik tab 3x1. relaksasi
106 Universitas Sumatera Utara
107
perineum Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi. Resiko
tinggi
•
•
• •
• • • • •
: •
Mengkaji fungsi motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan. Membantu pasien melakukan pergerakan ringan pada ekstremitas dan sendi, dan memakai gerakan perlahan dan lembut. Menganjurkan klien istirahat. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
S: Os mengatakan sudah dapat turun dan berjalan dari tempat tidur.
Menkaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting. Memberikan penkes tentang ASI eksklusif dan nutrisi pada ibu post partum. Menganjurkan klien memberikan asi esklusif Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi nutrisinya Memberikan informasi untuk rawat gabung.
S: Os mengatakan ASI sudah mulai keluar namun sedikit dan akan tetap melakukan perawatan payudara. Os juga mengatakan mengerti tentang penkes ASI ekslusif dan nutrisi pada ibu post partum
O: Skala nyeri : skala 4 TD : 125/80 mmHg A: Masalah teratasi P: Intervensi di hentikan
O: ASI sudah keluar namun sedikit. A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi Memonitor tanda-tanda vital. S :
107 Universitas Sumatera Utara
108
infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy pada perineum ditandai dengan klien mengatakan lemah dan letih, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC, CRT < 2 detik, Leukosit : 19.103/mm3, jumlah darah yang keluar pasca partum >500cc dan ketuban pecah dini saat persalinan.
• •
• •
Mengkaji luka pada perineum dan balutan. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka dengan teknik aseptik. Mencatat nilai laboratorium pasien. Memberikan antibiotik inj. Cefotaxim 1 amp/12 jm dan amoxicillin 3x1 tab.
Klien mengatakan adanya luka pada perineum O: Adanya luka pada perineum Tidak adanya kemerahan, tidak ada edem, tidak ada kebiruan Balutan bersih TTV (S = 36,80C, HR = 80 x/menit) A: Masalah teratasi, tidak terjadi infeksi pada pasien P: Lanjutkan intervensi
108 Universitas Sumatera Utara
109
LAPORAN KASUS II
A. Pengkajian Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 25 juni 2012 1. Identitas pasien Nama : Ny. F Umur : 20 tahun Jenis : Perempuan Suku bangsa : Jawa Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Gg. Sumber Lr. Setia Tanggal Masuk : 18 Juni 2012 No. Register : 061513 Diagnosa medis : Post persalinan spontan hari pertama
2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 Juni 2012 dan didapatkan hasil pengkajian Ny. F dirawat di RS. G.L Tobing Tanjung Morawa karena merasa keluar lender bercampur darah dan Ny. F merasa mulas di perut.. Saat tiba di rumah sakit his kuat, perineum menmaximal dan janin belum masuk PAP. Pada hari rabu 20 juni 2012 klien melahirkan bayi laki-laki seberat 2450 gram, panjang 48cm dengan usia kehamilan 36-38 minggu. b. Riwayat Kesehatan masa lalu Awal menstruasi umur 11 tahun dengan lama menstruasi 5-7 hari. Setiap bulan rutin menstruasi sesuai jadwal. Selama kehamilan klien rajin memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit dan mengaku tidak
109 Universitas Sumatera Utara
110
pernah mengalami masalah saat hamil. Klien juga mengaku tidak pernah mengalami hipertensi baik saat kehamilan maupun sebelum kehamilan, klien juga mengaku tidak mengalami DM pada saat kehamilan maupun sebelum kehamilan. c. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami masalah persalinan. Klien juga mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami panggul sempit,riwayat penyakit DM, hipertensi, dan Hepatitis B. d. Pola Fungsional 1) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Saat kehamilan klien selalu memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit. Klien juga selalu menjaga pola makannya dengan memakan makanan yang bergizi. Saat kontrol kehamilan klien mengatakan mendapatkan obat-obatan berupa vitamin dari dokter. 2) Pola Nutrisi dan Metabolik Saat dilakukan pengkajian klien sudah mulai makan sedikit-sedikit, dengan makanan biasa. 3) Pola Eliminasi Saat dilakukan pengkajian klien belum bisa BAK sendiri ke kamar mandi. 4) Pola Aktivitas dan Latihan Pada saat dilakukan pengkajian klien masih terlihat lemah dan lelah. 5) Pola Istirahat dan Tidur Klien merasa tidak nyaman dengan suasana di rumah sakit. Namun karena lelah setelah melahirkan klien tetap tidur walau tidak nyenyak. 6) Pola Persepsi Sensori dan Kognitif Sebelum dan setelah persalinan, klien tidak mengalami penurunan kemampuan sensasi (penglihatan, pendengaran, penghidung,
110 Universitas Sumatera Utara
111
pengecapan, dan perabaan). Klien tidak menggunakan alat bantu dengar maupun alat bantu penglihatan seperti kacamata. Saat sebelum dan setelah persalinan tidak ada masalah dengan kemampuan mengingat. 7) Pola Hubungan dengan Orang Lain Pada saat sebelum dan setelah persalinan klien masih dapat bergaul baik dengan lingkungan sekitar, klien berbicara dengan jelas dan dapat menempatkan situasi yang ada. 8) Pola Reproduksi dan Seksual Klien mengerti mengenai fungsi seksual maupun reproduksinya, karena klien mengatahuinya dari orang tua dan sumber lainnya. 9) Persepsi Diri dan Konsep Diri Klien berharap bisa cepat pulang. Perasaan klien saat ini adalah merasa senang dan bahagia karena merupakan pelangalaman pertama menjadi ibu karena Ny. F baru melahirkan putra pertama. Status dan posisi klien sebelum dirawat adalah sebagai seorang istri. Klien menerima apa yang terjadi pada dirinya dan tidak merasa rendah diri dengan keadaannya sekarang. 10) Pola Mekanisme Koping Dalam
mengambil
keputusan
di
keluarga
Ny.
F
selalu
memusyawarahkan terlebih dahulu kepada suaminya dalam menetapkan keputusan. Jika menghadapi masalah klien berusaha memecahkan masalah tersebut dan memusyawarahkan dengan keluarga. 11) Pola Nilai Kepercayaan/Keyakinan Menurut pasien sumber kekuatan bagi dirinya adalah Allah SWT. Tidak ada pertentangan dengan nilai/kebudayaan yang dianut terhadap pengobatan yang dijalani saat ini. 12) Pengkajian Fisik Ibu a) Keadaan umum
: tampak lemah
b) Kesadaran
: compos mentis
111 Universitas Sumatera Utara
112
c) TTV
: TD = 100/70 mmHg Nadi = 82 x/menit
Suhu = 370C Respirasi
=
22
x/menit d) Kepala
: Bentuk kepala simetris, tidak ada luka, warna
rambut hitam, tebal, dan bersih tidak ada ketombe. e) Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
tidak terjadi penurunan kemampuan penglihatan. f) Hidung
: Bersih, tidak ada polip, tidak ada penggunaan
oksigen. g) Telinga
: Bersih, tidak ada serumen, pendengaran jelas.
h) Mulut
: Bersih, mukosa bibir kering, tidak sianosis
i) Leher dan tenggorok : Tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran tiroid j) Dada
: Simetris
k) Payudara
: Putting sebelah kanan dan kiri kurang menonjol,
areola menghitam, ASI belum keluar. l) Paru-paru : Inspeksi
: Simetris, tidak menggunakan alat bantu pernafasan
Palpasi
: Normal
Perkusi
: Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: Vesikuler
m) Jantung Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis teraba pada ics 5
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
: Tidak ada suara gallop 112 Universitas Sumatera Utara
113
n) Abdomen Auskultasi
: bising usus (+)
Palpasi
: Terdapat nyeri tekan pada daerah bawah pusat.
Perkusi
: Soepel
o) Ekstremitas atas : Tidak ada edema,tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes/menit,tidak ada kemerahan p) Ekstremitas bawah : Terdapat edema q) Genitalia
: Lochea rubra, warna merah segar, terpasang
kateter r) Kulit
: Bersih,warna kuning langsat, turgor kulit baik
13) Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan penunjang dilakukan kepeda Ny. F B. Analisa data No Data Etiologi Masalah 1. DS : Post Partum Normal Nyeri Os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak Vagina dan Perineum seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum Ruptur dan Jaringan DO: • TD : 100/70, HR : Terputusnya kontinuitas 82x/menit, RR : jaringan (episiotomy) o 22x/menit, T : 37 C Nyeri • Skala nyeri : skala 6 • Wajah tampak meringis • Os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri • Terdapat luka episiotomy pada perineum 2. DS : Potpartum normal Menyusui tidak efektif • Os mengatakan ASI belum Perubahan fisiologis keluar
113 Universitas Sumatera Utara
114
•
DO : • •
Os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil ASI belum keluar. Payudara terasa keras saat dipalpasi
Laktasi Struktur dan karakter payudara ibu Hormone estrogen Hormone prolaktin meningkat Pembentukan ASI Perawatan Payudara tidak adekuat Penyempitan pada ductus intiverus ASI tidak keluar
3.
Menyusui tidak efektif Post Partum Normal
DS: Os mengatakan sulit bergerak karena nyeri. Os belum bisa Vagina dan Perineum bergerak dan masih lemas. DO : Ruptur dan Jaringan • TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : Terputusnya kontinuitas o jaringan (episiotomy) 22x/menit, T : 37 C • Keterbatasan rentang Nyeri gerak. • Melambatnya gerakan Hambatan mobilitas • Skala nyeri : skala 6 fisik
Hambatan mobilitas fisik
114 Universitas Sumatera Utara
115
C. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomy ditandai dengan os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum, TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada perineum 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC 3. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi.
D. Intervensi Keperawatan No 1.
Diagnosa
Tujuan/ Kriteria Hasil Gangguan Hasil yang rasa nyaman diharapkan : dapat : nyeri mengontrol rasa berhubungan nyerinya. dengan adanya luka Kriteria hasil : episiotomy Mampu ditandai mengidentifikasika dengan os n cara mengurangi mengatakan nyeri, bahwa nyeri mengungkapkan dirasakan keinginan untuk meningkat mengontrol saat bergerak nyerinya, dan seperti mampu untuk ditusuktidur/istirahat
Intervensi Keperawatan
Rasional
•
Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, dan lamanya.
•
Memberikan informasi untuk membantu memudahkan tindakan keperawatan.
•
Ajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakan untuk mengatasi nyeri. Ajarkan teknik relaksasi. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Anjurkan
•
Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang di dalamnya.
•
Meningkatkan kenyamanan klien. Tirah baring diperlukan pada awal selama fase reteksi akut.
• • •
•
115 Universitas Sumatera Utara
116
tusuk pada dengan tepat. daerah perineum, TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada perineum 2.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak,
• •
Hasil yang diharapkan : mempertahankan posisi fungsi dibuktikan tidak adanya kontraktur, meningkatkan kekuatan bagian tubuh yang sakit / kompensasi, dan mendemonstrasik an teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan kembali aktivitas.
•
•
•
•
• •
menggunakan • kompres hangat. Berikan obat sesuai indikasi. Masukan kateter dan • dekatkan untuk kelancaran drainase. •
Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien. Mengurangi nyeri.
•
Mengevaluasi keadaan khusus. Pada beberapa lokasi trauma mempengaruhi tipe dan pemilihan intervensi Pengaruh anestesi dapat mempengaruhi aktifitas klien
Kaji fungsi motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada waktu klien sadar. Berikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta pertolongan, seperti bel atau lampu pemanggil. Bantu / lakukan latihan ROM pada semua ekstremitas dan sendi, pakailah gerakan perlahan dan lembut. Anjurkan klien istirahat. Tingkatkan aktifitas
•
Pengaliran kandung kemih menurunkan tegangan
•
Membuat pasien memiliki rasa aman, dapat mengatur diri dan mengurangi ketakutan karena ditinggal sendiri.
•
Meningkatkan sirkulasi, meningkatkan mobilisasi sendi dan mencegah kontraktur dan atrofi otot.
•
Mencegah kelelahan
•
Aktifitas sedikit demi
116 Universitas Sumatera Utara
117
melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC 3.
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadeku atan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi.
Hasil yang diharapkan : dapat mengidentifikasi aktivitas yang menentukan atau meningkatkan menyusui yang berhasil.
secara bertahap.
sedikit dapat dilakukan oleh klien sesuai yang diinginkan, memberikan rasa tenang dan aman pada klien emosional.
•
Kaji isapan bayi, jika • ada lecet pada putting.
•
• Berikan penkes breast care dan anjurkan klien breast care dan menyusui yang efektif. Anjurkan klien • memberikan asi esklusif.
Menentukan kermampuan untuk memberikan perawatan yang tepat. Mendapatkan pengetahuan bagaimana cara breast care sehingga dapat mempelancar laktasi. ASI dapat memenuhu kebutuhan nutrisi bagi bayi sehingga pertumbuhan optimal. Menjaga meminimalkan tidak efektifnya laktasi. menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap higienis bagi bayi.
•
• •
Berikan informasi • untuk rawat gabung. Anjurkan bagaimana • cara memeras, menyimpan, dan mengirim atau memberikan ASI dengan aman.
E. Implementasi Keperawatan dan Catatan Perkembangan Pasien
Tanggal 20 Juni 2012
Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan
Implementasi Keperawatan • •
Mengkaji nyeri, lokasi, intensitas, dan lamanya. Mengajarkan dan catat tipe
Evaluasi Keperawatan S: Os masih merasakan nyeri pada daerah
117 Universitas Sumatera Utara
118
dengan adanya luka episiotomy ditandai dengan os • mengatakan bahwa nyeri dirasakan • meningkat saat bergerak seperti • ditusuk-tusuk pada daerah perineum, TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 6, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada perineum
nyeri serta tindakan untuk mengatasi nyeri. Mengajarkan teknik relaksasi : tarik nafas dan pengalihan perhatian. Mempertahankan tirah baring. Kolaborasi pemberian analgetik : asam mefenamat tab 3x1.
abdomen
•
Mengkaji fungsi motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan. Membantu pasien melakukan pergerakan ringan pada ekstremitas dan sendi, dan memakai gerakan perlahan dan lembut. Menganjurkan klien istirahat. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
S: Os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri. Tetapi os sudah dapat turun dari tempat tidur. O: Keterbatasan rentang gerak. Melambatnya gerakan Skala nyeri : skala 6 TD : 100/70 mmHg A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 6, TD : 100/70, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T :
•
• •
O: Skala nyeri : skala 6 Wajah masih tampak meringis A: Masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi dan anjurkan tetap melakukan teknik relaksasi
118 Universitas Sumatera Utara
119
37oC
21 Juni 2012
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomy ditandai dengan os mengatakan bahwa nyeri dirasakan meningkat saat bergerak seperti ditusuk-tusuk pada daerah perineum, TD : 130/90, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC skala nyeri : skala 4, wajah tampak meringis, os tampak sulit tidur karena masih merasakan nyeri, terdapat luka jahitan pada
• •
• •
• • •
• •
Mengkaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting. Memberikan penkes breast care dan anjurkan klien breast care dan menyusui yang efektif. Memberikan informasi untuk rawat gabung. Menganjurkan bagaimana cara memeras, menyimpan, dan mengirim atau memberikan ASI dengan aman.
S: Os mengatakan ASI belum keluar dan akan mencoba tentang penkes yang telah diberikan yaitu perawatan payudara.
Mengkaji nyeri, lokasi, intensitas, dan lamanya. Mengajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakan untuk mengatasi nyeri. Menganjurkan tetap melakukan teknik relaksasi : tarik nafas dan pengalihan perhatian. Mempertahankan tirah baring. Kolaborasi pemberian analgetik : asam mefenamat tab 3x1.
S: Os mengatakan nyeri pada daerah abdomen berkurang O: Skala nyeri : skala 4 Wajah masih tampak meringis A: Masalah belum teratasi
O: ASI belum keluar. A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi dan anjurkan tetap melakukan teknik relaksasi
119 Universitas Sumatera Utara
120
perineum Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka episiotpmy ditandai dengan os mengatakan belum berani banyak bergerak karena nyeri, os masih belajar untuk bergerak, masih merasa lemas, adanya keterbatasan rentang gerak, melambatnya gerakan, skala nyeri : skala 4, TD : 125/80, HR : 82x/menit, RR : 22x/menit, T : 37oC Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan perawatan payudara ditandai dengan os mengatakan ASI belum keluar, os mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama hamil, ASI belum keluar dan payudara terasa keras saat dipalpasi.
•
•
• •
• • • • •
Mengkaji fungsi motorik dengan menginstruksikan pasien untuk melakukan gerakan. Membantu pasien melakukan pergerakan ringan pada ekstremitas dan sendi, dan memakai gerakan perlahan dan lembut. Menganjurkan klien istirahat. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
S: Os mengatakan sudah dapat turun dan berjalan dari tempat tidur.
Menkaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting. Memberikan penkes tentang ASI eksklusif dan nutrisi pada ibu post partum. Menganjurkan klien memberikan asi esklusif Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi nutrisinya Memberikan informasi untuk rawat gabung.
S: Os mengatakan ASI sudah mulai keluar namun sedikit dan akan tetap melakukan perawatan payudara. Os juga mengatakan mengerti tentang penkes ASI ekslusif dan nutrisi pada ibu post partum
O: Skala nyeri : skala 4 TD : 125/80 mmHg A: Masalah teratasi P: Intervensi di hentikan
O: ASI sudah keluar namun sedikit. A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
120 Universitas Sumatera Utara
121 Lampiran 2 PLANNING OF ACTION (POA) KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUMAH SAKIT DR. G.L. TOBING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN USU MEDAN
NO. 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
KEGIATAN
11
12
13
14
15
18
19
Juni 20 21
22
25
26
27
28
29
2
3
Juli 4
Orientasi PBLK Keperawatan Maternitas a. Pengarahan tentang Kep.Maternitas di RS. G. L Tobing b. Orientasi di RS G.L. Tobing Penyusunan instrumen pengkajian (Manajemen Pelayanan) Pengkajian dan analisa situasi (Manajemen Pelayanan) Konsul judul PBLK (individu) Pengkajian pasien individu Konsul BAB I Penentuan rumusan masalah (Manajemen Pelayanan) Intervensi rumusan masalah (Manajemen Pelayanan) Sosialisasi intervensi rumusan masalah Konsul BAB II Penentuan diagnosa dan intervensi keperawatan (individu) Konsul BAB III (pengkajian, diagnosa, intervensi) Implementasi Evaluasi Penyusunan pengumpulan laporan
Diketahui oleh,
Mahasiswa
Erwina Irwan, S. Kep
Dosen Pembimbing
Nur Afidarti S.Kp, M.Kep 121
Ka. Bidang Keperawatan
Rismayati, S.Kep, Ns Universitas Sumatera Utara
5
6
122
Lampiran 3 PRE PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI EKSLUSIF PADA PASIEN KELOLAAN Ny. M di RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING A.
Latar Belakang ASI Eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu
Ibu (ASI) saja kepada bayi dari sejak lahir sampai berumur enam bulan pertama tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air kelapa muda, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
Para ahli menemukan bahwa mamfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. peningkatan ini sesuai dengan pemberian ASI ekslusif serta lamanya pemberian ASI bersamasama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan. (peningkatan mamfaat menyusui/ASI seiring dengan lamanya pemberian ASI.Red.)
berdasarkan hal-hal diatas, WHO-UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi innocenti (innocenti Declaration). deklarasi yang dilahirkan di Innocenti Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan dan memberi dukunan pada pemberian ASI.
122 Universitas Sumatera Utara
123
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Pokok bahasan
: Asi Ekslusif
B. Sub Pokok Bahasan
: 1. Pengertian asi ekslusif 2. Pentingnya asi ekslusif 3. Keuntungan untuk ibu 4. Persiapan pemberian asi dengan botol
C. Tujuan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada ibu post partum diharapkan ibu dapat mengetahui tenatang pentingnya asi ekslusif. b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pengunjung poli ibu hamil diharapkan mampu : 1.
Menjelaskan pengertian asi ekslusif
2.
Menyebutkan pentingnya asi ekslusif
3.
Menyebutkan keuntungan untuk ibu.
4.
Menjelaskan bagaimana cara persiapan pemberian asi dengan botol
D. Sasaran Ibu post partum di Ruang Anyelir RS G.L. Tobing E. Waktu Hari/Tanggal
: Senin / 25 Juni 2012
Waktu Penyuluhan
: 30 menit
Tempat
: Ruang Anyelir RS G.L. Tobing 123 Universitas Sumatera Utara
124
F. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi
G. Media Penyuluhan 1. Leaflet
H. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan NO KEGIATAN PENGAJAR 1 Pendahuluan - Memberi salam - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi 2
Penyajian/ Kegiatan Inti
-
-
-
-
-
PESERTA - Menjawab salam. - Mendengarkan dan memperhatikan - Mendengarkan
MEDIA WAKTU 3 menit
Menjelaskan - Mendengarkan Leaflet pengertian asi dan ekslusif memperhatikan Menyebutkan pentingnya asi ekslusif - Memperhatikan Menyebutkan dan menyimak. keuntungan untuk ibu. Menjelaskan bagaimana cara - Mendengarkan persiapan dan pemberian asi memperhatikan dengan botol . - Memperhatikan dan menyimak.
-
20 menit
Bertanya
124 Universitas Sumatera Utara
125
3
Penutup
-
Mengevaluasi pengetahuan ibu .
- Menjawab pertanyaan.
-
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
- Mendengarkan dan memperhatikan
-
Memberi salam.
- Menjawab salam
Leaflet
7 menit
I. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. SAP sudah selesai satu hari sebelum dilaksanakan penyuluhan. b. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan. c. Media dan alat memadai. d. Setting sesuai dengan kegiatan. 2. Evaluasi Proses a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai dengan rencana. b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif. c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.
3. Evaluasi Hasil a. 80% pengunjung dapat menjelaskan pengertian asi ekslusif b. 80% pengunjung dapat menyebutkan pentingnya asi ekslusif c. 80% pengunjung dapat menyebutkan keuntungan untuk ibu. d. 80% pengunjung dapat menjelaskan bagaimana cara persiapan pemberian asi dengan
125 Universitas Sumatera Utara
126
L. Referensi
Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga, Depkes RI, 1992. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Arcan, 1998; Karangan: Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SpOG. Ilmu Kebidanan, 2005 ; Karanngan : Sarwono Prawirihardjo, Jakarta.
126 Universitas Sumatera Utara
127
PRE PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI EKSLUSIF PADA PASIEN KELOLAAN Ny. F di RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING A. Latar Belakang ASI Eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi dari sejak lahir sampai berumur enam bulan pertama tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air kelapa muda, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
Para ahli menemukan bahwa mamfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. peningkatan ini sesuai dengan pemberian ASI ekslusif serta lamanya pemberian ASI bersamasama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan. (peningkatan mamfaat menyusui/ASI seiring dengan lamanya pemberian ASI.Red.)
berdasarkan hal-hal diatas, WHO-UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi innocenti (innocenti Declaration). deklarasi yang dilahirkan di Innocenti Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan dan memberi dukunan pada pemberian ASI.
127 Universitas Sumatera Utara
128
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
B. Pokok bahasan
: Pencegahan Hipertensi dalam Kehamilan
C. Sub Pokok Bahasan
: 1. Pengertian asi ekslusif 2. Pentingnya asi ekslusif 3. Keuntungan untuk ibu 4. Persiapan pemberian asi dengan botol
D. Tujuan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada ibu post partum diharapkan ibu dapat mengetahui tenatang pentingnya asi ekslusif. b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pengunjung poli ibu hamil diharapkan mampu : - Menjelaskan pengertian asi ekslusif - Menyebutkan pentingnya asi ekslusif - Menyebutkan keuntungan untuk ibu. - Menjelaskan bagaimana cara persiapan pemberian asi dengan botol
128 Universitas Sumatera Utara
129
E. Sasaran Ibu post partum (Ny. F) di Ruang Anyelir RS G.L. Tobing F. Waktu Hari/Tanggal
: Rabu / 20 Juni 2012
Waktu Penyuluhan
: 30 menit
Tempat
: Ruang Anyelir RS G.L. Tobing
G. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi H. Media Penyuluhan 2. Leaflet
I. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan NO KEGIATAN PENGAJAR 1 Pendahuluan - Memberi salam - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi 2
Penyajian/ Kegiatan Inti
-
-
-
-
PESERTA - Menjawab salam. - Mendengarkan dan memperhatikan - Mendengarkan
MEDIA WAKTU 3 menit
Menjelaskan - Mendengarkan Leaflet pengertian asi dan ekslusif memperhatikan Menyebutkan pentingnya asi ekslusif - Memperhatikan Menyebutkan dan menyimak. keuntungan untuk ibu. Menjelaskan bagaimana cara - Mendengarkan persiapan dan
20 menit
129 Universitas Sumatera Utara
130
pemberian asi dengan botol -
3
Penutup
-
memperhatikan . - Memperhatikan dan menyimak.
- Bertanya Mengevaluasi - Menjawab pengetahuan ibu . pertanyaan.
-
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
- Mendengarkan dan memperhatikan
-
Memberi salam.
- Menjawab salam
Leaflet
7 menit
J. Evaluasi 4. Evaluasi Struktur a. SAP sudah selesai satu hari sebelum dilaksanakan penyuluhan. b. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan. c. Media dan alat memadai. d. Setting sesuai dengan kegiatan. 5. Evaluasi Proses a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai dengan rencana. b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif. c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.
6. Evaluasi Hasil a. 80% pengunjung dapat menjelaskan pengertian asi ekslusif b. 80% pengunjung dapat menyebutkan pentingnya asi ekslusif c. 80% pengunjung dapat menyebutkan keuntungan untuk ibu. d. 80% pengunjung dapat menjelaskan bagaimana cara persiapan pemberian asi dengan botol 130 Universitas Sumatera Utara
131
L. Referensi
Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga, Depkes RI, 1992.
Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Arcan, 1998; Karangan: Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SpOG.
Ilmu Kebidanan, 2005 ; Karanngan : Sarwono Prawirihardjo, Jakarta.
131 Universitas Sumatera Utara
132
ASI EKSLUSIF
A. Defenisi ASI ekslusif atau pemberian ASI secara ekslusif adalah bayio hanya diberi ASI saja sejak usia 30 menit setelah lahir sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, sari buah, air putih dan lain-lain. Dan tanpa makanan tambahan padat seperti biscuit, bubur susu, bubur nasi atau nasi tim. B. Keuntungan Untuk Bayi 1.
ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda dengan komposisi nutrisi yang sesuai unutk perkembangan bayi sehat.
2.
ASI mudah dicerna oleh bayi
3.
ASI jarang menyebabkan konstipasi
4.
Nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat mudah siserap oleh bayi
5.
ASI dapat mencegah karies gigi karena mengandung mineral selenium
6.
ASI kaya akan antibody (zat kekebalan tubuh) yang membantu bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya
7.
Darai suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini karena ASI mengandung DHA/AA
8.
Bayi yang diberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa
132 Universitas Sumatera Utara
133
9.
ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing dan juga resiko kematian bayi mendadak
10. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi C. Keuntungan Untuk Ibu 1.
Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti mengutrangi resiko pendarahan
2.
Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim keukuran sebelum hamil
3.
Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat
4.
Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah
D. Persiapan pemberian ASI dengan Botol. Adakalanya para ibu mengalamai hambatan untuk memberikan ASI karena berbagai alasan. Berikut adalah tips memberikan ASI dengan menggunakan botol. 1.
Sterilkan semua peralatan menyusui: botol, dot, pompa ASI dan perlengkapan lainnya. Salah satu cara sterilisasi adalah dengan merebusnya.
2.
Jika Anda masih belum bekerja, cobalah untuk memompa ASI anda dan masukkan ke dalam botol. Minta pertolongan orang lain untuk memberikan ASI anda yang sudah dipompa tadi.
133 Universitas Sumatera Utara
134
3.
Saat Anda bekerja, pompalah ASI Anda dan masukkan kedalam botol lalu disimpan dalam lemari pendingin. Jika di kantor tidak tersedia pendingin, bawalah dengan menggunakan es batu. Bawa ASI anda dalam sebuah kotak.
4.
Untuk menjaga bayi Anda kekurangan susu, Anda dapat memberikan susu formula sebagai selingan. Latihlah pemberian susu formula secara selang seling dengan ASI, agar pencernaannya terlatih.
5.
Sementara persediaan ASI habis, si kecil sudah dapat menyesuaikan diri dengan susu formula yang dianjurkan dokter anak.
134 Universitas Sumatera Utara
135
DAFTAR ABSENSI PESERTA PENYULUHAN
NO
NAMA
ALAMAT
T.TANGAN
Medan, 20 Juni 2012
135 Universitas Sumatera Utara
136
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) PASIEN KELOLAAN Ny. F di RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING
OLEH : ERWINA IRWAN S. Kep
PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
136 Universitas Sumatera Utara
137
PRE PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM (Ny. M) di RUANG ANYELIR RS. GL. TOBING
A.
Latar Belakang
Menyusui adalah salah satu tugas dan kewajiban seorang ibu. Asi adalah makanan terbaik untuk bayi. Asi mengandung banyak antibody sehingga mampu mengganjal penyakit. Menyusui merupakan proses alamiah sehingga banyak sekali keuntungan yang didapat dari proses menyusui baik bagi ibu ataupun untuk sang bayi (Ferrer, 1999). Perawatan payudara pada masa kehamilan mungkin berpengaruh dengan keberhasilan pengeluaran ASI pertama pada ibu post partum. Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak dan saluran susu tersumbat. Maka perawatan payudara selama kehamilan sangat bermanfaat.
137 Universitas Sumatera Utara
138
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Pokok bahasan
: Perawatan Payudara pada Ibu Post Partum
B. Sub Pokok Bahasan
: 1. Pengertian perawatan payudara pada ibu postpartum 2. Tujuan
perawatan
payudara
pada
ibu
postpartum 3. Persiapan alat 4. Cara Perawatan
C. Tujuan a)
Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada ibu post partum diharapkan ibu dapat mengetahui tentang perawatan payudara pada ibu postpartum
b) Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pengunjung poli ibu hamil diharapkan mampu : 1) Menjelaskan pengertian perawatan payudara pada ibu postpartum 2) Menjelaskan tujuan perawatan payudara pada ibu postpartum 3) Menyebutkan persiapan alat. 4) Menjelaskan bagaimana cara perawatan payudara
138 Universitas Sumatera Utara
139
D. Sasaran Ibu post partum (Ny. M) di Ruang Anyelir RS G.L. Tobing E. Waktu Hari/Tanggal
: Rabu / 26 Juni 2012
Waktu Penyuluhan
: 30 menit
Tempat
: Ruang Anyelir RS G.L. Tobing
F. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi G. Media Penyuluhan 1. Leaflet
H. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan NO KEGIATAN PENGAJAR 1 Pendahuluan - Memberi salam - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi 2
Penyajian/ Kegiatan Inti
PESERTA - Menjawab salam. - Mendengarkan dan memperhatikan - Mendengarkan
MEDIA WAKTU 3 menit
Menjelaskan - Mendengarkan Leaflet pengertian dan perawatan payudara memperhatikan pada ibu postpartum Menjelaskan - Memperhatikan tujuan perawatan dan menyimak. payudara pada ibu postpartum Menyebutkan
20 menit
139 Universitas Sumatera Utara
140
persiapan alat. - Mendengarkan Menjelaskan dan memperhatikan bagaimana cara perawatan . payudara. - Memperhatikan dan menyimak.
3
Penutup
-
Mengevaluasi pengetahuan ibu .
- Bertanya - Menjawab pertanyaan.
-
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
- Mendengarkan dan memperhatikan
-
Memberi salam.
- Menjawab salam
Leaflet
I. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. SAP sudah selesai satu hari sebelum dilaksanakan penyuluhan. b. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan. c. Media dan alat memadai. d. Setting sesuai dengan kegiatan. 2. Evaluasi Proses a. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai dengan rencana. b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif. c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.
3. Evaluasi Hasil a. 80% pengunjung dapat menjelaskan pengertian perawatan payudara pada ibu postpartum
140 Universitas Sumatera Utara
141
b. 80% pengunjung dapat menyebutkan tujuan perawatan payudara pada ibu postpartum c. 80% pengunjung dapat menyebutkan persiapan alat u. d. 80% pengunjung dapat menjelaskan bagaimana cara perawatan payudara.
L. Referensi
Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Arcan, 1998; Karangan: Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SpOG.
141 Universitas Sumatera Utara
142
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM
A. Defenisi Perawatan payudara pada ibu post partum adalah melakukan perawatan payudara pada Ibu sesudah melahirkan untuk melancarkan proses laktasi B. Tujuan 1.Menjaga kebersihan Payudara 2.Melancarkan sirkulasi di payudara 3.Merangsang produksi ASI 4. Mencegah pembengkakan payudara C. Persiapan Alat 1. Waskom berisi air hangat dan dingin 2. Handuk kecil 3. Minyak/baby oil D. Cara Perawatan 1.
Cara Pertama a. Basahi kedua telapak tangan dengan Baby Oil atau minyak kelapa b. Tempatkan tangan pada Payudara kemudian lakukan gerakan memutar mengelilingi payudara ke arah luar c. Ketika tangan kiri berada dibawah payudara dan kemudian angkat payudara sebentar dan lepaskan secara perlahan Lakukan gerakan 25 s/d 30 kali
142 Universitas Sumatera Utara
143
2.
Cara Kedua a.
Tangan kanan membentuk kepalan tangan dengan buku-buku jari
b.
Lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau kearah putting susu dan merata keseluruh payudara
c.
Lakukan secara bergantian untuk payudara yang lain
Lakukan gerakan 25 s/d 30 kali 3.
Cara Ketiga a.
Lanjutkan dengan sisi tanghan dan lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau ke arah putting susu
b.
Lakuakan secara bergantian untuk payudara yang lain Lakukan gerakan 25 s/d 30 kali
4.
Cara Keempat a.
Cara yang lain dapat dilakukan dengan kedua tangan ke arah putting susu.
b.
Kedua Ibu jari di atas payudara dan
jari-jari yang lain menopang
payudara. c. 5.
Lakukan massage/memijat berulang-ulang 25 s/d 30 kali Perawatan Terakhir
a. Terakhir lakukan gerakan memelintir putting susu sampai putting susu Elastis dan kenyal b. Kemudian cuci payudara dengan air hangat dan kompres payudara dengan handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air hangat secara bergantian pada payudara yang lain selama 5 menit
143 Universitas Sumatera Utara
144
c. Kemudian lanjutkan dengan kompres dingin dan diakhiri dengan air dingin d. Ulangi secara bergantian sebanyak 3 kali pada setiap payudara e. Kemudian lakukan pengeluaran ASI dan keringkan
144 Universitas Sumatera Utara
145
DAFTAR ABSENSI PESERTA PENYULUHAN
NO
NAMA
ALAMAT
T.TANGAN
Medan, 26 Juni 2012
145 Universitas Sumatera Utara
146
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM (Ny. M) di RUANG ANYELIR RS. GL. TOBING
OLEH : ERWINA IRWAN S. Kep
PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
146 Universitas Sumatera Utara
147
PRE PLANING PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM (Ny. F) di RUANG ANYELIR RS. GL. TOBING A.Latar Belakang
Menyusui adalah salah satu tugas dan kewajiban seorang ibu. Asi adalah makanan terbaik untuk bayi. Asi mengandung banyak antibody sehingga mampu mengganjal penyakit. Menyusui merupakan proses alamiah sehingga banyak sekali keuntungan yang didapat dari proses menyusui baik bagi ibu ataupun untuk sang bayi (Ferrer, 1999). Perawatan payudara pada masa kehamilan mungkin berpengaruh dengan keberhasilan pengeluaran ASI pertama pada ibu post partum. Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak dan saluran susu tersumbat. Maka perawatan payudara selama kehamilan sangat bermanfaat.
147 Universitas Sumatera Utara
148
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Pokok bahasan
B.
: Perawatan Payudara pada Ibu Post Partum
Sub Pokok Bahasan :
Pengertian perawatan payudara pada ibu postpartum Tujuan perawatan payudara pada ibu postpartum a. Persiapan alat b. Cara Perawatan
C..
Tujuan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada ibu post partum diharapkan ibu dapat mengetahui tentang perawatan payudara pada ibu postpartum b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pengunjung poli ibu hamil diharapkan mampu : 1) Menjelaskan pengertian perawatan payudara pada ibu postpartum 2) Menjelaskan tujuan perawatan payudara pada ibu postpartum 3) Menyebutkan persiapan alat. 4) Menjelaskan bagaimana cara perawatan payudara
C. Sasaran Ibu post partum (Ny. F) di Ruang Anyelir RS G.L. Tobing
148 Universitas Sumatera Utara
149
D. Waktu Hari/Tanggal
: Rabu / 21 Juni 2012
Waktu Penyuluhan
: 30 menit
Tempat
: Ruang Anyelir RS G.L. Tobing
E. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi
F. Media Penyuluhan Leaflet
G. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan NO KEGIATAN PENGAJAR
PESERTA
MEDIA WAKTU
1
Pendahuluan
- Memberi salam - Menjawab - Memperkenalkan salam. diri - Mendengarkan - Menjelaskan dan tujuan, manfaat memperhatikan dan cakupan - Mendengarkan materi
3 menit
2
Penyajian/ Kegiatan Inti
Menjelaskan - Mendengarkan Leaflet pengertian dan perawatan payudara memperhatikan pada ibu postpartum Menjelaskan tujuan perawatan - Memperhatikan payudara pada ibu dan menyimak. postpartum Menyebutkan
20 menit
149 Universitas Sumatera Utara
150
persiapan alat. Menjelaskan bagaimana cara perawatan - Mendengarkan payudara. dan memperhatikan . - Memperhatikan dan menyimak.
3
Penutup
-
Mengevaluasi pengetahuan ibu .
- Bertanya - Menjawab pertanyaan.
-
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
- Mendengarkan dan memperhatikan
-
Memberi salam.
- Menjawab salam
Leaflet
7 menit
H. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. SAP sudah selesai satu hari sebelum dilaksanakan penyuluhan. b. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan. c. Media dan alat memadai. d. Setting sesuai dengan kegiatan. 2. Evaluasi Proses a.
Alat dan tempat dapat digunakan sesuai dengan rencana.
b.
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif.
c.
Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.
150 Universitas Sumatera Utara
151
3.
Evaluasi Hasil
a. 80% pengunjung dapat menjelaskan pengertian perawatan payudara pada ibu postpartum b.
80% pengunjung dapat menyebutkan tujuan perawatan payudara pada ibu postpartum
c. 80% pengunjung dapat menyebutkan persiapan alat u. d. 80% pengunjung dapat menjelaskan bagaimana cara perawatan payudara.
L. Referensi
Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Arcan, 1998; Karangan: Prof. Dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SpOG.
151 Universitas Sumatera Utara
152
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM
A. Defenisi Perawatan payudara pada ibu post partum adalah melakukan perawatan payudara pada Ibu sesudah melahirkan untuk melancarkan proses laktasi B. Tujuan 1.Menjaga kebersihan Payudara 2.Melancarkan sirkulasi di payudara 3.Merangsang produksi ASI 4. Mencegah pembengkakan payudara C. Persiapan Alat 1. Waskom berisi air hangat dan dingin 2. Handuk kecil 3. Minyak/baby oil D. Cara Perawatan 1. Cara Pertama a. Basahi kedua telapak tangan dengan Baby Oil atau minyak kelapa b. Tempatkan tangan pada Payudara kemudian lakukan gerakan memutar mengelilingi payudara ke arah luar c. Ketika tangan kiri berada dibawah payudara dan kemudian angkat payudara sebentar dan lepaskan secara perlahan Lakukan gerakan 25 s/d 30 kali
152 Universitas Sumatera Utara
153
2.
Cara Kedua a. Tangan kanan membentuk kepalan tangan dengan buku-buku jari b. Lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau kearah putting susu dan merata keseluruh payudara c. Lakukan secara bergantian untuk payudara yang lain Lakukan gerakan 25 s/d 30 kali
3.
Cara Ketiga a. Lanjutkan dengan sisi tanghan dan lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau ke arah putting susu b. Lakuakan secara bergantian untuk payudara yang lain c. Lakukan gerakan 25 s/d 30 kali
4.
Cara Keempat a. Cara yang lain dapat dilakukan dengan kedua tangan ke arah putting susu. b. Kedua Ibu jari di atas payudara dan
jari-jari yang lain menopang
payudara. c. Lakukan massage/memijat berulang-ulang 25 s/d 30 kali 5.
Perawatan Terakhir a. Terakhir lakukan gerakan memelintir putting susu sampai putting susu Elastis dan kenyal b. Kemudian cuci payudara dengan air hangat dan kompres payudara dengan handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air hangat secara bergantian pada payudara yang lain selama 5 menit
153 Universitas Sumatera Utara
154
c. Kemudian lanjutkan dengan kompres dingin dan diakhiri dengan air dingin d. Ulangi secara bergantian sebanyak 3 kali pada setiap payudara e. Kemudian lakukan pengeluaran ASI dan keringkan
154 Universitas Sumatera Utara
155
DAFTAR ABSENSI PESERTA PENYULUHAN
NO
NAMA
ALAMAT
T.TANGAN
Medan, 21 Juni 2012
155 Universitas Sumatera Utara
156
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM (Ny. F) di RUANG ANYELIR RS. GL. TOBING
OLEH :
ERWINA IRWAN S. Kep
PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
156 Universitas Sumatera Utara
157
ASI EKSLUSIF
A. Defenisi ASI ekslusif atau pemberian ASI secara ekslusif adalah bayio hanya diberi ASI saja sejak usia 30 menit setelah lahir sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, sari buah, air putih dan lain-lain. Dan tanpa makanan tambahan padat seperti biscuit, bubur susu, bubur nasi atau nasi tim. B. Keuntungan Untuk Bayi 1. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda dengan komposisi nutrisi yang sesuai unutk perkembangan bayi sehat. 2. ASI mudah dicerna oleh bayi 3. ASI jarang menyebabkan konstipasi 4. Nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat mudah siserap oleh bayi 5. ASI dapat mencegah karies gigi karena mengandung mineral selenium 6. ASI kaya akan antibody (zat kekebalan tubuh) yang membantu bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya 7. Darai suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini karena ASI mengandung DHA/AA 8. Bayi yang diberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa
157 Universitas Sumatera Utara
158
9. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing dan juga resiko kematian bayi mendadak 10. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi C. Keuntungan Untuk Ibu 1. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti mengutrangi resiko pendarahan 2. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim keukuran sebelum hamil 3. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat 4. Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah
D. Persiapan pemberian ASI dengan Botol. Adakalanya para ibu mengalamai hambatan untuk memberikan ASI karena berbagai alasan. Berikut adalah tips memberikan ASI dengan menggunakan botol. 1. Sterilkan semua peralatan menyusui: botol, dot, pompa ASI dan perlengkapan lainnya. Salah satu cara sterilisasi adalah dengan merebusnya. 2. Jika Anda masih belum bekerja, cobalah untuk memompa ASI anda dan masukkan ke dalam botol. Minta pertolongan orang lain untuk memberikan ASI anda yang sudah dipompa tadi.
158 Universitas Sumatera Utara
159
3. Saat Anda bekerja, pompalah ASI Anda dan masukkan kedalam botol lalu disimpan dalam lemari pendingin. Jika di kantor tidak tersedia pendingin, bawalah dengan menggunakan es batu. Bawa ASI anda dalam sebuah kotak. 4. Untuk menjaga bayi Anda kekurangan susu, Anda dapat memberikan susu formula sebagai selingan. Latihlah pemberian susu formula secara selang seling dengan ASI, agar pencernaannya terlatih. 5. Sementara persediaan ASI habis, si kecil sudah dapat menyesuaikan diri dengan susu formula yang dianjurkan dokter anak.
159 Universitas Sumatera Utara
160
DAFTAR ABSENSI PESERTA PENYULUHAN
NO
NAMA
ALAMAT
T.TANGAN
Medan, 26 Juni 2012
160 Universitas Sumatera Utara
161
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) TENTANG ASI EKSLUSIF PADA PASIEN KELOLAAN Ny. M di RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING
OLEH : ERWINA IRWAN S. Kep
PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
161 Universitas Sumatera Utara
162
Lampiran 4 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN ASI EKSLUSIF PADA Ny. M DI RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING
A. Persiapan Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan kesehatan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mengawali dengan meminta izin Kepala Ruangan Ruang Anyelir, selanjutnya Karu menerima dan memberikan izin serta menyambut baik kehadiran mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan kesehatan. Pada tanggal 20 Juni 2012 mahasiswa mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan pada penyuluhan ASI Ekslusif. Media yang digunakan adalah leaflet. Dalam mempersiapkan materi penyuluhan sesuai dengan susunan materi yang telah disusun dalam preplanning yaitu pengertian ASi ekslusif, keuntungan untuk, bayi, ibu dan persiapan pemberian asi dalam botol.
B. Pelaksanaan Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah agar ibu post partum mengetahui pengertian ASi ekslusif, keuntungan untuk, bayi, ibu dan persiapan pemberian asi dalam botol. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada: Hari/ Tanggal
: Senin,25 Juni 2012
Waktu
: 11.00-11.30 WIB
Tempat
: Ruang Anyelir
Penyuluhan dimulai pukul 11.00 Wib di ruanganyelir. Penyuluhan dilakukan secara kepada pasien dan keluarganya. Penyuluhan berjalan dengan baik, sesuai dengan preplanning. Pada Akhir Penyuluhan, peserta dan keluarga sangat antusias dalam mendengarkan dan memberikan pertanyaan terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh mahasiswa.
162 Universitas Sumatera Utara
163
C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a) Kesiapan peserta dalam mengikuti penyuluhan baik dimana penyuluhan dilakukan b) Media yang digunakan berupa leaflet. Penyuluhan dimulai pukul 11.00 WIB selama 30 menit dan diakhiri pada pukul 11.30 WIB. c) Kegiatan dilaksanakan di Ruang Anyelir RS. G.L. Tobing. 2. Evaluasi Proses a) Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya b) Peserta penyuluhan yang ikut berjumlah 3 orang yakni pasien dan 2 orang keluarganya 3. Evaluasi Hasil 80% peserta dapat memahami dan mengerti tentang pentingnya si ekslusif
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penyuluhan merupakan suatu bentuk pendidikan kesehatan dalam bentuk ceramah, diskusi maupun demonstrasi yang berfungsi untuk mentransfer pengetahuan kesehatan kepada orang lain (pasien). Kegiatan ini memiliki tujuan agar ibu-ibu nifas dapat mengaplikasikan informasi tersebut yaitu pentingnya asi ekslusif
2. Saran Bagi penyuluhan berikutnya agar terus dilanjutkan untuk pasien berikutnya Secara Berkesinambungan.
163 Universitas Sumatera Utara
164
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN ASI EKSLUSIF PADA Ny. F DI RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING
A. Persiapan Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan kesehatan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mengawali dengan meminta izin Kepala Ruangan Ruang Anyelir, selanjutnya Karu menerima dan memberikan izin serta menyambut baik kehadiran mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan kesehatan. Pada tanggal 20 Juni 2012 mahasiswa mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan pada penyuluhan ASI Ekslusif. Media yang digunakan adalah leaflet. Dalam mempersiapkan materi penyuluhan sesuai dengan susunan materi yang telah disusun dalam preplanning yaitu pengertian ASi ekslusif, keuntungan untuk, bayi, ibu dan persiapan pemberian asi dalam botol.
B. Pelaksanaan Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah agar ibu post partum mengetahui pengertian ASi ekslusif, keuntungan untuk, bayi, ibu dan persiapan pemberian asi dalam botol. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada: Hari/ Tanggal
: Kamis,21 Juni 2012
Waktu
: 13.00-13.30 WIB
Tempat
: Ruang Anyelir
Penyuluhan dimulai pukul 13.00 Wib di ruanganyelir. Penyuluhan dilakukan secara kepada pasien dan keluarganya. Penyuluhan berjalan dengan baik, sesuai dengan preplanning. Pada Akhir Penyuluhan, peserta dan keluarga sangat antusias dalam mendengarkan dan memberikan pertanyaan terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh mahasiswa.
164 Universitas Sumatera Utara
165
C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur d) Kesiapan peserta dalam mengikuti penyuluhan baik dimana penyuluhan dilakukan e) Media yang digunakan berupa leaflet. Penyuluhan dimulai pukul 13.00 WIB selama 30 menit dan diakhiri pada pukul 13.30 WIB. f) Kegiatan dilaksanakan di Ruang Anyelir RS. G.L. Tobing. 2. Evaluasi Proses c) Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya d) Peserta penyuluhan yang ikut berjumlah 3 orang yakni pasien dan 2 orang keluarganya 3. Evaluasi Hasil 80% peserta dapat memahami dan mengerti tentang pentingnya si ekslusif
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penyuluhan merupakan suatu bentuk pendidikan kesehatan dalam bentuk ceramah, diskusi maupun demonstrasi yang berfungsi untuk mentransfer pengetahuan kesehatan kepada orang lain (pasien). Kegiatan ini memiliki tujuan agar ibu-ibu nifas dapat mengaplikasikan informasi tersebut yaitu pentingnya asi ekslusif
2. Saran Bagi penyuluhan berikutnya agar terus dilanjutkan untuk pasien berikutnya Secara Berkesinambungan.
165 Universitas Sumatera Utara
166
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA POST PARTUM PADA Ny. M DI RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING
A. Persiapan Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan kesehatan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mengawali dengan meminta izin Kepala Ruangan Ruang Anyelir, selanjutnya Karu menerima dan memberikan izin serta menyambut baik kehadiran mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan kesehatan. Pada tanggal 20 Juni 2012 mahasiswa mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan pada penyuluhan Perawatan Payudara. Media yang digunakan adalah leaflet. Dalam mempersiapkan materi penyuluhan sesuai dengan susunan materi yang telah disusun dalam preplanning yaitu pengertian Perawatan Payudara Post Partum, Tujuan Perawatan Payudara, Alat yang digunakan untuk Perawatan Payudara, dan Cara Perawatan Payudara.
B. Pelaksanaan Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah agar ibu post partum mengetahui pengertian Perawatan Payudara, Tujuan Perawatan Payudara, Alat yang digunakan untuk perawatan payudara, Cara Perawatan Payudara. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada: Hari/ Tanggal
: Kamis,26 Juni 2012
Waktu
: 13.00-13.30 WIB
Tempat
: Ruang Anyelir
Penyuluhan dimulai pukul 13.00 Wib di ruanganyelir. Penyuluhan dilakukan secara kepada pasien dan keluarganya. Penyuluhan berjalan dengan baik, sesuai dengan preplanning. Pada Akhir Penyuluhan, peserta dan keluarga sangat antusias dalam mendengarkan dan memberikan pertanyaan terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh mahasiswa.
166 Universitas Sumatera Utara
167
C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur g) Kesiapan peserta dalam mengikuti penyuluhan baik dimana penyuluhan dilakukan h) Media yang digunakan berupa leaflet. Penyuluhan dimulai pukul 13.00 WIB selama 30 menit dan diakhiri pada pukul 13.30 WIB. i) Kegiatan dilaksanakan di Ruang Anyelir RS. G.L. Tobing. 2. Evaluasi Proses e) Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya f) Peserta penyuluhan yang ikut berjumlah 3 orang yakni pasien dan 2 orang keluarganya 3. Evaluasi Hasil 80% peserta dapat memahami dan mengerti tentang Cara Perawatan Payudara Post Partum
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penyuluhan merupakan suatu bentuk pendidikan kesehatan dalam bentuk ceramah, diskusi maupun demonstrasi yang berfungsi untuk mentransfer pengetahuan kesehatan kepada orang lain (pasien). Kegiatan ini memiliki tujuan agar ibu-ibu nifas dapat mengaplikasikan informasi tersebut yaitu bagaimana cara perawatan di rumah
2. Saran Bagi penyuluhan berikutnya agar terus dilanjutkan untuk pasien berikutnya Secara Berkesinambungan.
167 Universitas Sumatera Utara
168
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA POST PARTUM PADA Ny. F DI RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING
A. Persiapan Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan kesehatan mahasiswa Profesi Ners Keperawatan USU mengawali dengan meminta izin Kepala Ruangan Ruang Anyelir, selanjutnya Karu menerima dan memberikan izin serta menyambut baik kehadiran mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan kesehatan. Pada tanggal 20 Juni 2012 mahasiswa mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan pada penyuluhan Perawatan Payudara. Media yang digunakan adalah leaflet. Dalam mempersiapkan materi penyuluhan sesuai dengan susunan materi yang telah disusun dalam preplanning yaitu pengertian Perawatan Payudara Post Partum, Tujuan Perawatan Payudara, Alat yang digunakan untuk Perawatan Payudara, dan Cara Perawatan Payudara.
B. Pelaksanaan Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah agar ibu post partum mengetahui pengertian Perawatan Payudara, Tujuan Perawatan Payudara, Alat yang digunakan untuk perawatan payudara, Cara Perawatan Payudara. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada: Hari/ Tanggal
: Kamis,21 Juni 2012
Waktu
: 10.00-10.30 WIB
Tempat
: Ruang Anyelir
Penyuluhan dimulai pukul 10.00 Wib di ruanganyelir. Penyuluhan dilakukan secara kepada pasien dan keluarganya. Penyuluhan berjalan dengan baik, sesuai dengan preplanning. Pada Akhir Penyuluhan, peserta dan keluarga sangat antusias dalam mendengarkan dan memberikan pertanyaan terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh mahasiswa.
168 Universitas Sumatera Utara
169
C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur j) Kesiapan peserta dalam mengikuti penyuluhan baik dimana penyuluhan dilakukan k) Media yang digunakan berupa leaflet. Penyuluhan dimulai pukul 10.00 WIB selama 30 menit dan diakhiri pada pukul 10.30 WIB. l) Kegiatan dilaksanakan di Ruang Anyelir RS. G.L. Tobing. 2. Evaluasi Proses g) Penyuluhan dimulai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya h) Peserta penyuluhan yang ikut berjumlah 3 orang yakni pasien dan 2 orang keluarganya 3. Evaluasi Hasil 80% peserta dapat memahami dan mengerti tentang Cara Perawatan Payudara Post Partum
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penyuluhan merupakan suatu bentuk pendidikan kesehatan dalam bentuk ceramah, diskusi maupun demonstrasi yang berfungsi untuk mentransfer pengetahuan kesehatan kepada orang lain (pasien). Kegiatan ini memiliki tujuan agar ibu-ibu nifas dapat mengaplikasikan informasi tersebut yaitu bagaimana cara perawatan di rumah
2. Saran Bagi penyuluhan berikutnya agar terus dilanjutkan untuk pasien berikutnya Secara Berkesinambungan.
169 Universitas Sumatera Utara
170
Lampiran 5 INSTRUMEN I Perilaku Pemimpin Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih SL : selalu SR : sering K : kadang-kadang J : jarang TP : tidak pernah Sikap perawat ruangan dalam menilai kepemimpinan kepala ruangan No Pernyataan 1 Kepala ruangan mengingatkan anggota tim mengikuti standar dan peraturan 2 Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepemimpinan kepada anggota tim lain apabila saya berhalangan hadir 3 Kepala ruangan mengoreksi dan memberi asuhan bila terjadi kesalahan pada anggota tim 4 Kepala ruangan mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesionalisme dengan anggota tim 5 Kepala ruangan berkomunikasi secara efekltif melalui tulisan pada anggota tim 6 Kepala ruangan mengkoordinasi kerja anggota tim 7 Kepala ruangan berbicara sebagai wakil dari kelompok demi kepentingan dan kesejahteraan kelompok pada atasan 8 Kepala ruangan menerapkan peran sebagai mentor yang efektif 9 Kepala ruangan menjelaskan alasan sikapnya sebelum bertindak sebagai pemimpin 10 Kepala ruangan mencoba ide-ide barunya bersama kelompok 11 Kepala ruangan memberitahukan terlebih dahulu tentang adanya perubahan 12 Kepala ruangan menciptakan situasi yang kondusif dalam berkomunikasi. 13 Kepala ruangan memperlakukan semua anggota kelompok dalam kesetaraan 14 Kepala ruangan memotivasi anggota
SL
SR
K
J
TP
170 Universitas Sumatera Utara
171
15 16
17 18 19
20 21 22
kelompok untuk bekerja sesuai kemampuannya Kepala ruangan menerima masukan dari anggota kelompok Kepala ruangan memberi pujian/ penguatan pada anggota kelompok terhadap keberhasilan tindakan Kepala ruangan memberi dukungan pada anggota kelompok terhadap tindakan mereka Kepala ruangan berkonsultasi dengan anggota kelompok sebelum melakukan tindakan Kepala ruangan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan dari anggota kelompok Kepala ruangan memotivasi anggota kelompok untuk bekerja sama sebagai tim Kepala ruangan memberi masukan atau saran kepada anggota. Kepala ruangan mendiskusikan masalah yang ada di ruangan bersama anggotanya.
171 Universitas Sumatera Utara
172
INSTRUMEN II
Kepuasan Kerja Perawat Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih STP : Sangat tidak puas CP : Cukup puas P : Puas SP : Sangat puas TP : Tidak puas No 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16
Pernyataan Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, tempat parkir, kantin Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan Adanya jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara Hubungan antar karyawan dan kelompok kerja Kemampuan dalam bekerjasama antar Karyawan Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan saudara Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang diberikan Kemampuan supervise/ pengawas dalam membuat keputusan Perlakuan atasan selama saya bekerja disini Kebebasan melakukan suatu metode sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapat kenaikan pangkat
STP
TP
CP
P
SP
172 Universitas Sumatera Utara
173
17
Jumlah reward yang saya terima dibandingkan dengan pekerjaan yang saya lakukan
173 Universitas Sumatera Utara
174
INSTRUMEN III Kepuasan Pasien Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Keterangan: TP = Tidak Pernah KD = Kadang-kadang SR = Sering SL =Selalu No
Pernyataan
1
Perawat mengucapkan salam saat bertemu dengan pasien Perawat memperkenalkan diri saat bertemu dengan pasien Perawat memanggil nama pasien dengan benar Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan Perawat menjelaskan manfaat tindakan yang akan dilakukan Perawat bersikap sopan santun dan ramah saat melakukan tindakan Perawat menjaga lingkungan pasien agar tetap bersih Perawat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pasien Perawat memeriksa kondisi pasien setelah dilakukan tindakan Perawat mendampingi pasien pada waktu dokter melakukan pemeriksaan/ pengobatan Perawat menanyakan kondisi pasien sebelum memberikan pelayanan Perawat ramah kepada pasien dan keluarga Perawat memberi kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk menyampaikan keluhan kondisi kesehatan Perawat memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan pasien Perawat bersedia membantu saat pasien mengalami masalah dengan administrasinya
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15
TP
KD
SR
S L
174 Universitas Sumatera Utara
175
Lampiran 6 PROPOSAL SOSIALISASI MANAJEMEN PELAYANAN DI RUANG ANYELIR RUMAH SAKIT dr. GL TOBING TANJUNG MORAWA
I. Pendahuluan Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen keperawatan berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) aktivitas-aktivitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari sub unit departemen. Berdasarkan hasil Pengkajian sistem manajemen di Ruang Anyelir (Obstetri & Ginekologi) dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 14 - 15 Juni 2012 melakukan wawancara terhadap Ka. Poliklinik, Karu VK, Karu Rawat Inap dan beberapa pegawai serta melakukan observasi maka didapat rumusan masalah diantaranya pegawai kurang optimal dalam melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien, belum adanya pelabelan nama di setiap tempat sampah medis dan non medis, benda tajam, dokumentasi asuhan keperawatan belum optimal Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kami bermaksud melaksanakan serangkaian kegiatan meliputi presentasi tentang pendidikan kesehatan, sosialisasi pengkajian dan diagnosa keperawatan dengan metode check list. Melalui kegiatan ini, para perawat/bidan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kemandirian dalam peningkatan pelayanan keperawatan untuk mewujudkan manusia sehat dan sejahtera.
175 Universitas Sumatera Utara
176
II. Tujuan Kegiatan 1. Tujuan Umum Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanaan
keperawatan dalam mencapai kesejahteraan hidup . 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan
pengetahuan
mengenai pentingnya pendidikan
kesehatan pada pasien. b. Meningkatkan kemampuan perawat/bidan dalam melakukan asuhan keperawatan dengan metode NIC NOC. c. Meningkatkan kemampuan dalam pengkajian dengan metode check list
III. Bentuk Kegiatan Kegiatan ini terdiri dari serangkaian acara yaitu: a. Presentasi tentang pendidikan kesehataan. b. Demonstrasi cara melakukan pengkajian dan diagnosa keperawatan dengan metode check list c. Penyerahan leaflet dan poster kepada perawat IV.
Waktu dan Tempat Kegiatan ini akan dilaksanakan pada : Hari/tanggal
: Senin/ 02 Juli 2012
Pukul
: 13.00 – 15.00 WIB
Tempat
: Ruang Anyelir Rumah Sakit dr. GL Tobing Tanjung Morawa
176 Universitas Sumatera Utara
177
V.
Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah perawat/bidan yang berada di ruang anyelir rumah sakit dr. GL Tobing Tanjung Morawa.
VI.
Kepanitiaan
Koordinator/Pembimbing
: Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat
Ketua Pelaksana
: Riskina Syahputri Nasution, S.Kep
Sekretaris
: Wahyu Ningsih Lase, S.Kep
Bendahara
: Erwina Irwan, S.Kep
Seksi-seksi : a. Seksi Acara Erwina Irwan, S.Kep
b. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Wahyu Ningsih Lase, S.Kep
c. Seksi Konsumsi Riskina Syahputri Nasution , S.Kep
d. Seksi Peralatan, Tempat dan Transportasi Septian Mixrofa Sebayang, S.Kep
177 Universitas Sumatera Utara
178
VII.
No.
Susunan Acara Hari/ Tanggal
1.
Senin/ 30 Juni 2012
Waktu (WIB) 12.00 – 14.00
Nama Kegiatan
1. Pembukaan
Penanggung Jawab Erwina Irwan, S.Kep
- Pembukaan oleh moderator
2. Presentasi tentang pendidikan kesehatan
3. Sosialisasi penggunaan pengkajian dan diagnosa keperawatan dengan metode Check list
Wahyu Ningsih Lase, S.Kep
Riskina Syahputri Nasution, S.Kep
4. Diskusi dan tanya jawab Seluruh Panitia 5. penyerahan poster dan tempat leaflet Septian Mixrofa Sebayang, S.Kep
178 Universitas Sumatera Utara
179
VIII. Penutup Merupakan suatu kebahagiaan dan kehormatan tersendiri bagi kami apabila dapat menyelenggarakan kegiatan “Sosialisasi Manajemen Pelayanan” ini sesuai dengan perencanaan. Oleh karena itu, kami berharap agar Bapak/ Ibu/ Sdr/ i dapat menjalin kerjasama dan sudi kiranya turut membantu pelaksanaan kegiatan ini. Demikianlah proposal ini kami susun, atas segala perhatian, bantuan dan kerja sama yang baik dari Bapak/ Ibu/ Sdr/ i, kami ucapkan terima kasih.
Medan, 30 Juni 2012
179 Universitas Sumatera Utara
180
PROPOSAL SOSIALISASI MANAJEMEN PELAYANAN DI RUANG ANYELIR RUMAH SAKIT dr. GL TOBING TANJUNG MORAWA
DISUSUN OLEH
SEPTIAN MIXROFA
(071101019)
WAHYU NINGSIH LASE
(071101020)
RISKINA SYAHPUTRI NASUTION
(071101022)
ERWINA IRWAN
(071101050)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2012
180 Universitas Sumatera Utara
181
Lampiran 12 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE CHECKLIST 1. Pengisian metode ceklist dilakukan oleh perawat/bidan
mulai dari
pengkajian, data objektif dan subjektif, diagnosa, tujuan/criteria hasil, intervensi dan evaluasi. 2. Cara pengisian adalah dengan memberikan tanda ceklis pada kolom asuhan yang diamati, apabila unsur tersebut dilakukan. 3. Data objektif adalah data yang diperoleh melalui inspeksi, palpasi, perkusi , dan auskultasi misalnya, TD (Tekanan Darah), HR (Hearth Rate/ Denyut Jantung), RR (Respiratory Rate/ Frekuensi Pernafasan), T (Temperature/ Suhu Tubuh), skala nyeri serta warna kulit. 4. Data subjekif yaitu data yang diperoleh dari keluhan langsung yang dikatakan oleh pasien atau keluarga pasien/saksi lain misalnya pasien mengatakan bahwa …. (kepala pusing, nyeri, atau mual). Perawat dan bidan diperbolehkan menmberi tanda checklist lebih dari satu baik data objektif maupun subjektif sesuai pengkajian yang telah dilakukan 5. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. 6. Perumusan diagnosa keperawatan dapat dikategorikan menjadi :
181 Universitas Sumatera Utara
182
• Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan. • Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi. 7. Pada kolom “faktor yang berhubungan”, perawat/bidan hanya boleh memilih 1 pilihan untuk setiap diagnosa keperawatan yang muncul. 8. Perawat/bidan dapat memilih beberapa tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai pada setiap diagnosa keperawatan 9. Intervensi keperawatan merupakan semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan. Rencana keperawatan
harus
terorganisasi
sehingga
setiap
perawat
dapat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan kepada pasien dengan cepat dan tepat. Perawat dapat memilih intervensi yang dilakukan mulai dari tindakan yang dilakukan perawat maupun secara kolaboratif dengan profesi lain maupun keluarga pasien. 10. Evaluasi
keperawatan
menunjukkan
keberhasilan
dari
tindakan
keperawatan kepada pasien dengan membandingkan kepada kriteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi keperawatan terdiri dari unsur S (Subjective), O (Objective), A (Analyze) dan P (Planning). Evaluasi subjektif merupakan evalusai berdasarkan data subjektif yang telah didapat dengan membandingkannya dengan kriteria hasil. Sedangkan evaluasi objektif merupakan evaluasi berdasarkan data objektif yang telah didapat
182 Universitas Sumatera Utara
183
dengan membandingkannya dengan criteria hasil. Pada unsure analyze perawat menentukan apakah masalah telah teratasi secara kese;uruhan atau tidak. Jika belum teratasi maka perawat membuat planning atau rencana apakah melanjutkan intervensi yang telah dibuat, memodifikasi intervensi yang dikerjakan atau menghentikan intervensi jika tujuan tindakan telah dicapai. 11. Selanjutnya perawat yang mengisi asuhan keperawatan member paraf.
183 Universitas Sumatera Utara
184
Lampiran 11 NOTULENSI SOSIALISASI DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE CHECKLIST DI RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING TANJUNG MORAWA A. Persiapan Dalam mempersiapkan kegiatan sosialisasi dokumentasi asuhan keperawatan dengan metode checklist pada hari senin tanggal 2 juli 2012, mahasiswa profesi Ners Fakultas Keperawatan USU mengawali dengan mengkaji kasus-kasu terbanyak di ruang anyelir RS. GL. Tobing untuk menentukan diagnose yang paling banyak muncul di ruangan. Kemudian mahasiswa mengkonsultasikan kepada kepala bidang keperawtan utnuk menentukan apakah asuhan keperawatan tersebut tepat untuk di aplikan di rungan. Mahasiswa juga mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan pada saat sosialisasi. Media yang digunakan adalah LCD dan handout askep metode checklist serta handout mengenai penting oendidikan kesehtan bagi pasien. B. Pelaksanaan Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 juli 2012 pukul 13.00WIB di Nurse Station Ruang Anyelir RS G.L. Tobing. Selama kegiatan penyuluhan berlangsung peserta mengikuti dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan antusias. Peserta memberikan
184 Universitas Sumatera Utara
185
atensi positif dan peserta tampak interaktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan selama sosialisasi. Banyak pertanyaan yang ditanyakan peserta mengenai cara pengisian dengan sistem checklist. Selain itu peserta juga menanyakan tentang istilah-istilah medis yang muncul di format askep checklist. C. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur •
Sosialisasi dilaksanakan sesuai dengan waktu
•
Media memadai.
2. Evaluasi Proses •
Sosialisasi berlangsung dengan Baik
•
Peserta
sosialisasi
antusias,
interaktif,
dan
kooperatif
mendengar, bertanya, dan memberi jawaban 3. Evalusai Hasil •
Peserta dapat mengikuti sosialisasi dengan antusias, interaktif, dan kooperatif (80%).
•
Peserta bersedia mengungkapkan perasaannya dan akan menerapkan dalam asuhan keperawatan sehari-hari.
D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Sosialisasi adalah suatu kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang atau organisasi / perusahaan / lembaga tertentu memberitahukan sesuatu (informasi) untuk diketahui oleh umum atau kalangan tertentu / terbatas. Melaui sosialisasi diharapkan peserta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penerapan dokumentasi
185 Universitas Sumatera Utara
186
asuhan keperawatan dengan metode cheklist. Kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan baik. Hal ini dibuktikan dari respon positif peserta sosialisasi dalam mendengar dan memperhatikan sosialisasi penerapan dokumentasi asuhan keperawatan dengan metode checklist. 2. Saran Bagi perawat/bidan diharapkan dapat menerapkan dokumentasi asuhan keperawatan dengan metode checklist dengan baik. Agar dapat mempermudah kerja perawat dan meningkatkan pelayanan bagi pasien
186 Universitas Sumatera Utara
187
ABSENSI PESERTA SOSIALISASI DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN METODE CHECKLIST DI RUANG ANYELIR RS. G.L. TOBING TANJUNG MORAWA NO.
NAMA
T. TANGAN
187 Universitas Sumatera Utara
188
188 Universitas Sumatera Utara
189
189 Universitas Sumatera Utara
190
190 Universitas Sumatera Utara
191
191 Universitas Sumatera Utara
192
192 Universitas Sumatera Utara
193
193 Universitas Sumatera Utara