128
LAMPIRAN 1: Realisasi Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2010-2012 (Januari-Desember)
No Tahun 1
2010
Bulan Januari
Lain-lain PAD yang Sah (Rp)
Pendapatan Asli Daerah (Rp)
1.099.045.698,50
Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan (Rp) 83.414.700,00
3.738.806.871,25
5.936.050.217,95
688.545.223,60
1.001.068.981,25
20.000.000,00
3.664.570.672,47
5.374.184.877,32
4.245.736.677,38
7.533.287.504,13
Pajak Daerah (Rp)
Retribusi Daerah (Rp)
1.014.782.948,20
2
Februari
3
Maret
2.038.077.445,50
1.229.473.381,25
20.000.000,00
4
April
1.233.159.752,70
1.021.784.843,50
890.340.497,40
5
Mei
1.370.770.459,20
1.058.301.287,50
20.000.000,00
5.045.586.119,48
7.494.657.866,18
6
Juni
1.479.149.826,60
1.121.885.409,75
20.000.000,00
5.346.408.176,14
7.967.443.412,49
7
Juli
1.405.455.271,50
1.074.692.074,50
20.000.000,00
4.999.342.882,17
7.499.490.228,17
8
Agustus
1.382.866.392,10
1.194.590.231,75
20.000.000,00
5.366.076.335,07
7.963.532.958,92
9
September
1.297.890.939,50
971.346.899,25
20.000.000,00
3.276.040.499,43
5.565.278.338,18
10
Oktober
1.468.824.722,00
1.020.392.280,00
20.000.000,00
7.238.769.121,24
9.747.986.123,24
11
November
1.486.246.930,50
1.140.600.496,00
13.398.491,00
4.915.384.147,91
7.555.630.065,41
12
Desember
1.574.193.507,00
1.069.089.507,25
0
7.700.967.057,18 10.846.252.150,78
8.244.134.781,88 10.887.417.796,13
129
13
Januari
1.795.260.188,00
946.326.272,00
25.000.000,00
5.410.065.206,61
8.176.651.666,61
14
Februari
1.682.998.983,50
868.991.979,00
120.915.500,00
5.463.374.503,65
8.136.280.966,15
15
Maret
1.832.092.843,50
1.008.951.292,00
25.000.000,00
5.835.400.378,91
8.701.444.514,41
16
April
1.595.276.093,00
1.146.530.727,50
25.000.000,00
7.216.719.873,74
9.983.526.694,24
17
Mei
1.751.502.660,00
1.178.324.303,75
1.679.038.322,03
4.833.452.650,16
9.442.317.935.94
18
Juni
1.913.330.188,98
1.128.878.681,50
0
6.372.384.361,84
9.414.593.232,32
19
Juli
1.897.325.202,86
1.032.800.054,75
25.000.000,00
6.090.883.982,12
9.046.009.239,73
20
Agustus
1.897.921.244,95
1.207.829.081,25
50.000.000,00
5.960.454.873,69
9.071.205.199,89
21
September
1.677.052.182,49
1.135.711.194,13
25.000.000,00
7.122.904.206,37
9.960.667.582,99
22
Oktober
1.933.033.155,95
1.215.161.839,50
25.000.000,00
6.721.485.051,89
9.894.680.047,34
23
November
1.950.603.110,30
1.196.059.243,00
9.850.317,00
6.786.108.781,58
9.942.621.451,88
24
Desember
2.205.473.419,21
1.777.692.714,75
Januari
1.763.317.377,68
1.345.927.420,50
30.000.000,00
5.482.937.807,35
8.622.182.605,53
26
Februari
2.043.588.435,55
995.544.484,50
0
6.443.443.415,34
9.482.576.335,39
27
Maret
1.858.454.132,65
1.149.302.879,00
30.000.000,00
28
April
2.125.313.083,00
1.114.922.126,00
29
Mei
2.019.394.880,60
1.347.039.758,13
30
Juni
2.148.986.515,45
1.301.027.074,00
25
2011
2012
0 19.119.705.337,61 23.102.871.471,57
7.985.255.317,78 11.023.012.329,43
1.983.322.487,87 16.535.929.368,38 21.759.487.065,25 0
9.028.574.527,72 12.395.009.166,45
10.750.000,00 11.636.404.990,66 15.097.168.580,11
130
31
Juli
2.019.382.872,31
1.389.432.158,75
50.000.000,00 10.136.828.340,46 13.595.643.371,52
32
Agustus
2.033.151.865,00
1.207.060.080,50
50.000.000,00
33
September
2.099.626.354,28
1.271.606.998,25
0 12.206.407.672,75 15.577.641.025,28
34
Oktober
2.242.153.940,28
1.346.612.322,75
0
35
November
2.317.557.333,00
1.520.666.291,50
0 12.594.549.906,15 16.432.773.530,65
36
Desember
2.872.789.888,00
1.596.086.260,70
0 13.082.438.531,10 17.551.314.679,80
5.691.809.657,52
8.982.021.603,02
8.352.191.854,90 11.940.958.117,93
131
LAMPIRAN 2: Hasil Regresi Linier Berganda Model Summary Model
R
1
.996
Adjusted R Square
R Square a
.992
Std. Error of the Estimate
.991
.01404
a. Predictors: (Constant), LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1), LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1), LG10 (Pajak Daerah+1), LG10 (Retribusi Daerah+1)
b
ANOVA Model 1
a. b.
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.753
4
.188
Residual
.006
31
.000
Total
.759
35
Sig.
955.604 .000
a
Predictors: (Constant), LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1), LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1), LG10 (Pajak Daerah+1), LG10 (Retribusi Daerah+1) Dependent Variable: LG10 (PAD+1)
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B
Std. Error
.113
.131
LG10 (Pajak Daerah+1)
.173
.029
LG10 (Retribusi Daerah+1)
.169
LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1) LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1)
a
Standardized Coefficients Beta
Correlations t
Sig.
Zeroorder
Partial
Part
.864
.394
.132
5.884
.000
.725
.726
.095
.051
.074
3.281
.003
.675
.508
.053
.017
.003
.099
5.537
.000
-.244
.705
.089
.727
.020
.882
37.011
.000
.987
.989
.596
a. Dependent Variable: LG10 (PAD+1)
132
LAMPIRAN 3: Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
36
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.01320939
Absolute
.140
Positive
.140
Negative
-.099
Kolmogorov-Smirnov Z
.837
Asymp. Sig. (2-tailed)
.485
a. Test distribution is Normal.
LAMPIRAN 4: Hasil Uji Multikolineritas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.113
.131
LG10 (Pajak Daerah+1)
.173
.029
LG10 (Retribusi Daerah+1)
.169
LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1) LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1) a. Dependent Variable: PAD
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.864
.394
.132
5.884
.000
.515
1.943
.051
.074
3.281
.003
.505
1.980
.017
.003
.099
5.537
.000
.805
1.242
.727
.020
.882
37.011
.000
.457
2.186
133
LAMPIRAN 5: Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations Abs_Res Spearman's rho
LG10 (Pajak Daerah+1)
Correlation Coefficient
.158
Sig. (2-tailed)
.357
N LG10 (Retribusi Daerah+1)
36
Correlation Coefficient
.049
Sig. (2-tailed)
.778
N LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1)
36
Correlation Coefficient
.234
Sig. (2-tailed)
.169
N LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1)
36
Correlation Coefficient
.129
Sig. (2-tailed)
.454
N
36
LAMPIRAN 6: b
Model Summary Model 1
R .996
R Square a
.992
Adjusted R Square .991
Std. Error of the Estimate .01404
Durbin-Watson 1.929
a. Predictors: (Constant), LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1), LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1), LG10 (Pajak Daerah+1), LG10 (Retribusi Daerah+1) b. Dependent Variable: LG10 (PAD+1)
134
135
136
137
138
BIODATA PENELITI A. DATA PRIBADI: Nama Lengkap
: Yoko Dwi Mukarom
Tempat Tanggal Lahir
: Tulungagung, 10 April 1991
Alamat
: Ds. Nyawangan – Kec. Sendang Kab. Tulungagung RT 01 RW 01
Hobi
: Football, Futsal, Ngopi, PS
Email
:
[email protected]
B. DATA PENDIDIKAN FORMAL: 1. TK Dharma Wanita Nyawangan Sendang Tulungagung
1996-1997
2. SDN Nyawangan 1 Sendang Tulungagung
1997-2003
3. MTsN Denanyar Jombang
2003-2006
4. MA Mu’alimin Denanyar Jombang
2006-2007
5. MA Aswaja Ngunut Tulungagung
2008-2009
6. S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UIN MALIKI Malang
2009-2014
C. DATA PENGALAMAN ORGANISASI: 1. OSIS MA Aswaja Ngunut Tulungagung 2. PMII Rayon Ekonomi “Moch. Hatta” SA Malang 3. IKAPPMAM UIN MALIKI Malang 4. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (DEMA-FE) UIN MALIKI Malang
139
EFEKTIFITAS PENERIMAAN DAERAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN TULUNGAGUNG Pembimbing: Fitriyah, S.Sos., MM. Yoko Dwi Mukarom Email:
[email protected] HP: 085649157612
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jl. Gajayana 50 Malang Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, yang mengkaji tingkat efektifitas sumber-sumber penerimaan daerah, kontribusi sumber-sumber penerimaan daerah terhadap PAD dan pengaruh variabel pajak daerah (X1), retribusi daerah (X2), hasil pengelolaan kekayaan daerah (X3) dan lain-lain PAD yang sah (X4) terhadap PAD (Y). Dalam penelitian ini populasi dijadikan sebagai sampel yaitu sumber-sumber penerimaan daerah yang berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah dan PAD Kabupaten Tulungagung, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtut waktu) tahun anggaran 2010 sampai 2012 mulai bulan januari sampai desember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektifitas sumber-sumber penerimaan daerah Kabupaten Tulungagung selama tahun anggaran 2010 sampai 2012 sangat efektif. Kontribusi terbesar dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung diberikan oleh lain-lain PAD yang sah, sedangkan pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan kontribusinya masih relatif kecil. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (X3) dan Lainlain PAD yang Sah (X4) berpengaruh terhadap PAD (Y) Kabupaten Tulungagung baik secara parsial maupun simultan. Dan koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,991 atau 99,1%. Kata Kunci: Efektifitas, Penerimaan Daerah, Pendapatan Asli Daerah
140
PENDAHULUAN Pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Dengan adanya otonomi daerah tersebut pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya sendiri. Tujuan dari peningkatan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat sehingga akan tercipta tata pemerintahan yang lebih baik (good governmance). Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa dengan luas wilayah 47.922 km². Pada tahun 2012 menurut BPS Jawa Timur Jumlah penduduknya 38.052.950 jiwa. Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/ kota terbanyak di Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Pasal 2 Ayat 4 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota Otonomi daerah merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/ kota. Berikut ini adalah kabupaten/ kota di Jawa Timur yang sudah melakukan otonomi daerah:
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 1 Daerah Otonom Menurut Kabupaten/ Kota di Jawa Timur Kota/ Kabupaten No Kota/ Kabupaten Kab. Pacitan 8 Kab. Situbondo Kab. Ponorogo 9 Kab. Bondowoso Kab. Trenggalek 10 Kab. Probolinggo Kab. Tulungagung 11 Kab. Pasuruan Kab. Blitar 12 Kab. Sidoarjo Kab. Kediri 13 Kab. Mojokerto Kab. Malang 14 Kab. Jombang
141
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kab. Lumajang Kab. Jember Kab. Banyuwangi Kab. Ngawi Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Gresik Kab. Bangkalan Kab. Nganjuk Kab. Madiun Kab. Magetan
Sumber: data diolah
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kab. Sampang Kab. Pamekasan Kab. Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua kabupaten/ kota yang ada di Jawa Timur sudah melakukan otonomi daerah, dengan begitu kabupaten/ kota tersebut mempunyai kewenangan untuk mengelola keuangan daerahnya sendiri. Kebijakan tentang keuangan daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat ini diharapkan agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan untuk membiayai pembangunan daerahnya sendiri sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, pembiayaan daerah yang dulunya hanya berasal dari pemerintah pusat saja sekarang juga berasal dari daerahnya sendiri (Kurniawan, 2010). Hal ini menuntut agar pemerintah daerah mampu menggali potensi perekonomian daerah yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah. Salah satu pendapatan daerah yang paling utama bersumber dari PAD. Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah Selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD merupakan salah satu modal utama dalam mendukung proses pembangunan di daerah, sehingga hal ini akan sangat berkenaan dengan kepentingan masyarakat. Mahmudi (2010: 18) mengemukakan bahwa semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD, maka semakin besar pula
142
diskresi daerah untuk menggunakan PAD tersebut sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan daerah. Klasifikasi PAD berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 adalah pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Untuk mengoptimalkan PAD sumbersumber penerimaan daerah tersebut harus lebih ditingkatkan, harapannya agar dapat menjadi penyangga dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah. Pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada Daerah oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran
daerah
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah (Marihot, 2005: 7). Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan, dengan mendapatkan imbalan secara langsung dari pemerintah daerah kepada pendudukyang membayar retribusi tersebut (Mardiasmo, 2011: 15). Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (Halim 2007: 98). Sedangkan lain-lain PAD yang sah, menurut Halim (2007: 98) merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain pemda. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan penerimaan daerah selain pajak daerah, retribusi daerah dan hasil penngelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Sedangkan menurut sistem ekonomi Islam pendapatan utama suatu Negara (daerah) berdasarkan sumbernya dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu (1) ghanimah, (2) shadaqah dan (3) fay’i. Kalau diklasifikasi menurut tujuan pengunaannya, pendapatan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu pendapatan tidak resmi dan pendapatan resmi (Gusfahmi, 2007: 83-84).
143
Peneliti memilih kabupaten Tulungagung sebagai objek penelitian dikarenakan sumber-sumber PAD kabupaten Tulungagung mampu memberikan tingkat efektifitas yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Target dan Realisasi Penerimaan Sumber-sumber PAD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2012 Target Realisasi Efektifitas (Dalam Jutaan (Dalam Jutaan No Penerimaan (%) Rupiah) Rupiah) 1 Pajak Daerah 22.310 25.543 114% 2 Retribusi Daerah 14.335 15.585 108% 3 Hasil Pengelolaan 1.855 2.154 116% Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4 Lain-lain PAD 92.266 119.176 129% yang Sah
Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
Dari tabel tersebut tingkat efektifitas sumber-sumber PAD kabupaten Tulungagung terlihat cukup efektif, mulai dari pajak daerah dengan tingkat efektifitas 114%, retribusi daerah 108%, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 116% dan lain-lain PAD yang sah 129%. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Jawa Timur yang terbagi menjadi tiga dataran, yaitu dataran tinggi, sedang dan rendah. Hal ini menjadikan kabupaten Tulungagung memiliki potensi perekonomian cukup besar yang bersumber dari sektor wisata, pertanian, industri, hasil laut, dan lain-lain. Untuk
menambah
sumber
penerimaan
PAD
potensi-potensi
perekonomian yang ada di kabupaten Tulungagung seharusnya bisa lebih dimaksimalkan lagi. Tujuannya adalah untuk mendorong perekonomian kabupaten Tulungagung melalui pembangunan sarana prasarana. Dengan adanya pembangunan tersebut diharapkan perekonomian dapat berkembang dan tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Siregar (2009), Penerimaan pajak dan retribusi daerah terhadap PAD dari tahun 2003 sampai 2007 adalah efektif, menurut Anggraeni (2010) pajak daerah dan retribusi dearah
144
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PAD. Sedangkan menurut Juri (2012) kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah dalam kurun waktu tahun anggaran 2006 sampai tahun 2010 sangat fluktuatif. Jika dalam penelitian Siregar (2009), Anggraeni (2010), dan Juri (2012) hanya menggunakan sumber-sumber PAD dari pos pajak daerah dan retribusi daerah sebagai variabel independen. Dalam penelitian ini akan menggunakan semua sumber-sumber PAD yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan mengingat pentingnya PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah, maka penulis tertarik mengambil judul “EFEKTIFITAS PENERIMAAN DAERAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN TULUNGAGUNG” Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerimaan daerah Kabupaten Tulungagung.
2.
Untuk mengetahui kontribusi penerimaan daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tulungagung.
3.
Untuk mengetahui pengaruh penerimaan daerah secara parsial dan simultan terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD) Kabupaten Tulungagung.
KAJIAN PUSTAKA Pajak Pajak menurut UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
145
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (Perda), yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Retribusi Daerah Retribusi mempunyai pengertian lain dibanding dengan pajak. Retribusi pada
umumnya
mempunyai
hubungan
langsung
dengan
kembalinya
kontraprestasi, karena pembayaran tersebut ditunjukkan semata-mata untuk mendapatkan suatu prestasi dari pemerintah. Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Dengan demikian retribusi daerah merupakan pungutan pemerintah daerah yeng dibebankan pada orang atau badan atas pelayanan yang diberikan pemerintah kepada orang atau badan tersebut. Semakin banyak jenis pelayanan publik dan meningkatnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah terhadap masyarakatnya, maka kecenderungan perolehan dana retribusi semakin besar.
146
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil
pengelolaan
kekayaan
daerah
yang
dipisahkan
menurut
Permendagri No. 13 Tahun 2006 diperoleh menurut objek pendapatan yang mencakup: 1.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/ BUMD
2.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/ BUMN
3.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
Lain-lain PAD yang Sah Lain-lain PAD yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Lain-lain PAD yang sah menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 diperoleh menurut objek pendapatan yang mencakup: Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, Jasa giro Pendapatan bunga, Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ pengadaan barang dan/ jasa oleh daerah, Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, Pendapatan denda pajak, Pendapatan denda retribusi, Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, Pendapatan dari pengembalian, Fasilitas sosial dan fasilitas umum, Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut UU No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
147
PAD
merupakan
suatu
pendapatan
yang
menunjukkan
suatu
kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan. Jadi pengertian dari PAD dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerah untuk membiayai tugas dan tanggung jawabnya. Pasal 6 ayat (1) UU No 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri atas hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Efektifitas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 efektifitas merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditentukan, yaitu dengan cara membandingkan
pengeluaran
dengan
hasil.
Mardiasmo
(2009:
4)
mengemukakan bahwa efektifitas merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektifitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output. Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dihasilkan mencapai minimal 100%. Semakin tinggi rasio efektifitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Kontribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan; sedangkan menurut Kamus Ekonomi kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Apabila hasil perhitungan kontribusi sumber-sumber PAD menghasilkan angka atau prosentase melebihi 30%, maka sumber-sumber PAD dapat dikatakan berkontribusi sangat baik.
148
Kerangka Berpikir Gambar 1 Kerangka Berpikir
Hipotesis Ho1
Ha1
Ho2
Ha2
: Diduga secara parsial sumber-sumber penerimaan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan PAD kabupaten Tulungagung : Diduga secara parsial sumber-sumber penerimaan daerah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan PAD kabupaten Tulungagung : Diduga secara simultan sumber-sumber penerimaan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan PAD kabupaten Tulungagung : Diduga secara simultan sumber-sumber penerimaan daerah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan PAD kabupaten Tulungagung
149
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis mengunakan statistik. Sedangkan pendekatan dalam penilitian ini adalah pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini populasi dijadikan sebagai sampel yaitu penerimaan daerah yang berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah dan PAD Kabupaten Tulungagung tahun anggaran 2010-2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung berupa data time series (runtut waktu) selama tahun anggaran 2010 sampai 2012 mulai bulan Januari sampai desember meliputi data pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah dan PAD Kabupaten Tulungagung. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (Independen) yaitu Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (X3) dan Lain-lain PAD yang Sah (X4) dan variabel terikat (Dependen) yaitu PAD (Y). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis efektifitas, analisis kontribusi dan analisis regresi linier berganda dengan uji normalitas,
uji
asumsi
klasik
yang
meliputi
uji
multikolineritas,
uji
heteroskedstisitas dan uji autokorelasi. Kemudian untuk mengetahui hipotesis yang diajukan, maka digunakan uji statistic yang meliputi uji F (uji simultan) dan uji t (uji parsial).
150
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Efektifitas Penerimaan Daerah Kabupaten Tulungagung 1.
Efektifitas pajak daerah Tabel 3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Efektifitas No Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) 1 2010 13.569.000.000,00 16.439.963.418,40 121,16% 2 2011 19.425.510.499,00 22.086.869.272,74 113,70% 3 2012 22.310.000.000,00 25.543.716.677,80 114,50% Jumlah 349,36% Rata-rata 116,45% Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
2.
Efektifitas retribusi daerah
No 1 2 3
Tabel 4 Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Efektifitas Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) 2010 10.497.915.000,00 13.002.271.090,50 123,85% 2011 12.383.087.500,00 13.843.257.383,13 111,80% 2012 14.335.429.800,00 15.585.227.854,58 108,72% 344,37% Jumlah 114,79% Rata-rata Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
3.
Efektifitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Tabel 5 Target dan Realisasi Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Efektifitas No Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) 1 2010 831.649.623,00 1.147.153.688,40 137,94% 2 2011 2,009,803,582.00 2.009.804.139,03 100,00% 3 2012 1.855.404.287,87 2.154.072.487,87 116,10% 354,04% Jumlah Rata-rata 118,01% Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
151
4.
Efektifitas lain-lain PAD yang sah Tabel 6 Target dan Realisasi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Efektifitas No Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) 1 2010 46.056.900.000,00 63.781.823.341,60 138,50% 2 2011 73.135.800.573,00 86.932.939.208,17 118,86% 3 2012 92.266.876.079,20 119.176.771.390,11 129,16% 386,52 % Jumlah Rata-rata 128,84% Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
Penerimaan daerah yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah Kabupaten Tulungagung tahun anggaran 2010 sampai 2012 menunjukkan tingkat efektifitas yang sangat baik. Hal ini terbukti dari tingkat efektifitas yang dicapai penerimaan daerah tersebut melebihi 100% setiap tahunnya. Perbandingan realisasi dengan target penerimaan pajak daerah rata-rata mencapai 116,45% setiap tahun, retribusi daerah tingkat efektifitasnya mencapai 114,79% setiap tahun, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tingkat efektifitasnya mencapai 118,01% setiap tahun dan lain-lain PAD yang sah tingkat efektifitasnya mencapai 128,84% setiap tahun. Halim (2007: 234) mengemukakan bahwa kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila tingkat efektifitas yang dihasilkan mencapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100%. Semakin tinggi tingkat efektifitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik, begitu juga sebaliknya. Efektifnya penerimaan daerah Kabupaten Tulungagung ini dikarenakan adanya upaya dari pemerintah daerah untuk selalu berkomitmen dalam mancapai target-target yang telah ditetapkan. Baik penerimaan daerah dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah.
152
Kontribusi Penerimaan Daerah terhadap PAD Kabupaten Tulungagung 1.
Kontribusi pajak daerah terhadap PAD Tabel 7 Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2008-2012 Kontribusi No Tahun Pajak Daerah (Rp) PAD (Rp) (%) 1 2010 16.439.963.418,40 94.371.211.538,90 17,42% 2 2011 22.086.869.272,74 124.872.870.003,07 17,69% 3 2012 25.543.716.677,80 162.459.788.410,36 15,72% Jumlah 50,83% 16,94% Rata-rata Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
2.
Kontribusi retribusi daerah terhadap PAD
No 1 2 3
Tabel 8 Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Retribusi Daerah Kontribusi Tahun PAD (Rp) (Rp) (%) 2010 13.002.271.090,50 94.371.211.538,90 13,78% 2011 13.843.257.383,13 124.872.870.003,07 11,08% 2012 15.585.227.854,58 162.459.788.410,36 9,60% 34,46% Jumlah 11,48% Rata-rata Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
3.
Kontribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap PAD Tabel 9 Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terhadap PAD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Kontribusi No Tahun PAD (Rp) yang Dipisahkan (%) (Rp) 1 2010 1.147.153.688,40 94.371.211.538,90 1,21% 2 2011 2.009.804.139,03 124.872.870.003,07 1,61% 3 2012 2.154.072.487,87 162.459.788.410,36 1,32% Jumlah 4,14% Rata-rata 1,38% Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
153
4.
Kontribusi lain-lain PAD yang sah terhadap PAD Tabel 10 Kontribusi Lain-lain PAD yang Sah terhadap PAD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2010-2012 Lain-lain PAD Tahun PAD (Rp) yang Sah (Rp) 2010 63.781.823.341,60 94.371.211.538,90 2011 86.932.939.208,17 124.872.870.003,07 2012 119.176.771.390,11 162.459.788.410,36 Jumlah Rata-rata
No 1 2 3
Kontribusi (%) 67,59% 69,62% 73,36% 210,47% 70,16%
Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung (data diolah)
Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah semua mempunyai kontribusi dalam meningkatkan PAD. Namun, kontribusi yang diberikan sumber-sumber penerimaan daerah tersebut tentu berbeda. Perbandingan antara realisasi PAD dengan realisasi pajak daerah selama tahun anggaran 2010 sampai 2012 yang rata-rata hanya sebesar 16,94% setiap tahun, retribusi daerah kontribusinya hanya sebesar 11,48% setiap tahun, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan kontribusinya hanya sebesar 1,38% setiap tahun dan lain-lain PAD yang sah rata-rata kontribusinya mencapai 70,16% setiap tahun. Selama tahun anggaran 2010 sampai 2012 lain-lain PAD yang sah memberikan
kontribusi
terbesar
dalam
meningkatkan
PAD
Kabupaten
Tulungagung, kontribusi terbesar kedua diberikan oleh pajak daerah kemudian retribusi daerah memberikan kontribusi terbesar ketiga. Sedangkan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memberikan kontribusi terendah dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung. Besarnya kontribusi lain-lain PAD yang sah dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung dikarenakan secara keseluruhan sumber-sumber penerimaan dari lain-lain PAD yang sah Kabupaten Tulungagung merupakan sumber pendapatan yang berhubungan dengan aset daerah. Sehingga menjadikan penerimaan lain-lain PAD yang sah mempu berkontribusi sangat
154
baik dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahmudi (2010: 27) yang mengemukakan bahwa pendapatan yang berasal dari dari hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro dan pendapatan bunga pada umumnya memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Sedangkan urangnya kontribusi yang diberikan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dalam meningkatkan PAD ini disebabkan karena kerjasama pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan perusahaanperusahaan baik BUMD, BUMN dan BUMS masih sedikit. Pemerintah Kabupaten Tulungagung
tercatat hanya melakukan kerjasama dengan 4
perusahaan. Mahmudi (2010: 26) mengemukakan bahwa kontribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan belum memberi hasil yang signifikan bagi peningkatan PAD. Pengaruh Penerimaan Daerah terhadap PAD Kabupaten Tulungagung Secara Simultan (uji F) Tabel 11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Secara Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.753
4
.188
Residual
.006
31
.000
Total
.759
35
F
Sig.
955.604
.000a
Sumber: Data diolah
Melalui uji F ditemukan adanya pengaruh simultan yang signifikan dari semua variabel independen yang digunakan meliputi pajak daerah (X1), retribusi daerah (X2), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (X3) dan lainlain PAD yang sah (X4) terhadap PAD (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
dan nilai
signifikan F sebesar 0,000 < 0,05 (5%). Artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen yang terdiri dari pajak daerah (X1), retribusi daerah (X2),
155
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (X3) dan lain-lain PAD yang sah (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PAD (Y). Adanya pengaruh secara simultan ini dikarenakan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah mempunyai peran penting dalam meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Tulungagung. Secara Parsial (uji t) Tabel 12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa Model
Unstandardize Standardized d Coefficients Coefficients B
1 (Constant)
Std. Error
.113
.131
LG10 (Pajak Daerah+1)
.173
.029
LG10 (Retribusi Daerah+1)
.169
LG10 (Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan+1) LG10 (Lain-lain PAD yang Sah+1)
Correlations t
Sig.
Beta
ZeroPartial order
Part
.864
.394
.132
5.884
.000
.725
.726
.095
.051
.074
3.281
.003
.675
.508
.053
.017
.003
.099
5.537
.000
-.244
.705
.089
.727
.020
.882
37.011
.000
.987
.989
.596
Sumber: Data diolah
Uji parsial dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keempat variabel bebas mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap PAD. Keempat variabel tersebut adalah pajak daerah (X1), retribusi daerah (X2), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (X3) dan lain-lain PAD yang sah (X4). Hasil ini dapat dilihat dari nilai signifikansi t < 0,05 (5%) dan dilihat dari t
hitung
>t
tabel
=
2,037 maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
156
Adanya pengaruh sumber-sumber penerimaan daerah (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lainlain PAD yang sah) terhadap PAD Kabupaten Tulungagung ini disebabkan karena sember-sumber penerimaan daerah tersebut mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung. KESIMPULAN Sumber-sumber penerimaan daerah yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah Kabupaten Tulungagung tahun anggaran 2010 sampai 2012 menunjukkan tingkat efektifitas yang sangat baik. Hal ini terbukti dari tingkat efektifitas yang dicapai sumber-sumber penerimaan daerah tersebut melebihi 100% setiap tahunnya. Kontribusi sumber-sumber penerimaan daerah Kabupaten Tulungagung memiliki proporsi yang berbeda. Selama tahun anggaran 2010 sampai 2012 lainlain PAD yang sah memberikan kontribusi terbesar dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung, kontribusi terbesar kedua diberikan oleh pajak daerah kemudian retribusi daerah memberikan kontribusi terbesar ketiga. Sedangkan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memberikan kontribusi terendah dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji t (uji parsial) menunjukkan bahwa variabel bebas yang meliputi Pajak Daerah (X1), Retribusi Daerah (X2), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (X3) dan Lain-lain PAD yang Sah (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat PAD (Y) Kabupaten Tulungagung. Sedangkan berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji F (uji simultan) menunjukkan bahwa sumber-sumber penerimaan daerah secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap PAD Kabupaten Tulungagung. Adanya pengaruh sumber-sumber penerimaan daerah (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah) terhadap PAD Kabupaten Tulungagung ini disebabkan karena sember-sumber penerimaan daerah tersebut mampu
157
memberikan kontribusi dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung. Sumber-sumber penerimaan daerah tersebut mempunyai peran penting dalam meningkatkan PAD Kabupaten Tulungagung. SARAN Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung sebaiknya berkomitmen dalam mencapai target-target yang telah direncanakan. Khususnya dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah, retibusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah karena dengan peningkatan sumber-sumber penerimaan daerah tersebut akan berpengaruh pada peningkatan PAD Kabupaten Tulungagung. Untuk meningkatkan kontribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dalam meningkatkan PAD, pemerintah Kabupaten Tulungagung perlu
melakukakan
upaya
peningkatan
profesionalisme,
efisiensi
dan
profitabilitas pada perusahaan daerah. Selain itu pemerintah Kabupaten Tulungagung perlu menjalin kerjasama lebih luas dengan perusahaanperusahaan swasta. Pemerintah Kabupaten Tulungagung juga perlu mengadakan sosialisasi mengenai potensi daerah yang ada di Kabupaten Tulungagung, sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui dan investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya. Contohnya sosialisasi mengenai potensi wisata, perkebunan, pertanian, perikanan, industri kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Tulungagung. Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini, salah satunya adalah tahun penelitian yang hanya terbatas sampai 3 tahun atau 36 bulan. Oleh sebab itu diperlukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, karena hasil yang diperoleh bisa saja berbeda apabila dilakukan pada daerah lain di Indonesia. Untuk itu pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dalam kurun waktu lebih dari 3 tahun.
158
DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Dina. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Empiris pada Propinsi Bengkulu). Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Gusfahmi, 2007. Pajak menurut Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Halim, Abdul, 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Juri, H. Mat, 2012. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda. Jurnal Eksis. Vol. 8 No. 1: 2001-2181. Kurniawan, Septian Dwi, 2010. Pengaruh Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Mahmudi, 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga. Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV Andi Offset. ______, 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: CV Andi Offset. Marihot, P. Siahaan, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota. Siregar, Amri, 2009. Pengaruh Tingkat Efektivitas Pajak dan Retribusi Daerah Sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumatra Utara. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Undang-undang Republik Indonesia Pemerintahan Daerah.
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.