LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN Rhizophora mucronata PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS THE RATE OF LEAF LITTER DECOMPOSITION Rhizophora mucronata AT DIFFERENT LEVELS OF SALINITY Dibimbing : 1. Dr. Sunarto, S.Pi., M.Si. 2. Eri Bachtiar, S.Si., M.Si. Moh. Arie Setiawan Universitas Padjadjaran Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui laju dekomposisi dan kandungan unsur hara nitrogen (N), fosfor (F) dan karbon (C) yang terdapat pada serasah daun Rhizophora mucronata pada berbagai tingkat salinitas. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan November–Desember 2012. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan perlakuan salinitas 5 ppt, 15 ppt, 25 ppt dan 35 ppt. Pengambilan sampel serasah daun Rhizopora mucronata dilakukan langsung dari lingkungan ekosistem mangrove yang ada disekitar pesisir Pantai Blok Tegur, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu. Parameter yang diamati meliputi laju dekomposisi dan kandungan unsur hara karbon, nitrogen dan fosfor. Berat serasah yang digunakan adalah 15 gr tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan laju dekomposisi yang tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 25 ppt yaitu 0,0870. Kandungan unsur karbon, nitrogen dan fosfor yang terendah terdapat pada tingkat salinitas 5 ppt yaitu berturut-turut sebesar 52,8 mg/L, 0,051% dan 0,022 mg/L. Sedangkan kandungan unsur karbon, nitrogen dan fosfor tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 35 ppt yaitu 88 mg/L, 0,078% dan 0,028 mg/L. . Kata kunci : Laju dekomposisi, Rhizopora mucronata, Unsur hara, Salinitas
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
Abstract The purpose of this study was to determine the rate of decomposition and nutrient content of nitrogen (N), phosphorus (F) and carbon (C) contained in the leaf litter of Rhizophora mucronata at different levels of salinity. The study was conducted at the Laboratory of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Padjadjaran from November-December 2012. The experiment was conducted the experimental method of salinity 5 ppt, 15 ppt, 25 ppt and 35 ppt. leaf litter Rhizophora mucronata was from the environment around the existing mangrove coast of Block scolds, Pasekan district, Indramayu regency. Rate of decomposition and nutrient content of carbon, nitrogen and phosphorus. Other was obsrved litter weight that used was 15 g per treatment. The results showed that decomposition rate was highest at 25 ppt salinity level is 0.0870. The content of the element carbon, nitrogen and phosphorus contained in the lowest level of 5 ppt salinity, respectively for the 52.8 mg / L, 0.051% and 0.022 mg / L. While the content of the element carbon, nitrogen and phosphorus was highest at 35 ppt salinity level of 88 mg / L, 0.078% and 0.028 mg / L. Keywords: The rate of decomposition, Rhizophora mucronata, Nutrients, Salinity
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
PENDAHULUAN
faktor fisik dan faktor-faktor biologis
Ekosistem mangrove adalah suatu
dan di antara kedua faktor ini, faktor
lingkungan yang mempunyai ciri
biologis mempunyai peran yang
khusus karena lantai hutannya secara
lebih besar dibanding faktor fisik.
teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi
oleh
salinitas
Kadar salinitas jenis tegakan
serta
Rhizopora mucronata berkisar antara
fluktuasi ketinggian permukaan air
32 – 36 ppt, pada saat keadaan air
karena adanya pasang surut air laut
laut tidak mengalami pasang surut
(Duke, 1992).
(Arief, 2003).
Menurut Sutedjo dkk., (1991) proses
dekomposisi
tumbuhan
bahan-bahan
dipengaruhi
oleh
Pada dasarnya, serasah yang dihasilkan oleh hutan mangrove antara
lain
mengandung
unsur
kandungan lignin dan lilin dalam
makro, contohnya nitrogen, fosfor
bahan tumbuhan, suplai nitrogen,
dan karbon yang tinggi dan akan
kondisi lingkungan, aerasi tanah,
larut
kelimpahan
menunjang
suhu
mikroorganisme,
udara.
Untuk
dan dapat
dalam air
fitoplankton.
sehingga
proses
pertumbuhan
Fitoplakton
produsen
terdapat
dalam hutan mangrove,
memfiksasi karbon lewat fotosintesis
serasah tersebut perlu didekomposisi
dan sekaligus menyediakan energi
terlebih dahulu menjadi bahan lain
bagi organisme konsumen. Pada
yang dapat menjadi sumber makanan
jenjang tropik berikutnya yang lebih
bagi organisme tersebut. Adapun
tinggi,
jenis organisme yang terdapat dalam
berlaku sebagai sumber makanan
ekosistem
bagi
terdiri atas
di
sebagai
dimanfaatkan oleh organisme yang
mangrove
utama
dapat
konsumen
konsumen
perairan
primer
akan
sekunder
dan
organisme baik yang cukup besar
seterusnya sampai pada konsumen
seperti kepiting, serangga maupun
puncak.
yang kecil seperti bakteri dan fungi.
berjalan dengan baik merupakan
Menurut Aksornkoae dan Khemnark
kemampuan daya dukung ekosistem
(1984) dalam proses dekomposisi
mangrove sebagai penyedia sumber
serasah terjadi asosiasi antara faktorProgram Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
Proses
tersebut
apabila
energi
dan
nursery
ground.
(Mahmudi dkk, 2008).
yaitu pada tingkat salinitas 5 ppt, 15 ppt, 25 ppt dan 35 ppt.
Tujuan penelitian ini adalah
Pengambilan Sampel
mengukur laju dekomposisi serasah
Pengambilan sampel serasah
daun Rhizophora mucronata pada
daun Rhizopora mucronata diambil
berbagai
salinitas,
langsung di lingkungan ekosistem
mengetahui kandungan unsur hara
mangrove yang ada disekitar pesisir
nitrogen (N), fosfor (F) dan karbon
Pantai
(C) yang terdapat pada serasah daun
Pasekan,
Rhizophora
Jawa Barat.
tingkat
mucronata
yang
mengalami proses dekomposisi pada
Tegur,
Kecamatan
Kabupaten
Indramayu,
Parameter yang diamati
berbagai tingkat salinitas.
Serasah daun dari tiap tingkat salinitas
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode
Blok
eksperimental
yang
telah
diketahui
beratnya, kemudian dihitung laju
dimana
dekomposisinya. Lalu analisis unsur
laju
hara karbon, nitrogen dan fosfor pada
dekomposisi serasah dua bulan yang
sampel air hasil dari selama proses
dilakukan
Ilmu
dekomposisi. Analisis unsur hara
Kelautan. Adapun tingkat salinitas
dilakukan setiap dua minggu selama
yang telah ditentukan adalah 5 ppt,
dua bulan.
15 ppt, 25 ppt dan 35 ppt. Berat
dilakukan
pengamatan
di
laboratorium
Perhitungan
serasah yang digunakan adalah 15 gr
Dekomposisi
tiap perlakuan. Pengukuran salinitas
Laju
Laju
dekomposisi
dilakukan tiga kali dalam sehari.
dihitung
Perlakuan awal
rumus Olson, 1963 adalah :
tersebut
pengenceran dari air
berdasarkan laut
yang
Dimana : Xt
memiliki tingkat salinitas 40 ppt, sehingga didapat hasil pengenceran
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
menggunakan
Xt/Xo = e-kt
Perlakuan terhadap tingkat salinitas
dengan
serasah
= Berat serasah setelah periode pengamatan ke-t
Xo
= Berat serasah awal
e
= Bilangan logaritma (2,72)
t
= Periode pengamatan
metode titrasi dapat dihitung dengan
k
= Laju dekomposisi
menggunakan rumus sebagai berikut: C x V1 x V3 W x V2 x 10
Unsur
Karbon,
Nitrogen
dan Fosfor
Keterangan :
Karbon (C)
C
= Konsentrasi
Perhitungan untuk analisis
V3
= Volume Uji
kadar unsur karbon menggunakan
V1
= Volume Awal
karbon
titrasi.
W
= Berat Sampel
sebagai
V2
= Volume Contoh
A.
terlarut
Adapun
metode
perhitungannya
Analisis Data
berikut :
Data yang diperoleh berupa 1000
X cc NaOH x 44 mg/l
cc sampel B.
menggunakan
Penetapan Total Nitrogen dengan Metode Mikro Kjeldahl (AOAC, 2005). Adapun untuk perhitungannya sebagai berikut :
Berat sampel
b = ml HCl blanko Fosfor (P)
hara
karbon,
Rhizopora
mucronata.
Kemudian dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot kering sisa serasah daun mucranata
(R.
mucronata) yang telah mengalami beberapa lama masa dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas dari
Perhitungan untuk analisis kadar unsur fosfor menggunakan fosfat
daun
Rhizopora
Keterangan: a = ml HCl sampel
senyawa
unsur
dan
Laju dekomposisi
ml asam x N asam x 1.4007
C.
dekomposisi
nitrogen dan fosfor pada serasah
Perhitungan untuk analisis nitrogen
laju
kandungan
Nitrogen (N)
unsur
nilai
terlarut
dengan
hari ke 15 sampai hari ke 60 terjadi penurunan bobot kering (Tabel 1). Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa selama pengamatan
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
hari ke 60 sisa serasah daun yang terbanyak
terdapat
pada
Dan
dari
data
diatas
tingkat
menunjukan bahwa sisa bobot kering
salinitas 5 ppt yaitu sebesar 10,67 gr
serasah daun R. mucronata pada
bobot kering. Adapun sisa bobot
berbagai tingkat salinitas dari awal
kering serasah daun terkecil, yaitu
sampai ke hari 15 itu mengalami
sebesar 8.84 gr didapatkan pada
proses dekomposisi paling besar.
serasah daun yang mengalami proses dekomposisi pada salinitas 25 ppt. Tabel 1. Berat Sisa Serasah Daun Rhizopora mucronata Salinitas
Berat Serasah Daun Setiap Waktu Pengamatan (g)
(ppt)
Awal
15 Hari
30 Hari
45 Hari
60 Hari
5
15
13,27
11,88
11,33
10,67
15
15
12,79
11,25
10,41
10,18
25
15
12,45
11,35
9,32
8,84
35
15
12,21
11,36
10,99
9,32
Hal ini dikarenakan pengaruh dari
kelimpahan
(dekomposer)
bakteri
tersebut.
Menurut
terbesar yaitu 0,0870 gram/tahun. Berdasarkan data pada Tabel 2. dapat dijelaskan
bahwa
dari
keempat
Wijiyono (2009) menyatakan bahwa
tingkat salinitas menunjukan bahwa
banyaknya kelimpahan bakteri pada
pada tingkat salinitas 25 ppt lebih
minggu awal tersebut menyebabkan
cepat terdekomposisi sehingga laju
tingginya laju dekomposisi. Pada
dekomposisinya lebih tinggi dari
tingkat salinitas 5 ppt sisa bobot
pada tingkat salinitas yang lainnya.
keringnya yang tertinggi yaitu 10,67
Nilai laju dekomposisi serasah daun
gram
dekomposisinya
R. mucronata mengalami perbedaan
terendah yaitu 0,0560 gram/tahun.
grafik nya. Pada tingkat salinitas 5
Berbeda
ppt
dan
laju
dengan
pada
tingkat
menunjukan
nilai
laju
salinitas 25 ppt bahwa pada tingkat
dekomposisi terendah dan tingkat 25
salinitas
ppt
tersebut
sisa
bobot
keringnya terendah yaitu 8,84 gram sehingga
laju
dekomposisinya
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
menunjukan
dekomposisi tertinggi.
nilai
laju
Tabel 2. Laju Dekompisisi Rhizopora mucronata Salinitas
Laju
Laju Dekomposisi (gram/tahun)
(ppt)
15 Hari
30 Hari
45 Hari
60 Hari
5
0,0201
0,0383
0,0461
0,0560
15
0,0262
0,0473
0,0601
0,0637
25
0,0306
0,0438
0,0780
0,0870
35
0,0338
0,0457
0,0511
0,0780
dekomposisi
daun
penyusutan bobot kering serasah
Rhizopora mucronata pada tingkat
daun Rhizopora mucronata yang
salinitas 5 ppt yaitu 0,0560, tingkat
mengalami dekomposisi selama 15
salinitas 15 ppt yaitu 0,0637, tingkat
sampai dengan 60 hari pada semua
salinitas 25 ppt yaitu 0,0870 dan
tingkat salinitas, ini disebabkan oleh
tingkat salinitas 35 ppt yaitu 0,0782.
proses-proses
Laju
kehancuran serasah yang besar.
dekomposisi
serasah dapat
berdasarkan Laju Dekomposisi (gram/tahun)
dilihat
serasah
fisik
berupa
kecepatan 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 5 ppt
15 ppt 25 ppt 35 ppt Salinitas
Gambar 4. Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizopora mucronata Selama Penelitian Pada Berbagai Tingkat Salinitas Berbagai jenis hewan tersebut
akibatnya
penguraian
serasah
memecah serasah menjadi partikel-
tersebut oleh bakteri dan fungi
partikel
luas
menjadi lebih mudah. Ada perbedaan
permukaan menjadi lebih besar dan
sisa bobot serasah daun R.mucronata
kecil
sehingga
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
antara hasil yang ada di lapangan
pemegangan air serasah. Kedua,
(alam) dengan hasil yang ada di
fragmentasi atau pemecahan serasah
laboratorium.
penelitian
oleh hewan pemakan serasah dapat
Gultom, (2009) laju dekomposisi
meningkatkan luas permukaan untuk
serasah daun R. mucronata pada
penyerangan oleh mikroorganisme.
tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu 0,36,
Dengan makin berkurangnya ukuran-
tingkat salinitas 10-20 ppt yaitu 0,30,
ukuran partikel serasah atau bahan
tingkat salinitas 20-30 ppt yaitu 0,24
tumbuhan maka kehilangan bobot
dan tingkat salinitas >30 ppt yaitu
kering makin cepat karena diikuti
0,72. Hal ini dikarenakan tidak
penyerangan oleh fungi (Asiedu dan
adanya faktor makrobentos yang
Smith, 1973).
Hasil
memecah serasah daun tersebut. Makrobentos
berperan
sebagai
dekomposer awal yang mencacah serasah daun. Volume daun yang besar atau kecil memungkinkan cepat atau lambatnya proses dekomposisi serasah daun R. mucronata. Jadi dapat diasumsikan bahwa semakin besar volume daun maka semakin lama serasah daun tersebut dapat terurai.
Pemecahan
menjadi
daun-daun
komponen-komponen
serasah yang lebih kecil ukurannya mempercepat serasah
terjadi
dekomposisi
karena
pertumbuhan
dan
mikroorganisme
peningkatan perkembangan
yang
disebabkan
oleh dua cara. Pertama, pecahan serasah yang kompak menyebabkan kemudahan
dalam
kapasitas
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
Unsur
Karbon,
Nitrogen
dan
Fosfor Proses dekomoposisi terjadi dari hari ke 15 sampe hari ke 60. Serasah daun Rizhopora mucronata mengandung unsur anorganik seperti karbon, nitrogen dan fosfor. A.
Karbon Unsur
hara
karbon
pada
serasah daun Rhizopora mucranata (R.
mucronata)
mengalami
beberapa
yang lama
telah masa
dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas dari hari ke 15 sampai hari ke 60 (Tabel 3).
Tabel 3. Unsur Karbon Pada Serasah Daun Rhizopora mucronata Salinitas
Unsur Karbon (mg/L)
(ppt)
Serasah (mg)
15 Hari
5
272.2
52.8
15
272.2
70.4
25
272.2
35
272.2
30 Hari
45 Hari
60 Hari
52.8
52.8
70.4
70.4
70.4
74.8
79.2
79.2
79.2
88
88
88
88
52.8
Berbeda dengan di alam bahwa nilai
selama hari pengamatan menunjukan
persen
hasil yang tetap. Menurut Wijiyono
(%)
karbon
semakin
berkurang pada tiap tingkat salinitas.
(2009)
Menurut
kadar
aktivitas bakteri dan fungi yang tidak
karbondioksida di perairan dapat
menggunakan sumber karbon dari
mengalami penurunan akibat proses
serasah daun R. mucronata untuk
fotosintesis
diubah dalam bentuk biomassa. Jadi
Effendi
dan
(2003)
evaporasi
yang
terjadi. Dari hasil pengamatan yang
diduga
disebabkan
dapat
disimpulkan
unsur
karbon
bahwa
yang
oleh
kadar
terdapat
di
perairan tersebut tetap pada masing-
unsur karbon pada tingkat salinitas
masing tingkat salinitas.
Karbon (mg/L)
telah dipaparkan diatas bahwa kadar
300 200
15 Hari
100
30 Hari
0
45 Hari 60 Hari
Salinitas Gambar 5. Unsur Hara Karbon Pada Berbagai Tingkat Salinitas
Effendi
(2003)
mengemukakan
mikroba.
Kadar
karbondioksida
bahwa tingginya tingkat CO2 bebas
bebas yang dikehendaki tidak lebih
dalam air dihasilkan dari proses
dari
perombakan
terendah adalah 2 mg/L. Kandungan
bahan
organik
dan
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
12
mg/L
dan
kandungan
CO2 bebas diperairan tidak lebih dari
B.
Nitrogen
25mg/L dengan catatan kadar O2
Unsur hara nitrogen pada
terlarut cukup tinggi. Bisa dilihat
serasah daun Rhizopora mucranata
ambang toleransi unsur karbon dalam
(R.
air adalah 12 mg/L dibandingkan
mengalami
dengan hasil yang didapat pada
dekomposisi pada berbagai tingkat
penelitian ternyata kadar karbon
salinitas dari hari ke 15 sampai hari
tersebut
ke 60 (Tabel 4).
melebihi
ambang
batas
mucronata) beberapa
yang lama
telah masa
kadar karbon disuatu perairan. Tabel 4. Unsur Nitrogen Pada Serasah Daun Rhizopora mucronata Salinitas
Unsur Nitrogen (%)
(ppt)
Serasah
15 Hari
30 Hari
45 Hari
60 Hari
5
0.64
0.025
0.025
0.051
0.051
15
0.64
0.029
0.030
0.057
0.057
25
0.64
0.032
0.032
0.064
0.064
35
0.64
0.036
0.036
0.078
0.078
Dari data pada Tabel 4 dapat dijelaskan
unsur
salinitas 5 ppt. Kadar unsur hara
nitrogen yang terdapat dalam serasah
nitrogen yang kecil pada serasah
daun
hari
daun Rhizopora mucronata yang
pengamatan ke 60 pada tingkat
mengalami dekomposisi pada tingkat
salinitas 5 ppt yaitu 0,051%, tingkat
salinitas 5 ppt. Hal ini diperkirakan
salinitas 15 ppt yaitu 0,057%, tingkat
karena pada tingkat salinitas ini
salinitas 25 ppt yaitu 0,064% dan
pelepasan unsur nitrogen dari serasah
tingkat salinitas 35 ppt yaitu 0,078%.
ke perairan lebih kecil dibanding
Sehingga kadar unsur nitrogen yang
pelepasannya dari serasah daun yang
tertinggi yaitu 0,078% yang terdapat
mengalami proses dekomposisi pada
pada
tingkat salinitas 15, 25 dan 35 ppt.
R.
bahwa
kadar
terendah yaitu 0,051% pada tingkat
mucronata
tingkat
salinitas
pada
35
ppt.
Sedangkan kadar unsur nitrogen
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
0,8
Nitrogen (%)
0,6 0,4
15 Hari
0,2
30 Hari
0
45 hari 60 Hari
Salinitas Gambar 6. Unsur Hara Nitrogen Pada Berbagai Tingkat Salinitas Dalam hal ini kenaikan kadar
disebabkan tidak mudahnya senyawa
nilai unsur nitrogen pada tiap tingkat
nitrogen
larut.
salinitas terlihat dari hari ke 15
nitrogen
juga
sampai hari ke 30 itu sama, tetapi
karena terjadi transformasi nitrogen
pada pengamatan hari ke 45 itu
secara mikrobiologis yaitu proses
terjadi peningkatan nilai kadar unsur
amonifikasi
nitrogen, kemudian sampai pada
terbentuknya amonia selama proses
pengamatan hari ke 60 nilai kadar
dekomposisi serasah daun. Menurut
unsur
Effendi (2003) menyatakan bahwa
nitrogen tidak
perubahan kandungan
(tetap). unsur
mengalami Tingginya
dapat
nitrogen
jenis
unsur
disebabkan
dimana
organisme
nitrogen
memanfaatkan nitrogen pada daun
diduga disebabkan oleh adanya peran
dan mengeluarkan tinja (kotoran)
dari
dari organisme tersebut.
aktivitas
hara
beberapa
Tingginya
bakteri.
Menurut
Steinke et al, (1983) tingginya kandungan
unsur
nitrogen
mengelompokan tingkat kesuburan
disebabkan oleh kemampuan bakteri
perairan. Perairan oligtrofik memiliki
nitrogen
daun
kadar nitrat antara 0 – 5 mg/L,
mangrove untuk melakukan fiksasi
perairan mesotrofik memiliki kadar
nitrogen. Menurut Melillo et al,
nitrat antara 1 – 5 mg/L, dan perairan
(1982) kenaikan kandungan unsur
eutrofik memiliki kadar nitrat yang
hara
berkisar antara 5 – 50 mg/L (
pada
nitrogen
hara
Nitrat dapat digunakan untuk
serasah
selama
masa
dekomposisi pada tingkat salinitas Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
Effendi, 2003).
C.
Dari Tabel 5 dapat dijelaskan
Fosfor Unsur
hara
fosfor
pada
bahwa kadar unsur fosfor yang
serasah daun Rhizopora mucranata
terdapat dalam serasah daun R.
(R.
telah
mucronata pada pengamatan dari
masa
hari ke 15 sampai hari ke 60
dekomposisi pada berbagai tingkat
didapatkan data kadar unsur fosfor
mucronata)
mengalami
yang
beberapa
lama
salinitas dari hari ke 15 sampai hari ke 60 (Tabel 5). Tabel 5. Unsur Fosfor Pada Serasah Daun Rhizopora mucronata Salinitas
Unsur Fosfor (mg/L)
(ppt)
Serasah
15 Hari
30 Hari
45 Hari
60 Hari
5
1.62
0.019
0.021
0.021
0.022
15
1.62
0.021
0.023
0.023
0.023
25
1.62
0.027
0.026
0.027
0.025
35
1.62
0.028
0.027
0.028
0.028
mengalami proses dekomposisi pada
terkecil, yaitu sebesar 0,022 mg/L.
berbagai
Sedangkan
tingkat
salinitas
kadar
unsur
fosfor
menunjukkan pola yang sama dengan
serasah daun R. mucronata yang
pola kadar unsur hara N, yaitu kadar
mengalami proses dekomposisi pada
unsur hara fosfor meningkat dengan
tingkat
peningkatan salinitas. Kadar unsur
tertinggi, yaitu 0,028 mg/L. Kadar
hara
R.
unsur fosfor diperairan biasanya
mucronata pada hari pengamatan ke
relatif lebih sedikit daripada kadar
60 pada tingkat salinitas 5 ppt yaitu
unsur nitrogen. Laju dekomposisi
0,022 mg/L, tingkat salinitas 15 ppt
yang
yaitu 0,023 mg/L, tingkat salinitas 25
pelepasan unsur hara fosfor lebih
ppt yaitu 0,025 mg/L dan tingkat
besar, demikian pula sebaliknya.
salinitas 35 ppt yaitu 0,028 mg/L.
Kadar unsur hara fosfor pada tingkat
Sehingga kadar unsur fosfor (P) yang
salinitas 5 ppt, 15 ppt, dan 35 ppt
mengalami proses dekomposisi pada
mengalami peningkatan dalam tiap
tingkat salinitas 5 ppt adalah yang
tingkatan salinitas tersebut.
fosfor
serasah
daun
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
salinitas
cepat
35
dapat
ppt
adalah
menyebabkan
Kadar unsur fosfor yang mengalami
salinitas 10 - 20 ppt terjadi kenaikan
peningkatan dikarenakan kadar fosfat
kandungan unsur hara P mulai hari
yang tinggi berasal dari penguraian
ke-
senyawa
–
senyawa
60
sampai
105.
Menurut
organik
Wijiyono (2009) terjadinya kenaikan
contohnya seperti hewan, tumbuhan
kandungan unsur hara fosfor diduga
dan sebagainya. Hasil penelitian
disebabkan
Wijiyono (2009) pada salinitas 0 - 10
dekomposisi
ppt terjadi kenaikan kandungan unsur
menyebabkan pelepasan unsur hara P
hara P pada hari ke- 60 dan 90
lebih besar dari pada pelepasan
kemudian
fosfor
mengalami
penurunan
oleh
adanya yang
ke
laju tinggi
lingkungan.
Fosfor (mg/L
pada hari ke- 105. Pada tingkat 2 1,5 1 0,5 0
15 Hari 30 Hari 45 Hari 60 Hari
Salinitas Gambar 7. Unsur Hara Fosfor Pada Berbagai Tingkat Salinitas Berbeda
dengan
pada
tingkat
dekomposisi. Penurunan kandungan
salinitas 25 ppt dimana unsur fosfor
unsur hara fosfor pada serasah daun
tersebut
penurunan.
mangrove disebabkan penggunaan
Menurut Wijiyono (2009) penurunan
fosfor oleh bakteri yang digunakan
kandungan unsur hara fosfor pada
untuk pertumbuhan.
mengalami
serasah daun yang mengalami proses
Kadar fosfat total perairan
dekomposisi pada tingkat salinitas 25
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
ppt diperkirakan adanya unsur hara
perairan dengan tingkat kesuburan
fosfor yang dilepaskan ke lingkungan
rendah yang memiliki kadar fosfat
lebih besar dari pada pelepasan dari
total berkisar antara 0 – 0,02 mg/L.
serasah daun yang mengalami proses
Perairan dengan tingkat kesuburan
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
sedang yang memiliki kadar fosfat
Saran
total berkisar antara 0,021 – 0,05
1.
mg/L.
perairan
dengan
kesuburan tinggi
yang
tingkat
Perlu dilakukan identifikasi dan isolasi
memiliki
bakteri
(dekomposer)
pada serasah daun mangrove
kadar fosfat total berkisar antara 0,05
untuk
–
2003).
mikroorganisme yang berperan
Berdasarkan klasifikasi diatas kadar
dalam pendekomposisian pada
unsur
serasah
0,1
mg/L
(Effendi,
fosfat
diperairan
tersebut
merupakan perairan dengan tingkat kesuburan sedang yaitu kadar fosfat
mengetahui
daun
jenis
Rhizopora
mucronata. 2.
Perlu digunakan aerasi pada
total dengan nilai kisaran 0,021 –
akuarium
0,05 mg/L.
dekomposer
untuk
SIMPULAN DAN SARAN
mendekomposisikan
bahan
Simpulan
organik
1.
Laju dekomposisi serasah daun
serasah
Rhizopora
mucronata.
mucronata
yang
trtinggi diperoleh pada tingkat salinitas 25 ppt yaitu 0,0870. 2.
Kandungan nitrogen
unsur dan
fosfor
karbon, yang
terendah terdapat pada tingkat salinitas 5 ppt yaitu berturutturut sebesar 52,8 mg/L, 0,051% dan 0,022 mg/L. Sedangkan kandungan
unsur
karbon,
nitrogen dan fosfor tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 35 ppt yaitu 88 mg/L, 0,078% dan 0,028 mg/L.
yang
yang
digunakan
terdapat
daun
pada
Rhizopora
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Dr. Ir. Sunarto M.Si., selaku ketua komisi pembimbing, terima kasih juga
disampaikan
kepada
Eri
Bachtiar, S.Si., M.Si., selaku anggota komisi
pembimbing,
serta
Yeni
Mulyani, S.Si. M.Si selaku dosen penelaah. DAFTAR PUSTAKA Arief, A. 2003. Hutan Mangrove. Penerbit Kanisius. Jakarta Aksornkoae, S., dan C. Khemnark. 1984. Nutrient Cycling in Mangrove Forest of
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
Thailand. Hlm. 545 – 557 dalam Proc. As. Symp. Mangr. Env. Res. And Manag. E. Soepadmo, A. N. Rao dan D. J. Macintosh (Peny.). University of Malaya & UNESCO. Kuala Lumpur. Duke,
N. C. 1992. Mangrove Floristics and Biogeography. Hlm. 63 – 100 dalam Tropical Mangrove Ecosystems. A. I. Robertson dan D. M. Alongi (Peny.). American Geophysical Union. Washington D. C.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Gultom, I. M. 2009. Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizopora mucronata Pada Berbagai Tingkat Salinitas. Skripsi. USU. Medan. Jensen, V. 1974. Decomposition of Angiosperm Tree Leaf Litter. Hlm. 69 – 104 dalam Biology of Plant Litter Decomposition. Vol ke-1. C. H. Dickinson dan G. J. F. Pugh (Peny.). Academic Press. London, New York. Kabul, S. E. 2000. Kandungan Zat Hara Di Perairan Teluk Lampung pada Bulan Agustus dan September 1999. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor
Program Strata I Ilmu Kelautan e-mail :
[email protected]
Mellilo, J. M, J. D. Ader dan J. F. Muratore. 1982. Nitrogen and Lignin Control of Hardwood Leaf Litter Decomposition Dynamics. Ecology. 63: 621 626. Mohammad Mahmudi, Kadarwan Soewardi, Cecep Kusmana, Hartrisari Hardjomidjojo dan Ario Damar. 2008. Laju Dekomposisi Serasah Mangrove dan Kontribusinya Terhadap Nutrien di Hutan Mangrove Reboisasi. Dalam Jurnal Penelitian Perikanan Vol II No 1 : 19-25. Malang. Jawa Timur. Steinke, T. D., G. Naidoo dan L. M. Charles. 1983. Degradation of Mangrove Leaf Litter and Stein Tissues in Situ in Megeni Estuary. South Africa. In Teas, H. J. (ed): Task For Vegetation Science. 8: 141 - 149. Sutedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra, Rd. S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. P.T. Rineka Cipta. Jakarta. Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di Teluk Tapian Nauli. Tesis. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA USU. Medan