Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan Risna Afri Yanti: Interaksi Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam
Interaksi Kompos dan Dolomit: Efek Interaksi Perlakuan Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam terhadap Kadar Ca-dd, Al-dd, dan P-Bray II dalam Tanah
Compost and Dolomite Interaction: The Interaction effects of Compost and Dolomite on Very Acid Soils to Ca-exch, Al-exch, and P-Bray II Concentrations in Soils Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan Risna Afri Yanti Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
Abstract The aim of this research is to study the interaction effect of compost and dolomite treatments on very acid soils to concentration of Ca and Al exchangeable and P available or (P-Bray II) in soils. The experiment was conducted in green house, plant and soil analysis were done in Central Laboratory at USU Agricultural Faculty Medan. This experiment used factorial randomized complete block design with two factor and three replications. The first treatment factor is compost treatments with five level, that are blank 12.5 g, 25.0 g, 37.5 g and 50.0 g compost/5 kg of soil, second factor is dolomite treaments, that are blank 50 g and 100 g dolomite/5 kg soil. Compost was made from durian husk pulp that to be decomposited as long as 75 days with C/N ratsio 12.2. Soils were collected from top soil layer (0-20 cm) on Ultisols area; soil samples are mixed and dried in room, then it be sift with 2 mm sieve. That soil was weighting 5 kg equivalent with oven dried for 45 units experiment. Every soil unit treated with one liter H2SO4 1N and soil pH became bellow 4.0 value; and treated with 1.667 g Urea, 2.778 g SP-36 and 1.667 g KCl as a basic fertilizer. All treatments mixed in any soils unit and incubated during seven days. And any soils unit to be analysis for Ca and Al exchangeable and P-Bray II. Some results from this research are the interaction effects of compost and dolomit treatments get on soil available P, and do not happen on exchangeable Ca and Al conentrations.The increased of soils excangeable Ca because of dolomit treatments, and compost treatments did not effect on soils exchangeable Ca. The decreased of soils exchangeable Al because of dolomit treatments, and by compost treatments at certain levels. The treatment of dolomit at moderate level (50 g/5 kg increased the concentration of soils available P. Keywords: interaction, compost, dolomite, acid soil, Ca and Al exch., P-Bray II Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari efek interaksi perlakuan kompos dan dolomit terhadap kadar Ca dan Al dapat ditukar, dan P tersedia(P-Bray II) dalam tanah. Percobaan dilakukan di rumah kaca, analisis tanaman dan tanah di laboratorium sentral Fakultas Pertanian USU Medan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor perlakuan pertama adalah pemberian kompos sebanyak lima taraf, yaitu 0 g (C0), 12,5 g (C1),25,0 g (C2), 37,5 g (C3), dan 50 g kompos/5kg tanah (C4), faktor kedua adalah pemberian dolomit tiga taraf, yaitu tanpa dolomit (L0), 50 g (L2) dan 50 g dolomit / 5 kg tanah(L2). Kompos berasal dari kulit durian yang dikomposkan selama 75 hari dengan nisbah C/N = 12,2. Tanah sebagai media percobaan berasal dari koleksi lapisan tanah atas (0-20 cm) pada area Ultisol; tanah dicampur rata, dikeringudarakan, diayak dengan ayakan 2 mm, kemudian ditimbang seberat 5 kg setara berat kering tanur sebanyak 45 unit. Masing-masing unit diberi pupuk dasar berupa 1,667 g Urea, 2,778 g SP-36 dan 1,667 KCl, kemudian diasamkan dengan memberikan satu liter H2SO4 1N sehingga pH mencapai di bawah 4,0. Setelah seminggu dianalisis pH tanah, kadar C dan N total tanah. Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu efek interaksi
Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan Risna Afri Yanti: Interaksi Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam
perlakuan kompos dan dolomit terjadi pada P tersedia tanah. Tidak terjadi efek interaksi antara perlakuan kompos dan dolomit terhadap kadar Ca-dd dan kadar Al-dd. Peningkatan kadar Cadd tanah dominan akibat perlakuan bahan kapur dolomit, sedangkan perlakuan kompos tidak berpengaruh pada kadar Ca-dd. Penurunan Al-dd terjadi akibat perlakuan dolomit, sedangkan perlakuan kompos pada taraf tertentu dapat menurunkan kadar Al-dd tanah. Perlakuan dolomit sampai tingkat sedang (50 g dolomit/5 kg tanah) meningkatkan P tersedia tanah. Kata kunci: kompos, dolomit, tanah masam, Ca dan Al dapat ditukar, P-Bray II
Pendahuluan Tanah sangat asam pada umumnya terdapat pada daerah bercurah hujan tinggi atau di daerah tropik basah terutama pada ordo tanah Oxisol dan Ultisol (Sanchez, 1976, Lopulisa, 2004). Pertumbuhan banyak tanaman pada tanah asam atau sangat asam terhambat dan efisiensi penggunaan pupuk menurun (Lahuddin. 2000). Banyak faktor peyebab kerdilnya pertumbuhan tanaman pada tanah asam. Faktor penyebab yang langsung menghambat pertumbuhan tanaman adalah keracunan aluminium, defisiensi magnesium, kalsium dan molibdenum (Kamprath, 1972). Selain itu tanaman dapat mengalami keracunan akibat tingginya kadar Mn pada tanah asam (Foy, 1964). Sampai saat ini dalam memperbaiki tanah asam dilakukan pengapuran. Bahan untuk pengapuran adalah kalsium karbonat (CaCO3) dan dolomit {(Ca, Mg)2CO3}, yang berasal dari penambangan batuan endapan kapur. Efektivitas bahan kapur ini tergantung pada tingkat kehalusannya, kehalusan yang cukup baik adalah butir kapur yang lolos dengan ayakan lebih dari 60 mesh, dan lebih baik dengan ayakan 100 mesh (William, 1960). Tujuan pengapuran adalah penetralan aluminium dapat ditukar, hidrogen dan mangan dapat ditukar, dan mensuplai Ca dan Mg (Kamprath, 1972). Kandungan bahan organik tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesuburan tanah. Tanah-tanah di daerah tropik basah seperti dikemukakan di atas, memiliki bahan organik yang rendah, hal ini disebabkan tingginya suhu tanah dan laju dekomposisi
(Sanchez, 1976). Pemberian pupuk organik seperti kompos bertujuan untuk meningkatkan bahan organik yang memberikan banyak manfaat bagi tanah, antara lain mensuplai nitrogen, dan sulfur, meningkatkan serapan P oleh tanaman, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan pengikatan air yang tersedia bagi tanaman (Greenland and Dart, 1972). Berdasarkan uraian di atas perlu dipelajari manfaat atau efek perlakuan kombinasi antara kompos dan kapur dolomit terhadap sifat-sifat kesuburan tanah seperti, kadar Ca dan Al dapat ditukar dan P tersedia tanah.
Bahan dan Metode Percobaan dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian USU, tanah dianalisis secara kimia di Laboratoirum Sentral Fakultas Pertanian USU Medan. Tanah percobaan berasal dari desa Mancang Kabupaten Langkat Sumatera Utara pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning (setara Ultisol). Contoh tanah kesuburan dikoleksi pada kedalaman 0-20 cm, dicampur rata, setelah kering udara diayak dengan ayakan ukuran 2 mm. Kemudian tanah ditimbang untuk setiap unit pot percobaan seberat 5 kg setara kering tanur (oven). Setiap tanah unit percobaan diasamkan dengan satu liter H2SO4 1N untuk memperoleh pH di bawah 4,0 (sangat asam). Kulit durian untuk pembuatan kompos dikoleksi dari pasar buah. Pengkomposan dilakukan dalam ruangan tanpa cahaya matahari. Selama pengkomposan dijaga tetap lembab, dan
Jurnal Ilmu Pertanian KULTIVAR • Vol. 4 • No. 2 • September 2010
berlangsung selama sekitar 70 hari. Hasil analisis kompos adalah C = 24,45%, N = 2,01% dan C/N adalah 12,2. Sedangkan dolomit yang digunakan adalah pupuk dolomit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan ulangan tiga, yang terdiri dari faktor kompos lima taraf yaitu, 0 g (C0), 12,5 g (C2), 25,0 g, 37,5 g dan 50 g kompos setara kering tanur; faktor perlakuan dolomit tiga taraf masing-masing 0 g (L0), 50 g (L1) dan 100 g (L2). Pupuk dasar terdiri dari 1,667 g Urea, 2,778 g SP-36 dan 1,667 gram KCl sebagai pupuk dasar. Setiap kombinasi perlakuan dicampur rata pada setiap unit tanah percobaan, dan diinkubasikan selama satu minggu dengan mepertahankan kandungan air pada kapasitas lapang, kemudian tanah dianalisis untuk memperoleh parameter kadar Ca-dd, Al-dd, P-Bray II tanah.
Hasil dan Pembahasan
m.e. pada kombinasi C1L1), dan bila dibandingkan dengan Ca-dd pada C1L0 (6,2 m.e.) dan pada C0L1 (6,6 m.e.), kelihatan bahwa peningkatan ini lebih kuat disebabkan perlakuan dolomit, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Ca-dd pada C1L1 - Ca-dd pada C0L1 = 11,7 m.e. - 9,6 m.e. = 2,1 m.e., peningkatan Ca-dd sebesar 21,9% akibat peningkatan kompos. Ca-dd pada C1L1 - Ca-dd pada C1L0 = 11,7 m.e. – 6,2 m.e. = 5,5 m.e., peningkatan Ca-dd sebesar 88,7% akibat peningkatan dolomit. Peningkatan taraf dolomit sampai 100 g/5 kg tanah Ca-dd meningkat pada masing-masing taraf kompos tetapi peningkatan ini tidak sebesar pada peningkatan pada taraf 50 g dolomit. Peningkatan Ca-dd akibat dolomit dimungkinkan karena adanya pembebasan Ca++ dari dolomit dan mengisi kompleks pertukaran.
Kadar Ca-dd Dari hasil analisis sidik ragam pengaruh interaksi perlakuan kompos dan dolomit tidak nyata terhadt Ca-dd tanah. Kadar Ca-dd rataan pada masingmasing perlakuan taraf kompos kulit durian dan dolomit disajikan pada Tabel 1.
Kadar Al-dd Tanah Dari hasil analisis sidik ragam efek interaksi perlakuan kompos dan dolomit terhadap kadar Al- dd tanah tidak nyata. Kadar Al-dd rataan pada masing-masing perlakuan kompos dan masing-masing dolomit dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Kadar Ca-dd tanah rataan dengan perlakuan kompos dan dolomit
Tabel 2. Kadar Al-dd tanah rataan dengan perlakuan kompos dan dolomit
Taraf Kompos (g/5 kg tanah) 0,0 (C0) 12,5 (C1) 25,0 (C2) 37,5 (C3) 50,0 (C4)
Taraf Dolomit (g/5 kg tanah) 0 (L0) 50 (L1) 100 (L2) Ca-dd (m.e./100 g tanah) 6,4 9,6 14,1 6,2* 11,7 13,2 5,7 11,9 13,1 6,7 12,6 14,5 5,1 12,1 13,0
Catatan * = missing data Kelihatan bahwa peningkatan taraf perlakuan kompos pada tanpa dolomit (L0) tidak meningkatkan kadar Ca-dd, pada taraf 50 g dolomit (L1) meningkatkan Ca-dd (11,7
Taraf Kompos (g/5 kg tanah)
Taraf Dolomit (g/5 kg tanah) 0 (L0) 50 (L1) 100 (L2) Kadar Al-dd (m.e./100 g tanah)
0,0 (C0) 8.4 12,5 (C1) 6,5 25,0 (C2) 6,3 37,5 (C3) 7,5 50,0 (C4) 5,7 Catatan* = missing data
0,7* 0,6 0,2 0,2 0,2
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Kelihatan bahwa kadar Al-dd tanah cukup tinggi pada tanpa dolomit (L0) pada semua taraf kompos, dan Al ini menurun akibat peningkatan taraf dolomit, bahkan
Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan Risna Afri Yanti: Interaksi Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam
pada taraf 100 g dolomit penurunan kadar Al-dd mencapai 0,0 m.e. Kadar Al-dd tertinggi pada kombinasi C0L0 (8,4 m.e.) dan cendrung menurun pada taraf C1 (6,5 m.e. pada C1L0), pada taraf kompos tertinggi penurunan Al-dd tidak begitu nyata. Pada taraf 50 g dolomit Al-dd cendrung menurun akibat peningkatan taraf kompos. Kadar P tersedia Tanah (P-Bray II) Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terdapat efek interaksi perlakuan kompos dan dolomit terhadap P-Bray II. Kadar P tersedia tanah (P-Bray II) rataan pada masing-masing perlakuan kompos dan dolomit disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar P-Bray II rataan pada dengan perlakuan kompos dan dolomit Taraf Taraf Dolomit Kompos (g/5 kg tanah) (g/5 kg 0(L0) 50(L1) 100(L2) tanah) Kadar P-Bray II (ppm P) 0,0 (C0) 35,1 32,5 29,6 12,5 (C1) 36,9 37,8 38,0 25,0 (C2) 37,0 49,1 38,3 37,5 (C3) 37,0 48,2* 46,3 50,0 (C4) 37,2 49,7 45,6 Catatan*= missing data Kelihatan bahwa P-Bray II cendrung meningkat akibat peningkatan taraf kompos pada taraf 50 g dan 100 g dolomit, sedangkan pada tanpa dolomit peningkatan taraf kompos tidak meningkatkan kadar PBray II tanah. Peningkatan taraf dolomit sampai taraf dosis 50 g/5 kg tanah (L1) meningkatkan P-Bray II pada semua taraf kompos kecuali pada tanpa kompos (kelihatannya agak menurun), dan sampai taraf 100 g dolomit P-Bray II menurun pada semua taraf kompos kecuali pada taraf kompos 12,5 g (C1) peningkatan dolomit sampai taraf 100 g dolomit/5 kg tanah cendrung meningkatan kadar P-Bray II. Kadar P-Bray II pada kombinasi C1L2 38,3 ppm P, pada kombinasi C1L1 37,8 ppm P
dan pada kombinasi C0L2 kadar P-Bray II 29,6 ppm P, menunjukkan bahwa peningkatan P-Bray II lebih kuat akibat perlakuan kompos (dari C0 ke C2 pada L2)atau dari 29,6 ppm P ke 38,3 ppm P, dan dari 37,8 ppm P ke 38,3 ppm P (peningkatan dolomit). Kadar P-Bray II pada kombinasi C2L1 sebesar 49,1 ppm P lebih tinggi dibanding pada perlakuan C2L0 (37,0 ppm P) dan pada kombinasi C0L1 (37,8 ppm P), hal ini memperlihatkan bahwa peningkatan 49,1 ppm P lebih kuat diakibatkan peningkatan taraf kompos (0 sampai 25,0 g kompos pada taraf L1). Demikian juga pada perlakuan kombinasi C3L2 (46,3 ppm P), peningkatannya lebih kuat akibat perlakuan kompos. Uraian di atas menunjukkan bahwa peningkatan P tersedia tanah akibat kompos berlaku pada sangat masam yang telah dikapur, dengan kata lain peranan kompos terjadi pada tanah dengan keasaman yang rendah. Pada laporan penelitian pertama (Lahuddin, dkk, 2009), keasaman pada perlakuan tanpa dolomit pada semua taraf kompos sangat tinggi yaitu dengan pH berkisar 3,0 sampai 3,5; sehingga pada kondisi ini kompos tidak berperan dalam peningkatan P tersedia tanah. Sedangkan pada perlakuan dolomit pH tanah berkisar dari keasaman (pH) 5,4 sampai 7,0; dan pada kondisi ini terjadi peningkatan P tersedia akibat peranan kompos. Menurun atau rendahnya Al yang dapat dipertukarkan berasosiasi dengan menurunnya keasaman tanah, dan menurunnya Al-dd, sangat berasosiasi dengan meningkatnya kadar P-Bray II. Adanya peranan kompos dalam peningkatan kadar P-Bray II dan penurunan kadar Al dapat tertukar, kemungkinan disebabkan peranan asam-asam organik tertentu dalam menjerat Al yang aktif dalam larutan tanah. Aluminium aktif dalam bentuk Al(OH)+2 yang dijumpai pada kisaran pH sangat asam sampai agak netral (sekitar 3,5 – 6,5) sangat mudah bereaksi dengan asam-asam organik
Jurnal Ilmu Pertanian KULTIVAR • Vol. 4 • No. 2 • September 2010
membentuk senyawa kompleks (Bohn, et al, 1979; Dormaar, 1963).
Kesimpulan Efek interaksi perlakuan kompos dan dolomit terjadi pada P tersedia tanah. Tidak terjadi efek interaksi antara perlakuan kompos dan dolomit terhadap kadar Ca-dd dan kadar Al-dd. Peningkatan kadar Ca-dd tanah dominan akibat perlakuan bahan kapur dolomit, sedangkan perlakuan kompos tidak berpengaruh pada kadar Ca-dd. Penurunan Al-dd terjadi akibat perlakuan dolomit, sedangkan perlakuan kompos pada taraf tertentu dapat menurunkan kadar Al-dd tanah. Terjadi efek interaksi perlakuan kompos dan dolomit terhadap P tersedia tanah. Perlakuan dolomit sampai tingkat sedang (50 g dolomit/5 kg tanah) meningkatkan P tersedia tanah. Peranan kompos dalam meningkatkan P tersedia terjadi pada perlakuan dolomit, dan peningkatan P tersedia ini lebih dominan akibat perlakuan kompos. Saran Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan setiap taraf dosis kompos yang lebih tinggi, sehingga berkemungkinan efek interaksi dengan perlakuan kapur terhadap sifat-sifat tanah diharapkan dapat diperoleh. Dengan adanya efek interaksi dapat mengurang bahan kapur dalam memperbaiki kesuburan tanah.
Daftar Pustaka Bohn, Hinrich L., Brian L. McNeal and George A. O’Connor. 1979. Soil Chemistry. A Wiley-Interscience Publication. John Wiley & Sons. New York-Chichester-Brisbane-Toronto. Doormar, J. D. 1963. Humic Acid associated phosphorus in some soils of Alberta. Can. J. Soil Sci. 43:235-241. Foy, C. D. 1964. Toxic factors in acid soils of the Southeastern United States as related to the response of alfafa to lime.
Prod. Res. Report No. 80: A. R. S., U.S.D.A. Greendland, D. J. And P. J. Dart. 1972. Biological and organic aspect of plant nutrition in relation to needed research in tropical soils. Tropical Soils Research Seminar. International Institute of Agriculture, Ibadan, Nigeria. Kamprath, E. J. 1972. Soil acidity and liming. Pp. 136-149. Soils of the Humid Tropics. National Academy of Science, Washington. Lopulisa, Christianto. 2004. Tanah-Tanah Utama Dunia. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. 549 Hal. Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan RisnaAfri Yanti. 2010. I. Interaksi Kompos dan Dolomit: Efek interaksi perlakuan kompos dan dolomit pada tanah sangat asam terhadap berta kering tanaman, keasaman tanah, kandungan C dan N total dalam tanah. Jurnal Ilmu Pertanian KULTIVAR. 4(1): 31-35. Lahuddin. 2000. Pengaruh kompos kulit durian (Husk-pulp compost of Durio ziberthinus) terhadap produktivitas lahan pekarangan (Prosiding Kongres Nasional VII HITI. Buku II. Hal. 913920. Sanchez, Pedro A. 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. John Wiley & Sons, Inc. New York. London. Sydney. Toronto. 618 pp. William, E. G. 1960. Some aspects of phosphate retention and availability in soils. Int. Congr. of Soil Sci., Trans. 7th 3:602-611.
Lahuddin, Hardy Guci, Bintang Sitorus, dan Risna Afri Yanti: Interaksi Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam