Laboratory Safety Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
Hal yang dibahas dalam Laboratory Safety • Penilaian risiko • Audit mikrobiologik : Laboratory safety di bidang mikrobiologi • Penilaian risiko : pertimbangan farmasetik, pertimbangan mikrobiologik, kuantifikasi risiko, manajemen risiko • Audit mikrobiologik : pengertian audit, auditor, pelatihan • Penggolongan mikroba berdasarkan risiko penularan, penyebaran dan virulensinya menurut WHO • Cara penanganan dan ketentuan Biosafety • Pencegahan dan penanganan kecelakaan
Laboratorium Mikrobiologi
Good Laboratory Practices (GLP) • • • •
Prepare Manage Audit Report
Why Audit? • Industri farmasi harus menjamin produk yang dihasilkan memenuhi Kualitas, Berkhasiat dan Aman • Audit merupakan bagian dari Quality Management System • Fungsi kontrol terhadap kontaminasi dan improvement
Klasifikasi defisiensi (penyimpangan) • Critical Deficiency • Major Deficiency • Other Deficiency
Critical Deficiency • Kemungkinan besar dapat menyebabkan resiko terhadap pasien, reaksi samping, kecelakaan atau kematian • Kemungkinan yang terjadi : potensi produk yang tidak sesuai, tidak murni, identitas tidak jelas atau produk tidak aman dikonsumsi • Produk harus ditarik dari peredaran
Major Deficiency • Produk kurang berkualitas, atau dapat dikatakan : “out-of-specification” • Efeknya tidak secara langsung terhadap pasien, tetapi dengan kualitas produk yang demikian penggunaan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi keamanan • Contoh: kemasan yang bocor, dsb.
Other Deficiency • Defisiensi yang termasuk pelanggaran GMP (Good Manufacturing Practise) • Tidak secara langsung mempengaruhi kualitas produk • Contoh: Tidak ada kartu kontrol di gudang, dll.
Audit di Laboratorium Mikrobiologi • Laboratorium mikrobiologi di industri farmasi berfungsi memeriksa keamanan bahan baku, produk antara (intermediate) dan produk akhir (end-product) • Berperan pula dalam : training dan pendidikan bagi para karyawan, pelaksana Good Contamination Control Practice (GCCP)
GCCP (Good Contamination Control Practice) • • • • •
Pengembangan Formula, Proses formulasi Rancangan fasilitas Pemecahan Masalah (Problem solving) Kajian Resiko /Risk Assessment (interpretasi data mikrobiologi dalam hubungannya dengan produk dan resiko terhadap pasien)
Hal-hal yang berhubungan dengan audit laboratorium mikrobiologi • • • • • • •
Security of Access Design dan lay-out ruang laboratorium Good Housekeeping Validasi metode analisis Validasi peralatan Pemeliharaan dan Kalibrasi peralatan Medium untuk kultur mikroba
Pembuatan media • Persiapan bahan baku • Persiapan alat gelas dan peralatan lain untuk pembuatan media • Penimbangan dan pencampuran • Sterilisasi media • Pengadukan dan dispensing • Pemberian identitas (labelling) dan penyimpanan • Uji kualitas (Quality Control) media jadi • Supplier bahan baku
GLP (Good Laboratory Practice) • Penerimaan sampel dan penyimpanan sampel • Prosedur analisis • Managemen data, review dan approval
HACCP • Hazard Analysis of Critical Control Points (HACCP) adalah suatu metode untuk menjamin kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan oleh suatu industri • Konsep ini diterapkan pada mulanya di NASA untuk penyiapan makanan para astronot, selanjutnya diterapkan oleh FDA-USA di setiap industri farmasi dan industri makanan • Identifikasi setiap titik pengawasan kritis(critical control points) menjadi aktivitas utama dalam HACCP
HACCP • Setiap titik pada umumnya spesifik untuk setiap tahap proses yang berpeluang terkena kontaminasi mikroba • Resiko dari setiap kontaminasi mikroba didefinisikan dan diidentifikasi • Proses yang dikontrol termasuk : persiapan, manufaktur, distribusi, penyimpanan, sampai dengan penggunaan
Laboratory Safety • • • • • • • • •
Gedung : atap dan dinding Ruangan : lantai, pintu, jendela, furniture, kebersihan Peralatan dan Instrumen: pemasangan, kebersihan Pipa-pipa, pembuangan Bahan baku, intermediate, produk jadi Air Bahan pengemas Pakaian laboratorium, higienis pekerja Dokumen
Risk ranking • Risk level = probability of occurrence x severity of occurrence • Derajat probabilitas : 5 : Pasti atau akan terjadi sewaktu-waktu 4 : Sangat mungkin terjadi 3 : Mungkin terjadi 2 : Jarang terjadi 1 : Tidak mungkin terjadi
• Derajat keparahan 5 : Fatal 4 : Kecelakaan serius (perlu perawatan RS) 3 : Kecelakaan biasa (> 3 hari istirahat) 2 : kecelakaan kecil (hanya perlu P3K) 1 : Tidak terjadi kecelakaan • Kombinasi derajat probabilitas dan keparahan menyatakan risk level (tingkat resiko) dalam menangani mikroorganisme
Risk Level • Risk level 20 – 25 : Catastrophic (dilarang dikerjakan) • Risk level 15 – 19 : Serius (perlu kajian khusus) • Risk level 10 – 14 : Signifikan (perlu kajian umum) • Risk level 4 – 9 : Minor (perlu kajian umum) • Risk level 1 – 3 : Trivial (tidak perlu kajian tertulis)
Klasifikasi “Hazard” • Hazard 1 : Zat biologis yang tidak mungkin menyebabkan penyakit pada manusia • Hazard 2 : Zat biologis yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia namun tidak menyebar ke masyarakat/lingkungan. Biasanya tersedia cara penanganan yang efektif • Hazard 3 : Zat biologis yang dapat menyebabkan penyakit berat pada manusia dan beresiko menyebar ke masyarakat/lingkungan. Tersedia cara penanganan yang efektif • Hazard 4 : Zat biologis yang dapat menyebabkan penyakit berat pada manusia dan dapat segera menyebar ke masyarakat/lingkungan, tidak ada penanganan yang dapat mengatasi penyebaran tersebut. Tidak ada cara penanganan yang efektif
Zat/bahan biologis yang patogen • Adalah semua mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, fungi dan parasit yang termasuk group 2,3 dan 4. • Contoh : (mikroba yg digunakan pada EP 1997 utk uji pengawet antimikroba) – – – – – –
Pseudomonas aeruginosa (2) Staphylococcus aureus (2) Candida albicans (2) Aspergillus niger (1) Escherichia coli (1) Zygosaccharomyces rouxii (1)
Laboratory facilities are designated as : • • • • •
Basic Biosafety Level 1, Basic – Biosafety Level 2, Containment – Biosafety Level 3, and Maximum containment – Biosafety Level 4. Biosafety level designations are based on a composite of the design features, • Construction, containment facilities, equipment, practices and operational procedures • Required for working with agents from the various risk groups.
Classification of laboratory depends on 1. Pathogenicity of the organism. 2. Mode of transmission and host range of the organism. These may be influenced by existing levels of immunity in the local population, density and movement of the host population, presence of appropriate vectors, and standards of environmental hygiene. 3. Local availability of effective preventive measures. These may include: prophylaxis by immunization or administration of antisera (passive immunization); sanitary measures, e.g. food and water hygiene; control of animal reservoirs or arthropod vectors. 4. Local availability of effective treatment. This includes passive immunization,postexposure vaccination and use of antimicrobials, antivirals and chemotherapeutic agents, and should take into consideration the possibility of the emergence of drug-resistant strains.
A typical Biosafety Level 1 laboratory (graphics kindly provided by CUH2A, Princeton, NJ, USA)
A typical Biosafety Level 2 laboratory (graphics kindly provided by CUH2A, Princeton, NJ, USA
Procedures likely to generate aerosols are performed within a biological safety cabinet. Doors are kept closed and are posted with appropriate hazard signs. Potentially contaminated wastes are separated from the general waste stream
Biosafety level 3
The laboratory is separated from general traffic flow and accessed through an anteroom (double door entry ) or an airlock. An autoclave is available within the facility for decontamination of wastes prior to disposal. A sink with hands-free operation is available. Inward directional airflow is established and all work with infectious materials is conducted within a biological safety cabinet.
Microorganisms handled in BSL-1 • Bacillus subtilis, Naegleria gruberi, • E.coli K-12, S.cereviseae
• Lactobacillus casei, Cephalosporium acremonium, Penicillium camembertii • etc
Microorganisms handled in BSL-2 • Hepatitis B Virus, Salmonella enteritidis, Toxoplasma gondii, Neisseria meningitis
Microorganisms handled in BSL-3 • Mycobacterium tuberculosis, Brucella suis, Virus Encephalitis, Coxiella burnetti