L PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rernpah. Bawang merah banyak sekali dibutuhkan untuk memasak guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Di samping itu bahwa bawang merah diperlukan untuk kesehatan tubuh sebagaimana tercantum dalam tabel 1 bawang merah memiliki kandungan fosfor 49 gram dalam 100 gram bahan, kalori 39 gram dalam 100 gram bahan, kasiurn 36 gram dalam 100 gram bahan dan mengandung vitamin C, vitamin 61, protein, karbohidrat walaupun jumlahnya lebih sedikit.
Tabel 1. Komposisi Kimia Umbi Bawang Merah Per 100 Gr Bahan Komponen
Air (g) Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Kalsium, Ca (mg) Besi, Fe (mg) Fosfor, P (mg) Energi (kalori) Bahan yang dapat dimakan (%)
Komposisi
88.00 9.20 1.50 0.30 0.03 2.00 36.00 0.8 40.00 39.00 90.99
Sumber : Direktorat Gizi, Dep. Kesehatan dalam Rahayu dan Berlian (1994)
Bawang merah dikenal hampir di setiap negara dan daerah di wilayah tanah air. Kalangan internasional menyebutnya shallot. Bawang merah memiliki nama ilmiah Allium ascalonicum. Bawang merah tergolong tanaman semusim, tanamannya berbentuk rumpun, akarnya serabut batangnya pendek sekali yang hampir tidak
nampak. Daunnya
memanjang dan berbentuk silindris, pangkal daun berubah bentuk dan fungsinya yakni membengkak membentuk umbi. Umbi tersebut dapat membentuk tunas baru yang kemudian tumbuh membesar dan dewasa membentuk umbi kernbali. Brebes merupakan daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia seperti terlihat dalarn tabel 1 luas panen mencapai 26.578 di tahun 1999 dengan produksi rata-rata 99.07 kuintallha, luas panen terbesar yaitu ada di kecamatan Wanasari mencapai 7.015 ha. Bawang merah lebih banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas, dan cuaca cerah. Tanaman ini tidak menyukai tempat-tempat yang tergenang air apalagi becek. Walaupun demikian tanaman bawang merah tetap membutuhkan air yang banyak terutama pada saat pembentukan umbi. Bercocok tanaman bawang banyak sekali kendalanya diantaranya adalah organisme pengganggu tanaman seperti hama, penyakit dan gulma. Hama yang paling sulit dikendalikan adalah ulat grayak. Apabila ulat grayak tidak dikendalikan maka jangan harap hasilnya akan baik bahkan tanaman bawang akan habis sebelum dipanen.
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Bawang Merah Menurut Kecarnatan Kab. Brebes 1999
Surnber : BPS Kabupaten Brebes 1999
Pengendalian harna yang selarna ini banyak dilakukan oleh petani bawang
di
Brebes
adalah
dengan
rnenggunakan
insektisida.
Sebagairnana diketahui penggunaan insektisida di daerah Brebes sangat tinggi. Petani rnelakukan penyernprotan insektisida rata-rata tiga hari sekali dan dalarn satu kali penyernprotan biasanya petani melakukan pencarnpuran 2 - 3 rnacarn jenis insektisida.
Dengan melihat kondisi seperti tersebut di atas maka banyak sekali perusahaan pestisida yang memasarkan produknya ditujukan di daerah Brebes. Para pengusaha pestisida melihat bahwa daerah Brebes merupakan daerah yang sangat potensial, sehingga di daerah Brebes banyak sekali jenis insektisida yang beredar yang jurnlahnya mencapai ratusan merek. PT. Syngenta lndonesia rnerupakan perusahaan yang bergerak di bidang pestisida yang mernproduksi insektisida, herbisida dan fungisida. Agar terus bertahan dan terus berkernbang maka minimal dalam dua tahun PT. Syngenta lndonesia harus rneluncurkan produk baru. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa produk yang dipasarkan pada tanaman bawang merah jumlahnya mencapai ratusan jumlahnya, sehingga persaingan sangat ketat. Perang harga yang dilakukan oleh perusahan lokal tidak dapat dihindarkan. Hal ini merupakan problem bagi PT. Syngenta karena bahan-bahan diimpor dari luar negri di rnana dalarn transaksi pernbelian menggunakan kurs dolar Amerika. Kendala dalam pernasaran pestisida juga datang dari BUMN yang memasarkan produk pestisida, perusahaan tersebut dengan rnudah dapat mernasarkan produknya terutama dalarn proyek pengadaan sarana produksi pertanian yang disediakan oleh pernerinatah rnelalui program bantuan rnaupun melalui KUT. Masalah lain yang dihadapi adalah dengan banyaknya produk yang dipasarkan di Brebes rnaka banyak produk yang tidak bisa bertahan lama ada di pasar, dengan kata lain life cycle produknya pendek.
Berbagai
upaya
dilakukan
oleh
produsen
pestisida
agar
memperoleh penjualan dan pangsa pasar yang tinggi dan daur hidup produk lama. Upaya yang dilakukan terutama melakukan promosi yang gencar di antaranya yaitu dengan melakukan demonstrasi plot yang banyak, menyelenggarakan farmer training, mengadakan farmer field day. Di samping itu juga dilakukan promosi penjualan berupa pemberian discount kepada distributor maupun kepada toko pesitisida, pemberian hadiah kepada konsumen untuk pembelian produk tertentu akan memperoleh hadiah misalnya berupa kaos, topi, asbak dll. Tujuan dari program tersebut adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Kepuasan konsumen harus mendapatkan porsi yang tinggi karena bila konsumen tidak mendapatkan kepuasan pasti konsumen tidak akan lagi menggunakan produk yang ditawarkan. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja di bawah harapan, konsumen tidak akan puas. Jika kinerja memenuhi harapan, konsumen akan merasa puas. Jika kinerja melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa sangat puas (Umar, 2000). Lele dan Sheth (1995) mengemukakan banyak perusahaan berfokus kepada kepuasan yang tinggi karena konsumen yang hanya merasa puas, mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih baik. Konsurnen yang merasa sangat puas lebih sukar untuk beralih kepada merek lain. Kepuasan tinggi atau kesenangan menciptakan
kelekatan emosional terhadap merek, bukan hanya preferensi rasional. Hasilnya adalah kesetiaan konsumen yang tinggi. Suatu merek perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami
penyusutan.
Ini
membutuhkan
pemeliharaan
atau
peningkatan kesadaran merek, kualitas dan fungsi yang diyakini dari rnerek itu, asosiasi merek yang positif, hingga pada tingkatan adanya loyalitas terhadap suatu merek yang berarti bahwa konsumen merasa puas dengan produk yang digunakannya. Dalam menghadapi persaingan yang terjadi, PT. Syngenta lndonesia telah melakukan berbagai aktivitas seperti : farmer training, farmer
field
day,
mengadakan
konsultasi
pertanian,
melakukan
demonstrasi plot, melakukan advedising dan promosi penjualan. Tujuan melakukan berbagai aktifitas, tidak lain perusahaan menginginkan agar penjualan dan pangsa pasar terus meningkat dan life cycle produk lebih lama. Namun demikian PT. Syngenta lndonesia belum mengetahui secara umum dan mendalam faktor-faktor kepuasan konsumen terhadap produk pestisida, dan juga
belum mengetahui sampai sejauh mana
kepuasan yang diterima oleh konsumen terhadap produk Proclaim 5 SG. Dengan dasar pemikiran tersebut, mendorong
PT. Syngenta
lndonesia untuk melakukan pengkajian, khususnya pengkajian mengenai analisis kepuasan konsumen terhadap produk Proclaim 5 SG.
1.2
identifikasi Masalah Sebagaimana telah disebutkan, bahwa dalam memasarkan produk
pestisida PT. Syngenta lndonesia menghadapi berbagai masalah di antaranya : 1. Persaingan pemasaran pestisida cukup ketat karena ratusan merek dipasarkan di daerah Brebes, sehingga perang harga tidak bisa dihindari. Perang harga yang dilakukan terutama oleh perusahaan yang lebih banyak menggunakan material lokal sehingga perusahaan tersebut lebih efisien. PT. Syngenta lndonesia yang menjual produk yang sebagian besar menggunakan material impor berusaha menghindari strategi perang harga. 2. Strategi peluncuran produk baru adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan penjualan dan pangsa pasar perusahaan. Melihat kenyataan yang ada selama ini terutama di wilayah Brebes, produk pestisida yang dipasarkan di wilayah tersebut jumlahnya mencapai ratusan, sehingga life cyle produk akan sangat dipengaruhi oleh sumber daya dan aktivitas pengelolaan terhadap merek. Dalam ha1 ini, PT.
Syngenta
Indonesia, dengan keterbatasan tenaga sales
menghadapi masalah yang serius, dalam menghadapi para pesaing yang sangat agresif rnelakukan aktivitas promosi dan penjualan, karena dengan sumberdaya manusia yang terbatas perusahaan tidak bisa melakukan aktivitas pemasaran secara maksimal.
3. Masalah lain yang dihadapai adalah PT. Syngenta Indonesia sampai saat ini perusahaan belum mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk Proclaim 5 SG, sehingga dalam menerapkan strategi pemasaranya dipandang kurang maksimal.
1.3.
Pembatasan Masalah Dari permasalahan yang dihadapi oleh PT. Syngenta Indonesia,
dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya menyangkut kepuasan konsumen terhadap produk Proclaim 5 SG. Yang akan diteliti yaitu sampai sejauh mana persepsi petani tentang kepuasan konsumen terhadap Proclaim 5 SG, Bagaimana mengelola atribut kepuasan konsumen, bagaimana hubungan antara berbagai atribut terhadap kepuasan dan bagaimana hubungan antara umur, pendidikan dan kepemilikan lahan terhadap kepuasan Proclaim 5 SG
1.4.
Perumusan Masalah Setiap perusahaan berusaha agar produk yang dipasarkannya bisa
sukses, sehingga setiap perusahaan melakukan berbagi aktivitas, seperti melakukan demo plot, pelatihan, promosi dl1 tidak lain tujuan dari perusahaan adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi kepuasan konsumen terhadap Proclaim 5 SG
2. Bagairnana rnengelola atribut kepuasan agar konsurnen rnerasa puas terhadap Proclaim 5 SG 3. Berapa besar tingkat korelasi variabel independen terhadap kepuasan.
4. Apakah ada korelasi antara urnur, pendidikan dan kepernilikan lahan
terhadap kepuasan.
1.5.
Tujuan Penelitian
1. Untuk rnengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap Proclaim
2. Mengidentifikasi
atribut-atribut
yang
rnernpengaruhi
kepuasan
konsurnen. 3. Menganalisis hubungan antar variabel kepuasan
4. Merurnuskan strategi dalam pengelolaan atribut kepuasan konsurnen.
1.6.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini pihak perusahaan akan
rnemperoleh
informasi tentang atribut-atribut yang rnempengaruhi kepuasan konsurnen beserta atribut-atributnya. Variabel yang diarnati adalah kepuasan terhadap : kualitas produk, harga, ketersediaan produk, kemudahan rnenggunakan produk, kerarnahan petugas, penanganan komplin, penyelenggaraan ternu wicara. Dengan mengetahui atribut yang mernpengaruhi kepuasan konsurnen dan rnengetahui posisi kepuasan konsurnen terhadap
Proclaim, perusahaan dapat menerapkan strategi yang paling tepat sehingga dapat meningkatkan penjualan.
1.7
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Syngenta Indonesia untuk produk insektisida Proclaim. Penelitian ini hanya dilakukan untuk wilayah Kabupaten Brebes Jawa Tengah di mana daerah tersebut merupakan daerah penggunaan pestisida sangat tinggi dan sebagai daerah terbesar penghasil bawang merah di Indonesia.