MODEL PEMBELAJARAN MENERAPKAN KALIMAT DALAM MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAWITAN 2 KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LISNIAWATI NPM. 1021.0508 Program Studi PBS Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi melalu metode Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian dilaksanakan di Kelas V SDN Karangpawitan 2 sebanyak dua kali pertemuan. Jumlah siswa yang mengikuti kedua pertemuan tersebut adalah 34 orang. Di awal pertemuan pertama diberikan pretes dan di akhir pertemuan kedua diberikan postes. Materi yang diberikan pada pertemuan pertama adalah ciri-ciri karangan argumentasi dan disampaikan secara ceramah sementara materi yang diberikan pada pertemuan kedua adalah latihan mengerjakan soal-soal kalimat eIktif dan dikerjakan secara bersama-sama di kelas. Dalam pretes dan postes terdapat 3 soal. Soal nomor 1 dan 2 berisi pertanyaan tentang ciri-ciri karangan argumentasi, metode argumentasi dan kesimpulan karangan. Sementara soal nomor 3 berisi perintah kepada siswa untuk menulis karangan argumentasi berdasarkan kerangka karangan yang telah disediakan dan menerapkan kalimat di dalamnya. Analisis dan pengolahan data hasil analisis terhadap jawaban ketiga soal tersebut dilakukan secara terpisah. Analisis terhadap jawaban soal nomor 3 (menulis karangan argumentasi) diolah lebih lanjut sesuai dengan tujuan penelitian ini. Aspek yang dianalisis dalam karangan argumentasi siswa adalah aspek penerapan kalimat. Hasil analisis terhadap penerapan kalimat dalam karangan argumentasi menunjukkan bahwa siswa Kelas V SDN Karangpawitan 2 Kabupaten Garut telah mampu menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi dengan cukup baik, dan pada pretes maupun postes dengan selisih rata-rata skor antara hasil pretes dan postes adalah 22,25 (rata-rata skor postes Iebih dari rata-rata skor pretes). Perbedaan raihan skor siswa pada pretes dan postes selanjutnya diolah Iebih lanjut dengan uji signifikansi. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara raihan skor siswa pada pretes dengan raihan skor siswa pada. Dengan demikain hipotesis yang penulis dapat diterima. Kata kunci : Menulis Kalimat dalam Karangan Argumentasi / Student Temas Achievment Division (STAD) PENDAHULUAN Posisi menulis dalam pengajaran keterampilan berbahasa selalu diletakkan terakhir. Menyimak mendahului berbicara, berbicara mendahului membaca, dan membaca mendahului menulis. Meskipun posisi menulis selalu terakhir, tidak berarti menulis tidak penting, berarti, dan berperan. Buku-buku pelajaran adalah hasil dari menulis dan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan adalah dengan membaca bahan-bahan tertulis.
Keterampilan menulis penting dimiliki siswa. Dalam kegiatan belajar sehari-hari, siswa terbiasa mencatat bahan pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas tertulis. Melalui keterampilan menulis, siswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya serta menyebarkannya kepada siswasiswa lainnya. Secara eksplisit mata pelajaran menulis tertera dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang berlaku sekarang ini. Begitu juga dalam kurikulum-kurikulum terdahulu. Hal ini karena pada hakikatnya pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia adalah pelajaran berbahasa dengan tujuan agar siswa terampil berbahasa, termasuk menulis. Namun, antara tuntutan kurikulum dan pelaksanaan pegajaran berbahasa di kelas belum tercapai kesesuaian. Menurut Tarigan (1990:229), pengajaran menulis, sebagaimana pengajaran bahasa pada umumnya, belum berjalan baik. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia belum memuaskan. Keterampilan menulis masih perlu ditingkatkan. Mengingat pentingnya keterampilan menulis, pengajaran menulis di sekolah harus ditingkatkan. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan melaksanakan pembelajaran rnenerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas V SDN Karangpawitan 2 Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012. Diharapkan dari penelitian ini dapat diambil manfaat bagi peningkatan kualitas pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah. KAJIANTEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Konsep pembelajaran menurut Corey (1996:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dan pendidikan. “Mengajar menurut William H. Burton adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pengertian model pembelajaran dalam konteks ini, merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada Kurikulum yang berlaku pada tingkat operasional di depan kelas. Keterampilan Menulis Keterampilan herbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: a. keterampilan menyimak (listening skills) b. keterampilan berbicara (speaking skills) c. keterampilan membaca (reading skills) d. keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 1994:1). Keterampilan menyimak dan berbicara digunakan untuk berkomunikasi secara langsung atau dengan tatap muka, sedangkan keterampilan membaca dan menulis digunakan untuk berkomunikasi secara tak langsung atau tidak dengan tatap muka. KeterampiIan menyimak dan berbicara menggunakan pendengaran dan pengucapan dalam praktiknya, sementara membaca dan menulis menggunakan penglihatan dan gerakan tangan. Komponen-komponen bahasa yang dipakai dalam keterampilan menyimak dan berbicara adalah fonologi, struktur, dan kosa kata, sedangkan dalam membaca dan menulis komponen-komponen yang dipakai adalah grafologi, struktur, dan kosa kata. Dalam komunikasi Iangsung, keterampilan menyimak bersifat reseptif, apresiatif, dan fungsional, sebaliknya berbicara bersifat produktif dan ekspresif. Dalam hubungan komunikasi tak langsung, keterampilan membaca bersifat apresiatif dan fungsional, sebaliknya menulis bersifat produktif dan ekspresif. Dalam pengajaran di kelas, empat keterampilan berbahasa di atas diajarkan secara terpadu dan mengikuti urutan-urutan tertentu. Pelajaran menyimak mendahului pelajaran berbicara, pelajaran berbicara mendahului pelajaran membaca, dan pelajaran membaca mendahului pelajaran menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menggunakan bahasa dengan baik. Kalimat Tujuan menulis atau mengarang adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para
pembaca. Tujuan ini dapat dicapai dengan dimilikinya aspek-aspek penguasaan bahasa seperti yang disebutkan oleh Gorys Keraf (1997:35) di bawah ini. (1) Penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata (kosa kata) bahasa tersebut. (2) Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif. (3) Kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasangagasan. (4) Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang. Butir nomor dua di atas menyebutkan penguasaan kaidah-kaidah sintaksis secara aktif. Penguasaan kaidah sintaksis berkaitan dengan penguasaan struktur dan fungsi kalimat. Sebuah kalimat memiliki fungsi dan kemampuan untuk membawa dan menyampaikan gagasan-gagasan seseorang kepada orang lain. Fungsi dan kemampuan kalimat inilah yang dibicarakan dalam pembahasan tentang kalimat. Gorys Keraf (1997:36) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat adalah kalimat yang memenuhi aspek-aspek sebagai berikut ini. dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi aspekaspek sebagai berikut ini. (1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. (2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Pengertian Karangan Argumentasi Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985:57) argumentasi diartikan sebagai pemberian alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Sementara menurut Keraf (1994:1), “Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara”. Dari dua pengertian argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah karangan argumentasi adalah sebentuk tulisan yang berisi alasan untuk mendukung atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan sehingga pembaca percaya dan hendak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif STAD Pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu sistem pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang diwakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan pelajaran, dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang telah diberikan, kemudian siswa diberikan tes atas materi yang telah diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. (Sulkidin,et.al, 2002: 160). Menurut Slavin (1995: 71) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah satu model yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai pelajaran untuk mencapai basil belajar yang maksimal. Dalam STAD terdapat 5 komponen yaitu: 1. Penyajian materi 2. Kegiatan kelompok 3. Tes individu 4. Perhitungan skor perkembangan individu 5. Pemberian penghargaan kelompok. Menurut Slavin (1995: 20), mengemukakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama bagi setiap anggota kelompok. Keuntungan pengelompokan secara heterogen menurut Lie (2000: 7) yaitu: 1. Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan mendukung. 2. Kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik, dan gender. 3. Memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan tinggi guru mendapat satu asisten dalam kelompoknya. 4. Pembentukan kelompok kecil secara heterogen ini akan mempengaruhi kemampuan produktivitasnya. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Alasan menggunakan metode ini karena penelitian bersifat uji coba suatu proses belajar mengajar. Penelitian ini penulis lakukan dengan uji coba pembelajaran kalimat dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode Student Teams Achievment Division (STAD). Metode eksperimen adalah
modifikasi kondisi yang dilakukan secara sengaja dan terkontrol dalam melakukan peristiwa atau kejadian serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada peristiwa itu sendiri”. (Ali, 1993:135). Teknik Penelitian Teknik merupakan alat untuk mengumpulkan data penelitian, sesuai dengan metode yang penulis gunakan dan data yang akan dikumpulkan, maka penelitian ini meliputi studi pustaka, observasi, uji coba dan tes. 1. Studi Pustaka Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh berbagai teori yang akan penulis jadikan acuan dalam melaksanakan penelitian. 2. Observasi Observasi penulis gunakan untuk mengamati dan mencatat berbagai kegiatan siswa selama mengadakan uji coba pembelajaran. 3. Uji Coba Uji Coba, teknik ini penulis lakukan dengan melaksanakan eksperimen dengan perangkat yang telah disediakan. 4. Tes Tes penulis gunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami kalimat dalam menulis karangan argumentasi sebelum dan sesudah pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pelaksanaan pembelajaran didapatkan data untuk dianalisis dan diolah. Data yang diperoleh adalah nilai kemampuan penulis dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang ditentukan oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia serta hasil pretes dan postes. Data tersebut akan dianalisis dan dideskripsikan sebagai hasil penelitian. Analisis Hasil Pretes dan Postes Pretes dan postes berisikan tiga soal. Soal nomor I berisi pertanyaan tentang ciri-ciri karangan argumentasi; soal nomor 2(a) berisi pertanyaan tentang metode argumentasi: soal nomor 2(b) berisi perintah membuat kesimpulan karangan: dan soal nomor 3 berisi perintah menulis karangan argumentasi. Pada soal nomor 1 siswa diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan ciriciri karangan argumentasi; pada soal nomor 2(a) siswa diminta untuk menentukan metode argumentasi sesuai dengan isi teks pada soal; pada soal nomor 2(b) siswa diminta untuk membuat kesimpulan berdasarkan isi teks pada soal: dan
pada soal nomor 3 siswa diminta untuk menulis karangan argumentasi berdasarkan kerangka karangan yang telah disediakan. Ketiga soal tersebut mengarahkan siswa untuk memahami dan menulis karangan argumentasi dengan benar. Perhitungan Skor Skor untuk jawaban soal nomor 3 dihitung secara terpisah dengan skor untuk jawaban soal nomor 1, 2(a), dan 2(b). Skor untuk jawaban soal nomor 3 diolah lebih lanjut sesuai dengan tujuan penelitian ini. 1. Perhitungan Skor untuk Jawaban Soal Nomor 1, 2(a), dan 2(b). Untuk jawaban soal nomor 1 siswa mendapatkan skor 20,16, 12, 8, atau 4; untuk jawaban soal nomor 2(a) siswa mendapatkan skor 8, 6, 4, atau 2; untuk jawaban soal nomor 2(b) siswa mendapatkan skor 12, 9, 6, atau 3. Jumlah skor ideal untuk jawaban soal nomor 1, 2(a), dan 2(b) adalah 40. Soal-soal nomor 1, 2(a), dan 2(b) adalah soal-soal tentang ciri-ciri karangan argumentasi. Rata-rata jumlah skor yang diperoleh siswa untuk jawaban ketiga soal tersebut pada pretes adalah 16,17 sedangkan pada postes adalah 25,20. Selisih rata-rata jumlah skor yang diperoleh siswa untuk jawaban soal nomor 1, 2(a), dan 2(b) antara pretes dan postes adalah 9,03. Selisih rata-rata ini bernilai positif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah skor yang diperoleh siswa untuk jawaban soal-soal tentang ciri-ciri karangan argumentasi pada postes lebih dan rata-rata jumlah skor yang diperoleh siswa pada pretes.
2. Perhitungan Skor untuk Penerapan Kalimat dalam Karangan Argumentasi Untuk jawaban soal nomor 3 siswa mendapatkan skor 60, 48,36, 24, atau 12. jumlah skor ideal untuk jawaban soal nomor 3 adalah 60. Skor untuk jawaban soal nomor 3 adalah skor untuk kemampuan siswa menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi. Rata-rata skor yang diperoleh siswa untuk jawaban soal nomor ini pada pretes adalah 37,5 sementara pada postes adalah 39,75. Selisih ratarata skor yang diperoleh siswa untuk jawaban soal nomor ini antara lain pretes dan postes adalah 2,25. Selisih rata-rata skor ini bernilai positif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa rata-rata skor yang diperoleh siswa untuk jawaban soal nomor 3 pada postes lebih dari rata-rata skor yang diperoleh siswa pada pretes.
Penghitungan Uji Signifikansi Skor untuk penerapan kalimat dalam karangan argumentasi diolah Iebih lanjut. Untuk skor jawaban nomor 3 ini dilakukan uji t atau uji signifikansi. Uji t dilakukan untuk didapatkannya perbedaan antara skor pretes dan postes. Perbedaan ini akan dikriteriakan ke dalam kriteria signifikan atau tidak signifikan. Uji t dilakukan melalui langkah-langkah: (1) menentukan selisih antara skor pretes dan postes yang diperoleh setiap siswa [d]; (2) menjumlahkan angka selisih skor pretes dan postes [Σd] dan mengkuadratkan setiap angka 2 selisih[d ] ; (3) mengkuadratkan jumlah angka selisih {[Σd]2} dan menjumlahkan kuadrat setiap angka selisih [Σ(d2)]; (4) menghitung rata-rata jumlah angka selisih [Md] (5) menghitung tes ratarata thitung (6) menentukan t tabel ; (7) menentukan signifikansi perbedaan skor pretes dan postes dengan membandingkan thitung dengan t tabel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Ditentukan t hitung =1,8 dan t tabel = 2,039; maka dapat ditentukan bahwa -t tabel (-2,039)< t hitung (1,8)< t tabel (2,039). Berdasarkan kriterianya maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara raihan skor siswa pada pretes dan postes. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi sebelum proses pembelajaran (pretes) tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan siswa setelah proses pembelajaran (postes). Hal ini menunjukkan bahwa metode Student Teams Achievment Division (STAD) yang diterapkan pada pembelajaran ini tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa. Pembuktian Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: siswa kelas V SDN Karangpawitan 2 Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012 mampu menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi melalui metode Student Teams Achievment Division (STAD). Berdasarkan analisis penerapan kalimat dalam karangan argumentasi dan penghitungan skor penerapan kalimat efekif dalam karangan argumentasi menunjukkan bahwa siswa kelas V mampu menerapkan kalimat dalam karangan argumentasi baik pada pretes maupun postes
dengan selisih skor rata-rata antara pretes dan postes adalah 2,25 (skor rata-rata postes Iebih dari skor rata-rata pretes). Berdasarkan data tersebut dan generalisasi terhadap keseluruhan anggota populasi maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama penelitian ini dapat dibuktikan. SIMPULAN Berdasarkan analisis data hasil proses pembelajaran maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian berikut ini 1. Siswa kelas tahun ajaran1 SDN Karangpawitan 2 Garut 2011/2012 mampu menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi melalui metode Student Teams Achievment Division (STAD). 2. Metode Student Teams Achievment Division (STAD) efektif diterapkan dalam pembelajaran menerapkan kalimat dalam menulis karangan argumentasi pada siswa kelas V SDN Karangpawitan 2 Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP. Jakarta: Depdiknas. Keraf. G. (1994). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, G. (1997). Komposisi. Ende: Nusa Indah. Poerwadarminta. W.J.S. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Subana. M (2001). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Tarigan, D dan H.G. Tarigan. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, HG. (1994). Menulis. Bandung: Angkasa.