Kutub Pertumbuhan Bagian 1 Kuliah 7 Pembangunan Regional 16 Maret 2007
Outline
Pengertian Kutub Pertumbuhan Faktor-faktor & persyaratan yang mempengaruhi munculnya kutub-kutub Pertumbuhan Kutub Pertumbuhan dan Kawasan Pengembangan Kasus : Kawasan Berikat di Indonesia
Pengertian
Asal Usul
Dirintis oleh Francois Perroux:
Growth center Development pole Growth pole
Ide Dasar: Sekelompok industri yang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan berhubungan erat satu sama lain (input-output) dengan industri unggulan (leader industry)
Menurut Richardson
Pusat pertumbuhan dikaitkan konsentrasi di perkotaan dengan adanya leading industri Growth pole Æ pengwilayahan yang lebih luas Kelompok indutsri dapat memberi spill over (luberan di daerah sekitarnya) Æ kawasan tertentu
Inti Teori Perroux
Dalam proses pembangunan akan timbul suatu industri pemimpin yang tumbuh lebih cepat dari lainnya (motivasi, penduduk, pasar) yang selanjutnya akan menarik industri lain yang berhubungan erat (backward) Adanya proses aglomerasi ekonomi (snow ball) Ketidakseimbangan di daerah sekelilingnya (karena proses pertumbuhan cepat)
Teori Perroux digunakan oleh para perencana sebagai ide untuk memilih lokasilokasi yang dapat menjadi kutub pertumbuhan Efek kutub pertumbuhan:
Spread Æ penyebaran (relokasi pabrik, penyebaran penduduk, pertumbuhan & investasi) Backwash Æ polarisasi (kegiatan di daerah penyangga pindah ke daerah inti) Nett spill over effect
Faktor & persyaratan yang mempengaruhi
Pertimbangan pemilihan kutub pertumbuhan
Ekonomi Perdagangan internasional Strategi politik
Dimensi Regional
Spatial variation (uniqueness): kekhasan lokal (variasi karakteristik & fungsi antar lokasi) Accessibility: kemudahan pencapaian lokasi (variasi hambatan interaksi antar lokasi) Spatial Interaction: keterkaitan antar lokasi (variasi bentuk,struktur & intensitas hubungan fungsional antar lokasi)
Instrumen kunci
Identifikasi spatial variation (uniqueness), accessibility & spatial interaction potensial & aktual Optimasi struktur keterkaitan antar berbagai keunikan dalam ruang (optimal spatial arrangement)
Tiga pilar Teori Lokasi
Imperfect factor mobility: ketakmudahan/ketakmungkinan memindahkan sumberdaya dasar Imperfect factor disability: ketakmudahan/ketakmungkinan memisahkan antar sumberdaya dasar Imperfect mobility of goods and services: ketakmudahan/ketakmungkinan memindahkan barang & jasa
Kekuatan Perubahan Terencana
Ekologi Pasar Perencanaan
Kekuatan Perencanaan
Basis pengetahuan Jejaring Kepemimpinan
Tolak ukur dasar
Keterukuran (accountability): segalanya dapat dipertanggungjawabkan Pertumbuhan (growth) Keterkaitan (linkages) Keberimbangan (balance/equitability/symetricity) Kemandirian (self reliance) Keberlanjutan (sustainability)
BACKWARD DAN FORWARD LINKAGES UTAMA INDUSTRI PEMBEKUAN BIOTA AIR 10 Industri Unggulan Nasional
Basis Pertanian
Basis Pertambangan
Penangkapan Ikan & Biota Laut Lainnya Penangkapan Ikan & Biota Lainnya di Air Tawar
Penangkapan Benih, Pembenihan & Budidaya Ikan dan Biota Laut Lainnya
Industri Es
Industri Pengalengan Ikan & Biota Perairan Lainnya
Industri Kerupuk dan Sejenisnya
Industri Pembekuan Ikan dan Biota Perairan Lainnya
Industri Pengelohan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan dan Biota Perairan Lainnya
Industri Konsentrat Pakan Ternak
Pembenihan & Budidaya Ikan & Biota Lainnya di Air Tawar Industri Ransum Pakan Ternak/Ikan
Pembenihan & Budidaya Ikan & Biota Lainnya di Air Payau
Peternakan Unggas Peternakan Sapi)
Industri Pupuk Buatan Majemuk Hara Makro Primer
Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer
Industri Kimia Dasar Anorganik yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain
Penggalian Batu Bhn. Industri & Bangunan
Industri Kimia Dasar Anorganik Gas Industri
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Industri Pupuk Alam/Non Sintetis Hara Makro Primer
Pertambangan Fosfat
Industri Pupuk Lainnya
Pertambangan Mineral Bahan Kimia & Bahan Pupuk Lainnya
Bappenas, 2006
BACKWARD DAN FORWARD LINKAGES UTAMA INDUSTRI MINYAK KASAR (MINYAK MAKAN) DARI NABATI DAN HEWANI 10 Industri Unggulan Nasional
Basis Pertanian
Basis Pertambangan Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Sawit
Lahan Sesuai yang Dapat Dibudidayakan
Perkebunan Kelapa Sawit
Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa
Ind Kosmetik Industri Minyak Kasar (Minyak Makan) dari Nabati dan Hewani
Ind Farmasi Ind Susu, Eskrim & Makanan dari Coklat & Kembang Gula
Industri Jamu Ind Kertas Khusus & Tissue
Ind. Sabun & Bhn. Pembersih Kep. RT, Pasta Gigi
Ind Kimia Dasar dari Hasil Pertanian & yg Tidak Diklasif di Tmpt Lain
Industri Tinta Industri Konsetrat Pakan Ternak Ind Ransum Pakan Ternak/Ikan
Industri Bahan Baku Pemberantas Hama (Bahan Aktif) Industri Kimia Dasar Anorganik yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain
Industri Pupuk Buatan Majemuk Hara Makro Primer
Industri Bumbu Masak & Penyedap Makanan
Industri Margarin
Industri Minyak Atsiri
Industri Pemberantas Hama
Industri Kecap
Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer
Penggalian Batu Bhn. Industri & Bangunan
Industri Kimia Dasar Anorganik Gas Industri
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Industri Pupuk Alam/Non Sintetis Hara Makro Primer
Pertambangan Fosfat
Industri Pupuk Lainnya
Pertambangan Mineral Bahan Kimia & Bahan Pupuk Lainnya
Bappenas, 2006