Kuantitas dan Kualitas Nutrisi Pakan Orangutan di Pusat Reintroduksi Orangutan, Wanariset Samboja-Kalimantan Timur Zuraida Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor
ABSTRACT Orangutan (Pongo pygmaeus) was an endangered species with a decreasing population gradually. To overcome the problem, reintroduction was a good conservation program. This was done through a rehabilitation that aim was ad at increasing the adaptability of orangutan which were adapted to human environment, so that they can survive in their natural habitat. The nutrient adequacy for orangutans while staying in the reintroduction center was very important before they were released into natural habitat. Therefore, the objectives of this study were to find out the kinds of daily feed consumption, nutrient contents and nutrient intake of orangutans at Wanariset Samboja by measuring the average daily nutrient intake of individual orangutans. Data were obtained from eight samples of orangutans in individual cages containing a male and a female at the age of two year old, and three males and three females at the age of four year old. The data of feed consumption were recorded three times daily, namely, morning, noon, evening in terms of feed amount and types, then converted into the nutrient values based on table of nutrient contents listed in standardized table. The differences in nutrient intake based on sex and age were obtained by Duncan analysis. The results of the study showed that the daily nutrient intake of 8 orangutans during 24 hours more than energy expenditure in the cage. Total energy used for 24 hours by female and male orangutans at the age of two years old were 692.57 and 739.60 calories, respectively, whereas the energy used by orangutans at the age of four years old were 1088.84 and 945.57 calories, respectively. Calories consumed from feed at the age of two years for female and male were 1042,10 and 1066,60 calories respectively while at the age of four years for female and male were 1402,03 calories and 1227,40 calories respectively. According to the above data energy consumed from feed was more than energy expenditure. It was concluded that feeding consumption given at Wanariset samboja was adequate. Key words: Pongo pygmaeus, feed nutrient composition.
ABSTRAK Orangutan (Pongo pygmaeus) adalah salah satu jenis satwa langka yang populasinya semakin menurun. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan upaya pengembalian orangutan ke habitat aslinya dengan sistem rehabilitasi. Dalam hal ini ketersediaan pakan merupakan hal yang penting. Penelitian ini bertujuan
34
untuk mengetahui informasi penyediaan pakan, kandungan, dan asupan nutrisi harian orangutan di Wanariset Samboja. Data yang diambil berasal dari delapan sampel orangutan di kandang individu yang terdiri atas satu ekor jantan dan satu ekor betina umur 2 tahun, serta tiga ekor jantan dan tiga ekor betina umur 4 tahun. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi dikonversi ke nilai kandungan nutrisi yang terdapat dalam tabel kandungan bahan makanan. Perbedaan asupan nutrisi berdasarkan jenis kelamin dan umur diketahui dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan kalori harian delapan orangutan contoh selama 24 jam lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang dikeluarkan orangutan selama di kandang. Total energi yang dikeluarkan selama 24 jam oleh orangutan betina dan jantan berumur 2 tahun berturutturut adalah 692,57 dan 739,60 kalori, sedangkan untuk umur 4 tahun adalah 1088,84 dan 945,61 kalori. Kalori yang didapat dari makanan untuk orangutan betina dan jantan umur 2 tahun berturut-turut adalah 1042,10 dan 1066,60 kalori dan untuk orangutan yang berumur 4 tahun berturut-turut adalah 1402,03 dan 1227,40 kalori. Dengan demikian, jumlah energi yang didapat dari makanan lebih besar dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan jumlah pakan yang diberikan di pusat rehabilitasi orangutan mencukupi kebutuhan. Kata kunci: Orangutan, pakan, komposisi nutrisi.
PENDAHULUAN Orangutan (Pongo pygmaeus) adalah salah satu margasatwa yang telah mendekati kepunahan sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Hewan ini satu-satunya primata besar yangmenghuni hutan di Asia dan ditemukan dalam jumlah terbatas di Kalimantan dan Sumatera (Halim 1982). Kekhawatiran akan bertambahnya tingkat kelangkaan orangutan telah diantisipasi melalui upaya pengembalian orangutan yang telah tertangkap dan dipelihara di habitat alami. Program ini disebut reintroduksi. Pengembalian orangutan ke habitatnya dilakukan melalui sistem rehabilitasi agar dapat beradaptasi di lingkungan alami setelah terbiasa hidup di lingkungan manusia. Dalam program rehabilitasi,
Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Pusat Reintroduksi Orangutan, Wanariset Samboja, Kalimantan Timur, pada Juli sampai September 2002. Populasi yang dipilih terdiri atas delapan ekor orangutan yang ditempatkan di kandang individu, dengan umur 2 dan 4 tahun. Orangutan umur 2 tahun sebanyak dua ekor, terdiri atas seekor jantan dan seekor betina dan yang berumur 4 tahun sebanyak enam ekor terdiri atas 3 ekor jantan dan 3 ekor betina. Alasan pemilihan kandang individu sebagai objek penelitian adalah untuk memudahkan dalam akurasi penghitungan jumlah nutrisi yang dikonsumsi orangutan. Cara Pengumpulan Data Orangutan yang menjadi obyek penelitian ditempatkan di kandang berukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm, tinggi bagian depan 150 cm, dan tinggi bagian belakang 132 cm. Lantai kandang terbuat dari jeruji besi, dinding dari papan, dan bagian depan dari kawat harmonika. Di bagian bawah kandang individu dipasang penampung sisa pakan yang terbuat dari kantung beras sehingga sisa pakan yang jatuh dapat ditampung (Gambar 1). Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pagi (07.00-09.00), siang (12.00-14.00), dan sore (16.0018.00). Rujukan kandungan nutrien masing-masing jenis pakan diambil dari daftar kandungan gizi bahan makanan (DKGM) (Hardinsyah dan Dodik Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
150 cm
100 cm
132 cm
pakan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan orangutan. Stasion Wanariset Samboja adalah salah satu pusat rehabilitasi orangutan yang terdapat di Kalimantan Timur. Sampai saat ini belum diketahui dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai, komposisi jenis pakan dan kandungan nutrisi pakan orangutan yang ada di Wanariset Samboja. Dengan diketahuinya aspek-aspek tersebut diharapkan dapat memberi masukan bagi pengelola Pusat Reintroduksi Orangutan dalam upaya peningkatan kualitas pakan orangutan rehabilitant. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan kualitas nutrisi orangutan berdasarkan umur dan jenis kelamin.
100 cm
Gambar 1. Sistim kandang individu orangutan di Wanariset Samboja.
1994). Jumlah setiap jenis pakan setiap hari dikonversi ke nilai nutrien yang ada pada daftar tabel. Data yang dikumpulkan adalah penyediaan jenis bahan pakan, jumlah asupan nutrisi rata-rata per hari, jumlah asupan nutrisi maksimum antara waktu makan. Asupan nutrisi yang dihitung adalah energi, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Penyediaan pakan meliputi jenis, penyimpanan, dan pendistribusian pakan di Wanariset Samboja. Jumlah konsumsi pakan diperoleh dengan cara mengurangi bobot pakan yang diberikan dengan sisa konsumsi bahan pakan. Bobot pakan yang diberikan dan sisa konsumsi ditimbang satu jam sebelum pemberian pakan berikutnya. Kandang selalu dibersihkan agar tidak mencemari pakan dan tidak merusak kesehatan orangutan. Analisis Data Untuk menghitung jumlah asupan nutrisi untuk setiap 100 g masing-masing bahan pakan digunakan rumus: KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Kgij = kandungan nutrisi dari bahan makanan j dengan berat B g Bj = bobot pakan j yang dikonsumsi (g) Gij = kandungan nutrisi i dalam 100 g BDD bahan makanan j BDDj = bahan makanan j yang dapat dimakan (%) Perbandingan Asupan Nutrisi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Perbedaan asupan nutrisi orangutan berdasarkan jenis kelamin dan umur diketahui dengan anali-
35
sis ragam (ANOVA). Dalam hal ini jenis kelamin adalah faktor pertama dan umur sebagai faktor kedua. Masing-masing faktor terdiri dari 2 tingkat, yaitu jantan dan betina untuk faktor pertama, dan umur 2 tahun dan 4 tahun untuk faktor kedua. Berdasarkan umur dan jenis kelamin, terdapat empat kelompok orangutan, yaitu: Betina, umur 2 tahun = 1 ekor Betina, umur 4 tahun = 3 ekor Jantan, umur 2 tahun = 1 ekor Jantan, umur 4 tahun = 3 ekor Model linear yang digunakan untuk analisis ini adalah yijk = µ + Si + Uj + SUij + εijk yijk = konsumsi orangutan ke-k yang memiliki jenis kelamin i dan umur j µ µ = rata-rata umum konsumsi Si = pengaruh jenis kelamin ke-i Uj = pengaruh umur ke-j SUij = pengaruh interaksi jenis kelamin ke-i dan umur ke-j εijk = error pada pengamatan orangutan ke-k yang memiliki jenis kelamin i dan umur j
HASIL DAN PEMBAHASAN Golongan Umur, Jenis Kelamin, dan Bobot Badan Orangutan betina yang berumur 2 tahun memiliki bobot badan 11 kg dan jantan 12 kg, sedangkan orangutan betina yang berumur 4 tahun memiliki bobot badan rata-rata 20 kg dengan jumlah contoh tiga ekor dan orangutan jantan bobot badan ratarata 16,6 dengan jumlah contoh tiga ekor. Golongan umur orangutan, nama, jenis kelamin, dan bobot badan orangutan contoh dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis Pakan Orangutan diberi berbagai macam pakan, yang ketersediaannya bergantung pada musim buah yang dipasok dari petani sekitar lokasi. Selama penelitian terdapat 15 macam bahan pakan yang diberikan, yaitu susu, pisang, jeruk, wortel, melon, semangka, tomat, apel, kubis, sawo, bengkoang, tahu, tempe, bubur sun, dan salak (Gambar 2).
36
Tabel 1. Golongan umur dan bobot badan delapan orangutan di pusat reintroduksi orangutan, Wanariset Samboja-Kalimantan Timur. No. 1 (Nian) 2 (Kepit) 3 (Mamik) 4 (Janine) 5 (Nola) 6 (Bastian) 7 (Pohan) 8 (Bolos)
Umur (tahun)
Bobot badan (kg)
Jenis kelamin
2 2 4 4 4 4 4 4
11 12 16 21 23 14 17 19
Betina Jantan Betina Betina Betina Jantan Jantan Jantan
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah asupan nutrisi harian rata-rata delapan orangutan (Tabel 2), dan asupan nutrisi untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin (Tabel 3 dan Tabel 4). Asupan Nutrisi Harian Individu Tabel 3 memperlihatkan rata-rata asupan nutrien per hari untuk orangutan jantan dan betina umur 2 tahun dan Tabel 4 untuk orangutan jantan dan betina yang berumur 4 tahun. Secara umum asupan nutrisi untuk orangutan jantan lebih banyak dibandingkan dengan betina, kecuali vitamin C, orangutan betina relatif lebih tinggi, yaitu dengan asupan 18,68 mg/kg bobot badan/hari, sedangkan untuk orangutan jantan 17,02 mg/kg bobot/hari. Pada dasarnya asupan vitamin C antara orangutan betina dan jantan relatif sama. Berdasarkan kelompok umur, asupan nutrisi orangutan betina berumur 4 tahun lebih banyak dibandingkan dengan orangutan jantan. Hal ini diduga berkaitan dengan bobot badan. Orangutan betina contoh umur 4 tahun, rata-rata bobot badannya lebih tinggi dibandingkan dengan orangutan jantan pada umur yang sama. Berbeda dengan jumlah kalori yang dianjurkan RDA (1989) untuk manusia (pria dan wanita) dengan bobot badan 13 kg dan 20 kg berturut-turut 104,60 kalori dan 91,50 kalori/kg bobot badan. Asupan kalori orangutan betina contoh 11 kg dan orangutan jantan contoh 12 kg dari pakan berturutturut adalah 94,74 kalori dan 88,88 kalori/kg bobot badan. Pada orangutan betina contoh 20 kg dan
Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
a
b
c
d
Gambar 2. Jenis-jenis buah pakan orangutan di pusat reintroduksi orangutan Wanariset Samboja. a = semangka dan daun pepaya, b = melon, c = pisang, dan d = wortel, tomat, kubis, dan jeruk. Tabel 2. Asupan rata-rata nutrien harian delapan orangutan penelitian. Nama
Energi
Protein
Ca
P
Fe
Vit. A
Vit. B1
Vit. C
1 (Nian) 2 (Kepit) 3 (Mamik) 4 (Janine) 5 (Nola) 6 (Pohan) 7 (Bastian) 8 (Bolos)
1042,1 1066,6 1425,6 1380,4 1400,1 1198,1 1163,8 1320,3
22,01 24,78 32,29 32,89 32,16 27,30 26,23 30,84
442,34 581,25 729,96 780,51 736,06 624,83 561,67 727,61
411,30 506,27 646,75 668,05 641,31 546,64 504,54 626,75
10,20 11,21 14,64 14,07 13,60 11,80 11,57 13,07
534,99 681,15 681,24 672,57 707,07 676,17 601,53 745,38
0,41 0,42 0,52 0,54 0,48 0,52 0,47 0,53
205,47 204,25 260,45 265,17 236,59 252,38 233,94 257,47
Tabel 3. Perbandingan asupan nutrisi harian orangutan umur 2 tahun dengan recommended dietary allowances (RDA), 1989. Kandungan Nutrien Energi (kal) Protein (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (µg RE) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg)
Orangutan contoh (n = 1)
Orangutan contoh (n = 1)
RDA (anak-anak umur 2-3 tahun)
Betina (11 kg)
Betina (per kg bb)
Jantan (12 kg)
Jantan (per kg bb)
(13 kg)
(per kg bb)
1042,10 22,01 442,34 411,30 10,20 535,59 0,41 205,47
94,74 2,00 40,21 37,39 0,93 48,69 0,04 18,68
1066,60 24,78 581,25 506,27 11,21 681,15 0,42 204,25
88,88 2,06 48,43 46,02 0,93 56,76 0,04 17,02
1360,0 16,0 800,0 800,0 10,0 400,0 0,7 40,0
104,60 1,20 61,50 61,50 0,77 30,76 0,05 3,07
Sumber: Food and Nutrition Board (1989).
orangutan jantan contoh 16,6 kg jumlah asupan kalori masing-masing adalah 70,10 dan 73,60 kalori. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah kalori yang dianjurkan untuk manusia menurut bobot badan lebih banyak dibandingkan dengan Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
orangutan contoh. Namun bukan berarti orangutan contoh mengalami kekurangan asupan kalori karena aktivitas orangutan kandang lebih sedikit dibandingkan dengan aktivitas manusia yang sangat bervariasi.
37
Tabel 4. Perbandingan asupan nutrien harian orangutan umur 4 tahun dengan recommended dietary allowances (RDA), 1989. Orangutan contoh (n = 3)
Kandungan nutrien Energi (kal) Protein (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (µg RE) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg)
Orangutan contoh (n = 3)
RDA (anak-anak umur 4-6 tahun)
Betina (20 kg)
Betina (per kg bb)
Jantan (16,6 kg)
Jantan (per kg bb)
1402,03 32,45 748,84 652,04 14,10 686,70 0,52 254,07
70,10 1,62 37,44 32,60 0,70 34,34 0,04 12,70
1227,40 28,13 638,03 559,31 12,15 686,70 0,51 247,93
73,60 1,68 38,27 33,55 0,72 34,33 0.03 14,80
(20 kg)
(per kg bb)
1830 24,0 800,0 800,0 10,0 500,0 45,0 0,9
91,50 1,20 40,00 40,00 0,50 25,00 2,25 0,04
Sumber: Food dan Nutrition Board (1989). Tabel 5. Total asupan dan pengeluaran energi delapan orangutan selama 24 jam di Wanariset Samboja-Kalimantan Timur. Jenis kelamin Umur (tahun) Berat badan (kg) Betina Jantan Betina Jantan
2 2 4 4
11,00 12,00 20,00 16,67
Tidur (kal) Istirahat (kal) Makan (kal) 422,81 451,32 662,02 575,67
Pada Tabel 4 dan 5 dapat dilihat bahwa asupan protein, zat besi, vitamin A, dan vitamin C lebih banyak pada orangutan contoh (jantan dan betina untuk semua kelas umur) dibandingkan dengan asupan nutrisi anjuran Recommended Dietary Allowances (1989), kecuali energi, kalsium, dan fosfor. Hal ini disebabkan karena jenis makanan yang dikonsumsi manusia lebih bervariasi dan ketersediannya lebih memungkinkan dibandingkan dengan jenis pakan orangutan contoh yang relatif terbatas. Kandungan zat besi yang tinggi pada orangutan betina dan jantan umur 2 tahun berturut-turut adalah 10,20 mg (0,93 mg/kg bobot badan) dan 11,21 mg (0,93 mg/kg bobot badan) dan untuk yang berumur 4 tahun adalah 14,10 mg (0,70 mg/kg bobot badan) dan 12,15 mg (0,72 mg/kg bobot badan). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh RDA untuk manusia jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yaitu 10 mg per hari (0,7 mg/kg bobot badan) untuk yang berumur 2 tahun, dan 10 mg per hari (0,5 mg/kg bobot badan) untuk yang berumur 4 tahun. Menurut Dallman dan Yip (1996), dosis letal zat besi cukup luas, yaitu berkisar antara 200-250 mg/kg bobot badan/hari. Dengan demikian, asupan zat besi bagi orangutan masih dalam batas aman.
38
251,94 268,84 394,42 342,94
17,82 19,44 32,40 27,00
Total asupan energi (kal)
Total pengeluaran energi (kal)
1042,10 1066,60 1402,03 1227,40
692,57 739,60 1088,84 945,61
Menurut Moen (1973), selain ditentukan oleh umur, jenis kelamin, dan bobot badan, kebutuhan energi orangutan juga ditentukan oleh jenis dan lama aktivitasnya, yang mempengaruhi metabolisme basal. Kebutuhan energi total setiap hari adalah jumlah metabolisme basal ditambah dengan pengeluaran energi dari aktivitas lain. Pada orangutan, persamaan pengeluaran energi untuk metabolisme basal adalah = 70 (BB0,75 kg), istirahat = (70 (BB0,75 kg) (1,1))/24, dan makan = (0,54) (BB), di mana BB = bobot badan. Berdasarkan rumus tersebut didapatkan pengeluaran energi orangutan sesuai dengan umur, bobot badan, dan jenis kelamin sesuai dengan aktivitas di kandang selama 24 jam dengan pembagian: 8 jam untuk tidur (metabolisme basal), 13 jam istirahat, dan tiga jam untuk makan. Tabel 4 memperlihatkan energi yang dikeluarkan selama 24 jam untuk orangutan betina dan jantan umur 2 tahun berturut-turut adalah 692,57 dan 739,60 kalori sedangkan total asupan energi dari makanan masingmasing 1042,1 dan 1066,60 kalori. Orangutan betina dan jantan berumur 4 tahun masing-masing mengeluarkan energi sebesar 1088,84 dan 945,61 kalori sedangkan total asupan energi dari makanan berturut-turut adalah 1402,03 dan1227,40 kalori. Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
Penelitian Wheatley (1982) terhadap orangutan yang hidup di alam dengan bobot badan 55 kg, menunjukkan total energi yang dibutuhkan adalah 1414 kalori untuk metabolisme basal, 569 kalori untuk pergerakan arboreal (2,78 jam), 75 kalori untuk makan (2,53 jam), dan 275 kalori untuk istirahat (4,25 jam), sehingga total energi yang dibutuhkan selama 24 jam adalah 2333 kalori per hari. Berdasarkan perhitungan ini berarti kebutuhan kalori orangutan adalah 42 kalori/kg bobot badan. Penghitungan pergerakan arboreal dihitung berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkan untuk berjalan ditambah dengan energi yang dikeluarkan untuk memanjat. Apabila dibandingkan antara energi yang dikeluarkan dengan energi yang masuk yang berasal dari makanan untuk masing-masing umur dan jenis kelamin, maka energi yang berasal dari makanan lebih besar dari energi yang dikeluarkan. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Wheatley (1982), total energi yang dibutuhkan per kg bobot badan adalah 42 kalori, sedangkan orangutan betina dan jantan contoh umur 2 tahun mendapatkan asupan kalori per hari per kg bobot badan berturut-turut 94,74 dan 88,88 kalori, dan untuk orangutan contoh umur 4 tahun masing-masing 70,10 kalori dan 73,60 kalori. Keadaan ini menunjukkan bahwa total asupan kalori per kg bobot badan orangutan contoh rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan energi orangutan di alam, sedangkan aktivitas orangutan di alam lebih banyak dan lebih bervariasi dibandingkan dengan orangutan di kandang.
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Pada orangutan contoh umur 2 tahun, asupan nutrisi pada jantan lebih banyak dibandingkan dengan betina, kecuali vitamin A yang tidak ada perbedaan. 3. Pada orangutan contoh umur 4 tahun, asupan nutrisi pada betina lebih banyak dibandingkan dengan jantan. 4. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai jumlah energi yang dikeluarkan selama 24 jam (energy expenditure) di kandang dengan menggunakan persamaan pengeluaran energi, di mana total pengeluaran energi adalah metabolisme basal ditambah dengan energi yang dikeluarkan untuk aktif.
DAFTAR PUSTAKA Dallman, P.R. and R. Yip. 1996. Iron. In Present Knowledge in Nutrition, 7th ed. International Life Science. Press-Washington, DC. p. 245-253. Halim, U. 1982. Beberapa aspek tingkah laku orangutan Sumatera (Pongo pygmaeus abelli) di Ketambe Aceh Tenggara. Universitas Nasional Jakarta. Jakarta Hardinsyah dan B. Dodik. 1994. Penilaian dan perencanaan konsumsi pangan. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. IPB, Bogor Moen, A.N. 1973. Wildlife Ecology. W.H. Freeman and Co. San Fransisco. Food and Nutrition Board. 1989. National Academy of Sciences-National Research Council Recommended Dietary. Washington, D.C. Wheatley, B.P. 1982. Energetics of foraging in Macaca fascicularis and Pongo pygmaeus and a selective advantage of large body size in the orangutan. Primates 23(3):348.
1. Jumlah asupan kalori orangutan yang berasal dari pakan lebih banyak dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan orangutan dalam kandang berdasarkan aktivitasnya selama 24 jam.
Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
39