DAFTAR ISI MATERI AJAR KRIDA – II
KRIDA PENYULUH PARIWISATA
2.
LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PENYULUH PARIWISATA
3
3.
MATERI AJAR PARIWISATA
3
SKK
KRIDA
PENYULUH
3.1. SKK SKK Penyuluh Sadar Wisata
3
3.2. SKK SKK Penyuluh Ekowisata
22
Halaman
Daftar Isi
1
I
PESERTA PELATIHAN
2
II
WAKTU PELATIHAN
2
III IV V
PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA PELATIHAN TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN
2
II.
2
VII
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
2
VIII
INDIKATOR KEBERHASILAN
2
IX
RANCANGAN MATERI TOT
3
1.
3
WAKTU PELATIHAN 2 hari (Krida Pemandu Wisata dibagi ke dalam 4 Sesi )
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
PESERTA PELATIHAN Peserta Diklat Saka Pariwisata adalah : Pengurus KWARDA Anggota Pramuka Pandega Staff di lingkungan Dinas Pariwisata Kota dan Daerah.
2
VI
PENGERTIAN KRIDA PEMANDU WISATA
I.
III.
1
PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA PELATIHAN 1) Mereka yang memenuhi persyaratan sebagai peserta (butir ke 1) 2) Mereka yang telah memiliki pengetahuan dasar tentang Pariwisata dan atau Pramuka 3) Bersedia mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir 4) Bersedia menjadi tutor dalam kegiatan pengembangan Saka Pariwisata di daerahnya
IV.
TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN Kemampuan yang diharapkan peserta setelah selesai mengikuti pelatihan ini adalah: 1) Peserta mampu memahami Konsep Krida Penyuluh Pariwisata 2) Peserta memiliki kecakapan Kepramukaan dalam penyelenggaraan dan pepenyuluhan di bidang pariwisata, 3) Peserta memahami dan menguasai 2 SSK dalam Krida Penyuluh Pariwisata yaitu: SKK Penyuluh Sadar Wisata dan SKK Penyuluh Ekowisata
V.
MATERI AJAR KRIDA –
KRIDA PENYULUH PARIWISATA 2.1.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM 2.2.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1) SKK Penyuluh Sadar Wisata
1) Mampu bertindak sebagai Penyuluh Sadar Wisata 2) Mampu bertindak sebagai Penyuluh Ekowisata
2) SKK Penyuluh Ekowisata
INDIKATOR KEBERHASILAN Setelah menyelesaikan mata pendidikan dan latihan dalam acara pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu : 1) Mempraktekkan peran sebagai Penyuluh Sadar Wisata 2) Mempraktekkan peran sebagai Penyuluh Ekowisata
VIII.
LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PENYULUH PARIWISATA
Krida Penyuluh Pariwisata, terdiri atas 2 (dua) SKK :
2.3. VII.
PENGERTIAN
Krida Penyuluh Pariwisata adalah salah satu krida Saka Pariwisata, yang bertujuan memberikan kecakapan bagi Pramuka untuk dapat berperan sebagai motivator dan komunikator dalam penyelenggaraan kepariwisataan.
Peserta pelatihan Saka Pariwisata Krida Penyuluh Pariwisata cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata. VI.
II
RANCANGAN MATERI TOT 2
MATERI AJAR SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PENYULUH PARIWISATA
PENJABARAN MATERI AJAR 2.3.1.
2.3.1.1.
SKK PENYULUH SADAR WISATA
PENGERTIAN
SKK Penyuluh Sadar Wisata adalah syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sebagai penyuluh sadar wisata dalam rangka mendorong peran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah. 2.3.1.2.
A.
NILAI MANFAAT PEMBANGUNAN PARIWISATA
A.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) Dapat menyebutkan salah satu manfaat pembangunan pariwisata
TUJUAN
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) Dapat menyebutkan contoh manfaat pembangunan pariwisata di daerahnya (minimal 2)
Agar pramuka dapat memiliki bekal dan materi penyuluh sadar wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) 2.3.1.3.
MATERI KECAKAPAN SKK PENYULUH SADAR WISATA
Dapat menjelaskan manfaat pembangunan pariwisata di bidang ekonomi sosial budaya dan lingkungan kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb)
Materi ajar SKK Penyuluh Sadar Wisata mencakup: A. Nilai manfaat Pembangunan Pariwisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
B. Posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan pariwisata
Dapat menjelaskan manfaat pembangunan pariwisata di bidang ekonomi sosial budaya dan lingkungan kepada masyarakat
C. Pengertian Sadar Wisata dan Sapta Pesona D. Penerapan komponen Sapta Pesona
3
A.2.
Materi
c.
Pembangunan pariwisata cenderung untuk tidak terpusat di kota, melainkan ke daerah pedalaman dan pantai yang bebas dari kebisingan kota. Dengan demikian sektor pariwisata amat sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah.
Manfaat pariwisata dapat dilihat dari beberapa bagian yaitu: 1) Manfaat Pariwisata di bidang ekonomi a.
Menunjang pembangunan daerah
Meningkatkan devisa Sektor pariwisata mempunyai peluang besar untuk mendapatkan devisa.hal ini dapat di lihat dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia. Sebagai penghasil devisa yang diandalkan, pembangunan pariwisata dapat mendukung kelanjutan pembangunan nasional.
d. Meningkatkan Penerimaan devisa Pajak langsung, yaitu dari pajak penjualan dan penghasilan dari perusahan pariwisata serta pajak dari wisawan yang menggunakan fasilitas umum. Pajak tak langsung, yaitu bea masuk dan bea cukai dari penghasilan barang dan jasa. e.
b. Meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
Meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat Belanja di DTW akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda (multiflier effect )
Peningkatan pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik pada waktu sebelum dan sesudah berlangsungnya kegiatan kepariwisataan tersebut secara langsung pada usaha akomodasi, restaurant dan hiburan, cinderamata, informasi pariwisata, pramuwisata dan pemerintah. Secara tidak langsung pada usaha taxi, pusat perbellanjaan, industri kecil, katering dan pengolahan makanan, pertanaian, peternakan, perkebunan, perbankan, olah raga, sanggar tari dan teater dan jasa-jasa lain.
f.
Meningkatkan ekspor Dengan semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung berarti akan ikut memperkenalkan barang-barang produksi dalam negeri yang di nikmati wisatawan yang kemudian akan membuka peluang untuk ekspor.
4
2) Manfaat pariwisata di bidang sosial dan budaya
2. Dapat menyebutkan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan
Keanekaragaman kekayaan sosial budaya Indonesia merupakan modal dasar dari pengembangan pariwisata. Oleh sebab itu pengembangan kepariwisataan harus mampu melestarikan dan mengembangkan budaya yang ada. Memudarnya daya tarik budaya kita pasti akan merugikan pengembangan pariwisata indonesia.
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) 1. Dapat menjelaskan pihak-pihak yang terkait (pemangku kepentingan) dalam pembangunan kepariwisataan kepada kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) 2. Dapat menjelaskan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb)
3) Manfaat Pariwisata di bidang lingkungan hidup Pada dasarnya pengembangan pariwisata memanfaatkan kondisi lingkungan senantiasa menghindari dampak kerusakan lingkungan senantiasa menghindari dampak kerusakan lingkungan hidup, yaitu dengan pengaturan yang teratur dan terarah. B.
POSISI DAN PERAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN PARIWISATA.
B.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) 1. Dapat menjelaskan pihak-pihak (pemangku kepentingan) dalam kepariwisataan kepada masyarakat
yang terkait pembangunan
2. Dapat menjelaskan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan pariwisata kepada masyarakat
DALAM
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) 1. Dapat menyebutkan pihak-pihak yang terkait (pemangku kepentingan) dalam pembangunan kepariwisataan 5
PEMERINTAH
B.2.
Materi
fasilitator dan regulator
Pariwisata memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat, mengingat masyarakat merupakan bagian atau komponen dari penyelenggaraan kegiatan pariwisata melalui keunikan entitas masyarakat dengan tradisi dan budaya lokal sebagai daya tarik kepariwisataan. Pariwisata
SWASTA
pelaksana/ pengembang/ investor
Masyarakat
Makan/Minum souvenir
tuan rumah, pelaksana/ subjek pengembangan
Stakeholders dalam pengembangan pariwisata (Sumber: Murphy, 1990)
Wisatawan Hiburan
MASYARAKAT
Transportasi
Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat sebagai aktor atau subjek pengembangan, karena posisi, peran dan dukungan masyarakat turut menentukan sukses atau keberhasilan jangka panjang pengembangan kegiatan pariwisata.
Akomodas i
Objek/Atraksi
Hubungan pariwisata dan masyarakat Masyarakat berperan sebagai salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pengembangan pariwisata dalam kedudukannya sebagai komunitas yang turut berperan dalam proses pengembangan, maupun sebagai pelaku usaha kepariwisataan (misalnya: pengusaha penginapan, rumah makan, pemandu wisata, pengrajin, pertunjukan seni, dan sebagainya). Selain itu masyarakat juga merupakan tuan rumah (host) bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung ke daerahnya.
Terkait dengan nilai strategis pengembangan destinasi pariwisata bagi masyarakat, maka kegiatan kepariwisataan dapat menjadi instrumen strategis dalam pengentasan dan penanggulangan kemiskinan pada masyarakat setempat dimana kegiatan kepariwisataan itu berada. Dimana tujuan penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang adalah untuk mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap dan progresif agar dapat menjalani 6
peluang yang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sektor-sektor usaha yang terkait.
kehidupan yang bermartabat, dan menurunkan jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan. Berikut adalah nilai-nilai strategis manfaat kegiatan kepariwisataan bagi masyarakat setempat, terkait dengan: 1)
Pariwisata yang memiliki karakter “IN SITU” yaitu konsumen/wisatawan harus datang ke lokasi untuk mengkonsumsi produk, sehingga hal ini berarti memberikan peluang dan kontribusi sangat besar bagi pengembangan wilayah, membuka isolasi wilayah dan penanggulangan kemiskinan.
Wisatawan
ORIGIN / ASAL
Keterkaitan produk dan jasa dalam pariwisata
Akomodasi DESTINATION/ TUJUAN
3)
Karakter in situ pariwisata 2)
Pariwisata memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membuka peluang investasi sangat luas. Sistem keterkaitan produk dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur jaringan maskapai penerbangan, tranportasi, jaringan hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga dan berbagai jasa terkait lainnya dari seluruh dunia. Prospek ini menciptakan
7
Pariwisata mampu membangkitkan dampak ekonomi multiganda. Pariwisata yang memiliki keterkaitan lintas sektor dan usaha mampu membangkitkan DAMPAK EKONOMI MULTI GANDA (multiplier effect) yang sangat signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha lintas skala, terutama UKM sehingga membantu penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dampak Langsung
Dampak Tak Langsung Karyawan hotel, restoran, BPW, ODTW, dsb. Supir angkt. Umum Pemerintah (pajak) Pengrajin cinderamata Pompa bensin Penjual sayuran, buah & bahan makanan Seniman iklan/ Percetakan
1. Dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan sasaran Sadar Wisata kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) 2. Dapat menjelaskan pengertian sapta pesona kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb)
Hotel, Guide/ Restoran, / ODTW/ Perush Airline/ Angkt/ BPW/ Galleri/ art shop Jasa keuangan
Dampak Ikutan
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Petani sayuran, bunga dan buah Peternak ayam, ikan dan sapi Penghasil bahan baku kerajinan Sektor industri & perdagangan Sektor agribisnis
1. Dapat menjelaskan pengertian , tujuan dan sasaran Sadar Wisata kepada masyarakat 2. Dapat menjelaskan pengertian sapta pesona kepada masyarakat
Dampak ekonomi multiganda dalam sektor pariwisata C.
KONSEP SADAR WISATA DAN SAPTA PESONA
C.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
C.2.
Sadar Wisata dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) 1.
Dapat menyebutkan pengertian sadar wisata
2.
Dapat menyebutkan unsur sapta pesona
Materi
Sapta Pesona merupakan jabaran konsep Sadar Wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona tersebut.
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) 1.
Dapat menyebutkan tujuan dan sasaran Sadar Wisata 2. Dapat menguraikan pengertian unsur – unsur sapta pesona C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) 8
Logo Sapta Pesona berbentuk matahari tersenyum yang menggambarkan semangat hidup dan kegembiraan. Tujuh sudut pancaran sinar yang tersusun rapi di sekeliling matahari menggambarkan unsurunsur Sapta Pesona yang terdiri dari: unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan. Berikut ini penjabaran dari unsur-unsur sapta pesona:
TERTIB Pengertian kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
AMAN
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
Pengertian Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik.
Mewujudkan budaya antri Memelihara lingkungan dengan peraturan yang berlaku Disiplin waktu/tepat waktu Serba jelas, teratur, rapi dan lancar.
mentaati
BERSIH
Tidak menganggu kenyamanan wisatawan Menolong dan melindungi wisatawan Menunjukkan sifat bersahabat terhadap wisatawan Memelihara keamanan lingkungan Membantu memberi informasi kepada wisatawan
Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sehat/hygienik sehingga memberikan rasa nyaman
9
dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
INDAH Suatu kondisi di daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik dan memberikan kesan yang mendalam bagi wisatawan sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta mendorong promosi ke pasar wisatawan yang lebih luas.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
Tidak membuang sampah sembarangan Menjaga kebersihan lingkungan objek wisata Menjaga lingkungan yang bebas dari polusi udara Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih Pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi.
Bentuk Aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
SEJUK Suatu kondisi di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan memberikan perasaan nyaman bagi wisatawan dalam melakukan kunjungannya ke daerah tersebut.
RAMAH Suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di destinasi pariwisata yang mencerminkan suasana yang akrab dan terbuka.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain :
Menjaga objek wisata dalam tatanan yang estetik, alami dan harmoni Menata lingkungan secara teratur Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh.
Bentuk Aksi yang perlu diwujudkan:
Melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon Memelihara penghijauan di lingkungan objek wisata Menjaga kondisi sejuk dalam berbagai area di daerah tujuan wisata.
10
Bersikap sebagai tuan rumah yang baik serta selalu membantu wisatawan Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan Menunjukkan sikap menghargai dan toleransi terhadap wisatawan
Dapat menjelaskan contoh-contoh tindakan dalam rangka penerapan unsur – unsur Sapta Pesona kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb)
Memberikan senyum yang tulus.
KENANGAN Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata yang akan memberikan rasa senang dan kenangan yang indah bagi wisatawan.
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan :
1. Dapat menjelaskan berbagai tindakan dalam rangka penerapan unsur –unsur Sapta Pesona kepada masyarakat
2. Dapat menyusun program aksi sapta pesona di daerahnya
Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih dan sehat Menyediakan cinderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa
D.
PENERAPAN DAN MANFAAT SAPTA PESONA
D.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
D.2.
Materi
1) Aman Apa yang akan Anda rasakan jika melancong ke tempat yang lingkungannya aman ?” Tentu Anda menyukai tempat wisata tersebut, kan?. Sebaliknya jika tempat atau daerah obyek wisata yang kita kunjungi dinyatakan tidak aman, maka kita akan takut dan pasti ingir cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut. Inilah akibat kita tidak menciptakan rasa aman.
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Oleh karena itu, marilah kita ciptakan, kondisikan, pelihara, dan masyarakatkanlah situasi aman agar terwujud rasa aman yang sesungguhnya dengan cara yang tidak melanggar aturan, norma adat dan budaya kita sebagai bangsa yang besar dan beradab. Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menciptakan dan menjaga rasa aman, di antaranya adalah:
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) Dapat menyebutkan contoh-contoh tindakan dalam rangka penerapan unsur –unsur Sapta Pesona (minimal 2) C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
11
a.
b.
c.
d.
Kita semua harus sadar akan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban; harus selalu disadari bahwa setiap perilaku kita dalam bergaul dengan siapapun dan di manapun apa yang kita lakukan pasti berhubungan dengan kepentingan orang lain bahkan dengan kepentingan sistem, dan prosedur yang berlaku.
melaksanakannya berkaitan dengan sebagai tempat obyek wisata?
Membangun sistem keamanan yang kuat. Sistem keamanan bisa dibangun mulai dari sikap disiplin kita baik secara individu maupun secara komunitas sosial, masyarakat. Kita juga harus taat kepada hukum; artinya bahwa negara kita adalan negara hukum dan harus bangga bahwa bangsa kita sudah mampu membangun sistem keamanan melalui bidang hukum Untuk itu seyogianya kita semua menjungjung tinggi dan menjaga sistem, hukum yang ada agar keberadaannya mampu melindungi hak dan kewajiban. Jadi, sudah tentu hukum itu patut ditaati. Dalam kaitan pelaksanaan Program Sadar Wisata juga dapat dikatakan sebagai sikap taat dan menjunjung tinggi hukum secara tidak langsung
kepentingan
e.
Disiplin dalam melakukan segala sesuatu berhubungan dengan orang lain; maksudnya bahwa setiap warga masyarakat diharapkan mampu berdisiplin, baik secara individu maupun dalam interaksi dengan orang lain di mana pun berada. Dengan demikian, akan tumbuh sikap saling menghargai yang secara tidak langsung sudah memberikan rasa arnan bagi semua orang.
f.
Memberikan kepercayaan kepada orang lain sesuai dengan potensinya, terutama terhadap petugas keamanan; maksudnya bahwa kita semua diharapkan bisa memberikan rasa percaya dan menghormati sikap orang lain sesuai dengan profesinya sebagai petugas keamanan.
Anda pasti bisa merasakan betapa besar kebutuhan akan rasa aman in ketika berkunjung ke daerah wisata tertentu. Terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman akan menghasilkan kepuasan berwisata. Tentu siapa pun ingin mengulangi kepuasaan ini dan mengunjungi lagi tempat wisata tersebut di lain waktu. Inilah seharusnya yang kita upayakan bersama. Bagi kita sebagai pihak yang berupaya menciptakan dan memelihara, maupun bagi pihak lain yang turut menikmatinya, ada beberapa manfaat minimal yang dapat dirasakan dari rasa aman yaitu:
Memfungsikan semua alat penerangan lampu terutama pada malam hari khususnya di daerah obyek wisata sesungguhnya hal ini adalah hal sederhana yang mendasar dalam Iingkungan hidup bermasyarakat. Namun apakah kita sudah
a. 12
Tidak ada rasa takut untuk bepergian
b.
Keinginan wisatawan untuk berkunjung lebih besar.
c.
Citra positif pariwisata tetap terjaga
d.
Memberikan peluang pembangunan dan penyempurnaan fasilitas dan sistem pelayanan jasa informasi yang bermanfaat baik di tempat-tempat obyek wisata maupun di tempat-tempat lain.
suasana tertib merupakan cerminan tingkat disiplin yang tinggi dari sebuah masyarakat yang terpuji. Berikut ini cara-cara yang dapat kita lakukan dalam menciptakan ketertiban umum : a.
Itulah manfaat terciptanya rasa aman! Apakah hal itu mendatangkan keuntungan dan peluang bagi pengembangan kualitas daerah obyek wisata yang kita miliki? Tentunya pasti!
Ikuti ketentuan atau tata tertib yang berlaku, di manapun kita berada; Perlu diakui, kita sering menyepelekan dan mengabaikan masalah tata tertib. Padahal kita semua tahu pasti tujuan dan manfaat diberlakukannya sebuah tata tertib.
Berdasarkan uraian di atas, marilah kita beraktivitas dengan selalu menaati rambu-rambu atau aturan-aturan yang mengatur dan mejaga keamanan demi terwujudnya keselamatan bersama. Jika semua itu terwujud, maka kondisi bidang kepariwisataan di Indonesia akan membaik dan terbangun kembali.
Pemberlakuan tata tertib diharapkan mampu memberikan pemenuhan atas aspek-aspek seperti rasa aman, nyaman dan rasa keindahan. Contohnya jika kita berjalan-jalan di taman kemudian melihat tanda pemberitahuan yang berbunyi: Dilarang menginjak rumput. Sudah tentu maksud papan peringatan tersebut agar taman tetap kelihatan indah dengan tanaman yang tetap subur dan enak dipandang mata. Untuk itu marilah kita kendalikan diri kita untuk tidak melanggar tata tertib apapun, baik itu yang berhubungan dengan pribadi maupun dengan orang lain, apalagi bila sudah berkaitan dengan kepariwisataan, pemeliharaan keindahan dan kenyamanan wisatawan tentu perlu diutamakan.
2) Tertib Apa yang anda rasakan ketika harus berebutan untuk mendapatkan sebuah tiket masuk sebuah pertunjukan musik? Apakah anda merasa senang berdesakan saling sikut dan saling injak dengan pengunjung lain? Jawabannya cuma satu ” tidak senang.” Dan kunci pengondisian ketidakteraturan tersebut adalah dengan ”Tertib”. Untuk itu seyogianya kita semua bersikap tertib demi kepuasan bersama. Perlu disadari bahwa
b.
13
Janganlah kita menciptakan suasana berisik atau gaduh;
Ajakan ini bertujuan agar setiap warga masyarakat Indonesia bisa saling menghormati, menghargai tertib dan teratur dalam melakukan segala sesuatu, baik demi kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Sebagai contoh, pada waktu ada kunjungan wisatawan asing atau domestik ke tempat obyek wisata sebagai tuan rumah kita diharapkan bisa menciptakan situasi yang tenang di lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan agar wisatawan dapat benar-benar merasakan kenyamanan, dan keindahan obyek wisata yang mereka kunjungi. Dengan demikian, para wisatawan pun akan menghargai dan menghormati kita sebagai warga masyarakat yang berbudi luhur, ramah, dan berwibawa.
wisata bersih, tentu akan membuat wisatawan betah berlama-lama menikmatinya. Tidak sukar membiasakan diri hidup bersih. Mulailah dari hal-hal kecil pada diri sendiri, karena lingkungan keluarga, lingkungan di sekitar sehingga akhirnya kita akan terbiasa hidup bersih di manapun berada. Berikut ini adalah cara sederhana melakukan dan membiasakan hidup bersih ini bermula dari diri kita sendiri, yaitu:
Sehubungan dengan uraian di atas, berikut ini diketengahkan manfaat terwujudnya suasana tertib, yaitu: a) terciptanya ketenangan; b) terciptanya kondisi teratur; dan c) terbentuknya wibawa sebagai masyarakat yang berbudaya. Nah, jika kita semua menyadari manfaat menciptakan situasi ”tertib” ini, janganlah menciptakan suasana yang sebaliknya. Karena ketidaknyamanan yang kita rasakan, juga akan dirasakan oleh tamu kita, para wisatawan. 3) Bersih
a.
Selalu teratur membersihkan badan;
b.
Makan, minum secara teratur dan bersih;
c.
Tidak membuang sampah sembarangan;
d.
Tidak meludah di sembarang tempat, atau membuang kotoran seenaknya;
e.
Menyediakan tempat sampah;
f.
Lakukan pemusnahan sampah secara teratur dan memerhatikan sanitasi lingkungan;
g.
Penataan saluran air dan tempat pembuangan sampah di sekitar lingkungan anda;
h.
Memasyarakatkan nilai-nilai santasi lingkungan.
Jika terbiasa hidup sehat, tentunya anda akan selalu memakan rnakanan sehat yang higienis den selalu menjaga kebersihan lingkungan. Membiasakan hidup bersih berarti kita menciptakan :
Jika Iingkungan disekitar kita bersih, semua orang akan merasakan kenyamanan dalam penglihatan, pernapasan, dan aktivitas hidup lainnya. Terlebih jika aktivitas itu adalah pelancongan ke tempat wisata. Jika sebuah tempat 14
a.
pola hidup sehat;
b.
suasana hidup yang lebih menyenangkan;
c.
semangat hidup yang lebih bergairah.
Untuk itu marilah kita senantiasa membiasakan diri hidup bersih dalam setiap aspek kehidupan, demi kepentingan kita bersama.
c.
melestarikan segala potensi wisata yang dimiliki lingkungan sekitar kita; dan yang terpenting adalah
d.
mengatur sirkulasi udara bebas yang baik. khususnya untuk ruangan -ruangan tertutup
Marilah kita ciptakan kondisi yang sejuk di manapun kita berada. Berikut in manfaat kesejukan yaitu: a.
tubuh dan pikiran kita menjadi segar dan fit setiap saat;
b.
stamina kita dalam beraktivitas bertahan lebih lama.
4) Sejuk Kondisi yang sejuk pasti sangat didambakan semua orang. Kondisi alam yang segar, enak dipandang nikmat dihirup udaranya dan mampu membawa pikiran anda ke dalam nuansa ketenangan. Kondisi itulah yang dicari oleh para wisatawan dalam perjalanan wisatanya.
5) Indah Keindahan merupakan cerminan atas kuasa Tuhan dan karya manusia kreatif. Semua insan pasti menyukai keindahan, tetapi keindahan yang bagaimanakah yang perlu kita mewujudkan dan nikmati bersama terutama di bidang pariwisata? Anda mungkin pernah melihat pemandangan di Pantai Kuta Bali, pada saat melihatnya anda pasti merasakan keindahan alam waktu itu. Atau mungkin di tempat wisata lainnya.
Jadi, akibat kesejukan ini tiada lain tercipta dari kondisi lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman. Untuk itu marilah kita menciptakan kondisi yang memberikan makna sejuk bagi lingkungan dan tempat-tempat obyek wisata. Ada beberapa cara sederhana yang kita semua bisa melakukarnya sehingga kondisi sejuk bisa terwujud. Yaitu: a.
melakukan penghijauan di lingkungan, termasuk tempat-tempat yang menjadi objek wisata;
b.
menjaga kebersihan ingkungan; dan
Bahkan sesungguhnya keindahan juga bisa kita ciptakan mulai dari lingkungan sekitar. Misalnya dengan menata pekarangan rumah, atau menata lingkungan tempat kita tinggal. Hakikat keindahan itu cenderung kita nikmati melalui penglihatan yang pada akhirnya berpusat pada perasaan estetis dengan demikian mulailah menciptakan keindahan ini dengan menata segala apa yang kita lihat 15
menjaga dan mempertahankan keseimbangan alam yang sudah ada;
Ada beberapa cara sederhana untuk menciptakan dan menjaga keindahan yang tentunya bisa anda lakukan, diantaranya:
a.
melestarikan dalam arti kita semua berupaya mengubah alam yang tadinya belum memunculkan rasa ketenangan, keindahan, dan kenyamanan, menjadi lebih memberikan rasa ketenangan, keindahan, dan kenyamanan.
Gemar menata ruang Artinya kita semua mencoba menyadari bahwa segala kegiatan kita yang berhubungan dengan menata ruang, baik itu di ruangan rumah, pekarangan, lingkungan, bahkan tempat obyek wisata tertentu, merupakan upaya nenciptakan keindahan visual.
Untuk itu marilah kita wujudkan kelestarian baik dalam bentuk tindakan menjaga, mempertahankan serta mewujudkan keindahan. c.
Jadi ketika anda melakukan penataan di tempattempat tersebut, maka indera penglihatanlah yang pertama kali merasakan keindahan yang muncul dihadapan kita semua. Inilah yang seyogianya kita kembangkan sebagai perilaku individu bangsa Indonesia yang mampu memaknai nilai-nilai dan pengalaman Sadar Wisata melalui pembenahan dan pengembangan Sapta Pesona dalam kehidupan seharihari b.
Mencegah dan menghilangkan aksi corat-coret Aksi corat-coret pada pagar atau dinding rumah jelas amat merusak nilai keindahan Oleh sebab itu, mari kita bersarna-sama menjaga dan mencegah agar diri kita bali sebagai orang tua, pemuda-pemudi, dan anak-anak menjaga lingkungan sekitar agar aksi menjadi ajang aksi corat-coret tersebut. Jika anda melihat di suatu tempat obyek wisata ada corat-coret yang dilakukan wisatawan tentunya hal itu akan mengurangi nilai keindahan. Terlebih jika yang melakukan kita sendiri sebagai pribumi, perilaku tersebut jelas tidak sesuai dengan kampanye ”Sadar Wisata” melalui “Sapta Pesona” ini.
Melestarikan lingkungan; Artinya kita semua harus mampu, menjaga keseimbangan lingkungan mulai dari lingkungan pribadi sampai dengan lingkungan tempat kita beraktivitas sehari-hari. Melestarikan lingkungan dapat dilalukan dalam dua sudut pandang:
d.
16
Gemar akan kegiatan hias-menghias secara teratur;
Jika Anda seorang seniman atau seniwati mungkin tidak asing lagi dengan kegiatan hias-menghias. Akan tetapi, melalui kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona ini kita semua sebagai warga masyarakat Indonesia diharapkan bisa melakukan kegiatankegiatan yang termasuk ke dalam kategori hiasmenghias ini. Apalagi jika ditujukan untuk menghasilkan daya tarik bagi orang lain atau wisatawan baik domestik mapun mancanegara tentunya hal ini sangat kita harapkan bersama. Jadi secara langsung kita semua yang terlibat di dalamnya sudah mampu menunjukkan dukungar terhadap kebangkitan kembali pariwisata Indonesia melalui program Sadar Wisata dan Sapta Pesona.
6) Ramah Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika moral dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua sebagai warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran. Perilaku atau pribadi yang ramah memang disukai banyak orang. Keramahan inilah yang harus kita munculkan dan tingkatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek kehidupan. Jika sudah terwujud, marilah kita semua mempertahankan keramahan tersebut sampai betul-betul bisa dinikmati dan dicontoh oleh orang Iain. Aspek keramahan inilah yang selama ini menjadi kebanggaan dan diharapkan dapat mengembalikan prestasi bidang pariwisata Indonesi ini ke masa kejayaan yang pernah kita capai pada masa Ialu. Memasyarakatkan keramahan bisa di muIai pada diri kita sendiri di antaranya dengan cara:
Manfaat keindahan adalah :
Timbulnya kesadaran akan kebesaran Tuhan ; Terciptanya perasaan senang; Mencegah munculnya perasaan stress Mempertajam kepekaan estetis.
a.
Kita semua tahu bahwa segala sesuatu yang memiliki nilai keindahan pasti membuat orang tertarik. Jika suatu tempat wisata memiliki keindahan yang khas, wisatawan pun akan berdatangan. Sekali lagi marilah kita ciptakan, jaga dan lestarikan nilai-nilai keindahan ini bersama-sama.
Bertutur kata yang sopan dengan mimik wajah yang menyenangkan: Keramahan yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah yang manis bukan berarti harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi kepribadian kita sebagai rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan persahabatan.
17
Untuk itu kita semua harus mampu membargun kepribadian hakiki yang bertutur kata sopan, penuh senyum yang ramah. Hal ini dapat kita mulai dan diri masing-masing. Di mana pun berada, tunjukkanlah tutur kata yang sopan dan ramah ini, karena hal ini pasti akan melahirkan persahabatan dan membuat orang senang dan menghargai kita. b.
Sebagai konsekuensinya, sulit pula orang lain menghargai kita. Untuk itu marilah kita saling merendahkan hati, saling menghargai perasaan, pikiran, maupun karya orang lain sehingga kita pun menerima perlakuan yang sama dari orang lain. Sikap seperti inilah yang seyogyanya bisa dikembangkan tatkala kita ingin mewujudkan kembali keluhuran nilai-nilai pariwisata Indonesia kepada dunia internasional.
Pengendalian diri; Maksudnya mengendalikan diri terhadap perilakuperilaku yang dapat meresahkan masyarakat, apalagi meresahkan warga negara asing (sebagai wisatawan mancanegara). Pengendalian diri ini juga berlaku pada perilaku yang dapat mengakibatkan bencana alam. Kita semua bisa melatih sikap pengendalian diri pada diri sendiri di manapun dan dalam kondisi apapun.
d.
Pada intinya sikap inilah yang menjadi salah satu dasar keberhasila kita dalam pergaulan. Melalui bertegur sapa maka kita akan rnenebar kebaikan dan menciptakan ikatan persaudaraan, persahabatan, dan kekeluargaan di manapun kita berada. Dengan bertegur sapa secara baik-baik, maka ketika anda sedang berada di negeri asing sekalipun pasti tidak akan mendapat kesulitan. Terlebih jika dilakukan di lingkungan sekitar kita atau di tempat-tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing, tegur sapa akan memberikan kesan keramahan sehingga akhirnya mereka kerasan untuk menikmati lebih lama lagi pesona tempat-tempat wisata yang mereka kunjungi di negara kita.
Maka upayakanlah mengedepankan pengendalian diri pasti kita semua akan selamat dan dihargai orang lain. c.
Gemar bertegur-sapa dengan baik;
Saling menghormati Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan ungkapan “hormat menghormati” ini karena sejak dibangku SD bahkan para orang tua dan guru telah mengajari kita akan hal ini. Sikap saling menghormati terutama diperlukan dalam pergaulan sosial. Akan tetapi, kita kadangkala sukar untuk bersikap seperti itu. Hal ini terjadi ketika kita merasa lebih baik, lebih pintar, atau lebih tahu daripada orang lain.
Manfaat tegur-sapa yang ramah adalah
18
Setiap anda akan mengunjungi suatu tempat wisata, pasti pada benak anda muncul perasaan ingin, memperoleh kenangan yang indah dan menyenangkan.
Terjadinya keakraban; dengan tegur-sapa suasana hangat akan senantiasa tercipta dalam perasaan setiap individu meskipun tidak saling mengenal satu dengan lainnya.
Terciptanya rasa damai keakraban yang tercipta pada akhirnya tentu membuat hati kita menjadi damai, tanpa rasa was-was meski berada di lingkurgan dan orang-orang yang asing bagi kita.
Mencegah terjadinya konflik; melalui tegur sapa bisa tercipta tali persaudaraan dan kekeluargaan yang akan mampu mencegah terjadinya konflik.
Oleh sebab itu, marilah kita berlomba-lomba menciptakan kenyamanan dan keunikan yang khas penuh pesona agar melahirkan kenangan yang indah bagi setap wisatawan yang datang, dalam rangka rnengampanyekan kembali dunia pariwisata Indonesia melalui Program Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Kita bisa mulai menciptakan dan menjaga kenangan ini dengan cara-cara yang sederhana seperti : a.
Memberikan pelayanan yang baik; kita semua melakukannya ketika kita dihadapkan dalam kegiatan yang melibatkan orang lain, terutama yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan orang lain, seperti dalam pelayanan jasa memandu perjalanan, penyediaan makanan, dan sejenisnya.
b.
Menjaga perasaan orang lain; kita bisa melakukannya tatkala kita sedang berbincang dengan orang lain, baik itu orang yang sudah lama dikenal atau orang yang baru dikenal baik dengan orang yang seusia, lebih tua, ataupun lebih muda daripada kita.
c.
Menjaga kualitas produk; kita semua sadar, cinta tanah air berarti kita juga cinta produk negeri sendiri. Untuk itu kita harus berusaha agar kualitas produk dalam negeri tetap terjaga meningkatkan kualitasnya. Kualitas produk yang tinggi akan mendukung
7) Kenangan Pernahkah anda merasa terbayang lagi akan keindahan panorama tempat wisata yang telah dikunjungi sehingga amda merasa ingin kembali mengunjungi tempat itu? Pasti pernah kan? Perasaan itulah yang dimaksud dengan istilah “Kenangan" dalam dunia pariwisata. Kenangan merupakan ingatan ataupun kesan positif yang tersimpan di dalam pikiran seseorang setelah mendapatkan dan merasakan pelayanan yang baik menyangkut 6 (enam) unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, dan ramah. Disamping ada produk yang dibawa sebagai oleh-oleh.
19
terciptanya kenangan yang membuat orang lain datang kembali. d.
e.
Marilah kita mulai dengan niat yang ikhlas, sadar, dan penuh percaya diri dengan bekal pengetahuan dan wawasan yang luas untuk merealisasikan suksesnya pembangunan dunia pariwisata Indonesia melalui Program Sadar Wisata dan Sapta Pesona berkat terbentuknya masyarakat yang mampu menjadi Tuan Rumah, yang baik bagi setiap wisatawan yang berkunjung.
Percaya diri melalui kampanye Sadar Wisata dan Sapta Pesona ini marilah kita berbenah diri dan tunjukkan kemampuan kita sesuai dengan bidangnya masingmasing serta bekerja keras dengan mengedepankan rasa percaya diri agar semua yang dicita-citakan berhasil.
Apabila konsep Tiga Serangkai ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka hasilnya adalah berkembangnya dunia pariwisata Indonesia. Selanjutnya pergerakan dan penyebaran Wisatawan Nusantara akan berjalan dengan baik dan Wisatawan Mancanegara pun akan datang dan masuk ke Indonesia.
Jujur; kejujuran adalah modal kepercayaan orang lain terhadap kita. Dalan aspek kehidupan apapun termasuk dalam memberikan pelayanan wisata terhadap para wisatawan, kejujuran akan menumbuhkan rasa simpati. Pada akhirnya kita akan dipercaya dan disenangi, karena mampu memberikan perasaan tenang dan damai kepada mereka.
Untuk itu marilah kita semua bersama-sama mewujudkan konsep Tiga Serangkai ini dalam sikap serta aktivitas kita sehari-hari dimanapun berada, baik itu secara langsung maupun tidak langsung ditujukan pada upaya peningkatan prestasi pariwisata Indonesia sekarang dan masa yang akan datang.
Kita sadari bersama bahwa unsur kenangan ini mampu memberikan berbagai manfaat pada kita semua. Manfaat tersebut, di antaranya adalah : a.
Terbentuknya penghormatan dan penghargaan dari orang lain
b.
Terbentuknya citra yang baik bagi pribadi, masyarakat, dan negara kita;
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
c.
Terciptanya kepuasan bagi diri kita dan terlebih bagi wisatawan;
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Meningkatkan rasa saling percaya di antara sesama.
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
d.
E.
PENGALAMAN PEMBINAAN
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
20
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penggalang untuk memperoleh TKK Penyuluh Sadar Wisata
3.
Materi ajar SKK Penyuluh Ekowisata mencakup:
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penegak untuk memperoleh TKK Penyuluh Sadar Wisata
2.2.
MATERI KECAKAPAN SKK PENYULUH EKOWISATA
A.
Prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan
B.
Pengertian dan prinsip Ekowisata
C.
Penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kepariwisataan
D.
Kemampuan menyuluh Ekowisata kepada masyarakat dan wisatawan
ekowisata
dalam
SKK PENYULUH EKOWISATA PENJABARAN MATERI AJAR
1.
PENGERTIAN SKK Penyuluh Ekowisata adalah syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sebagai penyuluh ekowisata dalam rangka mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan melalui pengembangan kegiatan wisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
2.
A.
PRINSIP PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
A.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut: A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) ditiadakan
MANFAAT
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Agar pramuka dapat memiliki bekal dan materi terkait dengan ekowisata dalam mendukung pengembangan dan pengelolaan pariwisata secara berkelanjutan.
1. Dapat menyebutkan pengertian pariwisata berkelanjutan
pembangunan
2. Dapat menyebutkan tujuan dan pembangunan pariwisata berkelanjutan 21
sasaran
3. Dapat menyebutkan prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan
maupun rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, tentu saja termasuk di dalamnya pembangunan sektor kepariwisataan. Konsep pembangunan berkelanjutan dimunculkan pertama kali oleh World Commission on Environment and Development Report pada tahun 1987 dengan mendefinisikan Sustainble Development sebagai ‘meeting the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs’. Berdasarkan definisi tersebut, World Tourism Organization (WTO), telah menerapkannya pada sektor-sektor kepariwisataan dengan mendefinisikan Sustainable Tourism Development menjadi:
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) 1. Dapat menjelaskan contoh prinsip-prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan 2. Dapat menjelaskan pengertian, prinsip dan tujuan sasaran pembangunan pariwisata berkelanjutan kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) 1. Dapat menjelaskan contoh program yang mewakili penerapan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan
“Sustainable tourism development meets the needs of present tourists and host regions while protecting and enhancing opportunity for the future. It is envisaged as leading to management of all resources in such a way that economic, social, and aesthethic needs can be fulfilled while maintaining cultural integrity, essential ecological processes, and biological diversity, and life support system.”
2. Dapat menjelaskan arti prinsip dan tujuan sasaran pembangunan pariwisata berkelanjutan kepada masyarakat
A.2.
Materi
Definisi tersebut diadopsi oleh banyak negara di seluruh belahan dunia dalam berbagai macam variasi, misalnya definisi dari Organization of East Carribean States (OECS) adalah sebagai berikut:
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) telah menjadi agenda global dalam setiap proses pembangunan. Oleh karenanya, seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah dalam berbagai sektor pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan baik dalam setiap kebijakan
“The optimal use of natural and cultural resources for national development on an equitabel and self-sustaining 22
basis to provide a unique visitor experience and an improved quality of life through partnership among government, the private sector and communities.”
sumber daya alam dan buatan secara gegabah dan tanpa perhitungan. c.
Definisi-definisi tersebut belum dapat membuat konsep keberlanjutan mudah diimplementasikan pada industri pariwisata. Pada tahun 1989, British Columbia, Canada (Rees, 1989 dalam Gunn, 1994) mencoba memformulasikan definisi Sustainable Development yang cukup relevan dengan perencanaan pariwisata yaitu,
Kunci-kunci tersebut juga telah diadopsi di Indonesia seperti yang disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika, dan berkeadilan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokratisasi, hak asasi manusia, dan isu lain yang lebih luas cakupannya.
“Sustainable development is positive socioeconomic change that does not undermine the ecological and social systems upon which communities and society are dependent. Its successful implementation requires integrated policy, planning, and social learning processes; its political viability depends on the full support of the people it affects through their governments, their social institutions, and their private activities.” Definisi tersebut mengungkapkan kunci-kunci implementasi pembangunan pariwisata harus memenuhi paling tidak tiga kisi – kisi sebagai berikut : a.
“positive socioeconomic change” yang artinya perubahan harus membawa keadaan sosial dan ekonomi menjadi lebih baik.
b.
“does not undermine the ecological and social systems” yang artinya menghindari penggunaan
“integrated policy, planning, and social learning processes” yang artinya implementasi pembangunan berkelanjutan bergantung pada integrasi antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini juga merupakan jantung dari perencanaan, prinsip, dan praktek kepariwisataan.
Sementara itu, menurut United Nations Environment Programme on Tourism, sustainable tourism merupakan 23
pengembangan pariwisata yang mempertemukan kebutuhan wisatawan pada saat ini dengan tetap mempertimbangkan, melindungi, dan mempertinggi potensi asset untuk masa yang akan datang. Hal ini juga berarti pengembangan yang mempertimbangkan potensi masa yang akan datang dalam segala sektor, termasuk di dalamnya adalah faktor ekonomi, sosial, dan budaya yang akan dipenuhi, yang didukung oleh sistem integrasi kebudayaan, proses ekologi yang esensial, keragaman biologi, dan life support. “Pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat.” (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995).
Pendekatan Sustainable Tourism Development Prinsip environmentally sustainable yang menekankan bahwa proses pembangunan kepariwisataan harus tanggap dan memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan (baik alam maupun budaya), dan mampu mencegah dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi.
Dengan demikian secara ringkas, konsep pengembangan pariwisata secara berkelanjutan tersebut pada intinya menekankan pada 4 (empat) prinsip, sebagai berikut : a.
Berwawasan lingkungan (enviromentaly sustainable).
b.
Diterima secara sosial & budaya (socially and culturally acceptable).
c.
Layak secara ekonomi (economically viable).
d.
Memanfaatkan teknologi yang pantas diterapkan (technologically appropriate).
Prinsip socially and culturally acceptable yang menekankan bahwa proses pembangunan dapat diterima secara sosial dan budaya oleh masyarakat setempat. Oleh karenanya, upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan nilai-nilai sosial-budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan bahwa dampak pembangunan tidak boleh merusak tatanan dan nilai-nilai sosial-budaya sebagai jati diri masyarakat.
Secara skematis konsep tersebut dapat digambarkan dalam gambar berikut: 24
Prinsip economically viable yang menekankan bahwa proses pembangunan harus layak secara ekonomi dan menguntungkan. Oleh karenanya, pembangunan harus dilaksanakan secara efisien agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan baik bagi pembangunan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
e.
KUALITAS HIDUP
Prinsip technologically appropriate yang menekankan bahwa proses pembangunan secara teknis dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, dengan memanfaatkan sebesar-besar sumber daya lokal, dan dapat diadopsi masyarakat setempat secara mudah untuk proses pengelolaan yang berorientasi jangka panjang.
Terbangunnya pemahaman dan kesadaran yang semakin tinggi bahwa pariwisata dapat berkontribusi secara signifikan bagi pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi
b.
Meningkatnya keseimbangan dalam pembangunan
c.
Meningkatnya setempat
d.
Meningkatnya kualitas pengalaman bagi pengunjung dan wisatawan
kualitas
hidup
bagi
Keterpaduan dalam komunitas Kelayakan secara ekonomi Dampak sosial
minimal
KUALITAS PENGALAMAN
Tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan yang didasarkan atas prinsip-prinsip tersebut, akan bermuara pada 5 (lima) sasaran sebagai berikut (Fennel, 1999): a.
Meningkatnya dan menjaga kelestarian dan kualitas lingkungan bagi generasi yang akan datang.
Keunikan Keingintahua n mendalam Imaginasi/
KUALITAS SUMBER DAYA
Keutuhan Daya dukung Pelestarian
interpretasi
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
masyarakat
25
B.2.
Materi
B.
PENGERTIAN DAN PRINSIP EKOWISATA
B.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
1)
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
Definisi Ekowisata menurut organisasi The Ecoturism Society (1990) sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, disamping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga.
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun) ditiadakan B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) 1.
Dapat menyebutkan pengertian ekowisata
2.
Dapat menyebutkan tujuan pengembangan ekowisata.
dan
sasaran
3.
Dapat menyebutkan potensi sumber daya ekowisata
4.
Dapat menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekowisata
Pengertian Ekowisata
Definisi Ekowisata menurut Eplerwood (1999) yaitu bentuk baru perjalanan bertanggungjawab ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industry pariwisata. Definisi Ekowisata menurut Black (1999) yaitu wisata berbasis pada alam dengan mengikutkan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekologis.
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) Dapat menjelaskan contoh-contoh jenis kegiatan ekowisata (minimal 3), contoh lokasi ekowisata, kepada lingkungan terbatas (gudep, sekolah, dsb) D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) Dapat menjelaskan contoh-contoh jenis kegiatan ekowisata (minimal 3), contoh lokasi ekowisata, contoh penerapan prinsip-prinsip ekowisata kepada masyarakat.
26
2)
Prinsip Ekowisata
e.
Pengembangan ekowisata harus memenuhi beberapa butir prinsip agar ekowisata dapat menjamin pembangunan yang ecological friendly dari pembangunan berbasis kerakyatan. Butir-butir prinsip ekowisata yaitu: a.
Sebuah destinasi ekowisata harus memberikan pengalaman yang memuaskan bagi wisatawan, sehingga akan menjadi promosi yang baik bagi destinasi tersebut.
Berbasis Alam (Nature Based)
3)
Ekowisata harus mendasarkan lingkungan alam dengan fokus pada atraksi biologi, fisik dan budaya. b.
Secara Ekologis Yang Berkelanjutan (Ecologically Sustainable)
Memiliki Misi Pendidikan Lingkungan (Environmentally Educative)
a.
Di wilayah pulau Sumatera, meliputi antara lain: Taman Nasional (TN) Gunung Leuser yang membentang di Aceh dan Sumatera Utara, TN Bukit Barisan yang membentang di sepanjang sisi barat pulau Sumatera, TN Siberut – Sumatera Barat, TN Kerinci Seblat, TN Way Kambas, serta Taman laut dan pulau-pulai kecil di Pulau Rubiah, Weh, Nias, dan Mentawai.
b.
Di wilayah pulau Kalimantan, meliputi antara lain: TN Kayan Mentarang (Kalimantan Timur), TN Kutai, TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Taman Laut Pulau Derawan – Maratua – Sangalaki
Ekowisata dapat mendorong peningkatan kesadaran konservasi alam lewat pendidikan dan pengetahuan tentang alam dan lingkungan d.
Potensi Sumber Daya Alam Ekowisata
Negara Indonesia memiliki sejumlah besar sumber daya wisata yang dapat dikembangkan dan dikemas sebagai bentuk kegiatan ekowisata. Walaupun Indonesia hanya memiliki luas daratan seluas 1,32% dari seluruh daratan di dunia, namun kekayaan yang dimiliki cukup berlimpah dengan potensi alam, seni, budaya, dan etnis yang beraneka ragam. Gambaran potensi ekowisata di Indonesia antara lain dapat diinventarisir sebagai berikut:
Bahwa Ekowisata memberikan perhatian lebih kepada bagaimana pariwisata bisa dibuat secara berkelanjutan dan ekologis secara keseluruhan. c.
Memiliki Nilai Kualitas Pengalaman Bagi Wisatawan (Generates Tourist Satisfaction)
Bernilai Manfaat Yang Tinggi Bagi Masyarakat Lokal (Locally Beneficial) Kegiatan-kegiatan di dalam ekowisata dapat menciptakan manfaat yang signifikan bagi masyarakat lokal (yang terlibat dalam kegiatan ekowisata, dalam pemberian pengetahuan, pelayanan, fasilitas dan produk)
27
c.
Di wilayah pulau Jawa, meliputi antara lain: Kawasan Gunung Krakatau, TN Gunung Halimun, TN Ujung Kulon, TN Gunung Merapi, Eko-karts Gombong dan pegunungan Sewu, TN Karimun Jawa, TN Gunung Bromo – Tengger –Semeru, TN Baluran, TN Meru Betiri
d.
Di wilayah pulau Bali dan Nusa Tenggara, meliputi antara lain: TN Bali Barat, TN Gunung Rinjani, TN Pulau Komodo
e.
Di wilayah pulau Sulawesi meliputi antara lain: TN Dumoga Bone, TN. Lore Lindu, TN Nani Wartabone, T Laut Bunaken, Perairan Teluk Amurang dan Selat Lembeh, TN Tangkoko Dua Sudara, TN Wakatobi, TN Takabonerate.
f.
pengembangan ekowisata secara lebih serius untuk meningkatkan diversifikasi produk wisata Indonesia. Kekayaan potensi wisata alam tersebut dikombinasikan dengan kekayaan budaya yang tersebar di 17.000 lebih pulau di Indonesia, menjadi sebuah potensi yang luar biasa dan tidak ada habisnya bagi pengembangan ekowisata di Indonesia.
C.
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP EKOWISATA PENGELOLAAN KEPARIWISATAAN
DALAM
C.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
Di wilayah Maluku dan Papua, meliputi antara lain: TN Manusela, TN Lorenz, TN Laut Banda, TN Raja Ampat, Kawasan Perairan Biak.
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Kekayaan potensi wisata alam tersebut dikombinasikan dengan kekayaan budaya yang tersebar di 17.000 lebih pulau di Indonesia, menjadi sebuah potensi yang luar biasa dan tidak ada habisnya bagi pengembangan ekowisata di Indonesia.
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun) Dapat menyebutkan Prinsip –prinsip ekowisata (berbasis sumber daya alam/ lingkungan, penguatan keberlanjutan ekologi, pendidikan lingkungan, pemberdayaan sumber daya lokal, kegiatan wisata yang berkualitas)
Kekayaan potensi ekowisata yang dimiliki Indonesia serta didukung oleh perkembangan tren pasar ekowisata dalam konteks internasional telah mendorong Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk mendorong
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun) Dapat menjelaskan contoh bentuk-bentuk penerapan prinsip ekowisata di lingkungan terbatas. 28
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun) 1. Dapat menjelaskan contoh bentuk-bentuk penerapan prinsip ekowisata kepada masyarakat.
b) Secara Ekologis Yang Berkelanjutan (Ecologically Sustainable)
2. Dapat menyusun program-program kegiatan ekowisata yang mencerminkan penerapan 5 prinsip ekowisata 3. Dapat melaksanakan perintisan kegiatan ekowisata di daerahnya. C.2.
pengembangan
Pendapatan dari aktivitas wisata dan bea masuk digunakan untuk konservasi, managemen dan pelatihan pengelolaan aset wisata alam.
Meminimalkan penggunaan transportasi dengan bahan bakar yang menghasilkan polusi diganti dengan kendaraan ramah lingkungan di area wisata seperti sepeda, perahu dayung, berjalan kaki, kereta kuda dan lain-lain.
Menggunakan energy alternative, yaitu energy yang bisa diperbaharui dan tidak menggunakan energy fosil. Contohnya adalah energy matahari, energy angin, energy ombak, energy panas bumi, dan lain-lain.
Managemen Pengelolaan Sampah misalnya dengan memilah sampah menurut jenisnya (kertas, logam, kaca, bahan berbahaya), mengelola sampah organic menjadi kompos, memanfaatkan sampah menjadi barang yang berguna (reused).
Hanya menggunakan Arsitektur Lokal dengan menggunakan bahan-bahan local.
Mempromosikan makanan tradisional lokal
Materi
Penerapan Prinsip-prinsip ekowisata harus memenuhi beberapa butir prinsip agar ekowisata dapat menjamin pembangunan yang ecological friendly dari pembangunan berbasis kerakyatan. Penerapan butir-butir prinsip ekowisata yaitu: a) Berbasis Alam (Nature Based)
Konservasi sebagai cara melindungi keanekaragaman hayati dari kerusakan dan atau kepunahan, misalnya dengan membuat Taman Nasional, Hutan Lindung, Cagar Alam, dan lainlain.
Biodiversity flora dan fauna
Menampilkan keindahan alam yang lestari dan alami
Menampilkan kebudayaan local sebagai atraksi utama
29
c)
Menggunakan akomodasi local yang disediakan di tempat wisata
Memiliki Misi Pendidikan Lingkungan (Environmentally Educative)
Kelompok Masyarakat local di area ekowisata memiliki kewenangan menyelenggarakan kegiatan pendidikan alam.
Membuat zona khusus ekowisata yang ditawarkan kepada anak-anak sekolah, mahasiswa dan umum untuk berkemah agar dapat lebih mengenal alam dan konservasinya.
Membuka kelas pendidikan khusus (1/2 sampai 1 jam) dilakukan di lingkungan hutan/konservasi oleh staf terlatih untuk siswa dan umum
Penanda-penanda penting dan pelabelan pohon disediakan di semua jalur dan jalan di lokasi.
Selama program trekking, pemandu lokal yang terlatih dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan.
Peningkatan ekonomi lokal (Guide profesional, porter, usaha akomodasi, kerajinan)
Program-program wisata (misalnya trekking) dikelola oleh kelompok swadaya/local yang didukung oleh swasta
Pemberdayaan SDM local dan peran wanita dalam kegiatan/aktifitas wisata. (mengelola kafetaria, took souvenir, dll)
Peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat konservasi
Peningkatan kemampuan / kapasitas masyarakat local (mengadakan training berkala)
Perbaikan mekanisme pengelolaan kawasan wisata alam dan produk-produknya dibantu oleh pemerintah.
e) Memiliki Nilai Kualitas Pengalaman Bagi Wisatawan (Generates Tourist Satisfaction)
Memiliki pelayanan, fasilitas dan akomodasi yang baik dan memadai
Pemuda lokal diberikan pelatihan tentang pengetahuan dan membantu kesempatan kerja untuk memanfaatkan diri dalam ekowisata
Memberikan pengalaman baru bagi wisatawan
Memiliki keunikan / kekhasan yang berbeda dari ekowisata lain
d) Bernilai Manfaat Yang Tinggi Bagi Masyarakat Lokal (Locally Beneficial)
Wisatawan memperoleh berbagai informasi dan edukasi yang memadai tentang ekowisata tersebut
30
The Ecotourism Society. 1993. Ecotourism Guidance for Planner and Manager. The Ecotourism Society. North Bennington. Vermont.
Wisatawan memperoleh kemudahan dalam akses dan perijinan
DAFTAR PUSTAKA Black, R. 1999. Ecotour Guides: Performing A Vital Role in The Ecotourism Experience. World Ecotourism Conference. Kota Kinabalu. Sabah. Ceballos-Lascurain, Hector (1996) Tourism, Ecotourism and Protected Areas, IUCN. Eagles, P.F.J.; Sustainable Tourism in Protected Areas : Guidelines for Planning and Management, IUCN, 2002 Chafid Fandeli dkk, 2000, Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset Eplerwood, M. 1999. Successful Ecotourism Business. The Right Approach. World Ecotourism Conference. Kota Kinabalu. Sabah. Lindberg, Kreg, Hawkins, Donald E., Ecotourism, a guide for Planners and Managers, volume 1, The Ecotourism Society, Vermont, 1998. Lindberg, Kreg, Wood, Epler, Megan, Engeldrum, David (1998) Ecotourism, a guide for Planners and Managers, volume 2, The Ecotourism Society, Vermont. Page, Stephen J. and Dowling Ross K. (2002), Ecotourism, Pearson Education Limited, Prentice Hall.
31