ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 1800000
Proyeksi Kasus HIV/AIDS di Indonesia 1600000
1400000
Jumlah Infeksi
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0 1989
1991
1993
1995
1997
New HIV
1999
2001
2003
2005
Cumulative HIV
2007
2009
2011
2013
2015
2017
2019
Current HIV
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) PROVINSI BALI Januari 2007
KATA PENGANTAR Lokakarya estimasi penduduk berisiko dan estimasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Bali telah dilaksanakan pada tanggal 5-6 Januari 2007 bersama-sama dengan KPA Kab/Kota se Bali, beberapa instansi di Provinsi dan semua LSM di Bali yang mempunyai kegiatan dalam pencegahan/ penanggulangan HIV/AIDS dengan tiga orang nara sumber dari Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Estimasi penduduk berisiko dan estimasi ODHA yang dilaksanakan pada tahun 2006/2007 adalah estimasi kedua setelah yang pertama yang dilakukan pada tahun 2002/2003. Berbeda dengan estimasi yang pertama, maka estimasi yang kedua dilakukan secera lebih rinci pada tingkat kabupaten/kota. Bila sumber daya manusia dan dana tersedia maka KPAN sangat mengharapkan agar masing-masing provinsi di Indonesia melakukan verifikasi terhadap estimasi yang dilaksanakan secara nasional. Tujuannya ada dua yaitu untuk verifikasi atau memperbaharui data basis yang dipergunakan dalam estimasi, dan kedua agar semua kabupaten/kota ikut terlibat secara aktif dalam proses estimasi tersebut. Lokakarya ini adalah dalam rangka untuk verifikasi estimasi penduduk berisiko dan ODHA yang dilaksanakan secara nasional di Bandung pada tanggal 9-10 November 2006. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada KPAN yang telah memberikan dukungan tiga nara sumber dalam kegiatan ini. Kepada ketiga nara sumber, Pandu Riono (FHI), Aang Sutrisna (KPAN) dan Sugih Hartono (BPS), kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas fasilitasinya selama lokakarya. Selain itu, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada IHPCP yang telah memberikan dukungan dana untuk pelaksanaan lokakarya tersebut. Terakhir, kami juga ucapkan terima kasih kepada semua KPA Kab/Kota, instansi terkait dan semua LSM atas peran sertanya selama lokakarya. Harapan kami, mudah-mudahan hasil estimasi ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatankegiatan pencegahan/penanggulangan HIV/AIDS di Provinsi Bali.
Denpasar, 10 Januari 2007 Wakil Gubernur Bali Selaku Ketua Harian KPA Provinsi Bali
Kesuma Kelakan i
DAFTAR ISI Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
I. Pendahuluan
1
II. Manfaat/Tujuan Estimasi
2
III. Input Data, Metode dan Langkah-langkah Estimasi
2
Input Data dan Metode Estimasi
2
Langkah-langkah Estimasi
4
Langkah-1: Pengumpulan Data oleh Pusat ke Masing-masing Kabupaten/Kota
4
Langkah-2: Lokakarya Estimasi yang Dilakukan oleh Pusat (KPA, Depkes)
6
Langkah-3: Lokakarya Estimasi yang Dilaksanakan di Provinsi Bali
7
IV. Hasil Estimasi
7
V. Kesimpulan
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
Tabel-2. Estimasi populasi rawan dan ODHA hasil estimasi pusat
12
Tabel-3. Estimasi populasi rawan dan ODHA Prov. Bali hasil verifikasi
13
Tabel-4. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Jembrana hasil verifikasi
14
Tabel-5. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Tabanan hasil verifikasi
15
Tabel-6. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Badung hasil verifikasi
16
Tabel-7. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Gianyar hasil verifikasi
17
Tabel-8. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Klungkung hasil verifikasi
18
Tabel-9. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Bangli hasil verifikasi
19
Tabel-10. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Karangasem verifikasi
20
Tabel-11. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Buleleng hasil verifikasi
21
Tabel-12. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kota Denpasar hasil verifikasi
22
Peta-1. Jumlah ODHA per Kab/Kota di Provinsi Bali
23
Peta-2. Prevalensi ODHA per 10.000 penduduk umur 15-49 tahun per Kab/Kota di Provinsi Bali
24
ii
I. PENDAHULUAN Seperti diketahui bahwa HIV menular melalui tiga cara yaitu melalui hubungan seksual yang berisiko, melalui jarum suntik tercemar yang biasanya dipakai oleh pemakai narkoba suntik (penasun) dan dari ibu hamil yang HIV+ ke bayi yang dikandungnya. Bila seseorang tertular HIV maka sekitar 5-10 tahun mereka akan tampak sehat walafiat tetapi bisa menularkan virusnya kepada orang lain. Setelah jatuh pada fase AIDS yaitu setelah 5-10 tahun sejak terinfeksi HIV, orang tersebut mulai mengeluh sakit-sakitan tetapi dengan gejala sakit seperti sakit lainnya, misalnya mengeluh batukbatuk berkepanjangan, jamur di mulut seperti penderita jamuran lainnya, badannya mengurus yang juga seperti gejala sakit lain pada umumnya. Karena tampak sehat walafiat maka orang yang bersangkutan tidak akan menyadari dan tidak akan mengetahui bahwa dirinya telah tertular HIV. Selain dirinya sendiri, petugas kesehatan juga tidak akan bisa mengetahui siapa, berapa banyak dan dimana mereka-mereka yang telah tertular HIV. Data yang ada di Dinas Kesehatan biasanya hanya data tentang kasus-kasus HIV/AIDS yang kebetulan diketahui dan dilaporkan misalnya karena ada orang yang ingin test HIV atau kalau ada orang sakit lalu datang ke rumah sakit. Di rumah sakit lalu pasien tersebut dicurigai sebagai penderita AIDS dan dilakukan test HIV. Selain HIV/AIDS, banyak penyakit lain yang juga seperti itu terutama penyakit-penyakit khronis misalnya hepatitis atau beberapa penyakit tidak menular seperti misalnya penyakit kanker, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis dan lain-lainnya. Hal ini berbeda dengan penyakit-penyakit akut seperti misalnya flu burung, dimana seseorang yang terinfeksi segera memberikan gejala-gejala akut yang disertai gejala agak khas. Pada penyakit-penyakit akut seperti ini biasanya lebih mudah diketahui baik oleh yang bersangkutan maupun oleh petugas kesehatan karena orang yang sakit biasanya akan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan. Untuk penyakit seperti ini jumlah kejadian di masyarakat lebih mudah untuk diketahui dengan lebih akurat dengan mengumpulkan catatan dari tempat-tempat pelayanan kesehatan (dokter praktek swasta, puskesmas, rumah sakit, dll). Karena jumlah kasus HIV/AIDS di suatu populasi (misalnya di Indonesia, Bali, dll) tidak bisa diketahui dengan pasti, maka satusatunya cara adalah dengan memperkirakan atau melakukan estimasi. Estimasi seperti ini bukan saja dilakukan pada kejadian penyakit, tetapi juga pada hal-hal lain misalnya estimasi produksi beras di Indonesia
1
dalam satu tahun, perkiraan jumlah populasi Harimau Sumatera, estimasi jumlah ikan di suatu kolam, ikan paus di seluruh dunia, dll. Untuk mendapatkan perkiraan yang mendekati kejadian sebenarnya, faktor yang paling mementukan adalah data basis atau asumsi yang dipergunakan sebagai input dan juga dari metode yang dipergunakan. Karena setiap saat ada infeksi baru, dan ada juga yang meninggal maka perkiraan jumlah penduduk yang HIV+ juga setiap saat akan berubah. Walaupun demikian, tentu tidak akan memungkinkan untuk melaksanakan estimasi terlalu sering. Sama halnya dengan jumlah penduduk yang setiap saat akan berubah karena ada yang lahir dan ada yang meninggal, tetapi sensus penduduk hanya dilaksanakan setiap 10 tahun. Pada tahun 2002/2003, di Indonesia termasuk Bali telah dilakukan estimasi jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pada saat itu, perkiraan jumlah ODHA di Indonesia adalah antara 90.000 – 120.000 orang dengan nilai tengah sebanyak 105.000. Untuk Bali, saat itu diperkirakan antara 2.000 – 4.200, dengan nilai tengah sebanyak 3.000 orang.
II. MANFAAT/TUJUAN ESTIMASI Manfaat/tujuan untuk mengetahui estimasi jumlah penduduk rawan dan jumlah ODHA adalah sebagai berikut: 1. Sebagai dasar untuk melakukan perencanaan kegiatan yang lebih terarah atau lebih fokus serta memperkirakan keperluan biaya yang lebih akurat. 2. Untuk evaluasi program atau mengetahui besarnya populasi yang telah dicakup oleh program, misalnya: berapa % dari perkiraan ODHA di Bali yang telah tercakup dalam program test sukarela (VCT), berapa penasun yang telah diberikan layanan harm reduction, berapa pekerja seks yang telah diberi pengobatan IMS, dll. 3. Untuk memperkirakan trend (kecendrungan) infeksi HIV di masa depan.
III. INPUT DATA, METODE DAN LANGKAH-LANGKAH ESTIMASI INPUT DATA DAN METODE ESTIMASI Populasi rawan dan input data (data basis) yang dipakai untuk estimasi adalah sebagai berikut: 2
• Populasi rawan yang diestimasi adalah WPS, pelanggan WPS, penasun, waria, MSM (laki-laki seks dengan laki), narapidana • Untuk estimasi WPS, data dasar yang digunakan adalah hasil pemetaan BPS dalam survei perilaku, penelitian IMS, laporan Dinkes, Dinsos, LSM, Dinas Pariwisata dan Survei Podes 2005 yaitu tentang jumlah desa yang ada tempat transaksi seksnya dan jumlah bar/diskotik. • Untuk estimasi pelanggan WPS, data basis yang dipakai adalah hasil estimasi WPS dan hasil Survei Perilaku (SSP) 2004. • Untuk estimasi penasun (IDU), data basis yang dipakai adalah jumlah warga binaan penjara, tahanan narkoba, survei podes 2005 tentang jumlah desa dengan kasus narkoba dan survei perilaku 2004. • Untuk estimasi waria, data basis yang dipakai ialah hasil pemetaan BPS, Dinkes, Dinsos, LSM, dan hasil estimasi WPS (bila data waria tidak tersedia, maka dipakai rasio WPS dan waria dari kabupaten/kota lain, kemudian dikalikan pada WPS di kabupaten/kota dimana data waria tidak tersedia). • Untuk estimasi MSM/gay, data dasar yang dipakai adalah hasil pemetaan BPS, LSM, jumlah penduduk laki-laki usia 15-49 tahun, dan Survei Podes 2005 tentang jumlah bar/diskotik. Bila data MSM di suatu kabupaten/kota tidak tersedia, maka dipakai rasio MSM dan jumlah penduduk laki-laki umur 15-49 tahun dari kabupaten/kota lain, kemudian dikalikan dengan data podes dan jumlah penduduk laki-laki umur 15-49 tahun di kabupaten/kota dimana tidak tersedia data MSM. Secara garis besarnya, metode estimasi yang dipakai di pusat adalah sebagai berikut: • Metode yang dipergunakan adalah metode multiflier. • Ada tiga kategori estimasi yaitu estimasi rendah, tinggi dan ratarata. • Estimasi rendah jumlah WPS adalah data tertinggi dari data yg tersedia (misalnya: bila LSM melaporkan 200 dan Dinsos melaporkan 300, maka yang dipakai adalah jumlah yang 300) atau indeks keramaian tempat transaksi seks (data podes) dikalikan rata-rata jumlah WPS di kelompok kabupaten/kota dengan indeks yang sama. • Estimasi tinggi jumlah WPS adalah hasil estimasi rendah dikalikan dengan rasio hasil pemetaan tertinggi dan terrendah dari daerah yang memiliki sumber data lebih lengkap.
3
• Estimasi jumlah pelanggan WPS, estimasi jumlah WPS dikalikan dengan rata-rata jumlah pelanggan WPS selama sebulan terakhir (hasil wawancara dengan WPS dalam survei perilaku 2004/2005). • Estimasi jumlah penasun, jumlah tahanan polisi ditambah warga binaan penjara kasus narkoba dikalikan dengan persentase pengguna (data Ditjen PAS) dikalikan dengan persentase pengguna yang menggunakan napza yang disuntikan (survei BNN 2003) dikalikan rasio penasun yang pernah dipenjara (data SSP 2004/2005), atau rata rata jumlah tahanan polisi dan warga binaan penjara kasus narkoba dikelompok indeks kejahatan narkoba yang sama (data Podes 2005) dikalikan dengan persentase pengguna yang menggunakan napza yang disuntikkan (survei BNN 2003) dikalikan rasio penasun yang pernah dipenjara (data SSP 2004/2005). • Estimasi rendah jumlah waria, adalah data tertinggi dari data yg tersedia atau rasio estimasi jumlah WPS langsung dengan estimasi jumlah waria yang tersedia. • Estimasi Jumlah MSM, jumlah penduduk laki-laki usia 15-49 thn dikalikan indeks MSM (proporsi bar/diskotik (data Podes 2005) per satu juta penduduk laki-laki usia 15-49 tahun dikalikan data pemetaan MSM yang ada, atau rata-rata jumlah MSM di kelompok indeks keramain bar/diskotik yang sama dikalikan rasio jumlah penduduk laki-laki usia 15-49 tahun di daerah tersebut dengan daerah yang datanya tersedia. Dengan data input dan metode seperti diuraikan di atas, untuk kabupaten/kota Prov. Bali, hasil yang diperoleh pada saat lokakarya estimasi di pusat adalah seperti dicantumkan pada Tabel-2 (lihat lampiran).
LANGKAH-LANGKAH ESTIMASI LANGKAH-1: PENGUMPULAN DATA OLEH PUSAT KE MASINGMASING KABUPATEN/KOTA Untuk melakukan estimasi di setiap kabupaten/kota, Pemerintah Pusat minta data populasi rawan ke masing-masing kabupaten/kota. Data populasi rawan dan prevalensi HIV yang diminta ke setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut: 1. Data WPS (wanita penjaja seks)
4
• • • • • • •
Jumlah WPS yang didaftar oleh Dinas Sosial WPS yang didaftar oleh Dinas Kesehatan WPS yang dipetakan oleh BPS WPS yang didaftar oleh LSM Jumlah panti pijat Jumlah bar/diskotik/karaoke Karyawan wanita di panti pijat/bar/diskotik/karaoke
2. Data narapidana (data ini ditanyakan ke DepKumHam di Prov), dalam 3 bulan terakhir, 2 bulan terakhir, dan 1 bulan terakhir • • • • • •
Jumlah napi Jumlah napi kasus narkoba Jumlah tahanan Jumlah tahanan kasus narkoba Rata-rata lama di lapas Rata-rata lama di rutan
3. Data IDU (pemakai narkoba suntik) 3 bulan terakhir, 2 bulan terakhir, 1 bulan terakhir dan sumber/lembaga yang memberikan data tersebut di kabupaten/kota • • • • • •
Jumlah pasien di panti rehab/RSU/RSJ Narkoba Jumlah IDU di panti rehab/RSU/RSJ Narkoba Jumlah panti rehab/RSU/RSJ Jumlah tangkapan polisi kasus narkoba oleh Polda Jumlah tangkapan polisi kasus IDU oleh Polda Jumlah IDU yang didata/menjadi dampingan LSM
4. Data waria dan sumber/lembaga yang memberikan data tersebut • Jumlah waria yang didaftar Dinsos • Jumlah waria yang didaftar Dinkes • Jumlah waria yang didaftar LSM 5. Data laki-laki yang senang pada laki-laki (MSM atau gay) • Jumlah MSM atau gay yang didaftar oleh LSM • Jumlah bar khusus gay yang didaftar oleh LSM/Diparda 6. Data prevalensi HIV (dari sero survei yang pernah dilakukan pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005) pada: • WPS langsung • WPS tidak langsung • Waria • MSM/gay
5
• IDU (penasun, pemakai narkoba suntik) • Narapidana/warga binaan 7. Data prevalensi HIV pada donor darah tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005) Selain data yang dikumpulkan dari masing-masing kabupaten/kota seperti di atas, data lain yang juga dipakai sebagai data basis (input) untuk melakukan estimasi jumlah populasi rawan dan prevalensi HIV adalah: 1. Survei Potensi Desa (podes) tahun 2005 yang dilaksanakan oleh BPS secara nasional. Dalam survei podes, input data diberikan oleh kepala desa. Pada saat survei podes, ada tiga pertanyaan yang juga diajukan kepada kepala desa. Pertama, apakah di desa tersebut ada transaksi seks secara komersial. Kedua, jumlah bar/cafe/karaoke di desa tersebut. Ketiga, apakah di desa tersebut ada kasus narkoba. 2. Hasil survei perilaku yang pernah dilaksanakan oleh BPS pada tahun 2004 di beberapa kota di Indonesia. Dari hasil survei ini, antara lain dilakukan perkiraan jumlah pelanggan WPS. 3. Jumlah penduduk usia 15-49 tahun (data BPS terakhir). 4. Hasil test HIV sukarela di klinik-klinik VCT LANGKAH-2: LOKAKARYA ESTIMASI YANG DILAKUKAN OLEH PUSAT (KPA, DEPKES, DLL) Pemerintah Pusat (KPAN dan Depkes) telah melaksanakan estimasi populasi rawan dan estimasi ODHA yang pertama pada tahun 2002. Pada tanggal 9-10 November 2006 dilakukan estimasi yang kedua. Pada estimasi yang kedua (tahun 2006) perhitungan dilakukan lebih rinci di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Setelah dijumlahkan maka akan menjadi estimasi per provinsi dan estimasi untuk Indonesia. Sebelum melakukan lokakarya, KPA dan beberapa pakar di pusat mengolah data yang dikirimkan oleh masing-masing kabupaten/kota. Hasil estimasi kemudian dibahas dalam lokakarya (workshop) yang diselenggarakan pada tanggal 9-10 November 2006. Dalam lokakarya tersebut diundang dua orang dari masing-masing provinsi yaitu satu orang dari KPA Prov dan satu orang dari Dinas Kesehatan Prov. Karena jumlahnya terlalu banyak, kabupaten/kota tidak diikutkan dalam lokakarya tersebut.
6
Bila dirasakan perlu dilakukan verifikasi terhadap hasil estimasi yang dilakukan di pusat, maka masing-masing provinsi diharapkan melakukan verifikasi bersama-sama dengan kabupaten/kota. LANGKAH-3: LOKAKARYA ESTIMASI YANG DILAKSANAKAN DI PROVINSI BALI Lokakarya estimasi di Prov. Bali dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 Januari 2007. Peserta lokakarya adalah: KPA Prov Bali, beberapa instansi di tingkat provinsi (Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Kanwil Hukum dan Ham, Dinas Kesehatan, Polda, dll), KPA Kab/Kota dan semua LSM di Bali yang mempunyai kegiatan dalam bidang pencegahan/penanggulangan HIV/AIDS. Dalam lokakarya ini, KPA Prov. Bali mengundang tiga nara sumber (pakar) dari Pusat yang melakukan estimasi untuk tingkat nasional (Pandu Riono, Aang Sutrisna dan Sugih Hartono). Biaya untuk mendatangkan tiga pakar diberikan oleh KPAN (Pusat) dan dana untuk peserta lokal diperoleh dari IHPCP (AusAID). Tujuan lokakarya adalah: • Untuk verifikasi data basis (input) dan data prevalensi HIV+ yang dipakai oleh pusat. • Untuk melibatkan semua pelaku di Bali (KPA Prov, KPA Kab/ Kota, semua LSM) dalam estimasi tersebut sehingga mereka mengetahui secara langsung metode penghitungannya.
IV. HASIL ESTIMASI Hasil estimasi untuk Prov. Bali yang dilakukan pada saat lokakarya di pusat pada bulan November 2006 adalah seperti dicantumkan pada Tabel-2 (lihat lampiran). Setelah dilakukan verifikasi beberapa data basis dan prevalensi HIV+ di masing-masing Kab/Kota di Bali, hasilnya untuk Prov Bali adalah seperti dicantumkan pada Tabel-1 dan juga Tabel-3 (lihat lampiran). Bila hasil yang tercantum pada Tabel-2 dan Tabel-3 dicermati secara seksama, beberapa hal yang menarik adalah sbb: • Perkiraan (estimasi) jumlah ODHA rata-rata di Prov. Bali tahun 2006/2007 yang dihasilkan pada saat lokakarya di pusat adalah 4.065 orang dengan rentangan 2.968 (perkiraan jumlah populasi rendah dikalikan prevalensi tinggi) sampai dengan 5.162 (perkiraan jumlah populasi tinggi dikalikan prevalensi rendah). 7
Tabel-1 Estimasi rata-rata populasi rawan, prevalensi HIV+ dan jumlah ODHA di Prov Bali (hasil verifikasi yang dilaksanakan di Bali pada tgl 5-6 Januari 2007) Kelompok populasi rawan
Jumlah populasi
Prevalensi HIV+ (%)
Jumlah ODHA
1. Penasun (pemakai narkoba suntik)
2.845
47,36
1,348
2. Pasangan penasun yang bukan pemakai
1.215
15,80
192
3. WPS langsung (WPS dengan pelanggan lebih banyak)
2.950
9,98
295
4. WPS tidak langsung (pelanggan lebih sedikit)
5.875
1,86
110
5. Pelanggan WPS langsung
67.550
2,00
1,350
6. Pelanggan WPS tidak langsung
20.980
0,37
78
7. Pasangan (istri, dll) pelanggan WPS langsung
53.340
0,62
329
8. Pasangan pelanggan WPS tidak langsung
16.575
0,13
22
9. Waria
430
21,98
95
10. Pelanggan waria
965
4,35
42
11. Laki-laki seks dengan laki-laki (MSM/gay)
11.730
1,19
140
12. Nara pidana
1.060
4,01
43
TOTAL ESTIMASI ODHA DI PROV BALI
4.041
• Ketika dilakukan verifikasi di Bali, diperoleh perkiraan jumlah ODHA yang hampir sama yaitu 4.041 orang, tetapi rentangannya jauh lebih sempit yaitu antara 3.928 – 4.154. • Walaupun jumlah rata-rata estimasi ODHA hampir sama, tetapi distribusinya berbeda (bandingkan Tabel-2 dan Tabel-3). Hal ini terutama disebabkan karena estimasi jumlah populasi penasun, WPS dan pelanggannya berbeda. Selain itu, prevalensi HIV+ yang dipakai sebagai input juga berbeda. Hal ini disebabkan karena telah dilakukan verifikasi beberapa data basis yang dipakai. Untuk prevalensi HIV+, ketika lokakarya di Denpasar, hasil sero survei bulan Desember 2006 hasilnya telah keluar dan ternyata lebih tinggi dari tahun sebelumnya. • Jumlah penasun yang dipakai di pusat rata-ratanya adalah 3.810 orang. Setelah dilakukan verifikasi pada saat lokakarya di Denpasar, jumlah rata-rata menjadi 2.845 orang. • Jumlah WPS langsung yang dipakai di pusat rata-ratanya adalah 5.390 orang. Setelah dilakukan verifikasi pada saat lokakarya di Denpasar, jumlah rata-rata turun menjadi 2.950 orang.
8
• Sebaliknya jumlah WPS tidak langsung yang dipakai di pusat rata-ratanya adalah 2.455 orang. Setelah dilakukan verifikasi pada saat lokakarya di Denpasar, jumlah rata-rata naik menjadi 5.875 orang. • Peserta lokakarya di Denpasar menjelaskan bahwa untuk di Bali, jumlah WPS tidak langsung jauh lebih banyak dibanding WPS langsung. WPS langsung adalah mereka-mereka yang mencari pelanggan di kompleks atau di jalan-jalan sedangkan WPS tidak langsung adalah mereka-mereka yang bekerja di panti pijat, salon, cafe, karaoke, dll. yang juga ”menjual seks” secara terselubung. • Dari hasil survei perilaku diperoleh bahwa jumlah pelanggan WPS langsung jauh lebih banyak dibanding WPS tidak langsung. Karena jumlah WPS langsung turun setelah verifikasi, maka jumlah rata-rata pelanggan yang diperoleh pada saat estimasi di pusat sebanyak 131.655 turun menjadi 88.530 orang pada saat lokakarya di Denpasar. • Demikian pula dengan pasangan (istri, pacar, dll) pelanggan WPS langsung berkurang dari 97.065 (pada saat lokakarya di pusat/Bandung) menjadi 53.340 (pada saat lokakarya di Bali/Denpasar). • Walaupun jumlah populasi rawan berkurang (penasun, WPS langsung, pelanggannya, pasangan pelanggan), tetapi karena prevalensi HIV+ meningkat dari 43% menjadi 47% pada penasun dan dari 4,9% menjadi 9,98% pada WPS langsung, maka estimasi jumlah ODHA yang diperoleh pada saat lokakarya di Bali/Denpasar menjadi hampir sama dengan estimasi yang diperoleh pada saat lokakarya di pusat/Bandung, yaitu dengan nilai rata-rata 4.000 orang (4.041 dan 4.065). • Seperti terlihat pada Tabel-1, estimasi jumlah ODHA yang ditularkan melalui pemakai narkoba suntik (penasun) adalah 1.348 orang. Jumlah ini naik sekitar 248 orang dibandingkan estimasi tahun 2003 yang sebanyak 1.100 orang. Sedangkan estimasi ODHA yang ditularkan melalui hubungan seksual (termasuk kepada pasangan penasun) adalah 2.693 (4.041– 1.348). Jumlah ini naik sekitar 793 orang dibandingkan estimasi pada tahun 2003 yang sebanyak 1.900. Selain hasil estimasi untuk Prov Bali, pada Tabel-4 dan seterusnya juga dilampirkan hasil estimasi untuk masing-masing Kab/Kota di Bali.
9
Selain dalam bentuk tabel, hasil estimasi juga dipetakan. Dari Peta-1 terlampir terlihat bahwa jumlah ODHA terbanyak adalah di Kota Denpasar dan Badung disusul oleh Buleleng, kemudian Jembrana dan Tabanan, lalu Gianyar dan Karangasem dan paling rendah Klungkung dan Bangli. Selain itu, juga dipetakan prevalensi ODHA per 10.000 penduduk umur 15-49 tahun (lihat Peta-2 pada lampiran).
V. KESIMPULAN 1. Pada tahun 2002/2003 telah dilakukan estimasi ODHA di Indonesia termasuk Bali. Saat itu perkiraan jumlah ODHA di Indonesia adalah antara 90.000 – 120.000 dan di Bali sekitar 3.000 orang (1.100 orang ditularkan melalui penasun dan 1.900 orang ditularkan melalui hubungan seksual). 2. Pada tahun 2006/2007 telah dilakukan estimasi ODHA yang kedua di Indonesia. Perkiraan jumlah ODHA adalah antara 170.000 – 210.000, dan untuk Bali adalah sekitar 4.041 orang (estimasi rendah 3.928 estimasi tinggi 4.154 dan rata-rata 4.041 orang). Sebanyak 1.348 ditularkan melalui penasun dan 2.693 ditularkan melalui hubungan seksual (termasuk dari penasun ke pasangan seksualnya). 3. Bila dibagi dengan jumlah penduduk Bali usia 15-49 tahun (sebesar 1.879.359), maka prevalensi odha di Bali per 10.000 penduduk umur 15-49 tahun adalah 21 per 10.000 atau 0,21%. Prevalensi ini amat bervariasi antar kabupaten/kota seperti terlihat pada Peta-2 (lihat lampiran), yaitu antara 43-62 per 10.000 di Kota Denpasar dan Badung serta 3-4 per 10.000 di Kab. Bangli dan Karangasem. 4. Estimasi jumlah ODHA di Prov Bali dan demikian pula di masingmasing Kab/Kota di Bali jumlahnya hampir sama antara perhitungan yang dilakukan di Bandung (oleh Pusat) pada bulan November 2006 dengan estimasi yang dilakukan di Bali pada awal Januari 2007, tetapi distribusi penduduk rawan dan jumlah ODHA per masingmasing penduduk rawan agak jauh berbeda. 5. Untuk perencanaan dan evaluasi program di Bali, estimasi populasi rawan, estimasi jumlah ODHA per populasi rawan yang dipergunakan adalah hasil verifikasi yang dilaksanakan di Bali seperti tercantum pada Tabel-3 sampai Tabel-12. ==============
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN • Tabel-2. Estimasi populasi rawan dan ODHA hasil estimasi pusat (9-10 November 2006) • Tabel-3. Estimasi populasi rawan dan ODHA Prov. Bali hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-4. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Jembrana hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-5. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Tabanan hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-6. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Badung hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-7. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Gianyar hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-8. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Klungkung hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-9. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Bangli hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-10. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Karangasem verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-11. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Buleleng hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Tabel-12. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kota Denpasar hasil verifikasi (5-6 Januari 2007) • Peta-1. Jumlah ODHA per Kab/Kota di Provinsi Bali • Peta-2. Prevalensi ODHA per 10.000 penduduk umur 15-49 tahun per Kab/Kota di Provinsi Bali =============
11
Rendah
Jumlah Populasi Tinggi
Rata-rata
(2)
(3)
(4)
(5)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsung Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Gay Napi
3,300 1,400 4,150 2,190 6,340 94,400 7,750 102,150 74,540 6,110 80,650 320 750 6,220 890
4,320 1,840 6,630 2,720 9,350 151,490 9,670 161,160 119,590 7,630 127,220 420 950 18,710 1,580
3,810 1,620 5,390 2,455 7,845 122,945 8,710 131,655 97,065 6,870 103,935 370 850 12,465 1,235
28.98 9.67 2.67 2.21 2.53 0.53 0.42 0.53 0.21 0.14 0.02 7.62 1.47 0.76 2.47
61.67 20.57 8.55 2.97 6.62 1.71 0.58 1.63 0.57 0.18 0.80 24.69 5.07 2.49 5.84
43.14 14.38 4.94 2.55 4.19 0.99 0.49 0.95 0.23 1.67 0.32 15.00 3.06 1.19 3.68
2,035 288 355 65 420 1,615 45 1,660 424 218 642 79 38 155 52
1,252 178 177 60 237 809 41 850 13 11 24 32 14 142 39
1,644 233 266 63 329 1,212 43 1,255 219 115 333 56 26 149 46
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
202,020 113,630 88,390
325,550 187,140 138,410
263,785 150,385 113,400
0.85 1.24 0.32
2.66 3.54 1.53
1.54 2.11 0.79
5,369 4,019 1,350
2,768 2,329 439
4,069 3,174 895
1,553,809 760,575 793,234
1,677,339 834,085 843,254
-
-
-
-
-
4,019 1,350 5,369
2,329 439 2,768
3,174 895 4,069
Kelompok Populasi (1)
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
-
1,734,359 947,715 1,697,009 931,644 3,431,368 1,879,359
Prevalensi Rendah Tinggi Rata-rata
0.25 0.05 0.15
(6)
0.42 0.14 0.29
(7)
Rendah
Jumlah ODHA Tinggi Rata-rata
(8)
(9)
(10)
Tabel-2. Estimasi populasi rawan dan ODHA hasil estimasi pusat (9-10 November 2006)
12
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1) Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
2,480 1,060 2,290 4,550 6,840 52,260 16,220 68,480 41,270 12,820 54,090 370 820 5,850 790
3,210 1,370 3,610 7,200 10,810 82,840 25,740 108,580 65,410 20,330 85,740 490 1,110 17,610 1,330
2,845 1,215 2,950 5,875 8,825 67,550 20,980 88,530 53,340 16,575 69,915 430 965 11,730 1,060
40.72 13.65 7.87 1.44 3.59 1.56 0.29 1.26 2.48 0.10 0.39 17.14 3.33 0.76 2.93
55.97 18.58 13.32 2.53 6.14 2.69 0.51 2.17 0.82 0.04 0.67 28.38 5.73 2.50 5.82
47.36 15.80 9.98 1.86 4.58 2.00 0.37 1.61 0.62 0.13 0.50 21.98 4.35 1.19 4.01
1,307 187 284 104 388 1,295 74 1,369 340 24 364 84 37 146 46
1,388 197 305 115 420 1,404 82 1,486 318 20 338 105 47 134 39
140,780 78,790 61,990
230,250 132,330 97,920
185,515 105,560 79,955
1.71 2.26 0.96
2.95 4.06 1.54
2.18 2.93 1.18
3,928 2,989 939
4,154 3,199 955
1,649,109 815,385 833,724
1,738,579 868,925 869,654
-
-
1,734,359 947,715 1,697,009 931,644 3,431,368 1,879,359
0.32 0.10 0.21
-
-
-
-
0.34 0.10 0.22
-
2,989 939 3,928
3,199 955 4,154
Tabel-3. Estimasi populasi rawan dan ODHA Prov. Bali hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
13
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1)
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
40 20 150 140 290 3,430 510 3,940 2,710 400 3,110 40 80 300 30
50 20 250 230 480 5,740 810 6,550 4,530 640 5,170 40 80 900 70
45 20 200 185 385 4,585 660 5,245 3,620 520 4,140 40 80 600 50
43.24 14.41 8.48 1.59 4.58 1.70 0.32 1.33 0.48 0.11 0.44 21.57 4.31 0.76 -
52.68 17.56 12.40 2.29 8.62 2.48 0.46 2.54 0.83 0.18 0.74 22.83 4.57 2.50 5.80
47.78 17.50 10.00 1.89 6.10 1.98 0.38 1.78 0.61 0.19 0.56 22.50 4.38 1.25 2.00
21 4 19 3 22 85 2 87 22 1 23 9 4 8 2
22 3 21 4 25 97 3 100 22 1 23 9 3 7 -
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
7,850 4,430 3,420
13,360 7,690 5,670
10,605 6,060 4,545
1.35 1.70 0.86
2.45 3.18 1.49
1.75 2.24 1.10
180 131 49
192 141 51
125,870 63,355 62,515
131,380 66,615 64,765
-
-
-
-
-
131 49 180
141 51 192
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
124,117 71,045 129,286 68,185 253,403 139,230
0.18 0.07 0.13
0.20 0.07 0.14
Tabel-4. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Jembrana hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
14
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1)
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
30 10 180 70 250 4,110 250 4,360 3,250 200 3,450 10 10 450 30
30 10 240 110 350 5,500 400 5,900 4,340 320 4,660 20 40 1,360 50
30 10 210 90 300 4,805 325 5,130 3,795 260 4,055 15 25 905 40
43.24 14.41 8.48 1.59 6.29 1.70 0.32 1.59 0.48 0.11 0.45 21.57 4.31 0.76 2.78
52.68 17.56 12.40 2.29 9.60 2.48 0.46 2.36 0.83 0.18 0.78 22.83 4.57 2.50 5.80
48.33 15.00 10.00 2.22 7.67 2.03 0.31 1.92 0.63 0.59 20.00 4.00 1.16 3.75
16 2 22 2 24 102 1 103 27 27 2 11 2
13 1 20 2 22 93 1 94 21 21 4 2 10 1
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
8,600 4,890 3,710
12,420 7,400 5,020
10,510 6,145 4,365
1.35 1.68 0.88
2.17 2.74 1.43
1.69 2.10 1.11
187 134 53
168 124 44
199,300 99,344 99,955
203,120 101,854 101,265
-
-
-
-
-
134 53 187
124 44 168
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
204,648 106,744 202,577 104,975 407,225 211,720
0.12 0.04 0.08
0.13 0.05 0.09
Tabel-5. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Tabanan hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
15
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1)
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
810 350 470 500 970 10,740 1,790 12,530 8,480 1,410 9,890 210 480 1,050 500
1,050 450 680 790 1,470 15,570 2,830 18,400 12,300 2,240 14,540 210 480 3,160 840
930 400 575 645 1,220 13,155 2,310 15,465 10,390 1,825 12,215 210 480 2,105 670
43.24 14.41 8.48 1.59 4.69 1.70 0.32 1.48 0.48 0.11 0.43 21.57 4.31 0.76 4.50
52.68 17.56 12.40 2.29 7.32 2.48 0.46 2.19 0.83 0.18 0.74 22.83 4.57 2.50 6.27
47.37 15.75 10.10 1.86 5.74 2.01 0.37 1.77 0.63 0.14 0.55 22.14 4.48 1.19 5.15
427 61 58 11 69 266 8 274 70 3 73 48 22 26 31
454 65 58 13 71 264 9 273 60 2 62 45 21 24 38
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
26,790 15,580 11,210
40,600 24,140 16,460
33,695 19,860 13,835
2.54 3.43 1.20
3.93 5.49 1.81
3.09 4.24 1.45
1,031 828 203
1,053 855 198
204,853 100,429 104,425
218,663 108,989 109,675
-
-
-
-
-
828 203 1,031
855 198 1,053
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
214,293 124,569 208,602 120,885 422,895 245,453
0.66 0.16 0.42
0.69 0.17 0.43
Tabel-6. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Badung hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
16
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1)
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
200 90 10 430 440 230 1,540 1,770 180 1,220 1,400 250 20
260 110 10 680 690 280 2,450 2,730 220 1,930 2,150 760 60
230 100 10 555 565 255 1,995 2,250 200 1,575 1,775 505 40
43.24 14.41 8.48 1.59 1.59 1.70 0.32 0.48 0.48 0.11 0.14 0.76 -
52.68 17.56 12.40 2.29 2.73 2.48 0.46 0.73 0.83 0.18 0.21 2.50 5.80
47.17 16.00 10.00 1.89 2.04 2.16 0.38 0.58 0.50 0.13 0.17 1.19 1.25
105 16 1 10 11 6 7 13 1 2 3 6 1
112 16 1 11 12 5 8 13 1 2 3 6 -
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
4,170 2,240 1,930
6,760 3,810 2,950
5,465 3,025 2,440
2.29 3.28 1.02
3.88 5.85 1.61
2.90 4.23 1.25
155 125 30
162 131 31
223,843 115,232 108,611
226,433 116,802 109,631
-
-
-
-
125 30 155
131 31 162
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
-
218,065 119,042 211,330 111,561 429,395 230,603
0.11 0.03 0.07
0.11 0.03 0.07
Tabel-7. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Gianyar hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
17
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1) Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
20 10 30 30 660 660 520 520 90 50
30 10 40 40 960 10 970 760 760 10 280 70
25 10 35 35 810 5 815 640 640 5 185 60
43.24 14.41 8.48 7.50 1.70 0.32 1.65 0.48 0.53 4.31 0.76 -
52.68 17.56 12.40 13.33 2.48 0.46 2.42 0.83 0.77 4.57 2.50 4.00
48.00 15.00 10.00 10.00 1.98 1.96 0.63 0.63 1.08 1.67
11 2 4 4 16 16 4 4 2 2
13 1 3 3 16 16 4 4 2 -
1,380 820 560
2,170 1,360 810
1,775 1,090 685
1.80 2.28 0.99
2.97 3.78 1.79
2.25 2.84 1.31
41 31 10
39 31 8
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah
83,976 42,732 41,244
84,766 43,272 41,494
-
Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
83,666 44,092 81,139 42,054 164,805 86,146
0.07 0.02 0.05
0.07 0.02 0.05
-
-
-
-
31 10 41
31 8 39
Tabel-8. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Klungkung hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
18
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1) Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
30 10 30 10 40 580 20 600 460 20 480 120 40
40 20 30 10 40 730 30 760 580 30 610 370 50
35 15 30 10 40 655 25 680 520 25 545 245 45
43.24 14.41 8.48 1.59 7.50 1.70 0.32 1.58 0.48 0.11 0.49 0.76 -
52.68 17.56 12.40 2.29 10.00 2.48 0.46 2.33 0.83 0.18 0.83 2.50 8.11
47.14 16.67 11.70 8.75 1.98 1.91 0.67 0.64 1.22 3.33
16 2 4 4 14 14 4 4 3 3
17 3 3 3 12 12 3 3 3 -
1,320 790 530
1,890 1,220 670
1,605 1,005 600
2.17 2.62 1.34
3.48 4.56 1.89
2.71 3.38 1.58
46 36 10
41 32 9
113,698 56,834 56,864
114,268 57,264 57,004
-
-
-
109,392 58,054 102,684 57,534 212,076 115,588
0.06 0.02 0.04
0.06 0.02 0.04
-
-
-
-
36 10 46
32 9 41
Tabel-9. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Bangli hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
19
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1)
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
10 40 100 140 980 340 1,320 770 270 1,040 830 60
10 50 150 200 1,240 540 1,780 980 430 1,410 10 2,500 80
10 45 125 170 1,110 440 1,550 875 350 1,225 5 1,665 70
43.24 8.48 1.59 3.00 1.70 0.32 1.29 0.48 0.11 0.35 4.31 0.76 -
52.68 12.40 2.29 5.00 2.48 0.46 1.97 0.83 0.18 0.58 4.57 2.50 5.80
45.00 10.00 1.60 3.82 2.03 0.45 1.58 0.63 0.45 1.20 2.14
-
-
5 2 7 24 2 26 6 6 21 3
4 2 6 21 2 23 5 5 19 -
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
3,400 2,220 1,180
5,990 4,380 1,610
4,695 3,300 1,395
0.95 1.05 0.68
2.00 2.48 1.10
1.33 1.53 0.86
68 55 13
57 46 11
189,710 93,881 95,829
192,300 96,041 96,259
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
-
201,519 98,261 196,966 97,439 398,485 195,700
0.05 0.01 0.03
0.06 0.01 0.03
5
4
-
-
-
-
55 13 68
46 11 57
Tabel-10. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Karang-asem verifikasi (5-6 Januari 2007)
20
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1) Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
210 90 180 300 480 4,110 1,050 5,160 3,250 830 4,080 70 160 1,390 60
270 120 300 470 770 6,890 1,670 8,560 5,440 1,320 6,760 80 180 4,170 110
240 105 240 385 625 5,500 1,360 6,860 4,345 1,075 5,420 75 170 2,780 85
43.24 14.41 8.48 1.59 3.77 1.70 0.32 1.25 0.48 0.11 0.40 21.57 4.31 0.76 -
52.68 17.56 12.40 2.29 6.67 2.48 0.46 2.36 0.83 0.18 0.71 22.83 4.57 2.50 4.00
47.50 15.71 9.80 1.82 4.88 1.99 0.37 1.67 0.61 0.14 0.52 22.00 4.41 1.21 1.18
111 16 22 7 29 102 5 107 27 2 29 16 7 35 2
117 17 25 7 32 117 5 122 26 1 27 17 8 32 -
11,700 7,050 4,650
21,020 13,370 7,650
16,360 10,210 6,150
1.67 2.08 0.97
3.18 4.20 1.63
2.21 2.81 1.22
352 278 74
372 296 76
302,316 150,631 151,686
311,636 156,951 154,686
-
-
-
-
-
278 74 352
296 76 372
-
-
312,799 164,001 297,935 159,336 610,734 323,336
0.17 0.05 0.11
0.18 0.05 0.12
Tabel-11. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kab. Buleleng hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
21
Jumlah Populasi Kelompok Populasi
(1)
Prevalensi
Rendah
Tinggi
Rerata
Rendah
Tinggi
Rerata
Pop Rendah Prev Tinggi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah ODHA Pop Tinggi Prev Rendah (9)
Penasun Pasangan Penasun yang Bukan Pemakai WPS Langsung WPS Tidak Langsung WPS Semua Pelanggan WPS Langsung Pelanggan WPS Tidak Langsung Pelanggan WPS Pasangan Pelanggan WPS Langsung Pasangan Pelanggan WPS Tidak Langsun Pasangan Pelanggan WPS Waria Pelanggan Waria Laki-laki Seks dengan Laki-laki Warga Binaan Pemasyarakatan
1,130 480 1,200 3,000 4,200 27,420 10,720 38,140 21,650 8,470 30,120 40 90 1,370 -
1,470 630 2,010 4,760 6,770 45,930 17,000 62,930 36,260 13,420 49,680 140 310 4,110 -
1,300 555 1,605 3,880 5,485 36,675 13,860 50,535 28,955 10,945 39,900 90 200 2,740 -
43.24 14.41 8.48 1.59 3.22 1.70 0.32 1.16 0.48 0.11 0.38 21.57 4.31 0.76 -
52.68 17.56 12.40 2.29 5.86 2.48 0.46 2.18 0.83 0.18 0.65 22.83 4.57 2.50 -
47.35 15.77 9.90 1.87 4.23 1.99 0.37 1.55 0.61 0.14 0.48 21.67 4.25 1.19 -
595 84 149 69 218 680 49 729 179 16 195 9 4 34 -
636 91 170 76 246 779 54 833 176 14 190 30 13 31 -
Resiko Tinggi Pria Resiko Tinggi Wanita Resiko Tinggi
75,570 40,770 34,800
126,040 68,960 57,080
100,805 54,865 45,940
1.48 1.99 0.87
2.74 3.78 1.51
1.95 2.66 1.11
1,868 1,371 497
2,070 1,543 527
205,543 92,949 112,594
256,013 121,139 134,874
-
-
-
-
1,371 497 1,868
1,543 527 2,070
Resiko Rendah Pria Resiko Rendah Wanita Resiko Rendah Pria Pria 15-49 tahun Wanita Wanita 15-49 tahun Penduduk Penduduk 15-49 tahun
-
-
-
265,860 161,909 266,490 169,674 532,350 331,583
0.85 0.29 0.56
0.95 0.31 0.62
Tabel-12. Estimasi populasi rawan dan ODHA Kota Denpasar hasil verifikasi (5-6 Januari 2007)
22
Peta-1. Jumlah ODHA per Kab/Kota di Provinsi Bali
23
Peta-2. Prevalensi ODHA per 10.000 penduduk umur 15-49 tahun per Kab/Kota di Provinsi Bali
24