SISTEM EKONOMI KREATIF NASIONAL
PANDUAN PENILAIAN MANDIRI KABUPATEN/KOTA KREATIF
2016
SISTEM EKONOMI KREATIF NASIONAL PANDUAN PENILAIAN MANDIRI KABUPATEN/KOTA KREATIF
2016 Copyright© 2016, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif
Penulis: Tim Penulis Bekraf Desain Grafis: Brezz Production
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis viii + 120 hlm.; 17,5 cm x 25,5 cm
Isi di luar tanggung jawab Percetakan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR |
BAB I
v
PENDAHULUAN |
1
BAB II KONSEPSI PENILAIAN MANDIRI EKONOMI KREATIF
|
9
BAB III PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN MANDIRI EKONOMI KREATIF |
BAB IV METODOLOGI PENILAIAN MANDIRI |
53
BAB V PANDUAN PAPARAN PENILAIAN MANDIRI
KABUPATEN/KOTA KREATIF |
LAMPIRAN |
75
85
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
iii
41
“Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia melalui Deputi Infrastruktur, membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” untuk memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Hasil pemetaan ini akan menjadi acuan utama agar arah pembangunan ekonomi kreatif dapat terjaga untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam kerangka keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sosial.”
KATA PENGANTAR
D
i masa kini, seiring dengan pesatnya pertumbuhan pen duduk dunia serta makin ter
batasnya sumber daya alam (SDA) yang menopang kebutuhan manusia, perekonomian global menghadapi tan tangan yang semakin berat pula. An
caman terhadap kapasitas dan kualitas SDA terus meningkat di seluruh dunia. Pola dan perilaku produksi dalam industri turut berperan dalam mendorong hal tersebut. Indonesia pun tidak dapat menghindar dari kondisi tersebut. Laju perekonomian nasional yang terhambat dalam dekade terakhir ini berimplikasi pada banyak aspek. Oleh karena itu para pelaku ekonomi di Indonesia perlu meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.
v
Pada saat yang sama, teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat dalam beberapa dasarwarsa terakhir. Perkembangan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya intensifikasi informasi dan kreatifitas yang populer dengan sebutan ekonomi kreatif. Kegiatan ekonomi kreatif ini merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Di dalam negeri, ekonomi kreatif telah menyumbang sekitar 7-8 persen dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tiga tahun ke depan, kontribusi ekonomi kreatif bagi perekonomian nasional ini diharapkan dapat ditingkatkan menjadi 12 persen. Tentunya, perlu kerja keras dan sinergi yang baik dari seluruh pelaku ekonomi kreatif di pusat dan daerah untuk mewujudkan target tersebut. Presiden RI Joko Widodo telah menyatakan bahwa ekonomi kreatif nantinya akan menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Presiden juga menggarisbawahi bahwa kita perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam, mengandalkan pertanian, mengandalkan industri, mengandalkan teknologi informasi, menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
vi
kreatif. Untuk itu saat ini kita perlu mengambil risiko inovasi dan adopsi cepat. Kita perlu meloncat ke dalam petualangan untuk menciptakan kesuksesan masa depan kita, dengan berbasis ekonomi kreatif. Potensi kreatif itu harus didorong agar dapat menjadi daya ungkit utama bagi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peluang yang dimiliki oleh sektor ekonomi kreatif masih sangat terbuka. Bangsa ini memiliki potensi besar untuk melakukan transformasi di sektor tersebut. Inovasi dan kreativitas bisa menawarkan pekerjaan baru, yang berarti mengurangi pengang guran, meningkatkan peluang ekspor, yang kemudian berujung pada meningkatnya kontribusi bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia melalui Deputi Infrastruktur, membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” untuk memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Hasil pemetaan ini akan menjadi acuan utama agar arah pembangunan ekonomi kreatif dapat terjaga untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam kerangka keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sosial. Saat ini, pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia difokuskan pada 16 subsektor, yang mencakup aplikasi dan game, arsitektur, P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
vii
desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film-animasi-video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio. Dalam Sistem Ekonomi Kreatif ini, Bekraf akan menggandeng pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten dan kota, komunitas, akademisi, serta pelaku bisnis, untuk bersama-sama berperan aktif dalam mengembangkan kegiatan ekonomi kreatif di daerah masing-masing. Melalui pengembangan simpul dan jejaring ekonomi kreatif, setiap daerah diharapkan dapat mengoptimalkan potensinya. Sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam kegiatan ekonomi kreatif di Indonesia merupakan kunci keberhasilan upaya ini. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memanfaatkan Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia untuk melakukan “lompatan besar” guna mewujudkan apa yang kita cita-citakan bersama. Jakarta, Juli 2016
Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
viii
BAB I
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
I
ndustrialisasi telah mendorong terciptanya pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang tidak hanya lebih murah tetapi juga efisien. Perkembangan di bidang teknologi informatika juga semakin memudahkan koneksi antar manusia sehingga menjadikannya lebih produktif. Globalisasi di bidang media dan hiburan telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis. Fenomena tersebut kemudian berimbas pada kompetisi yang semakin ketat. Kerasnya persaingan akibat globalisasi di berbagai bidang memaksa setiap negara untuk mencari cara agar bisa memproduksi barang dan jasa yang semurah dan seefisien mungkin. Dalam menekan tenaga kerja murah, faktanya tidak mudah bagi negaranegara di dunia menyaingi Republik Rakyat Tiongkok dengan jumlah penduduknya yang begitu besar. Sementara itu supremasi di bidang industri tidak bisa lagi diandalkan. Oleh karenanya kreativitas sumber daya manusia harus lebih diprioritaskan. Era ekonomi baru telah dimulai tahun 1990an, di mana terjadi intensifikasi informasi dan kreatifitas yang populer dengan sebutan ekonomi kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut dengan industri kreatif. Ekonomi Kreatif merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008).
1
Adapun sumber daya manusia yang dimaksud meliputi aktor-aktor pelaku ekonomi kreatif yang meliputi lembaga pemerintah, akademisi, komunitas, dan pelaku bisnis yang kemudian disebut dengan quadruple-helix.
Dari berbagai keanekaragaman potensi ekonomi kreatif di Indonesia, pemerintah membagi ekonomi kreatif dalam 16 subsektor, yaitu kuliner; arsitektur; desain produk; desain interior; desain komunikasi visual; film, animasi dan video; musik; fesyen; seni pertunjukan; games dan aplikasi; kriya; radio dan televisi; seni rupa; periklanan; fotografi; serta penerbitan.
Nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif meningkat setiap tahunnya. Menurut Ba dan Pusat Statistik,
Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki peran yang patut diperhitungkan dalam perekonomian nasional.
dari sektor ini tak
nilai tambah yang dihasilkan
kurang dari
716,7 triliun pada
Selama periode
Rp
2010-2014 rata-rata sumbangannya mencapai
tahun 2014.
7,1%
Angka pertumbuhannya pun
terhadap PDB
mencapai
Indonesia.
5,81%
dan mengungguli pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih; pertambangan dan penggalian; pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; jasa-jasa; dan industri pengolohan.
Meski kontribusinya masih lebih rendah dibandingkan dengan sektor pertanian, industri pengelolahan, perdagangan dan restoran, ataupun sektor jasa, sumbangan dari ekonomi kreatif telah melebihi sektor pertambangan dan penggalian, keuangan, serta pengangkutan.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
3
Tahun 2014,
tak kurang dari
12 juta orang
tenaga kerja terserap dalam usaha industri kreatif. Peran ekonomi kreatif patut semakin diperhitungkan karena sektor ini mampu menyerap angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja nasional. Pada tahun 2013,
penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai
0,63%.
Di saat yang sama, penyerapan tenaga kerja secara nasional justru mengalami perlam batan sebesar 0,01%.
ARTI PENTING PENILAIAN MANDIRI Meski tergolong baru, ekonomi kreatif mengalami perkembangan yang cukup pesat. Di sisi lain kendala yang dihadapinya pun tidak sedikit karena aktor yang terlibat di dalamnya seringkali kurang terkoneksi satu sama lain. Kolaborasi yang terjalin di antara mereka juga kurang kuat dan produktif. Oleh karena itu perlu pemetaan ekonomi kreatif dengan melibatkan seluruh aktor yang berperan di dalamnya. Termasuk pula memetakan potensi dan kendala yang dihadapi selama ini. Hal itu menjadi titik tolak untuk pengambilan kebijakan strategis dan menyeluruh.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
4
Agar kebijakan yang diambil terkait pengembangan ekonomi kreatif tepat sasaran dan berdaya guna, dibutuhkan pemahaman jelas tentang kondisi ekonomi kreatif Indonesia. Terkait hal tersebut pemerintah membentuk Badan Ekonomi Kreatif, yaitu lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
dilakukan karena memiliki beberapa manfaat, di antaranya menghasilkan database ekonomi kreatif di Indonesia, mengidentifikasi subsektor potensial, serta mengetahui kendala apa saja yang dihadapi. Penilaian mandiri ini selanjutnya menjadi acuan bagi pendampingan dan fasilitasi dari Bekraf dan mitra kerjanya, sebagai upaya bertahap membangun sistem ekonomi kreatif nasional. Dengan demikian, ekonomi kreatif mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Badan Ekonomi Kreatif bertugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif. Badan Ekonomi Kreatif melakukan pemetaan kegiatan ekonomi kreatif yang potensial serta persoalan yang dihadapi di daerah. Pemetaan atau penilaian mandiri ekonomi kreatif daerah ini penting
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
5
TUJUAN PENILAIAN MANDIRI Tujuan dilakukannya penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif ini adalah untuk:
1)
Melakukan pemetaan ekosistem, potensi, best practice dan
4)
Menjadi dasar kegiatan fasilitasi dan pengembangan ekonomi
MELAKUKAN permasalahan pengembangan PEMETAAN ekosistem,sistem ekonomi kreatif kabupaten/ best dari practice kotapotensi, sebagai bagian “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional” dan permasalahan 2) pengembangan Memberikan acuan pengembangan ekonomi kreatif untuk MEMBERIKAN sistem ekonomi ACUAN kabupaten/kota kreatif kabupaten/ pengembangan sebagai bagian kreatif 3) kota Menjadi acuan bagi pemerintah dalamekonomi menentukan kebijakan dari “Sistem Ekonomi untuk kabupaten/ pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota. Kreatif Nasional” kota kreatif kabupaten/kota oleh quadruple-helix
MENJADI ACUAN bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota.
MENJADI DASAR kegiatan fasilitasi dan pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota oleh quadruple-helix
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
6
MANFAAT PENILAIAN MANDIRI Manfaat dilakukannya penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif ini adalah:
1)
Bagi Pemerintah Pusat
Terwujudnya BAGI PEMERINTAH “Sistem Ekonomi Kreatif PUSAT Nasional” sebagai pedoman dan justifikasi untuk memberikan fasilitasi/program kepada para pelaku/komunitas ekonomi kreatif untuk Terwujudnya “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional” sebagai mendorong percepatan pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia melalui:
pedoman dan justifikasi untuk memberikan fasilitasi/ program kepada para pelaku/komunitas ekonomi kreatif • Identifikasi simpul dan jejaring ekonomi kreatifekonomi potensial di untuk mendorong percepatan pembangunan kreatifdikembangkan di Indonesia melalui: daerah untuk • Identifikasi simpul dan jejaring ekonomi kreatif potensial daerah untuk (definisi daerah) • Identifikasi potensi ekonomi di kreatif di daerah dikembangkan yang dapat dikembangkan dan dihubungkan • Identifikasi potensi ekonomi kreatif di daerah (definisi daerah) yang dapat dikembangkan dan dihubungkan 2)
Bagi Daerah
Teridentifikasinya potensi dan permasalahan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif di daerah serta untuk membangun kolaborasi yang difasilitasi berdasarkan DAERAH PetaBAGI Ekonomi Kreatif Nasional. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Teridentifikasinya potensi dan permasalahan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif di daerah serta untuk membangun kolaborasi yang difasi litasi berdasarkan Peta Ekonomi Kreatif Nasional. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
KELUARAN: 1)
Peta ekonomi kreatif nasional yang menjadi platform bagi sistem mikro dan linkage kepada sistem makro di tingkat internasional.
Pola kolaborasi dan proses lintas wilayah antar aktor yang terlibat dalam sistem ekonomi kreatif
Database sistem ekonomi kreatif nasional
Pola komunikasi dan diseminasi informasi melalui web site dan media sosial
Pola pendampingan fasilitasi untuk pengembangan eko nomi kreatif di daerah
BAB II
KONSEPSI PENILAIAN MANDIRI EKONOMI KREATIF KONSEP EKONOMI KREATIF “Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.” (Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025)
D
i masa kini, ekonomi kreatif telah menjadi penting sebab bersumber pada kreativitas yang merupakan sumber daya terbarukan. Peran ekonomi kreatif ini akan menjadi semakin penting di masa mendatang, terutama saat sumber daya yang tidak terbarukan semakin terbatas atau langka. Kreativitas telah dan akan terus mengubah paradigma perekonomian yang biasa berpusat pada keterbatasan (scarcity) menjadi berpusat pada keberlimpahan (abundancy).
9
Orang kreatif dengan ide kreatifnya mampu mengelola tenaga kerja dan memanfaatkan barang modal untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi. Selain itu, ketika orang kreatif berproduksi, hasil dari kegiatan produksi tersebut bukan hanya berupa barang atau jasa akhir (final goods and services) tetapi juga dapat digunakan sebagai input bagi sektor lain. Peran penting ekonomi kreatif ini semakin tidak terbantahkan setelah dinyatakan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dalam acara Temu Kreatif Nasional, Presiden menuliskan pesan pembuka bahwa “Era Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia”. Hal ini ditegaskannya dalam pidato resminya berikut ini,
“Saya sangat yakin bahwa ekonomi kreatif nantinya akan menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Kita perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam, mengandalkan pertanian, mengandalkan industri, meng andalkan teknologi informasi, menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri kreatif.” ... “Dan kalau kita ingin bersaing di bidang industri, pasti kita kalah dengan Jerman atau kalah murah dengan China. Tetapi di bidang ini, kesempatan itu sangat terbuka lebar, yaitu di bidang industri kreatif, di bidang ekonomi kreatif. Dan kreatifitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi, tetapi pada saat yang bersamaan ramah terhadap lingkungan, serta menguatkan citra dan identitas budaya bangsa kita” (Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia)1
1
Sambutan Presiden Joko Widodo Pada Pembukaan Temu Kreatif Nasional Dan Peresmian Indonesia Convention Exhibition, di Serpong, Tangsel, Banten, 4 Agustus 2015 (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015)
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
10
Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang digerakkan oleh kreativitas yang berasal dari pengetahuan dan ide yang dimiliki oleh sumber daya manusia untuk mencari solusi inovatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam arti lain, kreativitas merupakan sumber daya terbarukan dan tidak akan ada habisnya jika sumber daya manusia kreatif Indonesia yang jumlahnya besar dapat berkreasi dan menciptakan nilai tambah yang didukung oleh iklim yang kondusif. Sementara itu, menurut Howkins, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan yang dimaksud ialah gagasan yang asli dan dapat diproteksi oleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pada abad ke-18, revolusi industri telah menyebabkan transformasi ekonomi yang awalnya didominasi sektor pertanian berbasis sumber daya manusia dan sumber daya alam menjadi perekonomian yang didominasi industri berbasis barang modal. Pada tahun 1950-an, perekonomian digerakkan oleh pengetahuan sebagai sumber daya utamanya dalam penciptaan nilai tambah. Kemudian pada tahun 1995 terjadi globalisasi industri berbasis kreativitas yang membuat ekonomi kreatif semakin berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga oleh Howkins disebut sebagai gelombang ke-4.
Makna kreativitas yang terkandung dalam pendefinisian ekonomi kreatif dapat dilihat sebagai kapasitas atau daya upaya untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, menciptakan solusi dari suatu masalah atau melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
11
Kreativitas merupakan faktor pendorong munculnya inovasi atau penciptaan karya kreatif dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada. Hal ini akan mendorong peningkatan produktivitas dan sekaligus nilai tambah.
Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, ekonomi kreatif tidak hanya menghasilkan karya kreatif yang dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir, namun juga dapat berdampak pada sektor-sektor lainnya. Ekonomi kreatif tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, tetapi juga berdampak positif terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Melalui ekonomi kreatif, kita dapat menumbuhkan perekonomian secara inklusif dan berkelanjutan, mengangkat citra positif dan identitas bangsa, melestarikan budaya dan lingkungan, menumbuhkan kreativitas yang mendorong inovasi, dan meningkatkan toleransi sosial antar seluruh lapisan masyarakat karena adanya peningkatan pemahaman antar budaya.
Indonesia perlu mengembangkan ekonomi kreatif sebab sektor ini memiliki kesempatan yang besar untuk:
•
• Memberikan kontribusi bagi perekonomian • Menciptakan Iklim bisnis yang positif • Membangun citra dan identitas bangsa • Mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan • Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa • Memberikan dampak sosial yang positif
Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital). Ekonomi kreatif membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, mampu melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas. Badan Ekonomi Kreatif menjadi lembaga yang merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan melakukan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Perpres Badan Ekonomi Kreatif memberikan gambaran fungsi badan baru ini, yakni untuk:
kebijakan di bidang an, dan pelaksanaan • perumusan, penetap ekonomi kreatif; • perancangan dan pelaksanaan program di bidang ekonomi kreatif;
k sinkronisasi perencanaan dan pela • pelaksanaan koordinasi dan tif; krea i bidang ekonom sanaan kebijakan dan program di
• pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan program di bidang ekonomi kreatif;
kepada dan pemberian dukungan • pelaksanaan pembinaan ; atif an di bidang ekonomi kre semua pemangku kepenting • pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Negara, Kementerian, Lembaga Pem erintah Non-Kementerian, Pemerintah Daerah, dan pihak lain yang terkait; dan
yang terkait yang ditugaskan Presiden, • pelaksanaan fungsi lain dengan ekonomi kreatif.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
14
KONSEP PENILAIAN MANDIRI Untuk mendukung rencana kebijakan dan program pemerintah dalam pengembangan ekonomi dan industri kreatif, perlu dilakukan sosialisasi kebijakan pembiayaan bagi pengembangan industri kreatif, menjaring isu dan permasalahannya. Tak kalah pentingnya adalah menganalisis hambatan terkini dalam pengembangan ekonomi dan industri kreatif sebagai masukan bagi perumusan kebijakan, serta melakukan sosialisasi best practices dan success story dalam pengembangan ekonomi dan industri kreatif dari negara lain dan pelaku usaha. Dalam konteks tersebut,
pemetaan potensi dan permasalahan ekonomi kreatif di tingkat pusat dan daerah menjadi prasyarat penting untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Adapun pendekatan yang digunakan untuk memetakan potensi dan permasalahan ini ialah dengan melakukan penilaian mandiri kabupaten/kota berdasarkan aspek-aspek yang terkait dengan kegiatan ekonomi kreatif. Dengan teridentifikasinya potensi dan permasalahan di daerah, pemerintah, baik pusat dan daerah, dapat menentukan hal-hal prioritas untuk mengembangkan kegiatan ekonomi kreatif. Bagi pemerintah daerah, hasil pemetaan potensi dan permasalahan ini dapat menjadi potret bagi dirinya sendiri untuk membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif serta melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan melalui sektor ekonomi kreatif. Sementara bagi pemerintah pusat, hasil pemetaan ini dapat menjadi pedoman untuk menyusun kegiatan fasilitasi atau program yang diperlukan untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi kreatif di daerah.
Kesemuanya itu secara simultan akan menjadi kerangka bagi pembangunan.
Sistem Ekonomi Kreatif Nasional, yang memberikan gambaran besar serta menetapkan koridor bagi pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini akan menjadi rujukan bagi pemerintah, komunitas kreatif, akademisi serta dunia usaha dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Kreatif di Indonesia. Indonesia dengan potensi kekayaan yang sangat besar baik potensi sumberdaya alam, keragaman budaya, maupun sumberdaya manusia, perlu mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam pembangunan nasional untuk mengoptimalkan berbagai potensi kekayaan yang dimilikinya. Ekonomi kreatif yang berbasis kepada modal kreativitas sumberdaya manusia, berpeluang mendorong daya saing bangsa Indonesia di masa depan. Jika sumberdaya manusia Indonesia yang jumlahnya sangat besar memiliki kemampuan untuk berkreasi untuk menciptakan inovasi dan nilai tambah, maka kreativitas tersebut akan menjadi sumberdaya terbarukan yang tidak ada habisnya. Perpres Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif telah mengklasifikasi ulang sub-sektor industri kreatif dari 15 sub-sektor menjadi 16 sub-sektor, yaitu kuliner; arsitektur; desain produk; desain interior; desain komunikasi visual; film, animasi dan video; musik; fesyen; seni pertunjukan; games dan aplikasi; kriya; radio dan televisi; seni rupa; periklanan; fotografi; serta penerbitan. Penilaian mandiri dilakukan dengan menetapkan struktur sistem ekonomi kreatif terdiri dari elemen, dimensi dan indikator. Ketiganya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Elemen Indikator penilaian mandiri terdiri berbagai elemen yang diperlukan kabupaten-kota untuk bergerak secara sistemik sebagai entitas kreatif baik berskala lokal, regional, nasional maupun global. Elemen adalah empat bagian ekonomi kreatif yang mampu menggerakan sistem yang lebih baik yaitu:
Subsektor Ekonomi Kreatif
Aktor yang Bekerja secaraLangsung
Tahapan Proses
Kapasitas Daya Ungkit
16
6
APLIKASI DAN GAME
ARSITEKTUR
DESAIN INTERIOR
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
DESAIN PRODUK
FASHION
FILM, ANIMASI, DAN VIDEO
FOTOGRAFI
KRIYA
KULINER
MUSIK
PENERBITAN
PERIKLANAN
SENI PERTUNJUKAN
SENI RUPA
TELEVISI DAN RADIO
untuk setiap tahapan proses, yakni:
1) PEMERINTAH 2) KOMUNITAS 3) AKADEMISI 4) BISNIS (PELAKU BISNIS)
5 Kelangsungan dalam
TAHAPAN PROSES,
yakni:
1) KREASI 2) PRODUKSI 3) DISTRIBUSI 4) KONSUMSI 5) KONSERVASI
2
KAPASITAS DAYA UNGKIT ke 16 subsektor ekonomi kreatif terhadap subsektor ekonomi konvensional yang terdiri atas:
1) KETERKAITAN KE DEPAN (FORWARD LINKAGE) 2) KETERKAITAN
KE BELAKANG
(BACKWARD LINKAGE)
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian mandiri kabupaten/ kota kreatif melalui empat elemen penilaian di atas antara lain:
yang menjadi ks dan identitas dasar nte ko er, akt kar isi, nd a. Pemahaman ko atif. langkah serta pelaku kre modal berkembangnya b. Penetapan strategi, prioritas unggulan, mitra kunci, target pemasaran / peran yang dipilih sebagai visi pengembangan
kan dan n, disepakati, disosialisasi c. Program yang disusu lix dijalankan oleh quadruple-he
d. Sistem pemantauan yang tran sparan atas peningkatan kinerja ekonomi - industri kreatif di lapanga n
Di samping hal-hal positif yang secara bertahap mendukung terbangunnya sistem ekonomi-industri kreatif, maka pemantauan juga dilakukan atas praktik yang secara negatif mengancam terbentuknya sistem ekonomi-industri kreatif, yang dinilai berdasarkan bobot pengaruhnya.
P E ME RINGKATAN KOTA/ KABUPAT EN K R E AT I F I N DON E S I A
32
DIMENSI Dimensi merupakan faktor yang menjadi ukuran berfungsinya suatu elemen. Sistem ini menguraikan secara rinci dan spesifik terkait dengan 16 subsektor ekonomi kreatif, aktor, proses serta daya ungkit. Uraian atas dimensi diperlukan untuk menguatkan obyektivitas penilaian-pemetaan potensi, kendala dan jejaring ekonomi kreatif di masing-masing kabupaten/kota. Dimensi dari masing-masing elemen yang digunakan untuk penilaian mandiri ini dirinci sebagai berikut:
A. DIMENSI SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF • Sumber daya manusia • Bahan baku fisik dan nonfisik • Industri • Pembiayaan • Akses dan perluasan pasar • Infrastruktur dan teknologi • Kelembagaan
SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF
B. DIMENSI AKTOR
AKTOR
• Pemerintah -- Penyediaan suprastruktur -- Penyediaan infrastruktur -- Kelembagaan -- Sinergi antaraktor • Komunitas -- Rasio komunitas -- Umur komunitas -- Produk -- Afiliasi -- Kegiatan (event) -- Sinergi antaraktor
• Akademisi -- Akademisi -- Perguruan Tinggi -- Sinergi antaraktor • Pelaku bisnis -- Rasio pelaku bisnis -- Kontribusi ekonomi -- Rasio perusahaan bisnis kreatif -- Sinergi antaraktor
AKTOR
C. DIMENSI PROSES
PROSES
• Kreasi: -- Sumber daya manusia -- Pengetahuan -- Inovasi -- Teknologi -- Infrastruktur dan Keterampilan -- Pembiayaan -- Network • Produksi: -- Sumber daya manusia -- Bahan baku -- Standar dan sertifikasi, Pengendalian -- Teknologi dan manajemen -- Sarana dan Prasarana -- Pembiayaan -- Network -- Kemasan dan labelling
PROSES
• Distribusi: -- Sumber daya manusia -- Moda distribusi -- Delivery produk -- Teknologi -- Infrastruktur -- Pembiayaan -- Network -- Pergudangan atau Penyimpanan • Konsumsi: -- Konsumen -- Pengetahuan -- Utilitas -- Teknologi -- Infrastruktur dan Sarana -- Pembiayaan -- Network -- Pemasaran • Konservasi -- Sumber daya manusia -- Pengetahuan tentang konservasi -- Keberlanjutan kreasi/utilitas -- Teknologi dan Pengelolaan -- Insfrastrukur, Sarana dan Prasarana Media -- Pembiayaan -- Network -- Diseminasi sebagai cikal bakal (seed) inovasi
D. DIMENSI DAYA UNGKIT • Forward linkage -- Infrastruktur -- Aktivitas/Program -- Linkage system -- Sistem distribusi -- Replikasi dan duplikasi -- Inovasi -- Nilai ekonomi -- Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha) • Backward linkage -- Infrastruktur -- Aktivitas/Program -- Linkage system -- Sistem distribusi -- Replikasi dan duplikasi -- Inovasi -- Nilai ekonomi -- Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha)
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
36
DAYA UNGKIT
INDIKATOR Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan.
harus bersifat:
Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan
Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain agar memudahkan dalam memperoleh data.
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan.
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
39
oleh
”Pemanfaatan hasil penilaian ekonomi kreatif kabupaten/kota sangat diperlukan untuk menjawab tantangan pembangunan yang berkelanjutan. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang cenderung rendah, tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi, daya saing industri yang masih rendah, serta kerusakan lingkungan.”
BAB III
PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN MANDIRI EKONOMI KREATIF RUJUKAN BAGI PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
P
erdagangan bebas dan krisis ekonomi global mengharuskan setiap negara, termasuk Indonesia berupaya keras untuk dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi tersebut dapat dipecahkan dengan mendorong suatu bentuk perekonomian yang lebih berdaya saing, sumber daya yang terbarukan dan berkesinambungan berbasis kreatifitas, dimana ide atau gagasan dapat memberikan kesejahteraan secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Pengembangan ekonomi dan ekonomi kreatif di Indonesia diperlukan agar siap memanfaatkan dan merebut peluang pasar yang semakin kompetitif.
41
Penilaian mandiri Kabupaten/Kota ekonomi kreatif merupakan pilihan tepat untuk mengetahui sejauh mana kota/kabupaten mempunyai potensi terutama dari sisi ekonomi kreatifnya dan telah siap dari segi infrastruktur, sumberdaya manusia dan dari segi kebijakan pemerintah daerahnya. Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; menciptakan iklim bisnis yang positif; membangun citra dan identitas bangsa; berbasis pada sumberdaya yang terbarukan; menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; dan memberikan dampak sosial yang positif. Pemanfaatan hasil penilaian ekonomi kreatif kota/kabupaten sangat diperlukan untuk menjawab tantangan pembangunan yang berkelanjutan. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang cenderung rendah, tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi, daya saing industri yang masih rendah, serta kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu,
hasil pemetaan ekonomi kreatif ini dapat menjadi rujukan bagi penyusunan RPJMD di masing-masing daerah. Penilaian yang transparan dan obyektif diharapkan menghasilkan sikap positif untuk melihat kekurangan dan kelebihan masing-masing daerah. Dengan demikian, penilaian ini dapat menjadi acuan untuk penyusunan RENSTRADA dan indikator kinerja utama Pemkot/Pemkab/Pemprov.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
42
PENGARUSUTAMAAN EKONOMI KREATIF DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) Di tengah tantangan perekonomian global yang semakin besar, pemerintah tengah berupaya mendorong berkembangnya industri kreatif menjadi sektor strategis yang mampu berperan lebih besar dalam perekonomian nasional dalam hal kontribusi terhadap PDB, penciptaan lapangan pekerjaan, dan ekspor. Sejumlah terobosan kebijakan telah dilakukan, di antaranya telah diprioritaskannya pengembangan ekonomi kreatif dalam RPJM Nasional 2015-2019 serta telah dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif sebagai lembaga yang akan mengawal pengembangan ekonomi kreatif secara khusus. Sistem Ekonomi Kreatif Nasional dilaksanakan berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo bahwa Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Sejalan dengan itu, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 -2019 yang memuat kebijakan umum dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif,
Sistem Ekonomi Kreatif Nasional dapat mendorong pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi. Pemerintah telah menetapkan pengembangan ekonomi kreatif sebagai bagian dari agenda prioritas nasional, serta membentuk BEKRAF untuk mengawal perkembangan ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan ekonomi kreatif sebagai kekuatan ekonomi baru Indonesia, pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dalam jangka panjang diarahkan tidak hanya untuk menumbuhkembangkan industri kreatif tetapi lebih jauh lagi mampu mengarusutamakan kreativitas dan inovasi di setiap sektor dan kehidupan bermasyarakat. Kreativitas akan mendorong dihasilkannya produk-produk manufaktur dan jasa yang inovatif dan bernilai tambah tinggi sehingga kelak Indonesia tidak akan lagi bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi juga akan mampu mengekspor produk yang bernilai tambah tinggi. Kreativitas dan inovasi juga akan menjadikan warisan budaya dan
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
43
kearifan lokal berkontribusi besar tidak hanya bagi perekonomian nasional namun juga bagi peningkatan citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta, memiliki bonus demografi dengan proporsi penduduk usia produktif sangat besar, mencapai 70% dari total penduduk. Hingga tahun 2030, Indonesia masih akan memiliki jumlah penduduk produktif yang tinggi di atas 60%, dan 27% di antaranya adalah penduduk muda dengan rentang usia 16-30 tahun. Ketersediaan dan keberagaman sumber daya alam dan sumber daya budaya juga menjadi sumber daya pendukung yang penting dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Namun sejauh ini potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dalam hal kreativitas, Indonesia masih berada di posisi ke-81 dari 82 negara yang disurvei dalam studi Global Creativity Index. Di samping itu, belum banyak karya dan produk kreatif Indonesia, dalam skala besar, yang mampu bersaing di pasar global. Upaya membuat potensi yang besar tersebut menjadi kenyataan, memerlukan konsep dan rencana pengembangan yang komprehensif dan holistik. Pemerintah telah memulai langkah-langkah awal pengembangan ekonomi kreatif selama sepuluh tahun terakhir, namun masih terdapat tantangan yang perlu diselesaikan. Pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025 harus mampu menjawab tantangan pembangunan nasional dan juga mampu mendukung terwujudnya cita-cita Bangsa Indonesia, yaitu terwujudnya Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Dalam pembangunan nasional, Ekonomi kreatif memiliki peran sentral dalam mewu judkan lima misi utama pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 seperti yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007, yaitu: 1. Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) mewujudkan karakter bangsa sebagai bangsa beriman dan bertaqwa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
44
dan berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memantapkan budaya bangsa; (b) meningkatkan peradaban, harkat dan martabat manusia Indonesia, serta menguatnya jati diri dan kepribadian bangsa. 2. Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan yang ditunjukkan dari peningkatan pendapatan perkapita, penurunan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin; (b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk peran perempuan dalam pembangunan. yang ditunjukkan dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), serta pertumbuhan penduduk yang seimbang; (c) membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif meliputi sektor pertanian, pertambangan, industri manufaktur, serta jasa; dan (d) meningkatkan profesionalisme aparatur negara (pusat dan daerah). 3. Terwujudnya pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah yang dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan, serta menurunnya kesenjangan; (b) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat. 4. Terwujudnya Indonesia asri dan lestari. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan kualitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan; (b) memelihara kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional; dan (c) meningkatkan kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. 5. Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) memperkuat dan mempromosikan identitas nasional sebagai negara demokratis dalam tatanan masyarakat internasional; (b) memulihkan posisi penting Indonesia sebagai negara demokratis besar (keberhasilan diplomasi di fora internasional); (c) meningkatkan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional; (d) mewujudkan kemandirian nasional dalam konstelasi global; (e) meningkatkan investasi perusahaan Indonesia di luar negeri.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
45
POTRET DIRI BAGI DAERAH UNTUK PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF Ekonomi Kreatif memiliki konsep mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi yang berbasis sumber daya alam sekarang menjadi berbasis sumber daya manusia, dari era pertanian ke era industri dan informasi. Peningkatan sistem perubahan baik dari sosial, lingkungan, ekonomi, kelembagaan dan perilaku kewirausahaan membutuhkan suatu proses yang berkelanjutan. Proses ini berupaya meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Ekonomi kreatif sebenarnya merupakan upaya mengimplementasikan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan menurut Salim (1993) dan Mitchell (1997) adalah
upaya mencapai keseimbangan antara tiga aspek, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Artinya, pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan di masa kini, tanpa me ngorbankan kepentingan generasi mendatang untuk mencukupi kebutuhan mereka. Sustainability adalah konsep yang telah berkembang dan banyak dipergunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara menyeluruh, yang menyangkut aspek lingkungan, ekonomi maupun sosial. Aspek-aspek tersebut merupakan integrasi dari berbagai kegiatan manusia (Indra, 2011). Berkelanjutan atau sustainability adalah suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya suatu keseimbangan yang stabil pada suatu sistem yang dapat bertahan hingga terus berlanjut (Wahyudi, 2014). Keberlanjutan juga didefinisikan oleh Miller & Spoolman (2012) sebagai kemampuan sistem alam dan sistem budaya manusia untuk bertahan, berkembang, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan ke dalam jangka panjang. Hal ini terkait dengan seberapa besar manusia peduli untuk memberikan alam yang lebih baik kepada generasi yang akan datang. Morelli (2011) mendefinisikan lingkungan yang mampan (environmental sustainbility) yakni pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya dan jasa pada saat ini dan generasi
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
46
dimasa depan tanpa mengorbankan ekosistem yang menyediakannya, dan lebih spesifik disebutkan sebagai kondisi keseimbangan, ketahanan, dan keterkaitan yang memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhan, sementara tidak melebihi kapasitas ekosistem pendukungnya untuk melanjutkan dan melakukan regenerasi kebutuhan yang diperlukan. Sustainability dikembangkan menjadi suatu paradigma didalam pembangunan dan menjadikannya sebagai sebuah jembatan penghubung antara ekonomi dan ekologi (Wahyudi, 2014). Pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup dan kesejahteraan rakyat dengan dipenuhinya kebutuhan dasar yang esensial. Menurut Soemarwoto (2004) banyak jenis kebutuhan dasar dalam masyarakat yang belum terpenuhi, oleh karena itu pembangunan masih harus diteruskan. Soemarwoto (2004) juga menambahkan bahwa faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumberdaya yang cukup, dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Ketiga faktor itu tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga mempunyai dampak terhadap pembangunan. Dalam usaha memperbaiki mutu hidup, harus dijaga agar kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak. Sebab kalau kerusakan terjadi, mutu hidup akan mengalami kemerosotan. Bahkan apabila kerusakan terlalu parah, dapat terjadi kepunahan atau ekosistem dapat mengalami keambrukan yang akan mengakibatkan banyak kesulitan. Pembangunan demikian bersifat tidak berkelanjutan (Soemarwoto, 2004). Kondisi ekonomi yang diharapkan Indonesia adalah ekonomi yang berkelanjutan. Artinya,
kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi geografis dan tantangan ekonomi baru, sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth). Hal ini dapat terwujud dengan adanya kegiatan ekonomi kreatif yang berdaya saing tinggi sebab didukung sumber daya manusia kreatif. P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
47
KESEMPATAN MENJADI BAGIAN DARI JEJARING KOLABORASI EKONOMI KREATIF NASIONAL DAN GLOBAL Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar ekonomi kreatif dan menjadikannya sebagai model utama pengembangan ekonomi. Pengembangan ekonomi kreatif dalam dekade terakhir ini telah menjadi alternatif solusi, sekaligus strategis global dalam tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, di tengah pelambatan ekonomi global. Ekonomi kreatif yang bertumpu pada pengetahuan dan kreatifitas sebagai “nilai jual” nya telah mampu menjelma menjadi kekuatan baru dalam memenangkan kompetisi dan pengembangan ekonomi. Untuk itu penilaian mandiri dan pemetaan simpul-simpul kreatif yang ada di kabupaten/kota sangat diperlukan.
Di sini, kabupaten/kota dapat bergabung dan berkolaborasi melalui Sistem Ekonomi Kreatif Nasional untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di tingkat nasional. Sistem ini mengakomodasi potensi dan permasalahan yang dihadapi daerah agar mampu berkiprah di tingkat global.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
48
Pembangunan Sistem Ekonomi Kreatif Nasional dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pada tahapan pendataan dan pemetaan, penelitian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengembangan, sesuai dengan peran, fungsi, kapasitas dan kompetensi masing masing pelaku. Sistem ini mendorong terbentuknya kerjasama dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dan antar daerah agar tercipta pasar yang terbuka, terpercaya, dan menyejahterakan pelakunya. Daya saing global dapat ditingkatkan dengan membentuk kondisi masyarakat yang kreatif, mampu berkompetisi secara adil, jujur dan menjunjung tinggi etika, unggul di tingkat nasional maupun global, memiliki kemampuan (daya juang) untuk terus melakukan perbaikan (continuous improvement), serta selalu berpikir positif untuk menghadapi berbagai macam permasalahan.
PANDUAN UNTUK PENDAMPINGAN DAN FASILITASI PEMERINTAH PUSAT Setiap daerah mempunyai potensi dan keunikan ekonomi kreatif yang berbeda dan unik. Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi yang unik itu, tersimpan ribuan bahkan jutaan potensi produk kreatif yang layak dikembangkan di Tanah Air. Tengok saja potensi itu: sekitar 17.500 pulau, 400 suku bangsa, lebih dari 740 etnis (di Papua saja 270 kelompok etnis), budaya, bahasa, agama dan kondisi sosial-ekonomi. Nilai-nilai budaya luhur (cultural heritage) yang kental terwarisi, seperti teknologi tinggi pembangunan Borobudur, batik, songket, wayang, pencak silat, dan seni budaya lain, menjadi aset bangsa. Tercatat pula, tujuh lokasi di Indonesia yang dijadikan situs pusaka dunia (world heritage site). Belum lagi tingkat keragaman hayati (biodiversity) yang sukar ditandingi. Setelah identifikasi potensi ekonomi kreatif selesai dilakukan, langkah selanjutnya ialah penyusunan peta jalan pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten/kota. Peta jalan ini akan menjadi arah dan strategi pengembangan. Arah serta strategi ini nantinya merupakan pedoman untuk mengembangkan industri kreatif pada masing-masing lembaga pemerintah terkait dalam membuat rencana kerja atau rencana aksi. Penilaian mandiri ekonomi kreatif di kabupaten/kota juga dapat dijadikan tolok ukur peningkatan ekonomi daerah tersebut. Kondisi perekonomian daerah merupakan tolok ukur kesuksesan suatu daerah. Daerah dengan pendapatan yang tinggi bisa dibilang
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
49
daerah itu maju dalam perekonomian.Teknologi juga ikut membantu meningkatkan suatu stabilitas ekonomi daerah. Namun tidak hanya itu, kreatifitas dan inovasi juga merupakan salah satu syarat majunya suatu daerah. Selain itu, Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital). Ekonomi kreatif membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, mampu melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas. Sebagai contoh, berapakah penghasilan seorang seniman yang hebat? Misalnya grup musik terkenal seperti Slank, atau sutradara film papan atas? Ternyata nilainya tidaklah kecil dan bahkan lebih tinggi daripada penghasilan manajer senior di dunia perbankan. Sungguh menjanjikan. Pemerintah daerah juga perlu kreatif dalam upaya mengembangkan industri-industri berbasis kreativitas. Hal ini karena industri tersebut perlu pendampingan dan fasilitas agar dapat diakses pasar.
Untuk itu hasil penilaian mandiri ini sangat berguna bagi pemerintah pusat dalam hal ini Bekraf memberikan dukungan dapat berupa mengusulkan fasilitas dan pendampingan.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
50
Dukungan dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:
PEMBIAYAAN ASPEK PEMODALAN ATAU Jenis dukungannya berupa memfasilitasi sub sektor ekonomi kreatif melalui skema KUR, pendampingan/bimtek kepada bank penyalur KUR. SUMBER DAYA MANUSIA/SDM
Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi pelaku ekonomi/industri kreatif produksi, manajemen, ekspor, dll. Memfasilitasi sertifikasi pelaku ekonomi/industri kreatif.
PEMASARAN Memfasilitasi penyelenggaraan dan/atau partisipasi dalam pameran/promosi di dalam dan luar negeri. Memfasilitasi pengembangan pusat ekshibisi dan market place/market agregator. Memfasilitasi/bimtek disain produk Indikasi Geografis (IG). Memfasilitasi roadmap pengembangan e-commerce.
TEKNOLOGI/INFRASTRUKTUR
Memfasilitasi pengembangan pusat kreatif (termasuk: sentra industri kreatif, pusat disain, dsb). Memfasilitasi pengembangan Kota Kreatif dan Jaringan Kota Kreatif Nasional. Memfasilitasi pengembangan inkubator/akselerator bisnis berbasis produk ekonomi kreatif. Memfasilitasi bantuan peralatan/mesin bagi pelaku ekonomi/industri kreatif. Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan Indonesia Creative & Design Center.
KELEMBAGAAN DAN HKI Memfasilitasi kemudahan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui sosialisasi, konsultasi, dan pendampingan teknis. Memfasilitasi pembentukan satuan tugas penanganan pengaduan pembajakan produk ekonomi kreatif.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
51
“Secara umum, penilaian mandiri ekonomi kreatif daerah dibangun untuk menjawab pertanyaan tentang potret diri atau potensi kegiatan ekonomi kreatif di suatu daerah. Penilaian mandiri ekonomi kreatif ini hendak direkam melalui empat elemen penting yaitu melalui subsektor, aktor, proses, dan daya ungkit.”
BAB IV
METODOLOGI PENILAIAN MANDIRI
P
emetaan kegiatan ekonomi kreatif daerah ini menggunakan metode dan prosedur penelitian yang menjamin data dan informasi yang diperoleh valid dan reliable. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan menurut Bouma (1993) yang dikutip dari Rauf (2009) adalah: perumusan masalah penelitian, merumuskan variabel dan indikator penelitian, menyusun disain penelitian, mengumpulkan dan mengolah data serta melakukan analisis atau intrepretasi atas data yang telah dikumpulkan.
PERMASALAHAN YANG HENDAK DIJAWAB DENGAN PENILAIAN MANDIRI Secara umum, penilaian mandiri ekonomi kreatif daerah dibangun untuk menjawab pertanyaan tentang potret diri atau potensi kegiatan ekonomi kreatif di suatu daerah. Penilaian mandiri ekonomi kreatif ini hendak direkam melalui empat elemen penting yaitu melalui subsektor, aktor, proses, dan daya ungkit. Pada tingkat yang paling konkret, penilaian mandiri dilihat melalui dimensi dan indikatorindikator dari keempat elemen tersebut. Menilai potensi dan kekurangan proses aktivitas ekonomi kreatif di masing-masing daerah sehingga terbentuk simpul-simpul kerjasama
53
ekonomi kreatif antardaerah. Unit analisis dari penilaian mandiri ini adalah kabupaten dan kota.
ELEMEN, DIMENSI DAN INDIKATOR PENILAIAN MANDIRI Indikator penilaian mandiri terdiri dari berbagai elemen yang diperlukan kabupaten/ kota untuk bergerak secara sistemik sebagai entitas kreatif baik berskala lokal, regional, nasional maupun global. Elemen tersebut antara lain 16 subsektor, 4 aktor, 5 tahapan proses, serta 2 kapasitas daya ungkit:
Subsektor Ekonomi Kreatif Perpres Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif telah mengklasifikasi ulang sub-sektor industri kreatif dari 15 sub-sektor menjadi 16 sub-sektor, yaitu arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; fesyen; games dan aplikasi; penerbitan; periklanan; televisi dan radio; seni pertunjukan; dan seni rupa. Definisi ke-16 subsektor industri kreatif tersebut mengacu pada publikasi “Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Rencana Aksi Jangka Menengah 20152019, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules).
APLIKASI DAN GAME
ARSITEKTUR
Wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, tek nologi, dan seni secara utuh dalam mengubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
54
DESAIN INTERIOR
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
DESAIN PRODUK
Kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik
Suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art.
Layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik (Industrial Design Society of America-IDSA)
Gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok
FASHION
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
55
FILM:
Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audiovisual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi
PERFILMAN:
Segala elemen infrastruktur dan suprastruktur yang melingkupi dan berhubungan dengan proses produksi, distribusi, ekshibisi, apresiasi, pendidikan film dan pengarsipan.
FILM. ANIMASI, VIDEO
ANIMASI: Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang ber kelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa VIDEO:
FOTOGRAFI
Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.
Sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
56
KRIYA
KULINER
Kerajinan (kriya) merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan disain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga dari tematik produknya.
Kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; diakui oleh lembaga kuliner sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.
Segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik
MUSIK
PENERBITAN
daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media daring menggunakan perangkat elektronik, ataupun media baru untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
57
Bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa
PERIKLANAN
SENI PERTUNJUKAN
Cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc) Penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembang an industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.
SENI RUPA
RADIO:
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi secara berkualitas kepada penikmatnya dalam for mat suara yang disiarkan ke pada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
TELEVISI:
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi secara berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
TELEVISI DAN RADIO
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
58
Aktor Aktor dalam pengembangan kegiatan ekonomi kreatif suatu kota terdiri dari para pelaku ekonomi kreatif yang terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif yang selanjutnya disebut sebagai quadruple-helix. 1. Pemerintah Jajaran pemerintah pusat maupun daerah, yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Unsur pemerintah ini terbagi menjadi 4 dimensi yaitu: a. Penyediaan suprastruktur. Meliputi ketersediaan landasan dan kebijakan yang mendasari kegiatan ekonomi kreatif. b. Penyediaan infrastruktur. Maksudnya sarana dan prasarana fisik/nonfisik yang mendukung kegiatan ekonomi reatif. c. Kelembagaan, meliputi organisasi yang dibentuk pemerintah dan regulasi yang dibuat untuk mendukung kegiatan ekonomi kreatif. d. Sinergi antaraktor, meliputi kerjasama secara internal dan eksternal. Yang dimaksud kerjasama internal adalah kerjasama antarinstansi dalam satu pemerintah daerah atau dengan pemerintah daerah lain. Kerjasama eksternal adalah kerjasama antara pemerintah daerah dengan elemen lain seperti komunitas, akademisi, dan bisnis. 2. Komunitas Suatu kelompok sosial dari beberapa latar belakang lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dimensi dari komunitas adalah: a. Banyaknya pelaku ekonomi kreatif. Maksudnya perbandingan jumlah penduduk pelaku ekraf dengan jumlah penduduk di daerah. b. Umur komunitas. Semakin lama usia komunitas diharapkan semakin kuat ekonomi kreatif yang terbentuk di suatu daerah. c. Produk. Dimensi produk merupakan hasil produksi pelaku dan komunitas ekonomi kreatif. d. Afiliasi. Afiliasi adalah jaringan yang dimiliki oleh komunitas. e. Kegiatan (event). Dimensi ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh komunitas berdasar level cakupannya.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
59
f. Sinergi antaraktor. Dimensi ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh 2 (dua) atau lebih komunitas yang berbeda subsektor dan dengan pihak pemerintah, akademisi dan bisnis. 3. Akademisi Anggota Sivitas akademika dan hasilnya yang bergerak di bidang ekonomi kreatif. Dimensi dari akademisi adalah: a. Penelitian. Penelitian (riset, inovasi, uji coba, perlindungan HKI, kolaborasi) terkait ekonomi kreatif yang sudah dilakukan dan memiliki potensi pasar/ nilai ekonomis. b. Perguruan Tinggi (PT). Meliputi jumlah perguruan tinggi dan riset yang mendukung ekraf. c. Sinergi antaraktor. Sinergi internal dan saling mendukung/kerjasama antara akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf yang menghasilkan kegiatan/event hasil kerjasama akademisi dengan pemerintah, komunitas, dan bisnis. 4. Bisnis Suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dimensi dari bisnis adalah: a. Pelaku bisnis. Perbandingan pelaku bisnis kreatif (individu) terhadap total pelaku bisnis. b. Kontribusi ekonomi. Yang dimaksud kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDRB daerah. c. Rasio perusahaan bisnis kreatif. Perbandingan unit bisnis (koorporasi) yang mendukung ekraf terhadap total unit bisnis (koorporasi). d. Sinergi antaraktor. Sinergi internal di antara pelaku bisnis dan pelaku bisnis dan antara pelaku bisnis dengan pemerintah, komunitas, dan akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
60
Proses Proses merupakan tahapan pengembangan kegiatan ekonomi kreatif yang meliputi tahap kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi.
Tahap Kreasi
Sebuah nomina (kata benda) dan merupakan sebuah sinonim untuk kata karya. Kata ini diambil dari bahasa Latin berdasarkan kata verba: creare yang artinya menciptakan. Dimensi dari tahap kreasi ada tujuh yaitu: a. Sumber daya manusia (SDM). Ketersediaan SDM yang menciptakan/ berkreasi dibidang subsektor unggulan misalnya pengarang, koreografer, komposer, pematung, sutradara, animator, dll. Selain itu juga terdapat ketersediaan lembaga pendidikan yang mendorong penciptaan kreator handal disubsektor unggulan. Misalnya sekolah vokasi, sanggar, studio, dokumentasi dll. b. Pengetahuan. Ketersediaan literatur yang mendorong munculnya kreator di subsektor unggulan seperti buku, referensi, dokumen, kliping berita, film. c. Inovasi. Kegiatan melakukan modifikasi, diversifikasi, inovasi. d. Teknologi. Ketersediaan teknologi khusus yang digunakan untuk tahap kreasi. Selain itu juga terdapat ketersediaan infrastruktur dalam mendukung tahap kreasi seperti jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/ televisi, jaringan telepon. e. Keterampilan. Ketersediaan ketrampilan khusus pada tahap kreasi misalnya ketrampilan berijazah/bersertifikat. Selain itu juga ada pelatihan, workshop, kursus, lembaga pendidikan formal/informal pada tahap kreasi. f. Pembiayaan. Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap kreasi seperti perbankan, non perbankan. g. Jaringan (network). Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap kreasi di tingkat lokal, nasional, internasional.
Tahap Produksi
Suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Dimensi dari tahap produksi ada delapan yaitu: a. Sumber daya manusia (SDM), meliputi ketersediaan SDM pada tahap produksi misalnya pekerja, pengawas, manajer (tenaga ahli/profesional).
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
61
b. Bahan baku, meliputi ketersediaan bahan baku untuk tahap produksi yang berasal dari berbagai sumber. Sumber berdasarkan kualitas, kuantitas, dan harga; ketersediaan, pola pemanfaatan dan penyimpanan, akses pemenuhan kebutuhan. c. Standar dan sertifikasi serta pengendalian mutu, meliputi ketersediaan pengendalian mutu bahan baku, konten, kemasan pada tahap produksi. d. Teknologi dan pengelolaan. Meliputi Ketersediaan teknologi yang mendukung tahap produksi misalnya mesin; Ketersediaan pengelolaan produksi, kualitas produk, pengemasan, penyimpanan. e. Infrastruktur. Meliputi ketersediaan sarana yang mendukung tahap produksi seperti alat transportasi, akses, internet, mesin, komputer. Ketersediaan prasarana yang mendukung tahap produksi seperti jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon. f. Pembiayaan. Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap produksi seperti perbankan, non perbankan. g. Jejaring/Network. Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap produksi di tingkat lokal, nasional, internasional. h. Pergudangan. Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti gudang, storage, gedung, galery, museum. Tahap Distribusi Kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). dimensi dari distribusi adalah: a. Sumber daya manusia (SDM). Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti gudang, storage, gedung, galery, museum. b. Moda distribusi. Ketersediaan sarana dan prasarana distribusi misalnya angkutan darat, laut, udara. c. Distribusi produk. Ketersediaan sistem distribusi produk seperti kualitas produk terjaga, tepat waktu, minim penolakan. d. Teknologi Kemasan dan Labelling. Ketersediaan teknologi yang berguna untuk mengidentifikasi produk, keterangan isi/kandungan, berfungsi sebagai alat promosi, identifikasi produk, kualitas.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
62
e. Infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap distribusi. Misalnya jalan raya, jembatan, listrik, jaringan telepon, jaringan internet. f. Pembiayaan. Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap distribusi seperti perbankan, non perbankan. g. Jejaring/Network. Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap distribusi di tingkat lokal, nasional, internasional misalnya komunitas h. Pergudangan/Penyimpanan. Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti gudang, manajemen gudang, server, biaya pergudangan dan keamanan. Tahap Konsumsi Suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Dimensi dari tahap konsumsi ada delapan yaitu: a. Konsumen. Ketersediaan pengetahuan tentang kebutuhan konsumen seperti evaluasi demand, perluasan demand, segmentasi konsumen, peningkatan selera konsumen. b. Pengetahuan. Ketersediaan sumber pengetahuan pada tahap konsumsi seperti buku, referensi, dokumen, kliping berita, film. c. Utilitas. Keperluan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sekolah, tempat kerja. d. Teknologi. Ketersediaan teknologi untuk mempermudah tahap konsumsi e. Infrastruktur dan sarana. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap konsumsi misalnya jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon. Ketersediaan sarana untuk mendukung tahap konsumsi seperti alat transportasi, aneka retail, bioskop, gedung pertunjukan, galery, studio, teater. f. Pembiayaan. Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap konsumsi seperti perbankan, non perbankan. g. Network. Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, internasional. h. Pemasaran. Ketersediaan teknik pemasaran, riset dan pengembangan pasar, peta demand, kesesuaian dengan produksi dan kapasitas daya dukung, waktu pendistribusian.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
63
Tahap Konservasi
Upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan. Dimensi dari tahap konservasi ada delapan yaitu: a. Sumber daya manusia (SDM). Ketersediaan SDM pada tahap konservasi misalnya kolektor, kurator. b. Pengetahuan konservasi. Pemahaman/pengetahuan tentang sejarah, proses pembuatan, kepemilikan, harga, nilai, kuantitas, risiko kelangkaan, kekayaan intelektual. substansi/materi, bahan pengawet/perawatan. c. Keberlanjutan kreasi, utilitas. Ketersediaan mekanisme yang menjamin keberlanjutan misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, dilombakan, simulasi produksi turunan d. Teknologi dan pengelolaan. Ketersediaan teknologi, mesin yang mendukung tahap konservasi. Ketersediaan pengelolaan konservasi, kualitas produk, pengemasan, penyimpanan. e. Infrastruktur dan sarana. Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap konservasi misalnya jalan raya, jembatan, listrik, jaringan telepon, jaringan internet. Ketersediaan sarana dan media untuk mendukung tahap konservasi misalnya perpustakaan, museum, koleksi pribadi, galeri, cloud, gedung, alat penyimpanan, alat pamer, penjelasan, petugas informasi, simulasi. f. Pembiayaan. Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap konservasi seperti perbankan, non perbankan. g. Jejaring (Network). Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, internasional. h. Diseminasi sebagai cikal bakal (seed) inovasi. Ketersediaan tempat/kegiatan yang menginspirasi munculnya inovasi ekraf selanjutnya. Misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, komunitas, dilombakan, simulasi produksi turunan.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
64
Daya Ungkit Daya ungkit merupakan elemen tambahan di mana salah satu di antara 16 subsektor tersebut bisa mengungkit atau diaplikasikan di sektor konvensional/ non ekonomi kreatif. Merujuk kepada teori dan keberhasilan (best practice) ekonomi kreatif di dunia dan kenyataan bahwa lebih banyak jumlah kabupaten daripada kota yang berpeluang memiliki sumberdaya lebih untuk pengembangan subsektor konvensionalnya, maka sistem ini menetapkan elemen ke empat yaitu Daya ungkit.
Dalam hal ini daya ungkit didefinisikan sebagai sebuah kekuatan yang menye babkan kita bisa mendapatkan sesuatu dengan usaha sekecil mungkin atau usaha yang sama dengan hasil yang sebesar mungkin. Kapasitas daya ungkit ke 16 subsektor terhadap subsektor ekonomi konvensional yang terdiri dari forward linkage dan backward linkage. Forward linkage adalah kegiatan dimana sektor unggulan tersebut mampu mendorong sektor lain supaya lebih berkembang. Sedangkan backward linkage adalah kegiatan sektor unggulan yang membutuhkan sektor lain untuk kelancaran kegiatannya.
Dimensi daya ungkit baik forward linkage dan backward linkage sama yaitu: 1) Infrastruktur. Ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sarana prasarana: jalan, internet, market place, balai pelatihan. 2) Aktivitas/program. Ketersediaan kegiatan/program yang mendukung pelaku ekraf. Ketersediaan pelatihan yang mendukung program ekraf. 3) Linkage system. Kegiatan ekonomi yang membutuhkan hasil produk dari subsektor ekonomi ekraf. 4) Sistem distribusi. Ketersediaan jaringan untuk mendistribusikan. 5) Replikasi dan duplikasi. Kemampuan penyebarluasan dan produksi ulang. 6) Inovasi (Riset & Development). Kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. 7) Nilai ekonomi. Kemampuan untuk peninngkatan produktivitas dan laju ekonomi. 8) Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha). Dukungan dan fasilitasi yang disediakan untuk mengakselerasi pengembangan potensi ekraf yang ada.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
65
Metode Pengumpulan Data
Dalam literatur, metode pengumpulan data sangat beragam mulai dari obervasi, review dokumen, hingga penyebaran formulir dan wawancara langsung dengan narasumber. Dalam konteks penilaian mandiri ekonomi kreatif daerah ini, pengumpulan data menerapkan metode triangulation (Denzin, 1978), yakni mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan kualitatif dengan rancangan tertentu sehingga data yang didapat dari metode satu akan memvalidasi data yang didapat dengan metode yang lain. Untuk lebih spesifiknya ada tiga metode utama yang digunakan dalam pengumpulan data pemeringkatan ekonomi kreatif, yaitu: komunikasi tidak langsung (pengisian formulir), review dokumen (analisis isi dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah), dan wawancara mendalam (in depth interview).
Penilaian mandiri dilakukan melalui: a) Pengamatan dan pengumpulan informasi terkait aktivitas ekonomi kreatif yang berkelanjutan; b) Mengikuti dan menganalisis pemanfaatan media sosial oleh para aktor ekonomi kreatif; c) Apresiasi terhadap aktivitas ekonomi kreatif yang dilakukan oleh berbagai pihak;
Di samping memperhatikan penilaian, kegiatan penilaian mandiri juga memperhatikan dampak aktivitas ekonomi kreatif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor, peningkatan PDB, dan pelestarian lingkungan.
Sebelum melakukan penilaian mandiri, ada beberapa mekanisme kegiatan yang dilakukan oleh BEKRAF yaitu pembentukan tim penilaian mandiri dan asessor, sosialisasi, seleksi daerah, pengiriman dokumen dan jadwal, dan pengiriman formulir yang sudah dilengkapi.
Pembentukan Tim Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif dan Tim penilai A. Tim Penilaian Mandiri Tim penilaian mandiri bertugas untuk: 1. Menyiapkan surat undangan keikutsertaan kabupaten/kota dalam penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
66
2. Melakukan pengiriman formulir. 3. Mengatur jadwal untuk proses assessment (klarifikasi). 4. Melakukan review dan proses editing terhadap laporan assessment. B. Tim penilai (Assessor) Assessor penilaian mandiri merupakan perwakilan dari pemerintah (PNS), praktisi, dan akademisi. Pengkajian dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pemilihan Assessor terdiri dari perwakilan pemerintah, bisnis, perguruan tinggi, dan komunitas yang memiliki kompetensi dalam bidang ekonomi kreatif. Kandidat assessor diberikan pelatihan selama tiga hari mengenai sistem penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif. 2. Penetapan Assessor ditetapkan melalui Surat Keputusan Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif. 3. Penugasan Assessor bertugas untuk melakukan penilaian terhadap kabupaten/kota yang akan diperingkatkan dengan melakukan teknik wawancara (dialog) menggunakan pertanyaan terbuka untuk menggali profil kabupaten/kota tersebut dan mengacu pada elemen-elemen penilaian. Assessor dalam hal ini berperan sebagai pemandu dan pendamping dari kabupaten/kota sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan justifikasi dalam penilaian. 4. Pelaporan Setelah pengkajian dilakukan, konsep laporan disusun oleh assessor dengan mendapatkan masukan dari tim normalisasi jika dibutuhkan. Konsep laporan tersebut kemudian dikonfirmasikan kepada masing-masing kabupaten/kota terpilh untuk finalisasi laporan. Laporan final kemudian akan diserahkan kepada Kepala BEKRAF melalui Deputi Infrastruktur dan masing-masing kabupaten/kota terpilih. C. Tim Normalisasi Tim normalisasi berfungsi untuk memberikan justifikasi dan menetralkan penilaian subjektif dari para assessor, jika terjadi kasus perbedaan penilaian yang mencolok. Tim ini dipilih dari beberapa assesor yang kompeten dan kredibel.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
67
Sosialisasi
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah sosialisasi. Sosialisasi perlu dilakukan kepada semua daerah baik kabupaten, kota, maupun provinsi di Indonesia melalui berbagai media cetak maupun online. Hal ini bertujuan agar daerah mendapatkan penjelasan maksud dari ekonomi kreatif menurut BEKRAF. Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyebarluaskan program ekonomi kreatif ini misalnya melalui acara seminar, mempublikasikan di media massa (televisi, cetak, radio, online), website, poster. Semua daerah mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan penilaian mandiri ini.
Hal-hal yang disosialisasikan adalah tujuan dari penilaian mandiri, manfaat penilaian mandiri bagi daerah, cara berpartisipasi. Sasarannya adalah semua daerah kabupaten, kota maupun provinsi. Bagi daerah yang sudah berkembang industri kreatifnya diharapkan mereka bisa menjadi simpul bagi daerah lain di sekitarnya. Sedangkan daerah yang ekonomi kreatifnya belum berkembang, diharapkan muncul kegiatan dan industri kreatif di daerah tersebut. Akhirnya daerah tersebut mampu menjadi simpul baru di wilayahnya.
Pemilihan Daerah Pemilihan daerah dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, daerah yang berminat dapat mengajukan diri dengan mengisi formulir partisipasi yang terdapat dalam website Bekraf kemudian diseleksi berdasar kondisi daerah. Kedua, daerah dengan kriteria tertentu diundang untuk terlibat langsung dalam kegiatan ini. Daerah tersebut kemudian diidentifikasi potensi daerahnya .
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
68
4.3.3 Pemilihan Daerah Pemilihan daerah dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, daerah yang
Pengiriman Dokumen, Formulir danpartisipasi Jadwal berminat dapat mengajukan diri dengan mengisi formulir yang
terdapat dalam website Bekraf kemudian diseleksi berdasar kondisi daerah. Kedua, daerah dengan kriteria tertentu diundang untuk terlibat langsungdokumen dalam Setelah didapat kabupaten/kota terpilih, dilakukan pengiriman pan kegiatan ini. Daerah tersebut kemudian diidentifikasi potensi daerahnya . duan berikut formulir isian yang dilengkapi dengan jadwal pengembalian
danDokumen, presentasi yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota dalam rangka 4.3.4 formulir Pengiriman Formulir dan Jadwal pengisian Setelah formulir. didapat kabupaten/kota terpilih, dilakukan pengiriman dokumen
panduan berikut formulir isian yang dilengkapi dengan jadwal pengembalian formulir dan presentasi yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota dalam rangka pengisian formulir.
Penyerahan Dokumen dan Formulir Terisi 4.3.5 Penyerahan Dokumen dan Formulir Terisi
Kabupaten/kota terpilih diwajibkan mengirimkan kembali formulir isian disertai Kabupaten/kota diwajibkan mengirimkan kembali formulir isian disertai industri dengan data-dataterpilih pendukung (misalnya jumlah industri kreatif, sebaran dengan data-data pendukung (misalnya jumlah industri kreatif, sebaran kreatif dan lainnya), dalam bentuk softcopy. industri kreatif dan lainnya), dalam bentuk softcopy.
Diagram Alur Pemeringkatan Ekonomi Kreatif
Diagram Alur Penilaian Mandiri Ekonomi Kreatif
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
69
Teknik Penilaian Penilaian Mandiri Penilaian mandiri ekonomi kreatif ini dilaksanakan melalui mekanisme: a. penilaian secara mandiri (self assessment) para aktor ekonomi kreatif di daerah. b. penilaian tim Assessor yang ditunjuk oleh Bekraf.
Untuk dapat melakukan penilaian tersebut, seluruh pihak yang terlibat baik aktor maupun assesor membutuhkan alat ukur kinerja sebagai panduan kebijakan, program, inovasi, kolaborasi dan apresiasi sehingga sasaran pengembangan ekonomi-industri kreatif bisa secara nyata meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendorong kelestarian tanah air Indonesia. Penilaian tersebut dijabarkan dalam indiktor-indikator dalam pemetaan ekonomi kreatif ini diharapkan mampu menjadi panduan dalam melakukan penilaian, baik penilaian yang dilakukan oleh Bekraf, maupun penilaian secara mandiri oleh masing-masing aktor.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif melalui empat elemen penilaian di atas antara lain: a. Pemahaman kondisi, karakter, konteks dan identitas dasar yang menjadi modal berkembangnya langkah serta pelaku kreatif. b. Penetapan strategi, prioritas unggulan, mitra kunci, target pemasaran/peran yang dipilih sebagai visi pengembangan. c. Program yang disusun, disepakati, disosialisasikan dan dijalankan oleh quadruple-helix. d. Sistem pemantauan yang transparan atas peningkatan kinerja ekonomi kreatif di lapangan.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
70
Pengolahan Data
Berdasarkan sumbernya, terdapat empat macam data yang digunakan untuk memeringkat ekonomi kreatif daerah. Dua set data pertama adalah data kuantitatif yang berasal dari pengisian formulir dan review dokumen. Dua set data yang lain bersifat kualitatif yang berasal dari wawancara mendalam. Wawancara mendalam bersifat komplementer dan memvalidasi data formulir dan review dokumen. Hal ini digunakan sebagai informasi untuk memberikan penilaian apakah kondisi ekonomi kreatif dari hasil pengisian formulir dan review dokumen memang benar adanya dan apakah itu mencerminkan kondisi potensi ekonomi kreatif yang ada di daerah tersebut.
Setelah formulir dan data dari kabupaten/kota diterima oleh tim penilai, dilakukan kajian berdasarkan dokumen dan presentasi dari masing-masing kabupaten/ kota. Penilaian dilakukan atas dasar nilai di provinsi karena kondisi Jawa dan luar Jawa berbeda, ditetapkan di Indonesia barat, tengah dan timur atau penyatuan beberapa provinsi. Ada azas kesetaraan dalam memilih (persentase sampling) dari jumlah kabupaten/kota. Proses assesment kabupaten/kota dilakukan oleh tim yang disebar di masing-masing ibukota provinsi dimana masing-masing terdiri dari tiga orang (perwakilan PNS, praktisi, dan akademisi). Proses penilaian oleh masing-masing tim dilakukan dimana assessor mengisi formulir yang dipegang oleh masing-masing. Apabila ada kasus anomali penilaian, tim normalisasi berperan menetralkan perbedaan tersebut.
Setiap kabupaten/kota akan mendapat tiga nilai dari tiga assessor yang dirataratakan. Setelah proses assessment selesai, tim assessor diharuskan untuk membuat berita acara penilaian sebagai bukti telah diakukannya proses penilaian.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
71
masing-masing ibukota provinsi dimana masing-masing terdiri dari tiga orang (perwakilan PNS, praktisi, dan akademisi). Proses penilaian oleh masing-masing tim dilakukan dimana assessor mengisi formulir yang dipegang oleh masing-masing. Apabila ada kasus anomali penilaian, tim normalisasi berperan menetralkan perbedaan tersebut.
Menentukan Bobot Indikator, Setiap kabupaten/kota akan mendapat tiga nilai dari tiga assessor yang dirata-ratakan. Setelah prosesdan assessment selesai, tim assessor diharuskan untuk membuat berita acara Variabel Elemen penilaian sebagai bukti telah diakukannya proses penilaian.
Elemen subsektor, aktor, proses dan daya ungkit dianggap memiliki kontribusi yang sama dalam menentukan kinerja ekonomi kreatif daerah. Namun didalam 4.5. Menentukan Bobot Indikator, Variabel dan Elemen dimensi di masing-masing elemen memiliki peran yang berbeda-beda. Misalnya peran sumber daya manusia elemen memiliki bobot terbesar. Bobot Elemen subsektor, aktor, proses di dan daya subsektor ungkit dianggap memiliki kontribusi yang dimensi di setiapkreatif elemen dapat Namun dilihat dididalam lampiran 1. sama untuk dalammasing-masing menentukan kinerja ekonomi daerah. dimensi di
masing-masing elemen memiliki peran yang berbeda-beda. Misalnya peran sumber penilaian daya Bagan manusia di di elemen subsektor memiliki bobot terbesar. Bobot untuk masingmasing dimensi di setiap elemen dapat dilihat di lampiran 1. Bagan penilaian
TOTAL NILAI KAB/KOTA
Total Nilai Elemen Aktor
Total Nilai Seluruh Dimensi
Nilai x Bobot
Total Nilai Elemen Proses
Total Nilai Seluruh Dimensi
Nilai x Bobot
Total Nilai Elemen SubSektor
Total Nilai Seluruh Dimensi
Keberadaan indikator dimensi penilaian
Total Nilai Seluruh Dimensi
Nilai x Bobot
(masing-masing dimensi)
(masing-masing dimensi)
(15%) Total Nilai Elemen Daya Ungkit
(masing-masing dimensi)
(35%)
4.6 Pengukuran Kinerja Ekonomi Kreatif Untuk menggambarkan kinerja ekonomi kreatif daerah menggunakan Skala Staple. Skala Pengukuran Kinerja Ekonomi Kreatif Staple secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari. Karakteristik minat terhadap studi ditempatkan di bagian tengah dengan jarak Untuk menggambarkan kinerja ekonomi kreatif daerah menggunakan Skala skala numerik. Staple. Skala Staple secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap
terhadapuntuk item yang dipelajari. Karakteristik minat terhadap ditempatkan di Selanjutnya, memberi makna lebih lanjut dari variasistudi skala tersebut titik bagian tengah dengan jarak skala numerik.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
72
Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi skala tersebut titik tengahnya dengan penilaian “memadai”. Kurang dari memadai diberi penilaian -1 dan -2. Sedangkan lebih dari memadai diberi penilaian +1 dan +2.
Pemetaan Sistem Kreatif Nasional Secara Bertahap Mengingat banyaknya kabupaten/kota dan kesiapan dari masing-masing kabupaten/kota, maka pemetaan sistem kreatif nasional dilakukan secara bertahap, sebagai berikut:
No.
Tahun
Jumlah Kabupaten/kota
1.
2016
14
2.
2017
55
3.
2018
55
4.
2019
30
Total
154
Dari hasil penilaian mandiri 154 kabupaten/kota, diperoleh sebagian dari pemetaan sistem kreatif nasional. Dengan demikian, akan terlihat potret potensi ekonomi kreatif di daerah dan sebarannya di Indonesia, di mana hal ini dapat menjadi acuan untuk merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif nasional.
Dalam penilaian mandiri daerah ini, kerjasama antardaerah sangat diperlukan. Peran pemerintah provinsi sangat penting. Pemerintah provinsi berperan pendorong munculnya kerjasama antaraktor yang berbeda daerah. Selain itu, pemerintah provinsi juga dapat berperan sebagai koordinator dalam mengelola kerjasama ekonomi kreatif antara daerah.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
73
Keterbatasan Setiap penelitian tentunya memiliki keterbatasan metodologis baik yang disebabkan oleh plihan metodologis maupun kondisi penelitian yang ditemui. Beberapa keterbatasan metodologis dari penilaian mandiri ini ialah: 1. Kesulitan untuk mendapatkan dokumen atau data yang harus di-review merupakan kendala cukup signifikan. 2. Dari pengisian data kuantitatif, tidak semua indikator ditemukan datanya karena keterbatasan daerah untuk mengumpulkan data sekunder. Selain itu, data-data yang dibutuhkan terpencar di beberapa lembaga sehingga perlu waktu lama.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
74
Bab V
PANDUAN PAPARAN PENILAIAN MANDIRI KABUPATEN/KOTA KREATIF PANDUAN PAPARAN DAN FORMULIR PENILAIAN MANDIRI
E
konomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan keluasan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi akan didukung oleh jalannya industri kreatif. Alasan Ekonomi Kreatif dibutuhkan di kabupaten/kota karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, dan memberikan dampak sosial yang positif.
75
Dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif pada kabupaten/kota di Indonesia, industri kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada daerah-daerah “besar” atau daerah yang telah “dikenal”. Hal ini terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan juga tersedianya jaringan pemasaran yang lebih baik dibanding daerah-daerah “kecil”. Namun demikian, hal itu tidak menutup kemungkinan daerahdaerah kecil di Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Bagi kabupaten/kota yang tergolong kecil, strategi pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan dengan memanfaatkan landmark kota atau kegiatan sosial seperti festival sebagai venue untuk mengenalkan produk khas daerah. Untuk itu, kabupaten/kota harus memaparkan potensi dan kendala dalam mengembangkan ekonomi kreatifnya di daerahnya masing-masing. Pemaparan oleh kabupaten/kota terdiri dari dua bagian. Pertama kabupaten/kota memaparkan pengembangan ekonomi kreatif di derahnya, kedua kabupaten/kota memaparkan formulir penilaian penilaian mandiriekonomi kreatif yang telah diisi oleh daerah dan tim penilai atau assesor. Mengingat pentingnya publikasi hasil pemaparan kabupaten/kota, maka perlu dibuat sebuah pedoman sebagai bahan panduan sehingga penyusunannya dapat dilakukan secara terarah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk merealisasikan hal tersebut maka dibuatlah panduan pemaparan ekonomi kreatif agar cara penyajiannya sama dan standar ditiap daerah. Berikut akan disampaikan outline dari masing-masing pemaparan.
Outline pemaparan “Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten/kota” BAB 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang (Perkembangan ekraf saat ini di daerah dan potensinya) 1.2. Permasalahan (Ekraf di daerah yang seharusnya bisa berkembang pada kenyataannya masih terkendala) 1.3. Tujuan (Tujuan dan manfaat dengan diselenggarakannya pengembangan Ekonomi Kreatif di daerah)
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
76
BAB 2. Profil Kabupaten/kota 2.1. Kondisi Geografis (cukup jelas) 2.2. Kondisi Demografis (cukup jelas) 2.3. Kondisi Ekonomi (cukup jelas) a. Pertumbuhan ekonomi b. Indikator kesejahteraan rakyat (IPM, Tingkat Kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, Indeks Gini).
Bab 3. Pengembangan Ekonomi kreatif Kabupaten/kota 3.1. Komitmen Lokal (visi dan misi, perda, infrastruktur untuk pengembangan ekraf) 3.2. Komunitas (komunitas yang mendukung ekraf, apa saja, jumlah, usia komunitas dan jejaring komunitas) 3.3. Akademisi (Peran akademisi, adanya sekolah yang mendukung ekraf) 4.4. Bisnis (Peran bisnis, jumlah dan jaringannya)
Bab 4. Hasil Penilaian Mandiri 4.1. Formulir Penilaian Mandiri (sub sektor unggulan) 4.2. Pembahasan (mencakup kegiatan elemen aktor, proses, dan daya ungkit untuk mengembangkan subsektor ekraf terpilih) 4.3. Peluang ke depan (cukup jelas) 4.3. Rencana dan Strategi (cukup jelas)
Bab 5. Kesimpulan dan Saran.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
77
Outline Pemaparan “Formulir Penilaian Penilaian Mandiri Ekonomi Kreatif Kabupaten/kota” Bab 1. Pendahuluan A. Latar Belakang Pemilihan Subsektor Unggulan. B. Nilai strategis Subsektor Unggulan dari 3 aspek (pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor).
Bab 2. Profil dan perkembangan kegiatan Subsektor Unggulan A. Sumber Daya Manusia (SDM) : tingkat kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor unggulan, lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor unggulan, memiliki perlindungan tenaga kerja. B. Bahan baku : meliputi bahan baku fisik dan non fisik. Terdiri dari 3 aspek yaitu aspek material (bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk dari suatu daerah), originalitas (nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis). C. Industri: jenis produk yang dihasilkan, jumlah usaha. D. Pembiayaan: Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini. E. Akses dan Perluasan Pasar: Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya, kegiatan mempromosikan dan menjual produk ekraf. F. Teknologi dan Infrastruktur: Dominasi teknologi yang digunakan misalnya manual, mekanis, atau berbasis infromatika. Infrastruktur yang mendukung misalnya logistik, energi, gedung dll. G. Kelembagaan : Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif. Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional. Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasional.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
78
Bab 3. Aktor A. Pemerintah Penyediaan suprastruktur: Landasan dan kebijakan yang mendasari kegiatan subsektor ekonomi kreatif (visi misi, renstra, program, kegiatan). Penyediaan infrastruktur: Sarana dan prasana fisik dan non fisik yang mendukung kegiatan ekraf. Kelembagaan: Organisasi pemerintah dan regulasi yang mendukung kegiatan ekraf. Sinergi antaraktor: Kerjasama secara internal (dalam pemerintah daerah/antarpemerintah daerah) dan secara eksternal dengan aktor lain seperti komunitas, akademisi dan bisnis. B. Komunitas Banyaknya pelaku ekonomi kreatif: Perbandingan jumlah penduduk pelaku ekraf dengan jumlah penduduk di daerah. Umur komunitas: Usia komunitas sejak berdiri sampai sekarang. Produk: Hasil produksi dari subsektor ekonomi kreatif. Afiliasi: Jaringan yang dimiliki oleh komunitas. Kegiatan (event):Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas berdasar level cakupannya. Sinergi antaraktor: Kegiatan yang dilakukan oleh 2 atau lebih komunitas yang berbeda subsektor dan dengan pihak pemerintah, akademisi dan bisnis. C. Akademisi Penelitian: Penelitian (riset, inovasi, uji coba, perlindungan HKI, kolaborasi) terkait ekonomi kreatif yang sudah dilakukan dan memiliki potensi pasar/nilai ekonomis. Perguruan Tinggi (PT): Jumlah PT (teaching dan riset) yang mendukung berkembangnya ekraf. Jumlah program atau riset hasil kolaborasi antar Fakultas atau PT. Sinergi antaraktor: Sinergi internal dan saling mendukung/kerjasama antara akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf yang menghasilkan kegiatan/event hasil kerjasama akademisi dengan pemerintah, komunitas, dan bisnis.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
79
D. Bisnis Pelaku bisnis: Perbandingaan pelaku bisnis kreatif (individu) terhadap total pelaku bisnis. Kontribusi ekonomi: Kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDRB daerah. Rasio perusahaan bisnis kreatif: Perbandingan unit bisnis (korporasi) yang mendukung ekraf terhadap total unit bisnis Sinergi antaraktor (korporasi). Sinergi antaraktor: Sinergi internal di antara pelaku bisnis dan pelaku bisnis dan antara pelaku bisnis dengan pemerintah, komunitas, dan akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf.
Bab 4. Tahapan Proses A. Kreasi Sumber Daya Manusia (SDM):Ketersediaan SDM yang menciptakan/ berkreasi dibidang subsektor unggulan misalnya pengarang, koreografer, komposer, pematung, sutradara, animator, dll. Ketersediaan lembaga pendidikan yang mendorong penciptaan kreator handal disubsektor unggulan. Misalnya sekolah vokasi, sanggar, studio, dokumentasi dll. Pengetahuan: Ketersediaan literatur yang mendorong munculnya kreator di subsektor unggulan seperti buku, referensi, dokumen, kliping berita, film. Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung para kreator untuk mendapatkan inspirasi dalam berkarya. Misalnya perpustakaan, lembaga pendidikan. Inovasi: Kegiatan melakukan modifikasi, diversifikasi, inovasi. Teknologi: Ketersediaan teknologi khusus yang digunakan untuk tahap kreasi. Ketersediaan infrastruktur dalam mendukung tahap kreasi seperti jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon. Keterampilan: Ketersediaan ketrampilan khusus pada tahap kreasi misalnya ketrampilan berijazah/bersertifikat. Ketersediaan pelatihan, workshop, kursus, lembaga pendidikan formal/informal pada tahap kreasi. Pembiayaan: Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap kreasi seperti perbankan, non perbankan. Jaringan/Network: Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap kreasi di tingkat lokal, nasional, internasional.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
80
B. Produksi Sumber Daya Manusia (SDM):Ketersediaan SDM pada tahap produksi misalnya pekerja, pengawas, manajer (tenaga ahli/profesional). Bahan Baku: Ketersediaan bahan baku untuk tahap produksi yang berasal dari berbagai sumber. Meliputi sumber berdasarkan kualitas, kuantitas, dan harga; ketersediaan, pola pemanfaatan dan penyimpanan, akses pemenuhan kebutuhan. Standar dan Sertifikasi serta pengendalian mutu: Ketersediaan standardisasi dan sertifikasi pada tahap produksi. Ketersediaan pengendalian mutu bahan baku, konten, kemasan pada tahap produksi. Teknologi dan pengelolaan: Ketersediaan teknologi yang mendukung tahap produksi misalnya mesin. Ketersediaan pengelolaan produksi, kualitas produk, pengemasan, penyimpanan. Infrastruktur: Ketersediaan sarana yang mendukung tahap produksi seperti alat transportasi, akses, internet, mesin, komputer. Ketersediaan prasarana yang mendukung tahap produksi seperti jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon. Pembiayaan: Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap produksi seperti perbankan, non perbankan. Jejaring/Network: Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap produksi di tingkat lokal, nasional, internasional. Pergudangan: Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti gudang, storage, gedung, galery, museum.
C. Distribusi Sumber Daya Manusia (SDM): Ketersediaan SDM pada tahap distribusi misalnya kurir, pengawas, manajer (tenaga ahli/profesional) Moda distribusi: Ketersediaan sarana dan prasarana distribusi misalnya angkutan darat, laut, udara. Distribusi Produk: Ketersediaan sistem distribusi produk seperti kualitas produk terjaga, tepat waktu, minim penolakan. Teknologi Kemasan dan Labelling: Ketersediaan teknologi yang berguna untuk mengidentifikasi produk, keterangan isi/kandungan, berfungsi sebagai alat promosi, identifikasi produk, kualitas.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
81
Infrastruktur: Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap distribusi. Misalnya jalan raya, jembatan, listrik, jaringan telepon, jaringan internet. Pembiayaan: Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap distribusi seperti perbankan, non perbankan. Jejaring/Network: Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap distribusi di tingkat lokal, nasional, internasional misalnya komunitas. Pergudangan/Penyimpanan: Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti gudang, manajemen gudang, server, biaya pergudangan dan keamanan.
D. Konsumsi Konsumen: Ketersediaan pengetahuan tentang kebutuhan konsumen seperti evaluasi demand, perluasan demand, segmentasi konsumen, peningkatan selera konsumen. Pengetahuan: Ketersediaan sumber pengetahuan pada tahap konsumsi seperti buku, referensi, dokumen, kliping berita, film. Ketersediaan lembaga yang menyediakan sumber pengetahuan seperti perpustakaan, lembaga pendidikan. Utilitas : Keperluan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sekolah, tempat kerja. Teknologi: Ketersediaan teknologi untuk mempermudah tahap konsumsi. Ketersediaan sarana jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/ televisi, jaringan telepon. Infrastruktur dan sarana: Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap konsumsi misalnya jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon. Ketersediaan sarana untuk mendukung tahap konsumsi seperti alat transportasi, aneka retail, bisokop, gedung pertunjukan, galery, studio, teater. Pembiayaan: Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap konsumsi seperti perbankan, non perbankan. Jejaring/Network: Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, internasional. Pemasaran: Ketersediaan teknik pemasaran, riset dan pengembangan pasar, peta demand, kesesuaian dengan produksi dan kapasitas daya dukung, waktu pendistribusian.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
82
E. Konservasi Sumber Daya Manusia (SDM):Ketersediaan SDM pada tahap konservasi misalnya kolektor, kurator. Pengetahuan Konservasi: Pemahaman/pengetahuan tentang sejarah, proses pembuatan, kepemilikan, harga, nilai, kuantitas, risiko kelangkaan, kekayaan intelektual. substansi/materi, bahan pengawet/ perawatan. Keberlanjutan Kreasi, Utilitas: Ketersediaan mekanisme yang menjamin keberlanjutan misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, dilombakan, simulasi produksi turunan. Fungsi produk ekraf pada tahap konservasi misalnya berfungsi edukatif, inspiratif. Teknologi dan Pengelolaan: Ketersediaan teknologi, mesin yang mendukung tahap konservasi. Ketersediaan pengelolaan konservasi, kualitas produk, pengemasan, penyimpanan. Infrastruktur dan Sarana: Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap konservasi misalnya jalan raya, jembatan, listrik, jaringan telepon, jaringan internet. Ketersediaan sarana dan media untuk mendukung tahap konservasi misalnya perpustakaan, museum, koleksi pribadi, galeri, cloud, gedung, alat penyimpanan, alat pamer, penjelasan, petugas informasi, simulasi. Pembiayaan: Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap konservasi seperti perbankan, non perbankan. Jejaring/Network: Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, internasional. Diseminasi sebagai cikal bakal (seed) Inovasi: Ketersediaan tempat/ kegiatan yang menginspirasi munculnya inovasi ekraf selanjutnya. Misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, komunitas, dilombakan, simulasi produksi turunan.
Bab. 5 Daya Ungkit A. Forward Linkage Infrastruktur: Ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sarana prasarana: jalan, internet, market place, balai pelatihan Aktivitas / program: Ketersediaan kegiatan/program, pelatihan, bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung pelaku ekraf.
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
83
Linkage system: Kegiatan ekonomi yang membutuhkan hasil produk dari subsektor ekonomi ekraf. Sistem distribusi: Ketersediaan jaringan untuk mendistribusikan. Replikasi dan duplikasi: Kemampuan penyebarluasan dan produksi ulang. Inovasi (riset and development): Kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. Nilai ekonomi: Kemampuan untuk peningkatan produktivitas dan laju ekonomi. Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha): Dukungan dan fasilitasi (permodalan, perijinan) yang disediakan untuk mengakselerasi pengembangan potensi ekraf yang ada.
A. Backward Linkage Infrastruktur: Ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sarana prasarana: jalan, internet, market place, balai pelatihan Aktivitas / program: Ketersediaan kegiatan/program, pelatihan, bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung pelaku ekraf. Linkage system: Kegiatan ekonomi yang membutuhkan hasil produk dari subsektor ekonomi ekraf. Sistem distribusi: Ketersediaan jaringan untuk mendistribusikan. Replikasi dan duplikasi: Kemampuan penyebarluasan dan produksi ulang. Inovasi (research and development): Kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. Nilai ekonomi: Kemampuan untuk peningkatan produktivitas dan laju ekonomi. Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha): Dukungan dan fasilitasi (permodalan, perijinan) yang disediakan untuk mengakselerasi pengembangan potensi ekraf yang ada.
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
84
LAMPIRAN
FORMULIR SUBSEKTOR
FORMULIR AKTOR
FORMULIR PROSES
FORMULIR DAYA UNGKIT
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
88
1
No
Kuliner
Subsektor
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Dimensi
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasional
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor kuliner
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk kuliner
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk kuliner
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha kuliner
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek kesehatan. standar higienitas yang dimiliki oleh produk kuliner unggulan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk kuliner dari suatu daerah diperoleh dengan budidaya organik atau anorganik
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor kuliner
Tingkat kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor kuliner (misal chef/koki)
nasional internasional lokal nasional internasional manual (tanpa mesin/alat mekanik)
2 3 1 2 3 1
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
2
4
1 ada
0 tidak
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
3
1
3
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
lokal
1
2
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Non Perbankan
1
2
tidak ada
0
jaminan hari tua
3
tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain tidak ada standarisasi standarisasi BPPOM standarisasi Dinkes standarisasi MUI appetizer main course dessert snack beverage Lainnya : ...... .. formal informal
upah layak
2
Ya. Gabungan organik dan anorganik
jaminan kesehatan
1
Ya. Organik
tidak ada
0
0 1 2 3 0 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2
Lainnya : ...... ..
4
tidak ada
sekolah tinggi,
3
2
sekolah menengah,
2
1
tempat kursus,
0
Ada. Tingkat lokal. Ada. Tingkat nasional Ada. Tingkat internasional
1
tidak ada
1 2 3
0
Deskripsi (pilih jawaban yang sesuai)
FORMULIR SUBSEKTOR (pilih satu subsektor unggulan)
Beri Tanda "V" Jumlah
apakah kelembagaan yang ada sudah memadai dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor kuliner?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk kuliner sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi kuliner sudah memadai untuk mengembangkan kegiatan kuliner itu?
Dibanding dengan pasar yang ada, apakah sudah memadaikah produk unggulan kuliner di tempat Anda?
Sudah memadai atau tidakkah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu kuliner ?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha kuliner sudah memadai?
Apakah jenis produk yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk kuliner unggulan didaerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja kuliner di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan kuliner yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi chef/koki yang dimiliki oleh subsektor kuliner di daerah Anda sudah memadai?
Sumber/Asal/tujuan (sebutkan nama Indikator (Pertanyaan Operasional) kabupaten/kota/nega ra asal)
-2
-1
Diisi oleh Daerah
memadai
Penilaian Daerah +1
+2
Assesor 1
Assesor 2
Assesor 3
Rata-rata penilaian Assesor Nilai Normalisasi
Diisi oleh Assesor
15
15
12
13
10
15
20
Bobot
Nilai Final = nilai x bobot
Keterangan daerah
Diisi Daerah
Catatan asesor
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
89
2
Arsitektur
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor arsitektur
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan jasa arsitektur
Kegiatan mempromosikan dan menjual jasa arsitektur
Akses pemasaran jasa arsitektur dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah perusahaan yang bergerak di layanan jasa arsitetur
Sebutkan fungsi peruntukan rancangan yang dibuat
Bentuk rancangan arsitektur berdasar cermin budaya
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan arsitektur dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Level kompetensi aktor yang dipekerjakan pada subsektor arsitektur
Aktor yang dipekerjakan pada subsektor arsitektur Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: ...... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua vernakular indonesia internasional tropis internasional subtropis rumah tinggal bangunan umum landscape formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
1 2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 0 1
berbasis teknologi informatika
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi
3 1 2
1 ada
1 ada 0 tidak
0 tidak
1 ada
0 tidak
Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan 4 Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
2
1
lokal nasional internasional lokal nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik)
1 2 3 1 2 3
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
arsitek
1
2
tidak ada
0
Apakah kelembagaan yang ada sudah memadai dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor arsitektur?
Apakah teknologi dan infrastruktur subsektor arsitektur sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi aristektur sudah memadai untuk mengembangkan kegiatan arsitektur itu?
Dibanding dengan pasar yang ada, apakah sudah memadaikah jasa unggulan arsitektur di tempat Anda?
Sudah memadai atau tidakkah pemberian modal bagi kegiatan arsitektur ini?
Sudah memadai atau tidakkah kuantitas dan sebaran usaha arsitektur di daerah Anda?
Apakah fungsi peruntukan produk arsitektur tersebut sudah memadai?
Apakah bahan baku yang digunakan dalam menciptakan karya arsitektur sudah memadai?
Apakah perlindungan arsitek di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan arsitek yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang bekerja di bidang arsitektur di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
90
3
Disain Produk
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor disain produk
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan disain produk
Kegiatan mempromosikan dan menjual disain produk
Level Pemasaran disain produk
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah perusahaan yang bergerak di layanan jasa disain produk
Fungsi peruntukan rancangan disain produk
Bahan baku yang digunakan dalam disain produk
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan disain produk dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Level kompetensi aktor yang dipekerjakan pada subsektor disain produk
SDM yang bekerja di subsektor disain produk
Lainnya : ..... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua kayu metal plastik tekstil cairan kaca batu limbah furniture alat transportasi alat kesehatan rekreatif fesyen Lainnya: ...... formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
4 0 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 1 2 0 1
lokal nasional internasional
2 3
Infrastruktur komunikasi
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
1 ada
0 tidak
1 ada
0 tidak
1 ada
0 tidak
4
Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
Infrastruktur logistik dan energi
2
berbasis teknologi informatika
1
3
2
dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik)
internasional
1
1
nasional
3
lokal
2
1
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi,
2
ada disainer produk
1 2 3 1 2 3
0 tidak 1
apakah kelembagaan yang ada dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor disain produk sudah memadai ?
Apakah teknologi dan infrastruktur disain produk sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi disain produk untuk mengembangkan kegiatan disain produk sudah memadai?
Apakah pemasaran disain produk di daerah Anda sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan disain produk ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha disain produk di daerah Anda sudah memadai?
Apakah rancangan yang dibuat sesuai fungsi peruntukkannya dan bahan bakunya sudah memadai?
Apakah bahan baku yang digunakan dalam disain produk sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja disain produk di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan disain produk yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang bekerja di bidang disain produk di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
91
4
Disain Interior
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor disain interior
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk disain interior
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk disain interior
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah perusahaan yang bergerak di layanan disain interior
Rancangan yang dibuat sesuai fungsi peruntukkannya dan bahan bakunya
Rancangan yang mencerminkan budaya vernakular, indonesia dan internasional
Bahan baku yang digunakan dalam disain interior
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan disain interior dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM yang bekerja di subsektor disain interior
SDM yang bekerja di subsektor disain interior
manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
1 ada
0 tidak
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
4
3
3 1 2
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
nasional internasional lokal nasional internasional
2 3 1 2 3
2
lokal
1
Ada. Non Perbankan
1 Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
tidak ada
0
2
informal
2
bangunan umum landscape
2 3 formal
rumah tinggal
1
1
indonesia internasional tropis internasional subtropis
metal plastik tekstil cairan kaca batu limbah vernakular (tradisional)
2 3 4
kayu
2 3 4 5 6 7 8 1
Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya : ...... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 1
Tingkat lokal
1
0 tidak ada 1 disainer interior
Apakah kelembagaan yang ada sudah memadai dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor disain interior?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk disain interior sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi disain interior sudah memadai untuk mengembangkan kegiatan disain interior itu?
Dibanding dengan pasar yang ada, apakah produk disain interior di tempat Anda sudah memadai ?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan disain interior ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha disain interior di daerah Anda sudah memadai?
Apakah rancangan yang dibuat sesuai fungsi peruntukkannya dan bahan bakunya sudah memadai?
Apakah rancangan disain interior yang dikembangkan di daerah Anda sudah memadai?
Apakah bahan baku yang digunakan untuk disain interior sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja disain interior di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan disain interior yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang bekerja di bidang disain interior di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
92
5
Disain Grafis
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Aspek partisipasi: Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi: Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi: Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor disain grafis
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk disain grafis
Alat yang digunakan untuk menghasilkan disain grafis
Kegiatan mempromosikan dan menjual hasil disain grafis
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha disain grafis
Fungsi peruntukan rancangan disain grafis
Muatan informasi yang terkandung dalam produk disain grafis
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan disain grafis dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM yang bekerja di subsektor disain grafis
SDM yang bekerja di subsektor disain grafis
percetakan penerbitan periklanan film televisi seni formal
1 2 3 4 5 6 1
lokal nasional internasional lokal nasional internasional software screen printing cungkil kayu batik dye etsa linografi lythografi dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 tidak 1 ada
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
4
3
3 1 2
2
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
1
Ada. Non Perbankan
tidak ada
1
0
informal
konten non lokal (international)
2
2
konten lokal
tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
0 1 2 3 1
tidak ada disainer grafis Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya : ......
0 1 1 2 3 1 2 3 4
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor disain grafis sudah memadai?
Apakah infrastruktur dan teknologi yang digunakan sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi hasil disain grafis untuk mengembangkan kegiatan disain grafis itu sudah memadai?
Dibanding dengan pasar yang ada, apakah produk unggulan disain grafis di tempat Anda sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan disain grafis ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha disain grafis sudah memadai?
Apakah fungsi peruntukan rancangan disain grafis memadai ?
Apakah bahan baku yang digunakan untuk disain grafis memadai?
Apakah perlindungan pekerja disain grafis di daerah Anda sudah memadai?
Apakah jumlah lembaga pendidikan disain grafis yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang bekerja di bidang disain grafis di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
93
5
Disain Grafis
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Aspek partisipasi: Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi: Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi: Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor disain grafis
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk disain grafis
Alat yang digunakan untuk menghasilkan disain grafis
Kegiatan mempromosikan dan menjual hasil disain grafis
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha disain grafis
Fungsi peruntukan rancangan disain grafis
Muatan informasi yang terkandung dalam produk disain grafis
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan disain grafis dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM yang bekerja di subsektor disain grafis
SDM yang bekerja di subsektor disain grafis
lokal nasional internasional lokal nasional internasional software screen printing cungkil kayu batik dye etsa linografi lythografi dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
2 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
tidak ada
ada
0 1
tidak
1
tidak ada
0
0 1
4
3
3 1 2
2
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
1
Ada. Non Perbankan
1
tidak ada
penerbitan periklanan film televisi seni formal
2 3 4 5 6 1 informal
percetakan
1
0
konten non lokal (international)
2
2
konten lokal
tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
tidak ada disainer grafis Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya : ......
1
0 1 2 3
0 1 1 2 3 1 2 3 4
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor disain grafis sudah memadai?
Apakah infrastruktur dan teknologi yang digunakan sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi hasil disain grafis untuk mengembangkan kegiatan disain grafis itu sudah memadai?
Dibanding dengan pasar yang ada, apakah produk unggulan disain grafis di tempat Anda sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan disain grafis ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha disain grafis sudah memadai?
Apakah fungsi peruntukan rancangan disain grafis memadai ?
Apakah bahan baku yang digunakan untuk disain grafis memadai?
Apakah perlindungan pekerja disain grafis di daerah Anda sudah memadai?
Apakah jumlah lembaga pendidikan disain grafis yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang bekerja di bidang disain grafis di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
94
Film
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Muatan informasi yang terkandung dalam produk animasi
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan disain produk dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM kompetensi yang bekerja di subsektor animasi
Aktor yang bekerja di subsektor animasi
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor disain grafis
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk disain grafis
Alat dan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan film
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk perfilman
Akses pemasaran produk film dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha perfilman (rumah produksi)
Kegunaan produk film
Muatan informasi yang terkandung dalam produk film
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
informal tidak ada Ada. Non Perbankan
2 0 1
lokal nasional internasional suara gambar bahan/media lampu layar kamera lainnya : ...... dominan manual (tanpa mesin/alat dominan mekanis (dengan mesin/alat berbasis teknologi informatika
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 1 2 1 2
ada animator, pengisi suara, sutradara, produser, penulis skenario, editor, penata suara, publisher dll Lainnya : ....... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya:.... ...... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua budaya lokal budaya non lokal dokumenter edukasi
0 tidak
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
internasional
3
lokal nasional
formal
1
1 2
dokumenter edukasi hiburan Lainnya : ....
1 2 3 4
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ya. Budaya non lokal
2
2
tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua Ya. Budaya lokal
Lainnya : ......
artis sutradara produser penulis skenario casting lighting wardrobe dekor pengisi suara koreografer lainnya : ...... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi,
0 1 2 3 1
1 2 3 4 5 SDM yang bekerja di subsektor film 6 7 8 9 10 11 1 Tingkat kompetensi SDM yang bekerja di 2 subsektor film 3 Lembaga pendidikan perfilman dari mulai jenjang 1 2 sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan 3 tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta 4
Apakah muatan informasi yang terkandung dalam produk animasi di daerah anda sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja animasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan animasi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi yang dimiliki oleh subsektor animasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan yang ada sudah memadai dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor film?
Apakah teknologi dan infrastruktur yang digunakan untuk menghasilkan produk film hingga pemasaran hasil film sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi perfilman untuk mengembangkan kegiatan perfilman itu sudah memadai?
Apakah pasar yang sudah ada saat ini di tempat Anda sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan perfilman ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha perfilman sudah memadai?
Apakah fungsi peruntukan film di daerah Anda sudah memadai?
Apakah muatan informasi yang terkandung dalam produk film di daerah anda sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja film di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan perfilman yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang bekerja di bidang perfilman di daerah Anda sudah memadai?
15
20
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
95
6
Film, Animasi, dan Video
Animasi
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Muatan informasi yang terkandung dalam produk video
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan video dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM aktor yang dipekerjakan pada subsektor video
Aktor yang dipekerjakan pada subsektor video
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor animasi
Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk animasi hingga pemasaran hasil animasi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk animasi
Tingkatan/level/sasaran pemasaran produk animasi
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha animasi (rumah produksi)
Kegunaan produk animasi
Muatan informasi yang terkandung dalam produk animasi
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan disain produk dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM kompetensi yang bekerja di subsektor animasi
Aktor yang bekerja di subsektor animasi
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor disain grafis
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk disain grafis
Alat dan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan film
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk perfilman
Akses pemasaran produk film dan potensi pengembangan pemasarannya lokal nasional internasional suara gambar bahan/media lampu layar kamera lainnya : ...... dominan manual (tanpa mesin/alat dominan mekanis (dengan mesin/alat berbasis teknologi informatika
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 4
informal
2
Infrastruktur komunikasi
Infrastruktur logistik dan energi
lokal nasional internasional lokal nasional internasional suara gambar bahan/media software
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Non Perbankan
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya:.... ...... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua budaya lokal budaya nasional budaya internasional
3 4 0 1 2 3 1 2 3
tempat kursus,
1 2
ada tidak ada produser penulis skenario casting lighting wardrobe dekor dubbing koreografer Lainnya : ..... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional
1 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3
0 tidak 1 ada 0 tidak
4
Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1
2
1
tidak ada
formal
1
0
ada animator, pengisi suara, sutradara, produser, penulis skenario, editor, penata suara, publisher dll Lainnya : ....... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya:.... ...... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua budaya lokal budaya non lokal dokumenter edukasi hiburan berita lainnya
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5
0 tidak
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
internasional
lokal nasional
3
1 2
Apakah muatan informasi yang terkandung dalam produk video di daerah anda sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja video di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan video yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi yang dimiliki oleh subsektor video di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektoranimasi sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur yang digunakan untuk menghasilkan produk animasi hingga pemasaran hasil animasi sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi animasi sudah memadai?
Apakah pemasaran produk animasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan animasi ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha animasi sudah memadai?
Apakah kegunaan/manfaat produk animasi sudah memadai?
Apakah muatan informasi yang terkandung dalam produk animasi di daerah anda sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja animasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan animasi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi yang dimiliki oleh subsektor animasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan yang ada sudah memadai dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor film?
Apakah teknologi dan infrastruktur yang digunakan untuk menghasilkan produk film hingga pemasaran hasil film sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi perfilman untuk mengembangkan kegiatan perfilman itu sudah memadai?
Apakah pasar yang sudah ada saat ini di tempat Anda sudah memadai?
15
20
15
15
12
13
10
15
20
15
15
12
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
96
Video
Video
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor video
Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk video hingga pemasaran hasil video
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk video
Tingkatan/level/sasaran pemasaran produk video
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha video
Kegunaan produk video
Muatan informasi yang terkandung dalam produk video
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan video dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM aktor yang dipekerjakan pada subsektor video
Aktor yang dipekerjakan pada subsektor video
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor animasi
Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk animasi hingga pemasaran hasil animasi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk animasi
Tingkatan/level/sasaran pemasaran produk animasi
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
4
jaminan hari tua budaya lokal budaya nasional budaya internasional dokumenter edukasi hiburan berita formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 0 1
tidak
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
suara gambar bahan/media studio sekolah layar kamera lampu
upah layak
2
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 0
jaminan kesehatan
1
lokal nasional internasional lokal nasional internasional
tidak ada
0
1 2 3 1 2 3
Lainnya:.... ......
4
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
sekolah tinggi,
3
2
sekolah menengah,
tempat kursus,
1 2
ada tidak ada produser penulis skenario casting lighting wardrobe dekor dubbing koreografer Lainnya : ..... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional
1 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3
0 tidak 1 ada 0 tidak
Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
Infrastruktur komunikasi
Infrastruktur logistik dan energi
lokal nasional internasional lokal nasional internasional suara gambar bahan/media software
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Non Perbankan
3
2
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1
2
1
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor video sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur yang digunakan untuk menghasilkan produk video hingga pemasaran hasil video sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi video sudah memadai?
Apakah pemasaran produk video di daerah Anda sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan pembuatan video sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha video sudah memadai?
Apakah tujuan kegunaan produk video sudah memadai?
Apakah muatan informasi yang terkandung dalam produk video di daerah anda sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja video di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan video yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi yang dimiliki oleh subsektor video di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektoranimasi sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur yang digunakan untuk menghasilkan produk animasi hingga pemasaran hasil animasi sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi animasi sudah memadai?
Apakah pemasaran produk animasi di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
15
15
12
13
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
97
8
Fesyen
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor fesyen
Teknologi dan sarana yang digunakan untuk menghasilkan produk fesyen hingga pemasaran hasil fesyen
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk fesyen
Tingkatan/level/sasaran pemasaran produk fesyen
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha fesyen
Kegunaan produk fesyen
Bahan pendukung
Material yang digunakan untuk menghasilkan produk fesyen
Muatan informasi yang terkandung dalam produk fesyen
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan fesyen dari mulai jenjang sekolah menengah atas (SMK) hingga perguruan tinggi, baik yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta
Tingkat kompetensi SDM aktor yang dipekerjakan pada subsektor fesyen
Aktor yang bekerja di subsektor fesyen
manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
1 ada
0 tidak
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
4
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
3 1 2
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
lokal nasional internasional lokal nasional internasional
1 2 3 1 2 3
2
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
non lokal katun sutra nylon wool polyester pewarna alami pewarna sintesis pengenalan budaya branding estetika sandang formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
2
budaya lokal
Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
2 3 1 2 3 4 0 1 2 3
2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 1 2 0 1
Tingkat lokal
1
model penjahit Lainnya : ....
1
disainer
2 3 4
1
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor fesyen sudah memadai?
Apakah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menghasilkan produk fesyen hingga pemasaran hasil fesyen sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi video sudah memadai?
Apakah pemasaran produk fesyen sudah memadai?
Apakah pemberian modal bagi kegiatan fesyen ini sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha fesyen sudah memadai?
Apakah tujuan kegunaan produk fesyen sudah memadai?
Apakah bahan baku yang disediakan untuk memproduksi produk fesyen sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja fesyen di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan fesyen yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi yang dimiliki oleh subsektor fesyen di daerah Anda sudah memadai?
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
98
9
Seni Pertunjukan
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli budaya lokal tidak ada
1
0
Ada. Indentitas geografi negara lain
3
lokal nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1 2 3 1
Infrastruktur logistik dan energi
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 tidak 1 ada
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
0 tidak
1 ada
1 ada
0 tidak
4
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
1
3
dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
lokal nasional internasional
1 2 3
2
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
2
2 3 4 1 2 0 1
tari (tradisional, modern, kontemporer) teater pertunjukan musik Lainnya:.... ...... formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
Ada. Indentitas geografi daerah lain
2
1
Ada. Indentitas geografi lokal
1
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor seni pertunjukan
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk seni pertunjukan
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk seni pertunjukan
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha seni pertunjukan
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian budaya merujuk ke identitas geografis
tidak ada
0
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi seni pertunjukan diperoleh dengan budidaya (kostum, alat musik, dll) 2
1 2 3
jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
tidak ada
0
1 2 3 1 2 3 4
tidak ada sutradara penulis cerita pemain tenaga pendukung Lainnya: .............. Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya:.... ......
0
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor seni pertunjukan
Tingkat kompetensi SDM Aktor yang bekerja pada subsektor seni pertunjukan
Aktor yang bekerja pada subsektor seni pertunjukan (sutradara/penulis cerita, pemain, tenaga pendukung)
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor seni pertunjukan sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk seni pertunjukan sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi seni pertunjukkan sudah memadai?
Apakah pemasaran produk seni pertunjukkan sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu seni pertunjukan sudah memadai atau tidak?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha seni pertunjukan sudah memadai?
Apakah jenis produk yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku dan informasi untuk menghasilkan seni pertunjukan di daerah Anda sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja seni pertunjukan di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan seni pertunjukan yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor seni pertunjukan di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
99
10
Games dan Aplikasi
Games
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor aplikasi
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor produk aplikasi
Aktor yang bekerja pada subsektor produk aplikasi
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor games & aplikasi
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk games & aplikasi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk games & aplikasi
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha games
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi games
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor games
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor produk games
Aktor yang bekerja pada subsektor produk games
tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada
1 2 3 4 0
Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli daerah setempat tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain first person shooter role playing game simulasi action adventure racing sport Lainnya:.... ...... formal informal tidak ada
0 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 0
lokal nasional internasional lokal nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3
tidak ada ada tidak ada programer disainer security expert analis Lainnya: ...... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi,
0 tidak ada 1 ada
0 tidak ada 1 ada
4
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
Infrastruktur logistik dan energi
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
2
1
Ada. Non Perbankan
1
3
2
1
tidak ada
Tingkat nasional Tingkat internasional
2 3
0
Tingkat lokal
1
jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
animator programer disainer data scientist Lainnya : .........
1 2 3 4 5
1 2 3
tidak ada
0
Apakah lembaga pendidikan aplikasi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor aplikasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor games sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk games sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi games sudah memadai?
Apakah pemasaran produk games sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu games sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha games sudah memadai?
Apakah jenis produk games yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk games unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja games di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan games yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor games di daerah Anda sudah memadai?
20
15
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
100
10
Games dan Aplikasi
Aplikasi
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor games & aplikasi
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk games & aplikasi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk games & aplikasi
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha aplikasi
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi aplikasi
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor aplikasi
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor produk aplikasi
Aktor yang bekerja pada subsektor produk aplikasi
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor games & aplikasi
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk games & aplikasi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk games & aplikasi
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya lokal nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
1 2 3 1 2 3
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain first person shooter role playing game simulasi action adventure racing sport Lainnya:.... ...... formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat) lokal nasional internasional lokal nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 0 1
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
1 ada
0 tidak ada
1 ada
0 tidak ada
1 ada
0 tidak ada
4
3
3 1 2
2
1
1 2 3 1 2 3
2
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
Ada. Indentitas geografi lokal
1
3 0
2
tidak ada ada tidak ada programer disainer security expert analis Lainnya: ...... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua tidak ada Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli daerah setempat tidak ada
0 1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1
0 tidak ada 1 ada
0 tidak ada 1 ada
4
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
Infrastruktur logistik dan energi
nasional internasional
2 3
1
lokal
1
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor aplikasi sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk aplikasi sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi subsektor aplikasi sudah memadai?
Apakah pemasaran produk aplikasi sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu aplikasi sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha aplikasi sudah memadai?
Apakah jenis produk aplikasi yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk aplikasi unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja aplikasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan aplikasi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor aplikasi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor games sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk games sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi games sudah memadai?
Apakah pemasaran produk games sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
15
15
12
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
101
11
Kerajinan Kriya
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada
1 2 3 4 0
Ada. Indentitas geografi negara lain
3
Infrastruktur logistik dan energi
0 tidak
1 ada 0 tidak 1 ada
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 tidak 1 ada
4
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
1
3
dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1 2
nasional internasional lokal nasional internasional
lokal
1 2 3 1 2 3
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Non Perbankan
1 2
tidak ada
0
3 1 2
2
kerajinan seni (dua dimensi): ukir, relief, lukisan ukiran kerajinan disain (tiga dimensi): keris, perhiasan, busana adat Lainnya: ...... ... formal informal
Ada. Indentitas geografi daerah lain
2
1
Ada. Indentitas geografi lokal
tidak ada
Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli daerah setempat
tidak ada
1
0
3
2
0
jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
pengrajin disainer pelatih enginer Lainnya : ......... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional
1 2 3 4 5 1 2 3
1 2 3
tidak ada
0
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor kriya
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk kriya
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk kriya
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha kriya
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk kriya
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor kriya
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor kriya
Aktor yang bekerja pada subsektor kriya
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor kriya sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk kriya sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi kriya sudah memadai?
Apakah pemasaran produk kriya sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu kriya sudah memadai?
Apakah industri kriya sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk kriya unggulan didaerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja kriya di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan kriya yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor kriya di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
102
12
Radio dan Televisi
Radio
Industri
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
broadcaster Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua tidak ada Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli daerah setempat
1 2 3 4 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1
nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik)
2 3 1
Jumlah usaha TV (penyiaran)
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk televisi
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor Televisi
Aktor yang bekerja pada subsektor TV
Aktor yang bekerja pada subsektor TV
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain berita edukasi komersil hiburan Lainnya : ......... formal informal
2 3 1 2 3 4 5 1 2
3 0 1
2
tidak ada tidak ada broadcaster Lainnya: .... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua tidak ada Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli daerah setempat tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal
0 1 0 1 2 1 2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1
0 tidak 1 ada
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 tidak 1 ada
4
2
1
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
3
dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
lokal
2
nasional internasional
Ada. Non Perbankan
1
1
tidak ada
0
lokal
berita edukasi komersil hiburan Lainnya : ......... formal informal
1 2 3 4 5 1 2
2 3
Ada. Indentitas geografi negara lain
3
1
Ada. Indentitas geografi daerah lain
2
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Indentitas geografi lokal
1
2
tidak ada
0
3
2
tidak ada
0
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor radio
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk radio
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk radio
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha radio
Rancangan yang dibuat sesuai fungsi peruntukannya
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk radio
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor radio
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor radio
Aktor yang bekerja pada subsektor radio
Apakah industri televisi yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan siaran televisi unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja televisi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan penyiaran televisi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi SDM yang dimiliki oleh subsektor TV di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor radio sudah memadai?
Apakah Teknologi dan Infrastruktur penyiaran radio sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi penyiaran radio sudah memadai?
Apakah area penyiaran radio sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu penyiaran radio sudah memadai atau tidak?
Apakah industri penyiaran radio yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan materi untuk penyiaran radio di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja radio di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan penyiaran radio yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi SDM yang dimiliki oleh subsektor radio di daerah Anda sudah memadai?
10
15
20
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
103
12
Radio dan Televisi
Televisi
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik)
2 3 1
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan pertelevisian
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung penyiaran televisi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk televisi (penyiaran)
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha TV (penyiaran)
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk televisi
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor Televisi
Aktor yang bekerja pada subsektor TV
Aktor yang bekerja pada subsektor TV
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Ada. Indentitas geografi negara lain berita edukasi komersil hiburan Lainnya : ......... formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
3 1 2 3 4 5 1 2 0 1
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
lokal nasional internasional lokal nasional internasional dominan manual (tanpa mesin/alat mekanik) dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
1 ada
0 tidak
1 ada
0 tidak
0 tidak 1 ada
4
3
3 1 2
2
1
1 2 3 1 2 3
2
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Indentitas geografi daerah lain
2
3 0 1
2
tidak ada tidak ada broadcaster Lainnya: .... Tingkat lokal Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .............. tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua tidak ada Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari daerah lain Ya. Asli daerah setempat tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal
0 1 0 1 2 1 2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1
0 tidak 1 ada
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 tidak 1 ada
4
2
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
3 1
dominan mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
lokal
1
2
nasional internasional
2 3
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor radio
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk radio
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk radio
pengembangan pemasarannya
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor televisi sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk televisi sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi televisi sudah memadai?
Apakah pemasaran produk televisi sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu subsektor televisi sudah memadai ?
Apakah industri televisi yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan siaran televisi unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja televisi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan penyiaran televisi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi SDM yang dimiliki oleh subsektor TV di daerah Anda sudah memadai?
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor radio sudah memadai?
Apakah Teknologi dan Infrastruktur penyiaran radio sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi penyiaran radio sudah memadai?
Apakah area penyiaran radio sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
15
15
12
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
104
13
Seni Rupa
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
tidak ada Ya. Dari luar daerah Ya. Gabungan lokal dan dari luar daerah Ya. Asli daerah setempat tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain dua dimensi (lukisan, fotografi, grafis, mural, dll) tiga dimensi (patung, keramik, instalasi, ruang & waktu (public art, environmental art, performance art, video art) Lainnya: .............. formal informal tidak ada
1
0 1 2 3
0
lokal nasional internasional lokal nasional internasional manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1 2 3 1 2 3 1
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan 4 Infrastruktur lainnya (pasar, jalan) 0 tidak 1 ada
0 tidak 1 ada 0 tidak 1 ada
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
Infrastruktur logistik dan energi
2
1
3
2
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
Ada. Non Perbankan Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
2
1
4 1 2
3
2
1
3
2
0
tidak ada
0 jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: .........
1 2 3
tempat kursus,
Tingkat nasional Tingkat internasional
2 3
2 3 4
Tingkat lokal
1
1
pelukis kurator Lainnya: .....
tidak ada
1 2 3
0
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor seni rupa
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk seni rupa
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk kuliner
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha seni rupa
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi seni rupa
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor seni rupa
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor seni rupa
Aktor yang bekerja pada subsektor seni rupa
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor seni rupa sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk seni rupa sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi sudah memadai?
Apakah pemasaran produk seni rupa sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu kuliner sudah memadai atau tidak?
Apakah industri seni rupa yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk seni rupa unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja seni rupa di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan seni rupa yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor seni rupa di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
105
14
Periklanan
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
tidak ada Ya. Berasal dari daerah lain Ya. Gabungan lokal dan dari luar daerah Ya. Asli daerah setempat tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain iklan komersial (indoor, outdoor)
1
0 1 2 3 1
lokal nasional internasional lokal nasional internasional manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1 2 3 1 2 3 1
Infrastruktur logistik dan energi
0 tidak 1 ada
0 tidak 1 ada 0 tidak 1 ada
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasional
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
4
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
1
3
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
2
Ada. Non Perbankan
tidak ada
0
2
Lainnya: .............. formal informal
3 1 2
1
iklan non komersial (indoor, outdoor)
2
3
2
0
jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua
tidak ada
0 1 2 3
sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: ..............
Tingkat nasional Tingkat internasional
2 3 tempat kursus,
Tingkat lokal
1
2 3 4
copiwriter Lainnya: ....
1 2
1
tidak ada
0
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor Periklanan
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk periklanan
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk periklanan
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha periklanan
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi produk periklanan
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor periklanan
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor periklanan
Aktor yang bekerja pada subsektor periklanan
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor periklanan sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk periklanan sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi periklanan untuk mengembangkan kegiatan periklanan itu sudah memadai?
Apakah pemasaran produk periklanan sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu periklanan sudah memadai?
Apakah kuantitas dan sebaran usaha periklanan sudah memadai?
Apakah jenis produk yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk periklanan unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja periklanan di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan periklanan yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor periklanan di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
106
15
Fotografi
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Infrastruktur logistik dan energi Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
2
4
0 1 0 1
Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal tidak ada tidak ada
0 tidak 1 ada
3
1
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
manual (tanpa mesin/alat mekanik)
3
2
1
tidak ada
0
lokal nasional internasional lokal nasional internasional
fotografi komersial fotografi jurnalistik fotografi pendidikan Lainnya: .............. formal informal
2 3 4 5 1 2
1 2 3 1 2 3
fotografi seni
1
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
Ada. Indentitas geografi negara lain
3
Ada. Non Perbankan
Ada. Indentitas geografi daerah lain
2
2
Ada. Indentitas geografi lokal
1
1
tidak ada
0
3
2
jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua tidak ada Ya. Dari luar daerah Ya. Gabungan lokal dan dari luar daerah Ya. Asli daerah setempat
tidak ada
1 2 3 0 1
0
tempat kursus,
1 sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya: ..............
Ada. Tingkat lokal. Ada. Tingkat nasional Ada. Tingkat internasional
1 2 3
2 3 4
tidak ada
0
aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor fotografi
perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk fotografi
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk fotografi
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha fotografi
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi fotografi
Memiliki Perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor fotografi
Aktor yang bekerja pada subsektor fotografi (fotografer)
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor fotografi sudah memadai?
Apakah teknologi dan infrastruktur produk fotografi sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi fotografi sudah memadai?
Apakah pemasaran produk fotografi sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu fotografi sudah memadai?
Apakah industri yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk fotografi unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja fotografi di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan fotografi yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor fotografi di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
107
16
Penerbitan
1 2
-2 -1
* Keterangan
Kelembagaan
Teknologi dan Infrastruktur
Akses dan Perluasan Pasar
Pembiayaan
Industri
Bahan Baku
SDM
Tingkat nasional Tingkat internasional tempat kursus, sekolah menengah, sekolah tinggi, Lainnya:........... tidak ada jaminan kesehatan upah layak jaminan hari tua tidak ada Ya. Dari luar daerah Ya. Gabungan lokal dan dari luar daerah Ya. Asli daerah setempat tidak ada Ada. Indentitas geografi lokal Ada. Indentitas geografi daerah lain Ada. Indentitas geografi negara lain buku (umum, referensi)
2 3 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1
1 2 3 1
lokal nasional internasional manual (tanpa mesin/alat mekanik)
1 2 3 1
Infrastruktur logistik dan energi
0 tidak ada 1 ada
Aspek partisipasi. Ada partisipasi di subsektor ini dalam festival dan acara internasioal
sangat kurang memadai kurang memadai memadai sangat memadai amat sangat memadai
1 ada
Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
0 tidak ada 1 ada 0 tidak ada
4
Infrastruktur komunikasi Infrastruktur gedung 3 penyelenggaraan kegiatan dan pertunjukan
2
1
3
mekanis (dengan mesin/alat mekanik) berbasis teknologi informatika
lokal nasional internasional
1 2 3
2
Ada. Perbankan (Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Perkreditan Rakyat)
2
3 1 2 0 1
2
3 0
media berkala (koran, majalah/tabloid, buletin, jurnal akademik) Lainnya: .............. formal informal tidak ada Ada. Non Perbankan
Tingkat lokal
1
2
tidak ada penulis editor fotografer disain grafis Lainnya: .....
0 1 2 3 4 5
Aspek regulasi. Regulasi yang mendukung berfungsinya sistem kreatif Aspek apresiasi. Ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, karya, wirausaha, dan usaha kreatif lokal di tingkat nasional dan internasional
Infrastruktur yang mendukung perkembangan subsektor penerbitan
Perkembangan teknologi informatika yang mendukung pengolahan produk penerbitan
Kegiatan mempromosikan dan menjual produk penerbitan
Akses pemasaran produk dan potensi pengembangan pemasarannya
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan industri ini
Jumlah usaha penerbitan
Jenis produk yang dihasilkan
Aspek originalitas. Nilai keaslian bahan baku merujuk ke identitas geografis
Aspek material. Bahan baku yang digunakan dalam melakukan proses produksi penerbitan
Memiliki perlindungan tenaga kerja
Lembaga pendidikan yang mencetak aktor di subsektor penerbitan
Kompetensi aktor yang bekerja pada subsektor penerbitan
Aktor yang bekerja pada subsektor penerbitan
Apakah kelembagaan dalam mengembangkan industri kreatif di subsektor penerbitan sudah memadai
Apakah teknologi dan infrastruktur produk penerbitan sudah memadai?
Apakah kegiatan promosi penerbitan sudah memadai?
Apakah pemasaran produk penerbitan sudah memadai?
Apakah pembiayaan yang didapatkan untuk membantu penerbitan sudah memadai atau tidak?
Apakah industri yang dihasilkan tersebut sudah memadai?
Apakah penyediaan bahan baku untuk menghasilkan produk penerbitan unggulan di daerah sudah memadai?
Apakah perlindungan pekerja penerbitan di daerah Anda sudah memadai?
Apakah lembaga pendidikan penerbitan yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta sudah memadai?
Apakah kompetensi aktor yang dimiliki oleh subsektor penerbitan di daerah Anda sudah memadai?
15
15
12
13
10
15
20
FORMULIR SUBSEKTOR
FORMULIR AKTOR
Tahapan Proses
Kapasitas Daya Ungkit
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
109
Dimensi
Kelembagaan
Sinergi antaraktor
4
Penyediaan infrastruktur
3
2
1
A. Pemerintah
Aktor
Penyediaan suprastruktur
FORMULIR AKTOR
Subsektor:
Apakah ada partisipasi di subsektor ini dalam even festival dan acara internasioal Apakah ada kegiatan fasilitasi dan pemberian penghargaan bagi orang, Apakah ada upaya bantuan meningkatkan apresiasi terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di subsektor ini?
Apakah ada upaya peningkatan diplomasi secara bilateral, regional dan multilateral?
Apakah tersedia ruang publik yang memberikan tempat untuk kebebasan berekspresi
Apakah ada regulasi yang mendukung berfungsinya sistem ekonomi kreatif?
Apakah ada organisasi, yang mendukung berfungsinya sistem kreatif
1. Ada. Sebutkan bentuknya
0. Tidak ada
0. Tidak ada 1. Ada. Sebutkan berapa kali dan dimana saja. 0. Tidak ada 1. Ada.
1. Ada. Sebutkan ....
0. Tidak ada
1. Ada. Sebutkan .....
4. Ada. Regulasi pembiayaan bagi ekonomi kreatif (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya) 5. Ada. Regulasi perluasan pasar karya kreatif (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya) 6. Ada.regulasi pengembangan dan penyediaan teknologi dan infrastruktur pendukung ekraf (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya) 7. Ada.regulasi terkait Hak Kekayaan Intelektual (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya) 0. Tidak ada
3. Ada. Regulasi pengembangan sumber daya bagi industri kreatif (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya)
0. Tidak ada 1. Ada. Regulasi pendidikan berkaitan dengan ekraf (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya) 2. Ada. Regulasi apresiasi terhadap kreativitas / lingkungan pengembangan usaha (Sebutkan jumlah dan nama peraturannya)
1. Ada. Sebutkan/Lampirkan
0. Tidak ada
4. Ada . Infrastruktur lainnya (pasar, jalan)
Apakah Tersedia infrastruktur yang mendukung di pusat-pusat kegiatan 1. Ada . Infrastruktur logistik dan energi pelaku-pelaku ekraf? (Jawaban bisa 2. Ada . Infrastruktur komunikasi lebih dari satu) 3. Ada . Infrastruktur gedung penyelenggaraan even dan pertunjukan
0. Tidak ada
0. Tidak ada 1. Ya, tidak ada dokumen 2. Ya, ada dokumen. Sebutkan/lampirkan 0. Tidak ada 1. Ya, tidak ada dokumen 2. Ya, ada dokumen 0. Tidak ada 1. Ada. Sebutkan jumlah dan nama programnya 0. Tidak ada 1. Ada. Sebutkan jumlah dan nama kegiatannya
Apakah ada sinergi internal di dalam 0. Tidak ada pemerintah daerah (antar SKPD) Kerjasama secara internal dalam mendukung perkembangan 1. Ada. Sebutkan instansi yang bekerja (dalam pemerintah ekraf sama ...... daerah/antarpemerintah daerah) dan secara eksternal Apakah ada sinergi antar pemerintah 0. Tidak ada 1. Ada.Sebutkan daerahnya ...... daerah dalam mendukung dengan aktor lain seperti Apakah ada sinergi eksternal antara 0. Tidak ada komunitas, akademisi dan 1. Ada. Sebutkan jumlah even yang pemerintah dengan komunitas, bisnis dikerjasamakan dan akademisi, dan bisnis dalam lembaga/komunitas/bisnis yang diajak mendukung perkembangan ekraf bekerja sama ....
Organisasi pemerintah dan regulasi yang mendukung kegiatan ekraf
Sarana dan prasarana fisik dan non fisik yang mendukung kegiatan ekraf
Apakah tersedia kegiatan yang mendukung berkembangnya ekraf
Apakah dalam renstra terdapat Landasan dan kebijakan yang pernyataan yang mendukung ekraf mendasari kegiatan subsektor Apakah tersedia program-program ekonomi kreatif yang mendukung berkembangnya ekraf
Apakah dalam visi misi terdapat pernyataan yang mendukung ekraf?
Deskripsi (pilih jawaban yang sesuai)
Beri Tanda "V" Jumlah
Keterangan Program/Kegiatan
Apakah kerjasama secara internal (dalam pemerintah daerah/antarpemerintah daerah) dan secara eksternal dengan aktor lain seperti komunitas, akademisi dan bisnis sudah memadai?
Apakah regulasi pemerintah yang mendukung kegiatan ekraf sudah memadai?
Apakah organisasi pemerintah yang mendukung kegiatan ekraf sudah memadai?
Apakah sarana dan prasarana fisik dan non fisik yang mendukung kegiatan ekraf sudah memadai?
Apakah landasan dan kebijakan yang mendasari kegiatan subsektor ekonomi kreatif sudah memadai?
Indikator (Pertanyaan Operasional)
-2
-1
memadai
Penilaian Daerah
+1
+2
Assesor 1
Assesor 2
Assesor 3
Rata-rata penilaian Assesor
Nilai Normalisas i
5
5
4
5
6
Bobot
Nilai Final = nilai x bobot
Keterang an daerah
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
110
Sinergi antaraktor
4
6
Afiliasi
3
Kegiatan (event)
Produk
2
5
Usia komunitas sejak berdiri sampai sekarang.
Umur komunitas
1
Berapa usia rata-rata komunitas yang bergerak di sub sektor ini di daerah anda?
Apakah ada komunitas ekraf di daerah anda?
Berapa rasio penduduk pelaku ekonomi kreatif dibandingkan dengan jumlah penduduk keseluruhan di daerah?
1. Ada, kurang dari 3 tahun 2. Ada, lebih dari 3 tahun
0. Tidak ada
1. Ada. Jumlah komunitas .....
0. Tidak ada
1. Ada. Sebutkan .... (Persentase)
Apakah komunitas subsektor ini memiliki jejaring?
3. Ada. Tingkat internasional. Sebutkan.....
2. Ada. Tingkat nasional. Sebutkan .....
1. Ada. Tingkat lokal. Sebutkan .....
0. Tidak ada
3. Ya. Tingkat internasional. Sebutkan....
2. Ya. Tingkat nasional. Sebutkan.....
1. Ya. Tingkat lokal. Sebutkan.....
Apakah ada sinergi internal dan saling mendukung/kerjasama antara 0. Tidak ada komunitas dalam mendukung 1. Ada. Sebutkan ..... Kegiatan yang dilakukan oleh perkembangan ekraf? 2 atau lebih komunitas yang berbeda subsektor dan Apakah ada sinergi eksternal dan 0. Tidak ada dengan pihak pemerintah, saling mendukung/kerjasama antara akademisi dan bisnis komunitas dengan pemerintah, akademisi, dan bisnis dalam mendukung perkembangan ekraf? 1. Ada. Sebutkan .....
Kegiatan yang dilakukan oleh Apakah ada even/kegiatan yang komunitas berdasar level rutin dilakukan setiap tahunnya? cakupannya
Jaringan yang dimiliki oleh komunitas
0. Tidak ada
Hasil produksi dari subsektor Apakah ada diversifikasi produk yang 0. Tidak ada ekonomi kreatif dihasilkan? 1. Ada. Sebutkan .....
Perbandingan jumlah Banyaknya pelaku ekonomi penduduk pelaku ekraf dengan jumlah penduduk di kreatif daerah
B. Komunitas
Apakah kegiatan yang dilakukan oleh 2 atau lebih komunitas yang berbeda subsektor dan dengan pihak pemerintah, akademisi dan bisnis sudah memadai?
Apakah kegiatan yang dilakukan oleh komunitas sudah memadai?
Apakah jaringan yang dimiliki oleh komunitas sudah memadai?
Apakah produk ekraf yang dihasilkan sudah memadai?
Apakah usia komunitas di daerah Anda sudah cukup memadai untuk pengembangan ekraf?
Apakah ketersediaan pelaku ekonomi kreatif di daerah Anda sudah memadai?
5
4
4
5
3
4
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
111
Kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDRB daerah
Perbandingan unit bisnis (koorporasi) yang mendukung ekraf terhadap total unit bisnis (koorporasi)
Sinergi internal di antara pelaku bisnis dan pelaku bisnis dan antara pelaku bisnis dengan pemerintah, komunitas, dan akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf
Kontribusi ekonomi
Rasio perusahaan bisnis kreatif
Sinergi antaraktor
2
3
4
1 2
-2 -1
sangat kurang memadai kurang memadai memadai sangat memadai amat sangat memadai
Perbandingaan pelaku bisnis kreatif (individu) terhadap total pelaku bisnis
Pelaku bisnis
Sebutkan .... (Persentase)
Sebutkan .... (Persentase)
Sebutkan Rp .... (rata-rata per tahun)
Apakah ada sinergi eksternal di antara pelaku bisnis dengan 0. Tidak ada pemerintah, komunitas, dan akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf berupa kegiatan/event yang dikerjasamakan 1. Ada. Sebutkan ..... antar aktor?
Apakah ada sinergi internal di antara 0. Tidak ada pelaku bisnis dalam mendukung perkembangan ekraf berupa kegiatan hasil kolaborasi antara 1. Ada. Sebutkan ..... pelaku bisnis?
Berapa rasio jumlah unit bisnis (koorporasi) terhadap total unit bisnis (koorporasi) di daerah anda?
Pendapatan dari produk (masuk ke aktor bisnis)
Berapakah nilai ekonomi dari Sebutkan .... (Persentase) kegiatan ekonomi kreatif di daerah?
Berapa rasio jumlah pelaku bisnis kreatif (individu) terhadap total pelaku bisnis di daerah anda?
Apakah ada sinergi eksternal dan saling mendukung/kerjasama antara 0. Tidak ada akademisi dengan pemerintah, komunitas, dan bisnis dalam mendukung perkembangan ekraf?
Sinergi internal dan saling mendukung/kerjasama antara akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf yang menghasilkan kegiatan/event hasil kerjasama akademisi dengan pemerintah, komunitas, dan bisnis 1. Ada. Sebutkan .....
Apakah ada sinergi yang saling 0. Tidak ada mendukung antara akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf? 1. Ada. Sebutkan .....
Jumlah program atau riset hasil kolaborasi antar Fakultas atau PT
1. Ada. Sebutkan .....
0. Tidak ada
Apakah ada Institusi pedidikan tinggi 0. Tidak ada yang mendukung berkembangnya ekraf di daerah Anda? 1. Ada. Sebutkan .....
Apakah ada penelitian terkait ekonomi kreatif yang telah dilakukan?
Jumlah PT (teaching dan riset) yang mendukung berkembangnya ekraf
Penelitian (riset, inovasi, uji coba, perlindungan HKI, kolaborasi) terkait ekonomi kreatif yang sudah dilakukan dan memiliki potensi pasar/nilai ekonomis
1
Sinergi antaraktor
3
* Keterangan
D. Bisnis
Perguruan Tinggi (PT)
Penelitian
2
1
C. Akademisi
Apakah sinergi antar aktor sudah memadai?
Apakah rasio perusahaan bisnis kreatif sudah memadai?
Apakah kontribusi ekonomi sudah memadai?
Apakah pelaku bisnis ekraf sudah memadai?
Apakah sinergi internal dan saling mendukung/kerjasama antara akademisi dalam mendukung perkembangan ekraf yang menghasilkan kegiatan/event hasil kerjasama akademisi dengan pemerintah, komunitas, dan bisnis sudah memadai?
Apakah jumlah program atau riset hasil kolaborasi antar Fakultas atau PT sudah memadai?
Apakah jumlah PT (teaching dan riset) yang mendukung berkembangnya ekraf sudah memadai?
Apakah penelitian (riset, inovasi, uji coba, perlindungan HKI, kolaborasi) terkait ekonomi kreatif yang sudah dilakukan dan memiliki potensi pasar/nilai ekonomis sudah memadai?
6
6
7
6
7
8
10
FORMULIR SUBSEKTOR
FORMULIR AKTOR
FORMULIR PROSES
Kapasitas Daya Ungkit
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
113
Inovasi
Teknologi
Keterampilan
Pembiayaan
Jejaring/Network
4
5
6
7
Pengetahuan
2
3
SDM
Dimensi
1
Kreasi
Subsektor:
NAMA DAERAH :
Pertanyaan Operasional
Apakah kegiatan inovasi di subsektor unggulan Anda pada tahap kreasi sudah memadai? Apakah subsektor unggulan Daerah Anda menggunakan teknologi dalam tahap kreasi sudah memadai?
Kegiatan melakukan modifikasi, diversifikasi, inovasi
Ketersediaan teknologi khusus yang digunakan untuk tahap kreasi
Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap kreasi di tingkat lokal, nasional, internasional
Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap kreasi seperti perbankan, non perbankan
Apakah lembaga pembiayaan yang mendukung tahap kreasi sudah memadai? Apakah jaringan komunitas yang mendukung tahap kreasi sudah memadai?
Apakah infrastruktur yang Ketersediaan pelatihan, workshop, kursus, lembaga mendukung keterampilan khusus pendidikan formal/informal pada tahap kreasi dalam berkreasi sudah memadai?
Apakah keterampilan khusus Ketersediaan ketrampilan khusus pada tahap dalam tahap kreasi sudah kreasi misalnya ketrampilan berijazah/bersertifikat memadai?
Ketersediaan infrastruktur dalam mendukung tahap Apakah infrastruktur yang kreasi seperti jalan raya, jaringan listrik, internet, mendukung teknologi dalam tahap frekuensi radio/televisi, jaringan telepon kreasi sudah memadai?
Apakah ketersediaan sarana prasarana seperti literatur, dokumen, atau data untuk mengembangkan pengetahuan bagi para kreator sudah memadai?
Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung para kreator untuk mendapatkan inspirasi dalam berkarya. Misalnya perpustakaan, lembaga pendidikan
Ketersediaan literatur yang mendorong munculnya Apakah literatur, dokumen atau kreator di subsektor unggulan seperti buku, data yang mendukung proses kreasi referensi, dokumen, kliping berita, film sudah memadai?
Ketersediaan lembaga pendidikan yang Apakah lembaga yang mendorong penciptaan kreator handal disubsektor mendukung/melahirkan kreator unggulan. Misalnya sekolah vokasi, sanggar, studio, handal sudah memadai ? dokumentasi dll
Ketersediaan SDM yang menciptakan/berkreasi Apakah SDM yang bergerak dibidang subsektor unggulan misalnya pengarang, dibidang kreasi di subsektor koreografer, komposer, pematung, sutradara, unggulan Anda sudah memadai? animator, dll
Deskripsi
LEMBAR FORMULIR PROSES
-2
-1
memadai
Penilaian Daerah
+1
+2
Assesor 1
Assesor 2
Assesor 3
Rata-rata penilaian Assesor
Nilai Normalis asi
20
2
3
4
3
3
5
Bobot
Nilai Final = nilai x bobot
Keterang an daerah
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
114
SDM
Bahan Baku
Standar dan Sertifikasi serta pengendalian mutu
Teknologi dan pengelolaan
Infrastruktur
Pembiayaan
Network
Pergudangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Produksi Apakah SDM yang berperan pada tahap produksi sudah memadai?
Apakah sarana yang mendukung tahap produksi sudah memadai?
Ketersediaan sarana yang mendukung tahap produksi seperti alat transportasi, akses, internet, mesin, komputer
1
Apakah sistem pergudangan/penyimpanan hasil produksi sudah memadai?
Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti gudang, storage, gedung, galery, museum
20
2
Apakah jejaring untuk mendukung tahap produksi sudah memadai?
Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap produksi di tingkat lokal, nasional, internasional
3
Apakah lembaga pembiayaan yang mendukung tahap produksi sudah memadai?
2
3
2
3
4
Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung tahap produksi seperti perbankan, non perbankan
Ketersediaan prasarana yang mendukung tahap Apakah prasarana yang mendukung produksi seperti jalan raya, jaringan listrik, internet, tahap produksi sudah memadai? frekuensi radio/televisi, jaringan telepon
Apakah sistem pengelolaan yang mendukung tahap produksi sudah memadai?
Apakah teknologi yang mendukung tahap produksi sudah memadai?
Ketersediaan teknologi yang mendukung tahap produksi misalnya mesin,
Ketersediaan pengelolaan produksi, kualitas produk, pengemasan, penyimpanan
Apakah sistem pengendalian mutu (quality control) dalam tahap produksi sudah memadai?
Apakah standardisasi/sertifikasi yang mendukung tahap produksi sudah memadai?
Ketersediaan pengendalian mutu bahan baku, konten, kemasan pada tahap produksi
Ketersediaan standardisasi dan sertifikasi pada tahap produksi
Ketersediaan bahan baku untuk tahap produksi yang berasal dari berbagai sumber. Meliputi Apakah sumber bahan baku dalam sumber berdasarkan kualitas, kuantitas, dan harga; tahap produksi sudah memadai? ketersediaan, pola pemanfaatan dan penyimpanan, akses pemenuhan kebutuhan
Ketersediaan SDM pada tahap produksi misalnya pekerja, pengawas, manajer (tenaga ahli/profesional)
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
115
Teknologi Kemasan dan Labelling
Infrastruktur
Pembiayaan
Jejaring/Network
4
5
6
7
8
Distribusi Produk
3
Apakah fasilitas penyimpanan produk sub sektor unggulan sudah memadai?
Apakah lembaga pembiayaan yang Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung mendukung tahap distribusi sudah tahap distribusi seperti perbankan, non perbankan memadai? Ketersediaan jejaring untuk mendukung tahap Apakah jejaring yang mendukung distribusi di tingkat lokal, nasional, internasional tahap distribusi sudah memadai? misalnya komunitas
20
2
3
3
2
Apakah sistem kemasan, labeling dan teknologi yang mendukung tahap distribusi sudah memadai? Apakah infrastruktur yang mendukung tahap distribusi sudah memadai?
2
Apakah sistem distribusi produk sub sektor unggulan sudah memadai?
Ketersediaan sistem distribusi produk seperti kualitas produk terjaga, tepat waktu, minim penolakan Ketersediaan teknologi yang berguna untuk mengidentifikasi produk, keterangan isi/kandungan, berfungsi sebagai alat promosi, identifikasi produk, kualitas
Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap distribusi. Misalnya jalan raya, jembatan, listrik, jaringan telepon, jaringan internet
2
Apakah moda yang mendukung tahap distribusi sudah memadai?
2
4
Ketersediaan sarana dan prasarana distribusi misalnya angkutan darat, laut, udara
Ketersediaan SDM pada tahap distribusi misalnya Apakah SDM yang berperan pada kurir, pengawas, manajer (tenaga ahli/profesional) tahap distribusi sudah memadai?
Ketersediaan sarana untuk penyimpanan seperti Pergudangan/Penyimpana gudang, manajemen gudang, server, biaya n pergudangan dan keamanan
Moda distribusi
SDM
2
1
Distribusi
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
116
3
2
Fungsi produk ekraf pada tahap konservasi misalnya berfungsi edukatif, inspiratif
Apakah fungsi produk ekraf pada tahap konservasi bagi masyarakat
Apakah sistem yang mendukung proses keberlanjutan produk ekraf pada tahap konservasi sudah memadai?
SDM
1
2
3
4
20
2
Ketersediaan teknik pemasaran, riset & Apakah sistem pemasaran yang pengembangan pasar, peta demand, kesesuaian bisa menjaring konsumen yang dengan produksi dan kapasitas daya dukung, waktu ditargetkan sudah memadai? pendistribusian
Ketersediaan mekanisme yang menjamin keberlanjutan misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, dilombakan, simulasi produksi turunan
Pemasaran
8
2
2
2
2
3
3
4
Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung Apakah jejaring komunitas yang tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, mendorong tahap konsumsi internasional produk/jasa ekraf sudah memadai?
Keberlanjutan Kreasi, Utilitas
Jejaring/Network
7
Apakah pengetahuan tentang caracara konservasi produk ekraf sudah memadai?
Pembiayaan
6
Apakah sarana untuk Ketersediaan sarana untuk mendukung tahap memperoleh/mengakses konsumsi seperti alat transportasi, aneka retail, produk/jasa ekonomi kreatif sudah bisokop, gedung pertunjukan, galery, studio, teater memadai? Apakah lembaga pembiayaan yang Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung mendukung tahap konsumsi sudah tahap konsumsi seperti perbankan, non perbankan memadai?
Apakah infrastruktur yang mendukung tahap konsumsi produk/jasa ekraf sudah memadai?
Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap konsumsi misalnya jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon.
Pemahaman/pengetahuan tentang sejarah, proses pembuatan, kepemilikan, harga, nilai, kuantitas, risiko kelangkaan, kekayaan intelektual. substansi/materi, bahan pengawet/perawatan,
Infrastruktur dan sarana
5
Apakah terdapat infrastruktur yang mendukung konsumen dalam penggunaan/pemanfaatan teknologi
jalan raya, jaringan listrik, internet, frekuensi radio/televisi, jaringan telepon
Keperluan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sekolah, tempat kerja
Pengetahuan Konservasi
Teknologi
4
Apakah lembaga yang menyediakan literatur, dokumen, atau data untuk mengembangkan pengetahuan pada tahap konsumsi sudah memadai?
Apakah keperluan konsumen yang disediakan oleh subsektor unggulan untuk memenuhi kebutuhannya sudah memadai? Apakah ketersediaan teknologi Ketersediaan teknologi untuk mempermudah tahap untuk mendukung tahap konsumsi konsumsi sudah memadai?
Ketersediaan lembaga yang menyediakan sumber pengetahuan seperti perpustakaan, lembaga pendidikan,
Apakah SDM yang berperan dalam tahap konservasi sudah memadai?
Utilitas
3
Apakah pengetahuan tentang segmen, target, positioning pembeli atau pengguna produk/jasa kreatif sudah memadai?
Apakah sumber pengetahuan Ketersediaan sumber pengetahuan pada tahap seperti literatur, dokumen atau konsumsi seperti buku, referensi, dokumen, kliping data yang mendukung tahap berita, film konsumsi sudah memadai?
Ketersediaan pengetahuan tentang kebutuhan konsumen seperti evaluasi demand, perluasan demand, segmentasi konsumen, peningkatan selera konsumen
Ketersediaan SDM pada tahap konservasi misalnya kolektor, kurator
Pengetahuan
2
Konservasi
Konsumen
1
Konsumsi
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
117
Jejaring/Network
Pemasaran
7
8
Ketersediaan infrastruktur yang mendukung tahap konservasi misalnya jalan raya, jembatan, listrik, jaringan telepon, jaringan internet
Ketersediaan pengelolaan konservasi, kualitas produk, pengemasan, penyimpanan
Ketersediaant teknologi, mesin yang mendukung tahap konservasi
Apakah infrastruktur yang mendukung tahap konservasi hasil ekraf sudah memadai?
Network
Diseminasi sebagai cikal bakal (seed) Inovasi
7
8
1 2
-2 -1
* Keterangan
Pembiayaan
sangat kurang memadai kurang memadai memadai sangat memadai amat sangat memadai
Ketersediaan tempat/kegiatan yang menginspirasi munculnya inovasi ekraf selanjutnya. Misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, komunitas, dilombakan, simulasi produksi turunan Apakah tempat/kegiatan yang berfungsi sebagai diseminasi produk/jasa ekraf pada tahap konservasi sudah memadai?
Apakah lembaga pembiayaan yang Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung mendukung tahap konservasi sudah tahap konservasi seperti perbankan, non perbankan memadai? Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung Apakah jaringan pelestarian hasil tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, ekraf sudah memadai? internasional
Infrastruktur dan Sarana Ketersediaan sarana dan media untuk mendukung tahap konservasi misalnya perpustakaan, museum, Apakah sarana dan media yang dibutuhkan dalam tahap konservasi koleksi pribadi, galeri, cloud, gedung, alat produk/jasa ekraf sudah memadai? penyimpanan, alat pamer, penjelasan, petugas informasi, simulasi
Teknologi dan Pengelolaan
6
5
4
Fungsi produk ekraf pada tahap konservasi misalnya berfungsi edukatif, inspiratif
Apakah fungsi produk ekraf pada tahap konservasi bagi masyarakat sudah memadai? Apakah teknologi yang digunakan pada tahap konservasi sudah memadai? Apakah sistem manajemen yang mendukung proses konservasi sudah memadai?
Apakah sistem yang mendukung proses keberlanjutan produk ekraf pada tahap konservasi sudah memadai?
Ketersediaan mekanisme yang menjamin keberlanjutan misalnya pameran, diskusi, simulasi, online dan offline, kolaborasi, dilombakan, simulasi produksi turunan
3
Apakah pengetahuan tentang caracara konservasi produk ekraf sudah memadai?
Pemahaman/pengetahuan tentang sejarah, proses pembuatan, kepemilikan, harga, nilai, kuantitas, risiko kelangkaan, kekayaan intelektual. substansi/materi, bahan pengawet/perawatan,
Pengetahuan Konservasi
2
Keberlanjutan Kreasi, Utilitas
Apakah SDM yang berperan dalam tahap konservasi sudah memadai?
Ketersediaan SDM pada tahap konservasi misalnya kolektor, kurator
SDM
2
Ketersediaan teknik pemasaran, riset & Apakah sistem pemasaran yang pengembangan pasar, peta demand, kesesuaian bisa menjaring konsumen yang dengan produksi dan kapasitas daya dukung, waktu ditargetkan sudah memadai? pendistribusian
20
2
2
2
3
2
2
3
4
20
2
2
Ketersediaan jejaring komunitas untuk mendukung Apakah jejaring komunitas yang tahap konsumsi di tingkat lokal, nasional, mendorong tahap konsumsi internasional produk/jasa ekraf sudah memadai?
1
Konservasi
Pembiayaan
6
Ketersediaan sarana untuk mendukung tahap memperoleh/mengakses konsumsi seperti alat transportasi, aneka retail, produk/jasa ekonomi kreatif sudah bisokop, gedung pertunjukan, galery, studio, teater memadai? Apakah lembaga pembiayaan yang Ketersediaan lembaga keuangan yang mendukung mendukung tahap konsumsi sudah tahap konsumsi seperti perbankan, non perbankan memadai?
FORMULIR SUBSEKTOR
FORMULIR AKTOR
FORMULIR PROSES
FORMULIR DAYA UNGKIT
P E NILAIAN MANDIRI KABUPAT E N / K OTA K R E AT I F I N DON E S I A 2 0 1 6
119
Forward Linkage (Keterkaitan ke Depan )
Replikasi dan duplikasi
Inovasi (R&D)
Nilai ekonomi
Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha)
5
6
7
8
Linkage system
3
Sistem distribusi
Aktivitas / program
2
4
Infrastruktur
1
Dimensi
FORMULIR DAYA UNGKIT
Subsektor:
Apakah ada pelatihan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf
Apakah ada bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung pelaku-pelaku ekraf
Ketersediaan pelatihan yang mendukung program ekraf
Ketersediaan bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung program ekraf
Apakah ada ketersediaan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan usaha penyampaian/penyaluran produk/jasa kepada konsumen?
tidak
0
tidak
0
1
tidak Ya. jumlah dan jenis dukungan
0
1
Rp …. Rp …. Rp ….
Ya.
Pendapatan/omzet
1
tidak
tidak Ya. Sebutkan jumlah dan kegiatannya
0
0
Ya.
tidak
1
0
Ya. Sebutkan jumlah dan kegiatannya
ada.
1
1
tidak
0
ada
ada
1
tidak
1
tidak Ya. Jalan Ya. Internet Ya. Market place Ya. Balai pelatihan Ya. Lainnya: .....
0
1 2 3 4 5
0
PDRB PAD
Dukungan dan fasilitasi (permodalan, perijinan) yang Apakah ada dukungan, fasilitasi, dan disediakan untuk kemudahan dalam berusaha? mengakselerasi pengembangan potensi ekraf yang ada
Kemampuan untuk peninngkatan produktivitas dan laju ekonomi
Kemampuan untuk mengolah Apakah ada kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna potensi yang ada guna meningkatkan meningkatkan produktivitas produktivitas dan daya saing dan daya saing
Kemampuan penyebarluasan Apakah ada sentra dan komunitas di dan produksi ulang subsektor unggulan ekraf?
Ketersediaan jaringan untuk mendistribusikan
Kegiatan ekonomi yang Apakah ada kegiatan ekonomi yang membutuhkan hasil produk membutuhkan hasil produk dari dari subsektor ekonomi ekraf subsektor ekonomi ekraf ?
Apakah ada kegiatan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf
Ketersediaan kegiatan/program yang mendukung pelaku ekraf
Ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sarana prasarana: jalan, Apakah terbentuk fasilitas baru? internet, market place, balai pelatihan
Deskripsi (pilih jawaban yang sesuai)
Beri Tanda "V" Jumlah
Keterangan Program/ Kegiatan
Apakah dukungan dan fasilitasi yang disediakan untuk mengakselerasi pengembangan potensi ekraf yang ada sudah memadai?
Apakah kemampuan untuk peninngkatan produktivitas dan laju ekonomi sudah memadai?
Apakah ada kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna meningkatkan produktivitas dan daya saing
Apakah kemampuan penyebarluasan dan produksi ulang di subsektor unggulan ekraf sudah memadai?
Apakah ketersediaan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan usaha penyampaian/penyaluran produk/jasa kepada konsumen sudah memadai?
Apakah kegiatan ekonomi yang membutuhkan hasil produk dari subsektor ekonomi ekraf sudah memadai?
Apakah bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sudah memadai?
Apakah pelatihan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sudah memadai?
Apakah ketersediaan kegiatan/program yang mendukung pelaku ekraf sudah memadai?
Apakah ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku ekraf sudah memadai?
Indikator (Pertanyaan Operasional)
-2
-1
memadai
+1
Penilaian Daerah +2
Assesor Assesor Assesor 1 2 3
Rata-rata penilaian Assesor
7
6
10
5
5
6
1
2
2
6
Nilai Nilai Final = nilai Normali Bobot x bobot sasi
Keterangan daerah
final
-
-
Keterangan
S I S T E M E K O N O M I K R E AT I F
120
Backward Linkage (Keterkaitan ke Belakang)
Inovasi (R&D)
Nilai ekonomi
Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha)
6
7
8
* Keterangan sangat kurang memadai -2 kurang memadai -1 memadai sangat memadai 1 amat sangat memadai 2
Replikasi dan duplikasi
Sistem distribusi
5
4
Linkage system
Aktivitas / program
2
3
Infrastruktur
1
Apakah ada bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung pelaku-pelaku ekraf
Apakah ada keterhubungan subsektor ekraf dengan subsektor lain/pemasok
Ketersediaan bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung program ekraf
Keterkaitan rantai aktivitas ekonomi antar subsektor
PDRB PAD
Pendapatan/omzet
Dukungan dan fasilitasi yang disediakan untuk Apakah ada dukungan, fasilitasi, dan mengakselerasi kemudahan dalam berusaha pengembangan potensi ekraf yang ada
Kemampuan untuk peninngkatan produktivitas dan laju ekonomi
Kemampuan untuk mengolah Apakah ada kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna potensi yang ada guna meningkatkan meningkatkan produktivitas produktivitas dan daya saing dan daya saing
Kemampuan penyebarluasan Apakah ada sentra dan komunitas di dan produksi ulang subsektor unggulan ekraf?
Apakah ada ketersediaan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan usaha penyampaian/penyaluran produk/jasa kepada konsumen?
Apakah ada pelatihan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf
Ketersediaan pelatihan yang mendukung program ekraf
Ketersediaan jaringan untuk mendistribusikan
Apakah ada kegiatan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf
Ketersediaan kegiatan/program yang mendukung pelaku ekraf
Ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sarana prasarana: jalan, Apakah terbentuk fasilitas baru? internet, market place, balai pelatihan
tidak
1 0
tidak Ya. Sebutkan jumlah dan kegiatannya
1
0
1
Ya. jumlah dan jenis dukungan
tidak
Rp …. Rp ….
Rp ….
tidak Ya. Sebutkan jumlah dan kegiatannya
0
tidak Ya. Sebutkan jumlah dan kegiatannya
1
Ya.
1 0
tidak
0
1
ada.
0
tidak
1
0
1
ada
ada
1 2 3 4 5
0
tidak Ya. Jalan Ya. Internet Ya. Market place Ya. Balai pelatihan Ya. Lainnya: ..... tidak
0
Apakah dukungan, fasilitasi, dan kemudahan dalam berusaha sudah memadai?
Apakah kemampuan untuk peninngkatan produktivitas dan laju ekonomi sudah memadai?
Apakah kemampuan untuk mengolah potensi yang ada guna meningkatkan produktivitas dan daya saing sudah memadai?
Apakah kemampuan penyebarluasan dan produksi ulang sudah memadai?
Apakah metode yang digunakan untuk mendistribusikan produk/jasa ekraf sudah memadai?
Apakah keterhubungan subsektor ekraf dengan subsektor lain/pemasok sudah memadai?
Apakah bimbingan teknis (Bimtek) yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sudah memadai?
Apakah pelatihan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sudah memadai?
Apakah kegiatan yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sudah memadai?
Apakah ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaku-pelaku ekraf sudah memadai?
50
7
6
10
5
5
6
1
2
2
6
-
-