TALENT WAR DI ERA EKONOMI KREATIF: TANTANGAN MENJADI KOTA KREATIF BERDAYA SAING GLOBAL Oleh: Ririn Handayani •
• Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Intemasional Universitas Jember
,
55
Keyword: talent war, ekonomi kreatif, industri kreatif, knowledge management, talent management
PENDAHULUAN Perang baru dalam sejarah kehidupan manusia telah dimulai: talent war atau perang talenta (perang untuk mendapatkan talenta terbaik). Inilah perang di mana sumber daya manusia (SDM) berkualitas diperebutkan oleh banyak perusahaan agar dapat memenangkan persaingan bisnis yang semakin tajam. Tak hanya berusaha
56
mendapatkan talenta terbaik dari luar, perusahaan atau organisasi juga berlomba-Iomba membangun talenta-talenta terbaik di kalangan internal perusahaan atau organisasi. Perang talenta sebenamya sudah berlangsung sejak lama. Hanya saja, intensitasnya tidak sebesar saat ini. Perang talenta paling popular terjadi di dunia olahraga. Bajak membajak pemain bintang seperti yang marak terjadi dalam dunia sepak bola adalah salah satu contoh konkritnya. Demi mendapatkan seorang pemain seperti Cristiano Ronaldo misalnya, sebuah klub sepak bola bersedia membayar hingga puluhanjuta poundsterling atau lebih dari Rp I triliun. Selain dunia olahraga, perang talenta juga banyak terjadi di dunia bisnis terutama di sektor perbankan dan industri telekomunikasi informasi. Dalam perkembangannya, perang talenta juga mulai merambah dinamika persaingan global antar negara, terutama terkait dengan era ekonomi kreatif saat ini. Era ekonomi kreatif disebut juga sebagai ekonomi gelombang ke-4 yakni sebagai kelanjutan dari ekonomi gelombang sebelumnya yang mengandalkan teknologi informasi sebagai ujung tombak.' Sejalan dengan itu, dunia kini sedang mengalami fenomena 'global competition of talents' ,karena telah terjadi pergeseran orientasi ekonomi dunia dari ekonomi Fordist ke post-Fordist yang mengedepankan aset sumber daya manusia, sehingga menyebabkan persaingan luar biasa dalam merebut dan merayu talenta-talenta di dunia kreatif. Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk bam yang inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi kreatif ini. 2 Alvin Tomer dalam bukunya The Third Wave, menyebutkan bahwa ada tiga era di dunia ini, yakni The First Wave, Terbentuknya Masyarakat Pertanian, The Second Wave, Terbentuknya Masyarakat Industri, The Third Wave, Terbentuknya Masyarakat Informasi. Adapun ekonomi kreatif dianggap sebagai gelombang ekonomi ke-4 atau kelanjutan dari gelombang ekonomi ke-3 yakni gelombang teknologi informasi.
,
57
Fenomena di atas menarik minat penulis untuk melakukan kajian lebih lanjut. Samakah pola persaingan antar negara/kota untuk menjadi kota paling kreatif dengan perang talenta dalam dunia bisnis? Bagaimana peluang Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi sangat besar dalam ekonomi kreatif? Mengapa potensi itu belum tergali optimal? Dan pertanyaan terbesarnya adalah strategi apa yang bisa mengantarkan kota-kota di Indonesia menjadi kota kreatif berdaya saing global.
SEKILAS TENTANG EKONOMI KREATIF Era globalisasi dan konektivitas telah mengubah cara bertukar informasi, berdagang dan konsumsi dari produk-produk budaya . dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Kemunculan konsep ekonomi kreatif di era globalisasi telah menarik minat berbagai negara untuk menggunakan konsep ini sebagai model pengembangan ekonomi terkini. Istilah Ekonomi Kreatif sendiri pertama kali didengungkan oleh John Howkins (2001), penulis buku "Creative Economy, How People Make Money from Ideas". Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi di mana input dan outputnya adalah gagasan, hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Tokoh lain yang concern dalam ekonomikreatif adalah Richard Florida, penulis buku The Rise of Creative Class dan Cities and the Creative Class. Florida adalah tokoh yang memopulerkan istilah 'global competition of talents'. Melalui buku-bukunya, Florida menyuarakan tentang industri kreatif dan kelas kreatif di masyarakat (Creative Class). Menurutnya, seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kaca mata atau
58
seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat musik hip-hop. Perbedaannya ada pada statusnya (kelasnya), karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut di bidang kreatif(dan mendapat manfaat ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut). Sementara itu pemenang nobel di bidang ekonomi, Robert Lucas, mengatakan bahwa kekuatan yang menggerakkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktivitas klaster orang-orang bertalenta dan orang-orang kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuannya. Pada tahun 2003 UNESCO mengeluarkan rilis resmi mengenai definisi industri kreatif sebagai suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk, dan jasa yang orisinal, berupa hasil karya sendiri. Adapun Departemen Perdagangan RI mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Ekonomi kreatif sering dilihat sebagai sebuah konsep yang memayungi konsep lain yang juga menjadi populer di awal abad ke-21, yaitu Industri Kreatif. Industri kreatif adalah berbasis kreativitas, keterampilan, dan talenta yang memiliki potensi peningkatan kesejahteraaiJ. serta penciptaan lapangan kerja dengan menciptakan dan mengeksploitasi Hak Kekayaan Inteletual (HKI). Analoginya, ekonomi kreatif adalah kandangnya, industri kreatif adalah binatangnya. Industri kreatif sendiri sebenarnya merupakan sebuah konsep yang telah muncullebih dahulu daripada ekonomi kreatif. Tercatat istilah industri kreatif sudah muncul pada tahun 1994 dalam Laporan "Creative Nation" yang dikeluarkan oleh Australia. Namun, istilah ini benar-benar mulai terangkat pada tahun 1997 ketika Department of Culture, Media, and Sport (DCMS) United Kingdom mendirikan
59
Creative Industries Task Force. Definisi industri kreatif menurut DCMS Creative Industries Task Force (1998): "Creative Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill & talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content". Definisi DCMS inilah yang menjadi acuan definisi industri kreatif di Indonesia seperti yang tertulis dalam Buku Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 20092015 yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan (2008) sebagai berikut: "Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut". 3 Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif dalam hubungannya dengan industri kreatif ada1ah kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber daya manusia sebagai aset utama untuk menciptakan nilai tambah ekonomi. Industri kreatif sangat mengandalkan kreativitas, keahlian, dan bakat seseorang. Artinya, sumber daya manusia menjadi hal terpenting untuk menciptakannya. Kreativitas sendiri adalah pola pikir (mental model), sikap (character) dan aksi (action) yang merangsang inovasi, komitmen, originalitas dan transformasi untuk membangun diri (self actualization dan living organization) secara berkesinambungan dalam berbagai aspek kehidupan demi penikmatan kualitas kehidupan yang semakin bermutu dan baik. Selanjutnya, berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS, Jakarta, 2006), ada 14 (empat belas) kelompok
3 Sumber : Definisi Ekonomi Kreatif, selengkapnya bisa dilihat di http://www. indonesiakreatif.netJ index.php/id/page/read/definisi-ekonomi-kreatif
60
,
industri kreatif yang dianalogkan menjadi basis pengembangan ekonomi kreatif yaitu:" (1) Periklanan (advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu). Meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik. Selain itu, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. (2) Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro (town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.
4 Ekonomi kreatifsebenamya tidak hanya mencakup 14 sub-sektor industri di atas. Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, tahap itu barn fase pertama dari ekonomi kreatif. Pada fase berikutnya, proses kreatifharus ada di semua kegiatan ekonomi. Ini bertolak pada pemahaman bahwa industri kreatif sebenamya bukanlah industri barn namun lebih mengacu pada nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi. Sesuai dengan istilah industri kreatif, dalam proses produksinya, industri ini memerlukan new concept, inovasi, terobosan bam, dan keberanian dalam mengangkat sesuatu untuk dijadikan komoditas yang laku dijual.
61
(3) Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik, pereetakan, kerajinan, automobile, dan film. (4) Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sainpai proses penyelesaian produknya. Antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaea, perselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif keeil (bukan produksi massal). (5) Desain: kegiatan kreatifyang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. (6) Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen,serta distribusi produk fesyen. (7) Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatifyang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film. (8) Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan sematamata tetapijuga sebagai alat bantu pembelajaranatau edukasi. 62
,
(9) Musik: kegiatan kreatifyang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. (10) Seni Pertunjukan (showbiz): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan. Misalnya, (pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata peneahayaan. (11) Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, . majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan peneari berita. Subsektor ini juga meneakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko eek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga meneakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, pereetakan lukisan, dan barang eetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film. (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya. (13) Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan aeara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten aeara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemanear kembali) siaran radio dan televisi. (14) Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan 63
teknologi serta penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk barn, proses barn, material barn, alat barn, metode barn, dan teknologi barn yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembanganbahasa, sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
PELUANG INDONESIA Ekonomi kreatif telah menjadi tren di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Sejumlah penelitian di Amerika menunjukkan bahwa konsep-konsep dan gagasan kreatiftelah menjadi modal barn bagi perkonomian dinegara-negara maju. Ekonomi kreatifmampu menjadi sumber ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi kreatif dunia 'saat ini mecapai sekitar 5 persen per tahun sehingga diperkirakan akan berkembang dari US$ 2,2 triliun pada Januari 2000 menjadi US$ 6, I triliun pada tahun 2020. Di beberapa negara, ekonomi kreatiftelah terbukti memainkan peran sangat signifikan. Di Inggris, yang menjadi pelopor pengembangan ekonomi kreatif, industri itu tumbuh rata-rata 9% per tahun, jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara lain yang 2%-3%; Sumbangannya terhadap pendapatan nasional mencapai 8,2% atau US$ 12,6 miliar, merupakan sumber kedua terbesar setelah sektor financial dan melampaui pendapatan dari industri manufaktur serta migas. Di Korea Se1atan, sejak 2005 industri kreatif menyumbang lebih besar daripada manufaktur. Di Singapura, ekonomi kreatif menyumbang 5% terhadap PDB atau US$ 5,2 miliar. Multiflier effect industri kreatif juga tidak dapat dipandang remeh. Menurut studi World Intellectual Property Organization (2008), kontribusi industri kreatif di Amerika Serikat mencapai 11,12% dari GDP dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 8,49%. Di Korea Selatan, kontribusi terhadap GDP-nya mencapai 8,67%. Dalam
64
,
konteks negara berkembang, Filipina dan Meksiko juga mencatat persentase cukup tinggi dari sisi penyerapan tenaga kerja, lebih dari 11%. Untuk Indonesia, studi Departemen Perdagangan (2007) menyebutkan bahwa pada periode 2002-2006, industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja rata-rata sebesar 5,4 juta pekerja, dengan produktivitas mencapai Rp 19,5 juta per pekerja per tahun. Nominal ini lebih tinggi dari rata-rata nilai produktivitas nasional, yang mencapai kurang dari Rp 18 juta. Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan bahkan tidak mungkin untuk mengantarkan Indonesia sebagai pemain utama dalam era ekonomi kreatif. Ini karena Indonesia memiliki modal sangat luar biasa dalam bidang ekonomi kreatif. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar dengan sekitar 13 ribu pulau, 1.068 suku bangsa yang berkomunikasi dengan 665 bahasa daerah di seluruh Nusantara. Indonesia juga kaya dengan spesies langka flora dan fauna. Aneka ragam hewan yang ada di Indonesia yang mencakup mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi diperkirakan berjumlah 3.025 spesies. Untuk tumbuhan diperkirakan berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia. Dalam bidang seni dan budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Beragam kekayaan seni budaya dan sejumlah kekayaan alam di atas ditambah dengan jumlah penduduk yang sangat besar (sekitar 230 juta jiwa) merupakan pondasi yang sangat baik bagi tumbuhnya industri kreatif. Tak mengherankan jika dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan dan kontribusi ekonomi kreatif di Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Terlebih sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif. Selain menyerap banyak tenaga kerja, pendapatan
65
,
ekonomi kreatif meningkat dua kali lipat dari Rp 257 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 486 triliun pada tahun 2010. Peningkatan ini mempengaruhi Pendapatan Domestic Bruto (PDB) dari 7,4 persen menjadi 7,7 persen. Dari segi ekspor, ekonomi kreatif juga mengalami peningkatan sebesar 54,12 persen dari US $ 85 miliar pada tahun 2006 menjadi US $ 131 miliar pada tahun 2010. Multiflier effect industri kreatifjuga terlihat cukup signi:fikan, seperti mengakselerasi perkembangan bisnis Usaha Kecil Menengan (UKM) sebagian besar UKM bergerak di industri kreatif; dengan turut menggerakkan UKM, industri ekonomi kreatif juga telah berkontribusi dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan menekan jumlah pengangguran'. Selain berkontribusi sangat signi:fikan secara ekonomi (mendongkrak ekspor dan PDB serta menyerap tenaga kerja), ekonomi berbasis ide kreatif ini juga dianggap tidak terlalu bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan sehingga bisa dikatakan sebagai industri yang cukup ramah lingkungan. Selain itu, masih ada sejumlah nilai strategis lain bagi Indonesia terutama bagi pengembangan potensi lokal. Industri kreatif dapat menjadi sarana untuk meningkatkan identitas kebudayaan, memopulerkan sekaligus melestarikannya. Pengemasan yang lebih kreatif akan membuat budaya lokal Indonesia lebih mudah dikenal tidak hanya hingga ke seluruh dunia namun juga hingga generasi berikutnya.
TALENT WAR DALAM KONTEKS PERSAlNGAN GLOBALANTARNEGARA Globalisasi memberi peluang bagi daerah untuk menonjolkan potensi lokalnya guna bersaing di era global. Jika tepat membidik potensi 5 Terdapat multiftier effect luar biasa ketika angka kerniskinan bisa ditekan. Menurut studi Profesor Harvey Brenner dari Johns Hopkins University AS, setiap 1% tambahan angka pengangguran akan rnengakibatkan 37 ribu kernatian, 920 orang bunuh diri, 650 pernbunuhan dan 4000 orang dirawat di rumah sakit jiwa. Sumber : Warta Ekonorni, No. 12rrahun XX/9 Juni 2008
66 '
dan peluang, daerah bisa me1ampaui pamor negara. Fenomena ini mulai menunjukkan indikasi kemajuan yang cukup signifikan di sejumlah daerah di tanah air dalam beberapa waktu terakhir terutama sejak dicanangkannya era otonomi daerah.
Sarna halnya dengan ekonomi kreatif, otonomi daerah juga merupakan salah satu sisi baik dari globalisasi. Dalam wacana global, era ini dikenal sebagai gelombang desentralisasi." Di era ini berlaku hukum, siapa yang berdaya saing tinggi akan tampil sebagai pemenang, menjadi pusat perhatian, menjadi rebutan dan tentu saja berpeluang memperoleh banyak keuntungan. Sebaliknya, mereka yang berdaya saing rendah, tak punya potensi dan tidak mempersiapkan dirinya dengan baik, akan tergilas oleh roda perubahan. Talent war dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi global menempatkan posisi pemerintah daerahlkota seperti sebuah perusahaan atau organisasi. Untuk memenangkan persaingan, mereka hams memiliki asset dan modal berupa SOM handal, SOA melimpah, kekayaan seni budaya, dan tentu saja strategi untuk memenangkan persaingan. Meski hampir semua daerahlkota di Indonesia telah memiliki hampir semua persyaratan tersebut, namun pada kenyataannya hanya sedikit daerahlkota yang mampu menasbihkan dirinya sebagai kota kreatif berdaya saing global yang diakui dunia. Banyak daerah be1um memahami potensi dirinya dan mengolahnya secara kreatif, mampu melihat dan memanfaatkan peluang sehingga yang banyak terjadi mereka justru dimanfaatkan, SOM kreatifnya dibajak, SOA-nya dikuras, seni dan budayanya 6 Konsep desentralisasi dianggap sebagai solusi bagi pemerintahan sentralistik yang semakin tidak populer terutama di negara-negara berkembang. Menurut W. Bonney Rust (1969), pemerintahan sentralistik menjadi kurang popular karena ketidakmampuannya untuk memahami secara tepat nilai-nilai daerah atau aspirasi lokal. Akibatnya, banyak persoalan yang tidak bisa tuntas karena kurangnya pemahaman pusat atas permasalahan riil di daerah di samping tidak optimalnya peran dan aspirasi daerah dalam proses pembangunan. Pada kondisi inilah, desentralisasi semakin menjadi buzzword di banyak negara.
67
,
dijiplak bahkan ada yang dihakmiliki oleh pihak lain. Beberapa asset kekayaan nusantara ada yang terancam punah bahkan sudah punah karena tidak adanya perhatian dan upaya pelestarian yang optimal terutama oleh pemerintah daerah setempat.? Menurut laporan di Harian Kompas edisi 31 Agustus 2009, kita tidak memiliki data lengkap mengenai seni budaya yang tersebar di setiap daerah. Dari 33 provinsi yang ada di Tanah Air, bam tiga provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang melakukan inventarisasi seni budaya mereka. Hasilnya, terdapat sekitar 600 seni budaya yang ada di ketiga provinsi .tersebut. Bisa kitakira-kira, berapa banyak budaya yang kita miliki jika semua seni budaya di seluruh penjuru Tanah Air diinventarisasi dengan baik. Mulai dari dunia tari, kuliner, peralatan penunjang seni seperti gamelan, kolintang, angklung, tanjidor (Betawi), kecapi, dan lain-lain, sejumlah karya seni lain seperti batik, kain songket, kain kebaya, dan masih banyak lagi. Masih di dunia seni, setiap suku bangsa punya lagu daerah yang syair dan iramanya indah. Betapa budaya kita sangat kaya.
7 Salah satunya adalah bahasa daerah. Di Kalimantan, dari sekitar 50 bahasa daerah yang dimiliki, satu bahasa sudah dinyatakan terancam punah. Di Sumatera, dari 13 bahasa daerah yang ada dua bahasa terancam punah dan satu bahasa sudah punah. Di Sulawesi, dari 110 bahasa yang ada, 36 terancam punah dan satu sudah punah. Di Maluku, dari 80 bahasa yang ada 22 di antaranya terancam punah dan II sudah punah. Sementara itu di daerah Timor, Flores, Bima dan Sumba, dari 50 bahasa delapan terancam punah. Data yang ditulis Frans Rumbrawer dari Universitas Cendrawasih (Papua) pada 2006, lebih mengejutkan lagi. Di Tanah Papua, sembilan bahasa dinyatakan telah punah, 32 bahasa segera punah dan 208 bahasa terancam punah. Menurut Atlas of the Worlds Languages in Danger of Disappering karya Stephen A Wurm yang diterbitkan Unesco tahun 2001, potensi kepunahan bahasa-bahasa daerah terjadi sangat cepat. Padahal, bahasa merupakan refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah budaya. Nilainilai adat, kehalusan sikap, dan materi budaya yang terkandung dalam bahasa daerah akan turut lenyap bersamaan dengan kepunahan bahasa tersebut. Proses kepunahan bahasa ini pada akhimya akan diikuti dengan kepunahan budaya dan pada akhimya kepunahan masyarakat (Kompas, 23 Mei 2007).
,
68
Kurangnya perhatian terhadap kekayaan negeri telah memunculkan sejumlah masalah yang sangat serius. Selain terancam punah bahkan beberapa sudah benar-benar punah, banyak seni budaya kita yang diklaim oleh negara lain." Kita tak hanya lamban dalam menginventarisasi budaya yang kita miliki, kesadaran dan rasa memiliki kita juga masih rendah. Ini menjadi celah bagi bangsa lain untuk mengakui dan mematenkan budaya kita sebagai budaya mereka. Seperti yang dilakukan Christopher Harrison, Pemilik PT Harrison &. Gil yang berlokasi di Semarang, yang mendaftarkan hak karya inteletual (HKI) ukir Jepara yang seharusnya milik warga Jepara ke dalam buku katalog berjudul Harrison & Gil Carving Out APiece ofHistory ke Direktorat Jendral HKJ.9 Akibatnya, pengrajin Jepara sangat dirugikan. Kurangnya perhatian negara dan pemerintah daerah tidak hanya pada asset berupa kekayaan seni dan budaya namun juga banyak terjadi pada asset sumber daya manusia (SDM). Dari segi jumlah (kuantitas), jumlah SDM di Indonesia menempati peringkat lima besar dunia sehingga tidak perlu diragukan lagi. Dari segi kualitas, meski belum bisa menyamai negara-negara maju pada umumnya, kualitas SDM Indonesia sudah banyak diakui dunia. Namun, lagilagi kesadaran akan potensi itu tidak diimbangi dengan penciptaan lingkungan yang kondusif sehingga Indonesia mengalami braindrain.
8 Salah satu negara yang cukup sering mengklaim karya seni dan budaya kita adalah Malaysia. Sejumlah seni budaya yang pernah diklaim Malaysia antara lain: Tari Pendet, Angklung, lagu Jali-Jali, batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange (Maluku), lagu Indiang Sungai Garinggiang (Sumatera Barat), Reog Ponorogo, kens. Selengkapnya mengenai "ulah" Malaysia bisa dilihat dalam tulisan Gantyo Koespradono, Hikmah di Balik Ulah Malaysia, gantyo.blog.mediaindonesia.com 9 Sumber: Menumbuhkan Kesadaran HaKl Masyarakat, selengkapnya bisa dilihat di http://www.umk.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=186: menumbuhkan-kesadaran-haki-masyarakat&catid= 198 :menumbuhkankesadaran-haki-masyarakat&Itemid=186
69
,
Braindrain atau human capital flight merupakan sebuah fenomena global yang melanda hampir semua negara berkembang di dunia. Kian hari, semakin banyak profesional (orang-orang berpendidikan tinggi, berbakat dan terlatih) terbaik negara-negara berkembang hijrah atau meninggalkan negaranya yang miskin ke negara-negara maju (negara-negara industri) seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia. Mereka umumnya adalah para ilmuwan, informasi (ahli ICT), arsitek, insinyur, akademi, dokter, dan para ahli lainnya. Orang-orang professional ini tidak lain merupakan bagian integral dari aktor utama dalam ekonomi kreatif. Sebagaimana kita ketahui, aktor utama ekonomi kreatif terdiri dari para intelektual, termasuk budayawan, seniman, pendidik, peneliti, penulis, pelopor di sanggar budaya, serta tokoh di bidang seni, budaya, dan ilmu pengetahuan; bisnis, yaitu pelaku usaha yang mentransformasi kreativitas menjadi produk bemilai ekonomi; dan pemerintah sebagai katalisator dan advokasi, regulator, konsumen, investor dan wiraswasta, serta perencana kota.
Menurut hasil penelitian UNCTAD, arus braindrain dari negaranegara miskin dan berkembang terus meningkat dari waktu- ke waktu. Jika pada tahun 1990jumlahnyabarumencapai 16,5%,jumlah itu kini meningkat menjadi sekitar 21,4% dan terus menunjukkan indikasi peningkatan yang cukup signifikan. Jurnlah braindrain tertinggi berasal dari Haiti yang kehilangan 80% sumber daya manusia berpendidikan tinggi dan terampil. Sementara itu, jumlah orang terdidik Indonesia yang bermigrasi ke negara-negara maju diperkirakan mencapai 5%. Dalam konteks Indonesia, ada sejumlah factor yang bisa kita indikasikan sebagai pemicu seperti rendahnya alokasi anggaran untuk sektor pendidikan yang diperparah dengan alokasi anggaran riset dan. teknologi yang tidak pemah mencapai angka minimal 1% dari produk domestik bruto.Padahal, menurut analisa UNDP, angka minimum tersebut merupakan anggaran minimum untuk terciptanya kemakmuran suatu bangsa. Di sisi lain, banyak negara memanfaatkan kondisi di atas untuk membajak talenta-talenta terbaik dari Indonesia untuk bekerja di 70
sejumlah instansi atau perusahaan strategis di negaranya. Untuk itu mereka bersedia membayar sangat tinggi dengan sejumlah fasilitas pendukung yang sangat memadai. Indonesia semakin merugi, tidak hanya karena kehilangan banyak talenta terbaiknya, namun banyak pula negara-negara lain yang mengirimkan talenta terbaiknya untuk menguasai pangsa pasar tenaga kerja di Indonesia sehingga Indonesia menjadi tamu di rumahnya sendiri. Daya saing yang tidak imbang membuat banyak tenaga kerja terutama dari kalangan masyarakat bawah semakin terpinggirkan dan tersingkir dari negaranya sendiri kemudian menjadi tenaga kerja murah bahkan illegal di negara lain. Indonesia lalu dikenal dunia sebagai salah satu negara pengekspor tenaga kerja murah spesialisasi buruh dan pekerja rumah tangga. Sangat ironis.
STRATEGI MENJADI KOTA KREATIF Menjadi Kota Kreatif kini menjadi salah satu persaingan model bam di era global. Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk bam yang inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi kreatif. Ini sejalan dengan fenomena 'global competition oftalents' yang dikemukakan oleh Florida bahwa telah terjadi pergeseran orientasi ekonomi dunia dari ekonomi Fordist ke post-Fordist yang mengedepankan aset sumber daya manusia, sehingga terjadi persaingan luar biasa dalam merebut dan merayu talenta-talenta di dunia kreatif. Konsep kota kreatif sendiri, menurut Walikota Denpasar, LB. Raj Dharmawijaya Mantra, SE, M.Si dalam Denpasar Creative City, bercirikan dan mengandung muatan: (l) Membangun citra dan identitas lokal; (2) Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; (3) Menciptakan iklim bisnis yang positif; (4) Berbasis kepada sumber daya yang terbarukan; (5) Menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan yang kompetitif; dan
71 ,
(6) memberikan dampak yang positif pada masyarakat.'? Dari berbagai kriteria dan muatan kota kreatifini dapat disimpulkan bahwa Kota kreatifmerupakan sebuah bentuk yang cukup ideal bagi format kota masa depan di Indonesia karena tidak hanya mengedepankan aspek dan tujuan ekonomi, namun juga memperhatikan aspek lokalitas, proses kreatif serta inovasi, iklim bisnis yang positif, pro lingkungan, dan dampak positifnya terhadap masyarakat. Atas dasar pemikiran ini, persaingan untuk menjadi kota kreatif yang berdaya saing global perlu semakin digalakkan di Indonesia dalam rangka menjadi pemain utama di era ekonomi kreatif. Gambar 1. Skema Perjalanan Ekonomi Kreant"
Untuk menjadi kota kreatif dikaitkan dengan fenomena talent war saat ini, syarat utama yang harus ada dan terpenuhi dengan baik adalah adanya individu-individu kreatif atau talenta-talenta handal di bidang ekonomi kreatif. Sama halnya dengan dunia bisnis, 10 Sumber: http://www.indonesiakreatif.netJindex.php/idlnews/readldenpasarkota-kreatif-berbasis-budaya-unggulan 11 Sumber : www.indonesiakreatif.netJindex.php/idlpage/readldefinisi-ekonomikreatif
,
72
persaingan untuk menjadi kota kreatifjuga memperebutkan talentatalenta kreatifbaik dengan cara instant (membajak dari luar) maupun melalui pendidikan dan pelatihan internal yang intensif. Mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki modal besar baik berupa assetfisikmaupun SDM, maka hal yang sangat diperlukan saat ini adalah bagamana mengelola semua asset tersebut terutama asset SDM seoptimal mungkin atau dengan kalimat lain, membangun top talent secara internal. Cara ini membutuhkan konsistensi, ketekunan dan waktu yang panjang. Namun ketika tekanan persaingan makin besar, maka pengembangan top talent merupakan.pilihan yang tak terelakkan. Dengan cara ini kita bisa memastikan bahwa perusahaan kita tidak segera mati ditelan arus perubahan zaman. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dengan mengadopsi prinsipprinsip dalam dunia bisnis seperti konsep manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM) dan talent management ke dalam konteks persaingan antar negara/daerah.
KONSEP KNOWLEDGE MANAGEMENTUNTUK MENGELOLA POTENSI EKONOMI KREATIF Sebagaimana terjadi dalam organisasi manapun di masa sekarang ini terutama yang fokus pada pengetahuan, mendapatkan ilmu baru bukan hanya tanggung jawab bagian research and development (R&D), tetapi sudah bergeser dengan menempatkan masing-masing individu adalah 'knowledge worker '.J2 Karenanya, menciptakan dan mengelola pengetahuan menjadi peran dan tanggung jawab setiap individu dalam organisasi. Ketika sesorang meningkatkan 12"Pekerja berpengetahuan" atau knowledge workers adalah istilah yang dipopulerkan oleh Drucker (1994), mengacu pada sekelompok karyawan berkinerja paling tinggi dalam sebuah perusahaan atau karyawan "kelas A" yang jumlahnya diperkirakan hanya sekitar 20 persen. Kemampuan mereka dalam meningkatkan produktivitas operasi, penjualan dan laba, minimal dua kali lipat kemampuan rata-rata karyawan, di samping "biaya" supervisi yang dibutuhkan atas mereka juga minim.
,
73
pengetahuannya, sejatinya di saat yang sarna dia juga telah meningkatkan pengetahuan orang lain maupun organisasi tempat ia bekerja. Firdanianty dan Alvin Sholeh (2011), penulis "Smart Knowledge Worker", juga menuturkan bahwa setiap pengetahuan baru ataupun setiap inovasi produk yang muncul, selalu dimulai dari individu. Keberhasilan perusahaan dalam meluncurkan produk yang diminati banyak orang, lahir dari kejelian individu-individu kreatif di perusahaan tersebut. Persoalannya, pengetahuan yang sangat beragam yang dimiliki oleh masing-masing individu di organisasi atau perusahaan bisa jadi belum dikelola dengan baik. Hal ini menjadi rentan ketika key person keluar dari tempat kerja, ia tidak hanya keluar membawa badannya saja, tetapi juga keluar dengan membawa seluruh pengetahuannya. Di sinilah pentingnya manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM). Konsep KM telah diterapkan berbagai perusahaan besar tingkat intemasional. KM merupakan konsep yang relatif barn di dunia bisnis. Konsep yang berkembang sejak tahun 1990-an ini, pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dengan memperbaiki komunikasi antara pimpinan manajemen dan karyawan serta melakukan transfer pengetahuan (knowledge sharing). Mengalimya pengetahuan seseorang agar dimanfaatkan oleh orang lain merupakan aktivitas utama dari sebuah organisasi yang sedang menerapkan KM. KM sendiri memiliki sejumlah unsur penting dalarn implementasinya mulai dari proses, teknologi, sumber daya manusia termasuk juga unsur budaya dan kepemimpinan. Secara umum, knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan yang menjadi objek dalam KM terbagi menjadi dua, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang ada dalam kepala manusia, misalnya pemikiran, hapalan dan lain-lain. Explicit knowledge ,
74
adalah pengetahuan manusia yang berada diluar kepala.. Bentuk explicit knowledge, antara lain dokumen, buku, jurnal dan lain-lain. Dalam pengelolaan pengetahuan terdapat sebuah siklus, yaitu siklus SECI, yang melukiskan transfer pengetahuan, yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Sosialisasi terjadi saat transfer pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge, yaitu berupa transfer informasi diantara manusia (conversations). Eksternalisasi adalah transfer pengetahuan dari tacit knowledge ke explicit knowledge, yaitu transfer pengetahuan melalui dokumen, misalnya catatan, buku, majalah dan lain-lain. Kombinasi adalah transfer pengetahuan dari explicit knowledge ke explicit knowledge, yaitu pengorganisasian pengetahuan ke dalam bentuk indeks dan rangkuman, misalnya rangkuman dan resensi dan berbagai buku. Internalisasi adalah transfer pengetahuan dan explicit knowledge ke tacit knowledge, yaitu pengorganisasian pengetahuan dalam bentuk kegiatan rutinitas dan operasional. Gambar2 SECI Model 13
(Sumber: Nonaka, 2000) 13Sumber : Membangun Usaha Kecil Menengah (Small and Medium Business Enterprise) Berbasis Knowledge Management : Konsep dan Strategi Meningkatkan Daya Saing Bangsa Indonesia, Arip Muttaqien, Naskah Innovation Bank Indonesia 2006.
,
75
Dalam konteks membangun kota kreatif di mana pengetahuan merupakan salah satu bahan baku bagi pengembangan kreatifitas daerah untuk menjadi kota kreatif, implementasi konsep KM dapat menggunakan konsep IRSA (identify, reflect, share dan apply), yaitu . I. Identifikasi (identify) yaitu mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki daerah baik yang bersifat tacit, seperti kreatifitas yang masih berupa gagasan atau pengetahuan maupun yang sudah explicit atau terwujud dalam sebuah karya nyata. Identifikasi asset adalah sangat penting untuk mengetahui kemampuan daerah untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif. 2. Reflect adalah mengubah tacit knowledge ke explicit knowledge yakni mengubah asset ekonomi kreatif yang masih berupa ide, gagasan atau pengetahuan menjadi sebuah bentuk kreatifitas nyata. Tujuannya adalah agar pengetahuan kreatif yang dimiliki mudah dibagi (shared) dan dinikmati oleh seluruh komponen masyarakat. 3. Share dan application, yaitu terdapatsistem sehingga semua komponen daerah mampu mengakses pengetahuan dan bentuk-bentuk kreatifitas daerah dalam bentuk yang sistematis. Tujuannya agar pengetahuan dapat disebar dan meningkatkan kemampuan daerah dalam mengembangkan ekonomi kreatif daerah, bentuknya bisa berupa lembaga pendidikan, perkumpulan atau organisasi masyarakat.
TALENT MANAGEMENT UNTUK MENGELOLA SDMKREATIF Jika konsep knowledge management (KM) di atas lebih mengacu pada pengelolaan pengetahuan (kekayaan budaya dan fisik), maka Talent Management (TM) lebih fokus pada masalah pengelolaan asset berupa sumber daya manusia (SDM). Modal manusia 76
bertalenta (talented human capital) merupakan fokus utama dalam Talent Management. 14 Menemukan modal manusia bertalenta diakui sebagai tugas manajemen yang terpenting dalam dekade ini. Berbeda dengan Marketing Management, Financial management atau Operational Management yang bisa segera terlihat hasilnya, Talent Management membutuhkan waktu yang panjang. Perlu strategi untuk mengelola talenta. Langkah ini bisa dimulai dengan melihat indikasi kebutuhan jangka panjang yang diinginkan oleh perusahaan atau organisasi. Dalam konteks menjadi kota kreatif, pemerintah daerah hams bisa melihat kebutuhan dalam jangka waktu paling tidak 5-10 tahun mendatang. Dan seperti sebuah perusahaan atau organisasi, pemerintah harus melihat stok talenta yang dimiliki dan tersedia di pool talent, apakah mencukupi untuk mengemban visi dan misi daerah ataukah tidak. Menurut Bruce Tulgan (2002), penulis buku How to Build a Lean, Flexible, High-Performance Workplace), untuk memenangkan persaingan memperebutkan atau membangun barisan top talents, terdapat sejumlah strategi atau langkah yang harus dilakukan. Pertama, mengidentifikasi posisi-posisi strategis dalam perusahaan. Inilah deretan posisi yang memiliki peran penting bagi penumbuhan daya saingperusahaan. Atau dengankatalain, posisi-posisi inilah yang akan membentuk core competence perusahaan dan membawanya ke singgasana kemenangan. Dalam konteks membangun kota kreatif, daerah harus mampu mengidentifikasi posisi-posisi strategis yang diperlukan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di daerahnya. Bentuk konkritnya adalah SDM-SDM handal yang kompeten di bidang ekonomi kreatif yang menjadi andalan daerah. Kedua, membentuk apa yang disebut sebagai talent pool; atau kumpulan orang-orang yang dianggap potensial dan kapabel. Barisan talenta inilah yang kelak akan disiapkan untuk mengisi posisi-posisi strategis yang dibutuhkan daerah. Dan langkah terakhir 14Sammy Kristamu1jana da1am Kepemimpinan - Keep Talent Management Strategic, Maja1ah Forum Manajemen vol XXv no 04. Juli -Agustus 2011
,
77
yang menurut Tulgan justru paling urgen adalah menjaga agar barisan talent pool yang kian matang itu tidak dibajak oleh pesaing. People bukan sekadar sumber daya, melainkan aset perusahaan. Agar organisasi tidak ditinggalkan talenta-talenta terbaiknya, yang harus dilakukan adalah menciptakan ikatan, di antaranya dengan membangun suasana kerja yang baik. Bukan semata-mata soal uang, budaya dan iklim perusahaan juga memengaruhi loyalitas seseorang. Untuk mempertahankan loyalitas talenta, setidaknya ada empat kebutuhan dasar yang diperlukan para talenta." Pertama, kebutuhan untuk hidup (to life). Kedua, kebutuhan untuk dicintai (to love). Ketiga, kebutuhan untuk berkembang (to learn). Dan terakhir atau keempat, kebutuhan untuk berkontribusi atau meninggalkan sesuatu yang berharga. Singkatnya, kebutuhan body, heart, mind, dan spirit harus terpenuhi dengan baik. Body ditentukan dengan gaji dan fasilitas. Selain itu, para talenta juga membutuhkan hubungan yang lebih baik, juga kesempatan untuk mengembangkan potensi , dan karier. Jika salah satu kebutuhan itu tidak terpenuhi, tidak tertutup kemungkinan sang talenta akan pergi. Upaya untuk mempertahankan talenta-talenta terbaik di bidang ekonomi kreatif adalah salah satu tantangan terbesar daerah bahkan negara saat ini di tengah maraknya fenomena braindrain yang banyak melanda negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sarna halnya dengan dunia usaha, jaringan headhunter global dari negara-negara maju juga sangat giat bernpaya mencari talenta-talenta terbaik dari negara-negara berkembang. Dan sama halnya dengan perusahaan atau organisasi, sejumlah langkah untuk mempertahankan talenta di atas juga perlu dilakukan oleh pemerintah daerah dan pusat agar tidak kehilangan putra-putri terbaik. Beberapa langkah strategis tersebut bisa diimplementasikan melalui sejumlah langkah seperti perbaikan gaji dan fasilitas termasuk peningkatan anggaran untuk riset, iklim persaingan yang positif dan sportif, dan tentu saja penghargaan yang lebih baik bagi karya-karya terbaik anak negeri. 15Pemikiran Alex Denni, Head of Consulting Group dari Dunamis Organization Services, dalam artikel "Bajak Membajak Talent", http://www.portalhr.com/
78
,
Sederet langkah di atas mustahil terwujud tanpa didukung oleh tata pemerintahan yangbaik (good governance) yang salah satunya ditandai dengan rendahnya tingkat korupsi. Good governance pada akhimya bermuara pada satu titik penting yakni kepemimpinan yang baik (good leadership).
URGENSI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan atau leadership mutlak dibutuhkan di semua bidang kehidupan termasuk dalam upaya mengembangkan kota kreatif berdaya saing global. Pemimpin adalah penentu ke mana organisasi akan dibawa. Baik tidaknya sebuah organisasi, daerah bahkan negara, sangat bergantung pada bagaimana kualitas kepemimpinan . pemimpmnya, Hakikat seorang pemimpin sejati adalah orang yang memimpin dengan pengaruh, bukan memimpin dengan jabatan (otoritas). Menurut Renald Kasali, seorang pemimpin diikuti karena orangorang sayang padanya, dan pengaruhnya kuat. "They follow you because they want to, they love to, or because what you have done for them".16 Seorang pemimpin yang sukses atau pemimpin yang pertama adalah pemimpin yang melahirkan pemimpin. Sedangkan pemimpin yang kedua menjadikan anak buahnya sebagai pengikut. Leaders create followersF' Pemimpin yang pertama bercita-cita menjadikan anak buahnya pemimpin. Baginya leaders create other leaders. Pemimpin kategori ini sangat memperhatikan aspek l6Sumber: "Pemimpin-pemimpin Besar", Rhenald Kasali, Seputar Indonesia, 16 April 2009 l7Yang membedakan antara leaders danfollowers adalah, seorang leaders adalah seorang yang memberi arahan dan melakukan perubahan. Ia menetapkan tujuan tersebut. Ia mengisi kalendernya dengan program yang jelas, mendatangi orang lain dan mengambil inisiatif. Setiap kali masalah datang, ia sudah siap dengan jawaban dan solusinya. Sebaliknya seorang follower adalah seseorang yang bekerja berdasarkan arahan atau petunjuk. Baginya, anak buah tidak boleh berinisiatif. Ia hanya bereaksi saja. Jadi bekerjanya reaktif. Ia pun mengisi agendanya berdasarkan request atau perintah.
79
regenerasi atau suksesi kepemimpinan sehingga sejakjauh-jauh hari ia akan mempersiapkan pemimpin-pemimpin masa depan yang akan menerima estafet kepemimpinannya untuk membawa organisasi mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif, khususnya dalam hal ini pemimpin daerah, pemimpin memiliki sejumlah peran strategis. Bisa sebagai inovator (penggagas ide untuk membangun kotanya sebagai kota kreatif berdaya saing global); sebagai fasilitator bagi pengembangan ekonomi kreatif yang telah tumbuh dan berkembang di daerah; sebagai regulator atau pihak yang membuat regulasi yang kondusif bagi pengembangan sektorsektor industri kreatif di daerahnya yang antara lain diwujudkan dalam bentuk penetapan alokasi anggaran yang memadai maupun regulasi yang mewajibkan pihak swasta untuk ambil bagian secara nyata dan signifikan dalam mendukung pengembangan industri ekonomi kreatif. lni karena pengembangan kota kreatif memerlukan kerjasama yang sinergis dari semua pihak. Untuk menjadi kota kreatif, selain aspek individu kreatif sebagai syarat utama, ada lima pilar utama lain yang diperlukan untuk mendukung terbangunnya kota kreatifyang mampu bersaing secara global yakni: (I) industri yang terlibat dalam produksi industri kreatif; (2) teknologi sebagai pendukung mewujudkan kreativitas individu; (3) sumber daya seperti sumber daya alam dan lahan; (4) kelembagaan mulai dari norma dan nilai di masyarakat, asosiasi industri, dan komunitas pendukung hingga perlindungan atas kekayaan intelektual; dan (5) lembaga intermediasi keuangan." Selain menyinergiskan semua pilar di atas menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu sarna lain, seorang pemimpin yang baikjuga memiliki kemampuan untuk mengenyampingkan sentimen atau kepentingan pribadi dan fokus pada kepentingan atau tujuan bersama. Sebagai contoh, seorang pemimpin daerah tetap memiliki itikad baik untuk terus mendukung pengembangan ekonomi kreatif 18 Sumber : Lima Pilar Utama Industri Kreatif, Kompas, 17 Juli 2008
80
,
yang telah digagas oleh pemimpin sebelumnya. Iapun bersikap terbuka dan tidak menciptakan ketergantungan pengembangan ekonomi kreatifdi daerahnya pada sosok kepemimpinannya. Karena baginya, a good leader create other leaders. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana implementasi konkrit ke semua konsep di atas, mulai konsep knowledge management (KM), talent management (TM), dan kepemimpinan (leadership) dalam lingkup organisasi kreatif dalam rangka mengakselerasi terbangunnya kota kreatif-kota kreatif berdaya saing global di Indonesia? Jember Fashion Camaval atau JFC adalah salah satu contoh organisasi kreatif yang mampu mengembangkan ekonomi kreatif daerah hingga memiliki daya saing yang diakui hingga level intemasional. Kehadiran dan kontribusinya bisa menjadi salah satu role model dalam mengembangkan organisasi-organisasi kreatif di Indonesia.
JFC: SEBUAH ROLE MODEL 19 Berbicara tentang ekonomi kreatif dan kota kreatif, Jember Fashion Carnaval atau yang juga dikenal dengan JFC, merupakan salah satu contoh konkrit pengembangan ekonomi kreatif yang cukup fenomenal. JFC juga tidak hanya menjadi wujud dari ekonomi kreatif namun sekaligus sebagai sebuah proses kreatif yang tak pemah berhenti berinovasi untuk selalu menjadi yang terdepan. JFC adalah karnaval fashion yang digagas oleh Dynand Fariz, pria asli Jember lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) 19 Sebelum menulis tentang JFC dalam paper ini, penulis telah beberapa kali menulis tentang tema tersebut dalam berbagai kesempatan. Di antaranya dimuat di Harlan Jumal Nasional berjudul "JFC dan Prospek Ekonomi Kreatif di Indonesia", dan di Harlan Suara Karya dengan judul "Potensi Ekonomi Kreatif Indonesia". Beberapa tulisan lain dengan tema serupa juga diposting di blog pribadi penulis dan Kompasiana. Sebagian informasi tentang JFC dalam tulisan ini bersumber dari First Decade Eyes on Triumph, diterbitkan oleh Jember Fashion Camaval Council (JFCC), 2011 dan Majalah Parlwisata Kantor Pariwisata Kabupaten Jember.
81
Surabaya. Berbeda dengan pentas fashion konvensional yang digelar di dalam gedung, JFC memakai jalan raya sepanjang 3,6 kilometer sebagai catwalk-nya. Atas keunikannya ini, JFC dinobatkan sebagai catwalk terpanjang." Di luar itu, terdapat sejumlah sisi lain dati JFC yang sangat menarik dan cukup positifuntuk digunakan sebagai role model bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, baik dalam konteks individu, organisasi maupun dalam konteks persaingan menjadi kota kreatifberdaya saing global. Sejarah fenomenal JFC dimulai dari mimpi besar seorang Dynand Fariz yang ingin mem-branding Jember sebagai kota fashion carnaval kelas dunia. Meski kota kecil, menurutnya, jika punya kemauan dan kesempatan pasti bisa menjadi kota besar yang bisa dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Dynand berani bermimpi besar dan mengambil berbagai risko untuk membuat dunia menoleh ke Jember. Mulanya, tidak ada yang percaya karena untuk ukuran Indonesia, pusat mode adalah Jakarta. Di sanalah tempat arah mode Indonesia dilahirkan, tempat para pengikut mode dan tentu saja kota di mana para perancang Indonesia membangun karier mereka. Adapun Jember yang berada di daerah tapal kuda lebih sering masuk berita setelah reformasi 1998 karena konflik horizontal. Tapi Dynand tak berpatah arang. Dynand mulai mewujudkan mimpi besamya dengan menyelenggarakan peragaan fashion di tingkat lokal yang diberi nama Jember Fashion Carnaval (JFC). Ketika pertama kali digelar pada tahun 2002 lalu, pesertanya hanya 30 orang yang terdiri dari ternan-ternan Dynand sendiri. Dengan dipimpin Dynand, rombongan berkeliling ke kampung-kampung di Jember. Banyak warga yang mengira itu demo sehingga banyak yang menutup pintu ketika rombongan Dynand lewat. Tak hanya itu, pro dan kontra juga bermunculan bahkan DPRD Jember turut turun tangan ketika kontroversi semakin menguat. JFC dianggap tidak sesuai dengan kultur Jember yang religius dan tidak memiliki kultur fashion. Tapi 20 Penghargaan sebagai "Catwalk: Terpanjang" diberikan oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sejak JFC ke-3, tahun2004.
82
,
lama kelamaan ketika masyarakat mulai menikmati manfaat dari event tersebut, suara kontra mulai banyak beralih ke pro. Jika pada tahun 2002 lalu peserta JFC hanya 30 orang, pada JFC kesepuluh yang diselenggarakan pada 24 Juli 2011 lalu pesertanya mencapai 550 orang dan mampu mendatangkan ratusan ribu pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Jember telah menjadi kota camaval, kota trendsetter, acuan,jadi pusat penelitian, pusat perbandingan dan mulai diikuti kota lain. Sebuah keberhasilan yang cukup spektakuler. Meski mewujudkan mimpinya dari tingkat lokal, Dynand bekerja sangat profesional. Dynand membangun JFC dengan standar carnival yang sarat kreativitas, punya nilai komunikasi, punya nilai jual, puny~ nilai kontinyu, tren dan aktual. Acuan JFC adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kamaval kelas dunia yang spektakuler, unik, fantastik dan amazing. JFC juga dikembang dengan konsep 4 E (education, entertainment, exhibition, dan economic benefit). Riset merupakan salah satu kunci dalam JFC yang bahkan dipersiapkan selama satu tahun. Tim kreatifmelakukan riset melalui media massa cetak, televisi juga website. Tidak hanya terkait tema namun juga koreografi dan dampaknya di media. Sarna halnya dengan riset, tahap persiapan di lapangan juga digarap dengan sangat profesional dan juga dilakukan setahun sebelumnya. Dimulai dengan melakukan audisi bagi penduduk Jember dan luar Jember yang ingin berpartisipasi dalam JFc. Peserta yang terpilih akan di-training selama 6 bulan. Materinya mengenai tema, kostum, riset kostum, defile dan lain-lain, untuk nantinya mereka yang akan merancang kostumnya sendiri. Berbeda dengan Festival Samba misalnya yang pesertanya memakai kostum sejenis, di JFC tidak ada satupun peserta yang berkostum sarna. Setiap model yang tampil menampilkan seribu pesan. Hasilnya, selain mendapat pengakuan dunia, JFC juga berhasil membuktikan bahwa lokalisme tidak hanya bisa bertahan namun juga mampu menjadi trendsetter di era global. Kini semakin banyak daerah bahkan kota di dunia yang mencoba mengembangkan
83
,
konsep serupa. JFC yang mulanya banyak menuai kontroversi, eelaan bahkan dieekal karena dianggap tidak sesuai dengan kultur masyarakat setempat, kini telah menjadi ikon kultural dan wisata kota Jember. Tidak hanya Indonesia, dunia bahkan mengakui dan mengaguminya. Berkat JFC, Jember yang dulu tak dikenal kini telah menjadi kota earnaval, kota trendsetter, aeuan, jadi pusat penelitian, pusat perbandingan dan mulai diikuti kota lain. Masyarakatpun mulai merasakan manfaatnya. Dengan puluhan bahkan ratusan ribu pengunjung di setiap pagelarannya, baik dalam maupun luar negeri, JFC telah berkontribusi menggerakkan roda perekonomian kabupaten Jember. Jember kini menempati peringkat ke-7 dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur denganjumlah kunjungan wisatawan tertinggi. Hasilnya, sektor pariwisata menggeliat, hotel-hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan kian menjamur. Begitu pula dengan moda transportasi. Yang tak kalah penting, usaha keeil menengah masyarakat seperti industri makanan dan kerajinan juga ikut terkerek. Dunia kini mulai mengenal Jember sebagai salah satu kota tujuan investasi yang eukup prospektif. Prestasi luar biasa yang dieapai oleh JFC tidak membuat Dynand berhenti untuk terus berinovasi. JFC sangat menyadari bahwa inovasi adalah kunci untuk menjadi pemenang. Ini sesuai dengan ciri-ciri produk ekonomi kreatif yakni : siklus hidup yang singkat, memiliki resiko relatif tinggi, memiliki margin tinggi, memiliki keanekaragaman yang tinggi, memiliki persaingan yang tinggi dan yang terakhir, mudah ditiru. Untuk itu, bertepatan dengan satu dekade usia JFC pada 2011 lalu, Dynand kembali mewujudkan satu mimpinya yakni mendirikan International Carnaval Institute of Indonesia (ICn). ICn adalah misi ke depan Dynand untuk menjadikan Jember sebagai kota karnaval sekaligus industri kreatif dunia. Deklarasi dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Politeknik Negeri Jakarta dan Politeknik Negeri Jember ditandatangani pada 21 Juli 2011 lalu. ICn merupakan institusi pertama di Indonesia yang fokus dalam pengembangan kamaval. Dengan berdirinya ICn, Jember menjadi
84
,
satu-satunya kota di Asia Tenggara yang memiliki sekolah karnaval. Sebuah eikal bakal untuk menjadikan Jember sebagai kota karnaval sekaligus industri kreatif dunia.
REKOMENDASI DAN PENUTUP Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan sejumlah implementasi konkrit konsep Knowledge Management (KM), Talent Management (TM), dan kepemimpinan (leadership) dengan Jember Fashion Carnaval (JFC) sebagai salah satu role model ekonomi kreatif di Indonesia, baik dalam konteks individu, organisasi maupun dalam konteks otonomi daerah dengan pemerintah daerah sebagai aktor utama.
a. Dalam Konteks Individu Pertama, memiliki keberanian untuk bermimpi. JFC lahir dari mimpi besar seorang Dynand yang ingin mem-branding Jember sebagai kota fashion eamaval kelas dunia. Meski kota keeil, menurutnya, jika punya kemauan dan kesempatan pasti bisa menjadi kota besar yang bisa dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Dynand berani bermimpi besar dan mengambil berbagai risko untuk membuat dunia menoleh ke Jember. Pun ketika tidak banyak yang tidak pereaya bahkan menentang mimpinya, Dynand tidak berpatah arang. Filosofi berani bermimpi sangat penting dimiliki tidak hanya oleh individu dalam semua aspek kehidupan, namunjuga organisasi, daerah bahkan negara dalam menyongsong masa depan yang lebih baik dengan segenap potensi dan aset yang dimiliki. Selain berani bermimpi, kita juga hams memiliki keyakinan (optimisme) bahwa mimpi itu sangat mungkin terwujud. Kedua, kenali diri, gali potensi dan maksimalkan. Dynand mengembangkan apa yang dia suka dan menjadi bakatminatnya yakni fashion. "Dynand-Dynand" barn hams tumbuh dan berkembang di
85
,
semua lini kehidupan : politik, ekonomi, social, seni dan budaya, pendidikan, pertanian, peternakan, kesehatan, dan semuanya. Setiap orang pada hakikatnya adalah istimewa sehingga kita tidak harus menjadi orang lain untuk menjadi seorang talenta. Setiap orang hanya perlu lebih mengenali, menggali.. mengidentifikasi lalu mengembangkan potensi yang dimiliki seoptimal mungkin hingga kemudian ia menjadi seorang yang sangat berbakat di bidangnya. Orang-orang berbakat (talent) inilah yang nantinya akan menjadi pilar utama ekonomi kreatifbangsa.
Ketiga, think globally, act locally. Dynand bermimpi mewujudkan Jember sebagai kota karnaval yang setara dengan kota karnaval kelas dunia dengan menjadikan Rio de Jenairo sebagai pembanding. Mimpi besarnya tersebut ia mulai dengan menyelenggarakan peragaan fashion di tingkat lokal yang diberi nama Jember Fashion Carnaval (JFC). Meski mewujudkan mimpinya dari tingkat lokal, Dynand bekerja sangat profesional. JFC ia bangun dengan standar carnival yakni sarat kreativitas, punya nilai komunikasi, punya nilai jual, punya nilai kontinyu, tren dan aktual. Acuannya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan karnaval kelas dunia. Spektakuler, unik, fantastik dan amazing. Memulai dari yang kecil di sekitar kita, namun untuk misi yang besar. Meski mewujudkan mimpi dari tingkat lokal, kita tetap dituntut untuk bekerja secara profesional. Tak ada salahnya jika mengacu pada standar kelas dunia dengan begitu semakin terbuka peluang bagi kita untuk memiliki daya saing global. Keempat, forward looking atau berpikir jauh ke depan. International Carnaval Institute of Indonesia (IClI) adalah salah satu bukti forwardlooking-nya seorang Dynand. Dynand berpikir tentang kurikulum dunia. Menurutnya, Kalender Indonesia 2025 adalah peningkatan ekonomi kreatif. Dan bicara kreatif berarti memunculkan fenomena. Budaya yang awalnya tidak ada menjadi ada. Seperti JFC. Inilah salah satu pembeda orang-orang berbakat yang memiliki pandangan jauh ke depan. Dengan berpikir jauh ke
,
86
depan, kita bisa memprediksi apa yang akan menjadi tren di masa mendatang sehingga bisa mempersiapkan segala sesuatunya sejak dini. Persiapan yang matang berarti telah menggenggam separuh kesuksesan. /1
Kelima, memiliki semangat nasionalisme. Inilah salah satu keunikan seorang Dynand Fariz yang patut diteladani oleh para anak negeri terutama generasi muda. Sebagai seorang talenta yang sangat berbakat, pasti tak sulit bagi Dynand Fariz untuk hijrah dan mengembangkan karir cemerlang di kota bahkan negara lain. Tapi ia memilih pulang ke kampung halamannya, membangunnya dengan sepenuh hati dengan misi besar agar kotanya diperhitungkan tidak hanya di level nasional namun juga internasional. Andai banyak anak negeri berpikir dan bertindak seperti dia, tak diragukan lagi Indonesia pasti akan menjadi negara yang berjaya. Tak ada lagi daerah tertinggal, dan pasti tak mungkin kita menjadi tamu di rumah sendiri.
b. Dalam Konteks Organisasi JFC sebagai sebuah organisasi, memiliki sejumlah hal yang bisa menjadi panutan. Pertama, memiliki perencanaan yang sangat: matang. Riset merupakan salah satu kunci dalam JFC yang bahkan dipersiapkan selama satu tahun. Tim kreatif melakukan riset melalui media massa cetak, televisi juga website. Tidak hanya terkait tema . namun juga koreografi dan dampaknya di media. Sama halnya dengan riset, tahap persiapan di lapangan juga digarap dengan sangat profesional dan juga dilakukan setahun sebelumnya. Dimulai dengan melakukan audisi bagi penduduk Jember dan luar Jember yang ingin berpartisipasi dalam JFC. Peserta yang terpilih akan ditraining selama 6 bulan. Kedua, bekerja secara profesional. JFC dibangun dengan standar carnival yang sarat kreativitas, punya nilai komunikasi, punya nilai jual, punya nilai kontinyu, tren dan aktual. Acuan JFC adalah
87
,
segala sesuatu yang berhubungan dengan karnaval kelas dunia yang spektakuler, unik, fantastik dan amazing. JFC juga dikembang dengan konsep 4 E (education, entertainment, exhibition, dan economic benefit).
Ketiga, membangun iklim organisasi yang menyenangkan dan menimbulkan rasa memiliki. Setiap peserta JFC disebut dengan panggilan "talent", sebuah penyebutan yang sangat bermakna positif karena bisa memunculkan rasa percaya diri, rasa memiliki dan optimisme dalam dalam diri setiap anggota. Keempat, mengedepankan sosok kepemimpinan namun tetap mengimbangi dengan persiapan regenerasi yang baik. Nama besar JFC hampir selalu bersanding dengan nama Dynand Fariz. Meski demikian Dynand Fariz sendiri sangat menyadari bahwa masanya pasti berakhir namun JFC harus terus berkibar. Untuk itu, ia mempersiapkan regenerasi kepemimpinan dan talentanya melalui International Carnaval Institute of Indonesia (lCll) dengan tujuan agar insan-insan kreatif masa depan di bidang fashion terbentuk melalui sebuah persiapan yang matang dan sistematis melalui sebuah lembaga pendidikanresmi yang concern di bidang itu. Kelima, konsistensi. Menjaga konsistensi atau kesinambungan (sustainability) adalah salah satu tantangan terberat bagi sebuah organisasi dan program terlebih di tengah persaingan yang semakin ketat dan munculnya banyak follower di bidang yang sarna. Apalagi, sebagai bagian dari produk ekonomi kreatif, JFC rentan memiliki siklus hidup yang singkat dan mudah ditiru. Sebagai role model ekonomi kreatif di bidang fashion, telah muncul beberapa konsep menyerupai JFC di sejumlah kota di Indonesia seperti Jakarta, Solo dan Banyuwangi. Sebagai trend setter karnaval fashion di tanah air, JFC hingga kini mampu menjaga konsistensinya untuk selalu menyelenggarakan JFC selama satu dekade berturut-turut dengan tema yang berbeda setiap tahunnya, dengan kreasi dan inovasi tiada henti. Sebuah konsistensi yang tidak hanya tidak mudah untuk ,
88
ditiru oleh para followernya namun juga mematahkan stigma bahwa produk ekonomi kreatif memiliki siklus yang relatif singkat.
c. Dalam Konteks Pemerintah Daerah Tidak banyak daerah atau kota yang seberuntung Jember yang memiliki seorang talenta kreatif sangat berbakat seperti Dynand Fariz dengan JFC-nya. Kebanyakan daerah/kota di Indonesia masih harus menyemai benih-benih talenta sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dan usaha lebih keras untuk: bisa menuai hasil seperti yang dialami Jember saat ini. Namun, peluang besar untuk: mengejar ketertinggalan bahkan tampil sebagai yang terdepan senantiasa terbuka lebar. Strategi talent management (TM) dan knowledge management (KM) di atas bisa menjadi panduan. Satu yang pasti, peran konkrit pemerintah daerah untuk: mengakselerasi tumbuh kembang industri kreatif di daerahnya adalah salah satu syarat yang harus ada. Karena pemerintah memiliki sejumlah kewenangan dan peran istimewa yang tidak selalu dimiliki oleh komponen lain, seperti kewenangan untuk: membuat regulasi. Terkait dengan perkembangan ekonomi kreatif di Kota Jember, International Camaval Institute of Indonesia (lCll) bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk: membangun barisan talenta potensial dari putra daerah sendiri. Tentu saja bidangnya disesuaikan dengan potensi ekonomi daerah masing-masing. Daerah lain bisa selangkah lebih maju dari Jember dengan ICll-nya dengan mengembangkan sistem dan lembaga pendidikan berbasis ekonomi kreatif di bawah perguruan tinggi, misalnya saja Sekolah Menengah Kejuruan . (SMK) di bidang ekonomi kreatif. Semakin dini daerah membangun barisan talenta-nya, semakin matang persiapannya untuk: bersaing di era global sebagai Kota Kreatif. Berdirinya lembaga pendidikan berbasis ekonomi kreatif oleh pemerintah daerah memiliki sejumlah nilai strategis selain 89
,
mengembangkan ekonomi kreatifitu sendiri. Dalamjangka pendek, pendidikan semacam ini bisa menjadi pendidikan altematif bagi masyarakat yang merasa putus asa dengan sistem pendidikan di Indonesia yang umumnya lebih banyak mencetak pengangguran dibandingkan insan kreatif dan entrepreneur. Jika lembaga pendidikan semacam ini bisa diakses secara gratis oleh masyarakat setempat, efeknya akan lebih besar tidak hanya bagi masyarakat daerah yang bersangkutan namun juga bangsa dan negara, sekarang dan masa yang akan datang. Semakin baik akses pendidikan masyarakat, semakin besar peluang mereka bertransformasi menuju keadaan yang lebih baik. Dari miskin menjadi sejahtera, dari sejahtera menjadi maju.
DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik. Indonesia. Jakarta
2006. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Firdanianty & Alvin Sholeh. 2011. Smart Knowledge Worker. Elex Media Komputindo. Jakarta. Howkins, John. 2001. Creative Economy: How People Make Money from Ideas. Allen Lane Publication, University of Michigan, USA. Kementerian Perdagangan . 2008. Buku Rencana Pengembangan Ekonomi KreatifIndonesia 2009-2015. Jakarta. Muttaqien, Arip. 2006. Membangun Usaha Kecil Menengah (Small and Medium Business Enterprise) Berbasis Knowledge Management : Konsep dan Strategi Meningkatkan Daya Saing Bangsa Indonesia. Naskah Innovation Bank Indonesia. Nonaka, Ikujira; Takeuchi, Hirotaka. 1995. The Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. New York: Oxford University Press. ,
90
Nonaka, I., Toyama, R. and Konno, N. 2000. SECL BA, and Leadership: A Unified Model of Dynamic Knowledge Creation. Long Range Planning. Rust, William Bonney. 1969. The Pattern of Government. Pitman Publications. London. Toffler, Alvin. 1980. The Third Wave. Bantam Books, New York. Tulgan Bruce. 2002. How to Build a Lean, Flexible, HighPerformance Workplace. W.W. Norton Company. New York.
Artikel: Lima Pilar Utama Industri Kreatif, Kompas, 17 Juli 2008 "Pemimpin-pemimpin Besar", Rhenald Kasali, Seputar Indonesia, 16 April 2009 Warta Ekonomi, No. 12/Tahun XX/9 Juni 2008
Website: http://www.portalhr.com/
http://www.gantyo.blog.mediaindonesia.com http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/page/read/definisiekonomi-kreatif http://www.umk.ac.id/index. php?option=com_ content&view= artic1e&id= 186:menumbuhkan-kesadaran-haki-masyarakat&catid •. _•..
_~
--_.'-'-"._-' -_...... _,_.>..__._..
'.~_._-_.-
I
I
.r 'f,
.. ~, :' 'J
,
91
••.•.••••
~
II
'~
-~ __~
.• __
!~. ,-_,
ow'
I
,~.
.
'
I I ," I..;I" " .• " ,
'I" ,,,,' , c ~~.
~.
',t
J~l , .... r., ,
J_ .....,_._ .• '
_ ,
::