Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
KEWIRAUSAHAAN KOTA KREATIF DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS Daryanto Hesti Wibowo Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
[email protected] Abstract. The study discusses the development of entrepreneurship in creative cities in Indonesia. Bandung and Pekalongan has been elected to the UNESCO creative city. Ministry of Tourism and Creative Industry RI has compiled and published the 2015-2019 Medium-Term Action Plan. The United Nations strongly emphasize creativity and culture-based development because it is considered to have the significant non-monetary value in social development. World trade of goods and services within creative industries as stated in the Special Edition of the United Nations Creative Economy Report, has recorded a trade amounting to USD 624 billion in 2011. The United Nations puts the development of a sustainable city in the eleventh out of seventeen Goals in Sustainable Development Goals (SDGs). The city as a place that is inclusive, safe, friendly and sustainable. Keywords: creative industry, creative cities, SDGs
Abstrak, Studi ini membahas pengembangan kewirausahaan kota kreatif di Indonesia. Bandung dan Pekalongan sudah terpilih menjadi kota kreatif UNESCO. Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif RI telah menyusun dan mempublikasikan Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019 Persatuan Bangsa-Bangsa sangat menekankan pembangunan berbasis kreatifitas dan budaya karena dianggap memiliki nilai non-moneter yang signifikan dalam pembangunan sosial. Perdagangan dunia atas barang dan jasa berbasis industri kreatif dalam Special Edition of the United Nations Creative Economy Report, telah membukukan perdagangan sebesar USD 624 milyar pada 2011. PBB menempatkan pengembangan kota yang berkelanjutan pada Tujuan kesebelas dari tujuh belas Tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Menjadikan kota sebagai tempat yang inklusif, aman, ramah dan berkelanjutan. Kata kunci: industri kreatif, kota kreatif, SDGs
mengakhiri segala bentuk kemiskinan,
PENDAHULUAN Pada 1 Januari 2016, 17 Target
melawan ketidaksetaraan dan mengatasi
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari
perubahan
iklim,
sambil
memastikan
2030 Agenda Pembangunan Berkelanjutan
bahwa tidak ada yang tertinggal.
- diadopsi oleh para pemimpin dunia di
PBB menempatkan pengembangan
September 2015 dalam KTT Perserikatan
kota yang berkelanjutan pada Tujuan
Bangsa-Bangsa (PBB) bersejarah - resmi
kesebelas dari tujuh belas Tujuan dalam
diberlakukan. Selama lima belas tahun ke
SDGs. Menjadikan kota sebagai tempat
depan, dengan ini Target baru yang
yang
universal berlaku untuk semua, negara
berkelanjutan.
akan
kota merupakan tempat hidup lebih dari
memobilisasi
upaya
untuk
inklusif,
aman,
ramah
Pertimbangannya
dan karena
65
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
3,5 milyar orang di dunia dan pada tahun
ke layanan dasar, energi, perumahan,
2030, 60% populasi dunia akan tinggal di
transportasi.
daerah urban. Namun 828 juta orang masih
Salah satu cara untuk menjawab
tinggal di daerah kumuh dengan jumlah
tantangan
yang semakin meningkat. Perlu adanya
menjadikan kota sebagai kota kreatif.
inovasi pemikiran untuk menyelesaikan
Kenapa kota kreatif penting? Landry
masalah penduduk
di
atas
adalah
dengan
terkait
dengan
kepadatan
(2008) beralasan bahwa jantung kreativitas
kota
seperti,
kesehatan
adalah orang-orang kreatif dan organisasi
masyarakat, air bersih dan lingkungan. Menurut merupakan
PBB
(2015),
penghubung
yang memiliki atribut tertentu: ketika ini
Kota ide-ide,
datang bersama-sama dalam satu area mereka
membangun
lingkungan
yang
perdagangan, budaya, ilmu pengetahuan,
kreatif. Kota kreatif ditantang menciptakan
produktivitas, pembangunan sosial. Kota
lingkungan seperti itu, memungkinkan
menjadi
kota untuk menjadi hub yang inovatif.
tempat
terbaik
yang
memungkinkan orang untuk memajukan sosial dan ekonomi.
Pada 30 November 2014 UNESCO mengumumkan anggota baru dari jaringan
Namun, banyak tantangan yang ada
kota
kreatif
dunia.
Indonesia
untuk mempertahankan kota agar dapat
mengusulkan
terus menciptakan lapangan kerja dan
Pekalongan dan Bandung. Pekalongan
kemakmuran tanpa membebani tanah dan
akhirnya meraih predikat “Creative City”.
sumber daya. Tantangan perkotaan umum
Kota di Jawa Tengah ini bergabung dengan
termasuk
dana
jaringan kota kreatif lain di dunia yang
dasar,
mempromosikan industri kreatif untuk
untuk
kemacetan, menyediakan
kurangnya layanan
kekurangan perumahan yang layak dan
pembangunan
prasarana menurun.
berkelanjutan.
Tantangan yang dihadapi perlu diatasi
dengan
memungkinkan
cara-cara
mereka
untuk
yang
Jogyakarta,
telah Solo,
ekonomi Setahun
yang kemudian,
November 2015, Bandung terpilih juga menjadi kota kreatif bidang desain.
terus
Pemerintah Kota harus menyiapkan
berkembang dan tumbuh, meningkatkan
strategi untuk mencapai tujuan. Hal ini
penggunaan sumber daya dan mengurangi
tidak hanya untuk keuntungan tetapi juga
polusi dan kemiskinan. Masa depan kita
untuk pembangunan sosial. Sektor swasta
inginkan adalah menjadikan kota sebagai
dan publik harus datang bersama-sama
peluang bagi semua orang, dengan akses
untuk
meraih
kesempatan
itu.
Kewirausahaan diusulkan untuk menjadi 66
Daryanto Hesti Wibowo, Kewirausahaan Kota Kreatif Dalam Mewujudkan ...
model
yang
bisa
mengoptimalkan
baru dalam melihat masalah dan peluang
kerjasama antara sektor dalam orientasi
sedangkan
berlawanan mereka untuk mendapatkan
untuk menemukan solusi kreatif terhadap
manfaat
masalah dan peluang untuk meningkatkan
dari
pertumbuhan
ekonomi
kreatif.
inovasi adalah
kemampuan
taraf kehidupan. Tujuan
adalah
Ekonomi kreatif adalah sebuah
menelaah strategi kewirausahaan kota
proses peningkatan nilai tambah hasil dari
kreatif di Indonesia sesuai dengan Rencana
eksploitasi kekayaan intelektual berupa
Aksi Jangka Menengah 2015-2019 yang
kreativitas, keahlian, dan bakat individu
dipublikasikan
Kementerian
menjadi produk yang bernilai komersial.
Kreatif
Karakteristik unik dari ekonomi kreatif
Pariwisata
dari
dan
studi
oleh Ekonomi
ini
RI.
Terutama pengembangan kota-kota yang
adalah
sudah menjadi bagian dari jaringan kota
menitikberatkan pada kreativitas desain
kreatif dunia UNESCO, yaitu Pekalongan
produk, bukan pada harga.
dan Bandung.
fokus
Saat
ini,
persaingan
lebih
dari
yang
setengah
populasi dunia tinggal di kota. Konsep PEMBAHASAN
'Creative
Konsep kota kreatif
keyakinan
Kreatifitas sudah menjadi konsep
didasarkan
pada
bahwa
budaya
dapat
memainkan
peran
penting
dalam
utama dalam agenda kerja para manajer
pembaruan
perkotaan.
Para
kota, agen pembangunan dan perencana
kebijakan
semakin
yang
sedang mencari bentuk baru
peran kreativitas ketika merencanakan
pembangunan ekonomi urban (Yigitcanlar,
kebijakan ekonomi. Tidak hanya industri
2008).
Creative Urban Region (CUR)
kreatif meningkatkan kualitas hidup warga
diartikan sebagai wilayah kreatif perkotaan
dengan berkontribusi terhadap struktur
menyediakan kesempatan berlimpah atas
sosial kota dan keragaman budaya, industri
produksi pengetahuan. Dengan potensi
kreatif juga memperkuat rasa kebersamaan
yang
dan
dimiliki,
industri
kreatif
dapat
diharapkan menjadi penggerak ekonomi masyarakat
yang
berkontribusi
pada
Cities'
membantu
pembuat
memperhitungkan
menentukan
identitas
bersama. Hubungan
antara
negara
dan
peningkatan perekonomian daerah.
masyarakat dalam hal tanggung jawab
Zimmerer (2008), menjelaskan kreativitas
bersama menyiratkan cakupan dimensi
adalah kemampuan untuk mengembangkan
sosial dalam masyarakat sipil dan cara
ide-ide baru dan menemukan cara-cara
kerja pasar (Midttun, 2005). Hal ini berarti 67
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
bahwa domain publik tidak lagi dianggap
dunia
menuju
misi
sebagai milik eksklusif negara, sehingga
keragaman
membutuhkan partisipasi masyarakat baik
perkotaan yang berkelanjutan. Kota kreatif
melalui organisasi bisnis dan masyarakat
diakui sebagai:
sipil.
1. "Penghubung
budaya
umum
dan
untuk
pembangunan
Kreatifitas"
yang
Sebuah artikulasi baru antara sektor
mempromosikan pembangunan sosial-
publik dan swasta dalam hal tanggung
ekonomi dan budaya baik di Negara
jawab bersama adalah bahwa kebutuhan
maju dan negara berkembang melalui
sosial
industri kreatif.
menjadi
titik
fokus
perhatian.
Kriteria untuk mengalokasikan tugas dan
2. “Klaster
Sosial-budaya"
tanggung jawab yang tidak didirikan atas
menghubungkan
dasar
masyarakat
sifat
publik
atau
swasta
dari
organisasi mengambil bagian, melainkan
menciptakan
atas dasar kemampuan mereka untuk
yang kreatif.
memenuhi kebutuhan sosial tertentu yang
Dengan
yang
sosial-budaya
yang
beragam
lingkungan
potensi
untuk
perkotaan
yang
dimiliki,
paling tepat dan efektif. (Mendoza, 2009)
industry kreatif dapat diharapkan menjadi
Indonesia mengusulkan empat kota untuk
penggerak
menjadi Creative City oleh UNESCO.
berkontribusi
Jogyakarta dan Pekalongan diproyeksikan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD ini
sebagai kota kerajinan dan seni rakyat,
merupakan tulang punggung pembiayaan
sementara Solo dan Bandung dianggap
daerah,
mumpuni sebagai kota desain. Setelah
melaksanakan
melalui seleksi ketat, Pekalongan berhasil
besarnya kontribusi yang diberikan oleh
bergabung dengan jaringan, kota itu akan
pandapatan asli daerah terhadap total
memiliki akses atas sumber daya dan
APBD, semakin besar kontribusi yang
pengalaman dari seluruh kota anggota
dapat diberikan oleh pendapatan asli
sebagai sarana untuk mempromosikan
daerah terhadap APBD berarti semakin
pengembangan industri kreatif lokal dan
kecil ketergantungan pemerintah daerah
untuk mendorong kerjasama di seluruh
terhadap
dunia untuk pembangunan perkotaan yang
sehingga otonomi daerah dapat terwujud.
ekonomi
masyarakat
pada
karenanya ekonomi
bantuan
yang
peningkatan
kemampuan diukur
pemerintah
dari
pusat
berkelanjutan. Menjadi bagian dari jaringan kota kreatif, memberi kesempatan untuk bekerja sama dengan kota kreatif lain di seluruh 68
Jaringan Kota Kreatif Dunia dan SDGs UNESCO Creative City Network bertujuan
untuk
mengembangkan
Daryanto Hesti Wibowo, Kewirausahaan Kota Kreatif Dalam Mewujudkan ...
kerjasama internasional antar kota di dunia
mempengaruhi industri budaya lokal
dan mendorong mereka untuk mendorong
tetapi
menjalin kemitraan pembangunan bersama
melayani sebagai gerbang ke pasar
sejalan dengan prioritas global UNESCO
internasional.
"budaya
dan
"pembangunan
pembangunan" berkelanjutan".
dan Setelah
juga
cukup
besar
untuk
UNESCO Creative Cities Network (PBB)
dibentuk
pada
2004
untuk
kota ditunjuk menjadi bagian dari jaringan
mendorong kerjasama internasional antar
kreatif,
kota yang telah diakui kreativitas sebagai
kota
tersebut
dapat
berbagi
pengalaman dan menciptakan peluang baru
faktor
dengan kota-kota lain pada platform
perkotaan yang berkelanjutan. Kota-kota
global,
kegiatan
anggota yang membentuk jaringan berasal
berdasarkan pengertian tentang ekonomi
dari daerah yang beragam; memiliki
kreatif.
tingkat pendapatan yang berbeda dan
terutama
1. Kota
semakin
penting
untuk
memainkan
dalam
kreativitas
untuk
strategis
untuk
pembangunan
peran
populasi. Semua anggota bekerja sama
memanfaatkan
menuju misi yang sama: menempatkan
pembangunan
kreativitas dan industri budaya inti dari
ekonomi dan sosial:
rencana pembangunan mereka di tingkat
2. Kota menjadi tempat berlabuh bagi seluruh rentang pelaku budaya di
lokal dan secara aktif bekerja sama di tingkat internasional.
seluruh rantai industri kreatif, dari
Agenda
2030
Pembangunan
tindakan kreatif untuk produksi dan
Berkelanjutan diadopsi oleh masyarakat
distribusi.
internasional di September 2015 menyoroti
3. Sebagai
tempat
berkembang
biak
budaya dan kreativitas sebagai tuas utama
untuk cluster kreatif, kota memiliki
untuk
pembangunan
perkotaan
potensi besar untuk memanfaatkan
berkelanjutan.
kreativitas, dan menghubungkan kota
melayani sebagai platform penting untuk
dapat memobilisasi potensi untuk
berkontribusi
dampak global.
pencapaian agenda internasional ini.
Jaringan
pada
akan
pelaksanaan
yang terus
dan
4. Kota memiliki efek yang kuat pada pembentukan masyarakat / kemitraan
Strategi
swasta yang membantu membuka
kota kreatif
potensi kewirausahaan kreatif dan memainkan
peran
penting
dalam
ekonomi baru. Kota cukup kecil untuk
pengembangan kewirausahaan
Ekonomi kreatif telah menjadi kekuatan yang mampu mengubah dunia karena
merupakan
salah
satu
sektor 69
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
ekonomi yang perkembangannya tercepat
menghormati
di dunia. Dalam Creative Economy Report
masyarakat setempat.
2013 Special Edition: Widening Local
dan
menguntungkan
Di Indonesia, perkembangan kelas
Development Pathways, Lembaga untuk
menengah
Konferensi
dan
meningkat. Hal ini merupakan peluang
Pengembangan bagi Persatuan Bangsa-
pasar bagi ekonomi kreatif lokal, namun
Bangsa (UNCTAD) melaporkan bahwa
produk
kekuatan terbesar dalam pertumbuhan
dihadapkan
ekonomi dunia terdapat pada beberapa
produk
sektor, yaitu industri berteknologi tinggi,
membanjiri Indonesia. Pada tahun 2030,
industri manufaktur yang berkualitas seni
diperkirakan 135 juta penduduk Indonesia
tinggi, industri jasa bisnis dan finansial,
dari estimasi total penduduk sebesar 280
dan industri yang menghasilkan produk-
juta, akan memiliki penghasilan bersih (net
produk budaya yang didalamnya termasuk
income) di atas US$ 3.600 (berdasarkan
produk-produk media. Dari sektor-sektor
purchasing
perekonomian tersebut, terlihat bahwa
pertumbuhan PDB Indonesia antara 5-6%.
Perdagangan
diprediksi
ekonomi
kreatif
pada
kreatif
akan
tetap
persaingan impor
power
terus
akan dengan
yang
parity
sudah
2005)
jika
industri yang berorientasi pada kreativitas,
Kesuksesan ekonomi kreatif dapat
seni, dan budaya mendominasi kekuatan
diukur melalui dua parameter (Unesco,
perekonomian dunia di masa kini dan
2013). Parameter yang pertama adalah
mendatang. Industri yang berorientasi pada
nilai-nilai
ekonomi,
seperti
besarnya
kreativitas, seni dan budaya ini, menurut
kontribusi
ekonomi
kreatif
terhadap
UNCTAD, tidak terlalu terkena dampak
Produk Domestik Bruto (PDB), besarnya
krisis ekonomi yang terjadi pada 2008.
tenaga kerja yang terserap, dan nilai ekspor
Sebaliknya,
produk atau karya kreatif.
industri
kreatif
terus
berkembang pesat, terutama di negaranegara Timur. Sektor
Tahun 2013, World Intellectual Property
kreatif
dan
budaya
Organization
mempublikasikan mengenai
untuk
jembatan
Indonesia. Dalam laporan ini, WIPO
pendanaan. Monreal dan Hassan (2013)
membandingkannya dengan lima belas
menegaskan
menyediakan
negara lain. Ternyata, industry kreatif
prospek investasi yang menarik bagi sektor
Amerika Serikat memberikan kontribusi
swasta, namun memerlukan lingkungan
paling tinggi terhadap PDB (11,05%) dan
dan
serapan tenaga kerja (8,51%). Australia
70
suara
bahwa
sosial
sebagai
ia
pendekatan
yang
industry
khusus
menawarkan potensi besar dan tak terduga kemitraan
kontribusi
laporan
(WIPO)
kreatif
Daryanto Hesti Wibowo, Kewirausahaan Kota Kreatif Dalam Mewujudkan ...
menyusul
di
tempat
kedua
10,3%
Hasil yang masuk akal dihasilkan oleh
kontribusi terhadap PDB dan menyerap
perusahaan sosial dampak sosial dan
8% tenaga kerja. Dengan
perubahan sosial (Young, 2006; Martin
Parameter kedua, ekonomi kreatif juga
dan Osberg, 2007; Austin, 2006), yang
dapat dinilai dengan pendekatan non-
mempertahankan manfaat sosial. Dampak
ekonomi seperti kesehatan, pendidikan,
sosial
pemberdayaan wanita, hak asasi manusia
memperkirakan, di muka, konsekuensi
dan keterlibatan pemuda. Nilai-nilai ini
sosial yang cenderung mengikuti dari
berkaitan erat dengan usaha pengentasan
tindakan
kemiskinan. Hal inilah yang menyebabkan
pengembangan
ekonomi kreatif dipercaya dapat membantu
Vanclay, 1996).
usaha pengentasan kemiskinan melalui
adalah
proses
kebijakan
menilai
atau
tertentu
proyek
atau
(Burdge
dan
Agar potensi yang ada dalam
pendekatan social-budaya, dan lingkungan
industri
yang dianggap lebih efektif, inklusif dan
direalisasikan secara optimal, pemerintah
berkelanjutan.UNCTAD dalam laporannya
kota perlu mengembangkan kewirausahaan
menyatakan bahwa sangat penting untuk
kreatif di wilayahnya. Sesuai dengan
menjaga kearifan lokal, serta melindungi
Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-
masyarakat
yang
2019 yang disusun dan dipublikasikan oleh
sejatinya merupakan penggerak kekuatan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
ekonomi kreatif. Kekuatan dalam memiliki
Kreatif RI, upaya untuk meningkatkan
dan membawa semangat lokal namun
wirausaha kreatif yang berdaya saing
berpotensi besar untuk mengubah dunia.
secara nasional dan internasional akan
Istilah "social entrepreneur" pertama kali
dicapai dengan melaksanakan 3 strategi
disebutkan pada tahun 1972 oleh Joseph
utama yang dijabarkan menjadi 6 rencana
Banks, ia menggunakan istilah untuk
aksi sebagai berikut:
dan
budaya
menggambarkan menggunakan
lokal
kebutuhan keterampilan
untuk manajerial
kreatif
Strategi
perkotaan
1:
dapat
Memfasilitasi
peningkatan kemampuan kewirausahaan.
untuk mengatasi masalah-masalah sosial
Strategi
serta untuk mengatasi tantangan bisnis.
Memfasilitasi
Mair dan Noboa (2006) mengatakan
wirausaha kreatif dalam manajemen bisnis.
bahwa hasil nyata yang dihasilkan dari
Manajemen bisnis yang dimaksud meliputi
perilaku
kemampuan
sosial
menghasilkan manfaat sosial.
kewirausahaan dan
harus
mempertahankan
ini
dilaksanakan peningkatan
pemasaran,
dengan:
a.
kemampuan
pengelolaan
SDM, produksi, keuangan, maupun hukum terkait pengelolaan Hak atas Kekayaan 71
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Intelektual
Volume III, No. 01, Februari 2016
(HKI).
b.
Memfasilitasi
Strategi
2:
Memfasilitasi
peningkatan kemampuan wirausaha dalam
penciptaan jejaring dan kolaborasi antar
mengembangkan proposal bisnis. Dalam
wirausaha kreatif. Strategi ini dilaksanakan
industri kreatif seringkali bisnis yang
dengan:
dilakukan berdasarkan proyek tertentu atau
memfasilitasi aktivasi forum komunikasi
ide
wirausaha
bisnis
kemampuan
sehingga membuat
mendapatkan kolaborasi implementasi Kemampuan
dibutuhkan
proposal
pembiayaan produksi
bisnis
wirausaha
Mengembangkan
kreatif.
Forum
dan
komunikasi
untuk
wirausaha kreatif tidak terbatas pada forum
ataupun
komunikasi pada kelompok industri kreatif
atau
tertentu, tetapi juga forum komunikasi
karya
ide
a.
tersebut.
lintas
kelompok
industri
kreatif.
kreatif (orang
Pemerintah perlu mendorong terciptanya
kreatif bisa saja menjadi wirausaha kreatif,
forum ini dan memfasilitasi kesekretariatan
namun tidak semua wirausaha kreatif
forum ini sehingga forum ini dapat
adalah orang kreatif) Indonesia dalam
berjalan
membuat proposal bisnis dinilai masih
Mengembangkan sistem insentif yang
lemah sehingga sulit mendapatkan rekanan
dapat mendorong kerja sama/ kemitraan
atau
dan kolaborasi
dukungan
Memfasilitasi
pembiayaan.
peningkatan
c.
secara
mandiri.
b.
antar wirausaha kreatif.
kemampuan
Sistem insentif dapat diberikan untuk
wirausaha dalam aspek hukum yang terkait
mendorong kerja sama antara wirausaha
dengan pemanfaatan HKI dalam kontrak
kreatif
bisnis. Bisnis berbasis pada Intellectual
wirausaha
Property (IP) di Indonesia relatif belum
berpengalaman, ataupun wirausaha kreatif
berkembang, sehingga infrastruktur hukum
asing dengan wirausaha kreatif lokal
dan
bisnis
melalui mekanisme kemitraan investasi
berbasis IP ini masih relatif rendah di
(melalui DNI/Daftar Negatif Investasi)
Indonesia.
dan/atau keringanan pajak. Keberhasilan
pemahaman
pengembangan
atas
kontrak
Untuk
mendorong
ekonomi
kreatif
di
kecil
rencana
dan
kreatif
aksi
ini
menengah yang
dengan
besar
diindikasikan
dan
oleh
Indonesia, maka wirausaha kreatif perlu
meningkatnya kolaborasi dan sinergi antar
memahami
bagaimana
wirausaha kreatif di dalam maupun di luar
mengekploitasi
IP
Keberhasilan
dalam
bisnis.
aksi
negeri.
ini
Strategi 3: Mengembangkan dan
diindikasikan oleh meningkatnya jumlah
memfasilitasi aktivasi hub bagi wirausaha
wirausaha kreatif yang berhasil dalam
kreatif. Strategi ini dapat dilakukan dengan
bisnis kreatif di dalam dan luar negeri.
memfasilitasi pengembangan dan aktivasi
72
rencana
dapat
Daryanto Hesti Wibowo, Kewirausahaan Kota Kreatif Dalam Mewujudkan ...
tempat untuk berbagi pengetahuan dan ide,
keinginan untuk memprioritaskan nilai
serta tempat untuk memulai usaha bagi
budaya penciptaan dengan sedikit motivasi
wirausaha kreatif. Dengan diciptakannya
untuk
hub
(berorientasi
penciptaan),
mendorong terjadinya co-production dan
pengusaha
akan
kerja sama antar wirausaha kreatif. Dalam
eksploitasi ekonomi atas nilai budaya
mengembangkan tempat bagi wirausaha
(berorientasi
kreatif tidak terbatas pada menyediakan
2010). Wibowo (2014) memandang itu
tempat tetapi juga termasuk pengelolaan
menajdi
dan aktivasi dari hub yang dikembangkan.
menyelaraskan antara dua sektor karena
Keberhasilan rencana aksi ini akan dilihat
orientasi keuntungan.
dan
co-working
space
dapat
dari tersedianya tempat bagi wirausaha
menghasilkan
nilai
ekonomi sementara
memprioritaskan
pertumbuhan)
sebuah
(Kooyman,
tantangan
untuk
Oleh karena itu, pengembangan
kreatif pemula untuk mengembangkan
kewirausahaan
bisnis kreatif dan berjejaring.
diperlukan untuk tujuan ini. Ketiga strategi
Sektor
kreatif
dan
budaya
beserta
budaya
rencana
aksi
ini
kemudian
pengembangan
menawarkan potensi besar dan tak terduga
kewirausahaan
untuk
jembatan
semestinya diterapkan oleh pemerintah
pendanaan. Monreal dan Hassan (2013)
kota terutama Pekalongan dan Bandung
menegaskan
sebagai kota kreatif dunia.
kemitraan
sebagai
bahwa
ia
menyediakan
perkotaan
di
atas
prospek investasi yang menarik bagi sektor swasta, namun memerlukan lingkungan dan
suara
menghormati
sosial
pendekatan
dan
yang
PBB menempatkan pengembangan
menguntungkan
kota yang berkelanjutan pada Tujuan
masyarakat setempat. Konsep
SIMPULAN
kesebelas dari tujuh belas Tujuan dalam budaya'
Sustainable Development Goals (SDGs).
selama
Menjadikan kota sebagai tempat yang
dekade terakhir (Klamer, 2006). Motivasi
inklusif, aman, ramah dan berkelanjutan.
pengusaha budaya dan kreatif mungkin
Ekonomi
akan berbeda sesuai dengan individu dan
membantu usaha pengentasan kemiskinan
sektor Cultural Creative Industry (CCI) di
melalui pendekatan social-budaya, dan
mana mereka beroperasi.
lingkungan yang dianggap lebih efektif,
telah
'kewirausahaan
memperoleh
pengakuan
kreatif
dipercaya
dapat
Ketegangan antara pencipta karya
inklusif dan berkelanjutan.Untuk tujuan ini
budaya dan pengusaha, khas dari banyak
pemerintah kota perlu mengembangkan
perusahaan CCI sering tercermin dalam
kewirausahaan kota kreatif. Agar potensi 73
Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
yang ada dalam industri kreatif perkotaan dapat
direalisasikan
secara
optimal,
pemerintah kota perlu mengembangkan kewirausahaan
kreatif
di
wilayahnya.
Sesuai dengan Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019 yang disusun dan dipublikasikan
oleh
Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, upaya untuk meningkatkan wirausaha kreatif yang berdaya saing secara nasional dan internasional
akan
dicapai
dengan
melaksanakan 3 strategi utama yang dijabarkan menjadi 6 rencana aksi. DAFTAR PUSTAKA Banks, J., 1972. The sociology of social movements. London: Macmillan. Burdge, R.J. and Vanclay, F. 1996. Social Impact Assessment: A Contribution to State of The Art Series. Impact Assessment, Vol. 14, pp. 59-86. Creative Nation. 1994. Creative Nation, Commonwealth Cultural Policy, National Library of Australia [online], available at: www.nla.gov.au/creative.nation.html (3 March 2003) Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2007. Studi Industri Kreatif Indonesia, Depdag. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2007. Program Kerja Pengembangan Industri Kreatif Nasional 2009 - 2025, Depdag. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. 2014. Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025. Klamer, A. 2006. Cultural Entrepreneurship, Rotterdam. Erasmus University. Academia Vitae. Kooyman, R. (Ed.). 2010. The Entrepreneurial Dimension of The 74
Cultural and Creative Industries. Utrecht School of Arts (HKU). Mair, J. and Noboa, E. 2006. Social Entrepreneurship: “How Intentions to Create A Social Venture Are Formed?”, in Mair, J., Robinson, J. and Hockerts, K. (Eds), Social Entrepreneurship, Macmillan, New York, NY. Martin, R. and Osberg, S. 2007. Social Entrepreneurship: The Case for Definition. Stanford Social Innovation Review. Mendoza, X. 1995. Las transformaciones del sector pu´blico en las democracias avanzadas: del Estado de Bienestar al Estado Relacional, in Bengoa, R. (Ed.), La Sanidad: un sector en cambio. Un nuevo compromiso entre la Administracio´n, los usuarios y proveedores, UIMPP y MSD, Madrid. Midttun, A. 2005. Realigning Business, Government and Civil Society: Emerging Embedded Relational Governance Beyond The (Neo) Liberal and Welfare State Models. Corporate Governance, Vol. 5 No. 3, pp. 159-74. Monreal, L. and Hassan, N. 2013. Public Private Partnership in the Culture Sector. Background Note. UNESCO. UNCTAD. 2008. The Challenge of Assessing Creative Economy: towards Informed Policy Making. Creative Economy Report. UNESCO. 2013. Creative Economy Report Special Edition: Widening Local Development Pathways. Wibowo, D. 2014. Social Marketing Approach for CSR Program on Arts: A Case of Indonesian Listed Banks. Jurnal Transparansi, Vol. VI, No. 01. LPPM STIAMI. Jakarta. WIPO. 2013. Study on The Economic Contributions of Copyrights and Related Rights Industries in Indonesia
Daryanto Hesti Wibowo, Kewirausahaan Kota Kreatif Dalam Mewujudkan ...
Young, R. 2006. For What It Is Worth: Social Value and The Future of Social Entrepreneurship. In Nicholls, A. (Ed), Social Entrepreneurship: New Models of Sustainable Social Change. Oxford University Press, New York, NY.
75