KONTRIBUSI PISEW DALAM MUSREMBANGDES ? Oleh
IH.Subandi
Emil.
[email protected]
Labuhan Batu Utara menjadi kabupaten pemekaran terbaru di tahun ini untuk mengawali program Program Infrstruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). Keingintahuan yang besar para
pelaku
diterimanya
dengan dijadikan
keterbatasan awal
untuk
segala menata
informasi pengelolaan
program Pisew. Yang sebelumnya seluruh program masih dijalankan oleh kabupaten induk yaitu Labuhan Batu Sumatera Utara. Belum lama
ini
dalam acara orientasi dan workshop di
Labusel. Tepatnya 17 Februari 2010. “Pisew bisa mewarnai dalam
musyawarah
pembangunan
desa,
melalui
model
perencanaan yang dijalankan. Untuk itu seluruh desa saya minta dintegrasikan dalam musrembangdes dengan Pisew. Mengingat masih 50 % belum melakukan Musrembangdes, sementara waktu telah sangat terlambat. Resikonya yang terjadi hanya maunya pak Lurah saja kegiatan yang diusulkan. Lebih parah lagi Pak Camat terdesak waktu karena musrembang kabupaten harus segera digelar sehingga Pak camat hanya mengumpulkan kegiatan dari pak Lurah saja. Ini apa bedanya musyawarah pembangunan dengan mengumpulkan kegiatan pembangunan” tegas Ibu Bupati Labuhan Selatan dalam acara sambutan orientasi dan workshop di aula Bappeda setempat. Ilustrasi ini menjadi tantangan para pelaku Pisew mampukah mensinergikan waktu dan kegiatannya sesuai dengan jadual regulair di kabupaten? Bisakah di capai dengan kemauan kuat pimpinan daerah itu? Upaya apa yang harus ditempuh? Semangat Orientasi dan Workshop Kabupaten
Pisew
dalam
mengawali kegiatan tahun
awal di tingkat
kabupaten dilakukan orientasi
dan
workshop kabupaten. Semangat yang diambil adalah seluruh pelaku memahami program Pisew dan memahami bersama untuk merencanakan pelaksanaan kegiatan di tahun berjalan atau yang akan dijalani selama satu tahun. Berkumpulnya seluruh pelaku di tingkat kabupaten dari tingkat Tim koordinasi/tim sekretariat kabupaten, Pokja kecamtan, PJOK, Satker, PPK dan SPM maupun pendamping program serta dewan bisa menangkap pesan yang akan dijalanninya. Idealnya 90 % konsep program sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan pasca konstruksi bisa dipahami bersama sehingga program bisa berjalan dengan benar. Untuk itulah kehadiran seluruh pelaku menjadi ukuran keberhasilan kegiatan ini. Jika partisipasi kehadiran tidak diperhatikan
yang terjadi distorsi informasi yang berdampak pada ketidak tepatan jadual maupun ketidak sinkronan pelaku dan antar pelaku dalam menjalankan kegiatan di lapangan. Fungsi dan peran seluruh pelaku inilah yang bisa mewarnai dinamika masyarakat lokasi sasaran program. Mensinergikan Musrembangdes Dengan Perencanaan Pisew Program infrastruktur ekonomi wilayah menjadi bagian terpenting dalam pengembangan daerah. Salah satu integrasi perencanaan di tingkat desa menjadi upaya menyambungkan kebutuhan masyarakat. Tidaklah sulit jika diskusi antar sektor menjadi pilar dalam penjaringan usulan dnegan berbagai analisis yang melingkupinya tentu bisa dijalankan di setiap
desa.
Untuk
itu
mensinergikan
hasil
rumusan
kebutuhan masyarakat bisa teridentifikasi mana yang Pisew harus fasilitasi, mana APBD yang harus fasilitasi dan bahkan mana yang bisa difasilitasi oleh pihak lain atau melalui program lain. Pisew
seharusnya
memformulasikan
mampu
kebutuhan
membantu
masyarakat
untuk
berdasarkan
potensi yang ada di setiap kawasan, desa maupun kecamatan
di mana lokasi itu ada. Jika ini bisa dijalankan, sesungguhnya aparatur desa, aparatur kecamatan akan terbantu model fasilitasi penjaringan usulan yang sinergis dengan acara musrembangdes yang tiap tahun dilakukannnya. Jika ini tidak dijalankan sampai pada tersusunya program investasi kecamatan yang juga long list tidak terwadahi oleh program kabuapten maupun Pisew; maka sesungguhnya telah ada pembelajaran yang kuat. Kegiatan mana yang bisa dijalankan dan mana yang tidak dijalankan agar masyarakat tahu betul resiko program yang tidak terfasilitasi atau tidak terpenuhi dengan berbagai pertimbangan teknis dan non teknis dalam sebuah
perencanaan.
Inilah
simpul
penjaringan
musrembangdes itu diperlukan. Kekuatan Pisew Dalam Merumuskan Kebutuhan Masyarakat Kekuatan dalam merumuskan program investasi kecamtan sesungguhnya dimulai dengan kelompok diskusi sektor yang melibatkan
berbagai
kelompok
masyarakat
dalam
satu
kawasan. Disinilah sesungguhnya peran masyarakat dalam mengambil pengembangan
peran desa
merumuskan dan
kebutuhan
wilayahnya.
bagi
Keterbatasan
merumuskan memang diakui oleh masyarakat sendiri, namun
dengan dibantu fasilitator kecamatan dan tenaga teknis lapangan inilah arah kebutuhan itu bisa lebih terfokus dan menjawab apa dan untuk siapa serta bagaimana itu bisa dijalankan. Jika itu menjadi prioritas apakah layak secara teknis dan non teknis atau masyarakat membutuhkan dan meningkatkan kualitas hidupnya di masa mendatang. Jika tidak maka kegiatan itu bukanlah menjadi prioritas yang harus dijawab. Kekuatan inilah yang tidak dimiliki aparatur desa dan kecamatan dalam memformulasikan kebutuhan masyarakat berdasarkan analisis dan pertimbangan teknis dan non teknis yang ada di masyarakat. Jika momentum musrembangdes bisa di integrasikan waktunya dan atau bisa memberikan kekuatan
kekuatan
untuk
program
membangun
musrembangdes lebih
nyata
maka
dirasakan
masyarakatnya. Jika tidak, yang terjadi adalah rutinitas tahunan musrembangdes yang tidak menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Mewarnai Usulan Musrembangdes, Musrembangcam, dan Musrembangkab Kunci keberhasilan yang ada dalam peencanaan manakala perencanaan itu menjadi milik masyarakat, dan masyarakat
yang
mengawalnya
sampai
tahap
pelaksanaannya
pun
masyarakat yang menjalankan dan mengevaluasinya secara transparan dan terbuka. Jika andil ini telah ada dalam musrembangdes, musrembangcam, maupun musrembangkab, maka telah terjadi sebuh rangkaian perencanaan yang terencana dan matang. Opini rutinitas yang makin hilang dan sinergi program yang ada di setiap kecamatan menjadi menarik
untuk
dikaji
bersama
dan
diadopsi
dalam
keberlanjutan pembangaunan di daerah. Upaya Perbaikan Jika sampai sekarang belum optimal dalam menjalankan perencanaan
yang
sinergis,
sudah
waktunya
untuk
menjalankan momentum bersama agar bisa lebih berdaya guna dalam membangun dan membangkitkan kekuatan pembangunan pedesaan. Upaya
yang
harus
dibangun
adalah
memanfaatkan
momentum jadual, mensinergikan kebutuhan masyarakat dengan
mengoptimalkan
media
belajar
yang
ada
di
masyarakat, dan merubah paradigm pelaku dan aparat yang terlibat dalam memetekan pembangunan di tingkat basis.
Jika ini bisa dimulai maka kinerja pembangunan akan berbuah lebih menggigit bagi masyarakat.
Harapan Keberlanjutan Labuhan Batu Selatan sebagai contoh kepedulian Bupati dalam mendorong dan memompa aparatnya untuk mensinergikan kekuatan program dengan segala keterbatasannya mampu dijalankan. Mengapa kabupaten lain tidak. Tantangannya siapakah pemimpin yang mampu memimpin dengan benar pasti kinerja pembangunannya bisa berwujutd dan berkesinambungan. Konsistensi memberjalankan seluruh tahapan bersama masyarakat menjadi pilar pembangunan yang berdaya guna. Itulah inti sinergi yang nyata.