KONTRIBUSI SELF REGULATED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN Sutikno Dinas P dan K Kabupaten Trenggalek Email :
[email protected] Jl. RA Kartini No. 76 Tlp. (0355) 791344 Trenggalek
Abstrak: Fenomena yang terjadi banyak praktisi pendidikan atau pendidik sebagai agen pembelajaran yang kurang memahami pentingnya Self regulated learning dan implikasinya dalam pembelajaran. Sehingga belum dapat menghasilkan desain pembelajaran yang efektif dan hasil belajar peserta didik secara optimal. Kajian ini bertujuan memperkaya khasanah keilmuan dan membantu memberi solusi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Self regulated learning merupakan karakteristik belajar peserta didik yang telah diyakini ahli-ahli psikologi, yang telah mengakomodasikan pandangan tentang peserta didik yang bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, aktif dalam belajar, dalam upaya meningkatkan prestasi belajarnya. Hasil kajian secara teoretik dan empirik menunjukkan bahwa Self regulated learning mempunyai kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran, meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus memiliki wawasan keilmuan yang luas dalam psikologi pembelajaran dan mampu mengkondisikan melalui desain pembelajaran yang konstruktivistik dan yang penuh makna. Kata kunci : kontribusi, self regulated learning, pembelajaran Abstract: The phenomenon happens many educational practitioners or educators as agents of instructional the less understanding the importance of Self regulated learning and intructional hearts implications. So it can not produce effective instructional design and learning outcomes of students optimally. This study aims to enrich the knowledge and helps giving solutions hearts quality efforts to improve instructional. Self regulated learning is learning characteristics learners who has believed expert-psychologist, has to accommodate the views of students those responsible against individual learning, active learning hearts, hearts efforts to improve learning achievement. The results of the study showed that the theoretical and empirical Self regulated learning has a significant contribution hearts instructional, improving learning achievement results learners. By therefore educators must have scientific insights of psychology hearts broad instructional and able to condition through instructional design the constructivist and the full of meaning. Keywords : contribution, self regulated learning, instructional
lebih ditentukan oleh jaringan informasi
PENDAHULUAN Era
revolusi
informasi
dan
yang
globalisasi pengaruh teknologi informasi
memungkinkan
berinteraksi
dan
kolaborasi .
dan komunikasi dalam dunia pendidikan
Kondisi saat ini dari banyaknya
semakin terasa. Menuntut arah pendidikan
informasi kurang diimbangi dengan waktu
yang
yang tersedia bagi peserta didik atau
lebih
terbuka
dan
bermedia.
Pendidikan masa mendatang akan bersifat
pebelajar
untuk
luwes (flexible), terbuka dan dapat diakses
informasi
tersebut,
oleh siapapun. Pendidikan mendatang akan
informasi terpapar begitu jelas dan luas
188
mengakses sehingga
sumber ketika
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 189
namun tidak terserap dengan baik maka
regulated learning aktivitas belajar banyak
menjadikan penyajian informasi tersebut
dikendalikan oleh peserta didik sendiri.
menjadi
kurang bermakna. Juga proses
Self regulated learning sebagai proses
pembelajaran yang behavioristik belum
aktivitas peserta didik dalam menetapkan
dapat mengkondisikan peserta didik untuk
tujuan belajar, mengarahkan, mengawasi
me-numbuhkan kemandirian dan mengatur
dan mengatur serta mengendalikan kognisi
diri dalam belajarnya.
mereka (Zimmerman, 2002). Jadi, self
Pergeseran paradigma pembelajaran
regulated lear-ning adalah usaha individu
dari yang berpusat pada pendidik menjadi
untuk memonitor kemampuan diri sendiri,
pembelajaran yang berpusat pada peserta
untuk membuat perencanaan dan me-
didik, memerlukan strategi yang tepat
lakukan pemantauan dalam menyelesaikan
sehingga pembelajaran bisa efektif dan
tugas-tugas secara baik.
bermakna.
proses
Self regulated learning merupakan
pembelajaran faktor-faktor psikologis yang
karakteristik peserta didik yang telah
ada dalam diri peserta didik yang berkaitan
diyakini ahli-ahli psikologi, yang telah
dengan kegiatan belajar penting untuk
mengakomodasikan
dikembangkan secara harmonis dalam
peserta didik yang bertanggung jawab
suatu desain pembelajaran. Peserta didik
terhadap belajar sendiri, aktif dalam belajar
akan
dalam
lebih
Aktivitas
Seiring
aktif
dengan
dalam
belajar
belajarnya.
diarahkan
upaya
pandangan
meningkatkan
tentang
prestasi
untuk
belajarnya. Hasil penelitian Zimmerman
penguasaan kompetensi baik itu sikap,
(2008) membuktikan bahwa kelompok
pengetahuan
peserta didik yang memiliki self regulated
maupun
keterampilannya
(Anderson, et al, 2001). Perlu
dipertimbangkan
lear-ning
menunjukkan
adanya
faktor-
peningkatan hasil belajar yang signifikan
faktor lain yang terdapat pada diri peserta
di bidang keterampilan manajemen waktu
didik yang dapat memberikan kontribusi
dan
terhadap prestasi hasil belajar. Salah satu
kelompok
faktor
memiliki self regulated learning.
tersebut
merupakan
bagian
karakteristik belajar peserta didik yakni self
regulated
learning.
reaksi
diri, peserta
dibanding didik
yang
dengan tidak
Self regulated learning merupakan
Sebuah
faktor internal peserta didik yang pasif,
pembelajaran yang sukses dapat dicapai
artinya akan muncul dari akibat dampak
jika semua faktor ini berinteraksi dengan
langsung terciptanya kondisi lingkungan
baik dan efisien sehingga perlu kontrol
pembelajaran
secara aktif dan ilmiah. Dalam Self
paradigma, bentuk pengkondisian melalui
yang
kondusif.
Sesuai
190 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
desain pembelajaran yang berpusat pada
teoretik
peserta
learning.
didik
(learner
centered
dan
empirik
Bagaimana
self
regulated
kontribusi
Self
instruction). Menurut Santrock (2004),
regulated learning
dalam pembelajaran.
prinsip learner centered instruction adalah
Merupakan faktor penting dalam psikologi
instruksi dan perencanaan pada peserta
pembelajaran dan implikasinya dalam
didik, bukan pada pendidik. Dalam hal ini
desain pembelajaran.
pendidik memiliki karakteristik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator. Semakin
melibatkan
Kajian dibidang pendidikan ini
peserta didik dalam pembelajaran mandiri
menggunakan metode eksplorasi secara
dan konstruktivistik semakin tinggi peran
teoretik
self
regulated learning dan konstribusinya
regulated
banyak
PEMBAHASAN
learning.
Pembelajaran
dan
empirik
dalam
didik
kehidupan
kepustakaan berbagai sumber bacaan baik
akademik yang sesuai dengan kehidupan
berupa buku, hasil-hasil penelitian dan
sehari-hari dan memiliki makna (Johnson,
akses internet diperoleh suatu kesimpulan.
2002).
Kesimpulan diarahkan untuk menjawab
menemukan
Pembelajaran
mandiri
dapat
Melalui
self
mandiri memberikan kebebasan peserta dalam
pembelajaran.
mengenai
studi
mengembangkan kemandirian belajar pada
pertanyaan dalam kajian ini.
diri peserta didik baik secara individu
Pengertian Self regulated learning
maupun dalam
kelompok. Kebebasan
merupakan
yang
hal
esensial
Self regulated learning merupakan
dalam
suatu proses belajar mengatur diri dalam
belajar, oleh karena itu peserta didik perlu
gagasan, mengubah kebiasaan, perhatian,
difasilitasi.
dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
Menjawab permasalahan di atas
membantu
mempertahankan
dan
diperlukan kemampuan untuk mengatur di
meningkatkan hasil belajar. Self regulated
dalam hal belajarnya dan kemampuan
learning
memecahkan masalah belajarnya. Artinya
(pengaturan
diperlukan kepribadian-kepribadian bagi
melakukan aktivitas belajar, dalam suatu
peserta didik atau pebelajar yang sanggup
psikologis.
mengelola diri sendiri, mengarahkan diri
menjelaskan bahwa Self regulated learning
dan
adalah pengetahuan potensial dimiliki
mencapai
aktualisasi
diri
sesuai
dengan potensinya. Selanjutnya
pembahasan
dalam
makalah ini terfokus pada kajian secara
berasal
dari
diri),
self
regulated
yaitu
individu
Zimmerman
individu
untuk
meningkatkan
belajar,
merencanakan
cara
(1998)
prestasi belajar,
menentukan langkah-langkah yang dapat
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 191
dilakukan mencapai tujuan belajar serta
mengembangkan
mengevaluasi
melalui kemampuan dan keterampilan
keberhasilan
dan
kekurangan yang diperoleh. Individu
pengetahuan
tersebut
yang dimiliki dan dapat mencapai serta
memiliki
kemampuan
mempertahankan hasil belajarnya.
untuk mengatur dan mengontrol dirinya
Pendapat di atas menunjukkan
dengan mengembangkan tiga proses yaitu,
bahwa kebiasaan peserta didik mengatur
(1)
diri dalam belajar meningkatkan proses
dalam
observasi
diri,
semakin
sistematis individu memantau tingkah
proaktif
lakunya, maka semakin cepat individu
motivasi intrinsik. Proses pencapaian Self
sadar akan hal yang dilakukan, (2) evaluasi
regulated learning
diri dilakukan melalui penilaian diri,
membantu peserta didik memahami hal
individu
apakah
yang dimiliki oleh dirinya seperti: inisiatif
tindakan pemilihan cara belajar tepat, (3)
pribadi, rasa tanggung jawab, ketekunan
reaksi
dan kemampuan berpikir menghadapi
dapat
diri
melakukan
menentukan
ketika sesuatu
individu akan
berhasil merasakan
belajar
tugas-tugas
sulit
dan
menumbuhkan
merupakan usaha
(Darmiany,
2009).
kepuasan atau kesenangan, namun jika
Konstruk Self regulated learning terbagi
mengalami kegagalan individu mengalami
dua
kekecewaan. Menurut Zimmerman (2002)
kemampuan diri dan (2) pengharapan
bahwa pendidikan Self regulated learning
untuk berhasil dalam mencapai tujuan
menetapkan tujuan belajar yang ingin
yang telah ditetapkan. Kepercayaan diri
dicapai,
mengawasi
berarti keyakinan seseorang untuk bisa
kemajuan mereka. Dari pendapat di atas
menguasai dengan baik perilaku yang
dapat dikatakan, Self regulated learning
dibutuhkan dalam mencapai suatu prestasi
adalah
(Elliot et al, 2000).
mengatur
karakteristik
dan
belajar
dengan
pengaturan diri sebagai proses proaktif
yaitu:
Dalam
(1)
Self
kepercayaan
akan
regulated learning
dalam menentukan tujuan (perencanaan),
terdapat beberapa kemampuan peserta
monitoring, dan evaluasi. Proses tersebut
didik, yakni: (1) kemampuan memperjelas
dilandasi oleh ketekunan, keyakinan pada
tujuan
kemampuan
sendiri
menyesuaikan materi belajar dengan bakat
pencapaian
tujuan
menyelesaikan
dan
komitmen
belajar
dan
minatnya,
(2)
(3)
kemampuan
kemampuan
akademik.
menciptakan pendidikan yang menantang,
Sasaran yang diharapkan ialah agar peserta
merangsang, dan menyenangkan, dan (4)
didik
kemampuan menghindari tekanan yang
dapat
pengetahuan
tugas-tugas
atau
belajarnya,
menguasai yang
dengan
diterima,
baik dapat
tidak
menentu,
seperti
suasana
192 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
menakutkan,
mengecewakan,
dan
memiliki
pembelajaran
akademis,
yaitu
kognisi, motivasi dan perilaku.
membingungkan (Zimmerman, 1989). Selain
umum
Sesuai aspek di atas, selanjutnya
beberapa itu
Wolters, et al, 2003) menjelaskan secara
juga terdapat 3 (tiga) kelemahan, yaitu: (1)
rinci penerapan dalam setiap aspek Self
cenderung kurang terjadi interaksi diantara
regulated
learning
sebagai
peserta
Pertama,
untuk
mengontrol
meregulasi
kognisi
keunggulan Self regulated learning
didik,
kemungkinan menyelesaikan
(2)
peserta
terbentur tugas
didik dalam
mandiri
yang
kompleks, dan (3) tuntutan pengaturan diri belajar tidak mudah dicapai pada tingkat yang
tinggi.
keunggulan
Berdasarkan self
beberapa
regulated
learning
meliputi
berikut: atau macam-
macam aktivitas kognitif dan metakognitif yang mengharuskan individu terlibat untuk mendapatkan dan mengubah kognisinya. Strategi
pengulangan,
elaborasi,
dan
organisasi dapat digunakan individu untuk mengontrol kognisi dan proses belajarnya.
tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan
Kedua, untuk meregulasi motivasi
melalui siklus belajar empat langkah
melibatkan aktivitas yang penuh tujuan
secara sistematis, dimana peserta didik
dalam memulai, mengatur atau menambah
pasif
kemauan untuk, memulai, mempersiapkan
memungkinkan
akan
lebih
menumbuhkan kearah proaktif belajar
tugas
yang pada gilirannya dapat membantu
aktivitas
meningkatakan hasil belajar.
Regulasi
Aspek-aspek Self regulated learning
pemikiran, tindakan atau perilaku dimana
Self
regulation
berikutnya, tertentu
menyelesaikan
atau
sesuai
motivasi
merupakan
peserta
didik
fondamen dalam proses sosialisasi dan
pilihan,
usaha,
melibatkan perkembangan fisik, kognitif
akademisnya.
dan emosi. Siswa dengan self regulation
atau
tujuan.
adalah
bersaha dan
semua
mempengaruhi
ketekunan
tugas
Ketiga, untuk meregulasi perilaku
pada tingkat yang tinggi akan memiliki
merupakan
kontrol yang baik dalam mencapai tujuan
mengontrol sendiri perilaku yang nampak.
akademisnya.
yang
Dijelaskan lebih lanjut bahwa perilaku
diterapkan dalam self regulated learning ,
adalah aspek dari pribadi, walaupun bukan
mengharuskan siswa fokus pada proses
self internal yang direpresentasikan oleh
pengaturan
kognisi, motivasi dan afeksi. Meskipun
kemampuan
Self
diri
regulation
guna
akademisnya.
memperoleh Menurut
begitu
usaha
individu
individu
dapat
untuk
melakukan
Zimmerman (1989) Self regulated learning
observasi,
terdiri atas pengaturan dari tiga aspek
mengontrol dan meregulasinya dan seperti
memonitor,
dan
berusaha
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 193
pada umumnya aktivitas tersebut dapat
mengurutkan prioritas, menentukan waktu
dianggap sebagai self regulatory bagi
dan
individu.
aktivitas
Regulasi
perilaku
meliputi
menyelesaikan yang
rencana
terkait
semua
dengan
tujuan
regulasi usaha, waktu dan lingkungan, dan
tersebut, seperti saya selalu membuat revisi
pencarian bantuan.
atas rangkuman buku
Langkah-langkah dalam Self regulated
diadakan. (4) mencari informasi, usaha
learning
peserta didik mencari informasi dari
Self
regulated
membentuk
sifat
memungkinkan tanggung
jawab
learning
berbagai sumber yang berkaitan dengan
yang
tugas, misalnya melalui perpus takaan. (5)
ber-
menyimpan catatan dan memantau, usaha
belajarnya
peserta didik mencatat hal-hal penting
belajar
individu
untuk
terhadap
sebelum tes
sendiri. Indikator yang melekat pada
dalam
peserta didik telah mampu mengatur
lingkungan, usaha peserta didik agar
kegiatan belajar dengan baik akan berbeda
membuat belajar lebih nyaman, dengan
perilaku jika dibandingkan peserta didik
mengatur lingkungan fisik maupun psikis.
yang belum mampu mengatur diri kegiatan
(7) konsekuensi diri, usaha peserta didik
belajar. Langkah-langkah kegiatan self
dalam mempersiapkan dan melaksanakan
regulated learning yang diterapkan dalam
ganjaran
diri
menghargai hasil yang diperoleh demikian
peserta
sebagaimana
didik
atau
dijelaskan
pebelajar Zimmerman
pula
suatu
diskusi.
untuk
kegagalan.
(6)
mengatur
kesuksesan
(8)
mengulang
atau
dan
(1989) adalah sebagai berikut: (1) evaluasi
mengingat, usaha peserta didik untuk
diri (self evaluation), usaha peserta didik
mengingatingat materi bidang studi dengan
untuk menilai kualitas tugas yang telah
diam atau suara keras. (9) mencari
diselesaikan misalnya mengecek tugas
dukungan sosial dari rekan sebaya dan
untuk
saya
pendidik serta memeriksa catatan seperti:
melakukannya dengan benar. (2) mengatur
usaha peserta didik membaca kembali
dan
catatan ulangan atau buku.
memastikan
mengubah
bahwa
(organizing
and
transforming), usaha peserta didik dalam
Dalam proses aktivitas belajar,
mengatur ulang materi petunjuk untuk
penerapan Self regulated learning untuk
mengembangkan proses belajar termasuk
memandu peserta didik proaktif belajar
merangkum bagian-bagian penting suatu
melalui model siklus yang meliputi 4
bab buku wajib. (3) menetapkan tujuan dan
(empat) langkah
perencanaan, usaha peserta didik untuk
Pelaksanaannya dalam pembelajaran mulai
mencapai tujuan belajar dan rencana untuk
(Zimmerman, 1996).
194 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
dari
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi diri. Tahap
pertama
informasi/memilih sumber belajar yang diperlukan melalui perpustakaan (mencari
perencanaan,
buku-buku),
laboratorium,
internet,
diawali fasilitator menyiapkan ruang kelas
bertanya kepada teman atau pendidik.
atau laboratorium/bengkel secara baik
Disamping itu peran pendidik sebagai
sehingga
self
motivator yang membantu mengarahkan
dapat
memungkinkan
regulated
learning
berlangsung.
dan memberikan motivasi peserta didik
Selanjutnya
fasilitator
menyampaikan
untuk mencapai tujuan pendidikan dan
didik apa yang akan
menyelesaikan tugas dengan baik. Faktor
dipelajari dan beberapa alternatif tujuan
lain yang juga sangat penting bahwa
pendidikan serta konsep yang diperlukan
pendidik menghargai kemampuan peserta
untuk memahami materi pelajaran saat itu.
didik yang beragam (different individual).
kepada peserta
Peserta
didik
mendengar
dan
Tahap ketiga monitoring strategi
memperhatikan pengarah-an. Peserta didik
hasil,
menentukan tujuan belajar dan cara belajar
memfokuskan diri memperhatikan atau
yang tepat sesuai kemampuan, memiliki
mengecek
keyakinan, dan motivator memberikan
menentukan
motivasi
digunakan dalam menyelesaikan masalah
untuk
mencapai
tujuan
(menyelesaikan tugas). Tahap monitoring,
kedua
bahwa
aktivitas
peserta
didik
antara
hasil
belajar
dan
cara
belajar
yang
tepat
atau tugas . pelaksanaan
fasilitator
dan
menyiapkan
Tahap keempat evaluasi diri, pada tahap
ini
peserta
didik
melakukan
beragam jenis tugas yang dapat dipilih
penilaian diri, yaitu mengevaluasi kualitas
dengan tingkat kesulitan berbeda. Peserta
hasil
didik melakukan serangkaian aktivitas
dengan membandingkan informasi yang
belajar, menggarisbawahi dan mencatat,
diperoleh
membuat
meringkas
seorang pendidik adalah evaluator dalam
(mengkolaborasi), mengatur waktu dan
hal ini menilai pencapaian performansi
lingkungan belajar yang menyenangkan,
peserta didik secara berkesinambungan.
menyusun materi, (mengorganisasi) terkait
Langkah-langkah
materi pelajaran dan aktif menjawab
ditunjukkan dalam gambar 1.
rangkuman
atau
pertanyaan (interaktif) serta tekun secara mandiri menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Untuk di luar lingkungan kelas peserta
didik
berupaya
mencari
usaha
belajar
pada
atau
suatu
tugas-tugas
standar.
tersebut
Peran
dapat
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 195
Perencanaan
Pelasksanaan dan Monitoring
Evaluasi diri
Monitoring hasil strategi
3
Kegiatan Inti, Motivator
4
Kegiatan Penutup, Evaluator
Pendidik mengarahkan peserta didik untuk memberikan motivasi mencapai tujuan dan menyelesaikan tugas dan menghargai perbedaan kemampuan peserta didik. Peserta didik memiliki keyakinan diri atau keteguhan menyelesaikan tugas dengan cepat dan baik. Evaluasi diri Peserta didik mengevaluasi tugas, mengecek dengan ber- patokan pada standar tinggi, Pendidik (evaluator) melakukan penilaian tugas mandiri untuk mengarahkan peserta didik sehingga dapat mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah dipelajari.
Faktor-faktor Pendorong Self regulated learning
Gambar 1
A Cyclic model of self regulated
learning
atau mengarahkan belajarnya didorong Pelaksanaan dalam pembelajaran
perlu disusun langkah-langkah kegiatan atau skenario pembelajaran sesuai dalam tabel 1
1
2
oleh faktor-faktor yang saling mempengaruhi yaitu dari dalam diri, perilaku dan
lingkungan
belajar
(Zimmerman,
1989).
Tabel 1. Langkah-langkah Self regulated learning dalam Pembelajaran No
Upaya individu dalam mengatur
Prosedur
Kegiatan Pendahul uan
Kegiatan inti, Fasilitator
Proses Aktivitas Pendidik menyampaikan tujuan umum pendidikan praktik produktif kepada peserta didik. Peserta didik memperhatikan, mendengarkan informasi Peserta didik mengatur lingkungan belajar (menyenangkan) Peserta didik menentukan tujuan belajarnya Peserta didik membuat perencanaan cara belajar yang tepat atau mengerjakan tugas dengan cepat dan baik. Pelaksanaan dan monitoring Pendidik membantu peserta didik mengatur lingkungan belajar (menata kelas) yang menyenangkan. Pendidik menyampaikan berbagai alternatif materi yang akan dipelajari praktik produktif dengan ceramah Peserta didik mengatur waktu dan materi yang dikembangkan sendiri (mengorganisasi) Pendidik memberi beberapa soal atau tugas untuk dipilih Peserta didik bebas memilih kompetensi yang dikuasai sesuai kemampuannya Peserta didik memilih sumber belajar yang diperlukan dan mengajukan pertanyaan Peserta didik mengerjakan tugas.
Pertama, dalam diri peserta didik terdapat beberapa faktor berpengaruh salah satu diantaranya adalah pengetahuan yang dimiliki peserta didik (self knowledge). Zimmerman (1989) menjelaskan bahwa pengetahuan dalam Self regulated learning dibedakan dalam tiga jenis pengetahuan yakni,
(a)
pengetahuan
deklaratif
(declarative knowledge), (b) pengetahuan prose-dural (procedural knowledge) dan termasuk (c) pengetahuan kondisional. Kedua, Self regulated learning dipengaruhi
oleh
perilaku
yang
ditampilkan saat mereka melaksanakan tugas dan kegiatan. Perilaku tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, dan perilaku tersebut mencakup yaitu, (a) swa obervasi
196 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
(self observation) adalah respon-respon
kelas, dan memiliki efek kognitif dan
individu yang melibatkan pemantauan
emosional penting pada diri peserta didik
secara sistematis terhadap unjuk kerja
(Arends, 2007). Kedua pandangan ahli
mereka sendiri, (b) swa penilaian (self
psikologi tersebut diatas menggambarkan
judgment)
bahwa
merupakan
kemampuan
faktor
lingkungan
belajar
individu untuk membandingkan unjuk
mempengaruhi aktivitas belajar peserta
kerja
didik.
dengan
individu
lainnya
saat
sekarang sesuai dengan tujuan yang ingin
Pengaruh
dicapai/ ditetapkan dan (c) swa reaksi (self
terhadap Hasil Belajar
Self
regulated
learning
reaction) adalah respon kemajuan dari
Kemampuan peserta didik dalam
tujuan yang telah ditetapkan oleh individu
pengaturan diri belajar ke arah proses
(Bandura dalam Schunk, 1991). Swa reaksi
proaktif dalam upaya untuk meningkatkan
lingkungan (environmental self reaction)
hasil
upaya untuk mengatur lingkungan agar
penerapan self regulated learning. Kornell
menjadi nyaman belajar atau menemukan
dan Metcalfe (2006) bahwa ketika orang
makna dalam belajar.
memutuskan hal yang akan dipelajari,
Ketiga, struktur lingkungan belajar adalah situasi lingkungan belajar yang menyenangkan
yang
memiliki
peran
penting dalam menerapkan self regulated learning. Faktor lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong peserta didik terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan oleh karena itu, akan dapat memunculkan
kegiatan-kegiatan
yang
kreatif-produktif (Degeng, 2001). Dengan demikian
suatu
lingkungan
belajar,
bagaimanapun kondisi penataannya, harus
belajar
banyak
merupakan
kesepakatan
hal
yang
utama
dibuat
berdasarkan pada tujuannya yaitu, untuk menguasai secara keseluruhan apa yang dipelajari dikuasai
atau hanya saja.
beberapa
Sementara
yang
yang ber-
hubungan dengan pertanyaan berapa lama untuk
belajar,
keputusan
didasarkan
yakni,
(1)
pada
berapa
dua lama
melakukan sesuatu sebelum pindah untuk mempelajari item yang lain, dan (2) kapan berhenti
mempelajari
semua
item.
Disamping itu, Stoeger & Ziegler (2007) menemukan bahwa peserta didik yang
dimaksudkan agar peserta didik mau dan
menerapkan
strategi
Self
regulated
mudah belajar. Cara penggunaan ruang
learning menunjukkan usaha belajar yang
mempengaruhi atmosfer belajar di kelas,
bagus, memiliki orientasi tujuan yang
mempengaruhi dialog dan komunikasi di
jelas, memiliki kemampuan kontrol diri
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 197
lebih baik dibandingkan dengan peserta
kegagalan di sekolah. Para guru tidak
didik
sepenuhnya
yang
belajar
dalam
kelompok
turisasi
tradisional. Zimmerman (2008) menyatakan
mengontrol
lingkungan
menstimulasi
proses
struk-
belajar
untuk
Self regulated learning
bahwa di bidang matematika kelompok
(Lombarets,
yang menerapkan strategi Self regulated
kontekstual mempunyai hubungan yang
learning
lulus ujian memasuki sekolah
signifikan pada penerapan Self regulated
lanjutan menunjukkan meningkat 50%
learning di sekolah dasar (Lombarets &
dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan
Engels,
hasil penelitian Metcalfe & Kornell (2005)
menerapkan
mengungkapkan aspek ketekunan yaitu
learning memiliki motivasi intrinsik lebih
penilaian terhadap rata-rata belajar yang
tinggi dari pada kelompok konvensional
tidak saja didasarkan dari belajar itu
(Sungur & Tekkaya, 2006). Individu-
sendiri tetapi rata-rata dari belajar, dan
individu yang menerapkan Self regulated
orang akan berhenti belajar ketika rata-
learning nampak memperoleh nilai aka-
ratanya semakin turun atau kecil. Valle, et
demik yang lebih positif dari pada yang
al, (2008) menemukan bahwa prediksi Self
tidak menerapkan Self regulated learning
regulated learning
(Barnard-Brak,et.al. 2010).
memiliki
pengaruh
daripada
variabel
variabel kognitif yang lebih besar motivasi
dalam
et
al,
2007).
Hasil
2009).
Kondisi
Kelompok
strategi
Self
penelitian
yang regulated
Cheng
(2011)
menjelaskan adanya hubungan antara Self
perolehan hasil belajar. Peserta didik yang
regulated learning
menerapkan self regulated learning me-
keefektifan
miliki potensi meningkatkan kompetensi
Menentukan model Self regulated learning
mereka di-bandingkan yang cenderung
berdasarkan
mengindari terlibat dalam pelatihan self
dengan motif belajar, pengaturan tujuan,
regulated learning. Dalam strategi teacher
kontrol tindakan dan strategi belajar.
centered instruction mereka hanya belajar
Montalvo dan Torres, (2004) menegaskan
tentang apa yang diberikan guru dan pasif
bahwa Self regulated learning merupakan
di depan teman kelasnya (Nicol
sebuah penyatuan antara ketrampilan dan
&
Tuckman
kejadian
peserta
empiris
didik.
terkait
keinginan. Salah satu ciri dari peserta didik
Macfarelane-Dik, 2006). Menurut
belajar
dengan persepsi
(2003)
adalah kontrol terhadap motivasi dan
umumnya peserta didik cenderung yang
emosianya.
Peserta
tidak mampu mengatur diri dalam belajar
orientasikan
menjadi salah satu faktor utama penyebab
menunjukkan pola yang terdorong, tahu
terhadap
didik
yang
tujuan
di-
prestasi
198 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
dan
berperilaku.
strategis
telah
mengontrol
Peserta belajar
dan
didik
yang
merencanakan,
mengevaluasi
penge-
aspek
pengetahuan
prosedural
pada
kelompok peserta didik yang memiliki Self regulated learning
tinggi dan yang
tahuannyan, terdorong, berperilaku dan
memiliki Self regulated learning rendah.
kontekstual.
Hal
Santrock
(2008)
me-
ini
berarti
bahwa
membangun
ngemukakan bahwa peserta didik yang
karakteristik Self regulated learning atau
menggunakan
learning
pengaturan diri dalam belajar peserta didik,
menunjukkan karateristik yang merupakan
dengan menciptakan kondisi lingkungan
Self
regulated
konstruk tanggung jawab kemandirian
pembelajaran yang menggunakan model
belajar. Kajian literature Zumbrunn, et.al (2011) menampilkan bahwa Self regulated learning sangat penting terhadap proses belajar. Ini bisa membantu peserta didik menciptakan kebiasaan belajar yang lebih baik
belajar yang kondusif, mendesain proses
dan
menguatkan
keterampilan
belajarnya. Motivasi dan Self regulated learning merupakan faktor penentu yang
siklus empat langkah dapat menjadikan peserta didik dari pasif menjadi proaktif, terbukti memiliki pengaruh lebih baik terhadap hasil belajar. Kelompok peserta didik
yang
learning
memiliki
Self
regulated
tinggi memperoleh rerata skor
lebih tinggi dari kelompok peserta didik yang memiliki Self regulated learning rendah.
Dari
perbedaan
inilah
yang
utama dari hasil belajar peserta didik dan
berpeluang
belajar
satu
perbedaan hasil belajar. Didukung dengan
yang
hasil observasi selama penelitian ini dapat
mempengaruhi hasil belajar adalah Self
disimpulkan bahwa peserta didik yang
regulated learning
memiliki Self regulated learning tinggi
sepanjang
diantara
hayat.
faktor-faktor
Salah
psikologi
(Zimmerman, 2008).
menyebabkan
munculnya
Berpijak pada beberapa pendapat dan
menunjukkan hasil
temuan ahli secara garis besar dapat
menyusun
dikatakan
melaksanakan proses kerja dan pengaturan
bahwa
peserta
didik
yang
menerapkan Self regulated learning akan
proses
yang baik dalam kerja,
dalam
atau kecepatan waktu kerja.
memungkinkan lebih unggul perolehan
Karakteristik peserta didik dalam
hasil belajarnya dibandingkan kelompok
penelitian ini merupakan variabel mo-
peserta didik yang tidak menerapkan
derator yang termasuk dalam kondisi
strategi belajar tersebut.
pembelajaran sebagai aspek-aspek atau
Hasil penelitian Sutikno (2015)
kualitas peserta didik. Karakteristik peserta
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
didik
akan
signifikan hasil belajar praktik produktif
pemilihan
amat strategi
berpengaruh pengelolaan,
dalam yang
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 199
berkaitan
dengan
menata
tujuan belajar dan keefektifan memonitor
komponen-
dengan menumbuhkan kepercayaan diri
komponen strategi pembelajaran, agar
pada diri peserta didik (Zimmerman &
sesuai dengan karakteristik perseorangan
Schunk, 2007).
pembelajaran,
bagaimana
khususnya
peserta didik. Hal ini akan dapat membawa pengaruh pada pelaksanaan dan hasil pembelajaran secara keseluruhan (Degeng, 2013). Suatu teori pembelajaran dapat dikatakan
komperhensif
berurusan
dengan
mengoptimalkan
apabila
bagaimana
proses-proses
ia cara
internal
ketika seseorang belajar. Hasil penelitian ini mendukung
Temuan Keetch & Thimotty (2006) menunjukkan bahwa tingkat kesulitan tugas memberikan pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
yang
Individu-individu
menerapkan
Self
dilakukan
menerapkan
sejalan
regulated
reguted yang learning
nampak memperoleh nilai akademik yang lebih
Juga
self
learning.
temuan-temuan penelitian sejenis yang sebelumnya.
menerapkan
positif
daripada Self
yang
regulated
tidak
learning
dengan penelitian Hayes. et. al (2008)
(Barnard-Brak,
bahwa peserta didik yang menetapkan
penelitian
tujuan belajar, dalam skor perolehan
adanya hubungan antara Self regulated
belajar signifikan lebih baik dari pada
learning dengan persepsi ke efektifan be-
peserta didik yang tidak menetapkan hasil
belajar
adalah
self
regulated learning. Salah satu komponen self
regulated
dikembangkan
learning
yang
Cheng
al, (2011)
2010).
Hasil
menjelaskan
lajar peserta didik.
tujuan. Salah satu diantara faktor-faktor psikologi
et.
Dalam perencanaan selain menetapkan tujuan, mempertimbangkan faktor lingkungan belajar dapat memberi manfaat besar. Menciptakan lingkungan
adalah
menekankan
yang
berhubungan
belajar
yang menyenangkan dibangun
dengan pembelajaran di kelas (Simon,
peserta
didik
2009).
karena
memiliki
tindakan-tindakan
Hasil penelitian Kivinen (2003) menunjukkan
bahwa
peserta
didik
bersama-sama efek
pendidik
kognitif
dan
emosional penting dalam proses aktivitas belajar, dimana peserta didik dapat secara
menetapkan tujuan belajar tinggi dan cara
bebas,
mengembangkan
ide-ide
dan
belajar yang tepat meningkatkan hasil
kreativitas dalam menyelesaikan tugas-
belajar. Self regulated learning
sebagai
tugas. Pendapat ini sejalan dengan yang
proses proaktif membantu meningkatkan
dikemukakan Degeng (2001) dan Sanjaya
hasil belajar dengan cara menetapkan
(2006), yaitu bahwa struktur lingkungan
200 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
belajar memberi kebebasan keterlibatan
telah diyakini ahli-ahli psikologi, yang
peserta didik baik secara fisik, mental
telah
emosional
tentang peserta didik yang bertanggung
maupun
intelektual
setiap
mengakomodasikan
pandangan
proses belajar dapat mudah belajar.
jawab terhadap belajar sendiri, aktif dalam
Implikasi Self regulated learning dalam
belajar,
Pembelajaran
prestasi belajarnya. Self regulated learning
dalam
upaya
meningkatkan
Berkenaan dengan strategi kognitif
yang ada dalam diri perserta didik.
peserta didik atau pebelajar khususnya Self
Merupakan faktor internal peserta didik
regulated learning
yang pasif, artinya akan muncul dari akibat
ilmuwan
telah
berbagai kalangan banyak
melakukan
dampak
langsung
terjadinya
kondisi
penelitian. Hasil penelitian lebih banyak
lingkunga pembelajaran yang kondusif.
terkait dengan variabel-variabel lain yang
Dalam hal ini pendidik memiliki ka-
memberikan dampak baru terhadap proses
rakteristik sebagai fasilitator, motivator,
pembelajaran.
temuan
dan evaluator. Kebebasan merupakan hal
Pintrich & De Groot (1990) menyatakan
yang esensial dalam belajar, oleh karena
bahwa hasil kinerja atau prestasi sebuah
itu peserta didik harus difasilitasi.
kelas
Seperti
pembelajaran
halnya
lebih
banyak
Hasil kajian secara teoretik dan
ditentukan oleh motivasi dan kemampuan
empirik
pengaturan diri dalam belajar. Temuan
regulated learning mempunya kontribusi
yang sangat penting terkait penyelesaian
yang
tugas menulis diungkapkan oleh Hammann
meningkatkan prestasi hasil belajar peserta
(2005), yakni kontribusi pengaturan diri
didik. Oleh karena itu pendidik harus
dalam belajar menjadi peran penting dalam
memiliki wawasan keilmuan yang luas
menumbuhkan keyakinan untuk mencari
dalam psikologi pembelajaran dan mampu
dan memotivasi diri akan kemampuan
mengkondisikan
dalam
belajaran yang konstruktivistik, yang pe-
menyelesaikan
tugas
menulis
akademik. Tumbuhnya sebuah keyakinan juga memberikan dampak terhadap sikap menulis.
menunjukkan
signifikan
dalam
melalui
bahwa
Self
pembelajaran,
desain
pem-
nuh makna. Karena begitu pentingnya landasan psikologi
dalam
pembelajaran
maka
kepada seluruh calon pendidik dan para SIMPULAN Self regulated learning merupakan karakteristik belajar peserta didik yang
pendidik diharapkan terus meningkatkan wawasan
keilmuan
dan
mampu
mengaplikasikan self regulated learnig
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 201
dalam desain pembelajaran yang kondusif dan penuh makna, yaitu: (1) merancang proses pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik
secara
bebas
belajar
berdasarkan kemampuan diri sendiri sesuai dengan karakteristik peserta didik yang memiliki self regulated learning, sehingga dapat diharapkan kompetensi hard skill dan soft skill dapat berkembang pada diri peserta didik secara optimal. (2) membuat dan
memperhatikan
pelajaran
atau
susunan
materi
tugas-tugas
dapat
memberikan alasan yang logis dan natural. (3) membuat variasi kegiatan belajar atau menyediakan variasi pilihan tugas yang memberikan motivasi sehingga peserta didik dapat maju sesuai kemandirian dan kecepatan
masing-masing
(different
individual). (4) membuat evaluasi belajar atau tugas untuk mengarahkan peserta didik pada pencapaian tujuan belajar dan bukan menjustifikasi.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, I.W. & Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A.,Mayer, P.E., Pintrich, Raths, J., M Wittrock, M.C. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing : A Revision of Blooms Taxonomy of Educational Objectives. (Eds), Abridged Edition. New York : Longman. Arends, R.I. 2007. Classroom Instructional Management. New York : McGraw-Hill Company. Barnard Brak, L. & Oslan Paton, V. 2010. Profiles in Self regulated learning
in the Online Learning Environment, International Review of Research in Open and Distance Learning, 11, (1): 63-78. Cheng, E.C.K. 2011. The Role of Self Ragulated Learning in Enhaucing Learning Performance. The International Journal of Research and Review, 6 (1): 1-16 Darmiany. 2009. Penerapan Eksperiensial dalam Mengembangkan Self regulated learning Mahasiswa. Disertasi tidak diterbitkan, Malang: Prodi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Degeng, I.N.S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran, Menuju Pribadi Unggul Lewat Perbaikan Kualitas Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang. Degeng, I.N.S. 2013. Ilmu Pembelajaran: Klasifikasi Variabel untuk Pengembangan Teori dan Penelitian. Bandung: Arasmedia. Elliot, S.N., Kratchwill, T.R., Cook, J.L. & Traver, J.E. 2000. Educational Psychology : Effective Teaching, Effective Learning. Third Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education. Hammann, L. 2005. Self-Regulation in Academic Writing Tasks. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 17 (1), 15-26. Hayes, S.C., Rosenforb, L., Wulfert, E., Munt, E.D., & Kor, Z. & Zattle, R.D. 2008. Self Reinforcement Effects: An Artifact of Social Standart Setting. Journal of Applied Behavior Analysis, 18 (1): 201-2014. Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Lerning: What it is and why it’s here to stay. Diterjemahkan, Ibnu Setiawan, 2007. Bandung: Mizan Media Utama. Kivinen, K. 2003. Assessing Motivation and The Use of Learning Strategies
202 DEWANTARA, VOLUME 2 NOMOR 2, SEPTERMBER 2016
by Sconday School Students in Three International Schools. Tempere: Academic Dissertation, University of Tempere Finlandia. Kornell, N. & Metcalfe, J. 2006. Study Efficacy and The Region of Proximal Learning Framework : Learning, Memory & Cognition. Journal of Experimental Psycholog,.32 (1) : 609-622. Lombarets, K. & Engles, N. 2007. Teacher Beliefs Primary School Context and The Actual Development at Self Regulated Learrning. Paper Presented The Annual Meeting of The American Educational Research Association, Chicago, 26 Mart. Lombarets, K., Engles, N. & Van Break, J. 2009. Determinants of Teachers Recognitions of Self regulated learning Practice in Elementary Education. Journal of Educational Research,102 (3): 163-173. Metcalfe, J. & Kornell, N. 2005.A Region of Proximal Learning Model of Study Time Allocation. Journal of Memory & Language, 25 (5) : 563577. Nicol, D.S & Macfarelane-Dik, D. 2006. Formative Assessment and Self regulated learning : A modal and Seven Principles of Good Feedback. Practice. Journal of Studies in Higher Education, 31 (2): 199-218. Pintrich, P. R. & De Groot, E. V. 1990. Motivational and Self Regulated Learning Components of Classroom Academic Performance. Journal Educational Psychology, 82 (1), 33-40. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, J.W. 2004. Educational nd Psychology, 2 Edition. (Diterjemahkan, 2011). Jakarta: Prenada Media Group.
Schunk, D.H. 1991. Goal Setting and Self Efficacy During Self regulated learning . Educational Psychology, 25 (1): 71-86 Simon, P.R. 2009. Classroom Learning and Motivation. Clarfying and Expanding Goal Theory. Journal of Educational Psycology, 84 (1): 272-281. Stoeger, H. & Ziegler, A. 2007. Evaluation of A Classroom Based Training to Improve Self Ragulated Learning: Which Pupils Profit The Most, Mounscript: Submitted for Publication. Sugur, S. & Tekkaya, C. 2006. Effects of Problem Based Learning and Traditional Instruction on Self regulated learning. Journal of Educational Research, 99 (5): 307317 Sutikno. 2015. Pengaruh Stretegi Pembelajaran Mandiri, Self regulated learning dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Praktik Produktif Peserta Didik di SMK. Disertasi tidak dipublikasikan, Malang, Prodi Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Tuckman, B. W. 2003. The Effect of Learning and Motivation Strategis Training on College Students Achieverment. Journal of College Student Development, 44 (1): 430437. Wolters, C. A., Pintrich, P. R., & Karabenick, S. A. 2003. Assesing Academic Self Regulated Learning, Conference on Indicators of Positive Development: Child Trends. Zimmeman, B. J. 2000. Self Effichacy on Essential Motive to Learn. Journal Educational Psychology, 25 (1): 81-91 Zimmerman, B. J & Schunk, D.H. 2007 (Eds). Self Regulation Learning and Academic Achievemen:
Sutikno, Kontribusi Self Regulated... 203
Theory, research, and practice. New York : Springer – Verlag. Zimmerman, B. J. (1996). Self regulated learning and Academic Achievement: An Overview, Educational Psychologist, 25 (1): 3-17. Zimmerman, B. J. 1989. A Social Cognitive View of Self Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology, ( 3) : 329339. Zimmerman, B. J. 1990. Self regulated learning and Academic Achievement: an Overview. Journal Educational Psychology, 49 (1): 3-17. Zimmerman, B. J. 2002. Becoming A Self Regulated Learner: An Overview. Theory Into Practice, 41(1) : 64-72. Zimmerman, B. J. 2008. Investigation Self Regulation and Motivation : Historical Background, Methodological Developments, and Future Prospects. American Educational Research Journal, 45 (1): 166-183.
Zumbrunn, S., Tadlock, J. & Roberts, E.D. 2011. Encouraging Self regulated learning in The Classroom: A Riview of The Literatur, Metropolitan Educational Research Consortium, Virginia: Commonwealth University.