KONSEPSI DATA SISTEM INFORMASI DESA DAN KAWASAN
.
KONSEPSI DATA Sistem Informasi Desa dan Kawasan
Suharyana, S.S., dkk
Prakarsa Desa
Konsepsi Data Sistem Informasi Desa dan Kawasan Penyusun : Suharyana, S.S., dkk Tata letak : Prasetyo Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (Prakarsa Desa): Gedung Permata Kuningan Lt 17 Jl. Kuningan Mulia, Kav. 9C Jakarta Selatan 12910 Jl. Tebet Utara III-H No. 17 Jakarta Selatan 10240 t/f. +6221 8378 9729 m. +62821 2188 5876 e.
[email protected] w. www.prakarsadesa.id Cetakan Pertama, 2015 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Suharyana, S.S., dkk (penyusun) Konsepi Data Cet. 1—Jakarta: 28 hal., 14 X 20 cm ISBN: 978-602-0873-01-5 © Hak Cipta dilindungi undang-undang All Rights Reserved
PENGANTAR
Salah satu tantangan penting dalam pengembangan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDEKA) adalah bekerja dengan data. Mereka yang telah terbiasa dalam dunia akademi, tentu saja akan dengan mudah memahami maksudnya. Akan tetapi, pengetahuan mengenai maksud dari sesuatu tentu tidak dengan sendirinya berarti persetujuan, atau bahkan menjadi suatu tindakan tertentu, yang mengarah kepada perwujudan tentang sesuatu tersebut. Konsep bekerja dengan data, sangat mudah untuk diungkapkan, namun kita membutuhkan waktu untuk dapat mewujudkan, dalam makna yang sesungguhnya. Mengapa demikian? Kita dapat kembali kepada kenyataan. Bolehlah kita bertanya kepada penyelenggara pemerintahan desa selama ini. Apakah pekerjaan di desa atau pekerjaan yang diselenggarakan pemerintahan desa sepenuhnya mengandalkan v
Konsepsi Data SIDeKa
kepada data? Bagaimana sebuah rencana disusun? Apakah segala informasi yang diperoleh mendapatkan pengujian, untuk membuktikan bahwa informasi yang digunakan atau yang akan digunakan adalah informasi yang benar dan akurat? Kita bisa saja berdebat dengan soal ini. Namun, jika kita bersedia untuk jujur, maka akan kita peroleh kenyataan dimana kita sebetulnya belum terlalu peduli dengan data, dan belum menempatkan data sebagai acuan yang penting. Berbagai kasus tentang proyek yang salah sasaran, atau perdebatan pengenai jumah orang miskin, dan lain-lain, merupakan kesaksian bahwa pada diri kita terdapat masalah berkait dengan data. Apabila kita ingin mengembangkan SIDEKA sedemikian rupa sehingga dapat ikut membantu desa dalam makna yang sebenarnya, maka sebuah kebudayaan baru seharusnya dibangkitkan, yakni kebudayaan kuantitatif. Kesadaran kita perlu mendapatkan transformasi. Dari sini, kita akan berpikir tentang kesadaran baru, tentang kemampuan baru, dan pada gilirannya tentang kebiasaan baru. Bekerja dengan data, dapat bermakna bahwa kita akan bekerja dengan pengetahuan. Kita harus membiasakan diri untuk menyusun rencana, yang didasarkan pada pengetahuan yang baik kenyataan. Naskah ini, adalah dokumen awal, yang punya arah utama mengembangkan konsepsi tentang data, dan pada nantinya membangun kesadaran baru tentang data, dan pada gilirannya kemampuan serta kebiasaan baru. Demikian. Jakarta, April 2015. vi
DAFTAR ISI
0
Pengantar ~~ v
0
Pengertian Data ~~ 1
0
Konsep Sistem Syaraf Nawacita (SSN) ~~ 3
o
SIDeKa sebagai Sistem yang Membebaskan Desa ~~ 6
0
Konsepsi Data Menurut SIDeKa ~~ 10
0
Prasyarat Pembangunan SIDeKa ~~ 12
0
Sembilan Langkah Membangun SIDeKa ~~ 14
vii
.
KONSEPSI DATA SISTEM INFORMASI DESA dan KAWASAN (SIDeKa)
Pengertian Data Secara harfiah data berasal dari kata “datum”. Sebuah kata dari bahasa latin yang memiliki arti “sesuatu yang diberikan” 1. Pendapat lainjuga mengatakan bahwa data bisa berarti kumpulan fakta. Dalam pandangan awan, data bisa berupa kumpulan fakta yang didapatkan melalui sebuah penelitian atau pengukuran yang bisa berupa angka, kata ataupun gambar. Dalam konteks ilmu pengetahuan, berbagai data yang telah dikumpulkan dalam berbagai bentuk ini akan diolah kembali untuk disajikan dalam bentuk yang lebih jelas kepada mereka yang tidak melihat atau terlibat langsung dengan fakta-fakta tersebut.Oleh karena itu, kumpulan fakta ini juga dapat dikelompokkan dalam bentuk yang lebih detail. 1
Konsepsi Data SIDeKa
Karena data ini berbentuk angka, kata dan gambar mentah, maka data belum memiliki makna apapun dan hanya sekedar fakta mentah.Agar data ini memiliki makna, maka data tersebut harus dikelompokkan, diatur dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam bentuk deskripsi yang lebih jelas dan dapat diterima oleh masyarakat dan pengguna data lainnya. Menurut Hoffer, Prescott dan Mc Fadden, 2005, data adalah sesuatu yang mewakilkan obyek atau peristiwa yang memiliki arti yang sangat penting bagi pemakai atau user.Sedangkan menurut Navathe dan Elmasri 2000,data yaitu fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti.Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka data adalah fakta yang telah terjadi, memiliki arti dan dapat disimpan serta dapat diatursedemikian rupa sehingga dapat menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya data untuk penelitian, data pemasaran, data untuk pengetahuan atau data untuk mengambil keputusan2. Dalam hubungannya dengan informasi,data dianggap sangat penting.Data dapat diartikan sebagai salah satu dokumen penting yang didalamnya ada sekumpulan informasi tentang penggambaran sesuatu. Data juga dapat berupa kumpulan table/angka yang disusun secara logis sehingga menjadi informasi yang bernilai guna dalam pengambilan keputusan. Sebagai sebuah dokumen, data sering dipakai sebagai bahan pertimbangan atau rujukan untuk membuat perencanaan. Dengan data, semua fakta akan terungkap, dengan data semua 2
Konsepsi Data SIDeKa
hal bisa digambarkan dan diinformasikan, dengan data bisa dijadikan media untuk mengambil keputusan.
Konsep Sistem Syaraf Nawacita (SSN) Nawacita adalah Sembilan agenda prioritas pemerintahan Jokowi-JK, yang menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam konsep kerja Nawacita, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mendasarkan diri pada ajaran Trisakti. Nawacita adalah Sembilan program prioritas dalam kebijakan agenda pembangunan. Agenda yang dimaksud adalah: ·
·
·
·
·
Pertama, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Kedua, membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Keempat, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan kesejateraan rakyat. 3
Konsepsi Data SIDeKa
·
·
·
·
Keenam, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Ketujuh, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Kedelapan, melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional. Kesembilan, memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, Undang Undang No.06 Tahun 2014 tentang Desa dengan sangat jelas menegaskan kembali posisi desa sangatlah strategis. Posisi ini menjelaskan kepada kita bahwa pembaruan desa akan sangat bergantung pada kemampuan desa untuk memahami kenyataan-kenyataan tentang desanya. Misalnya memahami kondisi sosio-ekologi, memahami kemampuan atau daya dukung lingkungan, memahami sumberdaya yang tersedia, dan memahami harapan dan partisipasi warganya. Desa dalam konteks ini bukanlah sekedar wilayah administrative dari sebuah negara, namun sebagai subyekpenggerak dalam pembangunan nasional. Sistem Syarat Nawacita yang selanjutnya disebut SSN, adalah analogi sederhana dari system syaraf pada manusia. SSN adalah kemampuan desa dalam bertindak, mendengar, merasakan, dan berpikir (secara cepat dan benar), sehingga menghasilkan 4
Konsepsi Data SIDeKa
rangkaian perbuatan yang menggambarkan langkah pencapaian Nawacita. Pembangunan (dari nasional sampai ke desa atau sebaliknya), membutuhkan informasi dan pengetahuan khusus. Arahnya agar penyelenggaraan negara benar-benar punya kemampuan bereaksi secara benar, cepat dan tepat.Hal ini hanya dapat diwujudkan jika negara dilengkapi dengan system syaraf dengan dukungan teknologi koneksi yang tinggi (tepat guna), agar mempunyai daya guna dalam mendistribusikan informasi secara cepat dan tepat. Oleh sebab itulah susunan SSN secara umum mengikuti kerangka berpikir system saraf manusia, yang berarti: (1) memiliki apa yang disebut sebagai system saraf pusat (SSP); dan (2) memiliki system saraf depan (SSD). SSD berada di desa, yang dalam hal ini akan mengambil posisi ganda, pada satu sisi menjadi SSP (sejalan dengan konsep otonomi desa), dan di sisi yang lain akan menjadi SSD. SSN pada dasarnya adalah produk pertemuan dua arus utama, yakni arus dimana makin dibutuhkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik dan arus dimana teknologi makin mampu mengatasi kelemahankelemahan manusia, seperti kapasitas dalam menyimpan informasi, kecepatan kerja, dan lain-lain. Kita dapat membayangkan suatu keadaan dimana kerja otak (dari suatu tim, atau dari suatu birokrasi pemerintahan) dapat dihimpun sedemikian rupa sehingga seluruh pikiran yang berkembang, bukan hanya terekam dengan baik, namun juga terkoneksi (terhubung) satu sama lain, sehingga membentuk jaringan 5
Konsepsi Data SIDeKa
pikiran dan aktivitas yag dinamis. Dengan system saraf tersebut, maka berbagai operasi dasar pemerintahan atau layanan public, akan mendapatkan umpan balik dari public, dan kemudian diolah oleh piranti yang tersedia (piranti keras, yang telah dilengkapi piranti lunak), sehingga diperoleh informasi yang memberikan dasar bagi tindakan response yang lebih cepat dan tepat. Kita tentu akan membayangkan suatu jenis kualitas kerja baru dari pelayanan public dan berbagai tugas pemerintahan, yakni suatu kualitas yang didukung oleh suatu system yang membantu dalam mensinkronisasi proses pengambilan keputusan dengan realitas yang berkembang secara dinamis. Sistem ini lahir sebagai konsekuensi dari proses demokrasi, dan keterbukaan informasi. Di masa depan, system ini tentu akan semakin canggih dan kompleks, terutama jika telah dikembangkan kemampuan dalam mengolah citra, wajah manusia, ekspresi, nuansa, dan lain-lain, sehingga kecerdasan system akan semakin meningkat. Peningkatan ini akan menjadi keniscayaan, mengingat system ini pada dasarnya adalah kombinasi antara kecerdasan individu, kecerdasan komunitas, dan kemajuan dalam teknologi informasi.
SIDeKa sebagai System yang Membebaskan Desa Ramai orang membicarakan tentang system informasi desa, baik tentang teori maupun prakteknya, namun sebenarnya persoalan data yang menjadi pembahasan utama. Berbicara tentang data khususnya mengenai Sistem Informasi Desa dan 6
Konsepsi Data SIDeKa
Kawasan (SIDeKa) dapat dilihat dari 3 hal yang perlu ditelaah: Pertama, desain konsep data: untuk apa dan mengapa data tersebut dibuat. Konsepsi data dalam SIDeKa muncul sebagai respon dari kebutuhan bersama, baik oleh pemerintahan desa dan masyarakatnya maupun oleh pemerintahan supra desa. Kedua desain arsitekturnya: siapa yang membutuhkan data, siapa yang mempunyai data dan media informasi apa yang akan dipakai. Ketiga desain teknisnya, bagaimana data dimasukkan, bagaimana membaca dan mengupdate data, bagaimana pengintegrasian data juga bagaimana cara pemanfaatannya. Kualitas data yang tersedia sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan program pembangunan.Menyadari hal itu, sebenarnya pemerintah telah berusaha mengembangkan basis data yang semakin baik.Namun seringkali pengambilan keputusan atau penyusunan kebijakan di tingkat pusat masih bersandar pada basis data yang tidak akurat dari pemerintahan yang ada di bawahnya.Berbagai upaya dan inisiatif telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja tata kelola pemerintahan daerah yang baik (Good Governance).Ketersediaan data yang dapat mewakili keadaan sebenarnya di lapangan disadari sebagai prasyarat penyediaan layanan dasar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Oleh karena itu, validitas dan akurasi data menjadi prinsip yang ingin terus ditingkatkan kualitasnya.
7
Konsepsi Data SIDeKa
Pembaharuan tata kelola tidak hanya terjadi di tingkat Pemerintah pusat maupun daerah, namun juga hingga ke tingkat desa. Ketersediaan data yang akurat sangat penting untuk meningkatkan efektif itas berbagai program pembangunan nasional. Ketersediaan data yang akurat belumlah cukup tanpa didukung sebuah system informasi yang memadai.Sebuah sistem informasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah desa maupun pemerintah di atasnya. Dalam kerangka inilah Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) dikembangkan, sebagai suatu visi teknologi-desa, yang pada satu sisi merupakan upaya desa dalam mengembangkan sebuah system informasi tentang desa namun disisi yang lain juga sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional. Pengalaman banyak desa, yang telah mengembangkan system informasi berbasis web selama ini memperlihatkan dengan jelas tentang dinamika dan perkembangan kebutuhan yang semakin meluas. Disisi yang lain, banyaknya data yang ada seringkali justru membingungkan dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan. Dalam upaya negara merumuskan program-program pembangunan nasional, pentingnya kebijakan satu data dengan kualitas yang baik, akurat dan mutakhir sangat diperlukan. Tanpa adanya data yang baik, maka pelaksanaan program pembangunan sangat sulit diukur tingkat keberhasilannya juga menyangkut ketepatan sasaran program maupun dalam pembelanjaan. Oleh karena itu, kehadiran suatu system 8
Konsepsi Data SIDeKa
informasi, sebagaimana SIDeKa dimaksudkanakan sangat memperkuat kebijakan satu data dalam program pembangunan nasional. Desa sendiri dalam hal ini sangat berkepentingan, baik dalam soal menyusun data yang dimaksud, maupun dalam mengakses informasi agar desa dapat ambil bagian sejak dalam proses perencanaannya. Sebagai sebuah system yang membebaskan desa, SIDeKa hadirdengan membawa misi pembaharuan tentang desa. SIDeKa dirancang untuk mendorong desa memahami pentingnya informasi bagi pembangunan desa.Sebagai sebuah proses SIDeKa mendorong adanya tiga jenis kebaharuan, yakni: 1.
2.
3.
Kesadaran baru – suatu kesadaran yang muncul di desa untuk menempatkan informasi sebagai titik penting dalam keseluruhan pergerakan desa dalam membangun dirinya. Ketrampilan baru – suatu kondisi dimana desa mampu dalam menghimpun, mengolah, mengelola dan menggunakan informasi, termasuk penggunaan teknologi informasi Kebiasaan baru –suatu perilaku dimana pemanfaatan informasi sudah menjadi kebiasaan hidup masyarakat desa. Apa yang paling utama bukan terletak pada sekedar penghimpunan informasi, melainkan pada kemampuan untuk menatanya menjadi sumber informasi yang akurat, berdaya guna dan memberi dasar benar bagi usaha mengubah kondisi dan posisi desa.
9
Konsepsi Data SIDeKa
Konsepsi Data Menurut SIDeKa Konsepsi data menurut SIDeKa merupakan siklus pemanfaatan data yang dimulai dari level yang paling mendasar hingga pengintegrasian data di tingkat nasional. Pemanfaatan data ini didasarkan pada tingkat kerumitanpengembangan dan fasilitas yang disediakan untuk melayani kepentingan masyarakat, pemerintah desa maupun pemerintah supra desa.Konsepsi data menurut SIDeKa adalah tingkatan pemanfaatan yang dirasakan oleh pemerintahan desa dan pemerintahan supra desa. Konsepsi data menurut SIDeKa ini meliputi 5 tahapan, yakni :
1. Tingkat informasi Konsepsi data pada level ini dimaknai sebagaimedia informasi bagi pemerintah nasional, pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakatnya. Bagi pemerintahnasional, Pemerintah Daerah maupun pemerintah desa, content SIDeKa bisa digunakan untuk menyusun dan mengkaji dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran pusat dan daerah (RPJPN/D, RPJMN/D, RKP/RKD) maupun perencanaan pembangunandesa (RPJMDesa, RKPDesa, APBDesa) dengan menggunakan data kependudukan, pendapatan dan sumber daya lainnya.Dalam hal ini pemerintah supra desa menjadikan content SIDeKa sebagai pedoman dalam menyusun kebijakan pembangunan. Sedangkan bagi masyarakat, SIDeKa mampu menjadi basis data atau sumber pengetahuan dan informasi terhadap pembangunan di desanya. 10
Konsepsi Data SIDeKa
2. Tingkat interaksi Pada level inicontent data SIDeKa sudah mampu menjadi sarana untuk interaksi dua arahbahkan lebih antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun pemerintah nasional dengan warga negaranya. Di tingkat daerah SIDeKa mampu menjembatani relasi antara Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) dengan masyarakat dengan difasilitasioleh Pemerintah Desa. Masyarakat dalam hal ini sebagaipengguna layanan publik, misalnya dalam bentuk saranauntuk menampung aspirasi/keluhan, forum diskusi, atauhotline nomor telepon dan media monitoring pembangunan secara partisipatif.
3. Tingkat transaksi Content data pada level inisudah mampu menyediakan sarana untuk bertransaksi bagimasyarakat dalam menggunakan layanan publik, yaknitransaksi yang melahirkan kesepakatan yang dapat disertaidengan pembayaran sebagai akibat dinikmatinyalayanan publik yang telah digunakan. Misalnya, transaksiuntuk pembayaran pajak atau retribusi serta bentukbentuk perizinan lainnya.
4. Tingkat Kolaborasi SIDeKa pada tahap ini telah mampu menjadi alat untuk mendorong kolaborasi antar kementerian dan lembaga tinggi lainnya dalam memadukan layanan dalam system Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pemerintahan.Dalam hal ini, 11
Konsepsi Data SIDeKa
content SIDeKa menjadi acuan dan pedoman antar departemen dalam merumuskan kebijakan dan layanan publik bagi warga negara.
5. Tingkat integrasi Kondisi dimana semua pelayanan public yang disediakan oleh pemerintah baik yang disediakan secara konvensional juga disediakan secara online melalui pemerintahan elektronik. Pada tahap ini data dari semua desa akan mengalami agregasi mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi maupun nasional. Konsep integrasi data inilah yang menjadi tujuan akhir dari pembangunan SIDeKa, yang pada gilirannya menghasilkan “data tunggal”di setiap jenjangnya.PrinsipSIDeKa adalah optimalisasipelayanan public untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensiagar lebih bermanfaat.
Prasyarat Pembangunan SIDeKa Tahap pembangunan SIDeKa tidaklah dimulai dari nol. SIDeKa lahir sebagai bentuk penyempurnaan dari berbagai system informasi desa yang telah ada sekaligus menjawab kebutuhan pemerintah supra desa.Dalam pelaksanaan SIDeKa dibutuhkan tiga prasyarat dasar dalam pembangunannya. Tiga prasyarat tersebut antara lain :
a. Kebijakan tentang SIDeKa (Regulasi) Status legal ini menyangkut tentang dasar hukum yang 12
Konsepsi Data SIDeKa
melandasi konsep besar SIDeKa.Seberapa tinggi status hukum dan seberapa kuat kebijakan yang ada menjadi inti kajian kebijakan ini.Eksistensi SIDeKamenjadi kuat jika secara formal yuridis mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan kuat serta mengikat para pihak yang terlibat di dalamnya. Kebijakan tentang SIDeKa sangat diperlukan mulai awal pembangunannya hingga terjadi relasi dan agregasi dataantar desa maupun dengan pemerintahan supra desa.
b. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesiapan sumber daya manusia sangatlah penting dalammembangun SIDeKa.Prasyarat dasar berupa kebijakan yang mendukungSIDeKa belumlah cukup jika SDM yang mengoperasikanSIDeKa belum siap atau belum memiliki kemampuan yang memadai.Terkait dengan kesiapan SDM, terdapat dua bagianSDM yang akan berperan penting, yaitu: 1.
2.
SDM non-TIK, yaitu sumber daya manusia yang akanbertanggung jawab atas ketersediaan data. Mulai dari proses pencarian data, kemampuan verifikasi data, input data dan kemampuan optimalisasi pemanfaatan data. SDM TIK, yaitu sumber daya manusia yang bertanggungjawab terhadap pengoperasian aplikasi SIDeKa. Perlu dipahami bahwa SIDeKa adalah aplikasi computer, oleh karena itu pelaku operasional SIDeKa wajib memiliki pengetahuan dasar tentang computer.
13
Konsepsi Data SIDeKa
c. Perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan (Infrastruktur) Ada tiga komponen dasar yang dimaksud, yakni : 1. Perangkat keras yang dimaksud disini ialah personal computer (PC) maupun Laptop, modem untuk akses internet, kamera, drone dan perangkat keras lainnya. Prinsip terkait perangkat keras dalam SIDeKa ialah menggunakan apa yang ada serta tidak memaksakan untuk mengadakan peralatanperalatan yang dapat memberatkan keuangan desa. 2. Perangkat lunak atau software merupakan sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer. Data elektronik tersebut dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Dengan perangkat lunak inilah komputer dapat menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak SIDeKa ini akan membantu kita dalam melakukan pengolahan data base yang ada di desa. 3. Jaringan yang dimaksud ialah jaringan internet, sehingga data dan informasi yang ada di desa dapat diakses oleh pihak lain, baik masyarakat desa sendiri, pemerintah kabupaten, provinsi hingga nasional, serta pihak-pihak lain. Jaringan internet ini didapatkan melalui operator seluler maupun penyedia jasa internet lainnya
Sembilan Langkah Membangun SIDeKa Pada prinsipnya terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam pembangunan SIDeKa. Tahapan ini dirancang 14
Konsepsi Data SIDeKa
secara sistematis agar SIDeKa lebih terjamin keberlanjutannya. Beberapa tahapan kegiatan dalam pelaksanaannya secara teknis disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
1. Sosialisasi SIDeKa Proses sosialisasi tentang SIDeKa dilakukan secara berjenjang mulai di tingkat nasional, propinsi, kabupaten, kecamatan hingga di tingkat desa. Sosialisasi ini sangat penting mengingat salah satu sumber data adalah masyarakat atau warga desa.Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan pmerintah desa maupun pemerintah supra desa mengerti maksud dan tujuan SIDeKa dan bersedia bekerjasama. Disisi yang lain penglibatan pemerintah supra desa dan pihak-pihak terkait dilakukan agar dukungan terhadap SIDeKA lebih terjamin keberlanjutannya.
2. Pembentukan Tim Pembentukan tim dilakukan dari hasil musyawarah dengan pemerintah daerah dan beberapa stakeholders terkait. Tim yang terdiri dari tim desa, tim kecamatan, tim kabupaten, tim provinsi dan tim nasional. Masing-masing tim dipimpin oleh seorang coordinator dalam hal ini adalah kepala pemerintahan serta dibantu oleh beberapa anggota yang diklasifikasikan berdasarkan tugas dan fungsinya.
3. Peningkatan Kemampuan Tim Meskipun tidak semua, namun umumnya kemampuan sumber 15
Konsepsi Data SIDeKa
daya manusia di setiap jenjang belum sepenuhnya maksimal. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas pengelola SIDeKa penting dilakukan. Materi pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di lapangan.
4. Pemetaan kebutuhan data dasar Setiap desa atau pihak yang berada dalam lingkuppemerintahan pasti memiliki pengalaman dan kebutuhannyasendiri terkait dengan sistem informasi. Akan tetapimemenuhi semua keinginan adalah hal yang bukan saja memboroskan dana dan tenaga, namun juga berpotensimemunculkan ketidakefisienan. Standarisasi data dasar perlu dilakukan untuk kepentingan nasional dan pemerintahan daerah. Sedangkan kewenangan desa adalah mengeloladan mengembangkan data-data tersebut sesuai dengan kebutuhan perencanaan pembangunan desanya. Oleh karena itu, penentuan data apa saja yang akan dimasukkan ke dalam SIDeKa adalah hal yang harus disiapkansejak awal.
5. Pendataan Tahap berikutnya dari pembangunan SID adalah tahap pendataan. Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pemetaan kebutuhan data dasar. Pada tahap ini, dilakukan pemilihan dan pemilahan data berdasar kategori yang telah disepakati. Perangkat desa maupun SKPD terkait yang bertugas di bagian ini harus memahami kebutuhan dan ketersediaan data. Pada proses ini, tim bertugas untuk mengumpulkan data yang masih berada di masyarakat. Data yang ada di masyarakat dapat 16
Konsepsi Data SIDeKa
berupa data yang sudah terdokumentasi, misalnya berupa berkas kependudukan (kartu keluarga, akte kelahiran, dan lainlain). Namun dapat juga berupadata yang belum terdokumentasi, misalnya data mengenai potensi sumber daya alam serta kawasan pengembangan daerah. Data yang belum terdokumentasi dapatdiperoleh dengan cara melakukan survei atau wawancara.
6. Pengolahan Data Tahap selanjutnya dalam pembangunan SIDeKa adalah proses olah data.Pada tahap ini tim atau petugas yang telah ditunjuk bertanggungjawab untuk memasukkan data dengan baik dan benar, sehingga keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan. Dalam tahap ini, penting untuk selalu melakukan verifikasi data agar kevalidan data lebih terjaga.
7. Pemanfaatan SIDeKa Tahapan pemanfaatan dilakukan dengan menggunakan SIDeKa untuk melakukan pelayanan administrasi publik, serta menggunakan data dan peta desa untuk berbagai kebutuhan pemerintah desa. Misalnya dalam proses perencanaan desa hendaknya merujuk pada data yang sudah dibuat. Pemerintahan supra desa dapat pula menggunakan data tersebut untuk membuat keputusan-keputusan yang menjadi kewenangannya sehingga persoalan-persoalan di desa dapat diselesaikan. Di level yang lebih tinggi agregasi data yang ada dalam SIDeKa juga bisa dilakukan untuk pedoman perencanaan pembangunan nasional. 17
Konsepsi Data SIDeKa
8. Pemantauan Pemantauan (monitoring dan evaluasi) dilakukan untuk melihat apakah proses yang sudah dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan dan berjalan dengan baik. Apakah data yang sudah didapat dan diolah telah sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pemantauan juga dilakukan untuk selalu membuat perbaikan data desa. Apakah data yang telah didapatkan memiliki kemanfaatan terhadap jalannya pemerintahan desa maupun warga desa sendiri, juga kepentingan pemerintahan supra desa. Dalam proses ini juga harus dipastikan keberlanjutan data (updating data) serta keberlanjutan sistem itu sendiri.
9. Rencana Pengembangan SIDeKa Tahap terakhir dalam pembangunan SIDeKa adalah tahap membuat perencanaan pengembangan.Pada tahap ini, sebenarnya adalah tindak lanjut dari hasil pemantauan terhadap kinerja SIDeKa. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kebermanfaatan SIDeKa terhadap masayarakat, pemerintah daerah maupun kepentingan nasional. Rencana pengembangan ini sebaiknya dirumuskan bersama oleh semua pihak yang terkait dalam SIDeKa.
Catatan Akhir:
18
1
Lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/Data
2
Lihat: http://dilihatya.com/pengertian data
Buku-buku lain:
1.
Panggilan Tanah Air
2.
Pedoman Umum Penyelenggaraan SIDeKa
3.
Petunjuk Penggunaan Aplikasi
4.
Tentang Pengaturan Desa
5.
Konsep Rancangan Peraturan Presiden
6.
Desa Garis Depan Nawacita