AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
KONSEP EKONOMI DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN Galuh Nashrullah Kartika Email:
[email protected]
FSI Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin ABSTRACT The study of economics in principle talking about human behavior as consumers, distributors and manufacturers, while the primary object is human behavior. The long journey of human conduct turns conventional economics in a very troubling situation, because of Western economic system serve the private interests and not serve Allah SWT. Through this article, the author would like to invite readers to go back to the Qur'an as a guide, to uncover the economic principles that were examined in it by the method of Maudlu'i interpretation, namely, first, an inventory of the verses related to the economic problems that will be discussed, either based on the keywords or the content of general and specific paragraph. Secondly, interpreting the verses are both based on the order of verses in order of descent-based manuscripts or letters. Third, do konstektualisasi in economic reality. The results of this study is first, in carrying out the transactions Islam Educate people to be honest, trust, fair, discipline, keeping promises and be responsible (Q.S. Al Baqarah (2): 282284). Second, optimalization of working, steadfastness, do not do mischief, and put the concept of beneficiaries as a production orientation (Surah al-Baqarah (2): 22, al-Nahl (16): 5-9, 10-11 , 14, 18, 65, 66, 67, 68, 69.70, 80, 81 al-Maidah (5): 62-64). Third, In the Islaamic norm, the consumption of which is the next part of the economic activity let to be frugal in using the property, spend treasure with kosher, and running a chain of economy through legal means (Surah Al-Baqarah (2): 168, 172, 187, al-Maidah (5 ): 4, 88, al-An'am (6) 118, 141, 142, al-A'raf (7): 31, 160, 161, al-Anfal (8): 69, an Nahl (16): 114, al-Isra (17): 26-28, Toha (20): 54, 81, al-Hajj (22): 28, 36, al-Mukminun (23): 51, Saba (34): 15, at -Tour (52): 19 al-Mulk (67): 15, al-Haqqah (69): 24, al-Mursalat (77): 43, 46). Islamic economic behavior is not only dominated by natural values possessed by each individual, but there is also a value outside the human self which then formed the economic behavior. This value is believed to be the main guidance in life and human life, the values that are taught in the Qur'an as a guide for each individual. Key Word: economic consept, Maudlu'i interpretation.
manusia pada keadaan yang sangat
PENDAHULUAN Studi tentang ekonomi pada
meresahkan, karena sistem ekonomi
prinsipnya membicarakan tingkah laku
Barat mengabdi pada kepentingan
manusia sebagai konsumen, distributor
pribadi, bukan mengabdi kepada Allah
dan
SWT.
produsen.
utamanya
Sedangkan
adalah
tingkah
objek laku
Keresahan akibat ketidakadilan
manusia. Perjalanan panjang ekonomi
tersebut mendorong manusia hidup
konvensional ternyata menghantarkan
dalam keadaan konflik dan selalu 155
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
bersaing untuk memperoleh laba yang
pilihan, yaitu sistem ekonomi Islam
sebanyak-banyaknya.
Sementara
yang dimulai dari aplikasi prinsip-
ekonomi Islam menganjurkan manusia
prinsip dasar Islam dalam kegiatan
mengabdi
kepada
berlandaskan
iman
Allah
SWT
ekonomi. Istilah-istilah ekonomi dan
dan
takwa,
bisnis dalam Al-Qur’an bukan hanya
sehingga menjadikan manusia yang
merupakan
berjiwa tenang (nafs al-muthmainnah).
tetapi merupakan butir-butir doktrin
QS.89:27-30
yang paling mendasar dalam bidang
Pemikiran terdapat
dalam
ilustratif
ekonomi
yang
ekonomi dan bisnis
Al-Qur’an
akan
dan Tantangan Ekonomi, 2000).
senantiasa berhubungan dan saling menopang
kiasan-kiasan
dengan
sub
(Chapra, Islam
METODOLOGI PENELITIAN
sistem
Sebagai
sebuah
metodologi,
kehidupan lainnya guna mewujudkan
tafsir maudlu’i mengenai ekonomi
sebuah
dalam
sistem
kehidupan
yang
al-Qur’an kerja
ini
mempunyai
integratif. Tuntunan Islam tertuang
tahapan
sebagai
berikut:
dalam Al-Qur’an merupakan sebuah
pertama, menginventarisasi ayat-ayat
sistem kehidupan yang dapat diyakini
yang terkait dengan permasalahan
sebagai
petunjuk
menuju
ekonomi yang akan dibahas, baik
bagi
kehidupan
berdasar pada kata kunci maupun pada
manusia. Sistem kehidupan Islam
kandungan ayat secara umum maupun
memiliki
dasar,
khusus. Kedua, menafsirkan ayat-ayat
prinsip, serta aturan yang bersifat
tersebut baik berdasar urutan ayat
global
dalam mushaf atau berdasar urutan
kemaslahatan
beberapa
maupun
konsep
detil
yang
akan
memberikan tuntunan bagi kehidupan
turunnya
manusia.
penafsiran yang digunakan adalah
Kenyataannya, ekonomi
komunitas
surat.
aktifitas
maudlu’i
muslim
konstektualisasi
dihadapkan pada nilai-nilai kapitalis
Ketiga,
dengan
model
melakukan
dalam
realitas
perekonomian (Shihab, 2003).
ataupun sosialis, sehingga menuntut
Tulisan ini akan membahas
Islam untuk menghadirkan secara
konsep ekonomi melalui terma dasar,
“lebih
ekonomi
yaitu terma al-maal, terma bai’,
alternatif yang dapat dijadikan sebagai
tijarah dan dain beserta derivasinya
konkret”
sistem
156
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
serta ayat-ayat lain yang relevan
B. Ekonomi dan Ayat-Ayat yang
dengan tema ekonomi. Kemudian dari
Berkaitan
terma tersebut dikaji pula bagaimana
1. Pengertian Ekonomi Islam
Islam menuntun ummatnya untuk memperlakukan
al-maal
dengan
Muhammad Nejatullah Ash-
tindakan-tindakan yang tepat sesuai
Sidiqy, berpendapat bahwa ekonomi
dengan
Islam
acuan
pengelolaan
agama
harta
terkait
(produksi)
merupakan
jawaban
dari
dan
pemikir muslim terhadap tantangan-
membelanjakannya (konsumsi) serta
tantangan ekonomi pada zamannya. Ia
nilai-nilai etis yang mewarnainya.
menerima gagasan ilmu neoklasik
Pilihan atas terma ini didasarkan pada
(Konvensional)
kebutuhan
pola
dengan nilai-nilai universal
terhadap
suatu
yang
diselaraskan Islam
pengelolaan
(produksi)
dan
seperti keadilan dan persaudaraan.
pembelanjaan
(konsumsi)
yang
Dalam hal ini, ia berpandangan bahwa
seimbang
dalam
tatanan
ekonomi merupakan aspek budaya
perekonomian. Hal ini merupakan
yang lahir dari pandangan hidup
masalah problematis tetapi strategis
(world view) seseorang. Dengan kata
dalam
keseimbangan
lain, world view seseoranglah yang
perekonomian. Jika pola konsumsi
melahirkan sistem ekonomi bukan
tinggi maka, otomatis membutuhkan
sebaliknya.
menentukan
produktivitas
yang
tinggi
pula.
Menurut
Baqir
al-Sadr,
Sebaliknya bila pola konsumsi rendah
ekonomi Islam merupakan sebuah
mengakibatkan
produksi
ajaran atau doktrin dan bukan hanya
dan distribusi, bahkan menurunkan
ilmu ekonomi murni, sebab apa yang
kinerja
terkandung dalam ekonomi
dan
lemahnya
roda
perekonomian.
Islam
Namun tingginya pola konsumsi dan
bertujuan memberikan solusi hidup
produksi
yang paling baik. Oleh karena itu,
dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan
pasar,
menimbulkan
menurut
penyakit-penyakit
dibedakan
Baqr antara
Sadr,
haruslah
ilmu
ekonomi
ekonomi seperti inflasi, instabilitas
(economic science) dengan doktrin
harga di pasaran, penimbunan bahan
ilmu ekonomi (economic doctrine).
kebutuhkan pokok dan lain-lain.
Dengan 157
kata
lain,
Baqr
Sadr
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
memandang
ilmu
ekonomi
ISSN: 2476 – 9576
hanya
ilmu yang berbicara tentang harya
sebatas mengantarkan manusia pada
kekayaan. Istilah ini lebih tepat,
pemahaman
aktifitas
karena sebagian besar hubungan sosial
ekonomi berjalan. Sedangkan doktrin
manusia berkaitan dengan harta (al-
ilmu ekonomi bukan hanya sekedar
Mishriy, 1988).
memberikan
2. Ayat-ayat yang Berkaitan dengan
bagaimana
pemahaman
pada
manusia bagaimana aktifitas ekonomi berjalan,
namun
pada
Pertama, al-Maal dalam al-
ketercapaian kepentingan duniawi dan
Mu’jam al-Mufahras lima’any al-
ukhrowi. Perbedaan pokok antara
Qur’an al-Adzim, kata al-Maal dalam
ekonomi
ekonomi
bentuk tunggal terulang sebanyak 25
konvensional adalah terletak pada
kali dan dalam bentuk jamak amwal
landasan
terulang sebanyak 61 kali. Kedua, kata
Islam
lebih
Ekonomi
dengan
filosofisnya
bukan
pada
Bai’
sainnya.
dengan
derivasinya
terulang
M.Akram Kan mengemukakan
sebanyak 15 kali. Ketiga, kata Tijarah
bahwa ekonomi Islam bertujuan untuk
terulang sebanyak 9 kali. Keempat,
melakukan kajian tentang kebahagiaan
terma dain yang terulang sebanyak 5
hidup manusia yang dicapai dengan
kali (al-Zaini, 1995).
mengorganisasikan sumber daya alam atas
dasar
dan
mengambil kata kulu dan isyrabu
yang
secara terpisah terdapat sebanyak 21
dikemukakan Akram Kan memberikan
kali. Sedangkan makan dan minumlah
dimensi normatif (kebahagiaan hidup
(kulu wasyrabu) sebanyak enam kali.
di dunia dan akhirat) serta dimensi
Jumlah
positif
konsumsi, belum termasuk derivasi
partisipasi.
bekerja Dimensi
sama
Mengenai konsumsi penulis
(mengorganisir sumber daya
alam) (Khan, 1996). Sedangkan Abd. Al-Sami’
dari
al-Mishriy mengatakan
ayat
mengenai
ajaran
akar kata akala dan syaraba
selain fi’il amar di atas sejumlah 27
bahwa secara etimologi, istilah al-
kali.
muamalah dan al-amwal lebih tepat
C. Ekonomi Dalam Al-Qur’an:
dari
istilah
ekonomi.
Muamalat
Ekonomi Berbasis Masjid
mengandung arti hubungan sesama
Masjid, berasal dari bahasa
manusia dan al-amwal bermaksud
Arab (makaanussujuud), yang artinya 158
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
adalah suatu tempat sujud. Fungsi
besar. Sebagai lembaga sosial, masjid
utama masjid adalah sebagai tempat
mampu mendinamisir potensi umat
sholat bersujud kepada Allah SWT,
dan meninternalisir nilai dan ideologi
dan melaksanakan ibadah-ibadah yang
perjuangan.
telah
adalah
disyariatkanNya
(QS.
Al-
Fungsi
pusat
utama
dakwah,
masjid barulah
Taubah:18). Masjid merupakan tempat
kemudian menyebarkan fungsi lain
orang
seperti
berkumpul
dan
melakukan
ekonomi,
pendidikan,
sholat secara berjamaah dengan tujuan
kebudayaan bahkan konsep militer.
sebenarnya
Unsur-unsur
adalah
meningkatkan
duniawi
itu
berjalan
solidaritas dan silaturrahmi di antara
mengikuti fungsi utama kekuasaan
sesama kaum muslim. Di samping itu,
Allah,
jika kita lihat dari sejarah, di masa
sebagai sub kegiatan ekonomi, politik
Rasulullah SAW dan pada masa-masa
dan militer. Adapun dimensi ekonomi
kejayaan Islam, masjid bukan saja
yang muncul bersama kelas sosial
menjadi tempat sholat, tetapi menjadi
dengan alasan stabilitas ekonomi tadi.
pusat kegiatan kaum muslim. Kegiatan
Perlu disentuh oleh pemikiran rasional
di bidang pemerintahan, mencakup
dakwah tersebut di atas meliputi tiga
ideologi, politik, ekonomi, sosial,
hal. Pertama, fungsional kelembagaan
peradilan, dan kemiliteran, dibahas
yang diterapkan lewat penguyuban
dan dipecahkan di lembaga masjid
masyarakat dengan penerapan perilaku
(Amin, 1965). Masjid, pada saat itu,
rasional terhadap nilai.
berfungsi
pula
bukan
pusat
kebudayaan
Islam,
ikhwan (persaudaraan) dalam proses
juga sebagai tempat halaqah atau
ekonomi sebagai lawan dari konsep
diskusi, mengaji, dan memperdalam
individualis, adalah kesadaran bahwa
ilmu-ilmu pengetahuan agama secara
tak seorang pun bisa hidup sendirian,
khusus dan pengetahuan umum secara
secaara aman dan sejahtera, tetapi ia
luas.
memerlukan orang lain. Oleh karena Sebagai
baitullah,
masjid
penerapan
masjid
sebagai
pengembangan
Kedua,
sebaliknya
konsep
itu ada rasa persaudaran, perasaan mau
mempunyai nilai yang sakral. Orang
berbuat
yang berdiam diri di dalamnya dengan
pemerataan ekonomi yang adil untuk
niat ibadah mendapatkan pahala yang
kesejahteraan dan cinta kasih yang 159
kebajikan.
Ketiga,
ajaran
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
cerdas.
Untuk
ISSN: 2476 – 9576
melaksanakan
memiliki peran dalam meningkatkan
pemerataan kesejahteraan yang adil
jumlah nilai investasi agar pemilik
kita
yang
harta tidak membiarkan hartanya tidak
mencerminakan variasi jemaah secara
produktif, dan bahwa zakat akan
distributif.
menjadikan
memerlukan
Di
lembaga
sinilah
fungsi
pengelola
perusahaan
strategis
selalu melanjutkan produksi sekalipun
masjid sebagai lembaga transformasi
mereka selama keriguan itu lebih kecil
sosial keagamaan yang bergerak di
jumlahnya
bidang penguatan moral, peningkatan
diwajibkan atas harta pokok yang
intelektual, pemberdayaan ekonomi,
diinvestasikan.
dan pembentuk watak dan kepribadian
daripada
zakat
yang
Sesungguhnya ekonomi Islam
personal-sosial.
adalah bagian integral dari sistem
1. Peran Masjid Dalam Mengelola Zakat Sebagai Sumber Stabilitas Ekonomi Ummat
Islam
yang
sempurna.
Apabila
ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara
Zakat keuangan
adalah
lembaga
bagi
masyarakat
urgen
sempurna
merealisasikan
umat
Islam.
Selain
yaitu aqidah dan syariah (‘Assal &
peran
Abdul Karim, 1977). Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang
penting dalam proses pembangunan
sempurna,
ekonomi (al-Rubi, 1984). Oleh karena
sumber
daya
mungkin
dan akhlak.
investasi
Berdasarkan
karena mengarah langsung kepada pengadaan
tidak
Islam yang lain, dari aqidah, ibadah
salah satu sumber dana pembangunan. peranan
maka
memisahkannya dari sistem aturan
itu zakat dapat dikategorikan sebagai
memiliki
ekonomi
sempurna dengan Islam itu sendiri,
tersebut, zakat juga memiki kontribusi
Zakat
Maka
Islam adalah keterkaitannya secara
kepedulian
sosial dan redistribusi pendapatan antar
agama.
keistimewaan terpenting
muslim, dan memiliki peran pokok dalam
dari
ini,
maka
mempelajari ekonomi Islam secara
produksi
tidak terpisah dari aqidah Islam dan
manusia dalam masyarakat (Affar,
syariahnya adalah sebuah keniscayaan,
1985). Selain itu, zakat adalah saraana
karena sistem ekonomi Islam bagian
utama untuk mengakumulasi modal
dari syariah Islam. Dengan demikian
masyarakat (‘Abid, 1412 H). Zakat 160
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
ia terkait secara mendasar dengan aqidah. Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan muamalat. Keduanya terkait laksana satu tubuh dan keduanya satu tujuan, yaitu dalam rangka ibadah dan ketaatan kepada Sang Khalik Allah SWT (Ridwan, 1996). 2. Transaksi dalam Islam: Jujur, Amanah, Adil, Disiplin, Menepati Janji dan Bertanggung Dalam surah al-Baqarah ayat ke-282; Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksisaksi itu enggan (memberi
Ayat ini adalah ayat yang terpanjang
dalam
al-Quran
dan
berbicara soal hak manusia. Yaitu memelihara hak keuangan masyarakat. Melanjutkan mengenai
ayat-ayat
sebelumnya
hukum-hukum
ekonomi
Islam yang dimulai dengan memacu masyarakat
supaya
berinfak
dan
memberikan pinjaman dan dilanjutkan dengan mengharamkan riba, ayat ini menjelaskan
cara
yang
benar
bertransaksi agar transaksi masyarakat terjauhkan
dari
kesalahan
dan
kedzaliman dan kedua pihak tidak merugi.
161
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
Syarat-syarat yang ditetapkan
e. Dalam transaksi tunai, tidak
oleh ayat ini untuk transaksi
perlu tertulis dan adanya saksi
adalah sebagai berikut:
sudah mencukupi.
a. Untuk setiap agama, baik hutang
Dalam surah al-Baqarah ayat ke-283 Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
maupun jual beli secara hutang, haruslah
tertulis
dan
berdokumen. b. Harus ada penulis selain dari kedua pihak yang bertransaksi, namun berpijak pada pengakuan orang yang berutang. Hendaklah seorang penulis menulis dengan adil, yakni dengan benar, tidak menyalahi
ketentuan
Allah,
tidak juga merugikan salah satu pihak yang bermuamalah (di antara kamu). Maka dibutuhkan tiga kriteria bagi penulis, yaitu kemampuan
menulis,
pengetahuan tentang aturan, tata cara menulis
Dalam ayat-ayat sebelum ini,
perjanjian dan
telah
kejujuran (Ridha, 1947).
Islam
masyarakat dipelihara. Setiap jenis
memberikan pinjaman haruslah
transaksi bukan tunai atau pembayaran
memperhatikan Tuhan dan tidak kebenaran
bahwa
menganjurkan agar hak-hak milik
c. Orang yang berhutang dan yang
meremehkan
dikatakan
hutang
dan
haruslah
tercatat
dan
dilangsungkan di depan dua saksi agar
menjaga kejujuran.
tidak terjadi kesalahan atau jika terjadi
d. Selain tertulis, harus ada dua
kesalahan dan salah seorang ada yang
saksi yang dipercayai oleh kedua
memungkiri, tidak terlalu sulit untuk
pihak yang menyaksikan proses
melacak kembali. Perhatian Islam
transaksi.
terhadap persoalan ini sampai pada tahapan di mana dalam perjalanan 162
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
pun, lakukanlah pesan ini dan jika tidak
ditemukan
penulis,
ISSN: 2476 – 9576
c.
maka
Dalam
bertransaksi
hendaklah
berlaku jujur, amanah, adil dan
kokohkanlah transaksi (jual-beli) itu
bertanggung jawab.
dengan cara mengambil sesuatu dari
Berkaitan dengan keharusan
pihak yang berutang sebagai jaminan
bertanggung jawab, secara umum
(Ridha, 1947).
dijelaskan dalam surah al-Baqarah
Pada
akhir
ayat
kepada
orang-orang
menganjurkan
juga
ayat ke-284 (Quthb, 1995). Ayat
ini
memberikan
Mukmin secara umum supaya tidak
peringatan
berpendek tangan dalam menjelaskan
Mukmin bahwa Allah SWT akan
hak-hak masyarakat, karena Allah
memperhitungkan
SWT mengetahui segala apa yang ada
perbuatan dosa yang dilakukan oleh
di hati kalian dan menyembunyikan
anggota jasmani seperti mata, telinga,
kebenaran, kendati dalam dzahirnya
mulut dan tangan, karena Allah SWT
diam dan manusia tidak melakukan
mengetahui apa yang terlintas di hati
suatu
sehingga
manusia dan manusia akan dimintakan
namun
pertanggungjawaban karena dosa-dosa
sesungguhnya merupakan dosa yang
hati. Yang dimaksud oleh ayat ini
paling besar, karena ruh manusia
adalah dosa-dosa yang secara prinsip
menjadi kotor karenanya.
memiliki
Hal penting dari ayat tersebut adalah:
dilakukan dengan pikiran dan jiwa.
pun
merasakan
tindakan, berbuat
dosa,
a. Transaksi bukan tunai, janganlah
kepada
dengan
masing-masing
kesaksian transaksi
dan itu
mengambil
sekiranya dikokohkan
Nabi
masing-masing ummatnya
bagi guna
memajukan manusia sampai pada titik
dengan
di mana akal dan pikiran memiliki kemampuan
tepat
dan
perlu,
mengambil jaminan. b. Membayar hutang
kejiwaan
Allah SWT telah mengutus para
dan
perbuatan-
dimensi
ditegaskan atas janji lisan, melainkan tertulis
orang-orang
pada
untuk
memahami
program Tuhan yang tersempurna dan
waktunya, berusaha disiplin untuk
Allah
menepati
telah
Muhammad SAW dengan risalahnya.
dan
Dengan demikian, seorang Muslim
memelihara
janji
berarti
kepercayaan
keamanan ekonomi masyarakat.
SWT
telah
mengutus
meyakini semua nabi ilahi dan semua 163
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
kitab samawi yang telah diturunkan
sehingga
dan tidak menerima pembedaan atau
kemandirian ummat. Sedangkan motif
diskriminasi di kalangan para utusan
perilakunya
Tuhan.
mencari
Kalaupun
Allah
SWT
dapat
membangun
adalah
nafkah,
keutamaan
menjaga
semua
menciptakan manusia berbeda-beda,
sumber daya (flora-fauna dan alam
ada yang cerdas dan berpotensi besar,
sekitar), dilakukan secara profesional
ada yang kurang cerdas dan berpotensi
(amanah & itqan) dan berusaha pada
minim, yang satu kuat, yang lainnya
sesuatu yang halal. Karena itu dalam
lemah, harus diterima bahwa sebagian
sebuah perusahaan misalnya, menurut
dari perbedaan-perbedaan ini adalah
M.M. Metwally (Metwally, 1992)
kelaziman penciptaan, karena di balik
asumsi-asumsi
kekurangan
pandangan
dilakukan untuk barang halal dengan
kelebihannya.
proses produksi dan pasca produksi
manusia)
(menurut pasti
Perbedaan
ada
tersebut
bukan
untuk
yang
produksi,
tidak
harus
menimbulkan
diperlakukan dengan kezaliman dan
kemadharatan. Semua orang diberikan
ketidakadilan.
kebebasan untuk melakukan usaha produksi.
3.
Pengelolaan Optimal
Adapun dari
Harta/Produksi:
dalam
tipologi surat
berkarya,
Makkiyah dan Madaniyah; surat al-
istiqamah,
tidak
berbuat
Nahl tergolong surat Makkiyyah yaitu
kerusakan,
maslahat
sebagai
surat
ekonomi
pengelolaan mempunyai
motif
yang
diturunkan
sebelum Nabi Muhammad melakukan
orientasi produksi Dalam
al-Qur’an
Islam,
Hijrah ke Madinah, dan surat al-
harta/produksi
Baqarah dan termasuk golongan surat
kemaslahatan,
Madaniyyah.
Berdasarkan
kebutuhan dan kewajiban. Perilaku
pengelompokan
produksi merupakan usaha seseorang
pembahasan dapat dimulai dari surat
atau kelompok untuk melepaskan
al-Nahl dan kemudian membahas ayat
dirinya dari kefakiran. Menurut Yusuf
pada surat Madaniyah yaitu surat al-
Qardhawi, secara eksternal perilaku
Baqarah(2): 22, dan al-Maidah (5): 62-
produksi
64
dimaksudkan
untuk
memenuhi kebutuhan setiap individu
Qs al-Nahl(16): 5-9, 164
tersebut,
maka
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
Dan dia Telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagaibagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan (5). Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan(6). Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukarankesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (7), Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bighal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya (8). Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. dan Jikalau dia menghendaki, tentulah dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar) (9). al-Nahl(16):10-11, Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuhtumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu (10). Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanamtanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buahbuahan. Sesungguhnya pada
ISSN: 2476 – 9576
yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan (11). al-Nahl(16):14 Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur (14). al-Nahl(16):65- 70, Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orangorang yang mendengarkan (pelajaran) (65).Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orangorang yang meminumnya (66). Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan(67). Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang 165
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
dibikin manusia" (68), Kemudian makanlah dari tiaptiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (69). Allah menciptakan kamu, Kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa (70). al-Nahl(16):80- 81 Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemahkemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)(80). Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang Telah dia ciptakan, dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan dia jadikan bagimu Pakaian yang memeliharamu dari panas dan Pakaian (baju besi) yang
ISSN: 2476 – 9576
memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya) (81). al-Maidah(5): 62-64, Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orangorang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka Telah kerjakan itu (62). Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang Telah mereka kerjakan itu (63). Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang Telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi keduadua tangan Allah terbuka; dia menafkahkan sebagaimana dia kehendaki. dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. dan kami Telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orangorang yang membuat kerusakan (64).
166
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
Melalui paparan terjemahan
ISSN: 2476 – 9576
Sebaliknya
dalam
sistem
dalam kedua surat di atas, dapat
konvensional, perusahaan diberikan
dijelaskan
pelaku
kebebasan untuk berproduksi, namun
seluruh
cenderung terkonsentrasi pada output
bahwa
ekonomi
setelah
mengoptimalkan
sumber daya yang ada (dalam ayat-
yang
ayat
ternak,
(effective demand), sehingga dapat
pegunungan; tanah perkebunan, lautan
menjadikan kebutuhan riil masyarakat
dengan
terabaikan (Mannan, 1992).
diatas;
binatang
kekayaannya,
ingat
lagi
menjadi
permintaan
pasar
pandangan al-Qur’an tentang harta
Perilaku produksi yang ada
benda yang disebut sebagai Fadlun
pada system konvensional terfokus
minallah)
untuk
pada maksimalisasi keuntungan (profit
kehidupan di dunia ini, lalu manusia
oriented). Boleh saja pada suatu
diarahkan untuk melakukan kebaikan-
kondisi (pada satu pilihan output
kebaikan kepada saudaranya, kaum
dengan konsekwensi harga tertentu)
miskin, kaum kerabat dengan cara
oleh system konvensional dinilai tidak
yang baik tanpa kikir dan boros. Pada
optimal,
surat
Allah
kemashlahatan baik bagi perusahaan
menegaskan; Dia lah yang menjamin
maupun lingkungannya (pertimbangan
atau telah menyediakan rezeki untuk
kebutuhan masyarakat, kemandirian
manusia.
negara dan lain-lain), hal ini dapat
sebagai
al-Isra
media
(17):
Maka,
30
manusia
sudah
seharusnya berusaha secara optimal
produksi
tidak
berdasarkan
nilai
dikatakan optimal.
sebagai media untuk meraih rezeki itu. Pertimbangan
tapi
Menurut
perilaku
keseimbangan
semata-mata
Mannan, output
sebuah
perusahaan hendaknya lebih luas,
didasarkan pada permintaan pasar
sebagai
(given demand conditions), akan tetapi
perusahaan terhadap kondisi pasar.
berdasarkan
pertimbangan
Pendapat ini didukung oleh M.M.
permintaan
Metwally, bahwa fungsi kepuasan
pasar tidak dapat memberikan data
perusahaan tidak hanya dipengaruhi
sebagai
suatu
oleh variable tingkat keuntungan (level
mengambil
of profits) tapi juga oleh variable
keputusan tentang kuantitas produksi.
pengeluaran yang bersifat charity atau
kemashlahatan.
perusahaan
Kurva
landasan dalam
bagi
167
perwujudan
perhatian
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
good deeds. Demikian pula menurut
dalam
al-Ghazali
produksi.
produksi
bahwa dan
dalam
orientasi
bertujuan
Kehidupan harus dijalankan
dengan
dengan kerja keras yang dilandasi
berusaha mendapatkan harta sebanyak
keimanan. Hal ini bermakna bahwa
yang
hubungan iman dan kerja bagaikan
mencapai
konsumsi
perilaku
menentukan
posisi
kita
muzakki
mampu,
namun
tetap
membelanjakannya di jalan Allah
hubungan
SWT. Ini dilakukan dengan semangat
buahnya. “Dan bahwasanya seorang
hidup hemat dan tidak bermewah-
manusia tiada yang akan memperoleh
mewah (Ridha, 1947). Dengan kata
kecuali
lain perilaku produksi dan konsumsi
diusahakannya sendiri,” “Amal-amal
adalah
yang tidak disertai iman tidak akan
perilaku
yang
bertujuan
akar,
apa
tumbuhan
(hasil)
yang
menjauhi posisi fakir, sesuai dengan
berarti
peringatan Rasulullah SAW bahwa
hubungan itu, maka ekonomi dan
kefakiran mendekatkan manusia pada
bisnis diperintahkan agar dilakukan
kekufuran.
setelah melakukan shalat sebagaimana
Melalui
ayat-ayat
disisi-Nya.”
dan
Berdasarkan
tersurat dalam QS. Al Jumu’ah (62:10)
tersebut
adalah Islam mengajarkan untuk;
(Shihab, 2003).
a. Optimal dalam berkarya.
4. Konsumsi : Hemat, membelanjakan harta dengan halal, menjalankan rantai ekonomi dengan cara yang halal
b. Istiqamah. Kegiatan berproduksi hendaknya
dila
kukan
konsisten,
tanpa
secara
meninggalkan
Diantara
dampak yang merusak misalnya, berbuat
dosa,
terlarang,
memakan
berlawanan
harta
isyrabu terdapat sebanyak 21 kali.
dengan
Sedangkan makan dan minumlah (kulu wasyrabu)
c. Jika pada system konvensional pada
Jumlah
maksimalisasi
dari
dalam system Islam, maslahah pertimbangan
sebanyak ayat
enam
mengenai
kali. ajaran
konsumsi, belum termasuk derivasi
keuntungan (profit oriented), maka
merupakan
konsumsi
dapat diambil dari kata kulu dan
sunnatullah.
terfokus
ayat-ayat
akar kata akala dan syaraba
selain fi’il amar di atas sejumlah 27
utama
kali. Dalam surah Al-Baqarah (2): 168, 172, 187, al-Maidah (5): 4, 88, 168
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (26). Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah Saudarasaudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya (27). Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas (28). Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. (29). Al-A’raf,7 :31-32 Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan (31). Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hambahamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orangorang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui (32). Pada ayat di atas, Allah memerintahkan sikap hemat dalam membelanjakan harta (Asy-Syanqithi, 2002), dengan sekaligus terdapat
al-An’am (6) 118, 141, 142, al-A’raf (7):31, 160, 161, al-Anfal (8): 69, an Nahl (16): 114, al-Isra (17): 26-28, Toha (20): 54, 81, al-Hajj (22): 28, 36, al-Mukminun (23): 51, Saba (34): 15, at-Tur (52): 19, al-Mulk (67): 15, alHaqqah (69): 24, al-Mursalat (77): 43, 46 dan lain-lain. Al-Baqarah (2): 168, Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Al- Nahl (16): 114 Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang Telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu Hanya kepada-Nya saja menyembah. Pada kedua ayat secara tegas, terdapat prinsip halal dan baik, prinsip ketiadaan
mengikuti
hawa
nafsu,
prinsip syukur dan prinsip tauhid. Dengan
prinsip-prinsip
demikian,
maka pola konsumsi seseorang
dan
juga masyarakat, diarahkan kepada kebutuhan dan kewajiban berdasarkan standar-standar Demikian
pula,
prinsip dalam
di
ISSN: 2476 – 9576
atas.
ayat-ayat
berikut; al-Isra(17): 26-29,
169
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
prinsip menjauhkan diri dari kekikiran baik pada diri sendiri maupun terhadap orang lain ْ س ط َها ُك َّل ُ َوالَتَجْ َع ْل يَدَكَ َم ْغلُولَةً ِإلَى ُ عنُقِكَ َوالَتَ ْب ْط ِ ْالبَس Demikian pula terdapat prinsip proporsionalitas aktivitas
dalam
konsumsi.
pertanggungjawaban
Islam memiliki nilai moral yang ketat
prinsip
dalam
setiap
Dalam banyak ketentuan perilaku ekonomi Islam, motif “kebutuhan” (needs)
a. Hidup
gambarkan,
kebutuhan
dan
tidak (abstain
from wasteful and luxurius living), yang bermakna bahwa tindakan
dasar
ekonomi
diperuntukan hanya sekedar
masyarakat sudah pada posisi yang
pemenuhan kebutuhan hidup
aman. Parameter
kepuasan
(needs)
dalam
secara
tapi juga tergantung pada sesuatu yang
muslim
ketika
mekanismenya
sesuai
zakat pada
dan tataran
negara merupakan obligatory
harapan
zakat system bukan voluntary
mendapat kredit poin dari Allah SWT
zakat
melalui amal shalehnya semakin besar
system. Selain zakat
terdapat pula instrumen sejenis
(Banna, 1997).
yang
Membahas mengenai keperluan manusia,
Semua
proporsional
b. Implementasi
Kepuasan
dapat timbul dan dirasakan oleh seorang
(wants).
porsi yang dibutuhkan.
bersifat abstrak, seperti amal shaleh perbuat.
pemuasan
kebutuhan konsumsi dipenuhi
pada benda-benda konkrit (materi),
manusia
bukan
keinginan
ekonomi Islam bukan hanya terbatas
hidup
hemat
bermewah-mewah
dasar) akan dilakukan ketika secara
yang
roda
diisyaratkan dalam al Qur’an:
setelah tahapan pertama (kebutuhan
yaitu
dalam
dalam sistem ekonomi Islam yang
tahapan
namun pemuasan keperluan hidup
kolektif
nafas
dan
Terdapat empat prinsip utama
Islam
Maslow
mendominasi
perekonomian dan bukan keinginan.
pemenuhan keperluan hidup boleh jadi yang
lebih
menjadi
pada ayat al-Mulk (67): 15
seperti
“keinginan”
(wants) dalam motif aktifitas ekonomi.
aktivitas konsumsi. Hal ini berdasar
Dalam
memasukkan
dalam
melakukan
Dan
ISSN: 2476 – 9576
penting
bersifat
(voluntary)
untuk
yaitu
sukarela infak,
shadaqah, wakaf, dan hadiah.
dibedakan kebutuhan dan keinginan. 170
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
c. Penghapusan Riba (prohibition
kepemilikan harta tidak melanggar
of riba); menjadikan system
hukum atau undang-undang, maka
bagi hasil (profit-loss sharing)
harta
dengan instrumen mudharabah
pemiliknya.
dan
sebagai
perbedaan Islam dan konvensional
pengganti sistem kredit (credit
tentang harta, terletak pada perbedaan
system)
cara pandang. Adiwarman membahas
musyarakah
termasuk
bunga
(interest rate).
menjadi
hak Dengan
penuh
si
demikian
harta, dimasukan dalam pembahasan
d. Menjalankan usaha-usaha yang
uang dan kapital. Menurut beliau uang
halal, menjauhi maisir dan
dalam Islam adalah public goods yang
gharar; meliputi bahan baku,
bersifat
proses produksi, manajemen,
kapital merupakan private goods yang
out-put produksi hingga proses
bersifat stock concept. Sementara itu
distribusi dan konsumsi harus
menurut system konvensional uang
dalam kerangka halal (Q.S. Al-
dan kapital merupakan private goods
Anfaal/8: 36).
(Karim, 2002).
Harta
concept
sedangkan
pokok
Namun pada tingkatan praktis,
yang
prilaku ekonomi sangat ditentukan
merupakan karunia Allah (an-Nisa
oleh tingkat keyakinan atau keimanan
(4) :32. Islam memandang segala yang
seseorang atau sekelompok orang
ada di atas bumi dan seisinya adalah
yang
milik Allah SWT, sehingga apa yang
kecenderungan prilaku konsumsi dan
dimiliki manusia hanyalah amanah.
produksi di pasar. Dengan demikian
Dengan nilai amanah itulah manusia
dapat disimpulkan tiga karakteristik
dituntut untuk menyikapi harta benda
perilaku
untuk mendapatkannya dengan cara
menggunakan
yang benar, proses yang benar dan
sebagai asumsi, yaitu: a) Ketika
pengelolaan dan pengembangan yang
keimanan ada pada tingkat yang cukup
benar pula.
baik, maka motif berkonsumsi atau
kehidupan
merupakan
flow
(an-Nisa
Sebaliknya
(4) :5)
dalam
perspektif
kemudian
ekonomi tingkat
membentuk
dengan keimanan
berproduksi akan didominasi oleh tiga
konvensional, harta merupakan asset
motif
yang menjadi hak pribadi. Sepanjang
kebutuhan dan kewajiban. b) Ketika 171
utama
yaitu;
mashlahah,
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
keimanan ada pada tingkat yang
rasional
kurang baik, maka motifnya tidak
penerapan
didominasi hanya oleh tiga hal tadi
(persaudaraan) dalam proses ekonomi
tapi juga kemudian akan dipengaruhi
sebagai
secara
ego,
individualis.
dan
kesadaran bahwa tak seorang pun bisa
bersifat
hidup sendirian, secara aman dan
individualistis. c) Ketika keimanan
sejahtera, tetapi ia memerlukan orang
ada pada tingkat yang buruk, maka
lain.
motif berekonomi tentu saja akan
ekonomi
didominasi
oleh
kesejahteraan dan cinta kasih yang
individualistis
(selfishness);
signifikan
rasionalisme
oleh
(materialisme)
keinginan-keinganan
yang
nilai-nilai ego,
terhadap
Kedua,
konsep
lawan
ikhwan
dari
konsep
Maksudnya
Ketiga,
ajaran
yang
cerdas.
keinginan dan rasionalisme.
nilai.
adalah
pemerataan adil
Untuk
untuk
melaksanakan
pemerataan kesejahteraan yang adil
Dengan demikian sangat jelas
kita
memerlukan
lembaga
yang
terlihat bahwa perilaku ekonomi Islam
mencerminkan variasi jemaah secara
tidak didominasi oleh nilai alamiah
distributif.
yang dimiliki oleh setiap individu saja.
Kedua, dalam melaksanakan
Terdapat nilai di luar diri manusia
transaksi Islam Mendidik sikap jujur,
yang kemudian membentuk perilaku
amanah, adil, disiplin, menepati janji
ekonomi. Nilai ini diyakini sebagai
dan bertanggung jawab.
tuntunan utama dalam hidup dan
Ketiga,
dalam
mengelola
kehidupan manusia, nilai-nilai itulah
harta/berproduksi hendaklah optimal
yang diajarkan dalam Al Qur’an
dalam
sebagai panduan bagi setiap individu.
berbuat kerusakan, dan meletakkan
Kesimpulan
konsep maslahat sebagai orientasi
Pertama, poros masjid sebagai
pemikiran
rasional
istiqamah,
tidak
produksi.
pilar ekonomi umat. Perlu disentuh oleh
berkarya,
Keempat,
Konsumsi
yang
bahwa
merupakan bagian selanjutnya dari
dakwah tersebut meliputi tiga hal.
aktivitas ekonomi hendaklah bersikap
Pertama, fungsi kelembagaan yang
hemat dalam menggunakan harta,
diterapkan
membelanjakan harta dengan halal,
lewat
pengayaan
masyarakat dengan penerapan perilaku 172
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
dan
menjalankan
rantai
ISSN: 2476 – 9576
Kajian Ekonomi Makro, The International Institute of Islamic Thought Indonesia (IIIT Indonesia)
ekonomi
dengan cara yang halal. DAFTAR PUSTAKA
Khan, Muhammad Akram, 1997, ‘The Role of Government in the Economy,” The American Journal of Islamic Social Sciences, Vol. 14, No. 2. M. Abdul Mannan, 1997, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, pent. M Mustangin, Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf.
al-Mishriy, Abd. Sami, 1988’ Al-Masrif al-Islamiy ‘Ilmiyyan wa ‘Amaliyyan, Kairo: Maktabah Wahbah. al-Zaini, Muhammad B. Rusydi,1995, al-Mu’jam al-Mufahras Lima’any al-Qur’an al-Adzim, Damaskus: Darul Fikri.
Mannan, M.A. “The Behaviour of The Firm and Its Objective in an Islamic Framework”, Readings in Microeconomics: An Islamic Perspektif, Longman Malaysia
‘Assal, Ahmad Muhammad & Fathi Ahmad Abdul Karim, AnNizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977), h. 17-18, Lihat juga dalam Mabahits fil Iqtishad al-Islamiy, h. 54.
Metwally, M.M.1996, “A Behavioural Model of An Islamic Firm,” Readings in Microeconomics: An Islamic Perspektif, Longman Malaysia
al-Rubi, Mahmud, 1984, AlMinhaj al-Islami fi al-Tanmiyah alIqtishadiyah wa al-Ijtima’iyah dalam Majallat al-Dirasat al-Tijariyah wa al-Islamiyah, nomor 3, tahun ke-1 Juli.
Muhammad Akram Khan,1996. Economic Message of The Quran: What Islam Offers to Human Economy?, Kuwait: Islamic Book Publishers.
Affar, Muhammad Abdul Mun’im,1985, Al-Takhtith wa alTanmiyah fi al-Islam, Jeddah: Dar alBayan al-Arabi.
Muhammad dan Lukman Fauroni,2000, Visi al-Qur’an tentang Etika dan Bisnis. Salemba Diniyah.
al-Qira’, Muhammad Ali bin ‘Abid, 1412 H, Isti’rad li al-KitabatalMu’asirah fi al Tanmiyah, Jeddah: Dar al-Bayan al-Arabi.
Muhammad Rasyid Ridla,1947, Tafsr al-Qur’a al-Hakim Masyhur bi ‘smi Tafsir al-Manar, juz. III, Kairo: Dar al-Manar.
Baqi, Fu’ad Abdul. Mu’jam al-Mufahrasy lialfadzi Qur’an Chapra, Umar.2000, Islam dan Pembangunan Ekonomi, pent. Ikhwan Abidin Gema Insani Press
Munawir, Ahmad Warson.1983, Kamus al-Munawwir Pondok Pesantren Krapyak.
Depag RI, 1989, al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putera.
Nasution, Mustafa Edwin, et.al,2006, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana.
Karim, Adiwarman Azwar.2002, Ekonomi Islam: Suatu 173
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016
Qardhawi, Yusuf,1997, Norma dan Etika Ekonomi Islam, pent. Zainal Arifin Gema Insani Press. ......................, 2001 “Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam,” Rabbani Press, Jakarta. Quthb, Sayyid,2003, Fi Zhilal Al-Quran, Al-Qahirah: Dar al-Syuruq. Ridwan, Samir Abdul Hamid,1996. Aswaq al-Awraq alMaliyah, IIIT, Cairo. Sammuelson, Paul A dan William D Nordhaus,1991, Ekonomi pent.A Jaka Wasana, Surabaya: Penerbit erlangga. Shihab, M. Quraish,2003, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jakarta: Lentera hati. Shihab, M. Quraish,2003, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudlu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan. Sukirno, Sadono.2002 Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Rajawali Press Jakarta.
174
ISSN: 2476 – 9576