KORUPSI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN Oleh: Tahta Alfina ‘Alimatul Millah Alumnus Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Fakultas Syari’ah dan Hukum UNSIQ Email:
[email protected] Abstrak Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa ayat Al-Qur`an yang menjelaskan tentang persoalan korupsi. Namun selama ini ayat-ayat tersebut kurang mendapat tempat dalam aspek dasar hukum maupun dalam lingkup penelitian. Studi terhadap makna korupsi dalam Al-Qur`an difokuskan pada pemahaman ayat-ayat Al-Qur`an dengan telaah dan analisis penafsiran kitabkitab tafsir. Dalam tulisan ini akan dianalisis pandangan Al-Qur`an dan tentu saja interpretasi para mufassir terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang terkait dengan masalah praktik korupsi dengan menggali penafsiran berbagai mufassir dalam berbagai karya tafsir. Beberapa term dalam ayat-ayat Al-Qur`an yang mendekati makna dan praktik korupsi diantaranya adalah perampokan (al-ḣarb), pencurian (as-sarq), term penghianatan (al-ghulul), dan penyuapan (as-ṣuht). Kata kunci: Korupsi, Hukum Korupsi, al-harb, al-sarq, al-ghulul, as-suḣt.
A. Pendahuluan Di Indonesia,
Tindak korupsi merupakan
merupakan
pidana dan
korupsi
sudah
dimasukkan
sebagai
serius yang telah lama
tindak pidana luar biasa (extra ordinary
tumbuh berkembang dalam masyarakat.
crimes) dan secara internasional telah
Sejak sekitar tahun 1950-an praktek
diakui
korupsi di Indonesia sebenarnya sudah
“transnational organized crime”. Tindak
mulai berkembang dan dirasakan harus
pidana
segera dihentikan. Dengan kata lain di
yang
Indonesia telah terjadi proses perluasan
masyarakat,
praktek
(Baharuddin Lopa, 1997: 58)
permasalahan
korupsi yang tidak berusaha
untuk dicegah dalam waktu yang cukup
sebagai
salah
korupsi luar
satu
merupakan
biasa,
Al-Qur`an
kejahatan
korbannya
bangsa
dan
undang-
lama. Karena itu, korupsi di Indonesia
undang
telah menjalar ke berbagai sektor publik
membina kehidupan manusia. Dari Al-
dan seakan-akan telah menjadi bagian
Qur`an,
dari
pengetahuan
budaya
Indonesia
sehingga
paling
adalah Negara.
merupakan
yang
jenis
maka
utama
akan
manusia
dalam
terbukalah akan
esensi
kemudian sangat sulit untuk diatasi dan
penciptaannya di muka bumi ini. Al-
diberantas. (Erry Riyana Hardjapamekas,
Qur`an juga menjadi petunjuk jalan lurus
2003: xxi-xxii)
yang
menjamin
siapapun
yang
Vol. II No. 02, November 2016
melandaskan pola kehidupannya kepada
merupakan
term
Al-Qur`an
digunakan
sebagai
dengan
keselamatan
dunia
dan akhirat. (QS. Al-Isra’ [17]: 9). Bagi
perbincangan
umat
korupsi.
Islam,
Al-Qur`an
mempunyai
yang
selama
sebuah
ini
landasan
Al-Qur`an
mengenai
posisi yang penting dan menjadi tempat rujukan
atas masalah yang dihadapi.
Sebagai kitab suci sekaligus pedoman kehidupan
manusia,
1. Seputar Korupsi
tidak
Istilah korupsi berasal dari bahasa
seharusnya hanya ditempatkan sebagai
latin kuno yakni “corrumpere”, yang
kitab
kemudian masuk kedalam bahasa latin
suci
dengan
Al-Qur`an
B. Hasil Temuan dan Pembahasan
yang
asumsi
membaca
dibaca,
adanya
dan
dihafalkan
pahala
yang
menghafalkannya.
modern
menjadi
corruptus.
Dari
Seyogyanya Al-Qur`an tidak diposisikan
kemudian
turun
sebagai
bahasa
mushaf
yang
terdiri
dari
di
corruptio bahasa
Latin
kedalam
Eropa
atau ini
berbagai
seperti
Inggris:
lembaran-lembaran kalam Ilahi semata.
corruption,
corrupt;
Perancis:
(Fitria Sari Yunianti, 2009: 93-94).
corruption;
Belanda:
corruptie,
Berangkat dari problematika diatas, sebagian
cendekiawan
mulai melacak
korruptie. Dari bahasa Belanda inilah kemudian
masuk
ke
dalam
bahasa
penegasan Al-Qur`an mengenai korupsi.
Indonesia menjadi kata korupsi. (Arya
Hal
Maheka, 2006: 12; dan Andi Hamzah,
itu
dilakukan
sebagai
upaya
menemukan epistemologi pemberantasan kasus
korupsi mengingat bahwa
Qur`an
adalah
memberikan
Al-
Korupsi berasal dari bahasa Latin:
suci
yang
corruption dari kata kerja corrumpere
Sementara
itu,
kitab
petunjuk.
2005: 4).
berarti
busuk,
Al-Qur`an yang masih bersifat global
memutar
dan universal, menyisakan permasalahan
Transparency
yang harus dicermati dan dikaji secara
perilaku
komprehensif.
politikus/politisi
misalnya,
Wacana
korupsi,
balik,
rusak,
menggoyahkan,
menyogok. International
pejabat
publik, maupun
Menurut adalah baik pegawai
masih berupa konsep yang
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
implisit yang tidak diuraikan oleh Al-
legal memperkaya diri atau memperkaya
Qur`an secara tegas (baca: eksplisit).
mereka yang dekat dengannya, dengan
Term-term
menyalahgunakan
semisal
ghulul
kekuasaan
publik
kepada
mereka.
(penggelapan), suht (penyuapan),sariqah
yang
(pencurian), dan hirabah (perampokan)
(Muhammad Shoim, 2009: 14).
198
dipercayakan
Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
Dalam Kamus Al-Munawwir, term
balik
atau
transaksi antara
pihak
korupsi bisa diartikan meliputi: risywah,
pemberi dan pihak penerima demi
khiyanat, fasad, ghulul, suht, bathil.
keuntungan kepada kedua belah pihak
(Ahmad Warson Munawir, 1984: 537,
demi
403, 1134, 1089, 654, 100).Sedangkan
biasanya melibatkan dunia usaha atau
dalam Kamus Al-Bisri kata korupsi
bisnis dengan pemerintah.
diartikan ke dalam bahasa arab: risywah, ihtilas,
dan fasad. (Adib Bisri dan
tercapainya
b. Korupsi
pengkerabatan
penyalahgunaan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
wewenang
korupsi secara harfiah berarti:
keuntungan
rusak, suka memakai barang (uang) yang dipercayakan padanya,
dapat disogok
(melalui
kekuasaannya
kepentingan
pribadi).
terminologinya,
Adapun
korupsi
yang
(nepotistic
corruption), yakni yang menyangkut
Munawwir AF, 1999: 161).Sedangkan
buruk,
keuntungan
kekuasaan untuk
bagi
dan berbagai
teman,
sanak
saudara ataupun golongan. c. Korupsi
yang
memeras
(extortive
untuk
coruption), adalah suatu korupsi yang
arti
dipaksakan kepada suatu pihak yang
adalah
biasanya
disertai
ancaman,
penyelewengan atau penggelapan (uang
penekanan
negara
kepentingan orang-orang dan hal yang
atau
kepentingan
perusahaan)
pribadi atau
(Departemen
untuk
orang
Pendidikan
dimilikinya.
dan
dilakukan oleh pihak ketiga untuk
perkembangannya
yang
kehidupan.
korupsi
Instrument korupsi
menjalar
Biasanya
hal
ini
kemudian memudahkan langkah pihak
banyak terjadi dalam berbagai lini dalam realitas
terhadap
lain.
Kebudayaan RI, 1995: 527.). Dalam
(pressure)
teror,
ini,
kemudian
kedua dihadapan pihak pertama. d. Korupsi
investif
(investive
corruption), yakni memberikan jasa atau barang tertentu kepada pihak lain
memunculkan prototype atau bentuk dan
demi
jenis korupsi yang begitu luas sehingga
depan dalam bentuk jabatan ataupun
tidak mudah di hadapi sarana hukum
kemudahan dalam bekerja.
semata.
Hal
ini
Husein
Alatas
kemudian memiliki
7
menurut (tujuh)
keuntungan
e. Korupsi
pribadi
defensive
dimasa
(defensive
corruption), adalah pihak yang akan
tipology, watak atau bentuk korupsi yaitu;
dirugikan
a. Korupsi
didalamnya atau bentuk ini membuat
corruption),
transaktif jenis
(transactive korupsi
yang
menunjuk adanya kesepakatan timbal Korupsi dalam Perspektif
terjebak
terpaksa
bahkan
ikut
menjadi
terlibat
korban
perbuatan korupsi. Hal ini biasanya 199
Vol. II No. 02, November 2016
memunculkan
idiom
untuk
merasa
lebih baik korupsi lebih dulu dari
pemerintah
otogenik
corruption) dilakukan
Dampak korupsi yang lain dapat
(autogenic
yaitu
korupsi
seorang
diri
masyarakat.
(Nadiatus Salama, 2010: 25).
orang lain atau mau dikorupsi. f. Korupsi
kepada
yang
berupa: (i) Runtuhnya akhlak, moral, integritas,
dan religiusitas bangsa; (ii)
(single
Adanya efek buruk bagi perekonomian
fighter), tidak ada orang lain atau
Negara; (iii) Korupsi memberi kontribusi
pihak lain yang terlibat, yang lebih
bagi matinya etos kerja masyarakat; (iv)
sering dalam bentuk penggelapan.
Terjadinya eksploitasi sumber daya alam
g. Korupsi
suportif
(supportive
oleh segelintir orang; dan (v) Memiliki
corruption) adalah korupsi dukungan
dampak sosial dengan merosotnya human
atau support dan tidak ada orang lain
capital. (Nadiatus Salama, 2010: 25).
atau pihak lain yang terlibat. Biasanya
Korupsi
dilakukan oleh orang yang memiliki
konsekuensi
kedudukan tinggi. (Kusumah M.W,
demokratisasi dan pembangunan, sebab
2001: 141).
korupsi
Korupsi berdampak sangat buruk
proses
karena
Korupsi
ketidakjujuran, keadilan
terjadi dan
masyarakat.
kebusukan,
melukai
rasa
Penyimpangan
negatif
telah
membawa
terhadap
proses
mendelegetimasi
dan
mengurangi kepercayaan publik terhadap
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara telah
selalu
politik
melalui
juga
money-politik.
telah
mendistorsi
pengambilan keputusan pada kebijakan publik,
tiadanya
akuntabilitas
publik
anggaran yang terjadi akibat korupsi
serta menafikan the rule of law. Di sisi
telah
lain,
menurunkan
kualitas
pelayanan
korupsi
menyebabkan
berbagai
negara kepada masyarakat. Pada tingkat
proyek pembangunan dan fasilitas umum
makro, penyimpangan dana masyarakat
bermutu rendah serta tidak sesuai dengan
ke
kebutuhan
dalam
kantong
pribadi
telah
yang
menurunkan kemampuan negara untuk
menghambat
memberikan
panjang
untuk
hal-hal
yang
bermanfaat
masyarakat, seperti: pendidikan,
semestinya,
sehingga
pembangunan
jangka
yang
berkelanjutan.
(Ibnu
Santoso, 2011:9).
perlindungan lingkungan, penelitian, dan pembangunan. korupsi
telah
Pada
tingkat
mikro,
meningkatkan
adanya
ketidakpastian pelayanan yang baik dari
200
2. Perspektif (Mauḍû’i)
Tafsir
Tafsir mauḍû’i
Tematik
merupakan salah
satu metode tafsir yang ditawarkan oleh
Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
para ahli untuk memahami makna dalam
kemudian dikaji secara meendalam dari
Al-Qur`an
Untuk
berbagai aspek yanng terkait dengannya,
dapat mengetahui bagaimana cara kerja
seperti asbabun nuzul, kosa kata dan
tafsir
sebagainya.
(Atabik
mauḍû’i
harus
Ali: 859).
maka
diketahui
terlebih dahulu
makna
dari
tafsir
Semua
dijelaskan
dengan
rinci dan tuntas, dan didukung oleh dalil-
mauḍû’i. Tafsir secara bahasa mengikuti
dalil
wazan “taf’îl”, berasal dari kata al-fasr
dipertanggungjawabkan
yang berarti menjelaskan,
baik argumen yang berasal dari Al-
dan
menampakkan
makan
yang
menyingkap
atau menerangkan
abstrak.
Kata kerjanya
atau
Qur`an,
fakta-fakta
hadits,
yang secara
maupun
dapat ilmiah,
pemikiran
rasional. Jadi, dalam metode ini, tafsir
mengikuti wazan “ḍaraba-yaḍribu” dan
Al-Qur`an
“naṣara-yanṣuru”.
menelusuri ayat demi ayat, tetapi ia
(asy-syai`a)
Dikatakan; dan
yafsiru”
“fasara “yafsuru,
mencoba
tidak
dilakukan
dengan
mengkaji Al-Qur`an dengan
fasran” dan “fasarahu” artinya abânahu
mengambil sebuah
(menjelaskan). Kata at-tafsîr dan al-fasr
berbagai macam tema doktrinal, sosial
mempunyai
arti
menjelaskan
dan kosmologis yang dibahas oleh Al-
menyingkap
yang
tertutup.
dan (Manna
tema khusus dari
Qur`an.
Khalil al-Qattan,2011: 455). Mauḍû’i
menurut
bahasa
adalah
berasal dari kata وضعyang berakar kata و
ض
dan
ع
yang
memiliki
arti
meletakkan sesuatu dan meletakkannya.
3. Korupsi dalam Perspektif AlQur`an Pada dasarnya, term korupsi dalam Al-Qur`an
merupakan
bentuk-bentuk
وضع
tindakan pidana yang ada dalam Islam,
berarti menjadikan sesuatu lafadz sesuai
namun penyebutan yang secara eksplisit
pemaknaannya,
tidak
Al-Jurjany
menyatakan
kata
bahwa
mauḍû’i
sendiri
merupakan bentuk dari isim maf’ûl yang berasal
dari kata
kerja
وضع
ditemuan
misalnya,
di dalam Al-Qur`an,
term perampokan (al-ḣarb),
yang
pencurian (as-sarq), term penghianatan
mempunyai arti judul, tema dan topik.
(al-ghulul), term penyuapan (as-suht),
(Lois Ma’luf,1973: 1004).
dan lain sebagainya.
Menurut Al-Farmawi, metode tafsir
perkembangan
definisi
Namun, melihat korupsi
yang
Mauḍû’i adalah metode yang membahas
semakin
bervariatif,
ayat-ayat Al-Qur`an yang sesuai dengan
tersebut
juga
tema atau judul yang telah ditetapkan.
makna
Semua ayat yang berkaitan dihimpun,
ketika term-term tersebut masuk dalam
Korupsi dalam Perspektif
yang
maka
mengalami cukup
term-term pergeseran
signifikan,
yaitu
201
Vol. II No. 02, November 2016
ranah kajian korupsi. Berikut beberapa
apalagi
ayat yang dapat dijadikan rujukan untuk
para nabi. Umatnya pun tidak wajar
menjelaskan korupsi:
melakukan
a. Term Ghulul (Pengkhianatan) dalam
Shihab, 2006: 265).
QS. Ali Imran [3]: 161
nabi
Muhammad
pengkhianatan.
Rasyid
ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦﮧ “Tidak mungkin seorang nabiberkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan dating membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiaptiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya”. (Q.S AliImran: 161) Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa
penghulu
(Quraish
Ridla
pernyataan
Abduh
mengutip bahwa
bukan
merupakan perilaku nabi dari nabinabi Allah menyembunyikan sesuatu yang
diperintahkan
untuk
menyampaikannya
meskipun
penyampaian
perintah
memberatkan
itu
manusia
menurut
kebiasaan. (Rasyid Ridla: 177). Setelah
Allah
menyampaikan
bahwa nabi tidak mungkin berkhianat atau
tidak
selanjutnya ancaman
patut Allah
dikhianati, menyampaikan
kepada siapa saja yang
berbuat ghulul dengan firmannya;
kehilangan
ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ
sutra merah hasil ghanimah di perang
ﮜ ﮝﮞ
manusia
(tentara
Islam)
Badar dari kaum musyrikin. Orangorangpun
(orang
munafik) berkata:
aberbuat
ghulul
dengan
menyembunyikan
harta
Maka turunlah ayat ini. (as-Suyuti,
rampasan
maka
1999: 110).
membawa beban ghulul yang dia
“Barangkali
nabi
Quraish penafsiran
mengambilnya”.
Shihab sebagai
memberikan berikut:Tidak
Barang
pikul kiamat.
siap
dia
di lehernya
128).Demikian
nabi berkhianat karena salah satu sifat
Nawawi al-Bantani.
tidak
di hari al-Bantani: Syaih
Barang siapa berkhianat dalam urusan rampasan perang atau dalam
urusan harta rampasan perang. Hal itu
hal apapun, maka pada hari kiamat di
tidak
akan
mungkin
berkhianat
komentar
datang
dalam
202
mungkin
besok
(Nawawi
mungkin dalam satu waktu seorang
mutlak nabi adalah amanah, termasuk
akan
bagi
semua
nabi,
datang membawa apa yang Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
dikhianatkannya komentar Selanjutnya
itu.
Demikian
Quraish
Shihab.
beliau
mengemukakan
mengutip pendapat Abu Muslim al Asfahani
beliau
menulis
bahwa
makna datang dalam ayat ini adalah
bahwa datang membawa apa yang
sesungguhnya
dikhianatkan bisa bermakna hakiki
dengan
sempurna
dan bisa pula bermakna membawa
baginya
dengan
dosa akibat khianatnya. Saat itu dia
setiap ghulul dan pengkhianatan yang
sangat
malu
samar-samar
tertuju
kepadanya,
karena
semua karena
mata khianat
Allah
Allah dan jelas.
akan
meskipun
mengetahui tersingkap Maksudnya
diketahui
oleh
dirahasiakan
dan
juga dinamai al-fadhihah yang berarti
Allah perlihatkan kepada orang yang
sesuatuyang
berbuat ghulul itu besok di hari
mencemarkan
dan
memalukan. (Quraish Shihab, 2006:
kiamat
267-268).
seperti mengenalnya seseorang yang
Barang siapa berkhianat dengan mengambil
harta
rampasan
kaum
muslimin maka besok di hari kiamat
sehingga
membawa
dia
sesuatu
mengenalnya
yang
akan
disampaikan kepada yang lain. b. Term Hirabah (Perampokan) dalam
akan datang dengan membawanya di
QS. Al-Maidah [5]: 33
makhsyar.
al-Taburi
ﭻ ﭼﭽ ﭾﭿ ﮀ
Ibnu Jarir at-
ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ ﮅﮆﮇ
mengutip
Demikian pendapat
Tabari (Tt: 356). Sementara Ibnu siapa
ﮈ ﮉ ﮊﮋ ﮌ ﮍ
berbuat ghulul maka dia datang sebab
ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒﮓ ﮔ ﮕ
ghulul itu dalam keadaan terkenal dan
ﮖ ﮗ ﮘﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ
Asyur
jelek
berpendapat
sebagai
pencuri.
mengisyaratkan datang
barang
kalau
dengan
Hal
ini
sebenarnya
membawa
beban
ghulul itu bukan dalam bentuk yang sebenarnya akan tetapi apapun yang seseorang rampasan
gelapkan perang
maka
dari
hasil
dia akan
datang di hari kiamat terkenal sebagai penggelap. Pendapat
senada
disampaikan
oleh Mustafa al Maraghi. Dengan Korupsi dalam Perspektif
ﮞ “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (Q.S Al-Maidah: 33) 203
Vol. II No. 02, November 2016
Ayat ini turun berkaitan dengan
Jumhur
ulama
mengatakan:
hukuman yang ditetapkan Nabi saw.
“Ayat ini diturunkan dalam beberapa
Dalam kasus
keadaan.”
suku
al-‘Urainiyyin.
Sebagaimana
yang
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa
dikatakan oleh Abu Abdullah Asy-
sekelompok orang darisuku ‘Ukal dan
Syafi’i,
‘Urainah datang menemui Nabi saw.
memberitahu kami, dari Shalih Maula
Setelah
At-Tauamah,
menyatakan
mereka. Nabi
Mereka tentang
keislaman
mengadu kepada kehidupan
mereka.
Ibrahim
bin
dari
Abi
Ibnu
Yahya
Abbas,
mengenai para penyamun perampok (pembegal
jalanan):
“Jika
mereka
Maka Nabi memberi mereka sejumlah
membunuh dan mangambil barang-
unta
barang berharga, maka mereka harus
agar
mereka
memanfaatkan
dengan
dapat meminum
dibunuh
dan
disalib,
jika
mereka
susu dan kencingnya. Ditengah jalan
membunuh dengan tidak mengambil
mereka membunuh pengembala unta
barang-barang
itu
terbunuh,
bahkan
mereka
murtad.
berharga
maka
mereka
Mendengar kejadian tersebut, Nabi
dibunuh
saja
mengutus
mereka
mengambil
pasukan
berkuda
yang
tanpa
disalib,
si
hanya jika
barang-barang
berhasil menangkap mereka sebelum
berharga
tiba
mereka.
korbannya, maka tidak harus dibunuh,
para
tetapi cukup hanya dipotong tangan
di
Pasukan
perkampungan yang
menangkap
dan
milik
dan
kaki
mata
bersilang, dan jika mereka menakut-
mereka dengan besi yang dipanaskan
nakuti orang lewat di jalanan, dengan
kemudian ditahan hingga meninggal.
tidak
Dalam
berharga, maka mereka harus diusir
mencungkil
riwayat
lain,
mereka
mereka
membunuh
perampok itu, memotong tangan dan mereka,
kaki
tidak
mengambil
dilemparkan kepadang pasir sehingga
dari
mereka kehausan tanpa diberi minum
(Ibnu Katsir: 76).
hingga
meninggal.
Ayat
ini
turun
kampung
saja,
secara
barang-barang
tempat
tinggalnya.
c. Term As-Sariqah (Pencurian) dalam
menegur perlakuan tersebut, karena
QS. Al-Maidah [5]: 38
itu
kata
ﭟ ﭠﭡ ﭢﭣ
firman-Nya:
ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨﭩ ﭪ ﭫ ﭬ
redaksinya
hanyalah
menggunakan dalam
pembalasan atas mereka hanyalah dst. (M. Quraish Shihab, 2002: 84).
204
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagiMahaBijaksana”. (QS. AlMaidah: 38)
Ayat tersebut di atas menyebut secara khusus as-sariqah (pencuri perempuan). Ini sengaja digarisbawahi untuk
meluruskan
mesyarakat Setelah sebelum ini menjelaskan sanksi hukum bagi perampok, kini dijelaskan sanksi hukum bagi pencuri, yaitu: Pencuri lelaki dan pencuri perempuan,
potonglah
pergelangan
tangan keduanya sebagai pembalasan duniawi bagi apa yakni pencurian yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan yang menjadikan ia jera dan
Jahiliah
kekeliruan yang
enggan
menjatuhkan sanksi terhadap wanita yang mencuri, bukan karena sayang atau kasihan kepada mereka, tetapi karena mereka tidak memberi nilai kemanusiaan
kepada
perempuan,
bahkan menyifati mereka sebagai نصرها بكاء وبرها سرقة ّ (naṣruhâ bukâ` wa birruhâ sariqah)
orang lain takut melakukan hal serupa
“Pembelaan perempuan adalah tangis, dan kebaktiannya adalah pencurian.”
dari Allah. (Quraish Shihab, 2002:
Yakni mencuri harta suami untuk ibu
91).
bapaknya. Kata as-sariq (pencuri) memberi
Rasulullah
Memerintahkan
kesan bahwa yang bersangkutan telah
seorang
berulang-ulang
Makhzumiyah,
kali
mencuri,
saw.
memotong
wanita
dari
yaitu
tangan
suku Murrat
albint
sehingga wajar ia dinamai pencuri.
Sufyan , dan ketika itu sejumlah orang
Jika kita memahami demikian, maka
merasa keberatan, maka Zaid Ibn
ini berarti, seorang yang baru sekali
Haritsah diutus kepada Rasul untuk
atau dua kali mencuri belum wajar
membatalkan
dinamai
dengan
namun Rasul saw. menolak sambil
demikian ia belum atau tidak dikenai
bersabda: “Seandainya si A mencuri
sanksi yang disebut oleh ayat di atas.
niscaya
Ini
tersebut
tangannya.” Rasul saw. Dalam hadits
diterjemahkan “lelaki yang mencuri”
ini menyebut nama seorang yang amat
sebagaimana
mulia,
mencuri,
berbeda
jika
dan
kata
terjemahan
Team
pasti
penulis
sanksi
hukum
akan
enggan
itu,
kupotong
menulisnya
Departemen Agama dalam Al-Qur`an
karena walaupun ini perandaian, tetapi
dan
perandaian yang tidak wajar diucapkan
Terjemahnya
Arabia,
(cetakan
Saudi
Rajab 1415 H). (Quraish
Shihab, 2002: 92).
Korupsi dalam Perspektif
kecuali
oleh
Rasul
saw
sendiri.
(Quraish Shihab, 2002: 92-93).
205
Vol. II No. 02, November 2016
Mencuri berbeda dengan korupsi,
d. Term as-suḣt (Penyuapan) dalam QS.
merampok, mencopet dan merampas.
Al-Maidah [5]: 42
Mencuri adalah mengambil secara
ﭑ ﭒ ﭓ ﭔﭕ ﭖ
sembunyi-sembunyi barang berharga
ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜﭝ ﭞ
milik orang lain yang disimpan oleh pemiliknya pada tempat yang wajar,
ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣﭤ ﭥ
dan si pencuri tidak diizinkan untuk
ﭦ ﭧ ﭨ ﭩﭪ ﭫ ﭬ ﭭ
memasuki demikian,
tempat siapa
itu. yang
Dengan
ﭮ
mengambil
Tidak juga disebut pencuri orang yang
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), makaputuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS. AlMaidah: 42)
mengambil sesuatu dari suatu tempat
Term as-suḣt dalam ayat tersebut
sesuatu yang bukan miliknya tetapi diamanatkan kepadanya, maka ia tidak termasuk oleh
dalam pengertian mencuri ayat
ini,
bendaharawan
seperti
jika
menggelapkan
uang.
Tidak juga jika mengambil harta, di mana ada walau sedikit dari harta itu yang menjadi miliknya, seperti dua orang atau lebih yang berserikat usaha, atau mengambil dari uang Negara.
yang
semestinya
barang
tidak
secara
leksikal
diletakkan di sana. Toko yang terbuka
sahata
yang
lebar, atau rumah yang tidak terkunci,
memperoleh
harta
bila
haram.(Ahmad
Warson
dimasuki oleh
mengambil
sesuatu
itu
seseorang lalu yang
berharga,
Munawwir,
berasal dari kata memiliki
makna yang Al-
1997: 614).Hal senada
maka yang mengambilnya terbebaskan
juga dijelaskan oleh Az-Zamakhsyari
dari hukum potong tangan karena
dalam
ketika itu pemilik toko atau rumah
dimaksud dengan as-suḣt
tidak meletakkan barang-barangnya di
harta haram. (Az-Zamakhsyari, 1968:
tempat wajar, sehingga merangsang
57).
yang lemah keberagamaannya untuk
menguraikan dalam tafsirnya bahwa
mencuri. (Quraish Shihab, 2002: 93-
yang dimaksud dengan harta yang
94).
haram di sini adalah
206
tafsirnya
bahwa
Sedangkan
yang adalah
ats-Tsa’labi
suap
yang
Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
diberikan
pada
seseorang
dalam
Alternatif yang ditawarkan ayat
urusan tertentu. Umar, ‘Ali, dan Ibn
ini kepada Nabi saw. disebabkan
Abbas menyebutkan bahwa salah satu
karena
bagian dari as-suḣt
bertentangan.
adalah suap
adanya
dua Dari
hal
yang
satu
sisi,
menyuap dalam urusan hukum. (Ats-
keharusan
Tsa’labi,2004:
455).Dengan
menuntut
dalam ayat
putusan,
tetapi disisi lain,
karena
tersebut merupakan bagian term Al-
mereka
pada
bukan
Qur`an
menuntut keadilan, maka jika Nabi
demikian, term as-suḣt
yang
mengindikasikan
menegakkan Nabi
praktek suap yang merupakan bagian
memutuskan
dari korupsi.
akan
Dalam ayat ini digunakan kata ( )إنin (jika) atau seandainya. Kata ini antara
lain
mengandung
keadilan
untuk
memberi
hakikatnya
dengan
menolaknya,
adil, dan
mereka
ini berarti
pelecehan terhadap putusan Nabi saw. (M. Quraish Shihab, 2002: 101).
makna
Dapat
keraguan akan terjadinya apa yang
permintaan
diberitakan. Dari sini dipahami bahwa
kepada Nabi Muhammad saw. untuk
sebenarnya ketika orang-orang Yahudi
memutuskan perkara mereka, bukan
yang datang meminta putusan kepada
didasarkan atas kepercayaan mereka
Nabi saw., mereka dalam keadaan
terhadap beliau sebagai Nabi, tetapi
ragu atau menduga bahwa Nabi saw.
didasarkan oleh kepercayaan mereka
akan
akan kejujuran dan keadilan beliau
memutuskan
sesuatu
yang
juga
dikatakan
bahwa,
orang-orang
menyenangkan mereka, tetapi ternyata
atau,
dugaan
beliau sebagai pemimpin masyarakat
mereka
mereka penggunaan
meleset
menyesal. kata
sehingga Sedangkan
tersebut
ketika
didasarkan
Madinah
yang
atas
Yahudi
mereka
kedudukan
telah akui
sebelum ini, ketika Nabi saw. tiba di
memberi pilihan kepada Nabi saw.
Madinah
memutuskan
untuk
kekuatan masyarakat. Atau, boleh jadi
saw.
juga permintaan itu mereka ajukan
mengisyaratkan
atau bahwa
tidak, Nabi
menghimpun
tidak antusias untuk memberi putusan,
kepada
karena Nabi saw. yakin bahwa mereka
mereka percayai sebagai Nabi orang-
sebenarnya tidak menuntut keadilan
orang Arab – bukan nabi orang-orang
tetapi menuntut sesuatu putusan yang
Yahudi,
sesuai dengan hawa nafsu mereka.
sekelomok
(Quraish Shihab, 2002: 101).
Nabi Muhammad sebagai Nabi orang-
Korupsi dalam Perspektif
Nabi
semua
karena
Muhammad
seperti
yang
diketahui,
orang Yahudi mengakui
207
Vol. II No. 02, November 2016
orang Arab, yakni kelompok yang
tidak mau memenuhi kecuali dengan
dikenal dengan
adanya suap (risywah) yang dapat
nama
al-Isawiyah.
(M. Quraish Shihab, 2002: 101).
diambilnya. Dalam hal ini Rasulullah juga
bersabda: “Allah melaknat orang-
bahwa dalam Taurat/Perjanjian Lama
orang yang melakukan penyuapan
yang beredar pada masa Nabi hingga
dan orang-orang yang disuap”. HR.
dewasa
Ibn Majah. (Al-Qurthubi,2008: 489).
Ayat
ini
ini,
mengisyaratkan
terdapat hal-hal yang
benar, di samping terdapat pula yang
Jika
telah mereka ubah dan putarbalikkan.
tersebut
Dari sini dapat dipahami bolehnya
yang utuh dalam menjelaskan praktek
membenarkan informasi Taurat yang
korupsi seperti yang terjadi pada
sejalan dengan informasi Al-Qur`an
konteks kekinian. Di mana praktek
dan Sunnah, dan menolak apa yang
suap menyuap orang yang memiliki
bertentangan dengan keduanya, atau
kekuasaan
bertentangan dengan akal sehat, serta
bentuk praktek korupsi yang telah
tidak
menjamur
membenarkan,
mempersalahkan orang
Yahudi,
tidak
informasi bila
juga orang-
informasi
ittu
kembali
dicermati,
merupakan
merupakan
di
(as-suḣt),
baik
Termasuk
terkadang
tindakan
dilakukan
oleh
sudah
yang
memberi.
Shihab, 2002: 102).
tentu
Banyak
menerima
dalam
tersebut
dari
yang
as-Sunnah dan akal sehat. (Quraish
linguistik
bagian
yang belum menyadari bahwa suap
maupun
analisis
kesatuan
masyarakat.
tidak bertentangan dengan Al-Qur`an,
Kesimpulan yang dihasilkan dari
satu
ayat
tindakan
korupsi.
Bahkan
yang
demikian
orang-orang
mengetahui
hal
yang
tersebut,
merupakan hal yang berlebihan dalam
namun bertindak seakan-akan tidak
menginterpretasitasikan
tahu.
QS.
AlIbn
“Mereka suka mendengar untuk
Khuzaimandad, seperti yang dikutip
berdusta, mereka suka memakan harta
oleh
menjelaskan,
haram,” (pangkal ayat 42). Diulangi
bahwa yang dimaksud dengan as-suḣt
lagi menyebut perangai buruk setelah
bila
mereka
Maidah:
42
tersebut.
Al-Qurthubi,
seseorang
kekuasaannya.
makan Itu
karena
lantaran
dia
suka
perkataan,
datang
mendengar
tetapi
bukan
untuk
melainkan
buat
disalah
memiliki jabatan di sisi penguasa,
diterima,
kemudian seseorang meminta sesuatu
artikan,
keperluan
lebihkan, atau dikurangi. Sedangkan
208
kepadanya,
namun
dia
artinya didustakan, dilebih-
Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
kitab
suci mereka sendiri mereka
keadilan, ketenteraman, dan kekuatan,
begitukan, kononlah bahwa perkataan
akan tercapai dan umat pun akan
Rasulullah sangat mereka benci. Dan
merasa
mereka suka memakan harta haram,
tiang dari bangunan umat. (Hamka,
suhti,
1999: 1739).
yang
menurut
tafsir
Ibnu
bahagia.
Keadilan
menjadi
Mas’ud dan Ibnu Abbas ialah harta uang suap, uang sogok. Suhti artinya ialah menekan sampai mati. Cocok
C. Simpulan Terminologi
korupsi
dalam
buat diartikan menjadi “uang suap”.
perspektif Al-Qur`an merupakan bentuk-
Karena kalau sudah disuapi mulut
bentuk tindakan pidana yang ada dalam
mereka terkatup mati. Tidak berucap
Islam, namun penyebutan yang secara
lagi, sehingga “mati bicara”. Mereka
eksplisit tidak ditemuan di dalam Al-
tidak berani lagi menegur yang salah
Qur`an, misalnya, term perampokan (al-
dan
harb),
menegakkan
Mereka
datang
hukum
keadilan.
kepada
meminta
hukum,
senang
menerima
Rasulullah
bukan
karena
hukum
itu,
pencurian
(as-suḣt).
Namun,
perkembangan
definisi
semakin
bervariatif,
hukum
tersebut
juga
SAW
tidak
term
penghianatan (al-ghulul), dan penyuapan
melainkan karena mengharap semoga Muhammad
(al-sarq),
melihat korupsi
maka
mengalami
yang
term-term pergeseran
seberat hukum kitab suci mereka.
makna
“maka jika mereka datang kepada
ketika term-term tersebut masuk dalam
engkau,”
meminta
ranah
“hukumlah
di antara mereka atau
dijelaskan dalam beberapa ayat yang
berpaling dari mereka.” (HAMKA,
menjelaskan korupsi, yaitu; term ghulul
1999: 1738-1739).
(penghianatan) dalam Q.S Ali Imran [3]
hukum
“Sesungguhnya kepada
besar
akan
kepadamu
Korupsi dalam Perspektif
Sebagaimana
yang
berlaku
dalam Q.S Al-Maidah [5] ayat 33, term
Dukungan
diberikan
keteguhan
korupsi.
yaitu
ayat 161, term hirabah (perampokan)
42).
keadilan
signifikan,
cinta
karena
menegakkan dengan
ayat
kajian
cukup
Allah
orang-orang
adil.” (ujung
itu.
yang
itu.
syariqah
(pencurian) dalam Q.S Al-
Tuhan
Maidah [5] ayat 38, dan term suht
engkau
(penyuapan) dalam Q.S Al-Maidah [5]
Hanya
ayat 42.
menegakkan
***
209
Vol. II No. 02, November 2016
Daftar Pustaka Ali, Atabik. Tt. Kamus Inggris Indonesia Arab, Yogyakarta: Multi Karya Grafika. Al-Bantani, Nawawi. tt. Marah Labid, Juz 1, Semarang: Toha Putra. Bisri, Adib. & Munawwir AF, 1999. Kamus Al-Bisri,Surabaya: Pustaka Progresif, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. HAMKA. 1999. Tafsir Al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ldt, Cet. III, Hamzah, Andi. 2005. Pemberantasan Korupsi,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Hardjapamekas, Erry Riyana. 2003. “Kata Pengantar” pada Jeremy Pope, Strategi Memberantas Korupsi: Elemen Sistem Integritas Nasional, terj, Jakarta: Transparency International-Indonesia dan Yayasan Obor. Katsir, Ibnu. 2005. Tafsir Ibnu Katsir, Terj, M. Abdul Ghaffar EM, Cet. IV, Jilid III, Jakarta: Pustaka Imam AsySyafi’i. Kusumah M.W, 2001. Tegaknya Supremasi Hukum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Lopa, Baharuddin. 1997. Masalah Korupsi dan Pemecahannya,Jakarta: Kipas Putih Aksara. Ma’luf, Lois. 1973. Al Munjid fi al Lughoh wa al A’lam. Bairut: Dar Masyrik. Maheka, Arya. 2006. Mengenali dan Memberantas Korupsi,Jakarta: KPKRI.
210
Munawir, Ahmad Warson. 1984. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta: Pon Pes Al-Munawwir Krapyak. Al-Qattan, Manna Khalil. 2011. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an, terj, Mudzakir AS. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa. Al-Qurthubi, 2008. Tafsir Al-Qurthubi, Terj. Ahmad Khatib, Jilid VI. Jakarta: Pustaka Azzam. Ridla, Muhammad Rasyid. Tt. Tafsir alManar, Juz 4, Maktabah Syamilah. Salama, Nadiatus. 2010. Fenomena Korupsi Indonesia (Kajian Mengenai Motif dan Proses Terjadinya Korupsi), Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo. Santoso, Ibnu. 2011. Memburu TikusTikus Otonom,Cet I, Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Shihab, Quraish. 2002. Tafsir AlMishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, Vol. 3. _______ 2006. Tafsir al-Misbah, Cet vii, Vol 2, Jakarta: Penerbit Lentera Hati. _______ 2013. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami AlQur`an, Cet. II, Tangerang: Lentera Hati. Shoim, Muhammad. 2009. Laporan Penelitian Individual (Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Tingkat Korupsi pada Lembaga Peradilan di Kota Semarang), Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo. As-Suyuti, Abdul ar-Rahman. Lubab an-Nuqul, Cet. 1, Muassasah al-Iman,
1999. Beirut:
Korupsi dalam Perspektif
Vol. II No. 02, November 2016
At-Thabari, Muhammad bin Jarir. Jami’ al-bayan fi ta’wil Al-Qur`an, Jilid 7. Maktabah Syamilah.
Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur`an dan Hadis, Vol. 10, no. I 2009. Yogyakarta: TH UIN Sunan Kalijaga.
Ats-Tsa’labi, 2004. Al-Kasyfu wa alBayan fi Tafsir Al-Qur`an al-Karim, Juz II, Bairut: Dar al-Kutub alIlmiyyah.
Az-Zamakhsyari, 1968. Tafsir al-Kasyaf, Juz III. Bairut: Daral-Ilmiyyah.
Korupsi dalam Perspektif
211
Vol. II No. 02, November 2016
212
Korupsi dalam Perspektif