LAILATUL QADR DALAM PERSPEKTIF ALQURAN DAN HADITS Oleh: Yelmi Abstrak Banyak permasalahan yang muncul ketika membicarakan lailatul qadr. Di antaranya perbedaan pendapat tentang kehadiran lailatul qadr, ada yang menyebutkan bahwa lailatul qadr tidak akan datang lagi karena ia hanya turun sekali saja yaitu ketika Alquran diturunkan, namun ada juga riwayat yang menyatakan bahwa lailatul qadr hadir di malam-malam yang ganjil pada malam ke sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Agar lebih jelasnya masalah ini maka perlu dikaji berdasarkan sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan hadits Nabi SAW, agar diperoleh pemahaman yang benar terhadap lailatul qadr itu. Tulisan ini membahas tentang lailatul qadr dalam perspektif Alquran dan hadits yang meliputi: pengertian lailatul qadr, waktu terjadinya lailalatul qadr, kesamaran waktu lailatul qadr, tanda-tanda lailatul qadr dan keutamaan lailatul qadr. Kajian ini merupakan metode pemahaman Alquran dan hadits secara maudhu’i. Dari pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu; pertama: lailatul qadr terjadi setiap tahun yaitu pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun tidak diketahui secara pasti pada malam ganjil ke berapa ia datang. Kedua, di antara keutamaan yang terdapat dalam lailatul qadr adalah turunnya Alquran dan diampuni dosa orang yang beribadah dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah pada malam itu. Ketiga, tanda-tanda lailatul qadr yang digambarkan oleh Hadits Nabi SAW. adalah malam yang tenang, sejuk dan dihiasi dengan cahaya bulan tanpa adanya bintang, selain itu para malaikat juga turun ke bumi. Kata Kunci: Lailatul Qadr
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
A. Pendahuluan Lailatul qadr merupakan salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan, yaitu malam yang disebut Alquran sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, serta diampuni segala dosa bagi yang menghidupkan malam lailatul qadr. Lailatul qadr adalah malam yang sangat mulia, karena pada malam inilah Alquran diturunkan. Banyak kemuliaan dan kehebatan yang terkandung dalam malam ini yang tidak bisa diketahui oleh manusia kecuali dengan bantuan Allah. Lailatul qadr merupakan malam yang sangat diidamkan oleh setiap muslim. Kehadirannya ditunggu-tunggu setiap bulan Ramadhan. Tidak seorangpun yang dapat memastikan kapan munculnya malam tersebut, bahkan ada yang menyebutkan bahwa lailatul qadr tidak akan datang lagi karena ia hanya turun sekali saja yaitu ketika Alquran diturunkan. Namun ada juga riwayat yang menyatakan bahwa lailatul qadr hadir di malam-malam yang ganjil pada malam ke sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Tetapi tidak ada riwayat yang menetapkan dengan pasti pada malam ke berapa lailatul qadr muncul. Banyak permasalahan lain yang muncul ketika membicarakan tentang lailatul qadr, selain dari kesamaran waktu kedatangannya, hal lain yang timbul adalah apa sebenarnya lailatul qadr itu, keutamaan apa yang terdapat di dalamnya serta tanda-tanda atau kondisi pada malam tersebut. Permasalahan inilah yang ingin penulis paparkan dalam tulisan ini dengan merujuk kepada Alquran dan Hadits Nabi SAW. agar diperoleh pemahaman yang benar tentang lailatul qadr. B. Lailatul Qadr Perspektif Alquran dan Hadits Banyak Hadits Nabi SAW yang menceritakan tentang lailatul qadr. Dari pelacakan penulis lakukan dalam kitab
52
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
Mu’jam Mufahharas li Alfazh al-Hadits al-Nabawiy,1 Miftah Kunuz al-Sunnah2 serta CD Maktabah al-Syamilah, penulis menemukan hadits-hadits tentang lailatul qadr lebih dari seratus buah hadits. Semua hadits tersebut membicarakan tentang waktu kedatangan lailatul qadr, keutamaanya, tandatanda serta amalan atau ibadah yang dilakukan pada malam tersebut. Karena banyaknya hadits-hadits tentang lailatul qadr, maka penulis membagi hadits-hadits tersebut kepada beberapa point pembahasan yaitu: 1. Pengertian Lailatul Qadr Kata lailatul qadr terdiri dari dua kata yaitu lailah dan al-qadr. Secara bahasa kata lailah berarti hitam pekat, karenanya malam dan rambut yang hitam juga dinamai dengan lail. Kata malam dimulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Sedangkan kata al-qadr memiliki beberapa arti di antaranya:3 pertama, kata al-qadr berarti penetapan dan pengaturan, maksudnya malam qadr adalah malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup makhluk selama setahun. Argumen ini dilandasi dengan firman Allah surat al-Dukhan ayat 3-4, sebagai berikut:
ِ ِِ فِ َيها يُ ْفَر ُق ُك ُّل. ين َ إنَّا ُكنَّا ُمْنذر
إِنَّا أَنْ َزلْنَاهُ ِِف لَْي لَ ٍة ُمبَ َارَك ٍة أ َْم ٍر َح ِكي ٍم
1
A. J. Wensink, Mu’jam Mufahharas li Alfazh al-Hadits alNabawiy, (Leiden: Brill, 1969), Juz. V, h. 314-315 2 A.J Wensink, Miftah Kunuz al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, t. th), h. 342 3 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. ke-5, h. 312-313. Dikutip dari al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat li Alfazh al-Qur’an, (Mesir: Maktabah wa mathba’ah Mushtafa alBab al-Halabi wa Auladihi, 1961), h. 409-411 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
53
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati, dan Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu ditetapkan segala urusan bijaksana.(QS. al-Dukhan : 3-4) Kedua, kata al-qadr berarti pengaturan. Maksudnya Allah mengatur strategi bagi Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan dakwahnya ketika malam diturunkannya Alquran. Ketiga, bermakna kemuliaan. Malam tersebut adalah malam yang mulia karena diturunkannya Alquran. Ada juga yang memahami kemuliaan tersebut dalam hal ibadah yaitu adanya nilai tambah (kemuliaan) bagi yang beribadah dengan khusu’ di malam ini. Keempat, sempit. Yaitu pada malam turunnya Alquran, malaikat begitu banyak yang turun sehingga bumi menjadi penuh sesak bagaikan sempit.4 Semua pendapat di atas dapat diterima karena memang didukung oleh penggunaan bahasa. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa lailatul qadr adalah malam yang sangat mulia lagi hebat, kemuliaan itu tidak saja karena diturunkannya Alquran pada malam itu, namun juga mengandung hal hebat lain yang dikandung oleh malam ini yang tidak dapat dijangkau oleh nalar manusia kecuali dengan bantuan Allah.5 2. Waktu Terjadinya Lailalatul Qadr Sedikitnya ada sekitar empat puluh pendapat ulama mengenai kapan waktu terjadinya lailatul qadr. Di antaranya 4
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. ke-9, h. 427 5 Hal ini dapat diketahui dari surat al-Qadr ayat 2. Ungkapan “wa ma adraka” digunakan al-Qur’an untuk menyebutkan persoalan-persoalan besar dan hebat yang tidak mudah diketahui hakikatnya.
54
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
ada yang mengatakan bahwa lailatul qadr hanya sekali diturunkan yaitu ketika turunnya Alquran, pada hari pertama atau hari terakhir bulan Ramadhan, semua hari di bulan Ramadhan, hari-hari ganjil pada hari ke sepuluh terakhir bulan Ramadhan, pertengahan Ramadhan dan lain-lain. Walaupun demikian, Rasulullah SAW. juga telah menjelaskan tentang kedatangan malam tersebut dalam beberapa haditsnya, di antaranya:
حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا إمساعيل بن جعفر حدثنا أبو أن رسول هللا صلى:سهيل عن أبيو عن عائشة رضي هللا عنها هللا عليو وسلم قال ( حتروا ليلة القدر ِف الوتر من العشر 6
األواخر من رمضان
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said, Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Abu Suhail dari ayahnya dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: bersungguh-sungguhlah kamu beribadah pada malam qadr yaitu pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. (HR. Bukhari) Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ibnu Majah8 dan Imam Malik.9 Hadits di atas 7
6
Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail ibn Ibrahim ibn alMughirat ibn Bardazbat al-Bukhariy al-Ja’fiy (selanjutnya disebut Shahih alBukhariy), Shahih al-Bukhariy, , (Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiy, 1998), Juz. I, h. 497. Lihat juga Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy alNaisaburuy, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 2005), Juz. I, h. 338 7 Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy al-Naisaburiy, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 2005), Juz. I, h. 338 8 Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid al-Qazwiniy, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), , Juz. I, h. 561 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
55
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
menjelaskan tentang perintah Rasulullah kepada sahabat agar bersungguh-sungguh beribadah pada lailatul qadr yaitu pada malam-malam ganjil pada hari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.10 Malam-malam ganjil tersebut adalah malam ke-21, 23, 25, 27 dan 29. Hadits ini mengindikasikan bahwa lailatul qadr itu terjadi bukan diseluruh malam bulan Ramadhan, tetapi hanya pada sepuluh terakhir saja. Hal ini juga diterangkan dalam Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh al-Tirmiziy:
وروي عن النيب ص م ِف ليلة القدر اهنا ليلة احدى وعشرين ليلة ثالث وعشرين ومخس وعشرين وسبع وعشرين وتسع 11
وعشرين واخر ليلة من رمضان
Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa lailatul qadr adalah malam ke dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh dan malam ke dua puluh sembilan dari bulan Ramadhan. (HR. Al-Tirmidzi) Selain hadits di atas, ada juga hadits lain yang menjelaskan tentang kedatangan lailatul qadr, yaitu:
حدثنا عبد هللا بن يوسف أخربنا مالك عن نافع عن ابن عمر أن رجاال من أصحاب النيب صلى هللا عليو: رضي هللا عنهما 9
Malik bin Anas, al-Muwaththa’, (t.t: Maktabah al-Taufiqiyyah, t.th), Juz.I, h. 206 10 Ahmad bin ‘Ali al-‘Asqalaniy, (selanjutnya disebut Fath al-Bariy) Fath al-Bariy Syarh Shahih al-Bukhariy, (Beirut:Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2000), Juz. IV. h. 327 11 Abi al-‘Aliy Muhammad Abdurrahman bin Abd al-Rahim alMubarakfuriy, Tuhfah al-Ahwadziy bi Syarh Jami’ al-Tirmidziy, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1979), h. 505
56
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
وسلم أروا ليلة القدر ِف ادلنام ِف السبع األواخر فقال رسول أرى رؤياكم قد تواطأت ِف السبع: هللا صلى هللا عليو وسلم 12
األواخر فمن كان متحريها فليتحرىا ِف السبع األواخر
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, telah mengkhabarkan kepada kami Mali, dari Nafi’ dari Ibn Umar ra: ada salah seorang sahabat Nabi SAW yang bermimpi bahwa lailatul qadr terjadi pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan. Kemudian Rasulullah SAW berkata: aku telah mengetahui mimpimu, sungguh telah ditetapkan bahwa ia terjadi pada malam tujuh terakhir. Siapa yang ingin berlomba-lomba untuk mendapatkannya, maka bersungguh-sungguhlah pada tujuh malam terakhir. (HR. al-Bukhari) Hadits ini menerangkan bahwa lailatul qadr terjadi pada malam tujuh terakhir bulan Ramadhan, namun tidak dijelaskan apakah malam ganjil atau malam genap. Kedua Hadits di atas dinilai shahih oleh al-Suyuthi,13 namun penulis lebih condong pada Hadits pertama karena Hadits yang menerangkan bahwa lailatul qadr terjadi pada malam kesepuluh terakhir Ramadhan lebih banyak penulis temukan dibanding dengan Hadits yang kedua. Selain itu, dalam sepuluh terakhir juga termasuk di dalamnya malam tujuh terakhir. Tentang kedatangan lailatul qadr, apakah ia datang sekali saja atau tiap tahun dijawab oleh Nabi SAW dengan:
12
Shahih Bukhriy, Op. Cit., h. 496 Jalal al-Din bin Abi Bakr al-Suyuthiy, Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), h. 472 13
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
57
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
حدثنا محيد بن زجنويو النسائي أخربنا سعيد بن أيب مرمي حدثنا حممد بن جعفر بن أيب كثري أخربنا موسى بن عقبة عن أيب سئل: إسحاق عن سعيد بن جبري عن عبد هللا بن عمر قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم وأنا أمسع عن ليلة القدر فقال 14
" ىي ِف كل رمضان
Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Zanjawaih al-Nasa’i, telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id bin Abi Maryam, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far bin Abi Katsir, telah menceritakan kepada kami Musa bin Uqbah dari Abi Ishaq dari Sa’id bin Jabir dari ‘Abdullah bin ‘Umar berkata: aku mendengarkan seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang malam Qadr, Rasululah menjawab bahwa malam lailatul qadr terjadi di setiap Ramadhan.(HR. Abu Dawud) Hadits ini menjelaskan bahwa lailatul qadr terjadi setiap tahun di bulan Ramadhan. Menurut al-Albaniy, Hadits ini adalah Hadits dha’if. Menurut penulis, Hadits ini dapat dibenarkan dengan beberapa alasan seperti; lailatul qadr hanya datang sekali saja dalam artian malam diturunkannya Alquran dan tidak mungkin Rasul SAW memerintahkan sahabat untuk menghidupkan atau beribadah dengan sungguh-sungguh pada lailatul qadr. Dan dari Hadits-hadits yang penulis temukan, disimpulkan bahwa lailatul qadr terjadi setiap tahun di masa hidup Nabi SAW dan ini juga berlaku sampai saat sekarang ini. 14
Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy’ats al-Sijistaniy, Sunan Abiy Dawud, (Beirut: Dar al0Kutub al-Ilmiyah, 1996), Juz. I, h. 441
58
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
Masih banyak lagi Hadits Nabi SAW yang menjelaskan tentang kedatangan lailatul qadr, namun penulis menyimpulkan bahwa lailatul qadr terjadi pada malam ganjil pada sepuluh malam terakhir dibulan Ramadhan, dan tidak diketahui pada malam ganjil yang mana lailatul qadr datang karena dilihat dari beberapa Hadits Nabi SAW di atas, sepertinya kedatangan bulan Ramadhan itu berbeda-beda datangnya setiap tahun. Bisa saja tahun ini datang pada malam ke-21 dan pada tahun berikutnya lailatul qadr datang pada malam ke-27. Wallahu a’lam. 3. Kesamaran Waktu Lailatul Qadr Di antara hadits nabi yang menjelaskan tentang tidak diketahuinya kedatangan lailatul qadr adalah:
أخربنا قتيبة بن سعيد حدثنا إمساعيل بن جعفر عن محيد عن أن رسول هللا صلى هللا: أنس قال أخربين عبادة بن الصامت عليو وسلم خرج خيرب بليلة القدر فتالحى رجالن من ادلسلمن فقال ( إين خرجت ألخربكم بليلة القدر وإنو تالحى فالن وفالن فرفعت وعسى أن يكون خريا لكم التمسوىا ِف السبع 15
والتسع واخلمس
Telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id, telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far dari hamid dari Anas berkata: telah menceritakan kepadaku ‘Ubadah bin al-Shamit: sesungguhnya Rasul SAW keluar 15
Shahih al- Bukhary, Op. Cit., Juz.I, h. 498
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
59
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
menberitahukan tentang lailatul qadr dan ada dua orang laki-laki muslim yang bertengkar mengenai ini. Rasul berkata: sungguhnya aku keluar untuk memberitahukanmu tentang lailatul qadr. Sesungguhnya telah bertengkar si Fulan dan si fulan, bisa saja dia lebih baik dari kamu. bersungguh-sungguhlah pada malam tujuh, sembilan dan lima. (H.R. Bukhari) Hadits ini menceritakan tentang dua orang sahabat Nabi SAW yaitu Abdullah bin Abi Hadrad dan Ka’ab bi Malik yang bertengkar tentang lailatul qadr.16 Kemudian Nabi SAW menjelaskan bahwa waktu terjadinya lailatul qadr disamarkan oleh Allah dengan arti bahwa lailatul qadr tidak dapat diketahui dengan pasti kedatangannya. Salah satu hikmahnya adalah agar mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya dan berusaha agar lebih banyak lagi beribadah pada malam hari bulan Ramadhan.17 Apabila lailatul qadr ditentukan waktu terjadinya, pasti mereka hanya beribadah pada malam itu saja dan lalai beribadah pada malam-malam yang lain. 4. Tanda-tanda Lailatul Qadr Ada beberapa Hadits Nabi SAW yang menggambarkan kondisi lailatul qadr, namun penulis belum menemukan kualitas semua hadits tersebut. Di antara Hadits yang menyebutkan tanda-tanda lailatul qadr adalah:
حدثنا أبو داود قال حدثنا زمعة عن سلمة بن هبرام عن عكرمة ِف: عن بن عباس ان رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال 16
Fath al-Bariy, Op. Cit., h. 338 it17Ibid.
60
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
ليلة القدر ليلة مسحة طلقة ال حارة وال باردة تصبح مشسها 18
صبيحتها صفيقة محراء
Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Zam’ah dari Salmah bin Bahram dari Ikrimah dari Ibn ‘Abbas bahwa Rasul SAW bersabda: pada malam qadar, malamnya sejuk, tenang. Cuacanya tidak panas, tidakpula dingin. Pada keesokan harinya matahari terbit dengan cahaya kemerah-merahan. (HR: Abu Dawud) Kondisi lailatul qadr digambarkan oleh hadits ini adalah malam yang sejuk, tenang, tidak panas dan tidak dingin serta pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya yang kemerah-merahan. Dalam shahih Muslim, cahaya keputih-putihan.19 Hadits senada juga penulis temukan dalam musnad Ahmad bin Hanbal:
قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم ان امارة ليلة القدر اهنا صافية بلجة كان قيها قمرا ساطعا ساكنة ساجية ال برد فيها وال حر والحيل لكوكب ان يرمي بو فيها حىت تصبح وان امارهتا ان الشمس صبيحتها خترج مستوية ليس ذلا اشياع مثل 20
القمر ليلة البدر والحيل الشيطان ان خيرج معها يومئذ
18
Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy, Musnad Abi Dawud alThayalisi, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, t. th), Juz. I, h. 345 19 Shahih Muslim, Op.Cit., Juz. I, h.339 20 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, (Kairo: Dar al-Hadits, 1995), h. 324 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
61
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
Dalam Hadits ini dijelaskan bahwa lailatul qadr adalah malam yang bersih dan terang. Pada malam itu bulan memancarkan cahaya yang terang dan tenang (lembut), malamnya sejuk, tidak panas dan tidak juga dingin. Tidak ada bintang pada malam itu, dan matahari terbit pada pagi harinya seperti bulan lailatul badr serta syaithan pun tidak ada yang berkeliaran pada malam tersebut. Selain tanda-tanda yang bersifat fisik di atas, ada juga Hadits yang menerangkan kondisi lailatul qadr yang bersifat non fisik yaitu:
حدثنا عبد هللا حدثين أيب ثنا سليمان بن داود وىو أبو داود الطيالسي ثنا عمران يعين القطان عن قتادة عن أيب ميمونة عن ِف ليلة: أيب ىريرة ان رسول هللا صلى هللا عليو وسلم قال القدر اهنا ليلة سابعة أو تاسعة وعشرين ان ادلالئكة تلك الليلة 21
ِف األرض أكثر من عدد احلصى
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah, Telah menceritakan kepada saya ayah saya, Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud yaitu Abu Dawud alThayalisiy, Telah menceritakan kepada kami Imran yaitu al-Qaththan dari Qatadah dari Abi Maimunah dari Abi Hurairah bahwa Rasul SAW berkata: lailatul qadr itu adalah pada malam ke tujuh atau dua puluh sembilan. Sesungguhnya malaikat pada malam itu lebih banyak dari pada jumlah kerikil. (HR. Ahmad bin Hanbal) Hadits di atas menjelaskan tentang salah satu tanda lailatul qadr adalah banyaknya malaikat yang turun ke bumi, 21
Ibid., Juz. II, h. 519
62
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
sehingga karena banyaknya, jumlah mereka melebihi jumlah kerikil-kerikil kecil. Hal ini sejalan dengan surat al-Qadr ayat 4:
وح فِ َيها بِِإ ْذ ِن َرّهبِِ ْم ِم ْن ُك ِّل أ َْم ٍر ُّ تَنَ َّزُل الْ َم َالئِ َكةُ َو ُ الر
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS, al-Qadr: 4)
Penulis tidak menemukan hadits yang menggambarkan lailatul qadr seperti yang diketahui oleh kebanyakan masyarakat yaitu pada lailatul qadr, seluruh tumbuh-tumbuhan tunduk ke arah kiblat, semua yang mengalir berhenti dan lain-lain. Hanya Hadits yang senada dengan Hadits di atas saja yang menggambarkan kondisi lailatul qadr. Namun menurut penulis, pemahaman yang berkembang di masyarakat dapat dipahami secara maknawi. Tumbuhan bersujud pada malam qadr bukan dalam arti sujud yang sesungguhnya (ujung dahan menyentuh tanah) akan tetapi maknanya adalah bahwa seluruh alam bersujud dalam arti menagagungkan Allah SWT yang telah memberikan lailatul qadr. 5. Keutamaan Malam Lailatul Qadr Selain sebagai malam diturunkannya Alquran, keutamaan lainnya dari lailatul qadr adalah diampuninya seluruh dosa orang yang beribadah pada malam tersebut. Hal ini disinyalir oleh Hadits Nabi SAW berikut:
حدثنا أبو اليمان قال أخربنا شعيب قال حدثنا أبو الزناد عن قال رسول هللا صلى هللا عليو وسلم:األعرج عن أيب ىريرة قال Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
63
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
( من يقم ليلة القدر إديانا واحتسابا غفر هلل ما تقدم من 22
ذنبو
Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, ia berkata: telah mengkhabarkan kepada kami Syu’aib, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abu al-Zinad dari al-A’raj dari Abi Hurairah ia berkata: Rasul SAW bersabda: Siapa yang beribadah pada malam qadr dengan penuh keimanan dan perhitungan, maka akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR: al-Bukhari) Hadits ini menjelaskan bahwa Allah akan mengampuni dosa hamba-Nya yang telah berlalu. Dengan syarat bahwa hamba tersebut menghidupkan lailatul qadr yaitu dengan melakukan shalat dan amalan-amalan lain yang mendekatkannya pada Allah dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan ridha Allah, bukan karena riya kepada manusia serta menyakini bahwa semua itu memang benar akan diberikan Allah. Menurut penulis, hal tersebut merupakan satu keistimewaan lailatul qadr. Kalau difikirkan, mana mungkin dosa seseorang yang telah bertahun-tahun lamanya bisa hilang hanya dengan melakukan ibadah dalam satu malam saja. Inilah salah satu bukti bahwa lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan. Seseorang yang beribadah pada malam itu sama dengan beribadah seribu tahun lamanya. Makna kata dzanbun disini adalah dosa kecil. Dengan demikian orang yang bersungguh-sungguh beribadah di malam qadar akan diampuni semua dosanya yang dianggap bukan dosa besar, karena dosa besar hanya bisa dihilangkan dengan taubat nashuha. Jika dosa besar 22
64
Shahih al-Bukhariy, Op. Cit., h. 496 Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
yang dilakukan manusia berhubungan dengan orang lain, maka taubat yang dia lakukan tidak hanya kepada allah saja, tetapi juga harus dibarengi dengan permohonan maaf terhadap orang yang disakiti. Alquran juga menjelaskan keutamaan lailatul qadr ini, seperti yang dijelaskan dalam surat al-Qadr ayat 3:
ِ ْلَْي لَةُ الْ َق ْد ِر َخْي ر ِمن أَل ف َش ْه ٍر ْ ٌ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.(Q.S. al-Qadr: 3) Ayat ini menjelaskan bahwa lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan. Ini dipahami bahwa siapapun yang mempersiapkan diri untuk menyambut dan beribadah pada malam ini, maka nilai ibadah pahalanya pada malam itu melebihi nilai pahalanya dibanding pada seribu bulan yang lain.23 Maka beruntunglah orang-orang yang bisa memaksimalkan malam ini untuk beribadah kepada Allah. Walaupun demikian, tidak semua orang menyadari akan kehadiran malam ini. Menurut penulis, malam yang mulia ini hanya bisa didapatkan dengan cara bersungguhsungguh beibadah sejak awal bulan Ramadhan. Hal ini untuk melatih diri untuk senantiasa rajin dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Ketika malam 10 terakhir datang, maka hamba yang sudah terlatih dari awal Ramadhan tidak akan merasa lelah dan bosan dalam beribadah. Hal ini akan berbeda dengan orang-orang yang hanya mengkhususkan beribadah dengan serius ketika di sepuluh terakhir saja dan membiarkan malam-malam sebelumnya dengan amalan ibadah yang biasa saja. Maka ia akan merasa berat untuk beribadah pada malam yang mulia ini. 23
Tafsir al-Mishbah, Op. Cit., Vol. 15, h. 428
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
65
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
C. Penutup Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu; pertama: lailatul qadr terjadi setiap tahun yaitu pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun tidak diketahui secara pasti pada malam ganjil keberapa ia datang. Kedua, diantara keutamaan yang terdapat dalam lailatul qadr adalah turunnya Alquran dan diampuni dosa orang yang beribadah dengan ikhlas dan mengaharap ridha Allah pada malam itu. Ketiga, tanda-tanda lailatul qadr yang digambarkan oleh hadits nabi adalah malam yang tenang, sejuk dan dihiasi dengan cahaya bulan tanpa adanya bintang, selain itu para malaikat juga turun ke bumi.
66
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
Yelmi
DAFTAR PUSTAKA A. J. Wensink, Mu’jam Mufahharas li Alfazh al-Hadits alNabawiy, Leiden: Brill, 1969, Juz. V ____________, Miftah Kunuz al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, t. th Shihab, Quraish, Membumikan Alquran, Bandung: Mizan, 1993, Cet. ke-5, Al-Asfahani, Al-Raghib, Mu’jam Mufradat li Alfazh Alquran, (Mesir: Maktabah wa mathba’ah Mushtafa al-Bab al-Halabi wa Auladihi, 1961 Shihab, Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran, Jakarta: Lentera Hati, 2007, Cet. ke-9 al-Ja’fiy, Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirat ibn Bardazbat al-Bukhariy, Shahih al-Bukhariy, Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiy, 1998, Juz. I al-Naisaburiy, Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairiy, Shahih Muslim, Beirut: Dar al-Fikr, 2005, Juz. I al-Qazwiniy,Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid, Sunan ibn Majah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th, Juz. I Malik bin Anas, al-Muwaththa’, t.t: Maktabah al-Taufiqiyyah, t.th, Juz.I al-‘Asqalaniy, Ahmad bin ‘Ali, Fath al-Bariy Syarh Shahih alBukhariy, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2000, Juz. IV al-Mubarakfuriy, Abi al-‘Aliy Muhammad Abdurrahman bin Abd al-Rahim, Tuhfah al-Ahwadziy bi Syarh Jami’ al-Tirmidziy, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1979
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013
67
Lailatul Qadr dalam Perspektif Alquran dan Hadits
al-Suyuthiy, Jalal al-Din bin Abi Bakr, Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir, Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th. al-Sijistaniy, Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy’ats, Sunan Abiy Dawud, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996, Juz. I Al-Thayalisiy, Sulaiman bin Dawud, Musnad Abi Dawud alThayalisi, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, t. th, Juz. I Ibn Hanbal, Ahmad ibn Muhammad, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Kairo: Dar al-Hadits, 1995
68
Al Muqaranah Volume IV, Nomor 2, Tahun 2013