PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF Al QUR’AN ABSTRAK
Sebagaimana dijelaskan dalam berbagai ayat yang berkaitan dengan eksistensi al Quran, disebutkan bahwa Al Qur’an adalah petunjuk, pembeda dan penjelas (hudan,bayan,furqon). Allah member misi kehadiran maanusia sebagai khalifah Nya di muka bumi dengan memberikan potensi Akal pikiran dan al Quran sebagai petunjuk kehidupannya. Rumusan rumusan dasar tentang pendidikan dalam al Quran merupakan gagasan penting yang harus dipikirkan serius para sarjana muslim dalam rangka merumuskan format pendidikan yang mengarah pada pembentukan manusia seutuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep dasar pendidikan yang diisyaratkan al-Qur’an sehingga mampu mengungkapkan konsep penting yang harus diperhatikan para penggiat pendidikan apalagi pendidikan yang berlabelkan secara kelembagaan menggunakan identitas Islam. Dengan menggunakan metode content analysis (analisis isi), terhadap beberapa ayat ayat yang terdapat dalam al Qur’an dengan menggunakan pendekatan semantic (kebahasaan). Berdasarkan Hasil kajian terhadap beberapa ayat al-Qur’an ditemukan ada term tarbiyah dan term ta’lim (dengan derivasi katanya) dimana Tarbiyah berasal dari kata Robba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah selaku Murabby (pendidik) sekalian alam. Kata Rabb di dalam Al-Qur’an ditemukan 169 kali dan dihubungkan pada obyek-obyek yang sangat banyak. Kata Rabb ini juga sering dikaitkan dengan kata alam, sesuatu selain Tuhan. Lafad ar-rabb adalah pemilik, Maha memperbaiki, Yang Maha pengatur, Yang Maha mengubah, Yang Maha menunaikan, atTanwiyah berarti pertumbuhan dan perkembangan, at-Tarbiyah, rabban, rabba dengan memberi makan, memelihara dan mengasuh, mengasuh, bertanggung jawab,
memberi
makan,
mengembangkan,
memelihara,
membesarkan,
menumbuhkan dan memproduksi baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah maupun rohaniah. Sedangkan ta’lim berasal dari kata ‘allama berkonotasi pembelajaran yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan, ta’lim dipahami 9|Page
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
sebagai proses bimbingan yang dititikberatkan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik (intellectual quotient),
menyebutkan
Pengantar Al-Qur’an istilah
mengekpresikan
pendidkan
melalui
kata
bahwa
tarbiyah
mengandung pengertian mendidik, memelihara menjaga dan membina
tarbiyah, ta’lim Tarbiyah berasal dari
semua
kata Robba, pada hakikatnya merujuk
manusia, binatang dan tumbuhan
kepada
Murabby
(Jalaluddin, 2003: 115). Sedangkan
(pendidik) sekalian alam. Kata Rabb
Samsul Nizar menjelaskan kata al-
di dalam Al-Qur’an ditemukan 169
tarbiyah mengandung arti mengasuh,
kali dan dihubungkan pada obyek-
bertanggung jawab, memberi makan,
obyek yang sangat banyak. Kata Rabb
mengembangkan,
ini juga sering dikaitkan dengan kata
membesarkan, menumbuhkan dan
alam,
Tuhan.
memproduksi baik yang mencakup
Pengkaitan kata Rabb dengan kata
kepada aspek jasmaniah maupun
alam Beberapa ahli tafsir memberikan
rohaniah (Samsul Nizar, 2001, 87).
Allah
selaku
sesuatu
penjelasan
selain
seperti
pemilik,
termasuk
memelihara,
al Qurtubi,
menyebutkan bahwa lafad ar-rabb adalah
ciptaan-Nya
tua,
Dapat
disimpulkan
bahwa
Maha
kata tarbiyah menyangkut kepedulian
memperbaiki, Yang Maha pengatur,
dan kasih sayang secara naluriah
Yang Maha mengubah, Yang Maha
yang didalamnya ada asah, asih dan
menunaikan, menurut Fahrur Razi,
asuh; sedangkan ta’lim berasal dari
ar-rabb mempunyai arti at-Tanwiyah
kata
berarti
dan
pembelajaran yaitu semacam proses
perkembangan, sedangkan al Jauhari
transfer ilmu pengetahuan, ta’lim
memberi arti at-Tarbiyah, rabban,
dipahami sebagai proses bimbingan
rabba
yang
pertumbuhan
dengan
memberi
makan,
memelihara dan mengasuh. Naquib sebagaimana
dikutif
‘allama
dititikberatkan
berkonotasi
pada
aspek
peningkatan intelektualitas peserta Al-Attas,
didik (intellectual quotient), proses
Jalaludin
ta’lim ini dapat kita dapatkan dalam al 10 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
Qur’an surat al-Baqarah ayat 31 dan
mandate oleh Allah sebagai penerima
32:
qur’an
wahyu. Rasul sebagai pendidik agung
tentang
dalam pandangan pendidikan Islam,
penciptaan Adam sebagai cikal bakal
sejalan dengan tujuan Allah mengutus
manusia
ilmu
beliau kepada manusia yaitu untuk
pengetahuan langsung dari Allah
menyempurnakan akhlak ( innama
Ayat ini menginformasikan bahwa
buistu liutammima makarima al
manusia dianugerahi potensi untuk
ahlaq) sehingga ta’dîb diartikan
mengetahui nama atau fungsi dan
kepada proses mendidik yang lebih
karakteristik benda-benda, misalnya
tertuju
fungsi
penyempurnaan akhlak atau budi
yaitu
ketika
al
menginformasikan
yang
api,
menerima
fungsi
angin
dan
pada
pembinaan
sebagainya. Dia juga dianugerahi
pekerti
potensi untuk berbahasa. Sistem
pengembangan kecerdasan emosional
pengajaran bahasa kepada manusia
(emotional quotient).
(anak-anak) bukan dimulai dengan mengajarkan
kata
kerja,
tetapi
peserta
didik
dan
atau
Karena al Qur’an dan hadits menjadi sumber utama dalam Islam,
mengajarnya terlebih dahulu nama-
maka
nama (yang mudah), seperti ini papa,
tarbiyah, ta’lim dan ta’dib mesti dan
ini mama, itu pena, itu pensil dan
harus ada dalam proses pendidikan
sebagainya. Itulah sebagian makna
Islam,
yang dipahami oleh para ulama dari
intelektual itu harus berbarengan
firman-Nya: Dia mengajar Adam
dengan
nama-nama
(benda)
kepada Allah dan akhlakul karimah
seluruhnya.(Quraish Shihab, vol.1,
dari peserta didik, kalau ini yang
2002: 146)
menjadi tujuan dari pendidikan Islam,
Selain term tersebut ada term
kesatuan
integral
dimana
antara
peningkatan
peningkatan
ketauhidan
maka seluruh komponen yang ada
ta’dib tidak dijumpai langsung dalam
dalam
al-Qur’an,
tingkat
memiliki sistem dan paradigma yang
dilihat
pada
sama, pendidikan akhlak tidak hanya
dilakukan
oleh
tanggungjawab guru agama tetapi
tetapi
operasional, praktek
pada
dapat
yang
Rasulullah sebagai orang yang diberi
struktur
sekolah
harus
menjadi tanggungjawab bersama. 10 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
A. Beberapa potongan Ayat alQur’an
yang
Berkaitan
( )اﻟ ﺮّ ﺑ ﻮar-rabw. Kata Rabb apabila sendiri maka yang dimaksud adalah
dengan Pendidikan
“Tuhan” yang tentu nya antara lain
Dalam surat Al-Alaq ayat 1-5
karena
Dialah
yang
melakukan
ada beberapa term yang memeliki
tarbiyah (pendidikan) yang pada
keterkaitan
pendidikan
hakikatnya adalah pengembangan,
diantaranya terma ( )اﻗ ﺮأiqra’ yang
peningkatan serta perbaikan makhluk
terambil dari kata kerja ( ) ﻗﺮأqara’a
ciptaan-Nya.
dengan
mulanya
berarti
Begitu juga term ( )اﻟﻘﻠﻢal-
Dalam
kamus
qalam terambil dari kata kerja ()ﻗﻠﻢ
ditemukan aneka ragam arti dari kata
qalama yang berarti memotong ujung
tersebut. Antara lain: menyampaikan,
sesuatu. Alat yang digunakan untuk
menelaah,
mendalami,
menulis disebut qalam karena pada
meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu
mulanya alat tersebut dibuat dari
dan sebagainya, yang kesemuanya
suatu bahan yang dipotong dan
bermuara pada arti menghimpun.
diperuncing ujungnya. Kata qalam di
yang
pada
menghimpun.
membaca,
Selanjutnya ( ّ )ربrabb seakar
sini
dapat
berarti
hasil
dari
dengan kata ( )ﺗ ﺮﺑ ﯿ ﺔtarbiyah/
penggunaan
pendidikan. Kata ini memiliki arti
tulisan. Ini karena bahasa, sering kali
yang
pada
menggunakan kata yang berarti “alat”
akhirnya arti-arti itu mengacu kepada
atau “penyebab” untuk menunjuk
pengembangan,
“akibat” atau “hasil” dari penyebab
berbeda-beda
namun
peningkatan,
alat
atau
Kata rabb maupun tarbiyah berasal
Misalnya, jika seseorang berkata,
ﯾﺮﺑﻮ-) raba’ — yarbû
‘saya khawatir hujan”, maka yang
yang dari segi pengertian kebahasaan adalah kelebihan. Dataran tinggi dinamai ( )رﺑ ﻮةrabwah, sejenis roti yang dicampur dengan air sehingga membengkak dan membesar disebut
alat
yakni
ketinggian, kelebihan serta perbaikan.
dari kata (رﺑﺎ
penggunaan
tersebut,
tersebut.
dimaksud dengan kata “hujan” adalah basah
atau
sakit,
hujan
adalah
penyebab semata. Dalam hal ini As-Shabuni menyebutkan bahwa pada surat ini, 11 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
terkandung nilai dakwah (ajaran) agar
kami, Sesungguhnya Engkaulah Yang
manusia membaca, membaca kitab,
Maha
dan membaca ilmu pengetahuan,
Bijaksana",
karena budaya membaca merupakan
mensucikan Dzat-Mu Ya Allah dari
syi'ar agama Islam..
segala sifat kekurangan, kami tidak
Dalam surat Al-Baqarah ayat 31-32 ditemukan term
( )اﻟﻌﻠﻴﻢal-
‘alîm terambil dari akar kata (’ )ﻋﻠﻢilm yang menurut pakar-pakar bahasa berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan
keadaannya
yang
sebenarnya. Menurut As-Shabuni bahwasanya
Allah
memberikan
Swt.
telah
keunggulan
dan
keutamaan kepada Âdam dengan
yang malaikat tidak tahu, yakni dengan pengetahuan yang amat sempurna.
Di
lagi
Maha
artinya:
kami
akan tahu tentang sesuatu tanpa pengetahuan yang Engkau berikan kepada kami tentang hal itu. Allah Swt. adalah Tuhan yang Maha mengetahui tidak ada kesamaran bagi-Nya baik yang nampak ataupun yang tersembunyi. Dia tidak pernah berbuat tentang sesuatu melainkan sesuatu itu membawa hikmah dan kebaikan buat makhluk-Nya.
mengalahkan Malaikat yaitu dengan berbagai macam ilmu pengetahuan
Mengetahui
Sebagaimana dijelaskan Ar Rifai bahwa Menurut Ibnu Kastir, dalam ayat ini Allah menceritakan Âdam
dan
kemuliaan-Nya
atas
antara
Malaikat kerena Dia mengajarinya
pengetahuannya adalah mengetahui
sesuatu yang tidak di ajarkan kepada
nama-nama benda, jenis-jenis benda
Âdam
dan bahasa. ( Jilid I : hal 82 ) Dengan
seluruhnya, maksudnya, nama-nama
demikian
pada
seluruh makhluk, baik yang besar
akhirnya mengakui akan kelemahan
maupun yang kecil.(jilid I hal 106).
dan
"Mereka
Ayat ini, menggambarkan bahwa
menjawab: Maha Suci Engkau, tidak
salah satu keistimewaan manusia
ada yang kami ketahui selain dari apa
adalah kemampuan mengekspresikan
yang telah Engkau ajarkan kepada
apa yang terlintas dalam benaknya
para
Malaikat
kekurangannya.
nama-nama
(benda)
12 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
serta
kemampuannya
menangkap
kepada yang lain (malaikat) sehingga
bahasa sehingga ini mengantarnya
pada
“mengetahui”.
lain,
keterbatasan ilmu yang dia ketahui.
kemampuan manusia merumuskan
Ketiga, Âdam diberi oleh Allah
idea dan memberi nama bagi segala
kecerdasan spiritual, dia menyadari
sesuatu merupakan langkah menuju
bahwa ilmu yang dia miliki semata-
terciptanya manusia berpengetahuan
mata pemberian dari Allah tanpa
dan lahirnya ilmu pengetahuan.
pertolongan Allah dia pun tidak bisa
Di
sisi
akhirnya
menyadari
akan
Menurut Buya Hamka, ayat
apa-apa, oleh karena itu dia pun
31 di atas menerangkan bahwa Allah
bersyukur dan bertaubat dengan tanpa
mengajarkan
nama-nama
henti-hentinya.
Âdam
seketika
kepada
dan
malaikat,
kepada
ditanyakan
B. Analisis
malaikat
Konsep
Dasar
Tarbiyah dan Ta’lim dalam
menyembahkan bahwa pengetahuan
al Qur’an
mereka terbatas hanya sekedar yang diajarkan oleh Allah kepada mereka,
Dalam al-Mu’jam al-Mufahrs
lalu Âdam disuruh menerangkan,
li Alfazh al-Quran. Kosa kata tarbiyah
maka dia pun menerangkan semua
meliputi 4 (empat) lafad dalam
nama-nama itu, (Jilid 1 hal 170)
bentuk isim dan 2 (dua) lafad dalam
Dari dua ayat di atas (QS. al-
bentuk
fiil.
Lafad-lafad
yang
Baqarah [2]: 3l—32) dapat ditarik
termasuk kategori isim, yaitu sebagai
benang merahnya bahwa Allah Swt,
berikut:
telah memberi keunggulan kepada
Pertama,
rabb/ar-rabb
Âdam. Keunggulan pertama, Âdam
( ّاﻟﺮب/ ّ )ربterdapat 952 kata dalam
diberi
al-Qur’an.
kecerdasan
intelektual,
sehingga dia mampu menjelaskan nama-nama benda yang sebelumnya dia tidak tahu. Kedua, Âdam diberi kecerdasan sosial, ilmu yang dia miliki tidak membuatnya dia lupa diri dan sombong akan tetapi dia amalkan
Kedua,
rabbaniyyuna
( َ )رَ ﺑﱠﺎﻧِﯿﱡﻮْ نterdapat 2 kali dalam alQur’an (QS. Al-Maidah [5]: 44 dan 63). Ketiga, rabbaniyyina ( َ)رَ ﺑﱠﺎﻧِ ِﯿّﯿْﻦ, terdapat 1 kali dalam al-Qur’an (QS. Ali
Imran
[3]:
79).
Keempat, 13 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
rabbaibukum ()رَ ﺑَﺎﺋِﺒُ ُﻜ ْﻢ, terdapat satu
baik jasad, akal, jiwa, bakat, potensi,
kali dalam al-Qur’an (QS. An-Nisa
perasaan,
[4]: 23) Kata rabb dalam al-Qur’an
bertahap, penuh kasih sayang, penuh
menurut al-Maududi mengandung
perhatian,
lima makna, yaitu: (1) pendidikan,
menyenangkan,
bantuan,
berkelanjutan,
kelembutan
peningkatan;
(2)
diterima,
memobilisasi,
dan
kesempurnaan
dan
menghimpun,
secara
bijak,
sehingga
hati, mudah
membentuk
fitrah
manusia,
mempersiapkan; (3) tanggung jawab,
kesenangan,
perbaikan,
mandiri, untuk mencapai ridha Allah
dan
pengasuhan;
keagungan,
(4)
kepemimpinan,
Begitu juga term ta’lim ()ﺗﻌﻠﯿﻢ pula dipetik dari kata dasar ‘allama
Dari kedua fi’il (kata kerja) tentang
tarbiyah
itu
dapat
disimpulkan bahwa akar kata tarbiyah adalah rabba-yurabbi yang berarti namma-yunammi
dengan
mengandung konsep bahwa tarbiyah adalah
proses
mengembangkan,
menumbuhkan yang meliputi jasad, ruh, dan akalnya dengan caranya yang lemah lembut penuh kasih sayang sejak usia kanak-kanak sampai usia dewasa.
tarbiyah dapat didefinisikan sebagai proses pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian
bimbingan,
()ﻋﻠّﻢ, yu‘allimu ( ) ﯾﻌﻠّﻢdan ta’lim ()ﺗﻌﻠﯿﻢ.
Al-Maraghi
menjelaskan
bahwa Muhammad saw mengajarkan syari’at dan urusan akal yang dapat menyempurnakan
jiwa
dan
membersihkannya ( Jilid 1 hal 95) Pada bagian lain al-Maraghi telah menjelaskan
bahwa
‘allama
menunjukkan pada kegiatan yang dilakukan berulang-ulang atau sering. Sedangkan ath-Thabari menjelaskan bahwa yang dimaksud yu’allimu pada
Jadi, dari uraian di atas
ilmu,
hidup
swt.
wewenang, dan pelaksanaan perintah; dan (5) pemilik dan juragan.
kemuliaan,
pemberian
petunjuk,
penyempurnaan,
dan
ayat tersebut adalah mengajar mereka tentang al-Kitab dan syari’at, serta perintah dan larangan yang ada di dalamnya.( jilid IV hal 94) Maka makna ‘allama
yu’allimu wa
menunjukkan
bayyana,
artinya
perasaan memiliki bagi anak didik 14 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
mengajarkan dan menjelaskan secara berulang-ulang.
Berdasarkan beberapa contoh ayat di atas, kata ta’lim dalam al-
Dari ayat tersebut juga bisa
Qur’an digunakan dalam bentuk fi’il
dimaknai bahwa Rasulullah juga
(kata kerja) dan ism (kata benda).
seorang mu’allim, hal ini memperkuat
Kata yang digunakan berupa fi’il
sungguh
adanya
terdapat dua bentuk, yaitu: (1) fi’il
bagaimana
madly disebut 25 kali dalam 25 ayat
seharusnya menjadi seorang muallim.
di 15 surat; (2) fi’il mudlari disebut 16
Dalam
at-Tafsir,
kali dalam 16 ayat di 8 surat.
‘allama pada ayat di atas diartikan
Sementara dalam bentuk isim (kata
Allah telah mengajarkan baca-tulis
benda) hanya terdapat 1 kali dalam
dengan kalam (pena), mengajarkan
QS. Ad-Dukhan [44]: 14
dari
keteladanan,
kitab
beliau
termasuk
Shafwat
manusia apa-apa yang tidak mereka
Dari uraian di atas, istilah
tidak tahu berupa ilmu pengetahuan
ta'lim
dan
menjadikan
didefinisikan sebagai pemberitahuan
kegelapan
dan penjelasan tentang sesuatu yang
mereka
kebijaksanaan, dari
(kebodohan)
situasi
dapat
meliputi isi dan maksudnya secara
benderang. Ta’lim secara umum
berulang-ulang, kontinu, bertahap,
hanya terbatas pada pengajaran dan
menggunakan
pendidikan kognitif semata-mata. Hal
diterima,
ini memberikan pemahaman bahwa
tertentu, bersahabat, berkasih sayang,
ta’lim hanya mengedepankan proses
sehingga
pengalihan ilmu pengetahuan dari
memahami, dan memilikinya, yang
pengajar (mu’alim) dan yang diajar
dapat melahirkan amal saleh yang
(muta’alim). Misalnya pada surat
bermanfaat di dunia dan akherat
Yusuf,
untuk mencapai ridla Allah SWT.
pengetahuan
suasana
al-Qur’an
terang
ayat
ke
dalam
6, yang
berarti
ilmu
dimaksud,
cara
menuntut
muta'alim
yang
mudah
adab-adab
mengetahui,
C. Penutup
diajarkan atau dialihkan kepada Nabi
Dari makna-makna tarbiyah
adalah tabir mimpi. Sedangkan pada
dan ta’lim sebagaimana diuraikan
surat Al Maidah ayat 4, ilmu yang
diatas Nampak jelas bagi kita bahwa
dimaksud adalah ilmu berburu.
pendidikan dalam presfektif al Quran 15 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
harus menjadi proses yang holistic/
aspek-aspek pertumbuhan individu,
menyeluruh baik dimensi ruhani
baik akal, tubuh, sosial, kejiwaan,
maupun ragawi akal dan perasaannya,
akhlak
perilaku dan kepribadiannya, sikap
pendidikan tidak hanya kegiatan
dan pemahamannya, cara hidup dan
transfer pengetahuan dari seorang
berfikirnya. proses pendidikan bukan
guru kepada peserta didik, tapi proses
sekedar sesuatu yang bersifat materi
pendidikan
tetapi
mendorong
harus
meliputi
perhatian,
dan
pun
lainnya.
harus
Proses
mampu manusia
pengarahan dan pembantuan yang
mengembangkan
dan
menyantuni
membantu formasi perilaku individu
potensi diri manusia yang seutuhnya.
dan membantu pula pengembangan
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Ibnu al-Kamal Jalaludin As-Suyuthi. 1993. Tafsirur Durul Mantsur fit-Tafsiril Ma’tsur. Beirut: Dar al-Fikr, 1993. Abu ‘Ala al-Maududi. 1981. Bagaimana Memahami Al-Qur’an: al-Ilah, Al-Rabb, al-Ibadah, ad-Din. Surabaya, Al-Ikhlas. Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir Ath-Thabari, 1988. Jami al-Bayan ‘an Ta’wil ayilQur’an. Beirut, Dar al-Fikr. Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauzi. 1965. Zadul Masir fi Ilmit Tafsir. Beirut, Al-Maktabul Islami. Ahmad Ash-Shawi. 1993. Hatsiyatush-Shahwy ‘ala Tafsiril Jalalini. Beirut: Dar al-Fikr. Ahmad Mushthafa Al-Maraghi. 2001. Tafsir al-Maraghi. Beirut, Dar al-Fikr. Ahmad Musthafa Al-Maraghi. 1985. Tafsir al-Maraghi, terj. Bahrun Abu Bakar, Semarang, Toha Putra. Ahmad Warson Munawir. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya, Pustaka Progressif. Buya Hamka. 1982. Tafsir Al-Azhar. Jakarta, Pustaka Panji Mas. Dedeng Rosidin. 2003. Akar-akar Pendidikan dalam al-Qur’an dan al-Hadits, (pengantar: Ahmad Tafsir). Bandung, Pustaka Umat. M Najib Ar-Rifai. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta, Gema Insani. M. Dawam Rahardjo. 2002. Ensiklopedi al-Qur'an. Jakarta, Paramadina. M. Quraish Shihab, 1994. “Membumikan” Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung, Mizan. M. Quraish Shihab. 2000. Tafsir al-Mishbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian alQur’an, Jakarta, Lentera Hati. 17 | P a g e
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015
Manna al-Kholil Qattan. 1994. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Jakarta, Lintera Antar Nusa. Miftah Faridl. 1989. Al-Qur’an Sumber Hukum yang Pertama. Bandung, Pustaka. Muhammad Ali as-Shabuny. 1976. Shafwat at-Tafsir. Beirut, Dar al-Fikri. Muhammad Fuad Abdu’l Baqi. 1992. Al-Mu’jamu’l Mufradat li Alfazhi’-Qurani’l Karim. Beirut, Dar al-Ma’rifah. Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
18 | P a g e