KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM (Studi Komparatif)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama (PA)
Di Susun Oleh : DESI MIHARLINA 4105007
FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN •
Untuk Ayah dan Ibunda tercinta di rumah terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang, cinta, dukungannya, pengorbanannya dan doanya yang tiada taranya selalu menemani langkah penulis sehingga menjadi seperti sekarang ini. Juga kepada adik-adik tercinta (Purta, Ari, Anjas,Anggun)
•
Untuk Bapak Zaenul Arifin dan Bapak Parmudi terima kasih atas bimbingannya selama ini, yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sehingga terselesainya penulisan skripsi ini
•
Untuk keluarga besar Teater Metafisis tetep berkarya, jaga persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan di dalamnya, untuk sahabat terbaikku “ cumi-cumi, mokodo, nur” terima kasih atas persahabatan yang selama ini kita jalin dan tak akan pernah akan aku lupakan.s
•
Untuk kakak-kakak angkat ku “kak arif, kak aji, dan kak wiwin” terima kasih atas semangatnya, nasehatnya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
MOTTO “ Perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tentram dan hati menjadi tenang. Perbuatan jahat adalah perbuatan yang menjadikan jiwa terguncang dan hati menjadi gundah”
KATA PENGANTAR Bismillahir Rahmannir Rahim Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas taufiq dah hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ Konsep Dosa Menurut Pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Yang terhormat Drs. H. Abdul Muhaya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisonggo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini. 2. Drs. Nasihun Amin, M. Ag. Selaku PD1 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, yang telah membantu melancarkan proses akademik untuk PA (Perbandingan Agama). 3. Drs. Zaenul Arifin, M. Ag dan M. Parmudi, M, Si. Sebagai pembimbing yang di tengah kesibukannya bekenaan meluangkan waktu untuk memberi bimbingan pada penulis hingga terselesainya skripsi ini. 4. M. Parmudi, M. Si. Kajur Perbandingan Agama dan M. Syaifuddin Zuhriy M. Ag. Sekjur Perbandingan Agama yang telah memberikan semangat, wawasan dan dorongan setiap saat, hingga terselesainya skripsi ini.
5. Para dosen pengajar Fakultas Ushuluddin khususnya dosen PA yang tidak kenal lelah dalam memberikan wawasan pengetahuan dan membekali
berbagai
pengetahuan
sehingga
penulis
dapat
menghasilkan skripsi ini. 6. Ayah dan Ibu tercinta yang tak kenal kata lelah dalam memberikan bimbingan, cinta, kasih sayang dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menjalankan amanah yang diberikannya, serta adik-adik tercinta di rumah (Anjas, Anggun, Ari, Putra) 7. Teman-teman kos di BPI Blok J16 “ Irehana, Micky, Isa, Eni, bapak dan ibu kos 8. Keluarga besar TEATER METAFISIS tercinta yang menjadi sahabat dan keluarga ke dua buat penulis “ pak lurah, kakak-kakak alumni metafisis dan semua teman-teman metafisis yang tak bisa disebutkan satu persatu jangan pernah lelah untuk berkreasi. Untuk sahabat penulis “ cumi-cumi, mokodo, dan nining “ terima kasih untuk persahabatan selama ini.. 9. Teman-teman organisasi KAMAPALA (keluarga mahasiswa pelajar lampung
semarang),
pengurus
HMJ-PA,
teman-teman
TARI
SEMBAH. 10. Semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya Semarang, 31 Mei 2010
Penulis
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 31 Mei 2010
Penulis
ABTRAKSI Kristen berasal dari Kristus, yang artinya gelar kehormatan buat Yesus dari Nazareth, Kristus berasal dari bahasa Yahudi yang berarti “diurapi”, masalah dosa mempunyai peranan penting dalam Kristen Katolik, dalam kejadian 3 dijelaskan bahwa ketika manusia memutuskan untuk makan buah itu, maka jelaslah bahwa hakekat dosa bukan hanya tidak percaya kepada Allah, bahkan memberontak kepada Allah, sehingga manusia mendapat hukuman, hidup dalam perbudakan dosa dan terkena murka Allah. Islam berasal dari bahasa Arab ”slim” yang artinya damai, suci, putih dan taat, Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dosa merupakan bagian tali erat dalam ikatan persaudaraan Islamiyah, karena dosa mempunyai peranan penting dalam Islam yang menyangkut hubungan Allah dengan manusia. Tujuan penulisan ini adsalah untuk mengetahui pengertian konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif), untuk mengetahui dampak dosa yang ada di dalam kehidupan manusia dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam. Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa library research. Sebagaimana sumber primer diperoleh secara langsung dari kitab suci agama Islam dan Kristen, yaitu Al-Qur’an dan Injil. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui buku-buku perpustakaan yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Dalam menganalisis data penelitian menggunakan metode deskriptif, content analysis dan komparatif. Dosa dalam ajaran Kristen Katholik adalah gagal untuk hidup sesuai dengan yang direncanakan oleh Allah, kata dosa mempunyai arti meleset dari tujuan menyeleweng dari jalan yang sudah ditentukan sebagaimana diterangkan di dalam Kitab Perjanjian Baru Roma, 5:12 “Sebab itu seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut. Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa”. Jelas bahwa dalam agama Kristen Katolik dosa itu adalah dosa warisan yang diturunkan kepada seluruh umat manusia di dunia, perbuatan Adam dan Hawa ini telah melanggar perintah Allah kematian Yesus Kristus dianggap sebagai penebus dosa manusia. Dalam ajaran Islam dosa itu, adalah sesuatu yang jahat dimata Allah, dosa itulah yang selalu menghalangi doa-doa dan permohonan kita kepada yang kuasa, akhirnya apa yang kita mohon tidak sampai kepada Tuhan. Islam menganggap bahwa setiap individu bertanggungjawab atas segala perbuatan yag dilakukannya, jadi dalam Islam tidak terdapat dosa yang diwariskan. Dampak dosa dalam agama Kristen Katolik dan Islam itu sendiri adalah jauh dari kasih sayang Allah.
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi dalam skripsi ini meliputi : Huruf Arab ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و هﺎ ء ي
Nama alif ba ta sa jim ha kha dal zal ra za sin syin sad dad ta za ‘ain gain fa qaf kaf lam mim nun wau ha hamzah ya
Huruf latin
Nama
Tidak dilambangkan b t ts j h kh d dz r z s sy sh dl th zh ….. ‘ g f q k l m n w Ĥ ….´ y
Tidak dilambangkan be te as (dengan titik di atas) je ha ka dan ha de zet (dengan titik di atas) er zat es es dan ye es de te zet koma terbalik (di atas) ge ef ki ka el em en we Ha (dengan titik di atas) apostrof ye
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................
vi
HALAMAN DEKLARASI............................................................................
viii
HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................
ix
HALAMAN TRANSLITERASI ...................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
7
D. Kajian Pustaka ........................................................................
7
E. Metodologi Penelitian ............................................................
9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................
10
DOSA MENURUT PANDANGAN KRISTEN KATOLIK A. Pengertian dosa .......................................................................
12
B. Ayat-ayat tentang dosa ............................................................
18
C. Timbulnya dosa waris ..............................................................
25
D. Penebusan dosa .......................................................................
30
DOSA MENURUT PANDANGAN ISLAM A. Pengertian dosa ......................................................................
34
B. Ayat-ayat tentang dosa ...........................................................
41
C. Konsep fitrah manusia ............................................................
47
D. Konsep taubat .........................................................................
50
BAB IV ANALISIS KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM A. Persamaan dan Perbedaan konsep dosa menurut
BAB V
pandangan Kristen Katolik dan Islam.........................................
59
B. Dampak dosa dalam kehidupan manusia....................................
67
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
72
B. Saran-saran .................................................................................
73
C. Penutup .......................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kristen berasal dari kata Kristus, yang artinya gelar kehormatan keagamaan buat Yesus dari Nazareth, Kristus dari bahasa Yunani yang berarti “diurapi” dan di Indonesia cukup terkenal, Kristen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan.1 Nama Protestan berasal dari kata “Protes” yang dilancarkan oleh pangeran-pangeran Jerman yang mendukung gerakan reformasi melawan keputusan mayoritas yang beragama Katolik Roma. Kelahiran agama Kristen Protestan banyak dipengaruhi oleh latar belakang perkembangan masyarakat Eropa Barat pada abad ke-16.2 Menurut keyakinan Kristen Protestan, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sudah menjadi ciptaan baru “manusia baru”. Sebaliknya, manusia di dalam Adam adalah manusia lama yang menerima huluman dosa. Bagi yang menjadi manusia baru (di dalam Kristen) akan menerima penebusan dosa, bukan karena perbuatannya, tetapi karena perbuatan Yesus sendiri. Cara menjadi manusia baru adalah dengan dilahirkan kembali.3 Perbedaan-perbedaan yang umum antara Katolik dan Protestan adalah: 1. Kaum Protestan menolak ajaran Katolik yang menganggap bahwa dalam perjamuan suci, roti, dan anggur itu benar-benar terjadi dari tubuh dan darah Kristus.
1
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Perbandingan Agama, Jakarta, 1981, hlm. 175 2 Mukti Ali, Agama-agama di dunia, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988, hlm. 383 3 Ibid, hlm. 385
2. Hak antara orang biasa (awam) dengan imam dalam perjamuan suci, bagi Protestan sama tetapi gereja Katolik membedakan menurut tingkatnya. 3. Kaum Protestan tidak melarang imam-imamnya kawin, sedangkan Katholik melarangnya.4 Istilah Katolik berasal dari bahasa Yunani “Katholikos” yang maksudnya adalah ajaran terbesar di seluruh dunia atau dapat diterima di seluruh dunia, yang pertama memakai istilah Katolik adalah “Ignatius dari Antiokia”. Lebih lanjut dari kata Katolik dianggap sebagai nama ajaran gereja yang dipandang besar sebagai lawan dari ajaran yang muncul di zaman permulaannya. Agama Katolik ini tumbuh pada awal abad ke empat Masehi di mana gereja mendapat pengakuan resmi dari Kaisar Romawi Konstantin Agung (380). Sebagai pendiri dari Agama Kristen yang pertama ialah Yesus Kristus. Dia adalah orang yang dijanjikan sebagai messiah yang diuraikan dalam Perjanjian Lama dengan perantaraan para Nabi. Yesus Kristus berasal dari Nazaret yang dilahirkan sekitar tahun 7-5 SM, atau tahun ke-4 M. Pada umur 27 tahun ia mulai mengajarkan ajarannya di Galelia dan kemudian ajarannya menyebar di kalangan orang-orang Palestina. Yesus dipercaya pengikutnya sebagai pembawa kabar gembira, yaitu dengan penebusan dosa.5 Di dalam kehidupan sehari-hari manusia sering mendengar kata dosa. Orang lebih suka menyembunyikan dosanya, sedang dosa itu sendiri memang juga memakai taktik penyembunyian diri. Dosa senantiasa menyembunyikan diri di belakang perbuatan-perbuatan yang tampak baik. Kejahatan menjelma
4
Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah agama-agama, UNS Press , Surakarta, 2006, hlm. 102 Haliman Hadikusuma, Anropologi Agama Bagian II (Pendekaan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katholik, Protesan dan Islam ), PT Citra Aditya Bakit, Bandung, 1993, hlm. 63-66 5
sebagai perbuatan yang baik oleh karena itu orang sering kurang dapat mengenal dosa.6 Dengan demikian banyak orang yang memahami dan mengetahui apa arti dosa, namun dalam memahaminya tiap-tiap agama akan membawa pengertian atau penjelasan yang berbeda-beda. Dalam Kitab Perjanjian Baru Kejadian, 3;1-7 ini menceritakan bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa, yaitu dengan penggodaan iblis. Jalannya penggodaan iblis hingga penggodaan terhadap perintah Allah diceritakan sebagai berikut : 1. Keraguan-keraguan dengan berkata:”Tentulah Allah berfirman : semua pohon dalam taman ini jangan kau makan buahnya bukan?” 2. Ketidakpercayaan atau membohongkan Allah dengan kata-katanya : “Sesekali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi Allah.” 3. Keinginan, bahwa perempuan itu melihat buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya.7 Dalam cerita Kejadian 3 dijelaskan, bahwa ketika manusia memutuskan untuk makan buah itu, maka jelaslah juga, bahwa hakikat dosa bukan hanya tidak percaya kepada Tuhan Allah, bukan hanya melanggar perintah Allah, bukan hanya tidak mentaati Allah melainkan lebih dari itu, dosa juga berarti memusuhi Allah, bahkan memberontak kepada Allah sebab “Ingin menjadi Allah” berarti : ingin menduduki kedudukan Allah, merebut wewenang Allah.8 Akibat dari perbuatan manusia pertama kali, yaitu Adam dan Hawa, maka manusia di dunia ini semua berbuat dosa, karena dosa telah masuk ke dunia. Jelas bahwa manusia yang lahir ke dunia telah menanggung dosa waris 6
Hadiwijono, Harun, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 234 Ibid., hlm. 236 8 Ibid., hlm. 237 7
karena Adam dan Hawa sebagai manusia pertama telah membuat dosa. Semua manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah tetapi karena manusia telah memberontak dan selalu akan memberontak kepada Allah. Maka gambar dan rupa Allah menjadi rusak akibatnya Allah tidak mau bersekutu dengan manusia.9 Akibat dari perbuatan dosa itu Allah memberikan hukuman, sesuai hukuman Tuhan Allah atas dosa. Penguraiannya banyak sekali dalam kitab, dua di antaranya adalah: 1) Hidup dalam perbudakan dosa, 2) Terkena murka Allah.10 Supaya manusia memperoleh keselamatan, terbebas dari dosa, Tuhan Bapa mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal hingga mati sebagai korban dipalang salib. Menurut Kristen katolik, Yesus Kristus mengorbankan diriNya sekali untuk selamanya sebagai korban penebusan dosa manusia. Maka lenyaplah dosa manusia bersama matinya Yesus.11 Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama-yuslimu-islaman yang mempunyai arti semantik sebagai berikut : a. Tunduk dan patuh (khadha’a-khudhu wa istaslama-istislam) b. Berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama-taslim) c. Mengikuti (atba’a-itba) d. Menunaikan, menyampaikan (adda-ta’diyah)12 Kalau tadi dikatakan dalam Kristen Katolik bahwa dosa itu adalah dosa waris yang dilakukan Adam dan Hawa kemudian diturunkan kepada manusia, dan ditebus dosanya oleh Yesus Kristus dengan penebusan dosa, lain halnya dengan pendapat Islam mengenai dosa dalam kehidupan manusia.
9
Mudjahid Abdul Manaf, op.cit., hlm. 88 Hadiwijono, Harun, op.cit., hlm. 240-241 11 Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Dimata Agama Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, Mizan Media Utama, Bandung, hlm. 120-121 12 Tim Sembilan, Tafsir Maudhu’i Al-Muntaha jilit 1, PT LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2004, hlm. 82 10
Menurut agama Islam dosa itu tidak membebani orang lain dalam AlQur’an surat An-Najm, ayat 38
∩⊂∇∪ 3“t÷zé& u‘ø—Íρ ×οu‘Η#uρ â‘Ì“s? ωr& Artinya : “yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada yang membebani dosa seseorang atas kesalahan orang lain, kecuali apa yang dilakukannya jadi perbuatan sendirilah yang menentukan selamat tidaknya seseorang, karena harus mematuhi hukum-hukum dan aturan-aturan agama agar ia dapat selamat bahwa dosa itu bukan dosa keturunan.13 Menurut pandangan Islam, perbuatan dosa itu hubungannya antara pelaku dengan Allah sebab hanya Allah lah yang akan menghitung dosa-dosa yang dilakukan umat manusia. Setiap manusia yang telah melaksanakan dosa kemudian menyesali perbuatannya, maka ia akan dapat secara langsung memohon ampun pada Allah melalui sholat taubat tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.14 Pahala seorang tidak boleh diwariskan atau diserahkan kepada orang lain begitu pula dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain setiap orang menanggung pahala dan dosa atas perbuatannya sendiri. Setiap orang bertanggungjawab oleh amaliyah sendiri-sendiri, jadi setiap orang menanggung dosa pahala atas perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain”15 Di dalam agama Islam gagasan yang terkuat ialah bahwa jiwa manusia ketika ia lahir dalam keadaan bersih, seperti kertas yang belum terisi. Jika ada 13
Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, CD Toha Putra, Semarang, 1992, hlm. 874 14 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa dalam Pandangan Agama Islam, Penerbit Risalah, Bamdung, 1986. Hlm. 22 15 Baharudin Madhary, Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, Pustaka DAI, Surabaya, 1994, hlm. 62-63
kecenderungan-kecenderungan untuk membuat dosa hal ini disebabkan karena nafsu yang jahat, yang menjadikan takabur, dan sombong. Intinya dosa tidak memiliki wujud melainkan akibat dari perbuatan jahat kepada Allah, dan jahat kepada manusia, kelak dalam kubur akan diperlihatkan bagaimana bentuk dosa dan pahalanya.16
∩⊄⊄⊄∪ š⎥⎪ÌÎdγsÜtFßϑø9$# =Ïtä†uρ t⎦⎫Î/≡§θ−G9$# =Ïtä† ©!$# ¨βÎ) Artinya : “sesungguhnya Allah suka kepada orang yang bertaubat dan suka kepada orang yang membersihkan badannya”(Q.S Al-Baqarah ayat : 222) Taubat adalah membasuh hati, dan mandi atau berwudhu, dengan membersihkan badan, di sini nampak kembali kegunaan sembahyang lima waktu, cobalah hitung berapa kali di dalam sembahyang kita bertaubat dan memohon ampun, yang kita ucapkan ketika duduk di antara dua sujud, “Ya Allah! Ampunilah dosaku, beri rahmatlah aku, tarik aku, angkat aku, beri aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkan daku dan beri maaf aku.”. Rasulullah SAW, sendiri menganjurkan kita selalu memohon taubat kepada Allah, dengan senantiasa taubat dan istiqhfar kepada Allah, artinya kita selalu mendekatkan diri, tak mau lepas dari penjagaan Allah.17 Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti Konsep Dosa Menurut Pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif) di kalangan Fakultas Ushuluddin IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Walisongo Semarang, baik secara risalah atau skripsi. Karena itu tujuan penulis meneliti dosa untuk mengetahui bagaimana pandangan Kristen Katolik dan Islam tentang adanya dosa, sehingga penulis tertarik untuk membahasnya menjadi sebuah skripsi.
16 17
Hadiwijono, Harun, op.cit., hlm. 227 Hamka, Pelajaran Agama Islam, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1989, hlm. 390
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam? 3. Apakah dampak dosa dalam kehidupan manusia?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai dari penulis adalah: a. Untuk mengetahui pengertian konsep dosa menurut pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam b. Untuk mengetahui dampak dosa dalam kehidupan umat manusia c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut agama Kristen Katolik dan Islam 2. Manfaat Penulisan Manfaat yang diambil dari penulisan ini adalah: a. Untuk
menambah
pengetahuan
dan
pengembangan
keilmuan
Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama b. Untuk memperoleh kepuasan intelektual
D. Kajian Pustaka Untuk mengetahui tentang dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam, maka penulis memaparkan buku dan karya yang berkaitan dengan
pokok permasalahan. Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis diantaranya: Harun Hadiwijono, dalam bukunya yang berjudul Imam Kristen, buku ini menjelaskan tentang pengertian dosa menurut Kristen Katolik, yang ada dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagaimana dalam AlKitab ini menceritakan manusia jatuh ke dalam dosa yaitu dengan perantara penggodaan Iblis dan mendapat hukuman dari Allah karena perbuatannya yang telah melanggar larangannya. M. Hashem, dalam bukunya yang berjudul Misteri Darah dan Penebusan Dosa, buku ini berisi tenang pandangan-pandangan dosa yang berkembang dari keempat agama yaitu, Islam, Yahudi, Purba, dan Kristen. Sesajian darah dan pengorbanan manusia, dewa-dewa pemikul manusia, Yesus yang menebus dosa manusia, konsep tentang dosa asal atau dosa waris. Dr. F.L. Barkker, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Kerajaan Allah, buku ini menjelaskan bagaimana asal mula dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa pada saat di taman firdaus sampai akhirnya diturunkan ke dunia karena memakan buah pengetahuan dan hukuman yang diberikan kepada Adam, Hawa dan iblis sebagai penggoda setelah melakukan dosa sehingga mereka diusir dari taman meninggalkan berbagai kenikmatan. Dr. Afifi Abdullah Fatah Tabbarah, dalam bukunya yang berjudul Dosa Menurut Pandangan Islam, buku ini menjelaskan apa itu dosa dan dalam pandangan Agama Islam bahwa dosa yang dilakukan manusia, Allah akan menghitungnya karena dalam Islam dosa itu di bagi menjadi 2(dua) bagian yaitu: 1) dosa besar, 2) dosa kecil. KH. Bahaudin Mudhory, dalam bukunya yang berjudul Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, buku ini menjelaskan bahwa dosa menurut pandangan Agama Islam adalah dosa yang dilakukan oleh manusia dan itu bukanlah dosa waris atau dosa yang dioper kepada orang lain tapi dialah sendiri yang akan menanggung dosa itu karena perbuatannya sendiri.
Sedangkan dalam Katolik mempercayai dan meyakini bahwa dosa itu adalah keturunan yang diturunkan oleh manusia pertama yaitu, Adam dan Hawa Berdasarkan kajian pembahasan di atas maka penulis akan meneliti tentang konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif).
E. Metodologi Penulisan Metode penulisan adalah salah satu cara atau upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengolah data yang menjadi sasaran dari suatu ilmu yang sedang diteliti : 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termaksud jenis penelitian pustaka (library Research) yaitu usaha untuk memperoleh data berdasarkan perpustakaan.18 Bahan ini meliputi buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penulis yaitu dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif),19 2. Sumber Data Mengingat bahwa penelitian ini adalah penelitian perpustakaan yang bersumber
dari
buku-buku
atau
bacaan
yang
berkaitan
dengan
permasalahan yang dikaji. Maka untuk mempermudah kajian ini digunakan sumber data primer dan sekunder. a. Sumber data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari Kitab Suci Kristen Katolik dan Islam, yaitu Injil dan Al-Qur’an. b. Sumber data Sekunder
18
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1996, hlm. 9 19 Nasution, Metodologi Research, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 145
Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat dijelaskan sebagai sumber memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.20 Sumber data sekunder diperoleh melalui majalah, buku-buku hasil survei, hasil-hasil studi yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. 3. Metode Analisis Data Analisis yang berhubungan dalam skripsi ini adalah menggunakan metode Analisis Deskriptif, Content Analysis, dan Komparatif. Metode analisis deskriptif adalah merupakan metode yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada dan tidak memerlukan administrasi.21 Content analisis suatu metode analisis data secara sistematis dan obyektif tentang isi dari sebuah peran suatu komunikasi yang ada dalam Kitab Injil dan Al-Qur'an, metode ini digunakan untuk mengetahui pandangan tentang dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam. Metode komparatif yaitu suatu metode penelitian yang dapat digunakan untuk membentuk persamaan dan perbedaan tentang benda, tentang orang, kelompok, terhadap ide, suatu prosedur kerja. Metode ini digunakan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam.
F. Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi ini secara umum mempunyai susunan meliputi : bagian muka, bagian teks (isi) dan bagian akhir masing-masing bagian tersebut masih di bagi ke dalam beberapa sub bagian. Bagian muka dari skripsi ini terdiri dari halaman-halaman sebagai berikut : halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman hlm. 85
20
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998,
21
Sutrisno Hadi, op.cit., hlm. 144
pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman abstraksi, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi. Bagian teks (isi), memuat isi dari skripsi ini yang tertuang dalam lima bab, maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab pertama, sebagai pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian sebagai langkah untuk menyusun skripsi secara benar dan terarah. Kajian pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan untuk memudahkan penulis dalam memahami skripsi ini. Bab dua, mengenai pengertian dosa, ayat-ayat tentang dosa dalam Al Kitab, timbulnya dosa waris, dan penebusan dosa dalam Agama Kristen Katolik. Bab tiga, mengenai pengertian dosa, ayat-ayat tentang dosa dalam AlQur’an, konsep fitrah manusia, dan konsep taubat. Bab empat, ini merupakan analisis dari beberapa bab di atas inti dari analisis ini meliputi persamaan dan perbedaan menurut konsep Kristen Katolik dan Islam, dan dampak dosa dalam kehidupan manusia. Bab kelima, merupakan bab yang berisikan kesimpulan untuk memberikan gambaran secara global tentang isi skripsi agar mudah dipahami, yakni berupa saran-saran yang memberikan dorongan bagi penulis untuk memperbanyak keilmuan agar wawasannya lebih luas dari pembahasan skripsi ini, kemudian diakhiri dengan penutup sebagai akhir pembahasan skripsi ini. Bagian bab ini sebagai pelengkap berisi daftar pustaka, lampiranlampiran, daftar riwayat hidup dan sebagainya.
BAB II DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK A. Pengertian Dosa Kata dosa dapat menyesatkan, kata dosa menunjuk kepada tindakan perbuatan manusia yang dikualifikasikan jelek.22 Masalah dosa mempunyai peranan penting dalam Kristen Katolik. Dosa dalam Perjanjian Lama dibicarakan bermacam-macam dosa, yaitu : 1. Kehilangan (Kejadian 20:20) Jikalau dosa disebut dengan istilah yang demikian itu, maka yang dimaksud ialah, bahwa manusia kehilangan tujuan atau tidak mencapai tujuannya. Sebab ia tidak memperhatikan peraturan yang diadakan oleh Allah, jadi dengan istilah tadi yang ditekankan ialah hasil tindakan manusia dengan dosanya itu, bukan motip-motip atau dorongan-dorongan yang mendorong perbuatan. 2. Keliru, menyimpang dari jalan Di sini yang dipentingkan ialah unsur sengaja, manusia digambarkan sebagai orang yang karena hati jahat melanggar hukum Allah. Istilah yang paling hebat yang menunjukkan sifat dosa, yaitu memberontak terhadap kekuasaan yang sah, dan pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan Allah. Dalam Perjanjian Baru dosa, disebut : pelanggaran hukum Allah (Yohanes 3:4) atau menurut aslinya “Anomia”, yaitu perbuatan yang tanpa kasih (Yohanes 4:8) atau kejahatan-kejahatan (Yohanes 5:17) ungkapanungkapan lain ialah : ketidaktaatan, ketidaksetiaan, dan ketidakpercayaan. Menurut Alkitab dosa adalah suatu pemberontakan, maka akibatnya luas sekali. Dosa menurut Alkitab, memiliki sifat yang umum, yang meliputi 22
Groenen OFM , Sateriologi Al Kitab : Keselamatan yang Diberikan Al Kitab, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1989, hlm. 88
12
seluruh keturunan Adam dan Hawa, dengan cara yang bermacam-macam hal itu diajurkan oleh Alkitab.23 Kata lain dari dosa adalah “avon”, yang artinya, kejahatan, kesalahan atau hukuman, berakar pada suatu inti yang artinya menyesal, kata “resta”, biasanya diterjemahkan sebagai pelanggaran, digunakan dalam batasan pemberontakan. Kata “haya” merupakan kata kunci dan kata yang sering dipakai untuk istilah dosa artinya, menghilangkan (jalan), makna dosa seolah menghilangkan jalan yang benar yang sesuai dengan istilah bagi penyesalan.24 a. Pengertian Dosa Manusia Menurut Yesus 1. Dosa meliputi semua manusia Tidak seorang pun yang luput dari dosa, apa yang berlaku untuk satu orang berlaku untuk semua. Yesus menilai manusia secara realitas, manusia itu sangat berharga dalam pandangan Allah dan dia juga menerima kenyataan bahwa semua orang telah gagal dalam mencapai rencana Allah bagi kehidupan mereka karena berdosa. 2. Dosa itu bersifat batiniah Walaupun ajaran Yesus tentang dosa sering berpusat pada tindakan-tindakan lahiriah, apa yang keluar dari diri manusia itulah yang menjelaskannya, sifat batiniah ini juga ditonjolkan dalam beberapa bagian Perjanjian Baru yang lain. Khususnya surat-surat Paulus, namun sumbernya berasal dari ajaran Yesus. 3. Dosa berarti perbudakan Dengan latar belakang kuasa-kuasa kegelapan, terlihat bahwa manusia dalam keadaan berdosa itu ada dalam genggaman Iblis. Hal ini secara tidak langsung mendasari pengertian pekerjaan Kristus 23 24
Hadiwijono, Harun, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1995, hlm. 235 Erich Fromm, Manusia Menjadi Tuhan, Jalasutra, Yogyakarta. 2002, hlm. 224
sebagai
penebus,
pembebasan
dilakukan
bagi
mereka
yang
terbelunggu, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh Paulus. 4. Dosa berarti pemberontakan Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:1132), titik balik yang menentukan ialah saat anak bungsu itu menjadi sadar bahwa ia telah berbuat dosa terhadap Allah dan terhadap ayahnya. Dosanya bukan terletak pada pemborosan harta milik keluarganya melainkan dosanya terletak pada penolakannya untuk bertindak sebagai seorang anak yang harus berlaku semestinya, hal ini sebenarnya berarti pemberontakan terhadap ayahnya. 5. Dosa sepatutnya mendapatkan hukuman Manusia berada di bawah penghakiman Allah, setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan Allah, bahkan setiap kata yang diucapkannya (Matius 12:36), hukuman itu tak terelakan, tetapi beratnya hukuman diberikan sesuai dengan beratnya kejahatan yang dilakukan.25 b.
Pengertian Dosa Menurut Paulus Paulus mengunakan beraneka ragam istilah untuk menjelaskan dosa, bentuk tunggal dari homortia hampir selalu menggambarkan keadaan berdosa dan bukan berarti suatu tindakan membuat dosa karena itu Paulus dapat berbicara tentang : kuasa dosa (Roma 3:9), pengenalan dosa (Roma 3:20), bertambahnya dosa (Roma 6:23), hamba dosa (Roma 6:16). Dosa merupakan penyimpangan dari jalan Allah sehingga dosa dapat menjadi buruk. Pelanggaran atau kemurkaan merupakan kebiasaan manusia yang
25
Gutthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 206
berdosa dan ia dapat dibebaskan dari kebiasaan ini hanya melalui tindakan Kristus dalam penebusan dosa.26 c. Pengertian Dosa Menurut Yohanes Dosa memainkan peranan penting dalam ajaran Kristen Katolik, kata umum untuk dosa hampir selalu dipakai dalam bentuk tunggal dan biasanya berarti keadaan berdosa dan bukan dosa pribadi. 1. Dosa sebagai keadaan manusia yang terasing dari Allah Pertentangan antara terang dan kegelapan yang telah dicatat diatas sejalan dengan pertentangan-pertentangan lain, seperti kebenaran dan kesalahan, dunia dan Allah, kehidupan dan kematian. Dosa adalah hal melawan Allah, suatu penolakan terhadap segala sesuatu yang terbaik bagi manusia. 2.
Dosa sebagai ketidakpercayaan Dalam Yohanes 5:24, yang menghubungkan ketidakpercayaan pada Yesus dengan penghukuman, hukuman dengan tegas dinyatakan terhadap orang-orang yang mempunyai sikap tidak percaya pada Anak Allah, penyebab ketidakpercayaan serta kegelapan ialah perbuatanperbuatan manusia yang jahat (Yohanes 3:19), karena perbuatan itu mencerminkan sifat yang sebenarnya dari orang yang melakukannya, ketidakpercayaan juga berhubungan dengan ketidaktaatan.27
3.
Dosa sebagai ketidaktahuan Dosa menurut Injil Yohanes berarti ketidaktahuan. Ada beberapa keterangan yang dapat mendukung pandangan ini, jika kegelapan itu dimengerti, sebagai tidak ada terang, maka Yesus yang datang sebagai penerang, yang menghilangkan kegelapan, memenuhi kebutuhan
26 27
Ibid., hlm. 220 Ibid,. hlm. 208-209
manusia yang paling dalam. Jika demikian keadaanya, maka manusia hampir tidak dapat disalahkan karena tidak adanya terang itu.28 d. Pengertian Dosa Menurut Thomas Aguinas Dosa adalah suatu kenyataan di dalam diri manusia, juga hubungannya antara dosa dan hukuman tidak dicari dalam suatu kekuatan di luar manusia melainkan di dalam manusia itu sendiri. Manusia yakin ia dapat mencukupi diri dan menutup diri, dengan berbuat demikian ia menjadi hamba dosa, bagi Thomas manusia pertama dapat menyebabkan keturunannya dilahirkan dalam keadaan dosa asal, di mana rohnya tidak tunduk kepada Allah, melainkan jauh dari Allah .29 e. Pengertian Dosa Menurut Agustinus Dosa dalam pandangan Agustinus adalah sebagai berikut : 1.
Adam diciptakan dalam keadaan fana (materialis) dan harus meninggal entah ia berdosa atau tidak.
2.
Dosa Adam hanya merugikan Adam sendiri bukan umat manusia seluruhnya.
3.
Hukum membawa manusia ke dalam kerajaan Allah.
4.
Sebelum Kristus datang ke dunia sudah ada manusia tanpa dosa
5.
Anak yang baru lahir berada dalam keadaan yang sama seperti Adam sebelum ia berdosa
6.
Seluruh umat manusia tidak meninggal oleh karena kematian dan dosa Adam, sama seperti seluruh umat manusia tidak bangkit oleh karena kebangkitan Kristus.
28
Ibid,. hlm. 210 Kirchberger SCD, Pandangan Kristen Tentang Dunia Manusia, PT Nusa Indah, NTT, 1986, hlm. 129 29
Pemikiran dasar dari Agustinus ini merupakan tanda beberapa penjelasan ekstrem, menjadi ajaran yang lama-kelamaan diterima secara umum, di dalam gereja melalui kanon-kanon dari sinode kedua di Orange pada tahun 529 M di dalam kanon-kanon itu diajarkan : 1. Karena dosa Adam manusia seluruhnya diubah menjadi lebih buruk artinya tidak hanya badan, melainkan jiwa dipengaruhi dosa, sehingga tidak ada lagi kebebasan jiwa. 2. Bukan hanya Adam sendiri melainkan keturunannya dirusakkan di dalam dosa, maka seakan-akan dilahirkan di dalam dosa Adam, sehingga tidak hanya kematian badaniah sebagai akibat dosa, melainkan juga dosa itu sendiri yaitu “kematian jiwa” diturunkan di atas mereka. 3. Kehendak bebas manusia dilemahkan oleh dosa, sehingga ia tidak sanggup lagi untuk mencintai Allah atau membuat sesuatu yang baik tanpa dibantu rahmat Allah lebih dulu.30 Dosa adalah sesuatu perbuatan yang menyebabkan terputusnya hubungan manusia dengan Allah. Seseorang dikatakan berdosa apabila perbuatannya melawan cinta Allah itu dilakukan dengan bebas (tidak dalam keadaan dipaksa), sadar (tidak dalam keadaan dibius), tahu (mengerti bahwa perbuatan itu jahat). Hal ini mengakibatkan kecendrungan yang salah, menggelapkan hati nurani dan menghambat keputusan konkret mengenai yang baik dan yang buruk, dosa cendrung terulang lagi, namun ia tidak dapat menghancurkan seluruh perasaan moral. Menurut Santo Yohanes dan Santo Gregorius, mereka menamakan dosa pokok, dosa-dosa pokok itu adalah :
30
Ibid., hlm. 137
1. Kesombongan 2. Ketamaan 3. Kedengkian 4. Kemurkaan 5. Pencabulan 6. Kerusakan
Dengan demikian dosa membuat manusia menjadi teman dalam kejahatan dan membiarkan keserakahan, kekerasan, dan ketidakadilan merajalela diantara mereka, di tengah masyarakat, dosa terletak di dalam hati manusia, dosa ini merusak kebajikan Ilahi di dalam kita, kasih sayang Allah, dan tanpa kasih tidak ada kebahagiaan abadi.31 Dalam Perjanjian Lama mengatakan bahwa semua manusia itu berdosa, tidak ada seorang pun yang kecuali, dan tidak ada manusia yang tidak berdosa.32 Dosa menurut konsep Katolik adalah melanggar sepuluh perintah Allah, namun di luar itu masih ada dosa lagi yang sudah menempel pada manusia sejak lahir ke dunia. Dosa istimewa itu, adalah dosa asal yang merupakan dosa waris dari Adam dan Hawa. Begitu lahir ke dunia sudah memikul beban dosa dipundaknya.33 Sejak itu semua anak keturunan Adam dan Hawa lahir sebagai pendosa-pendosa turunan.34
31
http:// www.imam katholik. Or.id dosa.Html Groenen OFM. op,cit,. hlm. 109 33 F. Rahardi, Menggugat Tuhan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2000, hlm. 46 34 Mirza Tahir Ahmad, Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayalan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bogor , 2000 hlm. 22 32
B. Ayat-ayat Tentang Dosa ¾ Perjanjian Lama 1. Peraturan tentang dosa keji, Kejadian 22:18-20 Seseorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup. Siapa pun yang tidur dengan seekor binatang pastilah ia akan di hukum mati. Siapa yang mempersembahkan korban kepada Allah kecuali kepada Tuhan sendiri, haruslah ia ditupas.35 2. Korban Penghapus Dosa, Imamat 4:1-3 Tuhan berfirman kepada Musa. “Katakanlah kepada orang Israel : apabila seseorang tidak dengan sengaja berbuat dosa dalam segala hal yang dilarang Tuhan dan ia memang melakukan salah satu dari padanya. Maka jikalau yang berbuat dosa itu imam yang diurapi, sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia mempersembahkan kepada Tuhan, karena dosa yang telah diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda yang tak tercelah sebagai korban penghapus dosa.36 3. Dosa yang tak disengaja, Bilangan 15:27-28 Apabila satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka haruslah ia mempersembahkan kambing betina berumur setahun sebagai penghapus dosa. Dan iman haruslah mengadakan perdamaian di hadapan Tuhan bagi orang yang tidak sengaja berbuat dosa itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan karena telah diadakan perdamaian baginya.37 4. Dosa Musa dan Harun, Bilangan 20:10-13
35
Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 93 Ibid., hlm. 120 37 Ibid., hlm. 182 36
Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jamaah itu di depan bukit batu, berkatalah ia kepada mereka: “dengarkanlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit ini. Sesudah itu Musa mengangkat tengannya lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah air sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun “karena kamu tidak percaya kepadaku dan tidak menghormati kekudusanku didepan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jamaah ini masuk ke negeri yang akan kuberikan kepada mereka”. Itulah mata air meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan dan ia menunjukkan kekudusannya diantara mereka. 38 5. Kejahatan manusia, Kejadian 6:5-6 Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi akan membawa segala kecendrungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka penyerahan Tuhan bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi dan hal itu memilukan hatinya.39 ¾ Perjanjian Baru 1. Yesus diurapi oleh dosa perempuan, Lukas 7:37-39 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa, ketika perempuan itu mendengar Yesus datang, sedang makan dirumah orang farisi, datang lah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri dibelakang Yesus dekat kakinya lalu membasahi kakinya itu dengan air matanya dan menyekannya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakinya dan meminyak kan dengan minyak wangi. Ketika orang farisi yang mengundang Yesus melihat 38 39
Ibid., hlm. 175-176 Ibid., hlm. 14
itu ia berkata : jika ia ini Nabi, tentu ia tau siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamahnya ini: tentu ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.40 2. Dosa dan penderitaan, Lukas 13:1-5 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar orang-orang Galilea yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ”Sangkamu orang-orang Galilea itu lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain karena mereka mengalami nasib itu?. Tidak! Kataku kepadamu, tetapi jikalau tidak bertaubat, kami semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat salam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem!. Tidak! Kataku kepadamu, tetapi jikalau kamu tidak bertaubat kamu semua akan demikian binasa secara demikian.41 3. Semua manusia adalah orang berdosa, Roma 3:9-20 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak, sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Israel, bahwa semua ada di bawah kuasa dosa. Seperti ada tertulis :. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka
merayu-rayu, bibir mereka mengandung
dosa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah. Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka. Dan jalan damai tidak mereka kenal. Rasa 40 41
Al Kitab, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1984, hlm. 85 Ibid., hlm. 97
takut kepada Allah tidak ada pada orang itu. Tetapi kita tau, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditunjukkan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukuman Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.42 4. Dosa dalam jamaat, Kanisius 5:1-3 Memang orang mendengar, bahwa ada pencabulan diantara kamu dan pencabulan yang demikian rupa, seperti yang tidak terdapat sekali pun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan istri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong, tidaklah lebih patut kamu berduka cita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu. Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir tetapi secara rohani hadir, aku sama seperti aku hadir telah menjauhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan yang semacam itu.43 5. Adam dan Kristus, Roma 5;12-21 Sebab itu semua seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia, tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum taurat.
Sungguh pun
demikian maut telah berkuasa dari zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam. Yang adalah gambaran dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran satu orang 42 43
Ibid., hlm. 194-195 Ibid., hlm. 212
semua orang telah jauh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya yang dilimpahkan atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang, sebab penghakiman atas satu pelanggaran
itu
telah
mengakibatkan
penghukuman,
tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab jika oleh dosa satu orang itu, maka lebih benar mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pada oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukuman taurat ditambahkan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak ; di sana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Supaya sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal oleh Yesusu Kristus Tuhan kita. 6. Mati dan Bangkit dengan Kristus, Roma 6;10-14 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya : bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi didalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkan dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup dan serahkanah anggota-anggora tubuhmu untuk Allah
agar menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum taurat, tetapi di bawah kasih karunia.44 ¾ Surat Paulus 1. Kejahatan orang kafir, 1:18,20,21, dan 32 Murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Dosa manusia sebetulnya hanya ada satu: “Sekalipun mereka tau tentang Allah, mereka tidak memuliakan dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Manusia tidak mengormati Allah dan untuk itu tidak ada alasan mereka dapat berdalih”. Dan itu diurutkan secara detail, tetapi segala kejahatan yang disebut bukanlah kejahatan yang baru, semua dosa itu yang amat merendahkan manusia adalah tanda mereka murka kepada Allah, hukuman dari Allah, karena tidak mau mengakui Allah. Manusia menjadi jahat sedemikian rupa, bahwa tidak ada jalan keluar lagi dan yang jahat bukan hanya orang yang melakukannya sendiri, tetapi juga mereka yang setuju dengan kejahatan itu. 2. Kejahatan orang Yahudi Yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa dan yang berdosa dibawah hukum taurat akan dihukumi oleh hukum taurat. Seandainya tidak ada dosa, maka juga tidak ada kebenaran Allah yang bertolak dari imam dan memimpin kepada imam. Orang yang berbuat jahat selayaknya mendapat hukuman,” Aku tidak akan melaksanakan murkaku yang bernyala-nyala itu sebab aku ini Tuhan bukan manusia”
44
Ibid., hlm.196-197
tetapi itu tidak berarti bahwa manusia bisa selayaknya juga kalau tidak dihukum karena dosa tetap dosa.45 3. Ayat 21 : “Sekalipun mereka mengerti tentang Allah, mereka tidak memuliakan dia sebagai Allah” maka dalam ayat 21 ia juga dapat meneruskan pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodah menjadi gelap46. C. Timbulnya Dosa Waris 1. Asal usul dosa Manusia mendapat tugas menjaga Taman Eden (Kejadian 2:15), tetapi tugas tersebut tidak dijalankannya, karena musuh tidak diusirnya, malahan menyerahkan dirinya kepada kekuasaan musuh itu. Iblis datang kepada manusia untuk menggoda, sebagai alat untuk menggoda manusia dipakainya binatang ular yang menyampaikan perkataannya. Ular adalah binatang yang paling cerdik dari segala binatang yang dijadikan Allah, ular itu mula-mula pergi kepada perempuan itu, lalu berkata : Tentunya Allah berfirman, “Segala pohon dalam taman ini janganlah kamu makan buahnya, bukan?” Ular itu tidak pergi kepada laki-laki tetapi kepada perempuan ini disengaja oleh Iblis.47 Lalu sahut perempuan itu kepada ular : ”Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada ditengah-tengah, Allah berfirman :”Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati”. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu : “Sekali-lali kamu tidah akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi, seperti Allah tentu tentang yang baik dan yang jahat”. Perempuan itu 45
65-68
Tom Jacobs, Imam dan Agama, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta 1992, hlm.
46 C. Groenen OFM, Paulus Hidup, Karya, dan Teologinya, BPK Gunung Mulia, Yogyakarta, 1983, hlm. 198 47 F.I Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta, t.th., hlm. 24
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian, lalu ia mengambil dari buahnya dan memakannya dan diberikan kepada suaminya
yang
bersama-sama
dengan
dia
dan
suaminya
pun
memakannya.48 Sehingga Allah menghukum Adam dan Hawa dengan diusirnya dari taman firdaus, bukan hanya Adam dan Hawa tetapi Iblis juga dihukum oleh Allah, adapun hukumannya sebagai berikut : a. Perempuan F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab Perjanjian Lama, Kejadian, 3:1-3 kepada perempuan yang berbunyi : “bahwa aku akan menambahi segala kesusahanmu pada masa engkau mengandung, maka dengan kesusahan pun engkau akan beranak dan engkau akan tekluk pada lakimu dan iapun akan memerintahkan dikau”. b. Laki-laki F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab Perjanjian Lama, Kejadian, 3:1-3 kepada laki-laki syang berbunyi “bahwa sebab engkau telah mendengar akan kata istrimu, serta memakan buah pohon, yang telah ku pesan kepadamu jangan engkau makan dia, maka terkutuklah bumi ini Karena engkau akan memakan hasilnya seumur hidupmu”. c. Ular F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab Perjanjian Lama, Kejadian, 3;1-3 kepada ular yang berbunyi ; “Karena engkau telah berbuat demikian, terkutuklah engkau 48
hlm. 11
Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Penerbit Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1998,
diantara segala ternak dan diantara segala binatang hutan, dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu”.49 Dengan ini manusia menganggap dirinya menjadi Tuhan, ia menetapkan dirinya menjadi Tuhan, Sekarang Allah melarang manusia memakan buah pohon pengetahuan. Seandainya manusia tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, maka Allah akan memberikan kepadanya buah kehidupan sebagai pahala baginya, ketaatan dan ketetapan hatinya, selaku tanda bahwa ia telah menerima hidup kekal dan tanda bahwa ia telah menerima hidup kekal dan tidak bisa mati. Tetapi manusia memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, jadi ia tidak boleh lagi memakan buah kehidupan. Untuk menjaga supaya larangan ini jangan dilanggar, manusia diusir dari firdaus, manusia sekarang ada dalam keadaan yang menyedihkan.50 2. Dosa waris Dosa waris adalah dosa yang dipikul setiap manusia sebagai warisan atau tanggung jawab atas kesalahan Adam, Bapa manusia semasa di surga, Adam dan Hawa jatuh karena memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Masalah dosa waris adalah masalah yang pokok dalam kepercayaan Kristen Katolik tanpa adanya dosa waris, tentunya tidak akan ada cerita tentang Tuhan Yesus penebusan dosa manusia, tidak akan ada penjelamaan Tuhan berupa manusia untuk menyelamatkan manusia.51 Dosa waris dibedakan menjadi dua bagian yaitu: a.
Kesalahan warisan Adam dijadikan oleh Allah sebagai kepala manusia, sebagai kepala umat manusia ia menerima perjanjian Tuhan dan sebagai
49
F.I Bakker, op.cit,. hlm. 28 F.I Bakker. op.cit., hlm. 32-33 51 Abujamin Rahman, Pembicaraan di Sekitar Bibel dan Qur’an Dalam Segi Isi dan Riwayat Penulisannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, hlm. 180-181 50
kepala manusia ia melanggar perjanjian itu, Adam tidak setia akan perjanjiannya, maka seluruh manusia turut jatuh ke dalam dosa. Kesalahan Adam dijadikan kesalahan manusia, Tuhan menjadikan manusia sebagai satu kesalahan yang organis, yang hidup, yang bertubuh sehingga bersatu di dalam memuliakan Tuhan, tapi sayang sekali kesatuan ini menjadi kesatuan di dalam dosa. b.
Kerusakan warisan Adam dijadikan sebagai benih yang akan mengeluarkan pohon yang benar, sudah dengan sendirinya keadaan benih menentukan keadaan pohon kelak kalau benuhnya baik, tentu akan menjadi pohon yang baik. Adam berbuat dosa di jatuhi hukuman: hukuman ini berisi kerusakan jiwa dan tubuh orang-orang yang menjadi keturunannya juga dilahirkan dengan kerusakan jiwa dan tubuh. Tidak dapat berbuat yang baik, dan harus kecenderung kepada yang jahat.52 Kitab Kejadian, 2: 16-17 mengatakan, “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.53 Karena Adam dan Hawa melanggar larangan itu, mereka dapat digoda dan dipengaruhi setan yang berbentuk ular sehingga buah pohon pengetahuan itu di makan mereka. Akibatnya mereka di keluarkan dari taman firdaus, pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa ini adalah “Dosa asal” atau “Dosa waris”. Manusia yang dibedakan Tuhan dimuka bumi.54 Sejak itu manusia telah berani melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah, mempunyai kecendrungan berbuat jahat sebagai akibat keinginan duniawi-Nya yang berlebihan, seperti keinginan terhadap harta
52
Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992, hlm. 124-125 Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar Didunia, PT Al Huana Zikra, Jakarta, hlm. 329 54 Pachruddin, et.al., Agama-agama di Dunia Bagian Agama Katholik, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988, hlm. 372 53
kekayaan, kenikmatan, kedudukan dan sebagainya, dengan keinginan jahat manusia itu lalu menjadi sombong, kikir, berbuat cabul, iri hati, rakus, marah, dan malas. Ketujuh macam keinginan jahat ini merupakan sumber “Dosa pokok” semua itu akibat Adam mempergunakan akal dan kehendaknya secara bebas.55 Santo Paulus dalam Roma 5:19 menyatakan, : “Jadi sama seperti ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa demikianlah pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.56 Tapi Adam dan Hawa melepaskan pelukannya dari pelukan kasih Allah, karena itu setiap manusia yang menerima kehidupan, kelahiran dengan alam kemanusian yang roboh, berdosa dan terampas, turun-turun mereka dibebani dan diberati dengan benih yang membuat mereka senantiasa cendrung kepada yang berdosa. Roma 5:18 mengatakan, : “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang memperoleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang memperoleh kebenaran untuk hidup”.57 Karena dengan sengaja Adam dan Hawa tidak mematuhi perintah Tuhan untuk tidak memakan buah terlarang di taman firdaus, maka Adam dan Hawa telah berdosa. Karena dosanya ini secara langsung berkenaan dengan Allah, maka kesalahannya itu tiada taranya pula, sehingga hukuman yang diberikan kepadanya adalah kematian.58 D. Penebusan Dosa
55
H. Hilman, Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II, Penerbit PT Citra Aditiya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 100-101 56 Abujamin Raham, Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Seri Media Da’wah, 1992, hlm. 128 57 Yusuf A. Puar, Panca Agama di Indonesia, Pustaka Antara, Jakarta, 1977, hlm. 73-74 58 Huston Smith, Agama-agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 288
Penebusan dianggap sangat penting dalam teologi Perjanjian Baru, walau itu hanya salah satu aspek dari pekerjaan Kristus dalam Perjanjian Baru penebusan dosa dibagi menjadi tiga penjelasan, yaitu : 1. Keadaan yang membutuhkan penebusan, hal ini dipahami menurut dari perhambaan yang pada zaman Perjanjian Baru dikenal secara luas, budakbudak dapat dibebaskan dari belenggu dengan cara pembayaran harga tukar yang setara. Wawasan Perjanjian Baru mengenai perhambaan dalam arti rohani, yaitu di bawah kuasa dosa. 2. Tindakan penebusan, Perjanjian Baru dengan tegas menghubungkan harga penebusan itu kepada kematian Kristus. 3. Percaya kepada orang yang ditebus, kini menjadi milik Allah dan keadaan ini membawa serta kewajiban-kewajiban moral yang baru dalam Perjanjian Baru wawasan “Dibebaskan untuk Allah” semua ini dihubungkan dengan gagasan kembarnya yakni “Dibebaskan dari dosa”59 Dari sejarah dosa ini Allah akan membangkitkan, seorang penyelamat yang akan mengubahnya menjadi sejarah keselamatan, dengan cara yang mirip dalam memunculkan manusia, Allah kini membawa evolusi manusia lewat perencanaan baru Roh Kudus, Allah mempersiapkan penjelamaan PutraNya dalam umat manusia yang jatuh. Manusia baru ini akan menjadi penyelamat dunia dengan pertama-tama menjadi penyelamat manusia, rekapitulasi ini akan mengangkat dan menyelamatkan dunia.60 Doktrin penebusan dosa ini sangat penting bagi para penganutnya. Penebusan dosa adalah istilah teologi yang menunjukkan doktrin atau ajaranajaran tentang perlunya suatu cara untuk suatu bentuk pemuasan atau pemilihan dosa yang membawa perdamaian antara Tuhan dan manusia. Menurut teori ini hubungan antara Tuhan dan manusia (Adam) adalah baik 59
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi, Kristen, Roh Kudus, Kehidupan Kristen. PBK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 103-104 60 Kosmos Tanda Keagungan Allah, Kanisius, Yogyakarta, 2002, hlm. 134-135
dan menyenangkan sebelum Adam membuat pelanggaran memakan buah larangan di surga itu, yang menyebabkan ia berdosa dan harus mati.61 Pengakuan dosa didahului dengan pemeriksaan batin (kelakuan) serta rasa sesal. Pengampunan diperoleh pada saat imam memberikan absolusi atau pengampunan dosa, setelah itu si pelaku dosa melakukan panitensi, yaitu ditugaskan kepadanya untuk menebus hukuman. Tiap orang Katholik diharuskan mengakui dosa sekurang-kurangnya setahun sekali.62 Perjanjian Lama dan perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa semua orang adalah orang berdosa. Kita berdosa terhadap Allah Yang Kudus dan Yang Maha, penebusan harus dilakukan supaya kita dapat memiliki persekutuan dengan Allah. karena dosa telah merusak sampai kepada tindakan kita yang paling baik, maka kita tidak dapat memberikan persembahan korban yang memadai atau memenuhi syarat, sebab persembahan korban kita pun sudah tercemar dan membutukan korban persembahan yang lain untuk menutupi cacatnya.63 Kata kunci di Alkitab yang berkaitan dengan penebusan dosa adalah “untuk kita/ atas nama kita”. Tuhan Yesus tidak mati untuk diri-Nya sendiri, kita. Dia mengambil tempat kita dengan menggenapi peran-Nya sebagai Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia.64 Penebusan dosa melalui penyaliban Yesus bertalian erat dengan doktrin yang mengatakan bahwa Yesus itu ‘manusia sebenar-benar manusia’ dan sekaligus ‘Tuhan yang sebenar-benar Tuhan’ seperti dirumuskan dalam konseli Nikea yang menetapkan Ketuhanan Tritunggal.65 Dalam ajaran Katolik Kuno, kamar pengakuan dosa berupa ruangan kecil dan terbuat dari kayu dengan kisi-kisi di tengah untuk memisahkan 61
M. Hashem, op.cit,. hlm. 245-246 Yusuf A. Puar, op.cit., hlm. 61 63 Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Literatur Saat, Malang, 2000, hlm. 62
231
64 65
Ibid., hlm. 232 M. Hashem, op.cit,. hlm. 251-252
imam dari orang yang mengaku dosa. Namun sejak konseli Vatikan kedua, gereja katholik Roma (1962-1965). Pastor dan orang yang mengaku dosa dianjurkan untuk bercakap-cakap dengan berhadapan muka sekarang disebut dengan sakramen pengakuan dosa.66 Menurut keyakinan katolik, Yesus telah memberikan kekuasaan penuh kepada para rasul dan para pengantinya untuk mengampuni dosa manusia atas namanya. Apabila seseorang melakukan pengakuan dosa di depan imam, maka imam akan mengampuni dosa-dosa tersebut melalui ucapan: “Aku melepaskan dikau dari dosa-dosamu, atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, amin”. Syaratnya adalah dengan mengakui segala dosa berat yang pernah dilakukan
dan keadaan-keadaan yang menyebabkan ia terjerumus
kedalamnya,
harus
ia
mengakui
dengan
jujur,
dan
tidak
boleh
menyembunyikan dosanya kepada imam, karena imam tidak akan membiarkannya diketahui orang lain, ini disebut dengan rahasia pengakuan.67 Cara melakukan pengakuan dosa adalah sebagaai berikut ; “Setelah seseorang melaukan introfeksi diri, menyesal dan memperbaruhi niat, ia masuk ke kamar pengakuan, menunggu giliran sekiranya ada banyak orang yang memiliki maksud yang sama. Dalam kamar pengakuan dosa, ia berlutut, dan setelah imam memberkatinya ia kemudian membuat tanda salib, selanjutnya ia akan memulai sakramen dengan membuat pengakuan dosa kepada imam secara jelas dan jujur, lalu ditutup dengan ucapan; “Ya Yesus, belaskasihan” atau ‘Tuhan, kasihanilah aku yang berdosa’ Kemudian imam memberikan absolusi dan apabila Yesus telah mengampuni dosa si calon maka ia harus membuat tanda salib. Kemudian imam berkata; “ Terpujilah Yesus Kristus”, yang nantinya dijawab: “Selamalamanya, Amin”, dan si calon meninggalkan kamar pengakuan dosa. Setelah itu ia mencari tempat dalam gereja untuk menyatakan rasa syukur dan berdoa kepada Tuhan agar dapat mengabdi kepada-Nya dengan semangat yang baru”.68 Isi surat pengampunan dosa, yaitu :
66
Michael Keene, Agama-agama dunia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006, hlm. 105 H. A. Mukti Ali, op,cit,. hlm. 358 68 H. A. Mukti Ali, op,cit,. hlm. 359 67
“Hukum kami Yesus Al-Masih memberi rahmat kepadamu hai……(ditulis nama orang akan diampuni) dan menghalalkan bagimu dengan hak-hak penderitaannya yang umum suci dan saya dengan kekuasan Rasul yang diberikan kepadamu menghalalkan bagimu suatu balasan perbuatan, hukuman dan kekuasaan-kekuasaan gereja yang menjadi tanggunganmu. Juga semua larangan yang berlebih-lebihan dan kesalahan dosa yang kamu perbuat bagaimana pun besarnya dan dari segala penyakit sekalipun yang disumpah oleh Bapa kita Paus yang suci dan kursi ke Rasulan. Dalam kesempatan ini juga saya menghapuskan semua kotoran dosa dan semua tanda celaan yang mungkin melaknat dirimu, saya mengangat balasan-balasan perbuatan yang harus kamu derita dalam kesucian dan saya kembalikan kamu secara baru dalam ikut serta dalam rahasia-rahasia gereja. Saya gabungkan kamu dalam menyesali orang-orang suci dan saya kembalikan kamu sekali lagi kepada kesucian dan kekasihan yang ada padamu waktu kamu dibaptis maka pada saat mati tertutuplah di hadapanmu pintu yang digunakan orang-orang yang bersalah masuk ke dalam tempat penyiksaan dan hukuman. Dihadapanmu terbukalah pintu surga yang mengembirakan apabila kamu tidak mati bertahun-tahun lamanya, maka nikmat itu akan tetap tidak bertukar hingga datang saat Mu yang penghabisan dengan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”.69
69
Ahmad Syalaby, Perbandingan dan Agama-agama Kristen, Penerbit PT Al maarif, Bandung, t.th., hlm. 128-129
BAB III DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM A.
Pengertian Dosa Hampir seluruh agama-agama di dunia membicarakan masalah dosa. Khususnya Islam di mana dosa merupakan bagian tali erat dalam ikatan persaudaraan Islamiyah. Banyak orang membicarakan pahala dan balasannya, namun di sisi lain lupa akan bahasan dosa. Dosa berasal dari kata “Dzanbun”, jamaknya “Dzunuubun” yang artinya dosa-dosa70. Dosa adalah perbuatan yang mengarah kepada perbuatan yang dibenci Allah dan perbuatan tersebut mengarah kepada dosa serta perbuatan yang bisa membuat kita terjerumus dalam neraka, dosa itu dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Dosa dengan perkataan 2. Dosa dengan perbuatan 3. Dosa dengan hati.71 Ada banyak istilah dosa dalam Al-Qur’an dan yang paling menonjol diantaranya adalah : 1. Al Fahsya (Penbuatan keji, Kejahatan, dan Perzinahan) Istilah lazim digunakan untuk dosa zina, Al Qur’an melarang dosa ini. Al-Qur’an, surat Al An’am ayat 151 : tΠ§ym ©ÉL©9$# š[ø¨Ζ9$# (#θè=çGø)s? Ÿωuρ ( š∅sÜt/ $tΒuρ $yγ÷ΨÏΒ tyγsß $tΒ |·Ïm≡uθxø9$# (#θç/tø)s? Ÿωuρ ∩⊇∈⊇∪ Èd,ysø9$$Î/ ωÎ) ª!$# Artinya : “Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada 70
Yasin Abul, Fatihuddin, Golongan Dosa-dosa Besar, Penerbit Terbit Terang, Surabaya, 2002, hlm. 11 71 www. Apa Pengertian Dosa, answers, Yahoo.com. 28 Agustus 2008
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)” (QS. Al-An’an : 151) 2. Al Zulm (Jahat, Jijik, Perlawanan) tβθèùÎtIø)tƒ (#θçΡ%x. $yϑÎ/ tβ÷ρt“ôfã‹y™ zΟøOM}$# tβθç7Å¡õ3tƒ š⎥⎪Ï%©!$# ¨βÎ) 4 ÿ…çµoΨÏÛ$t/uρ ÉΟøOM}$# tÎγ≈sß (#ρâ‘sŒuρ ∩⊇⊄⊃∪ Artinya : “Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” ( QS. Al An’am, ayat 120) 3. Al Khatia (Dosa, Pelanggaran) ∩⊇⊇⊄∪ $YΨÎ6•Β $VϑøOÎ)uρ $YΨ≈tFöκæ5 Ÿ≅yϑtGôm$# ωs)sù $\↔ÿƒÌt/ ⎯ϵÎ/ ÏΘötƒ ¢ΟèO $\ÿùSÎ) ÷ρr& ºπt↔ÿ‹ÏÜyz ó=Å¡õ3tƒ ⎯tΒuρ Artinya : “ Dan Barang siapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata” .( QS. An-Nisa, ayat 112).
Dosa dan kesalahan merupakan masalah penting dalam Islam, karena keduanya menyangkut hubungan baik antara manusia dengan Allah, dan masyarakat dengan lingkungannya, serta dirinya sendiri, ketentraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia banyak ditentukan oleh seberapa jauh ia terhindar atau bersih dari dosa. Orang-orang yang berbuat dosa dan kesalahan diancam Allah dengan hukuman yang berat, baik di dunia maupun di akhirat, sebaliknya yang berbuat taat dan kebaikan dijanjikan dan diberikan Allah pahala yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Al Qur’an dosa dan kesalahan diistilahkan dengan : 1.
Al Khathi’at (Perbuatan Menyeleweng)
2.
Al Zanb ( Perbuatan Salah)
3.
Al Saiyi’at (Perbuatan Jelek)
4.
Al Ism (Perbuatan Dosa)
5.
Al Fusuq (Perbuatan Fisik)
6.
Al Ishya (Perbuatan Maksiat)
7.
Al Utu (Perbuatan Sombong) Dosa menurut sifat dasarnya dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :
Pertama, yang berhubungan dengan sifat manusia dan terdiri atas empat sifat, yaitu: 1) sifat rububiyat “sifat sombong, bermegah-megah, dan gila pujian”. 2) syaithaniyat “sifat dengki, permusuhan, menyuruh berbuat keji dan mungkar dan mengajak kesesatan”. 3) bahimiyat “penyimpangan seksual, pencurian, memakan harta anak yatim dan mengumpulkan harta untuk hawa nafsu” dan. 4) subu’iyat “sifat marah, sadis, dan ingin menghancurkan orang lain”. Kedua, berhubungan dengan obyeknya dan dapat pula dibagi atas tiga, yaitu dosa antara manusia dengan Allah, dosa yang berhubungan dengan hakhak masyarakat dan lingkungan, dan dosa yang berhubungan dengan diri manusia. Dan ketiga, dosa ditinjau dari segi bahaya dan mudaratnya terdiri pula atas dua, yaitu dosa kecil dan dosa besar72 Dosa dapat juga dikatakan tindakan pemikiran atau sesuatu kemauan, yang sifatnya antara lain ; 1.
Disengaja (melakukan perbuatan dosa)
2. Melanggar hukum-hukum yang digariskan Allah 3. Melanggar ketentuan Allah dan hak manusia 4. Menyiksa diri sendiri, jiwa dan raga 72
Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental, Ruhama, Jakarta, 1994, hlm. 30-31
5. Melakukan kesalahan berulang-ulang 6. Melarikan diri dari kenyataan yang ada. Konsep dosa keturunan tidak dikenal dalam Islam kesalahan Adam menimbulkan pengusiran dirinya dari surga terdapat dalam Islam, tetapi ia tidak dipandang sebagai kesalahan yang diwariskan pada anak keturunan Adam,
yang
akan
tanggungjawab atas
mendatangkan
penghukuman.
Sesungguhnya
perbuatan Adam bukan terletak pada Adam tetapi
terletak pada setan. Keterlibatan Adam di dalam kasus tersebut adalah merupakan kesalahan dan hal ini menimbulkan konsekuensi penurunan Adam dan keturunannya.73 Bagaimanapun manusia memiliki kecendrungan untuk melakukan dosa, tetapi kecendrungan itu tidaklah begitu besar jika dibandingkan dengan kecendrungan untuk berbuat kejahatan. Bila suatu ketika manusia lebih baik mengerjakan dosa dan dari pada berbuat kebaikan, maka fitrahnya yang sebenarnya suci dan bersih itu telah dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal dari luar dirinya74. Menurut pandangan Islam, macam dosa terbagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) dosa besar, (2), dosa kecil. Dosa dosa besar ( Kitabul-Kabaair), yaitu segala apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan Atsar orang-orang shaleh di masa lampau (seperti para sahabat Nabi maupun tabi’in). Apa yang diharamkan, jika ditinggalkan maka akan dapat menghapus segala kesalahan dari dosa kecil.75 Pendapat jumlah dosa besar 17 ditemukan oleh Abu Thalib Al-Makk, setelah mengumpulkan berbagai hadis Nabi Muha76mmad SAW. Tentang
73
Huston Smith, Ensiklopedi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 75 Hammudah Abdalati, Islam Suatu Kepastian, Penerbit Media Da’wah, Jakarta Pusat, 1990, hlm. 68 75 Imam Abu Abdullah Muhammad Bin Ahmad Bin Usman Az- Dzahabi, Dosa Dosa Besar, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. 1 74
dosa besar ia menyimpulkan bahwa dosa besar itu ada 17 dengan rincian sebagai berikut : Empat terdapat di hati, yaitu : a. Syirik b. Senantiasa berbuat maksiat kepada Allah c. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan Allah d. Merasa putus asa dari rahmat Allah Empat terdapat di lidah, yaitu : a. Memberi saksi palsu b. Membuat tuduhan zina terhadap perempuan yang beriman c. Membuat sumpah palsu d. Berkata bohong Tiga di perut, yaitu : a. Minum khamar dan minuman keras b. Memakan harta anak yatim c. Memakan harta riba Dua di kemaluan, yaitu: a.
Berzina
b.
Homoseks Dua di badan khususnya pada tangan, yaitu :
a. Melakukan pembunuhan
b. Melakukan pencurian Satu di kaki, yaitu : a. Lari dari peperangan Dan yang satu lagi letaknya di seluruh badan, yaitu : a. Tidak menghormati ibu dan bapaknya77 Dosa besar menurut keterangan Riwayat Bukhari dan Muslim adalah : 1. menyekutukan Allah dengan sesuatu 2. menyihir orang lain 3. membunuh seseorang yang telah diharamkan oleh Allah 4. makan harta anak yatim 5. makan harta riba 6. lari dari medan peperangan 7. menuduh wanita yang baik, lurus dan beriman78 Dosa kecil adalah setiap perbuatan yang tidak ada aturan hukuman had-nya di dunia ini, dan tidak akan ada siksa di hari pembalasan kelak. Adapun perbuatan yang dapat menghapus dosa kecil adalah melakukan sholat lima waktu, ini pun dengan catatan bahwa dosa-dosa kecil ini belum sampai kepada taraf perbuatan dosa besar atau perbuatan keji. Rasullahlah bersabda “Antara shalat fardu lainnya dan antara shalat jumat sampai kepada shalat jumat yang lainnya, serta antara bulan ramadhan sampai kepada bulan ramadhan lainnya merupakan pelebur
77 78
Hammudah Abdalati op.cit.,, hlm. 33-34 Imam Abu Abdullah Muhammad Bin Ahmad Bin Usman Az- Dzahabi, op.cit., hlm. 3
dosa, selagi dosa-dosa besar dijauhi”
79
. Dosa-dosa kecil mudah diampuni
oleh Allah, misalkan dengan Istiqhfar dan beberapa dzikir atau amalan sholeh.80 Walau bagaimanapun kecilnya dosa-dosa itu, ia dapat saja menjadi dosa besar. Dosa kecil dapat menjadi besar, antara lain disebabkan : 1.
Karena dosa kecil itu dikerjakan terus menerus
2.
Memandang kecil perbuatan dosa, sebab dosa itu apabila di pandang kecil, maka ia dipandang besar oleh Allah dan apabila kita pandang besar, maka niscaya dipandang kecil oleh Allah.
3.
Merasa aman dari tipu daya Allah81.
Secara umum dosa itu terbagi menjadi tiga macam yaitu : 1. Meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diwajibkan oleh Allah, misalnya : meninggalkan sholat, puasa dan zakat. 2. Dosa antara sesama manusia, dosa ini sangat sulit cara membebaskan diri darinya. 3. Dosa ketiga ini bermacam-macam bentuknya, ada yang berhubungan dengan harta, jiwa, kehormatan, dan ada pula yang bersangkutan dengan agama.82 B. Ayat-ayat Tentang Dosa 1.
Perintah meninggalkan dosa, surat Al-An’am ayat 120.
79
80
81
64
82
Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm 5-6 Yasin Abul Fatihuddin, op.cit., hlm. 13
Humaidi tata pangarsa, akhlak yang mulia, PT Bina ilmu, Surabaya, 1980, hlm.
Imam Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazaly, Meniti Jalan Menuju Surga, Terj. M. Adib Bisri, Pustaka Amani, Jakarta, 1986, hlm. 45
(#θçΡ%x. $yϑÎ/ tβ÷ρt“ôfã‹y™ zΟøOM}$# tβθç7Å¡õ3tƒ š⎥⎪Ï%©!$# ¨βÎ) 4 ÿ…çµoΨÏÛ$t/uρ ÉΟøOM}$# tÎγ≈sß (#ρâ‘sŒuρ ∩⊇⊄⊃∪ tβθèùÎtIø)tƒ Artinya :“ Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi, sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak diberi pembalasan disebabkan oleh apa yang mereka telah kerjakan” (QS. Al-An’am : 120). Dosa nyata adalah yang diketahui dan dilihat manusia dan yang tersembunyi, apa yang tidak terlihat manusia. Akibat pelanggaran tidak ada suatu pun yang dapat menghalangi keburukan. Pelanggaran yang tidak diketahui secara dini dampak keburukannya seperti, memakan bangkai, darah dan daging babi.83 2.
Dosa mengakibatkan musuh, Surat Al-Maidah ayat 49. .⎯tã š‚θãΖÏFøtƒ βr& öΝèδö‘x‹÷n$#uρ öΝèδu™!#uθ÷δr& ôìÎ7®Ks? Ÿωuρ ª!$# tΑt“Ρr& !$yϑÎ/ ΝæηuΖ÷t/ Νä3ôm$# Èβr&uρ ÇÙ÷èt7Î/ Νåκz:ÅÁムβr& ª!$# ߉ƒÌム$uΚ¯Ρr& öΝn=÷æ$$sù (#öθ©9uθs? βÎ*sù ( y7ø‹s9Î) ª!$# tΑt“Ρr& !$tΒ ÇÙ÷èt/ ∩⊆®∪ tβθà)Å¡≈xs9 Ĩ$¨Ζ9$# z⎯ÏiΒ #ZÏWx. ¨βÎ)uρ 3 öΝÍκÍ5θçΡèŒ Artinya :” Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan berhati-hatilah terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkanmu dari sebagaimana apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah hendak melimpahkan kesulitan kepada mereka disebabkan dosa-dosa mereka dan sesungguhnya banyak dari manusia adalah orangorang yang benar-benar fisik” (Al-Maidah ayat 49). Jika mereka berpaling dari hukum Allah, yang pada hakekatnya sesuai dengan kemaslahatan mereka sendiri, bahkan sejalan dengan kandungan kitab suci mereka, maka menimpahkan musibah, yakni siksa kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka antara lain 83
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an, Surat AlAnam, Lentera Hati, Jakarta Selatan, t.th., hlm. 263
keengganan
mereka
mengikuti
apa
yang
diturunkan
Allah
dan
sesungguhnya banyak dari manusia adalah orang-orang yang benar-benarbenar fasik.84
3.
Dosa tidak dipikul kepada orang lain, surat Al-An’am ayat 164. Ÿωuρ 4 $pκön=tæ ωÎ) C§øtΡ ‘≅à2 Ü=Å¡õ3s? Ÿωuρ 4 &™ó©x« Èe≅ä. >u‘ uθèδuρ $|/u‘ ©Èöö/r& «!$# uöxîr& ö≅è% ∩⊇∉⊆∪ tβθàÎ=tGøƒrB ϵŠÏù öΝçFΖä. $yϑÎ/ /ä3ã∞Îm7t⊥ã‹sù ö/ä3ãèÅ_ó£∆ /ä3În/u‘ 4’n<Î) §ΝèO 4 3“t÷zé& u‘ø—Íρ ×οu‘Η#uρ â‘Ì“s? Artinya : “Katakanlah; Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri: dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhan mu lah kamu kembali, lalu dia akan memberikan kepadamu apa yang tadinya kamu perselisihkan” (QS. Al-An’am : 164). Kata wizr, pada mulanya berarti berat, dari maka ini lahir maknamakna baru seperti dosa, karena dosa adalah sesuatu yang berat dipikul manusia kelak bukti yang sangat jelas tentang tauhid dan keniscayaan hari kemudian 1). Tentang awal penciptaan 2). Akhir kehidupan. 3). Ciri kehidupan duniawi.85
4.
Dosa orang munafik tidak diam, Surat At-Taubah Ayat 80. 4 öΝçλm; ª!$# tÏøótƒ ⎯n=sù Zο§s∆ t⎦⎫Ïèö7y™ öΝçλm; öÏøótGó¡n@ βÎ) öΝçλm; öÏøótGó¡n@ Ÿω ÷ρr& öΝçλm; öÏøótGó™$# ∩∇⊃∪ t⎦⎫É)Å¡≈xø9$# tΠöθs)ø9$# “ωöκu‰ Ÿω ª!$#uρ 3 ⎯Ï&Î!θß™u‘uρ «!$$Î/ (#ρãxŸ2 öΝåκ¨Ξr'Î/ y7Ï9≡sŒ Artinya : ” Mohonkanlah apapun untuk mereka atau jangan engkau memohon ampun untuk mereka, jika pun engkau memohon 84
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an, Surat AlMaidah, Lentera Hati, Jakarta Pusat 2001, hlm. 109 85 Qurais Shihab, op.cit., hlm. 361-362
ampun tujuh puluh kali, sekali-kali tidaklah Allah akan mengampuni mereka” (QS. Orang munafik tidak boleh diberi ampun, tidak boleh dimintakan ampun kepada Tuhan karena pada hakekatnya mereka itu masih kafir hatinya kepada Allah dan kepada Rasul, walau pun maut mereka telah mengakui keimanan kepercayaan kepada Allah dan Rasul, wajiblah dibuktikan dengan perbuatan dan ketaatan, bukan menjadi tukang cemuuh dan melemahkan orang berbuat baik atau tidak suka berkurban dengan harta benda.86 5.
Sifat orang yang menjauhi dosa besar, Surat An-Najm Ayat 32. uθèδ 4 ÍοtÏøóyϑø9$# ßìÅ™≡uρ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 zΝuΗ©>9$# ωÎ) |·Ïm≡uθxø9$#uρ ÉΟøOM}$# uÈ∝¯≈t6x. tβθç7Ï⊥tGøgs† t⎦⎪Ï%©!$# (#þθ’.t“è? Ÿξsù ( öΝä3ÏG≈yγ¨Βé& ÈβθäÜç/ ’Îû ×π¨ΖÅ_r& óΟçFΡr& øŒÎ)uρ ÇÚö‘F{$# š∅ÏiΒ /ä.r't±Σr& øŒÎ) ö/ä3Î/ ÞΟn=÷ær& ∩⊂⊄∪ #’s+¨?$# Ç⎯yϑÎ/ ÞΟn=÷ær& uθèδ ( öΝä3|¡àΡr& Artinya :”Yaitu, orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji tetapi kesalahan-kesalahan kecil, sesungguhnya Tuhan mu Maha Luas Ampunan-Nya dan dia telah mengetahui kamu ketika dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibumu maka janganlah kamu menjadikan diri kamu suci dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa” (QS. An-Najm : 32). Allah menjanjikan terhadap mereka yang berbuat baik, ayat ini menjelaskan sebagian diri sifat-sifat mereka yaitu: orang yang secara bersungguh-sungguh menjauhi dosa besar, yakni dosa yang disebut secara khusus ancaman-Nya oleh Allah atau Rasul-Nya yang telah ditetapkan Allah jenis sanksi hukum duniawinya, seperti mencuri, menghindari perbuatan keji yakni dosa besar yang dicela oleh akal dan tabiat manusia.87
6.
Balasan bagi yang menjauhi dosa besar, Surat An-Nisa Ayat 31. 86
Hamka, Tafsir Al Azhar Jus X, PT Pustaka Panji Mas, Jakarta, t.th., hlm. 303 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an Volume 13. Lentera Hati, Jakarta Pusat, 2009, hlm. 197 87
$VϑƒÌx. Wξyzô‰•Β Νà6ù=Åzô‰çΡuρ öΝä3Ï?$t↔Íh‹y™ öΝä3Ψtã öÏes3çΡ çµ÷Ψtã tβöθpκ÷]è? $tΒ tÍ←!$t6Ÿ2 (#θç6Ï⊥tFøgrB βÎ) ∩⊂⊇∪ Artinya :” Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya kamu hapus kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil), dan kami masukkan kamu ketempat yang mulia (surga)” (QS. An-Nisa’ : 31 Pada ayat ini Allah memerintahkan supaya orang-orang yang beriman menjauhi dan meninggalkan semua dosa-dosa besar yang dilarang Allah melaksanakannya meninggalkan dosa besar itu bukan saja sekedar menghindarkan diri dari siksanya, tetapi juga merupakan sesuatu amal kebajikan yang dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah dibuat.88 7.
Manusia hanya memikul dosanya, Surat Al-Ankabut ayat 13 (#θçΡ$Ÿ2 $£ϑtã Ïπyϑ≈uŠÉ)ø9$# tΠöθtƒ £⎯è=t↔ó¡ãŠs9uρ ( öΝÏλÎ;$s)øOr& yì¨Β Zω$s)øOr&uρ öΝçλm;$s)øOr& ∅è=Ïϑósu‹s9uρ ∩⊇⊂∪ šχρçtIøtƒ Artinya :
“Dan Sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban- beban (dosa yang lain) di samping bebanbeban mereka sendiri, dan Sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka adaadakan.” (QS. Al-Ankabut : 13).
Allah SWT menjelaskan bahwa dia tiap orang, pada hari akhir akan dituntut untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatannya selama ia hidup di dunia, tiap-tiap orang yang berdosa bertanggungjawab atas perbuatan dosanya ia tidak akan memikul dosa orang lain. Sesudah itu tiap-tiap orang akan digiring menghadap Tuhan-Nya untuk menerima penjelasan tentang catatan amalnya selama ia hidup di dunia. Pada saat itu
88
Hafizh Dasuki, Al-Qur’an dan Tafsirannya Jilid 11 Juz 4-5-6, PT Dana Bhakti Wakaf, Jogyakarta, 1990, hlm. 161
amal perbuatan masing-masing akan mendapat pembalasan yang setimpal dengan amal perbuatannya.89
8.
Perbuatan dosa merugikan diri sendiri, Surat An-Nisa Ayat 111. ∩⊇⊇ ∪ $VϑŠÅ3ym $¸ϑŠÎ=tã ª!$# tβ%x.uρ 4 ⎯ϵšøtΡ 4’n?tã …çµç7Å¡õ3tƒ $yϑ¯ΡÎ*sù $VϑøOÎ) ó=Å¡õ3tƒ ⎯tΒuρ Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nisa’ : 111). Allah akan menjatuhkan sanksi atas pelakunya, dia tidak dapat melemparkan kesalahan kepada orang lain, tidak juga dapat mengalihkan kepada orang lain, sebagaimana orang lain tidak akan memikulkan dasarnya kepada orang lain. Allah Maha Mengetahui yang kecil maupun yang besar. Allah Maha Bijaksana, sehingga tidak menjatuhkan sanksi dan ganjaran kecuali pada tempatnya yamg paling wajar dan benar.90
9.
Dosa tidak dapat dialihkan kepada orang lain, Surat Faathir ayat 35 $pκÏù $uΖ¡yϑtƒ Ÿωuρ Ò=|ÁtΡ $pκÏù $uΖ¡yϑtƒ Ÿω ⎯Ï&Î#ôÒsù ⎯ÏΒ ÏπtΒ$s)ßϑø9$# u‘#yŠ $oΨ¯=ymr& ü“Ï%©!$# ∩⊂∈∪ Ò>θäóä9 Artinya : “Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadaklah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. “ (QS. Faathir : 35). Ayat-ayat yang dijelaskan di atas bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya atau mengambil alih pahala orang lain. Jadi dalam 89
Hafizh Dasuki, Al-Qur’an dan Tafsirannya Jilid VIII Juz 2-23-24, PT Citra Effhar, Semarang, 1993, hlm. 440 90 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keselarasan Al-Qur’an Volume 2, Lentera Hati, Jakarta Pusat, hlm. 556
ajaran Islam tidak ada manusia yang berkuasa menebus dosa atau seorang pejabat ”menebus dosa” perbuatan baik atau perbuatan jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.91 10. Semua dosa dapat diampuni, Surat Al-Isra’ ayat 25 ∩⊄∈∪ #Y‘θàxî š⎥⎫Î/≡¨ρF|Ï9 tβ%Ÿ2 …絯ΡÎ*sù t⎦⎫ÅsÎ=≈|¹ (#θçΡθä3s? βÎ) 4 ö/ä3Å™θàçΡ ’Îû $yϑÎ/ ÞΟn=÷ær& ö/ä3š/§‘ Artinya : “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, Maka Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.” (QS. Al-Isra’ : 25). Bahwasanya Allah mengampuni dosa semuanya, walau betapa pun besarnya, kecuali dosa yang telah diterangkan oleh Al-Qur’an sendiri. Bahwasanya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Kekal Rahmat-Nya serta melimpahkan kasih-Nya atas orang-orang yang bertaubat. C. Konsep Fitrah Manusia Dari segi bahasa, kata al-fitrah diambil dari kata “al-fathr” yang bermakna belahan atau sobekan memanjang, dari kata kerja “fathhara wa yafthuru”, artinya menyobek, membelah. Dari sini, kemudian muncullah fathara berkata : 1. Aujada, artinya mewujudkan, mengadakan; 2. Auda’a, artinya menciptakan, menjadikan; 3. Rakaza, artinya memusatkan, menanamkan.92 Pengertian umum kata fitrah digunakan untuk penciptaan atau kejadian sejak awal, fitrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaan sejak lahirnya.93 Anak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT, dengan membawa 91
Sadkar, Menjajaki Kitab Suci, PT Al Ma’arif, Bandung, 1980, hlm. 38 Muchotob Hamzah, Tafsir Maudhu’I Al-Muntaha Jilid 1, Pustaka Pesantren , Yogyakarta, 2004, hlm.39-40 93 Ibid., hlm. 40-41 92
fitrah. Bila kita ibaratkan sebagai lembaran kertas putih bersih yang sejak semula di dalamnya telah tercetak dengan tinta emas tentang persaksian dan perjanjian suci itu. Tulisan tinta emas itu bisa semakin berkilau dengan hiasanhiasan indah di sekitarnya, dan sebaliknya bisa menjadi buram dan kotor sebab tidak pernah dirawat atau dibersihkan, dan bisa tidak kelihatan lantaran tertutup oleh tulisan-tulisan buruk.94 Setiap orang pasti akan merasakan bahwa di dalam dirinya terdapat suatu ikatan. Namun. Perasaan yang benar semacan ini bisa terpenuhi dalam dua bentuk: 1. Perasaan yang benar dan dipenuhi dengan cara yang benar 2. Perasaan
yang
benar
dan
dipenuhi
dengan
cara
yang
keliru
(kebohongan).95 Fitrah Allah pada diri manusia itu membuktikan bahwa manusia pada dasarnya tidak bias melepaskan diri dari kebutuhan untuk ber-Tuhan, secara fitrah manusia merasa bahwa dirinya lemah dan butuh kepada Yang Maha Kuasa untuk memberikan kekuatan, pertolongan dan perlindungan kepadanNya, serta butuh pada aturan-aturan atau undang-undang guna mengatur kehidupannya, baik selaku individu maupun makhluk social.96 Islam mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci mambawa fitrah manusia itu adalah suci dan murni dari semua keburukan dan kejahatan dan bahwa dosa itu akibat suatu perbuatan dan bukan pemberian suatu hasil upaya dan bukan pemberian. Anak manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) tanpa mewarisi suatu dosa apa pun tanpa memperdulikan dilahirkan dari orang tua yang sholeh atau jahat.97
94
Ibid., hlm. 44-45 Muhsin Qiraati, Mencari Tuhan Mengapa dan Bagaimana, Penerbit Cahaya, Bogor, 2001, hlm. 6-8 96 Muchotob Hamzah , op.cit., hlm. 46 97 Muhammad Majdi Mariam, Isa Manusia Apa Bukan, Gema Indrani Press, Jakarta, 1993, hlm. 151 95
Dalam Al-Qur’an citra manusia digambarkan dalam tokoh Adam, ada kalanya, Adam tampil sebagai Nabi pertama, ada kalanya sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah. Karena itu maka pengertian tentang fitrah akan mengacu kepada tokoh Adam ini. Salah satu citra Adam yang paling menonjol adalah kedudukannya sebagai khalifah ini. Manusia adalah makhluk Tuhan satu-satunya yang berani mengemban amanah Allah, karena ia diberi kemampuan unik, yaitu mengenal nama-nama benda. Dengan kemampuan itu manusia mengembangkan ilmu untuk menunaikan amanah itu.98 Manusia adalah makhluk yang terikat dengan perjanjian, sebagai makhluk yang sadar kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Agama Islam yang diturunkan sesuai dengan tingkatan-tingkatan perkembangan masyarakat, termaksud perkembangan pemikirannya adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia dan selalu menginggatkan manusia kepada fitrahnya sebagai khalifah yang mengemban amanah di dunia bumi, yang diberi potensi akal untuk mengelola alam sekelilingnya dan dirinya sendiri, menuju kepada kesempurnaan hidup.99 Fitrah manusia dalam Al-Qur’an, surat Ar Rum 30 : 4 «!$# È,ù=y⇐Ï9 Ÿ≅ƒÏ‰ö7s? Ÿω 4 $pκön=tæ }¨$¨Ζ9$# tsÜsù ©ÉL©9$# «!$# |NtôÜÏù 4 $Z‹ÏΖym È⎦⎪Ïe$#Ï9 y7yγô_uρ óΟÏ%r'sù ∩⊂⊃∪ tβθßϑn=ôètƒ Ÿω Ĩ$¨Ζ9$# usYò2r& ∅Å3≈s9uρ ÞΟÍhŠs)ø9$# Ú⎥⎪Ïe$!$# šÏ9≡sŒ Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”(QS. Ar-Rum : 30). Fitrah manusia artinya kesucian manusia, manusia diharapkan kembali kepada kesuciannya yang dulu, bertaubat atas dosa-dosanya fitrah itu juga dapat diartikan keaslian manusia di mana manusia aslinya diciptakan secara suci. ketika lahir menjadi bayi yang suci dan fitrahnya dalam Islam tiada dosa 98
Dawam Rahardjo, “Kebudayaan dan Peradaban Ulumul Qur’an”, Studi Agama dan Filsafat, Jakarta, 1990, hlm. 43-44 99 Ibid., hlm. 46
bawaan, warisan dosa atau apapun yang perlu ditanggungnya sehingga tidak perlu ada pihak yang menebus dosanya, pada hakekatnya dalam diri manusia itu ada fitrah untuk senaniasa berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat nurani manusia selalu merindukan kedamaian dan ketenangan, jauh di dalam lubuk terus-menerus mengikuti jalan agama yang benar inilah fitrah manusia yang sesungguhnya diajarkan Islam.100 D. Konsep Taubat Pengertian taubat menurut bahasa, berarti “Kembali” dan kata taubat ini adalah kata sifat yang bisa dipakai oleh Allah dan manusia, sebab orang yang melakukan kesalahan berarti lari dari rahmat Allah. Apabila seseorang meninggalkan semua perbuatan dosa, berarti ia kembali kepadanya. Secara terminologi taubat mencakup tiga syarat, yaitu : 1) Meninggalkan perbuatan dosa 2) Menyesali perbuatannya 3) Bertekat tidak adan melakukannya kembali Salah satu unsur taubat adalah rasa penyesalan sebab rasa ini mempunyai pengaruh yang sangat besar didalam merubah sikap seseorang dari keadaan kelek menjadi baik. Taubat adalah penyesalan yang benar dan taubat mampu mendorang seseorang untuk berubah tingkah lakunya yang dipenuhi dengan dosa menjadi bersih dan baik kembali, melakukan taubat wajib bagi orang yang pernah berbuat dosa, apabila ia benar-benar merasa takut kepada Allah dan hari akhir.101 Orang yang telah bertaubat akan mendapat kesayangan dari Allah, dan Allah membuka secara terbuka pintu taubat bagi mereka yang telah melakukan dosa, oleh karena itu di dalam masalah dosa tidak ada istilah “telah
100
IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1992, hlm. 949 101 Moral dan Masalahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hlm. 20
terlanjur basah” (tidak mau bertaubat), tetapi setiap perilaku dosa mendapakan kesempatan untuk merubah jalan hidupnya dari tidak baik menjadi baik.102 Taubat adalah kejiwaan yang mempunyai banyak manfaat dan dapat membantu seseorang yang pernah melakukan kejahatan atau kesalahan untuk bisa membangun diri kembali manfaat-manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Memberikan harapan baru bagi jiwa yang telah mengalami kehancuran akibat perbuatan dosa untuk dapat dibersihkan kembali, harapan ini akan membuat jiwa merasa tenang. 2. Dengan melakukan taubat, seseorang akan menghargai dirinya, perasan hormat ini akan tumbuh dari dirinya, taubat akan membuat seseorang lebih mempercayai dirinya sendiri. 3. Taubat akan menjadikan jiwa pelaku dosa menjadi stabil dan tentram, sebelum itu jiwanya penuh dengan pertarungan sengit akibat perbuatan dosa yang pernah dilakukan. 4. Taubat juga dapat membersihkan seseorang dari tekanan perasaan berdosa dan rasa takut sebab, seseorang yang telah melakukan dosa maka akan merasa dirinya celaka dan terbelenggu oleh ketenangan-ketenangan jiwa yang menghambat keberhasilan pergerakannya103 Taubat adalah kembali taat kepada Allah dan menyesal dengan bersungguh-sungguh terhadap dosa, yang telah dilakukan sama ada dosa besar maupun dosa kecil, serta memohon kemampuan dari Allah, setiap individu disuruh bertaubat untuk sama dilakukan dengan sengaja atau dengan tidak sengaja. Hukum taubat adalah wajib bertaubat dengan sungguh-sungguh dan hati yang ikhlas karena taubat yang tiada keikhlasan tidak mendatangkan apa-
102
Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Menurut Al Qur’an, Gema Risalah Press, Bandung, 1993, hlm. 41-43 103 Ibid., hlm. 46-48
apa.104 Taubat diwajibkan kepada muslimin muslimat, dalam firman Allah AlQur’an surat At Tahrim, ayat 8 mengatakan, : %·nθÝÁ¯Ρ Zπt/öθs? «!$# ’n<Î) (#þθç/θè?
Artinya : “ Bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa” (QS. AtTahrim : 8).105 Ciri-ciri taubatan nasuhaa adalah sebagai berikut : 1. Menyesal Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan kenikmatan, adanya penyesalan setelah berkata kotor “penyesalan orang setelah berfikir kotor, orang yang tidak menyesal, tidak termaksud taubat. Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah dilakukannya, menjelaskan bahwa dia belum sungguh-sungguh bertaubat. 2. Memohon ampun kepada Allah Memohon ampun kepada Allah bisa dilakukan dengan istiqfar, sebagaimana dicontohkan oleh nabi Adam as dan nabi Yusuf as 3. Gigih untuk tidak mengulangi Bukan sekedar tidak berbuat dosa, berfikir kearah sana saja tidak boleh, memang kita dikaruniai kecendrungan untuk berbuat hal-hal yang negative akan tetapi bukan berarti kita harus turuti, namun untuk dihindari. Karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.106 Taubat nasuhaa adalah hamba yang bertaubat secara lahir maupun batin, menyesal dan tidak hanya hasrat untuk menggulangi lagi. Dari Ibnu 104
Ms.wikipedia.org/wiki,/taubat_menurut islam. 2010/02/18 Imam Ghazali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, Penerbitu Terbit Terang, Surabaya, t.th., hlm. 41 106 Retni.islamagamaku.blogspot.com 1200 2010/02/18 105
Abbas Ra : “Banyak sekali orang bertaubat mengira bahwa mereka sudah bertaubat, justru dia bukan orang yang bertaubat”. Lupa akan dosa-dosanya merupakan bencana. Maka dari itu setiap orang yang berakal wajib meneliti dirinya sendiri tanpa harus melupakan dosanya107 Seorang ulama berkata, “Taubat merupakan kewajiban dari setiap perbuatan dosa meskipun perbuatan maksiat itu sesorang hamba dengan Allah SWT. Dan tidak berhubungan dengan hak-hak Adam (Haq Adami). Maka syarat tobat jenis ini ada tiga syarat, yaitu pertama, meninggalkan perbuatan maksiat kedua, hendaknya ia menyesal terhadap perbuatan dosa yang dilakukannya ketiga, berkeinginan kuat untuk tidak kembali melakukan perbuatan doa itu untuk selama-lamanya.” Apabila salah satu syarat ini tidak dipenuhi, maka niscaya tobat seorang hamba tidak sah. Andai kata perbuatan maksiat itu berhubungan dengan hak-hak anak Adam, maka ada empat syarat yang harus ditunaikan.108 Dalam ajaran tasawuf taubat menduduki tempat yang utama dan pertama karena dosa itu adalah dinding antara kita dengan Tuhan. Orang yang menuju keridhoan Tuhan dan orang yang menuntut bimbingan Tuhan, haruslah ia taubat terlebih dahulu kepada Allah atas sekalian dosa yang telah dibuat atau yang sedang dibuatnya. Rukun taubat ada tiga, yaitu : 1. Menyesali diri atas dosa yang telah dibuat. 2. Menghentikan perbuatan maksiat itu kalau sedang dikerjakan. 3. Bercita-cita atau berjanji dengan Tuhan bahwa dosa itu tidak akan dipeerbuat lagi.109 Taubat dan istiqhfar adalah senjata yang mampu menjaga manusia. Pintu taubat terbuka lebar bagi siapa pun yang disesatkan oleh setan Allah 107
Ibid., hlm. 106-107 Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, Manusia Agung Pun Menyesal, 85 Kisah Pertaubatan Paling Dramatis, Penerbut, Mizan Media Utama, Bandung, 1994, hlm. xx 109 Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama, Pustaka Tarbiah, Jakarta, 1983, hlm. 49 108
menyeruh kita untuk bertaubat. Allah berfirman mengenai golongan yang melampaui batas, bahwa mereka itu sebenarnya terjemahan dalam dosa siksaannya akan dilipat gandakan pada hari kiamat dan kekal didalamnya. Ajaran para Nabi dan Rasul adalah tobat dan istiqfar dijelaskan bahwa Rasulallah SAW, beristiqfar tujuh puluh kali sehari. Beliau SAW bersabda. “Barang siapa yang ingin disenangkan oleh catatan amal baiknya pada hari kiamat maka hendaklah memperbanyak istiqhfar. Memperbanyak istiqhfar bisa mendatangkan rahmat dan makrifah Allah”.110 Nabi taubat seperti yang dikatakan diatas bukanlah karena dosa, sebab beliau tidak pernah membuat dosa, tetapi taubat beliau disebabkan sebagai hamba yang dikasihi Tuhan kurang membayarkan kewajiban kehambaan beliau terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Agung. Bagi Nabi kekurangan membayar kewajiban itu di anggap berdosa, padahal bagi kita itu belumlah dosa. Nabi Adam taubat kepada Tuhan bukan karena dosa, tetapi karena beliau lupa akan perintah Tuhan yang melarang makan buah khuldi. Maka beliau taubat karena kelupaan itu, lupa dan terbuat maksiat, bagi kita orang awam tidak menjadi dosa tetapi bagi Nabi-nabi dan Rasul-rasul, hal itu sudah menjadi dosa yang wajib diminta keampunan kepada Allah.111 Menurut Al-Ghazali agar orang dapat taubat sebenar-benarnya taubat harus ada 10 perbuatan untuk menyempurnakannya, yaitu: 1. Harus dilakukan dalam bertaubat, adalah tidak lagi melakukan dosa 2. Tidak akan menceritakan lagi, jadi bukan hanya berhenti berbuat dosa, akan tetapi tidak menceritakan 3. Tidak bergaul lagi dengan orang-orang yang menyebabkan dirinya berbuat dosa. Bahkan jika perlu mengasingkan diri ke daerah lain dengan maksud menjauhi kawan-kawan yang dulu suka mengajak berbuat dosa. 110
Abdul Wahab Al-Utsmani, Misteri Jin, Setan dan Manusia, Hikmah, Jakarta Selatan, 1985, hlm 103-104 111 Siradjuddin Abbas, op.cit., hlm, 53
4. Disana benar-benar taubat dari segala perbuatan dosa 5. Ia tidak akan melihat dan menjamah lagi tempat-tempat di mana dirinya benar-benar membenci tempat-tempat yang pernah menjerumuskan ke jurang kenistaan 6. Ia tidak mau mendengarkan orang yang saling memperbincangkan perbuatan maksiat 7. Ia taubat dari keinginan hati dan inilah yang paling sulit 8. Hatinya harus tertutup sama sekali, jika terdapat dorongan untuk melakukannya. Ia mampu menahan, berarti ia memperoleh kemenangan, dan inilah taubat yang paling sempurna. 9. Ia taubat dari kelalaian yang terdahulu karena taubat yang pertama dirasa kurang memenuhi syarat. Jika dalam taubat yang pertama tidak sepenuhnya karena Allah. Kini ia taubat kembali. 10. Taubat dari kesombongan karena dapat mengagumi dirinya yang telah bertaubat. Para ahli jiwa (psikolog) mengakui bahwa taubat merupakan sarana pengobatan kejiwaan yang jitu. Karena ada sebagian orang yang kadangkadang dihinggapi gangguan kejiwaan ini disebabkan rasa tertekan karena adanya perasaan dosa mereka beranggapan, bahwa dosa yang diperbuatnya itu sudah sedemikian parah sehingga tidak akan terampuni. Akhirnya dapat diperoleh pengertian, bahwa dzikir Allah sebagai bentuk esensi pengalaman keagamaan dalam Islam, memegang peranan yang sangat penting bagi proses penyembuhan berbagai macam gejala gangguan mental.112 Sebagaimana yang tersurah dalam firman Allah dalam surat Ali’Imran, ayat 135, mengatakan :
112
Afif Anshari, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Putaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2003, hlm. 108-109
∩⊇⊂∈∪ ª!$# ωÎ) šUθçΡ—%!$# ãÏøótƒ ⎯tΒuρ Artinya :”….Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa (menutupi dosa) selain dari Allah….” (QS. Imran : 135). Ayat di atas memberikan sebuah penekanan bahwa Allah merupakan satu-satunya Tuhan tempat hamba memohon pengampunan dosa artinya, hanya Allah yang dapat mengampuni dosa, akan tetapi tidak setiap manusia (makhluk) mendapatkan pengampunan dosa karena Allah mensyaratkan bahwa orang yang mendapat pengampunan dosa hanyalah orang-ornag yang bertakwa kepada-Nya, Al-Qur’an, surat Al-Ahzab 70-71. öÏøótƒuρ ö/ä3n=≈yϑôãr& öΝä3s9 ôxÎ=óÁãƒ
∩∠⊃∪ #Y‰ƒÏ‰y™ Zωöθs% (#θä9θè%uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ∩∠⊇∪ 3 öΝä3t/θçΡèŒ öΝä3s9
Arinya :". Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. AlAhzab : 70-71). Ayat di atas secara tegas menginformasikan sebuah konsekuensi logis yang berlaku bagi orang yang bertakwa, bahwa mereka akan mendapatkan pengampunan dosa sehingga mereka terlepas dari azab Allah. SAl-Syaukani, dalam komentarnya, memberikan suatu justifikasi atas pandangan diatas, bahwa orang-orang yang bertakwa dalam segala bidang kehidupannya dan menyatakan perkataan yang benar, maka berkat taufik dan hidayah Allah, amal perbuatan mereka akan tereformasi kepada amal perbuatan yang baik, dan Allah akan mengampuni dosa mereka yang bertakwa. Suatu pandangan objektif yang muncul dari pandangan diatas adalah bahwa orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan sebesarbesarnya, dosa mereka itu akan dimaafkan dan diampuni oleh Allah sehingga
tertutuplah diri mereka dari dosa dan
mereka itulah orang-orang yang
dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya tanpa merasakan azab Allah.113 Taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh sesuai petunjuk Allah SWT, dapat menghasilkan beberapa faedah sebagai berikut ini : 1. Taubat menghilangkan dosa 2. Taubat menganti kejahatan dengan kebajikan 3. Taubat mensucikan diri 4. Taubat mendatangkan kehidupan damai dan sejahtera 5. Taubat mendatangkan kebahagiaan dunia akhirat114
113
Ashaf Shaleh, Takwa, Makna dan Hikmahnya Dalam Al-Qur’an. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002, hlm. 160-161 114 Ma’arif Abdul Jalil Syahriel, Jihad dan Taubat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 28
BAB IV ANALISIS DOSA MENURUT PANDANGAN KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM A. Persamaan dan Perbedaan Konsep Dosa Dalam Agama Kristen Katolik dan Islam Dosa manusia mendapat wujudnya dalam perbuatan sadar dan bebas tidak ada dosa tanpa kesadaran, tanpa kebebasan, dan tanpa perbuatan bebas. Orang yang melakukan dosa cenderung tidak memikirkan adanya Tuhan, keselamatan bahkan neraka Perbuatan dosa juga mengakibatkan manusia melarikan diri dari tanggungjawabnya dihadapan Allah.115 Perbuatan dosa adalah penolakan manusia dalam hubungannya dengan Allah sejauh terwujud dalam perbuatan manusia.116 Perbuatan dosa akan menumbuhkan suasana kegelapan hati, apabila hati telah gelap lantaran kepekatan noda dan dosa, maka hati akan semakin keras dan semakin jauh dari Allah SWT. Dengan demikian, keadaan tersebut akan menjadi sumber kejahatan di dalam tubuh masyarakat, kesudahannya, pelaku dosa akan mendapat kerugian di dunia dan akhirat. Dan pelaku dosa tak mampu kembali baik seperti semula.117 1. Persamaan Dosa Dalam Agama Kristen Katolik dan Islam a. Kristen Katholik ¾ Adam dan Hawa hidup di taman firdaus mempunyai keinginan yang baik-baik saja, tidak merasakan segala sengsara, tempat yang indah disertai peringatan : “Dari sekalian pohon di dalam taman ini boleh kau makan, tetapi pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat ini tidak boleh kau makan buahnya.”118
115
Bananwiratma, Moral Dasar Kaitan Iman dan Perbuatan, PT Kanisius, Yogyakarta, 1987, hlm. 254-255 116 Ibid., hlm. 259 117 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm. 15 118 Mukti Ali, op.cit., hlm. 370
¾ Karena perbuatan Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, maka Allah pun memutuskan untuk menghukum Adam dan Hawa dengan diusirnya dari taman firdaus.119 ¾ Dosa adalah perbuatan yang menyebabkan terputusnya hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya. b. Islam ¾ Sebagai khalifah yang berwibawa, ditaati dan dipatuhi oleh segenap makhluk Adam bersama Hawa, disemayamkan di dalam taman surga tidak ada kekurangan sesuatu apapun di dalam surga itu. Segala kebutuhan hidup dicukupinya hidup di surga penuh dengan kenikmatan dan kelezatan, kesenangan, dan kebahagiaan, kebesaran dan kemuliaan, kesejahteraan sepanjang masa. Tetapi satu hal yang sangat terlarang, yaitu aniaya.120 ¾ Betapa fonis yang dijatuhkan oleh Allah kepada Adam dan Hawa yang lalai, sehingga terkena tipu daya setan, ia diusir dari surga.121 ¾ Perbuatan yang mengarah pada perbuatan yang dibenci Allah dan perbuatan itu mengarah kepada dosa, sehingga dosa itu menjauhkan hubungannya antara manusia dengan Tuhan-Nya..122 2. Perbedaan Dosa Dalam Agama Kristen Katolik dan Islam a. Kristen Katolik ¾ Salah satu kepercayaan dasar Kristen Katolik, adalah kepercayaan pada dosa asal atau dosa waris, dikatakan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa karena manusia mawarisi dosa dari Adam, menurut kepercayaan ini manusia dilahirkan dalam 119
Hadhat Mirza Tahir Ahmad, op.cit., hlm. 36 Aziz Fatdil, Teolegi Islam Menuju Dunia yang Diridhoi Tuhan, BPFE, Yogyakarta, 1983, hlm. 13 121 Ibid., hlm. 5 122 Hadhrat Mirza Thir Ahmad, op.cit., hlm. 36 120
keadaan penuh dosa dan sama sekali tidak mampu untuk membersihkan
diri
dan
oleh
karena
itu,
tidak
mampu
menyelamatkan dirinya sendiri.123 ¾ Kristen Katolik mengajarkan bahwa Yesus di salib untuk menebus dosa umat manusia dan menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka baik dosa asal maupun dosa yang dikerjakan selama mereka hidup. Orang-orang Kristen Katolik percaya bahwa penyalipan Yesus adalah jaminan keselamatan bagi mereka.124 ¾ Karena Adam melanggar larangan Allah, maka manusia sekarang ada di dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Tinggal di bumi yang telah terkutuk oleh karena dosanya dan yang melawan terhadapnya, berbagai tenaga mulai menggenas di alam sekitarnya, yang melakukan dosa, serta didalam jiwanya. Timbul penyesalan hanya ada satu hal yang menggambarkan hatinya dalam kegelapan jiwanya itu, bahwa pada suatu ketika akan datang keselamatan dari keturunan perempuan.125 ¾ Karena manusia berbuat dosa, memberontak dan ingin menyamai Allah karena itu mereka melanggar perintah Allah, akibatnya Allah tidak mau bersekutu dengan manusia mereka pun diusir dari taman firdaus dan memiliki kecendrungan berbuat jahat, dosa ini akan berlaku untuk semua umat manusia yang lahir kedunia.126 ¾ Seluruh umat manusia di dalam dunia ini, tidak seorang pun yang terkecuali, sudah terhilang dalam dosa oleh seseorang, yaitu Adam. Dosa telah masuk dalam tubuh manusia, sehingga penyakit, kesusaan, dan maut telah menimpa hidup manusia dari mula pertama sehingga pada akhir zaman, tiap-tiap manusia telah 123
M. Ali Alkhuli, Islam dan Kebenaran Yesus , Target Press, Surabaya, 2002, hlm. 76 Ibid., hlm. 81 125 Bakker, op.cit., hlm. 33 126 Mudjahid Abdul Manaf, op.cit., hlm. 88 124
dirasuki oleh dosa dan sejak itu ia telah dicemarkan oleh dosa. (Mazmur 51;7).127 ¾ Roma, 5:18 “Sebab itu, sama seperti orang satu pelanggaran semua orang memperoleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh kebenaran untuk hidup.” Roma, 5:19 “Jadi sama oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian satu orang melakukan ketaatan semua orang menjadi orang benar”.128 b. Islam ¾ Islam menetapkan dan menerangkan bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci bahwa fitrah manusia itu adalah suci dan murni dari semua keburukan dan kejahatan dan membawa dosa itu akibatnya suatu perbuatan dan bukan pemberian, suatu hasil upaya dan bukan pemberian, anak manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) tanpa mewarisi, suatu dosa apapun tanpa memperdulikan akan dilahirkan dari orang tua yang sholeh atau orang tua yang jahat.129 ¾ Adam telah melakukan dosa, tetapi Allah telah memberi ampunan kepada-Nya, Karena keduanya telah memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan taubatnya diterima oleh Allah SWT. karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Adam diangkat menjadi khalifah dibumi, sehingga manusia telah memperoleh kembali kehormatannya Adam telah dibebaskan dari salah dan dosa, sehingga anak keturunannya pun tidak merasa dikejar dosa.130
127
Hasim, op.cit., hlm. 91 Yusuf .A Puar, op.cit., hlm. 73-74 129 Muhammad Majdi Mariam, Isa Manusia Apa Bukan, Gema Insani Press, Jakarta, 1993, hlm. 151 130 Ibid., hlm. 156-157 128
¾ Karena melanggar larangan Allah, maka anak cucu Adam, yaitu manusia mewarisi dunia dengan penuh suka dan duka, bahagia dan derita, manis dan pahit, senang dan sedih. Semua itu harus dirasakan dan dilalui hidup yang tak kekal penuh dengan permusuhan, penderitaan, dan penganiyaan. Semua itu harus diterima dengan penuh rasa syukur dan sabar, karena dibalik semua itu ada rahmat dan ketenangan bagi orang yang masih beriman kepada Allah, “Dunia Itu Amat Pahit Tapi Bukan Siksa, Justru Itu Adalah Nikmat.”131 ¾ Di dalam Agama Islam dosa hanya dapat dihapus melalui pertaubatan dan upaya manusia itu sendiri untuk tidak mengulangi perbuatan itu kembali dengan cara istiqhfar, menyesali terhadap dosa yang telah dikerjakan, berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, memperbanyak melakukan baik, jika telah bertaubat, maka kemungkinan dosa itu dapat diterima oleh Allah.132 ¾ Kaum muslim percaya kepada Isa (Yesus) sebagai Nabi Allah, tidak percaya bahwa Yesus mati disalib dan menebus dosa umat manusia. Kaum muslim percaya bahwa Nabi-nabi mewariskan teladan untuk keselamatan hidup umat manusia, tetapi bukan mewariskan dosanya kepada manusia.133 ¾ Sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban- beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan Sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan. yang berarti bahwa apabila anda akan
131
memikul dosa, maka itu
Aziz Fathli, op.cit., hlm. 16 Mu’amal Hamidy, Dosa-dosa Besar, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. xi 133 Hashem. op.cit., hlm. 100 132
adalah dosa anda sendiri, bukan dosa orang lain dan usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya.134 Di bawah ini penulis menjelaskan secara skematik bahwa persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut pandangan Kristen Katholik dan Islam : Konsep Dosa Katholik dan Islam
Materi Dosa waris
Persamaan
Perbedaan
Agama Kristen Katolik * dan
Islam
Agama
Kristen
dalam Katolik
dalam
ajarannya sama-sama kejadian, mempercayai
3:1-7
dan mengatakan bahwa
meyakini akan adanya dosa itu telah ada dosa manusia.
dalam
diri dari dalam manusia sejak ke
kelahirannya
dunia,
Adam
karena
dan
manusia
Hawa
pertama
kali yang tinggal di taman Eden telah melakukan pelanggaran dan di hukum
oleh
akibatnya
Allah semua
manusia
yang
berada
dibumi ini
masuk
ke
dalam
Agama
Islam
dosa. *
dalam
ajarannya
mengatakan bahwa
134
Hashem. op.cit., hlm. 99
dosa itu bukanlah dosa warisan atau keturunan, manusia sendiri
lah
yang
menjatuhkan fitrahnya ke dalam dosa karena tidak dapat
menahan
hawa
nafsu.
Manusia di lahirkan ke
bumi
dalam
keadaan yang suci, bersih seperti tisu belum ternoda oleh dosa, walau orang tuanya
yang
melakukan
dosa
tapi
anak
dalam
kandungannya masih
itu
dalam
keadaan yang suci.
Penebusan dosa -
*
Agama
Kristen
Katolik mempercayai bahwa akan adanya penyelamat dunia ia adalah
Yesus
Kristus
yang
menebus
seluruh
dosa umat manusia. *
Agama
Islam
mengatakan bahwa
dalam Islam tidak ada
penebusan
dosa, karena bagi umat
Islam
yang
harus menanggung dosa
itu
adalah
dirinya sendiri dan tidak
Akibat dosa
dapat
digantikan Manusia yang berbuat dosa
dalam
Katolik
mendapat
orang lain.
Kristen
dan
Islam
sama-sama melanggar larangan
kepada
Allah
dan
hukuman
dari Allah
*Kristen
Katolik,
akibat
melanggar
perintah manusia
Allah di
cenderung
dunia akan
berbuat jahat, dosa itu
berlaku
semua
untuk umat
manusia yang lahir ke dunia. *Islam,
akibat
melanggar perintah Allah
manusia
di
dunia
akan
cenderung
pada
rasa
penyesalan,
ketakutan
dan
hidup tidak tenang.
B. Dampak Dosa Dalam Kehidupan Manusia Manusia di dunia ini dengan akal sehatnya, sebetulnya dapat membedakan antara perbuatan baik dan perbuatan buruk, namun sayangnya
manusia sering mengikuti hawa nafsunya yang memang kurang terkontrol dalam sebuah masyarakat mereka sebagai pelaku dosa tidaklah menyadari bahwa akibat dari perbuatannya akan merugikan kepentingan bersama, dan faktanya mereka yang berbuat dosa secara nyata akan menjadikan malapetaka bagi manusia atau kehidupan sosialnya manusia yang berdosa rawan tertiup angin, tidak mempunyai sebuah kehidupan yang tenang dan bahagia. Dosa telah menguasai seluruh dunia tanpa memandang status sosial. Ekonomi, Agama, kedudukan, kelamin, dan lain-lain. Dosa menghancurkan hubungan baik antara manusia dan manusia, manusia dengan Allah dan sebagai akibatnya manusia selalu memiliki kecendrungan untuk berbuat dosa. Perbuatan dosa juga membahayakan masyarakat yang mengakibatkan hilangnya nilai persatuan dan melahirkan keguncangan serta keributan, Karena adanya perbuatan dosa. Kemudian Tuhan akan menurunkan siksaan-Nya terhadap umat manusia,135 Inilah manusia yang memberontak kepada Allah.136 Yang jelas perbuatan dosa akan membuahkan suasana kegelapan hati, apabila hati telah gelap lantaran kepekatan noda dan dosa, maka hati akan semakin keras dan semakin jauh dari Allah SWT. Dengan demikian keadaan tersebut akan menjadi sumber kejahatan di dalam tubuh masyarakat. Kesudahannya pelaku dosa akan mendapatkan kerugian di dunia dan akhirat, dan pelaku dosa tak mampu kembali baik seperti semula, kecuali ia bertaubat.137 Semua tindakan apapun, pasti mengundang akibat, hal negatif maupun positif. Perbuatan dosa dimanapun dan oleh siapapun pasti berakibat negatif, sesuatu yang tak dapat dipungkiri lagi adalah bahwa para pelaku dosa pasti mendapat hukuman dari Tuhan-Nya, hukuman perbuatan dosa untuk manusia menurut konsep Katolik dan Islam. 135
Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm. 10-12 G.C Van Niftrik, B J. Donald, Dogmatika Masa kini, Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1967, hlm. 361 137 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, op.cit., hlm. 17 136
Mengenai hukuman Tuhan Allah atas dosa ini terdapat penguraian yang bermacam-macam sekali dalam Alkitab ada dua hal mengenai hukuman Allah : 1. Diperbudak dosa Kerusakan dosa sebagai perbudakan itu tampak pada bermacammacam aspek dari kehidupan manusia. Ada dua gambaran yang dikemukakan oleh Rasul Paulus, yaitu : pertama, kerusakan dosa yang terdapat di dalam hidup batin manusia (di dalam pikiran, hati dan lain sebagainya). Kedua, kerusakan yang beroprasi dari luar kedalam, bagian manusia yang lahiriah (tubuh serta anggota-anggotanya), semakin dikuasai oleh dosa, sehingga hidup batinya tidak berdaya untuk menanggulangi perbudakan oleh dosa. 2. Terkena murka Allah Di dalam Alkitab murka Tuhan Allah sering diberikan sebagai hukuman yang baru akan terjadi kelak pada akhir zaman. Oleh karena itu maka di dalam Alkitab sering ada ungkapan : murka yang akan datang.138 3 Terpisah dari Allah Fatwa bahwa Yesus datang mencari mereka yang hilang membuktikan bahwa manusia jauh dari Allah, manusia dijauhkan karena dosanya terpisah dari Allah Bapak. Karena perbuatan dosa itu memiliki pengaruh yang sengat jelek bagi hati dan tubuh seseorang didunia maupun di akhirat kelak. Dampak dari dosa itu menurut Al-Qur’an adalah : 1. Manusia yang tidak dicintai Allah
138
Hadiwijono Harun, op.cit., hlm. 240-241
Kelompok manusia yang termasuk dalam golongan ini, adalah a) orang yang sombong, b) orang yang membanggakan diri, c) orang yang sombong dan yang lagi menyombongkan diri, d) orang yang berlebihlebihan, e) orang yang suka berdusta, f) orang yang suka merusak, g) orang yang melampaui batas, h) orang yang berhiyanat lagi ingkar nikmat, i) orang yang khiyanat lagi berkelimang dosa. dan j) orang yang ingkar lagi berbuat dosa.139 2. Terpisah dari Allah Fatwa bahwa Yesus datang mencari mereka yang hilang membuktikan bahwa manusia jauh dari Allah, manusia dijauhkan karena dosanya terpisah dari Allah Bapak. 3. Terpisah dari manusia lalinnya Tetapi dosa melakukan banyak lagi selain memisahkan manusia dari Allah, karena penolakan Allah menyebabkan manusia memikirkan dirinya sendiri, manusia kemudian menjadi terpisah dengan manusia yang lainnya. 4. Keperibadian yang terpisah Kekuatan dari dalam telah meninggalkan manusia saat manusia terpisah dari Allah sehingga manusia kehilanggan kemampuan untuk memahami dirinya sendiri dan takdirnya kemudian mulai datang kecemasan dan kacau kemudian manusia saling menyerang.
5. Kehidupan yang rusak Penyakit
rohani
dosa
menyebabkan
kerusakan
kehidupan
sebagaimana manusia yang mementingkan diri sendiri akan mengiadakan keyakinan dan menyebabkan perasaan bersalah. 139
Nasaruddin Umar, Tafsir Sosial ‘Mendialogkan Teks Dengan Konteks”, Elsaq Press, Yogyakarta, 2005, hlm. 287-289
6. Masyarakat akan berada dalam kemunduran, kesesatan, dan lemah jika sebagian besar masyarakat terjatuh dalam dosa. 7. Kehidupan seseorang yang melakukan dosa diselubungi ketakutan dan kebimbangan 8. Tidak akan dipandang mulia oleh masyarakat.140 Adapun pengaruh jahat itu laksana asap pekat yang berkepul-kepul mengenai cermin hati dan akan bertumpuk-tumpuk pada hati segumpal demi segumpal sehingga hati menjadi hitam pekat dan gelap gulita dan dengan demikian akan tertutuplah hati tersebut dari kebenaran dan kebaikan. Berkata Maimun Bin Mahram : “ Apabila seseorang melakukan dosa, maka terjadilah di hatinya suatu bintik hitam, apabila ia berhenti dan bertaubat mengkilat kembalilah hati, tetapi apabila ia kembali berbuat dosa, bertambah bintik-bintik 141
itu, sehingga menutupi hatinya”
. Pada asalnya , semua bentuk dosa dan
kemaksiatan itu terasa menyiksa dan memedihkan142. Akibat dari perbuatan dosa menurut agama Islam adalah : 1.
Terhalang menerima ilmu
2.
Tidak taat
3.
Sedikit menerima taufik
4.
Mudah berbuat dosa
5.
Rasa malu hilang
6.
Keras hati
7.
Hati tertutup
140 141
57
142
www. Dampak. Dari. Dosa., com 16/07/08. Muhammad Muhyidin, The True Power Rof Heart, diva press, jogyakarta, 2007, hlm. Ibid., hlm. 161
8.
Menyebabkan datangnya balasan
9.
Di azab di akhirat
10. Barokah hilang.143
143
Ma’arif Abdul Jalil Syahreil, op, cit., hlm. 32
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan panjang lebar mengenai dosa dalam pandangan Kristen Katholik dan Islam maka penulis menyimpulkan beberapa hal : 1. Pengertian dosa Menurut pandangan agama Kristen Katolik, bahwa setiap orang yang ada di dunia terkena dosa waris siksanya pun turun temurun kepada cucunya, bahkan kelahiran itu sendiri adalah ciri dari pada dosa manusia, bayi yang baru lahir pun telah memiliki dosa. Pada dasarnya Allah memberikan ampunan kepada Adam dan Hawa, akan tetapi karena Adam dan Hawa terlambat bertaubat maka ia tetap mendapat hukuman dari Allah agar ia turun dari surga, seandainya ia mau bertaubat tentu saja atas keadilan Tuhan Adam dan Hawa masih merasakan nikmatnya taman surga sampai akhir hayat, bahkan kita manusia pun juga di sana. Sedangkan dalam agama Islam, Islam sebagai agama yang menggunakan
rasio
menganggap
bahwa
setiap
individu
itu
bertanggungjawab atas segala perbuatan yang dilakukannya, jadi di dalam kamus Islam tidak terdapat dosa yang turun temurun. Bayi yang baru lahir tidaklah tau apa-apa, mereka belum mempunyai akal normal hanya bisa menangis, bergerak dan sebagainya. Secara akaliah manusia yang baru lahir dalam rahim ibunya masih dalam keadaan suci, murni dan bersih seperti salju, bagaikan kain yang masih putih bersih belum ternoda sama sekali. 2. Persamaan, agama Kristen Katolik dan Islam mempercayai bahwa Adam dan Hawa diturunkan ke bumi mendapat hukuman dari Allah karena telah lalai sehingga telah diperdaya oleh iblis dan membuat dampak dari perbuatan melanggar perintah Allah itu adalah manusia semakin jauh dari Allah.
Perbedaan, Kristen Katolik dan Islam tentang penebusan dosa dalam agama Kristen Katolik mengatakan bahwa Yesus itu adalah Anak Tuhan yang rela mengorbankan dirinya untuk disalib menebus seluruh dosa manusia, umat Kristen Katolik mempertahankan dogma ini dan dengan keyakinan ajaran ini sebagai inti dari pokok ajaran Kristen Katolik. Sedangkan dalam agama Islam sungguh ironis sekali kalau di bunuh dan akhirnya dianggap pula sebagai penebus dosa. Penebusan dosa menurut agama Islam, harus dengan jalan perjuangan, menyesal akan perbuatannya, meninggalkan
perbuatan-perbuatan
jahat,
dan
bertekat
tidak
mengulanginya lagi pada waktu yang akan datang. Jelas bahwa dosa itu tidak dapat ditebus oleh orang lain sekalipun itu kerabatnya. 3. Dampak dosa dalam kehidupan manusia menurut Kristen Katolik dan Islam, adalah jauh dari kasih sayang Allah, diperbudak oleh dosa selalu ingin melakukan hal-hal yang jahat, hidup menjadi penuh dengan kegelisahan, dijauhi dan tak dipandang mulia oleh masyarakat serta mengakibatkan kerusakan hati. B. Saran-saran Sebagai akhir penulisan skripsi ini, berikut disampaikan beberapa saran dari penulis dalam kaitannya dengan judul skripsi “Konsep Dosa Menurut Pandangan Kristen Katholik dan Islam (studi komparatif), sebagai berikut: 1. Kepada umat Kristen Katolik dan Islam hendaknya memahami betul ajaran agamanya, perbedaan dosa dalam pandangan Kristen Katolik dan Islam jangan sampai menjadikan munculnya permusuhan, karena pada dasarnya tujuannya adalah untuk menyembah kepada Allah, hanya saja penjalanannya berbeda-beda. 2. Dosa dapat menjauhkan diri manusia dari penciptanya, karena itu dekatkan lah diri kita kepada sang pencipta agar tidak jauh dari Allah SWT dan tak terkena murkan-Nya.
3. Bagi para mahasiswa jurusan Perbandingan Agama yang tertarik untuk mengkaji agama lain, maka hendaklah membekali diri dari iman yang kuat serta ilmu yang memadai agar nantinya tidak menjadi bimbang dan berbalik dari agamanya dan keimanannya. Dan yang terpenting adalah jangan sampai kita menganggap agama kita adalah agama yang paling benar begitu pun sebaliknya. 4. Setelah membaca skripsi ini, penulis menyarankan agar dipikirkan kembali tentang dosa yang ada dalam diri manusia, agar tidak terjadi timbulnya konflik. C. Penutup Dengan memanjatkan puji syukur, penulis akhiri penyusunan skripsi ini. Sebab meskipun telah banyak hambatan dan cobaan yang di sana sini selalu menghampiri namun berkat Allah SWT. Penulis tetap dapat menyelesaikan skripsi ini dengan demikian penulis menyadari, meskipun dalam penyusunan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin akan tetapi masih banyak kekhilafan dan kekurangan yang nampak, hal ini disebabkan pula dari kadar kemampuan penulis yang masih kecil yang selalu dihinggapi kelemahan-kelemahan dan beberapa kekurangan yang lain. Untuk menggapai skripsi ini, penulis menghimbau kepada segenap pembaca dari semua pihak untuk memberikan tegur sapa dan memberikan kritik-kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT mudah-mudahan para dosen pembimbing yang dengan ikhlas telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan dari padanya amin.
DAFTAR PUSTAKA ………...Kosmos Tanda Keagungan Allah, Kanisius, Yogyakarta, 2002 …………..Al Kitab, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1984 ………….Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1997 ………….Moral dan Masalahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1990 …………Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Penerbit Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1998, Abdul Wahab Al-Utsmani, Misteri Jin, Setan dan Manusia, Hikmah, Jakarta Selatan, 1985 Abujamin Raham, Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Seri Media Da’wah, 1992 Abujamin Rahman, Pembicaraan di Sekitar Bibel dan Qur’an Dalam Segi Isi dan Riwayat Penulisannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1984 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa dalam Pandangan Agama Islam, Penerbit Risalah, Bamdung, 1986 Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa-dosa Menurut Al Qur’an, Gema Risalah Press, Bandung, 1993 Afif Anshari, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Putaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2003 Ahmad Syalaby, Perbandingan dan Agama-agama Kristen, Penerbit PT Al maarif, Bandung, t.th Ashaf Shaleh, Takwa, Makna dan Hikmahnya Dalam Al-Qur’an. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002 Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Penerbit Pelajar, Yogyakarta, 2002 Aziz Fatdil, Teolegi Islam Menuju Dunia yang Diridhoi Tuhan, BPFE, Yogyakarta, 1983 Baharudin Madhary, Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, Pustaka DAI, Surabaya, 1994
Bananwiratma, Moral Dasar Kaitan Iman dan Perbuatan, PT Kanisius, Yogyakarta, 1987 C. Groenen OFM, Paulus Hidup, Karya, dan Teologinya, BPK Gunung Mulia, Yogyakarta, 1983 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi, Kristen, Roh Kudus, Kehidupan Kristen. PBK Gunung Mulia, Jakarta, 1995 F. Rahardi, Menggugat Tuhan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2000 F.I Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta, t.th G.C Van Niftrik, B J. Donald, Dogmatika Masa kini, Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1967 Gutthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995 H. Hilman, Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II, Penerbit PT Citra Aditiya Bakti, Bandung, 1993 Hadiwijono, Harun, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995 Haliman Hadikusuma, Anropologi Agama Bagian II (Pendekaan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katholik, Protesan dan Islam ), PT Citra Aditya Bakit, Bandung, 1993 Hamka, Pelajaran Agama Islam, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1989 Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Dimata Agama Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, Mizan Media Utama, Bandung http:// www.imam katholik. Or.id dosa.Html Huston Smith, Agama-agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004 Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, Manusia Agung Pun Menyesal, 85 Kisah Pertaubatan Paling Dramatis, Penerbut, Mizan Media Utama, Bandung, 1994, hlm. Xx Imam Ghazali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, Penerbitu Terbit Terang, Surabaya, t.th., Joesoef Sou’yb, Agama-agama Besar Didunia, PT Al Huana Zikra, Jakarta
Kirchberger SCD, Pandangan Kristen Tentang Dunia Manusia, PT Nusa Indah, NTT, 1986 M. Ali Alkhuli, Islam dan Kebenaran Yesus , Target Press, Surabaya, 2002 Ma’arif Abdul Jalil Syahriel, Jihad dan Taubat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, Michael Keene, Agama-agama dunia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006 Mirza Tahir Ahmad, Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayalan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bogor , 2000 Ms.wikipedia.org/wiki,/taubat_menurut islam. 2010/02/18 Mu’amal Hamidy, Dosa-dosa Besar, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. Xi Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah agama-agama, UNS Press , Surakarta, 2006 Muhammad Majdi Mariam, Isa Manusia Apa Bukan, Gema Insani Press, Jakarta, 1993 Muhammad Muhyidin, The True Power Rof Heart, diva press, jogyakarta, 2007 Mukti Ali, Agama-agama di dunia, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988 Nasaruddin Umar, Tafsir Sosial ‘Mendialogkan Teks Dengan Konteks”, Elsaq Press, Yogyakarta, 2005 Nasution, Metodologi Research, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2007 Pachruddin, et.al., Agama-agama di Dunia Bagian Agama Katholik, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Perbandingan Agama, Jakarta, 1981 Retni.islamagamaku.blogspot.com 1200 2010/02/18 Siradjuddin Abbas, 40 Masalah Agama, Pustaka Tarbiah, Jakarta, 1983 Soedarmo, Ichtisar Dogmatika, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992 Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Literatur Saat, Malang, 2000
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1996 Tom Jacobs, Imam dan Agama, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta 1992 www. Dampak. Dari. Dosa., com 16/07/08. Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, CD Toha Putra, Semarang, 1992 Yusuf A. Puar, Panca Agama di Indonesia, Pustaka Antara, Jakarta, 1977
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. Nama Lengkap
: Desi Miharlina
2. Tempat Lahir
: Kendal
3. Tanggal Lahir
: 29 Desember 1986
4. Nim
: 4015007
5. Alamat Asal
: Jl Aroma Sari RT 09/ RW 01, Sukorejo, Kendal
6. Pendidikan Formal SD Negeri 03 Bandar Jaya, Lampung Tengah, Lulus Th. 1999 MTS An-nur Bandar Jaya, Lampung Tengah, Lulus Th. 2002 MAN 01 Poncowati Terbanggi besar, Lampung Tengah, Lulus Th. 2005 SI Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang Jurusan Perbandingan Agama 7. Pengalaman Organisasi Bendahara Studio Metaus Band, Teater Metafisis Semarang, 20082009 Departemen Seni dan Budaya Lampung (KAMAPALA “Keluarga Mahasiswa Lampung Semarang “), 2006-2007 Bendahara Multimedia Teater Metafisis “ Pentas Seni dan Budaya Se- Jawa Tengah”, 2006 Bendahara HMJ-PA (Perbandingan Agama), 2008-2009 Dewan kesenian PUTRA SABURAI Lampung, 2006-2007 Anggota HMI-MPO Cabang Semarang, 2005
Personalia Madina Corporation Semarang, 2010