Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ISSN 1410-6086
KONSEP DESAIN FASILITAS DEMO-PLANT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DEKAT PERMUKAAN (NEAR SURFACE DISPOSAL) DI KAWASAN NUKLIR SERPONG Dewi Susilowati, Sucipta, Dadang Suganda Pusat Teknologi Limbah radioaktif-BATAN ABSTRAK KONSEP DESAIN FASILITAS DEMO-PLANT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DEKAT PERMUKAAN (NEAR SURFACE DISPOSAL) DI PPTN SERPONG. Telah dilakukan pembuatan Konsep desain demonstration plant penyimpanan limbah radioaktif dekat permukaan(near surface disposal) dengan tujuan menentukan pilihan yang tepat untuk tempat penyimpanan limbah radioaktif. Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif(IPLR) telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun, dan telah menghasilkan paket limbah olahan 851 buah untuk drum 200 l dan 102 untuk shell 950 l, disamping itu juga limbah dengan aktifitas tinggi dan berumur paro panjang yang masih dalam keadaan terkondisioning. Sebagai langkah lanjut perlu dipersiapkan sebuah tempat penyimpanan limbah dekat permukaan. Sebuah konseptual desain merupakan langkah awal untuk mewujudkan fasilitas repositor tersebut. Lahan sekitar SP4 merupakan tapak yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas demo plant penyimpanan limbah dekat permukaan(NSD). Kriteria limbah, tapak maupun kajian keselamatan telah dipelajari maka sebagai hasilnya direkomendasikan untuk pembuatan demo plant NSD di sekitar tapak SP4 dengan model engineered vault luas 1200 m2, dinding dari beton bertulang dengan tebal 0,6 m. Bangunan terbagi dua, sisi kiri untuk penyimpanan paket limbah drum 200 l, sisi kanan untuk paket limbah shell 950 l. Sistem multi barrier diadopsi sebagai upaya menyempurnakan fasilitas repositori dalam pengungkungan limbah untuk melindungi para pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup, baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Kata kunci : Desain konsep, pemantauan Operasi dan Penyimpanan Limbah Lestari, Demonstrasi Plant
ABSTRACT THE CONCEPTUAL DESIGN DEMONSTRATION PLANT FOR NEAR-SURFACE DISPOSAL FACILITY FOR RADIOACTIVE WASTE AT PPTN SERPONG. The conceptual design demonstration plant for near-surface disposal facility for radioactive waste with the objective to determine the appropriate location for radioactive waste disposal has been performed. Radioactive Waste Installation (IPLR) has been operated for over 20 years and has produced 851 processed waste packages for 200 l-volume drums and 102 processed waste packages for 950 l-volume shells; aside from the still in-conditioning waste with high-activity and long half-life. As an advanced step, a near-surface disposal facility has to be prepared. The conceptual design is one first step to the creation of such repository facility. The land of SP4 is a site that will be thoroughly used for the building of demonstration plant near-surface disposal facility (NSD). The criteria of waste, site and safety assessment have been conducted which results in the recommendation of NSD demo plant building at the SP4 site. The facility will be built in the form of engineered vault with approximately 1200 m2 in width and reinforced concrete with 0.6 m in thickness. The building is divided into two parts; the left part for the 200 l-volume drums of packaged waste’s disposal and the right part for the 950 l-volume shells of packaged waste’s disposal. Multi barrier system is adopted as the effort to perfect the repository facility in waste’s isolation for the purpose to ensure the safety of the workers, the society, and the environment, both for the present and next generations. Keyword : Conceptual design, Monitoring operation and waste disposal facility, Demonstration plant
257
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
PENDAHULUAN Sebagai antisipasi dari kegiatan iptek nuklir yang telah berjalan cukup lama, tentunya telah cukup banyak limbah radioaktif yang ditimbulkannya baik limbah radioaktif aktivitas rendah dan sedang. Maka Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) sebagai Instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah radioaktif tentunya sudah cukup layak untuk memulai studi dan perencanaan pembuatan disposal. Dalam tahap awal PTLR berencana akan membangun fasilitas Near Surface Disposal (NSD) yang bersifat “Demo Plant”. Diharapkan dengan dibangunnya fasilitas “Demo Plant” ini selain berfungsi sebagai disposal limbah radioaktif juga dapat berfungsi sebagai fasilitas ruang peraga yang mempertunjukkan kepada masyarakat tentang kehandalan sistem disposal limbah radioaktif. Berdasarkan prinsip co-location, maka fasilitas “Demo Plant” NSD sebagai tempat disposal yang merupakan bagian integral dari fasilitas pengolahan dan penyimpanan sementara di PPTN Serpong, diasumsikan akan berada dalam satu kawasan yang sama. Rencana pembangunan fasilitas “demo plant” NSD akan berada pada Tapak SP4, yang terletak di sebelah utara IS-2. Tapak SP4 di dalam kawasan PPTN BATAN telah diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu, diantaranya SYAFALNI (1992)[1,3] dengan hasil pengkajian sistem geohidrologi secara numerik menyimpulkan bahwa tapak SP4 memiliki kondisi terbaik sebagai tapak disposal limbah dengan aktivitas rendah, ERWANSYAH LUBIS dkk(1999)[1,3] melakukan penelitian migrasi Co-60 dan Cs-37 dalam tanah jenuh
dan tak jenuh PPTN Serpong, menyimpulkan bahwa tanah laterit di PPTN Serpong mempunyai peranan penting dalam retardasi dan dispersi migrasi radionuklida tertentu menuju badan air tanah. SUCIPTA[2] melakukan studi tentang pertimbangan geologi dalam pemilihan tapak NSD di PPTN Serpong dengan hasil, secara geologi tapak sekitar PPTN Serpong mempunyai tingkat kesesuaian sedang untuk calon NSD. Penyimpanan lestari limbah radioaktif bertujuan mengungkung limbah radioaktif agar tidak menimbulkan paparan radiasi yang bersifat mengancam maupun membahayakan manusia dan lingkungan hidup disekitarnya. Tingkat pengungkungan yang diharapkan dapat dicapai salah satunya dengan mengimplementasikan berbagai metoda disposal, antara lain model disposal dekat permukaan(NSD) sebagai pilihan yang umum telah digunakan diberbagai negara. Sistem NSD telah diaplikasikan dalam beberapa dekade, dengan tipe yang sangat beragam dalam hal tapak, jenis dan jumlah limbah serta desain repositori. Pengalaman menunjukkan bahwa pengungkungan yang efektif dan aman terhadap limbah tergantung pada unjuk kerja system disposal secara keseluruhan yang terdiri dari tiga komponen atau barrier utama yaitu kemasan limbah, tapak dan fasilitas disposal[4,5]. NSD juga memerlukan kendali institusional secara aktif seperti monitoring (pemantauan) dan maintenance (pemeliharaan). Sketsa acuan dari negara-negara yang telah terlebih dahulu membuat dan mengoperasikan fasilitas NSD (7)
Gambar 1. Konsep desain acuan untuk fasilitas disposal limbah radioakif aktivitas rendah dan sedang 258
ISSN 1410-6086
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Radioaktif Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Gambar 1a. : Covered trench: trench Konsep desain NSD ini merupakan yang paling tua, dimana limbah olahan ditempatkan dalam parit-parit parit dan ditutup dengan covered soil. Konsep ini berasal dari system trench disposal di fasilitas disposal Inggris. Selama studi tapak disposal dilakukan, secara periodik engineered barriers pada konsep desain ini dievaluasi. Gambar 1b : Closed vault: vault Pada konsep ini ke dalam galian concrete concr ditempatkan limbah olahan. Ruang-ruang ruang kosong diantara limbah olahan diisi dengan backfill konkret, seperti juga pada strukturnya. Pada bagian atas kemudian diproteksi dengan penutup kedap air. Contoh konsep disposal ini dapat ditemukan di Centre de l’Aube l’ (Perancis), di El Cabril (Spanyol) dan di Rokkasho-mura Rokkasho (Japan) Gambar 1c : Domed vault: vault Konsep ini dianggap sebagai fasilitas disposal terbaik, seperti pada fasilitas disposal IRUS di Canada. Adanya kemungkinan infiltration air tanah dikendalikan kan dengan penempatan suatu lapisan permeabel kering dibagian dasar tumpukan limbah. Sedangkan pada bagian atas dilengkapi penutup berbentuk
ISSN 1410-6086
kubah dengan bahan multi-layer impermeabel, sehingga sistem disposal terproteksi dengan baik. Gambar 1d : Open en vault: vault Pada konsep ini, suatu penutup dengan permeabilitas rendah diletakkan di atas tumpukan limbah olahan tanpa konkret. Namun demikian limbah di-pretreatement pretreatement untuk minimimalisasi ruang kosong. Penutup didesain untuk dapat mengakomodasi setiap kekosongan. ongan. Konsep ini digunakan di disposal, memperbaiki konsep sebelumnya. Sebagai contoh : fasilitas NSD El Cabril – Spanyol(6), immobisasi limbah dalam shell beton yang disusun sesuai dengan kapasitas disposal, dilengkapi shelter yang dapat bergerak membawa crane, digunakan untuk memindahkan/menata shell beton ke/di dalam fasilitas NSD. Sedangkan di atas disposal diberi bahan struktur (long term-cover) cover) yang dapat mencegah infiltrasi air kedalam bangunan NSD.
Gambar 2. Sistem NSD di El Cabril- Spanyol
259
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif, tempat penyimpanan limbah radioaktif (fasilitas NSD) tersebut harus memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut : -
-
lokasi bebas banjir dan terhindar dari erosi; lokasi tahan terhadap gempa dan memenuhi karakteristik materi bumi dan sifat kimia air; dilengkapi dengan sistem pemantau radiasi dan radioaktivitas lingkungan; dilengkapi dengan sistem pendingin; dilengkapi dengan sistem penahan radiasi; dilengkapi dengan sistem proteksi fisik; memenuhi distribusi populasi penduduk dan tata wilayah sekitar lokasi penyimpanan; memperhitungkan laju paparan radiasi eksternal.
Pada tahap konsep desain selalu menggunakan estimasi inventori limbah, karakteristik limbah dan karakteristik tapak. Pada tahap ini fokus perhatian pada penelitian dan pengembangan limbah radioaktif berkaitan dengan segitiga keselamatan penyimpanan limbah yaitu antara tapak, desain repositori dan kriteria limbah. Apabila dalam konsep desain telah ditemukan konsep yang cocok untuk selanjutnya data konsep digunakan sebagai data dukung proses selanjutnya yaitu basic engineering design yang sifatnya lebih detail dalam megolah data yang telah ada. Tujuan akhir dari penelitian/pengkajian ini adalah untuk mendapatkan sistem NSD untuk limbah radioaktif yang aman bagi masyarakat dan lingkungan hidup. METODE PENGKAJIAN
ISSN 1410-6086
HASIL DAN BAHASAN Hasil dari pengkajian data pustaka maupun data pengoperasian instalasi pengolahan limbah radioaktif untuk konsep desain “Demo Plant” NSD, dibatasi untuk limbah dengan aktivitas rendah/sedang dan tidak mengandung pemancar alpha berumur paro panjang tidak melebihi 400 Bq/g. PTLR sampai saat ini telah mengolah limbah dalam bentuk cair, semi cair dan padat termasuk di dalamnya limbah-limbah resin bekas, sumber bekas maupun limbah dengan radiasi tinggi. Limbah dalam katagori rendah dan sedang diimmobilisasi dengan matrik semen dan dikemas dalam drum 200 l yang telah dan didalam shell 950 l , yang ditempatkan di Interm Storage(IS). Untuk sumber bekas disimpan dalam ruang Penyimpanan Sementara Limbah radiasi Tinggi(PSLAT) untuk didinginkan. Limbah dengan aktivitas rendah dan sedang dosis paparan permukaan dibatasi tidak boleh melampaui 2 mSv/m2. Kondisi pada tahun 2010 telah tersimpan limbah terimmobilisasi sebanyak 851 buah limbah dalam bentuk drum 200 l dengan berat rata-rata 0,486 ton, dan shell 950 l sebanyak 102 buah dengan berat masing-masing shell 6,4 ton. Berdasarkan pengujian mekanis terhadap shell beton 950 l diperoleh densitas shell beton 2,38 s/d 2.43 g/cm3 dan kuat tekan antara 28,80 s/d 30,03 N/mm3. Kandungan radionuklida dalam paket limbah(shell) adalah ; Co-60, Cs-137, Sr-85, Mn-56, Te-123, La-176, Tc-127, Mn54, Sr-89, Sr-90 dan Zn-65. Untuk limbah terimmobilisasi didalam drum 200 l kandungan radionuklidanya ; P-32, Zn-65, I131, I-125, Se-75, Ca-46, Ca-45, Tc-127, Te-123, Br-82, Mn-45, S-35, Cr-51, Mo, Cs137, U, Sr-90, Fe-56, Th dan Co-60(lihat tabel 2.).
Demo Plant merupakan langkah dan Metode yang diterapkan disini pengalaman pertama PTLR melakukan adalah metode deskripsi dengan cara pembuatan disposal limbah radioaktif, demo penelusuran pustaka, mengumpulkan plant juga sebagai latihan maupun peraga informasi tentang berbagai tipe disposal dalam unjuk kerja disposal sebagai cikal dengan tujuan mendapatkan data untuk bakal disposal yang sesungguhnya, maka mendukung pembangunan Demo Plant NSD sebagai langkah awal karakteristik limbah di IPLR-PPTN Serpong yang meliputi; yang dapat disimpan dalam sistem “demo kriteria limbah radioaktif, kriteria tapak dan plant” NSD dibatasi hanya limbah pemancar teknologi NSD, kriteria umum dan kriteria β/γ dan kandungan unsur pemancar α sangat keselamatan NSD yang dapat diadopsi dan rendah, dengan waktu paro tidak boleh disusun berdasarkan ketentuan Badan melebihi 5,3 tahun. Tenaga Atom Internasional( IAEA). Tabel 2. Daftar radionuklida terkandung di dalam paket limbah yang boleh disimpan didalam “demo plant” NSD-PPTN Serpong 260
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
No.
Radionuklida
1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15.
Cd-109 Ra-225 Co-60 Zn-65 Ce-144 Sr-85 Sr-89 Mn-54 Mn-56 I-131 I-125 Se-75 Ca-45 Cr-51 Mo-99
Waktu Paruh (T1/2) (th) 1,271 4,054E-02 5,27 6,682E-01 7,789E-01 1,776E-01 1,383E-01 8,562E-01 2,944E-04 2,203E-02 1,648E-01 3,282E-01 4,458E-01 7,590E-02 7,534E-03
Hasil evaluasi lahan calon tapak “Demo plant” NSD di PPTN Serpong , berada di sebelah utara IS-2, di dalam pagar kuning yang artinya masih termasuk dalam kawasan PPTN Serpong dan PUSPIPTEK, dengan luas ± (90x70)m2 = 6.300 m2 dengan karakteristik dapat dilihat pada tabel. 3. Calon tapak letaknya masih satu lokasi dengan PPTN sehingga konsep co-location cocok diterapkan karena kedekatan lokasi tapak NSD dengan fasilitas penghasil limbah. Hal ini akan menguntungkan dari segi biaya transportasi, biaya pembebasan lahan, resiko lingkungan dan biaya sosial dalam hal penerimaan masyarakat serta lebih mudah dalam monitoring. Namun demikian ada kendala serius yang berupa potensi terjadinya gerakan tanah (longsor) di bagian lereng barat calon tapak, hal itu bisa dicegah dengan pembuatan bangunan penguat lereng dan penahan longsor. Perhatian khusus perlu dicurahkan pada rancangan, operasi, backfilling dan sealing dari modul disposal, baik untuk menjamin keselamatan disposal dalam jangka waktu lama, atau untuk pertimbangan kekuatan dan kapasitas disposal [4]. Untuk tujuan keselamatan, paket disposal perlu dilengkapi dengan penahan untuk menghalangi air agar tidak masuk ke dalam repositori (preventive barrier) dan atau
ISSN 1410-6086
Konstanta Peluruhan (λ) (th-1) 5,452E-01 17,094E+00 1,310E-01 1,037E+00 8,897E-01 3,902E+00 5,010E+00 8,094E-01 2,354E+03 3,146E+01 4,205E+00 2,111E+00 1,554E+00 9,130E+00 9,198E+01
untuk menahan pelepasan radionuklida ke biosfer (remedial barrier). Beberapa aspek penting untuk menghindari fenomena gangguan karena ketidak sempurnaan rancangan repositori yang perlu diperhatikan [2] adalah : 1. Rancangan repositori, termasuk penghalang rekayasanya, perlu memperhatikan kondisi tapaknya. 2. Perlu dijaga kondisi kemasan limbah dan penempatannya dalam modul untuk mengurangi amblesan, fondasi di bawah paket limbah tersebut harus mampu menahan beban secara keseluruhan. 3. Sistem penyaluran dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi akumulasi air tanah dalam modul. Sistem tangkapan air secara gravitasi perlu dibuat untuk mengumpulkan air yang memasuki modul selama waktu kontrol institusional; bila air dapat terkumpul maka volume dan aktivitasnya dapat diukur. 4. Untuk penginstalasian penghalang rekayasa, seyogyanya modul tersebut tidak terlalu besar, dan integritas disposal dapat dijamin untuk mengantisipasi adanya longsoran, gerakan tanah maupun gempa.
261
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ISSN 1410-6086
Tabel 3. Karakteristik lingkungan geologi dan non geologi kawasan PUSPIPTEK Serpong. No.
Aspek lingkungan
Parameter
Karakteristik di lapangan
Bentuklahan Slope
Dataran bergelombang (80-100 m) 0 s/d 7,41
Proses Kedalaman Permeabilitas Adsorbsi Kekuatan Perlapisan Kondisi struktur Limpasan Jarak dr sungai Kedalaman m.a.t. Pola aliran a.t. Gempa Gunungapi Gerakan tanah Banjir
Pelapukan, erosi, gerakan tanah 10,5 m 1,01.10-7 m/s - 1,79.10-5 m/s Sedang Rendah Berlapis-lapis mendatar Sesar horst & graben tertimbun Sedang 160 m 8,3 m Sub-paralel Rendah (Skala Mercalli 5) Hujan abu/lapili Longsoran tebing Tidak ada
Aspek Geologi 1.
Geomorfologi
2.
Batuan & Stratigrafi
3.
Struktur
4.
Hidrologi & Hidro-geologi
5.
Bencana alam geologi
Aspek Non-Geologi Klimatologi 1.
2.
Penggunaan Lahan
3.
Sumber-daya alam geologi
4.
Letak, luas dan akses.
5.
Posisi dan Jarak dari permukiman
6.
Hak atas tanah
Curah hujan Temperatur
1710 –2677 mm/th 20,8 – 35,0 (rerata 25,4 - 27,5)
Kondisi atm.
Netral hingga stabil mantap Fasilitas Laboratorium, perkantoran dan permukiman
Mineral Air tanah Lahan Letak Luas Aksesibilitas Posisi Jarak Jumlah Kepadatan Kepemilikan
Tidak ada Kurang lebih 0,22 l/s Nilai tinggi, Dekat dengan IPLR 6.300 m2 Mudah, ada jaringan jalan Utara dan timur Satu (1) km J = 5.424 orang K= 1.726 orang/km2 100% milik pemerintah (PUSPIPTEK & BATAN)
Rekayasa untuk Peningkatan Retensi Radionuklida Air merupakan media transport utama bagi radionuklida, sehingga kontrol terhadap air permukaan dan air tanah merupakan hal yang sangat penting. Rekayasa sipil atau struktur dapat digunakan
262
untuk menahan kemungkinan infiltrasi air hujan dan air permukaan menjadi minimum, maka harus disediakan sistem drainase yang memadai. Sistem tersebut harus bisa menjamin efisiensi dan pergerakan cepat air hujan serta mencegah banjir dan erosi.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Waterproofing tidak diperlukan bila tapak berada pada daerah beriklim arid. Pada daerah humid-pun waterproofing tidak diperlukan bila sifat sorpsi dari media batuan dapat menghambat pergerakan radionuklida sehingga pada waktunya mencapai zona air aktivitasnya sudah aman. Bila perlu waterproofing, maka material yang digunakan bisa alami atau sintetis dan harus memiliki karakteristik permeabilitas rendah dan kapasitas sorpsi yang tinggi. Lebih baik diusahakan agar air hujan dan air permukaan tidak masuk ke dalam disposal dari pada mencegah air yang terlanjur ada dalam repositori keluar menuju ke zona air tanah. Desain repositori seperti halnya waterproofing seharusnya mengacu pada pengalaman sistem disposal yang telah ada, yaitu meliputi [4,5] : 1) Backfilling and compacting; 2) Effective thickness and type(s) of cover; 3) Surface treatment untuk menahan erosi dan mencegah lepasnya partikulat melalui gas atau evapotranspirasi 4) Pencegahan akumulasi air dalam repositori; dan 5) Menghindarkan air permukaan.
ISSN 1410-6086
Konsep disposal yang direkomendasikan Desain fasilitas “Demo Plant” NSD untuk limbah radioaktif non PLTN dapat dibuat dengan mengacu pada tipe-tipe disposal Negara lain tentunya dengan mempertimbangkan aspek limbah baik dari kemasan/pewadahan maupun kuantitasnya, serta mempertimbangkan aspek calon tapak. Dikarenakan fasilitas NSD ini bersifat “demo plant” juga karena berkurangnya lahan pada tapak untuk keperluan penggunaan fasilitas lain, maka lahan untuk “demo plant’ semakin menyempit. Dengan mempertimbangkan kondisi kekuatan batuan pada tapak relatif rendah , curah hujan relatif tinggi, permukaan air tanah relatif dangkal (8,3 m), pergerakan tanah(longsor) pada sebelah barat tapak, erosi, jarak tapak yang hanya 160 m dari sungai [tabel 2] maka direkomendasikan pembuatan “demo plant” NSD dengan model engineered vault (kubah) dengan luas 40mx30m. Terdiri dari vault beton bertulang (reinforced concrete vault), tebal dinding 0,6 m, (Gambar 3). Ruang dalam vault di bagi menjadi dua bagian sebagai pemisah adalah dinding beton ketebalan 0,6 m, untuk memisahkan antara paket limbah drum 200 l dan paket limbah shell 950. Vault dibangun di bawah permukaan tanah, minimum 4 m di atas muka air tanah normal. Tinggi bangunan dari pondasi dasar sampai atap bagian dalam 5,5 m.
Gambar 3. Sketsa “Demo Plant” NSD untuk limbah aktivitas rendah tanpa radionuklida berumur panjang/ pemancar α
263
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Untuk mendukung kekurangan tapak di atas maka fasilitas repository didesain dengan beberapa engineered barrier dan natural barrier. Barrier pertama adalah paket limbah immobilisasi dengan beton semen. Ruang di antara paket drum/shell diisi dengan beton. Dinding beton bertulang setebal 0,6 m. Vault ditutup dengan panel-panel beton bertulang untuk perisai biologi bagi operator. Backfill material setebal 2-3 m ditempatkan mengelilingi vault untuk mencegah air masuk ke dalam atau keluar dari vault. Air hujan yang jatuh pada tapak dialirkan ke dalam suatu sistem parit terbuka dan diarahkan masuk ke dalam tangki penampung air. Air dalam tangki tersebut dimonitor secara rutin radioaktivitasnya. Sistem parit luar dibangun mengelilingi vault untuk melindungi terhadap ancaman “banjir” dan mengarahkan aliran ke suatu kanal yang selanjutnya dialirkan ke saluran air atau aliran sungai terdekat.
,masyarakat dan lingkungan hidup baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA 1. SUCIPTA,
2.
3.
4.
KESIMPULAN Konsep desain merupakan langkah awal dari suatu proses pembuatan fasilitas penyimpanan limbah radioaktif dan merupakan langkah yang sangat menentukan untuk proses selanjutnya. Dalam konsep desain ini diusulkan suatu konsep demo plant NSD model engineered vault di sekitar tapak SP4, sebagai langkah maju dalam pengelolaan limbah radioaktif, maupun juga dapat digunakan sebagai ruang peraga untuk kepentingan publik. Prinsip co-location diterapkan karena menguntungkan dari segi biaya transportasi, biaya pembebasan lahan, resiko lingkungan dan biaya sosial dalam hal penerimaan masyarakat serta lebih mudah dalam monitoring. Keberadaan engineered barrier diperlukan untuk menyempurnakan fasilitas repositori, dalam mengungkung limbah agar tidak membahayakan pekerja
264
ISSN 1410-6086
5.
6.
7.
8.
9.
“Pemilihan Tapak Penyimpanan Limbah Radioaktif di kawasan PUSPIPTEK Serpong”, Hasil Penelitian dan Kegiatan Pengelolaan Limbah Radioaktif, Tahun 2001. SUCIPTA, “Konsep Teknologi Penyimpanan Lestari Limbah Radioaktif Dekat Permukaan (Near Surface Disposal) di PPTN Serpong “, Hasil Penelitian dan Kegiatan Pengelolaan Limbah Radioaktif, Tahun 2003. SUCIPTA & SUSILOWATI, D., “Overview of Low and Intermediate Level Radioactive Waste Management Practices in Asia and the Pacific”, Working Material, IAEA, 2003 IAEA, “Near Surface Disposal of Radioactive Wastes”, Safety Series No. 111-S.3, IAEA, Vienna (1995). IAEA, “Siting of Near Surface Disposal Facilities”, Safety Series No. 111-G-3.1, IAEA, Vienna (1994). IAEA. “ Technical Considerations in the Design of near Surface Disposal Facilities for Radioactive Waste”, IAEATECDOC-1256, IAEA-2001 IAEA, “Performance of engineered barrier material in near surface disposal facilities for radioactive waste”, IAEATECDOC-1255, 2001 BPL, “ Data akumulasi immobilisasi limbah Bidang Pengolahan Limbah”, PTLR-BATAN, Tahun 2001 IAEA, “Safety Assessment Methodologies for Near Surface Disposal Facilities”, IAEA-VIENNA2004