Jurnal komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 7, Nomor 2, April 2013
Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai Tiga Media Islam di Indonesia Anggi Septa Sebastian Alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Iwan Awaluddin Yusuf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta
Abstract Rohingya Case in Myanmar attracted the attention for a number of Islamic media in Indonesia, including eramuslim.com site, Republika daily and Sabili magazine. Although all three of Islamic media covering the same case, and even with the same sources, but there are striking differences between all of them. eramuslim.com framing the case as a case of violence involving name of religion. Republika daily saw this case as a organized violation of the law until to be a problem that also resolved by the Non-Aligned Movement. While the Sabili magazine saw as injustice in making policies by Myanmar government that make an oppressed Rohingya by various sides. Keywords: Rohingya Moslem, Islamic media, eramuslim.com site, Republika daily, Sabili magazine. Abstrak Kasus Rohingnya di Myanmar telah menarik perhatian berbagai media Islam di Indonesia, termasuk situs eramuslim.com, harian Republika, dan majalah Sabili. Meskipun ketiga media tersebut sama-sama media Islam, namun terdapat perbedaan cukup menonjol dalam melakukan framing pemberitaan tentang kekerasan yang mengatasnamakan agama. Harian Republika melihat kasus ini sebagai kekerasan terorganisir terhadap hukum sampai menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh Gerakan Non Blok (GNB). Sementara itu, Sabili memandang kasus ini sebagai ketidakadilan pemerintah Myanmar dalam memutuskan kebijakan. Akibatnya, kaum Rohingya merasa ditekan dari berbagai sisi. Kata Kunci: Muslim Rohingnya, media Islam, eramuslim.com.site, harian Republika, majalah Sabili
Pendahuluan
Rohingya. Kasus ini bermula pada 28 Mei
Juni 2012, masyarakat dunia dikejutkan
2012. Seorang gadis Buddha, Ma Thida
dengan kasus yang melibatkan unsur
Htwe
SARA. Kasus ini terjadi di Myanmar dan
dilaporkan tewas ditikam di hutan dekat
lebih
jalan menuju Kyaukhtayan, saat pulang
dikenal
dengan
Kasus
Muslim
(28)
dari
Desa
Kyauknimaw
177
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013
bekerja
sebagai
tersebut
tukang
dilaporkan
jahit.
sebagai
Kasus
teratur dalam hal penebitan, selain itu
kasus
juga
pemerkosaan dan pembunuhan.
berita
yang
dicetak
terdokumentasikan. Sedangkan majalah
Kasus yang melibatkan kekerasan
Sabili unggul dalam hal kedalaman berita.
terhadap Muslim Rohingya di Mnyanmar
Dengan segmentasi yang berbeda-
sebenarnya sudah lama terjadi. Bukan
beda, tentu saja ketiga media ini memiliki
hanya etnis Muslim Rohingya, hampir
kebijakannya masing-masing. Baik yang
seluruh etnis minoritas di Myanmar
terlihat maupun yang tak terlihat. Terlihat
mengalami
serupa.
menyangkut bagaimana berita tersebut
Namun informasi mengenai hal itu sangat
diturunkan, seperti apa kata-kata yang
sulit
karena
digunakan, dan seberapa besar porsi
pemerintahan Junta Militer mengontrol
untuk satu berita. Sedangkan yang tidak
secara ketat arus informasi yang masuk
terlihat
dan keluar. Hal seperti ini serupa dengan
mentukan tema yang diangkat dan sudut
yang
pandang yang digunakan dalam melihat
penindasan
didapatkan.
pernah
yang
Hal
ini
Indonesia
alami
saat
pemerintahan Orde Baru berkuasa.
transisi
menuju
bagaimana
redaksi
berita. Dalam kaitan ini media melakukan
Saat ini, Myanmar sedang dalam proses
adalah
pemerintahan
seleksi
isu
dan
penonjolan
aspek
(Eriyanto, 2012: 233-236).
demokrasi. Pers dengan serta merta dapat
Media dengan mekanisme yang
turut melihat secara lebih mendalam
sedemikian rupa memiliki kebijakannya
mengenai apa yang terjadi di Myanmar.
masing-masing. Kebijakan inilah yang
Termasuk konflik Muslim Rohingya. Hal
membuat media berjalan ke arah yang
ini menarik perhatian media di Indonesia,
dituju. Demikian pula dengan media
khususnya media Islam. Terlebih saat
Islam. Dengan ideologi Islami, pers Islam
kasus Muslim Rohingya kembali mencuat
dianggap
karena
memandang isu dari sudut pandang
bentrokan
yang
terus
terjadi
antara Muslim dan Buddha.
yang
partisan
Beberapa pers Islam Indonesia
semakin mengerucut dan hanya bisa
turut
dinikmati
meliput
kasus
Muslim
oleh
tertentu saja.
eramuslim.com, Harian Republika dan
Media
Majalah Sabili. Ketiga media ini dipilih
masing-masing
karena mewakili masing-masing karakter
memenuhi
massa.
Situs
eramuslim.com
sebagai media online unggul pada sisi kecepatan berita. Harian Republika lebih 178
selalu
keIslaman. Akibatnya sudut pandang pers
Rohingya ini di antaranya adalah Situs
media
karena
yakni
kalangan-kalangan
dengan sudah
kewajiban
sebagai
kebijakannya seharusnya
fungsi
media
persnya, informasi,
pendidikan, dan kontrol sosial. Demikian
Anggi Septa Sebastian & Iwan Awaluddin Yusuf, Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai Tiga Media Islam di Indonesia
pula dengan media Islam, termasuk dalam
Islam
melihat kasus Muslim Rohingya ini.
jurnalistik.
Penelitian mengetahui
ini
bertujuan
bagaimana
memandang
praktik
Penelitian
ini
kerja
dilakukan
untuk
menyusul gencarnya pemberitaan tentang
kasus
Islam dan Muslim pasca tragedi 9/11,
pemberitaan Muslim Rohingya dibingkai
disusul tragedi bom Bali
dan Jakarta.
harian
Penelitian ini kemudian diterbitkan dalam
Republika dan majalah Sabili. Untuk itu,
jurnal berjudul “Justice and Journalism:
fokus penelitian ini adalah pada berita-
Islam
berita
Indonesia and Malaysia”. Hasil dari
oleh
eramuslim.com,
Situs
yang
terkait
dengan
Muslim
and
Journalism
penelitian
waktu Juni-November 2012, di mana
jurnalis
kasus tersebut sedang hangat dibicarakan.
mengekspresikan nilai jurnalisme yang
menganggap
bahwa
masalah pemberitaan mengenai Muslim Rohingya oleh media Islam di Indonesia layak untuk diteliti. Hal ini dikarenakan Indonesia
adalah
negara
dengan
mayoritas Muslim yang besar namun sangat sedikit media yang mengusung nama Islam jika dibandingkan dengan media-media lain. Selain itu masalah Rohingya ini merupakan masalah yang berskala
internasional.
bagaimana
Terbukti
negara-negara
lain
dari turut
peduli dalam upaya menangani kasus
di
Steele
Indonesia
melihat
ini
Rohingya yang diturunkan pada rentang
Penulis
ini,
Values
dan
bahwa
Malaysia
umum tanpa menggunakan istilah-istilah yang terlalu Islami, lebih umum, serta melihat dan memahami arti dari apa yang mereka kerjakan dari sudut pandang Islam. Selain itu, pers di Asia Tenggara, khususnya
Indonesia
dan
Malaysia,
difungsikan sebagai media politik, sosial dan juga dakwah. Beberapa ciri pers Islam di Indonesia dan Malaysia antara lain Truth
(Kebenaran),
Verification
Balance
(Seimbang),
(Verifikasi),
Independences from power (Bebas dari kekuasaan). M. Exsa Firmansyah (2008) juga
Muslim Rohingya. Pertimbangan lainnya, apa yang terjadi di Myanmar merupakan
pernah
pelanggaran
dan
“Ideologi Islam dalam Harian Nasional”.
menerabas batas-batas SARA, yang mana
Riset akademik ini ditulis pada tahun
adalah isu yang sangat sensitif di seluruh
2008. Penelitian ini melihat kebijakan
dunia saat ini.
redaksional
hak
asasi
manusia
masalah
melakukan
penelitian
Republika
Harian
“Konflik
Partai
berjudl
dalam
Kebangkitan
Bangsa”, “Ahmadiyah”, dan “Kontroversi Islam dalam Berita Riset tentang Islam dalam berita
Film
Fitna”.
memposisikan
Hasilnya, diri
Republika
sebagai
media
pernah dilakukan oleh Janert Steele
komunitas Islam yang tidak ingin melihat
(2011). Ia meneliti mengenai bagaimana
kaum Muslim terpecah belah dan merusak 179
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013
tatanan kerukunan yang telah ada. Selain
tidakan. Langkah yang terakhir dari model
itu Republika juga berusaha menjadi
Entman
corong
umat Muslim dan berusaha
recommendation,
menjaga
tali
penyelesaian apa yang ditawarkan untuk
kerukunan
antar
umat
beragama.
ini
treatment
adalah yaitu
solusi
atau
mengatasi masalah/isu. Unit analisis dari penelitian ini adalah Harian Republika periode Juni,
Metode Penelitian Penelitian
ini
ini
menggunaan
analisis framing model Robert N. Entman. Menurut
Entman,
konsep
framing
digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang
sebagai
penempatan
informasi-informasi dalam konteks yang khas. Sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu lain.
menggunakan empat langkah analisis. dari
define
problem,
edisi Agustus dan Desember 2012, dan eramuslim.com
Situs
yaitu
dan sebagai masalah apa. Lalu analis berlanjut ke tahap kedua yaitu diagnose causes, langkah ini melihat: 1) Apa penyebab terjadinya sebuah peristiwa?; 2) apa yang dianggap sebagai penyebab dari
Juni-
penulis pilih karena mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya; Repulika sebagai
harian
nasional
tentu
saja
memiliki jumalah pembaca yang banyak dan luas. Untuk itu peneliti beranggapan bahwa kebijakan yang diusung Republika universal
golongan
terhadap
muslim.
semua
Kencenderungan
Republika untuk condong ke salah satu golongan juga kecil.
menganalisis tentang bagaimana masalah tersebut dilihat. Atau dilihat sebagai apa,
periode
November 2012. Ketiga media tersebut
bersifat
Framing dalam model Entman Berawal
Agustus, September 2012, Majalah Sabili
Bertolak Republika,
belakang
dengan
Sabili
cenderung
Majalah
keras dalam menyerukan suaranya. Akibat dari sikapnya yang keras tersebut, majalah ini sering menjadi bahan pembicaraan di forum-forum internet dan di media sosial.
suatu masalah?; 3) siapa (aktor) yang
Lalu yang ketiga, penulis memilih
dianggap penyebab dari suatu masalah?
media online eramuslim.com. pemilihan
Tahap ketiga analisis analisis berlanjut
ini mempertimbangakan kekuatan media
moral
online disisi kecepatan dan kemudahan
jugdement, langkah ini melihat nilai
akses. Di saat dimana internet sangat
moral apa yang berikan media untuk
mudah
diakses,
menjelaskan sebuah masalah, atau nilai
karena
cepat,
moral apa yang digunakan media untuk
eramuslim.com mewakili pers Islam di
dengan
menggunakan
make
melegitimasi atau mendelegitimasti suatu 180
media mudah,
onlinedipilih dan
murah.
Anggi Septa Sebastian & Iwan Awaluddin Yusuf, Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai Tiga Media Islam di Indonesia
dunia maya dan tidak terbit dalam versi
penyelidikan
cetak.
Republika Selanjutnya, dalam memilih berita
yang
akan
dianalisis,
penulis
yang
terus
dilakukan.
menambahkan
himbauan
kepada masyarakat agar menunjukkan rasa
simpati
sertamenahan
diri
dari
“Muslim
tindakan melanggar hukum. Sedangkan
“etnis
Sabili menyarankan kepada masyarakat
Rohingya”, untuk mempersempit unit
internasional untuk mengambil tindakan
berita yang akan dianalisis.
cepat serta mengamati proses reformasi di
menggunakan Rohingya”,
kata
kunci
“Rohingya”,
dan
Myanmar. b. Luka, Masalah dan Kecaman
Hasil dan Pembahasan 1.
Dunia Islam
Temuan-temuan Utama a. Ketertindasan Muslim Rohingya Dalam
kategori
“Kekerasan
Antar
yang
mendalam
khususnya
yang
tersebut
di
pembantaian
Myanmar
dan
adalah
kekerasan
yang
melihat
peristiwa di Myanmar menimbulkan luka
Agama”, eramuslim.com melihat bahwa terjadi
eramuslim.com
Situs
umat
bagi
dan umat
dikarenakan
Muslim
rasa
yang
simpati
Muslim. rasa
Hal
solidaritas
tinggi,
sehingga
dilatarbelakangi oleh nama agama, Islam-
penderitaan yang dialami oleh Muslim
Buddha. Islam diposisikan sebagai pihak
Rohingya dapat dirasakan oleh umat
yang
Muslim di tempat lain. Berbeda dengan
tertindas.
penanganan
Pemicunya
aparat
yang
adalah
buruk
atas
eramuslim.com,
Harian
Republika
tindakan kriminal yang terjadi beberapa
melihat apa yang terjadi di Myanmar
waktu
bentrokan.
adalah masalah tingkat tinggi yang perlu
Republika melihat apa yang terjadi di
penanganan dari GNB (Gerakan Non
Myanmar sebagai pelanggaran hukum
Blok).
terorganisir serta tindakan anarkistis.
Republika menyamakan konflik Muslim
Pemicunya
ketidakjelasan
Rohingya dengan apa yang terjadi di
informasi. Sedangkan Sabili melihat apa
Suriah, Iran, dan Palestina. Majalah Sabili
yang
sebagai
melihat bahwa dunia, khususnya dunia
berbagai
Islam tidak setuju dan mengecam dengan
sebelum
adalah
terjadi
ketertindasan pihak.
pecah
di
Myanmar
Muslim
Pemicunya
agama,
etnis,
oleh
adalah
dan
perbedaan
bahkan
tingkat
ekonomi.
Hal
tersebut
dikarenakan
apa yang terjadi di Myammar. Situs eramuslim.com menekankan pentingnya peran pemerintah Indonesia
Namun
demikian,
penyelesaian
dalam upaya penyelesaian konflik di
masalah yang diberikan oleh ketiga media
Myanmar.
ini
menekankan pentingnya diplomasi antar
secara
garis
besar
sama,
yaitu
Sedangkan
Republika
181
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013
Berbeda dengan eramuslim.com,
negara-negara ASEAN. Berbeda dengan kedua
media
Sabili
sebelumnya
Republika
justru
melihat
adanya
menekankan pentingnya rasa solidaritas
keterlibatan Amerika dalam penanganan
antar sesama Muslim yang tinggi.
konflik Rohingya. Hal ini sejalan dengan
Penekanan
penyelesaian
yang
diberikan ketiga media tersebut juga berbeda.
eramuslim.com
Situs
proses reformasi demokrasi yang terjadi di Republika
Myanmar. bahwademokrasi
adalah
tumpuan
memberikan tekanan pada pemerintah
Penyelesaian yang ditawarkan Republika
Myanmar dan memberikan perlindungan
adalah membawa persoalan ini ke jalur
bagi
hukum.
korban
yang
mengungsi.
Republika lebih memfokuskan penekanan penyelesaiannya memastikan dibentuk
kepada
komisi
oleh
ASEAN
investigasi
pemerintah
harapan
tumpuan
menyarankan agar pemerintah Indonesia
para
dan
melihat semua.
d. Dari “Imigran Gelap” Menjadi
agar
“Teroris”
yang
Situs
Myanmar
bagi
eramuslim.com
melihat
adanya kekejaman yang dilakukan kepada
bekerja secara transparan. Sabili lebih
Muslim
menenkankan agar diambil tindakan tegas
menonjolkan sisi perlakuan diskriminatif
dan membawa persoalan ini ke jalur
yang dilakukan oleh pemeritah Myanmar.
hukum,
Sedangkan
serta
menekan
pemerintah
Myanmar melalui jalur diplomasi.
Republika
Rohingya,
Sabili
menampilkan
sisi
pergeseran status Muslim Rohingya dari
c. Keterlibatan Amerika
yang sebelumnya imigran gelap menjadi ini,
teroris. Situs eramuslim.com dan majalah
sisi
Sabili hampir sama dalam menentukan
terhadap
penyebab masalah, yakni adanya aksi
pemerintah Myanmar karena aparat yang
kekerasan terhadap Muslim Rohingya.
ditugaskan
Hanya saja eramuslim.com menyebut aksi
Dalam eramuslim.com ketidakpercayaan
kategori menonjolkan asing
untuk menjaga
keamanan
justru ikut menyerang Muslim Rohingya.
kekerasan
Situs eramuslim.com tidak membenarkan
sedangkan Sabili dengan ‘penyerangan’.
tindakan
Berbeda
represif
dan
diskriminatif
itu
dengan
dengan
‘pembantaian’,
eramuslim.com
kepada siapa saja. Untuk itu penyelesaian
Sabili,
yang ditawarkan eramuslim.com dalam
masalah adalah karena warga Muslim
kategori “Keterlibatan Pihak Asing” ini
tidak bisa berakulturasi dengan warga dari
adalah meningkatkan perlindungan dan
etnis lokal lainnya.
simpati dari tiap Muslim serta perlunya
Republika
dan
melihat
Untuk penyelesaian masalah pada
dibuat undang-undang yang melindungi
kategori
hak-hak minoritas.
memberikan penawaran yang
182
penyebab
‘Korban’
ini
ketiganya serupa,
Anggi Septa Sebastian & Iwan Awaluddin Yusuf, Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai Tiga Media Islam di Indonesia
kepada
informasi yang update dalam hitungan
korban. Baik berupa bantuan logistik
menit. Dalam satu hari eramuslim.com
maupun pemberian status pengungsi.
bisa menurunkan dua sampai tiga berita
yaitu
memberikan
bantuan
e. Negosiasi, Penolakan, dan Balas
terkait konflik di Myanmar.
Dendam
Beberapa
eramuslim.com
Situs
melihat
berita
bahkan
menunjukkan jika eramuslim.com hanya
bahwa konflik yang terjadi di Myanmar
memperhatikan
hanya didiamkan saja oleh pemerintah
terbukti dari berita yang belum selesai
Myanmar, tanpa ada tindakan untuk
ditulis,
mengatasi konflik. Sedangkan Republika
eramuslim.com
lebih menyoroti peran Aung San Suu Kyi
dalam menurunkan berita.
sebagai harapan perdamaian di Myanmar.
kecepatan
namun
Dalam
saja.
segera terkesan
Ini
diposting terburu-buru
penulisan
berita
Sabili melihat bahwa kebijakan yang
eramuslim.com kurang memperhatikan
diambil pemerintah tidak adil, karena
unsur kelengkapan berita, seperti halnya
pemerintah Myanmar memutuskan untuk
5W+1H.
mengusir Muslim Rohingya ke kamp-
menekankan pada unsur What-nya saja.
kamp penampungan yang dikelola PBB.
Beberapa lagi unsur-unsur yang lain
Penyelesaian ketiganya
pun
juga
yang
diberikan
berbeda.
Situs
menyusul
Beberapa
menjadi
bersambung.
Apa
berita
hanya
semacam yang
berita
dilakukan
eramuslim.com dengan tegas mengatakan
eramuslim.com sudah tepat mengingat
bahwa akan ada aksi pembalasan terhadap
pembaca yang mengakses berita melalui
kekerasan yang dilakukan kepada Muslim
portal online mengalami keterbatasan
menitikberatkan
layar perangkat yang digunakan. Sehingga
upaya penyelesaian melalui negosiasi dan
jika berita yang ditulis terlalu panjang,
membawa ke jalur hukum. Sedangkan
menimbulkan
Sabili menunjukkan penolakan terhadap
pembaca.
Rohingya.
Republika
kebijakan yang dibuat oleh presiden Myanmar
ketidaknyamanan
bagi
Situs eramuslim.com mengemas berita konflik Rohingya dengan sangat terbuka, ini terlihat dari penggunaan kata dalam judul dan body beritanya. Hampir
2. Praktik Jurnalistik
pada setiap tulisan yang diturunkan
a. Situs eramuslim.com
yang
terselip kata “bantai”, “bunuh”, “brutal”,
Sebagaimana sifat media online
“tewas”, dan kata-kata yang mengarah
unggul
pada unsur kekerasan.
dalam
hal
kecepatan,
eramuslim.com memberitakan peristiwa konflik
di
Myanmar
bagai
rentetan
Dalam
hal
tata
tulis,
eramuslim.com kurang memperhatikan 183
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013
kalimat jurnalistik yang baik. Seperti pada
Myanmar
adalah
kutipan berikut;
kekerasan
komunal
Hal itu juga bisa memaksa Presiden Thein Sein, seorang mantan jenderal yang reformis, berhadapan dengan isu bahwa kelompok-kelompok HAM mengkritik selama bertahuntahun: eksodusnya ribuan muslim Rohingya yang tak punya negara yang tinggal di sepanjang perbatasan dengan Bangladesh dengan kondisi mengenaskan... (berita dengan judul ‘Bentrokan Berdarah Antara Muslim dan Buddha Ancam Myanmar’, 11 Juni 2012).
pembantaian yang
dan
melibatkan
nama agama, yakni Islam vs Buddha. Islam diposisikan sebagai pihak yang teraniaya oleh orang-orang etnis lokal yang
mayoritas
beragama
Buddha,
pemerintah, dan juga sistem kenegaraan. Situs ini juga menyebutkan adanya agenda pembersihan
etnis
oleh
pemerintah
Myanmar. eramuslim.com
Situs
juga
menyoroti tindakan pemerintah Myanmar yang, menurut eramuslim.com seolah-
Contoh lainnya misalkan: Menurut laporan media, warga di daerah terkepung itu tinggal di dalam rumah karena mereka takut kekerasan sektarian mematikan yang sedang berlangsung...” (berita dengan judul ‘Kekerasan Berlanjut Terhadap Muslim Rohingya di Myanmar’, 30 September 2012)
olah mendiamkan konflik yang terjadi di Myanmar.
yang
ditawarkan
eramuslim dalam menyelesaikan masalah pun
terkesan
menyebutkan
beringas. bahwa
Situs
dunia
ini
perlunya
melakukan embargo senjata dan ekonomi terhadap
Kalimat di atas tidak menunjukkan
Solusi
Myanmar
pemerintah
terkait
Myanmar
tindakan
dalam upaya
penggunaan kalimat jurnalistik yang baik,
penyelesaian konflik. eramuslim.com juga
cenderung bertele-tele dan tidak jelas
memberikan
gagasan utamanya. Padahal, yang menjadi
tindakan balas dendam dari kelompok-
patokan
kelompok Muslim di Asia.
dalam
penulisan
kalimat
jurnalistik hanyalah soal kejernihan isi berita agar pesan bisa sampai pada pembaca dengan baik (Dewabrata, 2004: 188). Selain itu kalimat tersebut juga menunjukkan bahwa berita yang dilansir dari
sumber
asing
langsung
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia tanpa
memperhatikan
kaidah-kaidah
pelansiran. Terlepas dari itu semua, dalam mendefinisikan masalah, eramuslim.com melihat bahwa peristiwa yang terjadi di 184
ancaman
akan
adanya
Situs eramuslim.com juga tidak lupa menyoroti kebijakan yang diambil pemerintah
Indonesia
upaya
penyelesaian
eramuslim.com
terkait
terus
dengan konflik.
merongrong
pemerintah Indonesia untuk melakukan desakan kepada Myanmar agar konflik ini segera berakhir. Cara eramuslim.com mengemas berita terkait dengan konflik Rohingya menunjukkan
karakteristik
eramuslim
Anggi Septa Sebastian & Iwan Awaluddin Yusuf, Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai Tiga Media Islam di Indonesia
yang keras dan tegas. Bisa dikatakan, eramuslim adalah media Islam radikal.
dengan
memberitakan
Myanmar
dengan
media
peristiwa
lebih
di
tertutup.
Walaupun media dengan nuansa Islam, namun
Republika
lebih
memilih
menurunkan berita-berita yang mengarah pada sisi perdamaian.
sering muncul adalah ‘ketokohan’, dan tokoh yang sering ditampilkan Republika terkait berita konflik Rohingya adalah Aung San Suu Kyi. Suu Kyi sendiri adalah tokoh reformasi Myanmar yang sempat menjadi tahanan rumah di era Junta Militer karena sering mengampanyekan demokrasi dan dianggap berbahaya. Kini, pemerintahan
oleh
untuk membawa persoalan konflik ini ke ranah hukum, dan mengajak seluruh pembacanya untuk menunjukkan simpati terhadap konflik rohingya, serta menahan diri dari tindakan melanggar hukum. Selain itu Republika juga menyarankan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang
disepakati
kedua
pihak
yang
berkonflik, yakni bernegosiasi.
Terbukti dari nilai berita yang
setelah
ditawarkan
eramuslim.com. Republika menyarankan
sebelumnya, Republika, sebagai koran nasional
yang
Republika juga tidak terlalu keras seperti
b. Harian Republika Berbeda
Solusi
Junta
Militer
Dalam hal waktu dan kebaruan, Republika
masih
eramuslim.com.
kalah
Republika
dengan terhambat
waktu cetak dan ruang. Tema-tema yang dipilih Republika cenderung mengarah pada upaya perdamaian melalui jalur diplomatik. Tidak ada kalimat-kalimat yang berkesan kekerasan pada tiap judul yang diturunkan, juga dalam isi beritanya.
runtuh dan berganti menjadi demokrasi,
Dalam penulisan, Republika lebih
Suu Kyi dibebaskan dari status tahanan
memperhatikan unsur kelayakan berita,
rumah. Beberapa waktu lalu dia bahkan
yaitu akurat, lengkap, adil dan berimbang,
menerima nobel perdamaian dan didaulat
objektif,
menjadi tokoh demokrasi Myanmar.
(Kusumaningrat
Republika
menggambarkan
konflik yang terjadi di Myanmar sebagai peristiwa pelanggaran hukum terorganisir yang dapat mengancam masa depan Myanmar. Bukan sebagai konflik antar dua
agama,
2006: 48).
jelas, dan
dan
hangat
Kusumaningrat,
Walaupun tidak semuanya
terpenuhi. Selain itu, Republika juga sangat memperhatikan unsur 5W+1H, sehingga beritanya lebih enak dibaca. Dari nilai tokoh yang dimunculkan Republika,
terlihat
bahwa
Republika
yang
eramuslim
Pemicunya
adalah
adalah koran yang menjunjung tinggi
informasi
sehingga
semangat demokrasi. Dalam berita-berita
membuat orang-orang bertindak tanpa
yang terkait dengan konflik Rohingya pun,
gambarkan. ketidakjelasan
seperti
ringkas,
arah. 185
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013
Republika menyebutkan bahwa demokrasi
jauh
adalah tumpuan dan harapan bagi semua.
menekankan untuk terus memberikan
Republika.
dengan
Sabili
Republika
bantuan kepada pengungsi korban konflik.
menempatkan dirinya sebagai surat kabar
Sabili juga menyarankan agar persoalan
Islam yang tidak terjebak dalam perilaku
dibawa ke jalur hukum.
Dengan
partisan
ini,
yang
eksplisit.
yang
Rentang waktu penerbitan yang
yang
lebih lama dari kedua media sebelumnya,
kosmopolitan (Afifi, 2005: 314). Hal ini
eramuslim.com dan Republika membuat
sesuai dengan slogan all you can read,
berita yang turunkan lebih mendalam dan
ditampilkan
mengingat
adalah
Republika
Islam Islam
adalah
koran
lebih variatif karena biasanya ditulis dari
nasional dengan segmen pembaca yang
berbagai
lebih variatif.
konflik Muslim Rohingya juga banyak ditampilkan
c. Majalah Sabili Sabili
Majalah
sumber.
juga
memliki
pandangan tersendiri mengenai konflik
Foto-foto
mengingat
tentang
ruang
yang
diberikan cukup banyak, yakni tiga sampai delapan halaman.
Rohingya. Sabili, sebagai representasi
Kombinasi tata letak dan foto bisa
umat Islam (Afifi, 2005: 318) memandang
dibilang paling baik dari dua media
konflik Rohingya sebagai tindakan yang
sebelumnya. Hanya saja isu Rohingya
tidak disetujui dunia dan menuai banyak
tidak menjadi isu utama dalam tiap edisi
kecaman.
Sabili. Hal ini terlihat dari sampul yang
Muslim diposisikan sebagai pihak yang
tertindas
oleh
berbagai
pihak,
bahkan oleh media yang menyamakan Muslim Rohingya dengan Muslim garis keras. Sabili juga melihat menekankan isu bergesernya
status
warga
Muslim
dipilih
Sabili,
menggambarkan
tidak
satupun
Muslim
yang
Rohingya
sebagai isu utama. Bahkan menuliskan judul
artikel
tentang
Muslim
Rohingyapada sampul pun hanya satu kali di edisi 2 Agustus 2012. Namun
Rohingya dari yang semula dianggap
tidak
terlalu
Tuduhan tersebut dilakukan pemerintah
konflik ini. Penggunaan judul tidak se-
Myanmar dengan tanpa bukti. Menurut
provokatif eramuslim.com namun juga
Sabili yang menjadi penyebab terjadi
tidak se-tertutup Republika. Tampak pada
konflik adalah karena adanya perbedaan
pemilihan kata judul tersebut Sabili ingin
keyakinan, keragaman etnis dan juga
pembacanya
kesenjangan ekonomi.
solidaritas sesama Muslim.
dalam
tawaran
penyelesaian konflik, Sabili tidak berbeda 186
dalam
Sabili
sebagai imigran gelap menjadi teroris.
Namun
terbuka
demikian,
memberitakan
meningkatkan
rasa
Anggi Septa Sebastian & Iwan Awaluddin Yusuf, Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai Tiga Media Islam di Indonesia
3. Perbandingan Antar Media
seperti Republika. Hal ini memungkinkan
Situs eramuslim.com cenderung
karena pada media cetak, proses seleksi
keras dan seolah menebar permusuhan
isu lebih ketat dan berlapis (Syahputra,
pada pihak-pihak yang menindas dan
2006: 55).
menganiaya dilakukan
Muslim.
Hal
tersebut
eramuslim.com
melalui
Penutup
pemilihan kata yang digunakan pada judul dan body berita.
Harian Republika dan Majalah Sabili
Sedangkan Harian Republika tidak sekeras
Walaupun Situs eramuslim.com,
eramuslim.com
dan
memberitakan
masalah
yang
sama,
lebih
dengan sumber yang sebagian besar juga
menonjolkan sisi perdamaian dan juga
sama, ketiganya tetap menampilkan sisi
upaya diplomasi untuk meredam konflik.
yang berbeda.
Terlihat bagaimana Republika menggiring opini pembaca dengan sangat rapi dengan memunculkan isu dengan konsisten, tidak serampangan.
Hal
tersebut
didukung
dengan cara menuturkan yang baik dan lugas.
Tampaknya
jurnalis
Republika
sangat paham bagaimana menyajikan berita dengan cara memilih isu-isu yang jauh dari konflik, dan sebaliknya justru menghadirkan
resolusi
konflik
Hal ini membuktikan bahwa selain menjalan fungsi sosial dan ekonomi, media juga menjalankan fungsi ideologis (Waziz,
2012:
3).
Karena
pada
kenyataannya, pilihan makna dan simbol, sengaja atau tidak merupakan pilihan atas ideologi masing-masing media (Waziz, 2012: 73). Keterbatasan penelitian ini terletak
dalam
beritanya. Tentu saja ini tidak hanya
pada
berasal dari faktor wartawan saja.
penulis miliki tidak lengkap. Terutama
Selanjutnya, Majalah Sabili lebih menekankan
sisi
solidaritas
sesama
Muslim. Dengan karakteristiknya, Sabili tidak menampilkan berita dengan terlalu terbuka atau terlalu tertutup. Kesan yang ditampilkan adalah tegas. Walaupun tidak menjadi isu utama, namun porsi yang diberikan untuk memberitakan Muslim Rohingya cukup banyak, yakni hingga delapan halaman. Perangkaian isu dari berbagai sumber tidak dilakukan secara serampangan. Agenda isu juga jelas, sama
dokumentasi
arsip
berita
yang
untuk berita dari Harian Republika. Sehingga
kurang
menggambarkan
konstruksi realitas media tersebut. Selain itu, penulis tidak melakukan penelusuran berita
dari
Dengan
situs-situs
itu
yang
penulis
dilansir.
tidak
bisa
menyimpulkan dengan yakin bahwa berita yang
diturunkan
tersebut
oleh
benar-benar
ketiga
media
dilansir,
sesuai
dengan kaidah pelansiran atau hanya diterjemahkan.
Penulis
juga
hanya
menganalisis berita tekstual. Akan lebih lengkap
rasanya
jika
penulis
juga 187
Jurnal komunikasi, Volume 7, Nomor 2, April 2013
melakukan wawancara dengan pekerja ketiga media yang penulis teliti. Penelitian selanjutnya, sebaiknya meneliti
dengan
menggunakan
sudut
pandang yang berbeda. Misalnya, politik keagamaan, relasi kuasa, ekonomi media, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Afifi, Subhan. 2005. “Profil Pers Islam di Era
Jurnal
Reformasi”.
Komunikasi, Volume 3 Nomor 3, (September-Desember 2005). Dewabrata
A.
M.
2004.
Redaksional
Harian Umum Republika. Skripsi Prodi Komunikasi FPSB UII Eriyanto.
2012.
Analisis
Kusumaningrat.
2006. Teori
dan
Praktik.Bandung: Remaja Rosda
188
2011
Justice Islam
and and
Journalistic Values in Indonesia SAGE Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Pendidikan
Nasional. Waziz, Kun. 2012. Media Massa dan
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama
Karya.
Janet.
Departemen
Framing.
Yogyakarta: LkiS.
Jurnalistik:
Steele,
and Malaysia. Wasington DC:
Firmansyah, M.Exsa.2008. Ideologi Islam Kebijakan
Damai. Yogyakarta: Pilar. Journalism:
Kalimat
Jurnalistik. Jakarta: Kompas. dalam
Syahputra, Iswandi. 2006. Jurnalisme
Ilmu
Konstruksi Realitas. Malang dan Yogyakarta: Aditya Media.