Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
KEPRIBADIAN MUSLIM DALAM PENDIDIKAN ISLAM DRA. HASNIDAR KARIM, M.PdI
Abstraksi Kepribadian muslim dalam hubungannya dengan pendidikan Islam mengandung yang komplek lagi sempurna sebagai suatu tinjauan yang ingin dicapai dalam semua proses usaha yang ada dalam pendidikan Islam komplikasitas kepribadian muslim mencakup aspek-aspek (daya) yang ada diantaranya aspek akal (kognitif) aspek afektik (rohani) dan aspek motorik (jasmani).Pendidikan Islam merupakan proses pendekatan untuk membantu manusia untuk mencapai pada tingkat kesempurnaan yaitu manusia yang mencapai ketinggian iman dan ilmu yang ditujukan dengan amal shaleh artinya proses pendidikan islam harus diarahkan dalam rangka sebagai pembangkit dan penggali potensi-potensi manusia. Kata Kunci : Kepribadian Muslim, Pendidikan Islam.
PENDAHULUAN Perubahan yang terjadi di era globalisasi, manusia dalam kehidupannya dapat saja dengan mudah mengalami perobahan, yaitu pergeseran nilai-nilai moral (Kepribadian) manusia secara individu bahkan imbasnya pada masyarakat secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam perobahan, baik perobahan kebutuhan, oreintasi, tingkah laku, dan masa depan manusia. Masa demi masa bangsa Indonesia, telah mengalami pergeseran-pergeseran nilai, baik dibidang sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, yang pada umumnya dibarengi dengan prestasi kefisikan berkat kegiatan pembangunan yang telah dilakukan.(Am.Saifuddin,1993:73). Sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi pada pola hidup, pola piker, sikap, tingkah laku dari masyarakat itu sendiri tanpa kendali oleh siapapun kecuali pribadipribadi sendiri. Dengan adanya perobahan tersebut pandangan terhadap nilai-nilai kemanusiaan akan berobah seperti : Kesenjangan sosial yang semakin tinggi antara yang kaya dan miskin, meningkatnya tidak kriminalitas, seperti pembunuhan sadis, meningkatnya kenakalan remaja, berkembangnya pergaulan bebas dan merosotnya kepedulian sosial masyarakat.(Husin Rahim,2001:33) Dengan melihat fenomena-fenamena pergeseran nilai-nilai kepribadian manusia dalam kehidapannya sehari-hari sudah tidak 125
Hasnidar Karim, Kepribadian Muslim …
mencerminkan kepribadian manusia dimana salah satu perobahan tersebut adalah pengaruh dalam lingkungan masyarakat secara luas. Setelah mengamati fenomena-fenomena yang ada dalam masyarakat pemerintah Indonesia berupaya mengantisipasi dengan usaha menanamkan nilai-nilai kepribadian manusia sejak dini lewat uasaha pendidikan sebagaimana dalam undang-undang pendidikan nasional (UU RI No.20 tahun 2003) disebutkan : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.(Anonim,1992) Tujuan pendidikan nasional diatas menunjukan adanya satu harapan dalam proses pendidikan, dengan menanyakan mampukah pendidikan dalam menuntaskan persoalan besar diseputar perobahan nialai-nilai kehidupan dengan segala implikasi budaya yang mengeringinya.( Tabrani dkk,1994: 110). Dengan demikian, perobahan tentang pergeseran nilai itu merupakan tantangan dan mampukah dunia pendidikan mengantisipasinya sesuai dengan dasar potensi (fitrah) manusia sejak diciptakan sehingga bagaimana pendidikan sebagai suatu insrumen pengembangan potensi manusia, diantaranya potensi moral yang akan menjadikan, manusia secara esensi dan eksistensinya sebagai makhluk religious (homo religious) dapat terwujud.5Dari potensi dasar inilah bangsa Indonesia ingon membentuk pribadi bangsa yang berke Tuhanan dengan selalu melihat kultur bangsa sendiri, yang beragama,berbudi luhur dan menjunjung tinggi harkat manusia dalam arti sebagai hamba sekaligus sebagai Khalifutullah, sehingga nantinya dalam pembangunan (pengembangan potensi) tidak akan berakibat pada bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak ber Tuhan.Maka petama –tama yang diperhatikan adalah penanaman nilai-nilai kemanusiaan agar mencapai keyakinan tentang wujudnya Tuhan (beragama). Dalam hal ini perlunya penanaman nilai-nilai dan norma-norma Agama bagi kepentingan hidup manusia di atas bumi, baru actual dan fungsional bila diinternalisasikan ke dalam pribadi melalui proses kependidikan yang konsisten, terarah kepada tujuan. Oleh karena itu proses kependidikan Islam memerlukan suatu konsep yang dapat dikembangkan menjadi teoritis kependidikan akan dapat berdiri tegak diatas pondasi pandangan dasar (filofi) yang telah digariskan oleh Tuhan di dalam Kitab Suci-Nya Al-Qur’an Al-Karim.(H.M.Arifin,1993:2).
126
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
PENDIDIKAN ISLAM A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM Menurut para ahli pendidikan Islam generasi berikutnya mempormulasikan hakikat pendidikan Islam sebagaimana dalam penjelasannya sebagai berikut : 1. Muhammad As Ibrahim (Banglades) mengatakan bahwa pendidikan Islam ialah suatu system pendidikan yang memungkimkan seseorang dapat mengarahkan kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. 2. Muhammad Fadlil Al Jamaly memberikan arti pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia yang lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.(Muhaimin dkk,1993:131). Dari beberapa pengertian diatas yang telah diuraikan oleh para ahli pendidikan Islam, disini akan penulis tawarkan suatu bentuk rumusan pendidikan Islam sebagai salah satu rekontruksi atas pengertian yang berpijak pada kerangka dasar filsafat Pendidikan Islam, yaitu Pendidikan Islam sebagai proses pendekatan untuk membantu manusia untuk mencapai pada tingkat kesempurnaan yaitu yang pada ketinggian Iman dan Ilmu yang ditunjukkan dengan amal shaleh. Artinya proses pendidikan Islam harus diarahkan,dalam rangka sebagai pembangkit dan penggali potensi manusia (anak). B. DASAR PENDIDIKAN ISLAM Dasar pendidikan Islam mempunyai dua segi, yaitu dasar ideal dan dasar operasional. Dasar ideal pendidikan Islam, Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, Katakata Sahabat, Kemasyarakatan Umat (Sosial), Nilai-nilai dan adat Kebiasaan Masyarakat, dan Hasil Pemikiran Para Pemikir Islam. (Muhaimin dan Abdul Mujib,1993:145). Keenam dasar ideal ini merupakan hirarki yang tidak dapat diubah susunannya walaupun hakikatnya keseluruhan dasar itu telah mengkristal dalam Al-Qur’an dan As-sunnah. C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Tujuan pendidikan Islam menurut Muhammad Athiya Al-Abrasyi dalam bukunya at-tarbiyah al-islamiyah berpendapat: 1. Pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan Islam, tanpa mengabaikan pendidikan jasmani,akal dan ilmu praktis. 2. Mempersiapkan dan membekali anak untuk manatap kehidupan didunia dan diakhirat. 3. Menumbuhkan dan mengembangkan segala aspek –aspek yang dapat memberikan mamfaat. 127
Hasnidar Karim, Kepribadian Muslim …
4. Memberikan dan menumbuhkan kiat dan semangat ilmiah dengan mengkaji berbagai ilmu demi kepentingan ilmu itu sendiri. 5. Memberikan bekal keterampilan professional untuk kelansungan hidup sebagai modal mencari nafkah.(Muhammad Athiyah Al-Abrasyi ,1970:1-4). D. MATERI PENDIDIKAN ISLAM. Materi Pendidikan Islam dilihat dari aspek-aspek pendidikan yaitu : 1. Pendidikan keimanan 2. Pendidikan Akhlak 3. Pendidikan Akliyah 4. Pendidikan Sosial 5. Pendidikan Jasmani. (Zainuddin dkk,1991 :96). KEPRIBADIAN MUSLIM A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN MUSLIM. Kepribadian menurut tinjauan buku psikologis, kepribadian berasal dari kata” personality” (bahasa inggris), dari kata person (bahasa yunani) yang berarti “topeng”, yang maksudnya menggambarkan prilaku melalui watak atau pribadi seseorang. Untuk “person” (bahasa inggris) meyakinkan dengan otot yang selanjutnya dipindahkan kedalam bahasa inggris menjadi personality yang berarti kepribadian.(Jalaluddin dan Usman Said,1999 :89). Untuk lebih jelasnya dalam pembahasan kepribadian itu, akan diketengahkan teori kepribadian yang telah dibahas oleh para ahli mengenai definisi kepribadian sebagaimana keterangan dibawah ini : 1. Mark.A.May memberikan suatu kesempulan mengenai kepribadian adalah nilai peransang sosial seseorang atau suatu yang ada pada seseorang yang memungkinkan untuk member pengaruh kepada orang lain.(Agus Sujanto et al,1991:11) 2. Garret, Defenisi kepribadian menurut para ahli jiwa bukan hanya mencakup sifat (cirri karakter) bagaimana seseorang bertingkah laku dalam kehidupan dalam situasi sehari-hari. Melainkan bersamaan juga factorfaktor jasmaniah, penampilan, intelegensia, bakat dan sifat karakteristik. Semuanya ini menyumbang atau totalitas kualitas seseorang bagi kesan orang lain tentang dirinya.(Tim Dosen FIP-IKIP Malang,1981:129-130). 3. Gordon W.Aliport memberikan defenisi kepribadian yang dikutip oleh Abdul Aziz Ahyadi dalam bukunya : Kepribadian adalah organisasi system jiwanya yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.(Abdul Aziz Ahyadi,1991 :67). Memahami dan menganalisa pendapat para ahli tersebut secara esensial sudah termuat ciri-ciri yang mendasar dari kepribadian seseorang. Yaitu adanya suatu sistem organisasi yang bersifat dinamis sesuai dengan 128
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri dan lingkungan yang berada dalam masing-masing individu. Pembentukan kepribadian muslim merupakan proses sepanjang hidup, yang dibentuk melalui bimbingan dan pembinaan.Sehingga menberi peluang bagi usaha-usaha dalam proses pendidikan tentu pendidikan yang diorientasi dan tujuannya sejalan dan searah dengan nilai-nilai terkandung dalam ajaran Islam. Dalam kaitan ini, melalui usaha pendidikan Islam sebagai sarana usaha secara bathiniah maupun secara lahiriyah. Tingkah laku lahiriyah seperti :Cara berbicara, berjalan, makan, minum, berhadapan dengan tamu dan lainnya. Sedangkan bathiniyah seperti penyabar, ikhlas, tidak iri dengki, sikap terpuji, dan lainnya.Semua timbul dari dorongan bathiniyah.(Jalaludin dan Usman Said,1999:92). Dengan demikian kepribadian muslim merupakan sistim organisasi yang mempunyai cirri khas bahwa keseluruhan sifat dan tingkah laku seseorang baik yang di tampilkan secara bathiniyah maupun lahiriyah dalam kehidupan seharihari mencerminkan nilai-nilai agama Islam.(muslim). B.
ASPEK-ASPEK KEPRIBADIAN MUSLIM Para ahli psikologi memberikan penilaian dan penekanan bahwa yang dipelajari dalam psikologi bukanlah jiwa saja, baik perilaku yang kelihatan (overt) maupun yang tidak kelihatan (covert). Sebagaimana bisa dilihat dalam beberapa pendapat yang membahas kepribadian seseorang yang ditinjau dari struktur atau aspek-aspek kepribadian diantaranya; 1. NY.Yoesoef Noieyinwan menganalisis kepribadian ke dalam 4 daerah bagian atau aspek yaitu : a. Vitalitas sebagai konstanta dari semangat hidup pribadi b. Tempireman sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta cara bereaksi dan bergerak c. Watak sebagai konstanta dari hasrat, perasaan dan kehendak pribadi mengenai nilai-nilai d. Kecerdasan, bakat, daya nalar sebagai konstanta kemampuan pribadi.(Abdul Aziz Ahyadi:1991:69-70). 2. Abdul Aziz Ahyadi menganalisis tingkah laku manusia kedalam tiga aspek atau fungsi yaitu: a. Aspek kognitif (pengamatan) yaitu pemikiran,ingatan, hayalan, daya bayang,inisiatif, kreatifitas, pengamatan dan pengendraan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan. Mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku. b. Aspek afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan dan elemen motivasi 129
Hasnidar Karim, Kepribadian Muslim …
lainnya disebut aspek kognitif atau psikomotorik (kecendrungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan demgan aspek afektif. Kedua aspek ini sering disebut dengan aspek finalis yang berfungsi sebagai energy atai tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku. c. Aspek motorik yang berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.(Abdul Aziz Ahyadi :68-69). C. IDENTITAS KEPRIBADIAN MUSLIM Kepribadian muslim merupakan salah satu kepribadian yang memiliki cirri khas dari keseluruhan tingkah laku , sikap, cita dan hasrat, baik secara lahiyah maupun bathiniyah. Hal ini dapat dikatakan, kata muslim sebagai identitas atau yang menandai rasa diri seseorang lebih tegasnya kepribadian muslim adalah satu dari berbagai macam bentuk kepribadian manusia. Sebagaimana telah disebutkan bahwa kata muslim mempunyai makna menyerahkan atau penyerahan diri kepada Allah SWT. Sebagai pencipta.Sedang subtansi Islam adalah Iman (percaya) kepada Allah SWT. Sebagai pencipta dan penguasa segenap alam hal mendasar keimanan seseorang ialah ketika setelah ruh (ciptaku) ditiupkan kedalam kandungan seseorang wanita atau janin atau ruh (beraksi). Meyakini Allah sebagai tuhannya (al—khaliq) (QS 15,25). PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM MELALUI KELUARGA Pembinaan Pribadi Anak di Lingkungan Keluarga. Orang tua adalah Pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak lansung yang dengan sendirinya akan masuk dalm pribadi anak yang sedang tumbuh. (Jalaludin dan Usman Said,1999 :94) Tingkah laku semuanya ditiru oleh anak. Oleh karena itu peneladanan sangat perlu, ketika akan makan, misalnya ayah membaca basmalah, anak-anak menirukan itu. Tatkala orang tuanya sholat, anak diajak sholat, sekalipun mereka belum mengetahui cara dan bacaannya. Tatkala puasa ramadhan, orang tua mengajak anak makan sahur bersama. Meskipun pada pukul Sembilan mereka sudah berbuka dan tatkala ayah pulang dari berpergian atau tatkala akan meninggalkan rumah acapkanlah salam, begitulah yang kita ajarkan dalam ajaran-ajaran yang lain.Pokoknya anak itu dilatih dengan cara meneladankan.Dan itu dibiasakan oleh karena orang tua adalah pendidikan utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya disebut pendidikan utama karena besar 130
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
sekali pengaruhnya. Disebut pendidik utama karena merekalah yang mendidik anak. (Ahmad Tafsir,1995 :8) Dengan demikian, keluarga yang peran yang sangat penting dan utama yaitu suatu lembaga yang menjaga mengembangkan dan mendidik fitrah anak supaya tetap pada jalan yang dikehendaki sang khaliq yaitu ikhtiar dan berserah diri kepada Allah SWT (tawakal). Tanggung jawab orang tua untuk medidik anak tersebut dimulai sejak lahir sampai ke liang lahat (kubur) sebagaimana sabda Rasul” carilah ilmu dari lahir sampai liang lahat (kubur)”. Maksudnya pendidikan suatu proses yang berangsur-angsur dan berkembang sampai dewasa yitu mampu memikul beban segala kewajiban sebagai manusia.( Abdullah Nasik Ulwah,1981:143).Sebab selama anak belum mampu memikul beban kewajiban tersebut masih menjadi tanggung jawab orang tua. Selanjutnya untuk menjaga fitrah anak orang tua sebagai orang pertama yang bertanggung jawab sebagai pendidik tersebut. Diperlukan pengupayaan untuk mendapat mengembangkan dan menggali sesuai dengan harapan sang pencipta. (Ahmad D,marimba,1989:59).Oleh sebab itu anak sebelum mengenal dan hidup dalam lingkungan luar keluarga, perlu diberikan pendidikan yang utama yang tidak lepas dari ajaran pokok sebagai pondasi pendidikan selanjutnya.Pendidikan Iman, Pendidikan Ibadah, dan Akhlak. B.
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM MELALUI SEKOLAH Tanpa melihat aspek historis berdirinya sekolah sebagai lembaga pendidikan, bahwa penanaman dan pembinaan dalam rangka pembentukan kepribadian anak yangtelah dilakukan oleh orang tua sebagai pendidik utama dalam keluarga. Jadi pengethuan anak diproleh dari orang tua dan teman – teman sepermainan yang secara tidak lansung ikut andil dalam memberikan pengaruh dan pengalaman, sebagai dasar pengetahuan pribadi anak di sekolah. Dan perlu diingat kembali bahwa orientasi dan tujuan pendidikan islam yakni yang disimpul dengan ungkapan sederhana ”Membentuk Manusia Yang Berkepribadian Muslim” artinya proses dalam upaya pembinaan dan pengajaran agar mampu merealisasikan segenap potensi atau daya (bersumber dari fitrah). Yang dimiliki manusia secara totalitas (kaffah). Halini memberikan pengertian bahwa dalam usaha pembinaan dan pengajaran pendidikan di sekolah terhadap anak didik harus internalistik, artinya pengembangannya harus totalitas yakni aspek jasmani, akal dan jiwa.(Abdurrahman An-Nabbawi,1995:146).Jadi bukan hanya faktor akal saja, atau jasmani saja tetapi menyeluruh termasuk yang didalamnya adalah penanaman rasa percaya pada tuhan. Kenyataan ini direalisasikan salah satunya dalam lembaga pendidikan sekolah yaitu melalui kurikulum atau “manhaj” sebagai sesuatu yang harus 131
Hasnidar Karim, Kepribadian Muslim …
dilalui oleh pendidik dan anak sebagai terdidik, untuk mengembangkan pengetahuan kerampilan dan sikap dan anak sebagai terdidik, untuk mengembangkan pengetahuan ketermpilan dan sikapmereka. Telah kita ketahui bahwa dalam kurikulum sekolah tidak kurang dari 4 aspek yang terdiri dari: 1. Tujuan pendidikan 2. Materi (bahan) yaitu pengetahuan,kegiatan dan pengalaman-pengalaman 3. Metode yang berisikan tentang pengajaran dan membimbing anak mendorong mereka belajar dan membawa kearah tujuan yang telah direncanakan. 4. Cara penilaian (evaluasi) terhadap proses belajar mengajar.(Abdurrahman An-Nabbawi,1995:486-487). Untuk itu hal yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan selanjutnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad D. Marimba yakni usia anak sekolah dasar antara 6 -7 tahun sampai 12 - 13 tahun biasanya juga disebut masa intelek. Anak-anak sekolah yang telah cukup matang untuk belajar, dasar-dasar berhitung, ilmu pengetahuan ilmuah dan kemasyarakatan, penambahan, Dirumah tangga (keluarga) tidak selamanya tersediakesempatan dan kesanggupan pendidik untuk member pelajaran-pelajaran. Dalam hal ini ada sekolah yang telah diatur dan disiapkan sedemikian untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka terutama pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang telah disiapkan disekolah haruslah merupakan lanjutan, setidak-tidaknya jangan sampai bertentangan dengan apa yang telah dibarikan dalam keluarga. (Ahmad D.Marimba1989:60). Oleh karena itu pendidikan dalam keluarga dan sekolah harus sepaham, sehingga kepribadian anak akan tumbuh tergantung dari pengalamannya baik itu dilingkungan keluarga maupun dilingkungan sekolah. C. PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM MELALUI MASYARAKAT Dalam suatu masyarakat akan terkumpul (terakomondasi) berbagai macam tujuan yang lebih besar dan menyeluruh yakni terbinanya hubungan yang harmonis, persaudaraan sejati, memepertahankan kebenaran, menetapkan dasar keadilan dalam hak dan tanggung jawab antara sesama manusia tidak mengutamakan sesiapa kecuali atas dasar taqwa dan shaleh, dan nilai akhlak luhur dan utama yang menjadi asas pembinaan sosial yang baik menurut Islam (manusia menyeluruh).(Omar Muhamad Al-Taumy AsSayabany, 1997:165-166). Hal ini sesuai dengan tujuan yang diturunkan ajaran Islam yaitu menyusun hubungan baik antara manusia dengan tuhannya juga mengatur aspek-aspek kehidupan sosial. Keluarga merupakan unit pertama bagi pembentukan suatu masyarakat pada tahap institusi. Hal ini merupakan jembatan meniti bagi generasi yang akan datang. Keluarga merupakan perserikatan yang mula-mula sekali yang 132
Al-‘Ulum; Vol. 1, Tahun 2012
dihayati oleh bayi selepas lahir. Didalamnya ia berinteraksi dan mengambil asas-asas bahasa, nilai ukuran perilaku, kebiasaan kecendrungan jiwa sosial dan dasar-dasar kepribadian. Melihat dari segi pentingnya keluarga, maka wajiblah ia dirikan atas dasar kebenaran, keadilan, kasih saying, tolong menolong dan saling menghormati.(Omar Muhamad Al-Taumy AsSayabany,1997:204-205). Tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan adalah kelanjutan dari pendidikan keluarga dan bersama-sama pendidikan disekolah. Tanggung jawab pendidikan dimasyarakat perlu suatu pembinaan dan pembimbing terhadap anak agar tetap terjaga fitrahnya yaitu tetap dalam kesucian dan terhindar dari berbagai Penyelewengan atau perantara lain sebagai kelompok-kelompok khusus. Tetapi dalam masyarakat modern peranan keluarga sebagai penyaluran kebudayaan tidak mencakupi bagi dan dilengkapkan dengan lembaga-lembaga lain yang mengatur pendidikan dan pengajaran.(Moijar Polak,1982:109-110). Dan tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan adalah kelanjutan dari pendidikan keluarga dan bersama-sama pendidikan sekolah.Tanggung jawab pendidikan dimasyarakat perlu suatu pembinaan dan pembimbingan terhadap anak agar tetap terjaga fitrahnya yaitu tetap dalam kesucian dan terhindar dari berbagai penyelewengan atau kehinaan. Selain itu pembimbingnya juga dituntut untuk menenamkan konsep-konsep keimanan kedalam hati anak, pada berbagai kesempatan dengan cara mengarahkan pandangan mereka pada berbagai gejala alam yang menunjukkan kekuasaan, kebebasan dan keesaan Allah SWT serta membiasakan mereka untuk berprilaku secara Islam.(Abdurahman An-Nahlawi,1995:176-177). PENUTUP 1. Pendidikan Islam merupakan proses pendekatan untuk membantu manusia untuk mencapai pada tingkat kesempurnaan yaitu manusia yang mencapai ketinggian iman dan ilmu yang ditujukan dengan amal shaleh. 2. Kepribadian muslim dalam hubungannya dengan pendidikan Islam mengandung makna yang komplek lagi sempurna sebagai suatu tinjauan yang ingin dicapai dalam semua proses usaha yang ada dalam pendidikan Islam komplikasitas kepribadian muslim mencakup aspek-aspek (daya) yang ada. 3. Tujuan dalam pendidikan Islam upaya untuk membentuk manusia kepribadian muslim merupakan tanggung jawab bersama (kolektif) artinya upaya pembentukan tersebut tidak terlepas dari proses pendidikan dalam keseluruhan kehidupan yaitu dari mulai anak lahir dalam lingkungan keluarga dan masyarakat (prasekolah kemudian disekolah). Sedangkan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan keluarga adalah orang tua dan masyarakat. 133
Hasnidar Karim, Kepribadian Muslim …
DAFTAR PUSTAKA Anonim, Undang-Undang RI (2003). Sistem pendidikan Nasional. Semarang : Aneka ILMU Abdul Aziz Ahyadi (1995).Psikologi Agama Kepribadian Muslim. Panca Sila. Bandung Sinar Baru Algan Sendo. Agus.Sujanto,dkk (2001) Psikologi Kepribadian. Jakarta :Bumi Aksara. Ahmad,D.Marimba(1989). Pengaturan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : ALMa’arif. An-Nahlawy,Abdurrahman,(1995). Pendidikan Islam Dirumah sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema Insani Press. Al-Syabany,Athiyah.M. (1993) Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Isla.m Jakarta : Bulan Bintang. Ahmad Tafsir. (1995).Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Bandung:Remaja Rosda Karya. Husni,Rahim,(2001). Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:Logos. Hasan,Langgulung.(1995). Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Bandung : Al-Ma’arif. H.M.Arifin (1993). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. Hary Noer Ali.(1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :Logos. Jalaluddin,dan Usman Said (1999) Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Grafindo Persada. Tim Dosen FIP-KIP Malang. (1987). Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Tabrani dan Samsul Arifin.(1981). Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam JILID I. Semarang:Assifa.
134