MATERI MENTERI PERHUBUNGAN
KONEKTIVITAS DAN SISTEM LOGISTIK UNTUK MENINGKATKAN DAYA EKONOMI
DISAMPAIKAN PADA : Talkshow “Konek1fitas dan Sistem Logis1k untuk Meningkatkan Daya Ekonomi” Jakarta, 3 September 2014
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1
KONEKTIVITAS DAN SISTEM LOGISTIK UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING EKONOMI KE JAWA Pendorong Industri dan Jasa Nasional
KE SUMATERA Sentra Produksi & Hasil Bumi (Kelapa Sawit, Karet, Batu Bara)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
KE KALIMANTAN Pengolahan Hasil Tambang (Minyak, Gas) & Lumbung Energi Nasional
KE SULAWESI Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan
KE BALI-‐NUSA TENGGARA Pintu Gerbang Pariwisata & Pendukung Pangan Nasional
P 3 E I
KE PAPUA-‐ MALUKU Pengembangan Pangan, Perikanan, dan Pertambangan Nasional
SISTEM LOGISTIK NASIONAL KEMNTERIAN PERHUBUNGAN (TRANSPORTASI)
KEMENTERIAN/ LPNK
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL-‐REGIONAL-‐GLOBAL
PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2
KONDISI GEOSTRATEGIS INDONESIA
Pontianak
Indonesia terletak pada jalur transportasi internasional, diantara Benua Asia dan Benua Australia, yang di kelilingi oleh Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Laut China Selatan. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
3
PERANAN JARINGAN TRANSPORTASI DALAM SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS) Tersedianya jaringan infrastuktur transportasi yang memadai dan handal dan beroperasi secara efisien sehingga terwujud konektivitas domestik (domestic connectivity) baik konektivitas lokal (local connectivity) maupun konektivitas nasional (national connectivity) dan konektivitas global (global connectivity) yang terintegrasi. Jaringan Transportasi Antar Pulau dan Nasional
Terbangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat kuat interkoneksi antara , pedesaan, kawasan-kawasan industri, perkotaan dan antar pulau dengan transpotasi air sebagai tulang punggungnya.
Infrastruktur dan Jaringan Terhubungkannya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama (national Transportasi Global gate way) ke pelabuhan hub internasional baik diwilayah barat Indonesia maupun wilayah timur Indonesia (International Hub Port of Indonesia), dan antara Pelabuhan Hub International di Indonesia dengan Hub Port International di berbagai negara yang tersebar pada lima benua.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
4
MP3EI DAN PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL ► Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) terdiri atas 1ga strategi utama
melipu1 (1) pembangunan koridor ekonomi Indonesia, (2) penguatan konek1vitas nasional dan (3) percepatan pengetahuan dan teknologi yang handal ► Sebagai salah satu pilar MP3EI, penguatan konek1vitas adalah merupakan salah satu faktor penentu suksesnya pelaksanaan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.
Sumber: MP3EI, 2011 Konek1vitas: Keterhubungan Koridor Ekonomi: Wilayah yang ditargetkan untuk menjadi inisiaTf perkembangan dan proyek infrastruktur untuk menciptakan dan memperkuat basis ekonomi yang integral dan kompeTTf dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
5
KONSEPSI KETERPADUAN JARINGAN JALAN DENGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN, LAUT & UDARA (MULTIMODA)
• Perwujudan SISTRANAS kemudian dimanifestasikan dengan memadukan jaringan jalan nasional (arteri, kolektor, jalan tol) serta simpul-simpul transportasi seperti bandar udara, pelabuhan, dan bandara penyeberangan. • Jaringan jalan dibentuk menjadi tulang punggung transportasi dan konektivitas internal pulau-pulau di Indonesia. Selanjutnya, keterhubungan antar pulau akan dilakukan dengan memberdayakan angkutan penyeberangan, laut, dan udara. • Dalam menghubungkan simpul-simpul, didapati kenyataan bahwa sejumlah bandar udara pengumpul (hub), khususnya di kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan Timur, belum dapat dilayani oleh jaringan jalan arteri nasional. Sedangkan sebagian besar pelabuhan internasional dan sabuk penyeberangan tengah dan selatan pada umumnya telah terhubung oleh jaringan arteri nasional.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
6
KONEKTIVITAS ANTAR WILAYAH
Membangun Konek1vitas Nasional Perekonomian yang berhasil...
Tumbuh maksimal melalui keterpaduan bukan keseragaman (inclusive development)
Surabaya
Makassar
Jakarta
Menghubungkan pusat-‐pusat pertumbuhan
Maluku Sulawesi
Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan wilayah melalui inter-‐modal supply chain systems
Mencapai pertumbuhan inklusif
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Menghubungkan daerah terTnggal dengan pusat pertumbuhan
Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan
Papua
Makassar
Makassar
Manado
Kendari
Ambon
7
SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-‐2019 SEKTOR TRANSPORTASI JANGKA PANJANG : Meningkatkan jaringan infrastruktur transportasi Nasional yang terintegrasi, lancar dan handal. RPJMN 2015-‐2019
1
Pemenuhan jaringan transportasi dengan perencanaan tata ruang nasional
2
Terwujudnya pertumbuhan sektor transportasi minimal dua kali pertumbuhan ekonomi nasional dalam rangka memberikan sumbangan terhadap kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja
3
Terjaminnya kepas1an dan stabilitas penyediaan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang, jasa dan mobilitas penumpang
4
Terwujudnya penghematan pengeluaran devisa dan peningkatan perolehan devisa dalam penyelenggaraan jasa transportasi
5
Terwujudnya peningkatan dan pemerataan pelayanan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air dalam rangka memberikan kontribusi terhadap pemerataan pembangunan
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
8
UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
MP3EI Infrastruktur Transportasi
No
Infrastructure
1
Seaport & SDP
2
Airport
3
Railways
Investment Needs (IDR Triliun)
Total Project Es1ma1on
117
92
32
14
326
25
475
131
Operator : Pelindo, AP, PT.KAI, PT.ASDP, Pemda & Swasta
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Non -‐Cost Recovery Project Infrastruktur Publik
Infrastruktur Privat (KepenTngan Sendiri)
• APBN • APBD Tender / Right To Match
KPS
Cost Recovery Project
Penugasan Khusus BUMN
• UU 23/2007 Zg KA • UU 17/2008 Zg Pelayaran • UU 1/2009 Zg Penerbangan • Perpres 67/05 • Perpres 13/10 • Perpres 56/11
Perpres Penugasan BUMN
Perizinan
• Bandara Khusus • Pelabuhan Khusus , TUKS • KA Khusus
9
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN LINTAS PENYEBERANGAN Sabuk Penyeberangan :
SABUK UTARA 24 lintas 28 unit Pelabuhan
ARA K UT SABU
SABU K UTA
Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur utara wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan : Balohan (P. Sabang)-Ulee Lheue, Mengkapan-Tj. Balai Karimun-Telaga Pungkur-Tanjung Uban-TambelanSintete, Tanjung Uban-Matak-Selat Lampah-Sintete, Ancam-TarakanTolitoli-Amurang, Bitung-TernateRum- Soasiu-Sofifi-Patani-GebeSorong, Manokwari-Numfor-MokmerKabuena-Sarmi-Jayapura;
RA
SABU K TEN G
AH TENG SABUK AH
SABU K TEN G
SABUK TENGAH AH
22 lintas 20 unit Pelabuhan
SABU K SEL A
TAN
SABUK SELATAN 14 lintas Rencana pengembangan lintas penyeberangn yang belum terhubungkan : q Sabuk Selatan (Dobo (Maluku) – Pomako (Papua)) q Sabuk Utara (Wahai – Fak Fak q Sabuk Utara (Tanjung Pinang –Matak – Selat Lampah – Sintete) dan Tanjung Pinang – Tambelan – Sintete
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
29 unit Pelabuhan
Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan : 35 Ilir (Palembang)-Muntok, SadaiTanjung Ru, Manggar-Ketapang, Batulicin-Garongkong, KariangauTaipa, Luwuk-Salakan-BanggaiTaliabu-Sanana-Namlea-HunimuaWaipirit-Wahai-Fakfak
Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur selatan wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan: Balohan (P. Sabang) – Ulee Lheu, Bakauheni-Merak, KetapangGilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Sape-Labuhan Bajo, Larantuka-WaiwerangLewoleba-Baranusa-Kalabahi-IlwakiKisar-Letti-Moa-Lakor-TepaSaumlaki-Larat-Tual-Dobo-PomakoMerauke.
10
PENGEMBANGAN JARINGAN PERKERETAAPIAN NASIONAL
Kualanamu Airport Railway Belawan
Dumai Bitung Pekanbaru PonTanak
Minangkabau Airport Railway Teluk
Samarinda
Palembang
Bayur
Soekarno Haga Airport Railway
Banjarmasin Makassar
Panjang Tj.Priok Tj.Emas Tj.Perak
Benoa
Jalur KA EksisTng Tahun 2014 Jalur KA Rencana Tahun 2030 Jalur KA Pertambangan Tahun 2030 Jalur Ganda KA Tahun 2030 High Speed Train Network in 2030 Jalur KA Pelabuhan Tahun 2030 Jalur Kereta Api Bandara
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
11
RENCANA PENGEMBANGAN TRANS SUMATERA RAILWAYS
Bireun
Langsa Besitang
BANDA ACEH 518 km
BESITANG MEDAN 196 km
• Partial Track KA Aceh 11,35 Km • Penyelesaian Desain • Perkiraan Biaya : Rp. 15,5 T TRACK EKSISTING
RANTAUPRAPAT DURI PEKANBARU 1.650 km MUARO JAMBI
• Penyelesaian Desain • Pembebasan Lahan • Pembangunan (mulai 2016) • Perkiraan Biaya : Rp. 49,5 T
PALEMBANG
400 km
TRACK EKSISTING
LAMPUNG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TOTAL : 2.168 Km Biaya Rp. 65 T
12
PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS UTARA JAWA DKI JAKARTACirebon
Merak
- Brebes
Banten
Bojonegoro - Surabaya
Semarang - Bojonegoro
Cikampek
SERANG
Bojonegoro
Cirebon
Bogor Padalarang
Tegal
Sukabumi BANDUNG Jawa Barat Banjar
Bojonegoro Pekalongan SEMARANG Gambringan
Prupuk Jawa Tengah Purwokerto Kroya
Gundih
Jawa Timur
Solo
SURABAYA Sidoarjo
Madiun Kertosono
Kutoarjo
Pekalongan - Semarang
Bojonegoro
Bangil
DIY YOGYAKARTA
Malang Banyuwangi
Blitar Jember
JAKARTA BEKASI
CIREBON
BREBES
PEKALONGAN
SEMARANG
BOJONEGORO
KANDANGAN
TEGAL 18 Km
201 Km
63 Km
72 Km
90 Km
180 Km
95 Km
Double Track yang telah beroperasi
719 km
Double track yang belum beroperasi
8 km
TOTAL (JAKARTA – SURABAYA)
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
SURABAYA
8 Km
727 km
13
PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA DKI JAKARTA
Merak
Cikampek
SERANG
TA
Cikampek
BANDUNG
A arat Cikampek
Bojonegoro
Bojonegoro Cirebon
Padalarang
Tegal
Banten
Bogor
Banjar
Kroya Tegal
Sukabumi
Padalarang
Pekalongan
Prupuk Jawa Tengah Purwokerto
Banjar
SEMARANG Gambringan
Cirebon
Kutoarjo
Cirebon Padalarang BANDUNG
rat
Bojonegoro Pekalongan
Prupuk Jawa Tengah Purwokerto
Kroya
Jawa
Timur
Bojonegoro Kertosono Madiun
Solo
Tegal
DIY YOGYAKARTA SEMARANG Gambringan
Sidoarjo
Malang
Bojonegoro
Pekalongan SEMARANG Gambringan
Bojonegoro Blitar
Jawa
Madiun Solo DIY YOGYAKARTA
SURABAYA
Bangil
Bojonegoro
Gundih
Kutoarjo
BANDUNG
Bojonegoro
Gundih
Timur
Banyuwangi
SURABAYAJember
Bojonegoro
Sidoarjo
Kertosono
Bangil
Prupuk Jawa Tengah Purwokerto
Malang
Banyuwangi
Blitar
Jawa Barat Banjar
Kroya
Gundih
Solo DIY YOGYAKARTA
Prupuk-‐ Purwokerto
Jember
Jawa Timur
Purwokerto -‐Kroya -‐ Kutoarjo
Bangil
Ponorogo Slahung
SURABAYA Sidoarjo
Madiun Kertosono
Kutoarjo
Cirebon -‐ Prupuk
Madiun -‐ Surabaya
Malang Banyuwangi
Blitar Jember
Kutoarjo -‐ Yogya -‐ Solo
Solo -‐ Madiun
JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA (CIREBON – YOGYAKARTA – SURABAYA): 620 km CIREBON
PURWOKERTO
74 km
Jalur Ganda selesai akhir tahun 2014 (SUKUK)
56 km
Jalur Ganda sudah diope-‐ rasikan akhir tahun 2011 (APBN)
28 km
PARON
SOLO YOGYAKARTA
KROYA
Desain 2011
PRUPUK
KUTOARJO
76 km
Rencana Kontrak bulan Februari 2014 dan Konstruksi diperkirakan selesai Agustus 2017 (JICA)
123 km
Jalur Ganda Sudah dioperasi-‐ kan tahun 2007 (JICA)
KERTOSONO MADIUN
71 km
26 km
Review Desain Jalur Ganda Jembatan (2013) sudah dioperasi-‐ Review Desain Track, kan tahun Stasiun & Sinyal 2005 (2014) (JICA) Tender Loan Pemban gunan Tubuh China akhir Baan di tahun 2014 2014 c
69 km
179 km
Double track dalam tahap pembangunan
74 km
track yang akan dibangun
97 km
Desain Track, Jembatan (2013)
Double Track yang telah beroperasi
Double KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
SURABAYA
367 km
620 km 14
DUKUNGAN TRANSPORTASI LAUT PADA SISLOGNAS
Konektivitas:
Legend: Pusat Distribusi Provinsi
By sea / by rail
By sea / by rail / by land
By land / by rail / by sea
Pusat Distribusi Nasional Short Sea Shipping
Pelabuhan sebagai International Hub Ports : Barat Timur KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
: Kuala Tanjung : Bitung
15
RENCANA PENGEMBANGAN HUB PORT PEL. KUALA TANJUNG
MP3EI dan SISLOGNAS telah menetapkan konsep logistik maritim Indonesia
PEL. BITUNG
Lokasi Kawasan Industri Sei Mangkei
q Pelabuhan Hub Internasional di Kuala Tanjung untuk Wilayah Indonesia Barat dan Bitung Untuk Wilayah Indonesia Timur q Short Sea Shipping sebagai backbone dari Transportasi Barang Nasional (Pantura Jawa dan Lintas Timur Sumatera) q Peningkatan Pelayaran Rakyat untuk angkutan barang antar pulau/wilayah q Pengembangan Logistics support di wilayah laut dalam untuk menunjang aktivitas pengelolaan asset dan akses kelautan Indonesia di wilayah ZEE 16
RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN DI INDONESIA Keputusan Menteri No. KP.414 Tahun 2013
Pelabuhan Komersial Trayek Pelayaran Komersil Trayek Pelayaran PerinTs NO
WILAYAH
INVESTASI PELABUHAN
1
Sumatera Utara/ Aceh
Belawan/Kuala Tanjung, Dumai, Teluk Bayur, Pekanbaru, Batam, Pembuangan, Sibolga, Aceh, Bintan, Teluk Tapang
2
Kalimantan Barat
Pon1anak, Teluk Air
3
Sumatera Selatan
Palembang dan sekitarnya, Panjang, Jambi, Bengkulu, Teluk Semangka, Bangka/Belitung
4
Kalimantan Timur-‐Selatan
Balikpapan dan sekitarnya, Samarinda, Banjarmasin, Sangkulirang
5
Sulawesi Selatan-‐Tengah
Makassar, Pare-‐Pare, Luwuk
6
Jawa
Tanjung Priok dan sekitarnya, Tanjung Perak dan sekitarnya, Tanjung Emas, Pelabuhan Ratu, Balongan/Cirebon, Cilacap, Jepara
7
Bali-‐NTT
Tanah Ampo
8
Wilayah Timur Lain
Bitung, Jayapura, Merauke, Ambon, Sorong, Halmahera
17
RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA
Bandara Udara Baru: termasuk bandara relokasi, bandara eksisTng yang belum diakomodasi dalam KM 11/2010, Bandara khusus yang digunakan untuk umum, bandara militer yang menjadi enclave sipil, relokasi bandara 18
RENCANA PRIORITAS PENGEMBANGAN BANDARA
Miangas Muara Teweh
Waisai
Waghete Baru
Sumarorong Kamanap Tojo Una2
Sinak Baru
Morowali
Muara Bungo Buntu Kunik
Kuffar-Seram
Namniwel Enggano
Segun
Bone Saumlaki Baru
Pekon Serai Bawean
Tual Baru
Werur
Moa
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
19
RENCANA BANDARA GREENFIELD (MELALUI SKEMA KPS) Jakarta Multiple Airport
Pengembangan Bandara Soeta sedang dalam tahap on progress, sedangkan rencana Bandara Karawang, Bandara New Yogyakarta & Bandara New Bali sedang dalam tahap studi.
New Yogyakarta Airport
New Bali Airport
20
PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN Indonesia memiliki wilayah ruang udara yang luas. Saat ini pengelolaan pelayanan navigasi penerbangan pada ruang udara tersebut di bagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan pembagian Flight InformaTon Region (FIR), yaitu barat dan Tmur. – Merupakan pusat pelayanan lalu lintas penerbangan di FIR wilayah Tmur dan barat Indonesia. – Memiliki kemampuan AIDC, ADS-‐B, MLAT, ADS CPDLC, METAR, AFTN, QNH, New ICAO Flight Plan Format, New CNS/ATM, Radar Mode A, C dan S dan Safety Net dalam rangka memberikan pelayanan navigasi penerbangan. – Ke depannya akan di lengkapi dengan kemampuan inter-‐operability (saling back up) apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistem.
21
TAHAPAN RENCANA PENGELOLAAN RUANG UDARA INDONESIA -‐ SINGAPURA TAHUN
2012 – 2016
RENCANA AKSI penggunaan fasilitas berbasis CNS-‐ATM dengan program establishment ATFM dan manajemen ruang udara dengan program penerapan RNav di seluruh ruang udara di Indonesia, program restrukturisasi ruang udara berbasis TMA Surveilance dan program pembuatan ATS Route yang efisien dan ramah lingkungan
2017
shadow opera7on dengan pengaturan Singapore Control – Indonesia Monitor
2018
shadow opera7on dengan pengaturan Indonesia Control – Singapore Monitor
2019
Implementasi penuh, Indonesia bertanggungjawab penuh atas pengoperasian di sector ABC
22
Kementerian Perhubungan Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 8 Jakarta Pusat Gedung Cipta Lantai 3 Telp : (021) 3508066 Fax : (021) 3454074 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
23