KOMPONEN STEROL DALAM EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) DAN HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM REPRODUKSI PUYUH
SRI SUBEKTI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disertasi saya dengan judul: ”Komponen Sterol dalam Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) dan Hubungannya dengan Sistem Reproduksi Puyuh” adalah benar-benar asli karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing, dan bukan hasil jiplakan atau tiruan dari tulisan siapapun serta belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Bogor, April 2007 Sri Subekti NIM D061030161
ABSTRAK SRI SUBEKTI. Komponen Sterol dalam Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) dan Hubungannya dengan Sistem Reproduksi Puyuh. Dibimbing oleh WIRANDA GENTINI PILIANG, WASMEN MANALU dan TRI BUDHI MURDIATI. Katuk (Sauropus androgynus L Merr) diketahui mengandung karotenoid, vitamin E, vitamin C, protein, dan komponen sterol. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh fitosterol dari daun katuk pada sistem reproduksi puyuh betina. Seratus lima puluh ekor puyuh betina umur 2 minggu dipelihara sampai berumur 27 minggu, dibagi dalam tiga perlakuan ransum, dengan lima ulangan, dan sepuluh ekor puyuh pada setiap ulangan. Perlakuan ransum terdiri atas 1) ransum kontrol, 2) ransum dengan 9% tepung ekstrak katuk (TEK), 3) ransum dengan 9% tepung daun katuk (TDK). Saluran reproduksi puyuh yang diberi ransum TDK tumbuh lebih cepat (p<0.05) dibandingkan dengan puyuh yang diberi ransum kontrol dan TEK pada umur lima minggu. Bobot badan puyuh yang diberi ransum TDK pada umur 5 minggu juga lebih berat (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol dan TEK. Puyuh yang diberi ransum TDK mulai bertelur sekitar 5 – 6 hari lebih awal (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol dan ransum TEK. Kualitas telur yang meliputi bobot telur, bobot putih telur, indeks HU, dan intensitas warna kuning telur pada puyuh yang diberi ransum TEK dan TDK meningkat (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol. Kolesterol total pada kuning telur, karkas, dan hati puyuh yang diberi ransum TEK dan TDK lebih rendah (p<0.05) dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol, kecuali kolesterol yang terdapat dalam serum. Vitamin A dalam serum dan kuning telur puyuh yang diberi ransum TDK lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi TEK, dan yang diberi TEK lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi ransum kontrol (p<0.05). Konsentrasi tertinggi vitamin E dan vitamin C serum terdapat pada puyuh yang diberi ransum TDK. Vitamin E dan vitamin C serum puyuh yang diberi ransum TEK lebih tinggi dibandingkan dengan serum puyuh yang diberi ransum kontrol. Pemberian ransum TDK dan TEK pada puyuh meningkatkan estradiol serum selama masa pertumbuhan. Fertilitas tertinggi (94.55%) dicapai oleh puyuh yang diberi ransum TDK pada umur 23 minggu, sedangkan daya tetas tertinggi (93.29%) juga dicapai puyuh yang diberi ransum TDK pada umur 24 minggu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem reproduksi puyuh betina bukan hanya ditingkatkan oleh fitosterol daun katuk saja, tetapi juga dipengaruhi oleh kandungan β-karoten, vitamin C, dan α-tokoferol dalam daun katuk.
ABSTRACT SRI SUBEKTI. Sterols Component of Katuk Leaves Extract (Sauropus androgynus) and Its Relation to Japanese Quail Reproduction System. Under the direction of WIRANDA GENTINI PILIANG, WASMEN MANALU and TRI BUDHI MURDIATI. Katuk (Sauropus androgynus L Merr) is known to contain carotenoids, vitamin E, vitamin C, protein, and sterol compounds. This study was aimed to determine whether phytosterol in Sauropus androgynus (SA) leaf affected the reproductive system of female quails. One hundred and fifty female quails were raised from 2-27 weeks old, divided into three treatment diets, with five replicates with 10 quails in each replicate. The treatment diets were: 1) Control group: diet without katuk leaf meal; 2) Diet with 9% SA ethanol extract (SAE); 3) Diet containing 9% SA meal (SAM). The oviduct grew more rapidly (p<0,05) in SAM-fed quails than that of the control group and SAE-fed quails at 5 weeks old. In addition, the body weight of SAM-fed quails were significantly greater (p<0.05) than that of the SAE and the control group at 5 weeks old. The SAM-fed quails laid their first eggs approximately 5-6 days earlier (p<0.05) than that of the SAE and the control-fed quails. The SAE and SAM-fed quails increased the egg weight, albumen weight, haugh unit, and yolk colour intensity significantly (p<0.05). Total cholesterol in the egg yolk, carcass and liver of SAE and SAM fed-quails were lower (p<0.05) than that of the control-fed quails, except the cholesterol content in the serum. Vitamin A in the serum and egg yolk of SAM fed-quails were higher than that of the SAE-fed quails, and the SAE-fed quails were higher than that of the control-fed quails (p<0.05). The highest concentration of serum vitamin E and serum vitamin C were obtained from the SAM-fed quails. Serum vitamin C and serum vitamin E of the SAE-fed quails were higher than that of the control group. The SAE and SAM fed quails increased serum estradiol during the growing phase. The highest fertility (94.55%) and hatchability (93.29%) were obtained from the SAM fed quails at the age of 23 and 24 weeks, respectively. These findings indicated that the reproductive systems of female quails was improved not only by phytosterol in SA leaf, but also by the βcarotene, vitamin C, α-tocopherol in SA leaf.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya
KOMPONEN STEROL DALAM EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr) DAN HUBUNGANNYA DENGAN SISTEM REPRODUKSI PUYUH
SRI SUBEKTI
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Judul Disertasi Nama NIM
: Komponen Sterol dalam Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) dan Hubungannya dengan Sistem Reproduksi Puyuh : Sri Subekti : D061030161
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Wiranda Gentini Piliang, MSc. Ketua
Prof. Dr. Ir. Wasmen Manalu Anggota
Dr. dra. Tri Budhi Murdiati, MSc. Anggota Diketahui
Ketua Program Studi Ilmu Ternak
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Ir. Nahrowi, MSc.
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Tanggal Ujian : 9 April 2007
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2005 ini ialah komponen aktif dalam daun katuk, dengan judul ”Komponen Sterol dalam Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) dan Hubungannya dengan Sistem Reproduksi Puyuh”. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut-Nya. Disertasi ini ditulis berdasarkan serangkaian penelitian yang terdiri atas 3 percobaan yang dilakukan di beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Toksikologi, Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor untuk feeding trial dan ekstraksi daun katuk; Laboratorium Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB, Bogor untuk analisis hormon steroid dan kolesterol; Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta untuk analisis GCMS ekstrak katuk, Balai Besar Industri Agro untuk analisis vitamin. Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir Wiranda G Piliang, MSC., selaku ketua komisi pembimbing atas saran dan bimbingannya, Prof. Dr. Ir. Wasmen Manalu dan Dr. Dra. Tri Budhi Murdiati, MSc. selaku anggota komisi pembimbing, yang telah membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dra. Yvone Matindap dari PT Phytochemindo Reksa yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini. Secara khusus penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Pak Eman yang telah membantu pemeliharaan puyuh dengan sebaik-baiknya sehingga penelitian ini berhasil. Kepada Dekan Sekolah Pascasarjana, Dekan Fakultas Peternakan dan Ketua serta seluruh pengelola Program Studi Ilmu Ternak disampaikan terima kasih atas kesempatan studi yang diberikan. Kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan beasiswa untuk menempuh Program Pascasarjana melalui BPPS penulis juga menyampaikan terima kasih. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada suamiku yang paling kukagumi, anakku tersayang dan kedua orang tuaku serta seluruh keluarga atas segala dukungan, doa, dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2007 Sri Subekti
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pati pada tanggal 20 Juli 1977 dari ayah Ismail Yahya BcHk. dan Ibu Dra. Siti Soepami. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 1995 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Pati dan pada tahun yang sama masuk Undip melalui jalur UMPTN. Penulis memilih Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan lulus pada tahun 1999. Pada tahun 2001, penulis diterima di Program Studi Ilmu Ternak pada Program Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 2003. Kesempatan untuk melanjutkan ke program doktor pada program studi dan pada perguruan tinggi yang sama diperoleh pada tahun 2003. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari BPPS. Pada bulan Februari tahun 2004 penulis menikah dengan Firman Agus Heriyansyah ST, MSi. dan dikaruniai seorang putri pada bulan November 2004, yaitu Syadia Nabilla Dinayasakti. Penulis bekerja sebagai Dosen di Akademi Pertanian Pragola Pati sejak tahun 1999 sampai dengan sekarang. Sebuah artikel akan diterbitkan dengan judul PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KATUK DAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus L.Merr) SEBAGAI SUBSTITUSI RANSUM YANG DAPAT MENGHASILKAN PRODUK TERNAK RENDAH KOLESTEROL pada Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari program S3 penulis.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .....................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
v
PENDAHULUAN Latar Belakang.................................................................................... Tujuan Penelitian................................................................................ Kerangka Pemikiran............................................................................
1 2 3
TINJAUAN PUSTAKA Kajian Karakteristik Tanaman Katuk ................................................ Kandungan Nutrisi Daun Katuk ....................................................... Senyawa Aktif dalam Daun Katuk .................................................... Senyawa Steroid ................................................................................ Fitosterol ............................................................................................ Biosintesis Kolesterol ....................................................................... Hormon Steroid ................................................................................. Perkembangan Penelitian Katuk pada Ternak ..................................
5 7 8 9 11 13 15 17
MATERI METODE Waktu dan Tempat .......................................................................... Materi ............................................................................................. Prosedur Penelitian ......................................................................... Analisis Hormon ............................................................................ Analisis Kolesterol ......................................................................... Analisis Kadar Vitamin A .............................................................. Analisis Kadar Vitamin C ............................................................... Analisis Kadar Vitamin E ............................................................... Analisis Bilangan TBA ................................................................... Rancangan Percobaan dan Analisis Data .......................................
19 19 21 24 25 26 27 28 29 29
HASIL DAN PEMBAHASAN Fitosterol dalam Daun Katuk ....................................................... Konsumsi dan Konversi Ransum .................................................. Saluran Reproduksi ....................................................................... Hormon Progesteron dan Estradiol dalam Serum ......................... Umur Dewasa Kelamin dan Produksi Telur ................................. Kualitas Telur ................................................................................ Kolesterol Ransum, Serum, Telur, Karkas, dan Hati .................... Kandungan Vitamin A dalam Ransum, Kuning Telur, dan Serum Kandungan Vitamin E dalam Ransum dan Serum......................... Kandungan Vitamin C dalam Ransum dan Serum ....................... Bilangan Thiobarbituric Acid dalam Ransum ............................... Fertilitas dan Daya Tetas ...............................................................
32 33 34 36 39 40 42 44 45 47 48 49
Bobot Tetas dan Bobot Badan Anak Puyuh .................................. Tingkat Mortalitas Anak Puyuh .....................................................
51 53
PEMBAHASAN UMUM ......................................................................
55
KESIMPULAN ......................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
64
DAFTAR TABEL
Halaman 1 Kandungan vitamin dan provitamin dalam daun katuk ........................... 7 2 Komposisi nutrien daun katuk .................................................................
8
3 Perkembangan penelitian pengaruh daun katuk pada hewan ...................
17
4 Ransum penelitian .....................................................................................
20
5 Komposisi nutrien ransum ........................................................................
20
6 Senyawa-senyawa dalam ekstrak daun katuk dengan etanol 70% ...........
32
7 Konsumsi dan konversi ransum puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) selama penelitian (25 minggu)...............................................................................
33
8 Bobot badan dan saluran reproduksi puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) pada umur 2 (base line), 3, 4, dan 5 minggu ...................................................... 36 9 Kandungan progesteron dalam serum puyuh (ng/ml) yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) selama masa perkembangan (umur 2-5 minggu)........................... 38 10 Kandungan estradiol dalam serum puyuh (pg/ml) yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) selama masa perkembangan (umur 2-5 minggu)...........................
38
11 Umur dewasa kelamin dan produksi telur puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) 39 12 Kualitas telur puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK)………………………. 41 13 Kandungan kolesterol kuning telur, serum, karkas, dan hati puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK)......................................................................................
43
14 Kandungan vitamin A dalam ransum, kuning telur, dan serum puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) .........................................................................
45
15 Kandungan vitamin E dalam ransum, kuning telur, dan serum puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) .........................................................................
46
16 Kandungan vitamin C dalam ransum, kuning telur, dan serum puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan
tepung daun katuk (TDK) .........................................................................
47
17 Kandungan bilangan TBA dalam ransum ................................................
48
18 Fertilitas (%) puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) ...................................
49
19 Daya tetas (%) puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) ...................................
49
20 Bobot tetas (g) dan bobot badan (g) anak puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) .......................................................................................
52
21 Tingkat mortalitas (%) anak puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) .......................................................................................
53
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Bagan kerangka pemikiran ......................................................................
4
2 Tanaman katuk ........................................................................................
5
3 Kerangka inti steroid ...............................................................................
9
4 Jalur biosintesis fitosterol ........................................................................ 12 5 Biosintesis mevalonat ............................................................................ 14 6 Konversi mevalonat menjadi squalen ....................................................
14
7 Konversi squalen menjadi kolesterol .....................................................
15
8 Biosintesis hormon steroid ....................................................................
16
9 Bagan persiapan tepung ekstrak katuk....................................................
21
10 Prosedur penelitian pada pengujian TEK dan TDK dalam ransum .......
22
11 Saluran reproduksi unggas .....................................................................
23
12 Bobot badan puyuh (A) dan panjang saluran reproduksi (B) puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) ...............................................................
35
13 Kandungan progesteron dalam serum puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) ............................................................................................. .......
37
14 Kandungan estradiol dalam serum puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) ............................................................................................. .......
37
15 Produksi telur puyuh umur 6 – 27 minggu ............................................
40
16 Warna kuning telur puyuh .....................................................................
42
17 Kandungan kolesterol ransum, serum, kuning telur, karkas, dan hati puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) ...................................................
43
18 Fertilitas dan daya tetas puyuh perlakuan pada umur 21 – 24 minggu..
51
19 Bobot tetas dan bobot badan anak puyuh yang diberi ransum kontrol, tepung ekstrak daun katuk (TEK), dan tepung daun katuk (TDK) .......
52
20 Penggantian kolesterol oleh fitosterol/stanol dalam misel ....................
56
21 Mekanisme penurunan kolesterol, kokristalisasi fitosterol dan kolesterol (A), dan penghambatan aktivitas acyl-coenzyme A cholesterol acyltransferase/ACAT (B)................................................
57
22 Jalur biosintesis kolesterol (Modifikasi dari Mathews et al. 2000) ......
59
21 Biosintesis hormon steroid yang dipengaruhi fitosterol ........................
61
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Analisis proksimat pakan (Kontrol/K, Tepung Ekstrak Katuk/ TEK, Tepung Daun Katuk/TDK) dan Ekstrak Katuk (EK) .....
71
2 Hasil formulasi ransum isonitrogen dan isokalori pakan K, TEK, dan TDK...................................................................................
72
3 Kandungan fitosterol dari bahan pangan terseleksi ...........................
74
4 Senyawa-senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun katuk (dengan etanol 70%) ..........................................................................
76
5 Analisis ragam untuk konsumsi ransum puyuh .................................
77
6 Analisis ragam untuk konversi ransum puyuh ..................................
77
7 Analisis ragam untuk total bobot telur puyuh ...................................
77
8 Analisis ragam untuk bobot badan puyuh umur 3 minggu ................
77
9 Analisis ragam untuk bobot badan puyuh umur 4 minggu ................
78
10 Analisis ragam untuk bobot badan puyuh umur 5 minggu ................
78
11 Analisis ragam untuk panjang saluran reproduksi umur 3 minggu ...
79
12 Analisis ragam untuk panjang saluran reproduksi umur 4 minggu ...
79
13 Analisis ragam untuk panjang saluran reproduksi umur 5 minggu ...
79
14 Analisis ragam untuk umur dewasa kelamin puyuh ..........................
80
15 Analisis ragam untuk bobot badan pada saat dewasa kelamin ..........
80
16 Analsis ragam untuk bobot telur pertama puyuh ...............................
81
17 Analisis ragam untuk produksi telur puyuh .......................................
81
18 Analisis ragam untuk bobot telur puyuh ............................................
81
19 Analisis ragam untuk bobot cangkang telur puyuh ............................
82
20 Analisis ragam untuk tebal cangkang telur puyuh ............................
82
21 Analisis ragam untuk bobot kuning telur puyuh ……………………
82
22 Analisis ragam untuk bobot putih telur puyuh ………………………
82
23 Analisis ragam untuk warna kuning telur puyuh ................................
83
24 Analisis ragam untuk HU index telur puyuh ......................................
83
25 Analisis ragam untuk kolesterol serum puyuh ...................................
84
26 Analisis ragam untuk kolesterol kuning telur puyuh .........................
84
27 Analisis ragam untuk kolesterol karkas puyuh ..................................
85
28 Analisis ragam untuk kolesterol hati puyuh ......................................
85
29 Analisis ragam untuk vitamin A serum puyuh ..................................
86
30 Analisis ragam untuk vitamin A kuning telur puyuh ........................
86
31 Analisis ragam untuk vitamin E serum puyuh ..................................
87
32 Analisis ragam untuk vitamin C serum puyuh ..................................
87
33 Analisis ragam untuk progesteron serum puyuh umur 3 minggu .....
88
34 Analisis ragam untuk progesteron serum puyuh umur 4 minggu .....
88
35 Analisis ragam untuk progesteron serum puyuh umur 5 minggu .....
88
36 Analisis ragam untuk estradiol serum puyuh umur 3 minggu ..........
89
37 Analisis ragam untuk estradiol serum puyuh umur 4 minggu ..........
89
38 Analisis ragam untuk estradiol serum puyuh umur 5 minggu ..........
90
39 Analisis ragam untuk fertilitas puyuh umur 21 minggu ...................
90
40 Analisis ragam untuk fertilitas puyuh umur 22 minggu ...................
91
41 Analisis ragam untuk fertilitas puyuh umur 23 minggu ...................
91
42 Analisis ragam untuk fertilitas puyuh umur 24 minggu ...................
91
43 Analisis ragam untuk daya tetas puyuh umur 21 minggu ..................
92
44 Analisis ragam untuk daya tetas puyuh umur 22 minggu ..................
92
45 Analisis ragam untuk daya tetas puyuh umur 23 minggu ..................
92
46 Analisis ragam untuk daya tetas puyuh umur 24 minggu ..................
92
47 Analisis ragam untuk berat badan anak puyuh umur 0 minggu .........
93
48 Analisis ragam untuk berat badan anak puyuh umur 1 minggu .........
93
49 Analisis ragam untuk berat badan anak puyuh umur 2 minggu .........
94
50 Analisis ragam untuk berat badan anak puyuh umur 3 minggu .........
94
51 Analisis ragam untuk berat badan anak puyuh umur 4 minggu .........
94
52 Analisis ragam untuk tingkat mortalitas anak puyuh umur 1 minggu
94
53 Analisis ragam untuk tingkat mortalitas anak puyuh umur 2 minggu
95
54 Analisis ragam untuk tingkat mortalitas anak puyuh umur 3 minggu
95
55 Analisis ragam untuk tingkat mortalitas anak puyuh umur 4 minggu
95