PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Study Pendidikan Fisika
Oleh : Anas Pranila Paramita 081424005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Study Pendidikan Fisika
Oleh : Anas Pranila Paramita 081424005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Be Joyful Always ” – 1 Thess. 5:16
Karya ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus serta
Bapak, Ibu, Rendra, dan uci, yang ter-HEBAT
Teman-teman seperjuangan PFIS ‘08
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma
Semua Pihak yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa dalam penyusunan skripsi ini
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan di dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Februari 2013 Penulis,
Anas Pranila Paramita
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma : Nama
: Anas Pranila Paramita
Nomor mahasiswa
: 081424005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
SERTA
PENGARUHNYA
TERHADAP
PENGEMBANGAN
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Dengan demikan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 Februari 2013 Yang menyatakan
Anas Pranila Paramita vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Anas Pranila Paramita Universitas Sanata Dharma 2013 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru; (2) Bentuk-bentuk kompetensi profesional guru; (3) Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Z Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - September 2012. Subjek penelitian ini adalah guru fisika dan objek penelitian ini adalah pengetahuan guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan instrument pengumpulan data terdiri dari video rekam proses pembelajaran dan wawancara guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Bentuk kompetensi pedagogik guru meliputi: guru paham dengan tujuan pendidikan; guru paham dengan peserta didik; guru mampu mengembangkan kurikulum, silabus, dan RPP; guru menerapkan teknologi didalam pembelajaran; guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis; dan guru mampu mengevaluasi hasil belajar siswa; (2) Bentuk kompetensi profesional guru yaitu guru kurang paham dalam memberikan konsep termodinamika secara luas dan mendalam; (3) Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru sangat berpengaruh dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan kedua kompetensi tersebut pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Kata kunci : kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, termodinamika
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Teacher Pedagogical Competence and Professional Competence and also Their Influences to Preparation and Implementation of Learning Process Development
Anas Pranila Paramita Sanata Dharma University 2013 This research aimed to know (1) forms of teacher pedagogical competence; (2) forms of teacher professional competence; (3) influences of teacher pedagogical competence and professional competence on developing preparation and implementation of learning process. This research was conducted at “Z” High School in Yogyakarta, started from April until September 2012. Subject of this research was a physic teacher and object of this research was the teacher’s knowledge. This research designed as qualitative research with data collecting instruments consisted of recorded videos of learning process and teacher interview. Result of this research showed that (1) forms of teacher pedagogical competence consisted of: teacher understands about educational purpose; teacher understands about students; teacher able to develop curriculum, syllabus, and lesson plan; teacher implements technology in the learning process; teacher able to create dialogical learning process; teacher able to evaluate student’s learning outcomes (2) form of teacher professional competence is that teacher has less understanding to present thermodynamics concept widely and deeply; (3) teacher pedagogical competence and professional competence are very influential to develop preparation and implementation of learning process, which is that with those two competences learning process can be obtained optimally. Keywords: pedagogical competence, professional competence, thermodynamics
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala kekuatan dan penyertaan yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Drs. A. Atmadi, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2.
Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, membimbing, memberi dorongan dan saran yang bermanfaat bagi penyusunan skripsi ini.
3.
SMA Negeri 9 Yogyakarta dan Bapak Jumadi S.Pd. yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
4.
Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma, khusunya Program Studi Pendidikan Fisika yang banyak berperan dalam proses belajar penulis di Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas segala informasi dan pelayanan yang diberikan.
6.
Mas Agus sebagai staf multimedia yang telah memberikan bantuan dalam meminjamkan kamera dan handycam.
7.
Keluargaku tercinta: Bapak Yohanes Kustanto, Ibu YM. Daliyem, Adikku Andreas Krisyonas Rendra dan Maria Suci Bernadeta atas perhatian, doa dan cinta kasih yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai.
8.
Beloved my friends Ana, Ari, Enggar, Guntur, Helen, Katrin, kak Wawan, Leo, Novi, Sinta, Tina, dan Yanti yang telah memberikan moment indah selama perkuliahan.
9.
Teman-teman seperjuangan P.FIS ’08 atas segala semangat dan bantuannya.
10. Warga Green House Kost No. 136E: Ani, Ceacy, Chika, Desi, Dita, Fani, Heni, Iing, Intan, Maya, Nining, Riris, dan Mbak Tin. 11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.
Harapan penulis, semoga skripsi dapat memberikan sumbangan manfaat bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 13 Februari 2013 Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................
vi
ABSTRAK ...........................................................................................................
vii
ABSTRACT ..........................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ix
DAFTAR ISI........................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG......................................................................................
1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................
2
C. PEMBATASAN MASALAH .........................................................................
2
D. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................
3
E. MANFAAT PENELITIAN .............................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik.....................................................................................
xi
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Kompetensi Pedgogik.................................................................................
5
a. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan .......
6
b. Pemahaman guru terhadap peserta didik .............................................
8
c. Kemampuan guru terhadap pengembangan kurikulum atau silabus ...
9
d. kemampuan guru terhadap perancangan pembelajaran .......................
11
e. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis ................................................................................................
11
f. kemampuan guru terhadap pemanfaatan teknologi pembelajaran ......
12
g. kemampuan guru terhadap evaluasi dan hasil belajar siswa ...............
13
h. kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya ............................
14
2. Kompetensi Profesional ............................................................................
15
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan /atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu ................................................................
15
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan /atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu ................................................................
16
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................................
17
B. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................................
17
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek Penelitian .............................................................................................
17
D. Obyek Penelitian ............................................................................................
17
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................
18
F. Metode Pengumpulan Data .............................................................................
22
G. Metode Analisis Data ......................................................................................
23
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data .................................................................................................................
25
1. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................
25
2. Data Penelitian .............................................................................................
26
B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................
28
1. Kompetensi Pedagogik ................................................................................
29
a. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan .......
29
b. Pemahaman guru terhadap peserta didik .............................................
31
c. Kemampuan guru terhadap pengembangan kurikulum atau silabus ...
37
d. kemampuan guru terhadap perancangan pembelajaran .......................
39
e. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis ................................................................................................
43
f. kemampuan guru terhadap pemanfaatan teknologi pembelajaran ......
46
g. kemampuan guru terhadap evaluasi dan hasil belajar siswa ...............
49
h. kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya ............................
52
2. Kompetensi Profesional ..............................................................................
53
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kemampuan guru dakam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam ................................................................................
53
b. Kemampuan guru dalam memaparkan konsep dan metode disiplin keilmuan ........................................................................................
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................................................................
75
B. Saran .................................................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
81
LAMPIRAN
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian ke Sekolah ....................................................
83
Lampiran 2
Surat Ijin Penelitian Dari Dinas.....................................................
84
Lampiran 3
Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah .....................
85
Lampiran 4
Transkrip Video Penelitian............................................................
86
Lampiran 5
Transkrip Wawancara.................................................................... 110
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................................. 127
Lampiran 7
Materi dan Latihan Soal Termodinamika...................................... 140
Lampiran 8
Soal Ulangan ................................................................................ 152
Lampiran 9
Kunci Jawaban Soal Ulangan ....................................................... 153
Lampiran 10 Hasil Ulangan Siswa ..................................................................... 155 Lampiran 11 Pelaksanaan Program Remedial .................................................... 156
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Guru sangat berperan dalam pembangunan kualitas pendidikan. Guru
harus mengembangkan empat kompetensi yang ada pada dirinya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi yang berpengaruh langsung terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Dua kompetensi tersebut dapat secara langsung membedakan guru yang satu dengan guru yang lainnya dalam pembelajaran. Pembelajaran tidak semata-mata mentransfer ilmu dari guru ke siswa secara langsung tetapi harus membutuhkan kompetensi untuk mengelola pembelajaran supaya siswa dapat menerima materi dengan maksimal. Maka semakin tinggi kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik seorang guru, tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Hal itulah yang menjadi dasar bagi guru untuk memiliki kompetensi yang tidak setiap orang bisa dan memilikinya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui “Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru serta Pengaruhnya Terhadap Pengembangan Persiapan dan Pelaksanaan Pembelajaran”.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, maka
penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1.
Bagaimana bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru?
2.
Bagaimana bentuk-bentuk kompetensi profesional guru?
3.
Seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran?
C.
Pembatasan Masalah Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional bersifat spesifik, maka
dalam penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua kompetensi tersebut dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran fisika dari seorang guru yang dibatasi pada: 1.
Faktor internal Dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu bentuk deskriptif dari
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. 2.
Faktor Eksternal Dilihat dari bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
D.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diketahui diatas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru serta pengaruh kedua kompetensi tersebut terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: 1.
Bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru
2.
Bentuk-bentuk kompetensi profesional guru
3.
Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan
E.
Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan agar dapat memberi manfaat bagi yang
memerlukan, terutama: 1.
Peneliti dan Calon Guru Dengan melakukan penelitian ini, peneliti berharap agar peneliti dan
calon guru agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional sebagai seorang pendidik, sehingga pada saat terjun kedunia pendidikan untuk mengajar peneliti dan calon guru sudah siap mengajar, serta semakin tahu tindakan-tindakan tepat yang harus dilakukan guru ketika mengajar demi pencapaian tujuan suatu pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
2.
Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan
penelitian tentang bentuk-bentuk dari
kompetensi
pedagogik dan
kompetensi profesional guru serta pengaruhnya terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. 3.
Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan, informasi
dan refleksi bagi guru-guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional sehingga dapat menjadi pendidik profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II DASAR TEORI
A. Kompetensi Pendidik Guru sangat berperan dalam pembangunan kualitas pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP No. 74, 2008:1), guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang meliputi: (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi kepribadian; (c) kompetensi sosial; dan (d) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (PP No.74, 2008:5). Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari kompetensi yang mempengaruhi langsung terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. 1.
Kompetensi Pedagogik Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008
tentang guru didefinisikan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik”. Kompetensi tersebut terdiri dari 8 komponen penting meliputi: (a) pemahaman guru tentang
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman guru tentang peserta didik; (c) kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum atau silabus; (d) kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran; (e) kemampuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) kemampuan
guru
dalam
pemanfaatan
teknologi
pembelajaran;
(g)
kemampuan guru dalam evaluasi dan hasil belajar siswa; dan (h) kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya, (PP, 2008:6). Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponen dari komponen kompetensi pedagogik: a.
Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan
adalah suatu pemahaman yang berisikan tentang tujuan dan hakikat kependidikan dan pembelajaran (Ma’mur, 2009:61) Tujuan pendidikan menurut Bloom, dalam bukunya “Taxonomy of Education Objective” (1965 dalam Sanjaya, 2008) bentuk perilaku siswa sebagai tujuan pendidikan dapat digolongkan ke dalam 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu: 1)
Aspek kognitif Aspek kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek
kognitif
terdiri
dari
6
tingkatan
yaitu:
pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
pengetahuan: tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat info yang sudah dipelajari (recall); Kedua, pemahaman: kemampuan
menjelaskan,
menerangkan,
menafsirkan,
atau
kemampuan menangkap makna suatu konsep; Ketiga, penerapan: tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus, hukum, konsep ke dalam situasi yang lebih konkret; Keempat, analisis: kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian tertentu setelah memahami dan menguasai; Kelima, sintesis: kemampuan menyatukan bagian-bagian menjadi suatu yang utuh; Keenam, evaluasi: tujuannya untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan tertentu. 2)
Aspek afektif Aspek afektif berkenaan dengan sikap, nilai, dan apresiasi.
Menurut Khatwohl dkk (2006, dalam Sanjaya, 2008) dalam bukunya Taxonomi of Educatiomal Objectives: Avektif Domain, Aspek afektif memiliki tingkatan yaitu Pertama, menerima: sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan
atau
memperhatikan
suatu
masalah.
Misalnya
bersedia
gejala;
Kedua,
merespon:
ditunjukan
untuk oleh
kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemampuan untuk mengikuti diskusi, kemampuan untuk membantu orang lain; dan Ketiga, menghargai: tujuan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
berkenaan dengan kemampuan untuk member penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. 3)
Aspek psikomotorik Aspek
psikomotorik
berhubungan dengan
adalah
tujuan
pendidikan
yang
kemampuan, keterampilan, atau skill
seseorang. Kegiatan ini berhubungan dengan penguasaan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan dengan 4 tingkatan yaitu: meniru, menggunakan, ketepatan, dan merangkaikan. Pengalaman belajar untuk mencapai tingkatan tersebut adalah berlatih dengan intensif untuk menirukan, mensimulasikan, mendemonstrasikan gerakan yang ingin dikuasainya (Kunandar, 2007:256-257).
b.
Pemahaman guru tentang peserta didik Guru memahami karakter dari peserta didik merupakan bentuk dari
pemahaman guru terhadap peserta didiknya. Karakter seorang murid terdiri dari 5 aspek (Ma’mur, 2009:73) yaitu pertama, tingkat kecerdasan. Tingkat kecerdasan siswa dilihat dari kemudian didukung oleh
NEM masuk
keterlibatan siswa dalam KBM dan hasil
ulangan. Secara umum tingkat kecerdasan siswa digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kedua, kreativitas siswa. Kreatifitas merupakan bentuk aktifitas siswa berupa kemampuan untuk dapat menciptakan pandangan yang baru dalam suatu permasalahan (Robert L. Solso, 2007:445). Kreatifitas seorang siswa dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
respon siswa terhadap pembelajaran misalnya aktif bertanya, aktif mengerjakan tugas, dan mempuyai pandangan dalam setiap masalah. Ketiga, kondisi fisik. Kondisi fisik berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang (kaki), dan lumpuh karena kerusakan otak. Guru harus memberikan layanan yang berbeda terhadap peserta didik yang memiliki kelainan seperti diatas untuk membantu perkembangan pribadi mereka misalnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang pendiam supaya dapat aktif berbicara. Keempat, tingkat perkembangan kognitif siswa. Perkembangan kognitif mengacu pada kemampuan intelektual siswa. Menurut Bloom BS. tingkat perkembangan intelektual mencangkup pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diterapkan untuk membangun pengetahuan siswa (Wowo Sunaryo K., 2012:6). Kelima, minat siswa. Minat siswa sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa dalam belajar. Guru dapat melihat tingkat minat seorang siswa dari pengalaman belajar dan kesenangannya terhadap mata pelajaran.
c.
Kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum atau silabus Didalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19): “kurikulum diterangkan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (UU No. 20 tahun 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Produk dalam pengembangan kurikulum disebut silabus. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang pengembangan kurikulum. Pengembangan silabus disusun secara mandiri oleh guru yang bersangkutan disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kondisi fisik sekolah (Kunandar, 2007:246). Muatan silabus dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kunandar, 2007) yaitu terdiri dari: pertama, strandar kompetensi mata pelajaran yaitu batas kemampuan yang harus dimiliki dan dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu. Kedua, kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal pada setiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Ketiga, indikator hasil belajar yaitu penanda ketercapaian kompetensi dasar. Keempat, materi pokok yaitu pokok-pokok materi yang harus di pelajari siswa sebagai sarana pencapaian KD dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian sesuai indikator. Kelima, Kegiatan pembelajaran
yaitu
bentuk
kegiatan
pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan. Keenam, alokasi waktu yaitu waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing KD. Ketujuh, model pembelajaran, peralatan yang digunakan, evaluasi, dan lokasi waktu. Kedelapan, adanya penilaian merupakan jenis, bentuk, dan instrument yang digunakan untuk
mengukur
dan
mengetahui
keberhasilan
belajar
siswa.
Kesembilan, sarana dan sumber belajar yaitu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Kesepuluh, indentifikasi mata pelajaran yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
terdiri dari: nama sekolah, nama mata pelajaran, jenjang sekolah, satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran.
d.
Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran terlihat dari
bentuk fisik pembuatan RPP pendukungnya
secara
lengkap.
yang didukung oleh komponen Menurut
Kunandar,
(2007:262)
pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan: “rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus”. Menurut Kunandar, (2007:264) komponen komponen pendukung dari pada RPP yaitu: 1) identitas mata pelajaran meliputi: nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu; 2) standar kompetensi dan kompetensi dasar; 3) materi pembelajaran; 4) skenario pembelajaran; 5) sarana dan sumber pelajaran; 6) penilaian dan tindak lanjut.
e.
Kemampuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran
yang
mendidik dan dialogis Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu guru mampu: pertama, melibatkan secara aktif peran murid (Ma’mur, 2009:85) yaitu dengan cara memberikan ruang aktualisasi yang terbuka, demokratis, dan partisipatif. Kedua, mempunyai metode pengajaran yang efektif untuk menyenangkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dapat menggugah semangat belajar anak. Ditambah menurut Jamal (2009) yang dapat dimasukan dalam poin ketiga, fokus dalam mengajar, menjawab pertanyaan murid, dan memberikan rasa penasaran murid dengan pertanyan-pertanyaan yang tajam dan menggelitik sehingga pembelajaran terlaksana secara serius, santai, dan humor (Ma’mur, 2009:85). Walls, Nardi, Von Minden, dan Hoffman (2002 dalam Lang dan Evans, 2006:2-4, dalam Musfah, 2011:39) bentuk karakteristik guru yaitu (1) lingkungan emosional: ranah, bersahabat, dan perhatian; (2) keterampilan guru: teratur, siap, dan jelas; (3) motivasi guru: perhatian pada pengajaran dan pembelajaran, dan antusias; (4) partisipasi murid: membuat aktifitas yang melibatkan siswa dalam belajar yang autentik, pertanyaan yang iteraktif, dan diskusi; (5) peraturan dan penilaian: mampu mengatur kelas dan perhatian pada keluhan siswa.
f.
Pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran Guru
memanfaatkan
dan
menerapkan
teknologi
didalam
pembelajaran sebagai media pendidikan untuk memacu semangat belajar siswa dan mempercepat proses pembelajaran yang dilakukan secara praktis. “Media pendidikan merupakan perangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik” (Sudarwan Danim, 2012:7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran (Danim, 2012:17-23) yaitu: pertama, keterampilan guru untuk menulis dan membersihkan papan tulis; kedua, keterampilan guru memberikan gambar untuk memperjelas masalah; ketiga, keterampilan guru untuk menyajikan seperangkat materi tertentu lewat slide PPT; keempat, keterampilan guru memanfaatkan buku pelajaran sebagai pegangan /penunjang
pembelajaran;
memanfaatkan
laboratorium
kelima,
keterampilan
didalam
guru
pembelajaran;
dalam keenam,
keterampilan guru memanfaatkan fasilitas LCD dilingkungan sekolah.
g.
Kemampuan guru dalam evaluasi dan hasil belajar siswa Guru dapat mengetahui siswa itu paham terhadap materi yang
telah diberikan yaitu dengan evaluasi (Ma’mur, 2009:95). Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu dengan dilakukan suatu pengukuran dengan wujud pengujian berupa tes (Sudijono, 1995:5). Ciri evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa yang tepat secara umum (Ngalim purwanto, 1984:22) yaitu: pertama, sistem penilaian untuk mencapai KD sesuai indikator yang akan dicapai. Kedua, soal dibuat sesuai dengan indikator, sehingga akan terlihat apakah tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik. Ketiga, pemilihan tipe tes yang tepat untuk siswa. Ciri-ciri tes yang baik (Sudijono, 1995:93-97) yaitu ciri pertama, secara valid dapat mengukur keberhasilan belajar peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
didik. Ciri kedua, tes bersifat reliabilitas (stabil) yaitu semua siswa, kapan saja, dimana saja dan dinilai siapa saja akan sama. Ciri ketiga, tes bersifat obyektif yaitu sesuai dengan materi yang telah diberikan. Ciri keempat, tes bersifat praktis yaitu: (1) bersifat sederhana: tidak memerlukan peralatan yang banyak dan sulit; (2) lengkap: dilengkapi dengan cara mengerjakan, kunci jawaban, dan pedoman skoring. Keempat, pensekoran ditentukan sesuai tipe soal. Pensekoran untuk soal tes objektif merupakan suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil pensekoran kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan tertentu seperti angka dengan rentangan 0 – 10. Cara pensekoran hasil tes objektif setiap jawaban benar diberi angka satu (1) sedangkan jawaban yang salah diberi angka nol (0) dan total skor ditentukan dengan menjumlahkan skor dari semua soal.
h.
Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya yaitu kemampuan guru untuk menjadi motivator, fasilitator, dan pemberi inspirasi bagi para muridnya, sehingga potensi mereka berkembang secara maksimal (Musfah, 2011:42). Misalnya dengan kejelian guru, siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
mempunyai potensi akademik menonjol diberikan motivasi dan pelatihan untuk mengikuti olimpiade.
2.
Kompetensi Profesional Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008
tentang guru didefinisikan bahwa: “kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan /atau seni dan budaya, yang diampunya” (PP th.2008:7). Menurut Siregar (1998, dalam Anwar, 2010:web) mengartikan kompetensi profesional sebagai pengetahuan sains yang semestinya dikuasai oleh pengajar mencangkup dengan pemahaman fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Kompetensi profesional tersebut terdiri dari 2 komponen penting meliputi: (a) penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan mata pelajaran yang akan diampu; dan (b) konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing kompetensi profesional: a.
Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam terhadap mata pelajaran yang diampu Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:88 dalam
Musfah, 2011:43) kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam meliputi: pertama, luasnya konsep materi yang akan diajarkan, pemberian rumus secara detail, pemetaan SK dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
KD untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap guru penting atau kurang penting untuk diajarkan, dan struktur pengajaran yang sistematis; kedua, materi yang diajarkan disajikan dalam kurikulum sekolah; ketiga, konsep yang disajikan ada hubungan antar mata pelajaran yang terkait.
b.
Kemampuan guru dalam menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu Kemampuan guru dalam memaparkan konsep dan disiplin
keilmuan pada mata pelajaran yang diampunya yaitu:
pertama,
kemapuan guru memaparkan sejarah dari suatu konsep yang diajarkan dengan memberikan pengantar berupa sejarah dari konsep yang akan diajarkan kepada siswa; kedua, kemampuan guru memaparkan dan menjelaskan mata pelajaran yang diampunya; ketiga kemampuan guru guru memaparkan mata pelajaran yang di ampunya terhadap mata pelajaran lain yang koheren.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif
merupakan penelitian yang tidak menggunakan skor angka dan analisisnya tidak dengan statistik. Dengan penelitian kualitatif ini, peneliti ingin melihat dan mengerti gambaran secara umum apa yang terjadi dalam seting dan keadaan yang ada. Penelitian ini menggunakan sampel yang sedikit, dengan meneliti kasus tertentu saja (Suparno, 2010:8).
B.
Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini direncanakan memerlukan waktu dari bulan April
sampai September 2012 di SMAN Z Yogyakarta.
C.
Subyek Penelitian Subyek penelitian merujuk kepada siapa penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini dilakukan pada satu guru fisika kelas XI SMAN Z Yogyakarta.
D.
Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini merujuk pada apa yang diteliti. Pada
penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
E.
Instrumen Penelitian Penelitian ini akan mengungkap bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru serta pengaruhnya terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran fisika kelas XI IPA.5 dalam materi termodinamika di SMAN Z Yogyakarta. Dalam penelitian ini, materi pokok bahasan
ditentukan
sepenuhnya
oleh
guru
dengan
alur
pembelajaran
sesungguhnya dikelas. Hal ini dilakukan agar yang tampak dalam rekaman video merupakan pengetahuan dari guru dan tidak ada campur tangan dari peneliti. Instrumen penelitian didasarkan pada PP No.74 Tahun 2008 yang tertera pada Bab II dengan menggunakan observasi, dan diperkuat dengan pertanyaan terbuka yang diajukan melalui wawancara dengan guru serta pengambilan data pembelajaran guru dikelas dengan video rekam. Tabel 3.1 Instrumen Penelitian KOMPETENSI GURU Kompetensi Pedagogik 1. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan, meliputi: - Arti pendidikan - Tujuan pendidikan 2. Pemahaman guru tentang peserta didik, meliputi: - Tingkat kecerdasan - Nama peserta didik - Kreatifitas siswa didalam kelas - Kondisi fisik siswa (penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pelayanan yang baik untuk siswa dalam media, sarana dan prasarana) - Pemberian kesempatan untuk siswa yang gagal - tingkat intelektual siswa - Minat siswa pada mata pelajaran fisika 3. Pengetahuan guru dalam pengembangan Kurikulum /Silabus, meliputi: - Tindakan yang dipilih guru mengenai kurikulum yang ada - Penerapan terhadap pembelajaran
Kompetensi Profesional 1. Kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam, meliputi: - luasnya materi - pemberian rumus secara detail - pemilihan materi yang dirasa guru penting dan tidak penting untuk diajarkan - materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah - hubungan konsep antar mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
KOMPETENSI GURU Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional terkait 4.Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran, meliputi: - Buku panduan guru - Pemilihan materi pembelajaran yang akan diajarkan mencangkup: Materi yang penting untuk diajarkan Materi yang dirasa sulit bagi siswa Materi yang sering dirasa guru sulit untuk di jelaskan, Penurunan rumus - RPP 5. Kemampuan guru tentang melaksanakan pembelajaran yang 2. Kemampuan guru mendidik dan dialogis, meliputi: dalam memaparkan - Emosional guru (ramah, berwibawa, bersahabat dan konsep dan metode perhatian) disiplin keilmuan pada - Keterampilan guru menjelaskan mata pelajaran yang - Motivasi guru diampu, meliputi: - Partisipasi murid - bedanya fisika dengan ilmu lain 6. Pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi - sejarah fisika pembelajaran, meliputi: - sesuatu yang menarik - terampil menulis dalam fisika - Penggunaan media yang tepat, dan berfungsi dengan baik dalam pembelajaran 7. Pengetahuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar, meliputi: - Alat yang digunakan untuk mengambil nilai - Penggunaan soal yang bervariasi - pemilihan tipe tes yang tepat untuk siswa - menentuka skor penilaian 8. Kemampuan guru dalam mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, meliputi: - Pendalaman materi - KLINIK - Olimpiade
Kemudian data diperoleh dari observasi kemudian diperkuat dengan data wawancara 1.
Observasi Observasi difokuskan dalam peristiwa-peristiwa yang terkait dengan
langkah guru dalam merencanakan pengajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil dari pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang memberikan sebuah gambaran mengenai bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
2.
Wawancara ke guru Wawancara dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui latar
belakang yang nantinya dideskripsikan dalam hal mengapa guru melakukan sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Bentuk wawancara bebas pemimpin yaitu peneliti bebas mengemukakan pertanyaan yang mendukung untuk penelitian kepada guru yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Wawancara dengan guru diluar kelas menggunakan media perekam, dan
berdiskusi
tentang
perencanaan
persiapan
dan
pelaksanaan
pembelajaran dijadikan sebagai data yang mendasari dalam penelitian ini. Kisi-kisi wawancara guru seperti pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara guru Kisi-kisi Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan Pemahaman guru tentang peserta didik
Pengetahuan guru dalam pengembangan Kurikulum /Silabus Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran
Kemampuan guru tentang
Wawancara guru 1. Menurut bapak, apa tujuan dari pendidikan untuk siswa? 2. 3. 4. 5.
Bagaimana tingkat kecerdasan siswa bapak? Apakah bapak paham dengan nama siswa? Bagaimana bentuk kreatifitas siswa? Bagaimana bapak menyikapi siswa yang memiliki keterbatasan misalnya penglihatan, kemampuan berbicara? 6. Bagaimana bapak menyikapi kepada siswa yang gagal ulangan? 7. Bagaimana tingkat intelektual siswa? 8. Bagaimana minat siswa pada mata pelajaran fisika? 9. Menurut bapak, kurikulum yang ada saat ini seperti apa? 10.Apakah bapak menerapan terhadap pembelajaran? 11.Buku apa yang bapak pakai sebagai buku pegangan? 12.Menurut bapak, materi apa saja yang penting dalam termodinamika? 13.Menurut bapak materi apa yang dirasa sulit bagi siswa? 14.Menurut bapak materi yang dirasa guru sulit untuk di jelaskan? 15.Untuk siswa, fisika merupakan mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Kisi-kisi melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran Pengetahuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar
Kemampuan guru dalam mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam
Kemampuan guru dalam menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu
Wawancara guru yang sulit. Bagaimana cara bapak melakukan pembelajaran, agar siswa bisa menyukai fisika? 16.Apakah bapak menggunaan media yang tepat, dan berfungsi dengan baik dalam pembelajaran 17.Bagaimana cara bapak untuk melihat bahwa siswa mamou menyerap pembelajaran dengan baik? 18.Bagaimana cara bapak untuk membuat soal ulangan? 19.Tipe tes seperti apa yang akan bapak berikan untuk ulangan? 20.Bagaimana cara bapak mengembangkan siswa yang berpotensi, atau siswa yang kurang? 21.Apa itu KLINIK? 22.Menurut bapak, materi apa yang dirasa penting dan tidak penting untuk diajarkan? 23.Ketika bapak mengajar, adalah hubungan konsep antar mata pelajaran pak? Misalnya fisika dengan matematika. 24.Bapak kan mengajar fisika, apakah bapak tahu sejarah dari fisika? 25.sesuatu yang menarik dalam fisika?
Pengambilan data pembelajaran guru dikelas dengan video rekam dan dalam penelitian ini, materi pokok bahasan ditentukan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh guru sesuai dengan perencanaan yang sudah disiapkan. Hal ini dilakukan agar yang tampak dalam rekaman video merupakan pengetahuan guru dan tidak ada campur tangan dari peneliti.
Kisi-kisi pengambilan data pembelajaran guru dikelas seperti pada Tabel 3.3 berikut ini: Kisi-kisi Materi pembelajaran yang luas dan mendalam sesuai dengan standar isi, program satuan pendidikan, mata
Peneliti mengamati, ketika guru: 1. Konsep, struktur dan metode keilmuan /teknologi /seni yang menaungi /koheren dengan bahan ajar 2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah 3. Hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait 4. Kompetensi secara professional dalam konteks global
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Kisi-kisi pelajaran dan /atau kelompok mata pelajaran yang diampu. Sesuai dan rinci dalam menyajikan konsep Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Mengevaluasi hasil belajar
F.
Peneliti mengamati, ketika guru: dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional
1. Menguraikan dengan suatu model dalam menyajikan konsep (dalam diagram-diagram atau material-material) 1. Emosional guru 2. Keterampilan guru menjelaskan 3. Motivasi guru 4. Partisipasi murid 5. Peraturan dan penilaian 6. Pembelajaran yang tidak terkesan menegangkan 1. Penggunaan multimedia 2. penggunaan media yang tepat, lancar dan berfungsi dengan baik 3. Percaya diri 4. Kreatifitas 1. Soal yang bervariasi 2. sesuai KD yang dicapai
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui observasi proses pembelajaran
dikelas dengan perekam video kemudian diperkuat dengan wawancara yang dilakukan dengan guru. Rekaman proses pembelajaran gu ru didahului dengan observasi sebanyak satu kali pertemuan kemudian selanjutnya diadakan pengambilan data dengan menggunakan media Handycam sebanyak lima kali pertemuan dan satu kali ulangan. Dengan alokasi waktu satu jam sama dengan empat puluh lima menit lamanya. Kelas yang dijadikan penelitian yaitu kelas XI IPA.5 sebanyak 25 siswa dengan sistem moving class. Kemudian data observasi didalam kelas akan diperkuat dengan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
G.
Metode Analisis Data Peneliti melakukan penelitian dengan proses analisis data dilakukan
dengan
mengkategorikan
bentuk-bentuk
pengetahuan
guru
dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut: 1.
Kompetensi Pedagogik yang meliputi: a.
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b.
Pengembangan dan karakterisik dari peserta didik
c.
Pengembangan kurikulum /silabus
d.
Perencanaan pembelajaran
e.
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f.
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g.
Evaluasi hasil belajar siswa
h.
Pengembangan untuk peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi yang dimiliki
2.
Kompetensi Profesional yang meliputi: a.
Materi pembelajaran yang sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan
b.
Konsep dan disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi dengan program satuan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Tahap dalam proses analisis data meliputi: 1.
Transkripsi data rekaman video dan rekaman wawancara Proses transkripsi merupakan penyajian kembali bagian-bagian
tertentu dari rekaman video yang sesuai dengan topik-topik data yang akan diteliti dalam hal ini tentang bentuk-bentuk pengetahuan guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang terlihat dalam pembelajaran kedalam bentuk narasi. 2.
Kategori data Proses membandingkan topik-topik data satu sama lain. Sehingga
menghasilkan suatu kategori-kategori data. topik-topik data yang mempunyai kesamaan makna kemudian dikumpulkan dan ditentukan suatu gagasan abstrak yang mewakili. Gagasan abstrak tersebut yang selanjutnya disebut kategori data. Pengelompokan topik-topik data akan menghasilkan kategori-kategori data yang bersesuaian. 3.
Penarikan kesimpulan Berdasarkan proses analisis data maka dapat ditarik suatu
kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini, bentuk-bentuk yang terlihat dalam video kemudian diperkuat dan disimpulkan oleh data hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
DATA Dibawah ini akan dideskripsikan proses pelaksanaan penelitian serta hasil
dari penelitian, sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah negeri menengah atas
di Yogyakarta yaitu SMAN Z Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah yang heterogen dengan mengambil sampel kelas XI IPA 5 yang berjumlah 25 siswa, dengan materi Termodinamika. Subjek dari penelitian ini adalah guru fisika sedangkan objeknya adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru yang berpengaruh langsung dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan hanya satu sekolah dengan satu guru supaya penelitian ini fokus dalam mengetahui bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan pengaruhnya dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Sebelum melakukan penelitian, pada tanggal 13 April 2012 pukul 07.15-08.45 peneliti melakukan observasi di sekolah tersebut dengan menggunakan Handycam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk untuk melihat situasi kelas dan proses pembelajaran yang berlangsung serta untuk
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
membiasakan siswa dengan keberadaan Handycam dan peneliti di dalam kelas. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal
20, 23, 24, 27,
30 April dan 1 Mei 2012. Penelitian tersebut dilakukan di dalam kelas (dengan sistem kelas yang bersifat moving class) yang telah dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai pengamat sekaligus merekam proses pembelajaran. Lebih dari pada itu, guru pengampu mata pelajaran fisika tidak menetap oleh satu guru, tetapi dalam satu kelas terlaksana dua guru pengampu. Oleh karena itu, terkadang ketika mengajar guru harus saling berkompromi untuk membagi materi supaya jam mengajar yang diinginkan guru tercapai. Hal ini dikarenakan terdapat empat guru fisika dan semuanya harus diberikan jam untuk mengajar, sehingga diputuskan untuk kelas XI IPA dalam materi fisika diampu oleh dua guru. Setelah proses perekaman data di dalam kelas selesai, peneliti kemudian
memutar
rekaman
video
secara
berulang-ulang
untuk
mendeskripsikan dan menemukan bentuk-bentuk pengetahuan guru dalam mempersiapkan
dan
melaksanakan
pembelajaran,
kemudian
mentranskripnya. 2.
Data Penelitian Berdasarkan pengamatan selama pengambilan data dari video dan
wawancara dari persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hasil penelitian telah terangkum sebagai berikut: a.
Data penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Data video pembelajaran dan wawancara
guru telah
dipaparkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Data penelitian Kegiatan Observasi Membahas tentang hukum I dan II Pertemuan I Jumat, 20 April 2012 pukul 07.15 Termodinamika. WIB Membahas PR Pertemuan II Senin, 23 April 2012 pukul 08.00 WIB Mengulas kembali materi hukum Pertemuan III Selasa, 24 April 2012 pukul 07.15 hukum II Termodinamika (konsep mesin carnot), latihan soal hukum II WIB termodinamika dan membahas materi entropi Membahas PR entropi kemudian Pertemuan IV Jumat, 27 April 2012 pukul 07.15 WiB dilanjutkan dengan latihan soal Memberikan rangkuman materi Pertemuan V Senin, 30 April 2012 pukul 08.00 WIB hukum I termodinamika Ulangan materi Termodinamika Pertemuan VI Selasa, 1 Mei 2012 pukul 07.15 WIB Kegiatan Wawancara Sabtu, 11 April 2012 pukul 13.01 Sesi I WIB Sabtu, 13 April 2012 pukul 09.05 Sesi II WIB Sabtu, 19 April 2012 pukul 13.29 Sesi III WIB Sabtu, 1 Mei 2012 pukul 10.00 WIB Sesi IV Sabtu, 19 Mei 2012 pukul 10.35 WIB Sesi V Sabtu, 15 September 2012 pukul Sesi VI 09.44 WIB
Guru yang dijadikan subyek dalam penelitian ini merupakan guru yang sudah berpengalaman mengajar dalam waktu yang cukup lama yaitu lima tahun di SMA tersebut. Dari awal, guru sudah bercita-cita menjadi seorang pendidik. Sebagai guru yang mendidik siswa, guru juga harus punya pengetahuan yang mendasar mengenai arti guru. Diawah ini merupakan bentuk guru memaparkan arti seorang pendidik seperti dalam transkrip (wawancara 11 April 2012, lamp.5) dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
G:…Setiap peran itu merupakan guru, yang pengen mengajari orang lain. Cuma subtansinya berbeda-beda. Mungkin dulu kita punya adik kemudian kita ajarkan apa misalnya? itu juga disebut guru. Hanya kalau guru yang dimaksud ini beda karena kita bukan hanya mendidik segi psikologis saja tapi mengajarkan ilmu pengetahuan yang tidak semua orang mempunyai kompetensi itu. G:…Menurut saya, guru itu ya orang yang mempunyai kemampuan, skill, keahlian yang khusus untuk kita memberikan ilmu (mentransfer ilmu) kepada orang lain misalnya murid yang mendidik. Dan mendidik itu lebih sulit karena kita harus membimbing, memberikan contoh perilaku yang baik juga. b.
Transkripsi Pembuatan transkripsi dilakukan sendiri oleh peneliti dengan
mengamati rekaman video pembelajaran dan rekaman wawancara dengan guru yang bersangkutan. Peneliti mengamati aktifitas dan tutur kata guru yang merupakan bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Kemudian video pembelajaran tersebut disalin dalam bentuk tulisan.
B.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas bentuk-bentuk kompetensi yang dimiliki guru
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008. Sumber data rekaman video yang digunakan meliputi rekaman data pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima, serta rekaman wawancara dengan guru untuk memperkuat data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Keterangan : G: Guru; S: Seorang siswa S1: Siswa pertama; S2: Siswa kedua; SS: Beberapa siswa atau semua siswa. Sebagaimana disebutkan pada Bab 2, kinerja guru dalam melaksanakan tugas profesi sebagai guru dipengaruhi oleh 4 kompetensi yaitu, (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi profesional yang ditentukan melalui pendidikan profesi; (c) kompetensi kepribadian; dan (d) kompetensi sosial. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari kompetensi yang mempengaruhi langsung terhadap
pengembangan persiapan
dan pelaksanaan
pembelajaran
yaitu
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Penelitian ini tidak memuat penilaian kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dari seorang guru. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan pengaruhnya dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran melalui wawancara dan observasi guna menambah wawasan bagi peneliti sebagai seorang calon guru.
1.
Kompetensi Pedagogik a.
Pemahaman guru tentang wawasan dan landasan pendidikan
Menurut guru “tujuan pendidikan itu mencerdaskan anak. Cerdas dalam arti cerdas kognitif, afektif dan psikomotorik” (wawancara tanggal 19 Mei 2012, lamp 5). Guru memaparkan pengertian ketiga aspek tersebut adalah: “afektif itu moral dan karakter (sifat-sifat) anak harus kita olah menjadi yang lebih baik. Kognitifnya pengetahuan yang supaya lebih baik misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
berfikir atau mengingat suatu konsep yang pernah diberikan. Psikomotoriknya yaitu kepercayaan diri dan kemandirian” (wawancara tanggal 19 Mei 2012, lamp. 5). Sejauh dari pengamatan peneliti, terlihat di dalam proses pembelajaran peneliti melihat bahwa upaya guru untuk mengembangkan aspek kognitif melalui pembelajaran. Guru mengajak siswa berfikir untuk mengingat-ingat konsep seputar isotermis, isokorik, isobarik, dan adiabatik, yaitu konsep yang dibahas sebelum libur UAN. Seperti dalam transkrip (vid. 20 April 2012, menit ke 03:15, lamp. 5) dibawah ini: G: ..sekarang dibuka bukunya. Sebelum libur sudah disinggung sama ibu Tri sekilas mengenai hk. Thermodinamika I, barangkali perlu diperdalam lagi, diingatkan lagi.. G: .. Apa yang dimaksud dengan isotermis,mbak lisa? S: Suhunya konstan G: Iya betul G: Isotermis adalah apa, proses? SS: Perubahan keaadaan gas G: Yang suhunya bagaimana? SS: Suhunya yang tetap G: Betul G: … kemudian isobarik, isobarik itu apa? SS: Tekanannya yang tetap G: Kalau isokorik? S1: Volumenya tetap! G: Bagus, betul sekali paling keras ya, mas bangkit? G: Kalau adiabatik, ayo mbak? S1: Tidak terjadi perubahan kalor G: Tidak terjadi perubahan kalor atau tekanan tetap volume tetap, energinya tetap. Itu namanya proses adiabatik!! Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru memahami tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun didalam pembelajaran peneliti melihat, guru terfokus pada kognitif saja dan tidak terlihat pembelajaran pada aspek afektif dan aspek psikomotorik. Selain itu pengertian guru tentang aspek kognitif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
psikomotorik tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu menurut buku Perencanaan dan Desain Pembelajaran (Wina Sanjaya, 2008, hal:125-133). Dipaparkan bahwa a) aspek afektif (hal:130) berkenaan dengan sikap, nilai dan apresiasi; b) aspek psikomotorik (hal:132) adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang.
b.
Pengetahuan guru tentang pemahaman peserta didik
Guru mengungkap karakter siswa kelas XI IPA 5 “bersifat heterogen, artinya ada yang pintar, sedang dan rendah” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Tingkatan tersebut ditentukan dari “nilai rata-rata NEM masuk adalah 8” (wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp. 5) dan “nilai pelajaran siswa bagus, tidak pernah remidi” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Disetiap kategori tersebut guru mengetahui nama-nama siswa yaitu untuk yang: “pintar misalnya aruni, fenanda, ratih, lusia, lutfi kemudian teres, kalau yang cowok itu agustinus, fabian, Daniel. Untuk bagian tengah, itu reza, harits, anjani, adam, dan bagian ranting yang bawah itu agung dan yesaya, itu alasannya karena dia selalu duduk dibelakang dan jika saya suruh duduk didepan tidak mau. Dan sisanya dalam kategori sedang”. (wawancara guru tanggal 19 April 2012, lamp. 5). Dari pernyataan guru tersebut, peneliti menduga bahwa secara umum guru mengenal 15 nama dari 25 siswa. Hal ini berpengaruh pada pembelajaran bahwa terlihat ketika guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, guru bertanya dengan menunjuk siswa dan menyebut nama siswa sesuai dalam transkrip (vid. tanggal 30 April 2012, lamp. 4) seperti dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
G: Apa yang ada dipikiran mengenai adiabatik Arumni? (bertanya kepada seorang siswa dengan cara menghampiri) S1: Kalor nya tidak berubah G: Agung gimana gung kalau kamu? S2: Tidak terjadi perubahan kalor G: Mbak Teres? S3: Tidak terjadi perubahan kalor. G: Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk proses adiabatik ini kalornya konstan tidak berubah-ubah. Maka Persamaannya bagaimana? (P1V1)γ=(P2V2)γ Kemudian untuk usahanya bagaimana? Teresia? S3: 3/2nR(T2-T1) (siswa membaca di buku kemudian guru menuliskan dipapan tulis) G: Iya, benar. Atau W=3/2nR(P2V2-P1V1) Nah, ini bisa disederhanakan lagi Agus? Harits?Ada lagi enggak selain ini? (guru bertanya kepada siswa dengan menyuruh siswa mencari dibuku) G: satu per? gimana Adam? (guru memancing pengetahuan siswa dengan bertanya) S4: Enggak tahu pak G: W 1 (P V PV ) 1
2 2
1 1
Guru memperlakukan siswa secara berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu memberikan perhatian lebih kepada siswa yang dirasa guru memang perlu diperhatikan, misalnya untuk siswa yang lemah atau kesulitan. Seperti yang ditegaskan guru dibawah ini: “...diberikan perhatian khusus …untuk siswa yang mendapat kesulitan. Untuk level yang tinggi tidak perlu terlalu didekati, itu sudah bisa sendiri, kalau ada kesulitan baru kita bantu. Dan intinya penanganan setiap siswa itu berbeda” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Sejauh dari pengamatan peneliti hal ini mempengaruhi pembelajaran, terlihat guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang sedang mengalami kesulitan misalnya mengerjakan soal. Terlihat ketika latihan soal, guru berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa. Guru melihat ada siswa yang sedang kesulitan untuk menganalisis soal, sehingga guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
membantu siswa dengan memberikan pengertian bagaimana menganalisis soal dengan baik. Membaca pelan-pelan dan mengidentifikasi apa yang ditanyakan pada soal menjadi cara guru untuk membantu siswa tersebut seperti dalam transkrip (vid. tanggal 24 April 2012, menit 22:22, lamp. 5) dibawah ini: S: Pak gimana ini? G: Iya Dinda. Coba dibaca dulu soalnya pelan pelan (guru membaca soal nomor 4 secara pelan-pelan), jika K sama dengan 1,38x1023 J/K, maka partikel gas yang memiliki suhu 1270C mempunyai energi rata-ratanya berapa?Nah, jadi ini kan yang ditanyakan Ek maka, Ek sama dengan berapa? S: Oh, gitu to pak? G: Iya
Gambar 4.1 Guru membantu siswa yang kesulitan menganalis soal
Pengetahuan guru tentang siswa yang aktif bertanya dan aktif mengerjakan tugas terpapar jelas bahwa siswa “yang pinter itu terkesan aktif dan serius” (wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp. 5). “Untuk siswa yang kreatif dan aktif dalam bertanya dan menjawab soal itu teresia dan lusia, kalo ada yang dirasa belum jelas pasti banyak tanya dan kalau ada soal, mereka sangat cekatan untuk mencobanya dan urusan salah atau benar itu nanti” (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp.5). Dari pernyataan guru tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru paham dengan siswanya yang aktif dan kreatif. Didalam pembelajaran kedua siswa tersebut lebih kreatif bertanya dan mengerjakan soal. Terlihat Teresia sedang serius mengerjakan soal dan tidak memperdulikan teman-temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
yang ribut seperti dalam foto (vid. 24 April 2012, menit 17:03, lamp.4) dibawah ini:
Gambar 4.2 Siswa sedang serius mengerjakan soal
Selain itu, ketika guru mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal, maka menyuruh seorang siswa yang dirasa guru lebih kreatif untuk mengerjakan soal didepan kelas. Seperti dalam transkrip (vid. 24 April 2012, menit 25:11, lamp.4) dibawah ini: G: Ayo, Lusia maju.Tolong kerjakan dipapan tulis. Biar nanti teman-teman yang bingung bisa tahu, kamu kan yang kreatif dan cepat tanggap S: Iya pak Pengetahuan guru untuk siswa yang pendiam yaitu: “…didekati, kemudian dilihat apakah ada respon ketika kita kasih soal, pasti akan terbuka untuk mengungkap apa kesulitannya” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Pernyataan guru tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. Terlihat guru Sedang memberikan perhatian yang berbeda kepada seorang siswa yang pendiam dan pemalu dengan cara menghampiri dan bertanya “gimana agung bisa enggak, mana pekerjaanmu?” (vid. 23 April 2012, menit 13:05, lamp. 4). Peneliti menduga, bahwa tipe guru dalam memberikan perhatian kepada siswa yang dirasa guru kurang percaya diri adalah secara personal. Hal ini, supaya siswa dapat dengan leluasa mengungkapkan apa yang menjadi kesulitan, tanpa harus takut dan malu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Gambar 4.3 Guru menghampiri siswa pendiam
Guru melihat siswa yang paham dan tidak paham setelah dijelaskan yaitu: “… gampang sekali dari wajah aja bisa tahu (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 6), ketika kita kasih soal ga bisa, kasih soal bingung, itukan menandakan siswa belum paham?Kalau ditanya secara spontan, ehh.. apa yang dimaksud ini?Setelah kita jelaskan, anak tidak memperhatikan karena memang tingkat kemampuannya yang terbatas bisa juga kan itu yang menyebabkan tidak paham. Maka dari itu, dengan soal-soal siswa suruh maju, kita bimbing, lama-lama kan nanti bisa menyusut kan begitu (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5) Dari pernyataan guru tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru paham dengan tingkat intelektual siswa. Tingkat kemampuan siswa yang terbatas dapat menyebabkan sulit paham terhadap materi yang telah dijelaskan dan sebaliknya tingkat kemampuan siswa yang tinggi dapat dengan mudah menyerap pembelajaran dengan baik. Sehingga disetiap menjelaskan, guru selalu me-review dengan pertanyaan yang sifatnya spontan untuk mengetahui siswa yang paham dan kurang paham terhadap pembelajaran. Terlihat didalam transkrip ((vid. 20 April 2012, lamp. 4) dibawah ini: G: Apa yang ada dipikiran mengenai adiabatik Arumni? (bertanya kepada seorang siswa dengan cara menghampiri) S1: Kalor nya tidak berubah G: Agung gimana gung kalau kamu? S2: Tidak terjadi perubahan kalor G: Mbak teres? S3: Tidak terjadi perubahan kalor. G: Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk proses adiabatik ini kalornya konstan tidak berubah-ubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Pengetahuan guru tentang minat belajar siswa kelas XI ipa.5 yaitu: “kalau dipresentase minat belajar siswa XI Ipa 5 itu: 80% siswa minat belajar, yang 20% itu kita dorong terus” (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5). Sejauh dari pengamatan peneliti, terlihat didalam pembelajaran sebagian besar siswa lebih semangat belajar ketika latihan soal dibandingkan ketika guru berceramah menjelaskan materi. Hal ini terbukti, guru paham bahwa siswa XI ipa.5 lebih berminat “dan senang jika bermain soal” (wawancara tanggal 19 April, lamp. 5). Hal ini yang menjadi ciri pengajaran guru, bahwa guru lebih memberikan “…konsep yang tidak terlalu bertele-tele, kemudian disusul dengan latihan berbagai contoh. Dengan latihan soal itu justru untuk menggali pengetahuan” (wawancara tanggal 15 September, lamp. 5). Sehingga dapat disimpulkan bahwa: pertama, guru paham dengan karakter kelasnya yang bersifat heterogen yang tingkat kecerdasan siswanya pintar, sedang, dan rendah, hal tersebut ditentukan dari nilai NEM dan nilai ulangan. Guru hafal 15 nama dari 25 siswa sehingga dijadikan sarana guru untuk mengenal siswanya.
Guru lebih memberikan
pendampingan kepada siswa yang membutuhkan dan memberikan kebebasan kepada siswa yang sudah jelas. Kedua, guru paham dengan siswa yang aktif dan kreatif. Ketiga, tipe guru secara dominan adalah memperhatikan siswa secara personal. Keempat, guru paham dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, sehingga didalam pembelajaran guru melakukan tanya jawab secara spontan untuk mengetahui bahwa siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
tersebut paham atau belum paham terhadap pelajaran. Kelima, guru paham dengan minat siswa untuk belajar fisika yang lebih menyukai latihan soal sehingga tercermin dari tipe pembelajaran guru.
c.
Kemampuan guru tentang pengembangan kurikulum atau silabus
Menurut guru : “kurikulum itu menyesuaikan pemerintah dan kemudian disesuaikan dengan keadaan sekolah. Tahun dulu dengan sekarang berbeda karena tantangannya pun berbeda. Kurikulum sekarang kan pembelajaran berteknologi modern, dimana kita sebagai pengajar harus menguasai komputer sebagai sarana pembelajaran” (11 April 2012, lamp. 5). Dari pernyataan guru tersebut, terlihat guru mengungkap pemahaman tentang kurikulum yang ada saat ini. Guru mengungkap bahwa kurikulum saat ini mengharuskan seorang guru untuk menguasai teknologi modern untuk dapat diterapkan didalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran, terlihat guru mengajarkan materi termodinamika dengan menggunakan laptop untuk memberikan materi, animasi, serta latihan soal yang ditampilkan lewat LCD. Dibawah ini merupakan bentuk pembelajaran guru ketika menjelaskan konsep isobarik dengan animasi melalui LCD, seperti dalam transkrip (vid. 20 April 2012, menit 05:20, lamp. 4) dibawah ini: G: Baik, saya akan memberikan sebuah animasi, pertama yaitu isobarik. Sangat terlihat ya dalam grafik tekanannya itu tetap ya? Kalau 1 atm ya 1 atm saja. Tapi volumenya bagaimana? SS: Naik G: Berubah ya, berubah itu bisa naik dan bisa turun juga jadi tidak hanya naik saja. Naik itu jika memuai karena dipanasi dan turun itu karena kemampatan ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Gambar 4.4 Animasi yang digunakan guru untuk menjelaskan konsep isobarik
Guru mengungkap materi yang masuk ke dalam kurikulum adalah: “Materi yang masuk dalam kurikulum salah satunya yaitu materi termodinamika yang harus semua guru mengajarkan. Materi ini sudah dirumuskan karena merupakan materi pokok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah supaya untuk diajarkan kepada siswa. Jadi kita sebagai guru sudah tahu, materi apa saja yang akan kita ajarkan kesiswa dengan melihat kurikulum yang saat ini sebagai patokan” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5) Dari pernyataan guru tersebut, guru paham bahwa materi termodinamika adalah materi yang masuk dalam kurikulum dan penting untuk diajarkan. Hal ini mempengaruhi pembelajaran, terlihat pada pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika kepada siswa.
Sebagaimana disebutkan dalam bab 2, produk pengembangan kurikulum adalah silabus, maka pemahaman guru tentang silabus adalah: silabus dari pemerintah, nanti disesuaikan dan dikembangkan oleh guru sesuai kondisi fisik sekolah, keadaan peserta didik, dan peralatan disekolah sebagai penunjang pembelajaran. Silabus tersebut mengikuti apa yang diinginkan dari pemerintah dinas kota… lewat penataran (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Dari pernyataan guru tersebut, terlihat guru paham dalam mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi fisik sekolah, keadaan peserta didik, dan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang pembelajaran. Keterbatasan peneliti adalah peneliti tidak dapat mengetahui bentuk fisik silabus yang dibuat oleh guru, hal ini dikarenakan peneliti tidak meminta sehingga untuk kategori ini peneliti tidak mampu mengungkap pemahaman guru mengenai silabus. Tetapi peneliti menduga bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan muatan silabus dalam KTSP. Dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengembangkan kurikulum dengan menerapkan teknologi modern didalam pembelajaran, hal tersebut kemudian mempengaruhi sistem pengajaran guru yang telah menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Guru tahu bahwa materi termodinamika adalah materi yang ada dalam kurikulum dan terlihat didalam pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika. Guru mampu mengembangkan silabus secara mandiri yang sesuai dengan keadaan sekolah, keadaan siswa, dan fasilitas sekolah tersebut.
d.
Kemampuan guru tentang perancangan pembelajaran
Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran sangat disiplin, terlihat bahwa sebelum mengajar materi termodinamika, guru “sudah persiapkan berupa RPP, materi, dan latihan soal dengan LKS” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Guru mengungkap bahwa “untuk RPP membuat sendiri” (wawancara tanggal 13 April 2012, lamp.5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Sejauh dari pengamatan peneliti, untuk materi termodinamika, guru membuat 2 RPP yang masing-masing alokasi waktunya adalah 2 kali pertemuan (4x45’). Peneliti mengamati bentuk fisik dari RPP pertama, terlihat adanya kesesuaian antara komponen pendukung RPP yang dibuat oleh guru dengan teori yang ada yaitu identitas mata pelajaran terpapar dengan jelas dalam RPP, meliputi: nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran, jumlah pertemuan, sarana dan sumber belajar, SK dan KD yang sesuai dengan kurikulum. Adanya hubungan antara Indikator dan tujuan pembelajaran, tetapi ada kektidaksesuaian
pada
indikator
dan
tujuan
pembelajaran
dalam
mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam (merujuk lamp. 8). Tidak terlihat pada penjabaran materi ajar dan pelaksanaan pembelajaran tetapi pada sekenario pembelajaran diuraikan secara langsung rencana kegiatan untuk menjelaskan energi dalam. Materi ajar tidak sekedar dituliskan secara poin-poin saja, tetapi diuraikan dengan jelas yang mencangkup makna, grafik, dan persamaan. Materi ajar dan pelaksanaan pembelajaran guru hanya terfokus pada proses perubahan keadaan sistem yang terdiri dari proses isobarik, isokorik, adiabatik, dan isotermal. Bentuk fisik dari RPP kedua, terlihat ada kesesuaian antara komponen pendukung RPP yang dibuat oleh guru dengan teori yang ada yaitu identitas mata pelajaran terpapar dengan jelas dalam RPP, meliputi: nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran, jumlah pertemuan, sarana dan sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
belajar, SK dan KD yang sesuai dengan kurikulum. Adanya kesesuaian antara Indikator dengan tujuan pembelajaran. Materi ajar tidak sekedar dituliskan poin-poin saja, tetapi diuraikan dengan jelas yang mencangkup makna, grafik, bagan, dan persamaan. Tetapi peneliti mengamati ketidaksesuaian antara RPP pertama dengan RPP kedua. Guru menguraikan materi ajar tentang energi dalam pada RPP kedua, padahal terlihat dengan jelas, guru menetapkan indikator, tujuan, dan uraian kegiatan pembelajaran pada RPP pertama. Secara umum guru mengungkap bahwa “metode ceramah sangat melekat pada mata pelajaran fisika (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5) tetapi, guru menggunakan metode pembelajaran dengan diskusi, ceramah, dan pemanfaatan multimedia (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5), dan hal ini sesuai dengan RPP guru. Sistem penilaian yang direncanakan guru pada RPP kurang jelas, yaitu menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi dalam RPP tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada wawancara mengungkap bahwa guru: “jarang memberikan tugas, tapi memberikan spontanitas pada anak, misalnya kasih soal untuk maju dan saya berikan poin” (wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp.5). Pada pelaksanaannya guru hanya mengadakan ulangan harian saja dan menetapkan bahwa “KKM thermodinamika75” (wawancara tangga l Mei 2012, lamp. 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Untuk sumber pelajaran guru: “menggunakan buku-buku terbitan lama, dan buku itu didapat sewaktu di bangku kuliah. Kalau buku pegangan saya: karangannya Martin kanginan, Erlangga, dan Widya Duta Untuk LKS yang dipakai LKS Cerdas dari penerbit CV graham mandiri sebagai pegangan siswa untuk menunjang soal-soal latihan siswa. Referensi soal-soal lainnya tapi saya lupa penerbitnya tapi saya ingat judul bukunya itu kalau tidak salah Raih Prestasi Gemilang yang dikarang dari guruguru se-Yogyakarta” (wawancara 19 April 2012, lamp. 5).
Alasan guru menggunakan “buku-buku itu karena sudah familiar dan mudah untuk menjadi pegangan baik segi materi yang dibahas, bahasanya juga mudah serta soa-soalnya beragam” (wawancara 19 April 2012, lamp. 5). Tetapi guru memberi kebebasan siswa untuk menggunakan buku yang menurutnya nyaman dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu membuat perencanaan pembelajaran secara disiplin yaitu mempersiapkan RPP, materi, soal-soal, dan animasi. Guru mampu membuat RPP sesuai teori komponen pendukung RPP namun ada ketidakcocokan antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu sejauh dari pengamatan peneliti, sistem penilaian yang digunakan guru kurang jelas. Pada RPP hanya disebutkan penilaian menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada RPP, indikator ketiga untuk mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran tidak terlihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
e.
Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Sejauh dari pengamatan peneliti, dalam pembelajaran terlihat guru membuat aktifitas pembelajaran secara interaktif yang melibatkan partisipasi siswa. Ketika latihan soal, guru mengajak siswa mengerjakan soal bersama sebagai bentuk untuk mengagali pengetahuan siswa. Ketika mengerjakan soal dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendukung siswa berfikir untuk menemukan proses jawaban seperti dalam transkrip (vid. 23 April 2012, menit 02:32, lamp. 4) dibawah ini: G: Diketahui Q1 nya 1200, kemudian T1 nya berapa? T1 itu yang lebih? G: Tinggi G: Ya dan T2 itu selalu? SS: Yang lebih rendah? G: Berapa? SS: 227oC G: Iya, suhunya tersebut harus berupa kelvin, jadi harus dijadikan kelvin. Kemudian T2 nya berapa? SS: 27 G: Efisiensinya berapa? efisiensi atau teta sama dengan apa, hayo? Yang berhubungan dengan 2 suhu? G,SS: Satu dikurangi (T2/T1) G: Hasile piro (berapa hasilnya)? S1: 40% G: Iyaa, agung menemukan hasilnya 40%, siapa lagi, ayo yang lainnya hasilnya berapa % ? S2: 40% G: Iya, reza juga ketemunya 40%, yang lainnya? S3: sama pak, 40% juga G: Iya, arumi bagus, yang dibelakang? SS: 40% pak G: Nah, kalau sudah ketemu efisiensi 40% Guru perhatian dengan keluhan siswa. Sesuai dengan pengamatan, terlihat siswa mengeluh dengan PR yang guru berikan karena soal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
sulit, dan guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan dengan cara berdiskusi bersama. Peneliti menduga bahwa, hal ini merupakan bentuk pengetahuan guru yang perhatian pada keluhan siswa, dengan cara mengerjakan bersama-sama guru berharap siswa menjadi tahu bagaimana proses menyelesaikan jika nanti terdapat soal yang sama seperti soal tersebut, seperti dalam transkrip (vid. 23 April 2012, lamp. 4) dibawah ini: G: Selamat pagi G: Ada PR kan jumat kemaren? Bagi yang sudah bisa silahkan maju, Gimana bisa semua? S1: Belum pak S2: Enggak bisa pak SS: Susah S3: Ajarin pak G: Oke, tolong dipelajari lagi ya? Itu soal pasti keluar diulangan, itu sering keluar ya? G: Jadi belum dikerjakan ya? Yasudah kita bahas bersama, kalau belum bisa coba diperhatikan Guru mengungkap bahwa: “Sebagai guru yang ingin disenangi muridnya harus bisa menjadi sahabat untuk mereka, saling terbuka dengan kesulitan, ramah dan tidak galak namun harus tegas, kemudian penuh simpati. Dalam area ini guru harus punya rasa emosi itu semua untuk dapat menyelesaikan pengajarannya” (wawancara 11 April 2012, lamp. 5). Sejauh dari pengamatan peneliti, guru sangat bersahabat dan bersikap ramah dengan siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas. Misalnya didalam pembelajaran guru bertanya dengan memanggil nama siswa, dan ketika diluar kelas juga guru menyapa siswa ketika bertemu. Guru sangat perhatian pada pembelajarannya. Guru mengungkap: “Kalau guru jaman dulu itu pasti Maju !!!! (nada keras) Goblok kamu !! Saya sudah jelaskan berapa kali !! Dasar otak !! haaaa kalau sekarang saya begitu siswanya lari kekantin semua. Selain itu juga kita jadi malah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
enggak dihormati. Oleh karena itu saya sangat perhatian dengan pengajaran dan pembelajaran dengan semangat mendidik. Supaya siswa yang terdidik itu selain dapat ilmu juga dapat moral yang baik” (wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5). Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa didalam pembelajaran guru sangat memperhatikan anak didiknya. Sehingga besar motivasi guru untuk memberikan pengajaran kepada siswa yang penuh ilmu pengetahuan dan moral. Ketika guru mendapati siswa yang gagal dalam
mengerjakan
soal,
guru
tidak
langsung
membodohi
dan
menyalahkan langsung tetapi memberikan kesempatan kepada siswa yang gagal yaitu dengan: “memberikan jempol kepada siswa yang sudah berusaha dengan baik meskipun ada kekeliruan, misalnya dengan kata bagus. Kemudian dengan jempol maju maka, siswa menjadi penasaran apa yang membuat keliru dan kembali mengerjakan” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, terlihat ketika latihan soal ada siswa yang memberikan jawaban salah, guru memberikan pujian kepada siswa dengan kata “bagus” kemudian menanyakan kepada siswa apa betul hasilnya dan menyuruh siswa mengecek kembali seperti dalam transkrip (vid. 23 April 2012, menit 11:18, lamp. 4) dibawah ini: S1: G: S1: G:
Pak, saya ketemu Wnya (sambil mengacungkan tangan) Iyaa, fabian bagus sekali, berapa? 870 Joule pak? Iyak, bagus sekali Fabian, tapi kenapa bisa ketemu itu sepertinya kamu keliru menghitung coba dicek lagi, yang lainnya coba selain Fabian siapa lagi yang sudah ketemu?
Jadi cara guru dalam memberi sikap kepada siswa yang gagal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Dapat
disimpulkan
bahwa
guru
mampu
mengungkap
bentuk
karaktersistik emosional guru supaya disenangi muridnya dengan menciptakan pembelajaran yang dialogis dengan cara bersahabat dan simpati kepada semua siswa yang terutama kepada siswa sedang mendapat kesulitan mengerjakan soal, perhatian dengan keluhan siswa, membuat aktifitas pembelajaran yang interaktif dengan cara berdiskusi mengerjakan soal bersama-sama dan tanya jawab, dan memberikan sikap kepada siswa yang gagal mengerjakan soal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis.
f.
Pengetahuan guru tentang memanfaatkan teknologi pembelajaran
Guru mengungkap bahwa: “Kalau guru, tidak mengikuti teknologi sekarang ini ya kita tertinggal jauh, dan kita sebagai guru harus menggunakan fasilitas itu, membuat anak lebih paham” (wawancara 11 April 2012, lamp. 5) Oleh sebab itu, dari hasil pengamatan peneliti melihat guru: “memanfaatkan teknologi yang ada disekolah, setiap kali mengajar. Disini sudah ada LCD dikelas, full wifi, lab computer dll, untuk menunjang pembelajaran dikelas” (wawancara 11 April 2012, lamp. 5) Keterampilan guru dalam menulis dan membersihkan papan tulis kurang terampil, dimana guru mengungkap bahwa: “Terkadang kalau kita hanya verbal ngomong (ceramah ya) dan menulis dipapan tulis itu kadang-kadang anak-anak tidak melihat karena kadang guru tidak sadar menutupi tulisan yang ditulis dipapan tulis itu, serta kadang juga kita sebagai guru tidak sadar kita mencatat dipapan tulis acak-acakan ya, tidak teratur bahkan bertumpuk-tumpuk dan itu kelemahan saya, dan kalau pakai media LCD semuanya bisa melihat apa yang kita sampaikan. kemudian kalau ada animasi-animasi siswa lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
paham lagi dan dapat memperjelas apa yang kita jelaskan” (wawancara 11 April 2012, lamp. 6). Sejauh dari pengamatan peneliti, ketika pembelajaran guru terlihat sangat jarang sekali menulis dipapan tulis. Guru hanya menggunakan media papan tulis untuk memberikan penekanan pada poin yang penting misalnya memberikan penekanan pada rumus yang penting dengan cara dikotak, seperti pada foto (vid. 30 April 2012, menit 02:40, lamp. 4) pembelajaran berikut:
Gambar 4.5 guru menjelaskan mesin carnot
Guru lebih terampil menggunakan perangkat LCD untuk memperlancar pembelajaran, karena setiap kali mengajar banyak menampilkan materi lewat LCD yang dirasa lebih efisien. Guru belajar menggunakan perangkat LCD secara otodidak, hal tersebut terbukti ketika guru mengungkap bahwa “untuk pemakaian perangkat LCD, gak ada pelatihan khusus, gampang to tinggal tanceptancep aja” (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5). Sehingga ketika guru melakukan browsing untuk mencari materi juga “belajar sendiri kan tinggal ketik apa yang dimau lewat google, langsung enter keluar semua” (wawancara 1 Mei 2012, lamp. 5). Sekolah mempunyai “blog” sejak “ 2 tahun lalu, jadi sekolah punya blog untuk sarana komunikasi warga sekolah” (wawancara 1 Mei 2012,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
lamp. 5). Yang menerapkan sistem ini secara pasti sampai sekarang adalah guru biologi dan guru fisika pernah mencoba sebagai pelaksanaan remidi dan selebihnya tidak menerapkan karena lupa dan malas sehingga untuk waktu dekat ini akan dilakukan pelatihan kembali. Guru lebih terampil menyajikan materi dengan bantuan LCD untuk menampilkan materi, gambar untuk memperjelas masalah, soal bahkan animasi dari slide PPT, program flash dan Microsoft word untuk membantu proses belajar mengajar dikelas. Terlihat didalam pembelajaran guru menjelaskan siklus carnot dengan sebuah gambar seperti dalam transkrip (vid. 20 April 2012, menit 18:42, lamp. 4) dibawah ini:
Gambar 4.6 guru menjelaskan mesin carnot
G:
Suatu sistem Q1 masuk (panas yang diserap) kemudian oleh mesin dilakukan usaha kemudian dihasilkan gas akan dibuang panasnya. …. kan system ini W/Q1 dengan W itu kan Q1 – Q2. Q1 itu kan kalor yang diserap dan Q2 kalor yang dibuang sedangkan W itu usaha?
Guru lebih terampil: “menggunakan buku-buku terbitan lama, dan buku itu didapat sewaktu di bangku kuliah. Kalau buku pegangan saya karangannya Martin kanginan, Erlangga, dan Widya Duta Untuk LKS yang dipakai LKS Cerdas dari penerbit CV graham mandiri sebagai pegangan siswa untuk menunjang soal-soal latihan siswa. Referensi soal-soal lainnya tapi saya lupa penerbitnya tapi saya ingat judul bukunya itu kalau tidak salah Raih Prestasi Gemilang yang dikarang dari guru-guru se-Yogyakarta” (wawancara 19 April 2012, lamp. 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Alasan guru menggunakan “buku-buku itu karena sudah familiar dan mudah untuk menjadi pegangan baik segi materi yang dibahas, bahasanya juga mudah serta soal-soalnya beragam” (wawancara 19 April 2012, lamp. 5). Guru selalu melaksanakan KBM didalam kelas, dan tidak memilih melaksanakan KBM di laboratorium. Peneliti menduga guru lebih memilih melaksanakanan KBM dikelas agar pembelajaran aman dan nyaman, Hal ini sesuai dengan wawancara guru yang mengungkap bahwa: “ketika proses belajar mengajar itu full dilakukan didalam kelas, sehingga KBM tidak terganggu. Untuk praktikum itu dilakukan sore hari, diluar jam sekolah, dengan guru-guru fisika mengatur jamnya secara beruntut, Misalnya hari ini kelas XI IPA 5, jam 14.30 dan pembimbingnya saya misalnya kemudian untuk hari besok siapa, nah itu terjadwal” (wawancara 11 April 2012, lamp. 5). Dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan papan tulis hanya untuk memberikan penekanan pada suatu topik saja dan
guru lebih terampil
menggunakan teknologi modern untuk menampilkan materi, animasi, gambar-gambar, dan soal-soal yang dipelajari secara otodidak. Guru mengungkap untuk tidak memanfaatkan laboratorium sebagai KBM. Laboratorium digunakan untuk praktikum diluar jam belajar yaitu sore hari sepulang sekolah dengan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sekolah. Sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa.
g.
Kemampuan guru terhadap evaluasi dan hasil belajar
Sistem guru mengadakan evaluasi yaitu: “mengadakan evaluasi setiap bab berkaitan dengan nilai harian, karena jika setiap KD dan sering ulangan juga siswa malas, selain itu juga guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
terlalu repot dalam lamp. 5).
banyak mengoreksi” (wawancara 11 April 2012,
Pernyataan ini sesuai dengan pengamatan peneliti. Guru mengadakan evaluasi pada pertemuan keenam untuk melihat pemahaman siswa selama belajar. Guru mengungkap keinginan untuk membuat tipe soal esay tetapi karena terbentur waktu maka, guru hanya bisa mengutip soal-soal dari buku, dengan tipe soal pilihan ganda. Hal ini diperkuat dengan pernyataan guru bahwa: “sebenarnya saya kepengen ya soalnya buat sendiri, tapi karena terbentur dengan waktu juga dan saya sibuk dan banyak urusan yang saya harus kerjakan maka ketika itu saya memutuskan untuk menyalin soal dari bukubuku pegangan saya dengan mengganti angka-angka yang diketahui dan sudah di sesuai dengan apa yang di sampaikan dalam pembelajaran kemarin. Biasanya saya juga membuat soal tipeya esay tapi kali ini saya membuatnya berbeda, karena saya berfikir ingin membiasakan anak dengan siap cek poin ya? karena kebanyak soal-soal itu pilihan ganda misalnya UN, ulangan semester kemudian SNPTN, begitu” (wawancara 1 Mei 2012, lamp. 5). Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan bahwa guru mengadakan ulangan dengan cek poin sebanyak 9 soal, yang sudah disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai yaitu: “hukum 1 termodinamika kan ini (menunjuk soal nomor 1 dan 2, asal: LKS Tuntas hal.61 no.16 dan hal.53 soal latihan) ΔU=Q-W kan hukum 1, ini juga kaitannya dengan termodinamika seperti isokorik, isobarik dan sebagainya. Kemudi Ini siklus carnot (menujuk soal nomor 3, asal:internet) dalam suatu sistem Q1 masuk, Q2 keluar. Kemudian ini juga usaha kan? (menunjuk soal 4, asal: LKS Kita raih prestasi gemilang, hal.92, no.362) usaha yang dilakukan oleh sistem tapi yang kita cari tekanannya. Kemudian ini (menunjuk soal nomor 5, asal: LKS Kita raih prestasi gemilang, hal.97, no.387) efisiensi. Kemudian ini, (menunjuk soal nomor 6, asal:internet) kita bisa menentukan usaha dari grafik ini cukup untuk mengetahui bahwa usaha sama dengan dengan luasan ini kan? Bahwa selain W sama dengan apa gitu ya, bahwa itu merupakan luasan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
bangunan bentuknya persegi, trapesium, tergantung nanti dalam soalnya seperti apa. Kemudian kalau ini Cp ya (menunjuk soal nomor 7 dan 8, asal: Seribu Pena, hal.113, no.25 dan no.26). Kalau ini untuk anak lebih gampang karena sudah ada rumusnya. Kemudian yang terakhir, ini sangat gampang, karena pemahaman konsep yang sudah diberikan dalam contoh soal (menunjuk soal nomor 9, asal: Seribu Pena, hal.89, no 350)” (wawancara 1 Mei 2012, lamp 5). Cara guru mengoreksi jawaban siswa yaitu dengan cara: “…cocokkan dengan kuncinya yang sudah dilubangi pas dijawaban itu, kemudian menumpukan jawaban kunci diatas jawaban siswa. Dengan jawaban siswa yang sama dengan jawaban yang kunci dilubang berarti jawaban siswa benar. Nanti dibolongin gini mbak (memperagakan jawaban yang benar dibolongi dengan menggunakan api rokok)” (wawancara 1 Mei 2012, lamp. 5). Guru menentukan skor soal yaitu: “untuk semua nomor, diberikan 1 poin jika benar, kecuali untuk nomor 3 poinya 2 karena cara yang digunakan lebih panjang yaitu dua tahap. Jadi totalnya nilainya 10. Kemudian untuk menentukan nilai, jumlah soal yang benar dikali dengan 10” (wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp. 5) Dapat disimpulkan bahwa Guru paham dengan waktu untuk melaksanakanan evaluasi yaitu setiap bab. Namun, sejauh pengamatan peneliti guru tidak membuat soal. Terlihat jelas bahwa guru mengutip 9 soal dari buku dan internet, dan tipe soal pilihan ganda sebagai bentuk untuk membiasakan siswa untuk UN. Peneliti menduga bahwa guru memakai cara seperti ini untuk memudahkan guru untuk mendapatkan soal dan mengoreksi jawaban siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
h.
Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Guru mengungkap bahwa: “disekolah mempunyai program klinik untuk mengembangakan peserta didik yang mengalami keterlambatan atau bagi siswa yang belum paham (mendapat persoalan) didalam kelas” (wawancara 11 April 2012. lamp. 5). Klinik merupakan program sekolah yang menunjuk guru-guru untuk andil dalam melayani siswa yang kesulitan untuk belajar. Progam sekolah ini ditujukan untuk semua siswa yang ingin membutuhkan motivasi. Siswa yang memiliki masalah pelajaran mendatangi guru sesuai profesi untuk mendapat inspirasi dan penyelesaian persoalan. Tidak semua siswa yang memanfaatkan pelayanan ini, karena: “hanya ada beberapa siswa yang menggunakan pelayanan ini, biasanya yang sering datang itu siswa yang tidak pemalu dan biasanya kebanyakan mereka adalah siswa yang mempunyai prestasi sedang keatas, karena atas dasar penasaran dan keinginan untuk mengetahuinya. misalnya untuk soalsoal yang mereka enggak paham, makan di klinik itu ditanyakan dengan guru yang profesinya dibidang itu. Tetapi banyak anak juga yang tidak memanfaatkan program ini juga” (wawancara 11 April 2012, lamp. 5). Dari pernyataan guru tersebut, terlihat bahwa guru memberikan waktunya diluar jam mengajar untuk mengembangkan peserta didiknya dalam hal materi. Selain itu, guru juga mengembangkan siswa yang berpotensi untuk mengikuti pelatihan pendalaman materi untuk olimpiade. Kegiatan ini biasanya berlangsung pada pertengahan semester ganjil, sehingga saat penelitian, peneliti tidak mendapat kesempatan untuk mengetahui lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Dapat disimpulkan bahwa guru mengembangkan siswa memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami keterlambatan dengan cara melayani
di
program
klinik, dan untuk siswa
yang berpotensi
dikembangkan dalam pelatihan pendalaman materi untuk mengikuti olimpiade.
2.
Kompetensi Profesional a.
Kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam
Menurut guru pengertian termodinamika yaitu: “termodinamika dari kata termo dan dinamik. Termo berhubungan perubahan suhu. Karena termodinamika itu mikroskopis, jadi bagaimana memahamkan anak terhadap peristiwa perubahan suhu. Gas atau fluida yang diberi panas akan terjadi perubahan didalamnya yaitu perubahan suhu, perubahan tekanan, juga perubahan volume itu karena berkaitan dengan dinamik, yaitu bergerak; maka ada gerak, percepatan, gaya, kecepatan, dan usaha. Nah kemudian akan kita bawa dalam makroskopik yaitu kita hitung gejalanya itu secara matematis” (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5). Pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, dalam pembelajaran
guru
memahamkan
siswa
dengan
cara
berdiskusi,
memberikan animasi, dan latihan soal sehingga dengan demikian peserta didik dapat memahami materi ini secara utuh. Namun pernyataan guru tentang makna termodinamika tidak sesuai dengan teori yaitu menurut buku Fisika SMA kelas XI (Kanginan, 2007:309). Dipaparkan bahwa makna dari termodinamika adalah ilmu fisika yang memperlajari tentang perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
energi dalam suatu gas dan faktor-faktor yang mempengaruhi energi dalam dengan melibatkan usaha dan kalor. Menurut guru, indikator yang harus dicapai siswa pada: “konsep tentang termodinamika meliputi hukum thermodinamika I dan hukum termodinamika II… dan anak harus paham: siklus carnot, efisiensi, entropi dan kaitanya dengan hukum I adalah adiabatik, isobarik, isokorik, isotermis” (wawancara 19 April 2012, lamp. 5). Kemudian, pernyataan guru diperjelas dengan guru mengungkap, bahwa: “materi yang penting untuk hukum I termodinamika hanya isobarik, isotermis, isokorik dan adiabatik. Karena keempat konsep itu adalah mikroskopis jadi harus benar-benar diajarkan dari pengertiannya, prosesnya, grafiknya, sampai persamaan-persamaannya” (wawancara tanggal 15 September 2012, lamp. 5). Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan penelitian. Pada pembelajaran, ketika guru membahas hukum I termodinamika guru hanya terfokus pada konsep isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik saja. Selain itu khusus konsep ini, pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pada pertemuan pertama selama 09:11 menit guru tanya jawab dengan siswa tentang pengertiannya dan pemberian animasi saja. Dibawah ini merupakan transkrip video pembelajaran (vid. 20 April 2012, menit 04:34, lamp. 4) ketika guru bertanya jawab dengan siswa: G: S: G: G: SS: G: SS: G:
.. Apa yang dimaksud dengan isotermis,mbak lisa? Suhunya konstan Iya betul Isotermis adalah apa, proses? Perubahan keaadaan gas Yang suhunya bagaimana? Suhunya yang tetap Betul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
G: SS: G: S1: G: G: S1: G:
… kemudian isobarik, isobarik itu apa? Tekanannya yang tetap Kalau isokorik? Volumenya tetap! Bagus, betul sekali paling keras ya, mas bangkit? Kalau adiabatik, ayo mbak? Tidak terjadi perubahan kalor Tidak terjadi perubahan kalor atau tekanan tetap volume tetap, energinya tetap. Itu namanya proses adiabatik!!
Setelah guru melakukan tanya jawab, guru memberikan animasi untuk memperjelas konsep dari hasil tanya jawab sebelumnya. Untuk proses isobarik, guru memberikan sebuah animasi untuk memperjelas bahwa proses isobarik pasti tekanannya selalu tetap tetapi volumenya berubah. Kegiatan ini terdapat penekanan dari guru ketika guru bertanya bagaimana volume dari isobarik dan siswa menjawab naik. Guru menegaskan bahwa volume isobarik bukan hanya naik tetapi berubah yang bisa naik ataupun turun. Seperti pada transkrip (vid. 20 April 2012, menit 05:43, lamp. 4) dibawah ini: G: Kalau isobarik tekananya berapa? Sangat terlihat ya dalam grafik. Saya ulangi lagi, tekanannya itu tetap ya?? kalau 1 atm ya 1 atm saja. Tapi volumenya bagaimana? SS: Naik. G: Berubah ya, berubah itu bisa naik dan bisa turun juga jadi tidak hanya naik saja. Naik itu jika memuai karena dipanasi dan turun itu karena kemampatan ya?
Gambar 4.7 Animasi proses isobarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Ketika guru menampilkan animasi proses isokorik. guru menekankan bahwa pada isokorik, volume yang tetap jika dipanasi terus menerus maka tekananya akan berubah. Seperti pada transkrip (vid. 20 April 2012, menit 06:46, lamp. 4) dibawah ini: G: Kemudian Volumetrik (=biasa kita sebut isokorik). Coba perhatikan, ilustrasinya seperti ini. Jadi volumenya tidak berubah. Dan ini (guru menunjuk penutup tabung gasnya) volume yang didalamnya dibuat tetap dan tekanannya akan terus naik jika dipanasi
Gambar 4.8 animasi proses isokorik
Guru memberikan animasi tentang proses adiabatik dan mengkaitkan dengan isotermis. Disini terlihat bahwa guru menekankan perbedaan antara adiabatik dengan isotermis yaitu adiabatik grafiknya lebih curam dibanding isotermal. Seperti pada transkrip (vid. 20 April 2012, menit 11:45, lamp. 4) dibawah ini: G: Kemudian adiabatik, adiabatik itu tadi apa? S1: Tidak terjadi perubahan kalor G: Apa bedanya dengan isotermis? Kalau isotermis itu grafiknya cenderung linear ya? Kalau adiabatik itu curam sekali dan isothermal tidak terlalu curam tidak seperti halnya adiabatik, ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Gambar 4.9 Animasi proses adiabatic
Pada pertemuan kelima, guru membahas kembali konsep isotermis, isokorik, isobarik, dan adiabatik secara utuh. Selama satu jam pelajaran guru memberikan rangkuman berupa pengertian, proses, grafik, kemudian persamaan konsep isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik (Rujukan: vid. 30 April 2012, lamp. 4). Peneliti menduga bahwa pembelajaran ini dilakukan guru sebagai bentuk untuk me-review dan memberikan penekanan kepada konsep yang dirasa guru penting. Namun, pemahaman guru dalam menguasai konsep yang penting pada hukum I termodinamika kurang sesuai dengan teori dari buku Fisika SMA kelas XI (Kanginan, 2007:310-327). Dipaparkan bahwa konsep yang penting dan harus diajarkan pada hukum termodinamika I adalah memformulasikan energi dalam, proses perubahan keadaan gas, dan konsep dari hukum I termodinamika. Alasan guru memberikan materi hukum I termodinamika secara putusputus yaitu: “Siswa punya kebiasaan, kalu besok misalnya mau ulangan, nah hari ini pasti banyak yang tanya tentang materi yang sudah dibahas tetapi kan ada juga anak yang hanya diam tidak tahu dan mau tanya malu, jadi saya mengulas kembali materi yang awal, kalau yang materi dekat-dekat kemarin kan masih ingat pastinya. Jadi lebih baik saya memberikan hukum I termodinamika di awal dan di akhir pembelajaran secara terpisah” (wawancara tanggal 15 September 2012, lamp. 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Dari pernyataan guru dan pengamatan peneliti, peneliti menduga bahwa materi yang penting untuk hukum I termodinamika menurut guru adalah isotermis, isokorik, isobarik, dan adiabatik saja. Karena materi ini membutuhkan durasi yang lama untuk membahas, pengajarannya dilakukan secara putus-putus dan berulang-ulang sebagai bentuk penekanan kepada siswa bahwa hanya konsep itu yang penting. Tetapi guru menyatakan bahwa konsep yang seharusnya ditekankan lebih dahulu yaitu: ”hukum I itu merupakan sebuah energi dimana ΔU= Q-W. Dimana disitu ada energi dalam, kalor dan usaha. Kenapa saya memberikan ΔU= bukan Q= atau W= . Karena kalor dan usaha itu sudah familiar di jenjang pendidikan sebelumnya, jadi saya memilih ΔU= Q-W meskipun jika dibalik-balik persamaannya tetap sama ya? Jadi intinya saya ingin memberikan bahwa dalam suatu sistem yang melakukan kerja itu disamping itu melibatkan kalor yang masuk dan keluar juga ada energi dalam didalam sistem itu” (wawancara 15 September 2012, lamp. 5). Tetapi guru juga menyatakan secara tegas bahwa memang“kesulitan saya (guru) untuk menjelaskan konsep energy dalam (ΔU)” (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5). Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti dalam pembelajaran terlihat cara guru menyampaikan konsep ini dengan menanyakan kepada siswa mengenai apa itu persamaan energi dalam. Kemudian siswa mencari di buku LKS dan menjawabnya. Dengan demikian, peneliti menduga konsep ini kurang dikuasai oleh guru. Sehingga ketika membahas konsep energi dalam guru hanya memberikan rumus lewat pertanyaan ke siswa tentang rumus jadinya saja, seperti dalam transkrip (vid. 30 April 2012, lamp. 4) dibawah ini: G : Energi dalam itu ΔU sama dengan apa? yang kaitannya dengan kalor yang diberikan? (guru bertanya kepada siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
SS : ΔU=Q-W Sehingga
guru
menyimpulkan
bahwa,
“termodinamika
itu
sulit
pemahamannya, tetapi untuk aplikasi mudah” (wawancara 19 April 2012, lamp. 5). Guru menyatakan bahwa “hukum II itu merupakan pengembangan dari hukum I” (wawancara tanggal 15 september 2012, lamp. 5). Sehingga selama 8:30 menit guru membahas konsep hukum II termodinamika, dimana guru memberikan dua konsep yang dirasa penting yaitu (1) kalor mengalir secara spontan dari sebuah benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya dengan mengilustrasikan dengan sebuah selang air; (2) tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang sematamata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar. Selain dua poin tersebut, guru juga memberikan konsep lain yang berkaitan dengan hukum termodinamika yaitu siklus carnot, efisiensi, koefisien performansi dan entropi. Hubungan antara dua konsep dasar hukum II termodinamika dengan siklus carnot, efisiensi, koefisien performansi dan entropi menurut guru yaitu: “itu kan merupakan aplikasi dari konsep hukum II termodinamika. Jadi hubungannya dengan penerapan yang kita jumpai disekitar dari konsep hukum II itu sendiri. Misalnya AC, kemudian motor. Efisiensi juga penting karena untuk mengetahui seberapa efisien suatu sistem melakukan usaha” (wawancara tanggal 15 September 2012, lamp. 5). Guru mengungkap cara pengajaran konsep efisiensi dalam siklus carnot:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
“cara menjelaskannya kan misalnya ada bagan to? Q1 diserap oleh sistem terus dilakukan usaha kemudian dibuang sebagian yang namanya Q2 . nah itu kan Q1 – Q2. maka efisiensi mesin ini tidak hanya digunakan usaha saja tapi akan terbuang dengan hal yang lain juga kan gitu” Q Nah, bagannya kan begini: 1
W
Q2
(guru membuat bagan, seperti diatas) W-nya kan ini (menulis W pada bagan) Q1-nya kan ini (menulis pada bagan) dan Q2 kan ini (menulis pada bagan). Kemudian efisiensinya berapa? W/Q1 = (Q1-Q2)/Q1 = 1-(Q2/Q1) dan hubungannya dengan suhu maka efisiensinya sama dengan 1-(T2/T1) (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Sejauh dari pengamatan peneliti, terlihat bahwa didalam pembelajaran adanya ketidaksesuaian diantara bentuk pengetahuan guru dengan pelaksanaan pembelajaran. Guru menduga bahwa efisiensi bukan materi yang penting untuk diajarkan kesiswa. Hal ini terlihat didalam pembelajaran guru hanya menjelaskan proses penyerapan kalor dan siklus carnot saja, sedangkan untuk efisiensi guru hanya langsung menanyakan rumus kesiswa secara langsung tanpa penjelasan. Pertama guru yang ditanyangkan sebuah gambar proses penyerapan kalor melalui LCD. Kegiatan ini terjadi interaksi diskusi dengan siswa seperti yang terekam pada transkrip (vid. tanggal 20 April 2012, menit 18:42, lamp. 4) dibawah ini: G: suatu sistem Q1 masuk (panas yang diserap) kemudian oleh mesin dilakukan usaha kemudian dihasilkan gas akan dibuang panasnya. Kalau misalnya sepedah motor itu kan tidak 100% bahwa untuk panas atau kalor itu digunakan sepenuhnya untuk gerak saja, tapi pasti akan terbuang dengan usaha yang lain, misalnya kenalpot, bunyi klakson itu kan energy. Jadi tidak 100% untuk gerak saja? tidak ada mesin yang ideal maka ada namanya efisiensi?Ini kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
sistem ini W/Q1 dengan W itu kan Q1 – Q2. Q1 itu kan kalor yang diserap dan Q2 kalor yang dibuang sedangkan W itu usaha?
Gambar 4.10 guru menjelaskan konsep siklus carnot
G: Ini, proses menyerap sebuah sistem dari kalor Q1, kemudian terjadi proses usaha dan akan mengeluarkan kalor suhu rendah atau Q2 Peneliti menduga efisiensi tidak menjadi masalah yang penting karena didalam pembelajaran guru memang memberikan konsep efisiensi tetapi tidak utuh sesuai dengan wawancara, guru hanya langsung menanyakan ke siswa secara rancu yaitu “…efisiensi apa kemarin?” Padahal, pada pertemuan
sebelum-sebelumnya
guru
belum
pernah
memberikan
persamaan rumus efisiensi. Tetapi siswa tidak ada yang mengeluh mengenai hal tersebut dan siswa langsung membuka LKS dan menyebutkan persamaan rumus yang ditanyakan oleh guru. Guru tidak memberikan persamaan-persamaan yang digunakan dalam materi ini dan menyuruh siswa untuk langsung melihat buku, dan tidak memberikan persamaan itu dari mana asalnya. Terlihat dalam aktifitas dikelas seperti dalam transkrip (vid. tanggal 20 April 2012, menit 15:48, lamp. 4) dibawah ini: G: Sehingga mas carnot, itu orang yang membuat mesin namanya carnot. Dan efisiensinya? Efisiensi sama dengan apa kemarin? (untuk persamaan ini guru belum pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
mamberikan dan siswa hanya langsung membuka LKS tetapi dalam kegiatan ini, siswa tidak ada yang komplen) G: Eka sama dengan? η (diperagakan) itu dibaca eka ya? eka sama dengan? Usaha per Q1. Iya to bener? G: Tidak mungkin membuat mesin itu butuh 100%, jadi hanya mendekati paling tidak ya 100% Guru mengajarkan konsep pendingin melalui media LKS Tuntas dari CV Graham Mandiri bukan hanya untuk latihan soal saja tetapi guru juga menggunakan konsep materi yang ada di LKS tersebut. Terlihat bahwa guru menyuruh siswa menyimak KLS hal 53 untuk menjelaskan konsep pendingin yaitu usaha yang dilakukan oleh mesin pendingin seperti dalam transkrip (vid. tanggal 20 April 2012, menit 25:37, lamp. 4) dibawah ini: G: “Ya, kita lihat, di halaman 53 bahwa konsep dasar dari pendingin (siswa ribut, guru mengulangi dengan keras dan tegas) Konsep pendingin di halaman 53 itu usaha yang dilakukan oleh mesin pendingin itu usahanya apa? (sambil membaca buku) Q1-Q2 Kemudian perbandingannya Q 2 T2 Q1 T1 Kemudian ada istilah koefisien performansi. Apa itu koefisien performansi? (bertanya keseluruh siswa)”. SS:“(grenyem) hasil bagi reservoir dingin dengan usaha pada sistem”. G: “Apa? Iyaa… Hasil bagi dari sumber (kata sumber ditegaskan) ya reservoir dingin dengan usaha pada sistem ya. Koefisien performan itu yang baik lebih besar dari 1 atau Cp lebih besar dari 1. Mesin pendingin itu kalau kakinya atau sering disebut Cp itu lebih besar dari 1?”. Materi entropi merupakan materi yang sempit untuk jenjang SMA, karena hanya sekilas pembahasannya sehingga guru hanya memberikan konsep pentingnya saja. Lima poin penting yang guru sampaikan untuk materi entropi, yaitu pertama entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha, seperti hanya energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
dalam. Jadi susah dilihat, tapi ada. Kedua entropi termasuk fungsi keadaan. Ketiga entropi juga harganya hanya tergantung pada kedudukan awal dan kedudukan akhir sistem dan tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh. Keempat entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Dan kelima suatu sistem yang memiliki entropi tinggi berarti sistem tersebut makin tidak teratur. Kemudian guru memberikan sebuah contoh untuk konsep entropi bahwa jika sebuah gas dipanaskan maka molekul-molekul gas akan bergerak secara acak (entropinya tinggi) tetapi jika suhunya diturunkan
gerak
molekulnya
menjadi
teratur
(entropi
rendah).
Pembelajaran ini guru memberikan sebuah persamaan umum untuk materi entropi sebagai persamaan jadi yang didapat dari sebuah buku LKS. Penyampaian guru terlihat seperti pada transkrip (vid. tanggal 20 April 2012, lamp. 5) dibawah ini: G: Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami suatu proses reversibel dengan menyerap kalor Q maka kenaikan entropi (∆S) dinyatakan: ∆ =
Dalam
wawancara
guru
mengungkap
bahwa
“nanti
ketika
mengajarkan termodinamika juga harus menjelaskan len juga, dari mana asalnya kata len, supaya anak tidak bingung. Meskipun itu jatahnya guru matematika. Karena dalam fisika juga ada, maka harus diajarkan” (wawancara 11 April 2012, lamp.2). Pernyataan guru tersebut tidak sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa didalam pembelajaran guru tidak menjelaskan rumus len, tetapi guru hanya memberikan soal yang cara kerjanya menggunakan persamaan len dengan cara guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
langsung persamaan jadi, tidak menjelaskan dari mana asal persamaan tersebut ke siswa. Seperti dalam transkrip (vid. 27 April 2012, menit 47:59, lamp.5) dibawah ini: G: Kemudian untuk mengerjakan soal nomor 2 kita gunakan persamaan usaha W= nRT ln kemudian dijadikan W= nRT ln (v2-v1)
Gambar 4.11 guru memberikan persamaan yang ada len nya
Terlepas dari konsep yang danggap penting oleh guru, peneliti mengamati, selama pembelajaran guru menghabiskan 19 soal sebagai bentuk untuk menggali pemahaman siswa mengenai konsep yang sudah diajarkan. Sehingga peneliti menduga bahwa pola mengajar guru adalah sedikit singkat memberikan konsep tetapi banyak latihan soal. Terlihat dalam pembelajaran disetiap pertemuan, hanya beberapa menit saja guru menjelaskan setelah itu kegiatan pembelajaran diisi dengan latihan soal. Guru mengungkap bahwa: “materi yang masuk dalam kurikulum salah satunya yaitu ini materi termodinamika yang harus semua guru mengajarkan. Materi ini sudah dirumuskan karena merupakan materi pokok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah supaya untuk diajarkan kepada siswa. Jadi kita sebagai guru sudah tahu, materi apa saja yang akan kita ajarkan kesiswa dengan melihat kurikulum yang saat ini sebagai patokannya” (wawancara 11 April 2012, lamp. 5). Dari pernyataan tersebut, guru tidak mengungkap materi apa saja yang masuk dalam kurikulum sekolah pada mata pelajaran fisika. Tetapi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
mengungkap bahwa materi termodinamika ini merupakan salah satu materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. Dapat
disimpulkan
bahwa
pemahaman
guru
tentang
materi
termodinamika didasarkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Menurut guru materi yang penting untuk diajarkan pada hukum I termodinamika adalah proses isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik sedangkan untuk hukum II termodinamika materi yang penting untuk diajarkan siklus carnot dan entropi. Pemahaman guru tersebut tidak sesuai dengan teori dalam buku Fisika SMA kelas XI. 2) Menurut guru materi tentang energi dalam adalah materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Menurut guru dikarenakan konsep tersebut sangat mikroskopis. 3) Guru berpendapat bahwa termodinamika adalah materi yang sulit untuk dijelaskan, maka guru menggunakan tipe pembelajaran yang sedikit konsep tetapi latihan soal untuk siswa banyak.
b.
Kemampuan guru dalam memaparkan konsep dan metode disiplin keilmuan
Guru mengungkap bahwa “sejarah hanya dipelajari dikuliah, itu aja hanya sekilas dan menyeluruh, hehe tidak tiap topik begitu” (wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5). Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa didalam pembelajaran ketika guru membahas materi termodinamika, peneliti tidak melihat guru memaparkan sejarah dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
termodinamika, yang guru lakukan adalah guru langsung bertanya jawab dengan siswa dan memberikan materi termodinamika secara konseptual. Menurut guru “yang menarik dalam fisika itu karena terbiasa jadi luarbiasa dimana dengan terbiasa tersebut kita jadi bisa, kan begitu” (wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5). Dengan kebiasaan tersebut tenyata guru memahami bahwa fisika itu sangat dekat dengan kehidupan sekitar. Guru menungkap bahwa: “matematika itu merupakan rohnya fisika. Artinya begini, fisika akan lebih hidup dengan matematika, akan lebih teraktualisasi dengan matematika, dan akan lebih teridentifikasi dengan matematika serta akan lebih jelas lagi karena dengan matematika” (wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5). Artinya bahwa “saya mengajar fisika, jadi tetap fisika yang nomor satu kemudian disusul matematika. Jadi kita mengajaran dulu konsepnya seperti apa baru dipermudah dengan hitung-hitungan” (wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5). Pernyataan guru tersebut dapat menjelaskan bahwa mata pelajaran fisika mempunyai hubungan yang baik dengan mata pelajaran lain yaitu matematika, guru mengungkap diatas bahwa matematika merupakan roh fisika, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengajarkan mata pelajaran fisika harus membutuhkan bantuan mata pelajaran matematika yang sebagai fungsi untuk mempermudah secara matematis. Guru mengungkap perbedaan antara mata pelajaran fisika dengan mata pelajaran matematika yang dianggap guru bahwa matematika merupakan roh dari fisika: “Beda matematika dengan fisika yaitu kalau matematika kan murni angka, sedangkan fisika lebih kepada gejala alam yang terjadi kemudian kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
aktualisasikan dengan matematika, tapi pemahamanannya itu mengenai gejala-gejala alam yang bisa diukur dengan matetamika menjadi angkaangka yang dapat mengartikan suatu konsep misalnya gerak, lisrtik, termodinamika, dll. Kalau segi rumus matematika hanya satu rumus untuk semua soal dalam topik bahasan jadi . Nah kalau fisika kan beda variable beda rumus, beda yang diketahui beda rumus, jadi rumus ditentukan sesuai dengan permasalahan yang ada” (wawancara tanggal 19 Mei 2012, lamp. 5). Pemahaman guru tentang matematika merupakan roh dari fisika adalah pencerminan dari bentuk pola pengajaran guru yang sedikit memberikan konsep dan banyak latihan soal. Dapat disimpulkan bahwa guru kurang paham tentang hakikat dari fisika. Hal ini tidak sesuai dengan buku Filsafat Ilmu Pengetahuan, “fisika merupakan hukum yang bersifat konstan dan dapat disebut hukum alam, yang cara berfikirnya memerlukan bantuan sarana berfikir ilmiah yaitu matematika dengan pengukuran yang akurat dan perhitungan yang pasti” (Wahana, 2010:121).
Dari hasil analisis dan pembahasan diatas, penelitian tentang bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dari seorang guru dalam realitanya sehari-hari adalah: 1. Kompetensi Pedagogik a. Guru memahami tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun didalam pembelajaran peneliti melihat, guru terfokus pada kognitif saja dan tidak terlihat pembelajaran pada aspek afektif dan aspek psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
b. Guru mengenal dengan karakter kelasnya yang bersifat heterogen yang tingkat kecerdasan siswanya pintar, sedang, dan rendah, hal tersebut ditentukan dari nilai NEM dan nilai ulangan. Guru hafal 15 nama dari 25 siswa sehingga dijadikan sarana guru untuk mengenal siswanya. Guru
lebih
memberikan
pendampingan
kepada
siswa
yang
membutuhkan dan memberikan kebebasan kepada siswa yang sudah jelas. Guru paham dengan siswa yang aktif dan kreatif. Tipe guru secara dominan adalah memperhatikan siswa secara personal. Guru paham dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, sehingga didalam pembelajaran guru melakukan tanya jawab secara spontan untuk mengetahui bahwa siswa tersebut paham atau blum paham terhadap pelajaran. Guru paham dengan minat siswa untuk belajar fisika karena lebih menyukai latihan soal. c. Guru memahami bahwa materi termodinamika adalah materi yang ada dalam kurikulum dan terlihat didalam pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika. Guru mampu mengembangkan silabus secara mandiri yang sesuai dengan keadaan sekolah, keadaan siswa, dan fasilitas sekolah tersebut. d. Guru mampu membuat perencanaan pembelajaran secara disiplin yaitu mempersiapkan RPP, materi, soal-soal, dan animasi. Guru mampu membuat RPP sesuai teori komponen pendukung RPP namun ada ketidakcocokan antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu sejauh dari pengamatan peneliti, sistem penilaian yang digunakan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
kurang jelas. Pada RPP hanya disebutkan penilaian menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada RPP, indikator ketiga untuk mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran tidak terlihat. e. Guru menyatakan bahwa seorang guru harus bersikap baik supaya disenangi muridnya dan terlihat didalam pembelajaran guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis dengan cara bersahabat dan simpati kepada semua siswa yang terutama kepada siswa yang sedang mendapat kesulitan mengerjakan soal, perhatian dengan keluhan siswa, membuat aktifitas pembelajaran yang interaktif dengan cara berdiskusi mengerjakan soal bersama-sama dan tanya jawab, dan memberikan sikap kepada siswa yang gagal mengerjakan soal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis. f. Guru kurang memanfaatkan papan tulis untuk pembelajaran karena menurut guru kurang efektif dan efisien. Pada pembelajarannnya guru lebih terampil menggunakan teknologi modern untuk menampilkan bahan ajar seperti materi, animasi, gambar-gambar, dan soal-soal. guru hanya memanfaatkan papan tulis untuk memberikan penekanan pada persamaan yang dirasa guru penting dengan cara memberi kotak. Guru mengungkap untuk tidak memanfaatkan laboratorium sebagai KBM. Laboratorium digunakan untuk praktikum diluar jam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
yaitu sore hari sepulang sekolah dengan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sekolah. Sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa. g. Guru paham dengan waktu untuk melaksanakanan evaluasi yaitu setiap bab. Namun, sejauh pengamatan peneliti guru tidak membuat soal. Terlihat jelas bahwa guru mengutip 9 soal dari buku dan internet, dan tipe soal pilihan ganda sebagai bentuk untuk membiasakan siswa untuk UN. Peneliti menduga bahwa guru memakai cara seperti ini untuk memudahkan guru untuk mendapatkan soal dan mengoreksi jawaban siswa. h. Guru
memberikan
motivasi
kepada
siswa
yang
mengalami
keterlambatan dengan cara melayani di program klinik, dan untuk siswa yang berpotensi dikembangkan dalam pelatihan pendalaman materi untuk mengikuti olimpiade.
2. Kompetensi Profesional a. Guru kurang memahami materi termodinamika secara luas dan mendalam. Hal tersebut didasarkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Menurut guru materi yang penting untuk diajarkan pada hukum I termodinamika adalah proses isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik sedangkan untuk hukum II termodinamika materi yang penting untuk diajarkan siklus carnot dan entropi. Pemahaman guru tersebut tidak sesuai dengan teori dalam buku Fisika SMA kelas XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
2) Menurut guru materi tentang energi dalam adalah materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Menurut guru dikarenakan konsep tersebut sangat mikroskopis. 3) Guru berpendapat bahwa termodinamika adalah materi yang sulit
untuk
dijelaskan,
maka
guru
menggunakan
tipe
pembelajaran yang sedikit konsep tetapi latihan soal untuk siswa banyak. b. Pemahaman guru tentang matematika merupakan roh dari fisika adalah pencerminan dari bentuk pola pengajaran guru yang sedikit memberikan konsep dan banyak latihan soal. Dapat disimpulkan bahwa guru kurang paham tentang hakikat dari fisika. Hal ini tidak sesuai dengan buku Filsafat Ilmu Pengetahuan, “fisika merupakan hukum yang bersifat konstan dan dapat disebut hukum alam, yang cara berfikirnya memerlukan bantuan sarana berfikir ilmiah yaitu matematika dengan pengukuran yang akurat dan perhitungan yang pasti” (Wahana, 2010:121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dibawah ini merupakan bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran: Tabel: 4.1 Pengaruh Pengembangan Persiapan dan Pelaksanaan Pembelajaran Komptensi 1.
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2.
3.
4.
Pengembangan dan karakterisik dari peserta didik
Pengembangan kurikulum /silabus Perencanaan pembelajaran
Persiapan Guru Komptensi Pedagogik Tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik Makna afekif dan psikomotorik tidak sesuai dengan teori Mengenal dengan karakter kelasnya yang bersifat heterogen Hafal 15 nama dari 25 siswa Paham dengan siswa yang aktif dan kreatif Paham dengan tingkat perkembangan kognitif siswa Paham dengan minat siswa Paham bahwa termodinamika adalah materi yang ada dalam kurikulum Mampu mengembangkan silabus secara mandiri Mampu membuat perencanaan pembelajaran secara disiplin yaitu mempersiapkan RPP, materi, soal-soal, dan animasi Guru mampu membuat RPP sesuai teori komponen pendukung RPP
Aktivitas yang berpengaruh didalam pembelajaran
Guru terfokus pada kognitif saja
Tipe guru secara dominan memperhatikan siswa secara personal Tanya jawab secara spontan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa Siswa lebih menyukai latihan soal
Guru mengajarkan materi termodinamika
Indikator pada RPP dalam memformulasikan energi dalam tidak sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu materi ini tidak diajarkan Sistem penilaian tidak sesuai dengan RPP
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
6.
Komptensi Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Persiapan Guru Seorang guru harus bersikap baik supaya disenangi muridnya
Kurang memanfaatkan papan tulis untuk pembelajaran karena menurut guru kurang efektif dan efisien Tidak memanfaatkan laboratorium sebagai KBM
7.
Evaluasi hasil belajar siswa
Guru paham untuk melaksanakan ulangan setiap bab
8.
Pengembangan untuk peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi yang dimiliki
Guru paham untuk memotivasi siswa dengan program dari sekolah
1.
Kemampuan guru dalam
Kompetensi Profesional Memaparkan makna termodinamika
Aktivitas yang berpengaruh didalam pembelajaran Guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis dengan cara bersahabat dan simpati kepada semua siswa yang terutama kepada siswa yang sedang mendapat kesulitan mengerjakan soal Perhatian dengan keluhan siswa, Membuat aktifitas pembelajaran yang interaktif dengan cara berdiskusi mengerjakan soal bersamasama dan tanya jawab Memberikan sikap kepada siswa yang gagal mengerjakan soal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis. Menggunakan teknologi modern untuk menampilkan bahan ajar seperti materi, animasi, gambar-gambar, dan soal-soal Memanfaatkan papan tulis untuk memberikan penekanan pada rumus Tidak memanfaatkan laboratorium sebagai KBM Guru melaksanakan ulangan setelah materi termodinamika selesai Tetapi guru kurang mampu dalam membuat soal Membuat 9 soal dengan mengutip pada buku dan internet, dan tipe soal pilihan ganda Memotivasi siswa yang mengalami keterlambatan dengan cara melayani di program klinik, dan untuk siswa yang berpotensi dikembangkan dalam pelatihan pendalaman materi untuk mengikuti olimpiade.
Tidak memaparkan makna termodinamika dalam
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komptensi menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam
2.
Kemampuan guru dalam menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu
Persiapan Guru Materi yang penting untuk diajarkan pada hukum I termodinamika adalah proses isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik sedangkan untuk hukum II termodinamika materi yang penting untuk diajarkan siklus carnot dan entropi Energi dalam adalah materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa Termodinamika adalah materi yang sulit untuk dijelaskan Matematika merupakan roh dari fisika
Aktivitas yang berpengaruh didalam pembelajaran pembelajaran Guru memberikan materi secara lengkap hanya pada konsep adalah proses isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik, siklus carnot, dan entropi Tipe pembelajaran yang sedikit konsep tetapi latihan soal untuk siswa banyak.
Pola pengajaran guru yang sedikit memberikan konsep dan banyak latihan soal
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seorang guru sangatlah penting dimiliki, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Dibawah ini merupakan hasil dari penelitian bahwa kompetensi pedagogik guru yang sesuai dengan teori. Guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan kompetensi profesional guru yang lemah, mempengaruhi pembelajaran yaitu menyebabkan pembelajaran terputus-putus dan konsep yang diajarkan hanya sekilas, sehingga terkesan membingungkan.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi paparan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran. Kedua hal tersebut diuraikan seperti pada subbab berikut: A.
Kesimpulan Penelitian tentang bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional dari seorang guru dalam realitanya sehari-hari adalah: 1. Kompetensi Pedagogik a. Guru memahami tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun didalam pembelajaran peneliti melihat, guru terfokus pada kognitif saja dan tidak terlihat pembelajaran pada aspek afektif dan aspek psikomotorik. Seharusnya tiga aspek tersebut harus ada didalam setiap pembelajaran agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran. b. Guru mengenal dengan karakter kelasnya yang bersifat heterogen yang tingkat kecerdasan siswanya pintar, sedang, dan rendah, hal tersebut ditentukan dari nilai NEM dan nilai ulangan. Guru hafal 15 nama dari 25 siswa sehingga dijadikan sarana guru untuk mengenal siswanya. Guru
lebih
memberikan
pendampingan
kepada
siswa
yang
membutuhkan dan memberikan kebebasan kepada siswa yang sudah jelas. Guru paham dengan siswa yang aktif dan kreatif. Tipe guru
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
secara dominan adalah memperhatikan siswa secara personal. Guru paham dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, sehingga didalam pembelajaran guru melakukan tanya jawab secara spontan untuk mengetahui bahwa siswa tersebut paham atau blum paham terhadap pelajaran. Guru paham dengan minat siswa untuk belajar fisika karena lebih menyukai latihan soal. c. Guru memahami bahwa materi termodinamika adalah materi yang ada dalam kurikulum dan terlihat didalam pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika. Guru mampu mengembangkan silabus secara mandiri yang sesuai dengan keadaan sekolah, keadaan siswa, dan fasilitas sekolah tersebut. d. Guru mampu membuat perencanaan pembelajaran secara disiplin yaitu mempersiapkan RPP, materi, soal-soal, dan animasi. Guru mampu membuat RPP sesuai teori komponen pendukung RPP namun ada ketidakcocokan antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu sejauh dari pengamatan peneliti, sistem penilaian yang digunakan guru kurang jelas. Pada RPP hanya disebutkan penilaian menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada RPP, indikator ketiga untuk mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran tidak terlihat. e. Guru menyatakan bahwa seorang guru harus bersikap baik supaya disenangi muridnya dan terlihat didalam pembelajaran guru mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
menciptakan pembelajaran yang dialogis dengan cara bersahabat dan simpati kepada semua siswa yang terutama kepada siswa yang sedang mendapat kesulitan mengerjakan soal, perhatian dengan keluhan siswa, membuat aktifitas pembelajaran yang interaktif dengan cara berdiskusi mengerjakan soal bersama-sama dan tanya jawab, dan memberikan sikap kepada siswa yang gagal mengerjakan soal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis. f. Guru kurang memanfaatkan papan tulis untuk pembelajaran karena menurut guru kurang efektif dan efisien. Pada pembelajarannnya guru lebih terampil menggunakan teknologi modern untuk menampilkan bahan ajar seperti materi, animasi, gambar-gambar, dan soal-soal. guru hanya memanfaatkan papan tulis untuk memberikan penekanan pada persamaan yang dirasa guru penting dengan cara memberi kotak. Guru mengungkap untuk tidak memanfaatkan laboratorium sebagai KBM. Laboratorium digunakan untuk praktikum diluar jam belajar yaitu sore hari sepulang sekolah dengan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sekolah. Sehingga tidak mengganggu jam belajar siswa. g. Guru paham dengan waktu untuk melaksanakanan evaluasi yaitu setiap bab. Namun, sejauh pengamatan peneliti guru tidak membuat soal. Terlihat jelas bahwa guru mengutip 9 soal dari buku dan internet, dan tipe soal pilihan ganda sebagai bentuk untuk membiasakan siswa untuk UN. Peneliti menduga bahwa guru memakai cara seperti ini untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
memudahkan guru untuk mendapatkan soal dan mengoreksi jawaban siswa. h. Guru
memberikan
motivasi
kepada
siswa
yang
mengalami
keterlambatan dengan cara melayani di program klinik, dan untuk siswa yang berpotensi dikembangkan dalam pelatihan pendalaman materi untuk mengikuti olimpiade.
2. Kompetensi Profesional a. Guru kurang memahami guru tentang materi termodinamika secara luas dan mendalam. Hal tersebut didasarkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Menurut guru materi yang penting untuk diajarkan pada hukum I termodinamika adalah proses isotermis, isobarik, isokorik, dan adiabatik sedangkan untuk hukum II termodinamika materi yang penting untuk diajarkan siklus carnot dan entropi. Pemahaman guru tersebut tidak sesuai dengan teori dalam buku Fisika SMA kelas XI. 2) Menurut guru materi tentang energi dalam adalah materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Menurut guru dikarenakan konsep tersebut sangat mikroskopis. 3) Guru berpendapat bahwa termodinamika adalah materi yang sulit
untuk
dijelaskan,
maka
guru
menggunakan
tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
pembelajaran yang sedikit konsep tetapi latihan soal untuk siswa banyak. b. Pemahaman guru tentang matematika merupakan roh dari fisika adalah pencerminan dari bentuk pola pengajaran guru yang sedikit memberikan konsep dan banyak latihan soal. Dapat disimpulkan bahwa guru kurang paham tentang hakikat dari fisika. Hal ini tidak sesuai dengan buku Filsafat Ilmu Pengetahuan, “fisika merupakan hukum yang bersifat konstan dan dapat disebut hukum alam, yang cara berfikirnya memerlukan bantuan sarana berfikir ilmiah yaitu matematika dengan pengukuran yang akurat dan perhitungan yang pasti” (Wahana, 2010:121).
3. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seorang guru sangatlah penting dimiliki, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Dibawah ini merupakan hasil dari penelitian bahwa kompetensi pedagogik guru yang sesuai dengan teori. Guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik tetapi kompetensi profesional guru lemah sehingga mempengaruhi pembelajaran yaitu menyebabkan pembelajaran terputus-putus dan konsep yang diajarkan hanya sekilas, sehingga terkesan membingungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
B.
Saran Saran yang dapat penulis sumbangkan sehubungan dengan penelitian
mengenai bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan
pengaruhnya
dalam
pengembangan
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran adalah: 1.
Bagi Peneliti dan Calon Guru Bentuk-bentuk tugas keprofesionalan kinerja guru yang ditemukan dalam
penelitian ini dapat dijadikan inspirasi atau sumber belajar bagi peneliti sebagai calon guru dan bagi calon guru lain untuk mengembangkan tugas keprofesionalan guru. 2.
Bagi Guru Untuk mengembangkan keprofesionalan seorang guru, sebaiknya guru
perlu terus menggali kompetensi dalam dirinya sehingga kinerja guru menjadi semakin maksimal dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. 3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang kerofesionalan
kinerja guru yang lebih detail lagi dengan disertai data-data yang lebih akurat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Yeni. (2010). Pedagogical Content Knowledge. Diunduh: 29 maret 2012 .http://yennyanwar.blogspot.com/2010/12/pedagogical-contentknowledge.html. Arief, Wahyu Budiman. Diunduh tanggal 8 April 2012. Pukul 21:19. http://ariefotomotif.wetpaint.com/page/KAJIAN+TEORI+KESIAPAN+MEN GAJAR. Danim, Sudarwan. 2010. Media Komunikasi Penidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kanginan, Marthrn, 2006. Fisika SMA kelas XI. Cimahi: Erlangga Ma’mur, jamal Asmani. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta:Power Books (IHDINA) Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru:melalui Pelatihan dan Sumber belajar teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, Prenada media Group. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008. Ngalim, Drs. M. Purwanto, MP. 1984. Prinsip-pronsip dan Teknik: Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Rimang, Siti Suwadah. (2011). Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripura: Membangun Manusia Mandiri dan Terpuji. Bandung; Alfabeta, cv. Sadullah, Uyoh, dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfa Beta Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suma, Ketut. (2004). Peningkatan Profesional Guru Sains. Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja. web. Sudijono, Anas. 1995.
Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta:
PT
Rajagrafindo Persada. Suparno, Paul. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19). Wahana, Paulus. 2010. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Diamond.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran 1.
Observ1_A5_200412_sel0715-0845 Video ini menggambarkan pertemuan pertama dari materi Thermodinamika yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20 April 2012 pukul 07.15 – 08.45 (jam pertama dan kedua). Dibawah ini akan terlihat pada rekapitulasi akitivas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Rekapitulasi Aktivitas yang Terlihat dalam Video Guru masuk kelas XI IPA5 tepat pukul 07.15 kemudian guru bersama siswa menyanyikan lagu Indonesia raya bersama-sama seluruh warga sekolah dimasing-masing kelas. Kemudian guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti aktifitas dibawah ini G,SS : …Tanah tumpah darahku, disanalah aku berdiri… (sebelum memulai pelajaran bernyayi Indonesia Raya. Terlihat siswa dan guru sangat hikmat menyanyikanya)
Menit ke: 00.03 G: Baik, pada hari ini dan seterusnya saya akan ditemani oleh mbak Mitha, dia akan menjadi sutradara G,SS: Hahhaa…
Menit ke: 00.24 G: Mbak ayo maju, kursi yang didepan masih kosong G: Baik, saya yakin anda sudah refres karena sudah libur dengan adanya UAN ya? S1: Kurang pak liburnya. S2: Enggak pak
Menit ke: 00.35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Iya, kecuali yang kemarin ikut kemah. Siapa yang kemarin ikut kemah, angkat tangan?
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
SS: Yesaya pak S1: Saya G: Yesaya? S1: Iya pak G: Adam? S2: Iya pak (sambil mengangguk) G: sekolah kita setiap tahun mengadakan kemah. Alumni dari Jakarta sampai jogja sering membuat kemah disini Kalau perlu adik-adik kelasmu juga mengikutinya.
Menit ke: 01.03 G: Lanjut ya, materi kita sudah hampir sampai selesai tinggal bab terakhir, sekarang dibuka bukunya. Sebelum libur sudah disinggung sama ibu Tri sekilas mengenai hk. Thermodinamika I, barangkali perlu diperdalam lagi, diingatkan lagi, dan di refres lagi sehingga untuk menjadi materi yang utuh nantinya ya?
Menit ke: 02.05 G: Ya, untuk refres. Apa yang dimaksud dengan isotermis,mbak lisa? S: Suhunya konstan G: Iya betul (guru memberikan jempol )
Menit ke: 03.15 G: Isotermis adalah apa proses… ? SS: Perubahan keaadaan gas G: Yang suhunya bagaimana? SS: Suhunya yang tetap G: Betul G: Kemudian isobarik? SS: Tekanannya yang tetap SS: Volumenya tetap
G: Ya..? S1: Tekanannya tetap G: Ya bagus G: Tekanannya tetap
Menit ke 04.34
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Kalau isokorik? S1: Volumenya tetap!! G: Bagus, betul sekali paling keras ya, mas bangkit? G,SS: Ahahhahaa
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 05.22 G: Kalau adiabatik? (melihat salah satu siswa) S1: Tidak terjadi perubahan kalor G: Tidak terjadi perubahan kalor atau tekanan tetap volume tetap, energinya tetap. Itu namanya proses adiabatik G: Baik, saya akan memberikan sebuah animasi, pertama yaitu isobarik. Kalau isobarik tekananya berapa? Sangat terlihat ya dalam grafik. Saya ulangi lagi, tekanannya itu tetap ya?? kalau 1 atm ya 1 atm saja. Tapi volumenya bagaimana? SS: Naik. G: Berubah ya, berubah itu bisa naik dan bisa turun juga jadi tidak hanya naik saja. Naik itu jika memuai karena dipanasi dan turun itu karena kemampatan ya?
Menit ke 05.47 G: Kemudian Volumetrik (=biasa kita sebut isobarik). Coba perhatikan, ilustrasinya seperti ini. Jadi volumenya tidak berubah. Dan ini (guru menunjuk penutup tabung gasnya) volume yang didalamnya dibuat tetap dan tekanannya akan terus naik jika dipanasi (guru dengan tegas) Kalau volumenya tetap, apakah ada usaha luar yang bekerja? (bertanya kepada siswa).
Menit ke 06.46 G:Kemudian adiabatik, adiabatik itu tadi apa? S1: Tidak terjadi perubahan kalor G: Apa bedanya dengan isotermis? Kalau sisotermis itu grafiknya cenderung linear ya? Kalau adiabatik itu curam sekali dan isothermal tidak terlalu curam tidak seperti halnya adiabatik, ya? G: Ini adalah ilustrasi adiabatik, kalau ada pertanyaan silahkan, dengan senang hati?
Menit ke 11.45
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Oke, kalo begitu selanjutnya kita akan berbicara hukum ke II thermodinamika G: Hukum II Thermodinamika, satu kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah,…. (membaca PPT) G: Paham enggak maksudnya ini? SS: Paham G: Oke, kalor itu apa? SS: Panas
G: Benar, kalor itu panas. Benda yang bersuhu tinggi akan mengalir pada benda yang bersuhu rendah (guru memberikan penekanan pada kalimat ini). Kalau air panas dengan air dingin, kalau air panas yang mengalir to itu suhunya yang berpindah to itu? Kan air mengalir dari tinggi kerendah. Nah, sekarang bisa enggak air mengalir dari rendah ketinggi? SS: Bisa G: Bisa juga, tapi harus dipaksa. Oke?? Kalau kita menyiram tanamana itu kan bisa kita naikan dengan memencet itu kan? Nanti kaitannya dengan apa? dengan kulkas dengan mesin pendingin
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 11.47
Menit ke 12.50 G: Kemudian yang nomor dua, Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyarap kalor dari sebuah reservoir (“Resevoir itu sumber”) dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar (guru berjalan sambil membaca PPT point dua sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat) G: Paham enggak maksudnya? Jadi mesin itu tidak hanya melakukan usaha luar. Kalau motor misalnya, itu bukan hanya untuk bergerak saja tetapi juga akan digunakan untuk lampu, ya kan? Untuk kenalpot? Untuk mengeluarkan Q2 nya lewat kenalpot. Kenapa sering kita lihat ee beberapa dari kita kakinya bekas kenalpot ya? Ya itu karena panas yang dikeluarkan dari itu lewat konduksi. Jadi panas dari Q2 dikeluarkan dari kenalpot G: Pasti ada kalor yang terbuang, kalor yang keluar atau Q2 (dengan tegas menegaskan kalimat tersebut) G: Sehingga mas carnot, itu orang yang membuat mesin namanya carnot. Dan efisiensinya? Efisiensi sama dengan apa kemarin ? (untuk persamaan ini guru belum pernah mamberikan dan siswa hanya langsung membuka LKS tetapi dalam kegiatan ini, siswa tidak ada yang komplen) G: Eka sama dengan? η (diperagakan) itu dibaca eka ya? …, eka sama dengan? Usaha per Q1. Iya to bener? G: Tidak mungkin membuat mesin itu butuh 100%, jadi hanya mendekati paling tidak ya 100%
Menit ke 15.48
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi Siswa bertanya kepada guru secara personal, disitu terlihat diantara mereka tampak akrab (tapi terkesan tidak memperhatikan yg lain yang sedang ribut sendiri)
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 17.20 (Guru membiarkan siswa ribut, dan guru terlihat asik didepan laptop untuk mencari materi yang akan dibahas selanjutnya kemudian selang beberapa 7:12 menit guru melanjutkan kembali)
Menit ke 18.21 G: Suatu sistem Q1 masuk (panas yang diserap) kemudian oleh mesin dilakukan usaha kemudian dihasilkan gas akan dibuang panasnya. Kalau misalnya sepedah motor itu kan tidak 100% bahwa untuk panas atau kalor itu digunakan sepenuhnya untuk gerak saja, tapi pasti akan terbuang dengan usaha yang lain, misalnya kenalpot, bunyi klakson itu kan energy. Jadi tidak 100% untuk gerak saja? tidak ada mesin yang ideal maka ada namanya efisiensi?Ini kan system ini W/Q1 dengan W itu kan Q1 – Q2. Q1 itu kan kalor yang diserap dan Q2 kalor yang dibuang sedangkan W itu usaha? G: Ini, proses menyerap sebuah sistem dari kalor Q1, kemudian terjadi proses usaha dan akan mengeluarkan kalor suhu rendah atau Q2. Biasanya ada soal, tipenya itu gambar mana yang betul? misalnya ini.. (Guru menulis dipapan tulis) G: Jadi ..sttt, coba perhatikan (kondisi siswa ribut) jadi, option a sampai e itu itu mana yang paling betul? S1: c S2: c S3: e SS: c c c G: Iya benar ya? (guru memberikan tanda benar terhadap poin c)
Menit ke 18.42
Menit ke 20.34
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Bisa enggak? misalnya sistem mengalir dari suhu rendah, melakukan usaha kemudian membuat Q1 Bisa enggak? S1: Bisa
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
G: Kalau misalnya air itu mengalir dari tempat tinggi ketempat rendah. Dan misalnya untuk masalah yang ini? Sekarang dibalik kalo yang suhu rendah kita ambil menjadi bentuk usaha kemudian mengeluarkan Q1 sebagai kalor yang panas. G: Kalau kita ada disampingnya kulkas itu akan terasa apa? (memperagakan dengan berdekatan dengan siswa yang seakan-akan berdekatan dengan kulkas) SS: Panas G: Tapi didalamnya bagaimana? SS: Dingin G: Ternyata bisa, dan itulah mengapa menjadi refesible yang dari irefesibel, nah sekarang dibalik kalau gambar ini gimana kalau dibalik? (duduk sambil menggerakan kunsor laptopnya kearah gambar) G: Justru ini adalah apa? (menunjuk Q1) S: Q1 G: Dan W ini masuk ya? (menunjuk dengan kunsor bahwa W itu dibalik arahnya) (Guru menegaskan kembali dengan menujukan pada gambar bahwa W berbalik arah)
(Guru menegaskan kembali dengan menggambarkan kembali dipapan tulis) G: Ini Q2 (menggambar) G: …yang ini Q1 (menggambar) G: …dan ini W G: Jadi, kita menggambil suhu untuk menyerap suhu yang rendah kita memiliki mesin suatu system tersebut yang berubah menjadi dingin misalnya untuk mesin pendingin. tetapi mengeluarkan keluar (membuang) dengan suhu yang tinggi
Menit ke 21.50
Menit ke 22.45
Menit ke 23.30 (guru membuka LKS pinjam siswa) G: Ya, kita lihat, di halaman 53 bahwa konsep dasar dari pendingin (siswa rIbut, guru mengulangi dengan keras dan tegas) Konsep pendingin di halaman 53 itu usaha yang dilakukan oleh mesin pendingin itu usahanya apa? (sambil membaca buku) Q1-Q2 Kemudian perbandingannya
Q2 T2 Q1 T1
Kemudian ada istilah koefisien performansi yaitu. Apa itu koefisien performansi?? (bertanya keseluruh siswa) SS: Hasil bagi reservoir dingin dengan usaha pada sistem. G: Apa? Iyaa… Hasil bagi dari sumber (kata sumber ditegaskan) ya reservoir dingin dengan usaha pada system ya. Koefisien performan itu yang baik lebih besar dari 1 atau Cp lebih besar dari 1. Mesin pendingin itu kalau kakinya atau sering disebut Cp itu lebih besar dari 1? G: Nah, sekarang supaya punya pandangan, tak kasih soal
Menit ke 25.37
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Oke, sekarang coba dibuka LKS nya halaman 55 (guru membuka LKS) rom II nomor 1, sekarang tanggal berapa? SS: 20 ! G: Siapa absen 20? (guru sambil mengangkat tangan) S: (Ratih angkat tangan) saya G: Soalnya, gas helium memiliki volume 5 m3 dan bersuhu 270C dipanaskan secara isobaric hingga mencapai suhu 870C. Jika tekanan gas helium 2x105N/m2, maka tentukan usaha luarnya. Silahkan ratih kerjakan tugasnya (3:45 menit kemudian ratih menyelesaikan tugasnya dan maju untuk menuliskan hasinya dipapan tulis) G: Oke, berarti ratih ya? yang maju. Silahkan yang lainnya juga mengerjakan yang dipapan ini, nomor satu (guru membaca di LCD) Sebuah gas memiliki volume awal 2m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2atm, tentukan usaha luar gas tersebut? (rujukan dari lampiran)
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 28.56
G: Bagaimana kita akan mencari usaha luarnya? Bagaimana (guru mengingatkan siswa) W sama dengan apa? Kalau isobaris ya, usahanya (3/2)n kan? G: Nah untuk soal ini satuannya belum sama, jadi kita sama kan dulu antara variable satu dengan variable yang lain yaitu pada tekanan, atm menjadi? (guru memanggil salah satu siswa) Ayo lusia, apa? S: Dijadikan 1,01x105 Pa terus hasilnya 5,05x105 J G: Betul sekali
Menit ke 30.24 G: Ada pertanyaan untuk soal ini? SS: Tidak G: (Guru meberikan hasil perkerjaan dibawah soal, kemudian melanjutkan ke soal nomor 2, rujukan dari lampiran) S: Yee,, ohh ya benar SS: Benar
Menit ke 33.18 G: Okee, selanjutnya soal UN tahun 1995. G: Bagaimana, ada kesulitan, coba kerjakan dulu (menepuk punggung salah satu siswa) G: Haris, gimana? G: Coba kita bahas saja ya? Lutfi, Ratih? Belum? Agus? Daniel? Bangkit? Ayo yang lainnya? Ada yang sudah? G: Siapa yang rampung (selesai)? S: (reza angkat tangan ) S: (claudi angkat tangan)
G: Okee, kita samakan ya? (guru memberikan penyelesain dan jawaban di layar dan melanjutkan soal ke nomor 4) Oke untuk soal nomor 4 Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan adalah.. G: (guru memahamkan siswa) ini Q1 atau Q2? Q1 yaa? Kalau ini? (menunjuk 400K) S: T2 G: Berarti yang ini T1 ya? (menunjuk 600K) G: Ayoo, sekarang dikerjakan dulu G: Berapa ketemunya? G: Bagaimana, ada kesulitan?
Menit ke 32.37
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 37.38 G: Gimana? (guru menghampiri siswa untuk mengecek jawaban)
Menit ke 39.20 (guru terlihat mencolek sisa ketika siswa asik sendiri dan tidak mengerjakan soal)
Menit ke 39.43 G: Siapa yang udah rampung? SS: Saya (karena sudah ada satu yang selesai maka guru menampilakan penyelesaian di slide) SS: (bersorak) yee SS: benar S: yaa, salah pak G: kalo benar yes gitu ya?
Menit ke 43.11 G: Ssttt, nah ini jawaban dari solanya G: Ini soalnya sedang ya, karena ada yang yang salah dan belum ketemu ya, kalo dari tadi itu benar semua ya? G: Kita lanjut ya? Soal nomor 5. (guru membaca dari layar) Diagram P-V dari gas helium …. (rujukan dari lampiran)
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Yang A itu tekanannya berapa? (sambil mengajak siswa melihat kelayar) SS: 4x105 G: Kemudian garis merah B dan C itu? SS: 2x105 G: Kemudian V1=1,5 dan V2=3,5 ya? dan yang ditanyakan adalah usaha yang dilakukan gas pada proses ABC (guru menujuk garis), coba kerjakan .. G: Sekarang coba maju, siapa yang berani dan benar, tak kasih poin (guru mempersilahkan dengan mngangkat spidol untuk siswa)
2.
94
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Rekap observ2_A5_230412_sen0800-0845
Video ini menggambarkan pertemuan kedua dari materi Thermodinamika yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 April 2012 pukul 08.00 – 08.45 (jam pertama). Dibawah ini akan terlihat pada rekapitulasi akitivas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Rekapitulasi G: Selamat pagi G: Ada PR kan jumat kemaren? Bagi yang sudah bisa silahkan maju, Gimana bisa semua? S1: Belum pak S2: Enggak bisa pak SS: Susah S3: Ajarin pak G: Oke, tolong dipelajari lagi ya? Itu soal pasti keluar diulangan, itu sering keluar ya? G: Jadi belum dikerjakan ya? Yasudah kita bahas bersama, kalau belum bisa coba diperhatikan G: Soalnya: Perhatikan gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan : a) Efisiensi mesin Carnot b) Usaha mesin Carnot c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot d) Jenis proses ab, bc, cd dan da G: Diketahui Q1 nya 1200, kemudian T1 nya berapa? T1 itu yang lebih? G: Tinggi G: Ya dan T2 itu selalu? SS: Yang lebih rendah? G: Berapa? SS: 227oC G: Iya, suhunya tersebut harus berupa kelvin, jadi harus dijadikan kelvin. Kemudian T2 nya berapa? SS: 27 G: Efisiensinya berapa? efisiensi atau teta sama dengan apa, hayoo? Yang berhubungan dengan 2 suhu? G,SS: Satu dikurangin (T2/T1) G: Hasile piro (berapa hasilnya)? S1: 40% G: Iyaa, agung menemukan hasilnya 40%, siapa lagi, ayo yang lainnya hasilnya berapa % ? S2: 40% G: Iya, reza juga ketemunya 40%, yang lainnya? S3: sama pak, 40% juga G: Iya, arumi bagus, yang dibelakang? SS: 40% pak G: Nah, kalau sudah ketemu efisiensi 40%
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 01.59
Menit ke 02.32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Maka kita akan melihat, apa lagi yang ditanyakan? coba lihat poin b yaitu yang ditanyakan adalah usaha mesin carnot, Nah maka efisiensi (teta) sama dengan W per berapa (penegasan)? S: per Q1 G: Iya betul sekali, kemudian dicari ya? Ketemu enggak? S: Enggak ngerti pak G: Enggak ngerti yang lainnya? Kita coba ya? G: Ya, sebelumnnya siapa yang sudah ketemu yang b? G: “(guru berkeliling menghampiri siswa, dan berkenti kesalah satu siswa) bagaimana, kan tadi efisiensi sama dengan W per Q1 to, gimana reza? (kembali berkeliling) (Guru menghampiri siswa yang meminta dibimbing. Bahwa terjadi interaksi (diskusi) secara personal antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam soal ini, dan ini terlihat didalam video)
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 05.48 S1: Pak, saya ketemu Wnya (sambil mengacungkan tangan) G: Iyaa, fabian bagus sekali berapa? S1: 870 Joule pak? G: Iyak, bagus sekali Fabian, tapi kenapa bisa ketemu itu sepertinya kamu keliru menghitung coba dicek lagi, yang lainnya coba selain Fabian siapa lagi yang sudah ketemu? S2: (angkat tangan) G: Bagus, silahkan maju lusia (guru memberikan spidol)
Menit ke 11.18 (mengerjakan dipapan tulis dan mendapat jawaban) W b) x100 % Q1
Dengan : 40 % Q 1 1200 J Maka :
W x100 % Q1
W 100 % 1200 J 4 W 100 1200 1200 x 40 W 480 J 100 40 %
c) Dit Q2 : W maka : Q2 W Q1 Q2 480 1200 Q2 720 Q2 Q2 720 Q2 : W 720 : 480 3: 2
G: Iya, itu malah silusia langsung mengerjakan poin c, nah coba lihat caranya itu? G: (guru dapat mengatasi kelas ketika siswa ribut) suutttt, coba perhatikan cara yang dikerjakan sama lusia, nanti kalian enggak bisa
Menit ke 11.46
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: (disela-sela ada siswa yang maju, guru kembali menghampiri agung untuk melihat pekerjaan agung) Gimana agung bisa enggak, mana pekerjaanmu?
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 13.05 G: Oke, sekarang langkah keempat poin d, nah disitu ditanyakan jenis proses ab, cd dan da. Untuk proses ab, proses apa itu? S1: pemuaian isotermis dengan suhu tetap tapi volumenya tambah G: Kemudian, untuk bc, proses apa itu, adelia kenapa malah mainan sendiri?” S2: oh iya pak, itu adiabatik G: maksudnya bagaimana, kenapa bisa adiabatic? S2: maksudnya kalor /energinya tetap G: Bagus S2: yeee (sambil keprok-keprok) G: (guru kembali membahas soal yang tadi dibahas, dengan menunjuk hasil pekerjaan lusia dipapan tulis) Ada yang beda? Siapa yang beda? Agus, gimana gus bener? S3: Bener pak kan tadi sudah diajarin
(guru kembali mengecek jawaban, dan menuliskan kekurangan yaitu disatuan usaha yaitu joule) Menit ke 14.00
Menit ke 14.05
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Kita lanjut untuk proses da, itu merupakan proses apa? SS: Adiabatik G: Iya
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 14.45 G: Baik, saya kasih soal lagi, coba dikerjakan (Soal di tayangkan pada slide) Soal:
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule. A. 200; B. 400; C. 600; D. 800; E. 1000 Siswa minta bimbingan guru
Menit ke 17.51
Menit ke 17.04 G: Kerja yang dilakukan oleh system itu bagaimana? Itu luas bidang yang terjadi to yang diukur? masih ingat to? (setelah diskusi dengan siswa guru menjelaskan kepada seisi kelas)
Menit ke 17.28
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Suhu bc itu adalah 400K, maka suhu dititik a?
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
S: Ketemunya 200 G: Kenapa? S1: Pak, ketemunya 400? G: Reza 400, yang lain? G:Berapa agung? sudah ketemu? S2: 600 G: Iya, bener memang jawabannya 600 SS: weee, hebat agung, ahaha G: Piye carane gung? S2: Nebak aja pak, caranya enggak tahu SS: Ahahahha S2: Gini pak, 4 kali 1 kan 4. terus itu titiknya berapa? 2 jadi 4 tambah 2 kan 6, terus 6 berapa lalu dikalikan 100. gitu SS: ahahahaa, keren gung SS: Luar biasa (Teman-temamn memberikan selamat, dengan sorak sorai) G: Iyaiyaiya bagus-bagus agung kreatif ya? Mari kita kerjakan bagaimana caranya (guru menulis dipapan tulis) itu ada berapa titik, misanya titik CD itu proses isobarik ya? maka V/T = K nah berarti (VC/TC) = (VD/VD) to? kemudian mencari TD dulu berapa? Nah, (VC nya berapa? 4 terus dibagi TC nya 400) nah sama dengan (VDnya berapa? 2 kemudian dibagi TD) maka kan bisa didapat TD nya? berapa? 200K, ini pada proses TD.
Menit ke 21.33 G: Sekarang pada proses DA, itu proses apa? SS: Isokorik G: Kalau isokorik itu apa? S: Volumenya tetap G: Kalau isokorik, volumenya tetap berarti apa? rumusnya itu P/T= k G: Maka, rumusnya itu jika volumenya tetap yaitu
PD PA TD TA
G: TD nya berapa mas agung? S: 1x105 Pa G: Terus PA nya berapa? SS: 3x105 Pa G: Jadi bisa dihitung to itu TAnya? S: 600 K G: Betul to? SS: weee,, hebat G: Baguss agung, kamu hebat ternyata (guru mengusap kepala sebagai tanda sayang kepada agus) (guru memergoki siswa yang sedang mainan HP ketika proses pembelajaran) G: Fabian, HP nya disimpan dulu SS: hooo
Menit ke 25.44
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: “Sudah bel ya, kita lanjutkan pertemuan selanjutnya ya? Besok ada kan?? berarti kita lanjutkan untuk entropi ya)
99
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
(guru membrikan arahan untuk materi pertemuan selanjutnya, supaya siswa dapat mempersiapkan bahan)
Menit ke 26.39 G: (guru menutup salam) Asalamualaikum warohmatulah wabarakatuh.
Menit ke 26.50
3.
Rekap observ3_A5_240412_sel0715-0845 Video ini menggambarkan pertemuan ketiga dari materi Thermodinamika yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 April 2012 pukul 07.15 – 08.45 (jam pertama dan kedua). Dibawah ini akan terlihat pada rekapitulasi akitivas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Rekapitulasi Aktivitas yang Terlihat dalam Video G: Hari ini sebagai penutup untuk siklus carnot, saya akan mereview sedikit ya. Dilihat pada LCD, sebuah animasi. Bagaimana itu diartikan untuk sistem proses kerjanya siklus Carnot. Paham enggak maksudnya? Nah, pada proses isotermis itu, yang panas itu warnanya merah ya yaitu dari proses, isothermal suhu tinggi, keadiabatik suhu tinggi, kemudian isothermal suhu rendah kembali dan disusul dengan adiabatic suhu rendah. Paham ya? Dilihat dari gerak sistem sama gerak kaki itu, kemudian skala suhunya dan grafik yang terjadi itu dapat membuat kita lebih jelas mengenai siklus carnot. Refersible itu kembali kebentuk semula dengan jalan atau alur yang sama, Kalo kebalikannya apa? irefersible ya?
Menit ke 04.43 G: Oke, itu semua merupakan sekilas gambaran yang dapat membuat kita kebih paham ya, enggak hanya membaca buku dengan melihat gambar yang diam saja, kalau dengan ilustrasi yang saya berikan itu kan bergerak ya, jadi kita bisa tau bagaimana proses dan siklus yang terjadi pada mesin Carnot ya? Dari keadaan awal, kemudian terjadi lintasan dan proses kembali berjalan lagi dengan lintasan yang sama, sampai keadaan akhir ketika terjadi lintasan akhir proses mesin carnot (guru terlihat mengilustrasikan siklus mesin carnot dengan gambaran tangannya). G: Baik, saya membuka pertanyaan bagi yang ingin bertanya mengenai yang kita bahas ini, atau ketika terjadi kesulitan dalam belajar dirumah kemarin, ayo silahkan.
Menit ke 11.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi S: Pak, nomor 4 halaman 55 pilihan ganda G: Oke, Adelia tanya nomor 4 ya? halaman 55 pilihan ganda (guru menulis dipapan tulis) Adelia akan bertanya kepada temen-teman. Silahkan dikerjakan kalau ada yang bisa coba dituliskan dipapan tulis, supaya semua teman tahu ya? (siswa mencoba mengerjakan soal nomor4) didalam video guru terlihat berjalan menyusuri bangku siswa dan menghampiri setiap siswa untuk melihat apakah siswa mengerjakan) S: Pak (siswa memanggil guru) gimana ini? G: Iya Dinda. Coba dibaca dulu soalnya pelan pelan (guru membaca soal nomor 4 secara pelan-pelan), jika K sama dengan 1,38x10-23J/K, maka partikel gas yang memiliki suhu 1270C mempunyai energi rataratanya berapa?Nah, jadi ini kan yang ditanyakan Ek maka, Ek sama dengan berapa? S: Oh, gitu to pak? G: Iya (guru kembali kedepan kelas untuk menjelaskan ke semua siswa dengan menulis dipapan tulis) Jadi, untuk soal ini kita makai rumus Ek= 3 kT . Semua nilainya ka nada, k nya ada, T nya juga. Nah
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 13.48
2
berarti kan tinggal dimasukan ke rumus ini saja, tapi dengan catatan suhunya harus dijadikan Kelvin dulu jadi berapa? SS: 400K S1: Jadi ketemunya a) donk pak, 8, x10-21J? G: Benar banget
Menit ke 15.00 G: Oke, ada lagi yang susah? Ketika anda belajar dirumah, belajar mandiri, dengan soal-soal di LKS ada yang sulit, jadi kalau bisa buku LKS itu kaya gini ya lecek, jadi sering dibuka. SS: ahaha (Disamping guru yang sedang asik bercanda dengan siswa, ada satu siswa yang terlihat serius mengerjakan soal di LKS dan tidak memperdulikan lingkungan sekitar yang tertawa dan bercanda bersama) G: Oke, coba halaman 63 nomor 4 pengayaan ya (guru sambil menulis dipapan tulis)? Silahkan dcoba siapa yang bisa mengerjakan nanti ditulis dipapan tulis ya? Biar teman-teman yang bingung bisa. Ayo kerjakan !!
Menit ke 17.03 S: Pak, ternyata di buku ini (Erlangga, Martin Kangingan halaman 339) ada dicontoh soal pak? G: Wo, iya ya? Ternyata ada diErlangga, tapi tetap kita kerjakan ya, meskipun sudah ada jawabbanya, ben tambah pinter.
Menit ke 20.58
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: (guru menghampiri salah satu siswa yang dirasa guru sedang kesulitan dalam mengerjakan soal) Coba yang ditehatui apa? S: Suhu ruangnya pak G: Kalau suhu yang tinggi itu, untuk T1 atau T2? T yang paling tinggi itu T1 ya?
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 22.22 G: Ayo, Lusia maju.Tolong kerjakan dipapan tulis. Biar nanti temanteman yang bingung bisa tahu, kamu kan yang kreatif dan cepat tanggap S: Iya pak
G: Ini, pengayaan ya, jadi memang sulit. Itu merupakan keahlian menjabarkan rumus.
G: (guru memberikan tanda betul pada pekerjaan Lusia) Betul sekali ya? G: Oke, kita ulas sebentar ya? untuk soal seperti ini memang kita bingung dengan soalnya sendiri, tetapi ternyata hanya seperti ini ya kalo dipikir-pikir. Jadi, kita tentukan dulu apa yang diketahui terlebih dahulu, kemudian, itu kita temtukan sebenarnya suhu yang diketahui itu suhu awal atau suhu akhirnya? kalo suhu tertinggi itu T1 dan suhu terendah itu T2 ya? tolong diingat-ingat. Ada pertanyaan?
Menit ke 25.11
Menit ke 28.50 G: Coba, kita lanjut sekarang buka LKS hal 61 nomor 20. Silahkan dicoba. Dilanjut nomor 16 (yang digunakan guru sebagai soal ulangan harian), 17, 18, 19 dan 20 (terlihat siswa sedang mengerjakan soal)
Menit ke 31.42 G: Sebagai info, besok selasa ulangan ya? bab thermodinamika S: Wahh, bapak S1: Jumat depan saja pak SS: Belum siap pak
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Kan semuanya sudah dipelajari mau sekarang atau besok tetap saja kita ambil nilai. Sekarang saya punya soal, silahkan anda coba ya? S: Pak, nomor 20 ya? G: Silahkan teres, kerjakan didepan (teresia mengerjakan dipapan tulis) (setelah siswa selesai mengerjakan dipapan tulis) G: Jadi, terlihat bahwa daya guna mesin itu adalah 6 ya? Jadi piye res benar to pekerjaanmu (guru menghampiri siswa)? S: Iya pak G: ahaha. Oke satuannya ini apa? SS: Watt
G: Bagus (guru memberikan jempol kepada siswa) Silahkan dicatat ya
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 45.14
Menit ke 51.07 G: Untuk soal yang lainnya, silahkan dicoba sendiri ya, sekarang kita lanjutkan ke Entropi. G: Entropi, di LKS yang anda itu hanya sekilas saja ya dibahasnya? Tapi kalau nanti anda melanjutkan kekuliah, itu akan dibahas lebih mendalam lagi karena indicator untuk entropi terlalu sempit ya? G: (guru menayangkan materi entropi lewat LCD, dengan cara guru membaca 5 poin penting) Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha, seperti hanya energy dalam. Jadi susah dilihat, tapi ada. Kemudian entropi termasuk fungsi keadaan. Kemudian lagi entropi juga harganya hanya tergantung pada kedudukan awal dan kedudukan akhir sistem dan tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh. Jadi hanya kedudukan awal dan akhirnya saja, bukan lintasan yang terjadi atau bahkan siklusnya. G: Kemudian, itu ada rumusnya enggak, mbak teres di LKS? S: ada, ΔS= Q saja pak, T G: Iya, hanya itu, nanti kita akan bicara sampai sana. Menit ke 61.32 G: Sudah?? Kalau sudah saya akan lanjut S: Bentar pak lagi dicatat (sambil menunggu siswa mencatat selama 2:13 menit guru duduk dimeja guru) G: (guru duduk sambil membaca laptop) Entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Dan suatu sistem yang memiliki entropi tinggi berarti sistem tersebut makin tidak teratur. Itu mengenai tentang partikel-partikel yang suhunya tinggi itu kan makin acak gerakannya. Contohnya jika gas dipanaskan maka molekul-molekul gas akan bergerak secara acak (entropinya tinggi) tetapi jika suhunya diturunkan gerak molekulnya menjadi teratur (entropi rendah). Ya jelas semua ya? Mbak denada, ssssttttt paham to?? jangan ribut sendiri ya?? SS: wooooo S1: biasa aja kale G: Jadi saya berikan ilustrasi bagaimana partikel itu bergerak pada suhu yang rendah kesuhu yang tinggi. Berarti siklusnya bagaimana kalau yang suhu tinggi? semakin tidak teratur ya? SS: iya G: Sebaliknya jika suhunya rendah, partikel-partikel yang ada
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi didalamnya akan bergerak secara? SS: teratur G: Selanjutnya Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami suatu proses reversibel dengan menyerap kalor Q maka kenaikan entropi (∆S) dinyatakan : ∆S =
103
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Q T reversibel
G: Untuk baiknya jika kita mencoba soal ya, supaya lebih jelas (guru menampilkan soal pada slide ppt ) G: (bel berbunyi) Waktunya sudah habis ya, tapi sebelum itu dicatat dulu soalnya sebagai tugas. untuk pertemuan selanjutnya kita bahas.
4.
Rekap observ4_A5_270412_jum0715-0845 Video ini menggambarkan pertemuan keempat dari materi Thermodinamika yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 April 2012 pukul 07.15 – 08.45 (jam pertama dan kedua). Dibawah ini akan terlihat pada rekapitulasi akitivas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Rekapitulasi Aktivitas yang Terlihat dalam Video G:Selamat pagi. Kita lanjutkan pembelajaran ya? Ada PR? SS: Ada G: Iya, ini soalnya (guru menanyangkan soal yang pada pertemuan sebelumnya dijadikan sebagai tugas dirumah), siapa yang sudah mencoba? Si lusia malah sudah mengerjakan, iya kan lusia? tapi nomor satu belum ya? S: Iya pak, G: Oke kita cek dulu ya? ayoo ayoo PR nya mana (guru bertanya kepada setiap siswa sambil berkeliling kelas mengenai sudah tugasnya dikerjakan, dan hanya beberapa siswa yang mengerjakan salah sedikitnya Teresia, Lusia, Arumni, Fabian dan Daniel dan sebagian lain belum mengerjakan) (hal ini diketahui guru, ketika itu guru memanggil setiap siswa dan menanyakan apakah sudah mengerjakan serta dicek catatannya) G: Adam sudah? S1: Tidak nyatat pak, G: Agus? Menit ke 02.06 S1: Belum pak, hehe G: Coba mana lusia pekerjaanmu? (guru mengambil pekerjaan siswa kemudian mengeceknya. Ketika guru mengecek pekerjaan siswa, siswa lainnya berdiskusi denagn teman terdekatnya mengenai soal tersebut) G: Oke, kita coba dulu ya yang nomor 2. (guru menulis dipapan tulis sambil memlihat ke slide) Diketahui masanya 0,1 Kg. Kemudian kalor latennya 2,2x106J/Kg. Tentukan kenaikan entropi sistemnya yaitu kita tulis ΔS. Dulu waktu SMP(guru mengingatkan kembali), ki (Q) sama dengan? ∆ SS : ∆ G: maka dicari Qnya dulu dengan mengalikan ML, maka Q=mL kemudian m nya itu 0,1Kg dan L nya itu 2,2x106J/Kg. Jadi berapa Q nya?(guru bertanya kepada siswa) SS: 2,2x105 G: Iya, benar 2,2x105 dan satuannya apa? joule Kemudian kenaikan entropi itu ∆ = . Q nya kan sudah ketemu? Kemudian T nya berapa?100 jadikan Kelvin? ,
Maka: ∆ = = berapa lusi? S: 589.8J/K itu untuk yang nomor 2.
Menit ke 03.35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi
G: Saya punya satu lagi, yaitu 2 Kg es kemudian pada suhu 00C diubah seluruhnya menjadi 00C, jika kenaikan entropi sama dengan 2,4x103 J/K dan hitung kalor laten lebur es. Berbalik dengan tadi, sekarang diminta untuk mencari kalor laten. Nah, sebelum kita mengerjakan soal ini, kita harus tahu kalor laten itu apa?mbah fenanda? S: kalor yang tersembunyi G: Betul ya kalor laten itu kalor yang tersembunyi. Oke sekarang coba dikerjakan ya? (siswa mencoba mengerjakan, dan guru berkeliling melihat kegiatan siswa) G: … Ya betul, yang dicari Q terlebih dahulu G: Siapa yang berani maju?Berani nyoba?
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 09.41
(guru mengampiri salah satu bangku siswa) G: Ini ketemunya 3,2x10 pangkat? pangkat berapa hayo?pangkat lima. Tadi disana ketemunya 3,25x105. benar itu ya? G: yang sini ketemunya berapa? S1: 3,25x10 pangkatnya 5 tapi pak? G: iya memang benar G: Oke, sudah bisa semua ya? Siapa yang mau maju? Tanggal berapa sekarang? S: 27 pak, tapi bulan 4 aja pak? kan tanggalnya kelebihan G: nomor 12 aja yang belum sering ya?
Menit ke 11.24
S: Pak, saya saja yang maju G: Bagus Daniel, silahkan. Nah itu kreatif ya enggak disuruh punya inisiatif sendiri. Silahkan Daniel ini spidolnya (ketika ada yang maju untuk mengerjakan dipapan tulis, guru beserta siswa lainnya rebut dan mainan sendiri dan tugasnya hanya seolaholah menunggu jawaban dan menyalin dari yang mengerjakan dipapan tulis. Begitu dengan guru asik mengobrol dan bercanda dengan siswa lainnya dan tidak memperhatikan siswa yang maju kepapan tulis) G: Daniel, benar sekali. Ada yang berbeda dengan ini?sama semua ya? mbak noveana sama ya? mbak Claudia sama juga ya?
Menit ke 12.48 Guru kembali kemeja guru dan duduk sambil melihat buku, dengan siswa yang rebut dan mainan sendiri selama 3:48 menit Guru melanjutkan pelajaran dengan : G: Untuk nomor satu ini sebuah contoh proses reversible. Apa itu reversible?(guru bertanya kepada seluruh siswa) G,S: kembali ke siklus atau jalan yang semula G: jadi delta S itu S satu ditambah S dua. Nah kalu Q satu itu kalor yangdiserap atau kalor yang keluar? SS: Keluar G: Iya, jadi positif ya, kemudian Q dua yang negative. Terus delta S itu kan Q per T kan?jadi Delta S itu sama dengan Qsatu per T satu ditambah Q dua per T dua. nah saling dikurangkan maka gasilnya delta S sama dengan nol. G: Ini Kaitanya dengan kalor yang diserap sama dengan kalor yang diterima. Ya itu nomor satu jawabanya. G: Silahkan tanyakan yang belum jelas. Atau enggak silahkan kerjakan di LKS yang belum terjawab. G: ayo gus, tanyao opo wae sing ora reti gus (guru sambil melihat kearah agus)
Menit ke 18.11
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
(selama 8:12 menit guru membiarkan siswa bebas untuk mengerjakan soal apa saja berkaitan dengan materi thermodinamika) G: Ayoo siapa yang mau tanya? jangan malu ya? (Kemudian ada siswa yang bertanya dengan tunjuk tangan kemudian guru menghampiri ke bangku siswa dan bertkata) G: Gimana? ada kesulitan? (terjadi interaksi yang tidak terekam oleh rekaman video. Dengan gaya guru yang memancing siswa untuk aktif dengan menggunakan bahasa inggris) G: oke, please open your LKS fivetyeigh namber fourteen yang ditanyakan dari sodari Adelia? G: OKe, silahkan disimak bareng-bareng ya? Soal: Gas dalam ruang tertutup mengalami proses isotermis. Jika ΔQ adalah kalor yang diserap gas, ΔW=usaha yang dilakukan oleh gas, dan ΔU=usaha dalam gas, Maka hubungan yang benar bagaimana? Maka hubungan yang benar adalah A. G: Siapa barusan yang menjawab juga A? Teresia ya? bagus (guru memberikan jempol untuk teresia) Jadi jawabannya adalah A yaitu ΔQ=ΔU+ΔW ≠0 G: oke ada lagi yang bertanya? kalo enggak ada kerjakan soal yang di LCD.
S: Pak halaman 59 nomor 5? G: Coba perhatikan lusia tanya halaman 59 nomor 5? (Selama 2:13 menit guru membiarkan siswa dengan duduk dimeja guru dan membuka LKS) G: Untuk mengerjakan soal ini pakai persamaan X= h cos θ2 kemudian X= 5 cos 150 nah X ditemukan berapa? 4,8 m. Begitu ya lusia? bisa? S: bisa (aktifitas ini, guru ketika menjawab pertanyaan dari siswa tidak memberikan rumus dari mana asalanya hanya memberikan rumus jadi saja, kemudian langsung dimasukan angka yang diketahui)
Menit ke 30.22 G: untuk soal nomor 1 ini Jade pake persamaan W= m(Cp-Cv)(T2-T1) SS: pak enggak ngerti, kerjain bareng aja pak? G: Baik kalo emg sulit kita kerjakan bersama ya? Ini diketahui massanya 1 Kg dan Cv nya 0,212 dikurangi Cv 0,162 terus T1 itu 125 dikurang T2 25 kemudian dikalikan ketemunya berapa? SS; 0,05 kali 100 G: sama dengan 5 Kkal W= m(Cp-Cv)(T2-T1) W= 1 (0,212-0,162)(125-25) W= 0,05 . 100 = 5 Kkal
Menit ke 38.34
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi
106
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
Menit ke 42.16 G: Kemudian untuk mengerjakan soal nomor 2 kita gunakan persamaan usaha W= nRT ln kemudian W= nRT ln (v2-v1) S: Pak mau nanya, itu kok bisa jadi (v2-v1)? G: Iya kan itu sama saja ln = ln(v2-v1) dalam mata pelajaran matermatika ya? pokonya yang atas dikurang yang bawah gitu intinya. S: ohh G: Jadi rumus yang dipakai itu W= nRT ln kemudian kita 1/2 masukan v2 pada W= nRT ln . Ini kan bisa dicoret dan hasilnya W= nRT ln ½ . nah baru dimasukan kalo ln 1 berapa dan ln 2 berapa itu ada disoal? Jadi bagaimana ini dimasukan angka-angkanya W= (1)(8,31x104) nah T nya berapa? (bertanya kepada siswa) S: 250 G: kemudian ln 1=0 dan ln 2=0,69. Terus bisa to itu dihitung? Jadi berapa? Ini hasilnya minus, minus dari mana? dari 0 dikurang 0,69 kan hasilnya minus? S1: Pak, apa itu perbandingannya selalu 1 per 2 kalau 1 per 3 gitu bisa pak? G: Bisa, tapi nanti pasti ada dalam soal ya?
Menit ke 47.59
G:Siapa yang sudah ketemu jawabannya berapa? yesaya sudah? (guru memberikan kode dengan angkat tangan) Biasanya yang dipojok gitu malah ngobrol, ayo coba hasilnya berapa? S: -1,4x106 G: Bagus, ada berarti ya jawababnya (d) G: Lanjut nomor 3 ya? Sebuah mesin karnot bekerja antara dua reservoir dengan suhu 2270C dan 270C Menyerap kalor 2000 Kalori. Apabila tara kalor mekanik 2 kal sama dengan 4,2 joule maka usaha yang dilakukan sebesar? maka yang dicari itu usaha yaitu W. Silahkan dicoba ya? (selama 6:02 menit guru membiarkan siswa mengerjakan) S: Pak maju ya? G: Oh ya silahkan agus (disela-sela siswa maju, guru menghampiri disetiap siswa untuk melihat pekerjaan siswa dan membuka hati jika ada pertanyaan) G: Oke, sama enggak jawabannya dengan ini? Benar ya? SS: Sama
Menit ke 69.01
5.
Rekap observ5_A5_300412_sen08.00-08.45 Video ini menggambarkan pertemuan kelima dari materi Thermodinamika yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2012 pukul 08.00-08.45 (jam pertama). Dibawah ini akan terlihat pada rekapitulasi akitivas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Rekapitulasi Aktivitas yang Terlihat dalam Video G:Selamat pagi. Karena materi kita sudah selesai dan menunggu pertemuan besok untuk ulangan ya? Maka untuk pertemuan kali ini kita akan mengulas kembali materi thermodinamika serta kita akan buat rangkuman supaya mudah untuk belajar ya? S: asik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi G: Poin satu yaitu usaha pada termodinamika yang pertama, proses isobarik itu artinya tekanannya tetap. (guru menggambar grafik dipapan tulis seperti pada gambar dibawah ini:)
G: Berarti
V1 V2 T1 T2
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
V
maka usahanya bagaimana? (guru
V1 bh menghampiri seorang siswa dan bertanya) S: P.ΔV G: Iya, benar sekali mbak P.ΔV atau bagaimana? W= p(V2-V1) (untuk poin ini guru memberikan tanda kurung kotak pada rumus sebagai bentuk penekanan bahwa rumus ini penting dan rumus ini adalah rumus untuk proses isobarik) G: Kemudian yang kedua kalau isotermis bagaimana?(guru menggambar grafik isotermis) SS: Naik kemudian turun G: Naiknya tajam atau tidak? S: Tidak G: Tidak ya? melengkung seperti ini (guru sambil menggambar grafik isotermis.
P
Menit ke 02.40
Menit ke 07.05
G:Pada proses isotermis apa yang konstan? V SS: Suhu V1 V2 G: Ya betul suhu, pada proses isotermis yang konstan adalah suhu. maka PV konstan atau P1V1=P2V2 Terus Usahanya bagaimana? W= nRT? (guru bertanya kepada siswa) SS: W=nRT ln
(guru menulis dipapan tulis)
G: Atau W= nRT ln (V2-V1) G: Kemudian untuk yang ketika yaitu proses isokorik. Agung apa gung proses isokorik itu cirinya? S: Volume tetap (guru menulis dipapan tulis:Volume konstan) G: Jadi bagaimana grafiknya? (guru menggambar grafik isokorik) Ini P, ini V kemudian volemnya kan konstan maka garis lurus. Nah dilihat dari grafik ini maka terlihat bahwa P/T=konstan.
P
V
G: Dengan ini maka
P1 P2 Vkonstan kemudian usahanya berapa? (guru T1 T2
bertanya kepada seorang siswa)
Menit ke 11.26
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi S: nol (guru menulis dipapan tulis bahwa usaha proses isokorik adalah nol) G: Pinter ya mbak denanda usahanya itu nol. Kemudian kaitannya dengan energy dalam?Atau usaha kalor? Yan anti dulu, berarti untuk yang tadi itu usaha dalam proses isokorik yaitu G: Terakhir yaitu pada proses adiabatik. apa itu Harits? (bertanya kepada seorang siswa) S:grafiknya lebih tajam disbanding dengan proses isotermis G: Iya benar ya, grafiknya lebih curam seperti ini. (guru menggambar grafik proses isotermis)
Aktivitas yang Terlihat dalam Video
P
V2 G: Apa yang ada dipikiran mengenai adiabatik Arumni? (bertanya V kepada seorang siswa dengan cara menghampiri) V1 S: Kalor nya tidak berubah G:Agung gimana gung kalau kamu? S: Tidak terjadi perubahan kalor G: Mbak teres? S: Tidak terjadi perubahan kalor. G: Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk proses adiabatk ini kalornya konstan tidak berubah-ubah. Maka Persamaannya bagaimana? (P1V1)γ=(P2V2)γ Kemudian untuk usahanya bagaimana? Teresia? S: 3/2nR(T2-T1) (siswa membaca di buku kemudian guru menuliskan dipapan tulis) G: Iya, benar. Atau W=3/2nR(P2V2-P1V1) Nah, ini bisa disederhanakan lagi agus? Harits?Ada lagi enggak selain ini? (guru bertanya kepada siswa dengan menyuruh siswa mencari dibuku) G: satu per? gimana adam? (guru memancing pengetahuan siswa dengan bertanya) S: Enggak tahu pak G: W=
1 ( P2V2 P1V1 ) 1
G: Energi dalam itu ΔU sama dengan apa? yang kaitannya dengan kalor yang diberikan? (guru bertanya kepada siswa) SS: ΔU=Q-W G: Oke, (guru menyuruh siswa membuka LKS dan mencari tahu mengenai kalor yang diberikan yang berkaitan dengan energi dalam) coba buka LKS halaman 51 dilihat bahwa usaha untuk masingmasing proses yaitu pertama pada proses isobarik Q-nya sama dengan? SS: Q= ΔU+W G: Kemudian pada proses isotermis SS: Q=W G: Untuk adiabatiknya bagaimana?Karena tidak terjadi perumahan kalor maka energy dalamnya merupakan minusnya dari usaha seperti: (ΔU=-W) G: Kemudian untuk proses isokorik usaha dalamnya Q=W G: Iya, silahkan disimak, saya tidak menuliskan dipapan tulis (guru mengajak semua siswa untuk menyimak LKS) G: (guru menulis dipapan tulis) Jadi kita dapat tuliskan bahwa untuk mesin pendingin itu kalau dibuat proses penyerapan bahwa :
Q1
W
G: Yang diatas merupakan Q1 kemudian yang dibawah merupakan Q2. Pada mesin pendinginitu berbeda dengan mesin kalor. Kalau Q2
Menit ke 15.36
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rekapitulasi mesin pendingin justru mengambil suhu kalor yang dingin masuk kedalam sistem kemudian mengeluarkan kalor yang panas.Berarti untuk gambar ini Q1 itu arahnya masuk kemudian melakukan usaha dalam sistem tersebut sehingga arahnya pun masuk setelah itu kalor dikeluarkan melalui Q2 sehingga arahnya keluar. Kalau mesin carnot itu bagannya:
Aktivitas yang Terlihat dalam Video Menit 20.13
G: Q1 masuk kemudian Q2 arahnya keluar, nah bedanya untuk carnot ini usahanya arahnya keluar ya?Mesin melakukan usaha seperti halnya mesin diesel kemudian mesin motor misalnya, itu selain melakukan usaha juga mengeluarkan kalor ya?Maka Q1 selalu lebih besar dari Q2 (Q1 > Q2). Misalnya saja pada motor kalau Q1 itu mesin motornya kemudian Q2 nya itu kenalpot ya? yang telah melakukan usaha seperti lampu menyala, gerak atau bel G: Ini rangkuman sebagai pengingat untuk semua yang telah kita pelajari, ada yang ingin ditanyakan?Saya sangat senang jka banyak yang riques soal ya? G: Oke, ini ada soal dari Lusia, silahkan ditulis kemudian nanti kita bahas bersama-sama. Soalnya: suatu mesin carnot yang bekerja antara suhu 270C dan 2270C digunakan menggerakan sebuah generator yang tegangan keluarnya 220 volt. Jika setiap detik mesin itu menyerap kalor 5500 J. Maka kuat arus keluaran maksimum generator itu adalah … Coba seekarang dicoba dulu masing-masing, jika ada kesulitan nanti S: Pak kaya gini bukan pak penyelesaiannya? G: Coba mana lihat, (guru mengecek pekerjaan sisw) oke, coba dikerjakan dipapan tulis ya?(siswa mengerjakan dipapan tulis) G: Reza ternyata langsung bisa menangkap maksud dari soal ini ya, gimana dengan yang lain? SS; wooeeess (sorak sorak)
Menit ke 35.45 (guru dan siswa menyimak seorang siswa yang sedang mengerjakan soal di papan tulis)
Menit ke 35.50 G: Nah, ini proses penyelesaiannya seperti ini ya? runtut sehinga semuanya bisa diketahui ya? Benar ya? Ada yang mau ditanyakan? Berhubung sudah bel, kita akhiri pembelajaran kali ini.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
lampiran 5 LAMPIRAN 6 TRANSKRIP REKAMAN SESI I WAWANCARA DENGAN GURU (SABTU, 11 APRIL 2012) P: Pengembangan kurikulum di sekolah ini bagaimana pak? G: kurikulum itu menyesuaikan pemerintah dan kemudian disesuaikan dengan keadaan sekolah. Tahun dulu dengan sekarang berbeda karena tantangannya pun berbeda ya. Kurikulum sekarang kan pembelajaran berteknologi modern, dimana kita sebagai pengajar harus menguasai komputer sebagai sarana pembelajaran P: Menurut bapak, materi fisika apa saja yang masuk dalam kurikulum? G: Materi yang masuk dalam kurikulum salah satunya yaitu materi termodinamika yang harus semua guru mengajarkan. Materi ini sudah dirumuskan karena merupakan materi pokok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah supaya untuk diajarkan kepada siswa. Jadi kita sebagai guru sudah tahu, materi apa saja yang akan kita ajarkan kesiswa dengan melihat kurikulum yang saat ini sebagai patokan. P : Untuk materi baru besok jumat,? Apakah bapak sudah menyiapkan perencanaan pembelajaran? G : Iya mulai masuk termodinamika, yang sudah dipersiapkan berupa RPP, materi, dan latian soal dengan LKS. P : Kalo LKS, Bapak buat sendiri atau bagaimana pak? G : Dari penerbit P: Bapak mengevaluasi siswa kapan? mengapa? G: Mengadakan evaluasi setiap bab berkaitan dengan nilai harian, karena jika setiap KD dan seering ulangan juga siswa malas, selain itu juga guru terlalu repot dalam banyak mengoreksi.
Comment [M1]: PED_pengembangan kurikulum
Comment [M2]: PED_pengembangan kurikulum_2 Comment [M3]: PED_PERENCANAAN PEMBELAJARAN_2
Comment [M4]: PED_evaluasi
P: Selain mengajar disini, bapak mengajar dimana lagi. G: Saya hanya mengajar disini, dulu sempat saya mengajar di SMP 5 dan saya lepas, alasannya kurang dalam mengikuti dunia anak SMP, masih sering lari2. P: Sejak kapan bapak mengajar di SMA N 9 Yogya? G: 2007 P: Bapak, dulu cita-citanya apa? dan mengapa sekarang jadi guru? G: Saya memang bercita-cita menjadi guru. Karena sebenarnya Setiap peran itu merupakan guru, yang pengen mengajari orang lain. Cuma subtansinya berbeda-beda. Mungkin dulu kita punya adik kemudian kita ajarkan apa misalnya? itu juga disebut guru. Hanya kalau guru yang dimaksud ini beda karena kita bukan hanya mendidik segi psikologis saja tapi mengajarkan ilmu pengetahuan yang tidak semua orang mempunyai kompetensi itu. G: Jadi Menurut saya, guru itu ya orang yang mempunyai kemampuan, skill, keahlian yang khusus untuk kita memberikan ilmu (mentransfer ilmu) kepada orang lain misalnya murid yang mendidik. Dan mendidik itu lebih sulit karena kita harus membimbing, memberikan contoh perilaku yang baik juga. G: “Sebagai guru yang ingin disenangi muridnya harus bisa menjadi sahabat untuk mereka, saling terbuka dengan kesulitan, ramah dan tidak galak namun harus tegas, kemudian penuh simpati. Dalam area ini guru harus punya rasa emosi itu semua untuk dapat menyelesaikan pengajarannya P: Bapak itu kalau mengajar sering menggunakan media? G: Iya, saya memanfaatkan teknologi yang ada disekolah, setiap kali mengajar. Disini sudah ada LCD dikelas, full wifi, lab computer dll, untuk menunjang pembelajaran dikelas. P: Bagaimana tanggapan siswa mengenai media yang bapak pakai untuk pembelajaran itu? G: Tanggapan siswa sendiri tidak ada komplen, artinya mereka bisa mengikuti, menyimak, dan paham, lewat media teknologi: LCD, laptop dan perangkat sarana lainnya. Terkadang kalau kita hanya verbal ngomong (ceramah ya) dan menulis dipapan tulis itu kadang-kadang anak-anak tidak melihat karena kadang guru tidak sadar menutupi tulisan yang ditulis dipapan tulis itu, serta kadang juga kita sebagai guru tidak sadar kita mencatat dipapan tulis acak-acakan ya, tidak teratur bahkan bertumpuk-tumpuk dan itu kelemahan saya, dan kalau pakai media LCD semuanya bisa melihat apa yang kita sampaikan. kemudian kalau ada animasi-animasi siswa lebih paham lagi dan dapat memperjelas apa yang kita jelaskan. P: Apakah bapak sering memakai animasi-animasi untuk pembelajaran? G: Jika pas ada materi itu ada animasinya, maka saya memakai animasi untuk pembelajaran. P: Pandangan bapak terhadap peserta didik itu seperti apa?
Comment [M5]: CITA-CITA GURU
Comment [M6]: PED_pembelajaran dialogis
Comment [M7]: PED_memanfaatkan teknologi
Comment [M8]: PED_pemanfaatan tek pemb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
G: kelas bersifat heterogen, artinya ada yang pinter sedang dan rendah. Jadi untuk siswa yang mengalami keterlambatan, artinya tidak cepat paham, kita tanyai bagaimana sudah jelas belum, kalau belum mana yang belum jelas? misalnya kita kasih soal, ya kita bantu. Juga Sekolah mempunyai program KLINIK untuk mengembangakan peserta didik yang mengalami keterlamatan atau bagi siswa yang belum paham (mendapat persoalan) didalam kelas. P: bagaimana tindakan bapak, untuk masalah kelas yang heterogen? G: Yang rendah diberikan perhatian khusus karna belum bisa, atau bisa saja untuk siswa lain yang pintar lagi mendapat kesulitan, harus langsung dibantu. Untuk level yang tinggi tidak perlu terlalu didekati, itu sudah bisa sendiri, kalau ada kesulitan baru kita bantu. Dan intinya penanganan setiap siswa itu berbeda P: Bagaimana tindakan bapak jika ada siswa yang pendiam, supaya bapak tahu anak ini paham atau blum paham? G: nanti didekati, kemudian dilihat apakah ada respon ketika kita kasih soal pasti akan terbuka untuk mengungkap apa kesulitannya. Dan memberikan jempol kepada siswa yang sudah berusaha dengan baik meskipun ada kekeliruan, misalnya dengan kata bagus. Kemudian dengan jempol maju maka, siswa menjadi penasaran apa yang membuat keliru dan kembali mengerjakan. Dan untuk mengetahuinya gampang sekali, kita kasih soal ga bisa, kasih soal bingung, itukan menandakan siswa belum paham?Kalau ditanya secara spontan, ehh.. apa yang dimaksud ini?Setelah kita jelaskan, anak tidak memperhatikan karena memang tingkat kemampuannya yang terbatas susah juga kan?Bisa juga kan itu yang menyebabkan tidak paham. Maka dari itu, dengan soal-soal siswa suruh maju, kita bimbing, lama-lama kan nanti bisa menyusut kan begitu. P: Apakah siswa menggunakan pelayanan KLINIK ini pak? G: Hanya ada beberapa siswa yang menggunakan pelayanan ini, biasanya yang sering datang itu siswa yang tidak pemalu dan biasanya kebanyakan mereka adalah siswa yang mempunyai prestasi sedang keatas, karena atas dasar penasaran dan keinginan untuk mengetahuinya. misalnya untuk soal-soal yang mereka enggak paham, makan di klinik itu ditanyakan dengan guru yang profesinya dibidang itu. tetapi banyak anak yang tidak memanfaatkan program ini juga. P: Kan terkait dengan materi bapak itu thermodinamika, nah dalam materi thermodinamika itu didalamnya materi apa saja yang penting untuk diajarkan pak? Apakah semua materi yang ada didalam satu bab Thermodinamika dengan mendalam pak atau poin-poin penting itu saja pak?? G: Thermodinamika sangat penting sekali karena ada kaitannya dengan tehnologi sekarang. Misalnya penerapan dan aplikasi yaitu mesin pendingin. Kemudian hukum satu dan ke dua thermodinamika itu harus disampaikan semua P: Bagaimana cara bapak menjelaskan temodinamika? dan ada tidak kaitannya dengan konsep lain? G: Jadi kalau thermodinamika itu justru mudah dibandingkan itu teori kinetik gas, jadi thermodinamika itu kan, e seperti misalnya suatu sistem Q1 masuk (panas yang diserap) kemudian oleh mesin dilakukan usaha kemudian dihasilkan gas akan dibuang panasnya. Kalau misalnya sepedah motor itu kan tidak 100% bahwa untuk panas atau kalor itu digunakan sepenuhnya untuk gerak saja, tapi pasti akan terbuang dengan usaha yang lain, misalnya kenalpot, bunyi klakson itu kan energy. Jadi tidak 100% untuk gerak saja? tidak ada mesin yang ideal maka ada namanya efisiensi?Ini kan sistem ini W/Q1 dengan W itu kan Q1 – Q2. Q1 itu kan kalor yang diserap dan Q2 kalor yang dibuang sedangkan W itu usaha? P: Kalau bapak menjelaskan itu pakai rumus-rumus gitu pak?” G: Cara mejelaskan kan misalnya ada bagan to? Kaya Q1 diserap oleh system terus dilakukan usaha kemudian dibuang sebagian yang namanya Q2 . nah itu kan Q1 – Q2. maka efisiensi mesin ini tidak hanya digunakan usaha saja tapi akan terbuang dengan hal yang lain juga kan gitu. Nah, bagannya kan begini:
Q1 W Q2
(guru membuat bagan, seperti diatas) Wnya kan ini (menulis W pada bagan) Q1 nya kan ini (menulis pada bagan) dan Q2 kan ini (menulis pada bagan). Kemudian efisiensinya berapa? W/Q1 = (Q1-Q2)/Q1 = 1-(Q2/Q1) dan hubungannya dengan suhu maka T2/T1.
Comment [M9]: PED_pemahaman peserta didik
Comment [M10]: PED_perngembangan kompetensi siswa
Comment [M11]: PED_pemahaman peserta didik_3
Comment [M12]: PED_pemahaman peserta didik_6 Comment [M13]: PED_pemahaman peserta didik_4
Comment [M14]: PED_pemahaman peserta didik_7
Comment [M15]: PED_perngembangan kompetensi siswa_2
Comment [M16]: PROF_memaparkan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
P: “Kalau bapak menjelaskan seperti ini siswa bagaimana pak?” G: Lebih paham ya, dibandingkan dengan teori kinetik gas ya? nanti ada hubungannya dengan pangkat min, misalnya pangkat minus gamma, gitu jadi berkaitan dengan matematik. Nanti PV sama dengan len V2/V1. Sebenernya kita nanti ketika mengajarkan termodinamika juga harus menjelaskan len juga, dari mana asalnya len, supaya anak tidak bingung. Meskipun itu jatahnya guru matematika. Karena dalam fisika juga ada maka harus diajarkan. P: Berati bapak harus menjabarkan len-nya itu dari mana? G: Iya, itu kan dari log, nah itu nanti bicara matematik. Nah menjelaskan turunan dan integral kan kita harus ke matematika walaupun hanya sekilas P: Kalau menurut pandangan bapak itu? Fisika itu kan selalu berkaitan dengan matematika? Apakah jika bapak menyajikan suatu rumus itu diawali dengan prosesnya atau langsung rumus jadi pak? G: Jadi, sebenarnya nyawanya fisika itu kan matematika, Maka paling tidak kita tidak membawanya dalam bentuk matematika saja, tapi kita juga harus membawanya dalam fisika sebagai pokoknya yaitu gejala fisikanya. G: Saya termasuk prodak lama mbak, jadi menurut saya itu terpengaruh dari cara mengajarnya guru saya. Tapi sekarang kan sudah berbeda, jamanya sudah berbeda, jadi sekarang ada laptop, ada LCD ada alat bantu lain, ada banyak animasi dibuat untuk mempermudah pemahaman siswa ya? Kalau guru, tidak mengikuti teknologi sekarang ini ya kita tertinggal jauh, dan kita sebagai guru harus menggunakan fasilitas itu, membuat anak lebih paham P: Apakah bapak sering menggunakan lab itu untuk praktikum atau proses pembelajaran? G: “ketika proses belajar mengajar itu full dilakukan didalam kelas, sehingga KBM tidak terganggu. Untuk praktikum itu dilakukan sore hari, diluar jam sekolah, dengan guru-guru fisika mengatur jamnya secara beruntut, Misalnya hari ini kelas XI IPA 5, jam 14.30 dan pembimbingnya saya misalnya kemudian untuk hari besok siapa, nah itu terjadwal” P: Menurut bapak, kurikulum yang sekarang, itu bagaimana pak? G: kurikulum ini menyesuaikan pemerintah dan kemudian disesuaikan dengan keadaan sekolah. Tahun dulu dengan sekarang berbeda karena tantangannya pun berbeda ya. Kurikulum sekarang kan pembelajaran berteknologi modern, dimana kita sebagai pengajar harus menguasai komputer sebagai sarana pembelajaran.
Comment [M17]: PED_pemanfaatan ptek pemb_4
Comment [M18]: PED_pengembangan kurikulum
Untuk masalah UN ada standar sekian-sekian, saya kurang setuju itu dijadikan satu-satunya kelulusan, karena tiga tahun lamanya hanya ditentukan dengan nilai UN nya itu saja yang hanya empat hari, kan ga efektif? Jadi Seharusnya syarat kelulusan itu kan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kapan pernah kita enggak memuluskan karena afektifnya jelek. Dengan guru tidak sopan, tidak tertib, tapi pintar. Padahal hanya satu-satunya SMA 9 yang tidak meluluskan karena afektif jelek. Itu pernah menjadi isu nasional dulu, sampai masuk di TV one sampai anak ke pengacara. Tapi karena intruksi dari kementrian ada ranahnya kan begitu. Akhirnya enggak diluluskan, nah pemerintah juga bingun lah piye iki wong UN ne lulus e, nah maka disarankan untuk pembinaan. Pembinaannya apa kalau kebetulan anak itu nasrani jadi dibawa kegereja dibina oleh bapak dan room, dan itu urusan bapaknya membina apa, yang penting soal perilaku. Waktunya lumayan lama, kalau enggak salah setengah tahun kemudian baru diluluskan. Karena afektif kan enggak berupa nilai, hanya huru a, b, c, d begitu parameternya kan begitu. Dan dimanapun juga begitu. Sekarang pakenya 5 bukan hanya 2, jadi samping 5 belakang 5 dengan soal yang berbeda dan mungkin besok sepuluh ya? ahahhaaa… itu dilakukan untuk meminimalisasi kecurangan. Sebenarnya soalnya itu hanya dibolak-balik saja. P: Berkaitan dengan soal-soal untuk mengevaluasi siswa, soal yang bapak buat itu? G: Soal sesuai indikator. Maka aplikasi soal kita berikan pada latihan-latihan soal, supaya pas ulangan siswa bisa P: Biasanya soalnya berapa banyak pak? G: Untuk ulangan harian maksimal soalnya sepuluh
Comment [M19]: PED_evaluasi
Comment [M20]: PED_evaluasi
TRANSKRIP REKAMAN SESI II WAWANCARA DENGAN GURU (SENIN, 13 APRIL 2012) P: Untuk silabus, bapak buat sendiri? G: Kalo silabus dari pemerintah, nanti disesuaikan dan dikembangkan oleh guru sesuai kondisi fisik sekolah, keadaan peserta didik, dan peralatan disekolah ini sebagai penunjang pembelajaran. Silabus tersebut mengikuti apa yang diinginkan dari pemerintah dinas kota, dan guru tinggal mengikutinya setiap setahun sekali, lewat penataran. P: Jam sebelum-sebelumnya bapak mengampu materi ini, pada kelas yang sama dan bagaimana dengan materi ini, apakah dulu-dulu termodinamika menghabiskan beberapa kali pertemuan?
Comment [M21]: PED_pengembangan silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
G: Setiap tahun materi ini saya bahas, dan setiap semester minggu efektif beda, nah sekarang untuk termodinamika kita buat 14 jam. P: Berarti sekitar 7kali pertemuan materi ini kelar pak, 14 jam itu skalian memberikan materi atau sekalian ulangan? G: Untuk menyampaikan materi. Soalnya jam efektif yang dibuat untuk semester ini 65 jam dan ulangan tidak masuk karena sudah dijadwalkan, selanjutnya remedi pun juga sendiri. P: Untuk RPP bagaimana pak? apakah bapak membuat sendiri atau, kelompok atau hanya mengikuti yang sudah dibuat? G: Untuk RPP membuat sendiri.
Comment [M22]: PED_pengembangan RPP
P: Berarti bapak tidak terpacu dengan rencana (RPP dan silabus) bapak? G: Ya tetap berpegang teguh, untuk Silabus sudah ada, dan RPP kan nanti selalu di persiapkan sebelum maju mengajar. Kalo tadi kan hanya mengedit saja. Yang nanti kita lihat apakah bisa 7 kali pertemuan atau malah kita lihat anak-anak apakah dalam pembelajaran bisa ngebut atau tidak. Kalo kita memaksakan ini harus selesai kasian anak-anak. P: Untuk materi termodinamika ini, apakah bapak punya kendala, misalnya mempersiapkan bahan mungkin, perencanaan RPP, mungkin nanti ada animasi, ada hambatan? G: Tidak ada. untuk materi termodinamika ini, mudah dimengerti siswa dari pada teori kinetik gas kesetimbangan benda tegar.
TRANSKRIP REKAMAN SESI III WAWANCARA DENGAN GURU (SABTU, 19 APRIL 2012) P: Rencana bapak, mengajar termodinamika ini berapa kali? G: Untuk materi thermodinamika kan intinya disitu ada 2 sub, hukum 1 termodinamika dan hukum 2 termodinamika tetapi ada entropi yang harus dibahas sekilas saja karena nanti pasti kalau di PT pasti akan dibahas lebih mendalam lagi. Jadi dirasa 5 kali pertemuan sudah cukup dengan sudah latihan soal ya itu. Dan kemarin waktu pertemuan pertama saya liat anak-anak sudah sampai ke hukum 1 karena ternyata ibu tri sudah mengisi. Tapi nanti kalo bisa di review lagi. Karena sulit bagi anak. P: Sulit dari anak itu bapak tau dari mana? G: Materi ini sulit karena mikroskopis (sulit diukur), jadi menghayal bahwa itu gas, bentuknya seperti ini berupa partikel-partikel bertumbukan dan bergerak dengan melakukan gaya, kemudian ada usaha. Kelebihannya itu menjadi makroskopis bisa diliat pada gerak mekanik tapi kalo gas menyebabkan gejala saja yang kita amati kemudian kita visualkan. Tapi sebenarnya kalo sudah tau maksudnya ini merupakan gejalan teori kinetikal gas itu ada hubungannya dengan teori dinamika, teori kinetik gas juga berupa energi. Sehingga sebagai dasar untuk masuk materi ini. Dan ada kaitannya dengan teori kinetik gas, contohnya nanti usaha itu akan kembali ke usaha. Kinetik itu kan kinetik (gerak) berarti itu kan ada energy kinetik, ada gerak, ada gaya ada kecepatan kemudian ada usaha, nanti kan itu di hukum 2 termodinamika ada usaha (W= W1-W2). Kalo di hukum thermodinamika 1 kan ada tenaga dalam (energy dalam (ΔU)) ΔU sulit untuk diamati karena energi dalam apasih sebenernya? Seperti halnya energy potensial yang karena kedudukannya dan energy kinetik karena geraknya. Kalo energy dalam itu kan gabungan antara energy kinetik dan energy potensial pada partikel gas, atau fluida yang bergerak karena kedudukan juga karena geraknya itu. G: Sebetulnya kalo anak itu memperhatikan, kemudian juga anak itu kalo gak tau tanya, itu lama-lama akan mengurangi ketidakpahaman itu. Nah kadang kan anak kalo paham atau tidak paham diam kan? itu sudah sebagai karakteristik anak. Jadi gini, untuk masalah termodinamika ini sulit pemahamannya tapi aplikasinya mudah. Misalnya begini siklus carnot dikaitkan dengan usaha (W= P.dV) dengan yang konstan adalah tekanannya, berarti usaha yang dilakukan oleh sistem itu adalah W= P.dV dengan V= V2-V1 . Itu anak akan cepat paham secara matematis dengan melihat perhitungan dan grafik. Mesin carnot itu ideal itu 100% tetapi tidak mungkin untuk mendapatkan sebuah mesin melakukan kerja 100%, maka siklus carnot itu membuat mesin yang mendekati 100% tapi tidak 100%, itu efisiensi ( ) sama dengan
1
Q Q2 W atau 1 kalau diringkas W= Q1 Q
Q2 x100% . Aritanya bahwa logikanya yang paling gampang kalau sepedah motor, mobil, itu tidak 100% Q1
hanya untuk bergerak, tapi bisa untuk energy bunyi (klakson) kemudian knalpot (pembuangan) kemudian riting dan seterusnya, kemudian dikenalpot itu panas berarti dia melakukan berarti mesin itu tidak digunakan untuk bergerak saja, melainkan dimanfaatkan juga untuk yang lain. Artinya, kan anak mengerti tidak 100% artinya, hanya satu yg terjadi misalnya untuk gerak saja. Nah untuk aplikasinya itu mudah, karena rumusnya itu gampang sekali ketika system menyerap kalor (Q1) ketika melakukan usaha (W) kemudian dibuang melalui Q2.
Comment [M23]: PROF_pengembangan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Itu mudah sekalian untuk anak-anak pahami, dengan adanya dibuat bagan itu. Nah nanti untuk pemahaman yang lain misalnya mesin pendingin yaitu kulkas itu kan kebalikannya dari yang tadi. Itu intinya aplikasi pada thermodinamika lebih gampang, perhitungannya juga mudah. P: Kalau thermodinamika ini sendiri masuk dalam kurikulum pak? nah dalam kurikulum itu sendiri dituntut untuk membahas apa saja? Apakah bapak hanya membahas apa yang didalam kurikulum itu atau pengembangan-pengembangan lainnya. G: Untuk pemahaman anak itu tidak sekedar hanya pada teori siklus carnot saja, nah bagaimana kita menunjukan misalnya kenapa mesin pendingin dilingkungan luanya kenapa panas? ya kan? kalo kita dekati mesin pendingin justru panas tapi didalamnya dingin. Pengembangan-pengembangan yang lain ya itu untuk memahamkan anak yang lainnya itu juga AC bisa kenapa didalamnya terasa panas dan untuk diluar malah terasa dingin. P: Untuk materi ini, apa yang ingn bapak ajarkan? G: Konsep tentang thermodinamika meliputi hukum thermodinamika 1 dan hukum thermodinamika 2, itu sudah mencangkup semuanya dan anak harus paham: siklus carnot, efisiensi, entropi dan kaitanya dengan hukum I adalah adiabatik, isobarik, isokorik, isotermis. P: pengertian thermodinamika menurut bapak itu seperti apa? G: Menurut saya, termodinamika dari kata termo dan dinamik. Termo berhubungan perubahan suhu. Termodinamika itu mikroskopis, jadi bagaimana memahamkan anak terhadap peristiwa perubahan suhu. Gas atau fluida yang diberi panas akan terjadi perubahan didalamnya yaitu perubahan suhu, perubahan tekanan, juga perubahan volume itu karena berkaitan dengan dinamik, yaitu bergerak maka ada gerak, percepatan, gaya, kecepatan, dan usaha. Nah kemudian akan kita bawa dalam makroskopik yaitu kita hitung gejalanya itu secara matematik. P: Terus, rumus yang paling mendasar sebenarnya ada tidak pak, yang membawa kita untuk kemateri thermodiamika ini? G: Pada hukum 1 thermodinamika energy dalam, ΔU= Q-W. P: Bagaimana cara menyamaikan rumus ini pak? G: Gas atau fluida didalam bejana diberikan panas (Q) terjadi perubahan suhu didalamnya lama-lama panas nah, nanti didalam itu sebetulnya itukan energi yang gejalanya memang tidak bisa dilihat dengan mata tapi dengan gejala yang terjadi disitu bahwa ΔU itu panas yang diserap dikurangi dengan usaha yang terjadi didalam system. P: U sendiri itu energy dalam? G: Iya energy dalam. Itu seperti halnya dengan energy potensial. P: Delta (Δ) ini sendiri fungsinya apa pak?” G: Untuk mengetahui, itu. liad aja dulu, energy dalam itu untuk apa ya? (berfikir) ya memang yang berpengaruh terhadap usaha, usaha sama dengan apa kalau dirumus itu? ya tinggal dibalik aja, W= ΔU+Q to? berarti usaha itu memang ada pengaruhnya dengan energy dalam dan ada pengaruhnya dengan kalor itu sendiri yang dilakukan oleh suatu sistem. Besarnya usaha itu adalah tidak hanya Q saja tapi juga energy dalam, nah energy dalam itu juga sebenarnya untuk dilihat dari mata telanjang gak bisa. Dalam gejala yang terjadi memang ada. Jadi kesulitan saya untuk menjelaskan konsep energi dalam (ΔU). P: Nah, bagaimana cara bapak menanggulangi kesulitan dalam menjelaskan konsep energi dalam? G: Seperti saya menjelaskan kepada anak kalo energi dalam itu kaitannya juga dengan energy potensial yang memang seperti kalo peer itu energi dalam. Kalo energi gerak kan pasti jelas gerak. Kalo peer itu kalo ditarik itu ada energi potensial tapi sulit untuk digambarkan, pokoknya energi dalam itu susah dijelaskan tetapi harus percaya kalau itu ada, ini yang membuat saya sulit memahamkan anak tentang energy dalam dan belum menemukan cara atau metode yang dirasa tepat. P: Sejauh ini bapak menggunakan metode apa? G: Metode ceramah sangat melekat pada mata pelajaran fisika, tapi saya tampilkan media berupa animasi. P: Tapi apakah siswa tahu dan paham pak? G: Nah untuk soal kepahaman anak mengenai ini, kalo anak ada yang paham ada yang tidak pastinya karena hal seperti itu tidak bisa dihindari. Tapi, kalo dikasih aplikasi siswa itu lebih senang. Selain itu juga itungitungan dan soal menjadi kegemaran anak, karena anak disini lebih suka dan senang jika bermain soal. Karena anak itu lebih cepat bosan, kalau misalnya selama pembelajaran hanya mendengarkan ceramah dan mencatat. Anak itu jadi ngantuk ya, lama-lama. P: Ketika bapak mengajar apakah mengetahui mana yang siswa mengerti dan tidak mengerti?
Comment [M24]: PED_pemahaman peserta didik_9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
G: Dari wajah aja bisa tahu, kalo anak paham dan tidak paham dengan ditanya itu sudah terlihat, kalau dia tidak paham kan keliatan dan biasanya yang dipojok dan belakang kebanyakan itu tidak paham karena sibuk mainan sndiri P: Apakah bapak hafal dengan anak-anak disetiap ranting? G: Iya pasti saya hafal siswa untuk XI IPA 5, itu yang pintar misalnya aruni, fananda, ratih, lusia, lutfi kemudian tere, kalau yang cowok itu agustinus, fabian, Daniel. Untuk bagian tengah, itu reza, harits, Anjani, adam juga, Dan bagian ranting yang bawah itu agung dan yesaya itu alasannya karena dia selalu duduk dibelakang. dan jika saya suruh duduk didepan tidak mau. Dan sisanya sedang ya. Untuk siswa yang kreatif dalam bertanya dan menjawab soal itu teresia dan lusia, kalo ada yang dirasa belum jelas pasti banyak tanya dan kalau ada soal mereka sangat cekatan untuk mencobanya dan urusan salah atau benar itu nanti P: Dalam satu kelas ini ada berapa siswa pak? G: 25 anak G: Iya, kalau duduk, terus ada yg kosong didepan pasti yang belakang suruh saya maju kedepan. tapi kadang mau kadang tidak, dan saya paksa. P: Dari nama-nama ini bapak ini mengkategorikan pintar, sedang dan rendah?” G: Untuk nilainya mereka sendiri dalam semua aspek pelajaran bagus, ga pernah remidi dan kalupun remidi, nilainya diatas rata-rata. misalnya batas remidinya 75 dia dapat 60 dan anak-anak yang lainya dibawahnya.
Comment [M25]: PED_pemahaman peserta didik
Comment [M26]: PED_pemahaman peserta didik_2 Comment [M27]: PED_pemahaman peserta didik_5 Comment [M28]: PED_pemahaman peserta didik_2..1 Comment [M29]: PED_pembelejaran dialogis Comment [M30]: PED_pemahaman peserta didik
P: Untuk hukum thermodinamika 2 rumus yang paling dasar dan penting apa pak? G: Hukum dua thermodinamika kan, untuk persamaan yang mendasar Cuma dua ini, (sambil buka buku Martin kanginan jilid 2) yaitu W= Q1-Q2, yaitu kalor yang diserap dikurangin kalor yang dibuang itu usaha dan efisiensinya juga ( ) = (W) usaha / kalor (Q) yang diserap. Kaitannya dengan suhu, T2 dibagi T1 P: Kalo bapak menjelaskan ini dengan kalimat gmana pak? tentang definisi efisiensi? G: Jadi efisiensi itu idealnya memang 100% tidak ada bocoran atau gesekan panas yang terjadi dalam system itu. Tapi, kenyataannya susah untuk membuktikan efisiensi mesin yang ideal itu, maka yang mendekati ideal adalah efisiensi itu sama dengan usaha mesin itu dibagi panas yang diserap (Q1) --- W/Q1 dikalikan 100% P: 100% itu untuk apa pak? G: Mesin itu berapa persentasenya, mendekati berapa? gak mungkin mendekati 100 tapi yang baik itu berapa. Nah itu kita bisa melihat persentasenya. P: Bagaimana persiapan bapak, untuk membuat, PPT, membuat RPP, dan mencari referensi soal-soal G: Saya download-download ya untuk soal dan referensi materi, kemudian buku itu terbitan lama. P: Buku apa saja pak ? dan kalau diperpustakaan ada buku apa saja pak? G: Ada yang saya pakai, nanti dilihat saja, kemudian untuk siswa saya membebaskan memakai buku apa saja, yang dapat membuatnya nyaman belajar lebih dari itu, jika siswa tidak punya buku pegangan bisa meminjam diperpustakaan atau belajar disana. Untuk buku yang diperpustakaan macem-macem mbak, untuk fisika itu ini ada (sambil pegang martin kanginan), terus dari konvoster ada, dari seribu pena ada, kemudian fisika modern itu ada, terus yohanes surya. terus ini, akan dikembangan menjadi RSBI kemarin saya pesan sekitar 25 kalau ga salah itu sekilar 25 dari kelas 1 sampai kelas 3 bahasa bilingual. kemarin saya hanya minta 3 untuk kelas 1 sampai kelas 3 tapi, dikasih banyak yasudah alhamdulilah. P: Trus untuk yang erlangga, martin, serpen, bapak inisiatif atau dari sekolah yang membelikan? atau malah dari pihak-pihyak tertentu? G:Ketika saya hari disini sudah ada ya, berasal dari penawaran-penawaran. kan buku seperti itu dimana-mana sudah ada. Nah, untuk yang bilingual baru saya yang mengusulkan. P: Kalau buku-buku itu siapa yang mengadakan pak? G: Sekolah lewat perpustakaan. Untuk fisika bukunya banyak pilihan, makanya saya tidak mengatakan pada anak, “kamu harus pegang ini? silahkan ambil apa saja yang ada kaitannya dengan materi” P: Trus ada gak sih pak, siswa yang meminjam fisika diperpustakaana? G: Ya banyak lah. terutama ketika menjelang ujian itu seperti, semesteran, mid, dan kenaikan kelas laris manis itu. P: Buku faforit sebagai pegangan siswa itu apa pak? G: Anak belum pernah komplen mengenai itu ya, tapi itu bagus untuk penelitian. emm.. sepanjang yang saya lihat siswa itu sering memakai erlangga, terus ada anak yang namanya kirana (dia ikut olimpiade), tapi bukunya apa ya? saya lupa tapi bagus itu saya lihat latihan soalnya bagus tapi dalam penyampaian materinya untuk anak yang cepat paham karena notasi-notasi variabelnya berbeda dengan buku ini (menunjuk buku Martin kanginan) suhu (T) untuk suhu tertinggi. Misalnya untuk efisiensi (η) = 1-
T2 misalnya abis itu Ttinggi T1
Comment [M31]: PED_pemanfaatan tek pemb_3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dibagi Trendah kemudian siklus carnotnya juga pakai istilah lain ya gak secara umum seperti buku-buku lain. Bagus itu tapi untuk anak yang cepat paham itu dari kirana IPA 4 ya tapi. P: Itu pinter gak pak? G: Pinter, karna dia yang hanya punya bukunya, jadi kadang dia sering Tanya,”pak ini maksudnya apa?” saya lihat, soal-soalnya juga bagus. P:Itu kira-kira bukunya dia dari mana pak? apakah dia beli buku itu, dan berinisiatif dari mana? G: “Mungkin dia beli. atau mungkin diperpustakaan ada, saya juga gak tau. gak hafal semua kan buku-buku itu. P: Buku yang mejadi pedoman bapak apa? G: Saya menggunakan buku-buku terbitan lama, dan buku itu didapat sewaktu di bangku kuliah. Kalau buku pegangan saya karangannya Martin kanginan, Erlangga, dan Widya Duta Untuk LKS yang dipakai LKS Cerdas dari penerbit CV graham mandiri sebagai pegangan siswa untuk menunjang soal-soal latihan siswa. Referensi soal-soal lainnya tapi saya lupa penerbitnya tapi saya ingat judul bukunya itu kalau tidak salah Raih Prestasi Gemilang yang dikarang dari guru-guru se-Yogyakarta. P: Kenapa pak. G: Ya itu, buku-buku itu saya gunakan karena sudah familiar dan mudah untuk menjadi pegangan baik segi materi yang dibahas, bahasanya juga mudah serta soa-soalnya beragam. Kan buku-buku sekarang semakin dipersempit dan diringkas, sehingga intinya pun buyar apalagi fisika ya. P: Berhubungan dengan soa LKS Tuntas dari VC graham mandiri. P: Itu bapak yang memilih sendiri? G: Iya. P: Soal-soalnya gmana pak? G: Ya cukup variatif. Jadi, soal itu bagus untuk indikatornya, kemudian variatif soalnya tingkat kesulitannya dari yang mudah hingga yang sulit, ya pengenalan soal yang mudah kemudian yang sulit, kemudian pengayaan kemudian soal-soal yang diremidi apa saja. kalau misal anak mengerjakan ini tidak bisa remedinya ini.
Comment [M32]: PED_perencanaan pembelajaran Comment [M33]: PED_perencanaan pembelajaran_3
P: Apakah bapak menggunakan soal-soal yang disitu pak semuanya? G: Enggak saya malah minta anak kalau ada soal saya minta. Misalnya anak tidak harus soal dari LKS tapi misalnya anak punya buku lain, disitu ada soal-soal silahkan ditanyakan. Contohnya kirana itu, dia punya buku yang dapat saya katakana bagus tai soalnya dia enggak paham apa maksudnya, itu silahkan ditanyakan. P: Soalnya itu gmana pak? tingkat tinggi, rumit atau gimana? G: Bagi dia mungkin rumit ya? karena soalnya butuh pemahaman dulu. P: Biasanya soal yang bapak buat itu brapa pak? G: Ulangan harian, maksimal 10 lah saya buat. tapi tidak beranak cucu ya? sepertinya itu sudah cukup. Variatif soal itu nanti disesuaikan dengan bab-bab itu. Misalnya itu hukum termodinamika 1 itu soal nomor satu dan dua, nomor 3 dan seterusnya terstruktur sehingga anak jadi mudah dalam belajar dirumah. P: Berkaitan dengan soal yang dibuat itu berarti kalau soal pertama salah, yang lainnya juga ikut salah dong pak? G: Makanya, semuanya sudah terukur. Dan sudah dibuat soal pertama itu mudah, kalau sampe soal yang mudah ini, anak tidak bisa berarti kan anaknya. sehingga perlu diukur misalnya dari agung yang rendah dulu. P: LCD setiap kelas ada pak? Apakah dulu pertama kali ada pelatihan khusus untuk menggunakan LCD? G: untuk pemakaian perangkat LCD, gak ada pelatihan khusus, gampang to tinggal tancep-tancep aja. P: Itu yang mengusulkan siapa pak? G: Bapak ibu guru lewat sekolah. Sejak 2009. P: Sumber-sumber belajar lainnya. Selain buku tadi? G: Powerpoint. P: PPT itu bapak buat sendiri? G: Banyak download kemudian diedit lagi. Tetapi lebih banyak dikasih temen, kalau download kan tergantung beruntung. P: Apakah bapak tidak takud salah materi? G: Paling enggak kita shorter dulu, kita tambahkan. Misalnya gini di PPT itu misalnya ya mbak ya thermodinamika pada efisiensi = 1 -
T1 T padahal dibuku martin kanginan kan 2 kok beda? Nah itu T2 T1
tinjauannya T1 dianggap suhu rendah sedangkan T2 dianggap suhu tinggi. Makanya nanti dicek kembali keterangan pada anak, bahwa yang diatas itu suhu yang rendah dan variable T yang berbeda misalnya T1 dalam martin kanginan T2 . P: Terus untuk materi pak? untuk peserta didinya itu pak nah kemaren bapak bilang tentang klinik, nah klinik itu apa pak?
Comment [M34]: PED_pemanfaatan tek pemb_2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
G: Klinik itu untuk memberikan layanan kepada anak yang belum paham terhadap materi yang sudah kita ajarkan. Mereka jika tidak paham itu ada kliniknya. Kemudian juga anak kadang Tanya tentang soal-soal yang berkaitan denga fisika. P: Klinik itu sendiri untuk pelajaran apa saja pak? G: Semua pelajaran yang di UN kan ya? P: Itu ada tempat kusus enggak sih pak? G:Untuk sementara ini siswa mendatangi guru dimana guru berada. P: Itu didirikan kapan pak? G: 2007 P: Siapa yang mendirikan pak? G: Sekolah lewat kurikulum yang mendirikan dan guru yang mengelola, itu sudah format dari dinas. P: Fungsi utamanya apa sih pak? G: Membantu siswa dalam kesulitan-kesulitan dalam belajar. Nantikan kita bisa mendiagnosa bahwa dia itu belum paham ini misalnya, oh kita berarti menekankan kepada ini. P: Masalah-masalah siswa yang dilayani bagaimana pak? G: Biasanya soal, saya biasanya tentang pemahaman soal. P: Pandangan bapak mengenai klinik itu seperti apa? G: Kalau pandangan saya, anak Tanya itu malah saya senang, itu berarti anak proaktif dan respeck dalam pelajaran kita dan anak pengen lebih paham. Intropeksi kita, ternyata ada anak ketika kita menjelaskan tidak paham kemudian dia Tanya lewat itu, kalau dia malu Tanya dikelas bisa ditanyakan di situ, brarti dia ada motivasi dari siswa itu sendiri. P: Kalau animasi itu bapak sering dapat dari mana? G: Saya sering sharing dengan teman-teman seprofesi diskolah ini. P: Biasanya bapak sering sharing itu dengan siapa pak? G: Dengan pak Bambang Widodo. Dia pakarnya computer kita. Dia bisa download, tapi kalau saya kesulitan. kadang gak beruntung ya ketika download? P: Terus minat siswa dalam pembelajaran disika itu seperti apa pak? G: kalau dipresentase minat belajar siswa XI Ipa 5 itu: 80% siswa minat belajar, yang 20% itu kita dorong terus. P: Biasanya bapak memberikan motifasinya itu gimana pak? G: Saya memotivasi itu lebih kepersonal, supaya tidak malu dengan teman yang lainnya ya? misalnya, fisika itu penting, kita sudah sepakat masuk IPA maka fisika penting. Artinya mau gak mau harus belajar fisika karena itu bagian dari IPA. Fisika itu sebetulnya mudah dengan gombalannya saya hehe. jadi pendekatan dari guru itu penting, kita bimbing untuk mereka yang lemah supaya termotivasi begitu. P: Bapak selalu melakukan itu pak? G: Saya selalu melakukan itu. Kalau enggak begitu juga nanti anak akan menutup diri dengan fisika to? Dan kita sebagai guru mjadi merasa gagal kalau hal seperti itu tidak bisa teratasi. P: Bapak besok mengajarkan penurunan penurunan gitu apa tidak? G:Tidak, tidak ada penurunan disitu. P: Integral atau proses terjadinya rumus seperti apa? G:Tidak. Jadi hanya rumus jadi saja. Nanti kan bisa dilihat dibuku to itu? P: selama pembelajaran, soal-soal yang diberikan itu berasal d mana saja pak? G: “Soal tersebut ada yang dari internet, dari buku pegangan, dari LKS, atau bahkan dari buku pegangan dari siswa TRANSKRIP REKAMAN SESI IV WAWANCARA DENGAN GURU (SABTU, 1 MEI 2012) P: Soal nomor 4 ini sumbernya dari mana pak? G: Pakai karangannya ini (melihatkan buku Fisika SMA berjudul “kita raih prestasi gemilang” hal.92 pada nomor 362) G: Ini diinternet (menunjuk nomor 3 dan 6), terus ini nanti tak carikan alamatnya ya? P: Iya pak, terus yang kalo ini dari mana pak (menunjuk nomor 9)? G: Ini dari sini, saya mendapat inspirasi dari sini (menunjuk Fisika SMA berjudul “kita raih prestasi gemilang”hal.89 pada nomor 350) P: Sama apa peda pak? G: Sama ya, Cuma ini 3 ini 5 (menunjuk kegambar pilihan) P: kalo ini pak (menunjuk soal ulangan nomor 1)? G: Dari LKS (LKS tuntas hal.61 nomor.16)
Comment [M35]: PED_pemahaman peserta didik_8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
P: Performansi ini apa pak? G: Ini nomor 7 dari (memperlihatkan buku serpent SMA kelas 3 hal.113 no.26 ) sedangkan nomor 8 diatasnya no. 25) hanya dalam soal kelebihan nol seharusnya 3600 ya? P: Tapi bapak bilang 3600? G: Ya, tadi ngasih tau maksudnya ini kelebihan nol to? P: Dalam membuat soal ulangan, kenapa bapak lebih pengen membuat soal dengan mencari soal dalam sumber-sumber tertentu ini pak? dan intinya kenapa bapak tidak membuat sendiri ?” G: Sebenarnya saya pengen ya soalnya buat sendiri, tapi karena terbentur dengan waktu juga dan saya sibuk dan banyak urusan yang saya harus kerjakan maka ketika itu saya memutuskan untuk menyalin soal dari bukubuku pegangan saya dengan mengganti angka-angka yang diketahui dan sudah di sesuai dengan apa yang di sampaikandalam pembelajaran kemarin. Biasanya saya juga membuat soal tipeya esay tapi kali ini saya membuatnya berbeda, karena saya berfikir ingin membiasakan anak dengan siap cek poin ya? karena kebanyak soal-soal itu pilihan ganda mialnya UN, ulangan semester kemudian SNPTN , begitu. P: Untuk yang nomor 2 itu gimana pak? G: Di LKS kalau gak salah, LKS kita (menunjuk LKS tuntas) ini mbak, halaman 53 P: Yang nomor 2 bagaimana pak? G: (sambil buka-buka LKS) latihan ya itu diLKS dan angkanya juga saya rubah mbak, haaa, ini nih (menemukan sumber soal dan guru merasakan senang) tuh ka nada di soal latihan, dan ii memang angkanya saya rubah dengan mengganti angka berapa ini 10.000 dalam soal ulangan dan sebelumnya dalam LKS soal asli 8000 ya? P: Bapak membuat soal ini berapa hari pak? G: Sehari jadi. tapikan banyak refisi kemarin? ya itung saja 2 hari soalnya disambi-sambi. P: Bapak membuat dan memilih tipe soal seperti ini tujuan untuk siswanya apa pak? G: Untuk soal PG baru mencoba, karena selama ini uraiaan. Nah ini saya ingin membiasakan kepada anak dengan menggunakan cek poin karena soal-soal semester, mid semester, UN, UNPTN, PG itu ya? itu kita akan mengetahui bagaimana anak misalnya nomor 3 (soal ulangan) ini kan perbandingan, jadi kita harus mencari ini-ini dulu (efisiensi, usaha kemudian bs dicari perbandingannya) kemudiana anak juga harus bisa baca grafik ini dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada . P: Misalnya pak? G: Misalnya ini ajalah inikan diseperkan berartikan U ini, lebih cepat ya. Kemudian ini juga luasnya (soal nomor 6) ini kurangi ini, ini kurangi ini, kalikan ketemunya 4 pangkatnya 5 jadikan Kjoule ya? jadi 400 Kj. Kemudian juga memberikan gambaran kepada anak seperti ini ya? konsep dari mesin carnot itukan gambarnya seperti ini (soal ulangan no.9) Q1 menyerap system terus dibuang sisanya keluar. sepertihalnya dengan mesin pendingin. Kalo anak paham (dengan menunjuk pilihan pada soal no.9) ini loh jawabannya, bukan ini atau yang lainnya. oh past kalo mesin pendingin kan Q1 masuk, Q2 keluar dan Wnya masuk,gitu. Sangat membantu sekali pilihan ganda untuk anak. Selain kita tahu anak paham terhadap konsep dari mesin carnot seperti ini juga anak akan tahu seperti ini, ada perbedaannya oh aku pasti tidak akan menjawab ini misalnya. Apalagi ini ya, ada pilihan-pilihan yang bisa membuat logikanya siswa berjalan. P: Terus untuk tipe-tipe soalnya, bapak mengeluarkan soal seperti ini misalnya. Apakah dari 9 soal ini bisa mencangkup materi yang diajarkan dalam materi thermodinamika. G: bahwa sudah diajarkan hukum 1 dan hukum 2 ya? hukum 1 kan ini (menunjuk soal nomor 1 dan 2) ΔU=QW kan hukum 1, ini juga kaitannya dengan thermodinamika seperti isokorik, isobaric dan sebagainya. Kemudi Ini siklus carnot (menujuk soal nomor 3) dalam suatu system Q1 masuk, Q2 keluar. Kemudian ini juga usaha kan? (menunjuk soal 4) usaha yang dilakukan oleh sistem tapi yang kita cari tekanannya. Kemudian ini (menunjuk soal nomor 5) efisiensi. Kemudian ini, (menunjuk soal nomor 6) kita bisa menentukan usaha dari grafik ini cukup untuk mengetahui bahwa usaha sama dengan dengan luasan ini kan? Bahwa selain W sama dengan apa gitu ya, bahwa itu merupakan luasan dari bangunan bentuknya persegi, trapesium, tergantung nanti dalam soalnya seperti apa. Kemudian kalau ini Cp ya (menunjuk soal nomor 7 dan 8)? kalau ini untuk anak lebih gampang karena sudah ada rumusnya. Kemudian yang terakhir, ini sangat gampang, karena pemahaman konsep yang sudah diberikan dalam conoth soal (menunjuk soal nomor 9) P: Berartikan bapak membuat soalnya itu lengkap, ada perhitungan, rumus dan konsep juga? G:Diharapkan begitu tapi anak selain fisika memahami konsep thermodinamika hukum 1 dan 2 juga hitunganhitungan juga bisa. P: Untuk ulangannya kenapa dibuat terpisah pak? G: Ini ulangan hanya 45 menit itu karena untuk menjaga kejujuran ya? pertama, kalau soal seperti ini yang cek poin kan anak bisa melirik ya? gampang sekali ya? kedua, kita mengawasinya lebih enak , anak mandirinya
Comment [M36]: PED_evaluasi_2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
lebih kuat. Juga faktor soalnya Cuma PG, cukuplah 45 menit. Saya berfikir ini semalam, ah mosok soal Cuma segini dua jam pelajaran, saya pikir kelamaan ya? P: Tapi, biasanya pelaksanaan ulangannya gimana?. G: Soal dibuat dengan system a-b tapi, kalau soal ini saya terbentur waktu saja. dan seperti bisanya saya lebih ke esay baru kali ini saya buat cek poin ya? tapi kalau esay 2 jam ya? (90 menit) P: Selanjutnya, kan bapak sudah mengambil nilai kan pak? nah, bapak rencana mengoreksi kapan pak? G: Nanti saya koreksi ya . P: Cara bapak mengoreksi bagaimana, dengan lembar jawab yang begini yaitu dengan LJK dan caranya harus terlampir? G: Kita cocokkan dengan kuncinya yang sudah dilubangi pas dijawaban itu, kemudian penumpukan jawaban kunci diatas jawaban siswa. Dengan jawaban siswa yang sama dengan jawaban yang kunci dilubang berarti jawaban siswa benar. Nanti dibolongin gini mbak (memperagakan jawaban yang benar dibolongi dengan menggunakan api rokok). P: Terus fungsi ini untuk apa pak?” G: Bahwa anak gak asal menconteng ya? atau gak asal anak ngitung benik karna ga bisa jadi dia gak mencari/mengerjakan ya? yang ada menjawab dengan ngawur.
Comment [M37]: PED_evaluasi_4
P: Bagaimana pensekorannya pak? G: Jadi untuk semua nomor, diberikan 1poin jika benar keculai untuk nomor 3 poinya 2 karena cara yang digunakan lebih panjang yaitu dua tahap. jadi totalnya nilainya 10 dan kemudian untuk menentukan nilai, jumlah soal yang benar dikali dengan 10. P: bagaimana menentukan KKM? G: Sebetulnya kalau KKM itu kan criteria yang terdiri satu, imtak misalnya anak masuk ke SMA kita itu nemnya diatas rata-rata (8) kemudian yang kedua dari input anak sendiri, dan alat memenuhi enggak (untuk mendukung pembelajaran seperti media, alat praktikum dsb), kemudian yang terakhir tingkat kerumitan materi itu juga mempengaruhi. Beda dengan misalnya gerak dibandingkan kesetimbangan benda tegar itu kan beda to kerumitan materinya untuk gerak 70 sedangkan ksetimbangan benda tegar 60 misalnya. nah nnati kita jumlahkan ketiga poin itu dibagi 3, kemudian ketemu nilai KKM. P: Berarti setiap materi KKM nya berbeda pak? G: Iya beda,yang membedakan itu tingkat kesulitan materinya mbak. P: Materi sebelumnya juga pastinya berbeda pak, karena tingkat kesulitannya? G: Iya beda. kita akan lebih mudah menjelaskan pemuaian dari pada kesetimbangan benda tegar atau thermodinamika.” P: Kalau bapak mengambil 75 itu bagaimana pak.” G: Itu kita cocokan dengan guru-guru ketika tahun ajaran baru (yaitu MPGMP guru kelas 1 sampai kelas 3) dalam mengadakan workshop kita tentukan KKM setiap materi kita dalam satu sekolah. kan setiap sekolah akan meda mbak? karena kalau itu yang membedakan imtak-nya to? P: Kalau booleh tahu, nem masuk sini berapa pak? G: Nilai rata-rata NEm adalah 8 P: Tinggi ya pak? G: Memang tinggi mbak, makanya siswanya pintar kita juga harus terpacu dan ekstra belajar terus mbak. P: ada pelatihan khusus untuk memanfaatkan teknologi disini pak? G: hanya, blog sekolah kita mendapat pelatihan 2 tahun lalu, jadi sekolah ini punya blog untuk sarana komunikasi warga sekolah P: Itu kapan pak?” G: Lupa saya, nanti Tanya pak priatin. Nah karena pada lupa itu mala akan diadakan pelatihan kembali. sebelumnya juga saya pernah menggunakan sarana itu untuk remidi, jadi saya memasukan soal kesitu terus anak menjawabnya langsung disitu. Nah sampai sekarang yang masih menggunakan itu guru biologi, pak bambang ist itu masih menggunakannya. ungkin gurunya yang malas ya, gak telaten gitu ya? P: Untuk klinik itu gimana pak. G: Oh itu ada kerika untuk menjelang UTS, semester dan kenaikan kelas mereka pada sibuk Tanya, dan untuk jadwalnya ketika mendekati itu. P: Nah untuk kasus ini pak, bapakkan sudah 3 tahun. apakah bapak hafal anak-anak yang sering mendatangi bapak? G: Ada kirana (A4), lusia (A5), dan beberapa siswa lain yang pernah saya sebut itu ya?
Comment [M38]: PED_pemanfaatan teknologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
P: Berarti hanya beberapa siswa pak, terus untuk siswa yang lainnya, apakah bapak mengetahui apakah siswa tidak mau keklinik, apa mungkin dia malas atau malu mungkin pak? G: Salah satunya ya mbak mungkin malu atau memang dia sebenarnya tau jadi gak perlu keklinik atau sebaliknya, yaa kita gak tahu juga ya? P: Dari materi thermo ini, penilaian yg diambil selain ulangan harian itu apa saja pak?” G: Saya jarang memberikan tugas, tapi saya memberikan spontanitas pada anak misalnya saya kasih soal untuk maju dan saya berikan poin, kemudian kadang juga catatan anak ketika pertengahan semester itu kan saya cek ya dan itu termasuk penilain psikomotorik, afektif (kerajinan) dan kognitif.” P: “Dan skoring-nya gmana pak?” G: untuk semua nomor, diberikan 1 poin jika benar, keculai untuk nomor 3 poinya 2 karena cara yang digunakan lebih panjang yaitu dua tahap. Jadi totalnya nilainya 10. Kemudian untuk menentukan nilai, jumlah soal yang benar dikali dengan 10 G: kemudian untuk menentukan nilai rata-rata: nilai tugas ditambah ulangan harian ditamah ulangan mid ditambah ulangan semester dibagi empat.
Comment [M39]: PED_evaluasi
Comment [M40]: PED_evaluasi Comment [M41]: PED_evaluasi
TRANSKRIP REKAMAN SESI V WAWANCARA DENGAN GURU (SABTU, 19 MEI 2012) P: Untuk sekilas dalam video pembelajaran kemarin, bapak itu terlihat sering menghampiri (mengecek siswa, misalnya jalan kebelakang) siswa ketika ulangan, itu tujuannya untuk apa pak? G: Untuk melihat respon anak itu bagaimana bisa enggak itu, dari kita melihat dia mengerjakan soal yang kita kasih itu apa dia langsung tanggap bisa, apakah dia mikir dulu atau dia bingung malahan. Yang diketahui aja enggak tahu, tapi ketika begitu, ooh ternyata tahu dia, begitu. Kemudian langkah-langkah untuk mengerjakan bagaimana. Jadi Cuma itu saja. Kalau begitu kan kita tahu, oh anak ini ternyata bisa dan berharap untuk kedepannya juga dia akan bisa. Dari awal dia menghadapi soal itu kan ada respon untuk soal itu kita kan bisa melihat dari variablenya dia tahu enggak atau malahan bingung. tapi anak itu kemaren, oh yang ditanya ini, yang ditanya itu berarti prosesnya untuk mendapat jawaban ini. Dari kerjaan anak yang kita tarik itu kan sebenernya bisa kita lihat. P: Apakah bapak merasa soal itu terlalu sulit pak? G: Enggak juga, mbak. Karena soal itu sudah kita jelaskan, sudah kita pahamkan, sudah kita berikan latihanlatihan soal sampai kita bahasnya, ya to? Kemaren kita lihat, nilai tidak begitu ekstrim ya? Tidak salah semuanya, begitu kan? Artinya apa yang kita jelaskan itu bisa diterima oleh siswa sudah 80% ya? Yang tidak memenuhi standar pun hanya 70% kan? P: Kalau bapak yakin soal itu gampang untuk siswa, dan siswa bisa mengerjakan. Tapi kenapa masih ragu dan sering berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa. G: Tidak ragu, saya hanya melihat apa yang sudah kita jelaskan, anak itu responnya bagaimana? Apakah seperti yang saya harapkan begitu. Misalnya kalau saya menjelaskan soal, ini loh yang diketahui ini, maksud soal kan seperti ini kan begitu. Jadi anak kan langsung tahu. Jadi anak tahu variabelnya yang diketahui apa, yang ditanya apa, cukup dari itu anak melihat soal sudah tahu. P: Ketika ulangan itu, apakah bapak selalu pengen melihat gimana sih pemikiran siswa ketika mengerjakan soal. Dengan cara menghampiri siswa berkeliling mengecek satu persatu. G: Saya melihatnya bukan kesemuanya. Saya melihatnya pada anak-anak memang yang anak itu paham pertama, kedua anak itu memang tidak paham, jadi sample saja tidak semuanya kalau semuanya nanti mengganggu siswa. Jadi cukup misalnya si Agung ya? Kalau Agung itu agak kurang ya? Coba responnya bagaimana, apakah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak atau oh ternyata tidak sesuai dengan yang kita bayangkan. Cuma kadang-kadang sudah diketahui kemudian langkah-langkah berikutnya macet. Jadi kalau anak yang paham, diketahui set set set, kita enggak usah lihat saja mereka sudah ngerti dan tahu jawabannya. Kalau yang kurang tidak .. Senengnya kalau guru itu melihat anak mengerjakan dari awal bisa itu kita sudah puas, walaupun nanti dijalan macet kan enggak tahu ya? Kan enggak mungkin kita nongkrongin terus. nanti malah enggak jadi kerja, malah grogi kan begitu. P: Kemaren ada beberapa siswa yang diremidi kan pak, apakah sudah dilaksanakan pak? G: Iya sudah, hari jumat kemarin P: soal remidinya itu bagaimana pak? G: Kemaren kan kebanyak yang enggak bisa di siklus carnot ya soal nomor 3, 4, jadi itu dikerjakan lagi sebagai tugas remidi P: Siswanya itu mengerjakan kedua nomor ini, yang enggak ngertinya dimananya pak sebenarnya?
Comment [M42]: PED_evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
G: Ya hubungan antara dua PV itu, kemudian dengan kalor yang masuk itu ya? Itukan variabelnya ada… Banyak itu ya? T1, T2, kemudian hubungannya dengan Q1-Q2 ya? Mungkin dia pas kita jelaskan anak enggak memperhatiakn bisa juga ya? Sebenernya itu mudah Cuma hubungannya antara PV sama dengan usaha per qi satu. Kemudian kalau usahanya ketemu nanti qi duannya akan ketemu. P: Kalau Ipa 5, karakter siswanya itu seperti apa pak? G: Heterogen ya, anaknya memang yang pinter pinter, yang sedang ada yang rendah ya. G: Kalau yang rendah itu memang harus dipecut ya? Pokoknya kita dekati terus terusan ya? Ya kalau yang pinter itu terkesan aktif tapi intinya dia itu punya bawaan ya memang. Kemudian keseriusan juga berpihak sama mereka. Yang pinter itu memang cenderung cepet nangkep dengan apa yang kita sampaikan ya. Sementara yang sedang itu perlu juga perlu didekati bagaimana paham belum, begitu ya? Oh iya pak, yang ini ini ini pak. Yang rendah itu juga apa lagi ya? harus di apa ya? diperhatikan betul. Misalnya, gimana bisa enggak? begitu ya? Tapi dengan sesuatu yang enak ya? Pokoknya, anak itu harus seneng dulu dengan kita kok. Kegiatan KBM itu anak harus senang dengan kita. Kalau mereka seneng dengan kita itu otomatis pelajarannya akan disenangi mereka. kalau sudah dari awal ga disukai enggak akan bisa. Gurunya ngomong apa juga paling hanya tidur tidak dihiraukan. P: Minggu kemaren kan bapak sudah mengajar Thermodinamika, pola mengajarnya bapak itu bapak belajar dari mana? Belajar menggunakan media, membuat PPT itu, terus berkeliling mengecek siswa dan mengajari siswa begitu. G: Untuk materi pembelajaran memang kita dari berbagai sumber ya, kemaren sudah tak sampaikan yaitu dari buku kemudian dari internet, kemudian untuk metode pembelajarannya itu lewat media maupun juga langsung lewat anak ya? Pokoknya pendampingan langsung dengan anak lah. Terus diskusi juga ya kemaren terus ceramah ya malah kemarin? Kemudian pemanfaatan multimedia. P: Terus bedanya antara Ipa 1 sampai Ipa 5 itu apa pak? G: Sebetulnya itu nyebar ya? Kesukaan dan kegemaran dengan mata pelajaran kan lain ya? Mi.salnya ipa 1katanya (saya enggak tahu) anaknya pinter-pinter tapi fisikanya juga enggak sepinter ipa 5 begitu ya?Mungkin paramternya dengan pelajaran lain berbeda misalnya matematika saya enggak tahu. Jadi setelah masuk ke ipa itu mereka ee kesukaan, cepet paham, dengan pelajaran itu lain-lain. Misalnya saja yang pinter fisika itu belum tentu pinter biologi kan begitu kan? Ya kalau memang istimewa semua ipa pinter, begitu ya dengan matapelajaran fisika biologi, kimia? Tapikan untuk matematika, kimia, fisika ataupun biologi kepinterannya setiap anak itu lain-lain. Mungkin ada anak cenderung pinter di matematik, atau cenderung di biologi tapi bisa juga fisika. P: Bapak kemaren membuat soal, terus kemudian siswa berdiskusi mengerjakan soal. Kemudian juga tadi bilang bapak sering berkeliling dan mnegajari siswa. Nah, itu terkait dengan alokasi waktu dan kalau begitu mungkin habis waktu ya pak, menurut bapak itu bagaimana alolasi waktunya? G: Ya kita sesuaikan saja dengan materi kemudian alokasi waktu. Jangan sampai kita terus banyak latihan soal ya, tapi materi tertinggal begitu ya? Ya pandai-pandainya kita untuk mengatur waktu antara materi dengan latihan soal. Kalau berkeleiling kan sebenernya saya ingin tahu sebetulnya anak ini paham enggak dengan soal yang kita berikan. Dari mbuka soalnya bisa enggak dia. Seperti hal nya ulangan tadi. Buka LKS halaman ini ini ini, coba kerjakan, setelah itu anak membaca langsung ohh gini, kemudian ada anak juga ada yang menteleng, ngelamun maksudte piye, makanya kita samperin. Nah itu tadi jadi ada kelompok atas, menengah dan bawah, dan untuk yang bagian bawah itu ya itu bervariasi, tidak menyamakan jadi tidak homogen. nah kalau kita melihat yg pintar terus kan haduu, kasian yang dibawah to? P: Ketika bermain soal, kemudian bapak menyuruh siswa maju dan siswa mengerjakan didepan kan pak? Nah, bapak itu dibelakang mengajari siswa, soalnya ada siswa yang enggak ngerti kan pak. Bagaimana cara bapak menyeimbangkan dengan siswa yang lain yang tidak bapak samperin, tidak bapak ajarin. Kan kalau bapak mengajari itu terkesan seperti satu-satu enggak semua menyeluruh. Nah itu gimana pak? Ada yang maju, ada yang baoak ajarin ada yang baoak cuekin, itu gimana pak? G: ee Memang tidak semua kita samperin, tetapi dari pengamatan kita sendiri, anak ini memang harus kita samperi, itu loh. Dari setiap latihan soal, anak ini harus kita samperi. Kan kalau misalnya energy kinetik sama dengan setengah m v kuadrat (1/2mv2)bagi yang pinter enggak perlu to itu, gampangannya begitu ya? P: Itu rumusnya atau konsepnya? G: Misalnya. mencari Ek dari 1/2mv2 dengan m ada v ada. Untuk yang pinter enggak usah ya? tetapi bahkan anak yang dibawah pun enggak perlu memikir juga tahu, karena gamoang sekali ya? Misalnya lagi kalau ada soal diketahui m nya ada, Eknya ada tapi v nya ditanya. Nah itu kan kuadrat, nah anak yang dibawah itu perlu kita samperin, tetapi yang pinter enggak usah lah, karena saya yakin dia bisa ngotak atik dan mandiri. Jadi untuk mencari v saja yang dibawah itu juga susah itu. Misalnya kan berarti v = 2Ek/m tapi dalam akar to itu untuk melepaskan kuadratnya. Itu nanti soal yang lebih rumit lagi ya seperti thermodinamika tentang Ek itu ka nada to? nah misale itu lah gampangane. Jadi kita lihat kemampuan anak itu dari seharian dia mengerjakan
Comment [M43]: PED_diagnosis ulangan
Comment [M44]: PED_pemahaman peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
soal, seharian dia memperhatikan kita, seharian e dia itu sering latihan soal dengan kita, itu semua bisa kita lihat ya? P: Jika seperti itu karakter dan gaya belajar siswa berbeda? G: Jelas beda sekali. P: Itu gimana cara bapak mengatasinya? Kan setiap siswa beda-beda. G: Anak cara belajarnya itu berbeda-beda sesuai kebiasaan. Misalnya anak nyetel music sambil belajar, jika belajar harus ditempat yang sepi, Ada yang dituntun juga dan masih banyak lagi lainnya tentang tipe-tipe belajar siswa. Tetapi didalam kelas yang terdiri dari puluhan siswa yang heterogen, enggak mungkin kita memberikan perhatian siswa secara berbeda. Tapi yang harus guru lakukan adalah, sebagaimana mungkin guru mengcover anak didik supaya dapat memahami apa yang kita sampaikan. Oleh karena itu, sebagai guru yang ingin disenangi muridnya harus bisa menjadi sahabat untuk mereka, saling terbuka dengan kesulitan, ramah dan tidak galak namun harus tegas, kemudian penuh simpati. Dalam area ini guru harus punya rasa emosi itu semua untuk dapat menyelesaikan pengajarannya. Misalnya: ngarohke (memperhatikan dan peduli pada siswa) dan terus greteh (cerewet karena sering bertanya kepada siswa misalnya Bagaimana? sambil kita samperin). Kadang anak Tanya kadang takut. P: Intinya bapak sering melakukan cara personality ya? G: Betul lebih ke personal, bagi yang lemah terutama. Supaya mereka enggak malu dan rendah diri dihadapan temen-temen. Kalau guru jaman dulu itu pasti Maju !!!! (nada keras) Goblok kamu !! Saya sudah jelaskan berapa kali !! Dasar otak !! haaaa kalau sekarang saya begitu siswanya lari kekantin semua. Selain itu juga kita jadi malah enggak dihormati. Oleh karena itu saya sangat perhatian dengan pengajaran dan pembelajaran dengan semangat mendidik. Supaya siswa yang terdidik itu selain dapat ilmu juga dapat moral yang baik.
Comment [M45]: PED_pembelajaran dialogis
Comment [M46]: PED_pembelajaran doalogis
P: Untuk yang ipa 5, kalau dengan bapak itu nakal (badel, pinter) atau gimana pak? G: Rata-rata anaknya tekun, santun kemudian disiplin lumayan ya? P: Disiplinnya itu bapak lihat dari mana? G: Cara berpakaian, terus intenfitas masuk. ada beberapa paling hanya satu dua yang bandel. Dan banyak yang senang kalau guru-guru lain yang masuk kelas itu, karena lebih baik ya? P: Baiknya itu seperti apa? G: Ya tadi itu baik, tekun dan lainnya tadi itu. Kemudian juga dalam pelajaran juga, ya ini kalau kita mneghadapi anak-anak pinter ya begini dalam hati ya, jan diterangke meneh.. Saya lihat situ, dalam pelajaran ki kadang tiba-tiba nyuekin kalau pas kita mengulang kembali jika ada yang bertanya. Padahal kita berusaha untuk membantu mereka yang bertanya, tapi enggak apa-apa itu kan memang ada yang lebih cepat ada yang lebih lamban dalam menangkap pelajaran begitu ya?, hanya ekspersi anak itu lain-lain untuk mengungkapkan wah koyongene diterangke meneh. Tapi lebih baik untuk anak ipa 5 itu santun, baik ya? Ya kalau rame sih, memang anak harus rame, kalau sepi malah nanti kaya kuburan, ahahha saya malah takut nanti. Jadi anak rame itu wajar tapi anak itu tetep focus pada pelajaran. Kalau karakter ipa 4 itu memang ramenya berlebihan, jadi saya harus tegas. P: Emm, berarti ipa 4 yang paling rame ya pak? G: Iya jadi pendekatannya lain karena berbagai macam karakter. Untuk ipa 1 ipa 2 dan ipa 3 itu lain lagi ya pendekatannya? Tidak sama dengan ipa 4 atau bahkan ipa 5 ya? Tapi mereka tetep respeck pada kita asal kita lebih konsen untuk memahamkan mereka. P: Menurut bapak itu pendidikan itu penting enggak sih pak? G: Ya penting sekali. Ketika perang dunia ke-II, jepang kan dibom? Semuanya berantakan, jadi mental mereka hancur to itu, kalah perang to itu? Di Nagasaki dan hirosima itu.Nah itu kaisar itu bilang sama rakyatnya, bilang sama pemerintah nya, ada berapa jumlah guru yang masih hidup? Bukan tentaranya yang masih hidup, bukan isninyur yang masih hidup, tapi ada berapa jumlah guru yang masih hidup(menegaskan). Nah, akhirnya seperti sekarang, jepang sangat memperhatikan pendidikan, padahal kalo Indonesia seperti itu sudah menjadi Negara terbelakang. Maka penting sekali itu pendidikan, kalau dari pemerintah kita menyadari, maka sebagai contoh APBN itu dinaikan terus to itu? P: Inti dari tujuan pendidikan itu apa pak, sebenarnya to? dengan dikaitkan dengan penjabaran bapak tadi. G: Pendidikan itu tujuannya mendidik anak baik kognitif ya kan, afektif, psikomotorik. afektif itu moral dan karakter (sifat-sifat) anak harus kita olah menjadi yang lebih baik. Kognitifnya pengetahuan yang supaya lebih baik misalnya berfikir atau mengingat suatu konsep yang pernah diberikan. Psikomotoriknya yaitu kepercayaan diri dan kemandirian. Pendidikan itu hak, bukan kewajiban. Pendidikan di Indonesia kan baru hak? Bukan kewajiban to? Jadi kalau anak tidak sekolah itu tidak dimasukan kedalam penjara, karena hanya hak. Jadi silahkan mau dipakai apa enggak hak-nya, kan begitu? hak saya saya sekolah, hak saya saya tidak sekolah, begitu. P: Kalau pendidikan di indonesia itu gimana pandangan bapak?
Comment [M47]: PED_TUJUAN PENDIDIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
G: Iya, pendidikan di Indonesia memang perlu meningkatkan mutunya ya? Terutama dari segi apa, banyak faktor yang harus dibenahi, misalnya guru. Bukan dibenahi sebetulnya, tapi ditingkatkan dalam arti kualitasnya, selir (gaji)nya kan begitu, hehe supaya memberikan semangat ya? Tapi, alhamdulilah ya ini kan ada sertifikasi, tapi itu pun juga dipersulit loh itu? syarat guru mengajar seminggu harus 24 jam mengajar. Dan lumayan gajinya bagi yang 24 jam kan dua kali lipat gaji pokok, bagi yang enggak 24 jam ya enggak dapat. Misalnya nih, kalau di SMA kita ini kan ada guru fisika, gak mungkin 24 jam seminggu semua guru mendapatkan, nah tentu yang guru keempat ini harus ada yang mengalah. Harus tidak 24 jam to? Nah dari sekian ini, kita-kita ini sisanya, jadi dua yang enggak dapat, begitu. Nah, kan ada kecemburuan to disini?Bagi yang punya cemburu saya garis bawahi. Nah maka dari itu, perlu dibenahi untuk sertifikasi, kenapa harus 24 jam mengajar dalam satu minggu?Sementara bagi yang enggak penuh 24 sudah dipastikan enggak dapat. Sehingga ada kecembururan atau kesenjangan sosial. Kalau misalnya 23 jam pun enggak dapat loh mbak? Jadi aturan itu harus diregulasi lagi. P: Keinginan bapak itu bagaimana? G: Idealnya kalau guru itu 18 jam mengajar dalam satu minggu, itu menurut saya yang harusnya. Kalau 24 jam itu waktu kita sebagai guru itu habis hanya untuk mengajar. Diitung-itung satu hari itu paling enggak 6 jam mengajar, atau 4jam sehari dengan diitung selama 6 hari berturut-turut. Nah nanti waktu kita dalam menyiapkan, membuat rencana, memberikan materi, kemudian mengevaluasi, belum lagi nanti kita membuat karya ilmiah. Jadi ya itu, idealnya seharusnya 18 jam, menurut saya biar adil ya? Disyaratnya itu pokoknya 24 jam mengajar, tidak boleh mengajar di lain jenjang misalnya SMA dan SMP atau SMP dan SD. Nah dulu, saya juga membantu mengajar di SMP 5 Yogya, karena sama-sama fisika dengan SMA sini, itu tidak bisa diakumulasi jamnya. Ya tadi itu, kalau SMA kan namanya fisika, tapi kalau SMP kan namanya IPA terpadu ya? Dan itu jelas dilihat di sertifikasi saya, kalau SMP itu bunyinya IPA kalau SMA itu fisik. Padahal pelaksanaannya sama, gak mungkin guru biologi mengajar fisika atau guru fisika ngajar biologi, itu enggak bisa. Jadi jalan satu-satunya selain mengubah jam ideal guru mengajar itu kalau di sekolah banyak guru yang sama, ya terpaksa kita jadi guru terbang disekolah lain yang sederajat, Tapi kita nanti enggak focus pada satu sekolah. Oh saya belum selesai ngajar disini, tapi saya harus ke sekolah lain sekarang, nah kan jadi tidak focus to? yang ada malah terburu-buru. P: Saat ini bapak mengajar brapa jam? G: Saya 12 jam. Nah dulu ketika saya juga bantu di SMP itu 12 jam juga disana. Jadi total 24 jam dan saya dapat sertifikasi. Tapi semester berikutnya itu tidak boleh. Nah kalau temen-temen, misalnya pak Parjo itu matematika disini, kemudian di sang timur Terus bu Tri itu disini dengan PL. Jadi banyak guru terbang disini untuk memenuhi 24 jam. Sebagai tuntutan sertifikasi untuk mendapat tambahan. ahahahha.. Kalau saya kan enggak 24 jam ya gak masalah, mau gimana lagi? P: Nah, alasan bapak di tahun ajaran baru ini pengen membantu di SMA 6 apa pak G: Alasan bapak memang sertifikasi itu, selain itu kalau saya hanya 12 jam saya hanya beberapa hari disini. Dan kebetulan guru disana juga enggak ada karena pindah ke SMA 5, jadi saya punya peluang untuk membantu disana. Selain itu juga, karena disana enggak ada kepala sekolahnya jadi kosong dan kepala sekolah sini itu menjabat juga sebagai kepala sekolah sementara di SMA 6 sampai SMA 6 punya kepala sekolah yang baru, dan enggak tahu kapan. Kepala sekolah SMA 6 pindah ke SMA 3 P: Dalam guru itu kan dikenal kode etik guru ya pak? nah, itu apa sih pak? G: Kode itu kan rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh guru, intinya aturan lah ya? Kode etik guru misalnya ya itu harus disiplin, kemudian yang lain adalah misalnya aturan-aturan sekolah dan diluar sekolah. Kalau disekolah misalnya datang tepat pada waktunya, terus beretika yang baik misalnya kepada sesame guru dan siswa. Jika beretika terhadap siswa misalnya bersalaman dengan siswa itu sudah bagus ya?itu diterapkan jika bertemu saling bersalaman atau siswa mendahului kita bilang permisi. Kalau guru, seharusnya datang sebelum siswa datang ya? Datang kekelas didepan pintu sebelum siswa datang, tapi kalau kita praktekan memang susah sekali ya? Untuk datang kekelas lebih dulu, ketika siswa datang kita samperi. Luar biasa loh kalau seorang pendidik bisa seperti itu. Itu dapat menjadi contoh positif yang sangat baik untuk hidup disiplin. Kalau saya sendiri bisa menjadi contoh seperti itu ketika saya lagi mood (suasana hati) ya? ahhaa. Tapi yang jelas sampai detik ini saya tidak pernah terlambat, bisa dilihat di presensi dikelas dan dokantor guru ya? Pasti saya datangnya nomor satu dan absen paling atas sendiri. Rata-rata ya? Paling enggak selama satu minggu saya 5 kali di prensensi urutan pertama. Nah, hanya saya belum praktekan saya datang kekelas dan langsung didepan kelas dan menunggu siswa yang datang. P: Berkaitan dengan materi yang bapak sampaikan kemarin mengenai thermodinamika itu berkaitan dengan fisika (konsep dan hitungan) dan matematika (hitungan, penurunan rumus, perkalian dll). Apakah bapak tahu beda fisika dengan matematika? G: Iya, matematika itu merupakan rohnya fisika. Artinya begini, fisika akan lebih hidup dengan matematika, akan lebih teraktualisasi dengan matematika, dan akan lebih teridentifikasi dengan matematika serta akan lebih jelas lagi karena dengan matematika.. Kan sebagai contoh misalnya begini, saya dan mbak mita berjalan keluar ruang kelas ini, saya dengan mbak Mitha jaraknya berapa ketika waktunya sekian misalnya 5 sekon, oh ternyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
jaraknya sekian itu dicari dengan angka matematik. Jadi matematika sangat membantu sekali untuk mata ilmu fisika. Pokonya matematika yang menghidupkan fisika, supaya tahu nominalnya berapa. P: Tapi, kalau belajar fisika itu matematika dan fisika itu harus seimbang, soalnya jika tidak seimbang misalnya matematika lebih tinggi dan konsep fisikanya rendah frekuensinya itu kan nanti ilmu fisikanya akan lebih pudar to pak? ata sebaliknya jika kita mengajarnya penuh dengan konsep terus tidak pernah bermain soal apalagi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari itu juga boong G: Iya betul, jadi memang benar fisika dan matematika harus seimbang. Terus tidak boleh saling mendahului ya?nanti kecelakaan, ahaha. P: Kalau bapak, menerapkannya dalam kelas itu bagaimana pak, antara fisika dengan matematika? G: Jelas saya mengajar fisika, jadi tetap fisika yang nomor satu kemudian disusul matematika. Jadi kita mengajaran dulu konsepnya seperti apa baru dipermudah dengan hitung-hitungan. Cuma saya kendalanya kalau untuk kelas XI kalau saya menuliskan rumus dan turunan. Kalau misalnya kita sudah kepersamaan gerak, saya ingin menuliskan diferensial dan integral itu matematika kan belum dipelajari, jadi itu kendala kita untuk mengajarkan itu, intinya kita harus tahu matematikanya itu. meskipun integral dan diferensial matematika dan fisika berbeda. Kalau fisika kan hanya intinya saja, dan yang dibahas juga enggak serumit matematika, dan hanya sekilas saja serta konstanta yang dipakai dalam matematika kan berbeda dengan fisika to? Tapi sebagai dasar, konsep anak belum tahu bagaimana kan belum diajarakan di matematika, nah ini kan jadinya berabe dan alangkah baiknya dalam kurikulum itu dibalik. Tapi masalahnya siapa yang mau bicara masalah ini ya?Jadi jalan satu-satunya kita harus banyak kosultasi dengan guru bidang matematika, baiknya gimana. Meskipun fisika dan matematika beda dalam konsep dan penyampaian, kalau saya itu konsep dari diferensial dan integral saya kira harus diberitahukan pada anak, sehingga anak tahu betul e konsep dari masalah ini gitu loh, kemudian baru kita masuk kevariabel bahwa fisika itu ada hubungannya untuk menurunkan kecepatan terhadap jarak itu variabelnya sebab akibat kok, kadang kita tahu bahwa itu jarak bisa x, atau s, dan ketika saya mengajarkan itu saya memberikan semuanya dan memberitahu kepada siswa bahwa ini hanya sekedar variable atau notasi saja. Dan ini justru siswanya bisa memahami, beda dengan kalau kita hanya dikasih makan variable x untuk jarak, kemudian jika ada ulangan bersama variabelnya itu ada s, nanti siswa yang enggak dong akan bingung dan terkecoh ya? Nah ini berakibat sampai keperguruan tinggi terus akan mengetahui hanya dalam satu sisi saja. Jadi sekali lagi penting ya mbak, kalau ilmu fisika itu juga harus mengajarkan matematika tapi enggak sedetail ilmu matematika, misalnya untuk mengkalikan, len, log atau mengkurangkan itu membutuhkan jasa matematika. Walaupun sebetulnya bukan hak kita untuk mengatur dalam memberikan materi tambahan itu ya? Tapi menurut saya itu bagian dalam fisika ya? dan ini mendukung sekali dalam pembelajaran kesiswanya. P: Beda imu fisika dengan ilmu matematika itu apa pak? G: Beda matematika dengan fisika yaitu kalau matematika kan murni angka, sedangkan fisika lebih kepada gejala alam yang terjadi kemudian kita aktualisasikan dengan matematika, tapi pemahamanannya itu mengenai gejala-gejala alam yang bisa diukur dengan matetamika menjadi angka-angka yang dapat mengartikan suatu konsep misalnya gerak, lisrtik, termodinamika, dll. Kalau segi rumus matematika hanya satu rumus untuk semua soal dalam topik bahasan jadi . Nah kalau fisika kan beda variable beda rumus, beda yang diketahui beda rumus, jadi rumus ditentukan sesuai dengan permasalahan yang ada. G: Disini yang lulusan sadhar ada 3, fisika itu pak bambang, bahasa inggris itu bu Lusia, dan bahasa Indonesia itu bu retno, banyak to? P: Apakah bapak mengetahui dari sejarah materi thermodinamika ini, pak?” G: Saya sejarah hanya dipelajari dikuliah ya, itu aja hanya sekilas dan menyeluruh, hehe tidak tiap topik begitu. P: Apakah bapak pernah ingin mencari tahu, bagaimana sejarah dr teori termodinamika? G: Tidak, saya belum punya niat untuk mencari tahu, karena saya yakin bahwa nanti kalau di PT pasti akan dipelajari lebih mendalam lagi, jadi menurut saya jenjang SMA ini cukup mengetahui konsep yang mendasardan bagaimana perhitungannya saja. P: Dalam pembelajaran, apakah bapak pernah menerapkan sejarahnya sebelum masuk kekonsep suatu topic pak? G: Misalnya optic, misalnya penemunya di abad 16 yaitu mikroskop, teleskop. nah kalau fisika modern kan misalnya rotherford, terus currie. Kalau mekanika klasik misalnya newton kan sering kita bahas, kapan dia lahir, menemukan apa dan kapan ditemukan? Apa itu hukum newton 1, 2 dan 3. Jadi dalam pembelajaran hanya diajarkan sekias saja mengenai sejarah dalam topic tersebut, misalnya grafitasi newton ketika dia lagi tiduran dibawah pohon apel, begitu ada apel jatuh ya? Bahwa dia berfiskir kalau apel kenapa jatuhnya kebawah. Yang saya tanyakan kenapa harus apel ya? ahahhaa. P: Menurut bapak, fisika yang menarik itu apa pak? G: Sebenarnya gini, yang fisika menarik itu karena terbiasa, jadi luarbiasa dimana dengan terbiasa tersebut kita jadi bisa, kan begitu. Waktu itu saya pengen kuliah matematik tapi yang ketrima malah fisika. Jadi ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
saya tertarik dengan fisika itu butuh proses bukan dari saya dari awal, karena bisasa itu dank arena terlanjur nyeblung (masuk) fisika, ahaha itukan jadi aktif, oh ternyata benar ya, benda jatuh kebawah . misalnya kalau kita punya kerupuk dua, kita bagi dua dengan adil itu berhubungan dengan titik berat. Itu ketika menjelaskan pada anak ternyata asik juga. P: Pandangan orang fisika itu masih momok pak? G: Iya karena itu program guru kita yang dulu yang sampai sekarang masih membayangi orang, apalagi orang awam yang tidak tahu fisika secara jelas, beda jika orang yang sudah menekuni bidang ini, pasti rasanya asik dan mudah. Begitu juga dengan yang saya lihat dikelas XI Ipa 5 itu anak belajar fisika enjoy aja, enggak mumet-mumet amat. Dan semuanya ini kan pilihan ya, jadi ada yang suka atau ada yang tidak suka, begitu.
TRANSKRIP REKAMAN SESI VI WAWANCARA DENGAN GURU (SABTU, 15 SEPTEMBER 2012) P: Dalam pengamatan, terlihat pola mengajarnya bapak yang terdiri dari pembuka, menyapa dan ngobrol siswa dengan hangat kemudian sedikit penjelasan konsep dibandingkan dengan kapasitas latihan soal yang banyak. Apakah dengan tujuan bapak? Sejak kapan pola itu terbangun? Apa memang sudah dipersiapkan dari awal atau karena tuntutan dari cara belajar siswa? G: Saya jika mengajar memang seperti itu polanya. Pertama-tama kalau masuk kekelas itu semangat dan kehangatan seorang guru itu harus selalu hadir supaya siswa juga ketika pertama melihat guru yang seperti itu jadi tertular semangatnya untuk belajar. Kita sebelum masuk materi harus say hello dulu dengan siswa. Dari awal ketika mengajar memang saya sudah terkonsep seperti itu. Menurut saya pemberian konsep sudah pas, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu bertele-tele kemudian disusul dengan latihan berbagai contoh. Dengan latihan soal itu justru untuk menggali pengetahuan siswa dimana kita dapat melihat seberapa jauh yang kita ajarkan seperti konsep-konsep dari materi itu sendiri diterima oleh siswa. Untuk variasi soal perlu juga untuk diperhatikan supaya anak itu terbiasa menghadapi soal baik yang termudah bahkan sampai ke aplikasi soal yang lebih variatif. Untuk siswa sendiri itu senang banyak latihan soal, disamping latihan soal dapat mengaktifkan mereka ketika pembelajaran juga mereka tidak bosan karena mendengarkan terus malah nanti lama-lama bisa ngantuk. Mata pelajaran kita kan eksak ya, jadi kalau konsep yang bertele-tele itu malah mumet. Jadi kita ajarkan persamaannya apa kita bawa kesoal bagaimana penyelesaiaanya. Jadi kita selalu terapkan jika ingin bisa eksak ya harus banyak berlatih. P: Menurut bapak, soal yang variatif itu seperti apa pak? G: Jadi pertama itu soal itu dapat mengenalkan konsep dasar sampai akhirnya pada soal yang berisi konsepkonsep antar materi. P: Dalam pengamatan saya, materi yang penting pada hukum I itu hanya isobarik, isotermis, isokorik dan adiabatik pak? Apakah hanya itu yang penting pak, atau adakah hal lain yang penting dalam hukum I ini? G: Iya, materi yang penting untuk hukum I termodinamika hanya isobarik, isotermis, isokorik dan adiabatik. Karena keempat konsep itu adalah mikroskopis jadi harus benar-benar diajarkan dari pengertiannya, prosesnya, grafiknya, sampai persamaan-persamaannya. Tetapi tidak dilupakan bahwa hukum I itu merupakan sebuah energi ya dimana ΔU= Q-W. Dimana disitu ada energi dalam, kalor dan usaha. Kenapa saya memberikan ΔU= bukan Q= atau W=? Karena kalor dan usaha itu sudah familiar di jenjang pendidikan sebelumnya, jadi saya memilih ΔU= Q-W meskipun jika dibalik-balik persamaannya tetap sama ya? Jadi intinya saya ingin memberikan bahwa dalam suatu sistem yang melakukan kerja itu disamping itu melibatkan kalor yang masuk dan keluar juga ada energi dalam didalam sistem itu, begitu. P: Berarti dari ketika konsep itu yang paling penting adalah usaha dalamnya? G: Bukan juga, ketiga konsep itu saling berpengaruh ya? tapi saya hanya lebih ingin menunjukan energi dalamnya karena kalor dan usaha itu sudah familiar di jenjang pendidikan sebelumnya, jadi saya memilih ΔU= Q-W meskipun jika dibalik-balik persamaannya tetap sama ya. Nah sekarang kok ada energy dalam, terus dilihat dari prosesnya kok ada yang namanya energi dalam. Dengan termodinamika yang yang mikroskopis artinya abstrak untuk dilihat. Nah kan kita berfikir kok bisa didalamnya ada energy dalam, wong dilihat aja ga ada. tapi kok katanya ada? Nah itu memang ada suatu sistem jika dikenakan usaha dengan kalor dalam suatu sistm diperlakukan dengan usaha apa yang terjadi bahwa ada pengaruh energi dalam itu yang memang mungkin tidak bisa kita lihat. Jadi saya ingin menekankan kepada siswa energi dalam itu ada. P: untuk hukum I katanya bapak sudah pernah memberikan materi sekilas ya pak sebelum bapak mengajar? G: Iya, ada ibu tri. itu materinya yang diberikan hanya sekilas. Waktu itu beliau sudah memberikan empat konsep: isobarik, isotermis, adiabatic dan isokorik ya? tapi belum sampai pada persamaannya baru pengertianpengertiannya saja. Dan saya melanjutkannya. P: Dalam pembelajaran untuk materi termodinamika, bapak mengajar selama 5 kali pertemuan dan untuk pertemuan ke 6 bapak kan mengambil ulangan. Nah Untuk pertemuan pertama bapak langsung membahas hukum I termodinamika dengan tanya jawab dan memberikan animasi tanpa memberikan konsep untuh sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
persamaan atau bahkan latihan soal tetapi untuk pertemuan ke lima bapak mengulas kembali materi hukum I dan sampai memberikan grafik proses bahkan persamaannya, itu mengapa pak? Apakah materi ini sulit untuk siswa sehingga hukum I di putus-putus dan harus diulang begitu pak? G: Siswa punya kebiasaan, kalu besok misalnya mau ulangan, nah hari ini pasti banyak yang tanya tentang materi yang sudah dibahas tetapi kan ada juga anak yang hanya diam tidak tahu dan mau tanya malu, jadi saya mengulas kembali materi yang awal, kalau yang materi dekat-dekat kemarin kan masih ingat pastinya. Jadi leih baik saya memberikan hukum I termodinamika di awal dan di akhir pembelajaran secara terpisah. Dan yang paling pokok hukum I itu materi paling penting ya? Karena setiap tahun itu pasti keluar di UN misalnya luasannya. Dari pada yang hukum II. Memang sebagai guru pengennya semua itu paham, tapi tetap harus ada yang kita tekannkan juga. Dan untuk memahamkan itu penting jadi harus diulang-ulang materinya, apa lagi besoknya ulangan. Dengan diberikan contoh, animasi juga anak akan lebih nyantol ya? Hukum II itu merupakan pengembangan dari hukum I, jadi lebih baik memang begitu saya memberikan hukum I di awal dan diakhir pembelajaran secara terpisah. P: Bapak punya pola mengajar yang sedikit konsep dan banyak latihan itu sudah terkonsep atau mengalir dengan sendirinya? G: Untuk materi itu saya kira cukup ya, sudah sesuai KD. Nah untuk materi yang eksak itu butuh latihan, nah dengan latihan itu siswa bisa terbangun pengetahuannya dan lebih menguasai konsep. Jadi soal apapun tipenya siswa bisa mengerjakan, begitu. kemudian kalau anak sudah begitu paham nanti kita limpahkan ke olimpiade. P: Hukum II itu ketika pembelajaran bapak memberikan apa itu hukum II termodinamika, kemudian bapak juga memberikan konsep lain misalnya siklus karnot, efisiensi, koefisien performansi dan entropi. Itu anatar konsep hukum II dengan konsep siklus karnot, efisiensi, dan koefisien performansi? G: Itu kan merupakan aplikasi dari konsep hukum I termodinamika. Jadi hubungannya dengan penerapan yang kita jumpai disekitar dari konsep hukum II itu sendiri. Misalnya AC, kemudian motor Seperti misalnya kalor itu mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah secara spontan tetapi ternyata bisa dibalik tetapi tidak spontan ya? misalnya dari pemanas menjadi pendingin, efisiensi juga penting karena untuk mengetahui seberapa efisien suatu sistem melakukan usaha. P: Jadi Mengajarkan hukum II kemudian baru ke aplikasinya. Walaupun hukum I mikroskopis tetapi bisa kita ubah menjadi makroskopis di hukum II, yang kaitannya dengan usaha dan kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 9 Yogyakarta
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Program
: IPA
Program Layanan
: Reguler
Mata Pelajaran
: Fisika
Jumlah Pertemuan
: 2
Standar Kompetensi
: 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
Kompetensi Dasar
: 3.2. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan
menerapkan hukum termodinamika Indikator
: - Mengidentifikasi pengertian sistem dan proses. - Mendeskripsikan dan memformulasikan usaha pada gas dengan berbagai proses. - Mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam.
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sistem dan proses untuk menganalisis konsep termodinamika. Siswa dapat mendeskripsikan dan memformulasikan usaha pada gas dalam berbagai proses. Siswa dapat mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam. A. Materi Ajar Dalam termodinamika terdapat berbagai proses perubahan keadaan sistem, yaitu proses isotermal, isobarik, isokhorik, dan adiabatik. a. Proses Isotermal Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan system pada suhu konstan. Usaha yang dilakukan sistem adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Grafik P-V pada proses isotermal ditunjukkan oleh Gambar 9.3.
b. Proses Isobarik Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah:
Grafik P-V pada proses isobarik ditunjukkan Gambar 9.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
c. Proses Isokhorik Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume konstan. Pada proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
Grafik P-V proses isobarik ditunjukkan Gambar 9.5.
d. Proses Adiabatik Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik terjadi jika sistem terisolasi dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga kalor yang mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk mengalir masuk atau keluar sistem. Hubungan antara tekanan dan volume pada proses adiabatik dinyatakan dalam rumus Poisson berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
dengan: Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan konstan Cv = kapasitas kalor gas pada volume konstan Pada gas ideal berlaku P =n.R.T/V sehingga persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk:
Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatik adalah:
Grafik pada proses adiabatik mengalami penurunan agak curam dibandingkan grafik isotermal, seperti ditunjukkan oleh Gambar 9.6.
C. Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
D. Metode Pembelajaran Informasi/ceramah Demonstrasi Diskusi dan tanyajawab A. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 : Pendahuluan
: 10 menit
Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanyajawab untuk mengingat kembali konsep suhu, kalor, energi, usaha, dan gas ideal.
Kegiatan Inti
: 70 menit
Guru memberikan informasi (ceramah) yang disertai tanya jawab untuk mengungkap kembali konsep kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi konsep sistem, proses, dan siklus. Guru
memberikan
informasi
yang
diteruskan
dengan
diskusi
kelas
untuk
mendeskripsikan tentang usaha yang dilakukan oleh lingkungan kepada gas untuk tekanan tetap. Guru memberikan informasi yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan pengertian proses-proses isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik beserta persamaannya. Siswa melakukan pengamatan peragaan (demonstrasi) yang disertai dengan tanyajawab untuk menunjukkan proses isotermal dan adiabatis.. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas persoalan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Penutup
: 10 menit
Dengan cara tanyajawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan pada materi yang telah dipelajari, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, serta membaca dan memahami materi berikutnya.
2. Pertemuan Ke-2 : Pendahuluan
: 10 menit
Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanyajawab untuk mengingat kembali konsep materi sebelumnya.
Kegiatan Inti
: 70 menit
Guru menanyakan materi sebelumnya serta mengingatkannya. Guru memberikan penjelasan mengenai materi usaha dalam dan usaha luar. Siswa menanyakan materi yang belum dipahami. Siswa dibersamai guru melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan konsep usaha dalam (energi dalam) dan usaha luar. Siswa melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan konsep cP dan cv serta hubungan keduanya. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas persoalan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Penutup
: 10 menit
Dengan cara tanyajawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
materi yang telah dipelajari, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, serta membaca dan memahami materi berikutnya. F. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Sumber
: Buku Fisika SMA 2B
Sarana/Media
: OHP, LCD, LatTop
G. Penilaian Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas Kuis Tugas
Yogyakarta,
Januari 2012
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. Maman Surakhman,M.Pd.I NIP. 19600607 1981 03 1 008
Guru Mata Pelajaran
Jumadi,S.Pd NIP.196810232007011006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 9 Yogyakarta
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Program
: IPA
Program Layanan
: Reguler
Mata Pelajaran
: Fisika
Jumlah Pertemuan
: 2
Standar Kompetensi
: 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
Kompetensi Dasar
: 3.2. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan
menerapkan hukum termodinamika Indikator
: - Memformulasikan hukum I dan II termodinamika dan
penerapannya. - Mengaplikasikan hukum I dan II termodinamika pada masalah fisika sehari-hari. A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan dan memformulasikan hukum I dan II termodinamika. Siswa dapat mengaplikasikan atau menerapkan hukum-hukum termodinamika pada persoalan fisika sehari-hari. B. Materi Ajar Hukum I Termodinamika: Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha). Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi. Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam pada sistem akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila sistem melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
demikian, perubahan energi dalam pada system yang tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.
dengan: ∆U = perubahan energi dalam ( J) Q = kalor yang diterima ( J) W = usaha ( J) Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negatif jika usaha dilakukan pada sistem. Kalor Q positif jika sistem menerima kalor dan negatif jika sistem melepas kalor. Persamaan (9.9) dikenal dengan Hukum I Termodinamika.
Siklus Carnot : Pada tahun 1824 seorang ilmuwan Prancis, Sadi Carnot (1796 - 1832), mengemukakan model mesin ideal yang dapat meningkatkan efisiensi melalui suatu siklus, yang dikenal dengan siklus Carnot. Mesin ideal Carnot bekerja berdasarkan mesin kalor yang dapat bekerja bolakbalik (reversibel), yang terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Pada siklus Carnot, sistem menyerap kalor dari reservoir bersuhu tinggi T1 sebesar Q1 dan melepas kalor ke reservoir bersuhu rendah T2 sebesar Q2, karena pada proses tersebut keadaan awal sama dengan keadaan akhir, maka perubahan energi dalam ∆U = 0. Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
Dengan demikian, pada mesin Carnot telah terjadi perubahan energi kalor menjadi usaha. Mesin yang mengubah energi kalor menjadi usaha disebut mesin kalor. Efisiensi mesin kalor dinyatakan sebagai perbandingan antara usaha yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap. Secara matematis dituliskan:
Atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Hukum II Termodinamika :
Hukum Kekekalan Energi yang dinyatakan dalam Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi kalor atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energi yang terjadi di alam ini prosesnya dapat dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga menumbuk lantai. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi kalor (panas) dan sebagian kecil menjadi energi bunyi. Mungkinkah energi-energi kalor dapat berubah menjadi energi kinetik dan menggerakkan benda setinggi h? Jelas bahwa hal ini akan terjadi, meskipun benda kita panaskan terus-menerus. Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan. 1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas (Kelvin Planck). 2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius). Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah ketika terjadi proses irreversibel (Clausius). Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
“kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas”.
C. Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
D. Metode Pembetajaran Informasi/ceramah Demonstrasi Diskusi dan tanya jawab E. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 : Pendahuluan
: 10 menit
Guru membuka pelajaran yang diteraskan dengan tanya jawab berkaitan dengan
Termodinamika. Kegiatan inti
: 70 menit
Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan hukurn I termodinamika dan merumuskannya. Siswa melakukan diskusi kelas untuk menunjukkan siklus termodinamika. Siswa melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan siklus Carnot yang merupakan siklus yang ideal. Siswa melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan usaha yang dilakukan gas dalam siklus Carnot. Siswa melakukan demonstrasi yang disertai tanya jawab untuk menjelaskan bahwa kalor tidak mungkin berpindah dari sistem bersuhu rendah ke sistem bersuhu tinggi secara spontan. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas persoalan yang berkaitan dengan termodinamika. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Penutup
: 10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan pada materi termodinamika, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri. Siswa diharapkan mempelajari kembali materi yang sudah disampaikan guru.
2. Pertemuan Ke-2 : Pendahuluan
: 10 menit
Guru membuka pelajaran yang diteraskan dengan tanya jawab berkaitan dengan
Termodinamika. Kegiatan inti
: 70 menit
Guru memberikan informasi dengan diskusi kelas untuk menjelaskan hukum II termodinamika. Siswa melakukan diskusi untuk menjelaskan prinsip dasar lemari es dan pendingin ruangan berdasarkan hukum II termodinamika. Siswa melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan mesin bensin (siklus Otto). Siswa melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan mesin diesel (siklus Rankine). Siswa melakukan diskusi kelas untuk menalarkan pengertian entropi. Siswa melakukan diskusi untuk menerapkan entropi pada kehidupan sehari-hari. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk membahas persoalan yang berkaitan dengan termodinamika. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Penutup
: 10 menit
Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan pada materi termodinamika, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, serta mempersiapkan diri untuk ulangan harian pada pertemuan berikutnya. Siswa diharapkan mempelajari kembali materi dalam semester ini agar dapat menyelesaikan soal ujian semester dengan baik dan benar.
F. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan :
-
Sumber
: Buku Fisika SMA 2B
Sarana/Media
: OHP, LCD, LatTop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
G. Penilaian Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampiian dalam melakukan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas Kuis Tugas Yogyakarta,
Januari 2012
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. Maman Surakhman,M.Pd.I NIP. 19600607 1981 03 1 008
Guru Mata Pelajaran
Jumadi,S.Pd NIP.196810232007011006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Lampiran 7 Materi Fisika kelas 2 (XI) SMA. Mencakup Usaha, Proses-Proses Termodinamika, Hukum Termodinamika I dan Mesin Carnot. Rumus – Rumus Minimal Hukum Termodinamika I ΔU = Q − W Keterangan : ΔU = perubahan energi dalam (joule) Q = kalor (joule) W = usaha (joule) Proses-proses Isobaris → tekanan tetap Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0 Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0 Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0 Siklus → daur → ΔU = 0 Persamaan Keadaan Gas Hukum Gay-Lussac Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2 Hukum Charles Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2 Hukum Boyle Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2 P, V, T Berubah (non adiabatis) (P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2) Adiabatis P1V1 γ= P2V2γ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1 γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ = Cp/Cv Usaha W = P(ΔV) → Isobaris W = 0 → Isokhoris W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik) Keterangan : T = suhu (Kelvin, jangan Celcius) P = tekanan (Pa = N/m2) V = volume (m3) n = jumlah mol 1 liter = 10−3m3 1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!) Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693 Mesin Carnot η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 % η = ( W / Q1 ) x 100% W = Q1 − Q2 Keterangan : η = efisiensi mesin Carnot (%) Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin) Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin) W = usaha (joule) Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule) Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Contoh Soal dan Pembahasan Soal No. 1 Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut! (1 atm = 1,01 x 105 Pa) Pembahasan Data : V2 = 4,5 m3 V1 = 2,0 m3 P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa Isobaris → Tekanan Tetap W = P (ΔV) W = P(V2 − V1) W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule Soal No. 2 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha luar sebesar…. A. 60 kJ B. 120 kJ C. 280 kJ D. 480 kJ E. 660 kJ (Sumber Soal : UMPTN 1995) Pembahasan Data : V1 = 1,5 m3 T1 = 27oC = 300 K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
T2 = 87oC = 360 K P = 2 x 105 N/m2 W = PΔV Mencari V2 : V2/T2 = V1/T1 V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3 W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ Soal No. 3 2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium! Pembahasan Data : n = 2000/693 mol V2 = 5 L V1 = 2,5 L T = 27oC = 300 K Usaha yang dilakukan gas : soal termodinamika dan pembahasannya Contoh Soal dan Pembahasan tentang Termodinamika, Materi Fisika kelas 2 (XI) SMA. Mencakup Usaha, Proses-Proses Termodinamika, Hukum Termodinamika I dan Mesin Carnot.
Rumus – Rumus Minimal Hukum Termodinamika I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
ΔU = Q − W Keterangan : ΔU = perubahan energi dalam (joule) Q = kalor (joule) W = usaha (joule) Proses-proses Isobaris → tekanan tetap Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0 Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0 Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0 Siklus → daur → ΔU = 0 Persamaan Keadaan Gas Hukum Gay-Lussac Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2 Hukum Charles Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2 Hukum Boyle Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2 P, V, T Berubah (non adiabatis) (P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2) Adiabatis P1V1 γ= P2V2γ T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1 γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ = Cp/Cv Usaha W = P(ΔV) → Isobaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
W = 0 → Isokhoris W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik) Keterangan : T = suhu (Kelvin, jangan Celcius) P = tekanan (Pa = N/m2) V = volume (m3) n = jumlah mol 1 liter = 10−3m3 1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!) Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693 Mesin Carnot η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 % η = ( W / Q1 ) x 100% W = Q1 − Q2 Keterangan : η = efisiensi mesin Carnot (%) Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin) Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin) W = usaha (joule) Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule) Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule) Contoh Soal dan Pembahasan Soal No. 1 Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut! (1 atm = 1,01 x 105 Pa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Pembahasan Data : V2 = 4,5 m3 V1 = 2,0 m3 P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa Isobaris → Tekanan Tetap W = P (ΔV) W = P(V2 − V1) W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule Soal No. 2 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha luar sebesar…. A. 60 kJ B. 120 kJ C. 280 kJ D. 480 kJ E. 660 kJ (Sumber Soal : UMPTN 1995) Pembahasan Data : V1 = 1,5 m3 T1 = 27oC = 300 K T2 = 87oC = 360 K P = 2 x 105 N/m2 W = PΔV Mencari V2 : V2/T2 = V1/T1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3 W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ Soal No. 3 2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium! Pembahasan Data : n = 2000/693 mol V2 = 5 L V1 = 2,5 L T = 27oC = 300 K Usaha yang dilakukan gas : W = nRT ln (V2 / V1) W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L ) W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule Soal No. 4 Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan adalah….
A. 120 J B. 124 J C. 135 J D. 148 J E. 200 J (Sumber Soal : UN Fisika 2009 P04 No. 18) Pembahasan η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan : η = ( 1 − 400/600) = 1/3 η = ( W / Q1 ) 1/3 = W/600 W = 200 J Soal No. 5 Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses termodinamika ditunjukkan seperti gambar berikut!
Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC sebesar…. A. 660 kJ B. 400 kJ C. 280 kJ D. 120 kJ E. 60 kJ (Sumber Soal : UN Fisika 2010 P04 No. 17) Pembahasan WAC = WAB + WBC WAC = 0 + (2 x 105)(3,5 − 1,5) = 4 x 105 = 400 kJ Soal No. 6 Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai efisiensi 40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya…..% A. 50,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
B. 52,5 C. 57,0 D. 62,5 E. 64,0 (Sumber Soal : SPMB 2004) Pembahasan Data pertama: η = 40% = 4 / 10 Tt = 400 K Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk mempermudah perhitungan: η = 1 − (Tr/Tt) 4 / 10 = 1 − (Tr/400) (Tr/400) = 6 / 10 Tr = 240 K Data kedua : Tt = 640 K Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama) η = ( 1 − Tr/Tt) x 100% η = ( 1 − 240/640) x 100% η = ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5% Soal No. 7 Perhatikan gambar berikut ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan : a) Efisiensi mesin Carnot b) Usaha mesin Carnot c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot d) Jenis proses ab, bc, cd dan da Pembahasan a) Efisiensi mesin Carnot Data : Tt = 227oC = 500 K Tr = 27oC = 300 K η = ( 1 − Tr/Tt) x 100% η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40% b) Usaha mesin Carnot η = W/Q1 4/10 = W/1200 W = 480 joule c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin Carnot Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2 d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
ab → pemuaian isotermis (volume gas bertambah, suhu gas tetap) bc → pemuaian adiabatis (volume gas bertambah, suhu gas turun)
cd → pemampatan isotermal (volume gas berkurang, suhu gas tetap) da → pemampatan adiabatis (volume gas berkurang, suhu gas naik) Soal No. 8
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule. A. 200 B. 400 C. 600 D. 800 E. 1000 Pembahasan W = Usaha (kerja) = Luas kurva siklus = Luas bidang abcda W = ab x bc W = 2 x (2 x 105) = 400 kilojoule Sejumlah gas ideal mengalami siklus seperti gambar dibawah ini, suhu dititik c = 400 K maka suhu dititik a adalah....... a. b. c. d. e.
200 K 400 K 600 K 800 K 1000 K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 Lampiran 10