KOMPETENSI MENGAJAR MATEMATIKA OLEH MAHASISWA PPL FKIP UNIVERSITAS ABULYATAMA Oleh: Sofyan Ibrahim , Ellianti dan M.Nasri Noor ABSTRAK
Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kulminasi dari program pendidikan guru yang merupakan aplikasi dari kemampuan mahasiswa dalam bentuk teori ke praktek . Mahasiswa yang melakukan PPL haruslah mempunyai kemampuan penguasaan materi dan kemampuan menyampaikan materi di dalam kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) kompetensi mengajar Matematika oleh mahasiswa PPL FKIP Abulyatama , (2) pengaruh antara nilai micro teaching dengan kompetensi mengajar dan 3) pengaruh pendapat mahasiswa tentang bimbingan guru pamong dengan kompetensi mengajar. Populasi penelitian adalah mahasiswa jurusan Matematika FKIP Ubulyatama , yang sedang melaksanakan PPL di SMA Negeri Kota Banda Aceh yang berjumlah 20 orang .Sampelnya adalah 7 orang mahasiswa pendidikan Matematika yang sedang melaksanakan PPL di berbagai SMA Kota Banda Aceh diantaranya 2 mahasiswa di SMAN 1 Banda Aceh, 2 mahasiswa di SMAN 8 Banda Aceh, 2 mahasiswa di SMAN 7 Banda Aceh dan 1 mahasiswa di SMAN 4 Banda Aceh. Instrumen penelitian adalah dokumentasi, observasi dan angket . Kegunaan dokumentasi adalah untuk mengetahui nilai micro teaching dari mahasiswa PPL. Observasi dilakukan berguna untuk mengetahui kompetensi mengajar mahasiswa PPL dan kegunaan angket adalah untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang bimbingan yang diberikan oleh guru pamong. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan guru pamong dengan kompetensi mengajar mahasiswa PPL , begitu juga ada pengaruh yang signifikan pula antara nilai micro teaching dengan kompetensi mengajar mahasiswa PPL. Adapun kontribusi yang lebih besar adalah dari nilai micro teaching
TEACHING MATHEMATICS COMPETENCE BY THE MATHEMATICS DEPARTEMENT STUDENTS ON THE TEACHING TRAINING OF FKIP UNIVERSITY ABULYATAMA
ABSTRACT The activity of teaching practice at schools is a culmunitation of teacher training program as an appplication of students achievement in form of theory to practice. Students who take teaching practice must have the knowledge of teaching material and the ability to present the material in classrom. This research is aimed to know; 1) the teaching Mathematics competence by teaching training students of FKIP Abulyatama, 2) the relationship between the score of micro teaching and teaching competence, 3) the relationship between students opnion about teaching guidance by supervisors and teaching competence. The population of this research are Mathematics Departement student , who are taking teaching training at Senior High Schools in Banda Aceh. They are twenty students. The samples are seven students , who are taking teaching training , two students at SMAN 1 Banda Aceh, two students at SMAN 8 Banda Aceh, two students at SMAN 7 Banda Aceh and one student at SMA 4 Banda Aceh. Documenatsi was used to know the PPL students’ score in micro teaching. Obesrvation was used to investigase the PPL students’ competence in teaching and the questionnaire was used to find their opinions about their supervisors .The data is analyzed by regression. The result of this research is shown that there is significance relationship between teachers guidance and students teaching training competence, and there is also the relation between the score of micro teaching and teaching competence. The biggest contribution is from score of micro teaching.
A. PENDAHULUAN Kemampuan mengajar adalah ketrampilan dan keahlian yang diperlukan serta ditampilkan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Irawan, 1997). Sedangkan kompetensi mengajar merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2003) Kompetensi mengajar dalam arti sempit adalah kemampuan mengajar mulai dari persiapan, kegiatan belajar mengajar sampai mengakhiri pengajaran dengan sebaikbaiknya. Dalam arti yang luas Kompetensi Dasar Guru yang dikembangkan oleh Tim Dosen IKIP Jakarta , guru harus mampu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran; (2) mengorganisasikan bahan belajar ; (3) memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di dalam maupun di luar lingkungan sekolah; (4) merancang, membuat dan menggunakan media pengajaran dengan tepat guna; (5) menerapkan metode mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran; (6) menggunakan assemen siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar (7) mengelola interaksi belajar mengajar yang efektif; (8) mengevaluasi diri dan kemajuan belajar siswa dan (9) mengembangkan kemampuan yang ada di dalam diri siswa (Roestiyah, 1982). Selanjutnya Houston (1972) mengatakan bahwa kompetensi mengajar adalah kemampuan untuk berbuat dalam proses belajar mengajar dan pengetahuan mengajar. Menurut hasil penelitian Turney (1973) terdapat 8 ketrampilan dasar ,mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kedelapan ketrampilan tersebut adalah ketrampilan (1) bertanya, (2) memberi penguatan, (3) mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7) mengelola kelas dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Mill (1977) dalam Irawan (1997) yang mengatakan bahwa guru yang baik adalah nyata tujuan pengajarannya, baik persiapan mengajarnya, antusias di kelas, cara mengajarnya baik dan mempunyai manajemen kelas yang baik. Untuk menjadi guru atau calon guru yang baik seperti yang diharapkan oleh Mill maka mahasiswa tersebut perlu diberikan latihan untuk menguasai kemampuan mengajar tertentu dalam proses mengajar. Adapun mata kuliah yang mampu memberikan latihan untuk menguasai kemampuan mengajar tersebut bagi calon guru adalah micro teaching. Program micro teaching adalah latihan mengajar bagi mahasiswa atau calon guru sebelum mereka menghadapi kelas yang sesungguhnya di sekolah tempat mereka melaksanakan
latihan mengajar.
Kapada calon guru diajarkan tiap-tiap komponen
mengajar atau bekal ketrampilan mengajar melalui latihan praktek secara langsung. Sebelum dinyatakan lulus maka mahasiswa lulusan LPTK harus sudah menunjukkan kinerja bahwa mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan tersebut. Adapun
tempat untuk
berlatih dan menunjukkan kemampuan tugas
kependidikan di lapangan adalah mata kuliah Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Kegiatan PPL merupakan aplikasi dari kemampuan mahasiswa dalam bentuk teori ke praktek . Mahasiswa yang melakukan PPL haruslah mempunyai kemampuan penguasaan materi dan kemampuan menyampaikan materi di dalam kelas. Ini berarti kegiatan PPL merupakan tempat untuk menyaturagakan antara teori-praktek serta isimetode. Dalam pelaksanaan PPL biasanya mahasiswa praktikan dibimbing serta dinilai oleh seorang guru pamong dan dosen pembimbing. Komponen yang dinilai meliputi rencana pembelajaran (RP), penampilan mengajar baik dalam bentuk praktek mengajar harian maupun ujian, dan komponen sosial pribadi. Kompetensi mengajar mahasiswa FKIP dipengaruhi oleh banyak factor, secara garis besar ada dua variabel pokok yang memberikan kontribusi terhadap kompetensi calon guru. Pertama, variabel eksternal yang berkenaan dengan intensitas bimbingan terhadap calon guru yang sedang mengambil program PPL. Kedua, variabel
micro
teaching yang merupakan ujung tobak yang mengantarkan mahasiswa melakukan praktek mengajar yang sebenarnya di sekolah. Selama ini diduga kompetensi mengajar mahsiswa PPL belum seperti yang diharapkan. Hasil penelitian Aswardi (2005) menemukan bahwa kompetensi mahasiswa PPL FKIP Unsyiah berada pada kategori rendah dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Keadaan tersebut di atas menunjukkan gejala masih rendahnya kompetensi mahasiswa PPL FKIP. Hal itu perlu diteliti mengapa terjadi demikian? Padahal mahasiswa tersebut sebelum diterjunkan ke sekolah untuk melaksanakan
PPL telah
mengikuti pembelajaran baik secara teori mapupun praktek (micro teaching) di kampus mereka masing-masing. Atau guru pamong yang tidak membimbing mereka secara baik selama melaksanakan PPL. Berdasarkan uraian tersebut yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah : 1) Bagaimanakah kompetensi mengajar mahasiswa PPL
FKIP Universitas
Abulyatama? 2) Adakah korelasi antara kemampuan micro teaching dengan kompetensi mengajar di kelas? 3) Bagaimanakah pendapat mahasiswa tentang bimbingan yang diberikan guru pamong serta apakah ada pengaruhnya dengan kompetensi mengajar mereka? Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui
kompetensi mengajar
mahasiswa PPL FKIP Universitas Abulyatama ; 2) Untuk mengetahui pengaruh antara kemampuan micro teaching
dengan kemampuan mengajar di kelas.; 3) Untuk
mengetahui pengaruh pendapat mahasiswa tentang bimbingan guru pamong terhadap kompetensi mengajar mereka.
B. METODE PENELITIAN Populasi penelitian adalah Pendidikan Matematika
mahasiswa FKIP Universitas Abulyatama jurusan
yang sedang melaksanakan PPL di SMA Negeri Kota Banda
Aceh yang berjumlah 20 orang. Sampel penelitiannya adalah 7 orang mahasiswa yang melaksanakan PPL di berbagai SMA Negeri Kota Banda Aceh. Ada tiga instrumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu : 1) Lembaran Observasi digunakan untuk mengukur kompetensi mengajar mahasiswa PPL melalui observasi pengamatan. 2)
Dokumentasi digunakan digunakan untuk mengetahui
perolehan nilai micro teaching yang diperoleh dari Kartu Hasil Studi (KHS) masingmasing mahasiswa yang telah mengikuti micro teaching. KHS tersebut diperoleh dari arsip pengajaran FKIP Abulyatama; 3) Angket
diberikan kepada sampel penelitian
untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang intensitas bimbingan yang diberikan oleh guru pamong sewaktu di sekolah latihan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas ; micro teaching (X1) dan bimbingan guru pamong (X2). Sedangkan variabel terikat adalah kompetensi mengajar mahasiswa PPL (X3). Untuk mengetahui pengaruh antara kemampuan micro teaching mahasiswa PPL dengan kompetensi
mengajar mereka
digunakan rumus korelasi product Moment
Pearson. Begitu juga untuk mengetahui pengaruh antara pendapat mahasiswa tentang bimbingan yang diberikan guru pamong dengan kompetensi mengajar mahasiswa FKIP di dalam kelas juga digunakan rumus korelasi product Moment Pearson.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kompetensi Mengajar Mahasiswa PPL Pendidikan Matematika Pengukuran kompetensi
mengajar mahasiswa PPL program studi Matematika
dalam melaksanakan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Instrumen yang telah dipersiapkan. Hasil olahan data tentang kompetensi mengajar tersebut dapat kita lihat dalam tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Distribusi frekwensi dan rerata skore kompetensi mengajar dalam melaksanakan pembelajaran KEGIATAN 1. Membuka Pelajaran 2. Menjelaskan 3. Meggunakan Alat bantu (media) 4. Penggunaan Metode Pembelajaran 5. Memicu dan mengelola keterlibatan siswa 6. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara kelompok 7. Bertanya dan menjawab Pertanyaan 8. Perhatian dan Penghargaan 9. Menggunakan Ekspresi lisan , tulisan , isyarat dan gerakan
KODE GURU A 2 2 1 2 1 0
B 2 2 1 1 1 0
C 2 3 1 2 2 0
D 3 2 1 2 2 0
E 2 3 1 1 1 0
F 2 2 1 2 1 0
G 3 2 1 2 2 0
RERATA SKORE 2 2,3 1 1,7 1,7 0
2 1 2
2 2 2
3 2 2
2 1 2
3 2 2
3 2 3
2 1 3
2,3 1,7 2,3
10. Mengelola waktu pembelajaran 11.Menutup Pelajaran Jumlah
3 2 1,6
3 2 1,6
3 2 2
2 3 2
3 2 1.8
2 2 1,8
3 3 2
3 2 1,8
Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa rerata skor total adalah 1,8. Dengan membandingkan angka rerata total; ini dengan kriterium penilaian maka secara umum dapat disimpulkan : a. Tingkat kompetensi
mengajar mahasiswa PPL
dalam melaksanakan pengajaran
secara keseluruhan adalah berada pada kategori cukup. Hal ini ditunjukkan oleh peroleh rerata total sebesar 1,8 b. Apabila dibandingkan rerata per komponen dengan rerata total, dapat disimpulkan bahwa: - Kompetensi mengajar mahasiswa PPL dalam 5 komponen , yaitu menggunakan alat bantu, penggunaan metode pembelajaran, memicu dan mengelola keterlibatan siswa, melaksanakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok dan
perhatian dan
penghargaan adalah relative kurang. - Kompetensi
mengajar mahasiswa PPL dalam 6 komponen, yaitu
membuka
pelajaran, menjelaskan, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengelola waktu pembelajaran , menggunakan ekspresi lisan , tulisan , isyarat dan gerakan serta menutup pelajaran adalah relative baik dalam penguasaannya. Berdasarkan hasil pengolahan di atas ,
ditemukan bahwa pada umumnya
kompetensi mengajar mahasiswa PPL dalam melaksanakan pembelajaran berkategori cukup . Tidak ada yang berkategori “sangat baik”. Padahal seharusnya pada kategori inilah yang diharapkan kemampuan calon guru dapat tercapai sehingga upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang khususnya mata pelajaran Matematika dapat ditingkatkan. 2. Pengaruh antara Bimbingan Guru Pamong dan Nilai Micro Teaching dengan Kompetensi Mengajar Setelah diperoleh data mengenai kompetensi mengajar mahasiswa PPL, bimbingan guru pamong, dan nilai micro teaching , maka data diolah menggunakan rumus korelasi Product Moment yang tujuannya
dengan
untuk mengetahui
besarnya pengaruh nilai micro teaching terhadap kompetensi mengajar mahasiswa PPL
dan juga untuk mengetahui besarnya pengaruh antara bimbingan guru pamong terhadap kompetensi mengajar mahasiswa PPL. Hasil olahan data Pearson menghasilkan
dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment
r sebesar 0,76 . Koefisien korelasi ini signifikan pada taraf
0,05. Ini berarti bahwa sebesar 57,76 % kompetensi mengajar mahaisswa PPL dapat diprediksi dari pelaksanaan micro teaching . Sedangkan koefisien korelasi antara bimbingan guru pamong dengan kompetensi mengajar sebesar 0,44. Setelah dicari determinannya , ternyata bimbingan guru pamong
31.36 % dapat membantu
meningkatkan kompetensi mengajar guru. Secara simultan sumbangan efektif R2 bimbingan guru pamong dan nilain micro teaching terhadap kompetensi mengajar guru adalah sebesar 89,12 %. Kontribusi dari prediktor bimbingan guru pamong ternyata lebih besar daripada prediktor micro teaching.
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan - Kompetensi mengajar mahasiswa PPL Pendidikan Matematika FKIP Abulyatama pada umumnya berkategori cukup. -
Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan guru pamong dan nilai micro teaching dengan kompetensi mengajar mahaisiswa. Kontribusi yang lebih besar adalah dari prediktor micro teaching.
2. Saran Dari hasil penelitian ini dapat disarankan perlu ditingkatkan lagi bimbingan dari guru pamong terhadap mahasisswa yang sedang melaksanakan PPL, khususnya bimbingan terhadap sub-sub komptensi yang masih kurang. Begitu juga pelaksanaan micro teaching pada masa yang akan datang perlu memperhatikan sub-sub kompetensi yang masih kurang sehingga mahasiswa PPL yang diterjunkan ke sekolah latihan lebih siap lagi dalam kompetensi mengajar mereka. Selanjutnya perlu diteliti variabel-varibel atau prediktor lain yang diperkirakan mempengaruhi kompetensi mengajar mahasisswa PPL.
DAFTAR PUSTAKA Azwardi. 2005. Kompetensi mahasiswa PPL FKIP Unsyiah dalam Melaksanakan Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berlandaskan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Laporan penelitian . Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala Depdikbud.1997. Buku Pegangan Program Pengamalan Lapangan (PPL). Proyek Pengembaangan Guru Sekolah Menengah. Jakarta Depdikbud. 1980. LPTK. Jakarta: Depdikbud -------------.1982.Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKM) Buku I . Rencana Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. PPL. ------------- 1982. Intrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKM) ) , Buku 2. Prosedur Mengajar. Jakarta; Depdikbud. PPL.
Irawan. 1997. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: PAU Dirjen Dikti Tim Pengajaran Mikro. 2001. Pengajaran Mikro. Banda Aceh: UP PPL FKIP Universitas Abulyatama Turney, C. 1973. Sydney Micro Skills Handbook Seroes 1-5. Sydney University Universitas Abulyatama . 2005. Pedoman PPL. FKIP Universitas Abulyatama
Sampai disini