1
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN GROUP INVESTIGATION PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD SE-KECAMATAN PANCUR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA Oleh : Sumaji PGSD FKIP Universitas Muria Kudus Email :
[email protected]
ABSTRACT The Purpose of this reseach was to find out: (1) which model gives better learning achievement, group investigation, problem based instruction or direct model, (2) which students has better achievement, student with high interest in learning, middle, or low interest in learning, and (3) in each interest in learning, which model gives better learning achievement, group investigation learning model, problem based instruction, or direct one. Research method used was quasi experimental research with factorial 3x3. Research was held in 2012/2013 and the population was class IV students of SD in Pancur. Sample was taken by technique of Stratified Cluster Random Sampling. Data was collected by method of test, documentation and questionnaire. Before using those instruments, I tried out a test in Class IV SD Criwik. Test Instrument Analysis used content validity by experts judgment and reliability of test uses KR – 20, and the test analysis consist of distinguishing and difficulty level. Questionnaire instrument test uses content validity by experts judgment, questionnaire reliability uses Cronbach Alpha, questionnaire analysis uses internal consistency test. Before data was analyzed, I do prerequisite test, that was a normality test with Liliefors method, and homogenitas test with Bartlett test. Technique of data analysis in this research uses two ways-Avana Analysis with the different cell, and it is continued by post hoc comparisons test with Scheffe’ method. Based on the data analysis, the results of this research are as follows. (1) Learning model of Problem Based Instruction gives better learning achievement of Mathematics than Group Investigation and the Direct one. Learning model of Group Investigation gives better learning achievement of Mathematics than direct leaning model, (2) Students with high interest in learning has better learning achievement of mathematics than students with middle interest in learning and the low one and students with middle interest in learning has better learning achievement of mathematics than students with the low one, and (3) The students with high, middle, and low interest in learning, learning model of Problem Based Instruction gives better learning achievement of mathematics than learning model of Group Investigation and the direct one and Learning model of Group Investigation gives better learning achievement than the direct one. Keywords: Mathematics Learning, Problem Based Instruction, Group Investigation, Intererst in Learning .
PENDAHULUAN Hasil belajar matematika siswa SD masih
rendah.
Hal
ini
dikarenakan
menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditunda
lagi,
terutama
pada
jenjang
pembelajaran masih berpusat pada siswa.
pendidikan dasar yang menjadi landasan
Siswa belum diberi kesempatan untuk
bagi
memecahkan masalah matematika. Kondisi
jenjang selanjutnya. Keberhasilan siswa
ini menunjukkan bahwa reformasi dalam
dalam belajar juga dipengaruhi minat siswa
sistem pendidikan nasional kita sudah
dalam belajar. Minat setiap siswa untuk
pengembangan
pendidikan
pada
2
menerima materi yang diberikan oleh guru
kemampuan siswa untuk merencanakan
berbeda-beda, selain itu setiap siswa juga
pembelajaran, memilih topik yang sesuai
memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh
untuk
karena itu guru harus menerapkan model
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang
pembelajaran kooperatif yang menarik,
muncul
efektif
menggunakan
dan
interaktif.
Banyak
model
Group
Investigation,
dari
permasalahan, berbagai
sumber
berpikir
dan untuk
pembelajaran kooperatif diantaranya model
bahan pembelajaran. Beberapa penelitian
pembelajaran Think Phare Share, CTL,
yang
Jigzaw, STAD, Group Investigation, dan
pengaruh
Problem
Investigation
Based
Learning.
Menurut
telah
dilakukan
model
terkait
dengan
pembelajaran
Group
terhadap
prestasi
belajar
Khanafiyah dan Yulianti (2013) Problem
matematika diantaranya adalah: (1) Eko
Based Instruction merupakan rangkaian
Susanto (2011), melakukan penelitian di
aktivitas pembelajaran yang menekankan
kelas IV SD Negeri di kabupaten Madiun.
pada
masalah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan
Sedangkan menurut Arends, (2008) model
menunjukkan bahwa model pembelajaran
pembelajaran Problem Based Instruction
Group Investigation memberikan prestasi
adalah
belajar
proses
penyelesaian
merupakan
suatu
model
lebih
baik
daripada
model
pembelajaran dimana siswa mengerjakan
pembelajaran Langsung, dan (2) Adi
permasalahan yang otentik dengan maksud
Paryanto (2011), melakukan penelitian di
untuk
kelas V SD Negeri di kabupaten Sragen.
menyusun
sendiri,
pengetahuan
mengembangkan
mereka dan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
tinggi,
menunjukkan bahwa model pembelajaran
mengembangkan kemandirian dan percaya
Group Investigation memberikan prestasi
diri.
belajar lebih baik
keterampilan
berpikir
Sedangkan Investigation
inkuiri
tingkat
model
guru
perlu
Group
daripada model
pembelajaran Langsung.
menilai
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah merupakan
2012/2013. Penelitian dilakukan di SD 1
penelitian eksperimental semu dengan
Pancur, SD Wuwur, dan SD 2 Pancur, SD
desain faktorial 3×3. Populasi penelitian
Sumberagung, SD Kalitengah, SD dan SD
adalah
Tuyuhan SD Kedung, SD
siswa kelas IV
Kecamatan Pancur
tahun
SDN sepelajaran
Johogunung,
dan SD Ngroto, dengan sampel 196 siswa.
3
Dari masing-masing sekolah diambil satu
coba instrumen dilakukan di SD Criwik
kelas secara acak sebagai kelas eksperimen
dengan responden 20 siswa. Berdasarkan
I, II dan kelas kontrol. Uji homogenitas
hasil uji validitas isi, daya beda (
menggunakan uji Bartlett, uji normalitas
tingkat kesulitan (
menggunakan
uji
reliabilitas ≥ 0,7, dari 40 butir soal yang
keseimbangan menggunakan uji anava satu
diujicobakan dieroleh 25 butir soal yang
jalan. Hasil analisis, sampel
baik. Sedangkan berdasarkan hasil uji
populasi
Lilliefors
yang
dan
berasal dari
berdistribusi
normal,
0,3), ) dan
validitas isi, reliabilitas Alpha Cronbach
mempunyai variansi yang homogen, dan
(
≥ 0,7) dan konsistensi internal
memiliki kemampuan awal yang sama.
(
0,3), dari 40 butir pernyataan yang
Metode
yang
digunakan
dalam
diujicobakan diperoleh 30 butir pernyataan
mengumpulkan data adalah : (1) metode
yang dapat digunakan untuk mengambil
angket, (2) metode dokumentasi, dan (3)
data minat belajar siswa. Uji prasyarat
metode tes. Instrumen dalam penelitian ini adalah: (1) tes
hasil belajar
analisis
dan (2)
yaitu
uji
normalitas
dengan
Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji
kuisioner angket minat siswa. Analisis
Bartlett. Dari hasil perhitungan diperoleh
data dilakukan dengan Anava dua jalan sel
prasyarat normalitas dan homogenitas
tak sama.
data, sehingga dapat dilakukan analisis
Dalam
penelitian
ini
terdapat
data
variabel terikat dan variabel bebas. Uji
menggunakan anava dua jalan
dengan sel tak sama.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama Sumber
JK
dK
RK
FObs
Fα
Keputusan
Efek Utama
A B InteraksiAB Galat Total Berdasarkan
13276,9997 2 6638,4998 44,7172 3,00 H0A ditolak 4682,8095 2 2341,4047 15,7718 3,00 H0B ditolak 384,0821 4 96,0205 0,6468 2,370 H0AB diterima 27761,1290 187 148,4552 46105,0203 195 Tabel 1 rangkuman yang dikenai pembelajaran dengan model
perhitungan anava dua jalan dengan sel tak
Problem Based Instruction, pembelajaran
sama di atas dapat disimpulkan bahwa (1)
dengan model Group Investigation dan
H0A ditolak, karena Fa = 44,7172 > 3,00
model pembelajaran Langsung materi
sehingga Fa DK, artinya ada perbedaan
pecahan, (2) H0B ditolak, karena
prestasi belajar matematika antara siswa
15,7718 > 3,00 sehingga Fb DK, artinya
Fb =
4
ada perbedaan prestasi belajar matematika
model
antara siswa yang mempunyai aktivitas
belajar siswa pada materi pecahan. H0A
belajar tinggi, siswa yang mempunyai
dan H0B ditolak, maka perlu dilakukan uji
minat belajar sedang dan
lanjut
rendah pada
pembelajaran
dengan
aktivitas
pasca anava. Sedangkan
H0AB
materi pecahan, dan (3) H0AB diterima,
diterima, maka tidak perlu dilakukan
karena Fab = 0,6468 < 2,370 sehingga Fab
komparasi pasca anava antar sel.
DK, artinya tidak ada interaksi antara Tabel 2 Rataan Antar Sel Minat belajar Tinggi (B1) Sedang (B2) Rendah (B3)
Model
Pembelajaran Problem 83,1795 Based Instruction (A1) Group Investigation 80,6667 (A2) Langsung (A3) 63,4286 Rataan Marginal
78,6479
Rataan Marginal
78,7200
69,5000
80,1111
76,3478
66,0000
73,6146
54,3529
52,4286 60,1333
55,5932
71,5077
Tabel 3 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Baris Keputusan Uji H0 H1 FObs 2F0,05;2;269 6,1405 μ1. = μ2. μ1. ≠ μ2. 2(3,00)= 6 H0 ditolak μ1. = μ3. μ1. ≠ μ3. 118,5409 2(3,00)= 6 H0 ditolak μ2. = μ3. μ2. ≠ μ3. 68,4758 2(3,00)= 6 H0 ditolak
Komparasi μ1 vs μ2. μ1 vs μ3. μ2 vs μ3.
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat
Based Instruction memberikan prestasi
disimpulkan bahwa (1) pada uji hipotesis
belajar matematika
μ1
dapat
model pembelajaran Group Investigation
yang
pada materi pecahan, (2) pada uji hipotesis
vs
μ2
H0
disimpulkan
ditolak,
ada
maka
perbedaan
lebih baik daripada
μ1 vs μ3 H0 ditolak, maka
dapat
matematika siswa yang dikenai model
disimpulkan
yang
pembelajaran Problem Based Instruction
signifikan
dan
matematika pada siswa yang dikenai
signifikan
antara
model
prestasi
pembelajaran
belajar
Group
Investigation. Berdasarkan Tabel 2 di atas,
model
rataan marginal
Instruction
untuk model Problem
ada
perbedaan
antara
prestasi
pembelajaran dan
Problem
model
belajar
Based
pembelajaran
Based Instruction adalah 80,1111 dan
Langsung. Berdasarkan Tabel 2 di atas,
model
rataan marginal
73,6146, bahwa
Group
Investigation
sehingga model
dapat
adalah
disimpulkan
pembelajaran
Problem
untuk model
Problem
Based Instruction adalah 80,1111 dan model pembelajaran Langsung adalah
5
55,5932,
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
model pembelajaran Problem
dan
model pembelajaran Langsung.
Berdasarkan
Tabel 2 di atas, rataan
Based Instruction memberikan prestasi
marginal
untuk
belajar
model
Investigation adalah 73,6146 dan model
materi
langsung adalah 55,5932, sehingga dapat
pecahan, dan (3) pada uji hipotesis μ2 vs μ3
disimpulkan bahwa model pembelajaran
H0 ditolak, maka dapat disimpulkan ada
Group Investigation memberikan prestasi
perbedaan yang signifikan antara prestasi
belajar matematika lebih baik daripada
belajar matematika siswa yang dikenai
model pembelajaran Langsung pada materi
model pembelajaran Group Investigation
pecahan.
lebih
pembelajaran
baik
daripada
Langsung
pada
model
Group
Tabel 4 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Komparasi μ1vs μ2. μ1 vs μ3. μ2 vs μ3.
H0 μ1 = μ2. μ1 = μ3. μ2 = μ3.
H1 μ1 ≠ μ2. μ1 ≠ μ3. μ2 ≠ μ3.
FObs 16,4917
75,0878 21,1027
Keputusan Uji
2F0,05;2;269 2(3,00)= 6 2(3,00)= 6 2(3,00)= 6
H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat
matematika siswa dengan minat belajar
disimpulkan bahwa (1) pada uji hipotesis
tinggi dan prestasi belajar matematika
μ1
dapat
siswa dengan minat
yang
Berdasarkan
vs
μ2
disimpulkan signifikan
H0
ditolak,
ada antara
maka
perbedaan
Tabel 2 di atas, rataan
belajar
marginal untuk minat belajar tinggi adalah
matematika siswa dengan minat belajar
78,6479 dan minat belajar rendah adalah
tinggi dan siswa dengan minat belajar
60,1333,
sedang. Berdasarkan
Tabel 2 di atas,
bahwa siswa dengan minat belajar tinggi
rataan marginal untuk minat belajar tinggi
mempunyai prestasi belajar matematika
adalah 78,6479 dan minat belajar sedang
lebih baik daripada minat belajar rendah
adalah
pada materi pecahan, (3) pada uji hipotesis
71,5077,
prestasi
belajar rendah.
sehingga
dapat
disimpulkan
μ2
belajar tinggi mempunyai prestasi belajar
disimpulkan
lebih baik daripada minat belajar sedang
signifikan
pada materi pecahan, (2) pada uji hipotesis
matematika siswa dengan minat belajar
μ1 vs μ3 H0 ditolak, maka
dapat
sedang dan siswa dengan minat belajar
disimpulkan
perbedaan
yang
rendah. Berdasarkan Tabel 2 di atas, rataan
prestasi
belajar
signifikan
antara
marginal
μ3
dapat
disimpulkan bahwa siswa dengan minat
ada
vs
sehingga
H0
ditolak,
ada antara
maka
perbedaan prestasi
dapat yang belajar
untuk minat belajar sedang
6
adalah 71,5077 dan minat belajar rendah
prestasi belajar matematika yang lebih
adalah
baik daripada siswa dengan minat belajar
60,1333,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa siswa dengan minat
rendah.
belajar sedang mempunyai prestasi belajar
Berdasarkan hasil analisis data
lebih baik daripada minat belajar rendah
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada materi pecahan.
prestasi belajar matematika pada materi
Berdasarkan hasil analisis variansi dua
jalan
disimpulkan
dengan
model pembelajaran
tidak
Problem Based Instruction memberikan
terdapat interaksi antara minat belajar
prestasi belajar matematika lebih baik
dengan
daripada
model
bahwa
pecahan
pembelajaran.
Ini
model
pembelajaran
menunjukkan bahwa perbedaan prestasi
Investigation
belajar materi pecahan dari minat belajar
pembelajaran model Group Investigation
pada masing-masing model pembelajaran
memberikan prestasi belajar matematika
mengikuti karakteristik yang ada pada efek
yang lebih baik daripada dengan model
utamanya, sehingga dapat disimpulkan
pembelajaran Langsung. Hal ini sesuai
bahwa (1) pada siswa dengan minat belajar
dengan kajian teori bahwa pada model
tinggi,
Problem
sedang
dan
rendah
model
maupun
Group
Based
Langsung,
Instruction
dan
proses
pembelajaran Problem Based Instruction
pembelajaran yang berpusat pada siswa,
memberikan prestasi belajar matematika
dilakukan suasana saling kerjasama dan
lebih baik daripada model pembelajaran
berinteraksi antar siswa dalam kelompok,
Group Investigation maupun Langsung
siswa
dan
Group
pembelajaran sehingga dapat menyerap
Investigation memberikan prestasi belajar
materi dengan baik. Pada model Group
matematika lebih baik daripada model
Investigation
pembelajaran
pada
kemampuan siswa untuk merencanakan
kelompok siswa yang dikenai model
pembelajaran, memilih topik, berpikir
pembelajaran Problem Based Instruction,
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang
group
pembelajaran
muncul dari permasalahan yang ada.
Langsung, siswa dengan minat belajar
Sedangkan model pembelajaran Langsung
tinggi mempunyai prestasi belayang lebih
memandang bahwa proses pembelajaran
baik daripada siswa dengan minat belajar
yang dilakukan sebagaimana umumnya
sedang dan rendah, sedangkan siswa
guru mengajarkan materi kepada siswanya.
dengan minat belajar sedang mempunyai
Guru
model
pembelajaran
Langsung,
Investigaton
dan
(2)
dilibatkan
guru
menstransfer
dalam
harus
ilmu
proses
menilai
pengetahuan
7
kepada siswa, sedangkan siswa pasif
masing model pembelajaran mengikuti
menunggu
(2)
karakteristik yang ada pada efek faktor A
anava dengan
(model pembelajaran), sehingga dapat
melihat rataan marginalnya pada Tabel 2
disimpulkan bahwa pada siswa dengan
dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
minat belajar tinggi, sedang dan rendah
minat belajar tinggi mempunyai prestasi
model
belajar
baik
Instruction memberikan prestasi belajar
daripada siswa dengan minat belajar
matematika lebih baik daripada model
sedang maupun rendah, dan siswa dengan
pembelajaran Group Investigation maupun
minat belajar sedang mempunyai prestasi
Langsung dan model pembelajaran Group
belajar yang lebih baik daripada siswa
Investigation memberikan prestasi belajar
dengan minat belajar
matematika lebih baik daripada model
informasi
berdasarkan
uji
dari
pasca
matematika
yang
guru,
lebih
rendah. Hal ini
pembelajaran
Problem
dikarenakan bahwa siswa yang berminat
pembelajaran Langsung.
belajar tinggi akan mempunyai perasaan
SIMPULAN DAN SARAN
senang
dalam
memperhatikan mempunyai
belajarnya
proses
pembelajaran,
dalam
pembelajaran,
dan
tinggi
dalam
diuraikan, maka dapat di simpulkan bahwa
yang
minat
(1)
perasaan
dalam
pembelajaran Problem Based Instruction
cukup
memberikan prestasi belajar matematika
konsentrasi
pembelajaran.
Based
Siswa sedang
belajarnya
sedang-sedang
konsentrasi
dalam
saja,
pembelajaran,
Berdasarkan kajian teori, analisis data perumusan
yang
masalah
Pembelajaran
lebih
baik
yang
dengan
daripada
telah
model
model
sedangkan siswa yang minat belajarnya
pembelajaran Group Investigation maupun
rendah cepat bosan dalam pembelajaran,
Langsung, dan model
hal ini sejalan dengan pendapat Slameto
Group Investigation memberikan prestasi
(2003) minat adalah suatu rasa lebih suka
belajar matematika lebih baik daripada
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
model pembelajaran Langsung, (2) siswa
aktivitas tanpa ada yang menyuruh, dan (3)
dengan minat belajar tinggi mempunyai
berdasarkan hasil analisis variansi dua
prestasi belajar matematika yang lebih
jalan disimpulkan bahwa tidak terdapat
baik daripada siswa dengan minat belajar
interaksi antara minat belajar dengan
sedang maupun rendah, dan siswa dengan
model pembelajaran. Ini menunjukkan
minat belajar sedang mempunyai prestasi
bahwa perbedaan prestasi belajar materi
belajar
pecahan dari minat belajar pada masing-
daripada siswa dengan minat belajar
pembelajaran
matematika yang lebih baik
8
rendah, (3) pada siswa dengan minat
DAFTAR PUSTAKA
belajar tinggi, sedang dan rendah model
Adi
pembelajaran Problem Based Instruction memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran Group Investigation maupun Langsung dan
model
pembelajaran
Group
Investigation memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran Langsung. Berdasarkan
kesimpulan
hasil
Paryanto. 2011. “Pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran matematika Realistik dan Group Investigation di tinjau dari Sikap Ilmiah Siswa. ”Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: PPs Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Arends, RI.2008. Learning to Teach. Belajar untuk Mengajar. Buku Dua. Edisi Ketujuh. Terjemahan Helly Prajitno Soejidno, dan Sri Mulyani Soejipto. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
penelitian disampaikan beberapa saran antara lain : (1) kepada guru: sebaiknya guru matematika mau mencoba model pembelajaran Problem Based Instruction dan Group Investigation dalam mengajar materi
pecahan,
selanjutnya
mau
melakukan refleksi untuk agar diperoleh hasil yang optimal, dan mencoba untuk materi yang lainnya,
(2) kepada siswa:
sebaiknya siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
matematika
terlibat aktif
dan memiliki
senang
sehingga
proses
berlangsung, perasaan
peneliti selanjutnya: sebelum memilih model Problem Based Instruction dan Group Investigation sebaiknya kesesuaian dan
diperhatikan.
kemampuan
Sutanto. 2011. “Pembelajaran matematika dengan cooperative Problem Solving dan Group Investigation ditinjau dari motivasi berprestasi dan sikap sosial siswa. ” Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: PPs Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Khanafiyah, S & Yulianti D. 2013. Model Problem Based Instruction pada Perkuliahan Fisika Lingkungan Untuk Mengembangkan Sikap Kepedulian Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013) : 35-42.
pembelajaran
berjalan secara optimal, dan (3) kepada
materi
Eko
siswa
perlu
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.